stroke

5
www.serpihanilmuku.blogspot.com CVA CEREBROVASCULAR ACCIDENT NURSING ART DEFINISI Stroke atau penyakit serebrovaskuler mengacu kepada setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhaentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum. (Price, 1110:2012) istilah yang lebih lama dan masih sering digunakan adalah cerebrovascular accident (CVA), namun istilah ini sulit dipertahankan secara ilmiah karena patologi yang mendasari biasanya sudah ada sejak lama dan /atau mudah diidentifikasi. Karena ituj, proses bagaimana berbagai gangguan patologik (misalnya, hipertensi) menyebabkan stroke merupakan hal yang dapat diduga, reproducible, dan bahkan dapat dimodifikasi. Dengan demikian, tibulnya stroke sama sekali bukanlah suatu “kecelakaan”. Stroke atau cerebrovascular accident atau brain attack merupakan kematian jaringan otak yang disebabkan oleh kekurangan oksigen akibat pasokan darah yang terganggu pada peredaran darah otak dalam satu pembuluh darah atau lebih. Infark merupaka daerah otak yang telah mati karena kekurangan oksigen ini. (Kowalak, W13:334:2012) Cedera Vaskular Serebral (CVS) , yang sering disebut stroke atau serangan otak adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Pada CVS, hipoksia serebral yang menyebabkan cedera dan kematian sel neuron terjadi. (Corwin, 250:2009) Stroke is a disease that affects the arteries leading to and within the brain. It is the No. 4 cause of death and a leading cause of disability in the United States. A stroke occurs when a blood vessel that carries oxygen and nutrients to the brain is either blocked by a clot or bursts (or ruptures). When that happens, part of the brain cannot get the blood (and oxygen) it needs, so it and brain cells die. (American Stroke Asociation) NA02090714 ETIOLOGI Stroke secara khas terjadi karena satu dari tiga penyebab berikut ini : Trombosis pada arteri serebri yang memasok darah ke dalam otak atau trombosis pembuluh darah intrakranial yang menyumbat aliran darah. Emboli akibat pembentukan trombus di lura otak, seperti di dalam jantung, aorta, atau arteri karotis kominis. Perdarahan dari arteri atau vena intrakranialis seperti yang terjadi karena hipertensi, ruptur aneurisma, malformasi arteriovenosa, trauma, gangguan hemoragik atau emboli septik. Faktor risiko yang sudah diketahui sebagai predisposisi stroke meliputi : Hipertensi Riwayat stroke dalam keluarga Riwayat serangan iskemia sepintas (transient ischaemic attac, TIA) Diabetes Pennyakit jantung termasuk aritmia, penyakit arteri koronaria, infark miokard akut, kardiomiopati dilatasi dan penyakit valvuler. Heperlipidemia familial Kebiasaan merokok Kebiasaan minum minuman keras Obesitas, gaya hidup sedentari Penggunaan kontrasepsi oral (Pil KB) Gaya hidup sedentari merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya stroke

Upload: fikri-nabiha

Post on 23-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Singkat Stroke

TRANSCRIPT

Page 1: Stroke

www.serpihanilmuku.blogspot.com

CC VV AA

CC EE RR EE BB RR OO VV AA SS CC UU LL AA RR AA CC CC II DD EE NN TT NURSING ART

DEFINISI

Stroke atau penyakit serebrovaskuler mengacu kepada

setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat

pembatasan atau terhaentinya aliran darah melalui sistem suplai

arteri otak. Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk

menjelaskan infark serebrum. (Price, 1110:2012) istilah yang lebih

lama dan masih sering digunakan adalah cerebrovascular accident

(CVA), namun istilah ini sulit dipertahankan secara ilmiah karena

patologi yang mendasari biasanya sudah ada sejak lama dan /atau

mudah diidentifikasi. Karena ituj, proses bagaimana berbagai

gangguan patologik (misalnya, hipertensi) menyebabkan stroke

merupakan hal yang dapat diduga, reproducible, dan bahkan

dapat dimodifikasi. Dengan demikian, tibulnya stroke sama sekali

bukanlah suatu “kecelakaan”. Stroke atau cerebrovascular accident atau brain attack

merupakan kematian jaringan otak yang disebabkan oleh

kekurangan oksigen akibat pasokan darah yang terganggu pada

peredaran darah otak dalam satu pembuluh darah atau lebih. Infark merupaka daerah otak yang telah mati

karena kekurangan oksigen ini. (Kowalak, W13:334:2012) Cedera Vaskular Serebral (CVS), yang sering disebut stroke atau serangan otak adalah cedera

otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Pada CVS, hipoksia serebral yang menyebabkan

cedera dan kematian sel neuron terjadi. (Corwin, 250:2009)

Stroke is a disease that affects the arteries leading to and within the brain. It is the No. 4 cause of death and a leading cause of disability in the United States.

A stroke occurs when a blood vessel that carries oxygen and nutrients to the brain is either blocked by a clot or bursts (or ruptures). When that happens, part of the brain cannot get the blood (and oxygen) it needs, so it and brain cells

die. (American Stroke Asociation)

NA02090714

ETIOLOGI Stroke secara khas terjadi karena satu dari

tiga penyebab berikut ini :

Trombosis pada arteri serebri yang

memasok darah ke dalam otak atau

trombosis pembuluh darah intrakranial

yang menyumbat aliran darah.

Emboli akibat pembentukan trombus di

lura otak, seperti di dalam jantung, aorta,

atau arteri karotis kominis.

Perdarahan dari arteri atau vena

intrakranialis seperti yang terjadi karena

hipertensi, ruptur aneurisma, malformasi

arteriovenosa, trauma, gangguan

hemoragik atau emboli septik.

Faktor risiko yang sudah diketahui sebagai

predisposisi stroke meliputi :

Hipertensi

Riwayat stroke dalam keluarga

Riwayat serangan iskemia sepintas

(transient ischaemic attac, TIA)

Diabetes

Pennyakit jantung termasuk aritmia,

penyakit arteri koronaria, infark miokard

akut, kardiomiopati dilatasi dan penyakit

valvuler. Heperlipidemia familial

Kebiasaan merokok

Kebiasaan minum minuman keras Obesitas, gaya hidup sedentari

Penggunaan kontrasepsi oral (Pil KB)

Gaya hidup sedentari merupakan salah satu faktor pencetus

terjadinya stroke

Page 2: Stroke

www.serpihanilmuku.blogspot.com

MANIFESTASI KLINIS Gambaran klinis stroke cukup beragam

bergantung pada arteri yang terkena serta daerah

otak yang diperdarahi, intensitas kerusakan dan

luas sirkulasi kolateral yang berbentuk. Stroke

pada satu hemisfer otak akan menimbulkan tanda

dan gejala pada sisi tubuh yang berlawanan.

Stroke yang menyerang nervus kranialis akan

memengaruhi struktur pada sisi yang sama dengan

sisi infark.

Keluhan dan gejala umum stroke meliputi:

Kelemahan ekstrimitas unilateral

Kesulitan bicara

Patirasa pada salah satu sisi tubuh

Sakit kepala

Gangguan penglihatan (diplopia,

hemianopsia, ptosis)

Rasa pening atau dizziness

Kecemasan (ansietas)

Perubahan tingkat kesadaran

Stroke warning sign and symtom

American Stroke Asociation

Disamping itu, keluhan dan gejala stroke

biasa diklasifikasikan berdasarkan pembuluh

arteri yang terkena. Tanda dan gejala yang

menyertai lesi pada arteri serebri media meliputi:

Afasia

Disfasia

Defisit pada lapangan penglihatan

Hemiparesisi pada sisi lesi (lebih berat

pada wajah dan lengan dibandingkan pada

tungkai)

Gejala yang menyertai lesi pada arteri karotis

meliputi:

Kelemahan

Paralisis

Patirasa

Perubahan sensorik

Gangguan penglihatan pada sisi lesi

Perubahan tingkat kesadaran

Sakit kepala

Afasia

Ptosis

Gejala yang menyertai lesi pada arteri vertebrobasilaris meliputi:

Kelemahan pada sisi yang terkena

Patirasa di sekitar bibir dan mulut

Defisit pada lapangan penglihatan

Diplopia

Koordinasi yang buruk

Disfagia

Bicara yang pelo

Rasa pening

Nistagmus

Amnesia

Ataksia

Tanda dan gejala yang enyertai lesi pada

arteri serebri anterior meliputi:

Kebingungan

Kelemahan

Patirasa, khususnya pada tungkai di sisi lesi

Inkontinensia

Kehilangan koordinasi

Kerusakan fungis motorik dan sensorik

Perubahan keprobadian

Tanda dan gejala yang menyertai lesi pada

arteri serebri posterior meliputi:

Defisit lapangan penglihatan

Kerusakan sensorik

Disleksia

Perseverasi

Koma

Kebutaan kortikal

Keadaan tanpa paralisis (biasanya)

PATOFISIOLOGI Tanpa memperhatikan penyebab, kejadian

yang berada dibalik serangan stroke adalah

kekurangan oksigen dan nutrien. Pada keadaan

normal, jika pembuluh arteri tersumbat, maka

mekanisme autoregulasi akan membantu

mempertahankan peredaran darah serebral

sampai terbentuk sirkulasi kolateral untuk

mengalirakan darah ke daerah yang terkena. Jika

mekanisme kompensasi ini bekerja terlalu

berlebihan atau aliran darah serebral tetap

terganggu selama lebih dari beberapa menit,

maka kekurangan oksigen ini akan menimbulkan

Bibir perot adalah salah satu tanda yang mudah dikenali dari

penderita stroke

Page 3: Stroke

www.serpihanilmuku.blogspot.com

infark jaringan otak. Sel-sel otak akan berhenti

bekerja karena mereka tidak mempunyai

simpanan glukosa atau glikogen yang dapat

dipakai selama metabolisme anaerob

berlangsung.

Stroke trombus atau emboli menyebabkan

iskemia. Sebagian neuron yang diperdarahi oleh

pembuluh darah yang tersumbat akan mati

karena kekurangan oksigen dan nutrien. Keadaan

ini mengakibatkan infark serebri, di sini cedera

jaringan akan memicu respon inflamasi yang

selanjutnya akan meningkatkan tekanan

intrakranial. Cedera pada sel-sel disekitarnya

akan mengganggu metabolisme dan

menyebabkan perubahan pada transportasi ion,

asidosis lokal, serta pembentukan radikal bebas.

Kalsium, natrium, dan air akan menumpuk dalam

sel-sel yang cedera sementara neurotransmiter

eksitasi dilepaskan. Cedera dan pembengkakan

sel yang terus berlangsung akan menciptakan

lingkaran setan sehingga terjadi kerusakan lebih

lanjut.

Kalau stroke tersebut disebabkan oleh

hemoragik, kerusakan perfusi serebral akan

menimbulkan infark dan darah sendiri akan

menjadi massa yang menempati ruang sehingga

terjadi penekanan pada jaringan otak.

Mekanisme regulasi pada otak akan berupaya

menjaga keseimbangan dengan meningkatkan

tekanan darah agar tekanan perfusi serebral

dapat dipertahankan. Kenaikan tekanan

intrakranial akan memaksa cairanan

serebrospinal mengalir keluar dan dengan

demikian memulihakan keseimbangan tersebut.

Jika perdarahan kecil, mekanisme kompensasi ini

mungkin memadai untuk mempertahankan hidup

pasien dengan terjadi defisit neurologi minimal

saja. Akan tetapi, bila perdarahan hebat maka

tekanan intrakranial akan meningkat dengan

cepat dan perfusi darah akan berhenti. Meskipun

tekanan intrakranial kembali normal, namun

banyak sel otak yang telah mati.

Pada awalnya, pembuluh darah serebral

yang ruptur dapat berkonstriksi untuk membatasi

kehilanan darah. Vasospasme ini lebih lanjut

akan mengganggu aliran darah, sehingga terjadi

iskemia dan kerusakan sel yang lebih berat. Jika

di dalam pembuluh darah terbentuk bekuan,

penurunan aliran darah juga mengingkatkan

keadaan iskemia. Bila darah mengalir ke dalam

rongga subaraknoid maka terjadi iritasi

meningen. Sel-sel darah yang merembes kelura

melalui dinding pembuluh darah dan masuk ke

dalam jaringan sekitar juga dapat terurai serta

menyumbat vili araknoidalis sehingga terjadi hidrosefalus.

KOMPLIKASI Komplikasi bervariasi menurut intensitas

dan tipe stroke, tetapi dapat meliputi:

Tekanan darah yang tidak stabil hal ini akibat

kehilangan kontrol vasomotor

Edema serebral

Ketidakseimbangan cairan

Kerusakan sensorik

Infeksi, sperti pneumonia

Perubahan tingkat kesadaran

Aspirasi

Kontraktur

Emboli paru

Kematian

DIAGNOSIS Pada pemeriksaan CT scan, ditemukan

dengan segera stroke iskemik dalam 72 jam

pertama sejak awitan serangan dan bukti

terjadinya stroke hemoragik (jika luas lesi

melebihi 1 cm)

Pemeriksaan MRI membantu menemukan

daerah-daerah iskemia atau infark dan

pembengkakan otak.

Angiografi serebral mengungkapkan

disrupsi dan pergeseran sirkulasi serebral

karena oklusi seperti stenosis atau

pembentukan trombus atau perdarahan yang

akut.

Angiografi subtraksi digital memperlihatkan

bukti oklusi, lesi, atau kelainan vaskuler

pada pembuluh darah serebral

Pemeriksaan scan dupleks karotis

mengidentifikasi derajat stenosis

Scan otak memperlihatkan daerah-daerah

iskemia tetapi mungkin hasil ini belum dapat

disimpulkan sapai dua minggu sesudah

serangan stroke.

Ekokardiogram transesofageal

mengungkapkan gangguan jantung, seperti

trombus atrium, atrial septal defek sebagai

penyebab stroke trombotik.

EEG membantu mengenaili daerah-daerah

yang rusak pada otak

Kematian adalah komplikasi terburuk penderita stroke

(Idiiiihh.. gambarnya koq

serem yah ^_^)

Page 4: Stroke

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Page 5: Stroke

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Mengejan dapat meningkatkan tekanan intrakranial yang memperparah keadaan penderita stroke

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan stroke berupa terapi

suportif untuk mengurangi dan mencegah

kerusakan serbral lebih lanjut. Tidakan

penanganan meliputi:

Penatalaksanaan intrakranial melalui

pemantauan hiperventilasi (untuk

menurunkan tekanan parsial karbon

dioksida arterial PaCO2), pemberian

diuretik osmotik (manitol untuk mengurangi

edema serebri), dan kortikosteroid

(deksametason untuk mengurangi inflamasi

serta edema serebri.

Pemberian preparat pelunak feses agar

pasien tidak mengejan pada saat defekasi

yang akan meningkatakan tekanan

intrakranial.

Pemberian antikonvulsan untuk mengatasi

atau mencegah serangan kejang

Pembedahan pada infark serebelum yang

luas untuk mengangkat jaringan infark dan

mengurangi tekanan (dekompresi) pada

jaringan otak yang masih hidup.

Perbaikan aneurisma untuk mencegah

perdarahan selanjutnya.

Angioplasti transluminal perkutaneus atau

pemasangan stent untuk membuka

pembuluh darah yang tersumbat.

Pada stroke iskemik:

Terapi trombolitik dalam tiga jam pertama

sesudah awitan gejala. Terapi ini bertujuan

melarutkan bekuan, menghilangkan oklusi

dan memulihkan aliran darah sehingga

kerusakan otak dapat dikurangi.

Terapi antikoagulan (heparin, warfarin)

untuk mempertahankan patensi pembuluh

darah dan mencegah pembentukan bekuan

darah lebih lanjut pada kasus-kasus

stenosis karotis derajat tinggi atau pada

penyakit kardiovaskuler yang baru

terdiagnosis

Pada TIA:

Pemberian preparat antiplatelet (aspirin,

tiklopidin, aggrenox) untuk mengurangi

agregasi trombosit dan pembentukan

beuan selanjutnya.

Endarterektomi karotis untuk membuka

arteri karotis yang mengalami oklusi

parsial.

Pada stroke hemoragik:

Pemberian obat analgetik, seperti

asetaminofen untuk mengurangi keluhan

sakit kepala yang menyertai stroke

hemoragik.

DAFTAR BACA

Corwin, Elizabeth. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:

EGC Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Jakarta: EGC Kowalak, Jennifer P., Welsh, William., Mayer, Brenna. 2012.

Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta: EGC Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2006. Buku Ajar

Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik (Vol 2). Jakarta: EGC

Price, Sylvia A. 2012. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

William&Wilkins. 2012. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta: PT. Indeks

William&Wilkins. 2012. Nursing: Menafsirkan Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit. Jakarta: PT. Indeks

www.strokeassociation.org