pencernaan ayam

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Proses pencernaan dibagi menjadi dua yaitu pencernaan secara mekanik dan kimiawi (Wandy, 2012). Proses pencernaan secara mekanik yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Poses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Sedangkan Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Selain itu, sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar (Suwiti, 2013). Unggas adalah bangsa burung yang bulunya ditutpi oleh bulu missalnya ayam, itik dan jenis burung lainnya. Secara garis besar, system pencernaan pada unggas hampir sama dengan hewannya lainnya. Akan tetapi,perbedaan paling mencolok terlihat pada lambungnya yang dibagi dua menjadi proventrikulus dan ventrikulus. 1.2 Rumusan Masalah 1

Upload: lulaby085736662655

Post on 25-Sep-2015

61 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

fisiologi veteriner

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Proses pencernaan dibagi menjadi dua yaitu pencernaan secara mekanik dan kimiawi (Wandy, 2012). Proses pencernaan secara mekanik yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Poses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Sedangkan Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Selain itu, sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar (Suwiti, 2013).Unggas adalah bangsa burung yang bulunya ditutpi oleh bulu missalnya ayam, itik dan jenis burung lainnya. Secara garis besar, system pencernaan pada unggas hampir sama dengan hewannya lainnya. Akan tetapi,perbedaan paling mencolok terlihat pada lambungnya yang dibagi dua menjadi proventrikulus dan ventrikulus.1.2 Rumusan Masalah1. Apa pengertian system percernaan?2. Apa saja saluran percernaan pada unggas?3. Apa saja kelenjar pencernaan pada unggas?4. Apa saja kelainan yang terjadi pada system pencernaan pada unggas?

1.3 Tujuan PenulisanUntuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisiologi Veteriner II serta untuk mengetahui lebih dalam mengenai system pencernaan pada unggas agar mahasiswa khususnya Fakultas Kedokteran Hewan dapat mengetahui proses pencernaan pada unggas dan dapat mendiagnosa penyakit atau gangguan yang terjadi pada system tersebut.1.4 Manfaat PenulisanMetode yang digunakan dalam penulisan paper ini adalah dengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu penulis mencari materi dari berbagai literature seperti buku dan internet.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Pencernaan diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut sehingga diabsorbsi (Pradana, 2012). Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar (Suwiti, 2013). Proses pencernaan dibagi menjadi dua yaitu pencernaan secara mekanik dan kimiawi (Wandy, 2012). Proses pencernaan secara mekanik yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus. Poses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Sedangkan Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis) yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.2.2 Saluran Pencernaan Pada UnggasSaluran pencernaan adalah suatu saluran panjang yang berliku-liku yang mulai dari mulut dan berakhir pada dubur (anus). Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai tempat pakan ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan tempat pakan sisa yang dikeluarkan (Kamal, dalam Pradana, 2012). Gerakan peristaltik pada saluran pencernaan, menyebabkan makanan dapat bergerak ke belakang sedangkan gerakan anti peristaltik dapat ditunjukkan seperti peristiwa muntah pada hewan (Suwiti, 2013). Berikut adalah saluran percernaan pada hewan:2.2.1 Mulut/ParuhMulut unggas umumnya disebut dengan paruh. Paruh terdiri atas empat lapis: tulang, kutis, sub kutis dan epidermis yang betanduk (Suwiti, 2013). Fungsi utamanya untuk memegang, menyobek, memecahkan makanan atau mangsanya (Haqqi, 2009). Unggas tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel (Pradana, 2012). Karena tidak memiliki gigi maka proses mastikasi pada unggas tidak terjadi.Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke oesophagus (Pradana, 2012).Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa saliva unggas mengandung amylase dan sedikit lipase (Pradana,2012). Saliva dalam jumlah sedikit dikeluarkan dalam mulut untuk membantu pada proses penelanan. Makanan selama dalam mulut tidak terjadi mastikasi, karena makanan lewat dengan cepat masuk lewat oesophagus ( gullet ).

Gambar 1. Paruh2.2.2 PharynkFaring merupakan organ yang berada di dalam leher yaitu pada pangkal esofagus yang berfungsi sebagai katup antara esophagus dengan mulut yang berkaitan dengan sistem pencernaan makanan. Akan tetapi, pada sebagian besar unggas, rongga mulut dan pharynk menjadi satu yang disebut oropharynk.2.2.3 EsopagusOesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Esophagus merupakan kelenjar mukosa atau hanya sebagai penyalur makanan ke ingluvies (Siswanto, 2013).

Gambar 2. Esofagus

2.2.4 Tembolok/CropTembolok/crop merupakan organ/saluran pencernaan yang hanya dimiliki oleh unggas. Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus dan pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan (Pradana, 2012). Tembolok ini berfungsi sebagai tempat penampung atau penyimpan makanan sememntara sebelum dibawa ke proventrikulus dan tembolok jagu merupakan tempat terjadinya proses fermentasi.Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman karena pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Pradana, 2012). Di samping itu terdapat beberapa bakteri yang aktif yang dapat menghasilkan asam organik, yaitu asam asetat dan asam laktat (Haqqi, 2009).

Gambar 3. Tembolok2.2.5 ProventrikulusProventriculus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal). Proventrikulus biasa disebut lambung kelenjar karena disini terjadi proses pencernaan secara enzimatis karena dinding proventrikulus akan menyekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berperan dalam proses pengasaman dan pemecahan protein. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Pradana, 2012). Di bagian dalam sinus kelenjar membentuk sinus koligentes yang berfungsi menampung sekreta dari kelenjar yang tersusun radier (Suwiti, 2013).Pada proventrikulus makanan berjalan cepat menuju ke ventrikulus sehingga proses pengasama dan pemecahan protein hanya sedikit terjadi.

Gambar 4. Proventrikulus2.2.6 Ventrikulus (GizzardVentrikulus berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum. Besar kecilnya ventrikulus dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila unggas dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka ventrikulus akan lisut sedangkan pada burung biji-bijian makan ventrikulusnya relatif lebih besar.Ventrikulus disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas dari intestine. Ventrikulus mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal. Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit.Fungsi ventrikulus adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam. Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam ventrikulus sehingga dapat masuk ke saluran intestine.Dihasilkan koilin suatu komplex protein/polisakarida yang mengeras bila kontak dg asam dr proventrikulus (Siswanto, 2013).

Gambar 5. Ventrikulus2.2.7 Usus halusUsus halus memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum.2.2.7.1 Duodenum Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik (Pradana, 2012). Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berperan dalam memecah karbohidrat oleh amylase, memecah lemak oleh lipase dan memecah protein oleh pepsin.

Gambar 6. Duodenum2.2.7.2 JejenumMakanan yang telah diproses secara enzimatis oleh duodenum akan disalurkan ke jejunum dan selanjutnya ke ileum. Pada jejunum ini terjadi penyerapan sari makanan.

Gambar 7. Jejenum2.2.7.3 IleumIleum merupakan penyalur makanan dari usus halus (jejunum) menuju ke caecum. Pada ileum juga terjadi proses penyerapan sari makanan.

Gambar 8. Ileum2.2.8 CaecumCeca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Caecum ini berupa kantong dan sepasang. Peran caecum hampir sama dengan tembolok karena pada caecum juga terjadi proses fermentasi. Selain itu, caecum juga berperan dalam produksi vitamin B serta reabsopsi air.

Gambar 9. Caecum2.2.9 KolonKolon merupakan tempat bermuaranya caecum dan berakhir pada kloaka. Pada kolon ini terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas.

Gambar 10. Kolon2.2.10 KloakaKloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih.Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeumsebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent(Pradana, 2012). Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya . Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur.

Gambar 11. Kloaka

2.3 Kelenjar Pencernaan

Kelenjar pencernaan adalah suatu organ yang dapat menghasilkan enzim ataupun zat lainnya yang dapat membantu proses pencernaan. Kelenjar tersebut berperan membantu proses pencernaan sampai menhasilkan metabolit (Suwiti, 2013). Beberapa kelenjar yang berperan dalam membantu proses pencernaan adalah hati dan pancreas.2.3.1 Hati

Menurut Dellman (1971) hati (hepar) dianggap kelenjar yang paling besar dalam tubuh hewan dan memiliki fungsi banyak. Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister.Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak. Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat (Puspa, 2011).2.3.2 PankreasPancreas merupakan kelenjar kedua yang berperan penting dalam system pencernaan, bahkan lebih penting lagi karena ikut mengatur metabolisme hidrat arang. Pankreas terletak di lipatan duodenum berbentuk seperti daun.Dalam proses pencernaan makanan, pancreas akan menyekresikan cairan/enzim pancreas melalui duktus pankreaticus ke duodenum apabila ada makanan yang melewatinya. Cairan/enzim tersebut berupa amylase, lipase dan pepsin yang berpaeran dalam memecah karbohidrat, lipid dan protein menjadi lebih sederhana.2.4 Gangguan pada Sistem Pencernaan UnggasKecukupan nutrisi tubuh unggas berpengaruh besar terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang berfungsi secara optimal akan mampu memaksimalkan nilai pemanfaatan ransum melalui proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Pada unggas sering terjadi gangguan-gangguan pada saluran pencernaannya baik karena kerusakan salurannya maupun akibat bakteri.2.4.1 Gangguan Akibat Kerusakan Pada Saluran PenceraanGangguan pada saluran pencernaan dapat berpengaruh terhadap penyerapan makanannya yang tidak berjalan baik. Berikut adalah kelainan pada saluran pencernaan unggas:2.4.1.1 Kerusakan jaringan mukosa usus menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan zat nutrisi tidak optimal. Akibatnya terjadi defisiensi nutrisi sehingga pembentukan antibodi terganggu2.4.1.2 Mukosa usus dan seka tonsil merupakan bagian dari sistem kekebalan lokal di saluran pencernaan. Kerusakan kedua organ ini mengakibatkan ayam lebih rentan terinfeksi penyakit lainnya2.4.1.3 Di sepanjang jaringan mukosa usus terdapat jaringan limfoid penghasil antibodi (IgA), dimana IgA tersebut akan terakumulasi di dalam darah. Kerusakan mukosa usus akan mengakibatkan keluarnya plasma dan sel darah merah sehingga kadar IgA, sebagai benteng pertahananan di lapisan permukaan usus pun menurun.2.4.2 Gangguan Pencernaan Akibat BakteriBanyak bakteri yang dapat mengganggu saluran pencernaan makanan baik pada unggas ataupun hewan lainnya. Penyakit seperti necrotic enteritis terutama menyerang usus unggas (ayam), sedangkan penyakit bakterial lain seperti colibacillosis, kolera dan pullorum merusak hampir semua sistem organ dari tubuh unggas, tidak terkecuali organ pencernaan. Berikut penjelasan beberapa penyakit bakterial yang berdampak pada gangguan pencernaan :2.4.2.1Infeksi Bakteri Clostridium sp.Berbagai bakteri Clostridium sp. secara luas banyak terdapat di tanah dan air. Banyak pula spesies Clostridium yang hidup normal dalam saluran pencernaan ayam. Necrotic enteritis (NE) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens tipe A atau C dan menyebabkan kerusakan di saluran percernaan, terutama di usus.2.4.2.2 Infeksi Escherichia coliInfeksi Escherichia coli (E. coli) pada unggas dikenal dengan istilah colibacillosis. Bakteri E.coli merupakan bakteri yang normal hidup pada saluran pencernaan ayam dan dari jumlah tersebut 10-15% merupakan E. coli yang berpotensi menjadi patogen. Colibacillosis dapat berperan sebagai infeksi primer maupun sekunder mengikuti serangan penyakit yang lain, seperti CRD dan korisa. Bakteri E. coli tinggi konsentrasinya di dalam feses yaitu sekitar 106 tiap gram feses. Bakteri E. coli tersebut kemudian menyebar dan mengkontaminasi debu, litter dan air minum. Penyebaran E. coli melalui air minum memang lebih dominan dan menjadi sorotan karena air minum merupakan media yang mudah membawa E. coli masuk ke dalam tubuh ayam.Coligranuloma yang menyerang usus ayam

Infeksi colibacillosis bisa bersifat lokal atau sistemik dengan berbagai bentuk. Bentuk infeksi lokal colibacillosis terdiri dari omphalitis, cellulitis, diare dan salpingitis. Sedangkan bentuk infeksi sistemik colibacillosis terdiri dari colisepticemia, panopthalmitis, meningitis dan coligranuloma. Dari semua bentuk colibacillosis tersebut yang lebih spesifik menyerang saluran pencernaan ialah bentuk diare dan coligranuloma. Salah satu gejala klinis infeksi E. coli pada ayam yang dapat diamati adalah adanya diare berwarna kuning. Gejala klinis tersebut diikuti pula oleh perubahan patologi anatomi, dimana pada colibacillosis bentuk diare ditemukan usus yang mengalami peradangan (enteritis), sedangkan pada coligranuloma ditemukan adanya granuloma (bungkul-bungkul) pada hati, sekum, duodenum dan penggantung usus.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Proses pencernaan dibagi menjadi dua yaitu pencernaan secara mekanik dan kimiawi (Wandy, 2012). Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar (Suwiti, 2013).Saluran pencernaan pada unggas meliputi: paruh, faring, esophagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus, caecum, kolon dan kloaka. Sedangakan kelenjar pencernaannya terdiri atas hati dan pancreas.Gangguan pada saluran pencernaan dapat berpengaruh terhadap penyerapan makanannya yang tidak berjalan baik. Gangguan disebabkan karena kelainan pada saluran pencernaan itu sendiri dan bisa disebabkan oleh bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Suwiti, 2013. Buku Ajar Histologi Veteriner II Sistem Pencernaan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, halaman 1, 31.

Siswanto, 2013. Pencernaan-08. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, slide 63 dan 64.

Puspa Bayu, 2011. Sistem Pencernaan dalam BLOG SUKA-SUKA SISTEM PENCERNAAN.htm.Diakses pada 11 April 2013.

Latieef, 2012. Sistem Pencernaan Ruminansia dan Unggas dalam eeL Latief Sistem Pencernaan Ruminansia dan Unggas.htm. diakses pada 11 April 2013.

Haqqi. 2009. Sistem Pencernaan Unggas dalam haqqi Sistem pencernaan unggas.htm. diakses pada 11 April 2013.Anonim, 2013. Histologi Sistem Pencernaan Unggas dalam HISTOLOGI VETERINER II 3. Histologi Sistem Pencernaan Unggas.htm. diakses 11 April 2013.Pradana Ady Rizky, 2012. Sistem Pencernaan Unggas dalam SISTEM PENCERNAAN UNGGAS RISKY ADI PRADANA.htm. diakses pada 11 April 2013.

16