penerapan pelaksanaan kursus haji dalam...
TRANSCRIPT
PENERAPAN PELAKSANAAN KURSUS HAJI
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
IBADAH JAMAAH PADA LEMBAGA TABUNG
HAJI NEGERI SARAWAK, MALAYSIA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
NURHANIM BINTI ABU BAKAR
NIM : 11160530000136
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020 M
iv
ABSTRAK
Nurhanim Binti Abu Bakar (11160530000136), Penerapan
Pelaksanaan Kursus Haji Dalam Meningkatkan Kualitas
Ibadah Jamaah Pada Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
Malaysia, Dibawah bimbingan Drs. Sugiharto, MA
Pelaksanaan kursus haji dilakukan setiap tahun yang
merupakan bagian dari pelayanan yang diberikan oleh kerajaan
(pemerintah) pada calon jamaah haji Malaysia. Kursus haji
merupakan proses bantuan professional yang memberikan suatu
informasi kepada para jamaah mengenai hal-hal peribadatan yang
berkaitan dengan tata cara pelaksanaan ibadah haji sesuai
tuntutan agama sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui secara
jelas bagaimana pelaksanaan kursus haji dari awal sehingga akhir
yang akan diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak, Malaysia. Dalam melaksanakan kursus haji yang
baik, penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan tentang apa
saja materi yang akan digunakan oleh para pembimbing kursus
haji yang berilmu dan berpengalaman dalam memberi pembinaan
maksimal sehingga meningkatkan kualitas ibadah jamaah.
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yakni penulis
mencoba memaparkan semua data dan informasi yang diperoleh
kemudian menganalisa data dengan berpedoman dan berdasarkan
sumber-sumber tertulis.
Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan kursus haji
yang diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak, Malaysia berjalan dengan baik dan lancar. Dengan
adanya kursus haji ini akan membuat kualitas ibadah jamaah
lebih meningkat dari sebelumnya di mana pelaksanaan ibadah
jamaah semakin teratur, berdisiplin dan sempurna sebelum
berangkat ke Tanah Suci dan sesudah berada di Tanah Air.
Kata Kunci : Penerapan, Pelaksanaan, Kursus Haji, Kualitas
Ibadah Jamaah
v
ABSTRACT
Nurhanim Binti Abu Bakar (11160530000136), Application of
the Hajj Course Implementation in Improving the Quality of
Congregational Worship in the Institute of Tabung Haji
Sarawak Malaysia,
Under the guidance of Drs. Sugiharto, MA
The Hajj course is conducted every year and it is part of
the services provided by the kingdom (government) to
prospective pilgrims to Malaysia. The Hajj course is a
professional assistance process that provides information to
worshipers on matters of worship relating to the procedures for
performing the Hajj according to religious requirements before
leaving for the Holy Land.
The purpose of this thesis writing is to know clearly how
the Hajj course is implemented from the beginning to the end
which will be held by the Institute of Tabung Haji Sarawak,
Malaysia. In carrying out a good Hajj course, this study also aims
to find out about what module are used by the mentors in
providing knowledge in the Hajj course so as to improve the
pilgrims quality of the worshipers.
In this study, the authors analyze the data using qualitative
descriptive analysis techniques, the authors try to explain all the
data and information obtained then analyze the data based on the
written sources.
Based on the results of the study, the implementation of
the Hajj course organized by the Institute Tabung Haji Sarawak,
Malaysia went smoothly. With this Hajj course, the pilgrims
quality is improved than where the pilgrims prayer is more
organized, disciplined and perfect before leaving for the Holy
Land and after going back to the homeland.
Keywords : Application, Implementation, Hajj Course,
Quality of Pilgrims prayer
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’ alamin. Puji dan syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyempurnakan skripsi ini sebagai salah
satu syarat menyelesaikan studi pada tingkat Universitas.
Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah
kepada zaman keilmuwan seperti saat ini. Tidak lupa juga kepada
keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tidak pernah lelah
dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia.
Skripsi ini di satukan untuk memenuhi syarat bagi
memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu ( S1)
pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selama penulisan skripsi ini, saya selaku
penulis sangat menyadari betapa pentingnya keberadaan orang-
orang di sekitar penulis, baik itu yang memberi dukungan secara
ilmiah, pemikiran maupun wawasan serta dukungan lain baik
secara moral maupun spiritual sehingga skripsi ini dapat
disempurnakan dengan baik. Dukungan mereka amatlah berarti,
karena dukungan mereka segala hambatan dan kendala yang
timbul dapat teratasi dengan mudah dan terarah. Untuk itu, penulis
dengan berbesar hati mengucapkan rasa jutaan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Prof Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc,
M.A. selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Suparto, M. Ed, Ph. D Selaku Dekan Fakultas Dakwah
vii
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Siti Napsiyah, S.Ag MSW, selaku Wakil Dekan I, Dr.
Sihabudin Noor, M.Ag selaku Wakil Dekan II, Drs. Cecep
Castrawijaya, M.A selaku Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Sugiharto, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan merangkap sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk
membimbing serta memberikan arahan, petunjuk dan
saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam
penulisan skripsi ini.
5. Amirudin, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah, yang selalu mendorong penulis menyelesaikan
atas penulisan skripsi ini.
6. Muhamad Zen S.Ag., M.A, selaku Dosen Penasehat
Akademik Program Studi Manajemen Haji dan Umrah
yang telah banyak memberikan waktu luang untuk
memberikan pengarahan kepada penulis.
7. Tim penguji ujian skripsi, terima kasih sebelumnya yang
telah membantu penulis dalam mengarahkan penulisan
skripsi menjadi lebih baik lagi.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu
pengetahuannya, semoga ilmu yang telah diberikan
bermanfaat bagi penulis dan dapat mengamalkan kembali
ilmu yang telah di berikan.
viii
9. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis
dalam memberikan referensi buku-buku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teristimewa kedua orang tua penulis, ayahanda Abu Bakar
Bin Hj Pan dan ibunda tercinta Darot Bt Sa’et, selaku
orang tua penulis yang sehingga saat ini terus mengalirkan
seluruh daya dan upaya yang sebaik mungkin, doa,
semangat, material dan moral tanpa putus kepada penulis
hingga selesainya skripsi ini. Tidak terlupakan adik-
beradik yang penulis sayangi; Mohammad Hami,
Nurhidayu, Mohammad Hazwan dan Nurhanisah, terima
kasih atas dukungan dan doa kalian.
11. Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, selaku Kepala Kantor Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak Malaysia, Hajah Sharifah
Rahanah Bt Wan Drahman selaku Eksekutif Pentadbiran
Haji, Hajah Hazidah Bt Bujang selaku Kerani Pentadbiran
Haji, yang telah mengizinkan penulis dalam meneliti,
memberikan banyak bantuan dan berkongsi banyak
pengalaman perihal pengurusan haji di Malaysia.
12. Ustadz Najarudin Bin Nedri, Ustadzah Rukaiah Bt Zen dan
Hajah Zaiton Bt Mohd Yusoff, selaku dari Pembimbing
Kursus Haji di Negeri Sarawak Malaysia yang selalu
memberikan saran dan membantu penulis dalam
memperoleh data.
ix
13. Para informan yang telah saya interview yaitu Ibu Zubaidah
Bt Abdullah, Mohamad Effy Safwandy Bin Nazarni, Nor
Ras Amierza Bt Marzuki, Nor Shafiqah Bt Abg Abd
Rahman dan Nor Ras Amierra Bt Marzuki. Terima kasih
atas kesempatan dan kerjasama yang telah diberikan kepada
penulis bagi melengkapkan penulisan ini.
14. Keluarga mahasiswa Malaysia di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta kak Nabilah Yusoff, Kak
Khadijah Abdul Munir, Kak Jannah, Nur Ainina Mos,
Dzullyza Rapaiee, Rabiatul Adawiyah, Nurul Syakira, Alisa
Yusra, Saidatul Nadiah, Muhd Azeem, Megat Ahmad
Najeeb, Raja Muhd Mansor, Mohd Hazwan, Zainulariffin,
Azim Mejan, Arham Syakir, Ahmad Adlan, Muhd Zahid,
Muhd Faiz, Muhd Zarif, Sirajuddin, Nik Muhd Daniel Haiqal
dan Akidmullah. Terima kasih atas dukungan selama ini dan
selamat maju jaya.
15. Teman-teman kelas Manajemen Dakwah angkatan 2016.
Dan tidak lupa juga kepada teman-teman kelas Menajemen
Dakwah angkatan 2015 dan 2017 serta lain-lainnya yang
senantiasa memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Tanpa dukungan mereka semua,
skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga doa serta
dukungan selama ini dibalas oleh Allah SWT.
16. Teman-teman seperjuangan di Persatuan Kebangsaan Pelajar
Malaysia di Indonesia (PKPMI).
17. International Students Associations (ISA) UIN Jakarta.
18. Institut Kemahiran Islam Malaysia Sarawak (IKMAS).
x
19. Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia.
20. Kementerian Agama Republik Indonesia.
21. Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia.
22. Serta terima kasih kepada semua pihak yang tidak mampu
penulis sebutkan satu persatu, namun sedikit pun tidak
mengurangi rasa terima kasihnya.
Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pembaca dan menambah pengetahuannya
dibidang Manajemen Haji dan Umrah. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini .
Jakarta, 17 Januari 2020
Nurhanim Binti Abu Bakar
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....................... iii
ABSTRAK ................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................ v
KATA PENGANTAR ............................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................ 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 8
D. Metodologi Penelitian ....................................... 10
E. Tinjauan Pustaka ............................................... 14
F. Sistematika Penulisan ....................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penerapan ........................................ 18
B. Pengertian Pelaksanaan ..................................... 19
C. Pengertian Kursus ............................................. 22
1. Pengertian Kursus Haji .............................. 23
2. Bentuk dan Metode Kursus Haji ................ 24
3. Fungsi dan Tujuan Kursus Haji ................. 29
D. Kualitas Ibadah Jamaah..................................... 33
E. Pelaksanaan Ibadah Haji ................................... 36
xii
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA TABUNG
HAJI NEGERI SARAWAK, MALAYSIA
A. Lokasi dan Batas Wilayah ................................. 40
B. Sejarah dan Perkembangannya ......................... 40
C. Cabang Lembaga Tabung Haji di Malaysia ...... 45
D. Visi, Misi dan Motto ......................................... 50
E. Struktur Organisasi dan Kepengurusan ............. 52
F. Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak ......................................... 57
G. Pendaftaran Haji dan Bayaran ........................... 59
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kegiatan Bimbingan Kursus Haji ..................... 63
B. Materi Bimbingan Kursus Haji ......................... 69
C. Metode Pelaksanaan Kursus Haji...................... 80
D. Fase dan Materi Pelaksanaan Kursus Haji ........ 81
E. Jumlah Peserta Kursus Haji .............................. 91
F. Syarat Pembimbing Kursus Haji ....................... 94
G. Sarana Pelaksanaan Kursus Haji ....................... 98
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisis pelaksanaan kursus haji Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak Malaysia terhadap calon
jamaah ..................................................................... 100
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................... 137
B. Saran .................................................................. 138
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 140
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembaga Tabung Haji di Dalam Malaysia ............ 46
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Lembaga Tabung Haji
Dalam Negeri Sarawak .......................................... 55
Tabel 3.3 Struktur Organisasi Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak .................................................................. 56
Tabel 3.4 Ongkos Naik Haji .................................................. 61
Tabel 4.1 Materi Kursus Haji ................................................. 71
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Kursus Asas Haji (KAH) ...... 83
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Kursus Intensif Haji (KIH) ... 86
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Kursus Perdana Haji (KPH) .. 88
Tabel 4.5 Pembiayaan Kursus Haji Tahun 2018 ................... 90
Tabel 4.6 Pembiayaan Kursus Haji Tahun 2019 ................... 91
Tabel 4.7 Peserta Kursus Asas Haji (KAH) 2018-2019 ........ 92
Tabel 4.8 Peserta Kursus Intensif Haji (KIH) 2018 ............... 92
Tabel 4.9 Peserta Kursus Intensif Haji (KIH) 2019 ............... 93
Tabel 4.10 Peserta Kursus Perdana Haji (KPH) 2018 ............. 94
Tabel 4.11 Peserta Kursus Perdana Haji (KPH) 2019 ............. 94
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Malaysia ......................................................... 45
Gambar 3.2 Peta Lembaga Tabung Haji di Negeri Sarawak ..... 49
Gambar 3.3 Struktur Kepengurusan ......................................... 53
Gambar 3.4 Komposisi Lembaga (Ahli-ahli Lembaga
Pengarah) ............................................................... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan konsep Islam sebagai agama “Addeen”
bagi dunia dan akhirat, setiap ibadah yang disebut Allah
bermanfaat bagi dunia dan akhirat. Dalam melaksanakan dan
mengerjakan ibadah haji, umat Islam didorong untuk
mengumpulkan biaya bagi memungkinkan mereka yang
berkemampuan berangkat ke Tanah Suci. Untuk
menghindari unsur riba’ dalam Islam, berbagai macam
strategi untuk menghemat uang. Ada juga yang menjual
ternak dan harta warisan untuk menambah dan mencukupkan
pembiayaan di Tanah Suci, yang pada akhirnya akan
memberi tekanan ekonomi pada diri sendiri dan keluarga,
selama dan setelah mereka kembali dari melaksanakan
ibadah haji. Secara tidak langsung, hal ini akan merusak
struktur ekonomi pendesaan dan mengancam pertumbuhan
ekonomi negara.
Haji sebagai salah satu ibadah dalam Islam, menjadi
rukun Islam yang kelima hukumnya wajib sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat.1 Allah
swt memerintahkan kepada hambanya yang berkemampuan
dalam menjalankan kewajiban tersebut. Berkemampuan
dalam hal ini bukan hanya mampu secara finansial, akan
1 Departemen Agama RI, Fiqh Haji, (Jakarta : Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji 2012), h. 4
2
tetapi kemampuan yang dimaksudkan adalah berkemampuan
secara fisik dan jasmani. Karena haji merupakan ibadah fisik
yang sangat membutuhkan ketahanan fisik yang tidak sedikit.
Banyak sekali kesiapan yang akan dibutuhkan bagi para
hamba Allah yang akan melaksanakan ibadah haji. Firman
Allah dalam Surat Al-Imran ayat 97 :
Artinya : “Di sana terdapat tanda-tanda yang
jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim : Barangsiapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia; dan (di antara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang
mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa
yang mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah
bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam.2
(Surah Al-Imran : 97)
Haji merupakan ibadah yang sangat istimewa bagi
umat Islam karena dijanjikan oleh Allah bahwa pahala haji
mabrur adalah surga. Karena tingginya nilai ibadah haji,
maka umat Islam rela meninggalkan kekayaannya,
meninggalkan pekerjaan dan keluarganya selama waktu
2 Al-Haramain, Al-Qur’an & Al-Karim Resam Uthmani Terjemahan &
Tajwid Berwarna (Selangor : Karya Bestari, 2017), h 62
3
tertentu dan siap bersusah payah untuk menunaikan rukun
Islam kelima tersebut.
Semua jamaah haji sudah pasti menginginkan hajinya
mabrur. Artinya haji yang benar-benar diterima oleh Allah
swt. Untuk mendapatkan predikat haji mabrur tidaklah
mudah. Balasan bagi haji mabrur adalah surga. Hal ini
disampaikan oleh baginda Nabi Muhammad s.a.w dan
diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah s.a.w
bersabda :
ر ليحس له الح روح ج الحمب ح نة الح زاء اال الح
Artinya : “Tidak ada balasan bagi haji yang
mabrur, kecuali surga”.
(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Untuk mendapatkan haji yang mabrur, maka seseorang
harus memenuhi banyak persyaratan baik sebelum berangkat
haji, selama berada di Tanah Suci Makkah, dan syarat yang
harus dilakukan setelah pulang menunaikan ibadah haji.
Suatu ibadah akan tertolak jika tidak ada ilmunya dan
demikian juga dengan ibadah haji. Karena itu, sebelum
berangkat haji terlebih dahulu harus memahami manasik haji.
Seorang calon jamaah haji yang akan berkunjung ke
Baitullah harus mencari atau membekali diri dengan ilmu
atau pengetahuan dan wawasan mengenai haji. Seorang calon
jamaah haji harus memahami apa saja rukun haji, wajib haji,
4
sunnah-sunnah haji, apa saja yang membatalkan haji dan apa
yang disebut dengan dam.
Sebaiknya, jamaah haji tidak hanya mengandalkan jasa
pembimbing ketika berada di Tanah Suci. Karena pada
dasarnya semua ibadah merupakan urusan pribadi.3
Pembimbing hanya bertugas untuk mengarahkan agar
rombongan jamaah tidak salah dalam menjalankan rukun,
wajib, serta sunnah-sunnah haji. Mereka juga bertugas
memberikan motivasi kepada jamaah agar giat beribadah.
Jika belum memiliki ilmu tentang haji, maka mencari
pembimbing haji menjadi wajib hukumnya.
Setiap calon jamaah haji yang merasa dirinya masih
kurang dalam memahami ilmu tentang haji, maka perlu
belajar, bertanya dan membaca literatur yang berhubungan
dengan haji. Jika hal itu masih juga dianggap kurang dan
menganggap perlu adanya pendamping atau pembimbing,
kiranya calon jamaah haji tidak ada salahnya jika ingin
bergabung dalam kursus yang dikelola oleh Bimbingan
Ibadah Haji oleh Lembaga Tabung Haji itu sendiri.
Sebelum dimulainya musim haji, pihak Lembaga
Tabung Haji (LTH) akan menyelenggarakan kursus untuk
jamaah haji yang akan berangkat haji pada tahun tertentu di
mana ianya akan dilaksanakan sebelum keberangkatan
jamaah haji ke Tanah Suci. Di Malaysia, calon jamaah haji
telah dikelola sepenuhnya oleh Lembaga Tabung Haji di
3 Drs. Moh. Nafi’, Haji Dan Umrah; Sebuah Cermin Hidup, (Jakarta :
Erlangga, 2015), h. 48
5
bawah bagian Bimbingan Ibadah Haji mengikut undang-
undang Akta Tabung Haji 1995.
Adapun tugas yang dimiliki Bimbingan Ibadah Haji
adalah memberikan perhatian khusus dalam merawat dan
membimbing jamaah haji sehingga calon jamaah lebih
mengerti tentang haji dan tata cara pelaksanaannya dengan
baik. Tidak satu pun diantara kita yang menginginkan setiap
ibadah yang dilakukan tidak diterima oleh Allah swt.
Pelaksanaan ibadah haji merupakan pelaksanaan yang
memerlukan kesanggupan yang lebih besar daripada ibadah
lainnya dalam sistem ajaran Islam.
Upaya peningkatan dan penyempurnaan pelaksanaan
ibadah haji dilakukan perbaikan dari tahun ke tahun agar
tidak terulang kembali kesalahan atau kekurangan yang
terjadi pada masa-masa sebelumnya. Untuk tercapainya
maksud tersebut, diperlukan suasana yang kondusif bagi
calon jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji. Suasana
kondusif tersebut dapat tercapai apabila kelompok
Bimbingan Ibadah Haji Malaysia mampu memberikan
pelayanan yang baik kepada calon jamaah dan pembinaan
jamaah haji mereka meliputi pembimbingan, penyuluhan dan
penerangan.
Penerapan pelaksanaan ibadah haji dalam Kursus Haji
yang diberikan kepada calon jamaah sangat penting, karena
dengan pendidikan dan pelatihan, jamaah haji dapat
memperoleh pengetahuan, ketrampilan serta memahami
materi manasik haji. Tujuan dari pelaksanaan Kursus Haji
6
yang dikelola oleh pihak Lembaga Tabung Haji (LTH)
adalah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang
tata cara pelaksanaan ibadah haji serta mempraktikkan
pelaksanaan haji yang jelas dan benar.
Pelaksanaan Kursus Haji di Malaysia memiliki
beberapa tahapan yang telah ditetapkan oleh Lembaga
Tabung Haji dalam mengukur keberhasilan pemahaman
calon jamaah haji. Di antara tahapan yang harus dilakukan
dan dihadiri oleh calon jamaah sebelum berangkat ke Tanah
Suci adalah Kursus Asas Haji (KAH), Kursus Intensif Haji
(KIH), Kursus Khas Haji (KKH) dan Kursus Perdana Haji
(KPH). Materi yang diterapkan dalam kursus haji sangat
banyak dan antaranya adalah pengenalan haji dan umrah,
rukun haji, wajib haji, taharoh, pengurusan haji, amalan
ibadah haji, haji wanita dan sebagainya.4
Persiapan sebelum jamaah berangkat haji adalah sangat
penting. Hal ini karena pelaksanaan haji membutuhkan
pemahaman yang jelas dan benar tentang rukun haji, syarat
wajib haji, hal-hal terlarang selama menunaikan haji dan
cara-cara menunaikan ibadat haji. Selain itu, bacaan doa
tertentu perlu diketahui oleh semua jamaah haji jika berada di
tempat-tempat tertentu. Oleh itu, dalam perjalanan haji
sangat ditekankan beberapa aspek bagi membantu para
jamaah haji untuk menunaikan ibadah haji dengan baik dan
sempurna.
4 Dilihat dari aplikasi https://www.tabunghaji.gov.my yang diakses pada
31 Desember 2018 jam 14:27 WIB.
7
Untuk memahami ibadah haji yang baik dan benar,
maka calon jamaah harus memahami cara-cara
pelaksanaannya, tujuan dan kandungan makna yang terdapat
dalam ibadah haji tersebut. Itulah yang disebut ilmu manasik
serta syarat-syarat wajib haji, maka ia harus mengetahui ilmu
yang dipelajari berkaitan tentang pelaksanaan ibadah haji
agar hajinya diterima oleh Allah swt. Mengingat betapa
pentingnya ilmu manasik haji ini bagi calon jamaah haji
maka mempelajari ilmu manasik haji hukumnya wajib.5
Oleh karena haji merupakan ibadah rutin tahunan yang
melibatkan banyak orang dan unsur, maka perlu dilakukan
bimbingan bagi jamaah haji dalam memberikan pengetahuan
dan informasi yang penting serta berguna bagi calon jamaah
haji agar pelaksanaan ibadah hajinya berjalan dengan baik.
Seiring perkembangan dan berjalannya waktu,
pengelolaan haji mengalami perubahan dalam upaya
meningkatkan, pelayanan, pembinaan serta perlindungannya.
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak Malaysia sentiasa
berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
jamaah dengan menyediakan fasilitas kemudahan, keamanan,
kenyamanan keterbukaan dan kejujuran. Pembimbing yang
berkualitas menjadi salah satu fasilitas yang diberikan oleh
Bimbingan Ibadah Haji Tabung Haji kepada jamaah agar
kegiatan haji dapat berjalan dengan baik.
5 Djamaluddin Dimjati, Panduan Ibadah Haji Dan Umrah Lengkap,
(Jakarta : Era Intermedia, 2006), h. 19
8
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penerapan
dan program Kursus Haji Malaysia, maka penulis akan
menuangkan dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul
Penerapan Pelaksanaan Kursus Haji Terhadap Kualitas
Jamaah Pada Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak,
Malaysia.
B. Pembatasan dan perumusan masalah
Dalam hal ini penulis memberikan batasan dan
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini diambil
agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan
terperinci, penulis akan membatasi permasalahan yang
akan dibahas yakni Penerapan Pelaksanaan Kursus Haji
Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah Pada
Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia.
2. Perumusan Masalah
Sedangkan masalah pokok yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah mengenai :
a. Bagaimana pelaksanaan Kursus Haji Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia dalam
meningkatkan kualitas ibadah jamaah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui,
mengkaji dan mempelajari gambaran jelas mengenai
9
Penerapan Pelaksanaan Kursus Haji Dalam
Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia
sehingga dapat memberikan jawaban terhadap pokok
masalah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan dari awal sehingga
akhir dalam program Kursus Haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak, Malaysia bagi meningkatkan
kualitas ibadah jamaah.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan peningkatan kualitas materi
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Jurusan Manajemen Dakwah,
Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh.
2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan menjadi referensi, dalam
pengembangan ilmu pengetahuan terutama
berkaitan dengan keilmuan tentang “Penerapan
Pelaksanaan Kursus Haji Dalam Meningkatkan
Kualitas Ibadah Jamaah Haji Pada Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia”.
10
b. Manfaat praktis
1) Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Tabung
Haji (LTH) Negeri Sarawak, Malaysia terkait
tentang penerapan dalam pelaksanaan kursus
haji terhadap calon jamaah haji Malaysia
sebelum berangkat ke Tanah Suci.
2) Agar memberikan motivasi bagi para
karyawan atau karyawati khususnya serta
Penyelenggaraan Haji agar lebih efektif dan
efisien dalam melaksanakan atau
menyampaikan kursus haji terhadap jamaah.
3) Sebagai rujukan bagi Lembaga Tabung Haji,
kota lain yang ada di sekitar Negeri Sarawak
dan umumnya seluruh Malaysia.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan
(deskriptif) mengenai situasi-situasi atau kejadian-
kejadian.6
Menurut Bogdan dan Taylor (1975),7
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur
6 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers,
2012), h. 75 7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja
Rodakarya, 1991), h. 3
11
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang diamati. Sejalan dengan itu, Kirk dan Miller
(1986)8 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
yang secara fundamental bergantung dalam pengamatan
yang berhubungan dengan kasus yang diteliti. Dalam hal
ini, penulis memilih metode kualitatif agar dapat
memperoleh data yang lengkap dan akurat.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah kantor Tabung Haji Negeri Sarawak,
Malaysia yang mempunyai sekelompokan orang yang
dapat memberikan informasi refrensif yang terdiri dari
bimbingan ibadah haji, staff dan sejajarnya. Sedangkan
yang menjadi objek penelitian skripsi ini adalah
Penerapan Pelaksanaan Kursus Haji Dalam
Meningkatkan Kualitas Ibadah Jamaah.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi pada Kantor
Tabung Haji Negeri Sarawak, Lot 16, 17 & 18, Jl. Satok
Kuching Sarawak, Malaysia.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pencatatan yang digunakan adalah
dengan cara wawancara dengan mencatat hasil
wawancara sesuai apa adanya, dan field research
8 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 3
12
(penelitian lapangan), penulis mengadakan jenis
penelitian dengan datang langsung ke lapangan (objek)
penelitian di Kantor Tabung Haji Negeri Sarawak
Malaysia sedangkan data yang diperoleh dari metode ini
merupakan data (Primer) penelitian diantaranya :
a. Observasi
Observasi adalah usaha memperoleh dan
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan
terhadap suatu kegiatan secara akurat serta mencatat
fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antara aspek dalam fenomena tersebut.9
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.10
Untuk keperluan penelitian ini
maka informan merupakan pengkaji atau pengamat
spesifik tentang penerapan pelaksanaan kursus haji
Malaysia dalam meningkatkan kualitas ibadah
jamaah haji.
c. Dokumentasi
Dalam bukunya Prof. Dr. Lexy J. Moleong
yaitu metodologi penelitian kualitatif
9 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai,
(Jakarta : Catalog Dalam Terbitan. 2011), h. 3 10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 3
13
mendefinisikan bahwa dokumen adalah setiap bahan
tertulis ataupun film. Dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen.11
Dengan ini, penulis menggunakan data
dan sumber yang ada hubungannya dengan masalah
yang akan dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis
peroleh dari buku-buku, profile, company, arsip-
arsip, maupun diktat-diktat dokumen haji Kantor
Tabung Haji Negeri Sarawak Malaysia yang dapat
mendukung serta berkaitan dengan masalah
penelitian. Selanjutnya dengan menggunakan data-
data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan
kerangka awal mengenai objek studi yang ditulis
memahami seksama, kemudian memberikan
interprestasi sesuai dengan kecenderungan dan
Frame of Thinking.
5. Analisa Data
Dalam menganalisa data penulis menggunakan
metode deskriptif. Di samping itu, penulis menganalisis
data melalui proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan.12
Dimana, analisis ini dilakukan
secara kualitatif yang bertujuan membuat penjelasan
secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta,
11
Husaini dan Usman.Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2010), h. 73 12
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian Suatu Pemikiran Dan
Penerapan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), h. 24
14
sifat dan fenomena yang diteliti melalui studi
dokumentasi wawancara yang mendalam dari para
pengamat untuk mendalami masalah ini.
Analisis Data Kualitatif menurut Bogdan & Biklen
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang diceritakan.
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak
pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan
selanjutnya. Adapun setelah penulis mengadakan suatu
kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa
skripsi yang membahas tentang penerapan pelaksanaan
kursus haji. Dan ada beberapa yang hampir sama dengan
skripsi yang penulis teliti, judul skripsi tersebut antara lain :
1. Dwi Balqis Noviyanti, “Analisis Tingkat Kepuasan
Jamaah Haji Dalam Bimbingan Manasik Haji PT.
SAHID GEMA WISATA JAKARTA”. Dalam skripsi ini
pembahasan yang dilakukan adalah menganalisis tingkat
kepuasan jamaah haji dalam bimbingan manasik haji PT.
SAHID GEMA WISATA JAKARTA.
2. Wan Nafisah Binti Wan A.Rahman, “Persepsi Jemaah
Haji Terhadap Pelaksanaan Kursus Haji Malaysia”.
15
Dalam skripsi ini pembahasannya lebih menekankan
kepada respon jamaah haji Malaysia dalam menghadiri
atau melaksanakan kursus haji sebelum berangkat ke
Tanah Suci.
3. Syed Abdul Aziz Hamid Edruce, “Tahap Kefahaman
Jemaah Haji Malaysia Terhadap Pelaksanaan Ibadat
Haji”. Pembahasan dalam skripsi ini telah menekankan
kepada pemahaman dan pengetahuan yang diperolehi
oleh jamaah haji dalam menghadiri kursus haji di
Malaysia.
4. Aldi Cahya Ramadhan, “Metode Bimbingan Jamaah
Haji Pada Yayasan Ar Risalah Ciracas Jakarta Timur”.
Pembahasan dalam skripsi ini telah menekankan cara
pelaksanaan bimbingan haji dari awal sehingga akhir
sebelum jamaah berangkat haji ke tanah suci.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima
bab, dengan susunan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang
masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
16
BAB II : LANDASAN TEORI
Terdiri dari beberapa hal diantaranya
landasan teori mengenai pengertian
penerapan, pengertian kursus haji, bentuk
dan metode kursus haji, fungsi dan
tujuannya, kualitas ibadah serta apa saja
yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah
haji di Tanah Suci.
BAB III : GAMBARAN UMUM LEMBAGA
TABUNG HAJI NEGERI SARAWAK,
MALAYSIA
Membahas tentang gambaran umum yang
terdiri dari lokasi, sejarah, visi, misi, motto,
struktur organisasi, tugas pokok, dan fungsi
Lembaga Tabung Haji dan pendaftaran haji
Malaysia serta bayarannya.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisikan data dan temuan
penelitian.
BAB V : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan hasil penelitian yang
peneliti peroleh dari Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak dan calon jamaah haji
yang menghadiri kursus tersebut.
17
BAB VI : PENUTUP
Sebagai akhir karya ilmiah yang diteliti
yaitu berisi tentang kesimpulan-kesimpulan
dan saran-saran serta lampiran-lampiran
yang diperlukan dalam penelitian skripsi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
LAMPIRAN
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
pengertian penerapan adalah proses, cara dan perbuatan
menerapkan.1 Kata penerapan berasal dari kata dasar terap
yang berarti menjalankan atau melakukan sesuatu kegiatan,
kemudian menjadi berarti. Suatu proses, cara atau perbuatan
menjalankan atau melakukan sesuatu, baik yang abstrak atau
sesuatu yang kongkrit.2 Penerapan merupakan sebuah
tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun
kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan.
Menurut Usman (2002), penerapan adalah
implementasi yang bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan
atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan
sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
untuk mencapai tujuan kegiatan.
Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa
penerapan (implementasi) bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-
sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pusat Bahasa Edisi Keempat, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008),
h. 1448 2 Lexy J. Moloeng, Metodologi Pendidikan Kualitas, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2009), h. 93
19
Sedangkan menurut beberapa ahli bahwa penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode,
dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu
kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau
golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
Secara sederhana, penerapan bisa diartikan pelaksanaan
atau implementasi. Dalam bukunya Syafruddin Nurdin
mengemukakan bahwa implementasi sebagai evaluasi dan
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-
pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi
bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan atau
mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung
arti bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara bersungguh-
sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai
tujuan kegiatan.
B. Pengertian Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan
dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana,
pelaksanaan bisa diartikan sebagai penerapan. Majone dan
Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi.
Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa pelaksanaan
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.3
3 Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 70
20
Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa
kata pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi,
tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan
mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan
sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma
tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Pelaksanaan merupakan aktivitas atau usaha-usaha
yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan
kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan
dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa
yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai
dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu proses
rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau
kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan
keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau
kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran
dari program yang ditetapkan semula.4
Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapatlah
ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan
suatu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah harus
sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan
maupun di luar lapangan yang mana dalam kegiatannya
melihat beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan
didukung oleh alat-alat penujang.
4 Abdullah Syukur, Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan
Dan Relevansinya Dalam Pembangunan, (Jakarta : Ujung Pandang, 1987), h.
40
21
Faktor-faktor yang dapat menunjang program
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat
dilaksanakan dengan baik apabila jelas bagi para
pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian
informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi
yang disampaikan.
b. Resources (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat
komponen yaitu terpenuhinya jumlah staff dan kualitas
mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan
keputusan atau kewanangan yang cukup guna
melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan
terhadap program khususnya dari mereka yang menjadi
implementasi program khususnya dari mereka yang
menjadi implementer program.
d. Struktur birokrasi, yaitu SOP (Standar operating
procedures) yang mengatur tata aliran dalam
pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam
mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian
khusus tanpa pola yang baku.
Keempat faktor di atas mempengaruhi keberhasilan
suatu proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan
dan saling mempengaruhi antara suatu faktor yang satu dan
faktor yang lain. Selain itu, dalam proses implementasi
sekurang-kurangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak
yaitu :5
5 Abdullah Syukur, Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan
Dan Relevansinya Dalam Pembangunan, h. 398
22
a. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.
b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan
manfaat dari program perubahan dan peningkatan.
c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan
yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pelaksana
dan pengawasan dari proses implementasi tersebut.
Dari pendapat di atas, dapatlah dikatakan bahwa
pelaksanaan suatu program senantiasa melibatkan tiga unsur
tersebut.
C. Pengertian Kursus
Direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan (2010)
mendefinisikan kursus adalah sebagai proses pembelajaran
tentang pengetahuan atau keterampilan yang diselenggarakan
dalam waktu singkat oleh suatu lembaga yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat dan dunia usaha atau industri.6
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kursus
didefinisikan sebagai pelajaran tentang suatu pengetahuan
atau kepandaian yang diberikan dalam waktu yang singkat.7
Adapun menurut Kamus Bahasa Malaysia, kursus
adalah pelajaran mengenai sesuatu perkara (kepandaian dan
pengetahuan) yang diberikan dalam jangka masa yang agak
singkat.
6 Dilihat melalui aplikasi https://kursus .kemdikbud.go.id/ yang diakses
pada 31 Desember 2018 jam 11:42 WIB. 7 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta : PT Balai Pustaka, 2003), h. 461
23
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kursus adalah satuan pendidikan yang
diselenggarakan untuk masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecekapan hidup dan sikap agar
bisa mengembangkan diri, profesi, bekerja, usaha mandiri
dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Dalam mengikuti atau menghadiri sebuah kursus, masyarakat
bukan saja belajar tentang teori, malah masyarakat akan
didedahkan dengan praktek sesuai dipelajari agar masyarakat
yang mengikuti kursus tersebut lebih mudah memahami dan
waktu yang dibutuhkan tidak mengambil masa yang lama.
1. Pengertian Kursus Haji
Menurut Datuk Zulkefli Salleh dan Salbiah
Said sebagaimana yang dikutip oleh tim penulis karya
50 Tahun Jubli Emas Lembaga Tabung Haji
Malaysia, kursus haji adalah pembelajaran dan
pengetahuan yang berkaitan dengan unsur-unsur
ibadah haji kepada masyarakat Islam yang akan
menunaikan fardhu haji di tanah suci.
Kursus haji akan dilaksanakan oleh Lembaga
Tabung Haji Malaysia dengan kerjasama NGO Islam
Malaysia bagi menyampaikan panduan ibadah haji
dan umrah kepada calon jamaah haji serta perkara
yang berkaitan dengan pengurusan haji dan penjagaan
kesehatan.
Lembaga Tabung Haji Malaysia senantiasa
berusaha memberi tunjuk ajar dan ilmu berkaitan
24
ibadah haji kepada bakal-bakal haji melalui kursus-
kursus haji yang diadakan di seluruh negara, di
samping penerbitan buku-buku panduan berkaitan
ibadah haji.
2. Bentuk dan Metode Kursus Haji
Bentuk dan metode adalah merupakan cara
kerja yang digunakan untuk memudahkan kita dalam
melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan agar
tercapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan
diharapkan. Dalam hal kursus haji juga terdapat
bentuk dan metode yang digunakan.
Kursus haji dikelompokkan menurut
bentuknya, seperti yang dikemukakan Mesyuarat
Jawatankuasa Penasihat Ibadah Haji (TH-JAKIM),
bahwa kursus haji yang dilaksanakan oleh Lembaga
Tabung Haji Malaysia mempunyai 2 bentuk
sepertimana yang berikut :
a. Bentuk Bimbingan Massal
Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di
masjid-masjid yang terpilih oleh Lembaga Tabung
Haji mengikut cabang. Bimbingan massal ini
dilakukan selama 9 (sembilan) kali pertemuan
yaitu dalam pelaksanaan Kursus Asas Haji
(KAH).8 Metode bimbingan massal hanya
8 Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov.
my/ms/haji/maklumat bimbingan yang diakses pada 22 Juli 2019 jam 17:28
WIB.
25
menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya
jawab dan simulasi. Adapun metode yang
digunakan dalam kursus ini sama dengan metode
yang dipakai oleh bentuk bimbingan kelompok
hanya membedakannya adalah bentuk bimbingan
massal pelaksanaannya secara umum kepada
masyarakat Islam, manakala bentuk bimbingan
kelompok pelaksanaannya lebih khusus kepada
calon jamaah haji yang akan berangkat haji di
tahun tersebut.
b. Bentuk Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya,
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran dan lain-lain
sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya
bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan
sendiri dan untuk peserta lainnya. Dalam bentuk
bimbingan kelompok ini dilaksanakan di masjid-
masjid yang terpilih dan dilaksanakan selama 4
(empat) kali pertemuan yaitu dalam pelaksanaan
Kursus Intensif Haji (KIH), Kursus Khas Haji
(KKH) dan Kursus Perdana Haji (KPH).
26
Adapun jenis metode yang digunakan dalam
bimbingan kelompok ini di antaranya metode
ceramah, diskusi, tanya jawab dan simulasi.9
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penerangan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada
sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relative besar. Dengan metode ceramah, nara
sumber dapat mendorong timbulnya inspirasi
bagi pendengarnya.10
Dalam hal ini, kursus
haji yang dilaksanakan oleh pihak lembaga
tabung haji menggunakan metode ini dalam
penyampaian materi yang diberikan bagi
menjelaskan atau menerangkan tentang haji.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah proses perlibatan
dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi
saling bertukar pendapat, dana atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan
diantara mereka. Dalam pelaksanaan kursus
haji telah menggunakan metode ini yang dapat
9 Lembaga Tabung Haji, Tabung Haji Citra Kejayaan Malaysia TH
Malaysia’s Success Story, (Kuala Lumpur : BERNAMA, 2013), h. 100 10
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta :
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2012), h. 21
27
dikatakan pembelajaran yang bersifat interaktif
karena menggali pengetahuan lebih mendalam
lagi dari para jamaah tentang materi haji yang
akan disampaikan.
3) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara
penyampaian pelajaran melalui interaksi dua
arah dari guru kepada siswa atau dari siswa
kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian
materi. Dalam metode tanya jawab, guru dan
siswa sama-sama aktif agar mereka tidak
tergantung kepada keaktifan guru.11
Dalam
pelaksanaan kursus haji, metode ini merupakan
strategi untuk mengukur sejauh mana
pemahaman calon jamaah haji terhadap materi
yang telah disampaikan oleh pembimbing serta
dapat membangkitkan respon para calon
jamaah haji.
4) Metode Simulasi
Dalam metode ini, simulasi Udin
Syaefudin menyatakan bahwa simulasi adalah
merupakan replikasi atau visualisasi dari
perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah
perencanaan pendidikan yang berjalan pada
kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat
11
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, h.17
28
dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah
model yang berisi seperangkat variabel yang
menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan
yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan
keputusan-keputusan yang menentukan
bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi
secara nyata.12
Dalam pelaksanaan kursus haji,
metode simulasi merupakan metode yang tepat
untuk mengkondisikan keadaan pada saat
berhaji seperti melaksanakan rukun dan wajib
haji. Metode ini sangat membantu para jamaah
dalam menambah pengetahuannya serta dapat
mempunyai gambaran apa saja yang akan
dilakukan selama di tanah suci.
5) Peragaan
Prinsip peragaan (visualisasi) dalam
pembelajaran mengharuskan bagi setiap guru
dalam menyajikan bahan pelajaran dalam
menggunakan alat peraga sebagai alat bantu.
Dengan menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran diharapkan pengetahuan,
pengertian, tanggapan-tanggapan yang masuk
ke dalam jiwa melalui indera baik
pendengaran, penglihatan dan perabaan yang
menjadi jelas dan bertahan lama dalam ingatan
12
Syaiefudin, Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif,
(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 129
29
anak didik.13
Peragaan atau demonstrasi ini
akan menuntut peserta atau calon jamaah haji
menguasai keterampilan tertentu secara lebih
mudah dan sistematis yang harus dikuasai oleh
para jamaah.
Sudah pasti, jamaah haji yang berilmu akan lebih
fokus serta faham akan kelebihan setiap amalan yang
dilaksanakan dan dapat melaksanakan ibadah mereka
dengan lebih teratur tanpa menghadapi sebarang
masalah ketika berada di tanah suci. Oleh itu,
Lembaga Tabung Haji Malaysia senantiasa berusaha
dalam memberikan tunjuk ajar dan ilmu yang
berkaitan ibadah haji kepada calon jamaah haji
melalui beberapa tahapan Kursus Haji yang
dilaksanakan pada seluruh negeri dan buku-buku
panduan ibadah haji yang diterbitkan.
3. Fungsi dan Tujuan Kursus Haji
Mengamati profil jamaah haji Malaysia dari
tahun ke tahun sebagian besar adalah jamaah biasa
dari daerah terpencil, berpendidikan rendah, belum
berpengalaman berpergian jauh, hidup dalam kultur
lokal, tidak dapat membaca dan kurang dalam
berbahasa asing. Kondisi pelaksanaan ibadah haji
13
Ngalimun, Strategi Dan Model Pembelajaran, Yogyakarta, Aswaja
Pressindo, 2015, h. 39-40
30
memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu
kenyataan yang bahkan tidak pernah di bayangkan.
Melihat kondisi tersebut, maka bimbingan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai hal
akan menimbulkan kekagetan budaya yang sangat
diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jamaah
haji mendaftarkan diri dalam menunaikan ibadah haji.
Adapun fungsi kursus haji tersebut adalah :
a. Agar semua calon jamaah memahami semua
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji,
tuntunan perjalanan, petunjuk kesehatan dan
mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan
ibadah haji di tanah suci.
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam
melaksanakan ibadah haji, baik secara mandiri,
regu atau rombongan.
c. Agar para jamaah haji mempunyai kesiapan
menunaikan ibadah haji baik mental, fisik,
kesehatan maupun petunjuk ibadah haji lain.
Kursus Haji yang dilaksanakan pada setiap
tahun telah dikelola oleh pihak Lembaga Tabung Haji
terhadap calon jamaah haji Malaysia sudah pasti ianya
mempunyai tujuan yang tersendiri. Di mana,
pelaksanaan Kursus Haji ini bukan saja memenuhi
atau mencapai visi misi lembaga, malah ianya juga
31
memberi input dan dampak positif terhadap
masyarakat yang menghadirinya. Sebagaimana Allah
telah memerintahkan kepada manusia dalam Surah Al-
Mujadalah ayat 11 :
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman!
Apabila kamu diminta untuk memberi ruang daripada
tempat duduk kamu (untuk orang lain) maka
lapangkanlah seboleh-bolehnya supaya Allah
melapangkan (segala halnya) untuk kamu. Dan
apabila diminta kamu bangun, maka bangunlah,
supaya Allah meninggikan darjat orang-orang yang
beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan agama daripada kalangan kamu.
Dan (ingatlah), Allah Maha Mendalam
PengetahuanNya tentang apa yang kamu lakukan.14
(Surah Al-Mujadalah : 11)
Manusia diciptakan dengan segala
kesempurnaannya, dan Allah telah memberikan akal
yang sehat pada manusia untuk membedakannya
dengan makhluk hidup lainnya. Dan dengan akal
14
Al-Haramain, Al-Qur’an & Al-Karim Resam Uthmani Terjemahan &
Tajwid Berwarna, h. 543
32
tersebut manusia diwajibkan untuk mencari ilmu
pengetahuan dan memiliki ilmu pengetahuan dalam
segala hal agar tidak tersesat dalam menjalani
kehidupan.
Menurut Islam, ilmu pengetahuan merupakan
salah satu bekal abadi bagi manusia untuk mencapai
sukses dunia akhirat. Memiliki ilmu pengetahuan
sesungguhnya sangatlah penting bagi manusia, karena
tanpa ilmu pengetahuan hidup seseorang akan seperti
tanpa arah dan berada dalam kegelapan atau
kejahilian. Hukum menuntut ilmu dalam Islam adalah
wajib seperti yang dikatakan dalam sebuah hadits :
لم طلب احلعلحم فريحضة على كل مسح
Artinya : “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim
(baik muslimin ataupun muslimah).”
(Hadis Riwayat Ibnu Majah)
Dalam Islam, ilmu pengetahuan sangatlah
penting bagi seseorang muslim di mana orang yang
berilmu akan diangkat derajatnya dan dihormati.
Sesuai dengan penerangan ayat Al-Quran dan hadits di
atas, maka dengan itu Lembaga Tabung Haji Malaysia
sangat mewajibkan jamaah haji dalam menghadiri
pelaksanaan kursus haji yang berunsurkan materi-
materi pelaksanaan ibadah haji.
33
Secara umumnya, kursus-kursus haji yang
dilaksanakan ini adalah bertujuan untuk memberi
pemahaman yang jelas kepada seluruh calon jamaah
dalam proses pelaksanaan ibadah haji dan
mempraktekkan manasik haji secara benar sesuai
dengan syariat Islam.
D. Kualitas Ibadah Jamaah
Menurut Goetsh dan Davis dalam Tjiptono, kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan dari sudut
pandang konsumen kualitas adalah nilai atau kecocokan
untuk digunakan. Dalam dasawarsa terakhir ini arti kualitas
memang lebih banyak dilihat dari sudut pandang konsumen,
karena perusahaan yang menyadari bahwa kelangsungan
hidup perusahaan tergantung dari konsumen. Sedemikian arti
kesetiaan seseorang konsumen bagi perusahaan, maka sudah
tepat apabila konsumen ditempatkan pada posisi yang paling
utama untuk dipuaskan.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan
diri serta tunduk. Sedangkan menurut syarak (terminologi)
ibadah, mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah :
1) Ibadah ialah taat kepada Allah swt dengan melaksanakan
perintahNya melali lisan para rasulNya.
34
2) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah swt yaitu
tingkatkan tunduk yang paling tinggi disertai dengan
rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3) Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang
dicintai dan diridhai oleh Allah swt baik berupa ucapan
atau perbuatan yang zahir maupun batin.15
Menurut kamus istilah fiqih, ibadah yaitu
memperhambakan diri kepada Allah dengan taat
melaksanakan segala perintahnya dan anjurannnya, serta
mematuhi segala larangan-Nya karena Allah semata, baik
dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan.
Orang beribadah berusaha melengkapi dirinya dengan
perasaan cinta, tunduk dan patuh kepada Allah swt.16
Secara bahasa kata jamaah memiliki beberapa
pengertian antara lain : berkumpul, berkelompok, bersama-
sama atau berserikat. Menurut Drs. E. Ayub, yang dimaksud
jamaah adalah “sejumlah besar manusia” atau sekelompok
manusia yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang
sama.17
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya
“kompak” atau “bersama-sama”, ungkapan solat berjamaah
berarti solat yang dikerjakan secara bersama-sama dibawah
pimpinan seorang imam. Jamaah juga berarti sekelompok
15
Syamsul Rizal Hamid, Buku Pintar Agama Islam Cet ke 4, (Jakarta :
Penerbit Lembaga Pengajaran / Kajian Dan Konsultasi Agama Islam), h. 306 16
M. Abdul Majieb, Kamus Istilah Fiqih Edisi Kedua, (Jakarta : PT
Pustaka Firdaus, 1995), h. 109 17
Moh. E. Ayyub, Manajemen Masjid (Jakarta : Gema Insane Press,
1996), h.128
35
manusia yang terkait oleh sikap, penderian, keyakinan dan
tugas serta tujuan yang sama. Islam menganjurkan umat
Islam untuk menggalang kekompakan dan kebersamaan,
yaitu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim,
yang berpegang pada norma-norma Islam, menegakkan
prinsip “ta’wun” tolong-menolong dan kerja sama untuk
tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya sebuah tujuan
yang sama.18
Dari pengertian-pengertian di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa kualitas ibadah jamaah adalah suatu
proses yang sangat mempengaruhi antara manusia dan
kelompok yang terorganisir di mana ianya berinteraksi
dengan tenaga kerja dan tugas dalam mengekalkan atau
meningkatkan mutu serta pemahaman umat Islam dalam
melaksanakan ibadah dengan lebih sempurna.
Dengan adanya pelaksanaan kursus haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak akan membuat kualitas ibadah jamaah lebih
meningkat dari sebelumnya. Pelaksanaan kursus haji yang
tersusun, teratur dan menerapkan metode yang baik dalam
menyampaikan materi akan memberi kesan yang positif yaitu
terjadinya peningkatan kepada ibadah jamaah. Seperti
contoh, jamaah yang melaksanakan ibadah haji secara
mandiri dapat menjaga auratnya dalam melaksanakan ibadah,
wirid dan doa yang fasih, memahami rukun-rukun haji mulai
18
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta : Djemabata,
1992), h. 386 - 487
36
dari ihram, tawaf, sai hingga wukuf di Arafah serta
pelaksanaan ibadahnya lebih sempurna. Sehingga secara
lebih makro, saat kembali ke Tanah Air, jamaah haji akan
menerapkan filosofi yang didapat dan akan
mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pelaksanaan Ibadah Haji
Pelaksanaan ibadah haji adalah berkunjung ke
Baitullah untuk melakukan beberapa amalan antara lain :
wukuf, tawaf dan amalan lainnya pada masa tertentu demi
memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridhaNya.
Ibadah haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang
telah mencukupi syarat-syaratnya. Menunaikan ibadah haji
diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Selanjutnya yang
kedua kali dan seterusnya hukumnya sunat. Barang siapa
yang bernazar haji, wajib melaksanakannya. Adapun
pelaksanaan ibadah haji antara lain yaitu :
1. Bersuci
a. Mandi
b. Berwudhu
2. Berpakaian ihram
3. Shalat sunat ihram dua rakaat
4. Niat haji
5. Berangkat menuju Arafah dan berdoa
6. Membaca talbiyah, shalawat dan berdoa
7. Di Arafah (pada tanggal 8 Zulhijjah)
37
a. Waktu masuk Arafah hendaknya berdoa
b. Menunggu waktu wukuf sebaiknya diisi dengan
bezikir, tasbih, istighfar dan istirahat secukupnya.
c. Memperbanyak bacaan talbiyah dan berdoa.
8. Wukuf di tanggal 9 Zulhijjah
a. Sementara menunggunya saat wukuf agar
memperbanyakkan dzikir, istighfar dan membaca
Al-Qur’an
b. Shalat dzuhur dan ashar jama taqdim qashar di
lanjutkan dengan melaksanakan wukuf.
c. Pada waktu wukuf memperbanyak berdoa, berzikir
talbiyah, istighfar dan lain-lainnya.
9. Berangkat menuju Muzdalifah sehabis solat maghrib dan
isya.
a. Sesudah solat maghrib dan isya jama taqdim
meninggalkan arafah menuju muzdalifah dan akhir
waktunya adalah sebelum fajar.
b. Waktu berangkat dari Arafah hendaknya membaca
talbiyah dan doa.
10. Di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Zulhijjah)
a. Waktu sampai di Muzdalifah membaca talbiyah,
zikir dan berdoa
b. Mabit yaitu berhenti/menginap di Muzdalifah
sampai sesudah lewat tengah malam. Apabila datang
sebelum tengah malam harus menunggu waktu
sampai lewat tengah malam
c. Mencari/mengambil kerikil
38
11. Di Mina
a. Sampai di Mina hendaklah berdoa
b. Pada tanggal 10 Zulhijjah melontar jamrah aqabah
saja lalu bercukur, ini dinamakan tahallul awwal
maka seluruh larangan haji telah gugur kecuali
bersetubuh.
c. Selama di Mina kewajiban jamaah haji yang belum
membayar dam hendaklah segera melaksanakannya.
12. Kembali ke Makkah
a. Tawaf ifadah dan sai
b. Tawaf wada’ atau tawaf pamitan dilakukan sesudah
selesai melakukan ibadah haji bagi yang akan
meninggalkan kota Makkah untuk kembali ke
Jeddah atau melanjutkan perjalanan ke Madinah,
jamaah pergi menuju ke masjidil haram bagi
melakukan tawaf wada’ kemudian munajat di
multazam dengan membaca doa.
Dalam melaksanakan haji, para jamaah haji harus
mengetahui syarat haji, rukun haji dan wajib haji antara
lainnya adalah seperti berikut :
1. Syarat haji
Syarat haji yaitu hal yang harus dipenuhi sebelum
orang melakukan ibadah haji.
a. Islam
b. Baligh (Dewasa)
c. Aqil (Berakal Sehat)
d. Merdeka (bukan hamba sahaya)
e. Istitho’ah (berkemampuan)
39
2. Rukun haji
Rukun haji adalah serangkaian amalan yang harus
di lakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti
dengan yang lainnya, walaupun dengan dam. Jika
ditinggalkan maka tidak sah hajinya. Rukun haji adalah
seperti berikut :
a. Ihram (Niat)
b. Wukuf di Arafah
c. Tawaf Ifadhah
d. Sai
e. Cukur
f. Tertib
3. Wajib haji
Wajib haji adalah rangkaian amalan yang harus
dikerjakan sah hajinya. Apabila tidak dikerjakan sah
hajinya, akan tetapi harus membayar dam, berdosa jika
sengaja meninggalkannya dengan tidak ada uzur syar’i.
Wajib haji ini adalah ketentuan yang apabila dilanggar
maka hajinya tetap sah tetapi wajib membayar dam.
Wajib haji adalah seperti berikut :
a. Ihram, yakni niat berhaji dari Miqat
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
d. Melontar jumrah ula, wustha dan aqobah
e. Thawaf wada’ (bagi yang akan meninggalkan
Makkah)19
19
Lembaga Tabung Haji, Modul Kursus Asas Haji, (Kuala Lumpur,
Bagian Bimbingan Jabatan Haji : 2014) h. 4 - 23
40
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA TABUNG HAJI
NEGERI SARAWAK, MALAYSIA
A. Lokasi dan Batas Wilayah
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak atau dikenal
sebagai Kantor Tabung Haji Kuching Sarawak terletak di Lot
16-18, Jalan Satok, 93050 Kuching Sarawak Malaysia.
Lokasi Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak ini terletak di
kota Kuching Sarawak, Malaysia di mana ia berlokasi
strategis berdekatan dengan bank-bank Islam.
B. Sejarah dan Perkembangannya
Lembaga Tabung Haji Malaysia adalah lembaga
keuangan nonperbankan yang didirikan atas dukungan
berbagai pihak, termasuk para pakar dan mendapat
pengarahan dari Bank Sentral Malaysia. Salah satu bidang
kegiatannya adalah mengelola dana tabungan haji dan
melaksanakan penyelenggaraan ibadah haji. Lembaga
Tabung Haji ini berada dalam koordinasi Menteri Urusan
Agama Malaysia di mana Kementerian yang akan mengurusi
agama di Malaysia sekaligus yang mengkoordinasikan
Tabung Haji.1
Pembentukan Lembaga Urusan Tabung Haji adalah
berdasarkan kepada Undang-Undang Lembaga Urusan
1 Dilihat melalui aplikasi https:// id.m.wikipedia.org //wiki //Tabung
Haji, pada tanggal 20 Agustus 2019 pada jam 11:47 WIB.
41
Tabung Haji yang telah diluluskan pada 13 februari 1969.
Pengurusan haji di Malaysia yang diselenggarakan oleh
Lembaga Tabung Haji setingkat dengan Menteri Negara
(Menteri pada Jabatan Perdana Menteri). Kementerian
Agama di Malaysia itu tidak mempunyai struktur sampai
tingkat daerah. Dengan demikian, pelaksanaan haji yang
ditangani oleh Tabung Haji adalah sesuai dengan kondisi
setempat dan diberi tanggungjawab sepenuhnya oleh
pemerintah untuk mengelola berbagai fasilitas untuk
kepentingan jamaah haji negara secara komprehensif dan
sistematis.
Pada zaman sebelum pembentukan Lembaga Tabung
Haji, tidak ada lembaga keuangan Islam untuk umat Islam
Malaysia untuk mengumpulkan uang bagi menutupi biaya
pemberangkatan haji. Meskipun terdapat beberapa bank di
Malaysia, umat Islam menolak untuk menabung dengan
perbankan konvensional dengan tujuan berangkat ibadah
haji. Hal ini karena mereka ingin memastikan simpanan
mereka bebas dari segala unsur dan amalan riba agar haji
yang diperolehi nanti adalah haji mabrur.
Pada 30 September 1963, pendirian perusahaan
Perbadanan Wang Simpanan Bakal-bakal Haji (PWSBH)
menciptakan sejarah dengan membuka perusahaan menerima
tabungan dari calon jamaah haji.2 Pembentukan lembaga
2 Pada awal berdirinya lembaga PWSBH di tahun 1963, sebanyak 1,281
calon jamaah haji membuka rekening akun Tabung Haji dengan dana sebanyak
RM 46,610. Tujuan utama mereka adalah semata-mata untuk memastikan
simpanan mereka aman dan bebas dari unsur-unsur riba yang membolehkan
42
Perbadanan Wang Simpanan Bakal-bakal Haji (PWSBH) ini
diatur berdasarkan Undang-Undang No.34, 1962 tahun 1963
yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pembangunan Luar
Bandar. Dengan adanya pembentukan lembaga Perbadanan
Wang Simpanan Bakal-bakal Haji (PWSBH) ini, umat Islam
Malaysia mulai mendidik diri mereka sendiri untuk
melakukan simpanan uang sejak usia muda bagi persiapan
berangkat haji.
Sebagai bentuk kemudahan untuk mendorong budaya
menabung, kepercayaan yang ditunjukkan oleh calon jamaah
haji ini telah menjadi pendorong kepada lembaga Perbadanan
Wang Simpanan Bakal-bakal Haji (PWSBH) untuk terus
meningkatkan layanannya untuk memenuhi salah satu fardu
kifayah. Sejak itu, ia terus berusaha untuk menarik lebih
banyak umat Islam dalam menggunakan tabungan yang
disediakan oleh pemerintah agar simpanan tabungan uang
mereka dalam keadaan halal dan terjamin.
Bagi memastikan lagi perannya dan memfasilitasi
koordinasi kegiatan simpanan uang serta pengurusan haji
yang berkembang, pada tahun 1969, lembaga Penubuhan
Perbadanan Wang Simpanan Bakal-bakal Haji (PWSBH)
disatukan/dihimpunkan bersama dengan kantor Urusan Hal
Ehwal Haji, yang didirikan sebelumnya pada tahun 1951 dan
beroperasi di Pulau Pinang, Malaysia. Penggabungan kedua
lembaga tersebut telah mewujudkan Lembaga Urusan dan mereka melengkapkan rukun Islam dan memperoleh haji yang mabrur. Pada
saat ini, belum ada ide yang akan mendapatkan bonus atau dividen dalam
tabungan mereka.
43
Tabung Haji (LUTH) yang dibentuk pada tanggal 30 Agustus
1969 atau sekarang dikenal sebagai Lembaga Tabung Haji
(LTH) yang sudah dinamai pada tahun 1995 berdasarkan
Akta Tabung Haji 1995 (Akta 535).
Lembaga Tabung Haji sudah melebihi dari 50 tahun
pengalaman dalam mengelola dana tabungan haji dan
melaksanakan penyelenggaraan ibadah haji.3 Lembaga
Tabung Haji Malaysia adalah perusahaan yang menyediakan
jasa perjalanan Ibadah Haji dan Muslim dunia yang akan
bekerja keras dengan seluruh tim di seluruh Malaysia dalam
mengembangkan karakter jamaah haji Malaysia untuk
menjadikan negara Malaysia lebih membangun dan menjadi
lebih baik.
Lembaga Tabung Haji Malaysia tidak hanya dikenal
sebagai lembaga pengurusan haji terkemuka, tetapi juga
dikenal sebagai lembaga keuangan Islam yang diyakini oleh
semua umat islam di negara Malaysia. Sumber modal yang
berasal dari umat islam secara kolektif melalui berbagai skim
tabungan yang ditawarkan telah berhasil menetapkan Tabung
Haji sebagai sebuah lembaga keuangan yang berbasis syariah
Islam.
3 Sebagai sebuah institusi haji terbesar negara, Lembaga Tabung Haji
berupaya untuk memperkuat ekonomi umat Islam di Malaysia dengan
memanfaatkan dana dan sumber daya yang sedia ada. Lembaga Tabung Haji
senantiasa berusaha menyediakan layanan/perkhidmatan haji yang cemerlang
dan memuaskan semua jamaah haji Malaysia. Pencapaian Lembaga Tabung
Haji yang konsisten ini telah mendapat pengakuan di seluruh dunia sebagai
model pengurusan haji yang inovatif serta memiliki kantor di Jeddah, Arab
Saudi di bawah bidang kuasa Konsulat Malaysia.
44
Adalah menjadi tanggungjawab Lembaga Tabung Haji
untuk terus meningkatkan kualitas dan nilai
perkhidmatan/pelayanan haji agar dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dan sekaligus memberi kepuasan
kepada masyarakat yang menggunakan perkhidmatan
Tabung Haji dengan melakukan perbaikan pada produk-
produk yang telah disediakan.
Perencanaan yang strategis Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak sejalan dengan amanat yang diberikan oleh
menteri Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Dr. Mujahid
Yusof menyatakan di mana semua agensi/lembaga Islam
termasuk Tabung Haji diminta untuk memimpin pengurusan
umat islam yang komprehensif mengikuti Maqasid Syariah
dalam mencapai visi misi malaysia dari gagasan rahmatan lil
alamin untuk menjadikan malaysia sebagai model
pemerintahan Islam terkemuka dan progresif pada tahun
2025.
Dengan berdirinya Tabung Haji di Negeri Sarawak,
pengurusan ibadah haji umat Islam di Sarawak menjadi lebih
mudah, teratur dan sistematis. Bagi jamaah Sarawak yang
pertama kali pergi ke Tanah Suci, mereka tidak perlu
khawatir karena Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak akan
mengurus semua kebutuhan para jamaah. Hal-hal yang
berkaitan adalah pengurusan passpor, visa haji, transportasi,
akomodasi di Makkah, Madinah, Mina dan Arafah,
penjagaan kesehatan dan bimbingan ibadah haji.
45
C. Cabang Lembaga Tabung Haji di Malaysia
Malaysia adalah salah satu Negara yang ada di
kawasan Asia Tenggara di mana ianya merupakan salah satu
Negara tetangga Indonesia. Secara geografis, Malaysia
terbagi dalam dua bagian yaitu bagian pertama terletak pada
bagian utara Pulau Sumatera (Semenanjung Barat),
sedangkan bagian kedua terletak pada bagian utara Pulau
Kalimantan (Sarawak).
Gambar 3.1 Peta Malaysia
Berdasarkan Peta Malaysia dalam gambar 3.1, sudah
jelas Malaysia adalah sebuah negara federal yang terdiri dari
tiga belas (13) negara bagian yaitu Johor, Kedah, Kelantan,
Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Pulau
Pinang, Terengganu, Selangor, Sabah dan Sarawak. Malaysia
juga terdiri dari tiga (3) wilayah federal di Asia Tenggara
yaitu Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Wilayah
Persekutuan Putrajaya dan Wilayah Persekutuan Labuan.
46
Kuala Lumpur adalah ibukota negara Malaysia yang
berkembang pesat dan membuka mata dunia manakala pusat
administrasi negara adalah berpusat di Wilayah Persekutuan
Putrajaya.
Tabel 3.1 Lembaga Tabung Haji di Dalam Malaysia
No. Negeri
Bagian Lembaga Tabung Haji
1. Perlis TH Kangar, TH Padang Besar
2. Kedah
TH Alor Setar, TH Jitra, TH Kulim,
TH Sungai Petani, TH Baling, TH
Guar Cempedak, TH Sik, TH Kuala
Nerang, TH Pendang, Pusat
Perkhidmatan TH Kodiang, Pusat
Perkhidmatan TH Langkawi, TH
Utc Kedah.
3. Pulau Pinang
TH Bayan Lepas, TH Kepala Batas,
TH Bukit Mertajam, TH
Butterworth.
4. Perak
TH Ipoh (IFIC), TH Bagan Serai,
TH Teluk Intan, TH Kuala Kangsar,
TH Taiping, TH Gerik, TH
Sitiawan, TH Bota, TH Tapah, TH
Slim River, TH Tanjung Malim, TH
Parit,TH Utc Perak, TH Parit
Buntar.
47
5. Selangor
TH Ampang, TH Sepang (IFIC), TH
Kelana Jaya, TH Sungai Besar, TH
Tanjung Karang, TH Klang, TH
Banting, TH Bangi, TH Kuala Kubu
Bharu, TH Shah Alam, TH
Damansara, TH Cheras, TH Batu
Caves.
6. Wilayah
Persekutuan
TH Kl Sentral (IFIC), TH Jalan Tun
Razak (IFIC), TH Putrajaya (IFIC),
Pusat Perkhidmatan TH Labuan.
7. Negeri
Sembilan
TH Seremban, Pusat Perkhidmatan
TH Kuala Pilah, TH Rembau, TH
Port Dickson, TH Tampin,TH
Jelebu, TH Bahau, TH Gemas, TH
Utc Negeri Sembilan.
8. Melaka
TH Melaka (IFIC), TH Masjid
Tanah, TH Jasin, TH Alor Gajah,
TH Merlimau, TH Utc Melaka.
9. Johor
Pusat Perkhidmatan TH Mersing,
TH Parit Raja, TH Kulai, TH Pasir
Gudang, TH Utc Johor, TH Johor
Bahru (IFIC), TH Batu Pahat, TH
Muar, TH Pontian, TH Segamat, TH
Kota Tinggi, TH Kluang.
10. Pahang TH Maran, Pusat Perkhidmatan TH
Rompin, Pusat Perkhidmatan TH
48
Raub, TH Utc Pahang, TH Kuantan,
TH Temerloh, TH Pecan, TH
Jerantut, TH Kuala Lipis, TH
Bentong, TH Bandar Tun Abdul
Razak Jengka, TH Muadzam Shah.
11. Terengganu
TH Kerteh, TH Utc Terengganu, TH
Kuala Terengganu, TH Besut, TH
Kemaman, TH Dungun, TH Kuala
Berang, TH Setiu, TH Marang.
12. Kelantan
TH Pasir Puteh, TH Tanah Merah,
Pusat Perkhidmatan TH Kuala Krai,
TH Gua Musang, TH Jeli, TH Utc
Kelantan, TH Kota Bharu, TH
Bachok, TH Machang, TH Pasir
Mas.
13. Sabah
TH Semporna, TH Kota Belud, TH
Kudat, Pusat Perkhidmatan TH
Keningau, TH Kota Kinabalu, TH
Tawau, TH Sandakan, TH Lahad
Datu, TH Beaufort.
14. Sarawak
TH Sibu, TH Limbang, TH Sri
Aman, TH Sarikei, TH Bintulu, TH
Mukah, TH Miri, TH Utc Sarawak,
TH Kuching (LTH Negeri
Sarawak)
49
Dalam Tabel 3.2 di atas jelas menunjukkan Lembaga
Tabung Haji Malaysia yang sudah berdiri di setiap negara
bagiannya. Lembaga Tabung Haji yang sudah berdiri di
setiap negara bagian tersebut mempunyai sejarahnya yang
tersendiri akan tetapi visi dan misinya adalah dalam tujuan
yang sama.
Gambar 3.2 Peta Lembaga Tabung Haji di Negeri
Sarawak
Peta Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak yang
terdapat dalam gambar 3.2 di atas adalah menjelaskan
cabang-cabang Lembaga Tabung Haji yang terdapat di
negara bagian (Negeri Sarawak). Terdapat (9) sembilan
cabang Lembaga Tabung Haji di dalam negeri Sarawak
antaranya; Lembaga Tabung Haji Limbang, Lembaga
Tabung Haji Miri, Lembaga Tabung Haji Bintulu, Lembaga
50
Tabung Haji Mukah, Lembaga Tabung Haji Sibu, Lembaga
Tabung Haji Sarikei, Lembaga Tabung Haji Sri Aman,
Lembaga Tabung Haji Utc dan Lembaga Tabung Haji
Kuching (Negeri Sarawak). Lembaga Tabung Haji Kuching
(Negeri Sarawak) ini adalah Kepala kantor Tabung Haji di
mana lembaga ini adalah tempat peneliti menjalankan
penelitian.
D. Visi, Misi dan Motto
Lembaga Tabung Haji Malaysia sebagai sebuah
organisasi Islam yang dinamis dan berkomitmen dalam
pengelolaan dan pengurusan haji dan umrah yang sempurna
serta bijaksana dalam pengawasan segala sumber daya untuk
memperkuat ekonomi ummah, berkomitmen dalam
menerapkan dan mencapai target ini dengan :4
a. Memberikan perkhidmatan yang efisien dan cemerlang
kepada jamaah.
b. Menerapkan semangat kerja tim yang amanah,
profesional, produktif dan bijaksana.
c. Beriktikad memberikan pengembalian yang tinggi dan
setanding dengan pasar.
d. Menggunakan teknologi dan sistem terbaru untuk
pengurusan dan perkhidmatan yang berkualitas.
4 Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov. my yang diakses
pada 31 Juli 2019 jam 14:15 WIB.
51
Visi, Misi dan Motto Tabung Haji Negeri Sarawak,
Malaysia adalah seperti berikut :5
1. Visi : Tonggak Kejayaan Ekonomi Ummah, Pengurusan
Haji Terbilang.
2. Misi : Dalam mencapai visi Lembaga Tabung Haji,
Lembaga Tabung Haji berkomitmen untuk :
a) Memberdayakan ekonomi ummah.
b) Terus mencari investasi strategis dan lokal untuk
pertumbuhan yang berkelanjutan.
c) Meningkatkan dan memperkaya modal pendeposit.
d) Memberi perkhidmatan cemerlang yang
berkelanjutan.
e) Memfasilitasi dan menyempurnakan urusan jamaah
kearah haji mabrur.
f) Memberi pengembalian yang kompetitif, halal dan
toyyiban.
3. Motto :
a) Berkomitmen
b) Profesional
c) Kerja tim
d) Terima perubahan
e) Prihatin dan penyayang
5 Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov. my yang diakses
pada 31 Juli 2019 jam 15:32 WIB.
52
E. Struktur Organisasi dan Kepengurusan
Roda perusahaan dapat bergerak secara efektif dan
efesien, jika setiap komponen dalam perusahaan tersebut
berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, pimpinan
perusahaan harus berupaya untuk membagi tugas dan
menempatkan semua sumber daya perusahaan, khususnya
SDM, dalam posisi yang tepat sesuai bidang keahlian
masing-masing. Hal ini menjadikan setiap individu yang
terdapat dalam perusahaan tersebut memiliki gambaran jelas
mengenai kedudukan, fungsi, hak dan kewajibannya.
Selain itu, pucuk pimpinan juga bisa mengetahui
dengan mudah komponen mana yang memiliki kinerja,
fungsi, dan peran yang tak sesuai harapan perusahaan.
Dengan demikian, akan lebih cepat untuk mengambil sebuah
tindakan keputusan yang terbaik bagi perusahaan. Pembagian
dan susunan tugas tersebut kita kenal dengan isitilah struktur
organisasi perusahaan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di
harapkan dan di inginkan.
Adapun struktur organisasi Lembaga Tabung Haji di
Malaysia adalah seperti berikut :6
6 Lembaga Tabung Haji, Tabung Haji Citra Kejayaan Malaysia TH
Malaysia’s Success Story, h. 135
53
54
55
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Lembaga Tabung Haji
Dalam Negeri Sarawak
No. Nama Jabatan
1. Zaiton Bt Mohd Yusoff Pengarah Negeri
2. Mohammad Bin Salim Wakil Pengarah
Negeri
3. Noor Sharmille Bt Mohd
Sahat
Penolong Pengurus
Keuangan
4. Sharifah Rahanah Bt
Wan Drahman
Eksekutif
Pentadbiran/Haji
5. Mohd Lutfi Bin Nahrawi Eksekutif Khidmat
Pelanggan
6. Shapheri Bin Lamat Pengurus TH Miri
7. Imran Bin Setta Pengurus TH
Limbang
8. Madehi Bin Mahdan Pengurus TH Sarikei
9. Enche Guri Bin Musa Pengurus TH Mukah
10. Rolfandi Bin Awi Pengurus TH Sri
Aman
11. Mazian Binti Ismail Pengurus TH UTC
Sarawak
12. Mohammad Bin Salim Pengurus TH Sibu
13. Abdul Aziz Bin Obeng Pengurus TH Bintulu
56
Selanjutnya adalah struktur organisasi Lembaga
Tabung Haji dalam Negeri Sarawak di dalam konstitusinya
dikenal sebagai Jawatankuasa (komite) Lembaga Tabung
Haji Pusat di Sarawak yang dapat dianggap sebagai kuasa
eksekutif utama dalam lembaga ini. Di dalam struktur
organisasi ini, didapati bahwa pegawai (staff) dari daerah
yang akan memimpin organisasi pusat.
Tabel 3.3 Struktur Organisasi Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak (Penelitian Penulis)
No. Nama Jabatan
1. Zaiton Bt Mohd Yusoff Pengarah Negeri
2. Nor Sharmille Mohd
Sahat
Penolong Pengurus
Keuangan
3. Sh Rahanah Bt Wan
Drahman
Eksekutif
Pentadbiran/Haji
4. Mohammad Lutfi B
Nahrawi
Eksekutif Khidmat
Pelanggan
5. Anita Binti Boharis Eksekutif Keuangan
6. Siti Norzanah Bt Shahfri Sekretaris
7. Daliah Bt Abg Abd
Rahman Kerani Pentadbiran
8. Salleh Bin Hj Mohammad Kerani Khidmat
Pelanggan
9. Mohamad Helmi Bin
Sulaiman Kerani Teller
10. Hazidah Bt Bujang Salleh Kerani Haji
57
11. Yusuf Bin Was Kerani Teller
12. Liza Binti Ayup Kerani Teller
13. Faizal Rezan Bin Abd
Razak Kerani Teller
14. Zakaria Bin Saadi Kerani Pemasaran
15. Zulkipli Bin Abdul
Kassim Kerani Pemasaran
16. Nur Afiq Afifiq Bin
Sulong Kerani Keuangan
17. Ahmad Bin Tom Pemandu
18. Saroji Amit Polis Bantuan
19. Daud Bin Bojeng Pengawal
Keselamatan
20. Abang Bin Sujang Polis Bantuan
F. Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Tabung Haji
Lembaga Tabung Haji memainkan peran dalam
perkembangan pesat tamadun yang serba maju terutama
sebagai agen untuk meningkatkan standar kemajuan di
kalangan umat Islam di Malaysia. Tugas Tabung Haji tidak
hanya seperti sekarang ini yaitu menyimpan dana jamaah,
tetapi juga membantu mengembangkan posisi ekonomi
mereka secara keseluruhan serta menstabilkan ekonomi
mereka dengan aman.
Peranan lebih luas itu telah pun dimulai ketika dana
yang dihimpun telah digunakan untuk membantu negara
memulihkan ekonomi dari resesi baru-baru ini. Selain itu,
58
peranan Tabung Haji hendaklah lebih meluas dibawah Akta
535 (Lembaga Tabung Haji) seperti:7 mengelola dana,
mengelola segala hal yang berkaitan dengan kesejahteraan
jamaah haji dan untuk merumuskan kebijakan yang terkait
dengannya dan melakukan hal-hal lain yang diperlukan atau
dibenarkan berdasarkan undang-undang ini.
Lembaga Tabung Haji memiliki wewenang untuk
melakukan salah satu atau semua fungsinya secara
keseluruhan atau sebagian di Malaysia atau di luar Malaysia.
Lembaga Tabung Haji dapat berpartisipasi dalam segala
bentuk kerjasama untuk berbagi keuntungan atau melakukan
kegiatannya bersama-sama dengan mana-mana orang,
otoritas publik atau pemerintah yang terlibat dalam kegiatan
tersebut.
Selain itu, mengambil atau mengakuisisi saham dan
sekuritas dalam otoritas publik, korporasi atau badan lain apa
pun dan boleh menjual, memiliki atau memproduksikan
saham atau sekuritas tersebut atau berurusan dengannya,
membangun korporasi dengan nama yang dianggap sesuai
oleh lembaga untuk melaksanakan dan bertanggungjawab
atas operasi dan menguruskan apa-apa proyek, skim atau
perusahaan yang sudah dirancangkan atau diusahakan oleh
lembaga atau menubuhkan penubuhan syarikat di bawah
Akta Syarikat 1965 (Akta 125) bagi berpartisipasi dalam
kegiatan yang direncanakan oleh lembaga.8
7 Lembaga Tabung Haji, Tabung Haji Citra Kejayaan Malaysia TH
Malaysia’s Success Story, h. 30 8 Lembaga Tabung Haji, Tabung Haji Citra Kejayaan Malaysia TH
Malaysia’s Success Story, h. 27
59
Kini, Lembaga Tabung Haji memiliki peran yang lebih
luas sebagai pengurus kepada hal ehwal pemergian umat
Islam melaksanakan haji tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai
pengurus investasi yang efisien untuk meningkatkan modal
umat Islam dengan berinvestasi di sektor halal yang lebih
menguntungkan.9
Lembaga Tabung Haji telah terbukti mampu
meyakinkan para pendeposit dengan pengembalian investasi
yang tinggi dan telah berhasil menghindari dampak buruk
dari krisis ekonomi negara, karena ia memiliki pengurusan
investasi yang bijaksana bagi setiap ringgit simpanan yang
dikumpulkan. Dengan memperluas ruang lingkup investasi,
Tabung Haji secara langsung juga memberikan umat Islam
pilihan alternatif untuk investasi jangka panjang mereka di
berbagai sektor seperti hartanah, manufaktur dan investasi
yang sesuai menurut dengan syariah.
G. Pendaftaran Haji dan Bayaran
Lembaga Tabung Haji telah memperkenalkan sistem
pendaftaran haji terbuka berdasarkan konsep “Mendaftar
Dahulu, Didahulukan” (first come first serve) sejak dari
tahun 1995. Oleh karena itu, pendeposit tabung haji yang
mendaftar haji akan diinformasikan tahun untuk
melaksanakan ibadah haji berdasarkan tarikh dan waktu
pendaftaran haji yang telah dibuat. Ini berarti bahwa semua
9 Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 31 Juli 2019
60
pendeposit tabung haji yang telah membuat pendaftaran haji
wajar dipilih untuk berangkat haji apabila sudah tiba tahun
untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.
Syarat-syarat dalam mendaftar haji adalah seperti
berikut :10
1. Memiliki saldo minimum dalam Akun Tabung Haji
sebesar RM 1,300.
2. Tidak pernah melaksanakan fardhu haji.
3. Membawa dokumen identitas (Mykad) dan Akta
Kelahiran bagi yang berumur 12 tahun ke bawah ketika
mengajukan permohonan haji di Lembaga Tabung Haji.
Pendaftaran haji boleh dilakukan di :
1. Kantor Lembaga Tabung Haji dan kaunter mudah
alih Lembaga Tabung Haji.
2. Rakan Strategik Lembaga Tabung Haji.
a. Bank Islam dan Bank Rakyat
b. Mesin ATM Bank Islam, Bank Rakyat dan
Maybank
c. Laman web : Bank Islam, Bank Rakyat dan
Maybank
Biaya haji mengacu pada pembiayaan langsung dari
jamaah haji yang perlu dioperasikan dan dibayar oleh
Tabung Haji bagi tiap tahun. Ongkos naik haji di Malaysia
dibedakan menjadi 3 zona yaitu wilayah semenanjung,
10
Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov.
my/ms/haji/maklumat am/pendaftaran haji/off yang diakses pada 20 Disember
2019 jam 21:15 WIB.
61
wilayah Sarawak dan wilayah sabah. Komponen ongkos naik
haji Malaysia dapat diperinci sebagai berikut :11
a. Angkutan Malaysia – Arab Saudi.
b. Biaya pelayanan umum di Arab Saudi yang terdiri dari
general service dan Naqobahnya.
c. Biaya pemondokan Makkah dan Madinah.
d. Biaya konsumsi (living cost) selama di Arab Saudi.
e. Biaya lain-lain/dalam negeri.
Biaya haji mengacu pada jumlah uang yang ditetapkan
sebagai pembayaran seorang jamaah haji kepada Tabung
Haji untuk memungkinkan mereka melaksanakan ibadah haji
bagi tiap tahun. Sebagai panduan, biaya haji untuk tahun
1440H/2019M adalah seperti berikut :
Tabel 3.4 Ongkos Naik Haji di Malaysia
Kategori
(muassasah)
Kos haji Tanggungan
kos TH
Bayaran
haji
Warganegara
kali pertama
menunaikan
haji
RM 22,900 RM 12,920 RM 9,980
Warganegara
telah tunai haji
RM 22,900
+ RM 2,200
Tiada RM 22,900
+ RM 2,200
11
Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov. my/ms/haji/kos
haji/bayaran yang diakses pada 20 Disember 2019 jam 9:10 WIB.
62
Lembaga Tabung Haji juga terus menanggung biaya
jamaah haji yang akan berangkat haji di tahun tersebut.
Antara yang akan menjadi tanggungan dan dibiayai oleh
pihak Lembaga Tabung Haji adalah seperti berikut :
1. Penerbitan buku dan brosur panduan haji.
2. Kursus haji.
3. Petugas haji kebajikan dan medis.
4. Biaya yang terkait operasi haji di Tanah Air.
5. Perkhidmatan/layanan tambah nilai yang disediakan
untuk jamaah haji Malaysia.
6. Obat-obatan.
63
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Kegiatan Bimbingan Kursus Haji
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak khususnya
seksi penyelenggaraan haji berupaya menyelenggarakan
kursus haji dengan sebaik mungkin. Dan selalu membenahi
dari permasalahan-permasalahan haji yang sering terjadi
pada tahun-tahun sebelumnya serta senantiasa meningkatkan
kualitas pelaksanaan kursus haji tersebut.
Dalam menjayakan dan meneruskan pelaksanaan
kursus haji, kegiatan kursus haji di Sarawak khususnya
diselenggarakan oleh Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
dengan kerjasama antara Jabatan Agama Islam Sarawak
(JAIS), Kantor Kesehatan Sarawak dan Pejabat Mufti Negeri
Sarawak. Menurut kepala kantor lembaga tabung haji negeri
Sarawak, beliau menyatakan di tiap pelaksanaan kursus haji
di Negeri Sarawak juga turut dibantu oleh pihak Tabung Haji
(TH) Travel dan Ahli Jawatankuasa Masjid (Dewan
Kemakmuran Masjid) untuk bersama-sama dalam
menjalankan pelaksanaan kursus haji.1 Dan untuk
penanggung jawab sepanjang pelaksanaan kegiatan kursus
haji di seluruh negeri Sarawak adalah Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak itu sendiri. Di antara objektif kursus yang
dilaksanakan adalah seperti berikut :
1 Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
64
1. Memberikan paparan dan bimbingan ibadah haji dan
umrah kepada calon jamaah haji dan hal-hal yang
berkaitan dengan manajemen haji dan kesehatan.2
2. Sebagai eksposisi dan persiapan sebelum calon jamaah
berangkat ke Tanah Suci.3
3. Memberikan pengungkapan yang lebih spesifik tentang
pemahaman rukun dan wajib haji.4
4. Memberi paparan kepada jamaah haji dalam kelompok
yang ramai melaksanakan praktik secara bersamaan
untuk memberikan gambaran situasi di Tanah Suci.5
5. Memperkuatkan pemahaman tentang pelaksanaan ibadah
haji melalui praktek.6
6. Memaparkan calon jamaah haji kepada suasana dan
lingkungan yang ramai.7
7. Memberikan informasi terkini tentang manajemen haji.8
8. Membantu calon jamaah haji mendapat haji yang
mabrur.9
2 Hjh Sharifah Rahanah Bt Abd Rahman, Wawancara Kantor Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019 3 Hjh Sharifah Rahanah Bt Abd Rahman, Wawancara Kantor Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019 4 Ustadz Haji Najarudin Bin Haji Nedri, Wawancara Kuching Negeri
Sarawak, 21 Oktober 2019 5 Ustadzah Rukaiah Bt Zen, Wawancara Kuching Negeri Sarawak, 21
Oktober 2019 6 Ustadzah Rukaiah Bt Zen, Wawancara Kuching Negeri Sarawak, 21
Oktober 2019 7 Hjh Hazidah Bt Bujang, Wawancara Kantor Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak, 15 Juli 2019 8 Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019 9 Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
65
Tujuan dan manfaat menyelenggarakan kursus haji
adalah untuk memberikan pemahaman dan panduan tentang
seluruh perjalanan ibadah haji, pelaksanaan ibadah haji serta
perkara yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
manajemen haji dan penjagaan kesehatan. Dan yang paling
penting, tujuan utama kursus haji dilaksanakan adalah
memberi pemahaman yang jelas kepada seluruh calon
jamaah dalam proses pelaksanaan ibadah haji serta
membantu jamaah dalam mendapatkan haji mabrur.
Selain itu, Lembaga Tabung Haji Malaysia telah
menerbitkan beberapa buku panduan manasik haji bagi
memberi pemahaman yang lebih rinci kepada calon jamaah.
Hal ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab lembaga
kepada para calon jamaah dengan harapan meningkatkan
pengetahuan, wawasan serta pemahaman mereka secara
mandiri tentang ibadah haji.
Buku panduan manasik haji tersebut, di dalamnya telah
menjelaskan tentang keseluruhan petunjuk manasik haji dan
umrah, tata cara dan pelaksanaan ibadah haji yang meliputi
ketentuan hukum dan hikmah haji umrah serta ianya
dilengkapi dengan beberapa tempat bersejarah serta syiar-
syiar perhajian yang dianggap sangat penting untuk calon
jamaah yang hadir. Antara buku-buku panduan dan rujukan
yang di terbitkan oleh Bimbingan Ibadah Haji adalah seperti
berikut :
66
a. Buku Fiqh Ibadah Haji, Umrah Dan Ziarah
Buku ini adalah sebuah buku agama untuk
panduan manasik haji yang dilengkapi dalam
memberikan informasi tentang situs bersejarah di tanah
suci haram (Makkah) dan Madinah untuk mendapatkan
haji mabrur. Buku ini dibuat dengan arti sebagai rujukan
jamaah haji dan umrah secara gambaran yang lebih
detail dan terperinci. Bagian pertama dalam buku ini
membahas tentang fiqih haji dan umrah yang sangat
lengkap sedangkan bagian kedua pula membahaskan
tentang manfaat dan tujuan ziarah semasa di Tanah
Suci.10
b. Buku Soal Jawab Haji Dan Umrah
Buku ini menjelaskan tentang berbagai hal wajib
dan harus dalam haji. Juga, urusan haji Sunnah serta haji
mewakili orang lain. Tentu saja manasik dijelaskan
secara jelas di dalam buku ini. Semuanya, dikemas
dalam bentuk tanya jawab yang ringan namun
berkualitas. Buku ini referensi yang sangat penting bagi
calon jamaah haji yang memberikan solusi untuk
berbagai masalah haji wanita, jawaban atas berbagai
syubhat seputar haji serta kupas tuntas persoalan hari
raya dan kurban. Berbagai pertanyaan kontemporer lain
yang tidak kalah menggelitiknya juga dijawab oleh pihak
10
Lembaga Tabung Haji, Fiqh Ibadah Haji Umrah Dan Ziarah,
(Selangor : Bagian Bimbingan Jabatan Haji, 1984), h. 3
67
Lembaga Tabung Haji dengan metode yang paling cocok
bagi umat Islam di zaman modern.11
c. Buku Himpunan Doa-Doa Terpilih
Kumpulan doa yang dipilih dari ayat-ayat Al-
Quran menyatukan doa sederhana yang berasal daripada
Al-Quran. Doa-doa ini diakui mustajab dan dipraktikkan
sejak zaman Nabi Adam lagi. Doa-doa ini bukan semasa
perlu bahkan boleh dibaca sebagai dzikir yang menjadi
kegemaran para nabi dan rasul. Tujuan buku ini
diterbitkan adalah untuk membantu calon jamaah haji
yang ingin melancarkan dan memperbaiki bacaan doa
mereka dan mengikuti doa ini dari masa ke masa.
Namun itu bukan persyaratan wajib kepada calon jamaah
haji karena kita semua tahu bahwa doa hanyalah sunat.12
d. Buku Wirid Terpilih Untuk Dhuyufurrahman
Sebuah buku yang sangat efektif bagi calon
jamaah haji dan umrah yang akan berangkat
melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Buku ini sangat
kecil dan bisa di bawa kemana saja dan ianya berisi
berbagai doa yang bisa dipraktikkan di Tanah Suci.
Menariknya, buku ini juga memuat praktikal yang
diamalkan bagi setiap doa.13
11
Lembaga Tabung Haji, Soal Jawab Haji Dan Umrah, (Selangor :
Bagian Bimbingan Jabatan Haji, 1984), h. 4 12
Lembaga Tabung Haji, Himpunan Doa-Doa Terpilih, (Selangor :
Bagian Bimbingan Jabatan Haji, 2006), h. 2 13
Zahazan Mohamed, Wirid Terpilih Untuk Dhuyufurrahman, (Kangar
: Bagian Tabung Haji, 2006), h. 22
68
e. Buku Fiqh Haji Dan Umrah Wanita
Di antara topik paling penting yang dibahas adalah
masalah fiqih haji dan umrah terkait dengan wanita. Hal
ini karena jamaah haji wanita mewakili kuota yang
relatif besar yang mengerjakan ibadah haji tiap tahun.
Banyak masalah yang kompleks melibatkan mereka dan
perlu ditangani dengan sebaik mungkin untuk layanan
ibadah mereka.
Dalam hal ini, buku ini bertujuan untuk menyoroti
masalah-masalah haji dan umrah yang berfokus pada
permasalahan wanita yang dibahas dalam buku fiqh
ibadah haji, umrah dan ziarah. Hal ini karena buku ini
adalah salah satu media terpenting dalam penyampaian
hukum haji dan umrah oleh Lembaga Tabung Haji
kepada para jamaah haji. Seleksi ini dibuat untuk melihat
kepekaan Lembaga Tabung Haji terhadap masalah
hukum yang melibatkan jamaah haji wanita seperti yang
dibincangkan oleh buku tersebut, serta pengaruh mazhab
Syafie dan mazhab lain pada pemilihan hukum yang
dibahas. 14
f. Buku Nota Asas Haji
Materi Kursus Asas Haji (KAH) ini telah pun
diluluskan oleh Penasihat Ibadah Haji (TH-JAKIM).
Bagian yang dibicarakan di dalam buku ini adalah
pengertian haji dan umrah, sejarah Tanah Suci, rukun
14
Lembaga Tabung Haji, Fiqh Haji Dan Umrah Wanita, (Selangor :
Bagian Bimbingan Jabatan Haji, 2015), h. 2
69
haji, wajib haji, pentingnya kesehatan, cara mengerjakan
haji dan umrah, dam, ziarah Madinah, manajemen haji
dan praktik ibadah haji umrah. Calon jamaah haji dan
umrah yang akan menghadiri Kursus Asas Haji (KAH)
didorong untuk membawa buku ini bagi memberikan
pemahaman yang lebih rinci dan jelas tentang
pelaksanaan ibadah haji dan umrah.15
Buku-buku panduan yang tercantum di atas akan
diberikan secara gratis kepada jamaah haji yang terpilih
berangkat haji di tahun tersebut sebelum melewati beberapa
fase kursus haji yang wajib mereka hadiri. Bagi calon jamaah
yang tidak dipilih berangkat haji di tahun tersebut tetapi ingin
mendapatkan buku panduan di atas, mereka dapat
memperoleh buku ini dengan membelinya di Lembaga
Tabung Haji di masing-masing cabang.16
B. Materi Bimbingan Kursus Haji
Dalam materi bimbingan Kursus Haji adalah salah satu
hal pokok yang harus disampaikan oleh pihak
penyelenggaraan kepada calon jamaah dimana materi
merupakan bekal yang harus diketahui oleh jamaah agar
jamaah dapat melakukan ritual ibadah haji dengan lancar dan
membuat jamaah itu lebih mandiri. Materi bimbingan kursus
haji Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak dilakukan
15
Lembaga Tabung Haji, Nota Asas Haji, h. 2 - 4 16
Hjh Hazidah Bt Bujang Salleh, Wawancara via WhatsApp, Sarawak,
15 Juli 2019
70
berbasis regu dan materinya meliputi manasik ibadah,
manasik perjalanan dan manasik kesehatan.17
Buku paket bimbingan manasik haji dan umrah serta
doa dan dzikir manasik haji dan umrah adalah satu-satunya
materi dan sumber utama yang kuat dalam memberi
pemahaman kepada calon jamaah tentang apa saja yang
berkaitan dengan haji dan umrah ketika mereka berada di
Tanah Suci. Pengembangan materi tersebut disesuaikan
dengan keputusan Undang-Undang Malaysia Akta 535
Tabung Haji 1995 Seksyen 34 tentang syarat calon jamaah
haji sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Setiap materi bimbingan kursus haji dilaksanakan
selama 2 (dua) jam dan adapun materinya adalah seperti
berikut : 18
17
Hjh Sharifah Bt Abd Rahman, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019 18
Lembaga Tabung Haji, Nota Asas Haji, h. 2
71
Tabel 4.1 Materi Kursus Haji
Bil Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode
1 Pengenalan
ringkas ibadah
haji dan umrah –
Falsafah dan
penyucian jiwa.
Memperkenalkan
calon jamaah haji
tentang persiapan
untuk menunaikan
haji dan
menekankan
tantangan yang
akan mereka
hadapi di Tanah
Suci.
1. Haji adalah jihad
2. Hikmah ibadah
haji
3. Adab-adab
menuntut ilmu
Ceramah
dan tanya
jawab
2 Sejarah tanah
suci Makkah
dan kelebihan.
Jamaah haji dapat
mempelajari
sejarah Makkah
dan sirah
Nabawiyyah serta
menghayati
perjalanan haji
Rasulullah saw
berdasarkan
peristiwa Hajjatul
Wada’.
1. Sejarah tanah
haram Makkah
2. Pengenalan
Kaabah dan
Masjidil Haram
3. Sejarah air zam-
zam
4. Kawasan
Masya’ir haji
Ceramah,
tayangan
video dan
tanya
jawab
3 Pengenalan haji
dan umrah.
Jamaah haji
dijelaskan dengan
pentingnya
1. Pengertian Haji
dan sejarah
2. Dalil wajib haji
Ceramah,
tayangan
video dan
72
melaksanakan
ibadah haji,
pentingnya
mahram dalam
melaksanakan
ibadah haji dan
mengetahui
kewajiban mereka
dalam
melaksanakan
ibadah haji dan
umrah.
dan umrah
3. Kelebihan haji
dan umrah
4. Maksud haji
mabrur
5. Syarat wajib haji
dan umrah
6. Istito’ah
tanya
jawab
4 Rukun haji –
niat ihram haji
dan wuquf
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang rukun
haji, memberi
keyakinan kepada
jamaah haji dalam
melaksanakan
rukun haji dan
mengidentifikasi
perbedaan rukun
haji dan wajib
haji.
1. Niat ihram
2. Wukuf
Ceramah,
Tanya
jawab dan
praktik
73
5 Rukun haji –
tawaf dan jenis
tawaf.
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang tawaf
serta apresiasinya,
mampu dalam
melaksanakan
tawaf dengan
sempurna dan
mengetahui jenis
haji.
1. Tawaf
Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
6 Rukun haji – sai,
bertahallul pada
kebanyakan
rukun.
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang
rukun-rukun haji
(sai, bercukur/
bergunting dan
ketertiban kepada
kebanyakan
rukun).
1. Sai
2. Bercukur atau
bergunting
3. Tertib pada
kebanyakan
rukun
Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
7 Kesehatan Jamaah haji dapat
menjaga kesehatan
untuk
melaksanakan
ibadah haji dengan
1. Panduan
penjagaan
kesehatan
sebelum
berangkat
Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
74
sempurna. 2. Penjagaan
kesehatan
semasa di Tanah
Suci
3. Nasehat kepada
semua jamaah
8 Wajib haji – niat
ihram di miqat
dan jenis haji.
Untuk
memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang wajib
haji yaitu niat
ihram di miqat dan
kaitan niat ihram
di miqat dan
pelaksanaan jenis-
jenis haji.
1. Niat ihram di
Miqat
2. Tata cara
pelaksanaan haji
3. Faktor-faktor
pemilihan tata
cara pelaksanaan
jenis haji
Ceramah,
Tanya
jawab dan
praktek
9 Wajib haji –
larangan ihram
dan dam.
Memberi
kefahaman tentang
larangan ihram
dan dam serta
menghayati
hikmah-hikmah
larangan ihram
dan dam.
1. Jenis larangan
ihram
2. Pengertian dam
3. Jenis dam
4. Sebab-sebab
dam
5. Pelaksanaan
dam
6.
Ceramah,
Tanya
jawab dan
praktik
75
10 Wajib haji –
mabit di
Muzdalifah,
Mina dan Lontar
Jumrah.
Memberi
kefahaman kepada
jamaah haji
tentang wajib haji
(mabit di
muzdalifah, mina
dan melontar
jamrah).
1. Mabit di
Muzdalifah
2. Melontar jumrah
3. Mabit di Mina
4. Melontar ketiga-
tiga jamrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktek
dan
simulasi
11 Aurat dan
keizinan suami.
Memberi
pemahaman yang
mendalam
berkaitan
permasalahan
aurat lelaki dan
wanita sebelum
melaksanakan haji
semasa dan
selepas haji serta
memberikan
pemahaman
tentang
pentingnya
mendapatkan
persetujuan dari
suami atau wali
dalam melakukan
1. Aurat lelaki
2. Aurat wanita
3. Pentingnya
keizinan suami
atau wali semasa
berangkat haji
atau umrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktek
dan
simulasi
76
ibadah haji dan
umrah kearah
mendapat haji
mabrur.
12 Umrah dan niat
bersyarat.
Jamaah haji dapat
memahami cara
bagaimana
melaksanakan
ibadah umrah
dengan sempurna.
1. Huraian rukun
umrah
2. Huraian wajib
umrah
3. Cara
mengerjakan
umrah
4. Niat bersyarat
ketika
pelaksanaan
ibadah umrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktek
dan
simulasi
13 Taharah dan
solat.
Jamaah haji dapat
memahami dan
yakin dalam
melakukan
taharah, sholat
dengan betul dan
permasalahan
berkaitan aurat
dapat dibendung.
1. Wudhu dan
tayammum
2. Solat
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktik
dan
simulasi
77
14 Penyelesaian
kepada isu
ibadah wanita.
Memberi
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang
masalah
haid/istihadah
yang berkaitan
dengan masalah
ibadah wanita
semasa di Tanah
Air dan Tanah
Suci.
1. Haid Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
15 Tawaf wada’
dan ziarah
madinah.
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang tawaf
wada’ dan
memberi
pemahaman
pentingnya ziarah
ke Madinah,
menghargai sirah
perjuangan
Rasulullah dan
para sahabatnya
serta membangun
1. Hukum Tawaf
Wada’
2. Dalil
3. Tujuan ziarah
Madinah
4. Ziarah masjid
Nabi
5. Ziarah tempat
bersejarah
Madinah
Ceramah,
Tanya
jawab,
tayangan
video dan
simulasi
78
kecintaan kepada
Nabi.
16 Pengurusan haji. Memberi paparan
kepada jamaah
untuk memahami
proses pengurusan
haji sebelum,
selama dan setelah
melakukan haji
serta melahirkan
jamaah haji yang
informatif dan
mandiri.
1. Pengurusan haji
di Tanah Air
2. Pengurusan haji
di Tanah Suci
3. Mematuhi tata
cara tertib dan
aturan-aturan
tentang
penyelenggaraan
haji.
4. Menjaga nama
baik bangsa dan
negara selama di
Tanah Suci.
5. Hak
memperoleh
bimbingan
kursus haji.
6. Hak
memperoleh
pelayanan
dokumen,
akomodasi,
transportasi,
Ceramah,
Tanya
jawab dan
diskusi
79
konsumsi dan
pelayanan
kesehatan
selama di Tanah
Suci.
17 Amali ibadah
haji.
Memberi
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang
pelaksanaan
ibadah haji dan
umrah dengan
lebih jelas.
1. Ringkasan
proses
perjalanan haji
(flow chat)
2. Pakaian ihram
lelaki dan wanita
3. Tawaf
4. Sai
5. Melontar jamrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
tayangan
video,
simulasi
dan
praktik
Materi yang dijelaskan di Tabel 4.1 di atas adalah
menunjukkan materi kursus haji hasil daripada rapat
Bimbingan Ibadah Haji Tabung Haji Malaysia. Dalam
melaksanakan Kursus Asas Haji (KAH), Kursus Intensif Haji
(KIH), Kursus Khas Haji (KKH) dan Kursus Perdana Haji
(KPH), pembimbing kursus haji hanya menggunakan materi
yang telah disediakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji ini
sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Hal ini adalah
bagi mempermudahkan para pembimbing dalam
menyampaikan materi agar peserta atau calon jamaah yang
hadir dalam kursus haji dapat mengetahui apa saja materi
yang akan dipelajari di tiap pertemuan.
80
C. Metode Pelaksanaan Kursus Haji
Metode salah satu cara atau upaya yang dilakukan oleh
narasumber atau pembimbing dalam menyampaikan materi
agar proses bimbingan terhadap jamaah tercapai sesuai
dengan tujuan. Suatu metode sangat penting bagi
pembimbing agar jamaah merasa tidak jenuh dan bosan serta
jamaah mudah memahami isi materi yang disampaikan.
Adapun metode yang digunakan dalam melaksanakan kursus
haji menggunakan metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Peragaan
4. Tayangan video
5. Praktik manasik dan simulasi 19
Dalam melaksanakan kursus haji, penyampaian materi
kursus haji ini digunakan hanya dalam bentuk metode
ceramah, tanya jawab, peragaan, tayangan video, praktik haji
dan simulasi. Metode ini digunakan oleh seluruh cabang
Tabung Haji di negara Malaysia pada setiap tahun sesuai
dengan keputusan bimbingan ibadah haji Tabung Haji
Malaysia.
Kursus haji ini mencakup banyak aspek dan tidak
terbatas pada ibadah saja. Bahkan, ianya juga dilaksanakan
untuk memberi pemahaman filosofi haji dan ilmu untuk
melaksanakan haji. Kursus ini juga memberi pemahaman
19
Hjh Sharifah Bt Abd Rahman, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 30 September 2019
81
kepada calon jamaah haji melalui penyampaian powerpoint
dan menonton video untuk melihat sendiri situasi atau
keadaan yang sebenar semasa pelaksanaan ibadah haji
dilakukan.
Penyampaian materi dalam kursus haji tidak hanya
dalam aspek teori dan video, tetapi pelatihan practical
(praktek) juga dilakukan. Hal ini untuk memungkinkan calon
jamaah haji yang akan menunaikan haji merasai sendiri
pengalaman dan menerapkan teori yang sudah diajarkan oleh
pengkursus haji selama berkursus.20
D. Fase dan Pelaksanaan Kursus Haji
Pelaksanaan Kursus Haji di Malaysia sejalan dengan
kursus haji yang diselenggarakan dan dilaksanakan di setiap
cabang Lembaga Tabung Haji di Sarawak.
Beberapa fase Kursus Haji yang dikelola oleh Lembaga
Tabung Haji Malaysia adalah :
1. Kursus Asas Haji (KAH)
Kursus haji ini adalah fase pertama yang akan
diikuti oleh bakal jamaah haji sebelum berangkat ke
Tanah Suci. Kursus ini diadakan bermula dari bulan
Rabiul Awwal sehingga Jamadil Akhir setiap tahun.
Kursus ini diadakan pada hari sabtu yaitu 2 jam per
kursus dan ianya diadakan sebanyak 17 materi. Adapun
objektif pelaksanaan Kursus Asas Haji (KAH) di adakan
adalah seperti berikut :21
20
Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 2 Agustus 2019 21
Dilihat melalui aplikasi https:bimbinganibadathaji. weebly.
com/pengenalan-dan-objektif-kursus.html yang diakses pada 20 Agustus 2019
jam 16:11 WIB.
82
a. Memberikan paparan dan bimbingan ibadah haji dan
umrah kepada calon jamaah haji serta berkaitan
dengan pengurusan/manajemen haji dan penjagaan
kesehatan.
b. Sebagai paparan dan persiapan awal sebelum calon
jamaah haji berangkat ke Tanah Suci.
c. Membantu mendapat haji mabrur.
Kursus Asas Haji ini diadakan di masjid-masjid
tertentu di seluruh negara bagian yang bekerjasama dengan
ahli jawatankuasa masjid dan Jabatan Agama Islam Negeri
(JAIS). Materi kursus mencakup hal-hal yang berkaitan
tentang ibadah haji, kesehatan dan pengurusan/manajemen
haji di Tanah Air dan Tanah Suci.22
Kursus ini terbuka kepada semua umat Islam yang
berminat, apakah mereka telah mendaftar untuk berangkat
haji, daftar tunggu atau belum terdaftar tetapi tertarik dalam
mempelajari ilmu manasik haji dan umrah. Peserta kursus
tidak dibatasi umur dan jenis kelamin serta tidak dikenakan
biaya oleh Lembaga Tabung Haji.23
22
Lembaga Tabung Haji, Nota Asas Haji, h. 4 23
Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
83
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Kursus Asas Haji
Bil Tanggal dan
Waktu
Tempat
Kursus
Nama Penceramah dan Materi
1 Tanggal :
01/12/2018 –
26/01/2019
Hari : Sabtu
Waktu : 8:00 pagi –
12:30 siang
Masjid Darul
Abidin Jalan
Astana
Kuching
1. Ibadah Haji
a. Ustadz Ramzen Bin Ambi
b. Ustadz Shukri Bin Sarkawi
c. Ustadz Muhammad Adib Bin
Saini
d. Ustadzah Siti Asmah Bt
Khalid
2. Pengurusan Haji
a. Hajah Zaiton Bt Mohd Yusoff
3. Kesehatan
a. Dr Nurul Hassanah Binti
Muslim
2 Tanggal :
01/12/2018 –
26/01/2019
Hari : Sabtu
Waktu : 8:00 pagi –
12:30 siang
Masjid Darul
Hana Jalan
Patingan
Kuching
1. Ibadah Haji
a. Ustadz Najarudin Bin Nedri
b. Ustadzah Rukaiah Binti Zen
c. Ustadz Ali Bin Mohammad
d. Ustadz Ahmad Napis Bin
Badok
2. Pengurusan Haji
a. Hajah Zaiton Bt Mohd Yusoff
3. Kesehatan
a. Hj Mokhtar Bin Haili
3 Tanggal :
01/12/2018 –
26/01/2019
Hari : Sabtu
Waktu : 8:00 pagi –
12:30 siang
Masjid
Ikhawanul
Islam Taman
Sukma
Kuching
1. Ibadah Haji
a. Ustadz Abdul Rahim Bin
Rashid
b. Ustadz Wahab Sallehuddin
Ling
c. Ustadz Mohammad Fauzi Bin
Hairani
d. Ustadzah Rukaiah Binti Zen
2. Pengurusan Haji
a. Hajah Zaiton Bt Mohd Yusoff
3. Kesehatan
a. Dr Nurul Hassanah Binti
Muslim
84
4 Tanggal :
01/12/2018 –
26/01/2019
Hari : Sabtu
Waktu : 8:00 pagi –
12:30 siang
Masjid Darul
Taqwa
Kampong
Muara Tuang
Samarahan
1. Ibadah Haji
a. Ustadz Mohd Isselahuddin
Bin Kameri
b. Ustadz Mohamad Sharifuddin
Bin Abdul Kadir
c. Ustadz Sarbini Bin Ekom
d. Ustadzah Rogayah Binti Chek
2. Pengurusan Haji
a. Hajah Zaiton Bt Mohd Yusoff
3. Kesehatan
a. Dr Muhamad Irfan Yasin Bin
Ali Uddin
Tabel 4.2 di atas menjelaskan tentang jadwal kursus
haji pertama yaitu Kursus Asas Haji (KAH) yang dilakukan
oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak.
Terdapat juga masyarakat umum yang mengikuti
kursus haji ini selama beberapa tahun meskipun mereka
belum tiba untuk berangkat haji dan belum menerima surat
tawaran haji. Hal ini karena mereka sadar akan pentingnya
kursus yang dilaksanakan oleh Lembaga Tabung Haji serta
upaya mereka dalam meningkatkan pemahaman mereka
dalam pelaksanaan ibadah haji serta mendapatkan informasi
terbaru dalam persiapan awal sebelum berangkat ke Tanah
Suci.24
Pelaksanaan Kursus Asas Haji (KAH) tidak hanya
ditujukan kepada calon jamaah haji yang akan berangkat haji
di tahun tersebut, tetapi Kursus Asas Haji terbuka untuk
masyarakat umum sehingga semua masyarakat muslim dapat
24
Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 2 Agustus 2019
85
mengikuti atau menghadiri kursus ini. Kursus ini akan
dilaksanakan di empat masjid yang dipilih oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak di mana hari, waktu
dan materi yang disampaikan adalah sama. Terdapat
beberapa fase yang wajib diikuti atau dihadiri oleh calon
jamaah sebelum berangkat ke Tanah Suci yaitu :
a. Kursus Intensif Haji (KIH)
Kursus haji di fase kedua ini diwajibkan kepada
jamaah yang terpilih pada tahun tersebut sebelum
berangkat ke Tanah Suci. Kursus Intensif Haji (KIH) ini
adalah lanjutan daripada kursus asas haji (KAH). Ia
dilaksanakan selama dua (2) hari dengan memberi
penekanan kepada hal yang terpenting seperti jenis haji,
cara pelaksanaannya dan filosofi haji. Objektif Kursus
Intensif Haji (KIH) ini antaranya adalah seperti
berikut:25
1) Memberikan lebih banyak paparan dan pemahaman
yang secara rinci mengenai jenis dan tatacara
pelaksanaan haji.
2) Melahirkan jamaah haji yang memiliki ilmu
pengetahuan yang kuat dan dapat melaksanakan
ibadah haji dengan lebih sempurna.
3) Membantu mendapat haji yang mabrur.
25
Dilihat melalui aplikasi https:bimbinganibadathaji. weebly.
com/pengenalan-dan-objektif-kursus.html yang diakses pada 20 Agustus 2019
jam 16:52 WIB.
86
Materi dalam pelaksanaan kursus ini juga termasuk
ibadah haji, penjagaan kesehatan dan pengurusan haji di
Tanah Air dan Tanah Suci. Hanya calon jamaah haji
yang terpilih pada tahun berangkat haji akan diundang
untuk menghadiri kursus ini oleh Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak.
Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Kursus Intensif Haji
Bil Tempat Kursus Masa Nama Penceramah dan Materi
1 Auditorium Pusat
Penerangan Islam
Jalan Ong Tiang
Swee
93200 Kuching
Kelompok 1 :
16 & 17 April
2018, 8:00 –
17:00
Pembimbing Ibadah Haji
Kelompok 1 : Senin & Selasa
1. Haji Mohd Isselahuddin Bin
Kameri
2. Hajah Siti Asmah Bt Khalid
Kelompok 2 :
21 & 22 April
2018, 8:00 –
17:00
Kelompok 2 : Sabtu & Ahad
1. Haji Muhd Syariffuddin Bin
Abdul Kadir
2. Hajah Rukaiah Bt Zen
Kelompok 3 : Senin & Selasa
Kelompok 3 :
23 & 24 April
2018, 8:00 –
17:00
1. Haji Najaruddin Bin Nedri
2. Hajah Rogayah Binti Chek
Ceramah Kesehatan
1. Dr Suzalina Bt Sulaiman
2. Dr Mohd Ifran Yassin Bin Ali
Udin
Pengurusan Haji
1. Hajah Zaiton Binti Mohd Yusoff
87
b. Kursus Khas Haji (KKH)
Kursus haji ini merupakan lanjutan dari Kursus
Intensif Haji (KIH). Kursus ini dilaksanakan selama 1
hari dan diadakan pada bulan Sya’ban. Penekanan yang
diberikan semasa kursus ini adalah praktis ibadah dalam
kelompok kecil dan lebih khusus.
Peserta kursus adalah terdiri daripada mereka yang
tidak tahu membaca dan menulis serta yang gagal dalam
sesi ujian kefahaman sesi kedua dalam Kursus Intensif
Haji. Untuk peserta yang mendapat nilai (score) 39% ke
bawah dalam ujian pemahaman ibadah Kursus Intensif
Haji, mereka wajib mengikuti Kursus Khas Haji ini.
Adapun objektif kursus ini adalah seperti berikut :26
1) Memberikan paparan secara langsung cara
mengerjakan haji melalui praktik kepada warga
lanjut usia dan mereka yang tidak bisa menulis dan
membaca.
2) Mempraktikkan jamaah secara praktis dengan
pelajaran yang seimbang tentang efektivitas
bimbingan ibadah haji kepada jamaah haji yang
terlibat.
c. Kursus Perdana Haji (KPH)
Kursus haji fase terakhir ini akan diikuti oleh
semua calon jamaah haji sebelum berangkat ke Tanah
Suci. Diadakan di bulan Syawal di setiap negara bagian.
26 Dilihat melalui aplikasi https:bimbinganibadathaji. weebly.
com/pengenalan-dan-objektif-kursus.html yang diakses pada 20 Agustus 2019
jam 17:26 WIB.
88
Kursus ini dilaksanakan selama dua hari saja dan akan
mempertemukan calon jamaah haji dari seluruh negara
bagian.
Penekanan yang diberikan semasa kursus ini lebih
kepada praktikal ibadah haji dan umrah dalam kelompok
jamaah yang lebih besar. Kursus ini melibatkan praktikal
ibadah seperti tawaf, sai, wukuf, bermabit dan melontar
pada waktu malam. Calon jamaah haji akan bermalam di
tempat kursus dan hanya calon jamaah haji yang terpilih
berangkat haji pada tahun tersebut akan diundang untuk
menghadiri kursus ini yang diselenggarakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak.27
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Kursus Perdana Haji
Hari Materi
Hari Sabtu - Tayangan DVD kenangan haji pada tahun-
tahun sebelumnya
- Praktikal ibadah umrah (tawaf, sai dan tahallul
umrah
- Bacaan yassin dan doa selamat
- Praktikal ibadah haji (wukuf, mabit, melontar
dan tahallul awal haji)
Hari
Minggu
- Qiamullail
- Praktikal tawaf, sai dan tahallul thani haji
27
Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov.
my/ms/haji/maklumat bimbingan yang diakses pada 31 Juli 2019 jam 7:36
WIB.
89
- Ucapan pembimbing ibadah haji
- Ucapan pengurusan haji dari ketua tabung haji
negeri Sarawak
- Penyerahan tas kepada jamaah haji
Dalam pelaksanaan KPH terakhir ini, Tabung Haji
Negeri Sarawak lebih memfokuskan praktik ibadah
kepada jamaah seperti yang telah dijelaskan dalam Tabel
4.4 di atas. Antara objektif dalam pelaksanaan kursus ini
adalah seperti berikut :28
1) Melahirkan jamaah haji yang memiliki ilmu
pengetahuan yang kuat tentang ibadah, khususnya
praktikal ibadah haji sebagai persiapan terakhir
sebelum berangkat ke Tanah Suci.
2) Memaparkan kepada peserta kursus dalam
lingkungan dan jumlah jamaah haji yang ramai
semasa melaksanakan ibadah haji.
3) Memberikan informasi terkini tentang bagaimana
pengurusan/manajemen haji di Tanah Air dan Tanah
Suci.
Oleh itu, jamaah yang berangkat haji di tahun
tersebut wajib hadir dalam kursus terakhir ini untuk
memberi penjelasan dan gambaran yang lebih jelas
kepada mereka agar tidak berlakunya sebarang masalah
ketika melaksanakan ibadah di Tanah Suci.
28
Dilihat melalui aplikasi https:bimbinganibadathaji. weebly.
com/pengenalan-dan-objektif-kursus.html yang diakses pada 20 Agustus 2019
jam 17:45 WIB.
90
Penceramah atau pembimbing yang dipilih oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak untuk membantu
dalam pelaksanaan Kursus Perdana Haji ini adalah
terdiri daripada Jabatan Agama Islam Sarawak (JAIS)
dan Pejabat Mufti Negeri Sarawak seperti berikut :29
a. Ustadz Haji Syed Abdul Aziz Bin Haji Wan Hamid
Edruce
b. Ustadz Haji Mohd Syarifuddin Bin Abdul Kadir
c. Ustadz Haji Mohd Isselahuddin Bin Kameri
d. Ustadz Hj Ahmad Napis Bin Badok
e. Ustadz Haji Ramzen Bin Ambi
f. Ustadzah Hjh Rogayah Bt Chek
g. Ustadzah Hjh Rukaiah Bt Hj Zen
Tabel 4.5 Pembiayaan Kursus Haji Tahun 2018
No. Biaya Kursus Haji Tahun 2018 Jumlah
Sebenar (RM)
1. Bayaran Saguhati Masjid -
2. Katering Jamaah Haji -
3. Katering VIP -
4. Bayaran Penceramah / Pembimbing 1,280.00
5. Saguhati Petugas Tabung Haji 2,400.00
6. Saguhati Agensi Luar 1,450.00
7. Sewa Pengangkutan -
8. Banner -
JUMLAH BESAR 5,130.00
29
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak, Annual Report Laporan
Tahunan, (Kuching : Bagian Tabung Haji, 2007), h. 33
91
Tabel 4.6 Pembiayaan Kursus Haji Tahun 2019
No. Biaya Kursus Haji Tahun 2019 Jumlah
Sebenar (RM)
1. Bayaran Saguhati Masjid -
2. Katering Jamaah Haji -
3. Katering VIP -
4. Bayaran Penceramah / Pembimbing 560.00
5. Saguhati Petugas Tabung Haji 1,680.00
6. Saguhati Agensi Luar 1,000.00
7. Sewa Pengangkutan -
8. Banner -
JUMLAH BESAR 3,240.00
h. Setiap masjid yang dipilih oleh Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak akan dialokasikan total sebesar
RM 5,450.00 yaitu RM 4,250.00 untuk membayar
tunjangan pembimbing kursus haji dan RM 1,200.00
sumbangan kepada masjid bagi pembayaran utilitas.
Secara total, jumlah pembiayaan untuk empat
masjid adalah RM 21,800.00.
E. Jumlah Peserta Kursus Haji
Untuk peserta kursus haji yang menghadiri kursus haji
ini, mereka tidak dikenakan biaya sedikitpun. Pelaksanaan
kursus haji dari Kursus Asas Haji, Kursus Intensif Haji,
Kursus Khas Haji dan Kursus Perdana Haji dijalankan dari
awal sehingga selesai berjalan dengan lancar tanpa dikenakan
92
biaya kepada calon jamaah. Berikut adalah persentase peserta
yang menghadiri kursus-kursus haji di tahun 2018 dan
2019:30
Tabel 4.7 Peserta Kursus Asas Haji (KAH) 2018-2019
BIL TEMPAT PURATA KEHADIRAN
1439 H 1440 H
1 Masjid Darul Abidin,
Petra Jaya Kuching
298 orang 304 orang
2 Masjid Darul Hana
Patingan, Kuching
160 orang 240 orang
3 Masjid Darul Taqwa,
Muara Tuang Samarahan
241 orang 249 orang
4 Masjid Ikhwanul Islam,
Kuching
280 orang 230 orang
JUMLAH 979 orang 1,023 orang
Tabel 4.8 Peserta Kursus Intensif Haji (KIH) 2018
BIL KUMPULAN CALON HAJI 1439 H
L P JUMLAH
1 Muassassah 264 orang 321 orang 585 orang
2 THTS 21 orang 19 orang 40 orang
3 PJH 29 orang 31 orang 60 orang
JUMLAH 314 orang 371 orang 685 orang
30
Hjh Hazidah Bt Bujang Salleh, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 30 September 2019
93
Tabel 4.9 Peserta Kursus Intensif Haji (KIH) 2019
BIL KUMPULAN CALON HAJI 1440 H
L P JUMLAH
1 Muassassah 210 orang 243 orang 453 orang
2 THTS 10 orang 14 orang 24 orang
3 PJH 17 orang 25 orang 42 orang
JUMLAH 237 orang 282 orang 519 orang
Tabel 4.10 Peserta Kursus Perdana Haji (KPH) 2018
BIL KUMPULAN CALON HAJI 1439 H PERATUSAN
KEHADIRAN L P JUMLAH
1 Muassassah 262 orang 317 orang 579 orang 99%
2 THTS 21 orang 19 orang 40 orang 100%
3 PJH 23 orang 22 orang 45 orang 75%
JUMLAH 306 orang 358 orang 664 orang 97%
Tabel 4.11 Peserta Kursus Perdana Haji (KPH) 2019
BIL KUMPULAN CALON HAJI 1440 H PERATUSAN
KEHADIRAN L P JUMLAH
1 Muassassah 206 orang 242 orang 448 orang 99%
2 THTS 9 orang 13 orang 22 orang 92%
3 PJH 16 orang 24 orang 40 orang 95%
JUMLAH 231 orang 279 orang 510 orang 98%
94
F. Syarat Pembimbing Kursus Haji
Lembaga Tabung Haji Malaysia telah berkembang
untuk memenuhi tantangan dan tuntutan masyarakat. Dalam
upaya untuk meningkatkan kualitas pembimbing kursus haji
atau dikenali sebagai pembimbing manasik haji yang ada di
Malaysia, Lembaga Tabung Haji sangat mementingkan
komitmen tenaga kerja sebagai bagian dari tugas untuk
mencapai visi, misi dan objektifnya.
Oleh itu, Pengkursus Ibadah Haji Tanah Air (PEKTA)
dan Pembimbing Ibadah Haji Tanah Suci (PIHTAS) wajib
mengikuti Program Pembangunan sebelum dipilih menjadi
seorang pembimbing kursus haji. Antara Program
Pembangunan yang harus dihadiri adalah seperti berikut :31
a. Bengkel penilaian ibadah haji Tanah Suci
b. Muzakarah haji peringkat kebangsaan
c. Kelas Intensif Tafaqquh haji dan umrah
d. Kursus Pengukuhan Pembimbing Ibadah Haji Tanah
Suci (PIHTAS)
e. Kursus Training Of Trainers (TOT) bagi pengkursus
baru
Tujuan dari program-program ini adalah untuk
membuat PEKTA/PIHTAS yang berilmu pengetahuan,
berseragam dan terkoordinasi serta mampu membimbing
jamaah haji di Malaysia dan Tanah Suci dengan efektif.
31
Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov.
my/ms/haji/maklumat bimbingan yang diakses pada 31 Juli 2019 jam 19:15
WIB.
95
Calon pembimbing yang telah berpartisipasi dalam program
ini akan diberi Kad Tauliah (a credential card) oleh
Lembaga Tabung Haji Malaysia sebagai bukti yang mereka
berkelayakan dalam mengajar Haji dan Umrah kepada calon
jamaah haji Malaysia.
Pengkursus Ibadah Haji Tanah Air (PEKTA) yang
telah diberikan Kad Tauliah (a credential card) mengajar
haji dan umrah yang tidak berlaku hendaklah mengajukan
pembaruan dengan mengisi formulir atau dokumen
Brg/PH/HB/05-05 (pindaan 4/2015) 2 bulan sebelum
kartunya tidak aktif.
1. Pelantikan Pengkursus Ibadah Haji Tanah Air (PEKTA)
Mengisi formulir di kantor Lembaga Tabung Haji
Negeri dengan mengisi formulir atau dokumen
Brg/PH/HB/05-05 (pindaan 4/2015). Dalam pelantikan
atau pemilihan PEKTA, calon pembimbing akan
mengikuti tes bertulis dan lisan sebelum dipilih menjadi
Pengkursus Ibadah Haji Tanah Air (PEKTA). Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum
mengisi formulir atau dokumen yaitu :32
a. Telah menunaikan fardu haji dan umrah.
b. Memiliki tauliah mengajar (a credential card) yang
valid dan masih berlaku dari Majlis / Jabatan Agama
Islam Negeri.
32
Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov.
my/ms/haji/maklumat bimbingan yang diakses pada 31 Juli 2019 jam 21:36
WIB.
96
c. Mempunyai latarbelakang pendidikan agama dengan
kelulusan Diploma Pengajian Islam / Pendidikan
Islam.
d. Berakhlak mulia dan tidak merokok.
2. Pelantikan Pembimbing Ibadah Haji Tanah Suci
(PIHTAS)
a. Menjadi PEKTA Negeri atau Daerah serta dicalon
oleh pengarah negeri Tabung Haji Negeri.
b. Disertifikasi oleh Bagian Bimbingan.
c. Menghadiri Muzakarah Haji (selama 3 tahun
terakhir).
d. Lulus temu duga (interview) Pembimbing Ibadah
Haji Tanah Suci.
e. Tidak terlibat membawa jamaah haji.
f. Sehat tubuh badan dan umur tidak melebihi 60
tahun.
3. Sijil/Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji (SPIH)
Pengkursus atau Pembimbing Ibadah Haji diminta
untuk menghadiri kursus Sijil/Sertifikat Pembimbing
Ibadah Haji (SPIH), untuk memungkinkan mereka
ditawarkan menjadi Pembimbing Ibadah Haji di Tanah
Suci Makkah. Pengurus Besar Kanan Lembaga Tabung
Haji Datuk Syed Saleh Syed Abdul Rahman mengatakan
bahwa hal itu akan menjadi bagian dari persyaratan
wajib serta pemantauan kinerja mereka.33
33
Dilihat melalui aplikasi https: www//astroawani.com/ berita-malaysia
yang diakses pada 26 November 2019 jam 7:44 WIB.
97
Sijil/Sertifikat Pembimbing Ibadah Haji (SPIH)
merupakan program Lembaga Tabung Haji Malaysia
yang bekerjasama dengan Universiti Sains Islam
Malaysia (USIM) sejak tahun 2009 dalam upaya untuk
memastikan setiap PEKTA harus melalui proses
akademik yang sistematis dan efektif untuk
membimbing calon jamaah haji di Malaysia pada
khususnya.
Di antara objektif kursus Sijil Pembimbing Ibadah
Haji (SPIH) ini dilaksanakan adalah seperti berikut :
a. Untuk menghasilkan PIHTAS yang berpengetahuan
tinggi di bidang pengajian Ibadah Haji melalui
pembelajaran yang sistematis.
b. Menjelaskan hukum-hakam Ibadah Haji terkini
berdasarkan isu-isu dan masalah semasa serta hal
terpenting yang berkaitan dengan urusan bimbingan.
c. Menjadi PIHTAS yang mampu mengajar dengan
teknik pengajaran yang efektif.
Pelaksanaan Kursus Sijil/Sertifikat Pembimbing
Ibadah Haji (SPIH) adalah kursus yang wajib dihadiri
oleh pembimbing bagi mendapat menjadi Pembimbing
Ibadah Haji di Tanah Suci Makkah. Kursus ini
dilaksanakan selama enam (6) hari dan di antara materi
yang dilaksanakan dalam menghadiri kursus
Sijil/Sertifikat Pembimbing Ibadah Haji (SPIH) ini
adalah seperti berikut :
98
a. Profesionalisme dan Etika Bimbingan Haji dan
Umrah
b. Kaedah Pengajaran Berkesan
c. Sejarah, Falsafah dan Hikmah Haji dan Umrah
d. Hukum-Hukum dan Permasalahan Kontemporari
Ibadah Haji dan Umrah
e. Perbezaan Mazhab dalam Ibadah Haji dan Umrah
f. Kepimpinan Dakwah dan Integriti dalam Pekerjaan
g. Kemahiran Menolong (Kaunseling Asas)
h. Komunikasi dan Kemahiran Berunding dalam
Ibadah Haji dan Umrah
i. Pengurusan Kesehatan
j. Pengurusan Risiko dalam Ibadah Haji dan Umrah
k. Undang-Undang dalam Pengurusan Haji
l. Akidah dan Tazkiyyah Al-Nafs dalam Ibadah Haji
dan Umrah34
G. Sarana Pelaksanaan Kursus Haji
Sudah pasti, jamaah haji yang berilmu akan lebih fokus
serta faham akan kelebihan setiap amalan yang dilaksanakan
dan dapat melaksanakan ibadah mereka dengan lebih teratur
tanpa menghadapi sebarang masalah ketika berada di Tanah
Suci. Oleh itu, Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
senantiasa berusaha dalam memberikan tunjuk ajar dan ilmu
yang berkaitan ibadah haji umrah kepada calon jamaah haji
melalui beberapa tahapan Kursus Haji yang telah
34 Universiti Sains Islam Malaysia, Sijil Pembimbing Ibadah Haji,
(Kuala Lumpur, Bagian Penyelidikan Jabatan Haji, 2009), h. 3
99
dilaksanakan pada seluruh Negeri dan buku-buku panduan
ibadah haji yang diterbitkan.
Dalam kegiatan kursus haji, sarana untuk pelaksanaan
kursus haji harus sesuai standar yang ditetapkan guna
mewujudkan kemandirian jamaah haji baik dalam
pelaksanaan ibadah maupun perjalanan haji sesuai ketentuan
syariat agama Islam, dan saran kepada kursus haji dalam
bentuk menarik minat jamaah lain (masyarakat luar golongan
tua dan muda) bagi mengikuti kursus haji secara gratis tanpa
sebarang biaya sedikitpun.35
35
Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 30 September 2019
100
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Pelaksanaan Kursus Haji Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak Malaysia terhadap calon jamaah haji
Dilihat dari observasi penulis mewawancarai langsung ke
tempat penelitian dan juga berdasarkan data-data yang penulis
dapatkan selama melakukan penelitian mengenai kursus haji
melalui wawancara dan observasi selanjutnya adalah
menganalisis antara teori dengan praktik di lapangan.
Pelaksanaan kursus haji adalah salah satu bimbingan yang
diberikan kepada calon jamaah haji dan umrah yang berisi
tentang semua pengetahuan haji umrah, dari keberangkatan di
Tanah Air dan dalam perjalanan, selama di Arab Saudi dan
kembali ke Tanah Air.1 Adapun pengaruh kursus haji adalah teori
yang diberikan selama di Tanah Air yang dapat dipraktekkan
dengan benar ketika pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci serta
mendapatkan predikat haji mabrur dalam menjadi keperibadian
yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menjamin
keberlangsungnya perjalanan ibadah haji ini sangat penting dalam
memberikan kursus haji terhadap calon jamaah dalam mengetahui
tata cara pelaksanaan ibadah haji yang benar dan tata cara
perjalanan di Tanah Suci. Dalam kegiatan kursus haji yang akan
dilaksanakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
1 Ustadz Haji Najarudin Bin Haji Nedri, Wawancara Kuching Negeri
Sarawak, 21 Oktober 2019
101
ini sangat membantu seluruh para calon jamaah haji dalam
memberikan bimbingan sepenuhnya dari awal sehingga selesai.
Hasil dari observasi yang penulis dapati dalam memperoleh
sebuah data, tujuan utama kursus haji ini dilaksanakan adalah
untuk memberi pemahaman yang jelas kepada seluruh calon
jamaah dalam proses pelaksanaan ibadah haji serta membantu
jamaah dalam mendapatkan haji mabrur. Menurut Datuk Zulkefli
Salleh dan Salbiah Said sebagaimana yang dikutip oleh tim
penulis karya 50 Tahun Jubli Emas Lembaga Tabung Haji
Malaysia, kursus haji adalah pembelajaran dan pengetahuan yang
berkaitan dengan unsur-unsur ibadah haji kepada masyarakat
Islam yang akan menunaikan fardhu haji di Tanah Suci.
Hasil dari observasi dan data yang penulis perolehi juga
membantu para peserta yang menyertai kursus haji tersebut.
Seperti yang telah dikatakan oleh peserta-peserta hasil dari
penulis wawancarai, kebanyakan para peserta telah menyatakan
bahwa kursus haji telah meningkatkan pengetahuan mereka
tentang pelaksanaan ibadah haji setelah mengikuti kursus haji
yang diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak.
1. Tempat Pelaksanaan
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
semestinya mengadakan kursus-kursus haji di dalam
masjid sesuai dengan kapasitas masjid yang dipilih. Di
Sarawak, semua bagian di dalam Negeri Sarawak
melaksanakan kursus haji di masjid yang terpilih sesuai
dengan muatan kapasitas peserta.
102
Masjid bukan saja dijadikan tempat untuk
menunaikan solat dan ceramah saja, akan tetapi ianya
sesuai dijadikan tempat untuk menghidupkan majlis-
majlis ilmu agama seperti kursus-kursus yang berkaitan
tentang pelaksanaan ibadah haji. Selain itu, di saat
calon jamaah menghadiri kursus-kursus haji yang
dilaksanakan di dalam masjid, calon jamaah serta
pembimbing juga dapat memberi kepastian kepada diri
masing-masing untuk tepat waktu dalam menunaikan
solat. Dan terlebih lagi, masyarakat umum, calon
jamaah haji dan pembimbing juga dapat menunaikan
solat secara berjamaah di dalam masjid tersebut.
Masjid juga menjadi tempat untuk menyambung
tali silaturahim antar sesama muslim. Di mana,
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menyambangi
masjid dalam pelaksanaan kursus haji yang mana ianya
menjadikan titik tempat pertemuan dengan saudara-
saudara muslim di sekitar daerah Kuching Sarawak.
Seperti dalam pelaksanaan Kursus Asas Haji (KAH) di
tiap tahun, peserta yang menghadiri dalam kursus ini
bukan hanya dihadiri oleh calon jamaah haji saja,
bahkan ianya juga boleh dihadiri oleh masyarakat luar
tidak kira masyarakat tersebut menunggu antrian yang
lama untuk berangkat haji.2
2 Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
103
Menurut ibu Hajah Sharifah Rahanah Bt Wan
Drahman selaku pengurus pentadbiran haji menyatakan
bahwa kehadiran calon jamaah haji yang mengikuti
kursus haji ini semakin ramai dan terus meningkat dari
tahun ke tahun.3 Hasil dari observasi penulis langsung
ke tempat penelitian, berdasarkan dari keberlangsungan
pelaksanaan kursus-kursus haji ini telah dilokasikan di
masjid yang terpilih bagi mempermudahkan calon
jamaah untuk menghadiri kursus tersebut. Pelaksanaan
kursus haji di masjid juga turut membantu masyarakat
luar dalam mengetahui keberadaan pelaksanaan kursus
haji serta dapat memperoleh sedikit sebanyak tentang
ilmu manasik haji yang akan disampaikan oleh
pembimbing-pembimbing yang profesional.
Bagi menjayakan dan memantapkan lagi
keberlangsungan kursus haji tersebut, Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak melaksanakan kursus-kursus haji
di beberapa masjid yang mempunyai fasilitas aula yang
baik dan memadai serta memfokuskan calon jamaah di
masjid yang berhampiran. Hal ini sangat penting bagi
memberi kenyamanan dan keselesaan kepada
masyarakat muslim maupun calon jamaah agar mereka
dapat fokus kepada materi yang akan disampaikan oleh
nara sumber/pembimbing. Bukan itu saja, pentingnya
fasilitas aula yang baik juga dapat membantu pihak
3 Hjh Sharifah Rahanah Bt Abd Rahman, Wawancara Kantor Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
104
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak dalam
melaksanakan kursus-kursus haji dengan baik seperti
adanya kapasitas untuk jamaah, kursi, podium, kursi
tamu, AC standing, sound system, proyektor,
LCD/layar, VIP room dan toilet.
Dilihat dari data-data yang penulis dapatkan
selama melakukan penelitian mengenai kursus haji
melalui wawancara, terdapat peserta telah menyatakan
bahwa sepanjang pelaksanaan kursus haji ini
berlangsung, kendala yang sering terjadi adalah
masalah teknikal seperti speaker dan microphone yang
sering terjadinya gangguan sehingga para peserta
terganggu dalam mendengar apa yang disampaikan
oleh pembimbing kursus haji. Terdapat juga peserta
yang penulis wawancarai telah menyatakan bahwa
kapasitas masjid untuk melaksanakan kursus haji yang
tidak mencukupi untuk jamaah haji yang hadir dalam
pelaksanaan kursus haji tersebut.
Berdasarkan dari data yang penulis perolehi,
kursus haji yang diselenggarakan oleh pihak Lembaga
Tabung Haji Malaysia dengan kerjasama NGO Islam
Malaysia antaranya Jabatan Agama Islam (JAIS),
Pejabat Mufti Sarawak, TH Travel, Kantor Kesehatan
Sarawak dan Ahli Jawatankuasa Masjid telah
menjalankan kerjasama yang baik kepada Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak itu sendiri. Hal-hal yang
berkaitan dalam kerjasama mereka adalah seperti
105
pengurusan administrasi, pengurusan passpor, visa haji,
transportasi, akomodasi di Makkah, Madinah, Mina
dan Arafah, penjagaan kesehatan dan pelaksanaan
kursus haji.
Seperti halnya dalam pelaksanaan kursus haji di
masjid yang terpilih telah dibantu sepenuhnya oleh
Ahli Jawatankuasa Masjid dalam memberikan fasilitas
yang baik kepada seluruh peserta yang menghadiri
dalam kursus haji tersebut. Hasil kerjasama daripada
Ahli Jawatankuasa Masjid ini sedikit sebanyak telah
membantu dalam memberi kenyamanan dan keselesaan
kepada peserta yang hadir serta membantu para
pembimbing dalam menyampaikan materi semasa
pelaksanaan kursus haji diadakan.
2. Waktu Pelaksanaan
Kursus haji dilaksanakan sebanyak 4 kali yaitu
Kursus Asas Haji (KAH), Kursus Intensif Haji (KIH),
Kursus Khas Haji (KKH) dan Kursus Perdana Haji
(KPH). Keempat kursus haji yang dilaksanakan oleh
pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
mempunyai objektif dan tujuan yang tersendiri di mana
ianya dilaksanakan mengikut materi sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam pertemuan
sebelumnya.
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak telah
mengikut pelaksanaannya berdasarkan aturan yang
106
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan Kursus Asas Haji
(KAH), calon jamaah haji akan menghadiri sebanyak 9
kali pertemuan yaitu 2 bulan 1 minggu di mana setiap
pertemuan tersebut akan mengambil masa selama 2
jam per materi.
Manakala pelaksanaan Kursus Intensif Haji
(KIH) akan diadakan dari jam 8 pagi sehingga jam 5
sore selama 2 hari. Bagi pelaksanaan Kursus Khas Haji
(KKH) pula, pelaksanaannya hanya 1 hari tergantung
kepada pemahaman dan penilaian jamaah sepanjang
menghadiri kursus haji dan untuk kursus yang terakhir
yaitu Kursus Perdana Haji (KPH), jamaah akan
menghadiri kursus ini selama 2 hari yaitu bermula dari
siang sehingga hari berikutnya.
Kursus haji dikelompokkan menurut bentuknya,
seperti yang dikemukakan Mesyuarat Jawatankuasa
Penasihat Ibadah Haji (TH-JAKIM), bahwa kursus haji
yang dilaksanakan oleh Lembaga Tabung Haji
Malaysia mempunyai 2 bentuk sepertimana yang
berikut :
a. Bentuk Bimbingan Massal
Bentuk bimbingan massal dilaksanakan di
masjid-masjid yang terpilih oleh Lembaga Tabung
Haji mengikut cabang. Bimbingan massal ini
dilakukan selama 9 (sembilan) kali pertemuan
yaitu dalam pelaksanaan Kursus Asas Haji
107
(KAH).4 Metode bimbingan massal hanya
menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya
jawab dan simulasi. Adapun metode yang
digunakan dalam kursus ini sama dengan metode
yang dipakai oleh bentuk bimbingan kelompok
hanya membedakannya adalah bentuk bimbingan
massal pelaksanaannya secara umum kepada
masyarakat Islam, manakala bentuk bimbingan
kelompok pelaksanaannya lebih khusus kepada
calon jamaah haji yang akan berangkat haji di
tahun tersebut.
b. Bentuk Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya,
semua peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat,
menanggapi, memberi saran dan lain-lain
sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya
bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan
sendiri dan untuk peserta lainnya. Dalam bentuk
bimbingan kelompok ini dilaksanakan di masjid-
masjid yang terpilih dan dilaksanakan selama 4
(empat) kali pertemuan yaitu dalam pelaksanaan
4 Dilihat melalui aplikasi https: www//tabung haji. gov.
my/ms/haji/maklumat bimbingan yang diakses pada 22 Juli 2019 jam 17:28
WIB.
108
Kursus Intensif Haji (KIH), Kursus Khas Haji
(KKH) dan Kursus Perdana Haji (KPH).
Menurut penulis, dengan waktu yang
diberikan kurang lebih 2 jam per materi sangat
efektif. Dan waktu pertemuan sebanyak 9 kali
untuk KAH, 2 hari untuk KIH, 1 hari untuk KKH
dan 2 hari untuk KPH sudah cukup karena dengan
materi yang disampaikan lumayan banyak
mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji dan
perjalanan ibadah haji. Selain itu, ketersediaan
buku panduan dan rujukan yang diterbitkan oleh
Lembaga Tabung Haji kepada calon jamaah haji,
ianya dapat menjadikannya sebagai panduan serta
memantapkan lagi ilmu pengetahuan jamaah haji
dalam menguasai manasik dan tata cara
pelaksanaan ibadah haji.
Menurut dari beberapa ahli telah
menjelaskan bahwa pengertian penerapan adalah
suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori,
metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu
dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh
suatu kelompok atau golongan yang telah
terencana dan tersusun sebelumnya.
3. Pembimbing
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia
menyediakan pembimbing yang sudah berpengalaman,
memahami mengenai fiqih haji, memiliki kemampuan
109
leadership (kepemimpinan) dan sudah mempunyai kad
tauliah (a crediential card) dari Lembaga Tabung Haji
Malaysia.5 Hal ini karena, pembimbing atau
pengkursus yang menyampaikan beberapa materi
sangat dibutuhkan oleh para calon jamaah haji agar
mereka mengetahui berbagai ilmu tentang manasik haji
yang harus dimiliki oleh seluruh calon jamaah haji.
Dan untuk menjadi pembimbing atau pengkursus haji
ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara
lain :
a. Telah menunaikan fardu haji dan umrah.
b. Memiliki tauliah mengajar (a credential card)
yang valid dan masih berlaku dari Majlis / Jabatan
Agama Islam Negeri.
c. Mempunyai latarbelakang pendidikan agama
dengan kelulusan Diploma Pengajian Islam /
Pendidikan Islam.
d. Berakhlak mulia dan tidak merokok.
Hasil dari observasi yang penulis teliti,
pembimbing kursus haji yang menyampaikan materi
kursus haji kepada para peserta telah memenuhi
kesemua persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan
oleh pihak Lembaga Tabung Haji Malaysia.
Pembimbing yang terpilih bukan saja mempunyai
latarbelakang pendidikan agama semata-mata, akan
5 Ustadz Haji Najarudin Bin Haji Nedri, Wawancara Kuching Negeri
Sarawak, 21 Oktober 2019
110
tetapi merek juga berkomitmen dalam pengurusan
Tabung Haji Malaysia serta mempunyai kemampuan
dalam berbagai ilmu tentang manasik haji.
Menurut salah satu jamaah haji hasil dari
wawancara penulis yaitu ibu Zubaidah Binti Abdullah
tahun 2019, “Rata-rata sikap pembimbing kursus haji
memiliki sikap yang berkepimpinan, sabar, koperatif
dan sangat membantu dalam menyampaikan materi
dengan pengetahuan edukatif sehingga calon jamaah
haji mudah dalam memahami tata cara pelaksanaan
ibadah haji.”6
Berdasarkan dari apa yang dilihat hasil dari
observasi, Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak,
Malaysia sangat mementingkan komitmen tenaga kerja
sebagai bagian dari tugas untuk mencapai visi, misi dan
objektif pelaksanaan kursus haji. Hasil dari wawancara
penulis dengan kepala kantor Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak Malaysia, beliau menyatakan bahwa
seseorang yang berkeinginan dalam menjadi
pembimbing kursus haji Malaysia harus mempunyai
kriteria atau ciri-ciri bagi memenuhi persyaratan yang
ditetapkan sebelum dilantik menjadi seorang
pembimbing kursus haji di Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak, Malaysia.
6 Ibu Zubaidah Binti Abdullah, Wawancara, Kuching Negeri Sarawak,
19 Oktober 2019
111
Dalam perkembangan untuk memenuhi tantangan
dan tuntutan masyarakat, Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak, Malaysia sangat mengutamakan persyaratan
yang telah ditetapkan. Maka dengan ini, pembimbing
atau pengkursus yang telah memenuhi semua
persyaratan untuk menjadi pembimbing kursus haji
wajib mengikuti Program Pembangunan. Antara
program yang wajib diikuti atau dihadiri adalah seperti
berikut :
a. Bengkel penilaian ibadah haji Tanah Suci
b. Muzakarah haji peringkat kebangsaan
c. Kelas Intensif Tafaqquh haji dan umrah
d. Kursus Pengukuhan Pembimbing Ibadah Haji
Tanah Suci (PIHTAS)
e. Kursus Training Of Trainers (TOT) bagi
pengkursus baru
Program Pembangunan ini wajib dihadiri dan
dilaksanakan oleh calon pembimbing kursus haji
selama 6 (enam) hari sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Program ini sangat membantu calon
pembimbing sebelum mereka dipilih menjadi
pembimbing yang tetap dalam pelaksanaan kursus haji
seperti yang telah dikatakan oleh Ustadz Haji
Najarudin Bin Haji Nedri selaku pembimbing kursus
haji Negeri Sarawak, “Program Pembangunan ini
adalah untuk menguji tahap kebolehan dan keilmuan
seseorang tentang haji dan umrah. Selain itu, program
112
tersebut sangat penting bagi melahirkan pembimbing
yang berpengalaman dan professional.”
Program-program ini di adakan adalah untuk
membentuk pembimbing yang berilmu, seragam dan
mampu membimbing jamaah haji semasa di Malaysia
dan di Tanah Suci secara efektif dan berkesan. Calon
pembimbing yang telah berpartisipasi dalam program
ini akan diberikan kad tauliah (a crediential card) dari
Lembaga Tabung Haji Malaysia. Hasil dari data yang
penulis perolehi, seluruh pembimbing kursus haji
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak mempunyai kad
tauliah (a crediential card) dari Tabung Haji Malaysia
dan terbukti bahwasanya pembimbing kursus haji di
Negeri Sarawak telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan sebelum diakui
menjadi pembimbing kursus haji.
4. Materi
Materi adalah bagian terpenting dari proses
bimbingan kursus haji di mana pun karena selain
pembimbing yang berpengalaman dan memiliki ilmu
yang memadai, materi juga menjadi penunjang utama
dari sebuah kegiatan manasik. Materi harus dikemas
dengan baik dan dapat dengan mudah diterima oleh
calon jamaah haji agar menjadi tambahan dan bekal
ilmu untuk kelancaran serta pelaksanaannya ibadahnya.
Dalam pelaksanaan kursus haji, materi yang
disampaikan ketika bimbingan kursus haji telah sesuai
113
dengan keputusan Undang-Undang Malaysia Akta 535
Tabung Haji 1995 Seksyen 34 tentang syarat calon
jamaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci. Setiap
materi yang akan disampaikan oleh pembimbing kursus
haji akan dilaksanakan selama 2 (dua) jam. Adapun
materi yang disampaikan kepada calon jamaah adalah
seperti berikut :7
Bil Materi Tujuan Pokok Bahasan Metode
1 Pengenalan
ringkas ibadah
haji dan umrah –
Falsafah dan
penyucian jiwa.
Memperkenalkan
calon jamaah haji
tentang persiapan
untuk menunaikan
haji dan
menekankan
tantangan yang
akan mereka
hadapi di Tanah
Suci.
1. Haji adalah
jihad
2. Hikmah ibadah
haji
3. Adab-adab
menuntut ilmu
Ceramah
dan tanya
jawab
2 Sejarah tanah
suci Makkah
dan kelebihan.
Jamaah haji dapat
mempelajari
sejarah Makkah
dan sirah
Nabawiyyah serta
menghayati
perjalanan haji
1. Sejarah tanah
haram Makkah
2. Pengenalan
Kaabah dan
Masjidil Haram
3. Sejarah air zam-
zam
Ceramah,
tayangan
video dan
tanya
jawab
7 Ustadz Haji Najarudin Bin Haji Nedri, Wawancara Kuching Negeri
Sarawak, 21 Oktober 2019
114
Rasulullah saw
berdasarkan
peristiwa Hajjatul
Wada’.
4. Kawasan
Masya’ir haji
3 Pengenalan haji
dan umrah.
Jamaah haji
dijelaskan dengan
pentingnya
melaksanakan
ibadah haji,
pentingnya
mahram dalam
melaksanakan
ibadah haji dan
mengetahui
kewajiban mereka
dalam
melaksanakan
ibadah haji dan
umrah.
1. Pengertian Haji
dan sejarah
2. Dalil wajib haji
dan umrah
3. Kelebihan haji
dan umrah
4. Maksud haji
mabrur
5. Syarat wajib haji
dan umrah
6. Istito’ah
Ceramah,
tayangan
video dan
tanya
jawab
4 Rukun haji –
niat ihram haji
dan wuquf
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang rukun
haji, memberi
keyakinan kepada
jamaah haji dalam
1. Niat ihram
2. Wukuf
Ceramah,
Tanya
jawab dan
praktik
115
melaksanakan
rukun haji dan
mengidentifikasi
perbedaan rukun
haji dan wajib
haji.
5 Rukun haji –
tawaf dan jenis
tawaf.
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang tawaf
serta apresiasinya,
mampu dalam
melaksanakan
tawaf dengan
sempurna dan
mengetahui jenis
haji.
1. Tawaf
Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
6 Rukun haji – sai,
bertahallul pada
kebanyakan
rukun.
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang
rukun-rukun haji
(sai, bercukur/
bergunting dan
ketertiban kepada
1. Sai
2. Bercukur atau
bergunting
3. Tertib pada
kebanyakan
rukun
Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
116
kebanyakan
rukun).
7 Kesehatan Jamaah haji dapat
menjaga kesehatan
untuk
melaksanakan
ibadah haji dengan
sempurna.
1. Panduan
penjagaan
kesehatan
sebelum
berangkat
2. Penjagaan
kesehatan
semasa di Tanah
Suci
3. Nasehat kepada
semua jamaah
Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
8 Wajib haji – niat
ihram di miqat
dan jenis haji.
Untuk
memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang wajib
haji yaitu niat
ihram di miqat dan
kaitan niat ihram
di miqat dan
pelaksanaan jenis-
jenis haji.
1. Niat ihram di
Miqat
2. Tata cara
pelaksanaan haji
3. Faktor-faktor
pemilihan tata
cara pelaksanaan
jenis haji
Ceramah,
Tanya
jawab dan
praktek
9 Wajib haji –
larangan ihram
Memberi
kefahaman tentang
1. Jenis larangan
ihram
Ceramah,
Tanya
117
dan dam. larangan ihram
dan dam serta
menghayati
hikmah-hikmah
larangan ihram
dan dam.
2. Pengertian dam
3. Jenis dam
4. Sebab-sebab
dam
5. Pelaksanaan
dam
jawab dan
praktik
10 Wajib haji –
mabit di
Muzdalifah,
Mina dan Lontar
Jumrah.
Memberi
kefahaman kepada
jamaah haji
tentang wajib haji
(mabit di
muzdalifah, mina
dan melontar
jamrah).
1. Mabit di
Muzdalifah
2. Melontar jumrah
3. Mabit di Mina
4. Melontar ketiga-
tiga jamrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktek
dan
simulasi
11 Aurat dan
keizinan suami.
Memberi
pemahaman yang
mendalam
berkaitan
permasalahan
aurat lelaki dan
wanita sebelum
melaksanakan haji
semasa dan
selepas haji serta
memberikan
pemahaman
1. Aurat lelaki
2. Aurat wanita
3. Pentingnya
keizinan suami
atau wali semasa
berangkat haji
atau umrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktek
dan
simulasi
118
tentang
pentingnya
mendapatkan
persetujuan dari
suami atau wali
dalam melakukan
ibadah haji dan
umrah kearah
mendapat haji
mabrur.
12 Umrah dan niat
bersyarat.
Jamaah haji dapat
memahami cara
bagaimana
melaksanakan
ibadah umrah
dengan sempurna.
1. Huraian rukun
umrah
2. Huraian wajib
umrah
3. Cara
mengerjakan
umrah
4. Niat bersyarat
ketika
pelaksanaan
ibadah umrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktek
dan
simulasi
13 Taharah dan
solat.
Jamaah haji dapat
memahami dan
yakin dalam
melakukan
1. Wudhu dan
tayammum
2. Solat
Ceramah,
Tanya
jawab,
praktik
119
taharah, sholat
dengan betul dan
permasalahan
berkaitan aurat
dapat dibendung.
dan
simulasi
14 Penyelesaian
kepada isu
ibadah wanita.
Memberi
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang
masalah
haid/istihadah
yang berkaitan
dengan masalah
ibadah wanita
semasa di Tanah
Air dan Tanah
Suci.
1. Haid Ceramah,
Tanya
jawab dan
simulasi
15 Tawaf wada’
dan ziarah
madinah.
Memberikan
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang tawaf
wada’ dan
memberi
pemahaman
pentingnya ziarah
ke Madinah,
1. Hukum Tawaf
Wada’
2. Dalil
3. Tujuan ziarah
Madinah
4. Ziarah masjid
Nabi
5. Ziarah tempat
bersejarah
Ceramah,
Tanya
jawab,
tayangan
video dan
simulasi
120
menghargai sirah
perjuangan
Rasulullah dan
para sahabatnya
serta membangun
kecintaan kepada
Nabi.
Madinah
16 Pengurusan haji. Memberi paparan
kepada jamaah
untuk memahami
proses pengurusan
haji sebelum,
selama dan setelah
melakukan haji
serta melahirkan
jamaah haji yang
informatif dan
mandiri.
1. Pengurusan haji
di Tanah Air
2. Pengurusan haji
di Tanah Suci
3. Mematuhi tata
cara tertib dan
aturan-aturan
tentang
penyelenggaraan
haji.
4. Menjaga nama
baik bangsa dan
negara selama di
Tanah Suci.
5. Hak
memperoleh
bimbingan
kursus haji.
6. Hak
Ceramah,
Tanya
jawab dan
diskusi
121
memperoleh
pelayanan
dokumen,
akomodasi,
transportasi,
konsumsi dan
pelayanan
kesehatan
selama di Tanah
Suci.
17 Amali ibadah
haji.
Memberi
pemahaman
kepada jamaah
haji tentang
pelaksanaan
ibadah haji dan
umrah dengan
lebih jelas.
1. Ringkasan
proses
perjalanan haji
(flow chat)
2. Pakaian ihram
lelaki dan wanita
3. Tawaf
4. Sai
5. Melontar jamrah
Ceramah,
Tanya
jawab,
tayangan
video,
simulasi
dan
praktik
Dari tabel di atas, penulis telah menjelaskan
tentang materi kursus haji (manasik haji) yang
dilaksanakan telah sesuai dengan undang-undang yang
ditetapkan oleh pihak Lembaga Tabung Haji di seluruh
Malaysia.
Menurut Nor Ras Amierza jamaah haji pada
tahun 2019 menyatakan bahwa, “Jadwal dalam
122
pelaksanaan kursus haji yang diselenggarakan oleh
pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak ini sangat
sesuai, teratur dan terorganisir. Seperti pertemuan
pertama pengenalan secara ringkas ibadah haji dan
umrah, syarat dan rukun haji, bagaimana cara menjaga
kesehatan, perjalanan dan lain-lain. Jadwal pertemuan
pelaksanaan kursus haji dari awal sehingga akhir
sangat seimbang dan sesuai dengan materi yang telah
ditentukan agar materi yang disampaikan terfokus ke
objektifnya dan mempermudahkan lagi pemahaman
calon jamaah yang hadir.”8
Hasil daripada wawancara yang penulis perolehi,
seluruh pembimbing kursus haji Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak Malaysia telah bersependapat bahwa
materi yang mereka sampaikan kepada peserta kursus
haji sesuai dan sangat cukup dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Malaysia.
Para pembimbing telah menggunakan waktu yang
semaksimalnya dalam menyampaikan seluruh materi
kursus haji kepada peserta yang hadir.
Untuk materi yang disampaikan sesuai dengan
keputusan Mesyuarat Jawatankuasa Penasihat Ibadat
Haji (TH-JAKIM) bil : 2/1435H yang diterbitkan oleh
bagian bimbingan 2014/1435H. Adapun materi kursus
haji yaitu :
8 Ibu Nor Ras Amierza, Wawancara, Kota Samarahan, 17 Oktober 2019
123
a. Manasik ibadah haji
b. Manasik perjalanan/pengurusan haji
c. Manasik kesehatan
Dalam menyampaikan materi kepada para peserta
yang hadir dalam pelaksanaan kursus haji, pembimbing
berusaha dengan semaksimalnya dalam menyampaikan
ketiga-tiga materi yang telah ditetapkan oleh Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak. Untuk menghasilkan
penyampaian materi yang berkualitas dan
bersistematis, Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
telah menetapkan jadwal pelaksanaan kursus haji bagi
memudahkan pembimbing dalam menyampaikan
materi kepada peserta yang akan menghadiri kursus
tersebut.
Dalam meningkatkan lagi kualitas ibadah jamaah
sebelum melaksanakan kegiatan ibadah haji di Tanah
Suci, Lembaga Tabung Haji Malaysia telah
menerbitkan beberapa buku panduan manasik haji
sebagai bentuk tanggung jawab lembaga kepada para
calon jamaah. Hal ini dengan harapan buku panduan
yang telah diterbitkan dapat meningkatkan lagi ilmu
pengetahuan, wawasan serta pemahaman jamaah secara
mendiri tentang pengurusan dan pelaksanaan ibadah
haji. Antara buku-buku panduan dan dijadikan sebagai
rujukan adalah seperti berikut :
a. Buku Fiqh Ibadah Haji, Umrah dan Ziarah
b. Buku Soal Jawab Haji dan Umrah
124
c. Buku Himpunan Doa-Doa Terpilih
d. Buku Wirid Terpilih untuk Dhuyufurrahman
e. Buku Fiqh Haji dan Umrah Wanita
f. Buku Nota Asas Haji
Buku-buku panduan yang diterbitkan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia yang disenaraikan di
atas ini tidak hanya terkait tentang tata cara berhaji
saja, akan tetapi ianya juga mengandungi hal-hal yang
lebih substantif dan lebih kursial dari ritual proses haji
yang panjang tahapannya. Hal-hal yang berkaitan
adalah seperti mengapa harus tawaf, apa makna tawaf,
kenapa melaksanakan sai, bertahallul, melontar jumroh
dan sebagainya.
Kemabruran jamaah tidak hanya semata diukur
dari kesalehan personal, kesalehan individual di sisi
ibadah semata, akan tetapi ianya juga terefleksikan
pada kepedulian sosial dari seluruh jamaah haji
Malaysia. Pihak Lembaga Tabung Haji Malaysia
sangat menekankan buku panduannya mengandungi
kesemua hal berkaitan pelaksanaan ibadah dan ziarah
haji seperti yang telah dikatakan oleh Nor Ras
Amierza, “Buku panduan itu sangat bagus, ringkas dan
menjawab beberapa pertanyaan jamaah tentang
pelaksanaan ibadah haji”.
Semasa berjalannya pelaksanaan kursus haji,
peserta atau calon jamaah bukan saja disampaikan
materi oleh pembimbing kursus haji, bahkan peserta
125
yang hadir akan diberikan buku panduan secara gratis
tanpa dikenakan biaya oleh pihak Lembaga Tabung
Haji. Oleh itu, dengan adanya buku panduan tersebut
akan membantu peserta yang hadir dalam memberi
pemahaman yang jelas. Jamaah yang akan berangkat
haji tidak hanya sekadar menyandang predikat haji
karena sudah melaksanakan manasik tata cara haji,
namun mereka juga mendapatkan ilmu dan wawasan
yang lebih baik terkait dengan haji sehingga dapat
meningkatkan kualitas ibadah haji.
Selain itu, buku-buku panduan yang diterbitkan
oleh pihak Lembaga Tabung Haji Malaysia juga sedikit
sebanyak telah membantu para pembimbing kursus haji
dalam menyampaikan materi kepada peserta. Buku-
buku panduan akan menjadikan sebagai sumber
rujukan kepada para pembimbing dalam
menyampaikan materi semasa pelaksanaan kursus haji
berlangsung.
Semasa pelaksanaan kursus haji berlangsung,
penulis mendapati bahwa para pembimbing
menyampaikan materi sesuai dengan buku panduan
yang diterbitkan oleh Bagian Bimbingan Ibadah Haji.
Sesuai dengan pendapat yang telah dikatakan oleh
pembimbing kursus haji, Ustadz Haji Najarudin Bin
Haji Nedri, “Buku panduan yang diberikan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia sangat membantu para
pembimbing dalam menyampaikan materi kepada
126
peserta yang hadir dari kursus pertama (permulaan
kursus) sehingga kursus yang keempat (kursus
terakhir).”
5. Peserta Kursus Haji
Hasil dari data yang diperolehi, pihak Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak sangat mewajibkan
kepada seluruh calon jamaah haji dalam negeri
Sarawak khususnya bagi menghadiri kursus-kursus
yang diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung
Haji berdasarkan dengan Undang-Undang Akta Tabung
Haji 1995 (Akta 535). Maka, sebelum calon jamaah
haji berangkat haji pada tahun tersebut, mereka
seharusnya sudah melaksanakan dan menyelesaikan
kesemua kursus-kursus sesuai dengan ketentuan dan
kebijakan Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak.
Menurut ibu Hajah Zaiton Binti Mohd Yusoff
sebagai kepala kantor Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak menyatakan bahwa sebanyak 694 orang
jamaah haji Negeri Sarawak telah berangkat dan sudah
menunaikan haji pada tahun 2018.9 Data ini
memfokuskan kepada peserta dari negeri Sarawak yang
berkelayakan atau tercalon menunaikan ibadah haji di
tahun tersebut. Keseluruhan peserta yang dijemput
hadir dalam kursus haji tahun 2018 termasuk petugas
kebajikan dan perubatan adalah seramai 694 orang.
9 Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
127
Manakala, bakal haji saja yang dijemput hadir adalah
seramai 685 orang.
Dilihat dari data yang penulis perolehi, pada
tahun 2019 terdapat 519 orang calon jamaah haji dari
Negeri Sarawak yang telah berangkat haji. Keseluruhan
peserta yang dijemput hadir juga sesuai dengan jumlah
jamaah yang berangkat haji di tahun tersebut.
Keseluruhan peserta yang dijemput hadir kursus haji
adalah seramai 530 yaitu 519 orang calon jamaah haji,
3 orang petugas kebajikan dan 8 orang petugas
perubatan (kesehatan).
Pelaksanaan kursus haji pada tahun 2018 dan
2019 telah dihadiri oleh beberapa peserta yang
berlatarbelakang profesi yang berbeda seperti yang
telah dikatakan oleh pembimbing kursus haji negeri
Sarawak. Beliau menyatakan bahwa para peserta yang
menghadiri kursus haji di negeri Sarawak antaranya
terdiri dari guru pendidik, pegawai kerajaan, pegawai
swasta, ibu rumah tangga, pns, pedagang, mahasiswa
dan lain-lainnya.
Berdasarkan dari hasil wawancara dan hasil data
yang penulis perolehi, pelaksanaan kursus haji di
negeri Sarawak bukan hanya dihadiri oleh peserta dari
satu profesi saja, akan tetapi kursus ini telah dihadiri
oleh berbagai macam profesi masyarakat seperti yang
telah dikatakan oleh pembimbing kursus haji negeri
Sarawak. Hal ini terjadi karena pelaksanaan kursus haji
128
ini bukan hanya memfokuskan kepada jamaah yang
akan berangkat haji di tahun tersebut. Pelaksanaan
kursus haji ini adalah bersifat terbuka atau umum yang
boleh dihadiri oleh seluruh masyarakat muslim yang
berminat.
Dilihat dari observasi penulis wawancarai
langsung ke tempat penelitian dan juga berdasarkan
data-data yang penulis dapatkan selama melakukan
penelitian mengenai kursus haji di negeri Sarawak,
penulis menganalisis bahwa pembimbing kursus haji
dapat menyampaikan materi dengan baik kepada
peserta yang hadir kursus haji walaupun peserta kursus
haji tersebut berlatarbelakang profesi yang berbeda-
beda.
Oleh hal yang demikian, Lembaga Tabung Haji
Malaysia bukan saja mementingkan pembimbing yang
berpengetahuan tentang haji semata akan tetapi
berpengalaman juga dalam menyampaikan materi
kepada peserta yang bermacam profesi. Maka, lahirnya
seorang pembimbing yang professional dalam
menyampaikan materi dengan baik dan benar akan
meningkatkan kualitas para peserta kursus haji
sehingga tercapainya visi, misi dan objektif lembaga.
6. Metode
Dalam menyampaikan materi di Kursus Haji,
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak akan selalu
memberikan bimbingan yang baik dan professional
129
agar para jamaah haji merasa nyaman dan
berkeyakinan dalam melaksanakan ibadah haji di
Tanah Suci. Dalam menunjang kebolehan dan
kesungguhan pembimbing dalam menyampaikan
materi kursus haji, pembimbing telah menggunakan
beberapa metode antara lain yaitu metode ceramah,
tanya jawab, peragaan, praktek manasik dan simulasi.
Dilihat dari data yang penulis perolehi,
pembimbing kursus haji menyampaikan materi dengan
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, peragaan,
tayangan video, praktik manasik dan simulasi.
Pelaksanaan kursus haji dengan jumlah peserta sekitar
500 – 700 setiap kali pertemuan, dengan diadakan
kursus haji ini menurut penulis ianya diterapkan
dengan bermacam-macam metode yang dapat memberi
pemahaman yang lebih jelas kepada peserta tentang
manasik.
Menerapkan metode yang baik dalam
penyampaian materi akan memberi kesan yang positif
kepada para peserta. Para peserta yang menghadiri
kursus haji akan menjadi lebih paham dan mudah
dalam menerima apa yang dipelajari dengan diberikan
bimbingan manasik sehingga meningkatkan lagi
kualitas ibadah mereka. Hasil dari penulis wawancara
kepada para peserta yang pernah menghadiri kursus
haji, mereka telah memberi respon yang sangat baik
kepada pembimbing dengan menerapkan metode-
130
metode tersebut. Mereka juga menyatakan pembimbing
kursus haji sangat berusaha dalam memberi
pemahaman yang jelas kepada para peserta sehingga
berkesan dalam memahami hal-hal yang berkaitan
dengan ibadah haji.
Menurut Hajah Sharifah Rahanah, “Metode yang
digunakan oleh pembimbing sejauh ini menggunakan
metode ceramah, alat peraga, tanya jawab dan
praktek.” Dalam pelaksanaannya, menurut peneliti
metode yang diberikan oleh pembimbing memang
benar, antara lain : Ceramah, alat peraga, tanya jawab
dan praktek. Akan tetapi, antara kesemua metode ini
yang membuat jamaah lebih mudah memahami adalah
dengan menggunakan metode praktek.
Hal ini karena, hampir seluruh jamaah kurang
dalam menggambarkan situasi tata cara pelaksanaan
ibadah haji jika pemateri hanya menyampaikan materi
dengan menggunakan metode ceramah ataupun tanya
jawab saja. Maka dengan itu, pembimbing
menambahkan metode praktik secara langsung dalam
menyampaikan materi mereka agar jamaah lebih cepat
memahami.
Proses pembimbingan yang berkesinambungan
antara pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
dengan para jamaah, setelah peneliti melakukan
wawancara dengan pembimbing kursus haji telah
dinyatakan bahwa Lembaga Tabung Haji Negeri
131
Sarawak pada setiap tahunnya mengadakan ceramah
atau presentasi dengan menggunakan alat bantu berupa
infocus dan lcd untuk di presentasikan di hadapan calon
jamaah haji dengan berisikan materi-materi manasik
haji.10
Dengan adanya teknologi canggih yang semakin
meluas, metode tayangan video juga digunakan dalam
pelaksanaan kursus haji ini. Tayangan video juga
digunakan semasa hari pertama dalam pertemuan
kursus haji di mana video tersebut akan
menggambarkan bagaimana situasi atau keadaan
semasa di Tanah Suci.
Selain itu, para peserta atau calon jamaah yang
kurang paham akan materi yang diberikan oleh
pembimbing, maka para peserta bisa bertanya ke
narasumber dalam sesi tanya jawab yang diberikan di
akhir materi. Metode tanya jawab dilakukan ketika
prosesi bimbingan, yaitu memberikan kesempatan
kepada jamaah untuk bertanya seputar materi yang
disampaikan pembimbing yang sekiranya belum jelas
makna dan kandungannya.
Menurut Pembimbing Kursus Haji, metode yang
digunakan dalam menyampaikan materi di kursus haji
bukan saja melalui dari teori saja. Malah, metode
simulasi dan praktek juga sangat penting untuk
10
Ustadz Haji Najarudin Bin Haji Nedri, Wawancara Kuching Negeri
Sarawak, 21 Oktober 2019
132
mempermudahkan pelajaran agar peserta dapat
menggambarkan keterkaitan antara teori dengan
pergerakan.11
Dari penjelasan ini, penulis berkesimpulan bahwa
penerapan metode ceramah, tanya jawab, peragaan,
tayangan video, praktik manasik dan simulasi yang
dilakukan oleh pembimbing kursus haji dan Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak sudah memenuhi kaidah
metode penyampaian itu sendiri. Pembimbing kursus
haji juga menggunakan metode yang sama dalam
menyampaikan materi kepada calon jamaah agar
objektif pelaksanaan kursus haji tercapai dan calon
jamaah haji yang hadir boleh mempraktekkan apa yang
dipelajari dalam ibadah haji mereka.
Dengan metode yang sedia ada dan digunakan
oleh seluruh pembimbing kursus haji ini, hal ini akan
memudahkan lagi penyampaian materi mereka
sehingga jamaah haji yang hadir dalam kursus haji
dapat meningkatkan pemahaman dalam menguasai
ilmu pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci nanti.
7. Evaluasi
Dari hasil studi kepustakaan dan penelitian yang
penulis dapatkan yaitu tujuan-tujuan proses kursus haji
yang telah dicapai adalah bertambahnya ilmu
pengetahuan calon jamaah haji serta wawasan,
11
Ustadzah Rukaiah Bt Zen, Wawancara Kuching Negeri Sarawak, 21
Oktober 2019
133
pemahaman dan proses pelaksanaan ibadah haji. Calon
jamaah haji dapat memperagakan proses tawaf, sai,
melontar jumrah sehingga proses tahallul. Calon
jamaah dapat mengerti dan paham akan rukun dan
wajib haji, disertai dengan tempat praktik yang
memadai.
Tujuan dari proses kursus haji kepada jamaah
dijelaskan :
a. Agar semua calon jamaah memahami semua
informasi tentang pelaksanaan ibadah haji,
tuntunan perjalanan, petunjuk kesehatan dan
mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan
ibadah haji di tanah suci.
b. Agar jamaah haji dapat mandiri dalam
melaksanakan ibadah haji, baik secara mandiri,
regu atau rombongan.
c. Agar para jamaah haji mempunyai kesiapan
menunaikan ibadah haji baik mental, fisik,
kesehatan maupun petunjuk ibadah haji lain.
Evaluasi adalah bertujuan pada keseluruhan
dampak (Overall Impact) dari suatu program terhadap
pelayanannya. Evaluasi adalah merupakan tahap akhir
setelah selesainya suatu pelaksanaan dan akan
diketahui tercapainya tujuan. Pertanyaan utama pada
evaluasi adalah :
a. Adakah kecocokan pada program dengan apa yang
telah direncanakan (evaluasi relevansi program).
134
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
penulis dengan teknik observasi dan wawancara di
tempat lokasi penelitian, sebagaimana yang penulis
lihat dari hasil laporan penyelenggaraan kursus
haji lembaga tabung haji negeri Sarawak Malaysia
serta wawancara dengan pembimbing dan para
staff yang mengikuti kegiatan kursus haji tersebut,
telah terlaksananya proses bimbingan manasik haji
di masjid yang terpilih dengan sebagaimana
mestinya.
Mulai dari persiapan perencanaan yang
meliputi; rapat panitia, pembentukan panitia,
penetapan peserta dan pelaksanaan kegiatan serta
biaya yang perlu dikeluarkan selama proses
pelaksanaan kursus haji, bimbingan manasik pada
masjid negeri Sarawak kegiatan sudah dapat
dilaksanakan dengan apa yang diharapkan.
b. Apakah program berdampak pada tercapainya
target (masyarakat/calon jamaah haji) yang
berorientasi pada.
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dari
staff dan calon jamaah haji bahwa program kursus
haji telah memberikan manfaat kepada para calon
jamaah haji. Jamaah haji merasa mulai mempunyai
kemandirian sendiri karena telah mengetahui ilmu
tentang pelaksanaan ibadah haji. Wawasan dan
pengetahuan serta praktik simulasi ibadah yang
135
diberikan kepada calon jamaah haji berdampak
pada meningkatnya kualitas ibadah haji para calon
jamaah. Ianya telah membentuk jamaah lebih
mandiri dan istiqomah serta jamaah mampu
melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar
sesuai dengan syariat Islam.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kursus haji
menjadi hal penting yang diperhatikan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak guna
pembimbing kursus haji. Evaluasi yang digunakan
di Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak ini
melalui dua cara yaitu evaluasi internal dan
evaluasi eksternal.12
Evaluasi internal dilakukan antar pengurus
artinya antara pimpinan dengan bawahan
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kursus
haji yang sudah dilakukan biasanya satu minggu
sekali guna mengetahui kekurangan dan kelebihan
dalam memberikan pelayanan bimbingan ibadah
haji.
Sebagai penyelenggara, Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak meminta para pembimbing
kursus haji untuk memahami apa yang sudah
dianggap baik oleh jamaah. Seperti yang telah
diungkapkan oleh kepala kantor Lembaga Tabung
12
Hjh Zaiton Bt Mohd Yusoff, Wawancara Kantor Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak, 15 Juli 2019
136
Haji Negeri Sarawak, Hajah Zaiton Bt Mohd
Yussof agar Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak dapat mempertahankan apa yang sudah
baik, bahkan meningkatkan apa yang masih kurang
dalam pelaksanaannya.
Sedangkan evaluasi eksternal yang dilakukan
adalah dengan melibatkan jamaah untuk
memberikan responnya atau timbal balik (feed
back) terhadap pelayanan dan pelaksanaan yang
diberikan. Dengan demikian, maka akan
ditemukan berbagai kebutuhan penting yang
diperlukan jamaah, dan juga memberikan mutu
peningkatan pelaksanaan kursus haji yang lebih
baik dan berkualitas.
Hasil dari evaluasi yang sering dilakukan
oleh pembimbing dan Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak, mereka sangat menitikberatkan
respon dari para jamaah haji. Para jamaah perlu
memahami apa makna serta filosofi dari ritual
ibadah haji yang dilakukan. Mulai dari makna
ihram, tawaf, sai, hingga wukuf di Arafah sehingga
secara lebih mikro. Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak serta pembimbing berharap sepulangnya
jamaah dari ibadah haji, mereka akan menerapkan
filosofi yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.
137
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai
upaya hasil pembahasan penulisan skripsi ini dan melakukan
pengamatan rangkaian kursus haji pada Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak Malaysia, maka dengan ini penulis
dapat menyimpulkan kesimpulan sebagai berikut :
Penulis menilai bahwa tempat dan waktu
diadakannya pelaksanaan kursus haji di masjid-masjid negeri
Sarawak sangat mempengaruhi jumlah jamaah haji di setiap
tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari waktu dan hari
pelaksanaan kursus haji di hari sabtu dan minggu yang sesuai
dengan waktu di luar pekerjaan bagi karyawan dan libur
perkuliahan bagi mahasiswa/mahasiswi. Tempat atau lokasi
diadakannya pelaksanaan kursus haji yang sangat strategik
juga mempengaruhi kuantitas jamaah sehingga meningkatnya
jumlah peserta yang mengikuti kursus haji dari tahun ke
tahun. Selain itu, fasilitas tempat kursus haji yang lengkap
sudah tentu menjadi jaminan pembelajaran dan kenyamanan
bagi peserta yang hadir dari membuat contoh jalur safa
marwah, jamarat, mina, replika Ka’bah hingga perlengkapan
lainnya. Hasil wawancara dan data yang penulis perolehi,
dengan di adakannya pelaksanaan kursus haji ini telah
meningkatkan kualitas ibadah haji di setiap jamaah. Bahkan,
keberlangsungan kursus haji yang diselenggarakan oleh
138
pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak dengan adanya
narasumber/pembimbing yang memiliki kualitifikasi sebagai
pembimbing Kursus Haji yang berilmu dan berpengalaman.
Keberhasilan seseorang pembimbing yang professional
dalam menyampaikan materi juga menyelaraskan
penyampaiannya dengan menggunakan metode praktek di
setiap materi dan pertemuan. Hal ini telah memberi dampak
yang positif kepada seluruh peserta yang hadir dalam kursus
haji tersebut sehingga meningkatkan kualitas ibadah jamaah
berdasarkan teori yang telah disampaikan. Penulis menilai
pembimbing kursus haji telah menyampaikan materi yang
maksimal kepada peserta Kursus Haji dan menjadikan buku-
buku terbitan dari Lembaga Tabung Haji Malaysia sebagai
panduan mereka sesuai dengan keputusan Mesyuarat
Jawatankuasa Penasihat Ibadah Haji (TH-JAKIM) tahun
2013.
B. Saran
Akhirnya penulis hanya dapat memberikan sekelumit
saran Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia
yakni:
a. Mempertahankan pelayanan prima yang telah ada
dengan baik sehingga jamaah merasa kenyamanan, rasa
aman dan kepuasan demi menjaga kepercayaan.
b. Sebelum pelaksanaan kursus haji dijalankan, sebaiknya
memastikan fasilitas yang akan digunakan dalam kondisi
yang baik dari segi sarana dan prasarana yang akan
digunakan dalam pelaksanaan kursus haji.
139
c. Menambahkan durasi waktu dalam sesi tanya jawab
antara penceramah dengan peserta yang hadir dalam
kursus haji.
d. Melaksanakan/mengadakan kursus haji di sekolah-
sekolah agar golongan anak muda mempunyai ilmu
pengetahuan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji
sesuai dengan ketentuan syarak.
140
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Muhamad Rochimi. Segala Hal Tentang Haji Dan
Umrah. Jakarta : Erlangga. 2011
Anas, Muhammad. Mengenal Metodologi Pembelajaran. Jakarta
: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2012
Ayyub, Moh. E. Manajemen Masjid. Jakarta : Gema Insane Press.
1996
Aziz, Ali Moh. Ilmu Dakwah. Jakarta : Prenada Media. 2004
Departemen Agama RI. Fiqh Haji. Jakarta : Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji. 2012
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 1994
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama. 2008
Dimjati, Djamaluddin. Panduan Ibadah Haji Dan Umrah
Lengkap. Jakarta : Era Intermedia. 2006
Djajengminardo, Gayatri. Unik Dan Keistimewaannya Mekah
Dan Madinah. Jakarta : Rexa Pustaka. 2013
Hamid, Syamsul Rizal. Buku Pintar Agama Islam Cet ke 4.
Jakarta : Penerbit Lembaga Pengajaran / Kajian Dan
Konsultasi Agama Islam
Haramain. Al-Qur’an & Al-Karim Resam Uthmani Terjemahan &
Tajwid Berwarna. Selangor : Karya Bestari. 2017
Hasby, M. Baqir. Fiqih Praktis. Bandung : Mizan. 1999
Husaini dan Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT.
Bumi Aksara. 2010
141
Imamdudin, Dede. Mengenal Haji. Jakarta : PT Mitra Aksara
Panaitan. 2011
Kartono, Ahmad. Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji Menurut Empat Mazhab. Jakarta : Pustaka
Cendekiamuda. 2016
Kementerian Kesihatan Malaysia. Panduan Kesihatan Jemaah
Haji. Kuala Lumpur : Bagian Tabung Haji.
Koeswinarno. Efektivitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji.
Jakarta : Puslitbang. 2014
Lembaga Tabung Haji. Fiqh Haji Dan Umrah Wanita. Selangor :
Bagian Bimbingan Jabatan Haji. 2015
__________________, Fiqh Ibadah Haji Umrah Dan Ziarah.
Selangor : Bagian Bimbingan Jabatan Haji .2015
__________________, Garis Panduan Pembayaran Dam. Kuala
Lumpur : Bagian Bimbingan Jabatan Haji. 2015
__________________, Himpunan Doa-Doa Terpilih Di Tanah
Suci. Selangor : Bagian Bimbingan Jabatan Haji. 2010
__________________, Modul Kursus Asas Haji. Kuala Lumpur:
Bagian Bimbingan Jabatan Haji. 2014
__________________, Nota Asas Haji. Kuala Lumpur :. Bagian
Bimbingan Jabatan Haji. 1984
__________________, Panduan Perjalanan Jemaah Haji 1436
Hijrah. Kuala Lumpur : Bagian Bimbingan Jabatan Haji.
1997
__________________, Soal Jawab Haji Dan Umrah. Selangor :
Bagian Bimbingan Jabatan Haji. 2015
__________________, Tabung Haji Citra Kejayaan Malaysia
TH Malaysia’s Success Story. Kuala Lumpur : BERNAMA.
2013
142
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak. Annual Report Laporan
Tahunan. Kuching : Bagian Tabung Haji. 2007
Majieb, M. Abdul. Kamus Istilah Fiqih Edisi Kedua. Jakarta : PT
Pustaka Firdaus. 1995
Mohamed, Zahazan. Wirid Terpilih Untuk Dhuyufurrahman.
Kangar : Bagian Tabung Haji. 2006
Moleong, Lexy J. Metodologi Pendidikan Kualitas. Bandung :
Remaja Rosdakarya. 2009
______________, Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :
Remaja Rodakarya. 1991
Muhammad, Ablah Kahlawi. Buku Induk Haji Dan Umrah Untuk
Wanita. Jakarta : Zaman. 2009
Muhammad, Sayyid. Labbaik Allahumma Labbaik Panduan
Lengkap Menuju Haji Mabrur. Bandung : Pustaka Hidayah.
2006
Nafi’, Moh. Haji Dan Umrah; Sebuah Cermin Hidup. Jakarta :
Erlangga. 2015
Nasution, Harun. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta :
Djemabata. 1992
Ngalimun. Strategi Dan Model Pembelajaran. Yogyakarta :
Aswaja Pressindo. 2015
Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta :
Rineka Cipta. 1999
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Umum
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : PT Balai Pustaka.
2003
Sadiah, Dewi. Metode Penelitian Dakwah Pendekatan Kualitatif
Dan Kuantitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2015
143
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. Metode Penelitian
Survai. Jakarta : Catalog Dalam Terbitan. 2011Suryabrata
Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.
2012
Soejono dan Abdurrahman. Metode Penelitian Suatu Pemikiran
Dan Penerapan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005
Syaiefudin. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005
Syukur, Abdullah. Implementasi Latar Belakang Konsep
Pendekatan Dan Relevansinya Dalam Pembangunan.
Jakarta : Ujung Pandang. 1987
Universiti Sains Islam Malaysia, Sijil Pembimbing Ibadah Haji.
Kuala Lumpur : Bagian Penyelidikan Jabatan Haji. 2009
Usman, Nurdin. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2002
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Wawancara Penerapan Metode Kursus Haji
Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Haji Pada Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia : Sharifah Rahanah Bt
Wan Drahman
A. Data Wawancara :
Narasumber 1 : Hajah Zaiton Binti Mohd Yusoff
Jabatan : Pengarah Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak
Tempat : Kantor Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak, Lot 16-18, Jalan Satok, 93050
Kuching Sarawak, Malaysia.
Waktu : Senin, 15 Juli 2019
Pukul 13.00 WIB s/d selesai
B. Pertanyaan dan jawaban penelitian
1. Berapakah jumlah jamaah haji dari Negeri Sarawak yang
telah berangkat haji pada tahun 2018 dan 2019?
J : Pada tahun 2018 sebanyak 694 jamaah haji manakala
pada tahun 2019 sebanyak 519 jamaah haji.
2. Apakah persyaratan pembimbing/penceramah dalam
menyampaikan kursus-kursus haji kepada calon jamaah?
J : Pembimbing/penceramah di Malaysia terbagi kepada 2
(dua) yaitu Pengkursus Ibadah Haji Tanah Air (PEKTA)
dan Pembimbing Ibadah Haji Tanah Suci (PIHTAS).
PEKTA dan PIHTAS wajib mengikuti Program
Pembangunan yang dianjurkan oleh pihak Lembaga
Tabung Haji sebelum dilantik sebagai pembimbing
kursus-kursus haji. Antara program pembangunan yang
wajib dihadiri ada 5 (lima) yaitu Bengkel penilaian ibadah
haji Tanah Suci, Muzakarah haji peringkat kebangsaan,
Kelas Intensif Tafaqquh haji dan umrah, Kursus
Pengukuhan Pembimbing Ibadah Haji Tanah Suci
(PIHTAS) dan Kursus Training Of Trainers (TOT) bagi
pengkursus baru.
3. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan kursus haji?
J : Pihak TH Travel, Jabatan Agama Islam Sarawak,
Pejabat Mufti Negeri Sarawak dan Ahli Jawatakuasa
(AJK) Masjid.
4. Apakah tujuan utama Lembaga Tabung Haji
melaksanakan Kursus Haji?
J : Tujuan utama kursus haji dilaksanakan adalah sebagai
gambaran dan persediaan awal sebelum jamaah haji
berangkat ke Tanah Suci serta membantu mereka dalam
mendapatkan haji mabrur.
5. Apakah manfaat yang didapati terhadap calon jamaah
dalam mengikuti kursus haji yang diselenggarakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak?
J : Manfaat kursus haji kepada calon jamaah haji adalah
dapat memberi pemahaman dan panduan seluruh alur
perjalanan ibadah haji, pelaksanaan ibadah haji serta
perkara yang berkaitan dengan pengurusan haji dan
penjagaan kesehatan.
6. Apakah buku panduan yang diterbitkan oleh Lembaga
Tabung Haji diberikan secara gratis kepada jamaah haji?
J : Ya. Buku panduan yang diterbitkan oleh Lembaga
Tabung Haji diberi secara gratis kepada seluruh calon
jamaah haji yang wajib hadir mengikuti kursus haji
kecuali Buku Nota Asas Haji. Buku Nota Asas Haji bisa
didapatkan dan dibelikan di Lembaga Tabung Haji dengan
harga RM 25.00.
7. Apa saja kursus haji yang dilaksanakan?
J : Kursus haji yang dilaksanakan ada 4 fase yaitu Kursus
Asas Haji, Kursus Intensif Haji, Kursus Khas Haji dan
Kursus Perdana Haji.
8. Bilakah pelaksanaan kursus haji dilaksanakan?
J : Di tahun 2019, Kursus Asas Haji dilaksanakan
sebanyak 9 kali pertemuan di bulan Disember sehingga
bulan Januari di setiap hari sabtu. Kursus Intensif Haji
pula dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu di bulan April
manakala Kursus Khas Haji dilaksanakan sehari saja di
bulan April. Untuk kursus yang terakhir yaitu Kursus
Perdana Haji dilaksanakan sebanyak 2 hari di bulan Juni.
9. Sepanjang kursus haji berjalan, apakah ibu juga turut
menghadiri pelaksanaan kursus haji tersebut?
J : Ya, saya juga hadir bagi memantau pelaksanaan kursus
haji itu berlangsung.
10. Apakah ibu juga turut menyampaikan materi semasa
pelaksanaan kursus haji?
A. Data Wawancara :
Narasumber 2 : Sharifah Rahanah Bt Wan Drahman
Jabatan : Eksekutif Pentadbiran/Haji
Tempat : Kantor Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak, Lot 16-18, Jalan Satok, 93050
Kuching Sarawak, Malaysia.
Waktu : Senin, 15 Juli 2019
Pukul 13.00 WIB s/d selesai
B. Pertanyaan dan jawaban penelitian
1. Apakah bentuk metode yang digunakan dalam
penyampaian materi bimbingan kursus haji pada Lembaga
Tabung Haji?
J : Ceramah, tanya jawab, peragaan, praktik manasik dan
simulasi.
2. Dimanakah pelaksanaan kursus haji dilaksanakan?
J : Di masjid yang terpilih.
3. Berapa kali pelaksanaan kursus haji untuk calon jamaah
haji?
J : 14 kali pertemuan.
4. Apakah pelaksanaan kursus haji bekerjasama dengan
Jabatan/Agensi/NGO Islam lain?
J : Ya, ada.
5. Apa tujuan didirikannya Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak?
J : Tujuan wujudnya Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak adalah mengurus hal ehwal pemergian umat
Islam Negeri Sarawak khususnya dalam menunaikan
ibadah haji. Selain itu, sebagai pengurus pelaburan yang
cekap bagi meningkatkan modal umat Islam di Negeri
Sarawak dengan melaburkannya ke dalam sektor halal
lagi menguntungkan.
6. Menurut ibu, apakah objektif dalam pelaksanaan Kursus
Haji?
J : Sebagai eksposisi dan persiapan sebelum calon jamaah
berangkat ke Tanah Suci serta memberikan pengungkapan
yang lebih spesifik tentang pemahaman rukun dan wajib
haji.
7. Apa saja kendala yang pernah atau sering terjadi saat
pelaksanaan kursus haji?
J : Pernah terjadinya blackout (mati listrik) semasa
pelaksanaan kursus haji di masjid.
8. Bagaimana pihak Lembaga Tabung Haji
mengkonfirmasikan kepada calon jamaahnya dalam
menghadiri kursus haji?
J : Pihak Lembaga Tabung Haji menghubungi calon
jamaah haji lewat telpon, mengirimkan email dan
mengirimkan surat sesuai alamat rumah yang terdapat
dalam data jamaah haji. Selain itu, kami juga
menyampaikan konfirmasi pelaksanaan kursus haji
melalui iklan di laman sosial seperti facebook, twitter dan
portal rasmi Tabung Haji Malaysia.
A. Data Wawancara :
Narasumber 3 : Hazidah Binti Bujang Salleh
Jabatan : Kerani Haji Lembaga Tabung Haji
Tempat : Kantor Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak, Lot 16-18, Jalan Satok, 93050
Kuching Sarawak, Malaysia.
Waktu : Senin, 15 Juli 2019
Pukul 13.00 WIB s/d selesai
B. Pertanyaan dan jawaban penelitian
1. Apakah tugas ibu sebagai kerani haji dalam pelaksanaan
Kursus Haji?
J : Saya akan menghubungi calon jamaah haji, membuat
surat dan mengiklankan hal-hal yang berkaitan tentang
kursus haji di Negeri Sarawak.
2. Apa saja kendala yang ibu dapati sepanjang
mengumpulkan data calon jamaah atau menghubungi
jamaah hadir dalam kursus haji?
J : Jamaah haji yang tidak aktif nomor dan hal ini akan
menjadikan informasi tidak sampai kepada calon jamaah
haji.
3. Bagaimanakah cara ibu untuk meneruskan pelaksanaan
kursus haji ini berjalan dengan lancar dan sentiasa
meramaikan peserta dalam menghadiri kursus haji?
J : Saya akan mengajak peserta yang ingin hadir kursus
haji masuk ke dalam group whatsapp bagi mengelakkan
dari terputusnya informasi.
4. Bagaimanakah sistem pendaftaran bagi peserta atau calon
jamaah yang ingin menghadiri kursus haji?
J : Peserta atau calon jamaah haji harus berdaftar terlebih
dahulu di ruangan luar masjid sebelum masuk ke dalam
masjid. Semasa pendaftaran, peserta harus menunjukkan
kad pengenalan diri (identity card) sebagai syarat
mengikuti kursus haji.
5. Apa saja buku panduan yang diterbitkan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia?
J : Antara buku-buku panduan yang diterbitkan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia adalah seperti berikut :
a. Buku Fiqh Ibadah Haji, Umrah dan Ziarah
b. Buku Soal Jawab Haji dan Umrah
c. Buku Himpunan Doa-Doa Terpilih
d. Buku Wirid Terpilih untuk Dhuyufurrahman
e. Buku Fiqh Haji dan Umrah Wanita
f. Buku Nota Asas Haji
6. Apakah ibu juga turut menghadiri pelaksanaan kursus haji
tersebut?
J : Ya.
7. Apakah ibu juga turut menyampaikan materi semasa
pelaksanaan kursus haji?
J : Tidak, saya hanya menguruskan perihal administrasi
dan manajemen pelaksanaan kursus haji.
A. Data Wawancara :
Pembimbing Kursus Haji 1 : Ustadz Haji Najarudin Bin
Haji Nedri
Jabatan : Kepala Hakim Syarie,
Jabatan Kehakiman Syariah
Sarawak, Malaysia
B. Pertanyaan dan jawaban penelitian
1. Bilakah bapak mulai dilantik menjadi pembimbing kursus
haji di Sarawak?
J : Dilantik pada tahun 2011.
2. Apakah buku panduan yang diterbitkan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia membantu bapak dalam
menyampaikan materi?
J : Ya, sangat membantu dalam menyampaikan materi
kursus haji.
3. Apakah jenis manasik yang bapak akan sampaikan dan
fokuskan dalam pelaksanaan kursus haji di Negeri
Sarawak?
J : Meliputi manasik ibadah.
4. Dalam menyampaikan materi, apakah bapak mengikuti
buku panduan yang disediakan?
J : Ya, saya menyampaikan materi sesuai dengan panduan
yang disediakan oleh bagian bimbingan dalam Mesyuarat
Jawatankuasa Penasihat Ibadah Haji (TH-JAKIM).
5. Menurut bapak, apakah pentingnya mengikuti Program
Pembangunan sebelum menjadi seorang pembimbing?
J : Ya, sebelum dilantik menjadi pembimbing, calon
pembimbing wajib mengikuti Program Pembangunan
untuk menguji tahap kebolehan dan keilmuan seseorang
tentang haji dan umrah. Selain itu, program tersebut
sangat penting bagi melahirkan pembimbing yang
profesional.
6. Sepanjang menjadi pembimbing kursus haji, apa saja
tempat yang bapak pernah menyampaikan materi dalam
pelaksanaan kursus haji?
J : Masjid Darul Abidin Jalan Astana Kuching, Masjid
Darul Hana Jalan Patingan Kuching, Masjid Ikhwanul
Islam Taman Sukma Kuching, Masjid Darul Taqwa
Kampung Muara Tuang Samarahan, Dewan Martabat
Masjid Assyakirin Bintulu, Pusat Islam Sarawak dan Bilik
Kuliah Dewan Suarah Kota Samarahan.
7. Apakah materi yang disampaikan dari bapak atau dari
pihak Lembaga Tabung Haji?
J : Saya hanya menyampaikan materi yang telah
disediakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji.
8. Apa saja materi yang bapak berikan di setiap kali
pelaksanaan kursus haji?
J : Banyak, antaranya adalah :
a. Niat ihram haji dan wuquf
b. Tawaf dan jenis tawaf
c. Sai, bercukur/bergunting/tertib pada kebanyakan
rukun
d. Niat ihram di miqat dan jenis haji
e. Mabit di muzdalifah, mina dan melontar jamrah
9. Apakah pelaksanaan kursus haji berjalan dengan sangat
efektif?
J : Berjalan dengan sangat efektif. Kursus-kursus haji
dilaksanakan di masjid yang terpilih dan diadakannya
selama 14 kali pertemuan yaitu 9 kali pertemuan di KAH,
2 kali di KIH, 1 kali pertemuan di KKH dan 2 kali
pertemuan di KPH.
10. Apakah dengan adanya materi yang berbeda-beda, calon
jamaah lebih memahami dalam melaksanakan ibadah
haji?
J : Ya, mereka lebih memahami.
11. Apa latar belakang profesi para calon jamaah?
J : Ada yang dari guru pendidik, pegawai kerajaan,
pegawai swasta, ibu rumah tangga, ada yang pns,
pedagang dan lain-lainnya. Jadi tidak satu profesi saja,
berbagai macam profesi masyarakat yang hadir di dalam
kursus haji. Hal ini karena pelaksanaan kursus haji
bersifat terbuka dan umum untuk semua masyarakat
muslim di seluruh Malaysia.
12. Apakah selama berlangsungnya kursus haji ini ada
kendala yang terjadi?
J : Kalau kendala, pasti ada. Misalnya pelaksanaan kursus
asas haji (KAH). Ada sebagian masyarakat (bukan calon
haji) hadir di hari tersebut akan tetapi tidak hadir pada
pertemuan berikutnya. Hal ini akan menyebabkan
masyarakat tersebut sukar memahami di materi
selanjutnya dan saya sebagai pembimbing harus mencari
waktu yang lebih untuk menerangkan atau mengulangi
kepada masyarakat tersebut hal-hal materi sebelumnya.
13. Menurut bapak, apakah objektif dalam pelaksanaan
Kursus Haji?
J : Dengan diadakannya kegiatan kursus haji ini, dapat
memberikan pengungkapan yang lebih spesifik kepada
jamaah haji tentang pemahaman rukun dan wajib haji.
14. Berapa lama waktu untuk menyampaikan kursus haji?
J : Untuk Kursus Asas Haji, pelaksanaannya bermula dari
jam 08:00 – 12:30 selama 9 kali pertemuan. Untuk Kursus
Intensif Haji, pelaksanaannya bermula dari jam 08:00 –
17:00 selama 2 kali pertemuan. Manakala Kursus Khas
Haji hanya satu hari pertemuan tergantung dengan
pemahaman calon jamaah haji. Untuk pelaksanaan Kursus
Perdana Haji, pelaksanaannya diadakan selama 2 hari
bermula dari jam 13:00 sehingga jam 12 keesokan
harinya.
15. Apakah metode yang digunakan dalam menyampaikan
materi di kursus haji?
J : Antaranya adalah :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Peragaan
d. Tayangan video
e. Praktik dan simulasi
16. Menurut bapak, apakah metode yang baik dalam
penyampaian materi kursus haji itu sangat penting?
Berikan sebab.
J : Ya. Sangat penting. Hal ini adalah untuk memudahkan
para peserta faham apa yang akan disampaikan oleh
pembimbing kursus haji.
17. Apakah materi yang bapak akan sampaikan kepada
jamaah dalam Kursus Asas Haji (KAH) itu cukup dalam 2
jam pertemuan?
J : Ya, sangat cukup.
18. Siapakah yang menyediakan peralatan untuk pelaksanaan
amali (praktek)?
J : Dari pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
seperti :
a. Kain ihram
b. Selipar yang dibenarkan semasa ihram
c. Kaos kaki untuk wanita
d. Tali pinggang
e. Buku doa
f. Spray air (wudhu)
g. Kaabah mini, maqam ibrahim, hijr ismail
h. Model jemarat
i. Batu melontar
j. Gunting
k. Loud hailer
19. Apa saja harapan bapak kepada pihak Lembaga Tabung
Haji Negeri Sarawak dalam meneruskan pelaksanaan
kursus haji di Malaysia?
J : Berharap agar masyarakat muslim di seluruh negeri
sarawak sentiasa peka akan adanya pelaksanaan kursus
haji di masjid-masjid yang terpilih dan berharap agar
pelaksanaan kursus haji ini senantiasa mengekalkan
prestasi yang terbaik di tahun-tahun yang akan datang.
20. Dalam sesi tanya jawab, menurut bapak apakah calon
jamaah/peserta banyak menanyakan soalan?
J : Ya, banyak. Sesuai dengan waktu yang ditetapkan 30
minit untuk sesi tanya jawab.
A. Data Wawancara :
Pembimbing Kursus Haji 2 : Ustadzah Rukaiah Bt Zen
Jabatan : Pembantu Hal Ehwal Islam
Jabatan Agama Islam
Sarawak (JAIS)
B. Pertanyaan dan jawaban penelitian
1. Bilakah ibu mulai dilantik menjadi pembimbing kursus
haji di Sarawak?
J : Tahun 2012
2. Apakah buku panduan yang diterbitkan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia membantu ibu dalam
menyampaikan materi?
J : Ya, sangat membantu.
3. Apakah jenis manasik yang ibu akan sampaikan dan
fokuskan dalam pelaksanaan kursus haji di Negeri
Sarawak?
J : Materi tentang fiqih wanita.
4. Dalam menyampaikan materi, apakah ibu mengikuti buku
panduan yang disediakan?
J : Ya.
5. Menurut ibu, apakah pentingnya mengikuti Program
Pembangunan sebelum menjadi seorang pembimbing?
J : Ya. Sebelum menjadi pembimbing kepada para
peserta/jamaah, harus mengikuti mana-mana ujian untuk
melihat tahap pengetahuan tentang hal peribadatan haji.
6. Sepanjang menjadi pembimbing kursus haji, apa saja
tempat yang ibu pernah menyampaikan materi dalam
pelaksanaan kursus haji?
J : Masjid Darul Hana Jalan Patingan Kuching, Masjid
Ikhwanul Islam Taman Sukma Kuching, Dewan Martabat
Masjid Assyakirin Bintulu.
7. Apakah materi yang disampaikan dari ibu atau dari pihak
Lembaga Tabung Haji?
J : Menyampaikan materi yang disediakan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji.
8. Apa saja materi yang ibu sampaikan di setiap kali
pelaksanaan kursus haji?
J : Penjagaan aurat bagi wanita dalam melaksanakan
ibadah haji dan hal-hal yang berkaitan tentang masalah
haid wanita.
9. Apakah pelaksanaan kursus haji berjalan dengan sangat
efektif?
J : Ya. Berjalan dengan efektif.
10. Apakah dengan adanya materi yang berbeda-beda, calon
jamaah lebih memahami dalam melaksanakan ibadah
haji?
J : Ya. Mereka mudah memahami karena materi yang
disampaikan di tiap pertemuan berbeda-beda.
11. Apa latar belakang profesi para calon jamaah?
J : Ibu rumah tangga dan wanita berusia 25 ke atas.
12. Apakah selama berlangsungnya kursus haji ini ada
kendala yang terjadi?
J : Ya, ada. Antaranya semasa melakukan simulasi, para
peserta wanita tidak menjaga aurat dengan sempurna.
13. Menurut ibu, apakah objektif dalam pelaksanaan Kursus
Haji?
J : Memberi paparan kepada jamaah haji dalam kelompok
yang ramai melaksanakan praktik secara bersamaan untuk
memberikan gambaran situasi di Tanah Suci dan
memperkuatkan pemahaman jamaah tentang pelaksanaan
ibadah haji melalui praktek.
14. Menurut ibu, apakah metode yang baik dalam
penyampaian materi kursus haji itu sangat penting?
Berikan sebab.
J : Ya, metode dalam menyampaikan materi bukan saja
disampaikan melalui teori saja. Malah, metode simulasi
dan praktek sangat penting untuk mempermudahkan
pelajaran agar peserta dapat menggambarkan keterkaitan
antara teori dengan pergerakan.
15. Apakah materi yang ibu akan sampaikan kepada jamaah
dalam Kursus Asas Haji (KAH) itu cukup dalam 2 jam
pertemuan?
J : Ya, sangat cukup.
16. Apa saja harapan ibu kepada pihak Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak dalam meneruskan pelaksanaan kursus
haji di Malaysia?
J : Mengharapkan semoga pihak Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak senantiasa mengekalkan prestasi yang
terbaik dalam kursus haji.
A. Data Wawancara :
Pembimbing Kursus Haji 3 : Hajah Zaiton Bt Mohd Yusoff
Jabatan : Kepala Kantor Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak
B. Pertanyaan dan jawaban penelitian
1. Apakah buku panduan yang diterbitkan oleh pihak
Lembaga Tabung Haji Malaysia membantu ibu dalam
menyampaikan materi?
J : Ya.
2. Apakah jenis manasik yang ibu akan sampaikan dan
fokuskan dalam pelaksanaan kursus haji di Negeri
Sarawak?
J : Pengurusan haji.
3. Dalam menyampaikan materi, apakah ibu mengikuti buku
panduan yang disediakan?
J : Ya.
4. Menurut ibu, apakah pentingnya mengikuti Program
Pembangunan sebelum menjadi seorang pembimbing?
J : Ya. Sangat penting untuk mengetahui tahap
pemahaman pembimbing dalam ilmu manasik haji.
5. Sepanjang menjadi pembimbing kursus haji, apa saja
tempat yang ibu pernah menyampaikan materi dalam
pelaksanaan kursus haji?
J : Sangat banyak, antaranya di dalam daerah Kuching
Sarawak.
6. Apakah materi yang disampaikan dari ibu atau dari pihak
Lembaga Tabung Haji?
J : Sesuai dengan materi dari pihak Lembaga Tabung
Haji.
7. Apa saja materi yang ibu sampaikan di setiap kali
pelaksanaan kursus haji?
J : Antaranya adalah menjelaskan tentang pendaftaran
haji, kuota haji, uang naik haji dan pengurusan haji di
Tanah Suci.
8. Apakah pelaksanaan kursus haji berjalan dengan sangat
efektif?
J : Ya. Efektif.
9. Apakah dengan adanya materi yang berbeda-beda, calon
jamaah lebih memahami dalam melaksanakan ibadah
haji?
J : Ya. Mereka akan mudah faham.
10. Apa latar belakang profesi para calon jamaah?
J : Ada dari kalangan orang tua, remaja dan kanak-kanak.
11. Apakah selama berlangsungnya kursus haji ini ada
kendala yang terjadi?
J : Ya, ada.
12. Apakah manfaat yang diperolehi oleh calon jamaah dalam
mengikuti kursus haji?
J : Jamaah dapat memperbaiki dan menyempurnakan
ibadah haji serta meningkatkan pemahaman ilmu
pengetahuan dalam manasik haji.
13. Menurut ibu, apakah metode yang baik dalam
penyampaian materi kursus haji itu sangat penting?
Berikan sebab.
J : Ya, sangat penting. Hal ini karena penyampaian bukan
hanya berdasarkan dari teori saja, malah teori harus
disampaikan melalui pelbagai metode seperti praktek dan
simulasi untuk memberi pemahaman kepada calon jamaah
serta mempermudahkan dalam menyampaikan materi.
14. Menurut ibu, apakah objektif dalam pelaksanaan Kursus
Haji?
J : Menurut saya, pelaksanaan kursus haji dapat
memberikan informasi terkini kepada jamaah tentang
manajemen haji serta membantu calon jamaah haji
mendapat haji yang mabrur.
15. Apa saja harapan ibu kepada pihak Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak dalam meneruskan pelaksanaan kursus
haji di Malaysia?
J : Berharap agar pelaksanaan kursus haji sentiasa
memberi manfaat kepada masyarakat muslim serta
senantiasa mencapai objektif yang diinginkan.
16. Dalam sesi tanya jawab, menurut ibu apakah calon
jamaah/peserta banyak menanyakan soalan?
J : Ya, banyak.
Lampiran 2 : Hasil Wawancara Penerapan Metode Kursus Haji
Dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah Haji Pada Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak, Malaysia dengan Alumni Jamaah
Haji Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak.
Narasumber 1 : Puan Zubaidah Binti Abdullah @ Sinek
1. Kapan bapak/ibu berangkat haji?
J : Tahun 2019
2. Mekanisme pendaftaran haji yang manakah bapak/ibu
gunakan? Apakah melalui telepon atau datang ke kantor
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak?
J : Datang ke kantor Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak.
3. Bagaimanakah bapak/ibu mengenalpasti tahun berangkat
haji?
J : Melalui panggilan telpon, surat dan email.
4. Apakah bapak/ibu pernah menghadiri mana-mana kursus
haji sebelum tahun berangkatnya haji? Jika ada, nyatakan.
J : Ya, pernah. Menghadiri Kursus Asas Haji pada tahun
2016 dan 2017.
5. Apakah jadwal kursus haji yang dilaksanakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menepati waktu
bapak/ibu?
J : Ya, sangat menepati hari dan waktu karena kursus
dilaksanakan pada hari sabtu/minggu (bukan waktu kerja).
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang buku panduan
yang diterbitkan oleh Lembaga Tabung Haji?
J : Penggunaan bahasa Malaysia yang sangat mudah dan
ringkas serta foto yang dilampirkan di dalam buku
tersebut sangat jelas sehingga saya bisa gambarkan sendiri
keadaan di sana sebelum berangkat haji ke Tanah Suci.
7. Apakah bapak/ibu bisa memahami bahasa yang digunakan
oleh penceramah dalam menyampaikan materi kursus
haji?
J : Ya, bisa memahami karena menggunakan bahasa
loghat “Sarawak”.
8. Apakah di dalam setiap pertemuan kursus haji materi
yang diberikan sama?
J : Ya, berbeda.
9. Apakah materi yang diberikan atau disampaikan oleh
pembimbing sudah cukup jelas?
J : Ya, sangat jelas.
10. Apakah setelah mengikuti kursus haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak ada peningkatan dari segi ibadah?
J : Ya, tentu saja.
11. Apakah kursus haji ini bermanfaat bagi bapak/ibu?
Berikan alasannya.
J : Ya, sangat banyak memberikan manfaat.
12. Apakah dengan adanya kursus haji ini membantu
bapak/ibu ketika proses pelaksanaan haji di Makkah?
J : Ya, sangat membantu sekali.
13. Apakah pengetahuan tentang pelaksanaan haji bapak/ibu
bertambah setelah mengikuti kursus haji ini?
J : Ya, bertambah.
14. Siapakah yang menyampaikan materi di setiap pertemuan
kursus haji?
J : Narasumber nya adalah dari kalangan orang-orang
yang pakar dalam bidang perhajian.
15. Bagaimana sikap pembimbing terhadap jamaah yang
mengikuti pelaksanaan kursus haji ini?
J : Sangat baik dan komperatif.
16. Berapa lama kursus haji ini dilaksanakan? Apa dengan
waktu pertemuan tersebut sangat efektif kah?
J : Pertemuan kurang lebih 2 bulan dan ianya sangat
efektif
17. Apa alasan bapak/ibu mengikuti kursus haji?
J : Supaya lebih mantap lagi pelaksanaan ibadah hajinya.
18. Kapan pelaksanaan kursus haji di setiap pertemuan?
J : Setiap seminggu sekali.
19. Apakah bapak/ibu pernah menanyakan soalan semasa
kursus haji berlangsung?
J : Ya, pernah.
20. Apakah bapak/ibu berpuas hati dengan jawaban yang
mereka berikan?
J : Ya, menurut saya sangat berpuas hati karena jawaban
yang diberikan lebih detail dan jelas.
21. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai cara
narasumber dalam menyampaikan materi tentang ibadah
haji?
J : Pada pendapat saya, penceramah menyampaikan
materi dengan cara praktek, simulasi, tayangan video dan
pengalaman-pengalaman mereka agar saya lebih mudah
dan berkesan dalam memahami hal-hal yang berkaitan
dengan ibadah haji.
22. Apakah pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
menyediakan tempat atau ruangan yang nyaman dan
selesa untuk pelaksanaan kursus haji?
J : Ya, ruangan yang sangat selesa dan sesuai dijadikan
tempat kursus.
23. Apakah pembimbing juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada bapak/ibu setelah selesainya materi?
Jika ada, nyatakan.
J : Ya, ada. Mereka menanyakan apakah syarat-syarat
wajib haji sebelum melaksanakan ibadah haji.
24. Menurut bapak/ibu, apa saja kekurangan dari
penyampaian materi atau pelaksanaan Kursus Haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak terhadap calon jamaah haji?
J : Pernah mengalami masalah teknikal seperti speaker
dan microphone sehingga kan calon jamaah kurang fokus
dalam mendengar kursus haji.
25. Apa saran bapak/ibu terhadap pelaksanaan Kursus Haji
untuk meningkatkan kualitas ibadah calon jamaah haji?
J : Menambahkan lagi durasi waktu untuk sesi soal jawab
antara calon jamaah dengan penceramah/penyampai
materi.
Narasumber 2 : Mohamad Effy Safwandy
1. Kapan bapak/ibu berangkat haji?
J : Tahun 2018.
2. Mekanisme pendaftaran haji yang manakah bapak/ibu
gunakan? Apakah melalui telepon atau datang ke kantor
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak?
J : Datang ke kantor.
3. Bagaimanakah bapak/ibu mengenalpasti tahun berangkat
haji?
J : Melalui panggilan telpon.
4. Apakah bapak/ibu pernah menghadiri mana-mana kursus
haji sebelum tahun berangkatnya haji? Jika ada, nyatakan.
J : Belum pernah.
5. Apakah jadwal kursus haji yang dilaksanakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menepati waktu
bapak/ibu?
J : Ya, sangat sesuai.
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang buku panduan
yang diterbitkan oleh Lembaga Tabung Haji?
J : Penerangan dan penjelasannya yang sangat jelas.
7. Apakah bapak/ibu bisa memahami bahasa yang digunakan
oleh penceramah dalam menyampaikan materi kursus
haji?
J : Ya, penyampaian yang mudah dipahami.
8. Apakah di dalam setiap pertemuan kursus haji materi
yang diberikan sama?
J : Ya, berbeda.
9. Apakah materi yang diberikan atau disampaikan oleh
pembimbing sudah cukup jelas?
J : Sangat jelas.
10. Apakah setelah mengikuti kursus haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak ada peningkatan dari segi ibadah?
J : Ya, ada peningkatan.
11. Apakah kursus haji ini bermanfaat bagi bapak/ibu?
Berikan alasannya.
J : Ya, kursus haji dapat memberikan manfaat kepada
saya.
12. Apakah dengan adanya kursus haji ini membantu
bapak/ibu ketika proses pelaksanaan haji di Makkah?
J : Ya, ianya sangat membantu.
13. Apakah pengetahuan tentang pelaksanaan haji bapak/ibu
bertambah setelah mengikuti kursus haji ini?
J : Ya, alhamdulillah.
14. Siapakah yang menyampaikan materi di setiap pertemuan
kursus haji?
J : Dari ustadz-ustadz yang dilantik menjadi pembimbing
kursus haji.
15. Bagaimana sikap pembimbing terhadap jamaah yang
mengikuti pelaksanaan kursus haji ini?
J : Sangat berkepemimpinan.
16. Berapa lama kursus haji ini dilaksanakan? Apa dengan
waktu pertemuan tersebut sangat efektif kah?
J : 2 bulan lebih, dan sangat efektif.
17. Apa alasan bapak/ibu mengikuti kursus haji?
J : Agar saya memahami dalam melaksanakan ibadah haji
yang baik dan benar.
18. Kapan pelaksanaan kursus haji di setiap pertemuan?
J : Di hari sabtu.
19. Apakah bapak/ibu pernah menanyakan soalan semasa
kursus haji berlangsung?
J : Ya, pernah.
20. Apakah bapak/ibu berpuas hati dengan jawaban yang
mereka berikan?
J : Ya, sangat berpuas hati.
21. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai cara
narasumber dalam menyampaikan materi tentang ibadah
haji?
J : Lebih kepada tayangan video secara detail dan praktek.
22. Apakah pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
menyediakan tempat atau ruangan yang nyaman dan
selesa untuk pelaksanaan kursus haji?
J : Ya, ruangan yang sangat selesa dan sesuai dijadikan
tempat kursus.
23. Apakah pembimbing juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada bapak/ibu setelah selesainya materi?
Jika ada, nyatakan.
J : Ya, ada. Menanyakan tentang apa saja larangan ketika
berihram.
24. Menurut bapak/ibu, apa saja kekurangan dari
penyampaian materi atau pelaksanaan Kursus Haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak terhadap calon jamaah haji?
J : Kapasitas masjid yang tidak mencukupi untuk jamaah
haji yang hadir Kursus Asas Haji.
25. Apa saran bapak/ibu terhadap pelaksanaan Kursus Haji
untuk meningkatkan kualitas ibadah calon jamaah haji?
J : Menyarankan agar kursus haji dilaksanakan di sekolah
khususnya agar golongan anak muda mengetahui tentang
ilmu manasik haji.
Narasumber 3 : Nor Ras Amierza Binti Marzuki
1. Kapan bapak/ibu berangkat haji?
J : 2019
2. Mekanisme pendaftaran haji yang manakah bapak/ibu
gunakan? Apakah melalui telepon atau datang ke kantor
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak?
J : Ke kantor.
3. Bagaimanakah bapak/ibu mengenalpasti tahun berangkat
haji?
J : Mendapat panggilan dari Lembaga Tabung Haji
4. Apakah bapak/ibu pernah menghadiri mana-mana kursus
haji sebelum tahun berangkatnya haji? Jika ada, nyatakan.
J : Belum pernah.
5. Apakah jadwal kursus haji yang dilaksanakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menepati waktu
bapak/ibu?
J : Ya, pelaksanaan kursus haji dilaksanakan semasa saya
tidak kuliah.
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang buku panduan
yang diterbitkan oleh Lembaga Tabung Haji?
J : Sangat bagus, ringkas dan menjawab beberapa
pertanyaan tentang pelaksanaan ibadah haji.
7. Apakah bapak/ibu bisa memahami bahasa yang digunakan
oleh penceramah dalam menyampaikan materi kursus
haji?
J : Ya, bisa memahami.
8. Apakah di dalam setiap pertemuan kursus haji materi
yang diberikan sama?
J : Ya, berbeda.
9. Apakah materi yang diberikan atau disampaikan oleh
pembimbing sudah cukup jelas?
J : Ya, jelas sekali.
10. Apakah setelah mengikuti kursus haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak ada peningkatan dari segi ibadah?
J : Ya, alhamdulillah ada peningkatan dari segi
pemahaman saya.
11. Apakah kursus haji ini bermanfaat bagi bapak/ibu?
Berikan alasannya.
J : Ya, ianya sangat bermanfaat agar peserta dapat
mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji yang baik
dan benar.
12. Apakah dengan adanya kursus haji ini membantu
bapak/ibu ketika proses pelaksanaan haji di Makkah?
J : Ya, membantu.
13. Apakah pengetahuan tentang pelaksanaan haji bapak/ibu
bertambah setelah mengikuti kursus haji ini?
J : Ya.
14. Siapakah yang menyampaikan materi di setiap pertemuan
kursus haji?
J : Dari pembimbing kursus haji.
15. Bagaimana sikap pembimbing terhadap jamaah yang
mengikuti pelaksanaan kursus haji ini?
J : Sangat baik dan memahami peserta yang hadir.
16. Berapa lama kursus haji ini dilaksanakan? Apa dengan
waktu pertemuan tersebut sangat efektif kah?
J : Sangat efektif karena dilaksanakan lebih dari 2 bulan.
17. Apa alasan bapak/ibu mengikuti kursus haji?
J : Agar meningkatkan pemahaman dalam pelaksanaan
ibadah haji.
18. Kapan pelaksanaan kursus haji di setiap pertemuan?
J : Seminggu sekali pada hari sabtu.
19. Apakah bapak/ibu pernah menanyakan soalan semasa
kursus haji berlangsung?
J : Ya, pernah.
20. Apakah bapak/ibu berpuas hati dengan jawaban yang
mereka berikan?
J : Ya, sangat berpuas hati.
21. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai cara
narasumber dalam menyampaikan materi tentang ibadah
haji?
J : Pembimbing berusaha memberi pemahaman yang jelas
kepada peserta yang hadir.
22. Apakah pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
menyediakan tempat atau ruangan yang nyaman dan
selesa untuk pelaksanaan kursus haji?
J : Ya.
23. Apakah pembimbing juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada bapak/ibu setelah selesainya materi?
Jika ada, nyatakan.
J : Ya. Bertanyakan tentang putaran tawaf.
24. Menurut bapak/ibu, apa saja kekurangan dari
penyampaian materi atau pelaksanaan Kursus Haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak terhadap calon jamaah haji?
J : Tidak ada.
25. Apa saran bapak/ibu terhadap pelaksanaan Kursus Haji
untuk meningkatkan kualitas ibadah calon jamaah haji?
J : Mengekalkan prestasi yang terbaik dalam pelaksanaan
kursus haji di tahun akan datang.
Narasumber 4 : Nor Shafiqah Bt Abg Abd Rahman
1. Kapan bapak/ibu berangkat haji?
J : Tahun 2019
2. Mekanisme pendaftaran haji yang manakah bapak/ibu
gunakan? Apakah melalui telepon atau datang ke kantor
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak?
J : Melalui surat dan ditelfon oleh pihak Lembaga Tabung
Haji.
3. Bagaimanakah bapak/ibu mengenalpasti tahun berangkat
haji?
J : Dari aplikasi Dashboard Haji.
4. Apakah bapak/ibu pernah menghadiri mana-mana kursus
haji sebelum tahun berangkatnya haji? Jika ada, nyatakan.
J : Pernah, Kursus Asas Haji pada tahun 2016 dan 2017.
5. Apakah jadwal kursus haji yang dilaksanakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menepati waktu
bapak/ibu?
J : Ya, sangat sesuai.
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang buku panduan
yang diterbitkan oleh Lembaga Tabung Haji?
J : Sesuai dijadikan rujukan masyarakat umum.
7. Apakah bapak/ibu bisa memahami bahasa yang digunakan
oleh penceramah dalam menyampaikan materi kursus
haji?
J : Ya, bisa dipahami.
8. Apakah di dalam setiap pertemuan kursus haji materi
yang diberikan sama?
J : Ya, berbeda.
9. Apakah materi yang diberikan atau disampaikan oleh
pembimbing sudah cukup jelas?
J : Ya, sangat jelas.
10. Apakah setelah mengikuti kursus haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak ada peningkatan dari segi ibadah?
J : Ya, meningkat.
11. Apakah kursus haji ini bermanfaat bagi bapak/ibu?
Berikan alasannya.
J : Ya, kursus haji sangat membantu dan bermanfaat
kepada seluruh masyarakat.
12. Apakah dengan adanya kursus haji ini membantu
bapak/ibu ketika proses pelaksanaan haji di Makkah?
J : Sangat membantu.
13. Apakah pengetahuan tentang pelaksanaan haji bapak/ibu
bertambah setelah mengikuti kursus haji ini?
J : Ya, bertambah.
14. Siapakah yang menyampaikan materi di setiap pertemuan
kursus haji?
J : Dari kalangan ustadz dan ustadzah yang
berpengalaman dalam ibadah haji.
15. Bagaimana sikap pembimbing terhadap jamaah yang
mengikuti pelaksanaan kursus haji ini?
J : Berwawasan dalam penyampaian materi dan sangat
baik.
16. Berapa lama kursus haji ini dilaksanakan? Apa dengan
waktu pertemuan tersebut sangat efektif kah?
J : Melebihi 2 bulan dan ianya efektif.
17. Apa alasan bapak/ibu mengikuti kursus haji?
J : Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dalam manasik
haji.
18. Kapan pelaksanaan kursus haji di setiap pertemuan?
J : Setiap seminggu sekali.
19. Apakah bapak/ibu pernah menanyakan soalan semasa
kursus haji berlangsung?
J : Ya, pernah.
20. Apakah bapak/ibu berpuas hati dengan jawaban yang
mereka berikan?
J : Ya, berpuas hati. Pembimbing juga menjelaskan
pertanyaan peserta disertai dengan praktek.
21. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai cara
narasumber dalam menyampaikan materi tentang ibadah
haji?
J :Pembimbing menyampaikan teori dengan cara simulasi
dan praktek.
22. Apakah pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
menyediakan tempat atau ruangan yang nyaman dan
selesa untuk pelaksanaan kursus haji?
J : Ya, ruangan yang sangat selesa, dingin dan tenang.
23. Apakah pembimbing juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada bapak/ibu setelah selesainya materi?
Jika ada, nyatakan.
J : Ada. Mereka menanyakan tentang manfaat
melaksanakan ziarah.
24. Menurut bapak/ibu, apa saja kekurangan dari
penyampaian materi atau pelaksanaan Kursus Haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak terhadap calon jamaah haji?
J : Tidak ada.
25. Apa saran bapak/ibu terhadap pelaksanaan Kursus Haji
untuk meningkatkan kualitas ibadah calon jamaah haji?
J : Memperbanyakkan lagi video tentang tata cara
pelaksanaan ibadah haji untuk mempermudahkan lagi
para jamaah yang belum pernah berangkat haji bagi
melihat sendiri bagaimana melaksanakan ibadah haji yang
baik dan benar.
Narasumber 5 : Nor Ras Amierra Binti Marzuki
1. Kapan bapak/ibu berangkat haji?
J : 2019
2. Mekanisme pendaftaran haji yang manakah bapak/ibu
gunakan? Apakah melalui telepon atau datang ke kantor
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak?
J : Ke kantor.
3. Bagaimanakah bapak/ibu mengenalpasti tahun berangkat
haji?
J : Mendapat panggilan dari Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak.
4. Apakah bapak/ibu pernah menghadiri mana-mana kursus
haji sebelum tahun berangkatnya haji? Jika ada, nyatakan.
J : Pernah. Menghadiri Kursus Asas Haji.
5. Apakah jadwal kursus haji yang dilaksanakan oleh
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak menepati waktu
bapak/ibu?
J : Ya.
6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang buku panduan
yang diterbitkan oleh Lembaga Tabung Haji?
J : Sangat bagus. Sesuai dijadikan sebagai sumber bacaan
dan rujukan.
7. Apakah bapak/ibu bisa memahami bahasa yang digunakan
oleh penceramah dalam menyampaikan materi kursus
haji?
J : Ya.
8. Apakah di dalam setiap pertemuan kursus haji materi
yang diberikan sama?
J : Ya, berbeda.
9. Apakah materi yang diberikan atau disampaikan oleh
pembimbing sudah cukup jelas?
J : Ya, sangat jelas.
10. Apakah setelah mengikuti kursus haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak ada peningkatan dari segi ibadah?
J : Ya, meningkat setelah mengikuti kursus haji.
11. Apakah kursus haji ini bermanfaat bagi bapak/ibu?
Berikan alasannya.
J : Ya, sangat bermanfaat dan membantu para peserta
dalam melaksanakan ibadah haji.
12. Apakah dengan adanya kursus haji ini membantu
bapak/ibu ketika proses pelaksanaan haji di Makkah?
J : Ya, ianya sangat membantu saya.
13. Apakah pengetahuan tentang pelaksanaan haji bapak/ibu
bertambah setelah mengikuti kursus haji ini?
J : Ya.
14. Siapakah yang menyampaikan materi di setiap pertemuan
kursus haji?
J : Dari pembimbing kursus haji.
15. Bagaimana sikap pembimbing terhadap jamaah yang
mengikuti pelaksanaan kursus haji ini?
J : Sangat baik dan berkomitmen.
16. Berapa lama kursus haji ini dilaksanakan? Apa dengan
waktu pertemuan tersebut sangat efektif kah?
J : Ya, sangat efektif.
17. Apa alasan bapak/ibu mengikuti kursus haji?
J : Untuk menambah ilmu pengatahuan.
18. Kapan pelaksanaan kursus haji di setiap pertemuan?
J : Pada hari sabtu.
19. Apakah bapak/ibu pernah menanyakan soalan semasa
kursus haji berlangsung?
J : Ya, pernah.
20. Apakah bapak/ibu berpuas hati dengan jawaban yang
mereka berikan?
J : Ya, sangat berpuas hati.
21. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai cara
narasumber dalam menyampaikan materi tentang ibadah
haji?
J : Pembimbing berusaha memberi pemahaman yang jelas
kepada peserta yang hadir.
22. Apakah pihak Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
menyediakan tempat atau ruangan yang nyaman dan
selesa untuk pelaksanaan kursus haji?
J : Ya.
23. Apakah pembimbing juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada bapak/ibu setelah selesainya materi?
Jika ada, nyatakan.
J : Ya. Bertanyakan tentang aurat wanita.
24. Menurut bapak/ibu, apa saja kekurangan dari
penyampaian materi atau pelaksanaan Kursus Haji yang
diselenggarakan oleh pihak Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak terhadap calon jamaah haji?
J : Tidak ada.
25. Apa saran bapak/ibu terhadap pelaksanaan Kursus Haji
untuk meningkatkan kualitas ibadah calon jamaah haji?
J : Mengekalkan prestasi yang terbaik dalam pelaksanaan
kursus haji di tahun akan datang.
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 4 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan
Penelitian
Lampiran 5 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 : Undang-undang Lembaga Tabung Haji
Malaysia
Lampiran 7 : Materi Kursus Haji
Lampiran 8 : Jadwal Kursus-kursus Haji di Negeri Sarawak
Lampiran 9 : Travel Haji dan Umrah Resmi di Malaysia
Lampiran 10 :Kantor Lembaga Tabung Haji Negeri
Sarawak, Malaysia
Lampiran 11 : Gambar
Foto bersama Hajah Daliah Bt Abd Rahman dan Hajah Sharifah
Rahanah Bt Wan Drahman, Eksekutif Pentadbiran/Haji Lembaga
Tabung Haji Negeri Sarawak.
Foto bersama staff Pentadbiran Haji dan Bagian Keuangan Haji
Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
Foto Bersama dengan Timbalan Pengarah Lembaga Tabung Haji
Negeri Sarawak, Haji Mohammad Bin Salim
Pelaksanaan Kursus Asas Haji di masjid yang terpilih
Pelaksanaan terakhir Kursus Asas Haji yang disampaikan
oleh Pengarah Lembaga Tabung Haji Negeri Sarawak
Pelaksanaan terakhir Kursus Perdana Haji yang dilaksanakan
di masjid yang terpilih