pengaruh komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit,...

149
Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress, dan Assets in Place Terhadap Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) Dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Nova Yulianti NIM: 1112082000012 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit,

Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress, dan Assets in Place

Terhadap Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) Dalam

Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2014)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nova Yulianti

NIM: 1112082000012

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit,

Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress, dan Assets in Place

Terhadap Pengungkapan Sukarela ( Voluntary Disclosure ) Dalam

Laporan Tahunan

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2014)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Nova Yulianti

NIM: 1112082000012

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 3: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,
Page 4: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,
Page 5: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,
Page 6: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,
Page 7: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Nova Yulianti

2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 23 November 1993

3. Alamat : Pondok Indah Permai Blok G/1 Kel. Dadok

Tunggul Hitam Kec. Koto Tangah Padang,

Sumatera Barat

4. Telepon : 082221170414

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Sandy Putra Tahun 2000-2001

2. SD Kartika 1-11 Padang Tahun 2001-2004

3. SDN 20 Tunggul Hitam Padang Tahun 2004-2006

4. Pondok Pesantren Thawalib Padang Tahun 2006-2009

5. Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang Tahun 2009-2012

6. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012- 2016

(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Akuntansi)

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Divisi bahasa OSIS Pondok Pesantren Thawalib Padang periode 2008-

2009

2. Divisi Dana Usaha Mandiri HMJ Akuntansi Periode 2013-2014

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Dr.H. Nurasa MA

2. Ibu : Yusmeili

3. Alamat : Pondok Indah Permai Blok G/1 Kel. Dadok

Tunggul Hitam Kec. Koto Tangah Padang,

Sumatera Barat

4. Anak ke- dari : 2 dari 3 bersaudara

Page 8: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

vii

COMMITTEE EFFECTIVENES, OWNERSHIP CONCENTRATION,

FINANCIAL DISTRESS AND ASSETS IN PLACE ON VOLUNTARY

DISCLOSURE IN THE ANNUAL REPORTS

ABSTRACT

This research purpose is to find the effect of composition of board

commissioners, audit committee effectiveness, ownership concentration, financial

distress and assets in place on voluntary disclosure. This research using

secondary data as a sample of 83 banking companies listed Indonesia Stock

Exchange on period 2012-2014 with purposive sampling method. Variables on

this research are be measured by multiple regression analysis.

Result of this research find that audit committee effectiveness has

significant effect positively voluntary disclosure while composition of board of

commissioners, ownership concentration, financial distress and assets in place

didn’t have significant effect on voluntary disclosure in the annual report.

Keywords : Voluntary Disclosure, Composition of Board Commissioners, Audit

Committee Effectiveness, Ownership Concentration, Financial

Distress and Assets in Place.

Page 9: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

viii

PENGARUH KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS, EFEKTIVITAS

KOMITE AUDIT, KONSENTRASI KEPEMILIKAN, FINANCIAl

DISTRESS DAN ASSETS IN PLACE TERHADAP PENGUNGKAPAN

SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE) DALAM LAPORAN

TAHUNAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komposisi dewan

komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress

dan assets in place terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan sampel 83 perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 yang

diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas komite audit

berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure), sedangkan komposisi dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan,

finacial distress dan assets in place tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan.

Kata Kunci : Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure), Komposisi Dewan

Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan,

Financial Distress dan Assets in Place.

Page 10: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

ix

KATA PENGANTAR

Assalmu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur penulis panjatkan

kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Komposisi Dewan

Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial

Distress, dan Assets in Place terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary

Disclosure)” dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan di muka bumi.

Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini.

Disamping itu, penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih

sangat jauh dari nilai sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi

kelemahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Skripsi ini merupakan

tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung telah membantu tersusunnya skripsi ini

terutama kepada:

1. Kedua orang tua (Papa dan Mama) yang telah memberikan kasih sayang,

motivasi, doa serta dukungan finansial yang tiada hentinya kepada penulis.

2. Kak Iya dan ii yang selalu memberikan semangat,dukungan, keceriaan dan

senantiasa menghibur penulis.

3. Bapak Dr.Arief Mufraini,Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri,SE,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

x

6. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA.,Ak.,CPA selaku penasehat akademik

penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin MBA selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang

telah bersedia meluangkan waktu, serta memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

8. Ibu Nur Wachidah Yulianti, SE, MS, Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi II

yang telah bersedia meluangkan waktu, serta dengan sabar memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

10. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam

mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

11. Sahabat dan keluarga di kampus (GAAP) yaitu Anin, Desi, Haifa, Laila,

Lidiyna, Muti, Naya, Opi, Rini dan Tasya yang selalu memberikan semangat,

keceriaan, dukungan dan doa kepada penulis.

12. Teman seperjuangan di KKN Parahita (Adit, Akbar, Anas, Daeng, Dinan,

Eja, Irfan, Rista, Tasya) yang telah memberikan semangat dan motivasi serta

bersama- sama berjuang bersama penulis.

13. Seluruh teman Akuntansi 2012 (khususnya Akuntansi A dan Kelas

Konsentrasi Audit) yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis.

14. Kosan Rizqia ( Kak Mela, Kak Halimah, Kak Ida, Kak Uroh, Indy, Mala,

Gigi, Sita, Andi, Tidy, Dani dan Elsi) yang telah memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

Page 12: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xi

Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha untuk semaksimal

mungkin memberikan yang terbaik. Namun, penulis sadar bahwa skripsi ini masih

perlu banyak saran dan masukan yang membangun dari para pembaca. Penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Amiiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 9 Juni 2016

Nova Yulianti

Page 13: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur ..................................................................... 13

1. Teori Terkait Pengungkapan Sukarela ................................. 13

2. Pengungkapan dalam Laporan Tahunan .............................. 18

3. Komposisi Dewan Komisaris ............................................... 36

4. Efektivitas Komite Audit ..................................................... 38

5. Konsentrasi Kepemilikan ..................................................... 41

Page 14: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xiii

6. Financial Distress ................................................................ 43

7. Assets in Place...................................................................... 46

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ............. 47

1. Komposisi Dewan Komisaris dengan Pengungkapan

Sukarela ................................................................................ 47

2. Efektivitas Komite Audit dengan Pengungkapan

Sukarela ................................................................................ 48

3. Konsentrasi Kepemilikan dengan Pengungkapan

Sukarela ................................................................................ 49

4. Financial Distress dengan Pengungkapan Sukarela ............ 50

5. Assets in Place dengan Pengungkapan Sukarela ................. 51

6. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas

Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial

Distress dan Assets in Place Secara Simultan Terhadap

Pengungkapan Sukarela ....................................................... 52

C. Penelitian Sebelumnya .............................................................. 53

D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 59

E. Hipotesis ................................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 62

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 62

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 64

D. Metode Analisis Data ................................................................ 64

1. Statistik Deskriptif ............................................................... 65

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 65

a. Uji Normalitas ................................................................. 65

b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 66

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 67

d. Uji Autokorelasi .............................................................. 68

3. Koefisien Determinasi (R²) .................................................. 68

4. Analisis Regresi ................................................................... 69

5. Uji Statistik .......................................................................... 70

Page 15: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xiv

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................... 70

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................. 71

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 71

1. Variabel Dependen (Pengungkapan Sukarela)..................... 72

2. Variabel Independen ............................................................ 73

a. Komposisi Dewan Komisaris .......................................... 74

b. Efektivitas Komite Audit ................................................. 75

c. Konsentrasi Kepemilikan ................................................ 75

d. Financial Distress ........................................................... 76

e. Assets in Place ................................................................. 77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 79

1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 79

2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 79

B. Analisis dan Pembahasan .......................................................... 82

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................ 82

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 85

a. Uji Normalitas ................................................................. 85

b. Uji Multikolinieritas ........................................................ 88

c. Uji Heteroskedastisitas .................................................... 90

d. Uji Autokorelasi .............................................................. 92

3. Koefisien Determinasi (R²) .................................................. 92

4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan .................................. 93

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................... 93

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................. 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 99

B. Saran ......................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 102

LAMPIRAN .............................................................................................. 108

Page 16: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xv

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Sebelumnya .............................................................. 54

3.1 Operasional Variabel .................................................................. 78

4.1 Proses Seleksi Sampel ................................................................ 80

4.2 Daftar Nama Perusahaan Sampel ............................................... 81

4.3 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................... 83

4.4 Hasil Uji Normalitas .................................................................. 88

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 89

4.6 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas ....................................... 89

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 91

4.8 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................... 91

4.9 Hasil Uji Autokorelasi................................................................ 92

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................ 93

4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ..................................... 94

4.12 Hasil Uji Statistik t ..................................................................... 95

4.13 Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................ 98

Page 17: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xvi

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................. 60

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram ................... 86

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot .............. 87

Page 18: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Nama Perusahaan Perbankan .................................................... 109

2 Indeks Pengungkapan Sukarela ................................................ 110

3 Daftar Pertanyaan Efektivitas Komite Audit ............................ 112

4 Hasil Pengungkapan Sukarela .................................................. 117

5 Hasil Perhitungan Komposisi Dewan Komisaris ...................... 119

6 Hasil Perhitungan Efektivitas Komite Audit ........................... 120

7 Hasil Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan ........................... 121

8 Hasil Perhitungan Financial Distress ...................................... 122

9 Hasil Perhitungan Assets in Place ............................................ 124

10 Hasil Output SPSS ................................................................... 127

Page 19: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan.

Laporan yang disampaikan kepada Bapepam dapat berupa laporan

keuangan maupun laporan tahunan. Laporan keuangan terdiri dari laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas,

laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan. Sedangkan

laporan tahunan adalah laporan yang diterbitkan setahun sekali, berisi data

keuangan (laporan keuangan) dan informasi non-keuangan (Sudarmadji

dan Sularto,2007:1).

Berdasarkan pedoman pengungkapan yang diterbitkan oleh Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam–LK) melalui

peraturan No. X.K.6 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau

Perusahaan Publik terdapat 161 poin laporan tahunan yang wajib

diungkapkan perusahaan termasuk di dalamnya adalah laporan keuangan

yang telah diaudit. Selain itu, Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor:

KEP-431/BL/2012 dinyatakan bahwa terdapat sembilan kategori

pengungkapan lain seperti gambaran umum perusahaan, ikhtisar data

keuangan, laporan dewan komisaris, laporan dewan direksi, profil

perusahaan, analisa dan pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan,

tanggung jawab sosial perusahaan serta tanggung jawab dewan komisaris

dan direksi.

Page 20: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

2

Menurut Darrough (1993) dalam Almilia dan Retrinasari (2007:1)

pengungkapan dalam laporan tahunan ada dua yaitu pengungkapan wajib

(mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure). Pengungkapan wajib adalah pengungkapan yang disyaratkan

oleh standar akuntansi dan peraturan yang berlaku, sedangkan

pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang bebas dilakukan

manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan

informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pengambilan keputusan

para pemakai laporan tahunan.

Pengungkapan dibuat dalam laporan tahunan melalui kalimat

penjelasan maupun catatan yang menyertainya. Pengungkapan laporan

tahunan merupakan sebuah isu tata kelola perusahaan yang dihadapi oleh

negara-negara di Asia termasuk Indonesia. Perusahaan publik di Asia

cenderung memiliki kualitas pengungkapan dan transparansi yang rendah

sebagai akibat dari lemahnya struktur tata kelola yang ada (Claessens &

Fan, 2002).

Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan

kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor

dalam memahami strategi bisnis perusahaan (Healy, Palepu, 1993).

Menurut Financial Accounting Standard Board, laporan yang paling

terkini menyokong pandangan bahwa perusahaan bisa mencapai

keuntungan dalam pasar modal dengan mempertinggi pengungkapan

mereka secara sukarela. Laporan ini meliputi tuntutan bagaimana

Page 21: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

3

perusahaan bisa menggambarkan dan menjelaskan investasi potensial

mereka kepada investor, dimana para investor tersebut menuntut

informasi yang mendetail dan berkala, sedangkan tingkat pengungkapan

sukarela hanya meningkat pada negara dengan pasar yang telah maju dan

baru muncul (Frederick & Gary, 2010: 176).

Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara

sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan

mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh

lebih besar daripada biayanya. Manfaat utama yang diperoleh perusahaan

dari pengungkapan sukarela adalah biaya modal yang rendah (Elliot,

Robert K. Dan Jacobson, Peter D, 1994).

Pentingnya pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan untuk

membantu para investor melihat nilai lebih dari perusahaan serta melihat

transparannya perusahaan dalam mengungkapkan hal-hal di luar

pengungkapan wajib. Perusahaan yang kurang transparan akan

menyebabkan terjadinya asimetri informasi antara manajer sebagai agen

dengan pemilik yang dalam hal ini merupakan pemegang saham/investor,

dimana manajemen memiliki informasi lebih banyak dan akurat daripada

pemegang saham.

Basari (2013) mengemukakan dalam tulisannya pada salah satu

situs berita online mengenai masalah keterbukaan informasi PKPU PT

Davomas Abadi Tbk yang dipertanyakan, dimana pemegang saham

mayoritas PT Davomas Abadi Tbk menengarai ada keanehan dalam

Page 22: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

4

penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang pernah dijalani

perseroan. Pemegang saham mayoritas PT Davomas Abadi Tbk

mencurigai PKPU direkayasa, karena data internal menjelaskan

permasalah hutang tersebut berupa bonus karyawan yang belum dibayar

namun disamping itu dibawa juga nama kreditur lain yaitu PT Aneka

Surya Agro atas hutang tersebut. Tidak ada klarifikasi, rincian atau

penjelasan mengenai bagaimana utang kepada PT Aneka Surya Agro

timbul. Dalam penjelasannya juga disampaikan Basari (2013) bahwa

perusahaan publik diwajibkan untuk mengumumkan kepada masyarakat

atas setiap informasi material mengenai peristiwa yang dapat

memengaruhi harga surat berharga atau keputusan para investor.

Informasi-informasi material mengenai peristiwa tersebut bisa

diungkapkan di luar informasi laporan keuangan, yaitu berupa informasi

pendukung mengenai kondisi perusahaan seperti pemaparan peristiwa

penting perusahaan baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif oleh

manajemen, penjelasan rincian jumlah biaya yang dibelanjakan untuk

karyawan, atau pemaparan elemen laporan yang diperbandingkan lebih

dari tiga tahun, untuk menganalisis lebih rinci perbandingan informasi

keuangan per periode. Karena informasi tentang peristiwa sangat

diperlukan penjelasannya diluar laporan keuangan sebagai pemahaman

yang cukup mengenai kondisi perusahaan periode yang terkait.

Page 23: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

5

Pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan dapat

memberikan informasi-informasi tentang keberlangsungan perusahaan

yang lebih transparan. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan di mata investor yang dapat memengaruhi harga saham

perusahaan. Pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh penerapan good

corporate governance yang akan mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas perusahaan. Penerapan corporate governance yang baik

dapat mengurangi adanya asimetri informasi karena perusahaan akan

memberikan lebih banyak informasi yang dapat mengurangi asimetri

informasi tersebut. Informasi yang diberikan akan ditunjukan dalam

tingkat pengungkapan, semakin baik penerapan corporate governance

maka akan banyak pula informasi yang diungkapkan oleh perusahaan.

Dalam penelitian ini corporate governance diproksikan dengan komposisi

dewan komisaris dan efektivitas komite audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Khaldoon (2015:1) dinyatakan

bahwa ukuran komite audit berpengaruh positif terhadap pengungkapan

sukarela sedangkan komisaris independen dan struktur kepemilikan

berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan sukarela. Penelitian

ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Evi dan Rosa

(2014:389) menyatakan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap

pengungkapan sukarela perusahaan.

Nugrahadi (2008) menemukan bahwa komposisi dewan komisaris

independen, kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham

Page 24: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

6

blockholder tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap indeks

pengungkapan sukarela. Kepemilikan blockholder adalah persentase

saham yang dimiliki oleh pemegang saham dari luar perusahaan di atas

lima persen. Berbeda dengan Nugrahadi (2008), Hadi dan Sabeni (2002)

menghasilkan bukti bahwa komposisi dewan komisaris, ukuran

perusahaan, operasi perusahaan, dan jenis industri berpengaruh secara

signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela. Hal ini disebabkan luas

pengungkapan sukarela antara perusahaan yang satu dengan yang lain

berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan oleh masing-masing industri

juga berbeda-beda.

Perbedaan luas pengungkapan sukarela menurut Hardiningsih

(2008) dalam Wahyuni Wijayanti (2013:3) dapat dipengaruhi oleh

karakteristik perusahaan seperti budaya perusahaan, bidang usaha, proses

produksi, pasar, sumber daya dan lain-lain. Struktur meliputi ukuran (size)

perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban.

Kinerja (performance) meliputi likuiditas perusahaan dan laba

(profitabilitas). Pendekatan pasar meliputi faktor-faktor kualitatif seperti

tipe industri, tipe auditor dan status perusahaan.

Menurut Ho dan Wong (2001:139) independensi komite audit juga

menjadi penentu luas pengungkapan sukarela di Hong Kong. Di samping

itu komisaris independen juga berpengaruh, semakin besar proporsi

komisaris independen maka tingkat pengawasan manajerial akan semakin

Page 25: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

7

efektif dan kemudian perusahaan lebih banyak melakukan pengungkapan

sukarela (Eng dan Mak, 2003:325).

Selanjutnya penelitian mengenai pengaruh konsentrasi kepemilikan

terhadap pengungkapan sukarela dijelaskan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Nuryaman (2009:89) yang menyatakan bahwa konsentrasi

kepemilikan signifikan positif berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarel. Berbeda dengan Nuryaman (2009:89), Mohamed dan Ehab

(2014:67) menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan signifikan negatif

terhadap pengungkapan sukarela, hasil ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Javad et al. (2014:767) yang menyatakan bahwa

konsentrasi kepemilikan signifikan negatif terhadap pengungkapan

sukarela. Fatemeh dan Mansour (2014:423) juga menyatakan bahwa

konsentrasi kepemilikan tidak memiliki korelasi terhadap pengungkapan

sukarela.

Dalam teori signalling dinyatakan bahwa perusahaan yang sehat

cenderung lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan

yang mengalami financial distress. Jadi perusahaan yang mengalami

financial distress cenderung lebih sedikit mengungkapkan informasi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hanifa dan Cooke (2002)

menunjukan bahwa profitabilitas dan indikator good news dan bad news

berhubungan dengan tingkat pengungkapan sukarela.

Perusahaan yang memiliki good news dapat ditandai dengan

perolehan laba tinggi maupun profitabilitas yang tinggi akan

Page 26: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

8

mengungkapkan lebih banyak informasi tambahan yang bersifat

nonmandatory guna menunjukan kinerja perusahaan yang baik. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Omar dan Simon (2011) dalam Anggi

Nurfadillah (2012:32) dikatakan bahwa karakteristik aset perusahaan

(assets in place) menjadi salah satu faktor yang penting dalam

menentukan nilai perusahaan (firm value). Penelitian mengenai pengaruh

karakteristik aset perusahaan (assets in place) terhadap pengungkapan

sukarela dilakukan oleh Hossain dan Reaz (2007) dalam Anggi

Nurfadillah (2012:32) yang melaporkan bukti empiris mengenai tingkat

sukarela yang dilakukan oleh 38 perusahaan dan bank di India. Hasil

penelitian ini memberikan bukti empiris menunjukan bahwa karakteristik

aset perusahaan (asset in place) berpengaruh positif dan signifikan dalam

menjelaskan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan.

Assets in place secara sistematis memengaruhi tingkat

pengungkapan sukarela di Amerika Serikat, oleh karena itu assets in place

menjadi penting dalam menentukan tingkat pengungkapan sukarela.

Perusahaan dengan persentase aset tetap yang lebih tinggi akan memiliki

agency cost yang lebih rendah, karena akan lebih sulit bagi manajemen

perusahaan untuk melakukan penyalahgunaan dalam pelaporan

keuangannya (opportunis) terkait aset tetap, karena adanya definisi yang

jelas bagi aset tetap (Butler et al, 2002).

Pengungkapan sukarela menarik untuk diteliti karena

pengungkapan ini dapat mengurangi kesenjangan asimetri informasi

Page 27: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

9

antara perusahaan dan pasar yang memfasilitasi perdagangan sahamnya

(Godfrey,2010:438). Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya maka

peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh komposisi dewan

komisaris, komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress, dan

assets in place terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian-penelitian terdahulu.

Berdasarkan uraian di atas, maka menarik bagi peneliti untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komposisi Dewan

Komisaris, Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi Kepemilikan,

Financial Distress, dan Assets in Place Terhadap Pengungkapan

Sukarela (Voluntary Disclosure) Dalam Laporan Tahunan (Studi

Empiris pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012-2014)”.

Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian-penelitian

sebelumnya mengenai voluntary disclosure. Adapun perbedaannya

dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah:

1. Penelitian ini menggunakan laporan tahunan dengan periode dari

tahun 2012-2014. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya sampai

tahun 2013.

2. Penelitian ini menggunakan variabel efektivitas komite audit yang

diukur menggunakan skor dari segi aktivitas, size dan kompetensi.

Penelitian sebelumnya hanya meihat proporsi, ukuran dan keberadaan

komite audit.

Page 28: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

10

3. Penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaan perbankan.

Penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan laporan tahunan

perusahaan manufaktur.

4. Penelitian ini menggunakan assets in place yang belum banyak diteliti

di Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah komposisi dewan komisaris berpengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

2. Apakah efektivitas komite audit berpengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

3. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

4. Apakah financial distress berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

5. Apakah assets in place berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)?

6. Apakah komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit,

konsentrasi kepemilikan, financial distress dan assets in place

berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure)?

Page 29: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure).

b. Pengaruh efektivitas komite audit terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

c. Pengaruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

d. Pengaruh financial distress terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

e. Pengaruh assets in place terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

f. Pengaruh secara simultan dari komposisi dewan komisaris,

efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress

dan assets in place terhadap pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure)

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dalam

ilmu pengetahuan khususnya bidang akuntansi. Hasil penelitian

Page 30: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

12

juga diharapkan memperluas dan memperkuat penelitian

sebelumnya.

b. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu untuk meningkatkan

aspek pengungkapan laporan tahunan perusahaan khususnya

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) agar akuntabilitas

publik dan transparansi dapat tercapai.

c. Investor

Penelitian ini dapat menambah informasi bagi investor

sebagai alat bantu pengambilan keputusan investasi di pasar modal.

d. Pemerintah

Penelitian ini diharapkan mampu mendorong pemerintah

memperluas item pengungkapan dalam laporan tahunan serta

membuat regulasi atau standar akan pengungkapan sukarela agar

bisa meminimalisir adanya pengungkapan sukarela yang berbeda-

beda dalam laporan tahunan.

Page 31: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Terkait Pengungkapan Sukarela

a. Teori Keagenan (Agency Problem)

Teori yang digunakan adalah Teori Keagenan (Agency

Theory). Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan

agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal

yang melibatkan agent untuk melaksanakan beberapa layanan

bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang

pengambilan keputusan kepada agent. Principal maupun agent

diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata

termotivasi oleh kepentingan pribadi. Principal mendelegasikan

pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer

atau agent.

Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk

menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan

kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk

meminimalisasi cost sebagai dampak adanya informasi yang

tidak simetris dan kondisi ketidakpastian.

Pada teori agensi, information gap yang terjadi pada

berbagai perusahaan dikarenakan pihak manajer setiap hari

berinteraksi langsung dengan kegiatan perusahaan, sehingga

Page 32: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

14

pihak manajer sangat mengetahui kondisi dalam perusahaan

dengan demikian pihak manajer mempunyai informasi yang

sangat lengkap tentang perusahaan yang dikelolanya. Sedangkan

pemilik perusahaan hanya mengandalkan laporan yang

diberikan oleh pihak manajemen, karena pemilik perusahaan

tidak berinteraksi secara langsung pada kegiatan perusahaan.

Sebagai pemilik perusahaan hanya memiliki sebagian atau lebih

sedikit informasi dibanding manajer perusahaan. Karena

kurangnya informasi oleh pemegang saham maka perusahaan

dituntut untuk transparansi dalam mengungkapkan informasi

pada laporan tahunan yaitu salah satu caranya dengan

melakukan pengungkapan sukarela.

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang

disampaikan di luar pengungkapan wajib. Perusahaan yang

melakukan pengungkapan sukarela berarti telah melakukan

salah satu dari prinsip good corporate governance yaitu

transparency (keterbukaan informasi). Dengan adanya

pengungkapan sukarela pemegang saham dapat mengetahui

informasi-informasi tambahan yang relevan dalam pengambilan

keputusan.

Godfrey et al (2010) membagi biaya keagenan dalam tiga

jenis biaya yaitu:

Page 33: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

15

1) Biaya monitoring

Biaya yang ditujukan untuk mengawasi perilaku

agen. Prinsipal melakukan pengukuran, pengamatan

dan pengendalian atas perilaku agen.

2) Biaya perikatan (Bonding Cost)

Biaya yang dikeluarkan oleh agen dalam rangka

mematuhi dan mengimplementasikan mekanisme

kontrak yang menjamin bahwa agen akan bertindak

sejalan dengan kepentingan prinsipal.

3) Residual Loss

Biaya yang masih dapat timbul ketika tindakan yang

dilakukan agen berbeda dengan apa yang

seharusnya dilakukan untuk memenuhi kepentingan

prinsipal walaupun biaya terkait pengawasan dan

perikatan sudah dilakukan.

Masalah keagenan terjadi apabila konflik kepentingan

yang terjadi antara prinsipal dan agen menyebabkan kerugian

pada sisi prinsipal. Secara teori, masalah keagenan dapat

dieliminasi dengan kontrak lengkap yang menjelaskan sikap-

sikap yang perlu diambil setiap pihak pada kondisi tertentu di

masa depan (Chrisman et al.,2012). Selain menggunakan kontrak

tersebut, masalah keagenan dapat dieliminasi dengan

membentuk pihak independen untuk melakukan pengawasan.

Page 34: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

16

Pembentukan pihak independen yang melakukan

pengawasan efektif terhadap manajemen inilah yang menjadi

dasar pembentukan struktur tata kelola perusahaan. Struktur tata

kelola yang efektif akan meningkatkan baik kualitas maupun

kuantitas pengungkapan informasi perusahaan dan menjadi

salah satu mekanisme untuk mengatasi masalah agensi (Sun et

al., 2012).

b. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang

dilakukan perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar

akuntansi atau peraturan badan pengawas. Menurut Suwardjono

(2008) teori sinyal (signalling theory) melandasi pengungkapan

sukarela. Teori sinyal menjelaskan bahwa manajemen

perusahaan sebagai agen, memiliki dorongan untuk memberikan

informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan

tersebut disebabkan adanya asimetri informasi atau

ketidakseimbangan penguasaan informasi antara agen dengan

prinsipal (konflik keagenan).

Dalam teori ini, pengungkapan informasi sukarela yang

dilakukan perusahaan merupakan sinyal bagi pasar. Sinyal

positif yang diberikan oleh perusahaan diharapkan akan

mendapat respon yang positif dari investor dan pasar. Ketika

suatu perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih sedikit

Page 35: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

17

maka pasar menginterpretasikan hal tersebut sebagai “bad news

signal”. Teori ini menyatakan bahwa manajer suatu perusahaan

akan berusaha untuk mengungkapkan informasi private yang

dimilikinya sebanyak-banyaknya untuk mengurangi

ketidakakuratan pasar dalam menilai perusahaannya. Menurut

Amalia (2005) hal ini biasanya dilakukan manajer ketika

manajer merasa perusahaannya dinilai terlalu rendah

(undervalued). Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk

mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan secara

sukarela agar dapat menjadi good signal bagi perusahaan.

c. Stakeholder Theory

Dalam sebuah perusahaan memiliki berbagai macam

stakeholder. Perspektif dasar dalam teori ini adalah bahwa

tingkat kepentingan stakeholder yang beragam mempengaruhi

operasi dan pelaporan yang dilakukan perusahaan (Agustina,

2012). Pihak yang termasuk sebagai stakeholder adalah para

pemegang saham (investor), pemasok (supplier), pelanggan

(customer), karyawan (employee), pemerintah (government) dan

masyarakat publik.

Dalam teori ini terdapat dua perspektif . yang pertama

adalah perspektif yang berpusat pada perusahaan (Organization-

Centered Perspective). Perspektif ini muncul karena

beragamnya stakeholder yang berhubungan dengan perusahaan

Page 36: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

18

memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan tidak semuanya

dapat dipenuhi oleh perusahaan.

Berdasarkan pandangan tersebut, penting bagi perusahaan

untuk memberikan perlakuan yang sama dan perusahaan harus

mampu mengidentifikasi kelompok stakeholder yang memiliki

peranan penting serta mengelola hubungan yang baik dengan

kelompok tersebut. Salah satu caranya adalah melalui

pengungkapan sukarela.

Persepektif yang kedua adalah perspektif yang berdasar

prinsip-prinsip akuntabilitas (accountability perspective). Dalam

perspektif ini, perusahaan harus memperhatikan hak seluruh

stakeholder yang dianggap memiliki peranan penting terhadap

perusahaan. Jadi, dalam perspektif ini pengungkapan sukarela

merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap

seluruh stakeholder.

2. Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan

a. Pengertian Pengungkapan

Laporan tahunan merupakan elemen signifikan dalam

keseluruhan proses pengungkapan karena merupakan sumber

informasi perusahaan yang tersebar secara umum (Todd &

Sherman,1991). Laporan tahunan adalah laporan yang dterbitkan

setahun sekali berisi data keuangan dan informasi non-keuangan.

Laporan tahunan dijadikan sebagai pertanggungjawaban atas

Page 37: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

19

kinerja manajemen dan digunakan bagi para pemegang saham

atau investor dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 Bab X

Pasal 86, Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan

secara berkala kepada Bapepam-LK dan mengumumkan laporan

tersebut kepada masyarakat. Laporan tersebut terdiri dari

laporan tahunan atau laporan berkala untuk periode berakhir

tertentu dan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan

peraturan yang berlaku umum.

Bapepem menambahkan item-item yang wajib

diungkapkan dalam laporan tahunan dimana pada peraturan

sebelumnya (Peraturan Nomor VIII.G.2 tahun 1996) belum

diwajibkan yaitu laporan dewan komisaris, laporan direksi,

profil perusahaan, tata kelola perusahaan dan tanggung jawab

direksi atas laporan keuangan

Dalam ketentuan umum dan isi laporan tahunan yang

dibuat Bapepam disebutkan bahwa laporan tahunan wajib

memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan

komisaris, laporan dewan direksi, profil perusahaan, analisis dan

pembahasan manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung

jawab direksi atas laporan keuangan dan laporan keuangan yang

telah diaudit.

Page 38: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

20

Pengungkapan berarti penyampaian (release) informasi.

Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian

yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan

tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya

laporan tahunan.

Menurut Lopez & Rodrigues (2007) dalam Jason Effendi

(2014) menjelaskan bahwa pengungkapan merupakan sebuah

fungsi kompleks dari beberapa landasan; bergantung kepada

baik faktor spesifik perusahaan (internal) maupun eksternal

yang terkait dengan konteks lingkungan perusahaan yang di

dalamnya termasuk budaya, sistem hukum dan latar belakang

institusi.

Menurut Stolowy & Lebas (2004) dalam Jason Effendi

(2014) pemangku kepentingan perusahaan mengharapkan

pengungkapan informasi mengenai operasi perusahaan untuk

mendapatkan pengertian yang lebih jelas yang akan menjadi

dasar pengambilan keputusan mereka. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pengungkapan adalah penyampaian informasi baik

informasi mengenai internal perusahaan maupun eksternal

perusahaan yang digunakan sebagai pertimbangan dalam

mengambil keputusan bagi para pemakai laporan keuangan

maupun laporan tahunan.

Page 39: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

21

Menurut Hendriksen dan Breda (2002:432) ada tiga konsep

pengungkapan, yaitu :

1) Pengungkapan memadai (adequate disclosure),

yaitu pengungkapan minimum disyaratkan oleh

peraturan yang berlaku, di mana informasi dan

angka-angka disajikan dalam laporan tahunan dapat

diinterpretasikan oleh investor dan para pihak yang

berkepentingan.

2) Pengungkapan wajar (fair disclosure), secara tidak

langsung menyiratkan suatu etika, yaitu

memberikan perlakuan yang sama kepada semua

pemakai laporan keuangan untuk menerima

informasi yang handal sehingga tidak ada

ketimpangan informasi antar para pembaca.

3) Pengungkapan lengkap (full disclosure),

menyangkut penyajian informasi yang relevan. Bagi

sebagian orang pengungkapan lengkap berarti

penyajian informasi secara berlimpah sehingga

tidak tepat. Menurut mereka terlalu banyak

informasi akan membahayakan karena penyajian

rinci dan yang tidak penting justru akan

mengaburkan informasi yang signifikan dan

Page 40: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

22

membuat laporan keuangan sulit ditafsir oleh para

penggunanya.

b. Peran Pengungkapan dalan Laporan Keuangan

Menurut Healy dan Palepu (2001), hubungan antara

manajemen dan investor menghasilkan dua permasalahan yaitu

information problem dan agency problem. Information problem

atau yang sering disebut dengan asymmetri information adalah

perbedaan informasi antara manajemen dan investor yang

mendorong munculnya konflik antara kedua pihak tersebut.

Menurut Oktoviana (2009) dalam Wulandari (2015), Agency

Problem adalah konsekuensi dari tidak berperan aktifnya

investor dalam pengelolaan perusahaan. Adanya pengungkapan

informasi dalam laporan keuangan dapat menyelesaikan dua

permasalahan tersebut.

1) Menurut Healy dan Palepu (2001), terdapat tiga langkah

penting yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk

meningkatkan kualitas laporan keuangan untuk mengatasi

information problem tersebut.

a) Mengoptimalkan kontrak antara manajemen dan

investor.

b) Membuat kebijakan yang mengatur tentang

pengungkapan berbagai informasi yang harus

dilakukan oleh perusahaan.

Page 41: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

23

c) Mengoptimalkan fungsi dari intermediaries, seperti

analis keuangan dan lembaga pemeringkat.

Keberadaan intermediaries tersebut diharapkan

menjadi kontrol atas pengungkapan informasi yang

dilakukan oleh perusahaan.

2) Agency Problem

Dalam mengatasi agency problem tersebut, pelaporan

keuangan memiliki peran yang sangat penting. Terdapat

tiga langkah untuk meningkatkan pelaporan keuangan,

yaitu:

a) Mengoptimalkan kontrak antara manajemen

perusahaan dan investor. Salah satu cara untuk

mengoptimalkan kontrak antara manajemen

perusahaan dengan investor adalah dengan

perjanjian kompensasi.

b) Mengoptimalkan fungsi dewan komisaris

Dewan komisaris berfungsi sebagai pihak yang

mewakili kepentingan para pemilik modal. Fungsi

utama dari dewan komisaris adalah mensupervisi

kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan

dalam mengelola perusahaan. Supervisi efektif yang

dilakukan dewan komisaris, diharapkan mampu

untuk mencegah terjadinya agency problem.

Page 42: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

24

c) Mengoptimalkan keberadaan intermediaries

Information intermediaries seperti analis keuangan

dan lembaga pemeringkat dapat meningkatkan

kualitas pengungkapan informasi yang dilakukan

manajemen perusahaan. Hal ini disebabkan karena

intermediaries merupakan pihak luar yang dapat

memberikan penilaian yang objektif terhadap

kondisi dan kinerja perusahaan.

c. Tujuan Pengungkapan

Menurut Belkoui dan Riahi (2006:338) tujuan dari

pengungkapan adalah sebagai berikut:

1) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan

pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar

pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.

2) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk

memberikan pengukuran yang bermanfaat bagi hal-hal

tersebut.

3) Untuk memberikan informasi yang akan membantu

investor dan kreditor menilai risiko dan potensial dari hal-

hal yang diakui dan tidak diakui.

4) Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan

pengguna laporan keuangan melakukan perbandingan

dalam satu tahun dan di antara beberapa tahun.

Page 43: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

25

5) Untuk memberikan informasi mengenai arus kas masuk

atau arus kas keluar di masa depan.

6) Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari

investasi mereka.

d. Manfaat Pengungkapan

Menurut Soemarso (2003) dalam Adhika Nirmalasari

(2012:13) pengungkapan laporan tahunan oleh perusahaan

bermanfaat untuk:

1) Kepentingan perusahaan, yaitu dapat diperolehnya biaya

modal yang lebih rendah yang bekaitan dengan

berkurangnya risiko informasi bagi investor dan kreditur

yang menyebabkan investor dan kreditur bersedia membeli

sekuritas dengan harga tinggi.

2) Investor, yaitu dapat mengurangi risiko kesalahan

pembuatan keputusan investasi sehingga investor menjadi

lebih percaya kepada perusahaan yang berakibat ada

naiknya harga sekuritas perusahaan.

3) Kepentingan Nasional, yaitu dengan diperolehnya biaya

modal yang lebih rendah oleh perusahaan, maka

pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan kesempatan

kerja akan meluas, sehingga pada akhirnya standar

kehidupan secara nasional akan meningkat pula. Dengan

berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor,

Page 44: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

26

pasar modal juga dapat menjadi liquid. Likuiditas pasar

modal ini diperlukan oleh perekonomian nasional karena

dapat membantu alokasi modal secara efektif.

e. Jenis Pengungkapan

Meek, et al (1995) dalam Hardiningsih (2008:67)

menyatakan pengungkapan dalam laporan tahunan terdiri dari

dua jenis antara lain:

1) Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)

Pengungkapan wajib adalah pengungkapan informasi yang

diwajibkan dalam laporan tahunan perusahaan yang

diwajibkan dan diatur oleh suatu peraturan pasar modal.

2) Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi

melebihi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan

kebutuhan pemakai laporan keuangan.

f. Pengungkapan Sukarela

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang

tidak diwajibkan peraturan, dimana perusahaan bebas memilih

jenis informasi yang akan diungkapkan yang sekiranya dapat

mendukung dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak

berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.

Manajer memiliki informasi yang lebih baik daripada pihak

luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke

Page 45: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

27

depannya. Beberapa kajian menunjukan bahwa manajer

berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara

sukarela (Frederick & Gary, 2010: 176).

Keuntungan dari pengungkapan sukarela menyangkut biaya

transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan sekuritas

perusahaan, bunga yang lebih tinggi dari analis keuangan dan

investor, meningkatkan likuiditas saham dan biaya modal yang

lebih rendah.

Menurut Frederick & Gerhard (1999: 291) pengungkapan

keuangan yang disediakan oleh entitas bagi pembaca luar negeri

mungkin melebihi atau jauh lebih sedikit dari kewajiban

pengungkapan yang disyaratkan. Perusahaan umumnya akan

melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan

minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan

menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin

ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif.

Sebaliknya, perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit

jika mereka merasa pengungkapan keuangan akan menampakan

informasi rahasia kepada para pesaing atau menampakan sisi

buruk perusahaan di depan berbagai pihak-pihak misalnya,

keengganan perusahaan-perusahaan Jepang untuk menyediakan

pengungkapan segmental karena takut dituduh melakukan

praktik perdagangan yang tidak adil.

Page 46: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

28

Kumar, Wilder & Stocks (2008) dalam Hossain &

Hammami (2009) menjelaskan pengungkapan sukarela

merupakan pengungkapan poin selain laporan keuangan. Eng

dan Mak (2003) menyatakan bahwa pengungkapan sukarela

dapat dinilai berdasarkan jumlah item pengungkapan tidak wajib

yang terdapat pada segmen analisis dan pembahasan manajemen

pada laporan tahunan. Sedangkan Healy & Palepu (2001)

menyatakan pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan

lebih informatif atas dasar inisiatif manajemen.

Luas pengungkapan mengalami perkembangan dari waktu

ke waktu yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial

dan budaya suatu negara, teknologi informasi, kepemilikan

perusahaan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh

lembaga yang berwenang. Henderson et al. (2004) menyatakan

pengungkapan sukarela dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Traditional Voluntary Disclosure yaitu informasi yang

diungkapkan adalah informasi yang berkaitan dengan

kinerja ekonomi dari sebuah perusahaan dan keputusan

mengenai aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan

perusahaan.

2) Non-Traditional Voluntary Disclosure yaitu informasi yang

diberikan berkaitan dengan interaksi perusahaan dengan

lingkungan fisik dan sosial.

Page 47: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

29

Menurut Adhariani (2004), keuntungan yang

diperoleh perusahaan ketika melakukan pengungkapan

sukarela adalah biaya modal yang rendah dan pemahaman

atas risiko investasi. Sementara biaya pengungkapan

sukarela berupa seluruh pengorbanan secara langsung

maupun tidak langsung yang dihadapi perusahaan ketika

melakukan pengungkapan sukarela. Biaya pengungkapan

sukarela dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1) Biaya langsung

Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang

berkaitan langsung dengan pengembangan dan

penyajian infomasi. Biaya-biaya tersebut meliputi

biaya pengumpulan, biaya pemrosesan, dan biaya

penyajian informasi.

2) Biaya tidak langsung

Biaya yang timbul akibat pengungkapan atau tidak

diungkapkannya informasi. Biaya jenis ini meliputi

biaya legitimasi dan proprietary cost (biaya

competitive disadvantage dan biaya politik). Biaya

legitimasi timbul akibat dari pengungkapan

informasi yang tidak mencukupi atau pengungkapan

informasi yang menyesatkan. Biaya kompetisi

timbul sebagai akibat diungkapkannya informasi

Page 48: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

30

tambahan oleh perusahaan justru akan digunakan

oleh kompetitor untuk melakukan positioning,

sehingga melemahkan posisi perusahaan yang

melakukan disclosure. Sementara biaya politik

timbul karena pengungkapan yang dilakukan

perusahaan akan memicu ditetapkannya peraturan

pemerintah yang baru.

Pengungkapan dapat mengurangi kesenjangan

asimetri informasi antara perusahaan dan pasar yang

memfasilitasi perdagangan sahamnya. Respon dari pasar

akan kurangnya pengungkapan secara penuh juga menjadi

penyebab pentingnya pengungkapan sukarela dilakukan,

karena ketika investor kehilangan kepercayaan dari laporan

keuangan perusahaan maka dampak yang dialami

perusahaan akan sangat buruk. Contohnya adalah kejatuhan

perusahaan Enron di Amerika Serikat yang melakukan

manipulasi laporan keuangan dan tidak memberikan

informasi secara lengkap di laporan keuangannya

khususnya mengenai utang yang tidak diungkapkan

seluruhnya sehingga menyebabkan penurunan nilai rating

investasi perusahaan (Godfrey, 2010:438).

Beberapa studi mengenai pengungkapan sukarela

berasumsi bahwa perusahaan memiliki informasi yang

Page 49: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

31

superior untuk para investor terhadap ekspektasi kinerja

masa depan perusahaan. Berikut beberapa motif yang

mendasari perusahaan melakukan pengungkapan sukarela

dalam laporan keuangan berdasarkan studi empiris (Healy

dan Palepu, 2001):

1) Capital Market Transaction Hypothesis

Menurut Healy dan Palepu (1993), motif pertama

yang memengaruhi perusahaan melakukan

pengungkapan sukarela adalah rencana perusahaan

dalam menerbitkan surat utang, saham maupun

instrumen keuangan lainnya. Myers dan Maljuf

(1986) berpendapat bahwa tantangan utama yang

dihadapi manajemen adalah timbulnya asimetri

informasi yang dapat mengurangi kepercayaan

investor. Ketika hal tersebut terjadi, maka biaya

atas pendanaan eksternal akan meningkat. Hal ini

yang memotivasi perusahaan dalam melakukan

pengungkapan sukarela sehingga dapat mengurangi

asimetri informasi yang terjadi sehingga pada

akhirnya mampu mengurangi pendanaan eksternal.

2) Corporate Control Contest Hypothesis

Motif kedua yang memotivasi perusahaan dalam

melakukan pengungkapan sukarela karena adanya

Page 50: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

32

penyerahan tanggung jawab dalam pengelolaan

perusahaan, dewan komisaris dan para pemilik

modal menyerahkan tanggung jawab atas kinerja

saham perusahaan kepada manajer. Wanner dan

Weinsbach (1988) membuktikan bahwa pergantian

chief executive officer (CEO) berhubungan

terhadap buruknya kinerja saham perusahaan.

Harga saham yang rendah juga berhubungan

dengan adanya kemungkinan pengambilalihan

pengelolaan perusahaan oleh pihak lain yang

berakibat pada pergantian CEO. Risiko

pengambilalihan pengelolaan perusahaan ini

menjadi pemicu manajemen dalam melakukan

pengungkapan sukarela.

3) Stock Compensation Hypothesis

Terdapat dua alasan dari sudut pandang yang

berbeda yang memotivasi manajer melakukan

pengungkapan sukarela, yaitu:

a) Sudut pandang manajer sebagai pihak yang

berniat untuk melakukan jual beli saham

yang diperolehnya. Adanya larangan insider

trading yang semakin diperketat,

Page 51: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

33

memotivasi manajer untuk melakukan

pengungkapan sukarela.

b) Sudut pandang manajer sebagai pemegang

saham perusahaan. Dalam hal ini manajer

akan meningkatkan pengungkapan sukarela

dengan maksud menurunkan biaya kontrak

terkait dengan kompensasi saham yang

diberikan kepada karyawan baru.

Kompensasi saham merupakan salah satu

alternatif kompensasi yang menarik bagi

manajer dan karyawan ketika harga saham

ditentukan benar-benar mencerminkan nilai

perusahaan.

4) Litigation Cost Hypothesis

Terdapat dua hal yang memengaruhi keputusan

manajemen dalam melakukan pengungkapan dari

aspek hukum. Pengaruh pertama adalah ketika

hukum atau peraturan yang berlaku menuntut

perusahaan untuk melakukan pengungkapan pada

tingkat dan waktu yang tepat. Manajer

meningkatkan pengungkapannya dengan maksud

untuk menurunkan risiko terkena tuntutan hukum,

karena ketika adanya informasi negatif munculnya

Page 52: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

34

kerugian terhadap beberapa pihak yang pada

akhirnya meningkatkan risiko perusahaan terkena

masalah hukum.

Pengaruh kedua yaitu aspek hukum justru

menurunkan kecenderungan manajer untuk

melakukan pengungkapan sukarela. Hal ini terjadi

karena ketika sebuah perusahaan yakin bahwa

perusahaan tidak melakukan kesalahan yang

disengaja, termasuk dalam pengungkapan informasi

kepada stakeholder dan perusahaan yakin bahwa

sistem hukum dapat membedakan kesalahan

manajemen yang benar-benar disengaja dengan

yang tidak disengaja.

5) Management Talent Signalling Hypothesis

Truman (1986) menyatakan bahwa manajer dengan

kemampuan yang baik memiliki kecenderungan

untuk mengungkapkan peramalan pendapatan

perusahaan dengan sukarela. Ketika manajer

melakukan pengungkapan sukarela terutama

peramalan pendapatan di masa datang, maka

investor akan menginterpretasikan bahwa manajer

memiliki strategi dalam menghadapi perubahan di

Page 53: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

35

masa mendatang. Pada akhirnya hal tersebut akan

meningkatkan nilai perusahaan.

6) Proprietary Cost Hypothesis

Hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa perusahaan memiliki insentif

untuk tidak mengungkapkan suatu informasi jika

informasi tersebut dianggap akan membahayakan

posisi persaingannya. Teori ini dikaji lebih jauh oleh

Verrechia (2001), proprietary cost hypothesis

mengasumsikan bahwa tidak ada konflik

kepentingan antara manajer dan pemegang saham.

Sebagai hasilnya hipotesis ini memprediksikan

bahwa pengungkapan sukarela akan selalu kredibel.

Penelitian Hayes dan Lundholm (1996)

membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan yang

tingkat kinerjanya relatif sama dengan bidang

industri yang sama cenderung akan mengungkapkan

lebih sedikit informasi dibanding dengan

perusahaan yang bergerak dalam industri yang

berbeda jenis.

Jadi pengungkapan sukarela adalah pengungkapan di

luar pengungkapan wajib dan pengungkapan ini disajikan

secara sukarela oleh manajemen terkait informasi yang

Page 54: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

36

dapat berguna bagi para pengguna laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan.

3. Komposisi Dewan Komisaris

Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007

menyatakan bahwa dewan komisaris terdiri atas satu orang atau

lebih. Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI, 2000),

dewan komisaris merupakan salah satu unsur terpenting dari

corporate governance yang memiliki tanggung jawab menjamin

pelaksanaan strategi perusahaan berjalan sesuai tujuan, mengawasi

manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan

terlaksananya akuntabilitas.

Berdasarkan pedoman Good Corporate Governance di

Indonesia tahun 2010, komposisi atau jumlah komisaris independen

tidak ditentukan dalam jumlah tertentu namun demikian jumlah atau

komposisi komisaris independen harus dapat menjamin agar

mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Adapun kriteria yang ditetapkan

yaitu salah satu dari komisaris independen harus mempunyai latar

belakang akuntansi atau keuangan.

Meskipun Pedoman Good Corporate Governance tidak

menentukan jumlah komisaris independen, dalam Peraturan

Bapepam-LK, emiten atau perusahaan publik wajib memiliki

sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen sedangkan

Page 55: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

37

Bursa Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30% dari

dewan komisaris adalah komisaris independen. Kriteria komisaris

independen secara rinci diatur dalam peraturan Bapepam-LK yaitu:

a. Berasal dari luar emiten atau Perusahaan Publik.

b. Tidak mempunyai saham emiten atau Perusahaan Publik baik

lansung maupun tidak langsung.

c. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Komisaris, Direksi

dan Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik.

d. Tidak mempunyai hubungan usaha dengan emiten atau

Perusahaan Publik baik langsung maupun tidak langsung.

Tugas dewan komisaris dalam kaitannya dengan laporan

keuangan adalah mengawasi manajemen dalam membuat laporan

keuangan sehingga laporan keuangan dibuat dengan keadaan yang

sebenarnya dan tidak menguntungkan pihak tertentu saja. Luo He et

al. (2008) menemukan bahwa independensi board merupakan

pencegah yang paling efektif agar laporan keuangan tidak

mengalami penyimpangan (fraud). Sun et al. (2012) menemukan

bahwa semakin tingginya jumlah board independen, perusahaan

cenderung mengungkapkan pengendalian internalnya pada laporan

audit. Dengan demikian, peluang manajemen untuk menutupi

kecurangan yang dilakukan akan semakin kecil.

Page 56: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

38

4. Efektivitas Komite Audit

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5, Komite

Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab

kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan

tugas dan fungsi Dewan Komisaris. KNKG (2006) menyatakan

bahwa Komite Audit dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris

dalam memastikan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur

pengendalian internal perusahaan dengan baik, pelaksanaan audit

internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan standar audit

yang berlaku, serta melakukan tindak lanjut atas temuan hasil audit

yang dilaksanakan manajemen. Selain itu Komite Audit juga terlibat

dalam pemrosesan calon auditor eksternal beserta imbalan jasanya

untuk kemudian disampaikan kepala Dewan Komisaris.

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5, dalam

menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan

tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi,

dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan

perusahaan.

Page 57: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

39

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap

peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan

dengan kegiatan perusahaan.

c. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada

independensi, ruang lingkup penugasan dan fee untuk

disampaikan kepada RUPS.

d. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan tindak lanjut

pemeriksaan oleh Auditor Internal dan pelaksanaan tindak

lanjut oleh Direksi atas temuan Auditor Internal.

e. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan

manajemen risiko yang dilakukan oleh direksi.

f. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi

dan pelaporan keuangan, dan manajemen risiko Emiten dan

Perusahaan Publik.

g. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris

terkait dengan potensi adanya benturan kepentingan.

h. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi

perusahaan.

Adapun wewenang Komite Audit dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

Page 58: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

40

a. Mengakses dokumen, data dan informasi perusahaan tentang

karyawan, dana, aset, sumber daya perusahaan yang

diperlukan.

b. Berkomunikasi langsung atau tidak langsung dengan

karyawan, dan pihak yang menjalankan fungsi internal dan

eksternal audit serta manajemen risiko.

c. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit

yang diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika

diperlukan).

d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan

Komisaris.

Hermawan (2009) menilai efektivitas komite audit melalui

tiga aspek, yaitu aktivitas, jumlah anggota dan kompetensi. Aspek

aktivitas komite audit menilai sejauh mana tanggung jawab komite

audit dalam mengevaluasi kontrol internal, penunjukan auditor

eksternal, mengkaji laporan keuangan, evaluasi terhadap kondisi

legal perusahaan, serta penyusunan laporan komite audit atas

pengungkapan. Aspek aktivitas komite audit juga menilai sejauh

mana komite audit mengevaluasi lingkup, akurasi, efektivitas

biaya, independensi, serta objektivitas auditor eksternal. Selain itu,

penilaian mengenai jumlah pertemuan dan kehadiran anggota

komite audit juga merupakan bagian dari aspek aktivitas. Aspek

jumlah anggota menilai ukuran komite audit dengan melihat jumlah

Page 59: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

41

anggota komite. Aspek kompetensi komite audit menilai apakah

anggota komite audit memiliki latar belakang akuntansi serta umur

dari anggota komite audit.

5. Konsentrasi Kepemilikan

Concentration yaitu kategori perusahaan yang

kepemilikannya terkonsentrasi pada satu pihak (blockholder) dan

dispersion yaitu kategori perusahaan yang kepemilikannya

tersebar. La Porta et al. (1999) dalam Arifin (2003) menyatakan

bahwa mereka menduga di negara-negara berkembang perusahaan

dengan kepemilikan yang terkonsentrasi akan lebih besar porsinya

dibandingkan dengan yang kepemilikannya menyebar. Ini terjadi

karena pada negara yang sedang berkembang, perlindungan

terhadap pemegang saham minoritas masih rendah sehingga

menghambat niat investor kecil untuk membeli saham.

Sinta dan Ahmar (2011) menyebutkan konsentrasi

kepemikan akan memberikan insentif kepada pemegang saham

untuk memonitor tindakan manajemen agar sesuai dengan

kepentingan pemilik. Oleh karena itu, konsentrasi kepemilikan

memberikan manfaat berupa kontrol terhadap manajemen. Namun,

konsentrasi kepemilikan juga dapat menimbulkan potensi kerugian

bagi perusahaan karena menurunkan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian

besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok,

Page 60: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

42

sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang

relatif dominan dibandingkan dengan yang lainnya (Dallas, 2004).

Konsentrasi kepemilikan dapat menjadi mekanisme internal

pendisiplinan manajemen sebagai salah satu mekanisme yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektivitas monitoring, karena

dengan kepemilikan yang besar menjadikan pemegang saham

memiliki akses informasi yang cukup signifikan untuk

mengimbangi keuntungan informasional yang dimiliki manajemen

(Hubert dan Langhe, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Dang dan Wang dalam

Javad et al. (2014:770) menunjukan bahwa adanya hubungan

terbalik antara konsentrasi kepemilikan dan risiko dari perusahaan

yang sehat terhadap pengungkapan sukarela. Penelitian yang juga

dilakukan oleh Haiyan et al. (2011:39) menyatakan bahwa

konsentrasi kepemilikan dan risiko asimetri informasi

memperlemah konsentrasi kepemilikan.

6. Financial Distress

Mekanisme perusahaan dalam menerbitkan surat utang,

merupakan alternatif pendanaan yang dipilih perusahaan. Berutang

bisa menyebabkan perusahaan bangkrut ketika perusahaan tidak

dapat mengelola utangnya dengan baik. Kondisi financial distress

terjadi sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan, dengan kata

lain perusahaan tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban

Page 61: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

43

yang telah jatuh tempo. Istilah umum untuk menggambarkan

situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan, ketidakmampuan

melunasi utang, dan default. Default berarti suatu perusahaan

melanggar perjanjian dengan kreditur dan dapat menyebabkan

tindakan hukum.

Menurut Platt (2002), financial distress adalah tahap

penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan,

yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

Almalia dan Kristijadi (2003) menyatakan bahwa perusahaan yang

mengalami financial distress adalah perusahaan yang selama

beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (net operation

income ) negatif dan selama lebih dari satu tahun tidak melakukan

pembayaran dividen. Menurut Rodoni dan Ali (2010:171) financial

distress pada dasarnya sukar untuk didefinisikan secara tepat. Hal

ini disebabkan oleh bermacam-macam kejatuhan perusahaan pada

saat financial distress. Peristiwa kejatuhan perusahaan yang

disebabkan financial distress hampir tidak ada akhirnya, seperti

berikut ini: terjadinya pengurangan dividen, penutupan perusahaan,

kerugian-kerugian, pemecatan, pengunduran diri direksi dan

jatuhnya harga saham.

Rodoni dan Ali (2010;171) menyatakan bahwa financial

distress dapat diartikan sebagai berikut:

Page 62: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

44

a. Jika beberapa tahun perusahaan mengalami laba bersih operasi

(net operating income) negatif, digunakan oleh Holfer (1980)

dan Whitaker (1999).

b. Adanya pemberhentian tenaga kerja atau menghilangkan

pembayaran dividen, digunakan oleh Lau (1987) dan Hill, et al

(1996).

c. Arus kas hasil operasi perusahaan tidak cukup untuk

memenuhi kewajiban perusahaan, digunakan oleh Karen

Wruck (1990).

d. Rendahnya Interest Coverage Ratio, atau EBIITDA negatif,

digunakan oleh Asquith et al (1991) dan Pindando et al (2006).

e. Perubahan harga ekuitas atau EBIT negatif, digunakan oleh

Jhon et al (1992) dalam Platt (2004).

f. Stock-based insolvency yaitu kekayaan bersih negatif dan nilai

aset kurang dari nilai utang dan flo-based insolvency yaitu arus

kas yang berjalan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban,

digunakan oleh Altman (1993).

g. Beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (Net Operating

Income Negatif) dan selama lebih dari stu tahun tidak

melakukan pembayaran dividen, digunakan oleh Almilia dan

Kristijadi (2003).

Page 63: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

45

h. Perusahaan mengalami delisted akibat laba bersih dan nilai

buku ekuitas negatif berturut-turut, serta perusahaan tersebut

telah dimerger, digunakan oleh Almilia (2004).

i. Perusahaan yang selama dua tahun berturut-turut mengalami

laba bersih (net income) negatif dan nilai buku ekuitas negatif,

digunakan oleh Almilia (2006).

Menurut Damodaran (1997) dalam Hasymi (2007),

kesulitan keuangan (financial distress) dapat disebabkan oleh

faktor internal dan eksternal perusahaan.

a. Faktor Internal

Merupakan faktor dan kondisi yang timbul dari dalam

perusahaan yang bersifat mikro ekonomi. Faktor internal

dapat berupa :

1) Kesulitan arus kas

2) Besarnya jumlah utang

3) Kerugian dalam kegiatan operasional perusahaan

selama beberapa tahun

b. Faktor eksternal

Merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang bersifat

makro ekonomi yang memengaruhi secara langsung terhadap

financial distress perusahaan. Faktor eksternal financial

distress perusahaan dapat berupa kenaikan tingkat bunga

pinjaman.

Page 64: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

46

7. Assets in Place

Karakteristik aset perusahaan (assets in place) merupakan

pengalokasian jumlah aset tetap dari total keseluruhan aset yang

dimiliki perusahaan. Jeanjean dam Stolowy (2009) menyatakan

assets in place dinyatakan secara independen sebagai kesempatan

investasi masa depan perusahaan dan pilihan pertumbuhan yang

dinyatakan dengan keputusan investasi masa depan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Omar dan Simon (2011)

menyatakan bahwa karakteristik aset perusahan (assets in place)

menjadi salah satu faktor yang penting dalam menentukan nilai

perusahaan (firm value). Omar dan Simon (2011) juga menyatakan

bahwa berdasarkan teori agensi (agency theory), perusahaan

dengan proporsi kepemilikan assets in place yang besar memiliki

peluang yang lebih kecil untuk mentransfer kekayaan dari kreditur

(debtholders) kepada pemegang saham (shareholders).

Penelitian mengenai pengaruh karakteristik aset perusahaan

(assets in place) terhadap pengungkapan sukarela dilakukan oleh

Hossain dan Reaz (2007) yang melaporkan bukti empiris mengenai

tingkat pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh 38 perusahaan

dan bank di India. Hasil penelitian Hossain dan Reaz (2007)

memberikan bukti empiris yang menunjukan bahwa karakteristik

aset perusahaan (assets in place) berpengaruh positif dan signifikan

dalam menjelaskan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan.

Page 65: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

47

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hossain dan Hammami

(2009) yang menguji secara empiris tentang faktor-faktor yang

menentukan (determinant) pengungkapan sukarela dalam laporan

tahunan perusahaan dengan sampel 25 perusahaan yang listing di

Doha Securities Market (DSM) pada tahun 2007. Hasil penelitian

ini adalah karakteristik aset perusahaan (assets in place)

berpengaruh positif dan signifikan dalam menjelaskan tingkat

pengungkapan sukarela.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya

(Hamid,2012:26). Perumusan hipotesis pada penelitian ini berdasarkan

teori dan penelitian-penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menguji

pengaruh komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit,

konsentkepemilikan, financial distress dan assets in place terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

1. Komposisi dewan komisaris dengan Pengungkapan Sukarela

(Voluntary Disclosure)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Arcay dan Vazquez

(2005) menemukan bukti empiris penunjukan dewan komisaris

yang independen memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. Selanjutnya Cheng

dan Courtenay (2006) menemukan bahwa perusahaan yang

Page 66: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

48

memiliki dewan komisaris independen yang lebih besar memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan

sukarela dibandingkan dengan perusahaan dengan komposisi

dewan komisaris yang seimbang. Iaad et al.(2014) juga

menyatakan bahwa ukuran dewan pada perusahaan mempunyai

hubungan positif terhadap pengungkapan sukarela. Hossain dan

Reaz (2007) mendapatkan bukti empiris bahwa komposisi dewan

komisaris yang independen tidak signifikan dalam menjelaskan

tingkat pengungkapan sukarela. Nuryaman (2009) menyatakan

bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela. Komposisi dewan komisaris menunjukan

arah hubungan positif dengan pengungkapan sukarela, tetapi tidak

signifikan. Khaldoon (2015) menyatakan bahwa dewan komisaris

independen signifikan negatif terhadap pengungkapan sukarela.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut:

Ha₁ :Komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

2. Efektivitas Komite Audit dengan Pengungkapan Sukarela

Chen dan Jaggi (2000) meneliti pengaruh keberadaan

komite audit yang independen dengan kebijakan pengungkapan

sukarela dalam laporan keuangan perusahaan menemukan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara independensi

Page 67: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

49

audit dengan tingkat pengungkapan sukarela perusahaan. Chen dan

Jaggi (2000) menyatakan independensi komite audit dapat

meningkatkan aktivitas monitoring board yang akan berguna untuk

meningkatkan transparansi perusahaan dalam laporan keuangan.

Ho dan Wong (2001) menggunakan keberadaan komite audit untuk

melihat hubungannya dengan pengungkapan sukarela perusahaan.

Dengan menggunakan index disclosure untuk menentukan tingkat

pengungkapan sukarela perusahaan, hasilnya adalah keberadaan

komite audit secara signifikan dan positif memengaruhi tingkat

pengungkapan sukarela perusahaan.

Evi dan Rosa (2014) juga menyatakan bahwa komite audit

independen dan frekuensi pertemuan komite audit memiliki

signifikan positif berpengaruh pada tingkat pengungkapan

sukarela. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hermawan (2009)

yang menggunakan skor efektivitas komite audit dalam menilai

pengaruhnya terhadap kualitas laba perusahaan, dan seperti halnya

dewan komisaris.

Ha₂ :Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

3. Konsentrasi Kepemilikan dengan Pengungkapan Sukarela

Sejumlah penelitian menemukan bahwa pengungkapan

sukarela dianggap mampu meningkatkan transparansi laporan

keuangan dan mengurangi asimetri informasi (Verrecchia, 2001).

Page 68: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

50

Sinta dan Ahmar (2011) menyebutkan konsentrasi kepemikan akan

memberikan insentif kepada pemegang saham untuk memonitor

tindakan manajemen agar sesuai dengan kepentingan pemilik. Jadi

dapat disimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan yang cenderung

terjadi pada negara-negara berkembang akan mampu memonitor

manajemen dalam memberikan informasi pada pengungkapan

sukarela. Mohamed dan Ehab (2014:67) menyatakan bahwa

konsentrasi kepemilikan signifikan negatif terhadap pengungkapan

sukarela, hasil ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Javad et al. (2014:767) yang menyatakan bahwa konsentrasi

kepemilikan signifikan negatif terhadap pengungkapan sukarela.

Fatemeh dan Mansour (2014:423) juga menyatakan bahwa

konsentrasi kepemilikan tidak memiliki korelasi terhadap

pengungkapan sukarela.

Nuryaman (2009:89) yang menyatakan bahwa konsentrasi

kepemilikan signifikan positif berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

Ha₃ :Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

4. Financial Distress dengan Pengungkapan Sukarela

Kondisi financial distress suatu perusahaan yang

dicerminkan dengan laba bersih negatif perusahaan yang

Page 69: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

51

diharapkan berhubungan dengan luasnya pengungkapan sukarela.

Hal ini didasarkan bahwa secara financial, perusahaan yang kuat

akan mengungkapkan informasi yang lebih dibandingkan dengan

perusahaan yang lemah. Beberapa penelitian termasuk penelitian

yang dilakukan oleh Wijaya (2009) mengungkapkan bahwa

financial distress tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela, selanjutnya Evi dan Rosa (2014) juga mengungkapkan

bahwa status financial distress secara negatif berkaitan dengan

pengungkapan sukarela. Penelitian yang dilakukan oleh Immanuel

(2015) mengungkapkan bahwa financial distress berpengaruh

signifikan terhadap luas pengungkapan informasi sukarela. Namun

dalam beberapa penelitian yang lain dikatakan bahwa distress firm

akan mengeluarkan pengungkapan sukarela lebih rendah dari pada

healthy firms. Dari pernyataan di atas maka hipotesis yang diajukan

sebagai berikut:

Ha₄ :Kondisi financial distress berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

5. Assets in Place dengan Pengungkapan Sukarela.

Penelitian yang dilakukan oleh Hossain dan Reaz (2007)

melaporkan bukti empiris bahwa karakteristik aset perusahaan

(assets in place) signifikan dalam menjelaskan tingkat

pengungkapan suarela perusahaan. Penelitian selanjutnya

dilakukan oleh Hossain dan Hammami (2009) yang menghasilkan

Page 70: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

52

karakteristik aset (assets in place) signifikan dalam menjelaskan

tingkat pengungkapan sukarela. Ho dan Wong (2001) memasukkan

variabel karakteristik aset perusahaan (assets in place) sebagai

variabel kontrol dalam menjelaskan tingkat pengungkapan

sukarela. Menurut Hossain (2008) bahwa assets in place tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sukarela

pada bank di India. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ha₅ :Karakteristik Asset (assets in place) berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).

6. Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite

Audit, Konsentrasi Kepemilikan, Financial Distress dan Assets

in Place Secara Simultan terhadap Pengungkapan Sukarela.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah

semua variabel independen yaitu komposisi dewan komisaris,

efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress

dan assets in place secara simultan atau bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan sukarela, sehingga

diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha6 : Komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit,

konsentrasi kepemilikan, financial distress dan assets in

place berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan

sukarela.

Page 71: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

53

C. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 2.1 berikut.

Page 72: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

54

Tabel 2.1

Penelitian-penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Hasil

Penelitian

1. Khaldoon Albitar

(2015)

Firms

characteristics,

governance

attributes and

corporate voluntary

disclosure : a study

of Jordanian listed

companies

Voluntary

disclosure

Firms characteristic,

governance attributes

a. Ukuran perusahaan,

leverage, umur

perusahaan, profitabilitas,

likuiditas, ukuran dewan,

dan ukuran komite audit

signifikan positif terhadap

pengungkapan sukarela

b. Direktur independen dan

struktur kepemilikan

signifikan negatif dengan

tingkat pengungkapan

sukarela

2. Iaad I.S. Mustafa

Sartawi, Riyad M.

Hindawi, Ruba

Bsoul & Ala’eddin

Jamil Ali

(2014)

Board composition,

firms characteristic,

and voluntary

disclosure: the case

of Jordanian firms

listed on the

Amman Stock

Exchange

Voluntary

disclosure

Board composition

and firms

characteristics

a. Perusahaan asuransi

cenderung

mengungkapkan

pengungkapan secara

sukarela daripada jenis

perusahaan lainnya.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 73: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

55

Tabel 2.1 (lanjutan )

No Nama Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Hasil

Penelitian

b. Dewan direksi asing

signifikan positif terhadap

pengungkapan sukarela

dan dewan direksi yang

lebih tua berpengaruh

signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

3. Javad Dashti,

Mohammad Mehdi

Salehi & Sariush

Mohammadi

Zanjirani

(2014)

The impact of

ownership

concentration on

the level of

voluntary

disclosure of

information in

Tehran Stock

Exchange Firms

Voluntary

disclosure

Ownership

concentraion

a. Jumlah persentase sebesar

95% signifikansi

kepemilikan dari tiga

pemegang saham utama

memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

b. Ukuran perusahaan,

leverage keuangan,

produksi properti dan

jumlah persentase

kepemilikan tiga

pemegang saham utama

memiliki dampak negatif

yang signifikan terhadap

pengungkapan sukarela.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 74: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

56

Tabel 2.1 (lanjutan )

No Nama Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Hasil

Penelitian

4. Evi Gantyowati &

Rosa Lenna

Nugraheni

(2014)

The impact of

financial distress

and corporate

governace

structures on the

level of voluntary

disclosure within

annual reports of

firms (case study of

Non-financial firms

in Indonesia over

period of 2009-

2011)

Voluntary

disclosure

Financial distress

status and corporate

governance structures

a. Independensi komite audit

dan frekuensi pertemuan

komite audit memiliki

dampak positif yang

signifikan pada tingkat

pengungkapan sukarela.

b. Status financial distress

berhubungan negatif

dengan tingkat

pengungkapan di berbagai

tingkat signifikansi.

5. Mohamed A.K.

Basuony & Ehab

K.A. Mohammed

(2014)

Board composition,

ownership

concentration and

voluntary internet

disclosure by

MSM-listed

companies

Voluntary internet

disclosure

Board composition

and ownership

concentration

a. Hasil mengungkapkan

bahwa konsentrasi

kepemilikan memiliki

pengaruh negatif pada

internet financial

disclosure.

b. Profitabilitas perusahaan

secara signifikan

berdampak pada internet

financial disclosure.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 75: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

57

Tabel 2.1 (lanjutan )

No Nama Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Hasil

Penelitian

6. Haiyan Jiang, Ahsan

Habib & Baiding Hu

(2011)

Ownership

concentration,

voluntary disclosures

and information

asymmetry in New

Zealand

Information

asymmetry

Ownership

concentration and

voluntary disclosures

a. Hasil menunjukan bahwa

konsentrasi kepemilikan

signifikan positif

berhubungan dengan bid-

ask spread (proxy asimetri

informasi).

b. Pengungkapan sukarela

secara signifikan

dilemahkan oleh risiko

asimetri informasi yang

terkait dengan konsentrasi

kepemilikan.

7. Nuryaman

(2009)

Pengaruh konsentrasi

kepemilikan, ukuran

perusahaan dan

mekanisme corporate

governance terhadap

pengungkapan

sukarela

Pengungkapan

sukarela

Konsentrasi

kepemilikan, ukuran

perusahaan dan

mekanisme corporate

governace

a. Konsentrasi kepemilikan

signifikan positif

berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela

b. Ukuran perusahaan

signifikan positif

berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 76: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

58

Tabel 2.1 (lanjutan)

No Nama Peneliti

(tahun)

Judul

Penelitian

Variabel

Dependen

Variabel

Independen

Hasil

Penelitian

c. dewan komisaris tidak

berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela

d. Kualitas audit secara

signifikan dan positif

berpengaruh terhadap

pengungkapan sukarela

8. Mohammed Hossain

(2008)

The extent of

disclosure in

annual reports of

banking

comapanies: the

case of India

Voluntary

disclosure

Size, profitability,

board composition ,

market discipline, age,

complexity of

business and assets in

place

a. Ukuran perusahaan,

profitabilitas, komposisi

dewan dan market

discipline signifikan

terhadap pengungkapan

sukarela.

b. Umur, kompleksitas

perusahaan dan assets in

place tidak signifikan

terhadap pengungkapan

sukarela.

Sumber : Diolah dari berbagai referensi

Page 77: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

59

D. Kerangka Pemikiran

Hamid (2012:25) mengungkapkan bahwa kerangka pemikiran

merupakan sintesa dan serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan

pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja

teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam

bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan dari keduanya. Ada

beberapa masalah yang terdapat dalam penelitian ini di antaranya adalah

komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi

kepemilikan, financial distress dan assets in place yang diduga dapat

memengaruhi manajemen dalam mengungkapkan informasi secara

sukarela pada laporan tahunan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka

pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 78: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

60

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Adanya asimetri informasi antara investor

(prinsipal) dan manajemen (agen) sehingga

menimbulkan agency conflict

Basis Teori : agency theory,signalling theory and

stakeholder theory

Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

Efektivitas Komite Audit, Konsentrasi

Kepemilikan, Financial Distress dan Assets in

Place Terhadap Pengungkapan Sukarela

Metode Analisis : Regresi Berganda

Variabel Independen Variabel Dependen

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Assets in Place (X5)

Konsentrasi Kepemilikan

(X3)

Pengungkapan

Sukarela

(Voluntary

Disclosure) (Y)

Financial Distress (X4)

Komposisi Dewan

Komisaris (X1)

Efektivitas Komite Audit

(X2)

Kesimpulan dan Saran

Page 79: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

61

E. Hipotesis

Ha₁ :Komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure).

Ha₂ :Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure).

Ha₃ :Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure).

Ha₄ :Financial distress berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

Ha₅ :Assets in place berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

Ha6 : Komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi

kepemilikan, financial distress dan assets in place berpengaruh

secara simultan terhadap pengungkapan sukarela.

Page 80: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komposisi

dewan komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan,

financial distress dan assets in place pada pengungkapan sukarela dalam

laporan tahunan dengan populasi perbankan yang terdaftar di BEI tahun

2012, 2013, dan 2014. Jenis data yang dikumpulkan mencakup data

laporan tahunan selama periode penelitian yaitu 2012 sampai 2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati seluruh perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode observasi

2012 sampai 2014. Peneliti mengumpulkan data dari laporan keuangan

dan laporan tahunan perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama periode tahun 2012-

2014. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel penelitian

adalah purposive sampling dengan teknik berdasarkan pertimbangan

(judgement) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak

yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu.

Teknik penarikan sampel purposive ini dilakukan dengan cara memilih

sampel dari sutu populasi berdasarkan pada informasi yang tersedia

(Sarwono dan Suhayati 2010:50). Metode purposive sampling dengan

tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatives sesuai dengan

Page 81: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

63

kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan

adalah sebagai beriikut:

1. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode pengamatan

dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.

2. Perusahaan perbankan yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2012-2014

3. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang laporan keuangannya

telah diaudit dan menyediakan informasi keuangan lengkap.

4. Laporan tahunan perusahaan perbankan menggunakan bahasa Indonesia

dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam pelaporan

unit moneternya

Pengambilan sampel pada periode 2012-2014 dilakukan karena

peneliti ingin memperoleh informasi terkini mengenai keterkaitan antara

komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi

kepemilikan, financial distress dan assets in place terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan suatu perusahaan. Laporan

tahunan menjadi salah satu sumber informasi bagi keputusan investor

dalam menginvestasikan dananya melalui pasar saham. Keputusan

investasi ini biasanya dipengaruhi oleh ketersediaan informasi akuntansi

pada laporan keuangan perusahaan dan informasi non keuangan dalam

laporan tahunan perusahaan.

Page 82: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

64

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

annual report untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Annual report digunakan

karena pada annual report terdapat sumber informasi yang dilaporkan

oleh perusahaan yang penting dan bermanfaat bagi stakeholder dalam

pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mengurangi adanya asimetri

informasi.

Untuk metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah content analysis, yaitu suatu metode pengumpulan data

penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari

suatu dokumen. Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi

terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu

dokumen untuk menghasilkan deskripsi obyektif dan sistematik

(Indriantoro dalam Istanti, 2009). Content analysis dilakukan dengan cara

membaca laporan tahunan setiap perusahaan sampel dan memberi kode

informasi yang terkandung di dalamnya.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 22. Regresi

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi

linier sederhana dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan

regresi linier berganda karena variabel independen yang digunakan lebih

Page 83: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

65

dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda yang dipergunakan

dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji

hipotesis dan uji statistik.

1. Statistik Deskriptif

Ghozali (2013:19) menyatakan bahwa statistik deskriptif

memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik deskriptif

biasanya digunakan untuk menggambarkan profil data sampel sebelum

memanfaatkan teknik analisis statistik yang berfungsi untuk menguji

hipotesis.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah persamaan

regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang dapat

menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini terdiri

dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik (Ghozali,2013:160). Model regresi yang baik adalah

distribusi datanya normal atau mendekati normal. Uji F dan uji t

Page 84: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

66

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal.

Grafik histogram untuk membandingkan data observasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode

yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability

plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis

yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali, 2013:161).

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis grafik histogram, normal probability plot, dan analisis

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-

S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikan

di atas α > 0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas

(Ghozali, 2013:165).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menunjukan

satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan

variabel independen lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

Page 85: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

67

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol (Ghozali, 2013:105)

Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value

atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas

dari nilai tolerance adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10.

Apabila nilai tolerance di bawah 0,01 atau nilai VIF di atas 10

maka terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2013:106).

c. Uji heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu

yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi,

sehingga mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2013:139).

Kebanyakan data crossection mengandung situasi

Page 86: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

68

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang

mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang maupun

besar.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu

sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari suatu observasi ke observasi

lainnya.

Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time

series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok

cenderung memengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya.

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen yang menjelaskan

variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu

Page 87: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

69

berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang

(crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan.

Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien determinasi

adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan

dalam model. Apabila satu variabel independen ditambah, R² akan

meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena

itu, penelitian ini menggunakan nilai adjusted R² untuk mengevaluasi

model regresi. Nilai adjusted R² mampu naik atau turun apabila satu

variabel independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya

koefisien determinasi (R²), nilai adjusted R² juga berkisar antara nol dan

satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya

(Ghozali, 2013:97).

4. Analisis Regresi

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda

umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.

Page 88: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

70

Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari modal regresi

dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji

pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan atas lima

variabel dengan menggunakan rumus persamaan matematis seperti di

bawah ini:

Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ + β₄X₄ + β₅X₅ + ɛ

Dimana:

Y = Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

α = Konstanta (tetap)

β₁-β₅ = Koefisien variabel independen, apabila nilai β positif maka akan

terjadi kenaikan pada variabel dependen (Y), jika nilai β negatif

akan terjadi penurunan pada variabel dependen (Y)

X₁ = Komposisi dewan komisaris

X₂ = Efektivitas komite audit

X₃ = Konsentrasi kepemilikan

X₄ = Financial distress

X₅ = Assets in place

ɛ = Kesalahan baku/error

5. Uji Statistik

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

Page 89: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

71

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F

dengan kriteria pengambilan keputusan bahwa apabila nilai

signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak, sedangkan apabila nilai

signifikansi < 0,05 maka Ha diterima (Ghozali,2013:98).

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independensecara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing

variabel independen secara individual terhadap variabel dpenden

yang diuji pada tingkat signifkansi 0,05 (Ghozali,2013:99).

Kriteria pengambilan keputusan dilakukan dengan tingkat

signifikansi 5%. Hipotesis Ha diterima jika tingkat signifikansi <

5% (kurang dari 0,05) dan hipotesis Ha ditolak apabila tingkat

signifikansi > 5% (Ghozali, 2013:98)

E. Operasional Variabel Penelitian

Data dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua variabel

yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut ini akan

diuraikan definisi mengenai variabel yang digunakan beserta dengan

dimensi, operasional, indikator dan skala pengukurannya.

Page 90: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

72

1. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian

utama peneliti. Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan

atau dipengaruhi variabel independen (Indriantoro dan Supomo,

2002:63). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil voluntary

disclosure (VD) sebagai variabel dependen. Pengungkapan sukarela

adalah pengungkapan di luar pengungkapan wajib dan pengungkapan

ini disajikan secara sukarela oleh manajemen terkait informasi yang

dapat berguna bagi para pengguna laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan.

Indikator luas pengungkapan sukarela berupa indeks voluntary

disclosure, yang merupakan rasio antara jumlah item informasi yang

seharusnya diungkapkan. Makin besar indeks voluntary disclosure

berarti semakin luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan.

Pembuatan daftar item pengungkapan didasarkan pada item yang

pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, yaitu Hossain dan Reaz

(2007), Sehar et al (2013) dan Barros et al (2013) dan telah disesuaikan

dengan Peraturan No. KEP-431/BL/2012. Informasi yang diungkapkan

dibagi menjadi 8 kategori utama yaitu:

a. Corporate Strategy

b. Corporate Governance

c. Financial Performance

Page 91: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

73

d. Risk Management

e. Accounting Policy Review

f. Key Non-Financial Statistics

g. Corporate Sosial Responsibility

h. Others

Pengukurannya dengan menggunakan indeks artinya sebuah item

diberi skor 1 jika diungkapkan dan skor 0 jika tidak diungkapkan.

Perhitungan untuk mencari angka indeks ditentukan dengan formulasi

sebagai berikut:

Indeks = 𝛴 𝑄

𝛴 𝑆 × 100%

Dimana:

Q = jumlah item indeks voluntary disclosure yang diungkapkan

S = total indeks voluntary disclosure yang seharusnya diungkapkan

Semakin banyak item yang diungkapkan oleh perusahaan semakin

tinggi skor indeks pengungkapan perusahaan tersebut. Nilai indeks

pengungkapan yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut

melakukan praktek pengungkapan yang lebih komprehensif

dibandingkan dengan perusahaan yang lain (Almilia dan Retrinasari,

2007).

2. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi variabel

terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika terdapat variabel

dependen maka variabel independen juga harus hadir, dan di setiap unit

Page 92: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

74

kenaikan dalam variabel independen maka akan terdapat pula kenaikan

atau penurunan dalam variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini, variabel independen terdiri dari komposisi

dewan komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan,

financial distress dan assets in place. Tujuan peneliti adalah untuk

menjelaskan dan memprediksi apakah komposisi dewan komisaris,

efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress dan

assets in place memengaruhi atau tidak memengaruhi voluntary

disclosure laporan tahunan suatu perusahaan. Variabel independen

dapat secara umum dipaparkan sebagai berikut:

a. Komposisi Dewan Komisaris

Komposisi dewan komisaris didefinisikan sebagai sebuah

gabungan atau isi dari dewan komisaris yang berada di

perusahaan. Komposisi dari dewan komisaris meliputi tentang

banyaknya dewan komisaris independen. Independen ini sendiri

merupakan sebuah komposisi dewan komisaris yang berasal dari

luar perusahaan (eksternal).

Komposisi dewan komisaris diukur dengan rumus sebagai

berikut:

Keberadaan Dewan Komisaris Independen

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

Page 93: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

75

b. Efektivitas Komite Audit

Efektivitas komite audit digunakan metode checklist yang

disusun oleh Hermawan (2009) dan dihitung berdasarkan nilai

yang diperoleh dari daftar pertanyaan (checklist) yang disusun

berdasarkan karakteristik yang mencakup aktivitas, size, serta

kompetensi komite audit. Seluruh sampel dihitung nilai skornya,

termasuk yang tidak ada datanya. Efektivitas komite audit

dihitung dengan rumus berikut.

Efektivitas komite audit

= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

Untuk setiap pertanyaan penilaian akan terdiri dari tiga

kemungkinan, yaitu Good, Fair dan Poor, atau dua kemungkinan

Good dan Poor. Untuk menguji kehandalan dari pertanyaan-

pertanyaan yang digunakan dalam checklist, dilakukan pengujian

cronbach alpha atas hasil yang diperoleh.

c. Konsentrasi Kepemilikan

Kepemilikan saham yang terkonsentrasi adalah suatu kondisi

dimana sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil

individu/kelompok sehingga individu atau kelompok tersebut

memiliki jumlah saham relatif dominan dibandingkan dengan

pemegang saham lainnya. Konsentrasi kepemilikan suatu

perusahaan diukur dengan menggunakan persentasi kepemilikan

terbesar pada perusahaan (sesuai dengan rumus yang

Page 94: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

76

dikembangkan oleh ICMD dalam Taman dan Nugraha (2010))

yang menjadi sampel penelitian dengan rumus sebagai berikut:

Konsentrasi Kepemilikan

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 (𝑑𝑙𝑚 𝑙𝑏𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅𝑝)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 (𝑑𝑙𝑚 𝑙𝑏𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅𝑝) X 100%

d. Financial Distress

Financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan

yang dialami oleh suatu perusahaan, yang terjadi sebelum

terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Financial distress

terjadi saat perusahaan mempunyai laba bersih negatif beberapa

tahun. Almalia dan Kristijadi (2003) menyatakan bahwa

perusahaan yang mengalami financial distress adalah perusahaan

yang selama beberapa tahun mengalami laba bersih operasi (net

operation income ) negatif dan selama lebih dari satu tahun tidak

melakukan pembayaran dividen. Penelitian ini menggunakan

sampel perusahaan perbankan sehingga untuk pengukuran

financial distress digunakan rumus sebagai berikut:

𝑁𝑃𝐿 = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑥 100%

Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.13/1/PBI/2011

menyatakan penilaian Non Performing Loan (NPL) digolongkan

menjadi dua kategori yaitu kategori 1 untuk NPL yang lebih dari

5% (tidak sehat) dan kategori 0 untuk NPL yang kurang dari 5%

(sehat).

Page 95: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

77

e. Assets in place

Assets in place adalah kebijakan investasi perusahaan pada

saat ini yang digunakan untuk menghasilkan arus kas saat ini.

Shammari (2008) mengambil assets in place sebagai determinan

tingkat pengungkapan sukarela, dan mengukurnya dengan

membagi total aset tetap perusahaan dengan total aset perusahan

secara keseluruhan. Serupa dengan penelitian sebelumnya,

Hossain dan Hammami (2009) yang juga menggunakan assets in

place untuk mengetahui perbedaan tingkat pengungkapan

sukarela, menghitung assets in place dengan membagi total aset

tetap dibagi dengan total aset perusahaan secara keseluruhan.

Selanjutnya, Omar dan Simon (2011) menghitung nilai assets in

place dengan membagi book value of fixed assets dengan book

value of total assets.

Dalam penelitian ini assets in place diukur dengan rumus:

Assets in place = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 –𝑎𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

Berdasarkan penjelasan di atas, maka operasional variabel

penelitian dapat disajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini:

Page 96: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

78

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Pengungkapan

sukarela laporan

tahunan (Y)

(Sumber : Nuryaman

(2009))

Indeks = 𝛴 𝑄

𝛴 𝑆 × 100% Rasio

Komposisi dewan

komisaris

(X1)

(Sumber: Hossain dan

Reaz (2007))

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 Rasio

Efektivitas komite

audit

(X2)

(Sumber: Hermawan

(2009))

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 Rasio

Konsentrasi

kepemilikan

(X3)

(Sumber: Nuryaman

(2009))

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

Rasio

Financial Distress

(X4)

(Sumber: Kurniasari

(2013))

𝑁𝑃𝐿 = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑥 100%

NPL >5% (tidak sehat) = 1 dan NPL <5%

(sehat) = 0

Rasio

Assets in place

(X5)

(Sumber: Hossain dan

Reaz (2007

Assets in place= (Aset tetap-akumulasi

penyusustan aset )/total aset

Rasio

Sumber: Data diolah dari berbagai referensi

Page 97: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

79

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2012-2014.

Perusahaan perbankan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia

atau mengalami delisting. Peneliti memilih perbankan karena untuk

menghindari industrial effect yaitu resiko industri yang berbeda antara

sektor industri yang satu dengan yang lain.

Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu

2012, 2013 dan 2014. Peneliti menggunakan tahun pengamatan tersebut

dikarenakan tahun 2012 Peraturan Bapepam Nomor Kep-134/BL/2006

telah disempurnakan dengan Peraturan Bapepam Nomor Kep-

431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau

Perusahaan Publik.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga periode pengamatan

dan pemilihan sampel dari populasi menggunakan teknik purposive

sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu.

Metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel

Page 98: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

80

yang representatives sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun

kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai beriikut:

a. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode pengamatan

dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.

b. Perusahaan perbankan yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2012-2014

c. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI yang menyediakan

informasi yang lengkap.

d. Laporan tahunan perusahaan perbankan menggunakan bahasa Indonesia

dalam pelaporan keuangannya dan mata uang rupiah dalam pelaporan

unit moneternya.

Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel

No Kriteria Pelanggaran

Kriteria Jumlah

1 Total perusahaan perbankan yang listing

di BEI 2012-2014 40

2

Perusahaan perbankan yang terdaftar

secara berturut-turut di Bursa Efek

Indonesia selama periode 2012-2014

(5) 35

3 Perusahaan perbankan yang

menyediakan informasi yang lengkap (2) 33

4

Laporan keuangan menggunakan

bahasa Indonesia dan mata uang rupiah

dalam pelaporan keuangannya

- 33

Jumlah sampel yang memenuhi

kriteria 33

Tahun pengamatan 3

Jumlah 99

Jumlah data outlier (16)

Jumlah sampel penelitian 83

Page 99: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

81

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI berjumlah 40. Namun, berdasarkan hasil

seleksi sampel hanya ada 33 perusahaan perbankan yang masuk dalam

kriteria sampel. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 3

(tiga) tahun, yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014. Jadi, total sampel yang

diteliti sebanyak 99 data laporan tahunan perusahaan perbankan,

selanjutnya dikarenakan adanya data outlier maka jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 83 data laporan tahunan perusahaan

perbankan. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau

variabel kombinasi (Ghozali,2013).

Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang menjadi

sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.2 menyajikan daftar nama perusahaan

perbankan yang menjadi sampel pada penelitian ini.

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No Daftar Bank Kode

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO

2 Bank MNC International Tbk BABP

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA

4 Bank Central Asia BBCA

5 Bank Bukopin Tbk BBKP

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 100: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

82

Tabel 4.2 (lanjutan)

11 Bank Mutiara Tbk BCIC

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

21 Bank Permata Tbk BNLI

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

25 Bank Victoria International Tbk BVIC

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA

27 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR

28 Bank Mega Tbk MEGA

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS

33 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk SDRA

Sumber : Data diolah

B. Analisis dan Pembahasan

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model regresi

berganda. Tujuannya adalah memperoleh gambaran yang menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen (komposisi dewan komisaris,

efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress dan

assets in place ) terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Uji data statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

Page 101: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

83

maksimum, minimum, sum, range kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2013).

Tabel 4.3 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel dalam

penelitian ini yang meliputi nilai minimum, maksimum, mean (rata-rata)

dan standar deviasi. Nilai minimum menggambarkan nilai paling kecil

yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah

dilakukan terhadap perusahaan sampel. Nilai maksimum menggambarkan

nilai paling besar yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data

yang telah dilakukan, sedangkan mean (rata-rata) menunjukan nilai rata-

rata dari masing-masing variabel.

Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif perusahaan sampel

secara keseluruhan.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VD 83 ,38 ,78 ,5976 ,09318

KDK 83 ,30 ,75 ,5683 ,10350

KA 83 ,33 ,97 ,7853 ,14395

KK 83 ,22 1,00 ,6221 ,21157

FD 83 0 1 ,02 ,154

AIP 83 ,001 ,026 ,01108 ,005513

Valid N

(listwise) 83

Sumber : Data diolah (Output SPSS 22)

Tabel 4.2 di atas merupakan hasil statistik deskriptif dari data-data yang

dikumpulkan yang menunjukan bahwa variabel dependen yaitu

pengungkapan sukarela atau voluntary disclosure (VD) memiliki nilai

minimum sebesar 0,38 yang diperoleh dari Bank Maspion Indonesia Tbk

dan Bank Panin Syariah Tbk pada tahun 2012 sedangkan nilai

Page 102: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

84

maksimumnya sebesar 0,78 diperoleh dari Bank Internasional Indonesia

Tbk pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Nilai rata-rata pengungkapan

sukarela sebesar 0,5976. Hal ini menunjukan rata-rata perusahaan

perbankan mengungkapkan 24 item pengungkapan yang dipenuhi

perusahaan dari jumlah semua item yang mungkin dipenuhi perusahaan

yaitu 40 item dan standar deviasinya adalah sebesar 0,09318.

Variabel komposisi dewan komisaris (KDK) menunjukan nilai

minimum sebesar 0,30 yang diperoleh dari Bank Tabungan Negara Tbk

pada tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar 0,75 diperoleh dari Bank

Victoria Internasional Tbk pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Hal ini berarti

dalam perusahaan sampel paling kecil ada sebesar 30% dari total jumlah

dewan komisaris dan paling besar aadalah sebesar 75% dari total dewan

komisaris. Rata-rata variabel komposisi dewan komisaris adalah sebesar

0,5683. Hal ini berarti rata-rata komposisi dewan komisaris independen di

sektor perbankan telah memenuhi ketentuan mengenai dewan komisaris

independen diatur dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta

No:Kep-305/BEJ/07-2004 Tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat

Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.

Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan yang listing di Bursa Efek

Indonesia harus memiliki dewan komisaris independen yang jumlahnya

sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris.

sedangkan standar deviasinya adalah sebesar 0,10350.

Page 103: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

85

Variabel efektivitas komite audit (KA) memiliki nilai minimum sebesar

0,33 yang diperoleh dari Bank of India Indonesia Tbk pada tahun 2012,

2013 dan 2014 sedangkan nilai maksimum sebesar 0,97 yang diperoleh

dari Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Nilai rata-rata efektivitas

komite audit sebesar 0,7853 dan standar deviasinya sebesar 0,14395.

Variabel konsentrasi kepemilikan (KK) memiliki nilai minimum

sebesar 0,22 yang diperoleh dari Bank Mayapada International Tbk pada

tahun 2013 dan 2014 sedangkan nilai maksimum sebesar 1,00 diperoleh

dari Bank Mutiara Tbk tahun 2012,2013 dan 2014. Nilai rata-rata

konsentrasi kepemilikan adalah sebesar 0,6221dan standar deviasi sebesar

0,21157.

Variabel financial distress (FD) memiliki nilai rata-rata sebesar 0,02

dan standar deviasi sebesar 0,154. Variabel assets in place (AIP) memiliki

nilai minimum sebesar 0,001 yang diperoleh dari Bank Ina Perdana Tbk

pada tahun 2013 sedangkan nilai maksimum sebesar 0,026 yang diperoleh

dari Bank Capital Indonesia Tbk pada tahun 2012. Nilai rata-rata assets in

place adalah sebesar 0,01108 dan standar deviasi sebesar 0,005513.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu atau

residual dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

Page 104: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

86

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil uji

normalitas berdasarkan grafik histogram disajikan pada gambar berikut

ini.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram

Uji yang kedua menggunakan uji pengganggu yang terdistribusi

secara normal. Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari

data distribusi normal. Gambar 4.1 merupakan hasil uji normal

probability plot sebagai berikut.

Page 105: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

87

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Pada grafik normal plot terlihat titik menyebar disekitar garis

diagonal. Dengan memperhatikan grafik ini, dapat dikatakan bahwa

model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk

digunakan.

Uji normalitas selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji statistic non-parametrik One-Sample Kolmogorof-Smirnof

Test. Nilai signifikansi dari residual yang terdistribusi secara normal

adalah jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) dalam uji One-Sample

Kolmogorof-Smirnof Test lebih besar dari α = 0,05. Uji normalitas

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4

Page 106: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

88

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 83

Norm

al

Para

meter

sa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,07428122

Most

Extre

me

Differ

ences

Absolute ,073

Positive ,073

Negative -,057

Test Statistic ,073

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Tabel di atas menunjukan hasil perhitungan dengan menggunakan

uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test yang memiliki probabilitas

tingkat signifikansi di atas kepercayaan α = 0,05 yaitu 0,200. Hal ini

berarti dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik yaitu model regresi yang tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya

Page 107: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

89

Variance Inflation Factor (VIF) dalam Collinearity Statistics. Hasil uji

multikolinieritas terdapat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

KDK ,853 1,172

KA ,891 1,122

KK ,829 1,206

FD ,898 1,113

AIP ,969 1,032

a. Dependent Variable: VD

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih

dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan

tingkat kolinieritas 0,95. (Ghozali,2013). Selanjutnya dengan melihat

nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10 menunjukan

bahwa antar variabel independen dalam model regresi tidak terdapat

multikolinieritas. Tabel berikut ini menunjukan ringkasan dari hasil uji

multikolinieritas.

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Independen Collinearity Statistics

Kesimpulan Tolerance VIF

Komposisi Dewan Komisaris 0,853 1,172 Tidak ada multikolinieritas

EfektivitasKomite Audit 0,891 1,122 Tidak ada multikolinieritas

Konsentrasi Kepemilikan 0,829 1,206 Tidak ada multikolinieritas

Financial Distress 0,898 1,113 Tidak ada multikolinieritas

Assets in Place 0,969 1,032 Tidak ada multikolinieritas

Sumber : Data Diolah

Page 108: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

90

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada variabel

independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10.

Selanjutnya hasil perhitungan VIF juga menunjukan hal yang sama

yaitu tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF

lebih besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013:139).. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data

crossection mengandung situasi yang heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun berbagai data yang memiliki semua ukuran baik kecil,

sedang, maupun besar Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas yang

digunakan adalah uji Glejser. Uji Glejser dilakukan untuk meregresi

nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika nilai

signifikansi antar variabel independen dengan absolute residualnya

lebih dari tingkat signifikansi 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Page 109: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

91

Tabel 4.7

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,073 ,050 1,468 ,146

KDK -,021 ,047 -,053 -,442 ,660

KA -,026 ,033 -,094 -,795 ,429

KK ,031 ,023 ,164 1,340 ,184

FD -,003 ,031 -,010 -,082 ,935

AIP ,141 ,830 ,019 ,170 ,866

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi variabel

dependen dengan tingkat kepercayaan di bawah 5% berarti ada indikasi

terjadinya heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Glejser dapt dilihat pada

tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Independen Sig Keterangan

Komposisi Dewan Komisaris 0,660 Tidak ada heteroskedastisitas

EfektivitasKomite Audit 0,429 Tidak ada heteroskedastisitas

Konsentrasi Kepemilikan 0,184 Tidak ada heteroskedastisitas

Financial Distress 0,935 Tidak ada heteroskedastisitas

Assets in Place 0,866 Tidak ada heteroskedastisitas

Sumber : Data Diolah

Hasil perhitungan heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji

Glejser pada tabel mengindikasikan nilai probabilitas signifikansinya di

atas 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang

digunakan tidak terdapat adanya heteroskedastisitas.

Page 110: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

92

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi linier

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi atau tidak terjadi

autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada

tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,604a ,365 ,323 ,07666 1,962

a. Predictors: (Constant), AIP, FD, KA, KDK, KK

b. Dependent Variable: VD

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai DU adalah 1,772

sementara nilai DW adalah 1,962 lebih besar dari batas DU dan kurang

dari (4 – DU) / (4 - 1,772) = 2,228. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi autokorelasi positif atau negatif.

3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai

koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

Page 111: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

93

memprediksi variabel dependen.Koefisien determinasi (Adjusted R

Square) dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,604a ,365 ,323 ,07666

a. Predictors: (Constant), AIP, AKT, FD, KDK, KK, KA

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,323 atau

32,3%. Variabel dependen pengungkapan sukarela (VD) dapat dijelaskan

secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel independen

tersebut adalah komposisi dewan komisaris, efektivitas komite audit,

konsentrasi kepemilikian, financial distress dan assets in place, sedangkan

sisanya 67,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam

penelitian ini.

4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada dalam

model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Nilai F

diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat pada tabel 4.11 di

bawah ini.

Page 112: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

94

Tabel 4.11

Hasil Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression ,260 5 ,052 8,835 ,000b

Residual ,452 77 ,006

Total ,712 82

a. Dependent Variable: VD

b. Predictors: (Constant), AIP, FD, KA, KDK, KK

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh F hitung sebesar 8,835

yang mana lebih besar dari F tabel (2,21). Hasil uji signifikansi sebesar

0,000 < 0,05, berarti komposisi dewan komisaris, efektivitas komite

audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress dan assets in place

secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sukarela. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris,

efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial distress,

dan assets in place berpengaruh secara simultan terhadap

pengungkapan sukarela.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel-

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila

nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha

diterima. Apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien

regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.

Page 113: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

95

Tabel 4.12

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,349 ,094 3,715 ,000

KDK -,083 ,089 -,092 -,936 ,352

KA ,366 ,062 ,566 5,882 ,000

KK ,051 ,044 ,117 1,170 ,245

FD ,015 ,058 ,025 ,265 ,792

AIP -2,236 1,560 -,132 -1,433 ,156

a. Dependent Variable: VD

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Pada tabel 4.12 terlihat bahwa ada empat variabel independen yaitu

komposisi dewan komisaris, konsentrasi kepemilikan, financial distress

dan assets in place tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan (variabel dependen)

yaitu sebesar 0,352, 0,245 , 0,792 dan 0,156 (karena lebih besar

daripada tingkat signifikansi 5%). Variabel independen efektivitas

komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

pengungkapan sukarela, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000

(lebih kecil dari tingkat signifikansi 5%). Berikut ini akan dijelaskan

lebih lanjut mengenai hasil dari tabel 4.12

1) Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris (KDK) terhadap

Pengungkapan Sukarela (VD)

Komposisi dewan komisaris yang dilambangkan dengan KDK

berdasarkan tabel mempunyai nilai t sebesar -0,936 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,352 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini

Page 114: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

96

menyimpulkan bahwa secara parsial variabel komposisi dewan

komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perushaaan

perbankan. Hipotesis 1 dalam penelitian ini ditolak.

2) Pengaruh Efektivitas Komite Audit (KA) terhadap

Pengungkapan Sukarela (VD)

Efektivitas komite audit yang diukur dengan perusahaan yang

memenuhi 11 item yang terdiri dari aktivitas, size dan kompetensi.

Efektivitas komite audit mempunyai nilai t sebesar 5,882 dan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menyimpulkan bahwa secara parsial variabel efektivitas komite

audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan perusahaan perbankan. Hipotesis 2

dalam penelitian ini diterima.

3) Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan (KK) terhadap

Pengungkapan Sukarela (VD)

Konsentrasi kepemilikan berdasarkan tabel mempunyai nilai t

sebesar 1,170 dan tingkat signifikan sebesar 0,245 atau lebih besar

dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial variabel

konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan

perbankan. Hipotesis 3 dalam penelitian ini ditolak.

Page 115: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

97

4) Pengaruh Financial Distress (FD) terhadap Pengungkapan

Sukarela (VD)

Financial Distress yang diukur dengan pendekatan risk-based

bank rating dengan melihat faktor-faktor penilaian yang terdiri dari

profil risiko (risk profile). Dalam penelitian ini rasio yang

digunakan adalah rasio Non Performing Loan (NPL) yang

mewakili risiko kredit. Financial distress berdasarkan tabel

mempunyai nilai t sebesar 0,265 dan tingkat signifikansi sebesar

0,792 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa

secara parsial variabel financial distress tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan perbankan. Hipotesis 4 dalam penelitian ini ditolak.

5) Pengaruh Assets in Place (AIP) terhadap Pengungkapan

sukarela (VD)

Assets in place atau dilambangkan dengan AIP berdasarkan

tabel mempunyai nilai t sebesar -1,433 dan tingkat signifikansi

sebesar 0,156 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini menyimpulkan

bahwa secara parsial variabel assets in place tidak berpengaruh

signifikan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan

perusahaan perbankan. Hipotesis 5 dalam penelitian ini ditolak.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.12

maka persamaan regresi adalah sebagai berikut:

VD = 0,349–0,083KDK+0,366KA+0,051KK+0,015FD–2,236AIP+ɛ

Page 116: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

98

Tabel 4.13

Ringkasan Hasil Penelitian

No Variabel Hasil

1 Komposisi Dewan Komisaris Berpengaruh Tidak Signifikan

2 Efektivitas Komite Audit Berpengaruh dan Signifikan

3 Konsentrasi Kepemilikan Berpengaruh Tidak Signifikan

4 Financial Distress Berpengaruh Tidak Signifikan

5 Assets in Place Berpengaruh Tidak Signifikan

Page 117: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji mengenai pengaruh komposisi dewan

komisaris, efektivitas komite audit, konsentrasi kepemilikan, financial

distress dan assets in pplace terhadap pengungkapan sukarela (voluntary

disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan perbankan tahun 2012

sampai 2014. Analisis pengaruh yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda dengan program Statistical

Package for Social Science (SPSS) Ver. 22. Data sampel yang digunakan

sebanyak 83 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2012 sampai 2014.

Hasil pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Komposisi dewan komisaris berpengaruh tidak signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hossain dan Reaz (2007), Nuryaman (2009) dan

Khaldoon (2015).

2. Efektivitas komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Page 118: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

100

yang dilakukan oleh Chen dan Jaggi (2000), Ho dan Wong (2001)

serta Evi dan Rosa (2014).

3. Konsentrasi kepemilikan berpengaruh tidak signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Javad (2014), Mohammed dan Ehab (2014) serta

Fatemeh dan Mansour (2014).

4. Financial distress berpengaruh tidak signifikan terhadap

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan

perusahaan perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wijaya (2009).

5. Assets in place berpengaruh tidak signnifikan terhadap pengungkapan

sukarela (voluntary disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan

perbankan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Hossain (2008).

B. Saran

Penelitian mengenai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) di

masa mendatang diharapkan dapat mempertimbangkan saran beikut ini:

1. Penelitian selanjutnya agar menggunakan jenis perusahaan yang

berbeda sebagai pembanding dan menggunakan periode penelitian

lebih dari 3 tahun agar hasil penelitian lebih akurat.

Page 119: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

101

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain seperti

struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas,

karakteristik perusahaan serta umur perusahaan.

3. Penelitian selanjutnya menggunakan item-item pengungkapan

sukarela yang terbaru dan berlaku untuk perusahaan go public di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 120: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

102

DAFTAR PUSTAKA

Adhariani, Desi, ”Tingkat Keluasan Pengungkapan Sukarela dalam Laporan

Tahunan dan Hubungannya dengan Current Earning Respont

Coefficient (ERC)”, Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,

2004.

Albitar Ghassan Khaldoon,”Firm Characteristic, Governance Attributes and

Corporate Voluntary Disclosure: A Study of Jordanian Listed

Companies”,International Business Research, Vol. 8 No. 3, 2015.

Almilia, Luciana Spica dan Kristijadi, “Analisis Rasio Keuangan untuk

Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia,

Vol.7 No.2, 2003.

Almilia, Luciana Spica dan Ikka Retrinasari,”Analisis Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan

Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”,

Proceeding Seminar Nasional FE Universitas Trisakti, Jakarta,

2007.

Amalia, Dessy, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan

Sukarela (Voluntary Disclosure) pada Laporan Tahunan

Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1 No. 2, 2005.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Keputusan Ketua

Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep – 06/PM/2000 tentang

Perubahan Peraturan Nomor VIII G 7 Tentang Pedoman Penyajian

Laporan Keuangan, Jakarta,2000.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-

643/BL/2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

Komite Audit, Jakarta,2012.

Barros, P, Carlos, Boubaker Sabri, Hamrouni Amal, “Corporate Governance

and Voluntary Disclosure In France”, The Journal of Applied

Business Research, Vol. 29 No. 2, 2013.

Basari, M, Taukiful, “Sengketa Utang:Keterbukaan Informasi PKPU

Davomas sDipertanyakan”, diakses pada tanggal 26 Februari 2016

pukul 09.15.

Belkoui, dan Ahmed Riahi,”Teori Akuntansi”,Edisi Kelima, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Page 121: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

103

Cheng, Eugene C.M, dan Courtenay, Stephen M, “Board Composition,

Regulation Regime and Voluntary Disclosure”, The International

Journal of Accounting,Vol. 41,2006.

Chen, J.P Chen dan Jaggi, Bikki, ”Association Between Independent Non-

Executive Directors, Family Control and Financial disclosures in

Hong Kong”, Journal of Accounting and Public Policy”Vol.19,

2000.

Choi, D.S. Frederick, dan Mueller, G. Gerhard,”Akuntansi

Internasional”,Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999.

Choi, Frederick dan Gary, Meek,”Akuntansi Internasional”,Buku 1 Edisi 6,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Chrisman, J.J., Chua, J.H., Steier, L.P., Wright, M., McKnee, D.N.,”An

Agency Theoretic Analysis of Value Creation Through Management

Buy-Outs of Family Firms”,Journal of Family Business Strategy,

Vol. 3, 2012.

Claessens, S., Djankov, S., Fan, J., & Lang, L,” Disentangling the Incentive

and Entrenchmrnt Effect of Large Shareholding”, Jurnal of Finance,

Vol. 57 No. 6, 2002.

Dallas, George,”Governance and Risk. Analytical Hand books for Investors,

Managers, Directors and Stakeholders”,McGraw Hill,New

York,2004.

Darrough, M.N.,”Disclosure Policy and Competition:Cournot vs

Bertrand”,The Accounting Review, Vol. 68 No. 3, 1993.

Dashti Javad, Mohammad M.S., dan Sariush Mohammadi Zanjirani,”The

Impact of Ownership Concentration on The Level of Voluntary

Disclosure of Information in Tehran Stock Exchange Firms”,Indian

Journal of Fundamental and Applied Life Sciences, Vol. 4, 2014.

Elliot, R.K dan Jacobson, P.D,”Costs and Benefits of Business Information

Disclosure”, Accounting Horizonz, Vol. 8 No. 4, 1994.

Eng, L.L., Mak, Y.T.,”Corporate Governance and Voluntary Disclosure”,

Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 22 No. 4, 2003.

Fatemeh, S.N., dan Mansour Garkar,”Correlation Between Ownership

Concentration, Voluntary Disclosure, and Information Asymmetry in

Companies Listed on the Stock Exchange”, Kuwait Chapter of

Page 122: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

104

Arabian Journal of Business and Management Review, Vol. 4 No. 1, 2014.

Gantyowati Evi dan Nugraheni Lenna Rossa,”The Impact of Financial

Distress Status and Corporate Governance Structures on the Level of

Voluntary Disclosure within Annual Reports of Firms”, Journal of

Modern Accounting and Auditing, Vol. 10 No. 4, 2014.

Ghozali, Imam,”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21”,Edisi 7 Cetakan VII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Semarang, 2013.

Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, & Scott

Holmes,”Accounting Theory”, 7th Ed. John Wiley & Sons, Inc,

2010.

Hadi,N.dan A.Sabeni, “Analysis of Factors Affecting The Extent of

Voluntary Disclosure in The Annual Report of Public Company

Firms in Jakarta Stock Exchange,” Jurnal Maksi Vol.1, 2002.

Hamid, Abdul,”Panduan Penulisan Skripsi”,Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Jakarta, 2012.

Haniffa, R.M dan Cooke, T.E.,”Culture, Corporate Governance and

Disclosure in Malaysian Corporation”, Presented at the Asian AAA

World Conference in Singapore, Vol. 38 No. 3, 2002.

Hardiningsih, Pancawati,”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Voluntary Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan”, Jurnal Bisnis

dan Ekonomi Vol. 15 No. 1, 2008.

Haely, M.P dan Krishna G. Palepu,”Information Asymmetry, Corporate

Disclosure and The Capital Market: a review of the empirical

disclosure literature”, Journal of Accounting and Economics, Vol.

31, 2001.

Healy, P.M., dan Palepu, K.G.,”The Effect of Firms Financial Disclosure

Strategies on Stock Prices”, Accounting Horizons, Vol. 7 No. 1,

1993.

Henderson, Scott, Graham Pearson, dan Kate Harris,”Financial Accounting

Theory”, Pearson Education Australia, Australia, 2004.

Hendriksen, Eldon dan Michael Van Breda,”Teori Akunting”,Edisi Kelima,

Penerbit Interaksara, Jakarta, 2002.

Page 123: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

105

Hermawan, Ancella, A., “Pengaruh Efektivitas Dewan Komisaris dan Komite

Audit, Kepemilikan Keluarga, dan Peran Monitoring Bank Terhadap

Kandungan Informasi Laba”, Disertasi Universitas Indonesia, 2009.

Hossain, M dan Hammami, H.,”Voluntary Disclosure in the Annual Reports

of an Emerging Country, the case of Qatar”, Advances in Accounting

Incoporating Advances in International Accounting, 2009.

Hossain, M dan Reaz, M.,”Determinants and Characteristics of Voluntary

Disclosure by Indian Banking Companies”,Corporate Social

Responsibility and Environment Management, Vol. 14 No. 5, 2007.

Ho, S.M., dan Wong, K.S,”A Study of a Relationship Between Corporate

Governance Structures and The Extent of Voluntary

Disclosure”,Journal of International Accounting, Auditing and

Taxation, Vol. 10, 2001.

Hubert, Ooghe and Tine De Langhe,”The Anglo-American versus the

Continental European Corporate Governance Model: Empirical

Evidence of Board Composition in Belgium”, European Business

Review,Vol.14 No.6, 2002.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supamo,”Metodologi Penelitian

Bisnis”,BPEE,Yogyakarta, 2002.

Istanti, Sri Layla Wahyu,”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Sukarela Modal Intelektual (Tesis)”, Program Pasca

SarjanaUniversitas Diponegoro, 2009.

Jeanjean, Thomas dan Stolowy, Herve,”Determinants of Boardmembers

Financial Expertise Empirical Evidence from France”,The

International Journal of Accounting, Vol. 44, 2009.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling,”Theory of the Firm:

Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership”, Journal of

Financial Economics, Vol. 3, 1976.

Jiang, Haiyan., Habib, Ahsan dan Hu Baiding,”Ownership Concentration,

Voluntary Disclosure and Information Asymmetry in New

Zealand”,The British Accounting Review,Vol. 43, 2011.

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal-LK Nomor: KEP-

431/BL/2012 Tanggal 1 Agustus 2012.

La Porta, R., Lopez-de-Silanes, F., Shleifer, A., & Vishny, R.,”Corporate

Ownership Around the World”, Journal of Finance, Vol. 54, 1999.

Page 124: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

106

Mohamed, A.K, Basuony, Ehab, K.A. Mohamed,”Board Composition,

Ownership Concentration, And Voluntary Internet Disclosure By

MSM-Listed Companies”,Corporate Board: Role, Duties &

Composition, Vol. 10 No. 1, 2014.

Nuryaman,”Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan

Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan

Sukarela”,Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 6 No. 1,

2009.

Omar, Bilal. dan Simon, Jo,”Corporate Aggregate Disclosure Practices in

Jordan”,Advances in Accounting, Incorporating advances in

International Accounting, Vol. 27, 2011.

Rodoni, Ahmad dan Ali, Herni,”Manajemen Keuangan, Edisi pertama”,

Mitra Wacana Media, Jakarta,2010.

Sarwono, Jonathan dan Ely Suhayati,”Riset Akuntansi Menggunakan

SPSS”,Edisi 1, Graha Ilmu: Yogyakarta, 2010.

Sehar, Najm-Ul, Bilal dan Tufail Sumaira,”Determinants of Voluntary

Disclosure in Annual Report: A Case Study of Pakistan”, Academy

of Business and Scientific Research, Vol. 2 No. 2, 2013.

Shinta,N.P, dan Ahmar, N, “ Eksplorasi Struktur Kepemilikan Saham Publik

di Indonesia Tahun 2004-2008”,The Indonesian Accounting

Review,Vol.1 No. 2, 2011.

Soemarso, S.R, “Akuntansi Suatu Pengantar”,Buku Dua, Salemba Empat,

Jakarta, 2003.

Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto,”Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap

Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Jurnal

Fakultas Ekonomi, Vol 2, 2007.

Sun, Y., Yi, Y., Lin, B,”Board Independence, Internal Information

Environment and Voluntary Disclosure of Auditor’s Reports on

Internal Control”, China Journal of Accounting Research, Vol. 5,

2012.

Suwardjono, Teori Akuntansi : Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi

Ketiga, BPFE Yogyakarta, 2008.

Stolowy, H., dan Lebas, M.J.,”Financial Accounting and Reporting: A Global

Page 125: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

107

Perspective”,Thomson Learning, London, 2004.

Taman, Abdullah dan Billy Agung Nugroho, “Determinan Kualitas

Implementasi Corporate Governance Pada Perusahaan Yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2004-2008”,Jurnal

Universitas Negeri Yogyakarta, 2010.

Todd, R dan Sherman, R.,”International Financial Statement Analysis In

F.D.S Choi (Ed)”,Handbook of International Accounting, New

York: Wiley Chapter 9, 1991.

Undang-undang Republik Indonesia tentang Perseroan Terbatas No. 40

Tahun 2007.

Verrenchia, R.E.,”Essays on Disclosure”, Journal of Accounting and

Economics, Vol. 32, 2001.

Wijaya, Ari,”Mekanisme Corporate Governance Pada Perusahaan Yang

Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially Distressed Firms)”

Universitas Pembangunan Veteran Jakarta.

Page 126: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

108

LAMPIRAN 1

Page 127: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

109

Lampiran 1

Nama Perusahaan Perbankan

No Daftar Bank Kode

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO

2 Bank MNC International Tbk BABP

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA

4 Bank Central Asia BBCA

5 Bank Bukopin Tbk BBKP

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN

11 Bank Mutiara Tbk BCIC

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII

21 Bank Permata Tbk BNLI

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN

25 Bank Victoria International Tbk BVIC

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA

27 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR

28 Bank Mega Tbk MEGA

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS

33 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk SDRA

Sumber : Data Diolah

Page 128: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

110

Lampiran 2

Cheklist Pengungkapan Adaptasi dari Chekclist Hossain dan Reaz (2007), Sehar et al.

(2013) dan Barros et al (2013) Berdasarkan Penyesuaian dari Peraturan

Bapepam Nomor KEP-431/BL/2012

A. Corporate strategy

1 Management's objectives and strategies/statement of corporate goals or

objectives (a)

2 Future strategy, information of future expansion (capital expenditures)/

general development of business (a)

B. Corporate Governance

3 Are the independent directors well defined? (a)

4 Directors’ engagement/directorship of other companies (a)

5 Duration of belonging to the company (c)

6 Number of shareholders belonging to the board of directors (c)

7 Details of CEO’s contact address (a)

8 Picture of all directors/board of directors (a)

C. Financial Performance

9 Brief discussion and analysis of a bank’s financial position (b)

10 Qualitative forecast of earnings (c)

11 Risk-weighted assets (ATMR) (a)

12 Total liquid assets to assets ratio (a)

13 Cost-to-income ratio (a)

14 Loan to deposit ratio (LDR) (a)

15 Dividend per share (b)

D. Risk Management

16 Information on risk management committee (b)

17 Information on risk management structure (a)

18 Information on credit risk management structure (a)

19 Narrative discussions on risk assets, risk measurement and monitoring (b)

20 Quantitative information on gross loan positions (a)

21 Information on assets–liability management committee (b)

22 Disclosure of credit rating system/process (b)

23 General descriptions of market risk segments (a)

24 Maturity information about deposits and other liabilities (a)

E. Accounting Policy Review

25 Discussion on accounting policy (a)

26 Disclosure of accounting standards uses for its accounts (a)

F. Key Non-Financial Statistics

27 Age of key employee (a)

28 Number of employees by sex (c)

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 129: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

111

Lampiran 2 (lanjutan)

29 Details of branch location (a)

30 Number of branch (a)

31 Information on ATM (a)

31 Location of ATM and their address (a)

33 List of top five shareholders of the bank (a)

G. Corporate Social Disclosure

34 Information on donations to charitable organizations (b)

35 Information on social banking activities/banking for the society (a)

H. Others

36 Online banking facilities (a)

37 Information on credit card business (a)

38 Information on welfare of employees (a)

39 Graphical presentation of performance indicators (b)

40 Related party disclosure (b)

Keterangan : (a). Hossain dan Reaz (2007)

(b). Sehar et al (2013)

(c). Barros et al (2013)

Page 130: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

112

Lampiran 3

Daftar Pertanyaan Skoring Efektifitas Komite Audit

Penilaian dikembangkan Oleh Hermawan ( 2009 )

BAGIAN I AKTIVITAS Good Fair Poor

1. Apakah komite audit mengevaluasi internal control p

perusahaan

Jika komite audit mengevaluasi internal kontrol maka bernilai

3 "good", jika tidak maka bernilai 1 "poor".

2. Apakah komite audit mengusulkan auditor eksternal

Jika komite audit mengusulkan auditor eksternal perusahaan,

maka bernilai 3 "good", jika tidak maka bernilai 1 "poor".

3. Apakah komite audit melakukan review atas laporan

keuangan

Jika komite audit mereview laporan keuangan perusahaan,

maka bernilai 3 "good", jika tidak maka bernilai 1 "poor".

4. Apakah komite audit mereview masalah legal perusahaan

Jika komite audit mereview masalah legal perusahaan, maka

bernilai 3 "good", jika tidak maka bernilai 1 "poor".

5. Apakah komite audit menyusun laporan komite audit

Jika komite audit menyusun laporan komite audit perusahaan,

maka bernilai 3 "good", jika tidak maka bernilai 1 "poor".

6. Jumlah rapat dewan komite audit

Jika rapat komite audit dalam setahun lebih dari 6 kali, maka

perusahaan bernilai 3 "good", jika rapat diadakan antara 3-6

kali maka perusahaan bernilai 2 "fair", jika kurang dari 3

maka

bernilai 1 "poor".

7. Tingkat kehadiran komite audit dalam rapatnya

Jika tingkat kehadiran rapat anggota komite audit adalah

80%

maka perusahaan bernilai 3 "good", jika tingkat kehadiran

diantara 70%-80% maka perusahaan bernilai 2 "fair", jika

kurang dari 70% maka perusahaan bernilai 1 "poor".

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 131: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

113

Lampiran 3 (lanjutan)

BAGIAN I AKTIVITAS Good Fair Poor

8. Apakah Komite audit membahas hal berikut dalam laporan

komite audit:

a. Ruang lingkup komite audit ( 1 jika ada dan 0 jika tidak ada

)

b. Keakuratan laporan keuangan ( 1 jika ada dan 0 jika tidak

ada )

c. Cost-effectiveness ( 1 jika ada dan 0 jika tidak ada )

d. Independensi komite audit ( 1 jika ada dan 0 jika tidak ada )

e. Objektifitas komite audit ( 1 jika ada dan 0 jika tidak ada )

Jika skor kelima pertanyaan diatas adalah 5, maka

perusahaan

berilai 3 "good", jika nol atau tidak ada yang terpenuhi maka

bernilai 1 "poor", jika kurang dari 5 bernilai 2 "fair".

BAGIAN II JUMLAH ( SIZE ) Good Fair Poor

9. Jumlah Komite Audit Perusahaan

Jika jumlah komite audit perusahaan >3 maka perusahaan

bernilai 3 "good", jika jumlahnya diantara 2-3 maka bernilai

2

"fair", jika kurang dari 2 maka bernilai 1 "poor".

BAGIAN III KOMPETENSI Good Fair Poor

10. Jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang

akuntansi

Jika >1 anggota komite audit yang memiliki latar belakang

akuntansi, maka perusahaan bernilai 3 "good", jika hanya 1

yang

memiliki latar belakang akuntansi maka perusahaan bernilai 2

"fair", jika tidak ada anggota yang memiliki latar belakang

akuntansi maka perusahaan bernilai 1 "poor".

11. Umur setiap anggota komite audit ( 0 jika tidak terdapat

info)

Jika rata-rata umur anggota komite audit >40 tahun, maka

perusahaan bernilai 3 "good", jika rata-rata umur komite

auditnya antara 30-40 tahun, maka bernilai 2 "fair", jika

kurang dari 30 tahun maka bernilai 1 "poor".

Page 132: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

114

Kriteria Penetapan Nilai untuk Masing-masing Pertanyaan pada Scoring

Efektivitas Komite Audit Berdasarkan Penelitian Hermawan (2009)

A. Aktivitas Komite Audit

Pelaksanaan tanggung jawab komite audit. Tanggung jawab

komite audit tersebut merupakan tanggung jawab yang telah

ditetapkan oleh BEI dan Bapepam-LK, yaitu:

1 Evaluasi komite audit atas pengendalian internal perusahaan.

2 Pengajuan usulan auditor eksternal dalam proses penunjukkan

auditor eksternal.

3 Penelaahan atas laporan keuangan perusahaan.

4 Evaluasi atas kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

5 Menyiapkan laporan komite audit yang lengkap untuk

pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.

Kriteria penelitian untuk setiap poin tanggung jawab komite audit.

Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit telah

melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut.

Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit telah

melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut.

6 Jumlah rapat komite audit yang diakukan dalam satu tahun.

Dengan semakin banyak rapat yang dilakukan oleh komite audit

untuk keperluan pembahasan hal-hal yang terkait dengan tugas

komite audit, maka komite audit dapat menjalankan tugasnya

dengan lebih efektif, terutama dalam menelaah laporan keuangan.

Kriteria penilaian:

Good : apabila jumlah rapat yang diadakan oleh komite audit lebih

dari 6 (enam) kali dalam setahun.

Fair : apabila jumlah rapat yang diadakan oleh komite audit sebanyak

4 (empat) hingga 6 (enam) kali dalam setahun.

Poor : apabila jumlah rapat yang diadakan oleh komite audit kurang

dari 4 (empat) kali dalam setahun atau perusahaan tidak memberikan

informasi.

7 Tingkat kehadiran dari anggota komite audit dalam rapat yang

diadakan komite audit selama setahun. Tingkat kehadiran ini

menggambarkan keaktifan komite audit dalam menjalankan

tanggung jawabnya di perusahaan. Kriteria penilaian:

Good : apabila rata-rata tingkat kehadiran anggota komite audit pada

rapat yang diadakan oleh komite audit lebih dari 80%.

Fair : apabila rata-rata tingkat kehadiran anggota komite audit pada

rapat yang diadakan oleh komite audit 70%-80%.

Poor : apabila rata-rata tingkat kehadiran anggota komite audit pada

rapat yang diadakan oleh komite audit kurang dari 70% atau

perusahaan tidak memberikan informasi.

8 Komite audit mengevaluasi scope, akurasi, efektivitas biaya,

independensi dan objektifitas auditor eksternal. Salah satu fungsi

Page 133: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

115

komite audit adalah memastikan bahwa auditor eksternal telah

melakukan proses audit secara memadai. Kriteria penilaian:

Good : apabila komite audit telah melakukan evaluasi terhadap

seluruh faktor dari auditor eksternal.

Fair : apabila komite audit hanya melakukan evaluasi terhadap

sebagian faktor dari auditor eksternal.

Poor : apabila komite audit tidak melakukan evaluasi terhadap seluruh

faktor dari auditor eksternal atau perusahaan tidak memberikan

informasi pada laporan tahunannya.

B. Jumlah Anggota Komite Audit

9 Jumlah anggota dari komite audit. Menurut ketentuan BEI dan

Bapepam-LK, jumlah anggota komite audit minimal 3 orang.

Semakin banyak jumlah anggota komite audit, maka semakin

efektif tugas yang dapat dijalankan oleh komite audit. Kriteria

penilaian:

Good : apabila jumlah anggota komite audit lebih dari 3 orang.

Fair : apabila jumlah anggota komite audit adalah 3 orang.

Poor : apabila jumlah anggota komite audit kurang dari 3 orang.

C. Kompetensi Komite Audit

10 Jumlah proporsi anggota komite audit yang memiliki latar

belakang pengetahuan di bidang akuntansi. Dengan dimilikinya

pengetahuan di bidang akuntansi tersbeut, diharapkan komite audit

dapat menjalankan tugasnya dalam mengevaluasi kinerja

keuangan perusahaan dengan sangat baik dan efektif. Kriteria

penilaian:

Good : apabila anggota komite audit yang memiliki latar belakang

pendidikan atau pengetahuan di bidang akuntansi lebih dari 1 orang.

Fair : apabila anggota komite audit yang memiliki latar belakang

pendidikan atau pengetahuan di bidang akuntansi sebanyak 1 orang.

Poor : apabila tidak ada anggota komite audit yang memiliki latar

belakang pendidikan atau pengetahuan di bidang akuntansi atau

perusahaan tidak memberikan informasi.

11 Rata-rata umur anggota komite audit. Hal ini berhubungan dengan

pengalaman dan kemampuan setiap anggota komite audit.

Semakin tua seorang anggota komite audit, diharapkan anggota

tersebut memiliki pengalaman dan kemampuan yang lebih baik

dalam menjalankan tugasnya. Kriteria penilaian:

Good : apabila rata-rata umur anggota komite audit diatas 40 tahun.

Fair : apabila rata-rata umur anggota komite audit antara 30-40

tahun.

Poor : apabila rata-rata umur anggota komite audit dibawah 30

tahun.

Page 134: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

116

LAMPIRAN 2

Page 135: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

117

Lampiran 4

Hasil Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 0,475 0,575 0,55

2 Bank MNC International Tbk BABP 0,6 0,525 -

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 0,5 0,5 0,5

4 Bank Central Asia BBCA 0,625 0,6 0,675

5 Bank Bukopin Tbk BBKP 0,65 0,65 0,625

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD 0,475 0,475 0,6

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 0,625 0,7 0,7

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 0,575 0,6 0,6

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,6 0,65 0,65

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 0,675 0,65 0,7

11 Bank Mutiara Tbk BCIC 0,6 0,625 -

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0,75 0,725 -

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS - - -

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA 0,475 0,55 0,475

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 0,6 0,65 0,65

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW 0,5 0,5 0,525

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS 0,375 0,475 0,575

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,6 0,725 0,725

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 0,775 0,775 0,575

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 0,75 0,775 -

21 Bank Permata Tbk BNLI 0,65 0,675 0,675

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 136: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

118

Lampiran 4 (lanjutan)

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM - 0,675 0,675

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD - 0,525 -

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 0,55 0,575 0,575

25 Bank Victoria International Tbk BVIC 0,6 0,6 0,65

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA - 0,425 0,425

27 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR 0,55 0,525 -

28 Bank Mega Tbk MEGA - - -

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP 0,675 0,7 0,7

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU 0,55 0,55 0,55

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0,675 0,675 0,675

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS 0,375 0,525 0,525

33 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk SDRA 0,525 0,525 0,525

Sumber : Data Diolah

Page 137: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

119

Lampiran 5

Hasil Perhitungan Komposisi Dewan Komisaris

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 0,5 0,5 0,6

2 Bank MNC International Tbk BABP 0,75 0,5 -

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 0,667 0,667 0,667

4 Bank Central Asia BBCA 0,6 0,6 0,6

5 Bank Bukopin Tbk BBKP 0,4 0,6 0,5

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD 0,5 0,5 0,5

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 0,571 0,571 0,5

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 0,5 0,5 0,5

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,375 0,5 0,714

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 0,3 0,333 0,5

11 Bank Mutiara Tbk BCIC 0,667 0,667 -

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0,5 0,5 -

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS - - -

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA 0,667 0,667 0,667

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 0,667 0,667 0,571

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW 0,5 0,5 0,5

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS 0,333 0,667 0,667

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,6 0,571 0,714

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 0,5 0,5 0,5

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 0,571 0,5 -

21 Bank Permata Tbk BNLI 0,556 0,5 0,5

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM - - 0,667

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD - 0,6 -

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 0,5 0,5 0,333

25 Bank Victoria International Tbk BVIC 0,75 0,75 0,75

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA - 0,6 0,6

27 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR 0,5 0,667 -

28 Bank Mega Tbk MEGA - - -

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP 0,5 0,5 0,5

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU 0,667 0,667 0,667

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0,5 0,5 0,6

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS 0,667 0,667 0,667

33

Bank Woori Saudara Indonesia 1906

Tbk SDRA 0,667 0,667 0,75

Sumber : Data Diolah

Page 138: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

120

Lampiran 6

Hasil Perhitungan Efektifitas Komite Audit

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 0,697 0,727 0,788

2 Bank MNC International Tbk BABP 0,939 0,879 -

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 0,727 0,758 0,758

4 Bank Central Asia BBCA 0,667 0,909 0,909

5 Bank Bukopin Tbk BBKP 0,879 0,879 0,727

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD 0,636 0,576 0,818

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 0,97 0,97 0,97

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 0,758 0,879 0,939

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,818 0,818 0,909

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 0,879 0,818 0,788

11 Bank Mutiara Tbk BCIC 0,848 0,636 -

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0,848 0,848 -

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS - - -

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA 0,636 0,667 0,636

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 0,909 0,939 0,909

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW 0,697 0,667 0,848

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS 0,364 0,606 0,636

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,606 0,636 0,758

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 0,879 0,939 0,879

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 0,818 0,879 -

21 Bank Permata Tbk BNLI 0,818 0,879 0,879

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM - - 0,788

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD - 0,333 -

24

Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk BTPN 0,909 0,939 0,909

25 Bank Victoria International Tbk BVIC 0,667 0,879 0,848

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA - 0,879 0,758

27

Bank Windu Kentjana International

Tbk MCOR 0,485 0,515 -

28 Bank Mega Tbk MEGA - - -

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP 0,939 0,939 0,97

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU 0,515 0,727 0,879

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0,909 0,848 0,879

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS 0,576 0,515 0,576

33

Bank Woori Saudara Indonesia 1906

Tbk SDRA 0,818 0,818 0,818

Sumber : Data Diolah

Page 139: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

121

Lampiran 7

Hasil Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 0,798 0,804 0,804

2 Bank MNC International Tbk BABP 0,699 0,699 -

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 0,388 0,388 0,459

4 Bank Central Asia BBCA 0,504 0,508 0,508

5 Bank Bukopin Tbk BBKP 0,393 0,371 0,402

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD 0,999 0,894 0,894

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 0,588 0,588 0,588

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 0,603 0,662 0,662

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,568 0,568 0,568

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 0,614 0,601 0,601

11 Bank Mutiara Tbk BCIC 1 1 -

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0,674 0,674 -

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS - - -

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA 0,99 0,802 0,038

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 0,383 0,383 0,383

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW 0,696 0,696 0,826

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS 0,846 0,677 0,677

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,6 0,6 0,6

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 0,969 0,969 0,969

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 0,835 0,848 -

21 Bank Permata Tbk BNLI 0,447 0,447 0,447

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM - - 0,534

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD - 0,76 -

24

Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk BTPN 0,579 0,41 0,4

25 Bank Victoria International Tbk BVIC 0,349 0,347 0,394

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA - 0,224 0,224

27

Bank Windu Kentjana International

Tbk MCOR 0,668 0,667 -

28 Bank Mega Tbk MEGA - - -

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP 0,851 0,851 0,851

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU 0,503 0,241 0,232

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0,459 0,46 0,46

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS 1 1 0,521

33

Bank Woori Saudara Indonesia 1906

Tbk SDRA 0,529 0,529 0,72

Sumber : Data Diolah

Page 140: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

122

Lampiran 8

Hasil Perhitungan Financial Distress

No Daftar Bank Kode

NPL 1 (Tidak Sehat) = > 5%

NPL 0 (Sehat) = < 5%

2012 2013 2014

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 3,68% 0 2,27% 0 3,68% 0

2 Bank MNC International Tbk BABP 5,78% 1 4,88% 0 - -

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 2,11% 0 0,37% 0 0,34% 0

4 Bank Central Asia BBCA 0,38% 0 0,44% 0 0,60% 0

5 Bank Bukopin Tbk BBKP 2,23% 0 2,43% 0 2,77% 0

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD 2,28% 0 2,16% 0 2,16% 0

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 2,81% 0 2,17% 0 1,96% 0

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 0,97% 0 0,92% 0 1,86% 0

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 1,78% 0 1,55% 0 1,69% 0

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 4,22% 0 4,05% 0 4,01% 0

11 Bank Mutiara Tbk BCIC 3,90% 0 12,28% 1 - -

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 2,62% 0 2,03% 0 - -

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS - - - - - -

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA 0,36% 0 0,38% 0 0,80% 0

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 2,07% 0 2,83% 0 4,15% 0

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW 0,73% 0 0,23% 0 0,31% 0

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS 0,24% 0 0,61% 0 0,71% 0

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 1,74% 0 1,60% 0 1,66% 0

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 2,73% 0 3,34% 0 4,95% 0

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 141: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

123

Lampiran 8 (lanjutan)

No Daftar Bank Kode

NPL 1 (Tidak Sehat) = > 5%

NPL 0 (Sehat) = < 5%

2012 2013 2014

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 1,70% 0 2,11% 0 - -

21 Bank Permata Tbk BNLI 1,37% 0 1,04% 0 1,70% 0

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM - - - - 3,00% 0

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD - - 1,60% 0 - -

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 0,58% 0 0,67% 0 0,70% 0

25 Bank Victoria International Tbk BVIC 2,30% 0 0,70% 0 3,52% 0

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA - - 1,04% 0 1,46% 0

27 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR 1,98% 0 1,69% 0 - -

28 Bank Mega Tbk MEGA - - - - - -

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP 0,91% 0 0,73% 0 1,30% 0

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU 0% 0 0% 0 0% 0

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 1,69% 0 3,56% 0 4,36% 0

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS 1,70% 0 1,80% 0 1,74% 0

33 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk SDRA 0,65% 0 0,48% 0 2,51% 0

Sumber : Data Diolah

Page 142: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

124

Lampiran 9

Hasil Perhitungan Assets in Place

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

1 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO 0,002593 0,005633 0,007804

2 Bank MNC International Tbk BABP 0,008511 0,004345 -

3 Bank Capital Indonesia Tbk BACA 0,026288 0,023425 0,019389

4 Bank Central Asia BBCA 0,014537 0,015079 0,015957

5 Bank Bukopin Tbk BBKP 0,008755 0,010833 0,011533

6 Bank Mestika Dharma Tbk BBMD 0,012798 0,013747 0,012975

7 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 0,013734 0,01426 0,014936

8 Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 0,004385 0,003558 0,003268

9 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,005086 0,006344 0,007379

10 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 0,014164 0,011609 0,010295

11 Bank Mutiara Tbk BCIC 0,012786 0,014633 -

12 Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 0,013452 0,011937 -

13 Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS - - -

14 Bank Ina Perdana Tbk BINA 0,002402 0,001264 0,000523

15 Bank Jabar Banten Tbk BJBR 0,010374 0,009852 0,013778

16 Bank QNB Indonesia Tbk BKSW 0,025471 0,010068 0,005501

17 Bank Maspion Indonesia Tbk BMAS 0,020488 0,016752 0,018647

18 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,011017 0,010429 0,010443

19 Bank CIMB Niaga Tbk BNGA 0,008411 0,009448 0,010658

20 Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 0,008797 0,007887 -

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 143: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

125

Lampiran 9 (lanjutan)

No Daftar Bank Kode 2012 2013 2014

21 Bank Permata Tbk BNLI 0,005685 0,006932 0,006093

22 Bank Sinar Mas Tbk BSIM - - 0,027473

23 Bank of India Indonesia Tbk BSWD - 0,005581 -

24 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 0,010923 0,010839 0,009728

25 Bank Victoria International Tbk BVIC 0,013752 0,012045 0,010658

26 Bank Mayapada International Tbk MAYA - 0,023038 0,015965

27 Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR 0,017693 0,013967 -

28 Bank Mega Tbk MEGA - - -

29 Bank OCBC NISP Tbk NISP 0,010128 0,008593 0,009572

30 Bank Nationalnobu Tbk NOBU 0,001671 0,003698 0,00509

31 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0,01421 0,014878 0,014497

32 Bank Panin Syariah Tbk PNBS 0,011568 0,007039 0,00481

33 Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk SDRA 0,017296 0,0181 0,01903

Sumber : Data Diolah

Page 144: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

126

LAMPIRAN 3

Page 145: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

127

Hasil Output SPSS

A. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VD 83 ,38 ,78 ,5976 ,09318

KDK 83 ,30 ,75 ,5683 ,10350

KA 83 ,33 ,97 ,7853 ,14395

KK 83 ,22 1,00 ,6221 ,21157

FD 83 0 1 ,02 ,154

AIP 83 ,001 ,026 ,01108 ,005513

Valid N (listwise) 83

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram

Page 146: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

128

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 83

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,07428122

Most Extreme

Differences

Absolute ,073

Positive ,073

Negative -,057

Test Statistic ,073

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

2. Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant) KDK ,853 1,172

KA ,891 1,122

KK ,829 1,206

FD ,898 1,113

AIP ,969 1,032

a. Dependent Variable: VD

Page 147: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

129

3. Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,073 ,050 1,468 ,146

KDK -,021 ,047 -,053 -,442 ,660

KA -,026 ,033 -,094 -,795 ,429

KK ,031 ,023 ,164 1,340 ,184

FD -,003 ,031 -,010 -,082 ,935

AIP ,141 ,830 ,019 ,170 ,866

a. Dependent Variable: ABS_RES

4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,604a ,365 ,323 ,07666 1,962

a. Predictors: (Constant), AIP, FD, KA, KDK, KK

C. Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 ,604a ,365 ,323 ,07666

a. Predictors: (Constant), AIP, FD, KA, KDK, KK

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVA

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,260 5 ,052 8,835

,00

0b

Residual ,452 77 ,006

Total ,712 82 a. Dependent Variable: VD b. Predictors: (Constant), AIP, FD, KA, KDK, KK

Page 148: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

130

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,349 ,094 3,715 ,000

KDK -,083 ,089 -,092 -,936 ,352

KA ,366 ,062 ,566 5,882 ,000

KK ,051 ,044 ,117 1,170 ,245

FD ,015 ,058 ,025 ,265 ,792

AIP -2,236 1,560 -,132 -1,433 ,156

a. Dependent Variable : VD

Page 149: Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Efektivitas Komite Audit, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35666... · 2017. 8. 22. · Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris,

vi