147717065 lp kejang demam

29
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ASTER RS MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO SOBIHIN, S.Kep NIM. N1A 207014 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

Upload: aries-pratama

Post on 28-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 147717065 LP Kejang Demam

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM

DI RUANG ASTER RS MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

SOBIHIN, S.Kep

NIM. N1A 207014

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2007

Page 2: 147717065 LP Kejang Demam

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak merupakan hal yang penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain

sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus

bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh

sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam.

Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering

dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu

tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.

Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul

infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229).

Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan

sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah

menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada laki-laki

daripada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan

maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2000;72-

73).

Faktor yang penting pada kejang demam ialah demam, umur, genetik,

riwayat prenatal, danperinatal. Demam pada kejang demam sering disebabkan oleh

infeksi saluran nafas atas, otitis media, pnemunia, gastroenteritis, dan infeksi

traktus urinarius. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang paling tinggi.

Kadang-kadang pada demam yang tidak begitu tinggi sudah dapat menimbulkan

kejang. Pada anak yang demikian biasanya mempunyai risiko tinggi terjadi

kekambuhan kejang.

Peran perawat dalam menghadapi pasien dengan kejang saat pertama kali

adalah mengidentifikasi atau mengkaji keaqdaan pasien dan kejang yang dialami

pasien. Adanya informasi yang mendukung tegaknya diagnosa medis atau

keperawatan sangat tergantung juga pada skai mata saat kejang menyerang pasien

(onset kejang). Data dari saksi tersebut dapat mendeskripsikan secara spesifik oleh

perawat dan mempermudah penanganan pertama kali dalam menangani

kedaruratan.

Page 3: 147717065 LP Kejang Demam

B. TUJUAN

Tujuan Umum

Diperolehnya pengetahuan atau gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada

kasus Kejang Demam.

Tujuan Khusus

• Mampu melakukan pengkajian yaitu mengumpulkan data

subyektif dan data obyektif pada pasien dengan kejang demam.

• Mampu menganalisa data yang diperoleh

• Mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien dengan

kejang demam

• Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien

dengan kejang demam

• Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan

rencana yang ditentukan.

• Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan

II. KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN

Kejang demam atau febrile convulsion ialah bangkitan kejang yang terjadi

pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses

ekstrakranium (Ngastiyah, 1997:229).

B. ETIOLOGI

Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan

yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar susunan syaraf pusat

misalnya : tonsilitis ostitis media akut, bronchitis, dll

C. TANDA DAN GEJALA

Serangan kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam,

berlangsung singkat dengan sifat bangkitan kejang dapat berbentuk tonik-klonik,

tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang

berhenti anak tidak memberi reaksi apapun sejenak tapi setelah beberapa detik atau

menit anak akan sadar tanpa ada kelainan saraf.

Di Subbagian Anak FKUI RSCM Jakarta, kriteria Livingstone dipakai

sebagai pedoman membuat diagnosis kejang demam sederhana, yaitu :

Page 4: 147717065 LP Kejang Demam

• Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun

• Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit

• Kejang bersifat umum

• Kejang timbul dalam 16 jam pertamam setelah timbulnya demam

• Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal

• Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya satu minggu sesudah suhu normal

tidak menunjukkan kelainan

• Frekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak melebihi empat kali

Page 5: 147717065 LP Kejang Demam

D. PATOFISIOLOGI/PAHTWAY

Page 6: 147717065 LP Kejang Demam

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tergantung sarana yang tersedia dimana pasien dirawat, pemeriksaannya

meliputi :

1. Darah

Glukosa Darah : Hipoglikemia merupakan predisposisi kejang (N < 200

mq/dl)

BUN : Peningkatan BUN mempunyai potensi kejang dan merupakan

indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.

Elektrolit : K, Na

Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang

Kalium ( N 3,80 – 5,00 meq/dl )

Natrium ( N 135 – 144 meq/dl )

2. Cairan Cerebo Spinal : Mendeteksi tekanan abnormal dari CCS tanda infeksi,

pendarahan penyebab kejang.

3. Skull Ray : Untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan

adanya lesi

4. Tansiluminasi : Suatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan UUB

masih terbuka (di bawah 2 tahun) di kamar gelap

dengan lampu khusus untuk transiluminasi kepala.

5. EEG : Teknik untuk menekan aktivitas listrik otak melalui

tengkorak yang utuh untuk mengetahui fokus aktivitas

kejang, hasil biasanya normal.

6. CT Scan : Untuk mengidentifikasi lesi cerebral infaik hematoma,

cerebral oedem, trauma, abses, tumor dengan atau tanpa

kontras.

Page 7: 147717065 LP Kejang Demam

F. PENATALAKSANAAN

Dalam penaggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan,

yaitu :

Pemberantasan kejang secepat mungkin

Pemberantasan kejang di Sub bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI

sebagai berikut :

Apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang, maka :

1. Segera diberikan diazepam intravena dosis rata-rata 0,3 mg/kg

Atau

diazepam rectal dosis 10 kg : 5 mg

bila kejang tidak berhenti ≥ 10 kg : 10 mg

tunggu 15 menit

dapat diulang dengan cara/dosis yang sama

kejang berhenti

berikan dosis awal fenobarbital

dosis : neonatus : 30 mg I.M

1 bulan – 1 tahun : 50 mg I.M

1 tahun : 75 mg I.M

2. Bila diazepam tidak tersedia, langsung memakai fenobarbital

dengan dosis awal dan selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.

Pengobatan penunjang

Pengobatan penunjang saat serangan kejang adalah :

1. Semua pakaian ketat dibuka

2. Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung

3. Usahakan agar jalan napas bebasuntuk menjamin kebutuhan oksigen

4. Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen

Pengobatan rumat

Fenobarbital dosis maintenance : 8-10 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari pertama,

kedua diteruskan 4-5 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari berikutnya.

Mencari dan mengobati penyebab

Penyebab kejang demam adalah infeksi respiratorius bagian atas dan astitis media

akut. Pemberian antibiotik yang adekuat untuk mengobati penyakit tersebut. Pada

pasien yang diketahui kejang lama pemeriksaan lebih intensif seperti fungsi lumbal,

Page 8: 147717065 LP Kejang Demam

kalium, magnesium, kalsium, natrium dan faal hati. Bila perlu rontgen foto tengkorak,

EEG, ensefalografi, dll.

G. KOMPLIKASI

1. Kejang berulang

2. epilepsi

3. Hemiparese

4. Gangguan mental dan belajar

H. PROGNOSA

Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosisnya baik dan tidak

perlu menyebabkan kematian, resiko seorang anak sesudah menderita kejang demam

tergantung faktor :

• Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga

• Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf

sebelum anak menderita kejang

• Kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal

Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor tersebut di atas, di kemudian hari

akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar 13 %, dibanding bila hanya

terdapat satu atau tidak sama sekali faktor tersebut, serangan kejang tanpa demam

2%-3% saja (“Consensus Statement on Febrile Seizures 1981”).

III. KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah pendekatan sistemik untuk mengumpulkan data dan menganalisa,

sehingga dapat diketahui kebutuhan perawatan pasien tersebut. (Santosa. NI, 1989,

154)

Langkah-langkah dalam pengkajian meliputi pengumpulan data, analisa dan sintesa

data serta perumusan diagnosa keperawatan. Pengumpulan data akan menentukan

kebutuhan dan masalah kesehatan atau keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik,

psikososial dan lingkungan pasien. Sumber data didapatkan dari pasien, keluarga,

teman, team kesehatan lain, catatan pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.

Metode pengumpulan data melalui observasi (yaitu dengan cara inspeksi, palpasi,

auskultasi, perkusi), wawancara (yaitu berupa percakapan untuk memperoleh data

yang diperlukan), catatan (berupa catatan klinik, dokumen yang baru maupun yang

lama), literatur (mencakup semua materi, buku-buku, masalah dan surat kabar).

Pengumpulan data pada kasus kejang demam ini meliputi :

Page 9: 147717065 LP Kejang Demam

Data subyektif

1. Biodata/Identitas

Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin.

Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial anak

meliputi nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan,

alamat.

2. Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit yang diderita sekarang tanpa kejang ditanyakan :

Apakah betul ada kejang ?

Diharapkan ibu atau keluarga yang mengantar dianjurkan menirukan gerakan

kejang si anak

Apakah disertai demam ?

Dengan mengetahui ada tidaknya demam yang menyertai kejang, maka diketahui

apakah infeksi infeksi memegang peranan dalam terjadinya bangkitan kejang.

Jarak antara timbulnya kejang dengan demam..

Lama serangan

Seorang ibu yang anaknya mengalami kejang merasakan waktu berlangsung lama.

Lama bangkitan kejang kita dapat mengetahui kemungkinan respon terhadap

prognosa dan pengobatan.

Pola serangan

Perlu diusahakan agar diperoleh gambaran lengkap mengenai pola serangan

apakah bersifat umum, fokal, tonik, klonik ?

Apakah serangan berupa kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti epilepsi

mioklonik ?

Apakah serangan berupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan kesadaran

seperti epilepsi akinetik ?

Apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan flexi sementara tangan

naik sepanjang kepala, seperti pada spasme infantile ?

Pada kejang demam sederhana kejang ini bersifat umum.

Frekuensi serangan

Apakah penderita mengalami kejang sebelumnya, umur berapa kejang terjadi

untuk pertama kali, dan berapa frekuensi kejang per tahun. Prognosa makin kurang

baik apabila kejang timbul pertama kali pada umur muda dan bangkitan kejang

sering timbul.

Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan

Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau rangsangan tertentu yang dapat

menimbulkan kejang, misalnya lapar, lelah, muntah, sakit kepala dan lain-lain.

Page 10: 147717065 LP Kejang Demam

Dimana kejang dimulai dan bagaimana menjalarnya. Sesudah kejang perlu

ditanyakan apakah penderita segera sadar, tertidur, kesadaran menurun, ada

paralise, menangis dan sebagainya ?

Riwayat penyakit sekarang yang menyertai

Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bicara (khususnya pada penderita

epilepsi), gagal ginjal, kelainan jantung, DHF, ISPA, OMA, Morbili dan lain-lain.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah penderita

pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat kejang terjadi untuk

pertama kali ?

Apakah ada riwayat trauma kepala, radang selaput otak, KP, OMA dan lain-lain.

4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester, apakah ibu pernah mengalami infeksi

atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma, perdarahan per vaginam sewaktu

hamil, penggunaan obat-obatan maupun jamu selama hamil. Riwayat persalinan

ditanyakan apakah sukar, spontan atau dengan tindakan ( forcep/vakum ),

perdarahan ante partum, asfiksi dan lain-lain. Keadaan selama neonatal apakah

bayi panas, diare, muntah, tidak mau menetek, dan kejang-kejang.

5. Riwayat Imunisasi

Jenis imunisasi yang sudah didapatkan dan yang belum ditanyakan serta umur

mendapatkan imunisasi dan reaksi dari imunisasi. Pada umumnya setelah

mendapat imunisasi DPT efek sampingnya adalah panas yang dapat menimbulkan

kejang.

6. Riwayat Perkembangan

Ditanyakan kemampuan perkembangan meliputi :

Personal sosial (kepribadian/tingkah laku sosial) : berhubungan dengan

kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Gerakan motorik halus : berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja

dan dilakukan otot-otot kecil dan memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya

menggambar, memegang suatu benda, dan lain-lain.

Gerakan motorik kasar : berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Bahasa : kemampuan memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan

berbicara spontan.

7. Riwayat kesehatan keluarga.

Adakah anggota keluarga yang menderita kejang (+ 25 % penderita kejang demam

mempunyai faktor turunan). Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit

Page 11: 147717065 LP Kejang Demam

syaraf atau lainnya ? Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit seperti

ISPA, diare atau penyakit infeksi menular yang dapat mencetuskan terjadinya

kejang demam.

8. Riwayat sosial

Untuk mengetahui perilaku anak dan keadaan emosionalnya perlu dikaji siapakah

yanh mengasuh anak ?

Bagaimana hubungan dengan anggota keluarga dan teman sebayanya ?

9. Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan

Ditanyakan keadaan sebelum dan selama sakit bagaimana ?

Pola kebiasaan dan fungsi ini meliputi :

Pola persepsi dan tatalaksanaan hidup sehat

Gaya hidup yang berkaitan dengan kesehatan, pengetahuan tentang kesehatan,

pencegahan dan kepatuhan pada setiap perawatan dan tindakan medis ?

Bagaimana pandangan terhadap penyakit yang diderita, pelayanan kesehatan yang

diberikan, tindakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, penggunaan obat-

obatan pertolongan pertama.

Pola nutrisi

Untuk mengetahui asupan kebutuhan gizi anak. Ditanyakan bagaimana kualitas

dan kuantitas dari makanan yang dikonsumsi oleh anak ?

Makanan apa saja yang disukai dan yang tidak ? Bagaimana selera makan anak ?

Berapa kali minum, jenis dan jumlahnya per hari ?

Pola Eliminasi :

BAK : ditanyakan frekuensinya, jumlahnya, secara makroskopis ditanyakan

bagaimana warna, bau, dan apakah terdapat darah ? Serta ditanyakan

apakah disertai nyeri saat anak kencing.

BAB : ditanyakan kapan waktu BAB, teratur atau tidak ? Bagaimana

konsistensinya lunak,keras,cair atau berlendir ?

Pola aktivitas dan latihan

Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan teman sebayanya ? Berkumpul

dengan keluarga sehari berapa jam ? Aktivitas apa yang disukai ?

Pola tidur/istirahat

Berapa jam sehari tidur ? Berangkat tidur jam berapa ? Bangun tidur jam berapa ?

Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang ?

Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Page 12: 147717065 LP Kejang Demam

Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran, tekanan darah,

nadi, respirasi dan suhu. Pada kejang demam sederhana akan didapatkan suhu

tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum

kejang tanpa kelainan neurologi.

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala

Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepali? Adakah dispersi bentuk kepala?

Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu ubun-ubun besar

cembung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar menutup atau belum ?.

Rambut

Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut. Pasien dengan

malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang jarang, kemerahan seperti

rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menyebabkan rasa sakit pada pasien.

Muka/ Wajah.

Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis tertinggal bila

anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke sisi sehat. Adakah tanda

rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ? Apakah ada gangguan nervus cranial ?

Mata

Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan ketajaman

penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungtiva ?

Telinga

Periksa fungsi telinga, kebersihan telinga serta tanda-tanda adanya infeksi seperti

pembengkakan dan nyeri di daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga,

berkurangnya pendengaran.

Hidung

Apakah ada pernapasan cuping hidung? Polip yang menyumbat jalan napas ?

Apakah keluar sekret, bagaimana konsistensinya, jumlahnya ?

Mulut

Adakah tanda-tanda sardonicus? Adakah cynosis? Bagaimana keadaan lidah?

Adakah stomatitis? Berapa jumlah gigi yang tumbuh? Apakah ada caries gigi ?

Tenggorokan

Adakah tanda-tanda peradangan tonsil ? Adakah tanda-tanda infeksi faring, cairan

eksudat ?

Leher

Adakah tanda-tanda kaku kuduk, pembesaran kelenjar tiroid ? Adakah

pembesaran vena jugulans ?

Thorax

Page 13: 147717065 LP Kejang Demam

Pada infeksi, amati bentuk dada klien, bagaimana gerak pernapasan,

frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi

Intercostale ? Pada auskultasi, adakah suara napas tambahan ?

Jantung

Bagaimana keadaan dan frekwensi jantung serta iramanya ? Adakah bunyi

tambahan ? Adakah bradicardi atau tachycardia ?

Abdomen

Adakah distensia abdomen serta kekakuan otot pada abdomen ? Bagaimana turgor

kulit dan peristaltik usus ? Adakah tanda meteorismus? Adakah pembesaran lien

dan hepar ?

Kulit

Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya? Apakah terdapat

oedema, hemangioma ? Bagaimana keadaan turgor kulit ?

Ekstremitas

Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi kejang?

Bagaimana suhunya pada daerah akral ?

Genetalia

Adakah kelainan bentuk oedema, sekret yang keluar dari vagina, tanda-tanda

infeksi ?

B. ANALISA DAN SINTESA DATA

Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan

mentabulasi, menyeleksi, mengelompokkan, mengaitkan data, menentukan

kesenjangan informasi, melihat pola data, membandingakan dengan standar,

Page 14: 147717065 LP Kejang Demam

menginterpretasi dan akhirnya membuat kesimpulan. Hasil analisa data adalah

pernyataan masalah keperawatan atau yang disebut diagnosa keperawatan.

NO Pengelompokan DataKemungkinan

PenyebabMasalah

1

2

3

- Suhu Tubuh > Normal

t. 36,5 – 37,5 ºC (bayi)

t. 36 - 37,5 ºC(anak)

- Denyut nadi lebih cepat

N 110-120x/menit (bayi)

N 100-110x/menit (1 th )

N 80- 90x/menit (5-12th)

- Adanya riwayat kejang

demam

- Kulit teraba panas

- Frekwensi pernafasan me-

ningkat

R.R 30-40x/menit (bayi)

R.R 24-28x/menit (anak )

- Capek

- Kelelahan

- Nyeri otot

- Penurunan kesadaran

- Riwayat kejang demam

- Hasil laboratorium glukosa

darah abnormal (< 80 gr)

- Elektrolit abnormal

Na : N 135 –144 meq/dl

K : N 3,80-5,00 meq/dl

- Suhu tubuh abnormal

> 37,5º C

- Kulit terasa panas

Hipertemia

Gangguan metabolisme

otak

Perubahan

keseimbangan dan sel

netron

Difusi ion kalium dan

natrium

Lepas muatan listrik

Kejang

(M.E. Sumijati,

2000;103)

Kejang

Berkurangnya

koordinasi otot

trauma fisik

(ME. Sumijati,

2000;103)

Kuman penyakit

infeksi

PK; Kejang

berulang

Risiko trauma

Hipertermia

Page 15: 147717065 LP Kejang Demam

4

- Denyut nadi meningkat

- Riwayat infeksi pernafa-

san atas, ostitis media

akut, pneumonia, saluran

kencing, pencernaan.

- Anak gelisah dan tidur

terganggu

- Keluarga sering bertanya

tentang penyakit anaknya,

pengobatan dan

perawatannya

Thermoregulasi

(Hipothalamus)

tak efektif

hipertermi

Kurangnya atau

keterbatasan informasi

sering bertanya

(Ngastiyah, 1997:230)

Kurangnya

pengetahuan

keluarga

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti

tentang masalah pasien/klien serta penyebabnya yang dapat dipecahkan atau

diubah melalui tindakan keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

1. PK kejang berulang

2. Risiko trauma dengan faktor risiko kurangnya koordinasi

otot/kejang

3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi kuman

4. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan

keterbatasan informasi yang ditandai : keluarga sering bertanya tentang

penyakit anaknya.

D. RENCANA KEPERAWATAN

Perencanaan merupakan keputusan awal tentang apa yang akan dilakukan,

bagaimana, kapan itu dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.

Page 16: 147717065 LP Kejang Demam

Rencana keperawatan yang memberikan arah pada kegiatan keperawatan. (Santosa.

NI, 1989;160)

Diagnosa Keperawatan : PK : kejang berulang berhubungan dengan hipertermi

Tujuan : Perawat mampu mengontrol dan mencegah terjadinya kejang.

Kriteria hasil :

1. Tidak terjadi serangan kejang ulang.

2. Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak)

3. Nadi 110 – 120 x/menit (bayi)

100-110 x/menit (anak)

4. Respirasi 30 – 40 x/menit (bayi)

24 – 28 x/menit (anak)

5. Kesadaran composmentis

Rencana Tindakan :

1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.

Rasional :proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak

menyerap keringat.

2. Berikan kompres dingin

Rasional : perpindahan panas secara konduksi

3. Berikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll)

Rasional : saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat.

4. Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam

Rasional : Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan

dilakukan.

5. Batasi aktivitas selama anak panas

Rasional : aktivitas dapat meningkatkan metabolisme dan meningkatkan

panas.

6. Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis.

Rasional : Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis

Diagnosa Keperawatan : Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya

koordinasi otot/kejang

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawaratan selama ……x24 jam klien

menunjukan Risk detection.

Kriteria Hasil :

1. Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.

2. Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang.

3. Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.

Page 17: 147717065 LP Kejang Demam

4. Pengetahuan tentang risiko

5. Memonitor faktor risiko dari lingkungan

Rencana Tindakan : NIC : Pencegahan jatuh

1. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.

Rasional : meminimalkan injuri saat kejang

2. Tinggalah bersama klien selama fase kejang..

Rasional : meningkatkan keamanan klien.

3. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.

Rasional : menurunkan resiko trauma pada mulut.

4. Letakkan klien di tempat yang lembut.

Rasional : membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstimitas ketika

kontrol otot volunter berkurang.

5. Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.

Rasional : membantu menurunkan lokasi area cerebral yang terganggu.

6. Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejang

Rasional : mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal

Diagnosa Keperawatan / Masalah : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi

Tujuan : Thermoregulation

Kriteria Hasil :

Suhu tubuh dalam rentang normal

Nadi dan RR dalam rentang normal

Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing

Rencana Tindakan : NIC : Fever treatment

1. Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi.

Rasional : mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan

pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.

2. Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali

Rasional : Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan

perkembangan keperawatan yang selanjutnya.

3. Pertahankan suhu tubuh normal

Page 18: 147717065 LP Kejang Demam

Rasional : suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu

lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau

dinginnya tubuh.

4. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak .

Rasional : proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.

5. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katun

Rasional : proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak

dapat menyerap keringat.

6. Atur sirkulasi udara ruangan.

Rasional : Penyediaan udara bersih.

7. Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum

Rasional : Kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.

8. Batasi aktivitas fisik

Rasional : aktivitas meningkatkan metabolismedan meningkatkan panas.

Diagnosa Keperawatan / Masalah : Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan

keterbataaan informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….x24 jam klien mampu

menunjukan : Pengetahuan: Proses penyakit

Kriteria:

• Familiar dengan nama penyakit

• Mendeskripsikan proses penyakit

• Mendeskripsikan faktor penyebab

• Mendeskripsikan faktor resiko

Rencana Tindakan : NIC : Ajarkan proses penyakit

1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga

Rasional : Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan

kebenaran informasi yang didapat.

2. Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam

Rasional : penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah

wawasan keluarga

3. Jelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan.

Rasional : agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan

4. Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah

kejang demam, antara lain :

1. Jangan panik saat kejang

2. Baringkan anak ditempat rata dan lembut.

Page 19: 147717065 LP Kejang Demam

3. Kepala dimiringkan.

4. Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang basah, lalu

dimasukkan ke mulut.

5. Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan obat tunggu

sampai keadaan tenang.

6. Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri banyak minum

7. Segera bawa ke rumah sakit bila kejang lama.

Rasional : sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar

mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan.

5. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas.

Rasional : mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang.

6. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan

menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak

mencetuskan kenaikan suhu.

Rasional : sebagai upaya preventif serangan ulang

7. Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi agar

memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah menderita

kejang demam.

Rasional : imunisasi pertusis memberikan reaksi panas yang dapat

menyebabkan kejang demam

E. DISCARD PLANNNING

1. Anjurkan minum obat sesuai waktunya, dan habiskan antibiotik

2. Anjurkan untuk cukup istirahat

3. Anjurkan untuk rileks dan kurangi aktifitas berat

4. Jika timbul demam berikan kompres atau teruskan asetaminofen

5. Anjurkan untuk banyak minum

6. anjurkan untuk kontrol rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: 147717065 LP Kejang Demam

Lumbantobing SM, 1989, Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Gaya Baru,

Jakarta

Ngastiyah, 1997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta

Santosa NI, 1989, Perawatan I (Dasar-Dasar Keperawatan), Depkes RI, Jakarta.

Santosa NI, 1993, Asuhan Kesehatan Dalam Konteks Keluarga, Depkes RI, Jakarta.

Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Sumijati M.E, dkk, 2000, Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim Terjadi

Pada Anak, PERKANI : Surabaya.

Wahidiyat Iskandar, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 2, Info Medika, Jakarta.

Johnson., Mass. 1997. Nursing Outcomes Classification, Availabel on: www.Minurse.com, 14 Mei 2004

McCloskey, Joanne C,. Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classsification (NIC). Mosby, St. Louise.

NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002), Philadelphia.