sistim pencernaan 070309

70
Sistem Pencernaan Dra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari S.Si., M.Si

Upload: zarakbar

Post on 07-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

yhjohjkjjihboj khjikkkkkkkkkkkkkkkkkk

TRANSCRIPT

  • Sistem Pencernaan

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Fungsi :

    Untuk memberi nutrisi, air dan elektrolit secara

    terus menerus

    Proses Pencernaan Dasar :

    1. Motilitas

    2. Sekresi

    3. Digesti

    4. Absorbsi

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • A. MotilitasKontraksi otot yang mencampur dan

    mendorong isi saluran cerna

    Ada 2 jenis motilitas :

    1. Gerakan propulsif

    Mendorong isi saluran cerna ke depan dengan

    kecepatan bervariasi, tergantung fungsi setiap daerah

    Contoh : transit di esofagus >< usus halus

    2. Gerakan mixing

    Mencampur makanan dg getah pencernaan

    Digesti

    Memajankan semua bagian usus

    memudahkan AbsorbsiDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Copyright 2001 Benjamin Cummings, an imprint of Addison Wesley Longman, Inc.

    Motilitas : Peristalsis

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Copyright 2001 Benjamin Cummings, an imprint of Addison Wesley Longman, Inc.

    Motilitas: Segmentasi

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran cerna

    oleh kelenjar eksokrin sepanjang saluran cerna dengan

    sekret yang spesifik

    Tiap sekret mengandung : air, elektrolit, zat organik

    spesifik untuk digesti (enzim, mukus dan garam empedu)

    Sekresi getah pencernaan memerlukan energi untuk :

    Transport aktif

    Sintesis produk sekresi oleh RE

    Sel sel eksokrin banyak mengandung mitokondria

    Sekresi dirangsang oleh Saraf dan hormon

    Sekresi pencernaan reabsorbsi darah

    B. Sekresi

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Proses peruraian makanan yang kompleks

    unit unit kecil yang dapat diabsorbsi oleh enzim enzim

    pencernaan.

    Karbohidrat Monosakarida

    Protein Asam asam amino

    C. Digesti

    D. Absorbsi

    Terutama di usus halus

    Unit unit kecil yang dapat diserap dari hasil digesti, ditransfer dari lumen saluran cerna

    darah dan limfeDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Digestive System Anatomy

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dinding Saluran Pencernaan

    Copyright 2001 Benjamin Cummings, an imprint of Addison Wesley Longman, Inc.

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Digestive Tract Histology

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Peritoneum

    Visceral peritoneum: menutupi

    organ yang berada dalam

    rongga abdominal

    Parietal peritoneum permukaan

    dalam dinding abdomen

    Peritoneal cavity: antara

    visceral dan parietal,

    mengandung cairan

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Fungsi otonom otot polos

    Plexus saraf internal / intrinsik

    Saraf external / ekstrinsik

    Hormon Gastrointestinal

    REGULASI FUNGSI PENCERNAAN

    Fungsi Otonom Otot Polos

    Potensial istirahatnya tidak konstan karena ada rangkaian

    aktifitas listrik yang diinduksi sendiri Slow wave Potensial Basic Electrical Rhytm (BER)

    Bila ambang dicapai Potensial Aksi

    Seluruh lembaran otot bertindak sebagai sinsitium

    fungsional, menjadi tereksitasi dan berkontraksi

    sebagai satu unit.Dra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Plexus Saraf Intrinsik

    Berlokasi seluruhnya pada dinding GIT, dari Esofagus sampai anus

    Dapat berfungsi independen dari SSP Plexus ini mempengaruhi motilitas, sekresi getah

    pencernaan dan sekresi hormon GIT.

    Plexus ini terutama bertanggung jawab untuk aktivitas lokal GIT.

    Saraf Ekstrinsik

    a. Sistem simpatis : cenderung menghambat kontraksi / sekresi GIT

    Penurunan motilitas menurunkan potensial istirahatnya jauh

    dari ambang kontraksi menurun

    b. Sistem parasimpatis

    Meningkatkan sekresi & motilitas otot polosDra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Hormon Gastrointestinal

    Dibawa oleh darah ke daerah lain di GIT merangsang/menghambat :

    Otot polos, sel kelenjar eksokrin & endokrin

    Bekerja langsung pada kelenjar endokrin & tidak langsung melalui

    plexus intrinsik / saraf otonom eksternal

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Gastrin

    Sekresi : Sel G bagian Antrum mukosa lambung

    Efek : Merangsang sekresi asam lambung & pepsin, pertumbuhan

    mukosa lambung, motilitas lambung dan sekresi insulin.

    Rangsang yang mempengaruhi sekresi gastrin :

    a. Peptida & Asam amino dalam lambung, peregangan, perangsangan

    Nervus Vagus meningkatkan

    b. Asam dalam lumen (Feedback negatif), sekretin, GIP, VIP, Glukagon

    & kalsitonin dalam darah menurunkan

    Pada kerusakan sel parietal lambung (Anemia pernisiosa)

    Gastrin meningkat

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Cholesystokinin (CCK) Sekresi : mukosa usus halus bagian atas

    Efek :

    1. Kontraksi kandung empedu

    2. Merangsang sekresi getah pankreas yang kaya enzim

    3. Menimbulkan potensiasi kerja sekretin dalam merangsang sekresi getah

    pankreas.

    4. Menghambat pengosongan lambung

    5. Merangsang pertunbuhan pankreas

    6. Meningkatkan sekresi enterokinase

    7. Meningkatkan motilitas usus halus & kolon

    Rangsang :

    kontak mukosa usus dengan peptida, Asam Amino, Asam lemak C > 10, di

    duodenum.

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Sekretin Sekresi : sel-sel usus halus bagian atas

    Efek :

    1. Meningkatkan sekresi HCO3- oleh pankreas & empedu, sekresi getah

    pankreas menjadi encer, potensiasi dengan CCK

    2. Menurunkan sekresi HCl, kontraksi sfingter pilorus

    Rangsang : Peptida & Asam pada usus halus bagian atas

    Gastric Inhibitory Peptide (GIP) Sekresi : mukosa duodenum & jejunum

    Efek :

    1. Menghambat sekresi & motilitas lambung pada fase gastrik

    2. Merangsang sekresi insulin

    Rangsang : Glukosa & lemak di duodenumDra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Vaso Intestin Peptide (VIP) Sekresi : Saraf GIT

    Efek :

    1. Merangsang sekresi elektrolit di usus

    2. Dilatasi pembuluh darah tepi

    3. Menghambat sekresi HCl

    Rangsang : Asam

    Dinding saluran pencernaan tdd 3 jenis reseptor sensorik :

    1. Kemoreseptor (komponen kimia dalam lumen)

    2. Mekanoreseptor (peregangan dalam lumen)

    3. Osmoreseptor (osmolaritas isi lumen)Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Fase-fase Pengendalian Saluran Cerna

    1. Fase Sefalik

    Perangsangan reseptor di kepala

    Rangsang : Penglihatan, penghidu, pengecapan & mengunyah serta keadaan

    emosional.

    Jalur yang dilalui : saraf simpatis & parasimpatis

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • 2. Fase Gastrik

    Pengaturan reflek rangsang dinding lambung

    Rangsang : peregangan, asam, peptida.

    Respon terjadi dengan perentaraan plexus saraf (reflek pendek), saraf ekstrinsik

    (reflek panjang) & penglepasan hormon (Gastrin)

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • 3. Fase Intestinal

    Rangsang pada lumen usus halus

    Rangsang : Peregangan, keasaman, osmolaritas

    berbagai hasil pencernaan karbohidrat, lemak & protein.

    Perantara : Reflek panjang & pendek, penglepasan hormon sekretin

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • MULUT

    Mengunyah / Mastikasi

    Pemecahan partikel besar makanan menjadi partikel kecil yang

    dapat ditelan tanpa menimbulkan rasa tercekik.

    Otot otot yang berperan :

    Menutup mulut : M. mesenter, M.temporalis, M.pterigoideus internus

    Membuka mulut : M. digastrikus, M. Milohioideus & Graf.

    Mengunyah merupakan tindakan ritmis yang dikendalikan oleh saraf somatik.

    Mengunyah juga merupakan refleks, dengan adanya makanan yang menekan

    gusi, gigi, palatum durum & lidah.

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • SALIVA Kel. Saliva : kel. Parotis, submandibularis & sublingualis

    Enzim saliva : lipase lingual, amilase saliva

    Pengendalian sekresi saliva :

    1. Refleks tidak bersyarat

    Dari lidah/mulut & esofagus bawah/lambung

    /usus bagian atas

    2. Refleks bersyarat :

    Daerah korteks serebri

    Rangsang simpatis : vasokonstriksi kelenjar, sekresi saliva volume kecil dengan

    banyak bahan organik

    Rangsang parasimpatis : vasodilatasi, sekresi saliva encer, volume besar

    dengan sedikit bahan organik.Dra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Komposisi saliva :

    99,5 % H2O

    0,5 % protein (amilase, mukus, lisozim)

    elektrolit

    Fungsi Saliva :

    1. Memulai pencernaan Karbohidrat di mulut Amilase

    2. Membasahi partikel-partikel makanan & menghasilkan pelumasan

    (mukus) mempermudah menelan

    3. Memiliki efek antibakteri lisozim

    4. Sebagai pelarut molekul-molekul yang merangsang papil pengecap

    5. Membantu berbicara gerakan bibir & lidah

    6. Menjaga higiene mulut & gigi

    7. Menetralkan asam dari makanan / bakteri di mulut buffer HCO3-

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • FARING & ESOFAGUS

    Menelan / Deglutition

    Suatu refleks kompleks dimana reseptor di dinding faring dirangsang

    oleh bolus, impuls aferen IV, V, VII & XII Ke otot

    esofagus melalui N, X.

    3 Fase menelan :

    1. Fase oral

    2. Fase faringeal

    3. Fase esofageal

    Setelah bolus melewati sfingter esofagus atas, kemudian dimulai suatu

    gelombang peristaltik peristaltik primer

    Jika gelombang peristaltik primer tidak cukup kuat mendorong bolus dari

    esofagus peristaltik sekunderDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Peristalsis: Moves material through digestive tract

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Fase volunter: lidah mendorong bolus ke dalam faring

    Fase involunter/reflek menelan: reseptor di faring terstimulasi dengan adanya makanan

    Langit-langit belakang menaik

    Laring mengecil

    Epiglotis menutup jalan ke trakea

    Makanan masuk esofagus

    Menelan

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Phases of Deglutition (Swallowing)

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • LAMBUNG

    Fungsi

    Menyimpan, melarutkan dan mencerna makanan yang

    masuk lambung serta meneruskan kimus ke usus halus

    dalam jumlah yang optimal untuk disempurnakan

    pencernaannya & maksimal absorpsinya.

    Gerakan Lambung :

    Lambung kosong : V = 50 ml

    Bolus yang datang dari esofagus masuk ke lambung, otot-otot di

    fundus & korpus secara refleks melemas sehingga volume meningkat

    sampai 1,5 liter.

    Hal ini tanpa disertai peningkatan tekanan

    Receptive relaxation, yg diperantarai N. VagusDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Anatomi lambung :

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Histologi Lambung

    Rugae: Folds in stomach

    when empty

    Gastric pits: Openings for gastric glands

    Contain cells

    Surface mucous: Mucus

    Mucous neck: Mucus

    Parietal: Hydrochloric acid and intrinsic factor

    Chief: Pepsinogen

    Endocrine: Regulatory hormones

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Movements in Stomach

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Pencernaan Karbohidrat berlanjut di korpus lambung dibawah pengaruh

    amilase saliva.

    Pencernaan protein dimulai di antrum lambung.

    Sekresi lambung ke lumen

    1. HCl : a. Mengaktifkan pepsinogen

    b. Denaturasi protein

    c. Mematikan bakteri

    2. Pepsinogen

    Bentuk aktifnya (pepsin) untuk pencernaan protein

    3. Mukus

    Lapisan pelindung untuk membantu sawar mukosa lambung

    4. Faktor intrinsik

    Berperanan dalam penyerapan Vit. B12 Eritropoesis

    Gastrin mengatur sekresi lambung

    Histamin Dilepas ke dalam lambung saat pembentukan ulkus.

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Hydrochloric Acid Production

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • 1. Pengisian lambung (Gastric filling)

    Volume lambung kosong : 50 ml 1000 ml

    Faktor yang meregulasinya :

    a. Plastisitas otot polos

    b. Relaksasi reseptif lambung saat terisi

    Terdapat 4 aspek motilitas lambung :

    2. Penyimpanan Lambung (Gastric Storage)

    Berlangsung di daerah korpus, dimana kontraksi peristaltik lemah karena

    lapisan otot tipis.

    3. Pencampuran makanan (Gastric Mixing)

    Berlangsung di atrum yang berotot tebal kontraksi peristaltik kuat

    4. Pengosongan lambung (Gastric emptying), Dipengaruhi oleh :

    a. Volume & fluiditas kimus di lambung meningkatkan

    b. Faktor dominan di duodenum yg mengontrol pengosongan lambung

    menurunkan

    Contoh : lemak, asam, hipertonisitas & peregangan

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Motilitas & sekresi lambung dikontrol oleh :

    a. Hormon Gastrin

    b. Hormon enterogastron (sekretin, CCK, GIP)

    c. Respons vagus & saraf intrinsik

    Di lambung tidak terjadi penyerapan gizi

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • USUS HALUS

    Saluran, P : 6,3 m ; : 2,5 cm

    3 segmen : Duodenum, Jejenum, Ileum

    Pergerakan usus halus

    Kontraksi pencampur

    Bila 1 bagian usus halus diregangkan oleh kimus kontraksi

    berinterval sepanjang usus dengan panjang masing-masing 1 cm

    tersegmentasi seperti sosis.

    Kontraksi ini memotong kimus 8 12 x / menit.

    Dengan cara ini membantu mencampur partikel makanan dengan

    getah pencernaan & memajankan kimus ke permukaan absorptif

    mukosa usus halus Dra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Movement in small intestine:

    Mixing: Segmental contraction that occurs in small intestine

    Secretion: Lubricate, liquefy, digest

    Digestion: Mechanical and chemical

    Absorption: Movement from tract into circulation or lymph

    Elimination: Waste products removed from bodyDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Gerakan mendorong

    Kimus didorong ke depan & belakang melalui usus halus gelombang

    peristaltik normalnya.

    Pergerakan kimus sangat lambat 3 5 jam dari pilorus katup ileosekum sekum.

    Katup ileosekum : a. Memungkinkan isi ileum masuk ke kolon

    b. Mencegah bakteri kolon mencemari usus halus

    Aktifitas peristaltik meningkat setelah makan reflex

    gastroenterik : peregangan lambung plexus mienterikus

    lambung kebawah sepanjang dinding usus halus.

    Juga terjadi penyebaran kimus sepanjang mukosa.

    Pergerakan segmentasi juga mendorong kimus ke arah bawah usus.

    Mukosa usus halus mensekresi 1,5 Liter larutan garam & mukus cair

    yang berfungsi untuk proteksi & lubrikasi.

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Pada permukaan luminal sel-sel epitel usus halus tonjolan seperti

    rambut yg diperkuat aktin Brush Border, mengandung enzim :

    1. Enterokinase

    Mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen

    2. Disakaridase (sukrase, maltase, laktase)

    Menyelesaikan pencernaan karbohidrat

    3. Aminopeptidase

    Menghidrolisis peptida Asam amino

    Mukosa usus halus dapat melaksanakan fungsi absorptifnya karena :

    1. Luas permukaan yg sangat besar

    2. Sel-sel epitelnya memiliki mekanisme transportasi khusus

    meningkatkan luas permukaan untuk proses absorpsi.

    lipatan sirkuler, vilus, mikrovilusDra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Duodenum Anatomy

    and Histology

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • PANKREAS & EMPEDU

    Bagian endokrin pankreas ttd pulau pulau Langerhans insulin &

    glukagon

    Pankreas eksokrin mengeluarkan

    A. Sekresi enzimatik poten

    a) Enzim enzim proteolitik

    1. Tripsinogen tripsin

    2. Kimotripsinogen

    3. Prokarboksipeptidase

    b) Amilase pankreas

    Polisakarida disakarida

    c) Lipase Pankreas

    Trigliserida monogliserida + asam lemak bebas

    enterokirase

    Amilase

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • B. Sekresi Alkali Encer Pankreas

    Cairan alkalis (NaHCO3) disekresikan ke lumen duodenum

    untuk menetralkan kimus asam dari lambung ke duodenum

    Sistem Empedu

    Mencakup hati, kandung empedu dan duktus duktus terkait

    Apabila sfingter oddi pada lubang duktus biliaris tertutup, empedu yang

    disekresikan hati akan dibalikkan ke kantung empedu disimpan

    dan dipekatkan diantara waktu makan.

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Empedu terdiri dari :

    Cairan alkalis encer ( NaHCO3)

    Zat organik

    Garam empedu

    Kolesterol

    Lesitin

    Bilirubin

    Garam empedu empedu duodenum digesti

    dan penyerapan lemak reabsorpsi ke darah sistem

    Porta hepatika.

    Pendaurulangan garam-garam empedu antara usus halus dan hati

    Sirkulasi EterohepatikDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Hati

    Lobes

    Major: Left and right

    Minor: Caudate and

    quadrate

    Ducts

    Common hepatic

    Cystic

    From gallbladder

    Common bile

    Joins pancreatic duct at hepatopancreatic

    ampullaDra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Fungsi Hati

    Produksi empedu Garam2 empedu mengemulsi lemak, mengandung pigmen sbg

    bilirubin

    Penyimpanan Gikogen, lemak, vitamin, tembaga dan besi

    Perubahan Nutrisi

    Detoksifikasi Hepatosit memindahkan ammonia urea

    Fagositosis Sel2 Kupffer memfagosit debris, bakteri

    Sintesis Albumin, fibrinogen, globulin, heparin, faktor prmbrkuan

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Blood and Bile Flow

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Duct System

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Gastric hormones:

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Absorpsi Protein & Karbohidrat

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Absorpsi Protein

    Protein

    Asam Amino

    Digunakan secara

    langsung

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Absorpsi Lemak

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Absorpsi Lemak

    Trigliserida

    (Triacylglycerols)

    Dibawa ke hati melalui

    beberapa proses

    Storage 99%

    Energy

    Membran & Steroids

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Penggolongan Lemak

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • USUS BESAR

    Terdiri dari :

    Sekum

    Apendiks

    Kolon

    Rektum Kolon sigmoid

    Normal : Kolon menerima 500 ml kimus / hari

    Makanan tidak tercerna (selulosa)

    Komponen empedu yang tidak diserap

    Sisa cairan : Air dan Garam residu : feses

    Kolon asendens

    Kolon transvensus

    Kolon desendens

    Diekstraksi kolon

    Fungsi : Menyimpan bahan bahan sebelum defekasi

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Large Intestine:

    Extends from ileocecal junction to anus

    Consists of cecum, colon, rectum, anal canal

    Movements sluggish (18-24 hours)Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Large Intestine

    Cecum Blind sac, vermiform appendix attached

    Colon Ascending, transverse, descending, sigmoid

    Rectum Straight muscular tube

    Anal canal Internal anal sphincter (smooth muscle)

    External anal sphincter (skeletal muscle)

    Hemorrhoids: Vein enlargement or inflammation

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Secretions of Large Intestine

    Mucus provides protection

    Parasympathetic stimulation increases rate of goblet cell secretion

    Pumps

    Exchange of bicarbonate ions for chloride ions

    Exchange of sodium ions for hydrogen ions

    Bacterial actions produce gases called flatus

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Histology of Large Intestine

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Movement in Large Intestine

    Mass movements Common after meals

    Local reflexes in enteric plexus Gastrocolic: Initiated by stomach

    Duodenocolic: Initiated by duodenum

    Defecation reflex Distension of the rectal wall by feces

    Defecation Usually accompanied by voluntary movements to expel

    feces through abdominal cavity pressure caused by

    inspiration Dra. Retnosari Andrajati M.S., Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Metode motilitas kolon : kontraksi Haustra

    ritmisitas otonom sel sel otot polos kolon

    Kontraksi haustra ~ segmentasi usus halus, ttp lebih jarang, gerakan

    ini perlahan mengaduk isi kolon maju mundur terpajan ke

    mukosa absorbtif

    Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke

    usus besar

    Refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang

    memicu refleks defekasi

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Refleksi defekasi disebabkan :

    Sfingter anus internus untuk melemas

    Rektum dan kolon sigmoid untuk kontraksi

    Bila sfingter anus eksternus (otot rangka) melemas DEFEKASI

    Frekuensi defekasi normal :

    Setiap kali makan sekali seminggu

    Bila defekasi tertunda lama

    Isi kolon tertahan H2O diserap

    Feses menjadi kering dan keras KONSTIPASI

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • ORGAN

    PENCERNAAN

    MOTILITAS SEKRESI PENCERNAAN PENYERAPAN

    Mulut dan liur Mengunyah Saliva

    Amilase Mukus Lisozim

    Pencernaan karbohidrat dimulai Makanan tidak,

    beberapa obat misalnya

    nitrogliserin

    Faring dan

    esophagus

    Menelan Mukus Tidak ada Tidak ada

    Lambung Relaksasi

    Reseptif

    Peristalsis

    Getah lambung

    HCL Pepsin Mukus Faktor intrinsic

    Pencernaan karbohidrat

    berlanjut di badan lambung

    pencernaan protein dimulai di

    antrum lambung

    Makanan tidak ,

    beberapa zat yang larut

    lemak, misalnya alcohol

    dan aspirin

    Pankreas

    eksokrin

    Tidak ada Enzim pencernaan pancreas

    Tripsin, kimotripsin,karboksi

    peptidase

    Amilase Lipase

    Sekresi NaHCO3

    Encer pancreas

    Enzim-enzim pancreas ini

    menyelesaikan pencernaan di

    lumen duodenum

    Tidak ada

    Hati Tidak ada Empedu

    Garam empedu

    Sekresi alkali

    Bilirubin

    Empedu tidak mencernakan

    apapun, tetapi garam garam empedu mempermudah

    pencernaan dan penyerapan

    lemak di lumen duodenum

    Tidak ada

    Usus Halus Segmentasi,

    kompleks

    motilitas

    migratif

    Sukus enterikus

    Mukus

    Garam ( Enzim usus halus tidak

    disekresikan tetapi berfungsi

    intrasel di brush bonder disakrasidase dan aminopeptidase)

    Dalam Lumen di bawah

    pengaruh enzim pancreas dan

    empedu pencernaan karbohidrat

    dan protein berlanjut dan

    pencernaan lemak selesai; di

    brush bonder, pencernaan

    karbohidrat dan protein selesai

    Semua nutrien,

    sebagian besar elekrolit

    dan air

    Usus besar Haustrasi;

    pergerakan

    massa

    Mukus Tidak ada Garam dan air,

    mengubah isi menjadi

    feses

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si

  • The Digestive System

    Dra. Retnosari Andrajati M.S.,

    Ph.D., Apt. & Santi Purna Sari

    S.Si., M.Si