transformasi new (autosaved)
DESCRIPTION
mantapTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang sangat berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Matematika merupakan ratu dan pelayan ilmu yang sangat berguna
dan berkaitan dalam mempelajari ilmu lainnya. Karena itu, matematika menjadi
salah satu mata pelajaran yang menjadi dasar dan fokus dalam dunia pendidikan.
Matematika secara umum disebut sebagai penelitian pola dari struktur,
perubahan, dan ruang atau penelitian bilangan dan angka. Pada permulaannya
cabang-cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung,
Aljabar dan Geometri. Setelah itu ditemukan Kalkulus yang berfungsi sebagai
tonggak penopang terbentuknya cabang matematika baru yang lebih kompleks,
antara lain Statistika, Topologi, Aljabar (Linear, Abstrak, Himpunan), Geometri
(Sistem Geometri, Geometri Linear), Analisis vektor dan lain-lain. Masih banyak
lagi definisi-definisi tentang matematika, tetapi tidak satupun perumusan yang
dapat diterima umum, atau sekurang-kurangnya dapat diterima dari berbagai sudut
pandang.
Materi matematika bersifat abstrak dan memerlukan daya berpikir yang
baik dalam mempelajarinya. Namun, meskipun materi matematika bersifat
abstrak, konsep matematika dapat ditafsirkan ke dalam kehidupan nyata. Konsep
matematika merupakan konsep yang berasal dari daya berpikir manusia yang
dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Materi
matematika di sekolah dasar biasanya diajarkan bertahap mulai dari materi atau
konsep yang masih bersifat sederhana sampai konsep yang bersifat kompleks.
Salah satu materi matematika yang esensial yang diberikan di sekolah adalah
“transformasi”.
Materi transformasi merupakan materi yang dipelajari siswa mulai jenjang
sekolah menengah dan bahkan sampai perguruan tinggi. Materi ini merupakan
materi yang dapat ditafsirkan ke dalam kehidupan nyata. Materi ini sangat penting
untuk dipelajari siswa karena merupakan materi yang bersifat luas dan dapat
berkembang. Karena pentingnya materi ini, pada makalah ini akan dibahas
mengenai “transformasi” mulai dari pengertian sampai jenis-jenis transformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
TRANSFORMASI
2.1 Transformasi Bangun Datar
1. Pengertian Transformasi
Transformasi adalah aturan secara geometris yang dapat menunjukkan
bagaimana suatu bangun dapat berubah kedudukan dan ukurannya
berdasarkan rumus tertentu. Secara umum transformasi dibedakan
menjadi dua yaitu transformasi isometri dan dilatasi.
Transformasi isometri adalah transformasi yang tidak mengubah ukuran,
misalnya pergesaran, pencerminan, dan pemutaran, sedangkan dilatasi
adalah transfomasi yang mengubah ukuran benda.
2. Jenis – jenis Transformasi
1. Pergeseran atau Translasi
Translasi secara sederhana dapat diartikan pergeseran. Sebelum menjelaskan
materi ini pada siswa, dapat dilakukan pembukaan pembelajaran dengan
mengkaitkan materi ini pada kehidupan sehari-hari terlebih dahulu. Misalnya guru
dapat menyuruh siswa untuk menggeser benda-benda yang ada di atas meja
mereka seperti: pensil, pulpen, kotak pensil, dll. Kemudian ajak siswa untuk
mengamati pergeseran tersebut, apa yang terjadi, biarkan siswa menganalisa
sendiri.
Setelah itu, berikan contoh atau ilustrasi dengan bangun geometri untuk
mengkaitkan pemahaman sementara yang diperoleh siswa dan siswa dapat
menterjemahkannya ke dalam materi matematika. Contohnya disajikan sebagai
berikut.
1
C
A’
B’
C’
(a)A
B
(b)
Gambar 1
Bangun segitiga ABC pada Gambar 1-a digeser menjadi bangun geometri
segitiga A’B’C’ pada Gambar-1b. Setiap titik pada daerah segitiga ABC digeser
dalam jarak dan arah tertentu menjadi segitiga A’B’C’, atau
A A’
B B’
C C’,
demikian seterusnya, sehingga AA’= BB’= CC’. Transformasi yang berciri
demikian dinamakan sebagai pergeseran atau translasi.
Berdasarkan Gambar-1 di atas tampak bahwa bangun geometri segitiga
ABC ditranslasikan sehingga diperoleh bangun bayangan segitiga A’B’C’. Dalam
operasi translasi itu terjadi titik-titik berikut:
A A’, ditentukan oleh ruas garis berarah AA’
B B’, ditentukan oleh ruas garis berarah BB’
C C’, ditentukan oleh ruas garis berarah CC’
dengan AA’ = BB’ = CC’.
Perhatikan pula bahwa dalam operasi translasi ini, segitiga A’B’C’ kongruen
dengan segitiga ABC. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dua hal
berikut.
Pergeseran atau translasi dalah suatu transformasi yang memetakan tiap titik pada
bidang dengan jarak dan arah tertentu. Jarak dan arah tertentu itu dapat diwakili
2
1. Translasi ialah perpindahan atau pergeseran titik atau bangun geometri dalam jarak dan arah yang sama. Jarak dan arah yang sama itu ditentukan oleh suatu ruas garis berarah.
2. Di dalam operasi translasi, bangun geometri bayangan kongruen terhadap bangun geometri semula.
oleh ruas garis berarah (misalnya A⃗B ) atau oleh suatu pasangan bilangan terurut
(a ¿ )¿¿
¿¿. Hubungan antara titik dan bayangannya adalah:
T=¿ (a ¿ ) ¿¿
¿¿
Jika A '( x ', y ' ), secara aljabar dapat dituliskan hubungan seperti berikut.
x '=x+ay '= y+b
Titik A ' ' disebut bayangan titik A oleh translasi T=¿ (a ¿ ) ¿
¿¿¿
.
Dari gambar terlihat bahwa translasi AA ' memetakan titik A ke titik A ' .
Contoh Translasi
Tentukan bayangan titik A (3,1 ) , B (−2,5 ) ,C (−4 ,−3 ) jika ditransformasikan oleh
translasi T yang dinyatakan oleh pasangan bilangan terurut
(3 ¿ ) ¿¿
¿¿.
Penyelesaian
Untuk titik A (3,1 )
T=¿ (3 ¿ ) ¿¿
¿¿
Untuk titik B (−2,5 )
T=¿ (3 ¿ ) ¿¿
¿¿
Untuk titik C (−4 ,−3 )
T=¿ (3 ¿ ) ¿¿
¿¿
3
0
A’(x’, y’)
A(x, y)
b
a
X
Y
2. Refleksi (Pencerminan)
Refleksi atau pencerminan dari suatu bangun geometri adalah proses
mencerminkan setiap titik pada bangun
geometri itu terhadap sebuah garis
tertentu. Garis tertentu itu dinamakan
sebagai sumbu cermin atau sumbu
simetri.
Untuk mengetahui sifat-sifat yang
berlaku pada transformasi refleksi,
perhatikanlah gambar berikut! Pada
gambar, bangun segiempat ABCD
dicerminkan terhadp garis m (garis m
bertindak sebagai sumbu cermin) sehingga
diperoleh bayangan bangun segiempat A’B’C’D’.
Sekarang jiplaklah gambar di atas pada kertas berpetak, kemudian lipatlah
kertas itu mengikuti sumbu simetri. Ternyata bahwa bangun segiempat A’B’C’D’
(bangun bayangan) tepat berhimpit dengan bangun segiempat ABCD (bangun
semula). Hal ini menunjukkan bahwa segimpat A’B’C’D’ kongruen dengan
segiempat ABCD. Dapat disimpulkan bahwa pada transformasi refleksi berlaku
sifat umum sebagai berikut:
Jika sebuah bangun geometri dicerminkan terhadap sebuah garis tertentu, maka bangun bayangan kongruen dengan bangun semula.
Telah disebutkan bahwa proses pelipatan di atas mengakibatkan segiempat
A’B’C’D’ tepat berhimpit dengan segiempat ABCD atau A’ berhimpit dengan A,
B’ berhimpit dengan B, C’ berhimpit dengan C, dan D’ berhimpit dengan D
sehingga diperoleh hubungan:
A’P = AP atau jarak titik A’ ke suatu sumbu cermin sama dengan jarak
titik A ke sumbu cermin tersebut,
B’Q = BQ atau jarak titik B’ ke suatu sumbu cermin sama dengan
jarak titik B ke sumbu cermin tersebut,
4
m
P
Q
R
SD’
C’
B’
A’
D
C
B
A
C’Q = CQ atau jarak titik C’ ke suatu sumbu cermin sama dengan
jarak titik C ke sumbu cermin tersebut, dan
D’Q = DQ atau jarak titik D’ ke suatu sumbu cermin sama dengan
jarak titik D ke sumbu cermin tersebut.
Hubungan ini menunjukkan berlakunya sifat yang lain pada
transformasi refleksi, yaitu sebagai berikut:
Pada transformasi refleksi, jarak titik pada bangun bayangan ke sumbu cermin
sama dengan jarak titik pada bangun semula ke sumbu cermin.
Sifat refleksi adalah:
1. Jika sebuah bangun geometri dicerminkan terhadap sebuah garis tertentu,
maka bangun bayangan kongruen dengan bangun semula.
2. Jarak antara titik awal ke sumbu simetri sama dengan jarak titik bayangan ke
sumbu simetri.
3. Garis hubung titik awal dan titik bayangan dengan sumbu simetrinya tegak
lurus.
Cara menentukan titik bayangan:
Tentukan terlebih dahulu sumbu simetri atau sumbu cerminnya.
Dari tiap-tiap titik yang hendak dicerminkan ditarik garis yang tegak lurus
dengan sumbu simetri.
Perhatikan bahwa jarak titik semula terhadap sumbu simetri harus sama
dengan jarak titik bayangan terhadap sumbu simetri.
5
Sumbu simetri(a)
A(x, y)
Sumbu simetri(b)
A(x, y)
Pencerminan terhadap garis atau sumbu dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Bayangan Titik
Titik A(x , y) apabila dicerminkan terhadap suatu garis l atau sumbu l akan
menghasilkan bayangan berupa titik A ' (x ' , y ').
b. Bayangan Garis
Hasil pencerminan ruas garis terhadap garis l atau sumbu l akan
menghasilkan bayangan berupa ruas garis.
6
A’(x’, y’)
Sumbu simetri(c)
A(x, y)
t
A’(x’, y’)
A(x, y)
c. Bayangan Bangun
Pencerminan suatu bangun terhadap garis l atau sumbu l dilakukan dengan
mencerminkan titik sudut-titik sudutnya terlebih dahulu. Kemudian titik sudut
hasil pencerminan dihubungkan menjadi bangun yang merupakan hasil
pencerminan.
Sumbu simetri atau sumbu cermin pada refleksi dibedakan menjadi beberapa
macam sebagai berikut :
a) Pencerminan terhadap Sumbu X
Jika titik A(x , y) dicerminkan terhadap sumbu X dan bayangannya
adalah A '(x ' , y ') maka diperoleh pencerminan titik A(x, y) terhadap
7
B’(x2’, y2’)
A’(x1’, y1’)
B(x2, y2)
A(x1, y1)
C’(x3’, y3’)C(x3, y3)
B’(x2’, y2’)
A’(x1’, y1’)
B(x2, y2)
A(x1, y1)
sumbu X menghasilkan bayangan titik A’(x’, y’) dengan x’ = x dan
y’= -y.
Maka bayangan titiknya dapat dinyatakan dengan:
x '=x=(1 ) x+ (0 ) y
y '=− y=(0 ) x+ (−1 ) y
Sehingga dalam bentuk perkalian matriks bentuk di atas dapat ditulis
sebagai:
( x'
y ')=(1 00 −1)( x
y)Dengan (1 0
0 −1) adalah matriks transformasi terhadap pencerminan
oleh sumbu X .
b) Pencerminan terhadap Sumbu Y
Jika titik A(x , y) dicerminkan terhadap sumbu Y dan bayangannya
adalah A ' (x ' , y ') maka diperoleh pencerminan titik A(x, y) terhadap
sumbu Y menghasilkan bayangan titik A’(x’, y’) dengan x’ = -x dan
y’= y.
8
0
A’(x’, y’)
A(x, y)
X
Y
Maka bayangan titiknya dapat dinyatakan dengan:
x '=−x=(−1 ) x+ (0 ) y
y '= y=(0 ) x+(1 ) y
Sehingga dalam bentuk perkalian matriks bentuk di atas dapat ditulis
sebagai:
( x'
y ')=(−1 00 1)( x
y)Dengan (−1 0
0 1) adalah matriks transformasi terhadap pencerminan
oleh sumbu Y .
c) Pencerminan terhadap Garis y=x
Jika titik A(x , y) dicerminkan terhadap garis y = x dan bayangannya
adalah A '(x ' , y ') maka diperoleh pencerminan titik A(x, y) terhadap
garis y = x menghasilkan bayangan titik A’(x’, y’) dengan x’ = y dan
y’= x.
9
0
A’(x’, y’) A(x, y)
X
Y
Maka bayangan titiknya dapat dinyatakan dengan:
x '= y=(0 ) x+(1 ) y
y '=x=(1 ) x+ (0 ) y
Sehingga dalam bentuk perkalian matriks bentuk di atas dapat ditulis
sebagai:
( x'
y ')=(0 11 0)( x
y )Dengan (0 1
1 0) adalah matriks transformasi terhadap pencerminan oleh
garis y=x .
d) Pencerminan terhadap Garis y=− x
Jika titik A(x , y) dicerminkan terhadap garis y = -x dan bayangannya
adalah B(x ' , y ') maka diperoleh pencerminan titik A(x, y) terhadap garis
y = -x menghasilkan bayangan titik B(x’, y’) dengan x’ = -y dan y’= -
x.
10
Maka bayangan titiknya dapat dinyatakan dengan:
x '=− y= (0 ) x+(−1 ) y
y '=−x= (−1 ) x+(0 ) y
Sehingga dalam bentuk perkalian matriks bentuk di atas dapat ditulis
sebagai:
( x'
y ')=( 0 −1−1 0 )( x
y)Dengan ( 0 −1
−1 0 ) adalah matriks transformasi terhadap pencerminan
oleh garis y=− x .
e) Pencerminan terhadap Titik Asal
Jika titik A(x , y) dicerminkan terhadap titik O (0,0) dan bayangannya
adalah B(x ' , y ') maka diperoleh pencerminan titik A(x, y) terhadap titik
O (0,0) menghasilkan bayangan titik B(x’, y’) dengan x’ = -x dan y’= -
y.
Maka bayangan titiknya dapat dinyatakan dengan:
x '=−x=(−1 ) x+ (0 ) y
y '=− y=(0 ) x+ (−1 ) y
Sehingga dalam bentuk perkalian matriks bentuk di atas dapat ditulis
sebagai:
11
( x'
y ')=(−1 00 −1)( x
y)Dengan (−1 0
0 −1) adalah matriks transformasi terhadap pencerminan
oleh titik asal O (0,0) .
Contoh Refleksi
Pencerminan terhadap sumbu X dan sumbu Y
Tentukan bayangan titik A (3,2 ) dan B (−4 ,−5 ) jika dicerminkan terhadap
a. sumbu X
b. sumbu Y
Penyelesaian
a. ( x'
y ')=(1 00 −1)(3
2)=( 3−2)
Jadi bayangan titiknya adalah (3, -2)
( x'
y ')=(1 00 −1)(−4
−5)=(−45 )
Jadi bayangan titiknya adalah (-4, 5)
b. ( x'
y ')=(−1 00 1)(3
2)=(−32 )
Jadi bayangan titiknya adalah (-3, 2)
( x'
y ')=(−1 00 1)(−4
−5)=( 4−5)
Jadi bayangan titiknya adalah (4, -5)
Pencerminan terhadap titik asal (0,0) , garis y=x , dan y=− x
Tentukan bayangan titik A( 4,7 ) jika dicerminkan terhadap
a. Titik Asal (0,0)
b. Garis y=x
c. Garis y=− x
Penyelesaian
12
a. ( x'
y ')=(−1 00 −1)(4
7)=(−4−7)
Jadi bayangan titiknya adalah (−4 ,−7)
b. ( x'
y ')=(0 11 0)(4
7 )=(74)
Jadi bayangan titiknya adalah (7,4)
c. ( x'
y ')=( 0 −1−1 0 )(4
7)=(−7−4)
Jadi bayangan titiknya adalah (−7 ,−4)
3. Perputaran atau Rotasi
Rotasi atau perputaran suatu bangun geometri adalah proses memutar
bangun geometri itu terhadap titik tertentu. Titik tertentu ini dinamakan
sebagai titik pusat rotasi. Selain titik pusat, suatu rotasi juga ditentukan oleh
arah rotasi dan jauh atau besar sudut rotasi. Pada pembelajaran ini, untuk
memudahkan pemahaman guru dapat mengajak siswa untuk mengamati rotasi
dalam kehidupan dengan contoh, misalnya memutar kepala, memutar badan,
ataupun memutar benda-benda lainnya yang secara nyata dapat dilihat siswa.
Titik pusat rotasi adalah titik tetap atau titik pusat yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan arah dan besar sudut rotasi. Titik pusat
dapat berada di dalam, pada atau di luar bangun geometri yang hendak
dirotasikan.
Arah rotasi disepakati dengan aturan sebagai berikut:
Jika perputaran berlawanan dengan arah putar jarum jam, maka rotasi
ni bernilai positif (+).
Jika perputaran searah dengan arah putar jarum jam, maka rotasi ini
bernilai negatif (-).
Bangun geometri segitiga ABC pada
Gambar-4a diputar menjadi bangun geometri
segitiga A’B’C’ pada Gambar-4b. Setiap titik
13
A’
C
BA
O
(a)
pada daerah segitiga ABC diputar sejauh θ
radian. Pemutaran ini searah dengan arah putar
jarum jam biasa yang bertitik pusat di O,
sehingga diperoleh segitiga A’B’C’.
Transformasi semacam ini dinamakan sebagai
perputaran atau rotasi.
Rotasi dengan pusat titik O(0,0) dan sudut putar α (α > 0)
Jika titik P'(x ' , y ') merupakan hasil perputaran titik P(x,y) dengan pusat O(0,0) dan besar putaran α, maka didapat hubungan:
atau dalam persamaan matriks yang bersesuaian diperoleh :
Bukti:
∠ QOP = θ dan besar sudut putar ∠ POP' = α
△OPQ :
cosθ = x
OP↔x = OP cos θ ........................(i)
14
x ' = x cos α – y sin α
y ' = x sin α +¿ y cos α
( x '
y ' ) = (cos α −sin αsin α cosα )( x
y)
P '(x ' , y ')
P(x , y)
XQQ '0
Y
θα
sinθ = y
OP↔y = OP sin θ .........................(ii)
△O P' Q' :
cos (α +θ ¿ = x '
OP↔ x ' = OP cos (α +θ)
= OP [ cosα cosθ−sin α sin θ ]
= (OP cosθ) cos α−¿ (OP sin θ) sin α
Substitusi (i) dan (ii) sehingga diperoleh x ' = x cos α – y sin α
..............(iii)
sin (α +θ ¿ = y '
OP↔ y ' = OP sin (α +θ)
= OP [ sin α cos θ+cos α sin θ ]
= (OP cosθ) sin α +¿ (OP sin θ) cos α
Substitusi (i) dan (ii) sehingga diperoleh y ' = x sin α +¿ y cos α
..............(iii)
Sehingga persamaan matriks yang bersesuaian adalah :
Rotasi dengan pusat A (a,b) dan sudut putar α
Jika pusat putaran adalah (a,b) dan sudut putar α , maka didapat hubungan :
x '−a= (x−a) cos α−¿ (y−b) sin α
y '−b= (x−a) sin α +¿ (y−b) cos α
atau dalam persamaan matriks yang bersesuaian diperoleh :
Bukti :
15
( x '−ay '−b) = (cos α −sin α
sin α cosα )( x−ay−b)
( x '
y ' ) = (cos α −sin αsin α cosα )( x
y)
Perhatikan △RAP :
∠ RAP = θ
cosθ = ARAP
↔ AR = AP cos θ
(x–a) = AP cos θ........................(i)
sinθ = PRAP
↔ PR = AP sin θ
(y–b) = AP sin θ........................(ii)
Perhatikan △R ' AP' :
∠R' AP' = (α +θ ¿
cos (α +θ ¿ = A R '
AP' ↔ A R' = AP' cos (α +θ)
= AP cos (α +θ)
(x’– a¿= AP cos (α +θ)....................(iii)
sin (α +θ ¿ = P ' R'
AP' ↔ P ' R' = AP'sin(α +θ)
= AP'sin(α +θ)
(y’– b¿ = AP sin(α +θ)....................(iv)
(iii) : (x’– a¿= AP[ cosα cosθ−sin α sin θ ]
= (AP cosθ) cos α−¿ (AP sin θ) sin α
= (x−a) cos α−¿ (y−b) sin α
16
θα
P(x,y)
P’(x’,y’)
A(a,b) R’ R
XQQ’A’
Y
0
(iv) : (y’– b¿= AP[ sin α cos θ+cos α sin θ ]
= (AP cosθ) sin α +¿ (AP sin θ) cos α
= (x−a) sin α +¿ (y−b) cos α
Sehingga matriks transformasi yang bersesuaian dengan rotasi
dengan pusat A(a,b) dan sudut putar α adalah :
Contoh Rotasi
Tentukan bayangan titik P(3,5 )jika diputar sebesar 900 yang berlawanan dengan
arah jarum jam dan berpusat di ( 0,0 ) dan berpusat di (1,1).
Penyelesaian
Berpusat di (0,0)
P(3,5 ) berarti x=3 dan y=5
Berlawanan arah dengan arah jarum jam adalah arah positif, berarti α=900
( x '
y ' ) = (cos α −sin αsin α cosα )(3
5)
( x '
y ' ) = (cos❑ −sin❑sin❑ cos❑ )(35)
( x '
y ' ) = (0 −11 0 )(35)=(−5
3 )Jadi, hasil rotasi titik P(3,5 )
adalah P '(−5,3) .
Berpusat di (1,1)
P(3,5 ) berarti x=3 dan y=5
Berlawanan arah dengan arah jarum jam adalah arah positif, berarti α=900
( x '−1y '−1) = (cos❑ −sin❑
sin❑ cos❑ )(3−15−1)
17
( x '−ay '−b) = (cos α −sin α
sin α cosα )( x−ay−b)
( x '−1y '−1) = (cos❑ −sin❑
sin❑ cos❑ )(24)
( x '−1y '−1) = (0 −1
1 0 )(24 )
( x '−1y '−1) = (−4
2 )
( x '
y ' ) = (−42 )+(1
1)
( x '
y ' ) = (−33 )
Jadi, hasil rotasi titik P(3,5 ) yang diputar dengan arah 90ᵒ berlawanan arah
jarum jam dengan pusat putar adalah titik (1,1) adalah P '(−3,3 ).
4. Dilatasi (Perkalian)
Dilatasi atau perkalian ialah transformasi yang mengubah ukuran
bangun geometri (memperbesar atau memperkecil), tetapi tidak mengubah
bentuk bangun geometri itu. Untuk lebih jelasnya guru dapat mengajak siswa
untuk mengamati gambar seperti berikut ini.
Pada gambar di atas dapat diamati hal-hal berikut:
Titik O dinamakan pusat dilatasi. Titik O merupakan titik tetap atau
titik invarian.
OB = 3 x OA dinamakan pembesaran dan angka 3 disebut faktor
skala pembesaran. Faktor skala pembesaran ini ditentukan oleh
OBOA
18
O A B CDO(a) (b)
OD =
12 x OC dinamakan pengecilan dan angka
12 disebut faktor
skala pengecilan. Faktor skala pengecilan ini ditentukan oleh
ODOC
Di dalam dilatasi ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Pusat dilatasi, dan
2. Faktor skala atau faktor dilatasi
Dilatasi dengan Pusat O (0,0 )
Titik A(x, y) didilatasikan dengan pusat O dan faktor skala k, petanya adalah
A’(x’, y’) sehingga berlaku :
OA :OA ’=1: kOAOA'
=1kO A '=k . OA
Jadi x ’=k x=(k) x+(0) y dan y ’=k y=(0)x+(k ) y
Persamaan matriksnya menjadi :
Dilatasi dengan pusat O(0,0) dan faktor skala k notasinya adalah [O,k]
dengan matriks operatornya (k 00 k )
Contoh :
Tentukan bayangan titik A(4, 3) oleh [O, 5]
Jawab:
( x '
y ' )=(k 00 k )(x
y)( x '
y ')=(5 00 5)(43 )=(20
15)Jadi A’(20, 15)
19
A’(x’,y’)
O X
Y
A(x,y)
( x 'y ')=(k 0
0 k )( xy )
Dilatasi dengan Pusat A(a , b)
Titik P(x, y) didilatasikan dengan pusat A(a, b) dan faktor skala k dan P’(x’, y’) adalah bangun bayangannya.
AP : A P'=1 :k APAP '
=1k
Sehingga :PR
P ' U=1
k…………………………(i)
A ' QA ' Q'
=1k
…………………..........(ii)
Dari (ii) diperoleh A' QA ' Q' =
1k
( x−a )( x '−a )
=1k
( x '−a )=k ( x−a )
x '=k ( x−a )+a……………..(iii)
Dari (i) diperoleh PR
P ' U=1
k y−b
y '−b=1
k
( y '−b )=k ( y−b )
y '=k ( y−b )+b…………..(iv)
Dari (iii) dan (iv) diperoleh persamaan matriks :
Contoh :Tentukan bayangan titik P(4, 7) oleh [(2, 3), 2]
20
A(a,b)
P(x,y)
P’(x’,y’)
U
S
R
YQ Q’A’
Y
O
( x 'y ')=k ( x
y )+(1−k )(ab)
Jawab :
( x 'y ')=k ( x
y )+ (1−k )(ab)=2(47)+(1−2 )(23)=( 6
11)
21