slide presentasi blok 19 (chf)
DESCRIPTION
pblTRANSCRIPT
Gagal Jantung KronikVINCENSIA PRISKA P BABAY102008213
ANAMNESA
• Indentitas pasien
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat penyakit sekarang:
1. Sesak nafas? (KU)
2. Keluhan penyerta
3. Faktor pemberat KU
Pemeriksaan Fisik (1)
Tanda Vital:
• Tek. Darah: 160/90
mmHg
• Suhu: afebris
• FP: 32x/menit
• FN: 120x/menit
• JVP: 5+2 cmH2O
Pemeriksaan Fisik (2)
•Inspeksi
Daerah ictus cordis (sela iga ke 5) sesuai
dengan letak apex cordis.
•Palpasi
Palpasi menyeluruh
Palpasi ictus cordis (lokasi, diameter, dan
denyutan)
Pemeriksaan Fisik (3)
•Perkusi
▫Menentukkan batas jantung kanan
▫Menentukkan batas jantung kiri
▫Menentukkan batas atas jantung
▫Menentukkan konfigurasi jantung
•Ada pembesaran?
Pemeriksaan Fisik (4)
• Katup pulmonal : lokasi linea sternalis sinistra
sela iga 2
• Katup mitral: lokasi di apex cordis, yaitu linea
mid – clavicularis sinistra sela iga 4 – 5
• Katup triskupidalis : lokasi linea sternalis
dextra sela iga 4 – 5
• Katup aorta : lokasi linea sternalis dextra sela
iga 2.
Pemeriksaan Penunjang (1)
• Elektrokardiogram (EKG)
• suatu lalat pencatat grafis aktifitas listrik
jantung
• Hvki (gagal jantung)
• Foto thorax
▫Cardiomegali: cardiothoracic ratio / CTR (> 0,5)
pada tampilan postanterior
▫ tidak dapat menentukan gagal jantung pada
disfungsi siltolik
Pemeriksaan Penunjang (2)
• Echocardiography
▫ gambaran obyektif :struktur & fungsi jantung
▫ mengidentifikasi gangguan fungsi sistolik, fungsi
diastolik, mengetahui adanya gangguan katup,
serta mengetahui risiko emboli
▫ Pasien dengan tanda gagal jantung, susah bernafas
yang berhubungan dengan murmur, sesak yang
berhubungan dengan fibrilasi atrium, serta
penderita dengan risiko disfungsi ventrikel kiri
Echocardiography
Pemeriksaan Penunjang (3)
• Angiografi koroner
▫ Penyuntikkan kontras radio opak sirkulasi
Angiografi ventrikel kiri: menilai fungsi ventrikel kiri
dan katup mitral.
• Laboratorium
▫ Pemeriksaan darah lengkap: anemia?
▫ Kolesterol: kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL
▫ Serum Kreatinin: fs. ginjal
▫ Urea darah: fs. ginjal
Etiologi
• Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung :
▫ regurgitasi aorta, cacat septum ventrikel
▫ stenosis aorta dan hipertensi sistemik
▫ kontraktilitas miokardium : infark miokardium
dan kardiomiopati
▫ disaritmia: mengganggu fs. mekanis jantung dgn
mengubah rangsangan listrik
▫ infeksi akan memaksa jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh yang mendadak.
Epidemiologi
• Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar
0,4%-2%
• usia lanjut (± 74 thn)
• ½ pasien gagal jantung akan meninggal
dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan
• gagal jantung berat >50% akan meninggal
dlm thn pertama
Manifestasi klinis• manifestasi gagal jantung yang paling umum:
dispneu (saat beraktivitas) gjl awl ggl jantung• batuk nonproduktif (berbaring): kongesti paru • Hepatomegali: peregangan kapsul hati• Edema perifer: penimbunan cairan dlm ruang
interstisial (retensi cairan)• Sianosis: vasokonstriksi perifer, curah jantung.
Kulit ( kemampuan melepas panas). Kurangnya perfusi pada otot rangka: lemah & letih
Patofisiologi (1)
• Mekanisme dasar:
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas
pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik,
menganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
• Respon kompensantorik: u/m’pertahankan curah jantung
▫ aktivitas adrenergik simpatis
▫ beban awal akibat aktivasi sistem renin-angiotensin aldosteron
▫ hipertrofi ventrikel
Gagal jantung kompensasi kurang efektif
Patofisiologi (2)
• aktivitas adrenergik simpatis: katekolamin
▫ Katekolamin dlm darah: p’thnkan krj ventrikel
▫ Denyut jantung dan kekuatan kontraksi akan
meningkat untuk menambah curah jantung
▫ respon miokardium terhadap rangsangan simpatis
cadangan norepinefrin pada miokardium menjadi
berkurang pada gagal jantung kronis
Patofisiologi (3)
• beban awal akibat aktivasi sistem renin-
angiotensin aldosteron:
• retensi natrium dan air oleh ginjal, meningkatkan
volume ventrikel dan regangan serabut
• Peningkatan beban awal kontraktilitas miokardium
• Hipertrofi ventrikel:
▫ hipertrofi miokardium akan kekuatan kontraksi
ventrikel (kompensasi)
Patofisiologi (4)• Mekanisme Kompensatorik lain:
▫ bekerja pada tingkat jaringan: hantaran oksigen ke
jaringan.
▫ 2,3-DPG plasma : menurangi afinitas Hb & O2
▫ mempercepat pelepasan dan ambilan O2 oleh jaringan
▫ Ekstraksi oksigen dari darah utk mempertahankan
suplai O2 jar. pada saat curah jantung
Patofisiologi (5)
• Efek negatif Respon Kompensatorik;
▫ kerja jantung,memperburuk ggl jantung
▫ Retensi cairan ( kontraktilitas): edema,
kongesti vena paru dan sistemik
▫ Vasokontriksi arteri dan redistribusi aliran
darah mengganggu perfusi jaringan pada
anyaman vaskular yg terkena: prod. urin +
kelemahan
Patofisiologi (6)
▫Vasokonstriksi arteri beban akhir dgn
memperbesar resistensi terhdp ejeksi
ventrikel, beban akhir jg karena dilatasi
ruang jantung kerja jantung dan
kebutuhan oksigen miokardium (MVO2)
▫ MVO2 tdk dpt dipenuhi ISKEMI
Working diagnosis• Gagal Jantung Kronik
▫Gagal Jantung (GJ) adalah sindrom klinis
ditandai dengan sesak napas dan fatik (saat
istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan
oleh kelainan atau fungsi jantung.
▫keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan
daerah untuk metabolisme jaringan.
Kriteria framingham
Kriteria major
• Proksismal nokturnal dispenia
• Distensi vena leher
• Ronki paru
• Kardiomegali
• Edema paru akut
• Gallop S3
• Peningkatan tek vena
jugularis
• Refluks hepatojugularis
Kriteria minor
• Edema ekstrimitas
• Batuk malam hari
• Dispenia d’effort
• Hepatomegali
• Efusi pleura
Penurunan BB ≥ 4.5 kg dalam 5 hari
pengobatan, diagnosis gagal jantung
ditegakkan minimal ada satu kriteria
major dan 2 kriteria minor.
Kelas NYHA SESAK NAPAS
NYHA I Tidak ada
NYHA II Pada aktivitas sedang
NYHA III Pada aktivitas berat
NYHA IV Saat istirahat
Differential diagnosis (1)
• Gagal Jantung Akut
▫ Gagal jantung akut didefinisikan sebagai
serangan cepat dari gejala atau tanda akibat
fungsi jantung yang abnormal.
• Angina Pektoralis Stabil
▫ rasa nyeri pada dada parah yang terjadi ketika
aliran darah koroner tidak memadai untuk
memasok oksigen yang dibutuhkan oleh jantung
(iskemi miokard)
Differential diagnosis (2)
•Penyakit Jantung Koroner
▫Sesak napas dan nyeri dada yg menjalar ke
rahang dan lengan kiri infrak miokard
akut aliran darah koroner secara
mendadak stlh oklusi thrombus pd plak
aterosklerotik yg sdh ada sebelumnya.
Penatalaksanaan (1)
• Edukasi mengenai gagal jantung,
• Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari,
serta rehabilitasi.
• Edukasi pola diet, control asupan garam, air,
dan kebiasaan alcohol.
• berat badan pasien obesitas
• Hentikan kebiasaan merokok
Penatalaksanaan (2)
• Diuretik (Loop diuretic,
tiazid, metozalon)
• ACE inhibitor (captopril,
benazepril)
• Beta blocker (bisoprolol,
karvedilol)
• Angiotensin Reseptor
Blocker (ARB)
• Glikosida jantung (digitalis)
• Hidralazin-Isosorbid
Dinitrat
• Obat Penyekat Kalsium
• Nesiritid
• Inotropik Positif
• Antitrombotik (aspirin)
• Anti Aritmia
Penatalaksanaan (3)
• Revaskularisasi (perkutan, bedah)
• Operasi katup mitral
• Aneurismektomi
• Kardiomioplasti
• External cardiac support
• Pacu jantung, kovensional, resinkronisasi pacu jantung
biventrikular
• Implantable cardioverter defibrillators (ICD)
• Transplantasi jantung
• Ultrafiltrasi, hemodialisis
Komplikasi •Syok Kardiogenik
▫ sindrom klinis kompleks yang mencakup
sekelompok keadaan dengan berbagai
manifestasi hemodinamik tidak
memadainya perfusi jaringan hantaran
oksigen dan nutrisi serta pembuangan sisa-
sisa metabolit pd tgkt jaringan kerusakan
sel kematian.
Preventif
• Obati penyebab potensial dari kerusakan miokardium,
faktor risiko jantung koroner
• Pengobatan infark segera di triase serta pencegahan
infark ulangan
• Pengobatan hiertensi yang agresif
• Koreksi kelainan kongenital serta penyakit katup jantung
• Bila sudah ada disfungsi miokardium, upayakan eliminasi
penyebab yg mendasari, selain modulasi progresi dan
disfungsi asimtomatik menjadi gagal jantung
Prognosis
•Tergantung dari derajat disfungsi
miokardium disertai penangan dan
penatalaksanaan yang cepat dan efektif
dapat mengurangi tingkat kematian