lp & askep - chf

78
BAB I PENDAHULUAN DYSPEPSIA Professi Ners Stikes Madani Yogyakarta Askep Dyspepsia | 1

Upload: 55121

Post on 21-Dec-2015

115 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

tugas individu tentang chf serta penatalaksanaanya

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

DYSPEPSIA

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 1

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 2

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Defenisi

1. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa

tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami

kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada

(heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia

(Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).

2. Dispepsia adalah keluhan atau kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau

rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang,

rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi dan rasa panas yang menjalar di dada

(Corwin Elizabeth, 2009). Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:

a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya

b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus

(DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

B. Etiologi

1. Perubahan pola makan

2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang

lama

3. Alkohol dan nikotin rokok

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 3

4. Stres

5. Tumor atau kanker saluran pencernaan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 4

C. Insiden

Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30 %

orang dewasa mengalami hal ini dalam beberapa hari. Di inggris dan skandinavia

dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7 - 41% tetapi hanya 10-20 % yang

mencari pertolongan medis. Insiden dispepsia pertahun diperkirakan antara 1-8 %

(Suryono S, et all, 2001 hal 154). Dispepsia cukup banyak dijumpai. Menurut

Sigi, di negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23 dan 41 %. Sekitar 4 %

penderita berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia.

Didaerah asia pasifik, dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai,

prevalensinya sekitar 10 – 20 % (Kusmobroto H, 2003).

D. Manifestasi Klinis

1. Nyeri perut (abdominal discomfort)

2. Rasa perih di ulu hati

3. Mual, kadang-kadang sampai muntah

4. Nafsu makan berkurang

5. Rasa lekas kenyang

6. Perut kembung

7. Rasa panas di dada dan perut

8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

E. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-

zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 5

makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung

dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding

lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang

akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di

medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik

makanan maupun cairan.

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 6

(Corwin,. J. Elizabeth, 2009)

F. Pencegahan

Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan

kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi

makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 7

makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara

wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan non farmakologis

a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

b. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-

obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres

c. Atur pola makan

2. Penatalaksanaan farmakologis yaitu

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan

terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena

pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 %

kasus DF reponsif terhadap placebo.

Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam

lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung)

dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah)

H. Pemeriksaan Penunjang

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya

pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala

dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk

memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain

pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi,

USG, dan lain-lain.

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 8

1. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk

menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets

mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium

dalam batas normal.

2. Radiologis

Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran

makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap

saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.

3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)

Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran

endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.

4. USG (ultrasonografi)

Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak

dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit,

apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat

dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan

5. Waktu Pengosongan Lambung

Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada

dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

I. Konsep asuhan keperawatan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 9

Proses keperawatan adalah dimana suatu konsepbditerapkan dalam praktik

keperawatan. Hal inibdisebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang

memerlukan ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan pasien baik sebagai individu, keluarga maupun mayarakat

(Nursalam, 2001).

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang

dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa

data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut,

rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa

lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar

cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2000, Hal. 488). Dispepsia

merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak

enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain,

perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut

terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa

keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26)

Untuk membantu klien dalam mengutarakan masalah atau keluhannya

secara lengkap, maka perawat dianjurkan menggunakan analisa symptom PQRST.

Analisa simtom penguraiannya sebagai berikut:

P : Provokatif atau Paliatif (Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang

mengurangi atau memperbera)

Q : Kualitas atau Kuantitas (Bagaimana gejala dirasakan nampak atau

terdengar? Sejauh mana anda merasakannya)

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 10

R : Regional atau Area Radiasi (Dimana gejala terasa? Apakah menyebar?)

S : Severe (Skala keparahan) (Seberapa keparahan dirasakan dengan skala 1

sampai 10)

T : Timing (waktu) Kapan gejala mulai timbul? Seberapa sering gejala terasa?

Apakah tiba-tiba atau bertahap?

Berikut ini adalah pengkajian yang dilakukan pada klien Dispepsia menurut

Gordon, (2000) :

1. Sirkulasi

Tanda: Hipotensi, takikardi, diseritma, kelemahan/ nadi perifer melemah,

pengisian kapler lambat/ perlahan warna kulit pucat, sianosis

2. Aktivitas istirahat

Tanda: Takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)

Gejala: kelemahan

3. Eliminasi

Tanda: Nyeri tekan abdomen

Gejala: Riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan

gastrointestinal atau masalah yang berhubungan dengan gastrointestinal

misalnya luka peptik/gaster, gastritis badan gaster, iradiasi daerah gaster.

4. Makanan/cairan

Tanda: Muntah warna kopi gelap atau cerah atau bekuan darah

Gejala: Anorexia, mual/muntah (muntah memanjang diduga obstruksi pilork

bagian luar sehubungan dengan luka deudenal). Nyeri ulu hati, sendawa asam,

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 11

mual/muntah, tidak toleran terhadap makanan, contoh makanan pedas,

cokelat, diet khusus penyakit ulkus sebelumnya

5. Keamanan

Tanda: Peningkatan suhu tubuh

Gejala: Alergi terhadap obat

Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya dalam pengkajian adalah

pengelompokkan data yang terdiri dari data fisiologis, data sosial dan data

spiritual. Pengelompokan masalah akan mempermudah perawat dalam

menegakkan diagnosa keperawatan untuk klien. Untuk membantu klien dalam

mengutarakan masalah atau keluhannya secara lengkap (Doenges, E. Marilynn

dan MF. Moorhouse, 2001).

J. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan menurut Herdman T.Heather, Nanda Internasional

Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi, 2009-2011 yakni :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

2. Hipertermi berhubungan dengan proses terhadap penyakit

3. Insomnia berhubungan dengan terkait gejala penyakit

4. Resiko kekurangan volume cairan dengan faktor resiko kehilangan cairan aktif

K. NOC dan NIC

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 12

Adapun tujuan keperawatan dan rencana keperawatan menurut Maas, Morhead,

Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC) & Docterman dan Bullechek.

Nursing Invention Classifications (NIC), 2004 adalah :

1. Nyeri akut

NO Dx TUJUAN KEPERAWATAN

(NOC)RENCANA TINDAKAN

(NIC)

2 Kontrol Nyeri

Indikator :

1. TTV dalam rentang normal2. Mengenal faktor penyebab3. Mengenal reaksi serangan

nyeri4. Mengenali gejala nyeri5. Melaporkan nyeri terkontrol6. Tidak ada nyeri

Pain Management

Aktivity :

1. Kaji tingkat nyeri,meliputi : lokasi,karakteristik, dan onset,durasi,frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, faktor-faktor presipitasi

2. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan

3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk menguragi nyeri (relaksasi, distraksi)

4. Perhatikan tipe dan sumber nyeri

5. Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri

6. Kalaborasi untuk pemberian obat

2. Hipertermi

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 13

No Dx

TUJUAN KEPERAWATAN(NOC)

RENCANA TINDAKAN(NIC)

3 ThermoregulationKriteria Hasil :

1. TTv dalam rentang normal2. Tidak lelah3. Suhu tubuh dalam rentang

normal4. Nadi dan RR dalam rentang

normal5. Tidak ada perubahan warna

kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

Fever treatmentAktivity :1. Monitor suhu sesering mungkin2. Monitor IWL3. Monitor warna dan suhu kulit4. Monitor tekanan darah, nadi dan

RR5. Monitor penurunan tingkat

kesadaran6. Monitor WBC, Hb, dan Hct7. Monitor intake dan output8. Kompres pasien pada lipat paha

dan aksila9. Kalaborasi untuk pemberian obat

3. Insomnia

NO Dx

TUJUAN KEPERAWATAN(NOC)

RENCANA TINDAKAN(NIC)

4 Sleep

Indicator :

1. TTV dalam rentang normal2. Pola tidur baik3. Kualitas tidur baik4. Perasaan puas dalam

istirahat/tidur5. Tidur teratur

SLEEP ENHANCEMENTAKTIVITY :

1. Monitor TTV2. Monitor pola tidur dan catat

adanya gangguan fisik dan fisiologis ketidak nyamanan tidur

3. Atur lingkungan untuk meningkatkan tidur

4. Anjurkan untuk menghindari makanan sebelum tidur

5. Kalaborasi/konsul untuk penggunaan obat tidur

4. Resiko kekurangan volume cairan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 14

NO Dx

TUJUAN KEPERAWATAN(NOC)

RENCANA TINDAKAN(NIC)

1 Fluid balance

Indikator :

1. TTV dalam rentang normal2. Mempertahankan urine output

sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

3. Tidak merasa lelah4. Tekanan darah, nadi, suhu

tubuh dalam batas normal5. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,

Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Fluid managementAktivity :

1. Monitor TTV2. Pertahankan catatan intake dan

output yang akurat3. Monitor status hidrasi (kelembaban

membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan

4. Monitor vital sign5. Monitor masukan makanan / cairan

dan hitung intake kalori harian6. Kolaborasikan pemberian cairan IV7. Monitor status nutrisi8. Dorong masukan oral9. Kolaborasi untuk pemberian obat

DAFTAR PUSTAKA

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta

Corwin, J. Elizabeth, 2009, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta.

FKUI, 1979, Patologi, FKUI, Jakarta

Herdman T.Heather, Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan definis i dan klasifikasi, Penerbit buku EGC Tahun 2009-2011 : Jakarta

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 15

Hinchliff, 1999, Kamus Keperawatan, EGC, Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Mansjoer, Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: Media Aesculapios FKUI, 2000

Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Sherwood, 2001 Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, (edisi 21), EGC, Jakarta

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 16

BAB II

TINJAUAN KASUS

DYSPEPSIA

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY PDENGAN DIAGNOSA MEDIS DYSPEPSIA

DI RUANG FLAMBOYAN 3RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA

Tgl.Masuk : 09 Maret 2015Jam : 09: 15 WIBNo. RM : 16.15.29.45.08Tgl.Pengkjian : 10 Maret 2015Jam : 08:15 WIB

A.

PENGKAJIAN

1. Identitas pasien dan penanggung jawab

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 18

IDENTITAS PASIENNama Ny P Pendidika

nSMA

Umur 24 tahun Pekerjaan Ibu Rumah TanggaStatus Menikah Alamat Sidomukti Salatiga

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB PASIENNama Tn. S Pekerjaan SwastaUmur 26 tahun Alamat Sidomukti SalatigaStatus MenikahPendidikan

SMA Hub.dg.Ps Suami pasien

Pasien mengatakan “Nyeri pada perut bagian atas”

b. Riwayat kesehatan sekarang

Waktu terjadinya sakit

Pasien mengatakan “pada tanggal 09 maret 2015, tepatnya pukul

08:00 pasien mengeluh sakit perut bagian atas, muntah dan merasa

lemas.

Proses terjadinya sakit

Pasien mengatakan “pada tanggal 09 maret 2015, tepatnya pukul

08:00 secara tiba-tiba mengeluh sakit perut bagian atas, muntah

kurang lebih 5 kali, kemudian langsung dibawa ke RSUD Kota

Salatiga, tepatnya di UGD pasien disarankan oleh dokter jaga untuk

rawat inap. Pada tanggal 09 maret 2015 pukul 11: 51 pasien dibawa ke

ruang flamboyan 3 untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut”

Upaya yang telah di lakukan

Keluarga pasien mengatakan “sebelum dibawa ke rumah sakit klien

hanya diberikan minyak kayu putih pada area perut” apabila tidak ada

perubahan segera ke rumah sakit untuk memeriksakan diri.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Penyakit dahulu

Pasien mengatakan “memiliki riwayat sakit maagh“

Perlukaan

Pasien mengatakan “tidak ada riwayat tentang luka yang sulit untuk

sembuhnya”.

Dirawat di RS

Pasien mengatakan “belum pernah dirawat di rumah sakit

sebelumnya, ini baru pertama kali.”

Alergi obat / makanan

Pasien mengatakan “tidak ada alergi terhadap obat-obatan dan

maknan”

Obat-obatan sekarang :

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 19

Infus Ranger Laktat 20 tpm, Omeprazole 1 amp, Ondansetron 1 amp.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan “keluarga ada yang menderita penyakit maagh yaitu

ibu”.

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 20

e. Genogram

Klien Laki-lakiKlien Wanita Laki-lak

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 21

i meninggalWanita meninggalLaki-laki hi

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 22

dupWanita hidupTinggal serumah

3. Pola fungsi kesehatana. Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan

Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit

Pasien mengatakan “sepengetahuan pasien sakitnya hanya sakit perut

biasa”.

Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 23

Pasien mengatakan “saat dirumah hanya diberi minyak kayu putih

pada daerah perut, tetapi jika tidak kunjung hilang, segera

memeriksakan diri ke rumah sakit“.

Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan

Pasien mengatakan “sering sekali terlambat makan.”

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 24

b. Pola aktivitas dan latihan

AktivitasSebelum sakit Sesudah sakit

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4Mandi √ √Berpakaian √ √Eliminasi √ √Mobilisasi T. Tidur √ √Berpindah √ √Ambulansi √ √

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Di bantu sebagian

2 : Di bantu orang lain

3 : Di bantu orang dan peralatan

4 : Ketergantungan / tidak mampu

c. Pola istirahat tidur

Sebelum SesudahPasien mengatakan “tidur secara teratur, biasanya tidur malam pada jam 21:00 dan terbangun pada pukul 05:00, kurang lebih saya tidur 8 jam setiap harinya, tidur terasa puas dan tidak ada gangguan saat tidur”

Pasien mengatakan “susah tidur karena nyeri yang dirasakan pada perut serta badan terasa demam, kalau tidur sering terbangun pada malam hari karena merasa nyeri, sehingga tidak puas tidurnya, biasanya siang tidur jika tidak ada tetangga dan keluarga menjenguk. Kira-kira tidur 10 jam per hari”

d. Pola nutrisi dan metabolic

Sebelum SesudahPasien mengatakan “makan seperti biasa, 3 kali sehari, makan porsi sedang dengan komposisi didalamnya terdiri dari nasi, tahu tempe, sayur dan terkadang daging, makan selalu habis jika dirumah”

Pasien mengatakan saat dirumah sakit makan 3 kali sehari, hanya habis setengah porsi yang disediakan dari rumah sakit karena tidak napsu makan.

Pasien mengatakan minum kisaran 4-5 gelas belimbing per hari

Pasien mengatakan minum kisaran antara 2 – 3 gelas belimbing perhari

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 25

e. Pola eliminasi

Sebelum SesudahPasien mengatakan “BAB 1 hari 1 kali saat pagi terkadang saat sore hari, dengan konsistensi lembek tidak cair dan berwarna kuning kecoklatan ”

Pasien mengatakan “BAB 1 hari 1 kali saat pagi terka dang saat sore hari, dengan konsistensi lembek tidak cair dan berwarna kuning kecoklatan ”

Pasien mengatakan BAK tidak pasti, kadang jika minum banyak BAK banyak, biasanya dalam sehari BAK 3-4 kali dalam sehari.

Pasien mengatakan dalam sehari BAK 3-4 kali .

f. Pola kognitif dan perceptual

Sebelum SesudahPasien mampu berkomunikasi dengan baik dan mengerti apa yang dibicarakan berespon dengan baik kepada orang-orang disekitar.

Pasien mengatakan masih mampu mengerti apa yang dibicarakan berespon dengan baik, mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, baik perawat maupun dokter.

g. Pola konsep diri

Gambaran diri

Pasien mengatakan “saya senang dengan anggota tubuh saya”.

Identitas diri

Pasien mengatakan “saya bersyukur diciptakan sebagai perempuan

dan saya bangga pada diri saya”.

Peran diri

Pasien mengatakan “di rumah saya berperan sebagai ibu rumah tangga

dan ibu untuk anak saya serta istri bagi suami”.

Ideal diri

Pasien mengatakan “berharap segera sembuh dan pulang agar dapat

merawat anak, serta suami”.

Harga diri

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 26

Pasien mengatakan “senang semua keluarga mendukung saya dan

memperhatikan saya”.

h. Pola hubungan peran

Sebelum sesudahPasien mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga, hubungan dengan keluarga dan masyarakat sekitar baik-baik saja.

Pasien mengatakan “berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga dan berhubungan baik dengan suami”.

i. Pola nilai dan keyakinan

Sebelum sesudahPasien mengatakan “beragama islam dan beribadah 5 waktu dirumah”

Pasien mengatakan “hanya bias berdoa agar cepat sembuh dari penyakit yang dialami”

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Penampakan umum saat sekarang

Keadaan umum Compos Mentis

GCS Eye : 4 Verbal: 5 Motorik : 6, Total = 15Berat badan 50 kg TB : 165 cm IMT : 50/(165/100)2 = 18.38TD: 110/60 mmHg Suhu : 38.50C RR : 24 x/mnt Nadi : 96 x/mnt

Sakit/ nyeri : Berat Sedang Ringan Skala nyeri :…………………................

P : ketika duduk, bergerak, tidurQ : terasa nyeri dan panasR : pada daerah perut bagian atas (ulu hati)S : 6 (1-10)T :Status gizi : Gemuk Normal Kurus

Sikap : Tenang Gelisah Menahan nyeri

Personal hygiene : Bersih, Kotor, Lain-lain : Sedikit kotor

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 27

2. Data sistematika. Sistem Persepsi Sensor

Pendengaran : Normal Kerusakan Ka/Ki Tuli ka/ki Alat bantu dengar Tinitus.

Penglihatan : Normal Kaca mata Lensa kontak Konjungtiva : pink, Sklera : putih, kerusakan ka/ki -, kebutaan ka/ki -, katarak ka/ki.

Pengecap/ pengidu: normal gangguan indra pengecap gangguan indra pengidu

Peraba : normal gangguan indra peraba

b. Sistem PernafasanFrekuensi : 24 x/ menit, kualitas : normal, dangkal, cepat,

Sianosis,

retraksi dada

Suara nafas : bersih ronchi wheezing, sumbatan jalan nafas, sputum (warna__________,purulen : ya tidak) lendir darah ludah

Sesak nafas : ya tidak, ortopnea, Paroksimal nocturnal dispnea

Batuk : ya tidak Berdahak Kering

c. Sistem cardio vaskuler :Tekanan darah : 110/60 mmHg

Denyut nadi : 96x/menit, irama : teratur tidak teratur, aritmia

Suara jantung : S1, S2, S3, S4, murmur

Kekuatan nadi : kuat lemah, akral : hangat dingin,

Pengisian kapiler : < 3 detik, > 3 detik, edema : tidak ada di........................., ↑ JVP

Nyeri dada : ya tidak (lokasi penyebaran.........................................),

kelelahan, palpitasi

d. Sistem saraf pusat :Kesadaran : CM apatis somnolen soporus Coma, GCS :

15Professi Ners Stikes Madani Yogyakarta

Askep Dyspepsia | 28

√ √

√ √

Bicara : normal tak jelas kacau afasia

Pupil : isochor unisochor

Parese: kanan kiri Plegi: kanan kiri Paraplegi: atas bawah afasia amnesia tremor nyeri kepala vertigo kejang gelisah

Orientasi waktu : baik, buruk, orientasi tempat : baik buruk

Orientasi orang : baik, buruk,

e. Sistem gastrointesnital : Nafsu makan : normal meningkat baik, menurun

mual muntah

Status gizi : perubahan BB progresif dalam 6 bulan.mual. BB: ____kg. Postur: kurus sedang gemuk, IMT :___

Mulut dan tenggorokan : normal lesi

Kemampuan mengunyah: normal kesulitan

Kemampuan menelan : normal nyeri tekan

Perut : normal hiperperistaltik tidak ada bising usus kembung asites nyeri tekan kuadran ……………….........….. / bagian …………………….......

B.A.B. : normal konstipasi …….. hari diare ….x/…. jam inkontinesia melena hematomosis

f. Sistem musculocelatalRentang tegak : penuh terbatas

Keseimbangan dan cara jalan : tegap tidak tegap

Kemampuan memenuhi aktivitas sehari-hari: mandiri dibantu sebagian dibantu sepenuhnya menggunakan alat bantu berupa ……………………………………………………………

Genggaman tangan : sama kuat lemah kanan/ kiri

Otot kaki : sama kuat, lemah kanan/ kiri.

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 29

g. Sistem integumenWarna kulit : normal pucat sianosis ikterik

Turgor : baik buruk,

Luka : tidak ada ada pada:……………………..............................

Edema : tidak ada ada di ..............................................................

Memar : Tidak ada ada pada ………….…….,

Kemerahan : Tidak ada ada di ………………… ...................................

h. Sistem perkemihan Frekwensi BAK : 4-5 x/hari (sebelum sakit), warna: kuning

hematuria pyuria

Pola BAK : spontan kateter: jenis_________, sejak_____ urostomy nefrostomy

Output urine : ± 700 cc/ hari

Keluhan dalam BAK : Dysuria: Ya Tidak, Inkontinnensia: Ya Tidak, Urgensi: Ya Tidak, Nokturia

: Ya Tidak,

Vesika urinaria : Penuh Kosong Nyeri tekan retensi urine

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 30

√ √√ √

3. Kepala dan leher

a. Rambut

Inspeksi

Rambut lurus, warna hitam, tidak rontok, dan tidak ada ketombe.

Palpasi

Rambut lembab, tipis dan kuat

b. Mata

Inspeksi

Bentuk kiri dan kanan sama (bulat), sclera berwarna putih, pupil

isokor, konjungtiva merah.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada kedua mata.

c. Telinga

Inspeksi

Bentuk telinga kiri dan kanan simetris, warna serasi dengan anggota

tubuh yang lainnya, tidak ada lesi, sedikit kotor di lubang telinga

bagian dalam.

Palpasi

Tidak terdapat nyeri tekan pada tragus dan prosesus mastoideus yang

menjalar ke kepala.

d. Hidung

Inspeksi

Bentuk agak mengembang, serasi dengan warna kulit lainnya (kuning

langsat), tidak ada pendarahan dan tidak terdapat lender/ secret, dan

terpasang oksigen menggunakan kanul nasal 3 liter / menit.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada teraba secreet/lendir.

e. Mulut

Inspeksi

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 31

Bibir pucat, tidak sumbing, tidak ada lesi dan tidak ada stomatitis dan

tonsillitis juga tidak ada, lidah berwarna agak pink dan tidak ada lesi,

gigi tidak lengkap.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada daerah pipi, tidak ada teraba

pembengkakan pada dasar mulut, tidak ada nyeri tekan pada lidah.

f. Leher

Inspeksi

Warna sama dengan warna anggota tubuh lainnya, tidak ada lesi,

gerakan flexi dan rotasi rentang baik (normal) terlihat pembesaran

vena juguralis sepanjang 7 cm.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan (vena juguralis).

g. Dada

Inspeksi

Bentuk simetris, menggunakan otot tambahan ketika bernafas, warna

sama dengan anggota tubuh lainnya, tidak ada benjolan dan tidak ada

lesi.

Palpasi

Tidak ada teraba benjolan, tidak terdapat nyeri tekan pada dada,

pengembangan dada pada saat inspirasi dan ekspirasi simetris.

Perkusi

Terdengar bunyi sonor pada dada dan pada daerah jantung perkusi

redup

Auskultasi

Terdengar bunyi vesikuler.

h. Jantung

Inspeksi

Tidak terlihat ictus cordis di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.

Palpasi

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 32

Tidak ada nyeri tekan, teraba ictus cordis di intracosta ke 5 mid

clavicula sinistra.

Perkusi

Terdengar bunyi redup atau pekak pada daerah ictus cordis, ada

pembesaran pada jantung

Auskultasi

Terdengar sura jantung tambahan S3 dan ada suara tambahan murmur

i. Abdomen

Inspeksi

Abdomen tidak buncit ,tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna sama

dengan anggota tubuh lainnya.

Auskultasi

Peristaltic usus 20 x per menit

Perkusi

Terdengar bunyi timpani dan tidak ada penumpukan cairan.

Palpasi

Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen

bawah serta pada daerah kudran kanan bawah.

j. Inguinal dan genetalia

Inpeksi

Tidak ada lessi, tidak ada luka, terpasang kateter no 18

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan pada scrotum, tidak ada massa

k. Ekstrimitas

Inspeksi

Tidak ada luka dan tidak ada edema pada ekstrimitas bawah dan atas,

simetris kanan dan kiri, tidak ada patah tulang pada ektrimitas, warna

kulit sawo matang terpasang infuse pada lengan kiri.

Palpasi

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 33

Akral dingin, denyut nadi perifer lemah, tidak ada nyeri tekan pada

kedua tangan dan kedua kaki tes kapilari refill positif (+) lebih dari 3

detik.

Kekuatan otot

C. DATA PENUNJANG

Hasil Rontgen : Kardiomegali dan edema pulmonal

Hasil EKG : Sinus Takikardi, HR 107,

Hasil Laboratorium

Tanggal 19 Juli 2012 (Darah)

Pemeriksaan Hasil Nilai NormalHemoglobin 9,4 12 – 16,8Leukosit 7600 4600 – 10.000 / mm3

Hematokrit 24 40 – 54%Eritrosit 2,9 3,9 – 5,9 jt /mm3

Trombosit 258.000 150.000 – 400.000 /mm3

MCV 84 82,0 – 95,0 flMCH 32,5 27,0 – 31,0 pgMCHC 38,5 32,0 – 36 g/d

Tanggal 19 Juli 2012 (Kimia Darah)

Pemeriksaan Hasil Nilai NormalGulaDarahSewaktu 116 <200 mg/dlSGOT 42 L<37 U/L, W<31 U/LSGPT 52 L<41 U/L, W<31 U/LUreum 89 15 – 45 mg/dlCreatinin 1,11 L 0,6 – 1,2 mg/dl, W 0,5 – 0,9

mg/dl

Terapi Obat

Tanggal 19 Juli 2012

- Injeksi Furosemid 3x2 ampul via IV

Tanggal 20 Juli 2012

- Injeksi Furosemid 3x2 ampul via IV

- Glurenorm 30 mg tab 1x1 via oral

- Isosorbide dinitrate 5 mg 2x1 via oral

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 34

- Alupurinol 100 mg 2x1 via oral

- Hemafort 1x1 via oral

Tanggal 21 Juli 2012

- Injeksi Furosemid 3x2 ampul via IV

- Glurenorm 30 mg 1x1 via oral

- Interpol 1x1 tab via oral

- Isosorbide dinitrate 5 mg 2x1 via oral

- Alupurinol 100 mg 2x1 via oral- Hemafort 1x1 tab via oral

D. DATA FOKUS

Data subyektif Data obyektif Pasien mengatakan “saya sesak

nafas” Pasien merasa sesak nafas

semenjak 3 hari yang lalu puncaknya tadi pagi hingga sekarang ketika saya beraktivitas sesaknya seperti tertekan benda berat pada dada saya, sesaknya terus datang baik itu pada pagi, siang dan malam.

beraktifitas apapun saya juga merasa sesak nafas. Sesak bertambah jika saya tidak segera berhenti aktivitas”.

Pasien mengatakan “saya tidur tidak nyenyak karena sesak nafas dan karena batuk, ketika sesak saya segera duduk untuk mengatur nafas saya tidur hanya sekitar 3 jam saja”

Pasien mengatakan “dalam satu hari ini saya makan 3x sehari tetapi makan tidak habis setengah porsi saja yang saya habiskan.

Dispnea TD 150/80 mmHg, Nadi 107 x/menit (nadi lemah) RR 28 x/menit, Konjungtiva pucat Bibir pucat Terlihat pembesaran vena juguralis

sepanjang 7 cm. Menggunakan otot tambahan ketika

bernafas Tes kapilari refill positif (+) lebih dari

3 detik. Akral dingin Kekuatan otot

Ada suara tambahan (murmur) Ada suara tambahan suara jantung

(S3) Perkusi jantung menunjukkan ada

pembesran jantung Hasil Rontgen : kardiomegali dan

edema pulmonal Hemoglobin 9,4 Hasil EKG sinus takikardi Aktivitas makan, mandi, berpakaian,

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 35

4 4

4 4

eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, berjalan, ambulansi dan naik tangga perlu di bantu orang lain dan peralatan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 36

E. ANALISA DATA

Symtom Etiologi ProblemDS : Pasien merasa sesak

nafas semenjak 3 hari yang lalu puncaknya tadi pagi hingga sekarang ketika saya beraktivitas sesaknya seperti tertekan benda berat pada dada saya, sesaknya terus datang baik itu pada pagi, siang dan malam.

beraktifitas apapun saya juga merasa sesak nafas. Sesak bertambah jika saya tidak segera berhenti aktivitas”.

DO: TD 150/80 mmHg, Nadi 107 x/menit

(nadi lemah), RR 28 x/menit suara tambahan

(murmur) Terlihat pembesaran

vena juguralis sepanjang 7 cm.

Ada suara tambahan suara jantung (S3)

Perkusi jantung menunjukkan ada pembesran jantung

Hasil Rontgen : edema pulmonal

Hasil EKG sinus takikardi

HB 9,4 Tes kapilari refill

positif (+) lebih dari 3 detik.

Akral dingin

Perubahan volume sekuncup

(kardiomegali)

Beban tekanan berlebihan

Beban sistole meningkat

Kontraktilitas menurun

Hambatan pengosongan ventrikel

COP menurun

Beban jantung meningkat

Penurunan curah jantung

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 37

DS : Pasien mengatakan

“saya sesak nafas” Pasien merasa sesak

nafas semenjak 3 hari yang lalu puncaknya tadi pagi hingga sekarang ketika saya beraktivitas sesaknya seperti tertekan benda berat pada dada saya, sesaknya terus datang baik itu pada pagi, siang dan malam.

Beraktifitas apapun saya juga merasa sesak nafas. Sesak bertambah jika saya tidak segera berhenti aktivitas”.

DO : Nadi 107 x/menit RR 28 x/menit menggunakan otot

tambahan ketika bernafas

Terlihat pembesaran vena juguralis sepanjang 7 cm.

Hasil EKG Sinus takikardi

Pasien dispnea Hasil Rontgen :

edema pulmonal

Hiperventilasi(edema pulmo)

Gagal pompa ventrikel kanan

Tekanan disatol meningkat

Bendungan atrium kanan

Bendungan vena sistemik

Lien Hepar

Spleno Hepatomegalimegali

mendesak diafragma

sesak nafas

Ketidak efektifan pola nafas

DS :Aktivitas makan, mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi ditempat tidur, berjalan, ambulansi dan naik tangga perlu di bantu orang lain dan peralatanDO : Nadi 107 x/menit

Ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen dalam tubuh

Gagal pompa jantung

Suplai darah ke jaringan

Metabolisme anaerob

Intoleransi aktifitas

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 38

(nadi lemah), TD 150/80 mmHg Tes kapilari refill

positif (+) lebih dari 3 detik.

Hasil EKG sinus takikardi

Hemoglobin 9,4 Konjungtiva pucat Bibir pucat

Asidosis metabolik

Penimbunan asam laktat

keletihan

Intoleransi aktifitas

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH

1. Penurunan curah jantung b/d perubahan volume sekuncup

(kardiomegali)

2. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi (edema pulmo)

3. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen dalam tubuh

4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor

bologis (terjadi mual dan tidak nafsu makan karena sesak nafas dan pusing)

5. Cemas b/d perubahan status kesehatan

6. Defisiensi / Kurang pengetahuan b/d tidak familier dengan sumber informasi

G. PERENCANAAN NIC DAN NOC

HrTgl

JamNodx

NOC / tujuan NIC / intervensi Ttd

19 Juli2012

14.30 WIB

1 Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam penurunan curah jantung dapat lebih baik dari sebelumnya dengan kriteria :Cardiopulmonali Status: Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolic Denyut nari perifer Frekuensi apek jantung Irama jantung Frekuensi pernafasan Irama pernafasan

Cardiac Care : Kaji secara

komprehensif nilai dari sirkulasi perifer (cek nadi perifer, edema, capilari refill, warna dan temperature ekstrimitas)

Catat adanya disritmia jantung

Catat tanda dan gejala penurunan curah

Grandis

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 39

Kedalaman inspirasi Out put urin

Skala :5 : Rentang normal4 : ada deviasi tingkat ringan dari rentang normal3 : ada deviasi tingkat sedang dari rentang normal2 : ada deviasi tingkat berat dari rentang normal1 : ada deviasi tingkat sangat berat dari rentang normal

Intoleransi aktivitas Pucat Sianosis Distensi vena leher Edema paru Sesak saat istirahat

Skala:5 : Normal/tidak ada4 : ada tingkat ringan3 : ada tingkat sedang2 : ada tingkat berat1 : ada tingkat sangat berat

jantung Monitor tanda-tanda

vital secara berkala Monitor status

kardiovaskular Monitor disritmia

jantung termasuk gangguan irama dan konduksi

Monitor status pernafasan untuk tanda gagal jantung

Monitor keseimbangan cairan (intake dan output, berat badan harian)

Monitor nilai hasil laboratorium (enzim jantung, level elektrolit)

Berikan terapi antiaritmia sesuai dengan kebijakan unit yang berlaku (obat antiaritmia, cardioversi atau defibrilasi)

Monitor respon pasien terhadap obat antiaritmia

Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk membatasi aktivitas

Atur aktivitas dan periode istirahat untuk menghindari kelelahan

Monitor toleransi aktivitas klien

Monitor sesak, kelelahan, takipnea, dan

Ortopnea19 Juli

2012

14.30WIB

2 Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada pasien dengan

Airway Management1. Buka jalan nafas,

guanakan teknik chin

Rbn

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 40

ketidakefektifan pola nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil :Respiratory status :1. Frekwensi pernafasan2. Irama pernafasan3. Kedalaman inspirasi4. Auskultasi suara

penfasan

Skala:1: Rentang normal2: ada deviuasi tingkat ringan dari rentang normal3: ada deviasi tingkat sedang dari rentang normal4: ada deviasi tingkat berat dari rentang normal5: ada deviasi tingkat sangat berat dari rentang normal

1. Penggunaan otot bantu pernafasan

2. Sianosis3. Sesak saat istirahat4. Kelemahan5. Suara nafas tambahan6. Gangguan ekspirasi7. Terengah-engah8. Batuk

Skala:1: tidak ada2: ada tingkat ringan3: ada tingkat sedang4: ada tingkat berat5: ada tingkat sangat berat

lift atau jaw thrust bila perlu

2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

5. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

6. Berika bronkodilator bial perlu

7. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

8. Berikan terapi oksigen9. Monitor respirasi dan

status O2

Respiratory Monitoring

1. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal

2. Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot

3. Monitor kelelahan otot diagfragma ( gerakan paradoksis )

4. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 41

5. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama

6. Uskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

19Juli

2012

14.30 WIB

3 Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam pada pasien dengan intoleransi aktifitas dapat teratasi dengan kriteria hasil:Self Care : ADLsEnergy Conservation :1. Berpartisipasi dalam

aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR.

2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

NIC :Energy Management

1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

2. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat

4. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

5. Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

6. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

Activity Therapy

1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.

2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

3. Bantu untuk

Asrul

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 42

mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

4. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

5. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

6. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

7. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 43

H. IMPLEMENTASI

Hari/tgl

JamNo Dx

Tindakan Respon Paraf

Kamis19Juli2012

09.10WIB

09.15WIB

09.20WIB

09.35WIB

10.00WIB

11.40WIB

1

1

1

2

2

3

Menanyakan keluhan pasien (memonitor sesak nafas pasien)

Mengukur vital sign (TD, Nadi, Suhu, RR)

Memonitor hasil EKG dari UGD

Mengkaji secara komprehensif nilai dari sirkulasi perifer (cek nadi perifer, edema, capilari refill, warna dan temperature ekstrimitas)

Memposisikan pasien semi fowler

Memberikan oksigen Mengauskultasi dada

untuk mendengarkan suara jantung

Mengajarkan pasien pernafasan dalam

Menganjurkan pasien

S: pasien mengatakan saya lemas dan sesak nafas.O: TD 150/80 mmHg, nadi 100, suhu 36,5°C, RR 28x/m

S : tidak adaO : hasil EKG menunjukkan sinus takikardi

S: Pasien mengatakan lemasO:- Nadi perifer teraba lemah

104 x / menit- Tidaka ada edema di

ekstrimitas- Tes capilari reffil +- Tempratur ekstrimitas

dingin

S: Pasien mengatakan masih terasa sesak nafasO:- oksigen terpasang 3 liter

menggunakan kanul nasal

- terdengar suara tambahan murmur dan S3

- RR 28 x/menit

S : pasien mengatakan lebih lega rasanyaO : pasien tampak mengulang-ulang apa yang telah diajarkan

Grand

Robin

Grand

Robin

Robin

Grand

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 44

12.40WIB

13.00WIB

14.00WIB

16.00WIB

17.30WIB

3

2

1

1

1

untuk menghabiskan makannya

Menyarankan pasien untuk istirahat tenang dan bedrest total

Menganjurkan pasien untuk tenang tidak stress dengan kondisinya saat ini

Menghitung respirasi nafas pasien

Memonitor urin output

Menganjurkan pasien untuk istirahat

Menanyakan kepada pasien apakah masih sesak nafas

Memberikan obat furosemid via IV

Mengukur vital sign pasien

S: pasien mengatakan saya akan menghabiskan makanan saya dan saya akan istirahatO: makan sisa sedikit, pasien belum bisa tenang istirahat

S: pasien mengatakan “ya saya akan tenang mas”O: pasien terlihat belum tenang

S: pasien mengatakan saya masih sesakO: pasien bernafas menggunakan bantuan otot dada dan respirasi 25x/menitA : masalah belum teratasi pada diagnose 1, 2 & 3P : Lanjutkan intervensi- Cardiac Care :- Airway Management- Respiratory Monitoring- Energy Management- Activity Therapy

S: pasien mengatakan “iya mas saya akan istirahat”O: pasien terlihat tidak bisa tidur, urin output 200 cc selama 5 jam

S : Pasien mengatakan saya masih sedikit sesak nafasO: pasien terlihat terengah-engah,obat furosemid via iv masuk

Robin

Asrul

Asrul

Asrul

Asrul

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 45

Jumat20 Juli

2012

18.00WIB

21.00WIB

05.30WIB

06.00WIB

08.00WIB

09.15

3

3

1&3

3

3

1

Menganjurkan pasien makan sesuai dengan diit (bubur, ikan, sayuran) dan obat oral (hemafort, ISDN 5 mg)

Memberikan obat alupurinol 100 gr, interprol dan menganjurkan pasien untuk segera tidur

Menanyakan tidur pasien semalam

Mengukur Vital sign

Menganjurkan pasien untuk makan sesuai diit dan segera minum obat (asam folat,ISDN, Alopurinol,glurenor)

Memberikan obat furosemid via IV

S: pasien menanyakan tekanan darahnya berapa dan mengucapkan terima kasihO: TD 110/60 mmHgNadi 96x/menitSuhu 36,6°CR 26x/menit

S: pasien mengatakan akan segera makan dan minum obatO: makanan sisa sedikit dan obat masuk via oral

S: pasien mengucapkan terima kasihO: obat telah diminum pasienA: Masalah belum teratasi untuk diagnose 1, 2 & 3P: Lanjutkan intervensi- Cardiac Care :- Airway Management- Respiratory Monitoring- Energy Management- Activity Therapy

S: pasien mengatakan tidur puas tetapi terkadang terbangun malam.O: TD : 110/60, N : 96, S : 36°C, R : 26

S: pasien mengatakan terima kasih dan akan segera makan nasiO: klien mulai makan di suapi oleh istri pasien dan makan tersisa sedikit,obat

Yusuf

Sadam

Sadam

Asrul

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 46

WIB

10.00WIB

11.35WIB

12.40WIB

13.00WIB

14.00WIB

16.00WIB

3

1&3

3

1

1

all

Menanyakan kepada pasien apakah masih sesak nafas

Membantu pasien beraktifitas sesuai kemampuan pasien

Mengukur vital sign Menganjurkan pasien

untuk segera makan

Menyarankan pasien untuk istirahat tidur

Menghitung respirasi nafas pasien

Memonitor urin output

oral juga sudah diminum

S: pasien mengatakan masih terasa sedikit sesakO: obat furosemid masuk via IV

S: pasien mengatakan saya sudah tidak sesak lagi seperti tertindih beban beratO: klien tampak tenang dan respirasi 20x/menit dan sudah tidak terpasang oksigen lagi.

S : pasien mengatakan senang sudah bisa beraktifitas walupun masih terbatasO : pasien tampak semangat melakukan aktifitasS: pasien mengucapkan terima kasihO: TD : 140/90 mmHg, N : 68x/menit, S : 36,5°C, R : 24x/menit dan pasien segera makan

S: pasien mengatakan saya akan istirahatO: pasien mulai memejamkan matanya

S: pasien mengatakan “saya sudah tidak sesak dan mudah capek saya sedikit hilang”O: RR 20x/menit

Asrul

Asrul

Asrul

Asrul

Asrul

Yusuf

Sadam

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 47

Sabtu21Juli

2012

17.30WIB

18.00WIB

21.00WIB

05.30WIB

06.00WIB

1

3

All

All

All

Mengobservasi kecemasan pasien

Mengukur vital sign pasien

Menganjurkan pasien untuk segera makan sesuai dengan diit (bubur tempe dan sayuran sop)dan obat oral (hemafort, ISDN 5 mg)

Memberikan obat alupurinol 100 gr tablet, interprol dan menganjurkan pasien untuk segera tidur

Menanyakan tidur pasien semalam

Mengukur Vital sign (TD, Nadi, Suhu dan RR)

S: tidak adaO: urin ouput 250 cc selama 7 jamA: Masalah teratasi untuk diagnose 1 & 3P: Lanjutkan intervensi- Cardiac Care :- Energy Management- Activity Therapy

S: pasien mengatakan “saya sudah tenang mas karena sesak nafas saya sudah hilang dan saya ingin segera pulangO : raut muka pasien tampak berseri

S : Pasien mengucapkan terimakasihO: TD : 120/60 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu : 36,4°C, R : 24x/menit

S: Pasien mengatakan saya akan segera makanO: makanan yang disediakan rumah sakit habis dan obat oral telah diminumA : masalah teratasi sebagian pada diagnose 2P : lanjutkan intervensi pada diagnose 1 dan 3- Cardiac Care :- Energy Management- Activity TherapyS: pasien mengatakan terima kasihO: obat alupurinol dan interprol masuk via oral

Sadam

Yusuf

Yusuf

Grand

Robin

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 48

08.00WIB

09.15WIB

11.40WIB

12.15WIB

All

3

1

All

Menganjurkan pasien untuk makan sesuai diit

Menganjurkan pasien segera minum obat setelah makan (asam folat,ISDN, Alopurinol,glurenor)

Memberikan obat furosemid via IV 10 ml

Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas yang di mampu

Membantu pasien beraktifitas sesuai kemampuan pasien

Mengukur vital sign (TD, Nadi, Suhu, Respirasi)

Menganjurkan pasien untuk segera makan siang

S: pasien mengatakan semalam tidur saya pulas dari pada hari sebelumnya sekitar 6 jam dan pasien mengucapkan terima kasihO: pasien tampak lebih segar.TD 120/60 mmHgNadi 90x/menitSuhu 36,2°CRR 24x/menit

S: pasien mengatakan saya akan segera makan dan saya akan minum obat setelah makanO : klien mulai makan di suapi oleh istri pasien dan makan tersisa sedikit,obat oral juga sudah diminumA : maslah teratasi sebagian pada diagnose 2 dan 3P : Lanjutkan intervensi pada diagnose 1- Cardiac Care :

S: pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas lagiO: Obat furosemid 10 ml masuk

S: pasien mengatakan iya mas saya akan cobaO: pasien hendak turun dari tempat tidur

S: pasien mengatakan lebih

Grand

Asrul

Yusuf

Sadam

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 49

14.00WIB

16.10WIB

17.15WIB

16.00WIB

17.00WIB

20.00WIB

1

All

All

1

all

all

Menganjurkan pasien untuk minum obat setelah makan

Memonitor output urine

Memberikan obat furosemid 10 ml via IV

Membantu aktivitas pasien (berjalan menuju kursi)

Menganjurkan pasien untuk meminum obat hemafort, ISDN 5mg

Memberikan obat injeksi furosemid 10 ml

Mengukur vital sign

Memberikan penkes

segarO: TD : 120/70 mmHg, Nadi 88x/menit, suhu 36,5°C dan RR 20x/menit

S : pasien mengatakan saya akan segera makan dan minum obatO : pasien tampak semangat untuk makan karena sudah mau pulangA : masalah teratasi sebagian pada diagnose 2 dan 3P : lanjutkan intervensi pada diagnose 1- Cardiac Care :

S : tidak adaO : urine output 300 cc selama 7 jam

S: pasien mengatakan terima kasihO : obat furosemid 10 ml masuk via IV

S : pasien mengatakan saya sudah tidak mudah lelah lagiO : pasien dapat rileks duduk di kursi.

S : pasien mengatakan iya saya akan segera makan dan minum obatO : obat ISDN masuk via oral obat furosemid masuk 10 ml via IV

Asrul

Grand

Robin

Grand

Robin

Grand

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 50

20.30WIB

sebelum pasien pulang (pasien boleh pulang hari Sabtu 21 Juli 2012 pukul 20.00 WIB) memberikan penkes

mengenai pembatasan aktivitas, menganjurkan minum obat yang teratur, jangan telat makan, jika merasa tidak enak segera untuk merujukkan diri ke rumah sakit terdekat

memberikan penkes mengenai manajemen pernafasan (hal yang harus dihindari, posisi yang enak ketika sesak datang), menganjurkan minum obat yang teratur, jangan telat makan, jika merasa tidak enak dan kembali sesak nafas segera untuk merujukkan diri ke rumah sakit terdekat

Memberikan penkes mengenai aktivitas apa saja yang boleh di lakukan di rumah, jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang berat

Mengantar pasien pulang sampai dengan tempat parkir

S: pasien mengatakan sudah merasa segarO: TD: 120/70 mmHgNadi: 88 x / menit, suhu 360

C

S: Pasien mengatakan mengerti akan penjelasan dari perawat dan akan melaksanakannyaO: pasien bisa mengulang penjelasan dari perawat

S : pasien mengatakan terima kasih

Grand

Grand

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 51

O : pasien tampak senang ketika diantar

I. Evaluasi

Tgl / hari JamNo dx

Catatan perkembangan TTD

Sabtu21

Juli 2012

Sabtu21

Juli 2012

21.00WIB

21.00WIB

1

2

S: pasien mengatakan saya sudah tidak merasa cepat kelelahan ketika beraktivitas

O: pasien tampak senang dan tenang karena sudah mau pulang

- Respirasi 20x/menit- Tidak ada dispnea ketika

beraktifitas- masih terdengar suara murmur- Masih terdengar suara S3- Nadi 88x/menit (berdenyut kuat)- Akral hangat- Bibir tidak pucat- Pasien tampak lebih segar- TD 120/70 mmHg

A: masalah teratasi sebagian- masih terdengar suara murmur- Masih terdengar suara S3

P: Hentikan intervensi (pasien pulang hari sabtu 21 Juli 2012 pukul 20.30 WIB)

S: pasien mengatakan saya sudah tidak sesak nafas lagi

O: - RR 20x/menit- Tidak menggunakan otot tambahan

ketika bernafas- tidak ada dipsnea- berjalan, bergerak, makan,

berpakaian, tidak lagi sesak nafas- kedalaman inspirasi dan ekspirasi

dalam batas normal.

Grand

Grand

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 52

Sabtu21

Juli 2012

21.00WIB

3

A: masalah teratasi

P: Hentikan intervensi (pasien pulang hari sabtu 21 Juli 2012 pukul 20.30 WIB)

S: pasien mengatakan saya sudah bisa beraktifitas secara mandiri sebagian saja

O: pasien tampak bugar, ADL tidak di bantu orang lain, kekuatan semua ekstrimitas 5

A: masalah teratasiP: Hentikan intervensi (pasien pulang hari sabtu 21 Juli 2012 pukul 20.30 WIB)

Grand

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 53

BAB IV

PENUTUP

CHF

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 54

Mahasiswa Keperawatan Semester IV Stikes Madani Yogyakarta

A. KESIMPULAN

Gagal jantung kongestif merupakan tahap akhir penyakit jantung yang

dapat menyebabkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas penderita penyakit

jantung. Sangat penting untuk mengetahui gagal jantung secara klinis.

Penatalaksanaan meliputi penanganan non medikamentosa, dan obat - obatan serta

dengan menggunakan terapi invasif. Meskipun pengobatan farmakologis dan operatif

yang saat ini tersedia untuk pasien CHF dapat memperpanjang dan memperbaiki kualitas

hidup, prognosis keseluruhan dari pasien CHF masih tetap buruk. Dikarenakan

proporsi pasien usia lanjut diperkirakan akan terus meningkat dalam dekade

mendatang , CHF diperkirakan juga akan menjadi major epidemic. Jadi, untuk pasien - pasien

CHF sangat memerlukan pendekatan terapi baru yang dapat dipergunakan secara

individual, yang akan meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi beban ekonomi pada

masyarakat. Pengobatan efektif terhadap antecedentutama CHF seperti hipertensi,

ischaemic heart disease dan diabetes mungkin merupakan kunci pencegahan

terhadap perburukan penyakit tersebut.

Dari uraian dia atas dapat ditarik kesimpulan antara lain:

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 55

1. Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana

cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin

terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau

kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung

tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai organ.

2. Penyebab terjadinya Congestive Hearth Failure (CHF) pada Tn A adalah

factor keturunan, factor resiko (dahulu seorang perokok), Hipertensi dan gaya

hidup yang kuran sehat.

3. Tanda dan gejala yang ada pada Tn A yang menunjukkkan Congestive Hearth

Failure (CHF) adalah sesak nafas, batuk, mudah lelah ketika beraktivitas,

hepatomegali, anoreksia dan kelemahan umum. Tidak ada perbedaan dengan

teori yang telah di pelajari.

4. Pengobatan pada Tn A telah di laksanakan seperti teori yang telah ada dengan

memberikan obat-obatan berupa Furosemid, Glurenorm, Interpol, Isosorbide,

Alupurinol dan Hemafort.

5. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn A telah dilakukan dengan baik

dan benar ada kerja sama tim dari Dokter, perawat yang ada di ruang

Anggrek dengan praktikan STIKes madani Yogyakarta.

A. SARAN

1. Bagi mahasiswa

a. Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan

keperawatan pada klien Congestive Hearth Failure (CHF), karena

penyakit ini sangat beresiko dan berbahaya.

b. Bagi teman-teman sejawat agar bisa berkomunikasi dan bekerjasama

dengan lebih baik lagi dengan tim medis lainnya.

c. Hendaklah jangan segan untuk bertanya kepada dosen instruktur dan CI

pembimbing lahan, perawat senior, dokter yang ada tentang hal-hal yang

belum jelas tentang penyakit Congestive Hearth Failure (CHF).

d. Bagi mahasiswa di harapkan bisa melaksanakan tindakan asuhan

keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada.

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 56

2. Bagi kampus/Dosen pembimbing

a. Mohon bimbingannya supaya kami lebih memahami tentang konsep

penyakit Congestive Hearth Failure (CHF).

b. Kami harapkan tidak bosan untuk memperhatikan dan mendengarkan

konsultasi dari mahasiswa.

3. Bagi rumah sakit

a. Lebih tingkatkan lagi mutu pelayanan pada klien Congestive Hearth

Failure (CHF).

b. Pertahankan dan lebih tingkatkan keprofesionalan dan pengetahuan dalam

melakukan tindakan suhan keperawatan pada klian Congestive Hearth

Failure (CHF).

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 57

DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Interna Publishing. Jakarta

Corwin Elizabeth J. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi Komara Yuda, Jakarta: EGC, 2009.

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.

Heni, Elly dan Anna, Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Edisi Pertama Jakarta: Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional “Harapan Kita”, 2001.

Herdman T.Heather, Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan definis i dan klasifikasi, Penerbit buku EGC Tahun 2009-2011 : Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Mansjoer, Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: Media Aesculapios FKUI, 2001

Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Professi Ners Stikes Madani YogyakartaAskep Dyspepsia | 58