semantik

61
2.0 SEMANTIK 2.1 Semantik dalam Bahasa Melayu 2.11 Semantik Dan Makna Aspek-aspek Makna Aspek-aspek makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, iaitu: 1. Pengertian (sense) Pengertian disebut juga dengan tema. Pengertian ini dapat dicapai apabila penutur dengan rakan penutur, antara penulis dengan pembaca mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama. Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2001:92) mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain di dalam kosakata. 2. Nilai rasa (feeling) Aspek makna yang berhubungan dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap penutur terhadap hal yang dibicarakan.dengan kata lain, nilai rasa yang berkaitan dengan makna adalah kata-kata yang berhubungan dengan perasaan, baik yang berhubungan dengan dorongan maupun penilaian. Jadi, setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan.

Upload: hidayah-musa

Post on 16-Dec-2015

241 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kkbi

TRANSCRIPT

2.0SEMANTIK2.1Semantik dalam Bahasa Melayu2.11Semantik Dan Makna

Aspek-aspek MaknaAspek-aspek makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, iaitu:

1.Pengertian (sense)Pengertian disebut juga dengan tema. Pengertian ini dapat dicapai apabila penutur dengan rakan penutur, antara penulis dengan pembaca mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama. Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2001:92) mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain di dalam kosakata.

2.Nilai rasa (feeling)Aspek makna yang berhubungan dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap penutur terhadap hal yang dibicarakan.dengan kata lain, nilai rasa yang berkaitan dengan makna adalah kata-kata yang berhubungan dengan perasaan, baik yang berhubungan dengan dorongan maupun penilaian. Jadi, setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan.

3.Nada (tone)Aspek makna nada menurut Shipley adalah sikap penutur terhadap kawan penutur ( dalamMansoer Pateda, 2001:94). Aspek nada berhubungan pula dengan aspek makna yang bernilai rasa. Dengan kata lain, hubungan antara pembicara dengan pendengar akan menentukan sikap yang tercermin dalam kata-kata yang digunakan.

4.Maksud (intention)Aspek maksud menurut Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001: 95) merupakan maksud senang atau tidak senang, efek usaha keras yang dilaksanakan. Maksud yang diinginkan dapat bersifat deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi atau politik.Aspek-aspek makna tersenut tentunya mempunyai pengaruh terhadap jenis-jenis makna yang ada dalam semantik. Di bawah ini akan dijelaskan seperti apa keterkaitan aspek-aspek makna dalam semantik dengan jenis-jenis makna dalam semantik.

1. Makna EmotifMakna emotif menurut Sipley (dalam Mansoer Pateda, 2001:101) adalah makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai atau terhadap sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan. Dicontohkan dengan katakerbaudalam kalimatEngkau kerbau.,kata itu tentunya menimbulkan perasaan tidak enak bagi pendengar. Dengan kata lain,kata kerbau tadi mengandung makna emosi. Kata kerbau dihubungkan dengan sikap atau poerilaku malas, lamban, dan dianggapsebagai penghinaan. Orang yang dituju atau pendengarnya tentunya akan merasa tersimggung atau merasa tidak nyaman. Bagi orang yang mendengarkan hal tersebut sebagai sesuatu yang ditujukan kepadanya tentunya akan menimbulkan rasa ingin melawan. Dengan demikian, makna emotif adalah makna dalam suatu kata atau kalimat yang dapat menimbulkan pendengarnya emosi dan hal ini jelas berhubungan dengan perasaan. Makna emotif dalam bahasa indonesia cenderung mengacu kepada hal-hal atau makna yang positif dan biasa muncul sebagai akibat dari perubahan tata nilai masyarakat terdapat suatu perubahan nilai.

2. Makna KonotatifMakna konotatif berbeda dengan makna emotif karena makna konotatif cenderung bersifat negatif, sedangkan makna emotif adalah makna yang bersifat positif (Fathimah Djajasudarma, 1999:9). Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap apa yang diucapkan atau didengar. Misalnya, pada kalimatAnita menjadi bunga desa.Kata nunga dalam kalimat tersebut bukan berarti sebagai bunga di taman melainkan menjadi idola di desanya sebagai akibat kondisi fisiknya atau kecantikannya. Kata bunga yang ditambahkan dengan salah satu unsur psikologis fisik atau sosial yang dapat dihubungkan dengan kedudukan yang khusus dalam masyarakat, dapat menumbuhkan makna negatif.

3. Makna KognitifMakna kognitif adalahmakna yang ditunjukkan oleh acuannya, makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan berdasarkan analisis komponenya (Mansoer Pateda, 2001:109). Kata pohon bermakna tumbuhan yang memiliki batang dan daun denga bentuk yang tinggi besar dan kokoh. Inilah yang dimaksud dengan makna kognitif karena lebih banyak dengan maksud pikiran.

4. Makna ReferensialReferen menurut Palmer ( dalam Mansoer Pateda, 2001: 125) adalah hubungan antara unsur-unsur linguistik berupa kata-kata, kalimat-kalimat dan dunia pengalaman nonlinguistik. Referen atau acuan dapat diartikan berupa benda, peristiwa, proses atau kenyataan. Referen adalah sesuatu yangditunjuk oleh suatu lambang. Makna referensial mengisyaratkan tentang makna yamg langsung menunjuk pada sesuatu, baik benda, gejala, kenyataan, peristiwa maupun proses.Makna referensial menurut uraian di atas dapat diartikan sebagai makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata atau ujaran. Dapat juga dikatakan bahwa makna referensial merupakan makna unsur bahasa yanga dekat hubungannya dengan dunia luar bahasa, baik berupa objek konkret atau gagasan yang dapat dijelaskan melalui analisis komponen.

5. Makna PiktorikalMakna piktorikal menurut Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001:122) adalah makna yamg muncul akibat bayangan pendengar ataupembaca terhadap kata yang didengar atau dibaca. Makna piktorikal menghadapkan manusia dengan kenyataan terhadap perasaan yang timbul karena pemahaman tentang makna kata yang diujarkan atau ditulis, misalnya katakakus,pendengar atau pembaca akan terbayang hal yang berhubungan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kakus, seperti kondisi yang berbau, kotoran, rasa jijik, bahkan timbul rasa mual karenanya.

2.2 Kelewahan MaknaMerujuk Kamus Dewan Edisi Keempat, maksud kelewahan ialah hal (keadaan) yg berlebih-lebihan. Berlebih-lebih sehingga tertambah perkara, hal, dsb yg tidak perlu (mis perkataan yg digunakan dlm ayat). Keselarasan huruf vokal bermaksud keselarasan atau kesesuaian dua huruf vokal yang membentuk dua suku kata pada kata dasar, iaitu pasangan antara huruf vokal di suku kata praakhir dengan huruf vokal pada suku kata akhir tertutup. Dalam sistem ejaan rumi bahasa Melayu selepas 1972, terdapat 18 keselarasan huruf vokal. Contoh: alih, untung, tidor, lebih, dsb.. Perkataan daripada bahasa Indonesia dan bahasa Inggeris dikecualikan daripada sistem keselarasan huruf vokal. Kata pinjaman ialah kata-kata yang diambil daripada bahasa-bahasa lain selain bahasa Melayu seperti bahasa Inggeris, bahasa Eropah lain,bahasa Jawa atau bahasa serumpun lain. Untuk penjelasan lanjut, sila rujuk buku Pedoman Ejaan dan Sebutan Bahasa Melayu (Ismail Dahaman).

2.3 Ketaksaan MaknaSepotong ayat dapat menerbitkan beberapa maksud yang tertentu. Hal ini demikian bergantung pada intonasi ayat itu diucapkan. Ayat yang dapat menghasilkan pelbagai maksud dikatakan ayat yang mempunyai unsur ketaksaan (ambiguity). Dengan kata lain, ketaksaan ditakrifkan sebagai sifat binaan atau konstruksi yang dapat diberi lebih daripada satu tafsiran. Contoh:1. Ibu bapa Mustafa telah meninggal dunia.

Ayat ini mengandungi unsur ketaksaan kerana dapat diertikan sebagai ibu kepada bapa (iaitu nenek) Mustafa telah meninggal dunia, atau kedua-dua ibu bapa Mustafa telah meninggal dunia. Untuk dapat mengenal pasti perbezaan erti ini, kita perlu, secara intuisi, menyedari kewujudan dua jenis binaan ayat yang berbeza. Kita begitu mudah memahami maksud yang terkandung dalam ayat ini jika diucapkan dengan lagu bahasa (intonasi) yang berbeza bersesuaian dengan maksud yang hendak disampaikan.

Dalam ayat 1 di atas, jika kita meletakkan tekanan pada kata ibu, kemudian diikuti dengan jeda (hentian sebentar), pastilah ayat ini menyatakan bahawa ibu kepada bapa Mustafa (nenek Mustafa) telah meninggal dunia.

Sebaliknya, jika tiada tekanan pada perkataan ibu dan tanpa jeda dalam mengucapkan ayat tersebut, maka maksud yang terkandung menyatakan bahawa kedua-dua ibu bapa Mustafa yang meninggal dunia, bukan neneknya.

Jelas bahawa dalam ujaran, intonasi dan jeda memainkan peranan sebagai penentu kepada maksud yang didukung oleh sesuatu ayat. Dalam bentuk tulisan, hal ini dapat dijelaskan dengan penggunaan tanda baca untuk menentukan ketaksaan ayat berkenaan.

2.3 Pengembangan MaknaSemantik atau makna boleh dilihat dalam dua sudut iaitu pemgembangan makna dan penyempitan makna. Peluasan makna meliputi sintaksis dan pragmatik dan menurut Nor Hashimah Jalaluddin (1992:1) yang memetik pendapat Sperber dan Wilson (1980) bahawa pengkajian makna belum dapat dipastikan makna sepenuhnya.

2.4 Penyempitan Makna

Menurut Chaer (1995), Pateda (1986), penyempitan makna ialah gejala yang terjadi pada kata yang mulanya mempunyai makna yang cukup luas, kemudian makna yang cukup terbatas hanya pada makna tertentu sahaja. Sedangkan Keraf (1986:97) menyatakan bahawa penyempitan makna sebuah kata ialah proses perubahan makna kata daripada makna yang lebih luas kepada makna yang lebih khusus atau spesifik.

Sebagai contoh kata ahli membawa makna yang lebih luas iaitu keluarga, sanak-saudara atau orang-orang yang memasuki sesuatu golongan. Walau bagaimanapun kata ahli juga telah disempitkan kepada makna orang yang mahir atau pandai dalam sesuatu ilmu atau disebut juga pakar dalam sesuatu bidang.

2.1.2Semantik dan LinguistikPerkataan linguistik berasal daripada bahasa Latin lingua yang membawa maksud bahasa. Menurut Abdullah Hassan (1984:2), linguistik merupakan suatu sains yang mengkaji bahasa. Linguistik dikatakan saintifik kerana kaedah yang digunakan empirikal berdasarkan sesuatu yang dilihat, dirasa dan didengar. Selain itu, linguistik juga merupakan pengkajian sains mengenai bahasa kerana linguistik memenuhi syarat yang diperlukan seperti pengkajian sains yang lain.Semantik pula adalah bidang yang mengkaji dan menganalisis makna kata dan ayat dikenali sebagai bidang semantik. Kata merupakan unit ujaran yang bebas dan mempunyai makna. Dalam bahasa kita dapat mengungkap fikiran, perasaan, pendapat, emosi, perlakuan dan keperibadian manusia. Menurut Kamus Dewan, semantik bermaksud kajian tentang makna perkataan dan penambahan makna sesuatu kata. Secara umumnya semantik ialah ilmu tentang erti atau perubahan erti sesuatu perkataan. Secara khusus pula ialah kajian tentang lambang-lambang atau tanda yang menyatakan makna, hubungan antara makna dengan makna lain serta pengaruh makna terhadap masyarakat.Palmer (1981 : 5) menjelaskan kedudukan semantik dalam studi bahasa (linguistik). Beliau telah menjelaskan bahawa semantik merupakan suatu komponen yang terdapat dalam linguistik, sama seperti komponen bunyi dan tatabahasa. Oleh yang demikian, dapatlah dijelaskan iaitu makna menjadi bahagian dalam bahasa. Maka, semantik merupakan sebahagian daripada linguistik. Hubungan antara semantik dan linguistik dapat dilihat dari penggunaan semantik dalam bahasa. Verhaar (1981:124) menggambarkan secara jelas mengenai aspek semantik yang dilihat dalam sistem bahasa.Dalam bahasa Melayu, setiap perkataan mempunyai makna yang sedia ada dan makna perkataan boleh dibezakan melalui proses akronim, pengimbuhan, penggandaan, dan pemajmukan. Contohnya makna perkataan kebun berbeza daripada perkataan pekebun dan pengebun dari segi pengimbuhan. Kata kebun bermaksud tanah yang ditanami tumbuh-tumbuhan. Kata pekebun bermaksud orang yang mengurus kebun sementara kata pengebun bermaksud orang yang kerjayanya membuat kebun atau bekerja di kebun. Dalam proses penggandaan, kata langit juga berbeza dengan lelangit yang bermaksud keadaan bumi dan atas bahagian dalam mulut. Dalam proses pemajmukan pula kata buah dan hati mempunyai makna yang berbeza apabila membentuk kata majmuk buah hati. Buah ialah benda yang boleh dimakan sementara hati merupakan organ menjadi makna kekasih apabila perkataan tersebut digabungkan.

Ayat I : Saya suka baju ini. Makna ayat menggambarkan suka pada baju ini.Ayat II : Saya suka baju yang ini. Ayat ini menyatakan makna yang tegas bahawa penutur hanya suka baju yang ini, bukan baju-baju yang lain.Semantik mempunyai hubungan yang erat dengan linguistik. Ahli-ahli bahasa berpendapat bahawa makna merupakan unsur utama dalam perkataan atau ayat. Contohnya adalah seperti yang berikut :

Ayat I : Kamu jangan pergi.Maksud ayat : menggambarkan otak penutur yang disebut sebagai struktur dalam.Ayat II : Jangan pergi.Maksud ayat : Ayat diujarkan dengan maksud yang lebih tegas.Selain itu, terdapat juga beberapa ahli bahasa yang menganggap bahawa makna telah wujud dalam otak penutur, iaitu sebelum ayat atau perkataan diujarkan. Contohnya :

Burung terbang tinggi.Ayat ini dikira tidak gramatis kerana maknanya terlalu umum iaitu membawa maksud semua burung terbang tinggi.Di samping itu, sesuatu ayat atau ujaran tidak menjadi gramatis sekiranya ayat tersebut tidak mempunyai makna yang lengkap. Misalnya adalah seperti di bawah :

Secara keseluruhannya, semantik adalah salah satu disiplin ilmu yang penting dalam kajian bahasa dan mempunyai pertalian yang erat dengan disiplin ilmu yang lain seperti sejarah dan linguistik. Selain itu, semantik merupakan bidang pengkajian linguistik yang objek penelitiannya membawa makna bahasa (Abdul Chaer,1994). Maka, jelaslah di sini bahawa penggunaan semantik dalam bidang kajian linguistik amat meluas dan saling berkait rapat antara satu sama lain.

2.1.3 Semantik Dan Sejarah

Berdasarkan sejarah linguistik, pada mulanya istilah semantik digunakan untuk merujuk kepada perkembangan dan perubahan makna dalam bahasa. Sebelum tahun 1930, kajian semantik telah member focus kepada aspek kajian tradisional, iaitu perubahan makna. Tetapi, selepas tahun 1930, perubahan telah berlaku dan semantik sudah mula melihat masalah deskriptif dan struktur dalam semantik (Ullmann, 1996). Tahun 1931merupakan detik bersejarah dalam sejarah semantik. Hal ini kerana pada tahun itu telah muncul tulisan Gustaf Stren yang berjudul Meaning and Change of Meaning with Special Reference to English Language. Penerbitan tulisan ini telah membawa trend baharu dalam bidang semantik.

Menurut Ullmann (1996), kajian semantik selepas tahun 1950 tidak lagi memberi perhatian terhadap perubahan makna dan sebab-sebabnya. Sebaliknya, kajian mula beralih kepada aspek dalaman tentang perbendaharaan kata dan juga daripada prinsip umum kepada kajian bahasa yang tertentu.Semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, dari bahasa Yunani Sema (Nomina) tanda: atau dari verba samaino menandai, bererti. Istilah tersebut digunakan oleh para pakar bahasa untuk menyebut mengenai ilmu bahasa yang mempelajari makna. Semantik meliputi tiga bahagian pengajaran bahasa yang meliputi fonologi, tatabahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik.Istilah semantik baru muncul pada tahun 1984 yang dikenal melalui American Philological Association organisasi filologi Amerika dalam sebuah artikel yang berjudul Reflected Meanings: A point in Semantics. Istilah semantik sendiri sudah wujud sejak abad ke-17 semasa dipertimbangkan melalui frase semantics philosophy. Sejarah semantik dapat dibaca di dalam artikel An Account of the Word Semantics (Word, No.4 th 1948: 78-9). Breal melalui artikelnya yang berjudul Le Lois Intellectuelles du Language mengungkapkan istilah semantik sebagai bidang baru dalam keilmuan, di dalam bahasa Perancis istilah sebagai ilmu murni historis (historical semantics).Historical semantics ini cenderung mengenai semantik yang berhubungan dengan unsur-unsur luar bahasa, misalnya perubahan makna dengan logik, psikologi. Karya Breal ini berjudul Essai de Semanticskue. (akhir abad ke-19). Reisig (1825) sebagai salah seorang ahli klasik mengungkapkan konsep baru tentang grammar (tatbahasa) yang meliputi tiga unsur utama, iaitu etimologi, asal-usul kata sehubungan dengan perubahan bentuk mahupun makna; sintaksis, tata kalimat dalam semasiologi, ilmu tanda (makna). Semasiologi sebagai ilmu baru pada 1820-1925 itu belum dinyatakan sebagai semantik. Istilah Semasiologi sendiri adalah istilah yang dikemukakan Reisig. Berdasarkan pemikiran Resigh tersebut maka perkembangan semantik dapat dibagi dalam tiga masa pertumbuhan, iaitu:

Masa pertama, meliputi setengah abad termasuk di dalamnya kegiatan Reisig; maka ini disebut Ullman sebagai Undergound period.

Masa Kedua, iaitu semantik sebagai ilmu murni historis, adanya pandangan historical semantics, dengan munculnya karya klasik Breal(1883)

Masa perkembangan ketiga, pelajari makna ditandai dengan munculnya karya Filolog Swedia Gustaf Stern (1931) yang berjudul Meaning and Change of Meaning With Special Reference to the English Language Stern melakukan kajian makna secara empiris

Semantik dinyatakan dengan tegas sebagai ilmu makna, baru pada tahun 1990-an dengan munculnya Essai de semantikue dari Breal, yang kemudian dimurnikan oleh karya Stern. Tetapi, sebelum kelahiran karya Stern, di Jenewa telah diterbitkan seuah bahan, kumpulan kuliah dari seorang pengajar bahasa yang sangat mengetahui perkembangan linguistik i,aitu Ferdinand de Saussure, yang berjudul Cours de Linguistikue General. Pandangan Saussure itu menjadi pandangan aliran strukturalisme. Menurut pandangan strukturalisme de Saussure, bahasa merupakan satu sistem yang terdiri daripada unsur-unsur yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan (the whole unified). Pandangan ini kemudian dijadikan titik tolak penelitian, yang sangat kuat mempengaruhi berbagai bidang penelitian, terutama di Eropah.Pandangan semantik kemudian berbeza dengan pandangan sebelumnya, setelah karya de Saussure ini muncul. Perbezaan pandangan tersebut antara lain:1. Pandangan historis mulai ditinggalkan

2. Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata,

3. Semantik mulai dipengaruhi stilistika

4. Pengkajian semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi)

5. Hubungan antara bahasa dan fikiran mulai dipelajari, kerana bahasa merupakan kekuatan yang menentukan dan mengarahkan fikiran (perhatian perkembangan dari idea ini terhadap Sapir Whorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).

Pada tahun 1923 muncul buku The Meaning of Meaning karya Ogden & Richards yang menekankan hubungan tiga unsur dasar, iaitu thought of reference (fikiran) sebagai unsur yang menghadirkan makna tertentu yang memiliki hubungan signifikan dengan referent (acuan). Fikiran memiliki hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan langsung dengan symbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan yang jelas. Sehubungan dengan meaning, para pakar semantik biasa menentukan fakta bahawa asal kata meaning (nomina) dari to mean (verba), di dalamnya banyak mengandungi meaning yang berbeza-beza. Leech (1974) menyatakan bahawa ahli-ahli semantik sering tidak wajar memikirkan the meaning of meaning yang diperlukan untuk pengantar pengajaran semantik. Mereka sebenarnya cenderung menerangkan semantik dalam hubungannya dengan ilmu lain; para ahli sendiri masih memperdebatkan bahawa makna bahasa tidak dapat difahami atau tidak dapat dikembangkan kecuali dalam makna non-linguistik.

2.2Fitur Makna Dalam Bahasa Melayu2.2.1Sifat MaknaSecara umumnya, sifat makna boleh dibahagikan kepada dua iaitu dinamik dan evolusi. Rajah di bawah menjelaskan perbezaan kedua-dua sifat makna tersebut secara ringkas.

EvolusiDinamisSIFAT MAKNA

Boleh berkembangBoleh berubah-ubah

Rajah 1: Sifat Makna

CIRI-CIRI YANG MENENTUKAN SESUATU MAKNASetelah mengetahui tentang sifat makna, berikut merupakan beberapa ciri yang menentukan sesuatu makna. Ciri-ciri ini juga berupaya membuka minda semua pihak tentang keunikan dan keistimewaan mempelajari bahasa Melayu. Hal ini kerana, setiap perkataan dan ayat yang dituturkan oleh penutur memiliki makna tertentu dan makna tersebut berbeza mengikut kefahaman seseorang. Berikut menunjukkan ciri-ciri yang menentukan sesuatu makna:

makna dalam peribahasa pilihan

konteks budaya

Rajah 2: Ciri-ciri yang Menentukan Sesuatu MaknaPenerangan bagi ciri pilihan adalah seperti berikut iaitu suatu ungkapan yang dihasilkan mestilah dipilih mengikut kesesuaian dan sekiranya tidak maka ungkapan tersebut dikira tidak bermakna. Seterusnya, bagi ciri budaya pula menjelaskan budaya masyarakat penutur adalah saling berkait rapat dengan bahasa kerana hanya mereka yang memahami budaya masyarakat penutur dapat bertutur secara betul melalui konteks budaya. Manakala bagi ciri konteks pula menjelaskan makna juga dapat ditentukan bergantung pada situasi dan perasaan penutur semasa menyampaikan sesuatu ungkapan itu. Akhir sekali, ciri makna dalam peribahasa pula menerangkan bahawa makna dalam peribahasa sama ada kiasan, simpulan bahasa dan pepatah digunakan bagi membawa makna yang berbeza daripada makna asal. Contohnya, ringan tulang (rajin). Setelah memahami tentang ciri-ciri yang menentukan sesuatu makan barulah mudah bagi memahami pula tentang faktor-faktor perubahan sifat makna. Terdapat lima faktor yang telah dikenal pasti berupaya memberi perubahan kepada sifat bahasa. Berikut merupakan senarai ringkas faktor-faktor perubahan sifat bahasa:

Tujuan simbolik dan stilistik Pembatasan atau penyempitan makna Tanggapan penutur Perluasan makna Perkembangan bahasa itu sendiri FAKTOR PERBEZAAN SIFAT BAHASA

Rajah 3: Faktor Perbezaan Sifat Bahasa

2.2.2Kelas maknaBidang makna atau semantik, sebenarnya menjadi sebahagian daripada ilmu linguistik kerana bahasa tidak akan sempurna jika tidak ada unsur makna. Bahasa, menurut R. H. Robbins (1952) menegaskan bahawa kajian makna merupakan salah satu bahagian yang penting dalam linguistik am. Firth (1944) pula menegaskan bahawa makna menjadi inti dalam kajian bahasa. Lazimnya, kata makna memberi erti maksud atau erti. Walau bagaimanapun, kata makna boleh diberi bermacam-macam pengertian lagi. Misalnya, Ogden dan Richard dalam buku The Meaning of Meaning (1956) pernah memberikan 16 pengertian dan erti bagi makna; antaranya, makna adalah suatu yang intrinsik, pokok, kemahuan, dan suatu peristiwa yang diharapkan. Istilah semantik agak baharu digunakan jika dibandingkan dengan istilah bidang-bidang ilmu yang lain iaitu dicipta pada akhir abad ke-19. Bloomfield mentakrifkan makna sebagai suatu bentuk linguistik sebagai keadaan apabila penutur tersebut mengujarkan nya dengan gerak balas yang dijangkakan daripada pendengar. Seseorang itu boleh mentakrifkan makna sesuatu bentuk pertuturan dengan tepat apabila makna ini berkaitan dengan pengetahuan saintifik yang dimiliki oleh seseorang ( Leonard Bloomfield, 1992). Menurut Zabech, semantik dalam peristilahan moden digunakan dengan maksud kajian tentang hubungan antara item-item bahasa seperti perkataan, penamaan (nama am dan nama khas), ekspresi predikat. Kata semantik berasal daripada kata adjektif bahasa Yunani semantickos yang membawa makna significant iaitu penting atau bererti ( Hashim Musa, Ong Chin Guan, 1998). Selain itu, sema juga bererti tanda atau lambang. Dalam bidang linguistik, semantik ialah bidang yang mengkaji makna atau erti dalam bahasa ( Nik Safiah Karim, 2001). Semantik atau kajian makna adalah satu bidang yang luas, mencakupi kebanyakan daripada struktur dan fungsi bahasa dan juga masalah dalam kajian psikologi, falsafah dan antropologi. Terdapat beberapa jenis makna dalam bahasa Melayu antaranya ialah denotasi, konotasi, emotif, kognitif, refensial dan piktorikal.

Rajah 4: Kelas Makna Semantik dalam Bahasa Melayu.

2.2.3 Lewah Dalam MaknaApakah maksud lewah?. Menurut Kamus Dewan Edisi Keempat, perkataan lewah bermaksud berlebih-lebih sehingga bertambah perkara, hal dan sebagainya yang tidak perlu. Terdapat beberapa aspek penggunaan bahasa Melayu yang memperlihatkan kekeliruan berkait dengan unsur lewah dalam bahasa Melayu.Contohnya :Kamiberjuangdemiuntuknegaradanbangsa

Perkataandemidanuntukmembawamaknayangsama.Olehitu,penggunaankedua-duaperkataan yangsamamakna dalam satu ayat secara berurutan dianggap lewah,keranapenggunaansalahsatudaripadanyasudah mencukupi. Ayatdiatasbolehsahajaditulis: KamiberjuangdeminegaradanbangsaatauKamiberjuanguntuknegaradanbangsa

Dengandemikiankitamemenuhiaspekekonomidalambahasa,iaitumenggunakanbahasa denganbaik,kemasdanekonomis yaknitidakmembazirperkataan.

Contohnya :kitasemua

DalambahasaMelayu,kitaialahkatagantinamaorangpertamayangmembawamaksud jamak.Tetapi,banyakpenggunabahasaMelayukurangyakindenganaspekjamakini,lalu menegaskanlagidenganmenambahperkataansemua,padahalkitatelahpun mencukupi.Dalamhalini, semuadalamkitasemuadianggaplewah.

Terdapat juga perkataan lewah yang menggandingkan perkataan bahasa Melayu dengan bahasa Inggeris, contohnya "cubatry", dan "kasutboot". Perkataan ini bukan sahaja lewah, bahkan juga berbentuk bahasa rojak. Oleh itu, kita perlu berhati-hati dalam menggunakan bahasa dengan betul sama ada dalam bentuk lisan atau tulisan. Kita hendaklah mengelak daripada menggunakan bentuk lewah yang melanggar hukum bahasa kerana perkara sedemikian akan mencemarkan keindahan bahasa kita.2.3Makna Ayat Dalam Bahasa Melayu2.3.1 Makna Ayat Makna ayat boleh dibahagikan kepada tiga iaitu makna tersurat, makna terselindung dan makna tersirat. Makna tersurat ialah makna yang diperoleh semata-mata daripada makna yang tertulis atau makna yang diujarkan sahaja. Sama ada bahasa bertulis atau bahasa lisan. Misalnya, Burung itu hinggap di ranting pokok. Jika sesuatu ayat atau bahasa tersebut biasa kita gunakan maka kita menganggapnya sebagai betul. Contohnya :Para pelajar-pelajar yang dihormati sekalian.Perkataan para menunjukkan ramai. Perkataan pelajar-pelajar menyatakan ramai.Perkataan sekalian bermaksud ramai. Ayat yang sebetulnya ialah Para pelajar yang dihormati.Makna terselindung ialah makna yang terselindung dalam sesuatu ayat keranaperkataannya tidak dihadirkan.Misalnya dalam ayatAdik ke kedai Pak Ali.Kata pergi tidak dihadirkan, tetapi pendengar memahami perbuatan adik ialah pergi.Walaupun sesuatu perkataan ini tidak hadir tetapi ia dapat dikesan oleh pendengar atau pembaca. Atau dengan kata lain perkataan yang tidak hadir dalam sesuatu ayat tetapi masih dapat dikesan maknanya membuktikan adanya struktur dalam, dalam fikiran pendengar atau pembaca. Contoh lain adalah seperti berikut:Cikgu Ahmad guru Bahasa Melayu di sekolah kami.Makna yang terselindung dalam ayat ini ialah kata pemeri yang memerikan pekerjaan sebagai contoh Cikgu Ahmad, iaitu guru Bahasa Melayu di sekolah kami. Oleh yang demikian, strukturdalam ayat ini ialah Cikgu Ahmad ialah guru Bahasa Melayu di sekolah kami.Seterusnya ialah makna tersirat ialah makna yang diperoleh berbeza dengan makna yang tertulis atau diujarkan, misalnya dalam kiasan seperti umpama jari di tangan, ada bercincin ada tidak. Bahasa seperti ini timbul dalam masyarakat Melayu kerana timbulnya keinginan menyatakan sesuatu dengan maksud yang lain. Hal seperti ini dalam bahasa Melayu disebut sebagai peribahasaPeribahasa ialah ayat yang khusus untuk makna yang tertentu. Peribahasa dibahagikan kepada beberapa bentuk iaitu bentuk kiasan, bentuk bidalan, bentuk pepatah, bentuk perbilangan, bentuk kata hikmah, bentuk ungkapan, bentuk pemeo dan bentuk simpulan bahasa.KIASANMembuat perbandingan perilaku manusia dengan alam alam sekitaran dengan carayang lembut dan tidak sekitaran dengan cara yang lembut dan tidak tepat pukulannya.Contoh: Tangkai jering Panjang tangan. Mulut tempayan.SIMPULAN BAHASAKata-kata yang dikiaskan atau dibandingkan dengan dengan benda lain dan bentuknya terdiri daripada benda lain dan bentuknya terdiri daripada dua tiga patah perkataan:Contoh: Abu Nawas. Kaki bangku. Kaki ayam.PERBILANGANPerbilangan merupakan susunan kalimat yang bertujuan menjadi pegangan kepada anggota masyarakat sehingga menjadi adat atau peraturan. Berasal daripada adat resam. Berfungsi sebagai pedoman pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam kehidupan bermasyarakat dan bentuknya berkerat-kerat atau berpatah-patah. Contohnya: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit sakit dahulu bersenangdahulu bersenang-senang senang kemudian. Hendak seribu daya, tak hendak seribu dalih. Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras.Perbilangan ini membawa maksud menyelesaikan sesuatu perkara dengansempurna tanpa merugikan mana-mana pihak.PERUMPAMAANHasil daripada analogi dua perkara dan biasanya menggunakan menggunakan kata perbandingan seperti bagai kata perbandingan seperti, bagai, bak, umpama, laksana dan sebagainya.Contoh: Seperti kaca terhempas ke batu. Bagai tikus jatuh ke beras. Seperti bumi dengan langit. Bagai tikus jatuh ke beras. Seperti bumi dengan langit. Bentuk BidalanBidalan adalah susunan bahasa yang menarik dan mudah 'melekat di mulut orang ramai'. Bidaan merupakan bahasa kiasan yang digunakan untuk melahirkan fikiran yang tajam, tepat, mengandungi perbandingan, teladan, pengajaran, nasihat, dan kata-kata hikmat. Contohnya : Jika pandai menggunting, hendaklah pandai menjahit- kerja yang dimulakanhendaklah diselesaikan. Jangan bijak terpijak, biar bodoh bersuluh- Jangan berasa diri bijak tetapi dihinaorang, biar bodoh asal bertanya, pasti akan berjaya. Kalau kail panjang sejengkal, lautan dalam jangan diduga- Kalau tidak mahirdalam sesuatu bidang itu, akibatnya buruk. Ada gula ada semut - orang akan berkumpul ditempat yang banyakmendatangkan rezeki

PEPATAHseakan-akan sama dengan bidalan, tetapi pepatah mempunyai rangkaian perkataan berkerat-kerat atau berpatah-patah. Contohnya : diam ubi berisi, diam besi berkaratbermaksud orang yang pendiam tetapi berakal itu lebih baik daripada orang yangpendiam tetapi bodoh.TAMSIL & IBARATMemberikan penjelasan tentang perkara yang hendak hendak dibandingkan Tamsil biasanya bersajak dibandingkan. Tamsil biasanya bersajak sedangkan ibarat tidak.Contoh: Keras-keras kerak nasi, kena air lembut juga. Tua-tua tua keladi semakin tua semakin menjadi keladi, semakin tua semakin menjadi.I barat bunga yang, segar dipakai, layu dibuangIbarat telur sesangkak, pecah sebiji pecah semuanya.LIDAH PENDETAKata-kata hikmat atau kata-kata pujangga yang mengandungi mengandungi pengajaran atau falsafah hidup pengajaran atau falsafah hidup. Contohnya: Bertangguh itu pencuri masa. Bersatu teguh, bercerai runtuh. Hilang bahasa lenyaplah bangsa.PEMEOPemeo ialah perkataan yang popular disebut bertujuan memberi semangat atau menyindir. Sebagai contoh: Lebih baik mati daripada dijajahPemeo ini bertujuan untuk mengukuhkan keahlian sesuatu organisasi atau memperkuat sesuatu perjuangan.COGAN KATA DAN MOTTOCogan kata atau motto ialah kata semboyan atau sesuatu organisasi sama ada kerajaan atau swasta. Contohnya: Rakyat didahulukan, pencapaian diutamakan. Bersekutu bertambah mutu Bahasa Jiwa Bangsa Bangsa Membaca Bangsa Berjaya Membaca Jambatan Ilmu Membaca Sepanjang Hayat Guru Pembina Negara Bangsa Guru Cemerlang, Pelajar Gemilang, Negara Terbilang Belia Benci Dadah Belilah Barangan Buatan Malaysia Biar Lambat Asal Selamat Cegah Sebelum Parah Belia Benci Dadah Dadah Musuh Negara Bersih Cekap Amanah Kepimpinan Melalui Teladan Keranamu Malaysia

2.3.2 Kerangka Generatif ChomskySecara umumnya Chomskymenyatakan bahawa language is not a habit Structure.Hipotesisnya, semua bahasa dilihat dari struktur dalaman adalah sama iaitu menunjukkan tingkat fikiran seseorang. Chomsky telah mengemukakan empat konsep utama dasar analisis Kerangka Generatif iaitu kemampuan berbahasa, perlakuan berbahasa, struktur dalaman dan struktur luaran.Kemampuan berbahasa ialah segala pengetahuan yang terdapat dalam otak manusia secara sedar dan tidak sedar. Proses ini juga mengkaji tentang bagaimana proses mengujarkan bahasa yang terdapat dalam bentuk rumus-rumus.Perlakuan bahasa ini mengkaji bagaimana cara seseorang itu mengujarkan bahasa dan bahasa apa yang diujarkan serta mampu didengar oleh orang lain. Seterusnya, struktur dalaman pula wujud daripada kemampuan seseorang untuk berbahasa serta bagaimana cara menyusun ayat-ayat untuk diujarkan. Konsep yang terakhir iaitu struktur luaran ini wujud daripada ujaran bahasa yang dikeluarkan oleh seseorang iaitu apa yang diujarkan. Menurutnya lagi, ayat-ayat yang diungkapkan oleh penutur lahir di bawah pengetahuan dan kesedaran penuturnya.Ia diketahui, disedari dan dinyatakan menerusi bunyi-bunyi dan ejaan.

Konsep-Konsep Kerangka Generatif ChomskySecara umumnya kerangka generatif Chomsky ini berkait rapat dengan Tatabahasa Transformasi Generatif. Berikut merupakan penerangan ringkas mengenai konsep-konsep ini :

Kecekapan dan Perlakuan BerbahasaMenurut kerangka ini, pemusatan terhadap kajian bahasa terletak pada pengetahuan penutur asli yang memungkinkan membentuk serta memahami ayat-ayat.Pengetahuan ini dikenali sebagai kecekapan berbahasa, yang ada pada setiap penutur asli sesuatu bahasa. Kecekapan ini ditafsirkan sebagai mengandungi satu set rumus yang sifatnya eksplisit yang dengannya penutur asli berkemampuan membentuk serta memahami pelbagai ayat dalam bahasanya.Menurut Chomsky (1957), tiap-tiap penutur dan pendengar itu mempunyai dua bahagian bahasa, iaitu kecekapan dan perlakuan. Kecekapan ini (tatabahasa) berada di dalam otak sedangkan perlakuan boleh dilihat di luar otak dalam bentuk penerbitan dan pemahaman, iaitu apa yang diterbitkan dan apa yang difahami.Kecekapan dapatlah diertikan sebagai satu sistem rumus-rumus dalam otak yang mampu menerbitkan kalimat-kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.Kecekapan merupakan pengetahuan penutur mengenai bahasanya dan pengetahuan ini terdiri daripada satu sistem rumus-rumus. Sistem rumus-rumus inilah juga yang merupakan inti Teori Transformasi Generatif.Jadi, kecekapan ini penting sebagai asas untuk menghasilkan ujaran atau penggunaan bahasa, khususnya dalam bentuk ayat.Perlakuan (performance) pula berlaku pada dua medan iaitu medan Wernicke dan medan Broca untuk proses penerbitan.Oleh itu, diingatkan kembali dua istilah penting dalam nahu ini ialah:Competence (kecekapan atau pengetahuan), iaitu ilmu atau pengetahuan bahasa yang implicit yang ada pada seseorangPerformance (perlakuan), iaitu prestasi seseorang dalam menggunakan bahasa yang diketahuinya pada keadaan yang sesuai dan tepat.

Struktur Dalaman dan Struktur PermukaanNoam Chomsky juga memperkenalkan dua peringkat struktur ayat ini untuk pertama kalinya pada tahun 1957. Beliau mengemukakan suatu teori bahasa yang baharu yang dikenali sebagai teori Tatabahasa Transformasi Generatif setelah beliau tidak berpuas hati dengan tatabahasa struktral. Sebagaimana yang dinyatakan, teori Tatabahasa Transformasi Generatif mengandaikan adanya dua peringkat struktur ayat iaitu peringkat struktur dalaman dan peringkat struktur permukaan.Pertama, jenis rumus struktur frasa yang menerbitkan ayat-ayat pada peringkat dalaman dan jenis kedua dikenali sebagai rumus transformasi yang berfungsi menukarkan pola atau struktur ayat hingga membawa kepada peringkat permukaan. Pada peringkat struktur dalaman, iaitu struktur yang biasanya mengandungi bentuk ayat dasar atau ayat inti yang diperlukan untuk membentuk asas makna ayat, atau dengan kata lain, membentuk semantik ayat.Kedua, peringkat struktur permukaan, iaitu struktur ayat yang biasanya telah mengalami perubahan (transformasi) daripada struktur dalamannya, dan merupakan bentuk ayat yang akan sebenarnya diucapkan oleh si penutur, dan yang diperlukan untuk ditafsirkan oleh bahagian bunyi bahasa, yang dinamai komponen fonologi. Apabila terdapat suatu ayat daripada jenis struktur permukaan yang berasal daripada dua struktur dalaman atau lebih, maka akan wujud keadaan ketaksaan ayat. Apabila terdapat dua jenis ayat permukaan yang berasal daripada hanya satu struktur dalaman, maka akan berlaku pula ayat-ayat yang bersifat parafrasa.Hal ini menunjukkanTeori Tatabahasa Transformasi Generatif mengandaikan bahawa kedua-dua rumus nahu ini sebahagian daripada unsur kecekapan berbahasa seseorang individu.Kedua-dua struktur ini, dapatdilihat contoh di bawah:Ayat Dasar (struktur dalaman)Encik Ali guru.Ayat Transformasi (struktur permukaan)Encik Ali bukan guru.Encik Alikah guru?Siapakah Encik Ali?Encik Ali ialah guru di Sekolah Menengah Ismail Petra.Guru itu Encik Ali.Struktur permukaan terhasil apabila kita mengujarkan sebutan untuk ayat berkenaan.Ini meliputi representasi fonetik. Ayat transformasi terdiri daripada pelbagai bentuk misalnya ayat penyata, ayat tanya, ayat penegas dan seumpamanya. Itulah sebab mengapa Tatabahasa Transformasi Generatifdiperlukan kerana melalui ayat dasar kita dapat menerbitkan pelbagai ayat.Jelasnya,seseorang itu perlu menguasai konsep ayat dasar dan ayat terbitan kerana perkara ini membolehkan ayat digeneratif secara gramatis. Jika penguasaan terhadap perkara ini diremehkan, justeru akan menjejas atau menjadi bahasa itu kacau-bilau keadaannya.Contoh yang jelas apabila penutur asing cuba menggunakan bahasa Melayu ketika berbicara dengan bangsa Melayu.Komponen Yang Membentuk Struktur Dalam Transformasi Generatif

Representasi Semantik

Komponen Semantik

STRUKTUR DALAMAN

Rumus StrukturFrasa (RSF)Leksikon ataukamus

Rumus Transformasi

STRUKTURPERMUKAAN

Komponen Fonologi

Representasi Fonetik

Rajah 5: Komponen Yang Membentuk Struktur Dalam Transformasi Generatif

Teori Transformasi GeneratifSebelum tahun 1957, penganalisisan tatabahasa yang terkenal adalah melalui aliran tradisional yang berbentuk notion dan aliran struktural yang berbentuk formal.Aliran struktural yang dipelopori oleh Ferdinand de Saussure dan L. Bloomfield dengan mendasarkan konsep konstituen terdekat.Oleh sebab terdapat pelbagai kelemahan dalam aliran ini, maka timbullah kesedaran untuk memperbaikinya.Tatabahasa transformasi mula-mula diperkenalkan oleh Noam Chomsky melalui disertasinya untuk mendapat gelaran doktor falsafah dalam bidang bahasa berjudul Transformal Analysis.Dua tahun kemudian, beliau telah melahirkan bukunya Syntatic Structure. Buku yang dilahirkan dalam tahun 1957 ini merupakan hasil kajian beliau yang penting dan dalamnya terdapat garis-garis pendekatan Tatabahasa Transformasi Generatif. Dalam tahun 1965, Chomsky memperluas perbincangannya melalui buku Aspect of the Theory of Syntax dan kemudian membincangkannya sekali lagi dalam buku berjudul Language and Mindpada tahun 1968. Hasil penulisannya telah diterima oleh rakan-rakannya di Institut Technology Massachussetts (MIT), Amerika. Chomsky dan rakan-rakannya memperkenalkan aliran tatabahasa ini di kalangan ahli-ahli bahasa dan pelajar-pelajar bahasa.Selaian itu, Kajian Transformasi Generatifjuga dibuat berasaskan kenyataan bahawa seseorang penutur natif (jati) sesuatu bahasa berkebolehan membentuk dan memahami pertuturan yang belum pernah didengar kerana mereka dilahirkan dengan kemampuan semula jadi untuk berbahasa.Kemampuan ini merupakan pengetahuan mengenai rumus-rumus tatabahasa bagi bahasa tersebut.Jadi analisis transformasi generatif bertujuan membentuk rumus-rumus sesuatu bahasa dengan lengkap berdasarkan pengetahuan penutur natif sesuatu bahasa.Rumus-rumus yang disediakan itu akan membolehkan orang lain yang tidak tahu bahasa itu membentuk ayat-ayat dalam bahasa berkenaan. Rumus-rumus yang dimaksudkan itu ialah rumus-rumus struktur frasa dan rumus-rumus transformasi..Seseorang penutur natif sesuatu bahasa berkebolehan untuk membentuk dan memahami pertuturan yang belum pernah didengar oleh mereka kerana mereka dilahirkan dengan kecekapan semula jadi untuk berbahasa.Contohnya menurut Chomsky kanak-kanak dilahirkan dengan alat pemerolehan bahasa yang dikenali sebagai LAD (Language Acquisition Devise).Menurut beliau, secara semula jadi, sewaktu dalam lingkungan umur tiga tahun, kanak-kanak sudah boleh bercakap dengan menggunakan tatabahasa transformasi-generatif.Tatabahasa transformasi-generatif (iaitu kebolehan kanak-kanak membentuk dan memanipulasi ayat-ayat) tidak dipelajarinya secara formal.Kebolehan itu dipelajari kanak-kanak melalui komunikasi lisan dengan orang dewasa.Kecekapan tersebut termasuklah pengetahuan tentang rumus tatabahasa bahasa tersebut. Teori ini dikaitkan dengan penguasaan bahasa pertama tetapi Chomsky telah membezakan antara kebolehan bahasa dengan pengetahuan bahasa.Menurutnya, kebolehan bahasa bermaksud kebolehan kanak-kanak menggunakan bahasa.Pengetahuan bahasa bermaksud pengetahuan kanak-kanak tentang bahasa, iaitu tentang bentuk ayat, sistem makna dan sistem bunyi yang didengar dalam bahasa yang digunakannya.Pengetahuan tersebut tidak diajar secara formal tetapi ditiru, dipelajari dan difahami iaitu dengan mendengar dan bertutur. Menurut Chomsky, sungguhpun kanak-kanak memang tidak dapat menerangkan rumus-rumus tatabahasa yang telah diserapinya, dia bagaimanapun dapat menggunakannya dengan betul. Dengan kata lain, daripada perlakuan bahasa kanak-kanak, kita boleh menilai sejauh mana dia telah memahami dan mempunyai pengetahuan tentang bahasa yang dituturnya. Implikasinya, seorang guru bahasa sepatutnya membentuk kecekapan (competence) bahasa seseorang murid daripada mementingkan perlakuan bahasanya sahaja.Latih tubi amat penting dalam pengajaran tatabahasa untuk membentuk perlakuan bahasa yang diingini.Guru perlu menyelaraskan perlakuan bahasa dengan kecekapan murid untuk menjadikan pengajaran lebih berkesan.Latih tubi penting untuk menghasilkan struktur bahasa yang baik dan kecekapan hanya akan tercapai apabila pelajar dapat menggunakan struktur bahasa yang betul dalam hubungan sosial mereka. Oleh itu dalam aktiviti pengajaran bahasa guru perlu menggalakkkan pelajar menghasilkan pertuturan yang baru dan tidak hanya mengulang apa yang telah dihafaz.Teori ini menganggap semua kanak-kanak telah dianugerahkan dengan kebolehan semula jadi untuk berbahasa dan mereka boleh membentuk ayat-ayat yang belum pernah digunakan oleh mereka dan pelajar perlu diberi peluang untuk membentuk ayat-ayat-mereka sendiri.Kebolehan pelajar mencipta satu kebolehan yang baru bergantung kepada jumlah pengetahuan tentang undang-undang bahasa yang ada pada mereka untuk menghuraikan pertuturan itu.Setiap perkembangan bahasa pertama kanak-kanak merupakan hipotesis terhadap pertuturannya dengan ahli masyarakat yang lain dan hipotesis itu dicuba dalam situasi yang lain.Kesalahan-kesalahan yang dibuat dan dibetulkan oleh ahli masyarakat akan menolongnya memperkukuh undang-undang bahasa dalam otak mereka.Pengajaran tatabahasa guru perlu mengajarkan ayat-ayat dasar terlebih dahulu selepas itu diikuti dengan ayat transformasi yang disusun mengikut susunan susah senangnya.Kesimpulannya, teori Chomsky yang tergolong dalam kumpulan mentalis cuba menerangkan perkembangan bahasa kanak-kanak. Chomsky telah mengaitkan pemerolehan bahasa itu dengan alat pemerolehan bahasa semula jadi (LAD).Teori Chomsky juga dinamakan sebagai teori nativistik kerana teorinya menekankan sifat semulaj adi atau keaslian yang terdapat hanya dalam diri manusia. Sifat asli itu ialah potensi berbahasa yang secara semula jadinya sudah pun wujud apabila kanak-kanak dilahirkan dan pembelajaran bahasa itu boleh berlaku tanpa pengajaran formal yang terdapat di sekolah.

2.4Aspek Tatabahasa Dan Semantik Peristilahan Bahasa Melayu2.4.1Penggunaan Kata Dasar, Proses Pengimbuhan, Reduplikasi, Penggabungan

Penggunaan Kata Dasar

Kata dasar atau morfem dasar, ialah kata-kata yang merupakan morfem bebas yang belum mendapat sebarang imbuhan (morfem terikat), pengulangan, dan sebagainya. contohnya: peta air bidang sayur

Proses Pengimbuhan

Kata akar / dasar diberi imbuhan, sama ada awalan, sisipan, akhiran atau apitan (Morfem Terikat Terbahagi Serentak atau Morfem Terikat Terbahagi Bertingkat). Contoh:

Serap, diserap, menyerapi, diserapi, menyerapkan, diserapkan, penyerapan, penyerap, terserap, zat penyerap, kedayaserapan, daya serap

Proses Reduplikasi

Proses Reduplikasi seperti katabukuyang bermakna sebuah bukumenjadibuku-bukuyang bermaksud banyak bukuDalam bahasa Inggeris, untuk menyatakan jamak digunakan penambahan morfem (s) atau menggunakan bentuk khusus.

Contoh: booksebuah bukumenjadibooksyang bermakna banyak buku perkataanwomenyang bermakna seorang wanitamenjadiwomensyang bermakna banyak wanita.Proses Penggabungan

Peleburan kata atau bahagian kata kepada satu kata melalui gabungan satu atau lebih kata akar / kata dasar. Kemudian diberi makna yang berbeda daripada kata asal. Terdapat tiga jenis penggabungan, iaitu:i) Perangkaian menjadi satuContoh: Beritahu Jawatankuasa Olahraga Bumiputera

ii) Penggunaan sempang Contoh: batu-pasir roda-gigi dua-sendi mesin-kira

iii) Penulisan secara terpisahContoh: atur cara rumah tangga tengah hari jalan raya alat tulis kahwin campur

2.4.2Peleburan Fonem dan Suku Kata, Proses Analogi

Peleburan Fonem dan Suku Kata

Percantuman unsur linguistik atau penggabungan bunyi bahasa atau kata. Kata itu digabungkan menjadi satu dengan meleburkan fonem atau suku kata yang sama. Suku kata ialah satu struktur yang terdiri daripada fonem atau urutan fonem. Contoh: meN + salinmenyalin meN + kagum mengagum beR + rantai berantai beR + rakitberakit beR + rentetanberentetan

Proses Analogi

Bentuk tatabahasa dan leksikal yang berubah disebabkan oleh pengaruh pola seragam lain dalam bahasa, iaitu bentuk yang sudah lazim digunakan. Contoh:

Jurumudi:jurubayar, jurubicara / cakap, jurukamera, jurukira, jurumasak, juruselam, jururunding Tatabahasa:tatakrama / adab, tatabahana, tatabusana, tatacahaya, tataniaga, tatasurya, tatawarna, tatahidup Lelaki:cecair, sesendi, pepenjuru, pepejal, cecincin, gegelang Tunasusila:tunaaksara, tunabusana, tunadaksa, tunaganda, tunalaras, tunagrahita, tunanetra, tunawicara Prasangka:pralahir, prameswari, prakala, prakarsa, prakonsep

2.4.3Penterjemahan, Pradigma Istilah, Sinonim, Homonim, Hiponim, Kepoliseman

Penterjemahan

Asas Penterjemahan Asas penterjemahan yang harus diikuti adalah kesamaan dan kesepadanan makna konsep, bukan kemiripan bentuk luarnya. Di samping itu, medan makna dan ciri makna istilah bahasa masing-masing perlu diperhatikan. Contohnya :

Bar-check, diterjemahkan menjadi besi periksa

Istilah baru dapat disusun dengan menterjemahkan istilah asing. Contohnya :

Mean sea level diterjemahkan menjadi permukaan laut rata-rata

Hubungan MaknaHubungan makna dimaksudkan sebagai melihat hubungan makna antara satu perkataan dengan perkataan lain. Justeru, kajian semantik dapat dibahagikan kepada beberapa bidang seperti berikut:

Rajah 6: Bidang kajian semantikJadual di bawah menunjukkan definisi dan contoh bagi setiap bidang kajian semantik di atas.Bil. Bidang kajian semantikDefinisiContoh

1.SinonimDua perkataan atau lebih yang maknanya hampir sama atau maknanya seolah-olah sama.Perkataan bersinonim:

cantik indahsenang mudah

2.Antonim Dua perkataan atau lebih yang maknanya berlawanan.Perkataan berantonim:

gemuk kuruslelaki perempuan

3.HomonimPerkataan yang mempunyai bunyi atau ejaan yang sama namun, makna yang berbeza. Terbahagi kepada dua konsep, iaitu homofon (sama bunyi berlainan ejaan dan makna) dan homograf (sama ejaan berlainan bunyi dan makna). Dalam kamus, homonim ditandai dengan I, II, II.Perkataan berhomonim:

Haus kering tekak Haus berkurangan besarnya

Homofonbang abangbank tempat menguruskan kewangan

Homografperang I [pra] perkelahian dengan menggunakan senjata antara negeri dengan negeriperang II [pera] merah yang kehitam-hitaman

4.HiponimPerkataan yang maknanya dianggap sebagai sebahagian daripada makna sesuatu perkataan lain.Perkataan berhiponim:Mawar, kemboja, melur dan teratai bungaPipit, kenari, gagak dan burung kakak tua - burung

5.PolisemiPerkataan yang mempunyai bentuk yang sama tetapi pelbagai makna. Terdapat dalam kamus dengan ditandai dengan 1. , 2. , 3.Perkataan polisemi:Berat1. tekanan benda2. tidak ringan3. sukar4. kuat5. menyebelah

Jadual 2.4 Definisi dan contoh bidang-bidang kajian semantik

2.5 Ejaan dan Peristilahan Bahasa Melayu2.5.1Ejaan Fonemik dan Etimologi

Ejaan Fonemik

Secara mudah, sistem ejaan dan sebutan dalam bahasa Melayu berdasarkan prinsipfonemik, iaitu "sebut sebagaimana yang dieja, eja sebagaimana yang disebut, dan tiada huruf yang disenyapkan". Prinsip fonemik ini jugalah yang menjadi asas bahasa baku yang pernah dipertikaikan oleh kalangan yang tidak sudi merujuk pakar bahasa. Kini, bahasa baku hanya dikhususkan untuk mata pelajaran Bahasa Melayu, sedangkan mata pelajaran lain menggunakan bahasa standard berasaskan sebutan Melayu Johor-Riau.Fonem merujuk kepada sebutan setiap aksara, sama ada vokal (a, e, i, o, u) dan konsonan. Apa masalahnya untuk menyebut "ada", bukan "ade"? Pernahkah anda menyebutande(untukanda),bece(untukbeca),bole(untukbola),pole(untukpola),tuale(untuktuala), danwanite(untukwanita). Jadi, apa masalahnya? Tambahan pula, penyanyi Malaysia dan Indonesia biasanya mematuhi prinsip fonemik dalam sebutan lirik lagu. Terdapat juga segelintir masyarakat yang sinis terhadap bahasa tentang beza sebutanbaudengankerbau.Begitu juga kata mereka, mengapadiadisebut sebagaidiya,dan buaya disebut sebagaibuwaya? Mengapabilik disebut sebagaibilek?Dalam semua hukum dan peraturan semestinya terdapat beberapapengecualian, termasuklah prinsip fonemik. Antara lain ialah:1. Gelungsuranydanwsepertimana dalam sebutandia, baudanbuaya.2. Elemen diftong (gabungan vokal) "au" dalam sebutankerbau,"ai" (balai), "oi" (berbaloi), "ui" (kelui), dan lain-lain.3. Elemen digraf (gabungan konsonan) "kh" (khas, akhir, tarikh), "ng" (ngaum, bengang, menang), "ny"(nyiru, tanya),"sy"(syurga, kusyuk,skuasy), "gh"(ghazal, baligh), dan lain-lain.4. Penyengauan (sebutansengauuntukm, n, y, ng,ny): maya, menang, nganga, nyonya.

Selain itu, terdapat prinsiphentian glotisyang membawa implikasi bahawa perlunya kesederhanaan dalam sebutan.Bunyi konsonanrdalam perkataanularperlu dizahirkan dengan jelas, supaya tidak kedengaran sepertiula. Namun, tidak pula perlu dilebih-lebihkan dengan menggetarkan sebutanrsecara keterlaluan sehingga berbunyiularrrrrrrr.. Demikian juga perkataan sepertiitik, bilik, cilik, danlicikboleh disederhanakan sedikit supaya lebih dekat dengan sebutan penutur jati bahasa Melayu tempatan sekian lama (seperti dalam kajian sosiolinguistik).

Etimologi Jika terdapat kekeliruan seperti dalam hal sepasang istilah yang sama sebutan dan sama ejaan, maka perbezaan bolehlah dibuat dengan mengekalkan ejaan diikuti dengan sedikit penyesuaian yang diperlukan kepada salah satu istilah itu. Contohnya, bagi media massa, kedua-dua s dikekalkan dalam massa supaya tidak timbul kekeliruan dengan masa.

2.5.2 Transliterasi dan Transkripsi

TransliterasiBerdasarkan pentakrifan secara literal, Kamus Dewan Edisi Keempat (2007) menyatakan transliterasi adalah penukaran huruf, perkataan dan sebagainya) daripada abjad sesuatu tulisan (misalnya tulisan Arab kepada huruf yang selaras bunyinya dan sebagainya dalam abjad sistem tulisan lain (seperti Rumi). Ejaan Transliterasi atau alih huruf boleh mengikut perakuan ISO untuk huruf Arab (Perakuan ISO-R233) atau Perakuan ISO-R315 huruf Yunani. Contoh transliterasi Arab. Contoh :

Bismillahirrahmanirrahimmusliminmuslimatustazustazahhajihajahfikirhadithghaibzakatakadlafazsolatimanimamtalakliansujud

Transkripsi

Transkripsi ialah penulisan sebutan yang menunjukkan sebutan dalam bahasa yang bersangkutan. Istilah asing yang diserapkan ke dalam bahasa Melayu tanpa diterjemahkan, pada umumnya ditranskripsikan lebih dahulu. Misalnya:

bureau-biropolice-polisambulance-ambulans

Catatan: Ejaan nama khas, yang dalam bahasa sumber ditulis dengan huruf Latin, tidak diubah. Sekiranya nama khas itu ditulis dengan huruf lain, maka diambil ejaannya yang dalam bahasa Inggeris dan kemudian disesuaikan dengan bahasa Melayu. Misalnya: Baekelund, Cannizzaro, Aquadag, Dacron, Keops, Dmitri Ivanovic Mendeleev, Anton Chekhov, Mao Tze Tung. 2.5.3 Ejaan Nama, Penyesuaian Ejaan dan Imbuhan Asing

Ejaan NamaEjaan nama khas, yang dalam bahasa sumber ditulis dengan huruf Latin, tidak diubah. Sekiranya nama khas itu ditulis dengan huruf lain, maka diambil ejaannya yang dalam bahasa Inggeris dan kemudian disesuaikan dengan bahasa Melayu. Misalnya:

BaekelundCannizzaroAquadagDacronKeopsDmitriIvanovic MendeleevAnton ChekhovMao Tze Tung

Penyesuaian Ejaan Bahasa Melayu banyak menyerap istilah daripada pelbagai bahasa, seperti Sanskrit, Arab, Portugis, Belanda, Inggeris dan lain-lain. istilah dalam bahasa Melayu dapat dibahagi kepada tiga golongan besar: Pertama, istilah asing yang pengucapan dan penulisannya sudah sebati dalam bahasa Melayu seperti pencen, stesen, kamsen, kelas, kelab; tidak diubah. Kedua, istilah asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Melayu seperti landrover, ad hoc; pengucapan dan penulisannya hendaklah dikekalkan seperti dalam bahasa sumber. Ketiga, istilah yang baru dipinjam dan belum sebati atau menyesuaikan diri daripada segi sebutan dan ejaan. Pengejaan istilah ini dilakukan dengan cara mengubah unsur yang perlu saja supaya bentuk ejaan asal masih terlihat.VokalContoh

o = o sector = sektor thrombosis = trombosis chancellor = canselor

oe (oi Yunani) = e oestrogen = estrogen foetus = fetus gonorrhoea = gonorea

oi = oi alkaloid = alkaloid duboisine = duboisin tabloid = tabloid

oo = u monsoon = monsun proof = pruf cartoon = kartun

oo (vokal ganda) = oo zoology = zoologi spermatozoon = spermatozoon

ou yang dilafazkan [au] = au accountant = akauntan pound = paun counter = kaunter

ph = f phoneme = fonem phosphorus = fosforus physiology = fisiologi

q = k aquarium = akuarium equator = ekuator frequency = frekuensi

rh = r rhetoric = retorik rhythm = ritma rhyolite = riolit

sc sebelum a, o, u dan konsonan = sk scandium = skandium scooter = skuter script = skrip

sc sebelum e, i = s scendastic = senastik scenario = senario abscissa = absisa

th = t theater = teater theology = teologi theory = teori orthography = ortografi

ue di akhir kata = u tissue = tisu accrue = akru

ue di akhir kata (selepas q atau g) digugurkan catalogue = katalog dialogue = dialog

ui = ui annuiti = anuiti conduit = konduit equinox = ekuinoks

uo = uo fluorscent = fluoresen quorum = kuorum quota = kuota

uu = u continuum = kontinum vacuum = vakum

v = v novel = novel university = universiti vitamin = vitamin

x pada awal kata = x xenon = xenon xylem = xilem xenophobia = xenofobia

x pada posisi lain dalam kata = ks latex = lateks taxi = teksi complex = kompleks

y yang tidak terletak pada awal kata = i physiology = fisiologi polytheism = politeisme psychology = psikologi

z = z ozone = ozon zenith = zenit zone = zon

Konsonan ganda jadi konsonan tunggal, kecuali apabila mengelirukan assimilation = asimilasi ferrum = ferum

Huruf e yang biasanya dilafazkan [e] dalam suku kata akhir terbuka dibekalkan cylinder = silinder counter = kaunter contigent = kontinjen

VokalContoh

ae = e aesthetics = estetik haemoglobin = hemoglobin haematite = hematit

ae = ae aerial = aerial aerograph = aerograf aerobe = aerob

ai = ai aileron = aileron trailer = trailer caisson = kaison

au = au automatic = automatik tautology = tautologi auditorium = auditorium

c sebelum a, u, o dan konsonan = k carbon = karbon curator = kurator cobalt = kobalt

c sebelum e, i, oe dan y = s cent = sen cybernetics = sibernetik efficient = efisien

cc sebelum o, u dan konsonan = k accomodation = akomodasi accumulation = akumulasi

cc sebelum e, i = ks accent = aksen vaccin = vaksin occidental = oksidental

ch, cch (yang diucapkan sebagai k) sebelum a, o dan konsonan = k charisma = karisma cholera = kolera saccharine = sakarin

ch yang dilafazkan c = c cheque = cek chocolate = coklat

ch (yang diucapkan sebagai s) = s chiffon = sifon echelon = eselon

e = e effective = efektif description = deskripsi system = sistem

ea = ea idealist = idealis gear = gear

ea yang dilafazkan [i] = i grease = gris ream = rim beaker = bikar

ee = i jeep = jip chimpanzee = cimpanzi

ei = ei atheist = ateis phenolphthalein = fenolfthalein protein = protein

eo = eo stereo = stereo geometry = geometri zeolite = zeolit

eu = eu neutral = neutral petroleum = petroleum nucleus = nukleus

f = f factor = faktor faculty = fakulti infra = infra

g = g geology = geologi tragedy = tragedi

gh = gh maghrib = maghrib

i = i syphilis = sifilis albitite = albitit ion = ion

ia = ia dialect = dialek diaphysis = diafisis fuchsia = fuksia

ie = ie diesel = diesel tieceron = tieseron

ie di akhir kata = i calorie = kalori bogie = bogi cassie = kassi

ie di akhir kata ekasuku = ai pie = pai

io = io ion = ion studio = studio heliograph = heliograf

iu = iu premium = premium stadium = stadium radium = radium

ng = ng congress = kongres linguistics = linguistik ingressive = ingresif

Imbuhan AsingDaripada satu pihak, imbuhan asing dapat dianggap sebagai sebahagian daripada kata istilah yang hendak diserap. Ia jarang dianggap sebagai imbuhan. Misalnya: aktif, aksi, primer, antropologi. Pada pihak lain imbuhan asing dapat diserap sebagai imbuhan yang boleh pula digunakan untuk pembentukan istilah lain. Misalnya: inframerah, prasejarah, semivokal, superstruktur Jika sesuatu imbuhan itu mempunyai banyak bentuk, maka hanya satu bentuk yang dipilih. Misalnya: absorbance absorbans absorbency Cara pengejaan imbuhan yang dipinjam ini hendaklah mematuhi pedoman transkripsi yang diberi dalam 6.2 di atas.

Awalan Asing

Asing Malaysia (a-) a- (ab-) ab- (abs-) abs- (amb-) amb- (amphi-) amfi- (ana-) ana- (ante, anti-) ante- (anti-) (anti-, ant-) anti- (an-) (apo-) apo- (auto-) auto- (bi-) bi- (de-) de- (di-) di- (dia-) dia- (dis-) dis- (ex-) eks- (exo-) ekso- (extra-) ekstra- (en-, em-) en-, (em-) (endo-) endo- (epi-) epi- (hex-) heks- (hemi-) Hemi- (hepta-) hepta- (hetero-) hetero (hyper-) hiper- (hypo-) hipo- (homo-) homo- (in-) in- (ke dalam) (infra-) infra- (inter-) inter31 (intra-) intra- (intro-) intro- (iso-) iso- (cata-) kata- (co-, con-) ko- (kon-, kom-) (contra-) kontra- (quasi-) kuasi- (meta-) meta- (mono-) mono- (pan-) pan- (para-, par-) para- (par-) (penta-) penta- (panto-) panto- (peri-) peri (poly-) poli- (prae-, pre-) pra- (pro-) pro (proto-) proto- (pseudo-) pseudo- (retro-) retro- (semi-, demi-) semi- (demi-) (syn-, sym-) sin-, sim- (sub-) sub- (super-) super- (supra-) supra- (tele-) tele- (trans-) trans- (tri-) tri- (ultra-) ultra-

Akhiran Asing Asing Malaysia (-ac) -ak (-al) - al (-ar) - ar (-acy, -cy) -asi (-asi, ke-an) (-asm) - asma (-and, -end) - an (-en) (-ance/-ence) -ans/ens (-ate) - at (-ble) - bel (-et, -ette, -ete, -ect) -et (-ific) -ifik (-y) -i (-ide) -ida (ive) -if (ic, -ique) -ik (ics) -ik (-icle) -ikel (-ile) -il (-eel, -il, -le) (-me) -in, -ina (-eur) -ur (-ical) -is, -ik (-ist) -is (-ism) -isme (-ysm) (-ite) -it (-ity) -iti (-oid) -oid (-ot) -ot (-sion) -si (-tion) 33 (-sis, -sy, -se) -sis, (-si, -s) (-et, -t) -t (-ter, -tre) -ter (-ure) -ur

Gugus konsonan Gugus konsonan yang dimiliki bahasa Melayu adalah khusus bagi menulis kata/istilah pinjaman daripada bahasa Inggeris dan bahasa asing lain. Ada satu pola umum gugus konsonan iaitu gugus dua konsonan yang boleh berlaku pada awal, tengah atau akhir kata. Gugus konsonan pada posisi awal suku kata atau awal kata adalah seperti berikut: dr- drama, draf, drumlin fr- (Ig : fr-) fragmen, infra, frekuensi gl- glotis, flukos, gliserin pr-(Ig: pr-) proses, ekspres, premium, prasejarah Gugus konsonan pada posisi akhir kata yang dipinjam ke dalam bahasa Melayu dipertahankan dengan alasan etimologi, kemudahan mempelajari 35 bahasa dan keseragaman bentuk. Kaedah yang dipersetujui dalam menentukan penerimaan bentuk gugus konsonan pada posisi akhir kata adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6.3 : Gugus konsonan posisi akhir

Menambah huruf vokal a di akhir kata/istilah yang ditutupi gugus konsonan berikut: -sm+ sitoplasma, -sp kuspa -tm (Ig : -thm) logaritma + Gugus -sm dalam -ism yang membawa pengertian kata nama abstrak mengenai aksi, cara, keadaan, tabiat, doktrin atau teori ditambah dengan e pepet, menjadi -isme. Misalnya: heroism - heroisme socialism - sosialisme materialism materialisme

Menanggalkan konsonan terakhir daripada gugus konsonan yang berikut: -kst (Ig : -xt) teks, konteks -pt - konsep -kt (Ig : -ct) projek, objek (kecuali: akta,fakta)

Mengekalkan pengejaan konsonan serta cara penyesuaiannya yang sudah terlanjur menjadi lazim. Misalnya: -lm dalam filem -rd dalam kadbod, rekod, kad -rn dalam moden

Menerima gugus konsonan likuida l atau r yang diikuti konsonan b, d, f, m, n, s, t, konsonan n dengan k atau s, dan k dengan s. Gugus konsonan Misalnya: -rd standard -rt introvert, eksport, import, pasport -nk bank, link -ns (Ig: -ns) (Ig: -nce) sains, ambulans, varians -ks (Ig :-x) kompleks, matriks, korteks

3.0 SEMANTIK TEORI PEMBUKTIANIt is based on the idea that the central notion in terms of which meanings are assigned to expressions is that of proof rather than truth.Bermaksud bahawa makna yang dimiliki oleh sesuatu ungkapan adalah lebih berdasarkan bukti sebaliknya daripada kebenaran.

Teori Pembuktian

Keharmonian dan pembuktian

Koheren dalam Pembuktian

Rajah 7: Teori Pembuktian

3.1Keharmonian dan Pembuktian Disebut sebagai harmoni logikal (logical harmony) yang bermaksud keharmonian yang logik pada makna. Ahli logik Gerhard Gentzen menyebut bahawa penghubung logik digunakan untuk membuatkan sesuatu wacana (discourse) lebih bermakna dan mengharmonikan pernyataan-pernyataan yang berbeza maksudnya. Gentzen menyatakan bahawa sekiranya orang percaya yang langit itu biru dan dia juga percaya bahawa rumput itu hijau, penghubung dan patut diletakkan lalu menjadi ayat berikut: Langit itu biru dan rumput itu hijau. Idea Gentzen ialah aturan penambahan sebegini memberi makna pada kata-kata atau sekurang-kurangnya pada kata-kata tertentu. Contoh lain: Maria pandai. Mariana tidak pandai. Kedua-dua pernyataan di kedengarannya tidak selaras. (kerana tiada penghubung logik) Untuk mengharmonikan kedua-dua pernyataan di atas, kata manakala ditambahkan.Maria pandai manakala Mariana tidak pandai Penambahan sedemikian akan memberi pernyataan yang lebih harmonis dan bermakna bahawa Maria dan Mariana memiliki pencapaian yang berbeza.

3.2Koheren Dalam Pembuktian Menurut Kamus Dewan Edisi Keempat.(2010), koheren boleh didefinisikan sebagai berhubungan, bersangkut paut atau mempunyai kesinambungan (keterikatan) antara satu ayat dengan ayat yang lain (dalam sesebuah wacana) supaya mudah difahami. Menurut teori koherensi, suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Teori koherensi menjadi dasar dalam pengembangan ilmu deduktif atau matematik. Nama ilmu deduktif diberikan kerana penyelesaian sesuatu masalah atau pembuktian suatu kebenaran yang tidak didasarkan pada pengalaman atau hal-hal yang bersifat faktual melainkan didasarkan pada deduksi-deduksi yang menjadi bukti. Ciri-ciri deduksi harus benar supaya kesimpulan yang koheren dan benar dapat ditarik darinya Deduksi merupakan penaakulan yang sesuai dengan hukum-hukum serta-serta aturan logik formal (common sense). Dalam hal ini orang menganggap bahawa tidak mungkin titik-titik tolak yang benar menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang tidak benar (Beerling at al, 1996 : 23).

Contohnya: 1. Logam mengembang apabila dipanaskan. 2. Besi mengembang apabila dipanaskan. 3. Besi ialah logam. Pernyataan (1) adalah fakta atau kebenaran yang tidak dapat disangkal. Pernyataan (3) koheren dengan pernyataan (1) dan (2) dalam erti kata bahawa (1) dan (2) membuktikan kesahihan pernyataan (3).