tumor pada kulit

23
PENUGASAN BLOK 18 MUSKULOSKELETAL dan INTEGUMEN Review jurnal Tumor Pada Kulit “ Basal Cell CarcinomaOleh: Abdul Basyit Bafadhal ( H1A212002) I Gusti Ayu Putu Wahyu W. ( H1A012022) Luh Made Tantri Chandra P. ( H1A012029) Nurfarhati ( H1A012043) Pandu Putra Anugrah ( H1A012047) Tri Anna Fitriani ( H1A012060) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM NUSA TENGGARA BARAT 2015

Upload: gekwahyu

Post on 14-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tumor Pada Kulit

TRANSCRIPT

PENUGASAN BLOK 18 MUSKULOSKELETAL dan INTEGUMENReview jurnalTumor Pada Kulit Basal Cell Carcinoma

Oleh:Abdul Basyit Bafadhal ( H1A212002)I Gusti Ayu Putu Wahyu W. ( H1A012022)Luh Made Tantri Chandra P. ( H1A012029)Nurfarhati ( H1A012043)Pandu Putra Anugrah ( H1A012047)Tri Anna Fitriani ( H1A012060)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM NUSA TENGGARA BARAT2015

PENDAHULUANPembagian kanker kulit berupa kelompok melanoma dan kelompok non melanoma. Kelompok non melanoma dibedakan atas karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma adneksa kulit. Karsinoma sel basal adalah neoplasma maligna dari nonkeratizing cell yang terletak pada lapisan basal epidermis dan merupakan karsinoma kulit non melanoma terbanyak dan paling sering ditemukan. Ukuran tumor bervaiasi dari yang berdiameter beberapa millimeter hingga beberapa sentimeter. Karsinoma sel basal juga memiliki nama lain, yaitu basalioma, rodent ulcer, Jacobs ulcer, rodent carcinoma, dan epithelioma basocellulare. Kanker ini biasanya tidak bermetastasis, berkembang lambat, infasif, dan mengadakan detruksi lokal..Karsinoma sel basal terjadi pada 80% dari jumlah kasus kanker kulit. Umumnya terdapat di daerah wajah, dan paling banyak timbul pada orang kulit putih yang kulitnya miskin pelindung terhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau dari lapis luar sel folikel rambut, pada permulaan berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini secara lambat meluas dan cenderung bertukak. Pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu diberi nama ulkus rodens ( Chinem VP, 2011).Patogenesis karsinoma sel basal yang telah banyak diketahui adalah peran paparan sinar ultraviolet sinar matahari yang menyebabkan terjadinya mutasi pada gen supresor. Disamping itu telah banyak dipelajari adanya peran faktor keturunan pada patogenesis karsinoma sel basal. Dipelajari pula peran immunosupresor dalam patogenesis karsinoma sel basal namun mekanisme pastinya belum diketahui (Chung Seum, 2012 dan Mijuskovic Zeljko P, 2014).Diagnosis karsinoma sel basal ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dengan gambaran klasik yang dikenal sebagai ulkus rodent. Terapi berupa eksisi pada jaringan kulit sehat disekitarnya, lalu dilakukan pemeriksaan sediaan beku untuk memastikan bahwa tepi luka eksisi sudah bebas tumor.

TINJAUAN PUSTAKA DEFINISIKarsinoma Sel Basal (BCC) adalah keganasan yang paling umum pada populasi kulit yang adil. telah terhitung sekitar 80% dari semua kanker kulit non melanoma (NMSC). Ini adalah tumor yang berkembang lambat dan jarang bermetastasis, namun dapat menyebabkan morbiditas yang cukup besar karena lokasinya di wajah, kecenderungan untuk kambuh sangat tinggi, jumlahnya yang multiple dan kemungkinan bahwa hal itu dapat menyerang dan menghancurkan jaringan lokal. Karsinoma Sel Basal adalah kelompok tumor heterogen mulai dari superfisial ke tumor yang sangat invasif dan bisa mengancam nyawa ( Wisgerhof HC, 2010) EPIDEMIOLOGIKarsinoma sel basal adalah jenis yang paling umum dari kanker kulit di Amerika Serikat dan Australia dan pertama kali dijelaskan oleh Arthur Jacob pada tahun 1827. Kondisi ini pertama kali disebut sebagai entitas histopatologi pada tahun 1903, oleh Edmund Krompecher yang percaya bahwa kanker muncul dari sel basal dalam epidermis ( Chinem VP, 2011).Karsinoma sel basal terjadi pada 80% dari jumlah kasus kanker kulit. Umumnya terdapat di daerah wajah, dan paling banyak timbul pada orang kulit putih yang kulitnya miskin pelindung terhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau dari lapis luar sel folikel rambut, pada permulaan berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini secara lambat meluas dan cenderung bertukak. Pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu diberi nama ulkus rodens ( Chinem VP, 2011).Insiden karsinoma sel basal tertinggi di Australia, di mana ada 726 kasus per 100.000 orang per tahun. Kedua genetika dan paparan sinar matahari diperkirakan berkontribusi insiden tinggi ini. Di Inggris, kejadian karsinoma sel basal meningkat 173,5-265,4 per 100.000 penduduk setiap tahun selama 10 tahun terakhir. Di Jerman, ada 96 kasus baru per 100.000 orang per tahun dan 95 kasus per 100.000 wanita per tahun (Chinem VP, 2011). KLASIFIKASI Sifat-sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada umumnya mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan sedikis sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal pada stratum basal epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih besar atau tidak tampak adanya jembatan antar sel. Inti dari sel karsinoma sel basal lebih seragam (tidak banyak berbeda dalam ukuran dan intensitas perwarnaan) dan tidak tampak gambaran anaplastik. Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma yang sering tampak sebagai jaringan dengan banyak fibroblast muda. Oleh karena parenkim tumor berasal dari sel epitelial, dan stroma berasal dari mesoderm, yang berperan dalam pembentukan adneksa kulit. Berdasarkan gambaran histopatologis Lever (1993) membagi Karsinoma Sel Basal dalam 2 golongan : (Wisgerhof HC, 2010)

I. Differensiasi : a. Jenis keratotik Disebut juga tipe pilar karena berdifferensiasi ke arah rambut menunjukkan sel-sel para keratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma agak eosinafilik dan dijumpai horn cyst (kista keratin). Sel parakeratonic dapat membentuk susunan konsentris atau mengelilingi kista keratin. b. Jenis differensiasi sebasea Dulu disebut bentuk kistik, merupakan bentuk solid yang mengalami nekrobiosis. Tetapi tidak terbukti secara histokimia bahwa bentuk tersebut adalah di fferensiasi kelenjar sebasea. c. Jenis Adenoid Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat. Kadang-kadang ditemukan lumen yang di kelilingi sel-sel bersekresi. Sel tersusun berhadapan, melingkari pulau-pulau jaringan ikat sehingga tumor berbentuk seperti renda. Dalam lumen dapat ditemukan semacam substansi koloid atau materi granuler yang amorph. Akan tetapi belum ada bukti aktivitas sel yang bersifat sekretoris pada tepi lumen. II. Tidak berdifferensiasi a. Jenis solid Merupakan gambaran histopalogik yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid, dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, stioplasma sedikit, sel-sel pada tepi massa tumor tersusun palisade. Bentuk solid ini juga dibagi 2 sub kelompok 1. Sirkumskrip - Tampak parenkim tumor dengan berbagai bentuk dan ukuran pada dermis lebih dari 90% parenkim tumor berhubungan dengan epidermis. - Batas tepi tumor terdiri dari sel yang tersusun palisade (seperti pagar), sedangkan sel didalam tumor tidak beraturan. - Kadang-kadang terjadi disintegrasi sel pada pusat tumor sehingga terbentuk kista.

2. lnfiltrative - Disebut sebagai karsinoma sel basal yang agresif - Terdiri dari sel basaloid yang tersusun memanjang dengan ketebalan hanya beberapa lapis dengan atau tanpa susunan palisade pada tepinya. Tumor ini dapat mengadakan invansi dalam batas tumor tidak jelas, sel dan inti sel bentuk dan ukurannya bervariasi. Berdasarkan sifat pertumbuhan merupakan hal yang lebih penting antara lain bentuk: a. Noduler : kelompok sel tumor secara keseluruhan memberi kesan berbatas tegas dengan jaringan sekitar. b. Noduler infiltrative : pada bagian tengah tampak tonjolan tumor d engan tepi menunjukkan pertumbuhan infiltratif kecil.c. Infiltratif, jaringan tumor menunjukkan pertumbuhan infiltratif tidak teratur. Selerosing, stroma menunjukkan jaringan ikat padat terdiri dari serabut kolagen dan elastis. Non selerosing, kelompok sel tumor besar dengan jaringan ikat stroma tidak begitu padat. d. Multifokal, jaringan tumor berasal dari beberapat empat pada epidermis. Walaupun dengan pewarnaan dopa 75 % KSB mengandung melanosit, akan tetapi hanya 25 % saja yang mengandun pigmen melanin, KSB yang banyak mengandung pigmen disebut KSB berpigmen. Bentuk morfea-like atau fibrosing merupakan varian KSB dimana tumor terdiri dari sel Yang tersusun memanjang dan terkadang hanya satu lapis di dalam stroma yang tebal. ETIOLOGILebih dari 80% faktor pencetus basalioma yaitu terpapar sinar matahari ataupenyinaran ultraviolet lainnya. Sering muncul usia > 40 tahun. Faktor resiko lainnya : a) Faktor genetik (sering terjadi pada kulit terang, mata biru atau hijau dan rambut pirang atau merah).b) Pemaparan sinar X yang berlebihan.c) Senyawa kimia arsen.d) Trauma.e) Ulkus kronis (Chung Seum, 2012 dan Mijuskovic Zeljko P, 2014).

PATOFISIOLOGIBasalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Basalioma berasal dari sel epidermis sepanjang lamina basalis. Pajanan UV terutama spectrum UVB (290-320 nm) yang menginduksi mutasi gen tumor supresor menyebabkan kerusakan dari DNA dan menyebabkan mutagenesis dari sel tumor yang baru. Mutasi yang terutama diinduksi sinar UV pada tumor suppressor gene TP53. Gen ini terletak di kromosom 17 (17p). Bisa juga terjadi karena mutasi gen pada pita 9q22. KSB diakibatkan kelainan inhibisi gen yang mengkode protein untuk kaskade proses pertumbuhan sel dan adneksanya sejak fetus. Homolog gen ini ialah Sonic Hedgehog (SHH), Patched (PTCH), dan Smoothened (SMO), ketiga gen ini yang paling banyak pada manusia. Pada sebagian besar KSB terdapat abnormalitas gen PTCH atau SMO. Tumor ini ditandai oleh nodul eritromatosa, halus dan seperti mutiara, bagian tengah mengalami ulserasi dan perdarahan, meninggi dan memiliki pembuluh telangiektatik pada permukannya.Kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala, dan leher. Untungnya tumor ini jarang sekali bermetastasis. Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada berbagai faktor yang menjadi predisposisi terjadinya basalioma. Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki panjang gelombang berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spektrum ini terutama terutama bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi cokelat. Pemakaian bahan-bahan yang melindungi kulit dari sinar matahari sangat dianjurkan pada setiap orang yang dalam keluarganya ada yang menderita kanker kulit dan pada orang-orang yang berkulit peka sehingga mudah sekali menderita luka bakar karena sinar matahari. Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup di dalam kulit untuk melindungi jaringan di bawahnya sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari. Orang yang paling beresiko itu adalah orang yang berkulit cerah, bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah Celtic atau orang dengan warna kulit yang merah muda atau cerah di samping orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi cokelat kekuningan. Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat kimia tertentu (senyawa arsen, nitrat, batubara, ter dan aspal,serta paraffin). (Chung Seum, 2012 dan Mijuskovic Zeljko P, 2014).

MANIFESTASI KLINISPredileksinya terutama mengenai daerah wajah (pipi, dahi, hidung, daerah periorbital), leher. Meskipun jarang, namun dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit kepala.Gambaran kilnis KSB bervariasi, Lever membagi KSB menjadi 5 bentuk : (Wisgerhof HC, 2010).1. Tipe Nodul-ulseratif, termasuk ulkus rodensMerupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat nasolabial, dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiaameter kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Permukaannya tampak mengkilat, sering dijumpai adanya teleangiektasia, dan kadang-kadang dengan skuama yang halus atau krusta tipis. Berwarna seperti mutiara, kadang-kadang seperti kulit normal sampai eritem yang pucat. Lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian tengah lesi menjadi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi keatas. Jika terabaikan, lesi-lesi ini akan mengalami ulserasi (ulkus redons), dengan destruksi jaringan disekitarnya.2. Tipe BerpigmenGambaran klinisnya sama dengan yang tipe nodulo-ulseratif. Bedanya, pada jenis ini berwarna coklat atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai melanoma.3. Tipe Morfea atau fibrosing atau sklerotingBiasanya terjadi pada kepala dan leher, lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna outih kekuningan dengan batas tidak jelas. Pertumbuhan perifer diikuti oleh perluasan sklerosisi di tengahnya.4. Tipe SuperficialLesi biasanya multipel, mengenai badan. Secara klinis tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk oval sampai ireguler dengan tepi berbatas tegas sedikit meninggi, seperti benang atau kawat. Biasanya dihubungkan dengan ingesti arsenic kronis.5. Tipe FibroepiteliomaPaling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa papul kecil yang tidak bertangkai atau bertangkai pendek, dengan permukaan halus dengan warna yang bervariasi. Disamping itu terdapat pula 3 sindrom klinis, dimana epitelioma sel basal berperan penting, yaitu :1. Sindroma epitelioma sel basal nevoid2. Nevus sel basal unilateral linier3. Sindroma Bazex (merupakan atrofoderma folikuler dengan epitelioma sel basal multiple)

PENEGAKKAN DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan histopatologi (Wisgerhof HC, 2010).HISTOPATOLOGILever membagi KSB dalam beberapa tipe histopatologi yang terdiri atasKSB yang berdifferensiasi dan KSB yang tidak berdiferensiasi.1. KSB yang berdiferensiasia. Jenis keratotikDisebut juga tipe pilar, karena berdiferensiasi kea rah rambut. Menunjukkan sel sel parakeratotoik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma agak eosinofilik dan dijumpai horncyst, selain sel-sel undifferentiated dengan sitoplasma basofilik.b. Jenis kistikDijumpai adanya bagian-bagian kistik dibagian tengan massa tumor yang terjadi akibat degenerasi sel-sel tumor atau deffernsiasi sel-sel kearah kelenjar.c. Jenis adenoidAdanya gambaran atau struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat. Kadang-kadang ditemukan lumen yang dikelilingi oleh sel-sel bersekresi. Dalam lumen dapat ditemukan semacam bahan koloid atau massa amorf.2. KSB tidak berdifferensiasi/KSB solidMerupakan gambaran histopatologi yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau sel dengan bentuk atau ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid, dengan inti basofilik yang bulat atau lonjong, sitplasma sedikit, sel-sel pada tepi massa tumor tersusun palisade.

TATALAKSANA BASAL CELL CARCINOMAManajemen pada karsinoma sel basal bergantung pada lokasi anatomi dan gambaran histologis. Pendekatannya termasuk Mohs Micrographic Surgery (MMS), bedah eksisi standar, destruksi pada berbagai variasi, dan kemoterapi topical. Mohs Micrographic SurgeryMMS memungkinkan analisis histologik mengenai batas tumor dengan konservasi maksimal dibandingkan dengan bedah eksisi standar. MMS pilihan treatment yang baik untuk rekuren karsinoma sel basal. Selain itu baik untuk tipe morpheaform, poorly delineated, incompletely removed, dan risiko lain karsinoma sel basal primer. MMS juga khususnya baik untuk menterapi karsinoma sel basal pada lokasi anatomi yang buruk, termasuk pada nasofasial junction dan sulkus aurikuler. MMS pertama kali dilaporkan oleh seorang dokter Amerika dan dokter bedah umum, Dr. Mohs, pada tahun 1941. Jaringan dipotong adalah beku dan dipotong secara horizontal. Seluruh batas dapat kemudian secara histologis diperiksa. Studi dan ulasan telah menemukan tingkat kesembuhan 5 tahun antara 93,5 % dan 100 % untuk tumor primer dan 90 % 96 % untuk penyakit berulang.Beberapa indikasi MMS antara lain :1. Lokasi anatomi yang berisiko tinggi2. Tumor lebih dari 2 cm3. Sub tipe histologik agresif4. Tumor rekuren5. Incompletely excised BCC6. Pasien imunosupresi7. Batas yang tidak jelas Eksisi StandarDibandingkan dengan teknik non eksisi, bedah eksisi standar memberikan manfaat evaluasi histologis pada spesimen yang diambil. Meskipun eksisi standar cocok untuk banyak kasus karsinoma sel basal, tingkat kesembuhan MMS lebih baik pada beberapa kasus. Meskipun sedikit data ada pada yang benar dalam bedah marjin, eksisi melalui lemak subkutan umumnya dianjurkan. Secara keseluruhan tingkat kekambuhan 5 tahun setelah eksisi sederhana dari BCC dilaporkan sebagai antara 4,1% dan 10,1%. Jika eksisi telah dilaporkan secara histologis 0,5 cm dan < 2 cm terletak pada tubuh dan ekstremitas. Studi sebelumnya telah digunakan imiquimod 5 % krim dengan jadwal aplikasi mulai dari 5 hari sampai 7 hari per minggu selama 6-12 minggu. Dalam penelitian, 79,4% dan 88,7% dari imiquimod penerima, masing-masing, dilaporkan bebas tumor-dua tahun pasca-perawatan. Dalam semua studi mengevaluasi efektivitas Imiquimod 5% krim dalam pengobatan BCC, lebih dari 50% dari pasien melaporkan setidaknya 1 efek samping selama masa studi. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah reaksi lokal, seperti gatal, iritasi, rasa terbakar, dan hipopigmentasi. Kepatuhan pasien didefinisikan baik, setidaknya 80% dari dosis yang diperlukan atau di mana pasien selesai jadwal dosis yang ditentukan. Kepatuhan pasien dengan terapi imiquimod berkisar antara 60% sampai 98%.

2. 5-Flouro Urasil5-Flouro Urasil (5 FU) merupakan treatment topikal, agen kemoterapetik yang sering digunakan pada keratosis aktin, dan dapat juga digunakan pada terapi BCC. 5 FU dimetabolisme oleh dihidropirimidin dehidrogenase, dan penggunaannya kontraindikasi pada pasien dengan defisiensi enzim Terapi FotodinamikTerapi fotodinamik melibatkan aktivasi obat photosensitizing dengan cahaya yang tampak untuk memproduksi spesies oksigen aktivasi yang dapat membunuh unsur sel kanker. Asam aminolevulinic eksogen meningkatkan produksi intraseluler fotosensitizer endogen protoforpirin tipe IX yang khususnya terakumulasi pada sel tumor. Dalam proses ini, energi foton dikonversi ke oksigen, yang kemudian memediasi cedera sel target dan kematian. Fotosensitizer dapat diberikan secara sistemik atau topikal. Terapi RadiasiTerapi ini berguna untuk BCC primer atau pada kasus pos bedah. Keuntungan terapi ini, pasien lebih nyaman dan dapat terhindar dari prosedur invasif seperti terapi bedah. Sedangkan kerugian terapi radiasi, kurang mampu mengetahui secara histologis hilangnya sel tumor, terkait kosmetik, prolong treatment, dan predisposisi menjadi agresif dan rekuren ekstensif.MANAGEMENT BASAL CELL CARCINOMA

RekurenPrimer

Ukuran atau lokasi lain Lokasi tumor pada kantus, lipatan nasolabial, periorbital, atau area post auricularTumor Non Agresif atau pada badan dan ekstremitas

Tumor Agresif atau pada badan dan ekstremitas

Eksisi atau Elektrodesikasi dan Kuretase

Eksisi atau MMS

Mohs Micrographic Surgery

KOMPLIKASIKomplikasi yang terdapat terjadi antara lain : selulitis adalah lesi kanker yang terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Bermetastasis ke organ lain. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan (Telfer NR dan Mortont CA, 2008).

PROGNOSISDengan tatalaksana yang sesuai dan tepat, prognosis pada sebagian besar pasien sangat baik. Walaupun laju kontrol tumor terhadap tumor primer tinggi, pasien harus tetap dimonitor untuk kemungkinan rekurensi dan perkembangan baru dari karsinoma sel basal primer. Risiko perkembangan karsinoma sel basal sekunder berkisar antara 36-50%. Pemeriksaan kulit pada seluruh tubuh secara berkala dan konseling tentang sun protection direkomendasikan untuk pasien dengan riwayat karsinoma sel basal sebelumnya. Hal tersebut penting karena pasien dengan riwayat karsinoma sel basal dapat mengalami melanoma. Sekitar 40-50% pasien dengan karsinoma sel basal primer akan berkembang setidaknya satu atau lebih karsinoma sel basal dalam waktu 5 tahun. Untuk pasien dengan penyakit metastasis, prognosis buruk, dengan rata-rata harapan hidup 8-10 bulan dari saat terdiagnosis (Carucci JA et al.,2012). PENCEGAHANAnalisis liputan berita di Amerika antara tahun 1979 dan 2003 menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kanker kulit dan tindakan pencegahan. Kampanye oleh media meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan untuk perlindungan dari sinar matahari, tetapi hanya menghasilkan perubahan perilaku sementara. Sekitar 90% dari responden mengetahui hubungan antara kanker kulit dan paparan sinar matahari, namun kurang dari setengah yang dilaporkan memakai tabir surya secara teratur. Perlindungan terhadap paparan sinar matahari sangat penting dalam pencegahan terhadap karsinoma sel basal. The American Academy of Dermatologys Melanoma/Skin Cancer Screening Program telah melakukan skrining gratis pada lebih dari 1,4 juta masyarakat selama 20 tahun terakhir,dan menunjukkan bahwa skrining kanker kulit lebih efektif (Rubin AI et al.,2005).

DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding karsinoma sel basal adalah sebagai berikut (Rubin AI et al.,2005) :1) Karsinoma sel basal nodular Nevus dermal Karsinoma sel skuamosa Appendageal tumor Dermatofibroma2) Karsinoma sel basal terpigmentasi Melanoma nodular Melanoma superfisial Melanoma lentigo maligna Appendageal tumor Compound nevus Blue nevus3) Karsinoma sel basal superfisial Bowens disease Penyakit Paget Mammary atau extramammary Melanoma superfisial Plak single pada psoriasis Plak single pada eksema4) Karsinoma sel basal morpheaform Scar Morphea Trichoepithelioma5) FIBROEPITHELIOMA OF PINKUS Skin tag Fibroma Papillomatous dermal nevus

PENUTUPKarsinoma Sel Basal (BCC) adalah keganasan yang paling umum pada populasi kulit yang adil. telah terhitung sekitar 80% dari semua kanker kulit non melanoma (NMSC). Ini adalah tumor yang berkembang lambat dan jarang bermetastasis, namun dapat menyebabkan morbiditas yang cukup besar karena lokasinya di wajah, kecenderungan untuk kambuh sangat tinggi, jumlahnya yang multiple dan kemungkinan bahwa hal itu dapat menyerang dan menghancurkan jaringan lokal. Karsinoma Sel Basal adalah kelompok tumor heterogen mulai dari superfisial ke tumor yang sangat invasif dan bisa mengancam nyawa( Wisgerhof HC, 2010)Karsinoma sel basal terjadi pada 80% dari jumlah kasus kanker kulit. Umumnya terdapat di daerah wajah, dan paling banyak timbul pada orang kulit putih yang kulitnya miskin pelindung terhadap sinar ultraviolet dari cahaya matahari. Tumor ini berasal dari sel lapisan basal atau dari lapis luar sel folikel rambut, pada permulaan berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini secara lambat meluas dan cenderung bertukak. Pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu diberi nama ulkus rodens ( Chinem VP, 2011).Diagnosis karsinoma sel basal ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik dengan gambaran klasik yang dikenal sebagai ulkus rodent. Terapi berupa eksisi pada jaringan kulit sehat disekitarnya, lalu dilakukan pemeriksaan sediaan beku untuk memastikan bahwa tepi luka eksisi sudah bebas tumor.

DAFTAR PUSTAKACarucci JA, Leffell DJ, Pettersen JS. Basal Cell Carcinoma. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, editors. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8th ed. USA: McGraw-Hill Companies 2012;1294-1303Chinem Vp., Miot HM. 2011. Epidemiology of basal cell carcinoma. Dermatologist, Department of Dermatology and Radiotherapy. Available : http://www.scielo.br/pdf/abd/v86n2/en_v86n2a13.pdf [Acessed: Mei 30 2015]Chung Seum, 2012. Basal Cell Carcinoma. Available : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3385325[Acessed: Mei 30 2015]Lien MH and Sondak VK. (2011). Nonsurgical Treatment Options for Basal Cell Carcinoma. Hindawi Publishing Corporation Journal of Skin Cancer. Available from : http://www.hindawi.com/journals/jsc/2011/571734/[Accesed : 31st May 2015]Mijuskovic Zeljko P, 2014. Etiology and pathogenesis of basal cell carcinoma. Available : http://www.degruyter.com/view/j/sjdv.2013.5.issue-3/sjdv-2013-0009/sjdv-2013-0009.xml?format=INT [Acessed: Mei 30 2015]Rubin AI, Chen EH, Ratner D. Basal-Cell Carcinoma. N Engl J Med 2005;353:2262-9. Smith V and Walton S. (2011). Treatment of Facial Basal Cell Carcinoma : A Review. Hindawi Publishing Corporation Journal of Skin Cancer. Available from : http://www.hindawi.com/journals/jsc/2011/380371/ [Accesed : 31st May 2015]Telfer NR dan Mortont CA. Guidelines For The Management of Basall Cell Carcinoma. British Journal Of Dermatology 2008;35-48.Wisgerhof HC, Edelbroek JR, de Fijter JW et al.2010. Subsequent squamous- and basal-cell carcinomas in kidney-transplant recipients after the first skin cancer: cumulative incidence and risk factors. Transplantation ;89(10):1231-8.Wolff, et al. (2008). Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Vol 1 & 2. 7th Edition.

14