Download - Artikel Kejang Demam
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
1/26
REFERAT ASMA BRONKIALE
Disusun oleh :
dr. Arif Rahadian
JAKARTA 2016
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
2/26
KATA PENGANTAR
Puji, dan syukur saya panjatkan kepada Allah, karena rahmat dan karunia-Nya yang
diberikan, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan referat ini dalam memenuhi
prasyarat kenaikan jabatan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari dalam penyusunan referat ini banyak
terdapat kekurangan, maka saya dengan lapang dada menerima koreksi, kritikan dan saran
yang membangun demi terciptanya hasil yang lebih baik. Saya berharap referat ini dapat
memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan bagi penulis khususnya, dan pembaca pada
umumnya.
Jakarta, ei !"#$
Penulis
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
3/26
DAFTAR ISI
BAB I Pen!"hulu"n
%.#. &atar 'elakang (((((((((((((((((((((.(.. #
%.!. )ujuan (((((((((((((((((((((((((.... !
BAB II Tin#"un Pus$"%"
%%.#. *efinisi +ejang *emam (((((((((((((((((((.
%%.!. pidemiologi +ejang *emam (((((((((((((((((
%%.. tiologi (((((((((((((((((((((((((...
%%.. Patofisiologi +ejang *emam (((((((((((((((((..
%%./. +lasifikasi +ejang *emam ((((((((((((((.................
%%.$. anifestasi +linis (((((((((((((((((((((( $
%%.0. *iagnosis (((((((((((((((((((((((((. 1
%%.2. *iagnosis 'anding (((((((((((((((((((((... #!
%%.1. Penatalaksanaan +ejang *emam ((((((((((((((((. #
%%.#" %ndikasi Ra3at %nap (((((((((((((((((((((. #0
%%.## dukasi Pada 4rang )ua (((((((((((((((((((. #0
%%.#! Prognosis +ejang *emam ((((((((((((((((((... #2
BAB III Kesi&'ul"n (((((((((((((((((((((((((( !"
D"($") Pus$"%" ((((((((((((((((((((((((((((... !#
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
4/26
1
BAB I
PENDA*+L+AN
I1 L"$") Bel"%"n,
+ejang merupakan gangguan neurologis yang la5im pada kelompok umur pediatri dan
terjadi dengan frekuensi -$ kasus6#""" anak. +ejang ini merupakan penyebab yang paling
la5im untuk rujukan pada praktek neurologi anak. Adanya gangguan kejang tidak merupakan
diagnosis tetapi gejala suatu gangguan sistem saraf sentral 7SSS8 yang mendasari dan
memerlukan pengamatan menyeluruh dan rencana manajemen.
Sekitar ! 9 - / 9 kasus kejang demam terjadi pada anak.+ejadian ini terjadi pada
rentang usia # bulan hingga / tahun dimana insiden kejadiannya paling banyak terjadi pada
usia # - #2 bulan. %nsidensi dan pre:alensi kejadian kejang demam di tiap ; tiap negara
berbeda. %nsidensi kejang demam di Amerika Serikat dan ropa berkisar ! 9 - / 9. 'ila
dibandingkan dengan Amerika Serikat dan ropa, insidensi kejang demam di Asia meningkat
dua kali lipat. *i Jepang angka insidensi kejang demam cukup tinggi yaitu berkisar 2, ; 1
9, bahkan di al inilah yang lebih sering dikenal
orang sebagai kejang. Jadi kejang hanyalah salah satu manifestasi dari sei5ure .
+asus kejang merupakan # 9 dari kasus kega3atdaruratan. +ejang terjadi bila fungsi
otak tidak normal, mengakibatkan perubahan dalam gerakan, perilaku atau kesadaran.
'erbagai jenis kejang dapat terjadi di berbagai belahan otak dan dapat lokal 7hanya
mempengaruhi bagian tubuh8 atau umum 7mempengaruhi seluruh tubuh8. +ejang dapat
terjadi karena berbagai alasan, terutama pada anak-anak. +ejang pada bayi baru lahir bisa
sangat berbeda dibandingkan dengan kejang pada anak-anak, anak-anak sekolah dan remaja.
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
5/26
2
+ejang, terutama pada anak yang belum pernah mengalami kejang sebelumnya, bisa
menakutkan orang tua atau penyedia layanan.
I2 Tu#u"n
Tu#u"n +&u&
)ujuan umum digunakan untuk membahas tentang penyakit kejang demam secara
menyeluruh.
Tu#u"n Khusus
#. engetahui tentang kejang demam
!. engetahui komplikasi yang dapat terjadi akibat kejang demam.
. engetahui penanganan dan pencegahan yang tepat dari penyakit kejang demam.
1
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
6/26
3
BAB II
TINJA+AN P+STAKA
II1 De(inisi Ke#"n, De&"&
enurut National Institute of Health 7N%>8, kejang demam adalah suatu kejadian
pada bayi atau anak, yang biasanya terjadi pada usia bulan sampai dengan / tahun,
berhubungan dengan demam, namun tanpa bukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab
tertentu dari kejang. *efinisi ini mengeksklusi kejang dengan demam pada anak yang pernah
mengalami kejang tanpa demam.
enurut International League Against Epilepsy 7%&A8, kejang demam adalah
bangkitan kejang yang berhubungan dengan demam, tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat
atau ketidakseimbangan elektrolit akut, pada anak berusia lebih dari # bulan, yang tidak
pernah mengalami kejang tanpa demam sebelumnya.
enurut +onsensus ?nit +erja +oordinasi Neurologi %katan *okter Anak %ndonesia
7?++ Neurologi %*A% 8, kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh 7suhu rektal di atas 2@8 yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
*efinisi ini mengeksklusi anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam. +ejang disertai
demam pada bayi berumur kurang dari # bulan juga tidak termasuk dalam kejang demam.
+ejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang
berulang tanpa demam. *efinisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit saraf
seperti meningitis, ensefalitis, atau ensefalopati. +ejang pada keadaan ini mempunyai
prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan yang mendasarinya mengenai
sistem susunan saraf pusat.
II2 E'i!e&iolo,i Ke#"n, De&"&
+ejang demam terjadi pada !-9 anak berumur $ bulan - / tahun. ! +ejang demam
sederhana merupakan 2"9 diantara seluruh kejang demam, sedangkan !"9 lainnya
merupakan kejang demam kompleks./ +ejang lama terjadi pada 29 kejang demam,
sedangkan kejang berulang terjadi pada #$9 di antara anak yang mengalami kejang demam.
+ejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan dengan
perbandingan #,B#.
II- E$iolo,i
tiologi kejang demam hingga kini belum diketahui. *emamnya sering disebabkan
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
7/26
4
infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, gastroenteritis, pneumonia, bronkopneumonia,
bronkhitis, tonsilitis, dan infeksi saluran kemih.
+ejang jauh lebih sering terjadi dalam ! tahun pertama dibanding masa kehidupan
lainnya. edera intrakranial saat lahir termasuk pengaruh asfiksia dan perdarahan serta cacat
kongenital pada otak, merupakan penyebab tersering pada bayi kecil. Pada masa bayi lanjut
dan a3al masa kanak-kanak, penyebab tersering adalah infeksi akut. Penyebab yang lebih
jarang pada bayi adalah tetani, epilepsi idiopatik, hipoglikemia, tumor otak, asfiksia,
perdarahan intrakranial spontan serta trauma postnatal.
*emam yang disebabkan oleh imunisasi juga dapat mempro:okasi kejang demam.
Anak yang mengalami kejang setelah imunisasi selalu terjadi 3aktu anak sedang demam.
+ejang setelah imunisasi terutama didapatkan setelah imunisasi *)P 7pertusis8 dan morbili
7campak8.
Penyebab utama didasarkan atas bagian tubuh yang terlibat peradangan. Ada
penderita yang mengalami kelainan pada lebih dari satu bagian tubuhnya, misalnya tonsilo-
faringitis dan otitis media akut 7lihat tabel8.
Pen.e/"/ !e&"& Ju&l"h 'en!e)i$")onsilitis dan6atau faringitis #""
4titis media akut 7radang liang telinga tengah8 1#
nteritis6gastroenteritis 7radang saluran cerna8 !!
nteritis6gastroenteritis disertai dehidrasi 'ronkitis 7radang saiuran nafas8 #0
'ronkopeneumonia 7radang paru dan saluran nafas8 2
orbili 7campak8 #!
Carisela 7cacar air8 #
*engue 7demam berdarah8 #
)idak diketahui $$
Pen.e/"/ !e&"& '"!" 2 "n"% 'en!e)i$" %e#"n, !e&"&
&ahat dkk, #12 mengemukakan bah3a tingginya angka kejadian kejang demam pada
Shigellosis dan Salmonellosis mungkin berkaitan dengan efek toksik akibat racun yangdihasilkan kuman bersangkutan.
II P"$o(isiolo,i Ke#"n, De&"&
Sel dan organ otak memerlukan suatu energi yang didapat dari metabolism untuk
mempertahankan hidupnya. 'ahan baku terpenting untuk metabolism otak adalah
glukosa.sumber energy otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
4! dan air. Sifat proses ini adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan perantara
fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardio:askuler.
Sel memiliki suatu membrane dengan dua permukaan yaitu permukaan dalam dan
permukaan luar oleh ion kalium 7+ D8 dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium 7NaD8 dan
3
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
8/26
5
elektrolit lainnya, kecuali ion klorida 7l-8. Akibatnya konsentrasi kalium dalam sel neuron
tinggi dan konsentrasi natrium rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan
sebaliknya. +arena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan luar sel, maka terdapat
perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel neuron. ?ntuk menjaga
keseimbangan potensial membrane ini diperlukan energy dan bahan en5im Na-+-A)Pase
yang terdapat pada permukaan sel.
+eseimbangan potensial membrane ini dapat diubah oleh adanyaB
#. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
!. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimia3i, atau
aliran listrik dari sekitarnya.
. Perubahan patofisiologi dari membrane sendiri karena penyakit atau
keturunan.
Pada seorang anak berumur tahun sirkulasi otak mencapai $/9 dari seluruh tubuh,
dibandingkan orang de3asa yang hanya #/9. *an pada kondisi demam kenaikan suhu #@
akan mengakibatkan kenaikan metabolism basal #"-#/9 dan kebutuhan oksigen akan
meningkat !"9. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan
keseimbangan dari membrane sel neuron dan dalam 3aktu yang singkat terjadi difusi dari ion
+alium maupun ion Natrium dari membrane tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan
listrik. &epas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membrane sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter
dan terjadilah kejang.
)iap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, ini tergantung dari tinggi rendahnya
ambang kejang seorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tubuh tertentu. Pada anak
dengan ambang kejang yang rendah, dapat terjadi kejang pada suhu 2@, sedangkan pada
anak dengan ambang kejang yang tinggi kejang baru terjadi pada suhu "@ atau lebih. *ari
kenyataan ini dapatlah disimpulkan bah3a terulangnya kejang demam lebih sering terjadi
pada anak dengan ambang kejang yang rendahE sehingga pada penanggulangannya perlu
diperhatikan pada suhu berapa penderita kejang.
+ejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
meninggalkan gejala sisa. Namun pada kejang demam yang berlangsung lama 7F#/ menit8
biasanya terjadi apneu 7henti napas8, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energy untuk
kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkpnia, asidosis laktat disebabkan
oleh metabolism anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
suhu tubuh semakin meningkat disebabkan meningkatnya akti:itas otot dan selanjutnya
menyebabkan metabolisme otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas merupakan faktor
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
9/26
6
penyebab sehingga terjadi kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejang lama. Gaktor
terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga
meninggikan permeabilitas kapiler lalu timbul edema otak sehingga terjadi kerusakan sel
neuron otak.
+erusakan di daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang
berlangsung lamaE dapat menjadi HmatangI dikemudian hari sehingga terjadi serangan
epilepsi yang spontan. Jadi, jelaslah bah3a kejang demam yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi.
II3 Kl"si(i%"si Ke#"n, De&"&
enurut %katan *okter Anak %ndonesia, membagi kejang demam menjadi duaB
A. +ejang demam sederhana 7harus memenuhi semua kriteria berikut8
'erlangsung singkat
?mumnya serangan berhenti sendiri dalam 3aktu #/ menit
'angkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal
)idak berulang dalam 3aktu ! jam
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
10/26
7
'. +ejang demam kompleks 7hanya dengan salah satu kriteria berikut8
+ejang berlangsung lama, lebih dari #/ menit
+ejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului dengan kejang parsial
+ejang berulang ! kali atau lebih dalam ! jam, anak sadar kembali di antara
bangkitan kejang.
+ejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari #/ menit atau kejang berulang
lebih dari ! kali dan diantara bangkitan anak tidak sadar. +ejang fokal adalah kejang parsial
satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial. +ejang berulang adalah kejang !
kali atau lebih dalam # hari, diantara ! bangkitan kejang anak sadar. +ejang berulang terjadi
pada #$ 9 diantara anak yang mengalami kejang demam.
enurut Livingstone4 membagi kejang demam menjadi dua B
#. +ejang demam sederhana
K ?mur anak ketika kejang antara $ bulan L tahun +ejang berlangsung hanya
sebentar saja, tak lebih dari #/ menit
K +ejang bersifat umum, frekuensi kejang bangkitan dalam # th tidak F kali
K +ejang timbul dalam #$ jam pertama setelah timbulnya demam
K Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
K Pemeriksaan < yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
#. pilepsi yang dipro:okasi demam
K +ejang lama dan bersifat lokal
K ?mur lebih dari $ tahun
K Grekuensi serangan lebih dari kali 6 tahun
K < setelah tidak demam abnormal
enurut sub bagian syaraf anak G+-?% membagi tiga jenis kejang demam, yaitu B
#. +ejang demam kompleks
K ?mur kurang dari $ bulan atau lebih dari / tahun
K +ejang berlangsung lebih dari #/ menit
K +ejang bersifat fokal6multipel
K *idapatkan kelainan neurologis
K < abnormal
K Grekuensi kejang lebih dari kali 6 tahun
K )emperatur kurang dari 1℃
!. +ejang demam sederhana
K +ejadiannya antara umur $ bulan sampai dengan / tahun
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
11/26
8
K Serangan kejang kurang dari #/ menit atau singkat
K +ejang bersifat umum 7tonik6klonik8
K )idak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejang
K Grekuensi kejang kurang dari kali 6 tahun
K )emperatur lebih dari 1℃
. +ejang demam berulang
K +ejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lainB
• ?sia #/ bulan saat kejang demam pertama
• Ri3ayat kejang demam dalam keluarga
•
+ejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal
• Ri3ayat demam yang sering
• +ejang pertama adalah kejang demam kompleks
II6 M"ni(es$"si Klinis
)erjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan
kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf
pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkitis, furunkulosis, dan lain-lain. Serangan
kejang biasanya terjadi dalam ! jam pertama se3aktu demam, berlangsung singkat dengan
sifat bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-klonik bilateral, tonik, klonik, fokal atau
akinetik. 'entuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti mata terbalik ke atas dengan
disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan semakin berulang tanpa didahului kekakuan atau
hanya sentakan atau kekakuan fokal.
Secara umum, gejala klinis kejang demam adalah sebagai berikutB
*emam 7terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba8
+ejang tonik-klonik atau grand mal
Penurunan kesadaran yang berlangsung selama " detik-/ menit 7hampir selalu terjadi
pada anak-anak yang mengalami kejang demam8
Postur tonik
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
12/26
9
yanosis
Setelah mengalami kejang biasanyaB
Akan kembali sadar dalam 3aktu beberapa menit atau tertidur selama # jam atau lebih.
)erjadi amnesia dan sakit kepala.
engantuk
&inglung
Jika kejang tunggal berlangsung kurang dari / menit, maka kemungkinan terjadinya
cedera otak atau kejang menahun adalah kecil.
II Di",nosis
&angkah diagnostik untuk kejang demam adalahB
Anamnesis
a. Adanya kejang, sifat kejang, bentuk kejang, kesadaran selama dan setelah kejang,
durasi kejang, suhu sebelum6saat kejang, frekuensi, inter:al antara ! serangan kejang,
penyebab demam di luar susunan saraf pusat.
b. Ri3ayat demam sebelumnya 7sejak kapan, timbul mendadak atau perlahan, menetap
atau naik turun8.
c. Ri3ayat kejang sebelumnya 7kejang disertai demam maupun tidak disertai demam
atau epilepsi8.
d. Ri3ayat gangguan neurologis 7menyingkirkan diagnosis epilepsi8.
e. Ri3ayat trauma kepala.
f. Ri3ayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga.
g. enentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam 7%SPA, 4A, dan lain-lain8.
h. Singkirkan penyebab kejang lainnya.
Pemeriksaan Gisik dan NeurologisPemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalahB
a. )anda :ital terutama suhu tubuh
b. anifestasi kejang yang terjadi
c. Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau molase kepala
berlebihan
d. Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya
demam
e. )anda peningkatan tekanan intrakranial
f. )anda infeksi di luar SSP Pemeriksaan neurologis antara lainB
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
13/26
10
)ingkat kesadaran
)anda rangsang meningeal
)anda refleks patologis
?mumnya pada kejang demam tidak dijumpai adanya kelainan neurologis, termasuk
tidak ada kelumpuhan ner:i kranialis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang
demam, di antaranyaB
a Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi lengkap, gula darah, elektrolit, kalsium serum, urinalisis, biakan darah, urin atau feses.Pemeriksaan laboratorium tidak dianjurkan dan dikerjakan
untuk menge:aluasi sumber infeksi. Pasien dengan keadaan diare, muntah dan gangguan
keseimbangan cairan dapat diduga terdapat gangguan metabolisme akut, sehingga
pemeriksaan elektrolit diperlukan. Pemeriksaan labratorium lain perlu dilakukan untuk
mencari penyebab timbulnya demam.
b Pungsi lumbal
Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal yang dilakukan untuk
menyingkirkan meningitis, terutama pada pasien kejang demam pertama. Pada bayi-bayi
kecil seringkali gejala meningitis tidak jelas, sehingga pungsi lumbal harus dilakukan pada
bayi berumur kurang dari $ bulan dan dianjurkan untuk yang berumur kurang dari #2 bulan.
'erdasarkan penelitian, cairan serebrospinal yang abnormal umumnya diperoleh pada anak
dengan kejang demam yangB
emiliki tanda peradangan selaput otak 7contohB kaku kuduk8
engalami complex partial seizure
+unjungan ke dokter dalam 2 jam sebelumnya 7sudah sakit dalam 2 jam sebelumnya8
+ejang saat tiba di %
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
14/26
11
dianjurkan untuk dilakukan.
Pada bayi kecil, klinis meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan
dengan ketentuan sebagai berikut B
#. 'ayi #! bulan B diharuskan
!. 'ayi antara #! ; #2 bulan B diannjurkan.
,. 'ayi F #2 bulan B tidak rutin, kecuali bila ada tanda-tanda meningitis.
'ila secara klinis yakin bukan meningitis, maka tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
%ndikasi Pungsi &umbalB
Jika ada kecurigaan klinis meningitis
+ejang demam pertama
Pasien telah mendapat antibiotik
Adanya paresis atau paralisis
c lectroencephalography 7
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
15/26
12
+emungkinan lesi struktural otak 7mikrocephal, spastik8
Paresis ner:us C%
Papil edema
Ri3ayat atau tanda klinis trauma
*iagnosis kejang demam ditegakkan berdasarkan kriteria &i:ingston yang telah
dimodifikasi, yang merupakan pedoman yang dipakai oleh Sub 'agian Saraf Anak %+A
G+?%-RS Jakarta, yaituB
#. ?mur anak ketika kejang antara $ bulan ; $ tahun
!. +ejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih dari #/ menit
. +ejang bersifat umum
. +ejang timbul #$ jam pertama setelah timbulnya demam
/. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal
$. Pemeriksaan < yang dibuat setidaknya # minggu setelah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan.
0. Grekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi kali
II5 Di",nosis B"n!in,
*iagnosis banding kejang demam antara lain penyakit infeksi pada sistem susunan
saraf pusat seperti meningitis, ensefalitis dan abses otak.
KlinisL"/ Ense("li$is Menin,i$is Menin,i$is Menin,i$is Ke#"n, De&"&*e)'es B"7$e)i"l6 Tu/e)%ulos" 8i)us
Si&'le%s Pu)ulen$"
A3itan Akut Akut +ronik Akut Akut
*emam 0 hari 0 hari F0 hari 0 hari 0 hari
)ipe kejang Gokal6umum ?mum ?mum ?mum ?mum6fokal
Singkat6lama Singkat Singkat Singkat &amaF#/
menit+esadaran Sopor-koma Apatis-somnolen Somnolen-sopor Sadar-apatis Somnolen
Pemulihan
kesadaran &ama epat &ama epat epat
)anda
rangsang - DD6- DD6- D6- -
meningeal
)ekanan Sangat Sangat Normal Normal
intrakranial meningkat eningkat meningkat
DDD
Paresis DDD6- D6- - -
Pungsi Jernih +eruh6opalesen Jernih6Oanto Jernih Jernih
lumbal Normal6limfo Segmenter6limf &imfo6segmen Normal Normal
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
16/26
13
tiologi Cirus >S 'akteri .)uberculosis Cirus *i luar SSP
Anti )' Penyakit dasar
)erapi Anti:irus Antibiotik Simtomatik
II Pen"$"l"%s"n""n Ke#"n, De&"&
*alam Penanggulangan +ejang demam ada faktor yang perlu dikerjakan yaitu B
#. emberantas kejang secepat mungkin
!. Pengobatan penunjang
. emberikan pengobatan rumatan
. encari dan mengobati penyebab
1 Me&/e)"n$"s %e#"n, se7e'"$ &un,%in
)atalaksana Penghentian kejang akut dilaksanakan sebagai berikutB
*irumah6prehospital
Penanganan kejang dirumah dapat dilakukan oleh orangtua dengan pemberian
dia5epam per rektal dengan dosis ",-",/mg6kg'' atau secara sederhana bila berat
badan #"kg B /mg sedangkan berat badan F#"kg B #" mg. Pemberian dirumah
maksimum !kali dengan inter:al / menit. 'ila kejang masih berlanjut ba3alah pasien
ke klinik6rumah sakit terdekat.
*irumah sakit
Saat tiba diklinik6rumah sakit,bila belum terpasang cairan intra:ena,dapat diberikan
dia5epam per rektal ulangan # kali sebelum mencari akses :ena. Sebelum dipasang
cairan intra:ena sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah tepi,elektrolit dan gula darah
sesuai indikasi. 'ila terpasang cairan intra:ena, berikasn fenitoin %C dengan dosis
!"mg6kg'' dilarutkan dalam Nal ",19 diperikan perlahan-lahan dengan kecepatan
pemberian /"mg6menit. 'ila kejang belum teratasi,dapat diberikan tambahan fenitoin
%C #"mg6kg. 'ila kejang teratasi,lanjutkan pemberian fenitoin %C setelah #! jam
kemudian dengan rumatan /-0mg6kg6hari dibagi dalam ! dosis. 'ila kejang belum
teratasi,berikan fenobarbital %C dengan dosis maksimum #/-!"mg6kg dengan
kecepatan pemberian #""mg6menit. A3asi dan atasi kelainan metabolik yang ada. Jika
kejang berhenti,lanjutkan dengan pemberian fenobarbital %C rumatan -/ mg6kg6hari
dalam ! dosis #! jam kemudian.
Pera3atan intensif-rumah sakit
'ila kejang belum berhenti,dilakukan intubasi dan pera3atan diruang intensif. *apatdiberikan salah satu diba3ah ini B
ida5olam ",!mg6kg diberikan perlahan-lahan,diikuti infus mida5olam ",""#- ",""!
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
17/26
14
mg6kg6menit selama #!-! jam
Propofol #mg6kg selama / menit,dilanjutkan dengan #-/mg6kg6jam diturunkan setelah
#!-! jam
Pentobarbital /-#/mg6kg dalam # jam, dilanjutkan dengan ",/-/mg6kg6jam
ara Pemberian obat antikon:ulsan pada tatalaksana kejangB
*ia5epam
*osis maksimum pemberian dia5epam rektal #" mg,dapat diberikan ! kali dengan
inter:al /-#" menit.
Sediaan %C tidak perlu diencerkan,maksimum sekali pemberian #" mg dengan
kecepatan makasimum !mg6menit,dapat diberikan !- kali dengan inter:al / menit.Genitoin
*osis inisial maksimum adalah #"""mg 7"mg6kgbb8
Sediaan %C diencerkan dengan Nal ",19 #"mg6#cc Nal
",19 +ecepatan pemberian %C B # mg6kg6menit, maksimum
/"mg6menit
Jangan encerkan dengan cairan yang mengandung deOtrose,karena akan
menggumpal Sebagian besar kejang berhenti dalam 3aktu #/-!" menit setelah pemberian
*osis rumatan B #!-! jam setelah dosis inisial
fek samping B aritmia, hipotensi, kolaps kardio:askular pada pemberian %C yang
terlalu cepat.
Genobarbital
Sudah ada sediaan %C,sediaan % tidak boleh diberikan %C *osis inisial maksimum$""mg 7!"mg6kgbb8
+ecepatan pemberian #mg6kg6menit,maksimum #""mg6menit *osis rumat B #!-!
jam setelah dosis inisial
fek samping B hipotensi dan depresi napas, terutama jika diberikan setelah obat
golongan ben5odia5epin
2 Pen,o/"$"n Penun#"n,Pengobatan penunjang dapat dilakukan dengan memonitor jalan nafas,
pernafasan, sirkulasi dan memberikan pengobatan yang sesuai. Sebaiknya semua
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
18/26
15
pakaian ketat dibuka, posisi kepala dimiringkan untuk mencegah aspirasi lambung.
Penting sekali mengusahakan jalan nafas yang bebas agar oksigenasi terjamin, kalau
perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi. Pengisapan lender dilakukan secara teratur
dan pengobatan ditambah dengan pemberian oksigen. airan inta:ena sebaiknya
diberikan dan dimonitor
sekiranya terdapat kelainan metabolik atau elektrolit. Gungsi :ital seperti kesadaran, suhu,
tekanan darah, pernafasan dan fungsi jantung dia3asi secara ketat.
Pada demam, pembuluh darah besar akan mengalami :asodilatasi, manakala
pembuluh darah perifer akan mengalami :asokontrisksi. +ompres es dan alkohol tidak
lagi digunakan karena pembuluh darah perifer bisa mengalami :asokontriksi yang
berlebihan sehingga menyebabkan proses penguapan panas dari tubuh pasien menjadi
lebih terganggu. +ompres hangat juga tidak digunakan karena 3alaupun bisa
menyebabkan :asodilatasi pada pembuluh darah perifer, tetapi sepanjang 3aktu anak
dikompres, anak menjadi tidak selesa karena dirasakan tubuh menjadi semakin panas,
anak menjadi semakin re3el dan gelisah. enurut penelitian, apabila suhu penderita
tinggi 7hiperpireksi8, diberikan kompres air biasa. *engan ini, proses penguapan bisa
terjadi dan suhu tubuh akan menurun perlahan-lahan.
'ila penderita dalam keadaan kejang obat pilihan utama adalah dia5epam yang
diberikan secara per rektal, disamping cara pemberian yang mudah, sederhana dan efektif
telah dibuktikan keampuhannya. >al ini dapat dilakukan oleh orang tua atau tenaga lain
yang mengetahui dosisnya. *osis tergantung dari berat badan, yaitu berat badan kurang
dari #" kg diberikan / mg dan berat badan lebih dari #" kg rata-rata pemakaiannya ",-
",$ mg6+g''. +emasan terdiri atas / mg dan #" mg dalam rectiol. 'ila kejang tidak
berhenti dengan dosis pertama, dapat diberikan lagi setelah #/ menit dengan dosis yang
sama.
?ntuk mencegah terjadinya udem otak diberikan kortikosteroid yaitu dengan dosis
!"-" mg6kg''6hari dibagi dalam dosis.
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
19/26
16
)odd,palsi serebral, retradasi mental,hidrosefalus.
+ejang fokal
Atau pengobatan rumatan dipertimbangkan jika B
+ejang berulang ! kali6lebih dalam ! jam +ejang demam terjadi pada bayi kurang dari #! bulan
+ejang demam F6 kali per tahun.
Pengobatan ini dibagi atas dua bagian, yaituB
Profilaksis intermitten
?ntuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari, penderita kejang demam
diberikan obat campuran anti kon:ulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada
anak selama episode demam. Antipiretik yang diberikan adalah paracetamol dengan dosis#"- #/mg6kg6kali diberikan kali sehari atau ibuprofen dengan dosis /-#"mg6kg6kali, -
kali sehari. Antikon:ulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan untuk mencegah
terulangnya kejang demam ialah dia5epam, baik diberikan secara rectal dengan dosis /
mg pada anak dengan berat di ba3ah #"kg dan #" mg pada anak dengan berat di atas
#"kg, maupun oral dengan dosis ", mg6kg setiap 2 jam. Profilaksis intermitten ini
sebaiknya diberikan sampai kemungkinan anak untuk menderita kejang demam sedehana
sangat kecil yaitu sampai sekitar umur tahun. Genobarbital, karbama5epin dan fenition
pada saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.
Profilaksis jangka panjang
Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin terdapatnya dosis teurapetik yang
stabil dan cukup di dalam darah penderita untuk mencegah terulangnya kejang di
kemudian hari. 4bat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialahB
# Genobarbital
*osis -/ mg6kg''6hari. fek samping dari pemakaian fenobarbital jangka panjang
ialah perubahan sifat anak menjadi hiperaktif, perubahan siklus tidur dan kadang-
kadang gangguan kognitif atau fungsi luhur.
! Sodium :alproat 6 asam :alproat
*osisnya ialah !"-" mg6kg''6hari dibagi dalam dosis. Namun, obat ini harganya
jauh lebih mahal dibandingkan dengan fenobarbital dan gejala toksik
berupa rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis.
Genitoin
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
20/26
17
*iberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkan gangguan sifat berupa
hiperaktif sebagai pengganti fenobarbital. >asilnya tidak atau kurang memuaskan.
Pemberian antikon:ulsan pada profilaksis jangka panjang ini dilanjutkan sekurang-
kurangnya tahun seperti mengobati epilepsi.
enghentikan pemberian antikon:ulsi kelak harus perlahan-lahan dengan jalan
mengurangi dosis selama atau $ bulan. 4bat rumatan yang diberikan selama
pera3atan adalah fenitoin dan fenobarbital. Jika pada tatalaksana kejang,kejang
berhenti dengan fenitoin,lanjutkan rumatan dengan dosis /-0 mg6kg''6hari dibagi
dalam ! dosis. Jika pada tatalaksana kejang, kejang berhenti dengan feobarbital,
lanjutkan rumatan dengan dosis -/mg6kg''6hari dalam ! dosis.
Jika pada tatalaksana kejang, kejang berhenti dengan dia5epam, tergantung dengan
etiologi yang dapat dikoreksi secara cepat 7hipoglikemia, kelainan elektrolit,
hipoksia8 mungkin tidak memerlukan terapi rumatan.
Jika penyebab infeksi SSP 7ensefalitis dan meningitis8, perdarahan
intrakranial,mungkin diperlukan terapi rumat selama pera3atan. *apat diberikan
fenobarbital dengan dosis a3al 2-#"mg6kgbb6hari dibagi dalam ! dosis selama ! hari,
dilanjutkan dengan dosis -/mg6kg''6hari sampai resiko berulangnya kejang tidak
ada. Jika etiologinya epilepsi, lanjutkan obat antiepilepsi dengan menaikan dosis.
&anjutan pengobatan ini tergantung daripada kondisi pasien.
Men7")i !"n &en,o/"$i 'en.e/"/
Penyebab dari kejang demam baik sederhana maupun kompleks biasanya infeksi
traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat
dan kuat perlu untuk mengobati infeksi tersebut. Secara akademis pada anak dengan
kejang demam yang datang untuk pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan
pungsi lumbal. >al ini perlu untuk menyingkirkan faktor infeksi di dalam otak misalnya
meningitis. Apabila menghadapi penderita dengan kejang lama, pemeriksaan yang
intensif perlu dilakukan, yaitu pemeriksaan pungsi lumbal, darah lengkap, misalnya gula
darah, kalium, magnesium, kalsium, natrium, nitrogen, dan faal hati.
II10 In!i%"si R"9"$ In"'
Pasien kejang demam dira3at di rumah sakit pada keadaan berikutB
a. +ejang demam kompleks
b. >iperpireksia
c. ?sia di ba3ah $ bulan
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
21/26
18
d. +ejang demam pertama
e. *ijumpai kelainan neurologis
II11 E!u%"si P"!" O)"n, Tu"
+ejang selalu merupakan peristi3a menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang
sebagian besar orang tua beranggapan bah3a anaknya telah meninggal. +ecemasan ini harus
dikurangi dengan cara yang diantaranya B
eyakinkan bah3a kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik
emberitahukan cara penanganan kejang
emberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Pemberian obat untu mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya
efek samping obat
"e#erapa hal yang harus di$er%a$an #ila $em#ali $e%ang
)etap tenang dan tidak panik
+endorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
'ila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. 'ersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung. Malaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan
memasukkan sesuatu kedalam mulut.
?kur suhu, obser:asi dan catat lama dan bentuk kejang
)etap bersama pasien selama kejang
'erikan dia5epam rektal. *an jangan diberikan bila kejang telah berhenti
'a3a kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung / menit atau lebih.
II12 P)o,nosis Ke#"n, De&"&
&emung$inan mengalami $ecacatan atau $elainan neurologis
+ejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya
normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian
kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang
berulang baik umum atau fokal.
&emung$inan mengalami $ematian
+ematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
22/26
19
&emung$inan #erulangnya $e%ang demam
+ejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Gaktor resiko
berulangnya kejang demam adalahB
Ri3ayat kejang demam dalam keluarga
?sia kurang dari #! bulan
)emperatur yang rendah saat kejang
epatnya kejang setelah demam
'ila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 2"9,
sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya
#"-#/9. +emungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.
'a$tor resi$o ter%adinya epilepsi
Gaktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. Gaktor resiko menjadi
epilepsi adalah B
+elainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
+ejang demam kompleks
Ri3ayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
asing-masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi sampai -
$9, kombinasi dari faktor resiko tersebut meningkatkan kemungkianan epilepsi mejadi #"-
19 7le:el %%-!8. +emungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemebrian obat
rumat pada kejang demam.
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
23/26
20
BAB III
KESIMP+LAN
+ejang demam 7menurut ?++ Neurologi %*A%8 adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh 7suhu rektal di atas 2@8 yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium. *efinisi ini mengeksklusi anak yang pernah mengalami kejang
tanpa demam. +ejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari # bulan juga tidak
termasuk dalam kejang demam. 'erdasarkan +onsensus ?++ Neurologi %*A%, kejang
demam diklasifikasikan menjadi kejang demam sederhana 7 simple fe#rile seizure8 dan
kejang demam kompleks 7complex fe#rile seizure8.
+ejang demam terjadi pada !-9 anak berumur $ bulan - / tahun. +ejang demam
sederhana merupakan 2"9 diantara seluruh kejang demam, sedangkan !"9 lainnya
merupakan kejang demam kompleks. +ejang demam lebih sering terjadi pada anak laki-
laki daripada perempuan dengan perbandingan #,B#.
+ejang demam umumnya disebabkan oleh infeksi dan :aksinasi yang
mempresipitasi terjadinya demam. Gaktor genetik juga berkontribusi terhadap terjadinya
kejang demam. +ejang demam terjadi akibat lepasnya muatan listrik secara berlebihan
sebagai akibat perubahan membran potensial. Perubahan ini diakibatkan oleh
meningkatnya metabolisme basal dan kebutuhan oksigen karena demam.
*iagnosis kejang demam ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. )atalaksana kejang yaitu memberantas kejang secepat
mungkin, pengobatan penunjang,memberikan pengobatan rumatan dan mencari dan
mengobati penyebab. Prognosis kejang demam umumnya baik. +ecacatan atau kelainan
neurologis dan kematian tidak pernah dilaporkan. +emungkinan berulangnya kejang
demam adalah sebesar #"-#/9.+emungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari
sebesar /9.
20
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
24/26
21
DAFTAR P+STAKA
• +undu ot )opik %n Pediateric %% B +ejang Pada
Anak. etakan ke!. 'alai Penerbit G+?%. Jakarta !""0.
• 'ehrman, Richard ., Robert . +liegman., >al '. Jenson. Nelson %lmu +esehatan
Anak B +ejang *emam. #2 edition.
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
25/26
22
-
8/16/2019 Artikel Kejang Demam
26/26
23