blok pencernaan analisa hepar
DESCRIPTION
presentasi gastroenterohepatologiTRANSCRIPT
Saluran pencernaanSaluran pencernaan
dr Septa Surya Wdr Septa Surya W
Glandula SalivatoriusGlandula Salivatorius
Per hari mengsekresi 1000 ml dari kelenjar Per hari mengsekresi 1000 ml dari kelenjar parotideaparotidea
Komposisi elektrolit : NaKomposisi elektrolit : Na++ 15 mmol/l, K 15 mmol/l, K++ 20 20 mmol/l, Clmmol/l, Cl-- 20 mmol/l, HCO 20 mmol/l, HCO33
-- 10 mmol/l dan 10 mmol/l dan amilase (nilai rujukan amilase plasma 70-amilase (nilai rujukan amilase plasma 70-300 U/L)300 U/L)
Manifestasi klinis: duktus glandula Manifestasi klinis: duktus glandula salivatorius, parotitis epidemikasalivatorius, parotitis epidemika
Lambung dan DuodenumLambung dan Duodenum
Getah lambung 1000 ml tiap 24 jamGetah lambung 1000 ml tiap 24 jam Diet normal mengsekresi 2000-3000 ml/hariDiet normal mengsekresi 2000-3000 ml/hari As hidroclorida, pepsinogen, mukus alkalisAs hidroclorida, pepsinogen, mukus alkalis pH pH ± 1,5± 1,5 Konsentrasi adalah HKonsentrasi adalah H+ + mmol/L, Nammol/L, Na++ 50 mmol/L, K 50 mmol/L, K++
15 mmol/L, Cl15 mmol/L, Cl-- 130 mmol/L 130 mmol/L Rangsangan fisiologis: makanan, impuls nervus Rangsangan fisiologis: makanan, impuls nervus
vagusvagus
Pemeriksaan Getah Lambung Pemeriksaan Getah Lambung
Lambung kosong (12 jam) NGTLambung kosong (12 jam) NGT Appearence: jernih, tanpa warnaAppearence: jernih, tanpa warna Darah segar bisa fisiologis trauma sondeDarah segar bisa fisiologis trauma sonde Darah kehitaman (ampas kopi): perdarahan Darah kehitaman (ampas kopi): perdarahan
esofagus, lambung bisa karena tukak, esofagus, lambung bisa karena tukak, kanker lambung, kanker lambung,
Lendir berlebihan: gastritis Lendir berlebihan: gastritis
Pemeriksaan Getah LambungPemeriksaan Getah Lambung
Volume: Volume: ± 50 ml istirahat, (N< 100 ml)± 50 ml istirahat, (N< 100 ml) Abnormal > 150 ml : tanda perlambatan Abnormal > 150 ml : tanda perlambatan
pengosongan lambung bisa karena obstruksi pengosongan lambung bisa karena obstruksi pilorik or atoni gastrik lambungpilorik or atoni gastrik lambung
Keasaman: aktivitas ion-hidrogen thd pH meter, Keasaman: aktivitas ion-hidrogen thd pH meter, titrasi dengan alkali dalam batas pH 7,0 mmol/L titrasi dengan alkali dalam batas pH 7,0 mmol/L sampai 7,4 (kenetralan fisiologik) sampai 7,4 (kenetralan fisiologik)
Pemeriksaan Getah LambungPemeriksaan Getah Lambung
Pepsin: normal ada, disekresi bersamaan Pepsin: normal ada, disekresi bersamaan dg asam lambungdg asam lambung
Sejumlah kecil pepsin disekresikan ke Sejumlah kecil pepsin disekresikan ke plasma dan diekskresikan ke urine sebagai plasma dan diekskresikan ke urine sebagai uropepsinogenuropepsinogen
Ekskresinya mengikuti aktivitas sekresi Ekskresinya mengikuti aktivitas sekresi peptik lambungpeptik lambung
Pengukuran pada getah lambung, plasma, Pengukuran pada getah lambung, plasma, dan urine tidak rutin dan urine tidak rutin
Cairan lambungCairan lambung
Dihasilkan oleh sel mukosa lambung: kel Dihasilkan oleh sel mukosa lambung: kel peptik/fundus; kel pilorikpeptik/fundus; kel pilorik
Kel peptik: pepsin, lipase, HClKel peptik: pepsin, lipase, HCl Kel pilorik: bahan untuk fermentasiKel pilorik: bahan untuk fermentasi
Fase sekresiFase sekresi
1.1. Basal / intergestive period: sekresi Basal / intergestive period: sekresi intermitten saat lambung kosongintermitten saat lambung kosong
2.2. Digestive periode: krn makananDigestive periode: krn makanana. Cephalic phase: saat melihat makanan/ a. Cephalic phase: saat melihat makanan/
laparlaparb. Gastric phase: sekresi HCl o.k rangsangan b. Gastric phase: sekresi HCl o.k rangsangan
hormon (gastrin), distensi mekanik antrum, hormon (gastrin), distensi mekanik antrum, kontak bhn kimia hidrolisa protein, inj kontak bhn kimia hidrolisa protein, inj histaminhistamin
Fase sekresiFase sekresi
c.c. Intestinal phase: prod pencernaanIntestinal phase: prod pencernaan
d.d. Hormonal phase: Antrum: gastrin; Colon: Hormonal phase: Antrum: gastrin; Colon: histamin like substance; duodenum: histamin like substance; duodenum: gastrin like material (pd zollinger s’d) gastrin like material (pd zollinger s’d) dipeng pH dipeng pH
Indikasi pemeriksaan Indikasi pemeriksaan
Melihat kemampuan mensekresi asam: Melihat kemampuan mensekresi asam: anemia pernisiosa, ulkus peptikum, anemia pernisiosa, ulkus peptikum, duodenum, zollinger ellison s’dduodenum, zollinger ellison s’d
Ggn GI dengan sebab ?Ggn GI dengan sebab ? Intoksikasi non asam; basaIntoksikasi non asam; basa Keganasan lambungKeganasan lambung
Kontraindikasi Kontraindikasi
Stenosis esofagus/varises esofagusStenosis esofagus/varises esofagus Keganasan esofagusKeganasan esofagus Decom cordisDecom cordis Aneurisma AortaAneurisma Aorta Hamil & sakit beratHamil & sakit berat Perdarahan lambung akutPerdarahan lambung akut Intoksikasi as/bs yang baru terjadiIntoksikasi as/bs yang baru terjadi Hipotensi & ggn vasomotor (uji histamin)Hipotensi & ggn vasomotor (uji histamin)
Sampling Sampling
Bebas obat yg mempengaruhi lambungBebas obat yg mempengaruhi lambung Puasa 12 jamPuasa 12 jam Pagi saat dilakukan sampling dilarang gosok Pagi saat dilakukan sampling dilarang gosok
gigi, menelan saliva/ sputumgigi, menelan saliva/ sputum Hindari traumaHindari trauma Intubasi lewat mulut/naso sebaiknya Intubasi lewat mulut/naso sebaiknya
dipandu radiologi dipandu radiologi
Tes-tes keasaman lambungTes-tes keasaman lambung
Tes makanan: makanan sederhana (teh & roti Tes makanan: makanan sederhana (teh & roti panggang), histamin, gastrin sintetikpanggang), histamin, gastrin sintetik
Tes pentagastrin: dg pentapeptida sintetikTes pentagastrin: dg pentapeptida sintetik Pengeluaran asam basal total (BAO < 5 Pengeluaran asam basal total (BAO < 5
mmol/jam); MAO dalam 60 menit post inj mmol/jam); MAO dalam 60 menit post inj pentagastrin pentagastrin ± 300 mmol ♂ & ± 10 mmol ± 300 mmol ♂ & ± 10 mmol ♀♀
Tukak duodenum: 2x NormalTukak duodenum: 2x Normal PAO: ½ sekresi pada 2 periode 15 menit PAO: ½ sekresi pada 2 periode 15 menit
berurutan yg tertinggi, N < 45 mmol/jam ♂; 35 berurutan yg tertinggi, N < 45 mmol/jam ♂; 35 mmol/jam ♀ mmol/jam ♀
Makroskopis Makroskopis
Tidak pekatTidak pekat Warna muda dg pH 1,2 ± 0,3 puasa; 1,3 – Warna muda dg pH 1,2 ± 0,3 puasa; 1,3 –
2,5 stlh mkn2,5 stlh mkn BJ: 1,007BJ: 1,007 Vol total 1500-2000 ml/hariVol total 1500-2000 ml/hari Ada intrinsik faktor: maturitas eritrositAda intrinsik faktor: maturitas eritrosit
Pemeriksaan Keasaman LambungPemeriksaan Keasaman Lambung
BAO/ basal acid outputBAO/ basal acid output MAO/ maximum acid outputMAO/ maximum acid output Ratio BAO/MAORatio BAO/MAO
BAOBAO
Jumlah total asam yg disekresi lambung dlm Jumlah total asam yg disekresi lambung dlm keadaan basal, selama jangka waktu keadaan basal, selama jangka waktu tertentu (misal 1 jam)tertentu (misal 1 jam)
Cara: aspirasi cairan 2x tiap 15’ (dibuang), Cara: aspirasi cairan 2x tiap 15’ (dibuang), selanjutnya aspirasi 4x tiap 15’: htg tiap vol selanjutnya aspirasi 4x tiap 15’: htg tiap vol dan pHdan pH
BAO= vol tiap spesimen(L) x keasaman BAO= vol tiap spesimen(L) x keasaman (mEq/L) (mEq/L)
Hasil BAO tiap spesimen dijumlah Hasil BAO tiap spesimen dijumlah
Interpretasi Interpretasi
< 2 mEq: N, ulkus peptikum, Ca< 2 mEq: N, ulkus peptikum, Ca 2-5 mEq: N, ulkus peptikum, ulkus 2-5 mEq: N, ulkus peptikum, ulkus
duodenumduodenum 5 mEq: ulkus duodenum5 mEq: ulkus duodenum 20 mEq: zollinger ellison syndrome20 mEq: zollinger ellison syndrome
MAOMAO
Jumlah total sekresi lambung dalam waktu Jumlah total sekresi lambung dalam waktu ttt (1 jam) stlh diberi rangsanganttt (1 jam) stlh diberi rangsangan
Biasanya: histamin 0,04 mg/kg BB; betazol Biasanya: histamin 0,04 mg/kg BB; betazol (50-100 mg/kg BB); pentagastrin 6 µg/kg BB(50-100 mg/kg BB); pentagastrin 6 µg/kg BB
Cara: 15’ dispirasi dibuang, stimulus s.c, 4x Cara: 15’ dispirasi dibuang, stimulus s.c, 4x aspirasi/ 15’aspirasi/ 15’
MAO= vol(L) x keasaman (mEq/L)MAO= vol(L) x keasaman (mEq/L) Total: jumlahkan dlm 1 jamTotal: jumlahkan dlm 1 jam
Interpretasi Interpretasi
1-20 mEq= N, ulk peptikum, Ca1-20 mEq= N, ulk peptikum, Ca 20-35 mEq= ulk duodenum20-35 mEq= ulk duodenum 35-60 mEq= ulk duodenum, Zollinger Ellison 35-60 mEq= ulk duodenum, Zollinger Ellison
SyndSynd >60 mEq= Zollinger Ellison synd>60 mEq= Zollinger Ellison synd 0 mEq= achlorida, gastritis, anemia 0 mEq= achlorida, gastritis, anemia
pernisiosa achloridapernisiosa achlorida
Ratio BAO/MAORatio BAO/MAO
20%: N, ulk peptikum, Ca lambung20%: N, ulk peptikum, Ca lambung 20-40%: ulk peptikum, ulk duo20-40%: ulk peptikum, ulk duo 40-60%: ulk duod, Zollinger Ell Synd40-60%: ulk duod, Zollinger Ell Synd >60%: Zollinger Ellison Synd>60%: Zollinger Ellison Synd
Tes-tes keasaman lambungTes-tes keasaman lambung
BAO > 5 mmol/jam dan atau PAO tinggi kesan BAO > 5 mmol/jam dan atau PAO tinggi kesan adanya suatu tukak duodenumadanya suatu tukak duodenum
Sekresi asam normal dapat terjadi pada tukak Sekresi asam normal dapat terjadi pada tukak lambunglambung
Pada Ca lambung dapat aklorhidra/dapat sekresi Pada Ca lambung dapat aklorhidra/dapat sekresi secara normalsecara normal
Aklorhidria absolut (tanpa keasaman) dapat terjadi Aklorhidria absolut (tanpa keasaman) dapat terjadi pada anemia pernisiosapada anemia pernisiosa
Tes-tes keasaman lambung Tes-tes keasaman lambung
Tes insulin: memeriksa post vagotomiTes insulin: memeriksa post vagotomi Metode: suntikan 0,2 unit/kg lalu nilai sekresi Metode: suntikan 0,2 unit/kg lalu nilai sekresi
getah lambunggetah lambung Peningkatan sekresi asam < 20 mmol/L diatas Peningkatan sekresi asam < 20 mmol/L diatas
aktivitas basal = vagotomi sempurna. aktivitas basal = vagotomi sempurna. Syarat = hipoglikemi adekuat (< 2 mmol/l); Syarat = hipoglikemi adekuat (< 2 mmol/l);
lambung sanggup mensekresi as hidroklorida lambung sanggup mensekresi as hidroklorida sebagai respon terhadap rangsangan pentagastrin sebagai respon terhadap rangsangan pentagastrin setelah tes insulinsetelah tes insulin
Tes-tes keasaman lambungTes-tes keasaman lambung
Tes tanpa sonde: zat warna yang terikat resin dan Tes tanpa sonde: zat warna yang terikat resin dan kafein sebagai perangsang sekresi asamkafein sebagai perangsang sekresi asam
Apabila reagen ditelan, maka zat warna Apabila reagen ditelan, maka zat warna dilepaskan jika ada asam dalam urinedilepaskan jika ada asam dalam urine
Jika ada aklorhidria, maka zat warna ini dilepaska Jika ada aklorhidria, maka zat warna ini dilepaska dari resin sehingga tidak terdapat dalam urine. dari resin sehingga tidak terdapat dalam urine.
Tes ini kurang dipercaya dapat memberikan hasil Tes ini kurang dipercaya dapat memberikan hasil positif palsu dan negatif palsu positif palsu dan negatif palsu
Cairan duodenumCairan duodenum
Campuran cairan lambung, sekresi mukosa Campuran cairan lambung, sekresi mukosa duodenum, cairan pankreas, empedu, bisa duodenum, cairan pankreas, empedu, bisa cairan GIT lowercairan GIT lower
N: jernih, kuning muda, agak alkalis, bisa N: jernih, kuning muda, agak alkalis, bisa lekosit, sel epitel, bakteri (sedikit)lekosit, sel epitel, bakteri (sedikit)
Makroskopis Makroskopis
N. jernihN. jernih Keruh: Keruh:
1.1. Tercampur as lambung, garam empeduTercampur as lambung, garam empedu
2.2. Pus Pus
3.3. Bakteri Bakteri
Mikroskopis Mikroskopis
N: sel epitel squamous, lekosit <<, jarang N: sel epitel squamous, lekosit <<, jarang mucusmucus
Bila elemen tsb meningkat bisa patologisBila elemen tsb meningkat bisa patologis Bila ada sel neoplastik tjd Ca: pancreas, Bila ada sel neoplastik tjd Ca: pancreas,
sistem billier, duodenum sistem billier, duodenum
Cairan pancreasCairan pancreas
Dipengaruhi rangsangan makanan yg Dipengaruhi rangsangan makanan yg tercampur dg sekretin asam dan tercampur dg sekretin asam dan pankreozyminpankreozymin
Normal: jernih, tdk berwarna, basa kuat & Normal: jernih, tdk berwarna, basa kuat & mudah berbuihmudah berbuih
Jumlah: 500-800 ml/hariJumlah: 500-800 ml/hari BJ: 1,008 BJ: 1,008 pH: 8pH: 8
Pankreas Pankreas
Enzim utama: amilase, lipase (lipase Enzim utama: amilase, lipase (lipase triasilgliserol), tripsinogentriasilgliserol), tripsinogen
Amilase Amilase Pancreatitis akut: plasma amilase sering > 2000 Pancreatitis akut: plasma amilase sering > 2000
U/l, kadar diatas 1000 U/l bermakna diagnostikU/l, kadar diatas 1000 U/l bermakna diagnostik Kadar amilase bisa normal dalam 2-3 hari setelah Kadar amilase bisa normal dalam 2-3 hari setelah
serangan akutserangan akut Amilase dapat meningkat pada tukak duodenum, Amilase dapat meningkat pada tukak duodenum,
obstruksi intestinal, morfin, kehamilan tubaobstruksi intestinal, morfin, kehamilan tuba
Amilase Amilase
Berat molekul 48.000, urine Berat molekul 48.000, urine < 3000 U/hari< 3000 U/hari Pankreatitis akut nilainya 10.000 U/LPankreatitis akut nilainya 10.000 U/L Pada kasus kenaikan amilase plasma, pada Pada kasus kenaikan amilase plasma, pada
urine meningkat juga, kecuali terdapat urine meningkat juga, kecuali terdapat kegagalan glomeroluskegagalan glomerolus
Makroamilase merupakan kondisi kongenital Makroamilase merupakan kondisi kongenital pada amilase plasma tinggi, tetapi amilase pada amilase plasma tinggi, tetapi amilase urinenya normalurinenya normal
Pankreas Pankreas
Lipase plasma pola peningkatan dan Lipase plasma pola peningkatan dan penurunan < lambat dari amilasepenurunan < lambat dari amilase
Nilai rujukan lipase metode hemolisa minyak Nilai rujukan lipase metode hemolisa minyak zaitun yang lazim 0-1,5 unitzaitun yang lazim 0-1,5 unit
Analisa lipase bermanfaat pada pankreatitis Analisa lipase bermanfaat pada pankreatitis 48 jam sampai 1 minggu48 jam sampai 1 minggu
Pankreatitis khronikPankreatitis khronik
Tes biokimia yang dapat dipercaya berdasarkan Tes biokimia yang dapat dipercaya berdasarkan pemeriksaan aspirat duodenum (sekresi pemeriksaan aspirat duodenum (sekresi pankreas)pankreas)
Setelah penyuntikan perangsang sekretin Setelah penyuntikan perangsang sekretin terutama bekerja duktus intralobuler atau terutama bekerja duktus intralobuler atau pankreozimin/kolesistokinin (sel asiner)pankreozimin/kolesistokinin (sel asiner)
Makanan standar: tes tolerensi pati, dengan Makanan standar: tes tolerensi pati, dengan mengukur perubahan glukosa plasma sesudah mengukur perubahan glukosa plasma sesudah “makan pati”“makan pati”
Tes stimulasi hormonalTes stimulasi hormonal
Metode: setelah berpuasa disonde Metode: setelah berpuasa disonde berlumen rangkap posisinya diperiksa berlumen rangkap posisinya diperiksa secara radiologik kemudian dilakukan secara radiologik kemudian dilakukan pengisapan pengisapan
Tes stimulasi dg inj sekretin (1 unit/kgbb), inj Tes stimulasi dg inj sekretin (1 unit/kgbb), inj pankreozimin (1,5 unit/kgbb)pankreozimin (1,5 unit/kgbb)
Stimulasi maksimum: infus sekretin + Stimulasi maksimum: infus sekretin + pankreozimin peak bikarbonat 30 ml/jampankreozimin peak bikarbonat 30 ml/jam
Tes stimulasi hormonalTes stimulasi hormonal
Interpretasi: Normal 10 menit sekitar 10 ml: Interpretasi: Normal 10 menit sekitar 10 ml: pH pH ± 7,5 dan bikarbonat 25 mmol/l± 7,5 dan bikarbonat 25 mmol/l, inj , inj sekretin volume meningkat 2 ml/kgBB (1 sekretin volume meningkat 2 ml/kgBB (1 jam), maks 10 menit pertama, kenaikan jam), maks 10 menit pertama, kenaikan konsentrasi bikarbonat peak 90 mml/l; dan konsentrasi bikarbonat peak 90 mml/l; dan pH diatas 8pH diatas 8
Makanan lundhMakanan lundh
Respon tripsin pankreas terhadap perangsangan proteinRespon tripsin pankreas terhadap perangsangan protein Metode: setelah berpuasa semalam, sonde levin 12 Metode: setelah berpuasa semalam, sonde levin 12
dibantu fluoroskopi duodenum, makanan standar 18 g dibantu fluoroskopi duodenum, makanan standar 18 g minyak jagung, 15 g cailan (hirolisat kasein) dan 40 g minyak jagung, 15 g cailan (hirolisat kasein) dan 40 g glukosa dalam 3 L airglukosa dalam 3 L air
Aspirat duodenum dalam 2 jam dikumpulkan dg Aspirat duodenum dalam 2 jam dikumpulkan dg pengisapan secara kontinupengisapan secara kontinu
Interpretasi: getah pankreas mempunyai aktivitas tripsin Interpretasi: getah pankreas mempunyai aktivitas tripsin dari 25-80 dari 25-80 μμmol/ml. karsinoma/ penyakit pankreas kronika mol/ml. karsinoma/ penyakit pankreas kronika biasanya dibawah 20 unitbiasanya dibawah 20 unit
Efek biokimia pada penyakit Efek biokimia pada penyakit pankreas pankreas
Lemak dalam feses: absorbsi normal lemak 90-Lemak dalam feses: absorbsi normal lemak 90-95%95%
Pankretitis kronis: ekskresi 20-70%, globulus2 Pankretitis kronis: ekskresi 20-70%, globulus2 lemak (+) secara mikroskopislemak (+) secara mikroskopis
Ekskresi > 30mmol (8 gr) pasti abnormalEkskresi > 30mmol (8 gr) pasti abnormal Nitrogen dalam feses: pd peny pankreas kronis Nitrogen dalam feses: pd peny pankreas kronis
(def sekresi tripsin) pencernaan protein terganggu (def sekresi tripsin) pencernaan protein terganggu shg pengeluaran nitrogen meningkat (n= 1-1,5 g/ shg pengeluaran nitrogen meningkat (n= 1-1,5 g/ 70-110 mmol) sampai 3-9 g (200-600 mmol)70-110 mmol) sampai 3-9 g (200-600 mmol)
Efek biokimia pada penyakit Efek biokimia pada penyakit pankreaspankreas
Kehilangan sekresi:Kehilangan sekresi: Pada fistula ileum/diare sekitar 2 L/24 jam Pada fistula ileum/diare sekitar 2 L/24 jam
cairan alkalis dgn konsentrasi elektrolit rata2 cairan alkalis dgn konsentrasi elektrolit rata2 NaNa++ 140 mmol/l, K 140 mmol/l, K+ + 10 mmol/l, HCO10 mmol/l, HCO33- - 70 70 mmol/l, Cl mmol/l, Cl – – 70 mmol/l70 mmol/l
Bila berlangsung lama dapat terjadi deplesi Bila berlangsung lama dapat terjadi deplesi natrium dan air serta asidosis metabolik, natrium dan air serta asidosis metabolik, defesiensi kalium defesiensi kalium
Traktus intestinalTraktus intestinal
Sekresi intestinal 3 L/hari, kandungan elektrolit Sekresi intestinal 3 L/hari, kandungan elektrolit atas tempat sekresinyaatas tempat sekresinya
Ileum NaIleum Na++ 130 mmol/l, K 130 mmol/l, K++ 15 mmol/l, HCO3 15 mmol/l, HCO3- - 35 35 mmol/l, Clmmol/l, Cl- - 100 mmol/l 100 mmol/l
Air & elektrolit direabsorbsi keseluruhan Air & elektrolit direabsorbsi keseluruhan Kolitis ulserativa: N2 hilang, eksudasi protein Kolitis ulserativa: N2 hilang, eksudasi protein
melalui mukosa, albumin&globulin hilang, N2 melalui mukosa, albumin&globulin hilang, N2 feses meningkat feses meningkat
SteatoreaSteatorea
Feses b’bentuk abnormal, pucat, banyak Feses b’bentuk abnormal, pucat, banyak mengandung lemak, berminyakmengandung lemak, berminyak
Vol harian serta berat basah & kering total feses Vol harian serta berat basah & kering total feses meningkatmeningkat
Berbusa dan menjijikkan, dapat terapungBerbusa dan menjijikkan, dapat terapung Sindrom malabsorbsi pd peny pankreas kronis, Sindrom malabsorbsi pd peny pankreas kronis,
fibrosis sistika pankreatika krn def lipase, obstruksi fibrosis sistika pankreatika krn def lipase, obstruksi bilier krn def garam empedu, post reseksi usus, bilier krn def garam empedu, post reseksi usus, limfadenopati intetinallimfadenopati intetinal
Efek biokimia Efek biokimia
Kolesterol total plasma rendahKolesterol total plasma rendah Malabsorbsi Vit A,D,E,K karotin plasmaMalabsorbsi Vit A,D,E,K karotin plasma Tes penyaring : Vit A p.o (100rb unit) Steatore normal nilai Tes penyaring : Vit A p.o (100rb unit) Steatore normal nilai
2xlipat (6jam)2xlipat (6jam) Def Vit B bila flora intestinal b’ubahDef Vit B bila flora intestinal b’ubah Lemak diabsorbsi 45-85%Lemak diabsorbsi 45-85% Globulus lemak (+), kristal as.lemak & bercak sabunGlobulus lemak (+), kristal as.lemak & bercak sabun
Efek biokimiaEfek biokimia
As lemak tak jenuh > mudah diabsorbsi dr As lemak tak jenuh > mudah diabsorbsi dr as lemak jenuhas lemak jenuh
N2 feses meningkat sampai 4g N2 feses meningkat sampai 4g (250mmol/hr)(250mmol/hr)
Kons protein plasma dpt normal atau kdar Kons protein plasma dpt normal atau kdar albumin dpt sdkt menurunalbumin dpt sdkt menurun
Masa protrombin m’manjang, imunoglobulin Masa protrombin m’manjang, imunoglobulin menurun menurun
Feses Feses
Normal Normal Air, sisa makananAir, sisa makanan Zat-zat hasil sekresi gastrointestinal Zat-zat hasil sekresi gastrointestinal Bakteri apatogenBakteri apatogen Epitel dinding ususEpitel dinding usus Asam lemak Asam lemak Urobilinogen Urobilinogen
Indikasi pemeriksaan Indikasi pemeriksaan
Diare / konstipasiDiare / konstipasi Ikterus Ikterus Infeksi parasitInfeksi parasit Penyakit gastrointestinal Penyakit gastrointestinal Anemia Anemia Bahan: feses segar; defekasiBahan: feses segar; defekasi Syarat tempat sampel: bersih, mulut lebar, Syarat tempat sampel: bersih, mulut lebar,
tidak tembus, dapat ditutuptidak tembus, dapat ditutup
Pemeriksaan makroskopisPemeriksaan makroskopis
1.1. JumlahJumlah: Normal (100-150 gr/hari): Normal (100-150 gr/hari)
2.2. KonsistensiKonsistensi: Normal (agak lunak): Normal (agak lunak) Cair: diare, pencahar, infeksiCair: diare, pencahar, infeksi Keras: skibalaKeras: skibala Seperti pita: obstruksi rektumSeperti pita: obstruksi rektum
33. . WarnaWarna: normal: kuning kecoklatan o.k : normal: kuning kecoklatan o.k sterkobilin, dipengaruhi: makanan, obatsterkobilin, dipengaruhi: makanan, obat
Pemeriksaan makroskopis Pemeriksaan makroskopis
Alkalis/seperti dempul: icterus obst totalAlkalis/seperti dempul: icterus obst total Steatorhea/lemak: peny pankreas, def Steatorhea/lemak: peny pankreas, def
enzym, edema sal empeduenzym, edema sal empedu Merah segar (darah segar): perdarahan Merah segar (darah segar): perdarahan
distal, anus, rektumdistal, anus, rektum Hitam: melena, perdarahan proksimalHitam: melena, perdarahan proksimal
Pemeriksaan makroskopis Pemeriksaan makroskopis
4. Bau: 4. Bau: normal: o.k indol, as butiratnormal: o.k indol, as butirat Dipengaruhi: jenis makan & proses Dipengaruhi: jenis makan & proses
pembusukanpembusukan Banyak protein: bau tajam menusukBanyak protein: bau tajam menusuk Diare: asamDiare: asam Ganggren: bau busuk sekali, carsinomaGanggren: bau busuk sekali, carsinoma
5. Parasit: 5. Parasit: cacing cacing
Pemeriksaan makroskopisPemeriksaan makroskopis
6. Lendir: 6. Lendir: normal: tidak adanormal: tidak ada Banyak: radang, rangsangan dinding ususBanyak: radang, rangsangan dinding usus Diluar tinja: proses di usus besarDiluar tinja: proses di usus besar Bercampur tinja: proses di usus kecilBercampur tinja: proses di usus kecil Lendir bercampur darah tanpa tinja: disentri, Lendir bercampur darah tanpa tinja: disentri,
intususepsi, ileokolitis intususepsi, ileokolitis
Pemeriksaan MikroskopisPemeriksaan Mikroskopis
1.1. Protozoa: biasanya bakteri non aktif, bakteri aktif Protozoa: biasanya bakteri non aktif, bakteri aktif pd tinja cair, reaksi pewarna lar eosin/lugol 1-2 pd tinja cair, reaksi pewarna lar eosin/lugol 1-2 %%
2.2. Telur cacingTelur cacing
3.3. Leukosit: lebih jelas dilihat dg as asetat, Leukosit: lebih jelas dilihat dg as asetat, meningkat: disentri basiler, kolitis ulseratifmeningkat: disentri basiler, kolitis ulseratif
4.4. Eritrosit: perd rektum, anus, sebab bila > atas eri Eritrosit: perd rektum, anus, sebab bila > atas eri telah hancur. Px: darah samar telah hancur. Px: darah samar
Pemeriksaan MikroskopisPemeriksaan Mikroskopis
5.5. Sel epitel: Normal: epitel dinding usus distal, Sel epitel: Normal: epitel dinding usus distal, jelas dengan NaCl 0,9%, meningkat pada jelas dengan NaCl 0,9%, meningkat pada radangradang
6.6. Makrofag: radangMakrofag: radang7.7. Kristal: normal kristal triple phosphat, ca oxalat, Kristal: normal kristal triple phosphat, ca oxalat,
as lemak; abnormal: charcoat leyden, hematoidas lemak; abnormal: charcoat leyden, hematoid8.8. Sisa makanan: N= tumbuh2an, otot dll abnormal: Sisa makanan: N= tumbuh2an, otot dll abnormal:
meningkat, lugol: butir KH (biru hitam), sudan III / meningkat, lugol: butir KH (biru hitam), sudan III / IV : lemak (merah jingga)IV : lemak (merah jingga)
9.9. Sel ragi: bedakan dengan kristal amubaSel ragi: bedakan dengan kristal amuba
Pemeriksaan kimiaPemeriksaan kimia
1.1. Tes terhadap bilirubin: N (-); (+): diare, antibiotik Tes terhadap bilirubin: N (-); (+): diare, antibiotik berlebihanberlebihan
2.2. Urobilin: N(+), menurun pada: icterus obst, (-) Urobilin: N(+), menurun pada: icterus obst, (-) obst totalobst total
3.3. Urobilinogen: N(+), > bermakna. DD/ anemia Urobilinogen: N(+), > bermakna. DD/ anemia hemolitik, icterus obstruktivehemolitik, icterus obstruktive
4.4. Darah samar: benzidine, guajac N (-)Darah samar: benzidine, guajac N (-)5.5. Alkalosis gest: DD/ melena pd neonatorum, (+) Alkalosis gest: DD/ melena pd neonatorum, (+)
alkali: coklat, hematin maka melena dr ibu, tak alkali: coklat, hematin maka melena dr ibu, tak berubah (drh bayi resisten thd alkali) berubah (drh bayi resisten thd alkali)
Pemeriksaan BakteriologiPemeriksaan Bakteriologi
Terutama: Salmonella sp, Shigella, Coli patogenTerutama: Salmonella sp, Shigella, Coli patogen DD/ SteatorrheaDD/ Steatorrhea
– Volume 2- 5 %Volume 2- 5 %– Konsistensi lunakKonsistensi lunak– Bau busuk, berbusaBau busuk, berbusa Pancreatic: obs ductus, destruksi jar (ca caput, Pancreatic: obs ductus, destruksi jar (ca caput,
pancreatitis kronis) pancreatitis kronis) Intestinal: ductus biliaris, ggn absorpsiIntestinal: ductus biliaris, ggn absorpsi Idiopatic: tropical/ non tropical sprue, coeliac disease Idiopatic: tropical/ non tropical sprue, coeliac disease
..
..
Bilirubin (urine)Bilirubin (urine)
Cara Horrison Cara Horrison Prinsip : bilirubin dapat mereduksi ferri Prinsip : bilirubin dapat mereduksi ferri
clorida menjadi senyawa hijau terlebih clorida menjadi senyawa hijau terlebih dahulu bilirubin diabsorbsikan pada dahulu bilirubin diabsorbsikan pada endapan BaCl2endapan BaCl2
FeCl3 mengoksidasi Bilirubin menjadi FeCl3 mengoksidasi Bilirubin menjadi Biliverdin yang berwarna hijau. Biliverdin yang berwarna hijau.
Bilirubin (urine)Bilirubin (urine)
Fisis berwarna kuning kecoklatan (pekat Fisis berwarna kuning kecoklatan (pekat seperti teh/ beer brown) dan dikocok buih seperti teh/ beer brown) dan dikocok buih berwarna kuningberwarna kuning
Hasil : (-) tidak ada perubahan warna; (+) Hasil : (-) tidak ada perubahan warna; (+) terjadi warna hijau makin lama makin jelasterjadi warna hijau makin lama makin jelas
Peningkatan kadar : obstruksi sal empedu, Peningkatan kadar : obstruksi sal empedu, hepatitis, hepatoma, chirosis hepatis, hepatitis, hepatoma, chirosis hepatis, fenotiazin, fenazopirin, dllfenotiazin, fenazopirin, dll
Cara KerjaCara Kerja
Tambahkan larutan Fouchet
1-2 tetes
3 mlBaCl2 10%
3 ml Urine
Filtrat dipakai untuk reaksi Schlesinger
( + ) endapan hijau
( - ) endapan tak berwarna ( coklat )
Saring dengan kertas saring
UrobilinogenUrobilinogen
A.A. Reaksi Ehrlich (urobilinogen)Reaksi Ehrlich (urobilinogen)
Reagensia : paradimetil aminobenzaldehide 2% Reagensia : paradimetil aminobenzaldehide 2% dalam 50% HCldalam 50% HCl
Bila ada urobilinogen terjadi warna merahBila ada urobilinogen terjadi warna merah Nilai : 0,3-3,5 mg/dl; spes 2jam 0,3-1 unit Nilai : 0,3-3,5 mg/dl; spes 2jam 0,3-1 unit
Ehrlich, 0,5 – 4,0 unit Ehrlich/24 jamEhrlich, 0,5 – 4,0 unit Ehrlich/24 jam
B. Reaksi schlesinger (urobilin)B. Reaksi schlesinger (urobilin) Reag : suspensi jenuh zinc acetat dlm alkoholReag : suspensi jenuh zinc acetat dlm alkohol Positif bila terjadi fluoresensi hijauPositif bila terjadi fluoresensi hijau
Cara kerja:Cara kerja:
3 ml filtrat urine dari reaksi Harisson
Fluoresensi ( + )Tidak dapat dipakai
Fluoresensi ( - )
1-2 tetes Amoniak encer
Saring dengan kertas saring
+ larutan
Tct. Iodii
( + ) : flouresensi hijau ( baca dalam kotak urobilin dengan sinar tak langsung )
3 ml reagen Schlessinger
UrobilinogenUrobilinogen
Penurunan kadar : obstruksi bilier, kanker Penurunan kadar : obstruksi bilier, kanker pankreas, antibiotik, amonium klorida, as askorbatpankreas, antibiotik, amonium klorida, as askorbat
Peningkatan kadar : gejala awal sirosis hepatis, Peningkatan kadar : gejala awal sirosis hepatis, hepatitis infeksius, hepatitis toksik, anemia hepatitis infeksius, hepatitis toksik, anemia hemolitik dan pernisiousa, eritroblastosis fetalis, hemolitik dan pernisiousa, eritroblastosis fetalis, infeksi mononukleosis, sulfonamid, fenotiazin, infeksi mononukleosis, sulfonamid, fenotiazin, fenazopiridin, natrium bikarbonatfenazopiridin, natrium bikarbonat
Spesimen yang digunakan: urine 24 jam atau 2 Spesimen yang digunakan: urine 24 jam atau 2 jam = antara jam 13.00-15.00 / 14.00-16.00 jam = antara jam 13.00-15.00 / 14.00-16.00