fieldstudy111 (autosaved)

36
DAFTAR ISI Daftar isi………………………………………………………………………1 Kata pengantar……………………………………………………………….2 Bab I…………………………………………………………………………..3 Pendahuluan…………………………………………………………………………3 Latar belakang……………………………………………………………………..3 Rumusan masalah………………………………………………………………….4 Tujuan dan manfaat……………………………………………………………….4 Bab II………………………………………………………………………….5 Tinjauan pustaka……………………………………………………………………5 CHOP……………………………………………………………………………….5 Bab III………………………………………………………………………..18 Hasil dan Pembahasan……………………………………………………………..18 BHP………………………………………………………………………………...18 CHOP………………………………………………………………………………20 CRP…………………………………………………………………………………23 Bab IV………………………………………………………………………..25 Penutup……………………………………………………………………………...25 Daftar pustaka……………………………………………………………….26 1

Upload: geulissaddini

Post on 08-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Daftar isi………………………………………………………………………1

Kata pengantar……………………………………………………………….2

Bab I…………………………………………………………………………..3

Pendahuluan…………………………………………………………………………3

Latar belakang……………………………………………………………………..3

Rumusan masalah………………………………………………………………….4

Tujuan dan manfaat……………………………………………………………….4

Bab II………………………………………………………………………….5

Tinjauan pustaka……………………………………………………………………5

CHOP……………………………………………………………………………….5

Bab III………………………………………………………………………..18

Hasil dan Pembahasan……………………………………………………………..18

BHP………………………………………………………………………………...18

CHOP………………………………………………………………………………20

CRP…………………………………………………………………………………23

Bab IV………………………………………………………………………..25

Penutup……………………………………………………………………………...25

Daftar pustaka……………………………………………………………….26

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi umatnya.

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas

rahmat dan karunia-Nya, kami berhasil menyelesaikan makalah field study ini meliputi

bagian BHP, CHOP, hingga CRP. Kami pun mengucapkan terima kasih kepada Bu Kristin

selaku pembimbing pada kelompok field study kami, yang telah memberikan bimbingan dan

arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini adalah sebuah intisari dari hal-hal yang telah kami lihat, catatat,

perhatikan dan pahami selama fieldstudy berlangsung. Makalah ini dibuat sebagai acuan

pembelajaran bagi kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

dapat diambil hikmahnya.

Kami sadar makalah ini masih jauh dari sebuah kata “kesempurnaan”, namun mudah-

mudahan kita semua dapat mengambil semua ajaran yang terdapat di dalamnya. Kami

mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.

29 Mei 2014

Penyusun

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang melalui

tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbedabeda yang

memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan

penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumbersumber bahaya akibat dari

aktivitas kerja di tempat kerja. Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting

dalam proses produksi.

Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber-sumber bahaya. Hampir

tidak ada tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya (Syukri Sahab, 1997).

Sumber-sumber bahaya perlu dikendalikan untuk mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat

kerja. Untuk mengendalikan sumber-sumber bahaya, maka sumber-sumber bahaya tersebut

harus ditemukan. Adapun untuk menemukan dan menentukan lokasi bahaya potensial yang

dapat mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka perlu diadakan identifikasi

sumber bahaya potensial yang ada di tempat kerja.

Kecelakaan menurut teori domino merupakan suatu rangkai kejadian yang di

ilustrasiakan sebagai deretan lima kartu domino yang didirikan secara berurutan, apabila

kartu dijatuhkan, maka kartu lain akan jatuh secara berurutan (Henrich,1931).

Pada tahun 2002, di dunia kecelakaan yang terjadi sebanyak 66.367 kasus, dengan

korban meninggal dunia 4.142 orang, luka berat/cacat 20.970 serta sementara tidak mampu

bekerja (STMB) 87.390 orang (Jacob Nuawea,2003), kerugian langsung dari kecelakaan

kerja mencapai 498.160.780 jam kerja hilang atau total kerugian serta dengan 4% dari Produk

Nasional Bruto Negara (Report ILO). Dilihat dari data tersebut kecelakaan dapat

menyebabkan dampak pada pendapatan negara maupun pendapatan perusahaan.

Dampak kecelakaan pada perusahaan salah satunya adalah kelambatan produksi.

Padahal ketepatan waktu dapat menghemat biaya yang besar, sebaliknya ketidak tepatan

dalam memenuhi jadwal dapat berakibat kerugian yang besar pada perusahaan dan

pelanggan. Selain itu juga dampak dari pekerjaannya juga bisa menimbuilkan penyakit

karena selakukan dilakukan secara terus menerus.

3

ILO Geneva (1989) dalam pencegahan kecelakaan menyatakan bahwa,”Cara yang

terbaik untuk mencegah kecelakaan yang tidak terduga adalah menghilangkan bahaya atau

mengendalikannya dengan menutup sumber bahaya tersebut bila mungkin. Bila tidak

mungkin, maka perlu menyediakan bagi pekerja beberapa jenis alat pelindung diri untuk

dipakai pekerja tersebut”.

Oleh karena itu penerapan K3 sangatlah penting selain untuk mencegah kecelakaan,

penerapan K3 dapat meningkatkan keandalan perusahaan, sehingga dapat menimbulkan

kepercayaan kepada pelanggan dan konsumen.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka, di setiap tempat kerja diwajibkan

memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan dalam Undang-

undang no. 1 tahun 1970 beserta peraturan pelaksanannya. Pengupayaan perlindungan tenaga

kerja berupa alat pelindung diri (APD) pada hakikatnya merupakan upaya meningkatkan

harkat dan martabat pekerja sehingga timbul kepercayaan diri untuk mengembangkan

kemampuanya. Akan tetapi pemberian APD hendaknya tidak dijadikan upaya pertama dalam

pengendalian risiko ditempat kerja. Hal ini disebabkan keterbatasan perlindungan yang

diberiakn APD, karena itu APD sebaiknya melengkapi program pengendalian bahaya di

lingkungan kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan pegawai terhadap penyakit yang ditimbulkan dari

pekerjaannya?

Apakah mereka sudah melakukan alat pelindung kerja saat mereka bekerja?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari dari kegiatan field study:

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pegawai dalam penyakit yang ditimbulkan yang

diakibatkan dari pekerjaannya

Untuk mengetahui tingkat kesadaran mereka terhadap pentingnya menggunakan alat

pelindung

Untuk mengetahui penyakit yang paling sering terjadi di tempat kerjanya

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 CHOP

2.1.1 PAK dan PAHK

Tujuan Kesehatan kerja:

Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggitingginyan

baik jasmani, rohani maupun sosial untuk semua lapangan pekerjaan

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan karena kondisi kerja

Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang timbul akibat pekerjaan

Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi

fisik / faal tubuh dan mental psikologis tenaga kerja yang bersangkutan

Seorang pekerja dapat mengalami berbagai penyakit :

General disease (penyakit umum): penyakit yang mengenai pada masyarakat umum

(general disease).

Misal : influenza, sakit kepala

Work related disease (penyakit terkait kerja): penyakit yang berhubungan / terkait

dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan.

Misal : asma, TBC, hipertensi

Occupational disease (penyakit akibat kerja): penyakit yang disebabkan karena

pekerjaannya/lingkungan kerja.

Misal : keracunan

Perbedaan PAK dan PAHK

PAK PAHK

Diatur oleh kep.men. - Diatur dalam kep.pres.No.01/MEN/1981 No.22/KEPRES/1993

Diatur dalam kep.pres.No.22/KEPRES/1993

Terjadi hanya diantarapopulasi pekerja

Terjadi juga pada

5

populasi penduduk

Penyebab spesifik Penyebab multi factor

Adanya paparan ditempat kerja merupakanhal yang penting

Pemaparan di tempatkerja mungkinmerupakan salah satufactor

Tercatat danmendapatkan ganti rugi

Mungkin tercatat danmungkin dapat gantirugi

Meliputi 30 jenis penyakit Meliputi 31 jenis penyakit

PAK/PAHK disebabkan oleh:

1. Faktor Fisika

a. Suhu: Terlalu panas, terlalu dingin

Suhu Nyaman (Comfort Temperature): 23-25 °C

Temperatur Ekstrim

- Suhu tinggi (>30 °C )menyebabkan :

Heat Stroke

Heat Cramp

- Suhu rendah menyebabkan :

Frosbite

Hypotermia

b. Getaran: Whole Body Vibration, Hand-Arm Vibration

c. Radiasi: Ion dan Non-ion

Radiasi mengion: Sinar X, Sinar Gamma

Radiasi tak mengion:

Gelombang elektromagnetik : Sinar Ultraviolet , Sinar Inframerah

Efek Stokastik : Tidak terkait dosis (teratogen, karsinogen, mutagen)

Efek Non-Stokastik: Terkait dosis (iritasi, hipersekresi)

d. Partikel di udara (debu)

Ukuran Debu:

0,1 - 10 mikron mudah dihirup

6

5 – 10 mikron tertahan di saluran napas atas

3 - 5 mikron tertahan di saluran napas tengah

1 - 3 mikron paling berbahaya, karena tertahan dan tertimbun di

saluran napas kecil

< 1 mikron tidak mudah mengendap

0,1 - 0,5 mikron Gerak Brown

Sifat Debu

Inert: Dianggap tdk berbahaya jika jumlah partikel yg masuk

sedikit. Biasanya jika >1000 partikel, maka 10% akan tertimbun.

Contoh: Kapur, tanah liat, gipsum

Fibrogenik: Menimbulkan fibrosis jaringan. Contoh: Batubara,

Asbes (juga karsinogenik u/tipe tertentu), Silika à

Pneumokoniosis

Iritan: Gangguan pd mukosa (Chromioum, Cadmium)

Alergen: Memicu reaksi alergi (asma akibat kerja)

Karsinogenik: Menyebabkan kanker

e. Kebisingan

Bising: Suara yg tidak kita kehendaki

Efek bising:

Akut

Kronik

Dampak thd kesehatan:

Gangguan pendengaran

Efek sistemik lain: Hipertensi, Stress, Gangguan perilaku

7

Sehari-hari: 80-85 dBA

f. Pencahayaan

Indikator: Pantulan, kedipan, kekuatan, keseragaman, kontras

Efek: Bila tidak adekuat->terjadi gangguan penglihatan, menurunnya

ketelitian, kelelahan mata (asthenopia)

Satuan pencahayaan: Lux

Contoh: Pekerjaan dengan ketelitian tinggi: Dapat sampai 1000 lux

g. Tekanan Udara

Tekanan Udara Rendah

Daerah fisiologis: Sea Level s.d 10.000 ft, belum perlu O2

Daerah kurang fisiologis: diatas 10.000 ft s.d 50.000 ft perlu

oksigen.

Pencegahan:

-Valsava manuver

-Tidak banyak konsumsi makanan yg memproduksi gas (ubi,

nangka)

-Berjalan-jalan di kabin

-Gerakkan jari kaki dan tangan

Tekanan Udara Tinggi

Penyelam

Penambang bawah tanah

Akibat release Nitrogen dlm tubuh dari larutan menjadi gas à

emboli

2. Faktor Kimia

a. Bahan kimia dapat berupa :

Cair

Padat

Kontaminan udara (Air Borne Contaminant) :

Debu

smoke

fume

mist

aerosol

vapour/uap

8

gas

b. Sifat-sifat bahan kimia:

Mudah meledak (Explosive)

Mudah menyala/terbakar (Flamabel/Combustabel)

Memancarkan radiasi

Mengoksidasi (Oxidator)

Mengiritasi (Iritant)

Korosif

Beracun (Toxic)

Menimbulkan kanker (Carsinogenic)

Menimbulkan cacat lahir (Teratogenic)

Menimbulkan mutasi gen (Mutagenic)

c. Toksisitas bahan kimia:

Tergantung dari:

Cara penggunaan/penanganan (cara/pola kerja)

Cara terpajan/jalan masuk kedalam tubuh (port d’entre)

Dosis/konsentrasi bahan

Jumlah/lama pajanan

Suhu lingkungan

Tingkat penguapan solvent

Ventilasi ruangan/pola aliran udara

Diet/pola makan

Status kesehatan individu

3. Faktor Biologi

4. Faktor Ergonomi

Faktor yg berhubungan dgn kemampuan dan karakteristik manusia yg mempengaruhi

rancangan peralatan, sistem kerja dan pekerjaan:

Kerja fisik berat

Sikap kerja statis

Membungkuk dan berputar

9

Mengangkat, mendorong dan menarik

Kerja berulang (Repetitif)

Getaran

Psikososial (stress, kerja gilir/shift work)

5. Faktor Psikososial

Kondisi umum lingkungan yg tidak aman

Hubungan interpersonal tdk harmonis

Tekanan fisik dan mental

Faktor lain (kondisi pernikahan, masalah keluarga, dll)

2.1.2 PAK (Penyakit Akibat Kerja)

a. Definisi

Penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi kuat dengan

pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui .

b. Kriteria umum Penyakit Akibat Kerja

Adanya hub antara pajanan yg spesifik dengan penyakit

Adanya fakta bahwa frekwensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih

tinggi daripada pada masyarakat umum

Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja

c. Diagnosis PAK

Pendekatan Klinis (Individu):

Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:

Diagnosis klinis

Pajanan yang dialami

Hubungan pajanan dengan penyakit

Pajanan yang dialami cukup besar

Peranan faktor individu

Faktor lain diluar pekerjaan

Diagnosis PAK atau bukan PAHK

10

2.1.3 PAHK (Penyakit Akibat Hubungan Kerja)

a. Definisi

PAHK adalah Penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana

faktor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya dalam

berkembangnya penyakit yg mempunyai etiologi yg kompleks

b. Diagnosis

Pendekatan Klinis (Individu):

◦ Untuk mendiagnosis penyakit akibat kerja:

Diagnosis klinis

Pajanan yang dialami

Hubungan pajanan dengan penyakit

Pajanan yang dialami cukup besar

Peranan faktor individu

Faktor lain diluar pekerjaan

Diagnosis PAK atau bukan PAK

2.1.4 Alat Pelindung Diri (APD)

a. Definisi

APD adalah semua peralatan yang melindungi pekerja selama bekerja

termasuk pakaian yang harus di pakai pada saat bekerja, pelindung kepala

(helmet), sarung tangan (gloves), pelindung mata (eye protection), pakaian yang

bersifat reflektive, sepatu, pelindung pendegaran (hearing protection) dan

pelindung pernapasan (masker). [HSE, 1992]

b. Proses APD

Ditujukan untuk memastikan bahwa APD telah dipilih dengan benar sesuai

dengan bahaya yang ada dan mengacu kepada:

Standar

Pegawai & mitra kerja mendapatkan pelatihan yang sesuai, dan selalu

memakai APD yang tepat dengan benar untuk pekerjaan yang

memerlukannya

Jenis APD/PPE yang diperlukan dalam berbagai aktifitas kerja di industri

sangat tergantung pada aktifitas yang dilakukan & jenis bahaya yang terpapar.

c. Evaluasi APD

11

Kegiatan untuk mengetehui jenis/komposisi dan besarnya/konsentrasi bahaya,

termasuk di dalamnya adl bahaya fisik, biologis, dan kimiawi di tempat kerja

Dilakukan sebelum melanjutkan pada pemilihan APD yang tepat.

Dilakukan dgn menggunakan cara observasi atau pengukuran kuantitatif.

d. Syarat-syarat APD

Menurut Hiperkes:

Dapat memberi perlindungan yg adekuat thd bahaya spesifik/bahaya yg

dihadapi oleh tenaga kerja

Berat alat seringan mungkin, tdk menyebabkan rasa ketidaknyamanan yg

berlebihan

Alat harus dapat dipakai secara fleksibel

Cukup menarik, tahan u/pemakaian lama

Tidak menimbulkan bahaya2 tambahan bg pemakai yg dikarenakan bentuk &

bahayanya yg tidak tepat atau salah dalam menggunakannya

Harus memenuhi standar yang telah ada

Tidak membatasi gerakan & persepsi sensoris pemakai

Suku cadang mudah didapat u/ mempermudah pemeliharaannya

e. Jenis APD dan bahaya yang ditimbulkan

No Tubuh Yang

Dilindungi

Bahaya APD

1 Mata Percikan bahan kimia,

debu, proyektil, gas,

uap, radiasi

safety spectacles, goggles,

face-shields, visors.

2 Kepala Kejatuhan benda,

benturan, rambut tertarik

mesin

safety Helmet

3. Melindungi

Badan

dr bahaya jatuh, ketika

menggunakan alat

tranportasi atau

peralatan yang serupa

( Mobil, Pesawat, Alat

Safety belt /Sabuk

keselamatan

12

Berat & Lain-Lain)

4. Sistem

pernapasan

Debu, gas, uap, fume,

kekurangan oksigen

Respirator, alat bantu

pernapasan

5. Melindungi

badan

Panas berlebihan,

tumpahan atau percikan

bahan kimia

Cover all, pakaian anti

panas/api

6. Tangan Panas, terpotong, bahan

kimia, sengatan listrik

Sarung tangan

7. Kaki Tumpahan bahan kimia,

lumpur, sengatan listrik

Safety boots

8. Kaki bahaya fatal yg

menimpa kaki karena

tertimpa benda tajam

atau berat, benda panas ,

cairan kimia, dsb

Safety Shoes

9. Telinga Suara dengan desible

tinggi

safety ears

2.1.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a. Definisi

Kesehatan Keselamatan kerja (K3) adalah sebuah kondisi di mana para

karyawan terlindungi dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang

berhubungan dengan pekerjaan.

b. 4 Dasar Hukum K3

Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, disana

terdapat Ruang Lingkup Pelaksanaan, Syarat Keselamatan Kerja, Pengawasan,

Pembinaan, Panitia Pembina K-3, Tentang Kecelakaan, Kewajiban dan Hak

Tenaga Kerja, Kewajiban Memasuki Tempat Kerja, Kewajiban Pengurus dan

Ketentuan Penutup (Ancaman Pidana).

13

UU No. 21 tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No. 81

Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (yang mana

disahkan 19 Juli 1947). Saat ini, telah 137 negara (lebih dari 70%) Anggota

ILO meratifikasi (menyetujui dan memberikan sanksi formal) ke dalam

Undang-Undang, termasuk Indonesia

UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya Paragraf 5 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pasal 86 dan 87. Pasal 86 ayat 1berbunyi:

“Setiap Pekerja/ Buruh mempunyai Hak untuk memperoleh perlindungan atas

(a) Keselamatan dan Kesehatan Kerja.”

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem

Manajemen K3.

c. Jenis Keselamatan Kerja

(Industrial safety)

(Mining Safety)

(Building & construction Safety)

(Traffic Safety)

(Flight Safety)

(Railway Safety)

(Home Safety)

(Office Safety)

d. Alat Pelindung Kerja

Pakaian Kerja

Pelindung tangan

Pelindung kaki

Pelindung kepala

Pelindung mata

Pelindung wajah

Pelindung bahaya jatuh

14

e. Rambu Peringatan

Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:

Peringatan bahaya dari atas

Peringatan bahaya benturan kepala

Peringatan bahaya longsoran

Peringatan bahaya api

Peringatan tersengat listrik

Penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)

Penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara

Penunjuk batas ketinggian penumpukan material

Larangan memasuki area tertentu

Larangan membawa bahan-bahan berbahaya

Petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)

2.1.6 SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

15

a. SOP Pekerja

Pekerja menggunakan atribut yang telah ditentutkan

Pekerja tidak menggunakan perhiasan, jam tangan dan aksesoris lainnya

selama proses produksi

Pekerja memasuki ruang produksi dalam kondisi bersih dan rapi

Pekerja menjaga kebersihan badannya

b. SOP Penerimaan Bahan Baku

Jahe merah yang dibeli harus dalam keadaan segar, tidak busuk, berwarna

merah di dalam dan kuning di luar

Jahe merah yang telah diterima disimpan dan digunakan tidak lebih dari 3

hari

Bahan lain seperti gula, cabai dan lain-lainnya disimpan dalam wadah

yang berbeda

c. SOP Ruang Produksi

Ruang produksi harus dibersihkan sebelum proses produksi

Pekerja melakukan proses produksi pada tempat yang telah ditentukan

Sampah dan kotoran dibuang dalam trushbag yang telah disediakan

Pekerja yang bertugas diwajibkakn untuk menjaga kebersihan selama

proses produksi

Ruang produksi harus dibersihkan setelah proses produksi

d. SOP Ruang Penyimpanan

Bahan baku disimpan pada tempat yang telah disediakan

Bahan tambahan pangan disimpan terpisah dari bahan baku di ruang

penyimpanan

Pemastian bahan dan produk yang disimpan terhindar dari serangga

Pengambilan bahan baku mengikuti proses FIFO (First In First Out)

e. SOP Selama Produksi

Pekerja mencuci tangan menggunakan sabum sebelum melakukan proses

produksi dan setelah keluar dari kamar mandi

Selama proses produksi, pekerja hanya boleh berbicara seperlunya

Pekerja tidak makan dan minum dalam ruang produksi

Pekerja tidak menggunakan ataupun membawa handphone di ruang

produksi

Alur produksi harus ditaati dan dipatuhi

16

f. SOP Alat

Alat yang digunakan dalam keadaan bersih

Sesudah digunakan peralatan dicuci kembali dan disimpan dalam pada rak

khusus dalam posisi terbali

17

BAB III

HASIL dan PEMBAHASAN

3.1 BHP

a. Lokasi

Perusahaan: PT.Jahe Merah

Tahun berdiri : 2007

Jumlah Karyawan: 37 orang (14 orang bagian dapur, 14 orang bagian pengepasan,

orang satpam dan sisanya

b. Proses Produksi

(isi foto)

18

19

c. Kesan dan Pesan

Field study blok DMS kali ini membawakan hasil yang baik. Dapat menambah

ilmu, pengalaman, serta sedikit bercanda dengan mereka dan mengajarkan kami

tentang pentingnya menjalin silahturahmi dengan masyarakat luas. Dapat melihat

pegawai bercerita dan memberi informasi dari segi pembuatan jahe membuat kami

puas. Mereka yang bekerja di bagian dapur dan packing memiliki sejuta cerita

menarik, tidak hanya mereka menceritakan pertanyaan-pertanyaan yang kami

tanyakan kepada mereka tetapi mereka pun juga member tahu hal-hal yang

sebelumnya kami tidak ketahui tanpa kita tanyakan. Mereka sangat antusias dalam

menjawab pertanyaan kami. Harapan kami, agar kami dan para pegawai terus belajar

dan mencari tahu tentang materi ini lebih luas lagi.

Sekiranya hal-hal yang tercantum diatas mencakup bahasan aspek bhp pada

field study blok DMS. Akhir kata secara singkatnya kami sangat senang dan

berterima kasih pada para dosen yang telah memberikan kesempatan berharga ini.

Melatih kami dan memberikan pengalaman dan kenangan yang akan selalu kami

ingat.

20

3.2 CHOP

a. Alur Produksi

b. Bahan

KoinponenJUMLAH

Jahe Segar

Jahe Kering

Energi (KJ) 184,0 1424,0Protein (g) V5 9,1Ltnidk (g) 1,0 6,0Karbahidrat (g) 10,1 70,8Kaisium (mg) 21 116Phospat (mg) 39 148Besi (mg) 4,3 12

21

KoinponenJUMLAH

Jahe Segar

Jahe Kering

Vitamin A (SI) 30 147Thiamin (mg) 0,02 -Niasin (mg) 0,8 SVitmin C (mg) 4 -Serat kasar (g) 7,53 5,9Total abu (g) 3,70 4,8Magnesium (mg) 1B4Natrium (mg) fi,U 32Kalium (mg) 57,0 1342Seng (mg) - 5

c. Spesifikasi bahan

1. Jahe Merah

Umur rimpang minimal 7 bulan

Jahe merah yang dibeli harus dalam keadaan segar, tidak

busuk, berwarna merah di luar, dan kuning di dalam

Jahe merah yang telah diterima kemudian disimpan

dalam ruang penyimpanan dan digunakan tidak lebih dari 3

hari

Memiliki supplier tetap dan/atau mengambil dari kebun TOGA

(Tumbuhan Obat Keluarga)

2. Cabai Jawa

Warnanya merah kecoklat-coklatan hingga coklat

Aroma pedas yang menyengat

Panjangnya minimal 4 cm

Digunakan dalam keatiaan kering. Apabila masih basah, maka

dijemur terlebih dahulu

Memiliki supplier tetap dan/atau mengambil dari kebun TOGA

[Tumbuhan Obat Keluarga)

3. Lada Hitam

Seperti merica, tetapi berkulit hitam

Aroma pedas yang menyengat

Digunakan dalam keadaan kering. Apabila masih basah, maka

dijemur terlebih dahulu

22

Memiliki supplier tetap dan/atau mengambil dari kebun TOGA

(Tumbuhan Obat Keluarga)

4. Bahan Tambahan Lain

Gula Pasir

Berwarna putih

Berbentuk butiran kristal

Memiliki supplier tetap

Kondisi kering

Tidak ada butiran lain atau cemaran fisik lainnya

Garam

Warna putih

Halus

Kondisi kering

Tidak ada butiran lain atau cemaran fisik lainnya

Gula Aren

Berwarna coklat

Memiliki suppliertetap

Kondisi kering

Bebas dari cemaran fisik

Air

Dimasak terlebih dahulu hingga mendidih (100°C)

Digunakan hangatkuku (50-60°C)

Tidak berbau, tidak berwarna

Bebas dari cemaran fisik

d. Pengolahan

Proses Pengolahan

1. Pemanasan Disertai Pengadukan

Pemanasan awal: gula merah, garam, bubuk cabe jawa, dan

lada hitam dimasukkan dan diadukhingga larut

Setelah volume larutan mencapai ^4 bagian dari awal, gula

pasir baru dimasukkan.

23

Suhu-nya berkisaran 80-100°C . Hindari bau gosong, dengan

mengatur api kompor.

2. Pendinginan Disertai Pengadukan

Hingga timbul buih-buih dan sudah tidak ada larutannya. Api

dikecilkan perlahan. Diaduk tanpa henti

3. Pembentukan Kristal

Selama proses pendinginan, tak lama kemudian terbentuk

kristal-kristal dan tetap diaduk

4. Pengecilan Ukuran Kristal

Dilakukan dengan pengadukan secara kontinu, api kompor

dipadamkan,

5. Pengayakan

Pengayakan dilakukan pada kristal (bubuk jahe merah instan}

yang terdapat pada wajan

Bagian yang lolos saringan akan langsung dikemas dan yang

tidak lolos dikecilkan dengan blender. Kemudian, disaring

kembali

SOP Penggunaan Alat

1. Alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih.

2. Blender yang digunakan hanya berkapasitas 500 gram untuk

menggiling, atur kecepatan dari terendah kemudian tertinggi

dan terendah lagi dan akhirnya dimatikan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari kerusakan alat.

3. Wajan yang digunakan minimal kapasitas 1 kg.

4. Sesudahnya digunakan, perlalatan dicuci kembali dan

disimpan pada rak khusus alat dalam posisi terbalik.

3.3 CRP

Penyakit tersering di pabrik jahe adalah:

Nyeri punggung

Gigitan serangga

24

Demam

Flu

Pilek

Fatigue

Tangan terjepit

Gangguan pada saluran pernafasan seperti asma, Penyakit paru

(copd)

Kerusakan pendengaran

Neuropsikiatrik

25

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Setiap aktivitas yang melibatkan faktor manusia, mesin dan bahan yang melalui

tahapan proses memiliki risiko bahaya dengan tingkatan risiko berbedabeda yang

memungkinkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Risiko kecelakaan dan

penyakit akibat kerja tersebut disebabkan karena adanya sumbersumber bahaya akibat dari

aktivitas kerja di tempat kerja Oleh karena itu penerapan K3 sangatlah penting selain untuk

mencegah kecelakaan, penerapan K3 dapat meningkatkan keandalan perusahaan, sehingga

dapat menimbulkan kepercayaan kepada pelanggan dan konsumen.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka, di setiap tempat kerja diwajibkan

memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan dalam Undang-

undang no. 1 tahun 1970 beserta peraturan pelaksanannya. Pengupayaan perlindungan tenaga

kerja berupa alat pelindung diri (APD) merupakan upaya meningkatkan kualitas pekerja.

Akan tetapi pemberian APD tidak dijadikan upaya pertama dalam pengendalian risiko

ditempat kerja. Hal ini disebabkan keterbatasan perlindungan yang diberiakn APD, karena

itu APD sebaiknya melengkapi program pengendalian bahaya di lingkungan kerja.

4.2 Saran

Lebih sering melakukan kunjungan supaya bisa lebih menambah pengetahuan

Informasi yang didapatkan terdapat yang kurang pada pembahasan baik dari segi chop

dan crpnya

26

Daftar Pustaka

1. Bahan kuliah program chop

2. Google.com

3. Panduan proses produksi jahe pdf oleh sutrisno kuswara

27