perhitungan skor awal kepercayaan diri belajar matematika...

165
1 7 8 15 16 19 23 5 9 12 24 25 4 20 2 6 10 11 17 22 14 21 3 13 18 26 S1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 S3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 S4 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S5 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 S6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S7 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 S8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 S10 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S11 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 S12 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 S13 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 S14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 S15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 S16 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 S17 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 S18 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 S19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 S20 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S21 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 S22 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 S23 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 S24 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 S25 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 S26 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 S27 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 S28 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 S29 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 S30 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 S31 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 S32 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 S33 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 48.93% Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika Siswa Siswa Dimensi Dimensi 2 Dimensi 3 Indikator 1 Indikator 2 Insikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 1 56.28% 49.09% 42.42% 71.21% 72.73% 50.76%

Upload: others

Post on 02-Jan-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

1 7 8 15 16 19 23 5 9 12 24 25 4 20 2 6 10 11 17 22 14 21 3 13 18 26

S1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S2 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0

S3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S4 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S5 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S7 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1

S8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S10 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S11 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S12 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

S13 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0

S14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0

S15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

S16 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0

S17 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

S18 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S19 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

S20 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S21 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S22 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0

S23 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

S24 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

S25 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

S26 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0

S27 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0

S28 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0

S29 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0

S30 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1

S31 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0

S32 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

S33 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1

48.93%

Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika Siswa

Siswa

Dimensi Dimensi 2 Dimensi 3

Indikator 1 Indikator 2 Insikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 1

56.28% 49.09% 42.42% 71.21% 72.73% 50.76%

Page 2: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

PEMBELAJARAN BERBASIS DAP

UNTUK MENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA

DALAM BELAJAR MATEMATIKA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDI RUHAMA Cirendeu)

Disusun Oleh:

SITI CHODIJAH

104017000527

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

ABSTRAK

Siti Chodijah (104017000527), Pembelajaran Berbasis

Developmentally Appropriate Practice (DAP) Untuk Meningkatkan Percaya

Diri Siswa Dalam Belajar Matematika (Penelitian Tindakan Kelas di SDI

RUHAMA Cirendeu). Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Maret 2010.

Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah adanya permasalahan

rendahnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. Rendanya rasa

percaya diri ini dapat menghambat siswa untuk mencapai prestasi yang optimal.

Guru dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar

matematika dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan konsep

Developmentally Appropriate Practice (DAP). Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika.

Penelitian ini dilakukan di SDI RUHAMA Cirendeu pada bulan

Nopember 2009 sampai dengan bulan Januari 2010 dikelas V-B dengan subjek

penelitian berjumlah 34 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus

terdiri dari 5 kali pertemuan. Adapun pokok bahasan yang dipelajari adalah

persen, desimal dan operasi pada pecahan. Pengumpulan data dilakukan melaui

observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri.

Hasil yang diperolah dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran yang

sesuai dengan konsep DAP dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam

belajar matematika.

Kata kunci: Developmentally Appropriate Practice (DAP), Percaya diri, Belajar

matematika.

Page 4: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

ABSTRACT

SITI CHODIJAH (104017000527), Learning Based on

Developmentally Appropriate Practice (DAP) To Enhance Self-Confidence of

Student In Learning Mathematics (Classroom Action Research in SDI

RUHAMA Cirendeu). Minithesis, of Math Education Department in Tarbiya and

Teaching Science Faculty, State Islamic University of Syarif Hidayatullah

Jakarta, March 2010.

Background of the implementation of this research is the problem of low

self–confidence of students in learning mathematics. Low self-confidence can

hamper students’ learning to achieve optimal performance. Teacher can help to

increase self-confidence of students in learning mathematics by applying lessons

learned in accordance with the concept of Developmentally Appropriate Practice

(DAP). The purpose of this research is to increasing self confidence of students in

learning mathematics.

The study conducted at SDI RUHAMA Cirendeu in November 2009 to

January 2010 in V-B class with 34 students. The method used in this study is

Classroom Action Research (CAR) which consists of two cycles and each cycle

consists of five sessions. Percent, decimals dan operation of fraction are the

subject was studied. Collecting data is carried out through observation, interviews

and questionnaires distribution of self-confidance.

The results of this study is learning in accordance with the concept of

DAP can enhance students’ confidence in learning mathematics

Keyword: Developmentally Appropriate Practice, self-confidence, Math Learning.

Page 5: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, yang telah memberikan petunjuk, taufik dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Strata 1 Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

memberikan motivasi baik moril maupun materiil. Ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.

3. Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi, dosen pembimbing I dalam

menyusun skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan, arahan, nasehat dan

semangat yang telah diberikan kepada penulis.

4. Ibu Gelar Dwirahayu, M.Pd, dosen pembimbing II dalam menyusun skripsi

ini. Terima kasih atas semua bimbingan, arahan, nasehat dan semangat yang

telah diberikan kepada penulis.

5. Semua dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan

bimbingan dan semangat baik ketika kuliah maupun dalam menyelesaikan

skripsi penulis. Terima kasih semoga Allah SWT membalas semua jasa baik

Bapak dan Ibu.

6. Bapak Hamidi, S.Pd.I, Kepala Sekolah SDI RUHAMA Cirendeu yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.

7. Bapak Fiki Hidayat, S.Pd, guru matematika kelas V SDI RUHAMA Cirendeu

yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.

Page 6: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

8. Keluargaku terima kasih atas dukungan, semangat dan do’a yang telah kalian

berikan.

9. Semua teman-temanku di Jurusan Pendidikan Matematika terima kasih atas

bantuan kalian.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan ketulusan yang telah mereka

berikan.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis dan umumnya bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangsih

pemikiran bagi dunia pendidikan.

Jakarta, Maret 2010

Penulis

Page 7: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................... 6

D. Perumusan Masalah Penelitian .................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teoritis ......................................................................... 9

1. Pembelajaran Matematika ...................................................... 9

2. Percaya Diri ........................................................................... 12

3. Developmentally Appropriate Practice (DAP) ……………. 18

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................... 24

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan…………………. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 26

B. Metode Penelitian ........................................................................ 26

C. Subjek Penelitian ......................................................................... 29

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ................................. 29

E. Tahapan Intervensi Tindakan ...................................................... 29

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan .............................. 32

Page 8: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

G. Data dan Sumber Data ................................................................. 32

H. Instrumen-Instrumen Penelitian .................................................. 32

I. Tehnik Pengumpulan Data .......................................................... 34

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Truswothiness) Studi ...... 35

K. Analisis Data ................................................................................ 36

L. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan ............... 37

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................... 38

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 79

C. Analisis Data ................................................................................ 80

D. Interpretasi Hasil Analisis ............................................................ 85

E. Pembahasan Temuan Penelitian ...................................................86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 88

B. Saran ............................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Diagram desain penelitian tindaka kelas ..................................... 28

Tabel 3.2 Tahapan penelitian kegiatan pendahuluan .................................. 30

Tebel 3.3 Tahapan penelitian siklus I .......................................................... 30

Tabel 3.4 Tahapan penelitian siklus II ........................................................ 31

Tabel 3.5 Kisi-kisi tes siklus I .................................................................... 33

Tabel 3.6 Kisi-kisi tes siklus II .................................................................... 33

Tabel 3.7 Kisi-kisi angket percaya diri .........................................................34

Tabel 4.1 Rekapitulasi prosentase aktifitas belajar siswa pada

pembelajaran siklus I ...................................................................56

Tabel 4.2 Nilai tes akhir siklus I ...................................................................59

Tabel 4.3 Prosentase percaya diri belajar matematika siswa siklus I ...........63

Tabel 4.4 Refleksi tindakan pembelajaran siklus I .......................................64

Tabel 4.5 Rekapitulasi prosentase aktifitas belajar siswa pada

pembelajaran siklus II ..................................................................72

Tabel 4.6 Nilai tes akhir siklus II .................................................................74

Tabel 4.7 Prosentase percaya diri belajar matematika siswa siklus II .........78

Tabel 4.8 Hasil analisis lembar observasi aktifitas belajar matematika ......81

Tabel 4.9 Prosentase percaya diri ............................................................... 82

Tabel 4.10 Persentase tingkat penguasaan belajar setiap siklus .................... 83

Page 10: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Percent grids 100.......................................................................... 43

Gambar 2 Percent grids 80........................................................................... 44

Gambar 3 Percent grids 50............................................................................ 44

Gambar 4 Percent grids 20............................................................................ 44

Gambar 5 Hasil kerja siswa yang kesulitan menyelesaikan perhitungan...... 48

Gambar 6 Hasil kerja siswa yang belum bisa membagi batang

pecahan dengan benar................................................................... 52

Gambar 7 Hasil kerja siswa yang sudah bisamembagi batang pecahan

dengan benar……………………………………………………. 53

Gambar 8 Hasil kerja siswa yang dapat membandingkan dua pecahan

tanpa menggunakan batang pecahan……………………………. 54

Gambar 9 Hasil jawaban siswa tes siklus I yang masih menggunakan

percent grids……………………………………………………. 61

Gambar 10 Hasil jawaban siswa tes siklus I………………………………… 62

Gambar 11 Jawaban siswa yang belum bisa memahami soal dengan

baik pada soal nomor 3 pada tes sikluus II................................... 75

Gambar 12 Jawaban siswa yang salah menentukan KPK untuk soal

nomor 3 pada tes siklus II............................................................. 76

Gambar 13 Jawaban siswa yang belum dapat menentukan KPK dengan

tepat untuk soal nomor 4 pada tes siklus II................................... 77

Gambar 14 Jawaban siswa yang belum memahami soal dengan baik

untuk soal nomor 4 pada tes siklus II............................................ 77

Page 11: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

siswa mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas (SLTA). Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,

metematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para

siswa, namun mata pelajaran ini sangat penting dan harus dipelajari. Ada

banyak alasan yang dikemukakan oleh para ahli mengapa matematika penting

dipelajari oleh setiap siswa, menurut Cockroft matematika harus diajarkan

kepada siswa disetiap jejang pendidikan karena:1

1. Matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.

2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika

yang sesuai.

3. Matematika merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat

dan jelas.

4. Matematika dapat digunakan untuk menyajikan informasi

dalam berbagai cara.

5. Matematika dapat maningkatkan kemampuan logis, ketelitian,

dan kesadaran keruangan.

6. Matematika dapat memberikan kepuasan terhadap usaha

memecahkan masalah yang menantang.

Banyak manfaat yang akan diperoleh siswa dari pelajaran

matematika, namun berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru

matematika yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa sekolah dasar, yaitu

MI Miftahul Umam dan SDI Ruhama banyak siswa yang mengeluh, merasa

takut, malas dan cemas masuk ke sekolah bila hari itu ada pelajaran

matematika dan banyak sekali siswa yang tidak menyukai pelajaran

matematika, mereka menganggap matematika itu pelajaran yang sulit,

1. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1999), cet. Ke-1, hal.253.

Page 12: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

matematika pelajaran yang menakutkan, dan tidak menyenangkan, ketika

pelajaran matematika berlangsung suasana kelas menjadi tegang, semua siswa

menjadi diam dan hanya duduk pasif mendengarkan penjelasan guru

kemudian mengerjakan soal yang diberikan secara individu.Guru menjelaskan

dengan metode yang tidak menarik, sehingga membuat siswa menjadi bosan

dan tidak tertarik, dan ada juga guru yang memberikan hukuman kepada siswa

jika mereka tidak bisa mengerjakan soal yang diberikan. Hal ini membuat

mereka menjadi malu bertanya kepada guru bila ada penjelasan yang tidak

dimengerti, malu mengerjakan soal di depan kelas, takut menjawab pertanyaan

karena khawatir mendapat hukuman bila jawaban mereka salah, malas

membuat tugas dan pekerjaan rumah, dan mencontek ketika ujian, hal ini

menggambarkan rendahnya rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan

dirinya. Suasana belajar seperti itu sangatlah tidak baik terutama untuk siswa

sekolah dasar. Dalam buku yang berjudul ”Pendidikan Karakter”,

Megawangi menjelaskan bahwa guru yang terlalu sering memberikan

hukuman kepada siswa, disadari atau tidak disadari akan memberikan

pengaruh yang buruk terhadap perkembangan psikologis siswa, karena

hukuman bisa sangat menjatuhkan harga diri siswa dan sangat mempengaruhi

rasa percaya diri siswa.

Menurut teori J. Piaget atau yang dikenal dengan teori kognitif,

siswa sekolah dasar diklasifikasikan masih berada pada tahap operasional

konkret. Pada tahap ini proses berpikir logis siswa masih didasarkan atas

manipulasi fisik objek-objek, siswa masih belum bisa berpikir formal karena

orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret.2 Menurut Kohlberg-

Gilligan yang menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran yang sulit

bagi siswa sekolah dasar adalah karena pengajaran yang dilakukan pendidik

tidak tepat, pada masa ini yang dapat dipikirkan oleh siswa masih terbatas

pada benda-benda konkret yang dapat dilihat dan diraba, mereka masih sulit

memikirkan benda-benda abstrak yang tidak tampak dalam kenyataan,

2 Ratna Megawangi, Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan, (Jakarta: Indonesia Heritage

Foundation, 2004), cet. Ke-1, hal.9

Page 13: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sementara pada tahapan ini pendidik sudah mengupayakan pengajaran dengan

materi yang abstrak kepada siswa, inilah yang menyebabkan siswa sulit

menerima dan memahami konsep matematika.3

Selain itu suasana emosi siswa juga sangat menentukan efektifitas

belajar, suasana belajar yang tidak menyenangkan dan kaku akan menghambat

perkembangan emosi siswa. Sedangkan suasana belajar yang menyenangkan,

aman dan nyaman dapat meningkatkan fungsi otak sehingga dapat

mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Seringkali orang tua dan pendidik tidak mengetahui cara-cara

mendidik anak yang tepat. Pendidikan yang tepat adalah pendidikan yang

sesuai dengan umur, perkembangan psikologis serta kebutuhan spesifik anak.

Jika ketiga hal ini tidak diperhatikan, maka anak akan merasa tidak nyaman

berada di lingkungannya. Situasi tersebut dapat menyebabkan anak menderita

stres, sakit dan mengalami kegagalan di sekolah. Apabila anak-anak sudah

merasa tidak mampu atau gagal, maka rasa percaya dirinya akan sirna dan

perasaan tersebut akan terbawa terus sampai usia dewasa. 4

Rendahnya rasa

percaya diri yang dialami siswa akan memberikan dampak yang sangat buruk,

siswa tidak lagi memiliki semangat dan motivasi untuk belajar, siswa merasa

tidak berdaya yang mengakibatkan prestasi siswa dapat merosot jauh dibawah

kemampuan siswa yang sebenarnya, selain itu karena rendahnya rasa percaya

diri yang dialami dapat mendorong siswa berperilaku buruk.5 Oleh karena itu

rendahnya rasa percaya diri dan kesulitan yang dialami siswa harus segera

diatasi mengingat pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan landasan

untuk memahami matematika pada jenjang berikutnya. Menurut Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah 1993/1994 : 516

3 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan…, hal.171.

4 Ratna Megawangi, Pendidikan Yang Patut...,hal.3.

5 Adi W Gunawan, Genius Learning Strategy, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006), cet

ke-3, hal.49 6 http://analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22576:tak-perlu-takut-

belajar-matematika&catid=371:28-juli-2009&itemid=218

Page 14: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tujuan khusus pengajaran matematika dijenjang sekolah dasar

adalah untuk:

a. Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung

(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan

melalui kegiatan matematika.

c. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai

bakal lebih lanjut di SLTP.

d. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.

Bidang studi yang diajarkan di sekolah dasar mencakup tiga cabang, yaitu

aritmatika, aljabar dan geometri.

Agar pengajaran matematika dapat berhasil dengan baik, pendidik

harus dapat menentukan metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat

dengan menyusun strategi belajar mengajar atau memilih alat peraga/media

belajar yang dapat mendukung proses pembelajaran sehingga dapat

memudahkan siswa dalam menerima materi yang disampaikan. Selain itu

pendidik juga harus memperhatikan tahap perkembangan dan kesiapan mental

anak untuk mampu belajar.

Menurut Abdurrahman ada empat pendekatan yang sangat

berpengaruh dalam pengajaran matematika, yaitu: 7

1. Urutan belajar yang bersifat perkembangan (development learning

sequences).

2. Belajar tuntas (mastery learning).

3. Strategi belajar (learning strategies).

4. Pemecahan masalah (problem solving).

Pendekatan belajar yang bersifat perkembangan merupakan suatu pendekatan

belajar yang menekankan pada pengukuran kesiapan belajar siswa, karena

setiap siswa memiliki kemampuan kognitif yang berbeda dalam setiap tahap

perkembangannya. sehingga dalam memberikan materi pelajaran harus

disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.

7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan…, hal.255.

Page 15: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Developmentally Appropriate Practice (DAP) merupakan suatu

konsep yang menitikberatkan pada pembelajaran yang sesuai dengan taraf

perkembangan anak. Menurut konsep DAP dalam proses pembelajaran

pendidik tidak hanya memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan

kepada siswa, tetapi pendidik juga harus memperhatikan tingkatan usia dan

kondisi psikologis siswa karena ini sangat berpengaruh terhadap kesiapan dan

kematangan siswa untuk belajar. Banyak kelebihan yang akan diperoleh siswa

yang belajar dalam kelas yang memperhatikan taraf perkembangan jika

dibandingkan dengan siswa yang belajar dalam kelas yang tidak

memperhatikan taraf perkembangan, siswa lebih mungkin untuk tidak

tertekan, lebih termotivasi, lebih terampil secara sosial, punya kebiasaan

berusaha yang baik, lebih kreatif, punya keahlian berbahasa yang lebih baik,

dan memperlihatkan kemampuan berhitung yang lebih baik.8

Suasana belajar merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

kondisi psikologis anak, dengan suasana belajar yang menyenangkan anak

akan merasa nyaman dan senang belajar. Pendidik dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan melalui permainan yang dapat melatih

kemampuan matematika siswa, belajar dengan menggunakan alat peraga yang

dapat membantu siswa memahami pelajaran matematika dengan mudah,

mengembangkan pembelajaran terpadu yaitu dengan mengaitkan matematika

dengan mata pelajaran lainnya dan mengaplikasikan matematika dalam

kehidupan sehari-hari, dengan pembelajaran seperti ini akan membuat

pelajaran matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa. Selain itu sebisa

mungkin pendidik juga memberikan reward atau penghargaan kepada siswa

atas berbagai prestasi yang telah dicapainya karena hal ini dapat meningkatkan

rasa percaya diri siswa.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul: Pembelajaran Berbasis Developmentally Appropriate

Practice Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa Dalam Belajar

Matematika.

8 John W Santrock, Pendidikan Psikologi, (Jakarta: Kencana, 2007), cet ke-1, hal.105

Page 16: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak

menyenangkan.

2. Siswa memiliki sikap belajar yang tidak baik dalam pelajaran matematika

3. Pendidik menggunakan metode pembelajaran yang tidak tepat sehingga

membuat pelajaran matematika menjadi tidak menarik dan membosankan.

4. Terciptanya suasana belajar yang tegang dan tidak menyenangkan sehingga

membuat siswa merasa takut belajar matematika.

5. Pendidikan terhadap anak yang diberikan oleh orang tua atau pun pendidik

dilakukan dengan cara yang kurang tepat.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

1. Rasa percaya diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasa yakin

yang dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya dalam belajar

matematika dan berusaha meningkatkan prestasinya sendiri.

2. Pembelajaran matematika berbasis Developmentally Appropriate Practice

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang disesuaikan

dengan usia dan tingkat perkembangan anak usia sekolah dasar, yang

mengarah pada tiga hal yaitu penggunaan alat peraga, belajar melalui

permainan, dan pembelajaran terpadu.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Untuk lebih memfokuskan masalah, maka penulis merumuskan

masalah penelitian sebagai berikut: Apakah pembelajaran berbasis

Developmentally Appropriate Practice dapat menumbuhkan percaya diri siswa

dalam belajar metematika?

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dijabarkan menjadi

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Page 17: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

1. Apakah pembelajaran matematika berbasis Developmentally Appropriate

Practice dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar

matematika?

2. Apakah pembelajaran matematika berbasis Developmentally Appropriate

Practice dapat menumbuhkan sikap belajar yang baik terhadap pelajaran

matematika?

3. Apakah pembelajaran matematika berbasis Developmentally Appropriate

Practice dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui bahwa pembelajaran berbasis Developmentally

Appropriate Practice tepat digunakan pada pembelajaran matematika

di sekolah dasar.

b) Untuk mengetahui bahwa pembelajaran berbasis Developmentally

Appropriate Practice dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa

dalam belajar matematika.

c) Untuk mengetahui bahwa pembelajaran matematika berbasis

Developmentally Appropriate Practice dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa.

2. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan bahan masukan bagi program pendidikan matematika.

Bagi pihak-pihak yang terkait, yakni:

a) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan rasa percaya

diri dan hasil belajar matematika siswa.

b) Bagi guru, diharapkan Developmentally Appropriate Practice menjadi

alternatif yang dapat digunakan dalam mengajarkan matematika agar

lebih menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan dan

Page 18: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

memperbaiki kualitas pengajaran matematika untuk jenjang sekolah

dasar.

Page 19: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Deskripsi Teoritis

1. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari mathema dalam bahasa Yunani yang

diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan atau belajar”. Juga matematikor

yang diartikan sebagai “sukar belajar”.1 Menurut Johnson dan Rissing,

matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang

logik, matematika itu bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan

dengan cermat, jelas, akurat, refresentasinya dengan simbol dan padat. Jadi

dapat disimpulkan matematika merupakan suatu pengetahuan tentang ilmu

bilangan, logika mengenai bentuk, susunan besaran dan konsep-konsep

dimana dalam mempresentasikannya menggunakan simbol-simbol. Beberapa

karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum2,

yaitu:

a. Memiliki objek kajian abstrak.

b. Bertumpu pada kesepakatan.

c. Berpola fikir deduktif.

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti.

e. Memperhatikan semesta pembicaraan.

f. Konsisten dalam sistemnya.

Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan, karena mata pelajaran matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bilangan simbol. Ada

dua hal yang harus diperhatikan dalam belajar matematika, yaitu cara

1http://id.wikipedia.org/wiki/matematika#ikhtisar_dan_sejarah_matematika.

2 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia,

(DEPDIKNAS, 1999/2000), hal.13

Page 20: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

penyampaian pelajaran matematika dan batas kemampuan siswa dalam

menerima pelajaran matematika.

b. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah aktifitas yang paling penting dalam kehidupan

manusia, khususnya dalam pendidikan. Ini berarti bahwa keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses

belajar dapat berlangsung efektif.

Beberapa definisi para ahli tentang belajar, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Skinner, mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangung secara progresif.

2. Sutikno, mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

3. Hakim, mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam

kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk

peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,

daya pikir dan lain-lain kemampuannya.3

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang

setelah melakukan aktifitas tertentu. Dalam belajar yang terpenting adalah

proses bukan hasil yang diperolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan

usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang

dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.

Kita dapat mengidentifikasi beberapa perubahan yang merubah

perilaku belajar, antara lain:

1. Perubahan intrapersonal dalam arti perubahan yang terjadi kerena

intensitas pengalaman, praktik atau latihan yang dilakukan secara sengaja.

3 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rineka Aditama, 2007), cet.1,

hal. 5

Page 21: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

2. Perubahan menuju arah positif, dalam arti sesuai dengan yang dihapakan

(normative) atau kriteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang

dari segi siswa, guru maupun lingkungan sosial.

3. Perubahan yang efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna

tertentu bagi siswa-setidaknya sampai batas waktu tertentu, baik demi

alasan penyesuaian diri maupun dalam rangka mempertahankan

kelangsungan hidupnya.4

Adapun pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar

pada diri peserta didik. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang

digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita

menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan “pengajaran”. Istilah

pengajaran merupakan terjemahan dari “Instruction”. Menurut Gagne, Briggs

dan Wager, pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is a set of

events that effect learners in such a way learning facilitated. (Pengajaran

merupakan serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses

belajar yang lebih mudah bagi siswa).

Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi

yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran tertentu.

Meteri pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran

mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media

dalam rangka membangun proses belajar, antara lain membahas materi dan

melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara optimal.5

4 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembagan, (Jakarta: Terazu Mizan, 2004), cet. 1, hal.

122 5Udin. S. Winataputra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),

cet.1, hal.1.19

Page 22: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

2. Percaya Diri

Rasa percaya diri merupakan sikap positif yang harus dimiliki oleh

setiap orang, tidak hanya harus dimiliki oleh orang dewasa tetapi anak-anak

juga memerlukannya dalam perkembangannya menjadi dewasa. Dalam belajar

sikap ini sangat penting dimiliki oleh setiap siswa, karena sangat berpengaruh

terhadap prestasi yang akan mereka capai.

Menurut Anita Lie (2004), percaya diri berarti yakin akan

kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah.6 Hal ini

berarti bahwa orang yang memiliki percaya diri dapat menyelesaikan tugas

atau pekerjaan yang sesuai dengan tahap perkembangannya dengan baik atau

setidaknya memiliki kemampuan untuk belajar cara-cara menyelesaikan tugas

tersebut. Orang yang percaya diri mempunyai keberanian dan kemampuan

untuk meningkatkan prestasinya sendiri. Dan menurut Anita Lie ciri-ciri

perilaku yang tercermin dari anak yang memiliki kepercayaan diri, adalah

yakin kepada diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tidak ragu-ragu,

merasa diri berharga, tidak menyombongkan diri, memiliki keberanian untuk

bertindak.

Selanjutnya Dariyo (2007), menyatakan bahwa percaya diri juga

diartikan kemampuan individu untuk dapat memahami dan menyakini seluruh

potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri

dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai

inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari

kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif menganggap semua

permasalahan pasti ada jalan keluarnya. 7

Sedangkan menurut Lauster, percaya diri merupakan sikap atau

perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang

bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa

bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas

perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat

6 Anita Lie, 101Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo,

2004), cet.3, hal. 4 7 Agoes Dariyo, Psi, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Rafika Aditama, 2007), cet.1, hal.206

Page 23: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi

serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya. Terdapat beberapa

karakateristik untuk menilai kepercayaan diri seseorang, yaitu percaya pada

kemampuan sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki

konsep diri yang positif dan berani mengungkapkan pendapat.8

Dalam belajar matematika, rasa percaya diri anak harus kita

tumbuhkan karena sikap ini sangatlah penting. Pada umumnya disekolah

sering kita menemukan anak yang malu bertanya ketika mereka kurang

mengerti tentang materi yang dijelaskan oleh guru, anak enggan menjawab

pertanyaan karena khawatir jawaban mereka salah, anak malu mengerjakan

soal didepan kelas, anak mencontek ketika mereka ujian. Sikap ini merupakan

gambaran bahwa mereka kurang memiliki rasa percaya pada kemampuan diri

mereka sendiri. Sedangkan sebaliknya anak yang memiliki rasa percaya diri

yang tinggi tidak akan takut untuk menjawab pertanyaan guru, tidak akan malu

untuk bertanya ketika mereka tidak memahami apa yang dijelaskan dengan

guru mereka, tidak akan malu mengerjakan soal didepan kelas, tidak akan

mencontek ketika ujian, berusaha mengerjakan tugas sendiri dan tidak merasa

takut untuk mempelajari materi pelajaran yang baru karena mereka yakin

mereka mampu belajar matematika.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa menjadi kurang

percaya diri, yaitu:9

1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri,

perasaan dan sikap batin yang kurang sehat yang terbentuk dalam diri anak

yang dapat mempengaruhi anak menjadi kurang percaya diri, misalnya:

a. Merasa diri tidak berharga

Penghargaan diri adalah pandangan keseluruhan dari individu tentang

dirinya sendiri. Sebab utama seseorang punya penghargaan diri yang

rendah (rendah diri) adalah karena mereka tidak diberi dukungan

emosional dan penerimaan sosial yang memadai. Seorang siswa

8http://fpsikologi.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=12&itemi

d=11 9 Lairin Yono Prasetyo, Jurnal WIDYA, Jakarta: Nopember 2003/No.218 Tahun XX

Page 24: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

menjadi rendah diri dalam belajar dapat disebabkan karena dalam

proses pembelajaran sering mendapatkan teguran ketika melakukan

kesalahan dalam mengerjakan tugas, salah menjawab pertanyaan,

lambat memahami materi pelajaran yang diberikan dan mendapatkan

hasil ujian yang tidak memuaskan. Rasa rendah diri yang terus

menetap dan berlebihan akan sangat berpengaruh buruk terhadap

prestasi belajar siswa.

b. Minat.

Minat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, siswa yang

memiliki minat yang kurang terhadap belajar anatara lain pada

pelajaran matematika, akan memiliki sikap belajar belajar yang tidak

baik, siswa akan merasa pelajaran tersebut adalah suatu beban, dan

sesuatu yang membosanan. Siswa akan menunjukan sikap acuh tak

acuh dan tidak tertarik untuk belajar.

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri,

interaksi sosial dan kondisi lingkungan sekitar sangat berpengaruh dan

menentukan keberhasilan seseorang. Interaksi antara pendidik dan siswa

yang kurang terjalin dengan baik, pendidik mudah memberikan hukuman

kepada siswa, sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang memadai

serta lingkungan belajar yang tidak kondusif, tidak nyaman dan tidak

menyenangkan dapat menghambat kegiatan belajar mengajar dan

memberikan dampak yang negatif terhadap perkembangan psikologis

seseorang. Siswa akan merasa takut, cemas dan terancam ketika berada

dalam lingkungan belajar yang menegangkan dan kaku, dengan kondisi

seperti ini otak anak tidak dapat bekerja secara optimal, untuk menerima

dan memahami pelajaran, yang menyebabkan siswa merasa tidak mampu

belajar dan menurunnya rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan

dirinya.

Page 25: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Untuk membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri dalam

belajar matematika, salah satu caranya dijelaskan oleh Carol Gestwicki,

bahwa: 10

Young children need opportunities to use number concepts and skill

to explore, discover and solve meaningful problems. Young children

think better when the physically act upon objects. An important goal

of primary mathematics curricula is to help children develop

confidence in their ability to think things through. To assess

children’s confidence in math, a visitor can walk around the

classroom while children are completing a worksheet and stop to ask

individual children, “how did u get this answer?” (pointing to a

correct answers). Many children immediately reach for their

erasers, indicating their lack of confidence in their own ideas.

Dari uraian tersebut berarti bahwa, tujuan utama dari pelajaran

matematika adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa akan

kemampuannya, seorang pendidik dapat membantu menumbuhkan

kepercayaan diri siswa dengan memberikan tugas/permasalahan dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bereksplorasi dan

berusaha menemukan atau menyelesaikannya dengan menggunakan benda/

alat-alat yang dapat membantu mereka memahami konsep matematika

sehingga siswa dapat menemukan dan menyelesaikan tugas mereka sendiri.

Dengan cara seperti ini akan melatih kemandirian dan kepercayaan terhadap

kemampuan mereka sendiri.

Dalam memberikan tugas kita harus memperhatikan tingkat

kesulitannya, jangan memberikan tugas yang terlalu sulit dan tidak sesuai

dengan tingkat perkembangan mereka. Karena ketika anak tidak bisa

menyelesaikan tugas dan menguasai materi pelajaran yang seharusnya belum

mereka pelajari atau pelajaran itu terlalu abstrak hal ini dapat menjatuhkan

rasa percaya diri mereka.

Menurut Erikson (Lie, 2004) usia 6-12 tahun merupakan tahapan

pertentangan antara dorongan untuk membuktikan kemampuan diri dan

10

Carol Gestwicki, Developmentally Appropriate Practice, (Canada, Thomson Delmar Learning,

2007), 3th

edition, hal. 382.

Page 26: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

kejatuhan dalam rasa minder. Pada tahapan ini kemampuan kognitif anak

berkembang, daya konsentrasi mereka meningkat dan anak dapat berfikir serta

berimajinasi dengan baik serta membentuk sistem logika. Pada saat anak

duduk dibangku sekolah dasar, dia harus menghadapi banyak tantangan baik

di sekolah maupun di lingkungan rumah.11

Selanjutnya menurut Hartley-Brewer menyebutkan bahwa tahap

perkembangan pada usia 6-12 tahun, bagi anak moral dan perilaku yang baik

adalah yang dapat menyenangkan atau membantu orang lain. Anak akan

mencari persetujuan dan peneguhan dari orang sekitarnya tentang perilaku

yang baik dan tidak baik dilakukan. Pada masa ini kita dapat membantu

menumbuhkan kepercayaan diri anak dengan memberikan rasa aman dan

nyaman, memberikan pujian untuk pekerjaan baik yang mereka lakukan,

memberikan mereka tanggung jawab dan memberikan mereka kesempatan

untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi serta memberikan mereka

kesempatan dalam mengambil keputusan.12

Menurut Carol Gestwicki ada beberapa langkah yang dapat

dilakukan pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat

menumbuhkan rasa percaya diri siswa, yaitu: 13

Primary-aged children continue to grow in self esteem when teachers

creat environments in which:

1. Children are able to succeed because the adults have chosen

learning tasks and methods appropriate to their developmental

level.

2. Primary-aged children begin to use social comparison as a

method of defining themselves.

3. Children perceive that teachers expect and believe they are

capable of learning, no matter what their social class, ethnic

background, or gender.

4. Children are encouraged to be independent and self-reliant, to

rely on their own thinking, answer, choices, and solutions.

5. Teacher plan games and classroom activities designed to enhance

self-esteem and awareness.

11

Anita Lie, 101Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak…, hal. 65. 12

Elizabeth Hartley-Brewer, Menumbuhkan Rasa Pede Pada Anak, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu

Populer, 2005), cet.1 13

Carol Gestwicki, Developmentally Appropriate Practice…, hal. 270.

Page 27: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

6. Children participate in democratic discipline. They are

encouraged to take an active role classroom regulation, including

participating with the teacher in developing positive classroom

rules and in problem-solving.

7. Select learnig tasks that are too difficult for children and

teaching methods that ignore their natural learning style.

8. Consistently hold up talented and gifted students as the exemplars

for all.

9. Expect too much or too little of children and convey an attitude of

differential responsiveness-for example, by having reading

groups for the poorest readers, which imply that these children

are less capable and which “children clearly identify as the smart

group and the dumb group.

10. Ignore cultural and other differences or treat some children, such

as English language learners, as if they are expected to learn

less.

11. Rely heavily on reward and punishment systems of discipline in

the classroom, assuming a position of powerful judge and rule

enforcer.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidik dapat

membantu menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam belajar dengan

menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan taraf

perkembangan anak, dan memberikan tugas dengan tingkat kesulitan yang

bertahap sesuai dengan kemampuan siswa serta membimbing siswa untuk

menyelesaikan tugas itu sendiri karena dengan cara seperti ini dapat melatih

siswa untuk belajar mandiri dan percaya terhadap kemampuan mereka sendiri.

Mencipatakan suasana belajar yang menyenangkan salah satunya belajar

melalui permaian, mendisain kegiatan kelas dan melatih siswa untuk terlibat

dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan tersebut dan melatih mereka untuk

memecahakan persoalan dan membuat keputusan sendiri. Memberikan reward

bagi siswa yang melakukan tugas dengan baik dan memberikan hukuman bagi

siswa yang telah melanggar peraturan yang telah ditetapkan tanpa melihat

perbedaan latar belakang sosial, agama dan kebudayaan.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti memberikan definisi

operasional kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah keyakinan yang

dimiliki oleh seseorang terhadap kemampuannya dalam belajar matematika

dan berusaha untuk meningkatkan prestasinya sendiri, tidak bergantung pada

Page 28: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

orang lain, memiliki keberanian untuk bertindak dan memiliki konsep diri

yang positif.

3. Developmentally Appropriate Practice (DAP)

Munculnya konsep DAP dikarenakan banyaknya kurikulum yang

dikembangkan di sekolah-sekolah Amerika pada kurun waktu tahun 1960-an

sampai akhir 1970-an yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak

(terutama untuk anak usia dibawah 8 tahun). Kurikulum-kurikulum tersebut

dianggap telah gagal menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis dan dapat

menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan.14

Ciri-ciri kurikulum

tersebut adalah:

Orientasi hanya menghafal materi pelajaran (rote memorization).

Latihan intensif mengerjakan soal lebih banyak mengandalkan

kemampuan kognitif (akademik) dan sedikit melibatkan aspek lain (sosial,

emosi dan spiritual).

Materi pelajaran bersifat abstrak dan tidak konkret.

Materi pelajarannya terpisah, tidak berhubungan atau tidak terintegrasi

dengan mata pelajaran lainnya (fragmented curriculum).

Materi pelajarannya tidak kontekstual atau tidak relevan dengan

kehidupan nyata, sehingga siswa tidak mengetahui manfaat nyata dari

materi yang sedang dipelajari.

Guru berceramah dan anak hanya menjadi pendengar pasif.

Siswa lebih banyak duduk di kelas dalam mengerjakan tugas tanpa

berinteraksi dengan kawannya.

Ujian atau ulangan yang diberikan lebih mengutamakan pilihan berganda

(multiple choice).

Pada awal tahun 1980-an NAEYC (National Association for the

Education of Young Children) yang dimotori oleh Sue Bredekamp

mencetuskan pendidikan yang sesuai dengan konsep DAP. Konsep

Developmentally Appropriate Practice (DAP) adalah “pendidikan yang patut

14

Ratna Megawangi, Pendidikan Yang Patut...,hal.1.

Page 29: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sesuai dengan tahapan perkembangan anak”. Perkembangan adalah pola

perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional yang dimulai sejak lahir dan

terus berlanjut di sepanjang hayat. Pendidikan yang sesuai dengan

perkembangan, artinya pengajaran untuk anak-anak harus dilakukan pada

tingkat yang tidak terlalu sulit dan terlalu menegangkan atau terlalu mudah

dan menjemukan.

Menurut Sue Bredekamp terdapat tiga dimensi kepatutan/ketepatan

yang harus diperhatikan dalam mendidik anak sesuai dengan konsep

Developmentally Appropriate Practice, yaitu tepat menurut umur, tepat

menurut lingkungan sosial dan budaya, dan tepat menurut anak sebagai

individu yang unik.15

Prinsip kepatutan/ketepatan menurut umur didasari dari

teori perkembangan kognitif J. Peaget yang membagi tahapan perkembangan

kognitif anak sebagai berikut:

1. Tahap sonsorimotor (usia 0 – 2 tahun).

2. Tahap pre-operasional (usia 2 – 7 tahun).

3. Tahap operasi konkret (usia 7 – 11 tahun).

4. Tahap operasi formal (usia 11 tahun keatas).

Anak yang duduk dibangku sekolah dasar pada umumnya berusia 7 hingga 11

tahun, pada usia ini anak masih berada pada tahap pra-operasional dan mulai

memasuki tahap operasioanal konkret. Pada tahapan ini umumnya cara berfikir

anak masih sederhana dan tergantung pada objek konkret untuk dapat

memahami suatu konsep. Anak mulai berfikir secara logis dan dapat

menerapakannya dalam menyelesaikan masalah yang konkret.

Menurut teori konstruktivisme Piaget bahwa pengetahuan seseorang

merupakan bentukan (konstruksi) orang itu sendiri. Contohnya pengetahuan

tentang matematika yang dibentuk dengan berpikir tentang pengalaman akan

suatu objek atau kejadian tertentu. Pengetahuan ini tidak dapat diperoleh dari

membaca atau mendengarakan orang berbicara tetapi dibentuk dari tindakan

15

Ratna Megawangi, Pendidikan Yang Patut...,hal.5.

Page 30: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

seseorang terhadap suatu objek.16

Pembelajaran akan lebih efektif kalau

seorang anak dihadapkan pada konflik serta tindakan atau pengalaman nyata.

Menurut Vigotsky bermain dan aktivitas yang bersifat konkret dapat

memberikan momentum bagi anak untuk belajar sesuatu yang sesuai dengan

tahap perkembangan umurnya (age-appropriate) dan kebutuhan spesifik anak

(individual needs), anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep

baru ketika mereka mencoba memecahkan masalah dengan objek-objek

konkret (tidak abstrak). Hal ini sesuai dengan teori perkembangan Piaget

bahwa pada usia antara 7-12 tahun anak berada pada tahap operasional

konkret (concrete operational thinking), pada tahap ini Piaget menyarankan

dalam pembelajaran matematika condong untuk mulai dari yang konkret dan

baru perlahan-lahan ke yang abstrak.

Pembelajaran untuk tingkat SD yang sesuai dengan konsep DAP

adalah pembelajaran terpadu (Integrated Learning), dengan mengaitkan mata

pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari sehingga bagi anak pembelajaran seperti ini akan

menjadi lebih bermakna. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga atau

media pembelajaran, dengan mencelupkan anak dalam pengalaman konkret

sehingga mereka dapat secara aktif melakukan sesuatu yang melibatkan

seluruh potensinya (kognitif, emosi, imajinasi dan kreatifitas), dan subjek

yang diajarkan dapat mudah dimengerti oleh anak sehingga akan

meningkatkan daya minat anak, anak lebih percaya diri, dan akhirnya anak

akan terus bersemangat belajar, dan belajar sambil bermain.17

Dalam hubungan ini bermain merupakan ciri kegiatan belajar anak

sekolah dasar. Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang

menyenangkan sebagaimana dalam permainan. Guru harus menciptakan

suasana bermain dalam belajar dan suasana belajar dalam bermain, sehingga

16

Paul Suparna, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, (Jakarta: Kanisius, 2001), cet-1, h.

120 17

Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter, (Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2004), cet-1,

hal. 123.

Page 31: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

anak akan memperoleh banyak manfaat dalam proses pembelajaran.18

Guru

juga harus dapat menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang tepat

dan media atau alat peraga sehingga memudahkan siswa untuk memahami

materi yang disampaikan, dan harus dapat menciptakan kondisi kelas yang

kondusif dan nyaman untuk anak belajar, dengan kondisi yang demikian akan

mengaktifkan bagian neo-cortex (otak berfikir), sehingga dapat

mengoptimalkan proses belajar dan meningkatkan kepercayaan diri anak.19

Usia sekolah dasar adalah usia yang paling kritis dalam pembentukan

kepribadian anak, masa ini adalah masa yang paling kirtis bagi anak-anak

untuk mengembangkan kepercayaan dirinya bahwa mereka mampu untuk

berkarya dan berekplorasi, pada masa ini anak-anak harus ditumbuhkan rasa

percaya pada kemampuan dirinya sendiri karena apabila tidak maka sikap

yang timbul adalah perasaan rendah diri atau minder. Mata pelajaran yang

terlalu abstrak dan terlalu sulit (tidak sesuai dengan konsep DAP) akan

berbahaya bagi perkembangan emosi anak, sementara suasana emosi sangat

berpengaruh dan menentukan efektifitas belajar.

Menurut Santrock, dalam proses pembelajaran di sekolah sering kita

menemukan pendidik yang menggunakan strategi mengajar yang tidak efektif

dan tidak tepat untuk anak usia sekolah dasar, misalnya:20

1. Guru menggunakan pelajaran yang sangat terstruktur dan pembelajaran

hanya terpusat pada guru.

2. Guru mengarahkan semua aktivitas anak, apa yang harus mereka lakukan

dan kapan mereka harus melakukannya.

3. Anak terbiasa duduk pasif hanya mendengarkan, melihat, mencatat

pelajaran, dan mengerjakan tugas yang diberikan.

Agar tercipta suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, ada beberapa

strategi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu:

18

IG. A. K Wardani.M.Sc, Psiokologi Belajar, (Jakarata: Universitas Terbuka, 1999), hal. 2.22 19

Ratna Megawangi, Pendidikan Holistik, (Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2008), cet-2,

hal. 41. 20

John W Santrock, Pendidikan Psikologi..., hal.106.

Page 32: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

1. Pendidik menyiapkan lingkungan untuk anak belajar melalui eksplorasi

dan membiarkan anak berinteraksi dengan teman dan materi yang ada

disekitarnya.

2. Anak diberikan kesempatan memilih sendiri aktivitas yang ingin mereka

kerjakan.

3. Anak-anak dibiasakan aktif secara mental dan fisik selama proses

pembelajaran.

Menurut Carol Gestwicki dalam bukunya yang berjudul

Developmentally Appropriate Practice menjelaskan: 21

Developmentally appropriate math curricula reflect the idea that

children learn from their experiences, and allow children to make

sense of those experiences in their own way. Developmentally

appropriate practice for primary-aged children related to math

includes:

1. Opportunities to develop number concept by action in contexts

that are personally meaningful to children.

2. Daily life experiences in the classroom for children to use

mathematical concept.

3. Opportunities to solve practical problems, investigate, and make

decisions by themselves.

4. Many objects to classify, seriate, create patterns with, count, add

and subtract, weigh and measure. Teacher use their own

creativity, community resources, and them ideas to collect

projects for classroom manipulation.

5. Mini them projects that use math skill-such as building, cooking,

measuring-and provide a context for math.

6. Opportunities to work together on solving math problems in

noncompetitive activities that encourage discussions of the

reasoning that led to the answer, enabling children to clarify

their thingking.

7. Mini lessons for individuals and/or small group, as teachers

assess growth in math understanding and discover areas children

are ready to procced in math learning.

8. Classroom investigation activities.

9. Much time devoted to playing math games as a vehicle for the

repetition needed for children to learn number recognition and

value.

10. Linking book with learning math can help children read to

understand how math is a natural part of their physical and

21

Carol Gestwicki, Developmentally Appropriate Practice…, hal. 382

Page 33: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sosial world and to use the natural context of stories to discuss

and reason about mathemathical ideas (whitin and whitin 2005).

Dalam buku yang berjudul “Developmentally Appropriate Practice“,

Carol Gestwicki menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran pendidik

dapat memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun

berkelompok dan memberikan mereka kesempatan untuk menemukan dan

berusaha memecahkan persoalan tersebut, dalam pembelajaran siswa dapat

menggunakan benda konkret atau benda manipulatif yang dapat memudahkan

mereka memecahkan persoalan dan memahami konsep matematika. Selain itu

pembelajaran juga dapat dilakukan melalui permainan, pendidik dapat

menciptakan kegiatan ataupun permainan yang menarik dan dapat melatih

kemampuan matematika siswa, dan pendidik juga dapat menghubungkan

matematika dengan mata pelajaran lain ataupun menjelaskan manfaat

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mendiskusikan persoalan yang

dapat diselesaikan dengan matematika. Dengan cara pembelajaran seperti ini

akan melatih kemandirian siswa dan dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa serta dapat menumbuhkan

ketertarikan siswa untuk belajar.

Dari yang sudah diuraikan diatas tentang pembelajaran berbasis

Developmetally Appropriate Practice maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan alat peraga yang

dapat memudahkan anak untuk belajar dan memahami suatu konsep

matematika.

2. Belajar dapat dilakukan melalui permainan.

3. Mengembangkan pembelajaran terpadu, dengan mengaitkan satu mata

pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, dengan menjelaskan manfaat dan

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membuat pelajaran

menjadi lebih bermakna dan menumbuhkan rasa ingin tahu dan

ketertarikan anak untuk belajar.

Page 34: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Yuli Ismayanti, dalam penelitiannya yang berjudul ”Pembelajaran

Matematika Berbasis Developmentally Appropriate Practice Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa”, memberikan

kesimpulan bahwa motivasi belajar matematika siswa lebih meningkat

setelah diterapkan konsep Developmentally Appropriate Practice dalam

proses pembelajaran.

2. Nur Asnah, dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Penerapan

Developmentally Appropriate Practice Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa

yang menerapkan konsep Developmentally Appropriate Practice dalam

proses pembelajarannya lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar

matematika siswa yang tidak diberikan pembelajaran dengan penerapan

konsep DAP.

3. Haratua Tiur Maria, Sesilia Seli, dan Okiana Tarigan, dalam penelitian

mereka yang berjudul ”Penerapan Developmentally Appropriate Practice

Melalui Pembelajaran Terintegrasi Menggunakan Permainan Puzzle Kayu

Untuk Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Siswa Kelas 1 SD”, Hasil

dari penelitian tersebut adalah rata-rata aktivitas siswa setelah dilakukan

tindakan meningkat menjadi 88,57% dan hasil tes yang diperoleh pada

akhir pembelajaran yaitu nilai rata-rata siswa 9,17, hasil ini telah mencapai

ketuntasan pemahaman konsep yaitu 70% dari jumlah siswa menjawab

benar minimal 65% dari soal ang diberikan. Kesimpulan dari penelitian

tersebut adalah bahwa dengan diterapkan konsep Developmentally

Appropriate Practice dalam proses pembelajaran aktifitas, minat, dan hasil

belajar siswa meningkat lebih baik.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Diterapkannya pembelajaran berbasis Developmentally Appropriate

Practice (DAP), dapat membuka ruang yang luas bagi siswa untuk mengalami

sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan dan

Page 35: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

menyenangkan. Pembelajaran yang sesuai dengan konsep DAP

menitikberatkan pada pembelajaran yang sesuai dengan taraf perkembangan

siswa. Pendidik tidak hanya memperhatikan materi yang disampaikan kepada

siswa tetapi juga harus memperhatikan tingkatan usia dan kondisi psikologis

siswa karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kesiapan dan kematangan

siswa untuk belajar.

Pada tingkatan sekolah dasar perkembangan kognitif siswa masih

berada pada tahap operasional konkret sehingga dalam mamahami suatu

konsep pelajaran siswa masih sangat membutuhkan benda-benda konkret.

Dengan mencelupkan siswa kedalam pengalaman konkret, siswa dapat secara

aktif melakukan sesuatu yang melibatkan seluruh potensinya (kognitif, emosi,

imajinasi dan kreatifitas) dan tingkat kesukaran materi yang diberikan harus

sesuai dengan tingkat kemampuan siswa agar dapat mudah dimengerti

sehingga akan meningkatkan daya minat, percaya diri dan semangat belajar

siswa.

Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan diatas, maka

diharapkan bahwa penerapan pembelajaran yang sesuai dengan konsep DAP

dapat meningkatkan percaya diri, kemandirian dan hasil belajar matematika

siswa.

Page 36: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDI Ruhama Cirendeu, waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Nopember 2009 sampai dengan Januari

2010.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas atau classroom action research, yaitu suatu

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus

sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi)

dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu

tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.1 Ada empat tahapan penting

dalam penelitian tindakan, yaitu:

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam

proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat

beberapa instrumen penelitian yang terdiri dari angket kepercayaan

diri, lembar observasi dan lembar wawancara.

Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Acting).

1Kunandar, S.Pd, M.Si, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hal. 44

Page 37: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan

tindakaan kelas.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan agar memperoleh data yang akurat untuk

perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai

kegiatan mengamati, menggali dan mendokumentasikan semua gejala

atau indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian

ini, peneliti dibantu oleh seorang observer yang membantu peneliti

untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting).

Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan

dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga

dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai

tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini

dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian

sebelumnya.

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan

dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil dari siklus II sudah menunjukan

bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi

apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian akan

dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Page 38: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 3.1

Diagram Desain Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan

Kurangnya percaya diri

siswa dalam belajar

matematika.

Perencanaan

Tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan

data I

Pelaksanaan

Tindakan I

Refleksi I

Permasalahan baru

hasil refleksi I

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan

data II

Refleksi II

Apabila masalah

belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus

berikutnya.

Siklus I

Siklus II

Page 39: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan menjadikan siswa kelas V-B SDI

RUHAMA sebagai subjek penelitian. Jumlah siswa dalam kelas ini sebanyak

34 orang yang terdiri dari 14 orang murid laki-laki dan 20 orang murid

perempuan. Keputusan ini berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

peneliti melihat pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa

cenderung pasif, siswa terlihat takut dan malu bertanya ataupun menjawab

pertanyaan guru, dan pada saat mengerjakan tugas banyak siswa yang

berulang kali maju ke depan kelas untuk menanyakan hasil pekerjaan mereka

pada guru bahkan tidak sedikit siswa yang mencontek pekerjaan siswa lain. Ini

merupakan indikasi rendahnya kepercayaan diri siswa dalam belajar

matematika.

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan

pelaksana kegiatan, melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis

data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu

oleh seorang observer (pengamat) yang bertugas mengamati aktivitas siswa

selama proses belajar mengajar berlangsung.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan melakukan pra

penelitian (penelitian pendahuluan) dan akan dilanjutkan dengan tindakan

pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan

analisa dan refleksi pada siklus I dan apabila indikator keberhasilan belum

tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.

Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukan bahwa

indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi

apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan

Page 40: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

dilanjutkan ke siklus siklus berikutnya dengan mengacu pada hasil refleksi

siklus II.

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan

1. Observasi proses pembelajaran dikelas.

2. Wawancara dengan guru kelas.

3. Wawancara dengan siswa.

Tabel 3.3

Tahap Penelitian Siklus I

Perencanaan.

1. Membuat rencana pembelajaran berbasis DAP.

2. Menyiapkan media dan alat pembelajaran.

3. Membuat lembar kerja siswa.

4. Membuat lembar evaluasi

5. Membuat pedoman observasi.

6. Membuat soal tes akhir siklus I.

Tindakan.

1. Melaksanakan cenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana

tindakan ditunjang dengan alat peraga dan media pembelajaran.

2. Menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan konsep DAP (menggunakan

alat peraga, belajar sambil bermain, pembelajaran terpadu).

Observasi.

1. Mengamati jalannya proses pembelajaran.

2. Mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran.

3. Mendokumentasikan kegiatan siswa.

4. Mengamati tes siklus I.

Page 41: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Refleksi.

Hasil pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan

bagi tindakan siklus berikutnya.

Tabel 3.4

Tahap Penelitian Siklus II.

Perencanaan.

1. Membuat rencana pembelajaran berbasis DAP sesuai dengan hasil

refleksi siklus I.

2. Menyiapkan media dan alat pembelajaran.

3. Membuat lembar kerja siswa.

4. Membuat lembar evaluasi.

5. Membuat pedoman observasi.

6. Membuat soal tes akhir siklus II.

Tindakan.

1. Melaksanakan skenario dan rencana pembelajaran sesuai dengan rencana

tindakan ditunjang dengan alat peraga dan media pembelajaran.

2. Menjelaskan materi pelajaran sesuai dengan konsep DAP (menggunakan

alat peraga, belajar sambil bermain, pembelajaran terpadu)

3. Mewawancarai siswa.

4. Tes akhir siklus II.

Observasi.

1. Mengamati jalannya proses pembelajaran.

2. Mengamati aktifitas siswa selama pembelajaran.

3. Mendokumentasikan kegiatan siswa.

4. Mengamati tes siklus II.

5. Menganalisis data yang dikumpul pada setiap pertemuan.

Refleksi.

Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh

masukan apakah tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dan untuk

mendapatkan data apabila akan dilaksanakan siklus selanjutnya.

Page 42: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Berdasarkan desain tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus

selanjutnya perlu dilakukan atau tidak, sedangkan penelitian ini akan berakhir

atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebaga berikut:

1. Adanya peningkatan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika, hal

ini dapat dilihat berdasarkan skor rata-rata angket kepercayaan diri siswa

pada tiap indikator ≥ 65%.

2. Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukan bahwa 70% dari

jumlah seluruh siswa sudah mendapatkan nilai lebih dari nilai KKM yaitu

6,5.

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam menerapkan

pembelajaran matematika berbasis DAP, hasil penelitian yang diharapkan

adalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika.

G. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan

data kuantitatif.

1. Data kualitatif; hasil observasi proses pembelajaran, hasil wawancara

kepada guru dan siswa, hasil angket kepercayaan diri belajar matematika

siswa, hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).

2. Data kuantitatif; nilai tes siswa pada setiap akhir siklus.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti.

H. Intrumen-Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis,

yaitu:

1. Instrumen Tes

Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap

akhir siklus, dan tes evaluasi yang diberikan pada akhir pembelajaran. Tes

Page 43: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

ini bertujauan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap

materi yang telah diberikan dan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar matematika siswa. Berikut kisi-kisi instrumen tes siklus I dan

siklus II.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Tes Siklus I

No Indikator

Kompetensi

Jumlah C

1

C

2

C

3

1. Menentukan persentase sederhana dari

banyak barang tertentu. 2 1

2. Menentukan jumlah benda yang

diambil jika persentase dan jumlah

total benda diketahui.

3 5 2

3. Mengubah persen kedalam pecahan

biasa atau desimal, atau megubah

desimal kedalam pecahan atau persen

1 2

4. Membandingkan 2 jenis pecahan yang

tak sejenis. 4 1

Jumlah 6

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Tes Siklus II

2. Instruman Non-tes

Dalam instrumen non-tes ini digunakan instrumen sebagai berikut:

No Indikator

Kompetensi

Jumlah C

1

C

2

C

3

1. Melakukan operasi penjumlahan berbagai

bentuk pecahan berpenyebut beda. 1 2 2

2. Melakukan operasi pengurangan berbagai

bentuk pecahan berpenyebut beda. 3 1

3. Melakukan operasi hitung campuran

berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda. 4 1

Jumlah 4

Page 44: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui apakah proses

pembelajaran matematika berbasis DAP terlaksana dengan baik,

bagaimana interaksi yang terjadi dikelas, serta untuk mengetahui

kekurangan dalam proses pembelajaran.

b. Lembar angket kepercayaan diri.

Angket ini bertujuan untuk mengukur rasa percaya diri siswa dalam

upaya meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam belajar

matematika. Berikut kisi-kisi angket kepercayaan diri belajar

matematika:

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri

DIMENSI INDIKATOR

1. Percaya pada kemampuan

diri sendiri.

a. Yakin pada diri sendiri.

b. Tidak putus asa.

2. Mandiri. a. Tidak bergantung pada orang

lain.

b. Bertanggung jawab

c. Ingin berprestasi tinggi

3. Memiliki keberanian

untuk bertindak.

a. Berani mengungkapkan

pendapat

c. Lembar wawancara.

Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui

gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-

masalah yang dihadapi dikelas.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian itu adalah sebagai

berikut:

1. Nilai hasil belajar siswa; data diperoleh dari tes akhir siswa yang

dilakukan pada setiap akhir siklus.

Page 45: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

2. Angket kepercayaan diri; angket diberikan kepada siswa setiap akhir

siklus yang dijadikan sebagai acuan untuk mengukur tingkat kepercayaan

diri siswa dalam belajar matematika.

3. Lembar observasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

4. Hasil wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan

siswa pada tahap pra penelitian dan setiap akhir siklus.

5. Hasil dokumentasi; berupa foto-foto yang diambil pada saat proses

pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus.

Setelah data terkumpul, peneliti bersama observer melakukan diskusi

dan menganalisis data, mengetahui kekurangan dalam proses data

pembelajaran dan membuat rencana untuk tindakan siklus berikutnya.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi.

Untuk memperoleh data yang valid, peneliti menggunakan beberapa

teknik, yaitu teknik triangulasi, saturasi dan member ckeck.2

1. Teknik triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau

analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.

Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yatiu sudut pandang

guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra

peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

2. Teknik saturasi yaitu menggali data dari sumber yang berbeda untuk

memperoleh informasi tentang hal yang sama.

3. Member check yaitu memeriksa kembali data yang sudah terkumpul, baik

tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya serta

mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

Agar diperolah data yang valid, instrumen angket kepercayaan diri

siswa diujicobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas dan

reliabilitasnya.

2 Kunandar, S.Pd, M.Si, Penelitian Tindakan Kelas..., hal. 107

Page 46: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

a. Validitas.

Untuk menghitung validitas instrumen angket kepercayaan diri digunakan

rumus korelasi poin biserial (rpbi), yaitu:3

p t

pbi

t

M M pr

SD q

rpbi = Koefisien korelasi biserial.

Mp = Mean (rata-rata hitung) skor yang dicapai oleh peserta tes yang

menjawab betul.

Mt = Mean skor total yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes.

SDt = Deviasi standar total.

p = Proporsi peserta yang menjawab betul.

q = Proporsi peserta yang menjawab salah.

b. Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas instrument angket digunakan rumus

koefisien alpha, yaitu:

21

1

i i

ii

t

p qkr

k s

rii = Koefisien reliabilitas tes.

k = Cacah butir.

piqi = varian skor butir

st2 = Varian skor total.

K. Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara

deskriptif-analitis. Analisis data dilakukan pada berbagai kesempatan dari

awal penelitian sampai akhir proses penelitian. Hasil dari analisis ini berupa

informasi berbentuk kalimat-kalimat yang memberi gambaran proses

penelitian.

3 Pudji Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: Grasindo 2008), hal. 90

Page 47: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Untuk menganalisis setiap indikator kepercayaan diri siswa

digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut:

100%f

P Xs

Keterangan:

P = Persentase kepercayaan diri siswa.

f = Frekuensi siswa yang melakukan indikator kepercayaan diri.

s = Jumlah siswa yang hadir.

L. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan maka akan

ditindak lajuti dengan melakukan siklus selanjutnya dengan perencanaan

pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya.

Penelitian ini akan berakhir apabila persentase skor rata-rata angket

kepercayaan diri siswa pada tiap indikator telah mencapai ≥65%, hal ini

menunjukan bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

berbasis Developmentally Appropriate Practice (DAP) dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika telah berhasil.

Page 48: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA,

INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di

SDI RUHAMA Cirendeu. Kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru

matematika dan siswa, serta melakukan observasi proses pembelajaran

matematika di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan

yang dihadapi pada proses pembelajaran matematika di SDI RUHAMA

Cirendeu. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V, pihak sekolah

menentukan kelas yang dapat dijadikan objek penelitian adalah kelas V-B

dengan alasan karena tidak ada perbedaan mengenai kemampuan siswa

dengan kelas V yang lainnya.

Peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika kelas V

pada tanggal 17 Nopember 2009. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

proses pembelajaran matematika di kelas V dan mengetahui tentang

kemampuan dan sikap belajar siswa terhadap pelajaran matematika.

Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa metode

pembelajaran matematika yang selama ini digunakan adalah dengan

menggunakan metode ceramah dan latihan. Karena materi pelajaran

matematika yang terlalu padat sehingga menyebabkan guru tidak dapat

mencoba menggunakan metode pembelajaran lain.

Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh informasi bahwa sikap

belajar siswa terhadap pelajaran matematika selama ini cenderung pasif,

kurang adanya interaksi antara guru dan siswa dan sebagian besar siswa

kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Ketika pelajaran matematika

berlangsung siswa cenderung merasa takut, malas, tidak bersemangat dan

siswa takut untuk bertanya pada guru jika ada pelajaran yang tidak dimengerti

Page 49: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sehingga tidak sedikit siswa jika diberikan tugas oleh guru tidak

mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, bahkan ada juga siswa yang tidak

mengerjakan, siswa juga sering tidak mengerjakan PR yang diberikan, siswa

sering terlihat mengerjakan PR di kelas ketika jam pelajaran matematika

hampir dimulai, jika tidak selesai siswa mencontek pekerjaan siswa lain.

Hukuman yang diberikan guru bagi siswa yang tidak tertib dan tidak

mengerjakan tugas adalah siswa diminta berdiri di depan kelas atau keluar

kelas. Kemampuan berhitung siswa pun terbilang lemah, siswa sangat sulit

menyelesaikan perhitungan pada operasi perkalian, pembagian bahkan

pengurangan, siswa terlihat malas jika materi yang dipelajari banyak rumus

yang harus dihafal dan siswa cenderung sangat kesulitan menyelesaikan soal.

Dalam belajar siswa sulit sekali berkonsentrasi, tidak sedikit siswa yang

ngobrol bahkan ada beberapa siswa yang berjalan keliling kelas ketika guru

menjelaskan pelajaran.

Peneliti melakukan observasi pada tanggal 18 Nopember 2009,

peneliti mengamati langsung sikap siswa ketika belajar matematika, dari

mulai guru memasuki kelas, terlihat sebagian besar siswa mengeluh jika

saatnya jam pelajaran matematika, siswa cenderung sulit diatur dan terlihat

enggan mengeluarkan buku pelajaran. Ketika pelajaran berlangsung siswa

cenderung pasif, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat

materi yang diberikan, jika merasa bosan mereka ngobrol dengan teman

ataupun bermain handphone (hp). Bahkan tidak sedikit siswa yang tidak

mencatat pelajaran dengan alasan tulisan di papan tulis tidak terlihat dengan

jelas. Pada saat guru memberikan tugas banyak siswa yang terdiam dan tidak

langsung mengerjakan tugas yang diberikan, ketika mengerjakan tugas terlihat

beberapa siswa melihat pekerjaan temannya, ada juga beberapa siswa lain

yang berulang kali maju kedepan bertanya pada guru menanyakan hasil

pekerjaannya.

Untuk mengetahui bagaimana perasaan siswa saat belajar

matematika peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas V-B

setelah pelajaran matematika selesai. Hasil wawancara tersebut adalah

Page 50: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran matematika karena

pelajarannya memusingkan, terlalu banyak hitungan, materi yang disampaikan

terlalu banyak sehingga membingungkan dan terlalu banyak tugas yang

diberikan padahal mereka belum mengerti. Beberapa siswa yang menyukai

pelajaran matematika mengatakan bahwa mereka menyukai matematika

karena mereka telah mempelajari materi yang sama ditempat yang lain

sehingga mereka sering mendapatkan nilai bagus pada pelajaran matematika.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian

pendahuluan yang dilakukan adalah:

a. Metode pembelajaran matematika yang sering digunakan oleh guru

matematika adalah metode ceramah dan penugasan.

b. Materi yang padat menyulitkan guru untuk mencoba menggunakan metode

pembelajaran lain dalam belajar matematika.

c. Respon siswa dalam belajar matematika masih terlihat kurang baik. Siswa

masih takut untuk bertanya kepada guru, kurang memperhatikan

penjelasan guru, kemampuan berhitung sebagian besar siswa masih

tergolong rendah, dan siswa sangat sulit berkonsentrasi pada saat belajar.

d. Masih banyak siswa yang kurang memiliki rasa percaya diri dalam belajar

ini terlihat dari banyaknya siswa yang malas mengerjakan soal disebabkan

mereka tidak mengerti cara menyelesaikannya, banyak siswa yang melihat

pekerjaan teman dan beberapa siswa yang berulang kali bertanya kepada

guru ketika mereka mengerjakan soal.

2. Tindakan pembelajaran siklus I

a. Tahap perencanaan

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 5 pertemuan dengan 3

pertemuan berdurasi 2 x 35 menit dan 2 pertemuan berdurasi 3 x 35 menit. Hal

ini dikarenakan dalam satu minggu jumlah jam pelajaran matematika adalah 7

jam pelajaran.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus I

adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

Page 51: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar evaluasi untuk

setiap pertemuan. Materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah menentukan

besar persentase, merubah persen kedalam pecahan atau desimal, dan

membandingkan dua pecahan.Untuk memudahkan siswa memahami materi

yang akan dipelajari peneliti menyiapkan media pembelajaran berupa

kelereng, manik-manik, lingkaran yang terbuat dari karton, lembar percent

grids dan beberapa alat lainnya yang dapat membantu siswa lebih mudah

memahami materi yang disampaikan. Selain itu peneliti juga telah

menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar siswa untuk setiap pertemuan,

dan angket kepercayaan diri yang akan diberikan pada akhir siklus I.

b. Tahap pelaksanaan.

Pembelajaran pada siklus I ini terdiri dari 5 pertemuan dengan

menerapkan pembelajaran matematika berbasis Developmentally Appropriate

Practice (DAP) yaitu pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap

perkembangan anak, dalam hal ini pembelajaran matematika yang

menggunakan media atau alat-alat yang dapat memudahkan siswa memahami

materi yang disampaikan sehingga pelajaran matematika yang dipelajari tidak

menjadi abstrak bagi siswa. Adapun materinya adalah menentukan persentase

dan jumlah benda (pertemuan ke-1 dan ke-2), mengubah persen kedalam

pecahan atau desimal (pertemuan ke-3), membandingkan dua pecahan yang

tak sejenis (pertemuan ke-4) dan pelaksanaan tes siklus I (pertemuan ke-5).

Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan ke-1/ Selasa 5 Januari 2010

Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan pertama ini ada 30 orang dan ada

4 orang siswa yang tidak hadir tanpa keterangan

Pada pertemuan pertama ini peneliti bertindak sebagai guru. Materi

yang disampaikan adalah menentukan persentase sederhana dari jumlah

barang tertentu. Pelajaran dimulai dengan guru menanyakan kepada siswa

tanda ”%” (persen), apa arti yang mereka ketahui dari tanda tersebut dan

Page 52: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

dimana mereka pernah melihat tanda tersebut. Sebagian besar siswa

mengetahui tanda ”%” (persen) dan sering melihatnya di mall. Setelah itu

guru memberikan penjelasan mengenai tanda ”%” (persen) dan sedikit

mengulang kembali tentang materi pecahan. Kemudian guru memberikan

Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) yang berisi tentang kegiatan dan meteri yang

akan dipelajari pada pertemuan hari itu. Sebagian besar siswa merasa bingung

dan takut ketika guru memberikan LKS, karena mereka berpikir guru akan

memberikan ulangan harian.

Kegiatan selanjutnya adalah guru mengeluarkan kotak yang berisi

100 manik-manik berwarna dan meminta 3 orang siswa maju kedepan kelas

untuk mengambil sejumlah manik yang mereka inginkan, tampak siswa masih

terlihat takut dan malu untuk maju kedepan kelas, belum ada siswa yang

berani maju kedepan sebelum disuruh terlebih dahulu. S1 adalah siswa yang

pertama kali maju kedepan setelah disuruh oleh guru, S1 mengambil sebanyak

23 manik-manik, kemudian guru meminta S19 dan S32 untuk maju kedepan

untuk mengambil sejumlah manik yang mereka inginkan, S19 mengambil

sebanyak 19 manik dan S32 mengambil sebanyak 12 manik. Guru meminta

semua siswa untuk mencatat nama dan jumlah manik yang telah diambil oleh

teman mereka pada LKS, kemudian guru memberikan tepuk tangan sebagai

pujian bagi siswa yang sudah berani maju kedepan.

Setelah itu guru membimbing siswa menentukan persentase dari

manik yang telah diambil oleh S1, menentukan berapa sisa manik dan

besarnya persentase dari manik yang tersisa. Selanjutnya guru meminta siswa

untuk mencoba menentukan persentase manik yang diambil oleh S19 dan S32,

berapa manik yang tersisa dan persentasenya, sebagian besar siswa terlihat

sibuk menghitung dan mereka dapat menyelesaikannya dengan baik.

Pada kegiatan 2 terdapat percent grids, siswa diminta untuk

mengarsir kotak sebanyak 39 dan 57 kotak kemudian menentukan

persentasenya, sebagian siswa masih ada yang bingung bagaimana cara

menyelesaikannya, kemudian guru membimbing siswa yang merasa kesulitan.

Sebagian besar siswa terlihat sibuk mengarsir sejumlah kotak yang diminta

Page 53: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

dan berusaha sendiri menentukan persentasenya tanpa bertanya dan meminta

bantuan dari guru, karena sebagian besar siswa terlihat sudah sangat

memahami bagaimana cara menentukan persentasenya. Beberapa orang siswa

terlihat begitu semangat untuk menyelesaikan tugas berikutnya, dan siswa

terlihat tidak menemukan kesulitan untuk menentukan persentase dari kotak

yang diarsir.

Gambar 2

Percent grids 100

Selanjutnya pada kegiatan 4, guru meminta 3 orang siswa maju

kedepan untuk mengambil manik dari kotak-kotak yang telah disediakan.

Kotak 1 berisi 80 manik, kotak 2 berisi 50 manik dan kotak 3 berisi 20 manik.

S7 mangambil manik dari kotak 1 sebanyak 20 manik, S21 mengambil manik

dari kotak 2 sebanyak 40 manik dan S16 mengambil manik dari kotak 3

sebanyak 19 manik. Guru meminta siswa mencatat jumlah manik yang telah

diambil oleh teman-teman mereka dan guru memberikan tepuk tangan sebagai

pujian bagi siswa yang sudah berani maju kedepan.

Page 54: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 2 Gambar 3

Percent grids 80 Percent grids 50

Gambar 4

Percent grids 20

Sebagian besar siswa bingung menentukan persentasenya karena

jumlah seluruh manik disetiap kotak tidak seratus Kemudian guru

menjelaskan bagaimana menentukan persentase dari sejumlah benda yang

diambil jika jumlah seluruh benda itu tidak seratus dengan menggunakan

percent grids yang terbuat dari kertas karton, dan siswa menggunakan lembar

percent grids yang telah disediakan pada LKS.

Untuk kegiatan 5 terlihat sebagian besar siswa dapat

menyelesaikannya sendiri meskipun ada beberapa siswa yang masih terlihat

bingung. Dan pada kegiatan 6 siswa diminta untuk menentukan jumlah kotak

yang diarsir jika persentase dari kotak yang diarsir itu diketahui, ada beberapa

siswa yang langsung bisa menyelesaikannya, dan masih ada juga siswa yang

Page 55: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

bingung menentukan jumlah kotak, ada juga beberapa siswa yang keliru

ketika mengarsir kotak.

Diakhir pelajaran guru memeriksa catatan LKS siswa dan

memberikan tanda bintang bagi siswa yang mencatat lengkap semua materi

hari itu, namun ada beberapa siswa yang tidak mencatatnya dengan lengkap

bahkan ada siswa yang tidak mencatat sama sekali, setelah itu guru

memberikan siswa tes evaluasi 1 yang berjumlah 2 soal, guru meminta siswa

berusaha mengerjakan sendiri soal yang diberikan.

Beberapa siswa mengeluh ketika menerima lembar evaluasi karena

soal berbentuk cerita, sebagian siswa terlihat bersemangat menyelesaikannya

karena mereka merasa materi ini mudah, tetapi masih ada beberapa siswa yang

terlihat malas mengerjakannya karena mereka tidak mau membaca dan

memahami soal, ketika mengerjakan soal evaluasi siswa masih banyak siswa

yang berulang kali bertanya pada guru cara menyelesaikannya, ada juga siswa

yang bertanya hasil pekerjaannya karena tidak yakin, meskipun mereka sudah

bisa menyelesaikannya.

2. Pertemuan ke-2/ Rabu 6 Januari 2010

Pertemuan kedua berlangsung selama 3 x 35 menit (3 jam pelajaran).

Siswa yang hadir dalam pertemuan ini sebanyak 29 orang dan siswa yang

tidak hadir ada 5 orang 4 orang tidak masuk dikarenakan izin dan satu tanpa

keterangan.

Pelajaran dimulai dengan sedikit mengulang materi yang telah

dipelajari kemarin karena pada pertemuan kedua ini masih membahas tentang

persentase. Kemudian guru membagikan LKS 2 yang berisi materi dan

kegiatan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan pertama guru mengeluarkan

kotak yang berisi 20 kelereng yang terdiri dari 7 kelereng berwarna abu-abu, 2

kelereng biru, 3 kelereng hijau dan 8 kelereng coklat. Guru meminta 2 orang

siswa maju kedepan untuk mengambil kelereng sesuai dengan warna yang

mereka sukai.

Page 56: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Pada pertemuan kedua ini siswa masih terlihat terlihat takut dan

malu maju kedepan, S7 dan S21 bersedia maju kedepan setelah disuruh oleh

guru. S21mengambil 2 kelereng berwarna biru dan S7 mengambil 8 kelereng

berwarna coklat. Kemudian guru meminta siswa menentukan masing-masing

persentase kelereng yang diambil oleh S7 dan S21. Pada pertemuan kedua ini

guru mengajarkan dua cara untuk menentukan persentase dari sejumlah benda

yang diambil, cara pertama seperti yang telah diajarkan kemarin yaitu

menggunakan percent grids, dengan menggunakan cara ini siswa terlihat tidak

mengalami kesulitan untuk menentukan persentasenya, bahkan ada beberapa

siswa yang sudah langsung dapat menentukan persentasenya tanpa

menggambarkan kotak-kotaknya terlebih dahulu. Cara yang kedua guru

mengarahkan siswa dengan menggunakan rumus sederhana, dengan cara ini

siswa terlihat kesulitan memahami rumus dan terutama kesulitan dalam hal

perhitungannya, Kemudian guru menjelaskan kembali bagaimana menentukan

persentase dengan menggunakan cara yang kedua. Sebagian siswa dapat

memahami namun mereka masih kesulitan dalam hal perhitungan. Kemudian

guru meminta siswa mencoba menentukan persentase kelereng yang diambil

oleh S7 dengan menggunakan cara yang kedua. Terlihat sebagian siswa yang

terlihat bingung dan kesulitan dalam menyelesaikan perhitungan.

Selanjutnya pada kegiatan yang kedua guru mengadakan permainan

pemilihan pengurus kelas. Guru meminta dua orang yang bersedia dicalonkan

menjadi pengurus kelas, S25 dan S32 bersedia dicalonkan menjadi pengurus

kelas. Guru menentukan aturan permainan bagi yang setuju S25 atau S32

menjadi ketua kelas siswa diminta mengangkat tangan mereka. Jumlah seluruh

siswa kelas V-B adalah 34 orang, karena ada 5 siswa yang tidak hadir maka

guru meminta 5 orang siswa lain untuk menggantikan suara temannya yang

tidak hadir. Dari hasil perhitungan suara S25 mendapatkan 6 suara dan S32

mendapatkan 28 suara. Kemudian guru dan siswa bersama-sama menghitung

persentase perolehan suara S25 dan S32. Pada proses penghitungan siswa

sangat kesulitan karena angka yang dihasilkan berupa bilangan desimal.

Setelah mendapatkan hasilnya guru dan siswa memberikan tepuk tangan

Page 57: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

kepada S32 karena memperoleh suara terbanyak. Pada kegiatan kedua ini

siswa terlihat begitu senang meskipun mereka mengalami kesulitan dalam

perhitungan.

Selanjutnya pada kegiatan ketiga guru mengeluarkan kotak yang

berisi 40 manik-manik berwarna hijau, permasalahan yang diberikan pada

kegiatan yang ketiga ini berbeda dengan yang sebelumnya. Jika pada kegiatan

sebelumnya siswa diminta untuk mengambil sejumlah benda sebanyak yang

mereka inginkan dan menentukan persentasenya namun pada kegiatan yang

ketiga ini siswa diminta menentukan jumlah benda yang diambil jika

persentasenya diketahui. Pada kegiatan ketiga ini sebagian besar anak-anak

sudah bisa menentukan jumlah manik yang diambil dengan menggunakan

percent grids, bahkan ada anak yang langsung menjawab tanpa menggunakan

percent grids, kemudian guru mengarahkan agar siswa mencoba menentukan

jumlah manik yang diambil itu dengan menggunakan rumus yang sudah

diajarkan. Setelah mendapatkan hasilnya manik yang harus diambil adalah 12

butir, guru meminta seorang siswa yaitu S9 mengambil sebanyak 12 manik

dalam kotak, kemudian guru meminta siswa menentukan manik yang tersisa

dan berapa persentasenya.

Kemudian guru melanjutkan dengan kegiatan keempat,

permasalahan yang diberikan sama seperti kegiatan ketiga menentukan jumlah

benda yang diambil jika persentasenya diketahui. Pada kegiatan keempat ini

guru menggunakan lingkaran yang terbuat dari karton kemudian pada satu sisi

guru membagi lingkaran itu menjadi 8 bagian yang sama besar dan pada sisi

yang lain guru mengarsir 37,5% bagian dari lingkaran itu dengan warna

kuning. Guru meminta siswa menentukan berapakah bagian yang diarsir itu.

Dengan menggunakan rumus sederhana yang telah dijelaskan, guru

membimbing siswa menyelesaikan soal itu, namun masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan menyelesaikan perhitungannya, seperti terlihat pada

contoh berikut ini:

Page 58: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 5

Hasil kerja siswa yang kesulitan menyelesaikan perhitungan

Dari gambar 5 kita dapat melihat bahwa siswa tersebut keliru melakukan

dalam memahami soal dan belum dapat mengubah soal cerita kedalam kalimat

matematika dengan benar.

Selanjutnya pada kegiatan kelima guru memberikan kasus jual beli,

guru meminta dua orang siswa melakukan transaksi jual beli didepan kelas,

yaitu S7 dan S8. Pada kegiatan yang kelima sebagian besar siswa tidak

mengalami kesulitan memahami kasus yang diberikan, karena sebagian besar

dari mereka sudah sering melakukan transaksi seperti ini.

Diakhir pelajaran guru memeriksa LKS siswa untuk memastikan

siswa mencatat semua kegiatan yang telah dilakukan. Guru memberikan tanda

bintang pada LKS bagi siswa yang mencatat dengan lengkap, dan ada

beberapa siswa yang hanya mencatat sebagian saja dengan alasan terlalu

banyak catatan. Setelah itu guru melanjutkan dengan memberikan tes evaluasi

Page 59: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sebanyak 2 soal, karena waktu yang tinggal sedikit guru meminta siswa hanya

mengerjakan 1 soal saja

Ketika mengerjakan tes evaluasi terlihat masih banyak siswa yang

malas membaca dan memahami soal, bercanda ketika sedang mengerjakan

soal, dan banyak siswa yang terlihat tidak yakin dengan jawabannya sendiri

sehingga bertanya dengan teman bahkan melihat jawaban teman, meskipun

sebelumnya guru sudah meminta agar setiap siswa mengerjakan tugas sendiri.

3. Pertemuan ke-3/ Jum’at 8 Januari 2010

Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran).

Siswa yang hadir pada pertemuan ketiga ini ada 31 siswa, dan ada 3 siswa

yang tidak hadir yaitu 2 orang tidak hadir dikarenakan sakit dan satu orang

tanpa keterangan.

Pada pertemuan ketiga ini materi yang akan dibahas adalah

mengubah persen kedalam bentuk pecahan dan desimal. Sebelum memulai

pelajaran guru sedikit mengulang materi persentase yang telah dipelajari

kemarin, ada beberapa siswa yang mengatakan tidak mengerti sama sekali

karena mereka tidak masuk. Guru membagikan LKS 3 berisi materi yang akan

dipelajari hari itu. Pada kegiatan pertama terdapat diagram yang menunjukan

persentase tiga mata pelajaran yang disukai siswa kelas V-B. Kemudian siswa

diminta untuk merubah bentuk persen tersebut kedalam bentuk pecahan dan

desimal. Guru menjelaskan bagaimana merubah persentase siswa yang

menyukai pelajaran matematika kedalam pecahan dan desimal, terlihat

sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan sehingga mereka dapat

merubah persentase dua mata pelajaran lainnya kedalam bentuk pecahan dan

desimal.

Pada kegiatan kedua, siswa diberikan persoalan untuk merubah

bilangan desimal kedalam bentuk pecahan dan persen. Terlihat siswa sedikit

mengalami kesulitan ketika menemukan bilangan desimal yang hanya

memiliki satu angka dibelakang koma. Selanjutnya guru menjelaskan

bagaimana merubah bentuk pecahan kedalam desimal, siswa terlihat kesulitan

Page 60: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

karena kemampuan siswa menyelesaikan soal pembagian dan perkalian

terbilang lemah.

Kemudian guru meminta siswa merubah persen kedalam bentuk

pecahan yang paling sederhana, untuk dapat menyelesaikan soal seperti ini

siswa harus mengerti tentang faktor persekutuan terbesar (FPB), materi ini

telah diberikan pada semester 1 namun ketika guru menanyakan kembali

ternyata semua siswa sudah lupa. Guru menjelaskan kembali bagaimana

mencari FPB, untuk materi ini siswa terlihat kurang bersemangat karena

menurut mereka materi ini terbilang sulit.

Diakhir pelajaran seperti biasa guru memeriksa LKS siswa dan

memberikan tanda bintang bagi siswa yang mencatat dengan lengkap.

Dilanjutkan dengan memberikan tes evaluasi yang terdiri dari 6 soal, 3 soal

pertama siswa diminta merubah bentuk persen kedalam bentuk desimal, dan 3

soal terakhir siswa diminta merubah bentuk desimal kedalam persen.

4. Pertemuan ke-4/ Selasa 12 Januari 2010

Pertemuan keempat berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan keempat ada 32 siswa dan ada 2

orang siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit.

Pada pertemuan keempat materi yang akan dipalajari adalah

membandingkan 2 pecahan yang tak sejenis. Guru membagikan LKS 4 yang

berisi materi yang akan dipelajari hari itu. Untuk memudahkan siswa

membandingkan dua pecahan yang tak sejenis guru menggunakan fraction bar

(batang pecahan), sebelum memulai pelajaran guru sedikit mengulang materi

pecahan.

Pada kegiatan pertama guru mempraktekan bagaimana

membandingkan 2 jenis pecahan yang berbeda dengan menggunakan batang

pecahan. Siswa diminta membagi batang pecahan menjadi beberapa bagian

yang sama besar sesuai dengan penyebut pada pecahan tersebut. Kemudian

siswa diminta mengarsir beberapa bagian sesuai dengan pembilangnya.

Page 61: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Setelah itu barulah siswa diminta untuk membandingkan dua pecahan yang

berbeda.

Pada LKS 4 ini siswa diminta menyelesaikan beberapa soal yaitu

membandingkan dua pecahan yang tak sejenis. Sebagian siswa terlihat tidak

menemui kesulitan dalam menyelesaikannya, bahkan ada yang mengatakan

materi ini sangatlah mudah karena mereka dapat melihat langsung

perbedaannya. Namun guru memperhatikan ada banyak siswa yang salah

dalam membagi batang pecahan. Sebagian besar siswa tidak teliti, banyak

diantara mereka membagi batang pecahan tidak sama besar, meskipun

demikian mereka yang sudah dapat menentukan mana pecahan yang lebih

besar dan lebih kecil, namun ada juga siswa yang salah dalam

membandingkan hal ini dikarenakan mereka tidak membagi batang pecahan

menjadi beberapa bagian yang sama besar.

Kegiatan selanjutnya guru meminta siswa melakukan diskusi,

pertama guru membagi siswa menjadi beberapa 7 kelompok, 6 kelompok

teridiri dari 5 orang siswa dan 1 kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Mereka

diminta membandingkan beberapa pecahan dengan menggunakan batang

pecahan kemudian mengurutkannya dari yang terkecil sampai yang terbesar

dengan menyusun kartu pecahan pada karton yang telah disediakan. Karena

waktu yang sangat sedikit sehingga setiap kelompok hanya diminta

menyelesaikan satu soal saja, dalam kegiatan ini masih banyak siswa yang

tidak tertib, mereka ngobrol, bercanda, dan berlari-lari.

Kemudian guru memeriksa kelengkapan catatan LKS siswa, dan

memberikan tanda bintang bagi siswa yang mencatat dengan lengkap.

Selanjutnya guru memberikan tes evaluasi yang terdiri dari 1 soal. Ketika

mengerjakan tes evaluasi siswa terlihat tenang dan sebagian besar siswa

mengerjakan sendiri tanpa bertanya dengan guru, namun masih banyak siswa

yang salah dalam membagi batang pecahan, mereka tidak membaginya

menjadi beberapa bagian yang sama besar. Berikut ini beberapa contoh hasil

jawaban soal pada tes evaluasi 4:

Page 62: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 6

Hasil kerja siswa yang belum bisa membagi

batang pecahan dengan benar.

Pada gambar 6, kita dapat melihat dengan menggunakan batang

pecahan siswa tersebut sudah dapat membandingkan dua pecahan dengan

benar dan menentukan pecahan yang memiliki nilai lebih besar dan lebih kecil

namun siswa tersebut masih belum bisa membagi batang pecahan menjadi

beberapa bagian yang sama besar.

Page 63: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 7

Hasil kerja siswa yang sudah bisa

membagi batang pecahan dengan benar.

Dari gambar 7, dengan menggunakan batang pecahan siswa tersebut

sudah dapat menentukan pecahan yang memiliki nilai yang lebih besar dan

lebih kecil dengan benar dan membagi batang pecahan menjadi bagian yang

sama besar.

Page 64: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 8

Hasil kerja siswa yang dapat membandingkan dua pecahan

tanpa menggunakan batang pecahan.

Pada gambar 8, jika dibandingkan dengan cara penyelesaian dua

orang siswa sebelumnya yang masih harus menggunakan batang pecahan

sepertinya siswa tersebut sudah sangat memahami konsep pecahan dengan

baik sehingga tanpa menggunakan batang pecahan siswa tersebut sudah dapat

menentukan nilai pecahan yang lebih besar dan lebih kecil.

5. Pertemuan ke-5/ Rabu 13 Januari 2010

Pertemuan kelima berlangsung selama 3 x 35 menit (3 jam

pelajaran). Siswa yang hadir sebanyak 33 siswa dan 1 orang siswa tidak hadir

dikarenakan sakit. Pada pertemuan ini guru akan mengadakan tes siklus 1

berupa soal tes uraian tentang materi menentukan persentase suatu benda,

merubah persen kedalam bentuk pecahan dan desimal, dan membandingkan

dua pecahan yang tak sejenis, soal tes siklus 1 berjumlah 5 soal dengan alokasi

waktu 60 menit, dilanjutkan dengan tes angket kepercayaan diri yang

berjumlah 26 pernyataan dengan alokasi waktu 35 menit.

Page 65: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Pada tes siklus 1 ini masih banyak siswa yang panik dan takut

menghadapi tes, terutama siswa yang sudah beberapa kali tidak masuk kelas,

mereka mengatakan belum siap mengerjakan tes meskipun guru sudah

memberitahukan sebelumnya. Suasana kelas menjadi sedikit gaduh, banyak

siswa yang minta agar tes siklus 1 ini diundur pada pertemuan berikutnya,

namun guru meyakinkan siswa bahwa semua dapat mengerjakan soal dengan

baik karena semua telah dipelajari bersama.

Pada saat mengerjakan tes banyak siswa yang terlihat tidak teliti

membaca dan memahami soal, bahkan ada siswa yang malas dan tidak mau

membaca soal bahkan ada siswa yang tidak mau mengerjakan dan menangis

saat mengerjakan soal dan mengerjakan soal dengan asal menjawab saja.

Masih banyak siswa yang bertanya pada guru bagaimana cara

menyelesaikannya dan ada beberapa siswa yang terlihat mencontek jawaban

teman, atau bekerjasama dengan temannya, bahkan ada beberapa siswa yang

tidak yakin dengan jawaban mereka dan menanyakannya pada guru, namun

guru selalu mencoba membimbing siswa untuk mandiri dan yakin pada hasil

jawaban yang telah mereka kerjakan.

Setelah waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal tes selesai,

masih ada beberapa siswa yang belum selesai menjawab semua pertanyaan,

dan ada diantara mereka yang langsung asal menjawab. Guru memberikan

siswa waktu untuk beristirahat beberapa menit, kemudian guru melanjutkan

dengan memberikan tes angket kepercayaan diri. Sebelum mengerjakan tes

angket ini guru meminta siswa agar membaca setiap pernyataan dengan teliti

dan menjawabnya dengan jujur. Sebagian besar siswa terlihat tenang

mengerjakan tes angket meskipun ada beberapa siswa yang masih bertanya

maksud pernyataan dalam angket tersebut.

c. Tahap observasi dan analisis.

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Observer melakukan pengamatan langsung tentang aktivitas belajar

Page 66: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa

melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Siklus 1

No Aspek yang diamati Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Rata-rata

1 Memperhatikan

penjelasan guru. 46,67% 51,72% 67,74% 62,5% 57,16%

2 Betanya pada guru. 20% 13,79% 16,12% 25% 18,73%

3 Menjawab pertanyaan

guru. 10% 6,89% 12,90% 18,75% 12,14%

4 Mencatat pelajaran. 90%

75,86%

77,42%

81,25% 81,13%

5 Mengerjakan tugas

yang diberikan guru. 96,67% 100% 93,54% 100% 97,55%

6 Berusaha mengerjakan

tugas sendiri. 6,67% 13,79% 29,03% 40,63% 22,53%

7 Mengerjakan soal

didepan kelas. 0% 0% 9,68% 6,25% 7,97%

8

Terlibat aktif dalam

kegiatan belajar

dikelas

20% 20,69% 19,35% 40,63% 25,17%

Jumlah siswa yang hadir 30 29 31 32

Rata-rata aktivitas total 40,30%

Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar

siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan penjelasan guru.

Rata-rata persentase siswa yang memperhatikan penjelasan guru

sebanyak 57,16%, ini menunjukan bahwa hanya sebagian siswa dalam kelas

yang memperhatikan penjelasan guru sementara sebagian siswa lain bercanda,

ngobrol dengan teman, bermain handphone (hp), berjalan keliling kelas dan

banyak juga siswa yang mengganggu siswa lainnya ketika guru sedang

Page 67: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

menjelaskan pelajaran. Kondisi belajar mengajar seperti ini sangat tidak baik

sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II.

2. Bertanya dan menjawab pertanyaan guru.

Aktivitas siswa bertanya dan menjawab pertanyaan guru dari tabel

diatas didapatkan rata-rata persentase 18,73% dan 12,14%. Angka ini masih

sangat kecil sekali. Dalam pembelajaran matematika siklus I sebagian besar

siswa masih terlihat takut bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru,

terutama apabila ada materi yang mereka tidak mengerti, siswa tidak berani

mengatakan dan meminta guru untuk mengulangi lagi. Pada saat guru

memberikan pertanyaan sebagian besar siswa terdiam tidak menjawab, alasan

yang sering mereka katakan adalah karena takut salah. Hal inilah yang

menunjukan rendahnya sikap percaya diri siswa dalam mengungkapkan

pendapat.

3. Mencatat pelajaran.

Aktivitas mencatat pelajaran rata-rata yang dicapai adalah 81,13%.

Dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar siswa sudah cukup baik

melakukan kegiatan ini, mungkin hal ini disebabkan karena guru memberikan

LKS yang berisi materi dan semua kegiatan yang akan dilakukan pada tiap

kali pertemuan sehingga memudahkan siswa mencatat materi yang dipelajari.

Meskipun demikian masih ada beberapa siswa yang malas mencatat dengan

alasan terlalu banyak atau karena tulisan tidak terlihat dengan jelas dari tempat

duduk mereka.

4. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Pada siklus I aktivitas mengerjakan tugas merupakan kegiatan yang

paling tinggi dikerjakan siswa yaitu dengan persentase 97,55%. Setiap

pertemuan guru selalu memberikan tes evaluasi diakhir pelajaran dan hampir

seluruh siswa mengerjakannya. Namun masih sedikit sekali siswa yang mau

berusaha mengerjakan tugas sendiri, dari tabel diatas menunujukan rata-rata

persentase siswa yang berusaha mengerjakan tugas sendiri hanya sebesar

22,53%. Sebagian besar siswa masih sering bertanya pada guru ketika

Page 68: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

mengerjakan soal, hal ini mencerminkan rendahnya sikap kemandirian siswa

dalam belajar, dan siswa juga sering terlihat bekerjasama bahkan melihat/

mencontek pekerjaan siswa lain. Hal ini sangat menunjukan rendahnya rasa

percaya diri siswa terhadap kemampuannya sendiri.

5. Mengerjakan soal didepan kelas.

Pada siklus I, sebagian besar siswa tidak mau mengerjakan soal yang

diberikan guru didepan kelas dengan alasan takut salah dan malu. Setiap kali

guru meminta siswa maju siswa saling menunjuk siswa yang lain. Dari tabel

diatas menunjukan 7,79% rata-rata persentase siswa yang mau mengerjakan

soal didepan kelas, aktivitas ini merupakan yang paling kecil sehingga perlu

adanya perbaikan pada siklus II.

6. Terlibat aktif dalam kegiatan belajar dikelas.

Dari tabel diatas, terlihat sedikit sekali siswa yang terlibat aktif

dalam kegiatan belajar mengajar. Pada pertemuan pertama hingga pertemuan

ketiga hanya 6 siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan pada

pertemuan keempat guru mengadakan diskusi kelompok jumlah siswa yang

terlibat aktif dalam pembelajaran bertambah, namun siswa yang membuat

gaduh dan mengganggu siswa lainnya juga bertambah. Dalam setiap

kelompok guru memperhatikan hanya ada 1 atau 2 orang siswa yang terlibat

aktif dan yang lain hanya mengandalkan hasil kerja temannya saja. Rata-rata

persentase pada siklus I ini hanya sebesar 25,17%.

Selain lembar observasi, peneliti juga melakukan wawancara pada

akhir siklus I untuk memperkuat data observasi. Hasil wawancara yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Siswa menyukai belajar matematika dengan alat peraga dan mengaitkan

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka lebih

mudah memahami materi yang disampaikan.

2. Suasana belajar yang menyenangkan dan santai membuat siswa mulai

berani bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru.

3. Pemberian reward membuat siswa lebih semangat lagi belajar dan

mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik.

Page 69: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

4. Siswa masih takut dan malu bila disuruh mengerjakan soal didepan kelas.

5. LKS yang diberikan disetiap pertemuan memudahkan siswa mencatat dan

memahami materi yang disampaikan.

Pada pertemuan kelima guru dilakukan tes akhir siklus I, tes yang

diberikan berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Dari hasil tes siklus ini akan

didapat gambaran tentang kemampuan belajar siswa setelah diterapkan

pembelajaran berbasis DAP selama satu siklus ini. Hasil tes akhir siklus I

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Nilai Tes Akhir Siklus I

Interval F f relatif f relatif kumulatif

29 – 40 6 18,18% 18,18%

41 – 52 8 24,24% 42,42%

53 – 64 5 15,15% 57,57%

65 – 76 6 18,18% 75,75%

77 – 88 6 18,18% 93,93%

89 – 100 2 6,07% 100%

Keterangan:

Nilai tertinggi = 100 Jumlah siswa = 33

Nilai terendah = 30 Rata-rata = 60,91

Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada

siklus I ini mencapai nilai rata-rata 60,91. Hal ini menunjukan bahwa hasil

belajar siswa pada siklus I ini masih belum baik, masih ada 19 siswa yang

mendapat nilai dibawah KKM yaitu 6,5.

Pada siklus I soal yang diberikan sebanyak 5 soal, berikut ini soal

dan beberapa contoh hasil jawaban siswa:

Page 70: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

1. Isilah titik-titik dibawah ini!

a. 4/5 = . . . . (rubah dalam bentuk desimal)

b. 2,45 = . . . . . . (rubah dalam bentuk persen).

2. Pak Arsyad mempunyai 1 keranjang jambu air, kemudian Pak Arsyad

memberikan kepada 3 orang tetangganya, 25 buah untuk Pak Rusdi, 10

buah untuk Pak Yanto dan 15 buah untuk Pak Candra. Hitung berapa

persen jambu air yang diterima Pak Yanto!

3. Nabila pergi ke toko buku untuk membeli pensil warna dan buku gambar.

Jika harga pensil warna Rp. 15.000 dengan diskon 20%, sedangkan harga

buku gambar Rp.10.000 dengan diskon 40%. Berapakah total uang yang

harus dibayar Nabila untuk membeli buku gambar dan pensil warna?

4. Andi dan Kamal lari pagi bersama-sama, mereka membawa botol air

minum masing-masing. Ketika Andi dan Kamal merasa haus mereka

minum air yang mereka bawa. Sisa air dibotol minum Andi 7/10 bagian

dan sisa air minum dibotol Kamal ¾ bagian. Siapakah yang memiliki sisa

air minum lebih banyak?

5. Pada bulan November perpustakaan SDI RUHAMA memiliki 60 buah

koleksi buku bacaan. Dan pada bulan Desember jumlah buku tersebut

bertambah sebanyak 40%. Berapa banyak jumlah buku bacaan yang

dimiliki perpustakaan sekarang?

Page 71: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 9

Hasil jawaban siswa tes siklus I

yang masih menggunakan percent grids

Gambar 9 adalah salah satu contoh lembar jawaban siswa, pada soal

nomor 1a siswa tersebut sudah memahami konsep merubah pecahan menjadi

bilangan desimal namun masih kesulitan menyelesaikan soal perhitungannya.

Dari hasil jawaban terlihat siswa tersebut sudah dapat memahami soal dengan

baik namun untuk menyelesaikan soal nomor 2 dan 5 siswa tersebut masih

menggunakan bantuan percent grids,

Page 72: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 10

Hasil jawaban siswa tes siklus I

Pada gambar 10 terlihat kesalahan siswa kurang memahami soal.

Contohnya pada soal nomor 3 dan 5, pada soal nomor 3 siswa sudah dapat

menentukan besar potongan harga dengan cara yang benar namun pada soal

tersebut yang ditanyakan adalah besar uang yang harus dibayarkan, siswa

tidak mengurangkan total harga barang dengan besar potongan harganya. Dan

pada soal nomor 5 siswa mencoba menyelesaikan dengan menggunakan

rumus sederhana, siswa diminta menentukan jumlah seluruh buku jika dalam

1 bulan buku bertambah sebanyak 40%, siswa sudah dapat menentukan

banyak jumlah buku yang bertambah dengan cara yang benar namun siswa

tidak menjumlahkan banyak buku yang bertambah dengan banyak buku mula-

mula.

Dan untuk melengkapi data pada tahap observasi ini, peneliti juga

menyebarkan angket kepercayaan diri kepada siswa. Angket ini diberikan

untuk mengetahui tingkat awal kepercayaan diri siswa dalam belajar

matematika pada siklus I setelah diterapkan pembelajaran berbasis DAP. Hasil

angket tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut:

Page 73: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.3

Persentase Angket Percaya Diri Belajar Matematika Siswa

Siklus I

No Indikator Persentase

1 Yakin pada diri sendiri 56,28%

2 Tidak putus asa 49,09%

3 Tidak bergantung pada orang lain 42,42%

4 Bertanggung jawab 71,21%

5 Ingin berprestasi tinggi 72,73%

6 Berani mengungkapkan pendapat 50,76%

Jumlah rata-rata 48,93%

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata persentase kepercayaan

diri siswa dalam belajar matematika masih rendah dan masih ada beberapa

indikator kepercayaan diri yang persentase rata-ratanya masih belum

mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥65%, Dari tabel tersebut menunjukan

masih rendahnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. Dengan

data tersebut maka harus dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya agar

siswa lebih semangat dan lebih percaya diri dalam belajar matematika,

sehingga dengan begitu diharapkan kemampuan dan hasil belajar matematika

siswa pun akan meningkat.

d. Tahap refleksi

Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap

hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I.

Berdasarkan pada lembar observasi, tes siklus I, dan angket kepercayaan diri

siswa ditemukan beberapa kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil refleksi

dijelaskan dalam tabel berikut:

Page 74: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.4

Refleksi tindakan pembelajaran siklus I

No Kendala/ kesulitan Perbaikan

1 Kurangnya penguasaan guru

terhadap siswa.

Guru bertindak lebih tegas lagi

dalam memberikan reward dan

hukuman kepada siswa, terutama

siswa yang tidak dapat diatur

dan disiplin.

2 Kurangnya waktu yang

diberikan ketika siswa

mengerjakan soal.

Memberikan waktu mengerjakan

soal latihan sesuai dengan

alokasi waktu yang telah

ditentukan setiap pertemuan.

3 Masih rendahnya aktivitas

belajar siswa dan hasil belajar

siswa yang masih rendah.

Guru harus lebih interaktif

dengan siswa dan memotivasi

siswa untuk lebih aktif lagi.

4 Konsentrasi belajar siswa

masih kurang

Guru harus lebih mengontrol

siswa pada saat menjelaskan

pelajaran sehingga tidak ada lagi

siswa yang ngobrol dan tidak

memperhatikan penjelasan guru.

5 Kesulitan dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa

Guru harus bisa lebih

meyakinkan dan mendorong

siswa agar lebih yakin pada

kemampuan diri sendiri.

Dengan banyaknya kekurangan yang ada pada siklus I, maka pada

perencanaan siklus II diperlukan perbaikan-perbaikan yang telah disusun

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Page 75: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

3. Tindakan pembelajaran siklus II

a. Tahap Perencanaan.

Tahap perencanaan pada siklus II ini dimulai dengan menyiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKS dan lembar evaluasi untuk

setiap pertemuan, lembar observasi kegiatan belajar siswa, soal tes akhir

siklus II dan angket kepercayaan diri. Pada siklus II ini ada 5 pertemuan, 4

pertemuan akan membahas tentang operasi penjumlahan dan pengurangan

pada pecahan dan pertemuan kelima akan diadakan tes akhir siklus II.

Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah agar rasa percaya

diri siswa dalam belajar matematika dapat tumbuh dan meningkat sehingga

tidak ada lagi siswa yang malu bertanya dan tidak yakin terhadap kemampuan

dirinya sendiri.

b. Tahap pelaksanaan.

Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 5 pertemuan, adapun

materi yang akan dibahas adalah operasi penjumlahan pada pecahan

(pertemuan ke-6 dan ke-7), operasi pengurangan pada pecahan (pertemuan ke-

8 dan ke-9) dan pelaksanaan tes siklus II (pertemuan ke-10).

Adapun uraian proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut

1. Pertemuan ke-6/ 15 Januari 2010

Pertemuan keenam berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan keenam ini ada 33 siswa dan

yang tidak hadir tanpa keterangan ada 1 orang siswa.

Sebelum memulai pelajaran guru mengumumkan nilai hasil tes akhir

siklus I, banyak siswa yang sedih dengan hasil nilai tes yang mereka peroleh

namun guru mengatakan akan ada tes kedua dan siswa diminta belajar lebih

semangat agar nilai tes kedua lebih baik lagi.

Seperti biasanya guru memberikan siswa LKS. Untuk mengingatkan

siswa, pelajaran diawali dengan sedikit mengulang kembali materi tentang

pecahan. Guru menjelaskan pecahan dengan menggunakan batang pecahan,

membagi batang pecahan menjadi beberapa bagian sama besar sesuai dengan

penyebut pecahan tersebut dan mengarsirnya sebanyak pembilang dari

Page 76: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

pecahan itu, guru mendemonstrasikan bagaimana cara membagi batang

pecahan agar memiliki besar yang sama, kemudian guru meminta siswa

mencoba melakukannya sendiri dari beberapa nilai pecahan yang sudah

ditentukan. Guru melihat masih banyak siswa yang belum bisa membagi

batang pecahan menjadi beberapa bagian yang sama besar, terutama bila

penyebut merupakan bilangan ganjil.

Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan operasi penjumlahan pada

pecahan berpenyebut sama, guru menjumlahkan pecahan-pecahan yang batang

pecahannya yang sudah dibuat oleh siswa. Guru meminta dua orang siswa

maju kedepan, pada pertemuan keenam ini banyak siswa yang terlihat sudah

tidak takut bila disuruh maju kedepan kelas, guru sudah tidak terlalu sulit

meminta siswa maju kedepan bahkan ada beberapa siswa yang langusng maju

tanpa disuruh. S3 dan S32 yang pertama bersedia maju kedepan, kemudian

guru meminta S3 dan S32 masing-masing membagi satu batang pecahan

menjadi 7 bagian yang sama besar dan meminta S3 mengarsir sebanyak 2

bagian, S32 mengarsir 4 bagian lalu menggunting bagian yang sudah mereka

arsir kemudian menjumlahkannya. Setelah itu guru meminta beberapa siswa

maju untuk melakukan hal yang sama. Siswa terlihat bersemangat dan tidak

kesulitan menyelesaikan soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

Kemudian guru menjelaskan penjumlahan pecahan berpenyebut

beda, untuk mencari kelipatan penyebut guru menjelaskan dengan dua cara,

yang pertama dengan menggunakan kertas berkotak, guru mendemonstrasikan

bagaimana cara mencari kelipatan dari dua penyebut, menentukan pembilang

setelah penyebut disamakan kemudian menjumlahkannya. Siswa diminta

untuk mencoba menyelesaikan soal yang ada di LKS dengan cara yang sudah

diajarkan tadi, sebagian besar siswa tidak menemukan kesulitan dan mereka

terlihat sibuk menyelesaikan soal yang diberikan.

Kemudian cara kedua, mencari kelipatan penyebut dari dua pecahan

guru menjelaskan dengan mencari kelipatan persekutuan terkecil (KPK),

materi mencari KPK sebenarnya sudah diajarkan pada semester satu namun

sebagian besar siswa sudah lupa, kemudian guru menjelaskan kembali. Siswa

Page 77: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

terlihat kesulitan mencari KPK dari dua penyebut, karena kemampuan

berhitung sebagian siswa kelas 5-B ini terbilang lemah. Siswa menghabiskan

waktu selama 30 menit untuk menyelesaikan dua soal penjumlahan pecahan.

Diakhir pelajaran guru memeriksa LKS siswa dan memberikan tanda

bintang bagi siswa yang mencatat dengan lengkap meteri pelajaran hari itu,

selanjutnya guru memberikan tes evaluasi sebanyak satu soal. Pada saat

banyak siswa yang terlihat tidak yakin dengan hasil perhitungannya, ada

beberapa siswa yang bertanya hasil perhitungan yang diperolehnya pada guru,

dan ada beberapa siswa yang bertanya pada temannya atau melihat hasil

perhitungan teman, namun guru menekankan agar mereka berkerja sendiri dan

yakin dengan perhitungan yang diperolehnya. Jam pelajaran matematika

hampir selesai namun guru melihat lembar jawaban S12 dan S29 masih

kosong, kemudian guru menegur kedua siswa tersebut, ketika guru menegur

S12 menangis karena tidak mau mengerjakan soal, guru memperhatikan

mereka tidak sungguh-sungguh mengerjakan soal., guru memperingatkan

kepada S29 jika tidak mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan pada

pertemuan berikutnya akan mendapatkan hukuman.

2. Pertemuan ke-7/ Selasa 19 Januari 2010.

Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir sebanyak 31 siswa dan 3 orang siswa tidak hadir

dikarenakan sakit. Sebelum memulai pelajaran guru sedikit mengulang materi

yang telah dipelajari pada pertemuan keenam, karena pelajaran pada

pertemuan ketujuh merupakan lanjutan dari materi yang telah diajarkan

kemarin.

Selanjutnya guru memberikan LKS, ada beberapa siswa yang terlihat

langsung mengerjakan soal yang ada di LKS, siswa tersebut telihat

bersungguh-sungguh mengerjakannya meskipun masih kesulitan mencari

KPK dari penyebut, pada pertemuan kali ini guru tidak banyak memberikan

penjelasan kepada siswa, guru hanya sedikit memberikan bimbingan kepada

siswa yang membutuhkan, dan meminta siswa mencoba menyelesaikan

Page 78: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

sendiri latihan yang ada pada LKS, hal ini bertujuan untuk melatih

kemandirian dan kepercayaan diri siswa terhadap kemampuannya sendiri.

Guru melihat ada siswa yang sudah selesai menyelesaikan soal kemudian

meminta siswa tersebut untuk mengerjakannya lagi didepan kelas, S19 siswa

yang pertama maju dan menyeselesaikan dengan benar, kemudian guru dan

siswa yang lain memberikan tepuk tangan. Hal ini membuat siswa lain

bersemangat berusaha menyelesaikan soal berikutnya.

Siswa terlihat cukup aktif, siswa yang mendapatkan kesulitan tidak

hanya bertanya pada guru tetapi ada beberapa diantara mereka yang bertanya

dengan siswa lain, guru melihat beberapa siswa mengajarkan temannya yang

mendapat kesulitan menyelesikan soal, seperti S19 mengajarkan S20, S16 dan

S18, kemudian S3 mengajarkan S2, S4 dan S5, S1 mengajarkan S6.

Selanjutnya guru meminta siswa yang sudah menyelesaikan soal berikutnya

maju dan menyelesaikan lagi dipapan tulis, S3 yang maju menyelesaikan soal

nomor 2, dari penyelesaian yang dikerjakan S3 ada siswa yang belum

mengerti kemudian guru meminta S3 untuk menjelaskannya, guru dan siswa

memberikan tepuk tangan. Guru melihat cara seperti ini dapat membangkitkan

semangat dan kepercayaan diri siswa, terlihat pada pertemuan ini siswa

terlihat tidak malu bertanya pada guru ataupun siswa lain, siswa tidak takut

maju kedepan untuk menyelesaikan soal.

Pada soal selanjutnya terlihat siswa bingung menyelesaikannya,

karena soal yang diberikan penjumlahan pada pecahan biasa dan pecahan

campuran. Kemudian guru menjelaskan tentang pecahan campuran dengan

menggunakan batang pecahan. Ketika guru menjelaskan sebagian besar siswa

terlihat serius memperhatikan, siswa terlihat sungguh-sungguh menyelesaikan

soal nomor3, S11 lebih dulu menyelesaikan soal dan mengerjakan didepan

kelas, soal nomor 4 satupun siswa belum dapat menyelesaikan, mereka masih

bingung pada penjumlahan pecahan campuran, kemudian guru menjelaskan

lagi dengan menggunakan batang pecahan, siswa meminta guru memberikan

tipe soal yang sama karena mereka ingin mencoba menyelesaikannya sendiri.

Page 79: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Dalam RPP pertemuan ini guru merencanakan memberikan siswa

tugas kelompok untuk menyelesaikan soal penjumlahan pada pecahan, karena

waktu yang sangat singkat kegiatan tersebut dibatalkan, selanjutnya guru

memeriksa LKS setiap siswa dan memberikan tes evaluasi sebanyak dua soal

dalam waktu 15 menit. Pada pertemuan kali ini terdapat banyak kemajuan,

siswa tidak takut maju dan menyelesaikan soal didepan kelas, siswa tidak

malu dan takut bertanya pada guru, dan pada saat mengerjakan tes evaluasi

siswa yang bertanya pada guru, melihat jawaban siswa lain berkurang

jumlahnya.

3. Pertemuan ke-8/ Rabu 20 Januari 2010

Pertemuan ke-8 berlangsung selama 3 x 35 menit (3 jam pelajaran).

Siswa yang hadir pada pertemuan ini ada 31 siswa, 2 orang siswa tidak hadir

dikarenakan sakit dan satu orang siswa tidak hadir tanpa keterangan.Materi

yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan pada pecahan.

Proses belajar diawali dengan memberikan LKS, kemudian guru

sedikit mengulang materi penjumlahan pada pecahan yang telah dipelajari

kemarin. Guru menjelaskan operasi pengurangan pada pecahan yang

berpenyebut sama dengan menggunakan batang pecahan. Guru meminta siswa

mendemonstrasikan pengurangan pada pecahan dengan menggunakan batang

pecahan didepan kelas. Beberapa siswa langsung maju kedepan tanpa disuruh.

Selanjutnya guru menjelaskan pengurangan pada pecahan yang

berpenyebut beda, pada materi ini siswa terlihat tidak menemui kesulitan

karena cara menyelesaikan soal sama dengan pada operasi penjumlahan, untuk

soal seperti ini siswa tidak perlu lagi menggunakan batang pecahan, mereka

langsung mencari KPK dari dua penyebut pecahan.

Pada akhir pelajaran guru memeriksa LKS siswa dan memberikan tes

evaluasi. Pada pertemuan ini sikap belajar siswa sudah cukup baik, siswa

sudah terlihat lebih mandiri, berani dan percaya diri.

Page 80: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

4. Pertemuan ke-9/ Jumat 22 Januari 2010

Pertemuan kesembilan berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan ini ada 28 siswa, 5 orang siswa

tidak hadir karena sakit dan satu orang siswa tidak hadir tanpa keterangan.

Pada pertemuan ini masih akan membahas pengurangan pada

pecahan. Guru sedikit mengulang materi yang telah dipelajari kemarin dan

memberikan siswa LKS. Pada pertemuan ini guru tidak banyak memberikan

penjelasan, guru memberikan beberapa soal pada LKS, siswa terlihat

bersemangat mengerjakan latihan soal, beberapa siswa langsung mengerjakan

tanpa disuruh, dan ada siswa yang mengajukan diri mengerjakan soal didepan

kelas.

Pada pertemuan ini siswa terlihat aktif, mereka mengerjakan soal

secara individu ataupun berdiskusi dengan siswa lain. Dan siswa juga terlihat

semangat mengerjakan soal didepan kelas kemudian tidak malu untuk

menjelaskannya Perubahan sikap terlihat jelas pada salah satu, tidak seperti

sebelumnya yang tidak pernah mencatat pelajaran dan selalu menangis bila

disuruh mengerjakan soal, pada dua pertemuan terakhir ini siswa tersebut

terlihat begitu semangat dan mau berusaha menyelesaikan soal sendiri,

bahkan dia sangat senang mangerjakan soal didepan kelas. Pemahaman siswa

dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan ini sudah cukup baik,

meskipun siswa masih terlihat kesulitan dan lambat menyelesaikan

perhitungannya. Diakhir pelajaran siswa diberikan tes evaluasi, siswa terlihat

tenang dan mandiri ketika mengerjakan soal, banyak siswa yang dapat

menyelesaikan tes evaluasi kurang dari waktu yang telah ditentukan.

5. Pertemuan ke-10/ Selasa 26 Januari 2010

Pertemuan kesembilan berlangsung selama 2 x 35 menit (3 jam

pelajaran), siswa yang hadir pada pertemuan ini sebanyak 34 orang siswa.

Pada pertemuan ini akan dilakukan tes siklus II, yaitu dengan materi operasi

penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Tes ini berupa soal uraian yang

berjumlah 4 soal dengan alokasi waktu 40 menit dilanjutkan dengan tes angket

Page 81: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

kepercayaan diri yang berjumlah 20 pernyataan dengan alokasi waktu 20

menit.

Pelaksanaan tes siklus II ini berjalan dengan lancar, ketika

mengerjakan soal siswa terlihat tenang, mandiri dan lebih percaya diri.

Mereka terlihat bersungguh-sungguh dan berusaha mengerjakan sendiri soal

tes, namun masih ada beberapa siswa yang masih bertanya jawaban kepada

guru ataupun siswa lain, dan guru hanya memberikan sedikit teguran.

Setengah dari jumlah siswa dapat menyelesaikan tes soal kurang dari waktu

yang sudah ditentukan. Setelah menyelesaikan tes soal dilanjutkan dengan

memberikan tes angket kepercayaan diri, angket ini diberikan untuk

mengatahui tingkat kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika selama

dua siklus ini.

c. Tahap observasi dan analsis

Tindakan pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat

dikatakan lebih baik dibandingkan dengan siklus I, berdasarkan observasi

yang dilakukan terdapat peningkatan pada kualitas belajar siswa, siswa lebih

aktif dalam proses belajar mengajar, siswa mulai tidak takut bertanya ataupun

menjawab pertanyaan guru, siswa lebih mandiri dan percaya pada

kemampuannya sendiri, hal ini menunjukan adanya peningkatan aktivitas

belajar dan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika.

Hasil observasi yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 82: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.5

Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Siklus 1I

No Aspek yang diamati Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Rata-rata

1 Memperhatikan

penjelasan guru. 78,79% 93,55% 95,55% 92,86% 90,19%

2 Betanya pada guru. 33,33% 48,39% 41,94% 60,71% 46,10%

3 Menjawab pertanyaan

guru. 33,33% 54,84% 48,39% 46,43% 45,74%

4 Mencatat pelajaran. 90,91% 96,77% 96,77% 100% 96,11%

5 Mengerjakan tugas

yang diberikan guru. 93,94% 100% 96,77% 100% 97,68%

6 Berusaha mengerjakan

tugas sendiri. 48,48% 70,97% 70,97% 64,29% 63,68%

7 Mengerjakan soal

didepan kelas. 15,15% 32,26% 25,80% 32,14% 26,34%

8

Terlibat aktif dalam

kegiatan belajar

dikelas

48,48% 35,48% 25,80% 32,14% 70,95%

Jumlah siswa yang hadir 33 31 31 28

Rata-rata aktivitas total 67,10%

Berdasarkan tabel 4.5, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar

siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan

dengan siklus I. Pada proses pembelajaran siklus II terjadi interaksi yang

cukup baik, siswa sudah mulai aktif hal ini dapat terlihat jelas dengan adanya

peningkatan rata-rata persentase dari seluruh aktivitas belajar siswa dari tabel

diatas.

Peningkatan aktivitas yang sangat baik terjadi pada siklus II ini

adalah jumlah siswa yang ngobrol, bercanda ataupun mengganggu siswa lain

sudah berkurang, sebagian besar siswa memperhatikan guru ketika

menjelaskan pelajaran. Dalam proses belajar siswa cukup aktif, siswa sudah

tidak takut lagi bertanya ataupun menjawab pertanyaan guru, siswa tidak malu

Page 83: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

mengerjakan soal didepan kelas dan mau menjelaskan kepada teman-

temannya. Ketika mengerjakan soal jumlah siswa yang bertanya jawaban pada

guru atau mencontek jawaban temanpun berkurang, siswa terlihat bersungguh-

sungguh mengerjakan soal dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Dari

meningkatnya aktivitas belajar siswa menunjukan bahwa adanya peningkatan

rasa percaya diri dan kemandirian siswa dalam belajar matematika.

Hasil wawancara siswa pada akhir siklus II ini menunjukan

perubahan yang positif, hasil wawancara dengan siswa dirangkum sebagai

berikut:

a. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika dan tidak takut lagi

saat belajar matematika.

b. Sebagian besar siswa merasa senang bila dapat menyelesaikan soal

didepan kelas dan menjelaskan kepada siswa lain.

c. Siswa mengaku tidak takut lagi bertanya ataupun menjawab pertanyaan

guru. Siswa menyukai belajar sambil berdiskusi dengan teman.

d. Siswa menjadi sangat bersemangat bila guru memberikan reward kepada

siswa yang berhasil mengerjakan tugas dengan baik.

Menigkatnya rasa percaya diri siswa tidak hanya ditunjukan dengan

meningkatnya aktivitas belajar tetapi juga ditunjukan dengan meningkatnya

hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat adanya peningkatan nilai tes siklus II

pada tabel berikut ini:

Page 84: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.6

Nilai Tes Akhir Siklus II

Interval F f relatif f relatif kumulatif

47 – 55 1 2,94% 2,94%

56 – 64 3 8,82% 11,76%

65 – 73 4 11,77% 23,53%

74 – 82 9 26,47% 50%

83 – 91 4 11,76% 61,76%

92 – 100 13 38,24% 100%

Keterangan:

Nilai tertinggi = 100 Jumlah siswa = 34

Nilai terendah = 50 Rata-rata = 83,38

Dari tabel 4.6 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar pada

siklus II ini, jika pada siklus I nilai rata-rata hasil tes siswa hanya 60,91 pada

siklus II ini nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83,38 nilai ini sudah

cukup baik meskipun masih ada 4 orang siswa yang masih mendapatkan nilai

dibawah KKM yaitu 6,5. Hasil belajar tes siklus II ini sudah mencapai

indikator keberhasilan dimana sudah lebih dari 70% siswa mendapatkan nilai

tes lebih dari nilai KKM.

Pada siklus II ini soal yang diberikan pada saat tes sebanyak 4 soal,

berikut ini soal dan beberapa contoh hasil jawaban siswa:

Page 85: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 11

Jawaban siswa yang belum bisa memahami soal dengan baik

pada soal nomor 3 pada tes siklus II

TES SIKLUS 2

NAMA :

KELAS :

HARI/ TANGGAL :

WAKTU : 45 menit.

Isilah titik-titik dibawah ini!

1. Rahma mempunyai 2 pita, masing-masing 3

1 meter dan

5

2 meter. Jika

pita tersebut digabungkan, berapa meter panjang pita Rahma?

2. Ibu membeli gula 4

11 kg, terigu

5

32 kg dan mentega

3

1kg. Berapa kg

berat seluruh belanjaan ibu?

3. Ryan menyelesaikan suatu pekerjaan selama tiga hari. Pada hari pertama

dapat diselesaikan 4

3 bagian pekerjaan, hari kedua

5

1 bagian pekerjaan,

berapa bagiankah pekerjaan yang harus diselesaikan pada hari ketiga?

4. Andika mempunyai 6

5liter susu kemudian diminum sebanyak

3

2liter,

setelah itu Andika menambahkan lagi sebanyak 4

1liter. Berapa liter susu

Andika sekarang?

Page 86: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 11 adalah contoh hasil lembar jawaban salah satu siswa pada

tes siklus II, kesalahan yang dilakukan pada siswa tersebut adalah pada soal

nomor 3 siswa tidak memahami soal dengan baik, siswa belum bisa merubah

soal cerita kedalam kalimat matematika dengan benar.

Gambar 12

Jawaban siswa yang salah menentukan KPK

untuk soal nomor 3 pada tes siklus II

Pada gambar 12 dapat terlihat bahwa siswa tersebut sudah dapat

memahami soal dengan baik, siswa tersebut sudah dapat mengubah soal cerita

kedalam kalimat matematika, namun kesalahan yang dilakukan siswa tersebut

adalah tidak teliti dalam menentukan KPK penyebut dari pecahan sehingga

siswa tersebut kesulitan menyelesaikan perhitungannya.

Page 87: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Gambar 13

Jawaban siswa yang belum dapat menentukan KPK dengan tepat

untuk soal nomor 4 pada tes siklus II

Gambar 14

Jawaban siswa yang belum memahami soal dengan baik

untuk soal nomor 4 pada tes siklus II

Dari gambar 13, untuk soal nomor 4 siswa tersebut sudah dapat

memahami soal dengan baik namun siswa masih keliru dalam menentukan

KPK penyebut dari ketiga pecahan tersebut dan siswa masih kurang teliti

dalam perhitungan sedangkan pada gambar 14 siswa tersebut sudah dapat

menentukan KPK penyebut dengan benar namun belum dapat memahami soal

dengan baik sehingga menghasilkan perhitungan yang salah.

Page 88: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Selain itu kita juga dapat melihat peningkatan skor kepercayaan diri

siswa dalam belajar matematika. Hasil angket tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.7

Persentase Angket Percaya Diri Belajar Matematika Siswa

Siklus II

No Indikator Persentase

1 Yakin pada diri sendiri 81,86%

2 Tidak putus asa 67,65%

3 Tidak bergantung pada orang lain 67,65%

4 Bertanggung jawab 79,41%

5 Ingin berprestasi tinggi 75%

6 Berani mengungkapkan pendapat 80,15%

Jumlah rata-rata 75,29%

Pada siklus II, angket kepercayaan diri siswa menunjukan bahwa

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika semakin meningkat. Pada

siklus I persentase rata-rata kepercayaan diri siswa secara keseluruhan 48,93%

dan masih ada beberapa indikator yang rata-rata persentasenya rendah dan

belum mencapai indikator keberhasilan sedangkan pada siklus II persentase

rata-rata tiap indikator sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan

yaitu tiap indikator harus mencapai persentase rata-rata ≥65% dan persentase

rata-rata kepercayaan diri siswa secara keseluruhan meningkat menjadi

75,29%.

d. Tahap refleksi

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis Developmentally

Appropriate Practice (DAP) telah berhasil membuat siswa merasa lebih santai

dan senang dalam belajar, namun tidak menghilangkan semangat siswa untuk

terus berprestasi dalam belajar matematika. Perasaan senang siswa dalam

belajar matematika sudah semakin terlihat ditunjukan dengan keaktifan siswa

dalam belajar.

Page 89: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Rasa malu dan ketakutan siswa baik dalam belajar maupun dalam

ujian matematika sudah mulai berkurang. Siswa sudah terlihat lebih mandiri

dan yakin pada kemampuannya sendiri, hal ini ditunjukan dengan

berkurangnya jumlah siswa yang mencontek jawaban teman ataupun

menanyakan jawaban kepada guru. Dengan diterapkannya konsep DAP dalam

pembelajaran matematika siswa terlebih tertarik dan senang belajar

matematika.

Dengan adanya data-data yang mengarah kepada meningkatnya

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika, maka penelitian ini

dihentikan pada siklus II dan dianggap penerapan konsep DAP dalam

pembelajaran matematika dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam

belajar matematika.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya angket

kepercayaan diri dalam belajar matematika. Instrumen disebar pertama kali

pada tanggal 13 Januari 2010, kemudian angket tersebut diuji validitas dan

reliabilitasnya. Dari 26 pernyataan yang uji terdapat 20 pernyataan yang valid

dengan tingkat reliabilitasnya 0,82. Angket kemudian diberikan lagi pada

tanggal 26 Januari 2010 untuk mengetahui apakah ada perubahan pada skor

kepercayaan diri siswa.

Selain dengan menggunakan angket, pada penelitian ini juga

digunakan lembar observasi dan wawancara yang ditujukan untuk guru dan

siswa. Lembar observasi diisi pada setiap pertemuan sedangkan wawancara

dilakukan setiap akhir siklus. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

valid dan memiliki tingkat keterpercayaan tinggi, dilakukan member check.

Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali keterangan atau informasi yang

diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut

tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan

memastikan kebenaran data. Selain melakukan member check, untuk

mendapatkan data yang absah juga dilakukan tehnik triangulasi melalui

Page 90: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

pengamatan terhadap aktivitas siswa apakah menunjukan peningkan

kepercayaan diri dalam belajar matematika. Hal ini bertujuan untuk menggali

data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Peneliti

juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil

observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan menghilangkan data

yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang

diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

C. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada

dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh observer.

Observer diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat

pengamatan untuk mengetahui dan mengukur aktivitas yang

mencerminkan rasa percaya siswa dalam belajar matematika. Lembar

observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus

tindakan pertama. Hasil dari observasi tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Page 91: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.8

Hasil analisis lembar observasi

Aktivitas Belajar Matematika Siswa

No Aspek yang dinilai Persentase Rata-rata

Siklus I Siklus II

1 Memperhatikan

penjelasan guru. 57,16% 90,19%

2 Betanya pada guru. 18,73% 46,10%

3 Menjawab pertanyaan

guru. 12,14% 45,74%

4 Mencatat pelajaran. 81,13% 96,11%

5 Mengerjakan tugas yang

diberikan guru. 97,55% 97,68%

6 Berusaha mengerjakan

tugas sendiri. 22,53% 63,68%

7 Mengerjakan soal

didepan kelas. 7,97% 26,34%

8 Terlibat aktif dalam

kegiatan belajar dikelas 25,17% 70,95%

Jumlah 40,30% 67,10%

Berdasarkan tabel 4.8 pada pembelajaran siklus I rata-rata aktivitas

siswa dalam belajar hanya mencapai 40,30% sedangkan pada siklus II terjadi

peningkatan aktivitas siswa pada proses belajar mengajar dikelas rata-ratanya

mencapai 67,10%. Hal ini menunjukan bahwa selama diterapkan

pembelajaran yang sesuai dengan konsep DAP aktivitas belajar siswa dapat

meningkat.

2. Angket

Angket kepercayaan diri diberikan kepada siswa sebanyak 2 kali

yaitu pada akhir siklus I dan siklus II. Angket terdiri dari 20 pernyataan

dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya atau tidak

Page 92: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.9

Persentase Percaya Diri

No Indikator Siklus I Siklus II

1 Yakin pada diri sendiri 56,28% 81,86%

2 Tidak putus asa 49,09% 67,65%

3 Tidak bergantung pada orang lain 42,42% 67,65%

4 Bertanggung jawab 71,21% 79,41%

5 Ingin berprestasi tinggi 72,73% 75%

6 Berani mengungkapkan pendapat 50,76% 80,15%

Jumlah rata-rata 48,93% 75,29%

Berdasarkan tabel 4.9, pada siklus II, angket kepercayaan diri siswa

menunjukan bahwa kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika semakin

meningkat. Pada siklus I persentase rata-rata kepercayaan diri siswa secara

keseluruhan 48,93% dan masih ada beberapa indikator yang rata-rata

persentasenya rendah dan belum mencapai indikator keberhasilan sedangkan

pada siklus II persentase rata-rata tiap indikator sudah mencapai indikator

keberhasilan yang ditentukan yaitu tiap indikator harus mencapai persentase

rata-rata ≥65% dan persentase rata-rata kepercayaan diri siswa secara

keseluruhan meningkat menjadi 75,29%.

3. Data hasil tes formatif pada setiap siklus (Tes akhir siklus)

Dari penjelasan diatas bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dan

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika setelah menerapkan

pembelajaran yang sesuai dengan konsep DAP dalam pelajaran matematika,

tentunya hal ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam

belajar matematika yang dapat terlihat dari hasil tes yang diberikan setiap

akhir siklus. Data hasil tes siklus disajikan pada tabel berikut:

Page 93: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tabel 4.10

Persentase Tingkat Penguasaan Belajar Setiap Siklus

Tingkat penguasaan Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 100 100

Nilai terendah 30 50

Rata-rata nilai 60,91 83,38

Dari tabel 4.10 menunjukan ada peningkatan hasil belajar siswa, jika

pada siklus I rata-rata nilai tes siswa pada akhir siklus adalah 60,91 dan ada 19

siswa yang mendapatkan nilai tes dibawah nilai KKM yaitu 6,5. sedangkan

pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilai siswa yaitu menjadi 83,38 dan

jumlah siswa yang mendapatkan nilai tes dibawah KKM berkurang jumlahnya

menjadi 4 orang.

4. Wawancara

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi, angket dan hasil

tes siswa pada akhir siklus, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa. Wawancara

dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Wawancara yang dilakukan

sebelum tindakan kepada guru matematika mendapatkan hasil sebagai berikut:

a. Metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah

dan penugasan.

b. Siswa selalu terlihat bingung dan mengeluh jika guru memberikan

tugas matematika. Dan siswa cenderung takut pada pelajaran

matematika, dan sebagian besar kemampuan berhitung siswa tergolong

lemah.

c. Kurangnya komunikasi antara guru dan siswa sehingga siswa

cenderung pasif pada saat pembelajaran matematika. Pada saat proses

belajar siswa jarang bertanya pada guru namun pada saat mengerjakan

tugas siswa berulang kali menanyakan cara dan jawabannya kepada

guru.

Page 94: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

d. Siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru, mereka akan

memperhatikan jika ditegur oleh guru.

Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa

sebelum tindakan adalah sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa kurang menyukai pelajaran matematika, mereka

takut dengan pelajaran matematika dan malas karena mereka merasa

setiap pelajaran matematika mereka selalu diberikan soal dan PR yang

banyak.

b. Matematika pelajaran yang sulit karena terlalu banyak menghitung.

c. Kurang semangat dalam belajar matematika dikarenakan pembelajaran

yang cenderung monoton setiap harinya.

d. Siswa merasa takut bertanya dengan guru matematika jika ada

pelajaran yang mereka tidak mengerti.

Sedangkan hasil rangkuman wawancara kepada siswa selama

siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

a. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika, mereka lebih

bersemangat dengan reward yang diberikan.

b. Sebagian besar siswa tidak takut ataupun malu menjawab dan bertanya

kepada guru.

c. Siswa merasa senang bila diminta menyelesaikan soal didepan kelas,

karena siswa merasa tertantang dan berkompetisi dengan siswa

lainnya.

d. Siswa merasa senang belajar dengan alat peraga dan merasa nyaman

dengan suasana kelas yang santai, dan siswa juga menyukai belajar

sambil berdiskusi dengan siswa lain seperti yang dilakukan pada siklus

II.

e. Siswa selalu berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

dengan baik.

Page 95: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

D. Interpretasi Hasil Analisis

Setelah menerapkan konsep DAP pada pembelajaran matematika

dalam hal ini adalah penggunaan alat peraga sehingga pelajaran tidak menjadi

abstrak dan sulit bagi siswa membuat siswa semangat dan senang belajar

matematika. Sikap senang terhadap suatu pelajaran ini bagi siswa dapat

menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri sendiri. Dan dengan

mencipatakan suasana belajar yang menyenangkan salah satu caranya adalah

dengan memberikan reward bagi siswa yang melakukan pekerjaan dengan

baik dapat menumbuhkan semangat siswa dalam belajar matematika yang

pada akhirnya akan berpengaruh baik terhadap peningkatan kemampuan dan

hasil belajar siswa.

Pada siklus I masih banyak terdapat kekurangan dalam proses

pembelajaran sehingga hasil yang diinginkan belum tercapai secara maksimal.

Pada pembelajaran siklus I masih banyak siswa yang takut, malu dan malas

belajar matematika namun guru mulai melatih keaktifan dan keberanian siswa.

Pada siklus I proses pembelajaran belum berjalan dengan baik.

Pada siklus II perbaikan yang ada pada siklus I dilakukan dengan

baik sehingga indikator yang telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai. Pada

siklus II siswa terlihat lebih percaya diri, hal ini dapat ditunjukan dengan

meningkatnya aktivitas dan semangat siswa dalam belajar matematika, siswa

terlihat tidak takut bertanya pada guru dan menjawab pertanyaan guru, tidak

takut mengerjakan soal didepan kelas, siswa banyak yang terlibat aktif dalam

proses pembelajaran. Dengan meningkatnya sikap positif dan keaktifan siswa

dalam belajar matematika meningkat juga kemampuan dan hasil belajar

siswa,hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.

Berdasarkan hasil pengamatan, angket dan hasil wawancara terlihat

bahwa penerapan konsep DAP dalam pembelajaran matematika pada siswa

sekolah dasar dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa terhadap

kemampuan dirinya sendiri.

Page 96: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

E. Pembahasan Temuan Penelitian

1. Penerapan konsep DAP pada siswa sekolah dasar dapat meningkatkan

kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika.

Penerapan konsep DAP dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika. Hal ini

dapat terlihat dari angket yang diberikan pada akhir siklus I, hasil yang

diperoleh masih ada beberapa indikator kepercayaan diri yang belum

memenuhi indikator keberhasilan yaitu ≥65% dan persentase rata-rata

secara keseluruhan hanya mencapai 48,93% sedangkan pada akhir siklus II

persentase rata-rata tiap indikator kepercayaan diri sudah memenuhi

indikator keberhasilan dan persentase rata-rata secara keseluruhanpun

meningkat menjadi 75,29%. Berdasarkan hasil skor angket pada siklus I

hasil dari siklus I dan siklus II terdapat peningkatan yang cukup baik. Dan

berdasarkan hasil wawancara, setelah menerapkan konsep DAP dalam

pembelajaran siswa menyatakan senang belajar matematika.

2. Penerapan konsep DAP dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar

matematika.

Penerapan konsep DAP dapat meningkatkan aktiviatas siswa

dalam belajar matematika, karena prinsip pembelajaran ini adalah sebuah

pembelajaran yang memiliki karakteristik pemberdayaan peserta didik,

aktivitas, pemodelan, demonstrasi dan terintegrasi dengan kehidupan nyata

peserta didik. Jadi dalam setiap pembelajaran yang lebih berperan aktif

adalah siswa.

Dalam proses pembelajaran guru memberikan reward bagi

siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan berperan aktif

dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat mendorong siswa menjadi

lebih aktif dan lebih semangat dalam belajar. Peningkatan aktivitas belajar

matematika siswa ini dapat terlihat dari hasil observasi yang menunjukan

bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah

40,30% dan meningkat pada siklus II menjadi 67,10%.

Page 97: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

3. Penerapan konsep DAP dapat meningkatkan hasil belajar matematika

siswa.

Dengan meningkatkan aktivitas belajar dan rasa percaya diri

siswa dalam belajar matematika maka hasil belajar siswa juga akan

mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari

hasil tes siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat, pada

siklus I nilai rata-rata siswa adalah 60,91 dan pada siklus II nilai rata-rata

siswa meningkat menjadi 83,38.

Page 98: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut:

1. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang dilakukan pada tahap pra

penelitian, faktor yang menyebabkan siswa memiliki rasa percaya diri yang

rendah dalam belajar matematika karena siswa merasa sulit memahami

pelajaran yang disampaikan guru, dan guru matematika selalu serius dalam

menerangkan pelajaran sehingga menimbulkan anggapan bagi siswa bahwa

matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.

2. Pembelajaran matematika yang menerapkan konsep DAP dapat

meningkatkan semangat dan aktivitas siswa karena pembelajaran seperti

ini dapat memberikan suasana baru yang menyenangkan bagi siswa,

berdasarkan observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar

berlangsung persentase aktivitas siswa pada siklus I hanya sebesar 40,30%

sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 67,10%

3. Penerapan konsep DAP dalam belajar matematika dapat menumbuhkan

dan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika. Hal

ini berdasarkan data hasil angket kepercayaan diri belajar matematika

siswa, pada siklus I rata-rata skor persentase kepercayaan diri siswa hanya

sebesar 48,93% dan belum mencapai indikator keberhasilan yang

ditentukan sedangkan pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi

75,29%.

4. Dengan meningkatnya aktivitas dan rasa percaya diri siswa dalam belajar

matematika setelah diterapkan konsep DAP dalam pembelajaran

matematika berpengaruh positif terhadap kemampuan belajar matematika

siswa yang dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan pada akhir siklus,

nilai rata-rata tes pada akhir siklus I hanya sebesar 60,91 dan pada siklus II

nilai rata-rata tes meningkat menjadi 83,38.

Page 99: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

B. Saran

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa penerapan konsep

DAP dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas dan

sikap positif siswa dalam belajar matematika sehingga meningkat pula

kemampuan dan hasil belajar matematika siswa, dengan demikian

diharapakan pada tingkat sekolah dasar guru dapat menerapkan konsep

DAP ini dalam pelajaran matematika.

2. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

bagi siswa, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap siswa dalam

belajar.

3. Guru harus melatih siswa untuk aktif dalam belajar dan memperhatikan

perkembangan aktivitas belajar siswa dan guru juga harus melatih

kemandirian dan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuannya sendiri.

4. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan dalam menerpakan

konsep DAP ini dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai

sehingga memudahkan guru mengajarkan matematika.

5. Pada setiap pembelajaran sebaiknya guru selalu menganalisis kekurangan-

kekurangan yang ada pada setiap pertemuan sehingga pada pembelajaran

selanjutnya menjadi lebih baik.

Page 100: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1999

Azhari, A, Psikologi Umum dan Perkembangan, Bandung: Teraju Mizan, 2004.

Dariyo, A, Psikologi Perkembangan, Bandung: Rafika Aditama, 2007.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia,

DEPDIKNAS, 1999/2000

Fathurrahman, P, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT. Rineka Aditama,

2007.

Gunawan, A, Genius Learning Strategy, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2006

Gestwicki, C, Developmentally Appropriate Practice, Canada: Thomson Delmar

Learning, 2007

Hartley-Brewer, E, Menumbuhkan Rasa Pede Pada Anak, Jakarta: PT. Bhuana

Ilmu Populer, 2005

http://analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22576:t

ak-perlu-takut-belajar-matematika&catid=371:28juli2009&itemid=218

http://id.wikipedia.org/wiki/matematika#ikhtisar_dan_sejarah_matematika

http://fpsikologi.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=com_content&task=view

&id=12&itemid=11

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rajawali Pers, 2008

Lie, A, 101 Cara Menumbuhkan Percaya Diri Anak, Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2004

Page 101: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Megawangi, R, Pendidikan Holistik, Jakarta: Indonesia Heritage Foundation,

2008

Megawangi, R, Pendidikan Karakter, Jakarta: Indonesia Heritage Foundation,

2004

Megawangi, R, Pendidikan Yang Patut dan Menyenangkan, Jakarta: Indonesia

Heritage Foundation, 2004

Mulyono, P, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2008

Prasetyo, L, Jurnal WIDYA, Jakarta: Nopember 2003/ No.218 Tahun XX

Suparman, P, Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget, Jakarta: Kanisius, 2001

Santrock, J, Pendidikan Psikologi, Jakarta: Kencana, 2007

Wardani, IG. A.K, Psikologi Belajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999

Winataputra, U, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka,

2007.

Page 102: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Matematika

Satuan pendidikan : Sekolah Dasar

Kelas/ semester : V / Genap

Standar Kompetensi : Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : Mengubah Pecahan kebentuk persen dan desimal serta

sebaliknya.

Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit).

Pendekatan/ metode : Ceramah, demonstrasi, penugasan

Indikator.

Menentukan persentase sederhana dari jumlah barang tertentu.

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : - Guru mengingatkan kembali tentang materi pecahan.

- Guru menanyakan apakah siswa pernah melihat tanda %

(persen) disekeliling mereka, dan apakah siswa dapat

membaca tanda tersebut.

Motivasi : Agar siswa mengerti bagaimana menentukan besarnya

persentase dari jumlah tertentu.

2. Kegiatan inti (40 menit).

Guru mendemonstrasikan 1 kotak berisi 100 manik-manik dan meminta

beberapa siswa megambil sejumlah manik-manik yang mereka inginkan

dan membimbing mereka menentukan persentasenya.

Guru membimbing siswa menentukan persentase sejumlah benda yang

jumlahnya 100 dengan menggunakan percent grids.

Guru mendemonstrasikan 1 kotak berisi manik-manik yang jumlahnya

kurang dari 100 dan meminta beberapa siswa mengambil sejumlah manik-

Page 103: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

manik yang mereka inginkan dan membimbing mereka menentukan

persentasenya.

Guru membimbing siswa menentukan banyak benda yang diambil jika

jumlah seluruh benda itu kurang dari 100 dan diketahui persentasenya

dengan menggunakan percent grids.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan evaluasi 1.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media

Manik-manik, kertas karton (percent grids, fraction bars), dan LKS 1.

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 1.

Pertemuan ke-2 (3 x 35 menit)

Pendekatan/ metode : Ceramah, demonstrasi, penugasan.

Indikator.

Menentukan banyaknya benda yang diambil jika persentase dan total

jumlah benda diketahui.

Mengubah pecahan biasa kedalam persen.

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mereview kembali materi yang telah dipelajari kemarin.

Motivasi : Agar siswa dapat menghitung besar potongan harga/diskon

ketika mereka melakukan transaksi jual beli.

2. Kegiatan inti (70 menit).

Guru mendemonstrasikan 20 kelereng dan meminta siswa mengambil

sejumlah kelereng yang mereka inginkan dan membimbing mereka

menentukan persentasenya.

Page 104: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Guru memberikan kasus tentang perolehan suara pemilihan ketua kelas 5

kemudian siswa diminta menentukan persentase dari masing-masing suara

yang diperolah.

Guru mendemonstrasikan sejumlah manik-manik dan membimbing siswa

menentukan berapa banyak manik yang diambil jika persentasenya

diketahui.

Guru mendemonstrasikan sebuah lingkaran dan membimbing siswa

menentukan berapa banyak bagian dari lingkaran yang sesuai dengan

warnanya jika persentasenya diketahui.

Guru menjelaskan bagaimana menentukan besarnya potongan harga/diskon

suatu barang dengan mencerikan suatu kasus transaksi jual beli yang sering

terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penutup (25 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan Evaluasi 2.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media

Manik-manik, kelereng, kertas karton (lingkaran, percent grids, fraction

bars), LKS 2

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 2.

Pertemuan ke-3 (2 x 35 menit)

Pendekatan/ metode : Ceramah, penugasan.

Indikator.

Mengubah persen kedalam pecahan dan desimal.

Mengubah desimal kedalam pecahan dan persen.

Page 105: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mereview materi tentang pecahan dan materi yang yang

telah dipelajari kemarin.

2. Kegiatan inti (40 menit).

Guru menjelaskan cara merubah persen kedalam pecahan biasa atau

desimal.

Guru melatih kemampuan siswa dengan memberikan diagram lingkaran

yang berisi tentang besarnya persentase pelajaran yang paling digemari

anak kelas 5.

Guru menjelaskan cara merubah desimal kedalam pecahan atau persen.

Guru melatih kemampuan siswa dengan memberikan latihan soal.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan Evaluasi 3.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media : Lembar Kerja Siswa 3

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 3.

Pertemuan ke-4 (2 x 35 menit)

Pendekatan/ metode : Ceramah, demonstrasi, games, penugasan.

Indikator.

Membandingkan 2 pecahan yang sejenis.

Membandingkan 2 pecahan yang tak sejenis.

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mereview materi tentang pecahan dan materi yang yang

telah dipelajari kemarin.

Page 106: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Motivasi : Agar siswa dapat membandingkan bagian atau volume yang

lebih besar dan lebih kecil.

2. Kegiatan inti (40 menit).

Guru menjelaskan pecahan yang lebih besar dan lebih kecil dari 2 pecahan

yang sejenis (perpenyebut sama) dengan menggunakan fraction bars.

Guru memperkenalkan 2 pecahan tak sejenis dan menjelaskan bagaimana

menentukan pecahan yang lebih kecil, lebih besar atau senilai (sama).

Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu menyusun kertas

pecahan yang telah disediakan pada garis bilangan.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan Evaluasi 4.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media dan Sumber Belajar

Media

Kertas karton, LKS 4

Sumber

1. Matematika SD kelas 5 semester 2.

2. Lembar kerja siswa yang dibuat oleh guru.

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 4.

Jakarta, Januari 2010

Peneliti

Siti Chodijah

Page 107: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata pelajaran : Matematika

Satuan pendidikan : Sekolah Dasar

Kelas/ semester : V / Genap

Standar Kompetensi : Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : Mengubah Pecahan kebentuk persen dan desimal serta

sebaliknya.

Indikator.

Melakukan operasi penjumlahan berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama.

Melakukan operasi penjumlahan berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda.

Pertemuan ke-6 (2 x 35 menit)

Pendekatan/ metode : Ceramah, demonstrasi, penugasan.

Kegiatan Pembelajaran.

3. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mengingatkan kembali tentang materi pecahan.

Motivasi : Agar siswa mengerti bagaimana menentukan jumlah benda yang

bernilai pecahan.

4. Kegiatan inti (40 menit).

Guru menjelaskan operasi penjumlahan pada pecahan yang berpenyebut sama

dengan menggunakan batang pecahan.

Guru melatih kemampuan siswa dengan memberikan latihan soal.

Guru menjelaskan operasi penjumlahan pada pecahan yang berpenyebut beda

dengan menggunakan batang pecahan.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan evaluasi 6.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media

Karton batang pecahan.

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Page 108: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Soal tertulis : Evaluasi 6.

Pertemuan ke-7 (2 x 35 menit)

Pendekatan/ metode : Ceramah, kelompok, penugasan.

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mereview kembali materi yang telah dipelajari kemarin.

2. Kegiatan inti (40 menit).

Guru mengulang menjelaskan tentang operasi penjumlahan dengan

menggunakan batang pecahan.

Guru menjelaskan tentang operasi penjumlahan pada pecahan yang berpenyebut

beda dengan mencari KPK penyebutnya.

Guru membentuk kelompok dan memberikan tugas siswa melakukan

penjumlahan pecahan dan meminta siswa mengurutkan hasil dari masing-masing

kelompok mulai dari yang terkecil sampai terbesar.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan Evaluasi 7.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media

Karton batang pecahan., kartu pecahan.

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 7.

Indikator.

Melakukan operasi pengurangan berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama.

Melakukan operasi pengurangan berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda.

Melakukan operasi hitung campuran berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda.

Pertemuan ke-8 (2 x 35 menit)

Page 109: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Pendekatan/ metode : Ceramah, demonstrasi, penugasan

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kemarin.

Motivasi : Agar siswa mengerti bagaimana menentukan jumlah benda yang

bernilai pecahan.

2. Kegiatan inti (40 menit).

Guru Guru menjelaskan operasi penguragan pada pecahan yang berpenyebut

sama dengan menggunakan batang pecahan.

Guru melatih kemampuan siswa dengan memberikan latihan soal.

Guru menjelaskan operasi pengurangan pada pecahan yang berpenyebut beda

dengan menggunakan batang pecahan.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan evaluasi 8.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media

Karton batang pecahan.

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 8.

Pertemuan ke-9 (2 x 35 menit)

Pendekatan/ metode : Ceramah, kelompok, penugasan.

Kegiatan Pembelajaran.

1. Pendahuluan (10 menit).

Apersepsi : Guru mereview kembali materi yang telah dipelajari kemarin.

2. Kegiatan inti (40 menit).

Guru menjelaskan tentang operasi pengurangan pada pecahan yang berpenyebut

beda dengan mencari KPK penyebutnya.

Page 110: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Guru menjelaskan operasi hitung campuran pada pecahan yang berpenyebut

beda.

Guru membentuk kelompok dan memberikan tugas siswa menyelesaikan operasi

hitung campuran pecahan yang ada pada kartu pecahan.

3. Penutup (20 menit).

Guru memberikan tugas siswa mengerjakan Evaluasi 9.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.

Media

Media

Karton batang pecahan., kartu pecahan.

Evaluasi/ Penilaian Hasil Belajar.

Soal tertulis : Evaluasi 9.

Jakarta, Januari 2010

Guru Mata Pelajaran

Siti Chodijah

Page 111: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 1

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah!

1. Ada 1 kotak berisi manik-manik. Beberapa siswa masing-masing

mengambil sejumlah manik-manik sebanyak yang mereka inginkan.

Kemudian tentukanlah persentasenya!

No Nama siswa Jumlah manik

yang diambil Persentase

Persentase manik

yang tersisa

1.

2.

3.

2. a. jika ada 39 kotak yang diarsir,

tentukan berapa persentasenya!

Page 112: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

b. jika ada 57 kotak yang diarsir, tentukan

berapa pesentasenya!

3. Dari 100 kotak tentukan berapa banyak kotak yang harus diarsir jika!

a. ada 10% kotak yang diarsir

b. ada 5 % kotak yang diarsir

c. ada 25% kotak yang diarsir

4. Ada 3 kotak berisi sejumlah manik dan 3 orang siswa mengambil sejumlah

manik-manik dari masing-masing kotak tersebut. Tentukan berapa manik-

manik yang diambil!

Kotak Jumlah manik Banyak manik

yang diambil Persentase

Persentase

manik yang

tersisa

1 80 manik

2 50 manik

3 20 manik

5. Tentukan persentase dari kotak yang diarsir!

a. Dari 70 kotak, ada 42 kotak yang diarsir.

b. Dari 40 kotak, ada 30 kotak yang diarsir.

c. Dari 90 kotak, ada 18 kotak yang diarsir.

Page 113: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

6. Tentukan berapa banyak kotak yang diarsir jika,

a. Dari 60 kotak ada 35% kotak yang diarsir.

b. Dari 50 kotak ada 40% kotak yang diarsir.

c. Dari 40 kotak ada 25% koyak yang diarsir.

Kelengkapan Kerapihan Ketelitian

Page 114: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 2

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah!

1. Dalam 1 kotak ada 20 butir kelereng berwarna abu-abu, biru, hijau dan

coklat, 2 orang siswa masing-masing mengambil kelereng sesuai dengan

warna yang mereka sukai. Tentukanlah persentase kelereng yang mereka

ambil!

a. siswa 1 =

warna kelereng =

jumlah kelereng =

persentase =

cara II

Kelereng yang diambil = . . . . . . .%

Jumlah kelereng

. . . . . . . = . . . . . . .

. . . . . . . 100

= . . . . . . . X . . . . . . .

. . . . . . .

= . . . . . . .

Page 115: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

b. siswa 2=

warna kelereng =

jumlah kelereng =

persentase =

cara II

2. Guru matematika dan siswa kelas 5 yang berjumlah 34 siswa sedang

mengadakan pemilihan pengurus kelas. Ada 2 orang siswa yang akan

dicalonkan menjadi ketua kelas. Hitunglah jumlah suara yang diperoleh

dan tentukan persentasenya!

No Nama siswa Suara yang

diperoleh Jumlah suara Persentase

1.

2.

Kelereng yang diambil = . . . . . . .%

Jumlah kelereng

. . . . . . . = . . . . . . .

. . . . . . . 100

= . . . . . . . X . . . . . . .

. . . . . . .

= . . . . . . .

Page 116: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

3. Dari 40 butir manik ada 30% manik berwarna hijau. Hitunglah berapa

jumlah manik yang berwarna hijau itu!

4. Sebuah lingkaran dipotong menjadi 8 bagian, 37,5% dari lingkaran itu

berwarna merah, dan sisanya berwarna biru. Hitunglah berapa banyak

bagian yang berwarna merah dan berapa banyak bagian yang berwarna

biru!

Manik berwarna hijau = . . . . . . .%

Jumlah semua manik

. . . . . . . = . . . . . . .

. . . . . . . 100

= . . . . . . . X . . . . . . .

. . . . . . .

= . . . . . . .

Bagian berwarna merah = . . . . . . .%

Jumlah bagian lingkaran

. . . . . . . = . . . . . . .

. . . . . . . 100

= . . . . . . . X . . . . . . .

. . . . . . .

= . . . . . . .

Bagian yang berwarna biru =

. . . . . .% - . . . . . . % = . . . . . . %

. . . . bagian - . . . . bagian = . . . .bagian

Page 117: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

5. Nabila membeli buku tulis dikoperasi sekolah, harga buku tulis itu Rp.

4500. Nabila mendapatkan potongan harga (diskon) sebesar 20%. Berapa

harga buku itu setelah mendapatkan diskon?

Kelengkapan Kerapihan Ketelitian

Besarnya potongan harga (diskon)

Potongan harga = . . . . . . .%

Harga sebenarnya

Rp. . . . . . . . = . . . . . . .

Rp. . . . . . . . 100

= Rp. . . . . . . . X . . . . . . .

Rp. . . . . . . .

= Rp. . . . . . . .

Harga buku setelah mendapatkan diskon

= . . . . . . . . . . . . . . . . - . . . . . . . . . . . . . . .

= Rp. . . . . . . . . – Rp. . . . . . . . . . = Rp. . . . . . . . . .

Page 118: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 3

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah soal dibawah ini!

Diagram lingkaran berikut menunjukan persentase mata pelajaran yang

disukai siswa kelas 5 SDI RUHAMA. Perhatikan diagram tersebut,

kemudian lengkapilah tabel dibawahnya!

No Mata pelajaran Pernyataan dalam

persen

Pernyataan dalam

pecahan

Pernyataan dalam

desimal

1.

2.

3.

Matematika

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

Mtk 35%

Bhs.inggris

Bhs. Indonesia

45%

Page 119: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lengkapilah tabel dibawah ini!

No Pernyataan dalam

desimal

Pernyataan dalam

pecahan

Pernyataan dalam

persen

1.

2.

3.

4.

0,15

0,7

3,2

2,45

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

Nyatakan dalam bentuk desimal

a. ½ = . . . b. ¾ = . . . c. 3/5 = . . .

Nyatakan dalam bentuk persen

a. 0,35 = . . b. 0,6 = c. 1,25

Nyatakan dalam bentuk pecahan yang paling sederhana

a. 16% = . . . b. 28% = c. 50% =

Page 120: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 4

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah soal dibawah ini!

Dengan menggunakan batang pecahan, isilah titik-titik dengan tanda ›, ‹

atau = !

a. 2/3 . . . . 1/4

b. 2/5 . . . . 1/2

c. 7/8 . . . . 3/4

d. 3/6 . . . . 1/2

TUGAS KELOMPOK

Diskusikan dengan teman kelompok !

Susunlah kertas pecahan berikut secara berurutan dari yang terkecil!

1. 1/3, 3/4, 3/5, 3/12, 1/6

2. 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 1/6

3. 1/4, 3/4, 1/2, 4/5, 2/3

4. 3/4, 1/8, 3/16, 1/2, 3/8

5. 4/5, 7/10, 8/9, 7/8, 1/2

Kelengkapan Kerapihan Ketelitian

Page 121: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 5

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikan penjumlahan pecahan berikut ini!

1. 1/3 + 3/4 =

Page 122: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Dengan mencari KPK kedua penyebut, selesaikanlah penjumlahan berikut

ini!

2. 2/3 + 1/5 = penyebut kedua pecahan adalah 3 dan 5

Kelipatan persekutuan terkecik (KPK) 3 dan 5

3 =

5 =

3. 1/6 + 3/7 = penyebut kedua pecahan adalah 6 dan 7

Kelipatan persekutuan terkecik (KPK) 6 dan 7.

6 =

7 =

Kelengkapan Kerapihan Ketelitian

Page 123: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 6

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikan penjumlahan pecahan berikut ini!

Dengan mencari KPK kedua penyebut, selesaikanlah penjumlahan berikut

ini!

1. 3/20 + 4/5 = penyebut kedua pecahan adalah 20 dan 5

Kelipatan persekutuan terkecik (KPK) 20 dan 5

20 =

5 =

4. 9/10 + 3/15 = penyebut kedua pecahan adalah 10 dan 15

Kelipatan persekutuan terkecik (KPK) 10 dan 15.

10 =

15 =

Page 124: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

5. 2 ¾ + 1/5 = penyebut kedua pecahan adalah 4 dan 5

Kelipatan persekutuan terkecik (KPK) 4 dan 5

4 =

5 =

6. 4 2/3 + 6 2/7 = penyebut kedua pecahan adalah 3 dan 7.

Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) 3 dan 7

3 =

7 =

Kelengkapan Kerapihan Ketelitian

Page 125: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 7

NAMA :

KELAS :

HARI / TANGGAL :

Selesaikanlah pengurangan pecahan berikut ini!

Dengan mencari KPK kedua penyebut, selesaikanlah

pengurangan berikut ini !

1.

KPK 5 dan 2

5 =

2 =

2.

KPK 8 dan 6

8 =

6 =

3.

Page 126: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

KPK 7 dan 5

7 =

5 =

4.

KPK 2 dan 6

2 =

6 =

5.

KPK 3 dan 6

3 =

6 =

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 127: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR KERJA SISWA 8

NAMA :

KELAS :

HARI / TANGGAL :

Selesaikanlah pengurangan pecahan berikut ini!

Dengan mencari KPK kedua penyebut, selesaikanlah

pengurangan berikut ini !

6.

7.

=

8.

KPK 5, 3 dan 4 adalah

5 =

3 =

4 =

Page 128: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

9.

KPK dari 10, 2 dan 5 adalah

10.

11.

=(2 + 1 – 1) +

KPK dari 9, 6 dan 2 adalah

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 129: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 1

NAMA :

KELAS :

HARI / TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. Ayah membeli 1 peti telur yang berisi 60 butir telur. Setelah dihitung

ternyata ada 21 butir telur pecah. Tentukanlah berapa prosentase telur

yang pecah!

2. Nadia mempunyai 80 buah koleksi buku bacaan, 10% buku komik, 15%

majalah, 40% buku pelajaran dan 35% buku dongeng. Hitunglah berapa

banyak masing-masing buku bacaan Nadia!

JAWABAN

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 130: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 2

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. Ibu mempunyai tepung terigu seberat 40 kg. Hari senin ibu menggunakan

6 kg untuk membuat roti, dan hari selasa ibu mengambil 9 kg. Hitunglah

berapa kg teopung terigu yang tersisa dan tentukan persentasenya!

Tepung terigu yang sudah ibu gunakan = . . . . kg + . . . . kg = . . . . kg

Sisa tepung terigu ibu = . . . . .kg - . . . . .kg = . . . . .kg

Sisa tepung terigu = . . . . .%

Total berat tepung terigu

. . . . . = . . . . .

. . . . . 100

= . . . . . X . . . . .

. . . . .

= . . . . .

Page 131: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

2. Satu bulan yang lalu uang tabungan Bana sebesar Rp. 60.000, karena

Bana selalu menyisihkan uang jajannya untuk ditabung, uang tabungan

Bana sekarang bertambah 40%. Hitunglah berapa uang tabungan

Banasekarang!

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Besarnya uang Bana yang bertambah

Uang Bana yang bertambah = . . . . . . .%

Uang tabungan Bana mula-mula

Rp. . . . . . . . = . . . . . . .

Rp. . . . . . . . 100

= Rp. . . . . . . . X . . . . . . .

Rp. . . . . . . .

= Rp. . . . . . . .

Uang tabungan Bana sekarang

= Rp. . . . . . . . . + Rp. . . . . . . . . . = Rp. . . . . . . . . .

Page 132: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 3

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

Pernyataan dalam

persen

Pernyataan dalam

pecahan

Pernyataan dalam

desimal

15%

45%

37%

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

Pernyataan dalam

desimal

Pernyataan dalam

pecahan

Pernyataan dalam

persen

0.25

1.14

0.5

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

Page 133: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 4

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. Ibu mempunyai jus jeruk, 2/5 liter diberikan kepada Andika dan ¼ liter

diberikan kepada Kiki. Siapakan yang mendapatkan jus jeruk paling

sedikit?

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 134: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 5

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. Ibu membeli 3/4 liter minyak goreng, kemudian ibu membeli lagi

sebanyak 1/6 liter minyak goreng. Berapa jumlah minyak goreng yang

ibu beli!

Jawaban:

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 135: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 6

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. ½ + 1 ¾ =

Jawaban:

2. ibu mempunyai sebatang coklat yang dibagikan kepada Vanesa, dan

Shifa. Vanesa mendapatkan 1/5 bagian, Shifa 1/3 bagian. Berapakan

jumlah coklat yang diterima Vanesa dan Shifa?

Jawaban:

Nilai Paraf Guru

Paraf Orang

Tua

Page 136: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 7

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. Angga mempunyai 4/7 bagian kue keju kemudian kue itu diberikan

kepada Zakky sebanyak 3/8 bagian. Berapa kue Angga yang tersisa?

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 137: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

EVALUASI SISWA 8

NAMA :

KELAS :

HARI/TANGGAL :

Selesaikanlah latihan berikut ini!

1. 7/9 + 5/6 – ½ =

2. Ali mempunyai 2/3 tali dan Iqbal mempunyai ¼ tali, tali Ali dan Iqbal

digabungkan menjadi satu kemudian diberikan kepada Kiki sebanyak 5/6

bagian. Berapa tali yang tersisa?

Nilai Paraf Guru Paraf Orang

Tua

Page 138: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri
Page 139: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

KISI-KISI INSTRUMEN TES

SIKLUS I

POKOK MATERI : Waktu

ALOKASI WAKTU : 60 menit

BENTUK SOAL : Uraian

No Indikator Kompetensi

Jumlah C 1 C 2 C 3

1. Menentukan persentase sederhana dari banyak

barang tertentu. 2 1

2. Menentukan jumlah benda yang diambil jika

persentase dan jumlah total benda diketahui. 3 5 2

3. Mengubah persen kedalam pecahan biasa atau

desimal, atau megubah desimal kedalam pecahan

atau persen

1 2

4. Membandingkan 2 jenis pecahan yang tak sejenis. 4 1

Jumlah 6

Page 140: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

TES SIKLUS 1

NAMA :

KELAS :

HARI/ TANGGAL :

WAKTU : 60 menit.

Isilah titik-titik dibawah ini!

1. Isilah titik-titik dibawah ini!

a. 4/5 = . . . . (rubah dalam bentuk desimal)

b. 2,45 = . . . . . . (rubah dalam bentuk persen).

2. Pak Arsyad mempunyai 1 keranjang jambu air, kemudian Pak Arsyad

memberikan kepada 3 orang tetangganya, 25 buah untuk Pak Rusdi, 10

buah untuk Pak Yanto dan 15 buah untuk Pak Candra. Hitung berapa

persen jambu air yang diterima Pak Yanto!

3. Nabila pergi ke toko buku untuk membeli pensil warna dan buku gambar.

Jika harga pensil warna Rp. 15.000 dengan diskon 20%, sedangkan harga

buku gambar Rp.10.000 dengan diskon 40%. Berapakah total uang yang

harus dibayar Nabila untuk membeli buku gambar dan pensil warna?

4. Andi dan Kamal lari pagi bersama-sama, mereka membawa botol air

minum masing-masing. Ketika Andi dan Kamal merasa haus mereka

minum air yang mereka bawa. Sisa air dibotol minum Andi 7/10 bagian

dan sisa air minum dibotol Kamal ¾ bagian. Siapakah yang memiliki sisa

air minum lebih banyak?

Page 141: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

5. Pada bulan November perpustakaan SDI RUHAMA memiliki 60 buah

koleksi buku bacaan. Dan pada bulan Desember jumlah buku tersebut

bertambah sebanyak 40%. Berapa banyak jumlah buku bacaan yang

dimiliki perpustakaan sekarang?

Page 142: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri
Page 143: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

KISI-KISI INSTRUMEN TES

SIKLUS 2

POKOK MATERI : Waktu

ALOKASI WAKTU : 45 menit

BENTUK SOAL : Uraian

No Indikator Kompetensi

Jumlah C 1 C 2 C 3

1. Melakukan operasi penjumlahan berbagai bentuk

pecahan berpenyebut beda. 1 2 2

2. Melakukan operasi pengurangan berbagai bentuk

pecahan berpenyebut beda. 3 1

3. Melakukan operasi hitung campuran berbagai

bentuk pecahan berpenyebut beda. 4 1

Jumlah 4

Page 144: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

TES SIKLUS 2

NAMA :

KELAS :

HARI/ TANGGAL :

WAKTU : 45 menit.

Isilah titik-titik dibawah ini!

1. Rahma mempunyai 2 pita, masing-masing 3

1 meter dan

5

2 meter. Jika

pita tersebut digabungkan, berapa meter panjang pita Rahma?

Jawab

2. Ibu membeli gula 4

11 kg, terigu

5

32 kg dan mentega

3

1kg. Berapa kg

berat seluruh belanjaan ibu?

Jawab

Page 145: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

3. Ryan menyelesaikan suatu pekerjaan selama tiga hari. Pada hari pertama

dapat diselesaikan 4

3 bagian pekerjaan, hari kedua

5

1 bagian pekerjaan,

berapa bagiankah pekerjaan yang harus diselesaikan pada hari ketiga?

Jawab

4. Andika mempunyai 6

5liter susu kemudian diminum sebanyak

3

2liter,

setelah itu Andika menambahkan lagi sebanyak 4

1liter. Berapa liter susu

Andika sekarang?

Jawab

nilai paraf

Page 146: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri
Page 147: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA Pertemuan ke- :

Hari/ tanggal :

Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang menurut anda sesuai.

N

o Aspek yang dinilai

Nama siswa Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Bertanya pada guru

3 Menjawab pertanyaan guru

4. Mencatat pelajaran

5. Mengerjakan tugas yang diberikan guru

6. Berusaha mengerjakan tugas sendiri.

7. Mengerjakan soal didepan kelas.

8.

Terlibat aktif dalam kegiatan belajar

dikelas.

Page 148: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 10

Lembar Pedoman Wawancara Dengan Guru

Tahap : Penelitian Pendahuluan

Hari/ tanggal :

Tujuan wawancara : Untuk mengetahui sikap belajar siswa dan minat siswa dalam

belajar matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa

dalam belajar matematika.

Daftar pertanyaan:

1. Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran matematika ?

2. Bagaimana tingkat kemampuan matematika siswa dikelas V?

3. Apa saja kesulitan yang siswa hadapi dalam belajar matematika?

4. Metode pembelajaran apa saja yang sudah bapak gunakan dalam mengajar

matematika?

5. Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang

bapak sampaikan?

6. Bagaimana respon siswa ketika bapak mengajukan pertanyaan ataupun

memberikan soal?

7. Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang bapak sampaikan?

8. Apakah siswa selalu mengerjakan tugas yang bapak berikan dengan baik?

9. Apakah bapak sering memberikan reward kepada siswa yang berhasil mengerjakan

tugas dengan baik? Apa saja reward yang bapak berikan dan bagaimana respon

mereka?

10. Apakah bapak sering memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mematuhi

perintah yang anda berikan? Apa saja hukuman yang anda berikan dan bagaimana

respon mereka?

Page 149: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 11

Lembar Pedoman Wawancara Dengan Siswa

Tahap : Penelitian pendahuluan

Hari/ Tanggal :

Tujuan wawancara : Untuk mengetahui sikap dan minat siswa terhadap pelajaran

matematika.

Daftar pertanyaan:

1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika?

2. Mengapa adik-adik suka/ tidak menyukai pelajaran matematika?

3. Apakah adik-adik pernah merasa bosan ketika belajar matematika?

4. Pada saat pelajaran matematika apa saja yang adik-adik lakukan?

5. Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatika penjelasan guru?

6. Apakah adik-adik bertanya pada guru jika ada pelajaran yang tidak dimengerti?

7. Apabila guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya?

8. Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru?

9. Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh?

Page 150: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Tahap : Akhir siklus I dan II

Hari/ Tanggal :

Tujuan wawancara : Untuk mengetahui sikap dan minat siswa dalam belajar

pelajaran matematika.

Daftar pertanyaan:

1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan alat peraga ataupun

permainan?

2. Apabila guru menjelaskan pelajaran, apakah adik-adik memperhatikan dan

mendengarkan?

3. Apabila diminta menyelesaikan soal didepan kelas, apakah adik-adik bersedia

menyelesaikannya?

4. Apakah adik-adik bertanya pada guru jika ada pelajaran yang tidak dimengerti?

5. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan dengan

baik?

6. Apakah adik-adik selalu mencatat pelajaran matematika? Dan apa tanggapan adik-

adik tentang LKS yang selalu diberikan setiap pertumuan?

7. Apakah adik-adik senang dengan reward yang diberikan?

Page 151: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 12

KISI-KISI ANGKET KEPERCAYAAN DIRI SISWA

PADA PELAJARAN MATEMATIKA SEBELUM UJI VALIDITAS

DIMENSI INDIKATOR ITEM

JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABLE

2. percaya

pada

kemampu

an diri

sendiri.

a. yakin pada

diri sendiri.

1, 7, 15 8, 16, 19, 23 7

b. Tidak putus

asa.

5, 12, 24 9, 25 5

3. mandiri. d. Tidak

bergantung

pada orang

lain.

20 4 2

e. Bertanggung

jawab 10, 17, 22 2, 6, 11 6

f. Ingin

berprestasi

tinggi

14 21 2

4. memiliki

keberanian

untuk

bertindak.

b. Berani

mengungkap

kan

pendapat

3, 26 13, 18 4

JUMLAH 13 13 26

Page 152: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 13

LEMBAR ANGKET

KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Nama :

Kelas :

Petunjuk pengisian.

1. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan baik dan jujur sesuai

dengan yang kamu alami dan rasakan dalam belajar matematika.

2. Berikan tanda ceklis (√) pada gambar yang kamu anggap paling

sesuai dengan pendapatmu.

pilih gambar ini jika kamu setuju dengan pernyataan tersebut.

pilih gambar ini jika kamu tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

1. Saya tidak pernah mancontek ketika ujian.

2. Saya ngobrol dengan teman ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran. 3. Bila guru mengajukan pertanyaan saya

berusaha menjawab.

Page 153: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

4. Saya banyak bertanya pada guru ketika

mengerjakan soal latihan. 5. Saya bersemangat belajar matematika

sambil bermain. 6. Saya sering tidak mengumpulkan latihan

soal. 7. Bila disuruh mengerjakan soal didepan

kelas, saya mampu mengerjakannya. 8. Ketika ujian saya sering melihat jawaban

teman. 9. Saya malas mengerjakan soal matematika

yang sulit. 10. Saya selalu memperhatikan guru ketika

sedang menjelaskan pelajaran matematika. 11. Saya sering tidak mencatat pelajaran

matematika. 12. Saya tetap semangat belajar matematika

meskipun materi yang dipelajari sulit. 13. Saya tidak pernah menjawab pertanyaan

guru karena takut salah. 14. Bila nilai matematika saya rendah saya

akan lebih giat belajar. 15. Alat peraga membuat pelajaran

Page 154: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

matematika lebih mudah dimengerti.

16. Saya malas mengerjakan soal didepan kelas

karena takut salah. 17. Saya selalu mengerjakan soal dan

mengumpulkannya tepat waktu. 18. Saya malu bertanya pada guru bila ada

pelajaran matematika yang saya tidak

mengerti.

19. Bila tidak dipuji guru saya tidak semangat

belajar matematika. 20. Saya berusaha mengerjakan sendiri soal

matematika yang diberikan guru. 21. Saya sudah puas mendapat nilai

matematika 6. 22. Saya selalu mencatat pelajaran

matematika. 23. Saya cepat bosan belajar matematika

dengan alat peraga. 24. Soal yang sulit membuat saya lebih

semangat belajar matematika. 25. Materi yang sulit membuat saya pusing

belajar matematika.

Page 155: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

26. Bila saya tidak mengerti pelajaran

matematika, saya langsung bertanya pada

guru.

Page 156: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri
Page 157: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

DIMENSI INDIKATOR ITEM

JUMLAH FAVORABLE UNFAVORABLE

3. percaya pada

kemampuan diri

sendiri.

a. yakin pada diri

sendiri.

1, 8, 13 7, 18, 19 6

b. Tidak putus asa.

16 6, 14 2

4. mandiri. g. Tidak bergantung

pada orang lain.

- 12 1

h. Bertanggung jawab 17 2, 5, 10 5

i. Ingin berprestasi

tinggi 4 9 2

5. memiliki

keberanian untuk

bertindak.

c. Berani

mengungkapkan

pendapat

3, 20 11, 15 4

JUMLAH 8 12 20

Page 158: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

LEMBAR ANGKET

KEPERCAYAAN DIRI SISWA

Nama :

Kelas :

Petunjuk pengisian.

3. Jawablah pernyataan dibawah ini dengan baik dan jujur sesuai

dengan yang kamu alami dan rasakan dalam belajar matematika.

4. Berikan tanda ceklis (√) pada gambar yang kamu anggap paling

sesuai dengan pendapatmu.

pilih gambar ini jika kamu setuju dengan pernyataan tersebut.

pilih gambar ini jika kamu tidak setuju dengan pernyataan

tersebut.

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

1. Saya tidak pernah mancontek ketika ujian.

2. Saya ngobrol dengan teman ketika guru

sedang menjelaskan pelajaran. 3. Bila guru mengajukan pertanyaan saya

berusaha menjawab.

Page 159: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

4. Bila nilai matematika saya rendah saya

akan lebih giat belajar. 5 Saya sering tidak mengumpulkan latihan

soal. 6. Saya malas mengerjakan soal matematika

yang sulit. 7. Ketika ujian saya sering melihat jawaban

teman. 8. Bila disuruh mengerjakan soal didepan

kelas, saya mampu mengerjakannya. 9. Saya sudah puas mendapat nilai

matematika 6. 10. Saya sering tidak mencatat pelajaran

matematika. 11. Saya tidak pernah menjawab pertanyaan

guru karena takut salah. 12. Saya banyak bertanya pada guru ketika

mengerjakan soal latihan. 13. Alat peraga membuat pelajaran

matematika lebih mudah dimengerti. 14. Materi yang sulit membuat saya pusing

belajar matematika. 15. Saya malu bertanya pada guru bila ada

Page 160: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

NO PERTANYAAN Ya TIDAK

pelajaran matematika yang saya tidak

mengerti.

16. Soal yang sulit membuat saya semangat

belajar matematika. 17. Saya selalu mencatat pelajaran

matematika. 18. Saya cepat bosan belajar matematika

dengan alat peraga. 19. Saya malas mengerjakan soal didepan kelas

karena takut salah. 20. Bila saya tidak mengerti pelajaran

matematika, saya langsung bertanya pada

guru.

Page 161: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 8

1 2 3 4 5 6 7 8 I II

1. S1 100 100 100 100 100 90 100 100 80 95

2. S2 80 100 100 100 75 100 100 60 70 70

3. S3 60 100 100 100 100 100 100 80 50 100

4. S4 80 100 100 100 100 100 100 0 60 85

5. S5 80 100 100 100 100 90 100 0 50 85

6. S6 0 0 100 100 75 100 100 80 60 100

7. S7 20 100 92 100 100 50 100 30 30 60

8. S8 100 100 100 100 100 90 100 100 60 95

9. S9 100 100 100 100 100 100 100 80 100 100

10. S10 100 100 100 100 100 100 100 80 80 95

11. S11 100 100 100 100 100 0 100 100 80 100

12. S12 0 0 0 100 0 100 100 100 40 100

13. S13 100 100 0 100 100 90 0 55 70 85

14. S14 100 100 100 100 100 100 100 30 70 80

15. S15 0 0 100 100 0 100 100 0 50 60

16. S16 100 100 100 100 100 100 100 80 80 100

17. S17 100 100 100 100 100 100 100 0 50 85

18. S18 100 100 100 100 100 100 100 0 80 80

19. S19 100 100 100 100 100 100 100 100 0 75

20. S20 100 100 100 100 100 100 100 100 80 95

21. S21 100 100 100 100 100 100 100 80 90 95

22. S22 20 100 100 0 85 100 100 100 70 80

23. S23 0 100 75 100 100 100 100 50 50 70

24. S24 40 100 92 100 100 0 100 80 60 80

25. S25 60 100 0 100 100 30 0 0 60 75

26. S26 80 100 67 100 75 100 100 100 40 80

27. S27 20 100 75 100 100 100 100 60 70 100

28. S28 0 100 83 100 100 100 100 80 50 70

29. S29 0 0 67 50 0 10 0 0 30 50

30. S30 0 0 75 100 60 100 100 80 70 80

31. S31 0 100 75 100 60 80 100 50 50 70

32. S32 60 100 100 75 100 70 100 0 50 80

33. S33 40 100 92 100 100 100 100 30 40 100

34. S34 20 100 0 0 100 0 0 0 40 60

100 100

30 50

60.91 83.38

Tingkat penguasaan tertinggi

Tingkat penguasaan terendah

Rata-rata tingkat penguasaan

DAFTAR NILAI TES EVALUASI, SIKLUS I DAN II

NoKode

Siswa

Nilai Tes Evaluasi Nilai Tes Akhir

SiklusPertemuan Ke-

Page 162: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 15

1 2 3 4 6 7 8 9 11 13 14 15 16 18 21 22 23 24 25 26

1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 225

2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 9 81

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

4 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 10 100

5 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 13 169

6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 15 225

7 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 144

8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 256

9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 324

10 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 7 49

11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 17 289

12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 16 256

13 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 8 64

14 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 7 49

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 17 289

16 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5 25

17 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6 36

18 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 15 225

19 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 14 196

20 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6 36

21 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 13 169

22 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 8 64

23 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 12 144

24 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 8 64

25 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 12 144

26 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 6 36

27 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 5 25

28 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 13 169

29 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 8 64

30 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 25

31 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 5 25

32 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 9 81

33 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5 25

Jumlah 14 13 10 15 26 9 25 13 25 14 25 26 13 15 23 28 15 13 15 18 355 4473

p 0.4242 0.3939 0.3030 0.4545 0.7879 0.2727 0.7576 0.3939 0.7576 0.4242 0.7576 0.7879 0.3939 0.4545 0.6970 0.8485 0.4545 0.3939 0.4545 0.5455

q 0.5758 0.6061 0.6970 0.5455 0.2121 0.7273 0.2424 0.6061 0.2424 0.5758 0.2424 0.2121 0.6061 0.5455 0.3030 0.1515 0.5455 0.6061 0.5455 0.4545

(St) 19.8200

(Rii) 0.8233

Perhitungan Reliabilitas Angket Kepercayaan Diri Belajar Matematika Siswa

Siswa

Pernyataan

Xt (Xt)2

Page 163: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

Lampiran 19

Indikator 1

1 7 8 13 18 19 6 14 16 12 2 5 10 17 4 9 3 11 15 20

S1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

S2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1

S3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0

S5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

S6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

S7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

S8 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S10 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S12 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

S13 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1

S15 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0

S16 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1

S17 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1

S18 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

S19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S20 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0

S21 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

S22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

S23 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

S25 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

S26 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

S27 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1

S28 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1

S29 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0

S30 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1

S31 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

S32 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0

S33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

S34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

67.65% 75.29%80.15%81.86% 67.65% 79.41% 75.00%

Perhitungan Skor Akhir Kepercayaan Diri Belajar Matematika Siswa

Siswa

Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3

Indikator 1 Indikator 2 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 1

Page 164: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 18 324

2 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 16 256

3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576

4 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 14 196

5 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 18 324

6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 21 441

7 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

8 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21 441

9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 529

10 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 11 121

11 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 18 324

12 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 21 441

13 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 13 169

14 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 11 121

15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 18 324

16 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 100

17 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 10 100

18 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 18 324

19 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 17 289

20 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11 121

21 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 256

22 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 10 100

23 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 15 225

24 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 12 144

25 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 17 289

26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 7 49

27 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 8 64

28 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 15 225

29 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 13 169

Perhitungan Validitas Angket Kepercayaan Diri Belajar Matematika Siswa

Siswa

Pernyataan

Xt (Xt)2

Page 165: Perhitungan Skor Awal Kepercayaan Diri Belajar Matematika ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · observasi, wawancara dan penyebaran angket kepercayaan diri

30 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 64

31 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 10 100

32 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 15 225

33 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 64

Jumlah 14 13 10 14 18 26 11 25 12 20 25 23 14 25 26 13 29 15 27 14 23 28 14 13 15 17 484 7784

p 0.424 0.394 0.303 0.424 0.545 0.788 0.333 0.758 0.364 0.606 0.758 0.697 0.424 0.758 0.788 0.394 0.879 0.455 0.818 0.424 0.697 0.848 0.424 0.394 0.455 0.515

q 0.576 0.606 0.697 0.576 0.455 0.212 0.667 0.242 0.636 0.394 0.242 0.303 0.576 0.242 0.212 0.606 0.121 0.545 0.182 0.576 0.303 0.152 0.576 0.606 0.545 0.485

Mp 17.64 17.62 18.3 16.64 12.67 15.81 17.82 15.92 18.08 15.6 15.64 15.61 17.36 15.56 15.69 17.15 14.76 16.53 15.37 16.36 16.09 15.5 17.14 16.62 16.73 16.29

Mt 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67 14.67

Sdt 4.557

r bis 0.561 0.522 0.526 0.372 -0.481 0.483 0.489 0.486 0.567 0.254 0.378 0.313 0.507 0.347 0.434 0.44 0.054 0.374 0.328 0.318 0.473 0.433 0.466 0.345 0.414 0.368

rt: 5% = 0,344val val val val tidak val val val val tidak val tidak val val val val tidak val tidak tidak val val val val val val