observasi pendidikan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003
dijelaskannbahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratisnsertanbertanggungnjawabn(2005:65-66).
Upaya pembaharuan pendidikan sebagaimana yang tertuang di dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, adalah re-orientasi
pendidikan ke arah pendidikan berbasis kompetensi. Di dalam pembelajaran
berbasis kompetensi tersebut tersirat adanya nilai-nilai pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya, sebagai pribadi yang integral, produktif, kreatif dan memiliki
sikap kepemimpinan dan berwawasan keilmuan sebagai warga negara yang
bertanggung-jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, disusunlah
kurikulum yang menurut Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003, merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Untuk melihat
dan memudahkan ketercapaian tujuan tersebut, maka dibutuhkan suatu bentuk
penilaian atau evaluasi. Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang
dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Contoh evaluasi adalah dengan diadakannya Ujian Nasional (UN). Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 77 Tahun 2008,
tanggal 5 Desember 2008, menurut pasal 1 (1) pada Permendiknas tersebut
dijelaskan, bahwa Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan
pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang
pendidikan menengah. Dan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 68 butir b,
hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu dasar seleksi untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi, maka Ujian Nasional penting untuk di laksanakan di
sekolah. Dalam laporan observasi ke sekolah ini akan dibahas mengenai
pelaksanaan UN di SMA Negeri 113 Jakarta.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah setuju dengan diadakannya Ujian Nasional
2. Apa alasan diadakannya Ujian Nasional
3. Bagaimana persiapan dan kegiatan sekolah SMAN 113 Jakarta dalam
menghadapi Ujian Nasional
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pelaksanaan Ujian Nasional di tingkat sekolah menengah.
2. Mengetahui pendapat sekolah SMAN 113 Jakarta tentang diadakannya Ujian
Nasional
3. Mengetahui bagaimana persiapan dan kegiatan sekolah SMAN 113 Jakarta
dalam menghadapi Ujian Nasional.
1.4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi ini adalah :
1. Studi Pustaka, (memperoleh informasi dari buku dan internet)
2. Observasi
3. Wawancara
1.5. Sistematika Penulisan
Agar data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan
susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Pengertian UN
2.2 Tujuan UN
2.3 Pelaksanaan UN
2.4 Pelaksanaan UN di SMA Negeri 113 Jakarta
2.4.1 Profil SMA Negeri 113 Jakarta
2.4.2 Tanggapan Mengenai UN di SMA Negeri 113 Jakarta
2.4.3 Persiapan dan kegiatan yang dilakukan di SMA
Negeri 113 Jakarta menjelang UN serta keterangan
lain tentang UN
2.4.4 Proses Observasi di SMAN 113 Jakarta
2.4.5 Pengalaman UN di SMAN 113 Jakarta
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ujian Nasional (UN)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 77
Tahun 2008, tanggal 5 Desember 2008, menurut pasal 1 (1) pada Permendiknas
tersebut dijelaskan, bahwa Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah
kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada
jenjang pendidikan menengah. Dan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 68 butir
b, hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu dasar seleksi untuk melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi, maka Ujian Nasional penting untuk di laksanakan di
sekolah.
Ujian Akhir Nasional atau biasa disebut UAN adalah bentuk ujian yang akan
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, untuk dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau tidak, dengan mengacu
pada kompensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam
keompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
2.2 Tujuan Ujian Nasional
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 77 Tahun
2008, tanggal 5 Desember 2008, menurut pasal 2 pada Permendiknas tersebut
dijelaskan, bahwa Ujian Nasional bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.3 Pelaksanaan UN
Jadwal UN
1. UN dilakukan satu kali, yang terdiri atas UN Utama dan UN Susulan.
2. UN Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau berhalangan
dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah.
3. UN dilaksanakan secara serentak.
4. Jadwal pelaksanaan UN sebagai berikut.
Jadwal Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2008/2009
a. Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)
No
.
Hari
dan
Tanggal
Jam
Mata Pelajaran
Program
IPA
Program
IPS
Program
Bahasa
Program
Keagamaan
1. UN
Utama
Senin
20 April
2009
UN
Susulan
Senin
27 April
2009
08.00–
10.00
11.00–
13.00
Bahasa
Indonesia
Biologi
Bahasa
Indonesia
Sosiologi
Bahasa
Indonesia
Sosiologi
Budaya/
Antropologi
Bahasa
Indonesia
Ilmu Kalam
2. UN 08.00–
10.00
Bahasa Bahasa Bahasa Bahasa
Utama
Selasa
21 April
2009
UN
Susulan
Selasa
28 April
2009
Inggris Inggris Inggris Inggris
3 UN
Utama
Rabu,
22 April
2009
UN
Susulan
Rabu
29 April
2009
08.00–
10.00
Matematika Matematika Matematika Matematika
4 UN
Utama
Kamis
23 April
2009
UN
08.00–
10.00
Fisika Geografi Sastra
Indonesia
Ilmu Hadist
Susulan
Kamis
30 April
2009
5 UN
Utama
Jumat,
24 April
2009
UN
Susulan
Jumat,
1 Mei
2009
08.00–
10.00
Kimia Ekonomi Bahasa
Asing
Ilmu Tafsir
Jumlah butir soal dan alokasi waktu UN untuk masing-masing satuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. SMA/MA Program IPA
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 butir 120 menit
2. Bahasa Inggris 50 butir 120 menit
3. Matematika 40 butir 120 menit
4. Fisika 40 butir 120 menit
5. Kimia 40 butir 120 menit
6. Biologi 40 butir 120 menit
b. SMA/MA Program IPS
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Aokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 butir 120 menit
2. Bahasa Inggris 50 butir 120 menit
3. Matematika 40 butir 120 menit
4. Ekonomi 40 butir 120 menit
5. Sosiologi 40 butir 120 menit
6. Geografi 40 butir 120 menit
c. SMA/MA Program Bahasa
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 butir 120 menit
2. Bahasa Inggris 50 butir 120 menit
3. Matematika 40 butir 120 menit
4. Sastra Indonesia 40 butir 120 menit
5. Sejarah Budaya/
Antropologi
40 butir 120 menit
6. Bahasa Asing**): 50 butir 120 menit
Bahasa Arab
Bahasa Jepang
Bahasa Jerman
Bahasa Prancis
Bahasa Mandarin
*) Terdiri atas 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk
penyandang tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
**) Sesuai dengan pilihan
d. MA Program Keagamaan
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Aokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 butir 120 menit
2. Bahasa Inggris*) 50 butir 120 menit
3. Matematika 40 butir 120 menit
4. Ilmu Tafsir 40 butir 120 menit
5. Ilmu Hadist 40 butir 120 menit
6. Ilmu Kalam 40 butir 120 menit
*) Terdiri atas 15 soal listening comprehension atau 15 soal reading untuk penyandang
tunarungu dan 35 soal pilihan ganda.
2.4 Pelaksanaan UN di SMA Negeri 113 Jakarta
2.4.1 Profil SMAN 113 Jakarta
Nama Sekolah : SMAN 113
Propinsi : DKI Jakarta
Kecamatan : Cipayung
Kelurahan : Lubang Buaya
Jalan : Al - Baidho I
Kelompok Sekolah : Negeri
Telepon : (021) 8408034
Visi :
Akademis, Religius, dan Kekeluargaan
Misi :
Membentuk siswa-siswi yang beriman teguh, berhati sabar, dan tabah,
berakhlak mulia, cerdas dan berwawasan luas, disayangi orang tua dan
bermartabat dihargai sesama teman serta masyarakat sehingga menjadi
pemuda-pemudi yang ideal dan pelopor bagi kemajuan bangsa, Negara,
dan Agamanya.
2.4.2 Tanggapan Mengenai UN di SMAN 113 Jakarta
Ujian Akhir Nasional atau biasa disebut UAN adalah bentuk ujian yang
akan menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Menurut Bu
Puji, selaku wakil kepala sekolah sekaligus perwakilan pendapat dari sekolah
merasa setuju dengan di adakannya Ujian Nasional oleh pemerintah, karena
dengan diadakannya Ujian Nasional maka sekolah akan mempunyai
standarisasi. Dan pemerintah sebagai penanggung jawab dari keberhasilan
belajar siswa bisa menghitung dimana letak-letak atau pemetaan daripada
sekolah-sekolah. Bila dilihat dari kelebihan dan kekurangannya mengenai
Ujian Nasional beliau mengutarakan sebagai berikut :
Kelebihan
1. Pelaksanaan UN tersebut diadakan serentak di semua sekolah
seluruh Indonesia baik negeri ataupun swasta.
2. Komputerisasi
3. Tidak ada permainan, sekolah tidak berhak untuk permainkan nilai
jadi benar-benar murni hasil anak. Sehingga akan terlihat
keberhasilan dari sekolah masing-masing, anak pun menjadi
terpacu serta mengingatkan anak untuk rajin belajar dan tidak
menyepelekan ujian nasional.
Kelemahan
1. Sebenarnya UN itu tidak lemah hanya ada oknum yang sengaja
untuk mengacaukan, dengan memberikan bocoran. Walaupun
banyak asumsi yang mengatakan bahwa sekolah pun turut
memberikan bocoran tapi hal ini tidak dibenarkan, ini hanya ulah
oknum luar yang ingin mengambil keuntungan dengan adanya UN
dan beberapa oknum yang menginginkan UN ditiadakan.
2. UN yang sekarang belum mencerminkan kepintaran siswa, karena
pemberian soalnya hanya berbentuk pilihan ganda saja sehingga
siswa kadang hanya menebak-nebak jawabannya, jadi menurut
sekolah sebagai masukan kepada pemerintah agar soal ujian
nasionalnya tidak hanya berbentuk pilihan ganda tetapi juga dalam
bentuk essay. Dengan begitu, bisa diketahui sampai sejauh mana
siswa memahami pelajaran yang diberikan di sekolah dan mampu
mengembangkan pikiran untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Selain itu, sebagai bahan penguat tentang pelaksanaan ujian nasional,
kita juga harus mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 77 Tahun 2008, tanggal 5 Desember 2008, menurut
pasal 3 pada Permendiknas tersebut dijelaskan, bahwa hasil UN digunakan
sebagai salah satu pertimbangan untuk :
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. Penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
d. Dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
2.4.3 Persiapan dan kegiatan yang dilakukan di SMA Negeri 113 Jakarta
menjelang UN serta keterangan lain tentang UN.
Ujian Nasional untuk tahun 2008/2009 akan dilaksanakan pada tanggal 20-25
April 2009. Sedangkan untuk UN susulan akan diadakan mulai tanggal 27
April 2009. Mata pelajaran yang akan diujikan pada UN SMA/MA :
a. Program IPA, meliputi : Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, Matematika,
Fisika, Kimia, dan Biologi;
b. Program IPS, meliputi : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi;
dengan rincian jadwal ujian nasional sebagai berikut :
No. Hari dan Jam Mata Pelajaran
TanggalProgram IPA Program IPS
1. UN Utama
Senin 20 April
2009
UN Susulan
Senin 27 April
2009
08.00–10.00
11.00–13.00
Bahasa
Indonesia
Biologi
Bahasa
Indonesia
Sosiologi
2. UN Utama
Selasa 21 April
2009
UN Susulan
Selasa 28 April
2009
08.00–10.00 Bahasa
Inggris
Bahasa
Inggris
3 UN Utama
Rabu, 22 April
2009
UN Susulan
Rabu 29 April
2009
08.00–10.00 Matematika Matematika
4 UN Utama
Kamis 23 April
2009
08.00–10.00 Fisika Geografi
UN Susulan
Kamis 30 April
2009
5 UN Utama
Jumat, 24 April
2009
UN Susulan
Jumat, 1 Mei
2009
08.00–10.00 Kimia Ekonomi
Jumlah butir soal dan alokasi waktu UN pada program IPA dan IPS
adalah sebagai berikut :
a. SMA/MA Program IPA
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 butir 120 menit
2. Bahasa Inggris 50 butir 120 menit
3. Matematika 40 butir 120 menit
4. Fisika 40 butir 120 menit
5. Kimia 40 butir 120 menit
6. Biologi 40 butir 120 menit
b. SMA/MA Program IPS
No. Mata Pelajaran Jumlah Butir Soal Aokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia 50 butir 120 menit
2. Bahasa Inggris 50 butir 120 menit
3. Matematika 40 butir 120 menit
4. Ekonomi 40 butir 120 menit
5. Sosiologi 40 butir 120 menit
6. Geografi 40 butir 120 menit
Menurut sekolah, standar nilai yang ditetapkan pemerintah yang harus
dilalui siswa agar dinyatakan lulus untuk tahun pelajaran 2008/2009 yaitu jika
memenuhi standar kelulusan UN dengan memiliki nilai rata-rata minimal 5,50
untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk
paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran
lainnya. Dan untuk sekolah-sekolah yang memang mau dapat menetapkan
batas kelulusan diatas nilai yang sudah ditetapkan pemerintah. Selain dari
nilai ujian, terdapat kriteria lain dimana siswa juga harus memperoleh nilai
minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran:
(a) kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia,
(b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
(c) kelompok mata pelajaran estetika, dan
(d) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan
Untuk menghadapi UN, SMA Negeri 113 Jakarta melakukan
persiapan, diantaranya:
Melakukan sosialisasi dengan orang tua murid
Sosialisasi dengan anak
Pembahasan soal-soal
Analisa soal try out
Pendalaman Materi
Bagi guru ada sosialisasi seperti bedah SKL bersama tim MGMP
Mengadakan seminar seperti career day, bedah kampus dan bimbingan
belajar.
Selain itu, sekolah juga memperhatikan persiapan dari segi siswanya
misalnya beberapa persyaratan yang harus dimiliki siswa agar dapat
mengikuti UN, yaitu :
Peserta didik yang belajar pada tahun terakhir di satuan pendidikan SMA
dan MA berhak mengikuti Ujian Nasional (UN); artinya siswa tersebut
terdaftar di suatu sekolah dan ikut belajar
Peserta didik yang memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada
satuan pendidikan sampai dengan semester I tahun terakhir.
Peserta didik yang memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang
setara, atau berpenghargaan sama, dengan ijazah dari satuan
pendidikan yang setingkat lebih rendah; artinya harus punya ijazah
SMP
Peserta didik yang tidak lulus tahun lalu bisa ikut ujian nasional tahun
2008/2009; maksudnya peserta yang tidak lulus UN pada tahun
pelajaran 2006/2007 dan/atau 2007/2008 berhak mengikuti UN
2008/2009 dengan mendaftar di sekolah/madrasah asal atau
sekolah/madrasah lain yang ditetapkan sebagai penyelenggara UN
dengan menyerahkan surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN)
yang telah disahkan oleh sekolah/madrasah.
Sedangkan untuk persyaratan dari segi biaya dalam mengikuti UN,
menurut sekolah tidak ada karena biaya tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pemerintah pusat dan daerah. Untuk pengadaan kartu
UN pun pengadaannya berasal dari pemerintah.
UN Susulan hanya berlaku bagi peserta didik yang sakit atau
berhalangan dan dibuktikan dengan surat keterangan yang sah, UN
susulan diadakan mulai tanggal 27 April sampai 1 Mei 2009. Tapi,
sekolah juga bisa menanyakan kalau memang siswa yang sakit
tersebut siap untuk ujian nasional saat itu di Rumah Sakit, maka
sekolah akan membawakan soal ujian langsung kesana dan diawasi
pelaksanaannya oleh pengawas.
Dalam melakukan persiapan Ujian Nasional, atau bahkan mengaca
pada pelaksanaan UN tahun-tahun sebelumnya, maka pasti banyak kendala
yang juga harus diatasi. Menurut hasil wawancara di SMAN 113 Jakarta,
selama ini di sekolah tersebut lancar-lancar saja ketika pelaksanaan UN,
mungkin hanya ada sedikit hambatan yang bisa dibilang umum sering terjadi
bahkan di sekolah-sekolah lain, seperti :
Terkadang ada siswa yang tidak membawa kartu UN
Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal seperti;
- Matematika dan Fisika untuk program IPA
- Matematika dan Ekonomi untuk program IPS
Untuk mengatasi hal tersebut, maka sekolah melakukan berbagai upaya
seperti :
Bagi siswa yang tidak membawa kartu UN, maka harus melapor
kepanitia untuk diberikan kartu ujian sementara
Bagi siswa yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal-soal UN,
maka sebelumnya sekolah mencoba lebih memperbanyak pendalaman
materi dan pembahasan serta analisa soal-soal try out. Selain itu,
sekolah juga harus bisa menganalisa kelemahan-kelemahan siswa
tersebut dan terus dimotivasi untuk meningkatkan belajarnya.
Selain dari persyaratan dari segi siswanya, sekolah juga mempersiapkan tata
ruang untuk persiapan UN nanti. Ruangan tersebut ditata sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan pemerintah yaitu :
Ruang kelas yang digunakan aman dan memadai untuk UN;
Setiap ruang ditempati paling banyak 20 peserta, dan 1 meja untuk
pengawas UN;
Setiap meja diberi nomor peserta UN;
Setiap ruang UN disediakan denah tempat duduk peserta UN;
Setiap ruang UN disediakan lak/segel;
Gambar atau alat peraga yang berkaitan dengan materi UN dikeluarkan
dari ruang UN;
Tempat duduk peserta UN diatur sebagai berikut:
- Satu bangku untuk satu orang peserta UN;
- Jarak antara meja yang satu dengan yang lain disusun dengan
mempertimbangkan jarak antara peserta yang satu dengan peserta
yang lain minimal 1 (satu) meter;
- Penempatan peserta UN disesuaikan dengan urutan nomor peserta
UN
Untuk pengawasan di setiap ruang UN dilakukan oleh 2 orang
pengawas. Pengawas ruangan ditetapkan oleh penyelenggara UN Tingkat
Kota atau Kabupaten. Pengawasan di SMAN 113 dilaksanakan secara silang
antar sekolah.
Pihak sekolah juga menjelaskan mengenai prosedur pengambilan soal
UN, yang ternyata soal tersebut diambil ketika hari H pelaksanaan UN tapi
lebih pagi sekitar pukul 06.00 karena UN akan dilaksanakan pukul 08.00.
sekolah mengambil soal tersebut ke sanggar 13 di SMAN 48 Jakarta. Jadi
sebelumnya soal tersebut berasal dari pusat kemudian didistribusikan ke
Provinsi, setelah itu dari Provinsi didistribusikan kembali ke Kabupaten, dan
Kabupaten mendistribusikan ke setiap sanggar. Terakhir setiap sekolah
mengambil sendiri soal tersebut ke sanggar masing-masing yang telah
ditentukan dengan dibawah pengawasan dari pihak panitia seperti dari
perguruan tinggi negeri, pihak keamanan, dan lain-lain yang dulu di sebut tim
independen dengan berita serah terima.
Untuk proses penilaian UN nantinya, menurut sekolah sangat tertutup
sekali. Karena dari sekolah hasil UN langsung dilem rapat dan di berikan ke
sanggar di SMAN 48 untuk di proses selanjutnya disana.
Sebagai akhir dari wawancara, pihak sekolah mencoba
mengungkapkan harapan kedepan berkaitan dengan UN, yaitu:
1. Menurut Kepala Sekolah :
Diharapkan kepada pemerintah agar turut memperhatikan sekolah-
sekolah yang berada di daerah-daerah terpencil atau desa yang sangat
membutuhkan bantuan sarana dan prasarana sekolah agar lebih
memadai. Seperti yang kita tahu bahwa disana banyak sekolah yang
sebenarnya sudah tidak layak ditempati karena bangunannya yang sudah
hampir roboh sehingga anak-anak yang belajar disana terpaksa harus
mengungsi, begitupun ketika musim hujan tiba banyak sekolah yang
kebanjiran sehingga sekolah harus diliburkan. Selain itu, berkaitan
dengan UN pemerintah kan menetapkan UN untuk seluruh Indonesia,
mungkin untuk sekolah-sekolah yang ada di kota-kota besar tidak
mengalami masalah dengan sarana prasarana untuk proses belajar atau
praktek tapi yang dipermasalahkan di sini adalah sekolah yang ada di
daerah terpencil atau desa-desa yang mau tidak mau juga harus
mengikuti standar nilai dari pemerintah tapi dalam proses pembelajaran
dan praktek mereka tidak bisa melakukannya dengan baik karena mereka
memang tidak mempunyai fasilitas belajar yang memadai. Jadi hal ini
dianggap tidak adil bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil.
2. Menurut Wakil Kepala Sekolah :
Harapan yang pertama, diharapkan agar pelaksanaan UN menjadi
semakin lebih baik. Mungkin dari pihak pemerintah, agar pelaksanaan
soal UN tidak hanya dalam bentuk pilihan ganda saja tetapi juga dalam
bentuk essay. Hal itu dikarenakan agar siswa menjadi terlatih untuk
mengembangkan pikiran dan sekolah pun menjadi lebih tahu sampai
dimana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran tersebut. Selain
itu siswa juga tidak asal tebak menebak saja jawabannya karena perlu
kemampuan berpikir.
Harapan yang kedua, adalah agar pihak-pihak yang sudah
mengacaukan UN misalnya yang suka memberikan bocoran soal agar
tidak lagi melakukan hal tersebut karena itu akan merugikan calon
pemuda dalam pendidikan masa depan. Sebaiknya lakukanlah hal yang
positif dan berguna demi kemajuan pendidikan bangsa.
Proses Observasi di SMAN 113 Jakarta
Pada hari Sabtu, 14 Februari 2009, sekitar pukul 08.00 WIB Saya datang ke SMAN
113 untuk meminta izin observasi di sana. Sebelumnya Saya mendatangi ke pos
satpam untuk bertanya harus bertemu siapa dan mengisi buku tamu. Kebetulan
Saya memang mengenal satpam yang menjaga disitu, namanya Pak Yadi. Pak Yadi
membawa buku tamu tersebut untuk diserahkan dan disetujui oleh Kepala Sekolah.
Jadi, Saya harus menunggu untuk persetujuan kepala sekolah. Tidak berapa lama,
pak Yadi mendatangi Saya dan mengantarkan Saya untuk bertemu Wakil Kepala
Sekolah bidang Humas. Selama perjalanan menuju ke ruang wakil kepala sekolah
tersebut, Saya bertemu dengan beberapa guru yang masih ingat dengan Saya dan
kami saling bertegur sapa. Ketika Saya mulai memasuki ruangan wakil kepala
sekolah bidang humas ternyata, wakil kepala sekolah tersebut adalah Bu Nurhayati,
guru sosiologi saya waktu kelas 3 SMA. Saya merasa kaget sekaligus senang
karena bisa bertemu dengan beliau. Setelah itu kami berbincang-bincang mengenai
keperluan Saya datang kesana. Menurut beliau, seharusnya Saya tidak langsung
membuat surat yang menuju langsung ke SMAN 113 karena belum tentu Saya
langsung diterima disana apabila sekolah tersebut sedang sibuk, sedangkan seperti
yang kita tahu bahwa membuat surat itu pasti lama prosesnya, jadi seharusnya Saya
datang untuk meminta izin dahulu kesana, lalu bila di setujui baru membuat surat
yang menuju ke SMAN 113. Tapi karena Saya adalah alumni dari SMAN tersebut,
jadi Bu Nurhayati mencoba membantu Saya dan menyuruh Saya untuk coba
meminta izin kepada Bu Puji selaku wakil kepala sekolah bidang umum dan guru
bidang studi matematika. Setelah itu Saya menemui bu Puji di ruangannya, dan
beliau menyambut Saya dengan senang. Beliau menanyakan keperluan Saya
datang kesana, setelah Saya jelaskan bahwa Saya ingin mengadakan observasi di
SMAN 113, Bu Puji mengatakan boleh-boleh saja asalkan ada surat resmi dari
Universitas baru dilayani keperluan Saya. Sebenarnya Saya merasa kaget sekaligus
bingung, karena adanya perbedaan persepsi antara wakil kepala sekolah bidang
humas dengan bidang umum. Menurut wakasek bidang humas, Saya harus minta
izin dulu baru membuat surat observasi. Tapi menurut wakasek bidang umum, Saya
harus membawa surat dahulu baru bisa observasi dan di layani keperluannya. Saya
mencoba menghilangkan pikiran bingung Saya dan memberikan surat observasi
yang memang sudah Saya buat sebelumnya di kampus kepada Bu Puji. Kemudian,
Saya mulai membuat kesepakatan tentang waktu Saya bisa langsung observasi.
Kami menyepakati bahwa waktu observasinya adalah hari sabtu, minggu depan.
Setelah menyepakati hal tersebut, Saya segera mohon pamit kepada Bu Puji
sekaligus mengucapkan terimakasih karena diperbolehkan untuk observasi di SMAN
113 Jakarta. Dan Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Pak Yadi
karena telah mengantarkan Saya untuk bertemu Wakasek.
Hari kedua Saya melakukan observasi ke SMAN 113, tepatnya tanggal 21 Februari
2009, sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah sampai di SMAN 113, Saya langsung
mendatangi pos satpam untuk bertanya apakah ada Bu Puji atau tidak dan Saya
langsung disuruh masuk ke dalam. Tapi Saya langsung kaget karena ternyata
sekolah tersebut sedang mengadakan acara yang bertemakan “ Career Day “ dan
bedah kampus. Karena sebelumnya Bu puji tidak memberitahu Saya bahwa hari
sabtu ini sedang ada acara. Hal ini membuat Saya menjadi tidak enak hati karena
berarti sekolah khususnya Bu puji sedang sibuk. Apalagi saat itu Saya mendengar
suara bu Puji dari kejauhan sedang memberi kata sambutan dalam acara tersebut.
Jadi Saya harus menunggu untuk sementara di lobi depan. Sampai akhirnya sekitar
jam 12.00 lewat saat waktu istirahat acara tersebut, Saya mulai memberanikan diri
untuk masuk ke dalam menemui Bu Puji. Dan alangkah senangnya Saya melihat Bu
Puji sedang duduk sendirian menjaga meja tamu, jadi Saya langsung menghampiri
beliau untuk mengadakan wawancara. Ketika Saya menghampiri beliau, karena
memang sedang istirahat jadi kami langsung mengadakan wawancara seputar UN
yang akan diadakan di SMAN 113. Setelah selesai mengadakan wawancara, Saya
langsung diajak Bu Puji untuk menemui Bapak Kepala Sekolah sebagai permohonan
izin dan terima kasih karena diperbolehkan observasi. Diruang kepala sekolah, Saya
dan Bu Puji menjelaskan kembali tentang pelaksanaan wawancara yang Saya jalani
dan memberikan instrumen pertanyaan apa saja yang Saya tanyakan kepada Bu
Puji. Kemudian kepala sekolah mencoba untuk menerangkan kembali tentang
jawaban-jawaban yang dipertanyakan oleh Saya dan beliau juga memberikan
nasehat-nasehat dan cerita-cerita menarik yang tentunya bisa menjadi contoh untuk
Saya kelak. Setelah itu, Saya mohon izin pulang kepada kepala sekolah sekaligus
mengucapkan terimakasih atas izinnya. Saya pun tidak bisa meminta lampiran-
lampiran dan wawancara terlalu lama di sana karena acara sekolah masih
berlangsung jadi sekolah masih terlalu sibuk. Jadi Saya mencoba meminta izin
kembali kepada Bu Puji agar dapat diperbolehkan datang ke sekolah lagi untuk
meminta lampiran-lampiran yang Saya perlukan untuk membuat laporan hasil
observasi, bu Puji menyetujuinya. Dan akhirnya Senin, tanggal 16 Maret 2009 Saya
mencoba datang kembali ke SMAN 113 setelah sebelumnya Saya sudah meminta
izin kepada Bu puji lewat telepon. Disana Saya meminta berkas-berkas yang Saya
perlukan seperti surat keterangan observasi di sekolah, foto-foto sekolah, dan
sebagainya. Setelah semuanya selesai, akhirnya Saya memohon diri untuk pulang
dan sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Ibu Puji.
Pengalaman Saat Mengikuti UN di SMAN 113 Jakarta
Saya adalah salah satu alumni dari SMAN 113 Jakarta. Pengalaman UN Saya di
sekolah itu cukup mengesankan. Menurut Saya, yang namanya Ujian Nasional
adalah sesuatu yang menegangkan dan bikin tidak nafsu makan karena dari kabar
yang Saya dengar dari teman-teman dan kakak kelas Saya bahwa ujian tersebut
sangat sulit apalagi sistem pengoreksiannya memakai komputer jadi kita harus
berhati-hati kalau menjawab. Pensil harus yang asli 2B sehingga Saya harus
berulang kali ganti pensil karena takut pensil yang Saya gunakan palsu sehingga
tidak terbaca di komputer, untuk menghitamkan lembar jawaban harus benar-benar
hitam tapi tidak boleh sampai keluar garis pada bulatan yang ada, padahal
bulatannya kecil, selain itu juga LJK tidak boleh kotor dan menghapus jawaban yang
salah harus benar-benar bersih dan tidak boleh sampai robek, tidak boleh membawa
HP, dan adanya kenaikan standar nilai dari pemerintah yaitu 4,25 dan lain-lain.
Karena banyaknya peraturan yang harus dipikirkan, jadi membuat Saya sendiri jadi
pusing dan tidak nafsu makan. Mengenai UN, sebenarnya kadang Saya dan
mungkin mewakili pendapat dari teman-teman yang lain tidak terlalu setuju dengan
UN awalnya karena Saya merasa tidak adil bila sekolah khususnya pemerintah
hanya menentukan kelulusan dari 3 mata pelajaran saja dan berarti hasil belajar
selama 3 tahun itu untuk apa, jadi kenapa sekolah tidak membelajarkan siswa
dengan 3 pelajaran yang di-UN-kan saja, karena padahal sekolah yang lebih tahu
apakah siswa tersebut layak untuk lulus atau tidak. Tapi semakin lama Saya jadi
semakin mengerti bahwa UN di perlukan untuk standarisasi bagi sekolah.
Pengalaman UN dimulai dari saat Saya sudah memasuki semester 2 dikelas 3 SOS
4, sekolah Saya sudah mulai mensosialisasikan tentang rencana pendalaman
materi, try out, dan acara seminar bedah kampus dan bimbingan belajar agar siswa
terbantu untuk mengetahui dimana tempat kuliah yang sesuai dengan bakat
minatnya. Semakin mendekati UN, perasaan takut jadi sering muncul. Tapi Saya
harus tetap optimis dan fokus, apalagi terbantu dengan adanya pendalaman materi
yang diadakan di sekolah. Pendalaman materi di sekolah Saya dilaksanakan setiap
hari setelah jam pelajaran sekolah selama 2 jam. Pendalaman materi itu berisi
tentang pelajaran yang berkaitan dengan ujian nanti dan pembimbingnya berasal
dari guru bidang studi masing-masing. Memang selama mengikuti pendalaman
materi ini, Saya sering merasa bosan karena sudah lelah sebelumnya telah
mengikuti pelajaran di sekolah. Tidak hanya Saya yang merasakan bosan, tapi
teman-teman Saya terutama yang laki-laki kadang sampai kabur dari sekolah
setelah jam pelajaran sekolah yang biasa sudah selesai, mereka pulang
berbarengan dengan siswa kelas 1 dan 2 yang memang waktunya pulang.
Setelah selesai mengadakan pendalaman materi, sekolah Saya mengadakan uji
coba UN atau biasanya disebut dengan try out (TO). Try out ini diadakan sebagai
bahan pelatihan siswa untuk mengerjakan soal-soal materi UN dengan situasi yang
dibuat seperti sebenarnya ketikan UN nanti, selain itu try out ini juga sebagai
simulasi menghadapi UN agar siswa terlatih dan tidak kaget atau tegang ketika UN
berlangsung. Try out di sekolah Saya diadakan sebanyak 3 kali secara bertahap.
Hasil nilai selama Try Out pun diberikan kepada siswa dan orang tuanya agar orang
tua bisa lebih membimbing anaknya untuk belajar lebih giat. Sekolah pun menjadi
lebih terbantu untuk mengetahui dimana kelemahan siswa yang masih perlu
dianalisis dan dibantu. Waktu itu hasil nilai try out Saya selama 3 kali semakin lama
semakin membaik, walaupun awalnya nilai Saya selalu lemah dipelajaran Bahasa
Inggris dan Matematika. Tidak berhenti hanya mengadakan TO, sekolah Saya juga
aktif mengadakan seminar seperti bedah kampus dan bimbingan belajar. Untuk
acara bedah kampus, sekolah juga mengundang alumni dari SMAN 113 untuk
mengadakan persentase serta kesan dan pesan. Pengadaan seminar ini menurut
Saya sangat baik karena siswa khususnya Saya sendiri menjadi lebih tahu
mengenai universitas-universitas yang terbaik dan jurusan-jurusan yang sesuai
dengan bakat dan minat Saya. Dalam seminar tersebut kita bisa bertanya langsung
kepada wakil dari universitas tentang hal yang ingin kita ketahui serta diberikan
brosur. Namun, sayangnya banyak siswa yang kurang antusias dengan acara
tersebut karena mereka berpikir hal tersebut sangat membosankan dan mereka
lebih suka pergi atau jalan-jalan.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba, tepatnya bulan April sekolah-sekolah
se-Indonesia mulai sibuk dan bersiap-siap menanti datangnya hari perjuangan
tersebut. Saya datang ke sekolah dengan langkah yang mantap dan mencoba
menghilangkan rasa takut dan tegang. Di sana teman-teman Saya yang lain sudah
menanti. Mereka pun merasakan hal yang sama dengan Saya. Sebelum bel masuk
berbunyi, Saya dan teman-teman Saya mencoba memanfaatkan waktu untuk belajar
dan saling tanya jawab dengan teman-teman yang lain. Tapi dari kejauhan, Saya
juga mendengar ada teman-teman yang sibuk mencari bocoran soal dan
sebagainya. Kita memang berjuang dengan jalan masing-masing yang diyakini.
Ketika bel berbunyi, hanya diri inilah yang boleh masuk kedalam ruangan dan
peralatan untuk UN, sedangkan tas dan yang tidak berkaitan dengan UN ditaruh
diluar kelas. Tangan Saya mulai berkeringat karena di dalam ruangan terdapat 2
orang pengawas yang belum pernah Saya lihat sebelumnya, mereka mulai
membacakan tata tertib pengawas dan UN. Dan ujian pun dimulai sampai 3 hari
berturut-turut. Mungkin saat hari pertama mengerjakan soal UN, Saya memang
merasa tegang dan badan rasanya sulit dan takut untuk di gerakkan sedikit pun, tapi
lama-kelamaan Saya menjadi terbiasa untuk rileks dan tidak terlalu tegang untuk
mengerjakan soal di hari-hari berikutnya. Menjalani itu semua sangat menguras
pikiran dan tenaga Saya, tapi setelah semuanya terlewati ada perasaan senang dan
beban berat seperti terlepas dari tubuh. Perasaan lelah dan tegang terganti dengan
hasil pengumuman yang sangat memuaskan. Saya LULUS, dengan nilai rata-rata
UN adalah delapan. Untuk Ujian sekolah dan praktek pun nilai Saya lumayan
memuaskan. Begitupun teman-teman Saya yang lain, mereka semua lulus. Tapi
sayangnya, salah satu teman Saya tidak lulus dipelajaran ekonomi dan harus
mengulang tahun depan. Memang teman Saya itu adalah anak baru atau pindahan
dari sekolah lain saat Saya memasuki kelas 3 SMA. Saya sangat sedih mendengar
hal itu, dan banyak teman dan guru yang tetap memberi motivasi kepadanya agar
tetap semangat karena sesungguhnya kegagalannya itu hanyalah sebuah
kesuksesan yang tertunda saja. Saya tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang,
apakah Dia tetap mengulang di SMAN 113 atau pindah ke sekolah lain. Tapi Saya
harap dia bisa berhasil dikemudian hari. Itulah pengalaman Saya ketika UN tahun
2006/2007 di SMAN 113 Jakarta.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 77
Tahun 2008, tanggal 5 Desember 2008, menurut pasal 1 (1) pada Permendiknas
tersebut dijelaskan, bahwa Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah
kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada
jenjang pendidikan menengah. Ujian Nasional bertujuan menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanggapan sekolah SMAN 113 mengenai pengadaan Ujian Nasional adalah setuju
karena menurut sekolah dengan diadakannya Ujian Nasional maka sekolah akan
mempunyai standarisasi. Persiapan sekolah pun lumayan baik, sekolah
mengadakan sosialisasi UN kepada orang tua, siswa, dan guru. Dalam menghadapi
UN pasti banyak kendala yang harus dilalui tapi SMAN 113 merasa lancar-lancar
saja dalam mengadakan pelaksanaan UN. Sekalipun ada hambatan, mereka
mencoba untuk mengatasinya dengan sebaik mungkin.
3.2 Saran
Pengadaan UN oleh pemerintah memang membuat sekolah khususnya siswa
menjadi merasa mempunyai beban berat yang belum akan lepas sebelum
melewatinya dengan baik. Maka diharapkan sekolah bisa benar-benar menganalisa
dimana kelemahan siswanya dalam pembelajaran dan mencoba mengatasinya
dengan sebaik mungkin. Dan untuk pemerintah, diharapkan pengadaan ujian
nasional ini tidak hanya berbentuk pilihan ganda saja tapi juga berbentuk essay. Hal
tersebut agar siswa terlatih untuk berpikir dan mengembangkan pikiran yang
dimilikinya, jadi tidak asal menebak saja. Selain itu, karena UN ini diperuntukkan
untuk se-Indonesia maka seharusnya pemerintah diharapkan bisa memperhatikan
sekolah-sekolah yang terletak di daerah-daerah yang memerlukan fasilitas yang
memadai agar dapat melaksanakan pembelajaran sebagaimana di kota-kota besar.
Mereka juga layak untuk mendapatkan fasilitas yang baik dan menghadapi UN
dengan nyaman, tidak merasa takut bahwa bangunannya akan roboh atau bocor
saat hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 77 Tahun 2008,
Tanggal 5 Desember 2008