aljbr b_u (autosaved)

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Belajar tuntas (mastery learning) merupakan salah satu inovasi pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi serta usaha belajar siswa guna mencapai ketuntasan dalam belajar (Ischak & Warji, 1987 : 6). Tujuan utama diterapkan prinsip mastery learning ini adalah agar tujuan instruksional yang hendak dicapai dapat tercapai secara optimal. Namun dalam pembelajaran, khususnya matematika tidak jarang terdapat siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan dalam belajar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena setiap siswa mempunyai karakteristik beragam dalam memahami materi pembelajaran di kelas. Belum tercapainya ketuntasan belajar pada sebagian siswa merupakan gejala bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan wawancara dengan pembimbing mata pelajaran matematika, diketahui siswa sering mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pemfaktoran bentuk aljabar. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diidentifikasi terlebih dahulu kesulitan yang dialami siswa, kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahannya, untuk mengidentifikasi kesulitan tersebut dapat digunakan tes diagnostik.

Upload: arum-dwi

Post on 11-Dec-2014

135 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

math

TRANSCRIPT

Page 1: Aljbr B_U (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Belajar tuntas (mastery learning) merupakan salah satu inovasi pendidikan yang

bertujuan untuk meningkatkan motivasi serta usaha belajar siswa guna mencapai

ketuntasan dalam belajar (Ischak & Warji, 1987 : 6). Tujuan utama diterapkan prinsip

mastery learning ini adalah agar tujuan instruksional yang hendak dicapai dapat tercapai

secara optimal. Namun dalam pembelajaran, khususnya matematika tidak jarang terdapat

siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan dalam belajar sebagaimana yang

diharapkan. Hal ini disebabkan karena setiap siswa mempunyai karakteristik beragam

dalam memahami materi pembelajaran di kelas. Belum tercapainya ketuntasan belajar

pada sebagian siswa merupakan gejala bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.

Berdasarkan wawancara dengan pembimbing mata pelajaran matematika, diketahui siswa

sering mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pemfaktoran bentuk aljabar. Agar

dapat membantu siswa secara tepat perlu diidentifikasi terlebih dahulu kesulitan yang

dialami siswa, kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahannya, untuk

mengidentifikasi kesulitan tersebut dapat digunakan tes diagnostik.

Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa,

termasuk kesalahan pemahaman konsep. Hasil tes ini memberikan informasi tentang

konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami (Mardapi, 2007 : 69). Dari

analisis kesulitan ini, diharapkan dapat diketahui kelemahan-kelemahan siswa pada saat

mempelajari materi pemfaktoran bentuk aljabar serta faktor penyebab kesulitan tersebut.

Selanjutnya dicari alternatif pemecahan kesulitan yaitu dengan melakukan pembelajaran

remedial.

Pembelajaran remedial merupakan kelanjutan dari pembelajaran biasa atau

regular di kelas. Hanya saja, siswa yang masuk dalam kelompok ini adalah siswa yang

belum tuntas belajar (Arifin, 2009 : 304). Pembelajaran remedial dimulai dari identifikasi

kebutuhan siswa yang menjadi sasaran remedial. Kebutuhan siswa ini dapat diketahui

dari analisis kesulitan belajar dalam memahami materi tertentu. Kemudian dari hasil

Page 2: Aljbr B_U (Autosaved)

analisis tersebut direncanakan dan disusun kegiatan pembelajaran remedial yang

dikhususkan untuk dapat mengatasi kesulitan belajar siswa.

Diagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remedial merupakan usaha untuk

membantu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Kesulitan belajar yang dihadapi

siswa harus diatasi agar siswa yang mengalami kesulitan belajar mempunyai pemahaman

atau kemampuan yang sama dengan siswa lainnya pada materi pemfaktoran bentuk

aljabar.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permaslahan yang ada dapat dirumuskan

diantaranya:

1. Kesulitan belajar apa sajakah yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal

pemfaktoran bentuk aljabar?

2. Faktor apa sajakah yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa?

3. Bagaimana alternatif pemecahan hasil diagnosis belajar siswa?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yakni sebagai berikut:

1. Mengetahui kesalahan apa sajakah yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal

pemfaktoran bentuk aljabar

2. Mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa

3. Mengetahui bagaimana pengaruh pemebelajaran remedial dalam membantu

mengatasi kesulitan belajar sisawa ketika mengerjakan soal pemfaktoran aljabar.

Page 3: Aljbr B_U (Autosaved)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Instrumen Penelitian

Faktorkanlah!

1.

2.

3.

4.

Kunci Jawaban:

1.

2.

3.

4.

B. Penentuan subjek penelitian

Berdasarkan pengamatan selama proses bimbingan belajar, peneliti

menemukan beberapa diagnosis kesulitan atau kesalahan belajar siswa dalam

Page 4: Aljbr B_U (Autosaved)

menyelesaikan persoalan pemfaktoran aljabar masih ada yang belum memenuhi

target. Dari kegiatan tersebut, maka subjek penelitian ini adalah siswa yang

berada dilevel I setingkat dengan SMP kelas VIII pada topik pemfaktoran bentuk

aljabar

Dari 24 siswa, peneliti memilih 3 siswa sebagai subjek penelitian.

Penentuan 3 siswa tersebut diasumsikan kemampuan siswa yang tinggi (R1),

sedang (R2), dan rendah (R3), hal tersebut dilihat dari tingkatan level. 3 siswa

tersebut diantaranya Auliya, Aristo dan Eki.

C. Jawaban siswa dan analisis kesalahan

Hasil tes tertulis Responden 1 (R1) Auliya

Page 5: Aljbr B_U (Autosaved)

Abalisis kesalahan jawaban R1

Dari hasil analisis kesulitan siswa yang terlihat dari kesalahan-kesalahan

siswa dalam mengerjakan soal pemfaktoran bentuk aljabar,didiagnosis

sebagai berikut:

1. Pada soal no.6 Auliya masih kesulitan dalam memfaktorkan bentuk

aljabar, pada faktorisasi

Karena dari waktu yang diberikan Auliya paling terakhir mengumpulkan.

2. Pada soal no.12 Auliya kurang teliti dalam menyelesaikan soal, tanda

positif negatifnya dapa dilihat pada jawaban no 1 dan 2

Hasil tes Responden 2 R2 (Aristo)

Page 6: Aljbr B_U (Autosaved)

Analisis kesalahan jawaban R2

Dari hasil analisis kesulitan siswa yang terlihat dari kesalahan-kesalahan

siswa dalam mengerjakan soal pemfaktoran bentuk aljabar,didiagnosis

sebagai berikut:

1. Pada no. 7 Aristo sudah paham pemfaktoran dapat dilhat pada jawaban no

6, tetapi kurang cermat dalam meletakkan angka jawaban

2. Pada soal no. 12 dan 13 Aristo tergesa-gesa ketika mengerjakan, tanpa

melakukan pemeriksaan kembali

Hasil tes responden 3 (R3) Eki

Page 7: Aljbr B_U (Autosaved)

Analisis kesalahan jawaban R3

Dari hasil analisis kesulitan siswa yang terlihat dari kesalahan-kesalahan

siswa dalam mengerjakan soal pemfaktoran bentuk aljabar,didiagnosis

sebagai berikut:

1. Eki sudah faham konsep pemfaktoran tetapi bingung mana yang hasil

perkalian mana yang hasil penjumlahan

2. Eki ragu-ragu dalam dan kurang cermat dalam melihat tanda, dspst dilihat

pada jawan no 7 dan 12

D. Hasil wawancara dan analisis

1. Petikan wawancara dengan R1

Page 8: Aljbr B_U (Autosaved)

P : “Ya, apa kamu masih kesulitan dimateri pemfaktoran?”

R1 : “Tidak Miss, hanya saya terkadang sering lupa bilangan mana yang

menjadi hasil perkalian dan bilangan mana yang menjadi hasil jumlah.”

P : “Coba dari soal ini mana yang menjadi hasil

perkalian?”

R1 : “Ehhhmmm… 27 Miss, eh salah 28.”

P : “Benar? yakin 28?”

R1 : “Eh 27 Miss…”

P : “Yang benar (-28) Auliya.. Lain kali harus lebih teliti lagi!”

R1 : “Iya Miss..”

Analisis hasil wawancara dengan R1

Berdasarkan wawancara dan analisa hasil tes yang telah diberikan,

Auliya sebenarnya paham materi pemfaktoran. Pada materi ini Auliya

kurang teliti dan kurang cermat dalam meletakkan ngka-angka yang

menjadi jawaban. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara yang

menyatakan Auliya masih sering lupa angka mana yang menjadi hasil

penjumlahan dan angka yang menjadi hasil perkalian. Ketelitian Auliya

dalam melihat tanda positif negatif juga masih kurang.

2. Petikan wawancara dengan R2

P : “Toto, apa kamu masih kesulitan dimateri pemfaktoran?senang dengat

matematika materi ini?”

R2 : “Iya Miss senang,tapi menentukan angka-angkanya yang susah,,,gak bias

cepat.”

P : “Coba dari soal ini mana yang menjadi hasil

perkalian?”

R2 : “(-28) Miss”

P : “Yakin (-28)?!”

R2 : “Iya Miss”

Page 9: Aljbr B_U (Autosaved)

Analisis hasil wawancara dengan R2

Hasil wawancara diatas memperkuat diagnosis sebelumnya yakni

Aristo kesulitan menentukan angka-angka yang menjadi faktor dengan

cepat dan tepat. Dari hasil wawancara juga diperoleh informasi Aristo

sebenarnya paham materi ini dan senang dengan materi pemfaktoran,

karena pada saat mengerjakan Aristo serius dan ketika diwawancara juga

antusias.

Dalam pengerjaan Aristo bagus baik sikap belajar ataupun

kemandirian, namun Aristo terlalu tergesa-gesa tanpa melakukan

pemeriksaan kembali apakah sudah tepat jawaban tersebut. Karena dalam

analisa hasil tes Aristo banyak salah karena terbalik menuliskan jawaban

hal tersebut mungkin dikarenakan Aristo tidak melihat tanda sebelumnya

atau karena tergesa-gesa. Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara yang

menyatakan bahwa Aristo tidak bias cepat dalam menentukan angka-angka

yang menjadi faktor.

Permasalahan Aristo masih tidak jauh dari responden sebelumnya

yakni kurang cermat dalam meletakkan jawaban dan kurang peka dalam

melihat tanda positif dan negatif.

3. Petikan wawancara dengan R3

P : “Eki, apa kamu masih kesulitan dimateri pemfaktoran?”

R3 : “Tidak Miss”

P : “Coba dari soal ini mana yang menjadi hasil

perkalian dan penjumlahan?”

R3 : “Perkalian (-28) dan penjumlahan (-27).”

P : “Bagus, lalu kenapa kog masih ada yang salah?”

R3 : “Kurang teliti Miss.”

Analisis hasil wawancara dengan R3

Wawancara di atas sedikit berbanding terbalik dengan diagnosis

sebelumnya dari hasil tes. Sebelumnya didiagnosis Eki belum faham

Page 10: Aljbr B_U (Autosaved)

materi ini dan masih bingung dengan angka yang menjadi hasil perkalian

dan angka yang menjadi hasil penjumlahan. Dari hasil wawancara

terungkap informasi bahwa Eki ternyata faham dan tepar menjawab angka-

angka yang menjadi hasil perkalian dan penjumlahan.

Informasi yang didapat dari wawancara yang dilakukan yakni Eki

masih kurang teliti dalam menuliskan jawaban sehingga kurang cermat

dalam melihat tanda positif dan negatif. Hal tersebut diperkuat dari hasil

tes yang dilakukan dalam lembar jawaban Eki kurang teliti.

E. Pembahasan hasil analisis

Identifikasi penyebab kesahan atau kesulitan belajar dilakukan dengan

wawancara pembimbing dan siswa. Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi

jawaba dalam mengetahui faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar yang

dialami siswa. Siswa yang diwawancarai sebanyak 3 orang. Pemilihan siswa

siswa yang diwawancarai dengan ketentuan yaitu siswa-siswa tersebut nilainya

dalam mengerjakan materi pemfaktoran awal terendah. Siswa-siswa yang

memperoleh nilai tes awal terendah berarti siswa-siswa tersebut mengalami

kesulitan belajar yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa lainnya.

Dari hasil wawancara dapat diketahui:

1. Penyebab kesulitan belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa/internal

yaitu kebiasaan belajar siswa yang masih kurang dalam mempelajari materi

pemfaktoran bentuk aljabar; masih kurangnya penguasaan materi prasyarat

seperti materi faktorisasi bentuk aljabar, operasi hitung bentuk aljabar dan

operasi hitung bilangan bulat. Ketelitian dan kecermatan siswa dalam materi

ini juga sangat dibutuhkan, banyak soal yang dalam pengerjaannya masih

banyak yang salah karena kurang teliti. Hal tersebut didukung dengan siswa

tidak melakukan pemeriksaan ketika menyelesaikan suatu permasalahan.

2. Penyebab kesulitan belajar siswa yang berasal dari luar/eksternal yaitu situasi

pembelajaran di kelas seperti suasana pembelajaran yang ramai sehingga

siswa kurang dapat berkonsentrasi ketika mengerjakan.

Page 11: Aljbr B_U (Autosaved)

F. Alternatif Pemecahan

Pemecahan kesulitan belajar dilakukan melalui pembelajaran remedial

yang dilaksanakan berdasarkan analisis kesulitan dan faktor penyebab kesulitan

yang telah dilakukan sebelumnya. Pembelajaran remedial dilakukan satu kali

pertemuan untuk pengulangan materi yang lebih menekankan pada kesalahan

kesalahan yang dialami siswa serta pemberian contoh soal yang berkaitan dengan

materi pemfaktoran bentuk aljabar. Pembelajaran ini dilaksanakan diluar hari

kelas, hal tersebut harus didukung oleh kemauan siswa itu sendiri untuk bisa

mengerjakan dan menyelesaikan pemasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan materi pemfaktoran.

Pemberian pekerjaan terkait dengan materi tersebut juga dapat dilakukan

untuk lebih meningkatkan ketangkasan siswa dalam memahami dan

menyelesaikan soal-soal, dengan pembiasaan pengerjaan dirumah.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dari hasil tes awal yang juga sebagai

tes diagnostik dapat diketahui letak kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal

pemfaktoran bentuk aljabar. Kesulitan belajar yang dialami ini didasarkan pada

kesalahan-kesalahan ketika siswa mengerjakan soal pemfaktoran bentuk aljabar.

Kesulitan belajar yang dialami siswa terletak pada kesalahan dalam memahami materi

pemfaktoran bentuk aljabar; serta kurangnya penguasaan materi prasyarat seperti materi

faktorisasi bentuk aljabar, operasi hitung bentuk aljabar, maupun operasi hitung bilangan

Page 12: Aljbr B_U (Autosaved)

bulat. Selain karena faktor internal, terdapat juga penyebab kesulitan belajar yang berasal

dari faktor eksternal siswa yaitu disebabkan karena situasi pembelajaran matematika yang

kurang mendukung, seperti kelas ramai sehingga siswa kurang dapat berkonsentrasi

ketika mengerjakan.

Pembelajaran remedial adalah salah satu cara untuk membantu mengatasi

kesulitan belajar yang dialami siswa. Untuk mengetahui pengaruh dari pembelajaran

remedial yaitu dengan memberikan tes remedial. Kemajuan belajar siswa sesudah

mengikuti pembelajaran remedial dapat dilakukan dengan membandingkan hasil tes awal

dan hasil tes remedial. Dari hasil tersebut terlihat siswa mengalami kemajuan belajar

serta siswa cukup dapat mengatasi kesulitannya dalam materi pemfaktoran bentuk

aljabar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka diberikan beberapa

saran, diantaranya :

1. Perlunya menganalisis pekerjaan siswa untuk mengetahui kesulitan yang dialaminya

dalam mengerjakan soal matematika. Dari hasil analisis ini, kemudian mengatasinya

sehingga siswa tidak mengulangi kesulitan tersebut.

2. Hasil dari tes awal yang juga sebagai tes diagnostik dapat digunakan sebagai umpan

balik (feed back) baik bagi guru maupun siswa. Dengan diketahui kesulitan maupun

faktor penyebabnya maka akan lebih mudah bagi guru untuk mengatasi kesulitan

tersebut melalui perbaikan terhadap sistem pembelajaran, sedangkan bagi siswa agar

dapat mengatasi kesulitan belajarnya.

3. Guru perlu memberikan motivasi bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, bahwa

kesulitan yang dialaminya tersebut dapat diatasi asalkan ada kemauan untuk

mengatasinya.

4. Perlu diadakan pembelajaran remedial bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar

sebagai cara untuk mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami.

Page 13: Aljbr B_U (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta : Depdikbud.

Ischak & Warji. 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta : Liberty

Page 14: Aljbr B_U (Autosaved)

ANALISIS KESULITAN SISWA

DALAM MENYELESEIKAN SOAL PEMFAKTORAN

DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

MAKALAH

Makuliah: Problematika Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu: Dr. Budi Usodo, M.Pd.

Page 15: Aljbr B_U (Autosaved)

Oleh :

ARUM DWI RAHMAWATI

NIM: S 851302017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013