pre-eklampsia berat dan sindroma hellp
DESCRIPTION
bj,TRANSCRIPT
PRE-EKLAMPSIA BERAT ( PEB )
I. DEFINISI
Pre-eklampsia berat merupakan kumpulan gejala yang timbul pada
ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias:
hipertensi, proteinuri dan edema.
II. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
III. PATOFISIOLOGI
Pada pre-eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai
dengan retensi garam dan air,jka semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme,maka tekanan darah yang meningkat merupakan
usaha mengatasi kenaikan tahanan perifer, agar oksigenisasi jaringan
dapat tercukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan
garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga
terjadi perubahan pada glomerulus.
IV. GEJALA KLINIS
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b. Protenuria >5gr/24 jam atau lebih.
c. Oliguria.
d. Sakit kepala hebat dan gangguan penglihatan.
e. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan abdomen.
f. Edema paru dan sianosis.
1
g. Adanya “HELLP SYNDROME” (H:hemolysis, EL:Elevated Liver
Enzyme, LP:Low Plateleted count).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan Hb.Ht.trombosit. Fungsi hati, fungsi ginjal, urin
lengkap, protein urin. Dinilai apakah ada perubahan konsentrasi
darah dan ada tidaknya tindakan gangguan fungsi hati dan fungsi
ginjal.
VI. DIAGNOSIS DITEGAKKAN BERDASARKAN
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Gejala klinis.
3. Pemeriksaan penunjang.
VII. PENATALAKSANAAN
1. Aktif : Kehamilan segera diakhiri bersamaan dengan pemberian
pengobatan medisianal.
a. Indikasi
Ibu:
Kehamilan >37 minggu.
Adanya tanda-tanda eklampsia mengancam.
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif.
Setelah 6 jam sejak dimulainya pengobatan
medisinal terjadi kenaikan tekanan darah.
Setelah 24 jam sejak dimulainya pengobatan
medisinal gejala-gejala menetap.
2
Janin:
Adanya tanda-tanda gawat janin.
“HELLP SYNDROME”
b. Pengobatan medisinal
Tirah baring,miring kesatu sisi [kiri]
Obat anti kejang : MgSO4.
Obat antihipertensi: Nifedipine.
Diuretikum :bila ada edema paru,payah jantung kongestif
dan edema anasarka.
Cairan : dextrose 5% yang tiap liternya diselingi dengan RL
500 [2:1]
Cara pemberian mgso4:
Loading dose : 2 gr MgSo4 iv, [40% dalam 10 cc] dalam
10mnt.
Maintenance dose: 12 gr dalam 500 ml Dextrose 5%
dlm 6 jam.
Syarat-syarat pemberian mgso4:
Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium
glukonas 10%
[1 gr dalam 10 cc] diberikan iv 3 gSO4mnt [dlm
keadaan siap pakai]
Frekuensi pernapasan > 16 kali/ mnt.
Produksi urine >100 cc dalam 4 jam sblmnya [0,5
cc/kgBB/jam]
c. Penatalaksanaan Obstetrik.
Belum inpartu:
induksi persalinan.
Sectio caesarea bila syarat induksi gagal.
3
Sudah inpartu: Sebaiknya kala II dipercepat.
1. Konservatif : Kehamilan tetap dipertahankan bersama dengan
pemberian pengobatan medisol.
a) Indikasi: Kehamilan preterm [< 37 mgg] tanpa disertai tanda-
tanda eklampsia dan keadaan janin baik.
b) Pengobatan medisinal [sama dgn pengelolan secara aktif.
c) Pengobatan obstetrik:
Selama perawatan konservatif observasi dan evaluasi
sama seperti Perawatan aktif hanya disini tidak ada
terminasi.
MgSO4 diberikan bila ibu sudah menunjukan tanda-
tanda pre-eklampsia ringan atau maksimal 24 jam.
Bila dalam 24 jam tidak ada perubahan dianggap
kegagalan pengobatan.
SINDROMA HELLP
Sindroma HELLP adalah kelainan multiorgan pada pre-eklamsia
berat/ eklampsia yang ditandai oleh anemia hemolitik
mikroangiopati,disfungsi hati dan trombositopenia.
Menurut SIBAI [1990] mengusulkan pemeriksaan laboratorium
standar untuk mendiagnosa sindroma HELLP yaitu :
1. Hemolisis
a. Gambaran apus darahtepi yang abnormal yaitu sel Burr,
b. Peningkatan bilirubin > 1,2 mg/dl.
4
c. Peningkatan LDH 600 u/l.
2. Peningkatan enzim hati.
a. SGOT > 70 u/l
b. LDH > 600 u/l.
3. Trombositopenia [ trombosit < 100.000 /ul]
Diagnosa sindroma HELLP berdasarkan data klinis seperti ikterus
,gross hematuri dan laboratorium.
MARTIN dkk menetapkan klasifikasi sindroma HELLP berdasarkan
nilai hitung trombosit terendah yaitu:
1. Derajat I : jumlah trombosit < 50.000/mm3.
2. Derajat II: hitung trombosit 50.000-100.000 /mm3.
3. Derajat III:hitung trombosit 100.000-150.000 /mm3
Klasifikasi ini digunakan untuk memperkirakan:
1. Kecepatan pemulihan keadaan setelah persalinan.
2. Risiko berulangnya sindroma HELLP.
3. Prognosis perinatal.
4. Perlunya dilakukan plasmaferesis.
Beberapa ahli berpendapat sindroma HELLP merupakan indikasi
pengakhiran kehamilan segera dengan seksio sesarea.
5