nutrisi tanaman

11
DIAGNOSIS DEFISIENSI dan TOKSISITAS Oleh : Kelas D Kelompok 5 Adi Suwandono 125002011110!" Daniel Te#uh S$S$1250020111110% &ehan 'a(asa)i 1250020111115" Ineke *us)i+ha ,$125002011111-! Dis)a Dian .$ 125002011111% Nu( Fahmi /$ 12500201111210 i a Nu(sidik &$ 125002011112 & SAN 3 DIDA*A .E TANIAN FAK 'TAS .E TANIAN NI,E SITAS 3 A4I&A*A A'ANG 2015

Upload: rizanursidikjaelani

Post on 06-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

pertanian

TRANSCRIPT

DIAGNOSIS DEFISIENSI dan TOKSISITAS

Oleh :Kelas DKelompok 5

Adi Suwandono125040201111073Daniel Teguh S.S.125040201111109Jehan Larasati125040201111153Ineke Yusticha V.125040201111187Dista Dian P.125040201111194Nur Fahmi Z.125040201111210Riza Nursidik J.125040201111244

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaat ini tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang harus mempunyai suplai unsur hara yang mencukupi. Dengan unsur hara yang mencukupi bagi tanaman di harapkan tanaman dapat memproduksi lebih baik lagi. Pengertian dari unsur hara sendiri adalah suatu komponen yang dibutuhkan oleh tanaman baik dalam jumlah yang sedikit ataupun banyak yang diserap untuk membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagi tanaman yang optimal.Unsur hara esensial merupakan suatu kebutuhan tanaman yang sangat penting dan yang tidak bisa digantikan oleh apapun dari semua jenis unsur hara. Unsur hara esensial terdiri dari dua unsur yaitu unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) Kelebihan dan kekuranagan unsur hara bagi tanaman dapat menyebabkan terhalangnyapertumbuhansehinggatidakoptimal.Gejala kelebihan unsur hara pada tanaman dapat dilahat dari gejala fisik pada bagian-bagian tanaman seperti gejala yang terdapat pada daun, batang, bunga dan buah selain itu tanaman juga akan menunjukkan gejala seperti daun yag terhambat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan perubahan warna pada daun sering disebut sebagai klorosi. Pada umumnya defisiensi unsur hara pada tanaman dapat terlihat pada daun-daun.Pentingnya pengetahuan dalam defisiensi tanaman akibat kekurangan unsur hara dapat dijadikan suatu pedoman maupun petunjuk yang dapat digunakan oleh peani yang sedang berbudidaya tanaman dalam melakukan untuk menentukan pemupukan yang tepat, optimal, dan jenis pupuk yang harus digunakan. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro pada tanaman.

1.2 TujuanUntuk mengetahui macam-macam dan fungsi unsur hara baik makro maupun mikro serta gejala yang ditimbulkan akibat defisiensi dan toksisitas.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Diagnosis Defisiensi dan ToksisitasDefisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun.Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran. Toksisitas akut ini diteliti pada hewan percobaan yang menunjukkan evaluasi keamanan dari kandungan kimia untuk penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan makanan, kosmetik, obat-obatan, dan sediaan biologi (Deisy dkk, 2010).Gejala defisiensi hara atau kahat hara secara visual umumnya telah cukup membantu dalam mendiagnosis gangguan hara, terutama bila dilakukan oleh ahlinya. Apabila tanaman tidak menerima hara yang cukup maka pertumbuhannya akan lemah dan perkembangannya tampak abnormal. Diagnosis defisiensi hara pada tanaman dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan dengan diagnosis gejala visual dan analisis tanaman. Diagnosis berdasarkan gejala visual di lapangan sangat komplek dan sulit, terutama bila kejadian kahat lebih dari satu hara mineral secara simultan atau kahat hara tertentu bersamaan dengan toksik hara yang lain. Salah satu metode untuk menentukan unsur hara esensial bagi tanaman adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang dikandung oleh tumbuhan sehat (Wijayani, et al., 2004).

2.2 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Hara2.2.1 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Nitrogen (N)Pengaruh unsur N pada tanaman tidak hanya pada daun saja tetapi jika pemberian N semakin tinggi maka semakin cepat juga sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma. Unsur nitrogen mempunyai sifat mudah hilang dari tanah akibat proses volatilasi aatu perkolasi air tanah, mudah berubah bentuk, dan mudah pula diserap tanaman dibandingkan dengan unsur hara yang lainnya.

Menurut J. Hort. (2012) Gejala yang ditimbulkan apabila kekurangan unsur N yaitu daun tua Klorosis, diawali dengan munculnya bercak kuning pada helaian daun, warna daun menjadi hijau kekuningan, selanjutnya warna kuning semakin banyak, dan menutupi seluruh permukaan daun. Tulang daun berubah warna menjadi hijau muda kuning. Tangkai daun hijau muda kuning. Serta pertama muncul tepi daun tua menuju ke tengah helaian daun. Untuk gejala yang ditimbulkan akibat kelebihan yaitu pada daun tua nekrotik, diawali dengan perubahan warna daun menjadi hijau kecoklatan pada tepi daun menuju ke tengah helaian daun, selanjutnya daun kering dan warna coklat menutupi seluruh permukaan daun serta daun menggulung ke atas. Tulang daun berubah warna menjadi coklat. Tangkai daun hijau-coklat. Pertama muncul tepi daun tua menuju ke tengah helaian daun.

2.2.2 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Fosfor (P) Kekurangan unsur hara Fosfor menyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun, Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu. Tumbuhan kerdil. Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung-ujung daun.

2.2.3 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Kalium (K) Kekurangan unsur hara Kalium dapat menyebabkan daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan.

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi unsur Ca dan Mg.

2.2.4 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Calsium (Ca) Menurut Marschner (1986) indikator kahat hara Ca pertama kali terlihat pada daun yang masih muda, panjang dan lebar daun pada tanaman kahat hara Ca lebih kecil-kecil karena sejak daun masih muda sudah menampakan gejala terhambat pertumbuhannya. Kuncup-kuncup muda yang telah tumbuh akan mati.Kelebihan unsur hara Calsium menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, sehingga tanaman mengalami defisiensi, akar tanaman tidak mampu tumbuh memanjang dengan cepat, menghalangi pertumbuhan serta mekarnya daun-daun muda dan pucuk-pucuk.

2.2.5 Defisiensi dan Toksisitas Unsur magnesium (Mg)Rai (2002) mengatakan tanaman yang kahat hara Magnesium maka klorofil tidak terbentuk karena unsur tersebut esensial bagi molekul klorofil. Selain itu daun-daun tua mengalami klorosis, daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut. Dan pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah.

Sedangkan untuk kelebihan magnesium gejala yang di timbulkan yaitu daun berwarna kuning, hal ini terjadi karena pembentukan klorofil terganggu. Pada tanaman jagung kelebihan Mg terlihat pada daun adanya garis-garis kuning yang agak menonjol sedangkan pada daun-daun muda kelur lendir.

2.2.6 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Belerang (S)Kekurangan unsur hara Sulfur menyebabkan daun-daun muda mengalami klorosis. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman tampak berdaun kuning dan hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter kecil. Jumlah anakan terbatas.Kelebihan unsur hara Sulfur mengakibatkan daun-daun berguguran sebelum waktunya. Pada tahap lanjut arabicum bisa terbakar (daun-daun mengering dan tanaman menjadi layu.

2.2.7 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Boron (B)Unsur boron merupakan salah satu unsur mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan, proses pembelahan dan diferensiasi serta proses pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam sintetis RNA dimana unsur boron ini sebagai bahan dasar pembentukan sel tersebut. (Portela et al, 2010).Kekurangan unsur boron, menyebabkan daun pada tanaman berwarna lebih gelap dibanding daun normal, tebal , dan mengkerut. Contoh kekurangan unsur boron paling sering dijumpai ialah pada tanaman adenium. Sedangkan jika tanaman kelebihan unsur boron menyebkan ujung daun tanaman berwarna kuning dan akan mengalami nekrosis.

Gambar. Defisiensi unsur boron

2.2.8 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Chlor (Cl)Chlor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Adapun defisiensi klor antara lain pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun. Pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk. Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.Apabila kelebihan unsur hara Chlor juga dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-sayuran daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga

2.2.9 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Tembaga (Cu)Gejala Gejala awal defisiensi tembaga ditandai dengan warna daun hijau gelap, seperti kelebihan N, tunas-tunas sangat viqour dan besar. Kadang-kadang daun berbentuk mangkuk (cupped leaves), tunas kadang-kadang berbentuk S. Gejala defisiensi sedang ditandai dengan adanya batang atau ranting mengeluarkan getah coklat, berkerak, daun rontok dan mati pucuk. Gejala lanjut atau parah ditandai dengan adanya buah yang mempunyai kantong getah, retakan-retakan kecil kandungan buah rontok. Gejala kekurangan Cu sering terjadi pada jeruk manis. Bila terjadi pada jeruk nipis menyebabkan kadar air buah rendah, kadang-kadang bentuk buah tidak normal, ranting selalu kecil, warna coklat kandungan mati pucuk.

Kelebihan unsur hara Cupprum / Tembaga menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, percabangan terbatas dan pembentukan akar terhambat, serta akar menebal dan berwarna gelap.

2.2.10 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Besi (Fe)Unsur Fe diserap tanaman melalui akar dalam bentuk Fe2+ atau Fe3+ yang umumnya direduksi menjadi Fe2+ sebelum penyerapan. Dalam tanaman, besi berperan dalam proses pembentukan protein serta memilki peran sebagai katalisator pembentukan klorofil. Selain itu, peran lain dari besi ialah sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim (Babaeian, 2011).Terjadinya gejala defisiensi unsur besi ditunjukkan dengan adanya gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Dimana daun-daun muda akan tampak berwarna putih dikarenakan kandungan klorofil pada daun yang kurang. Selain itu, gejala lain yang juga timbul ialah pada bagian akar akan terjadi kerusakan akar.Sedangkan kelebihan unsur besi yang tinggi yang diberikan pada tanaman dalam bentuk pupuk, dapat menyebabkan terjadinya nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun tanaman (Kuswandi, 2005)

2.2.11 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Mangan (Mn)Salah satu unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak ialah unsur mangan. Selain itu, unsur mangan merupakan unsur yang juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase, sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+ (Kalay, 2008).Suatu tanaman yang kebutuhan unsur mangannya tidak terpenuhi dengan baik, maka akan mengalami defisiensi unsur mangan. Gejala yang tampak dari tanaman yang mengalami defisiensi unsur mangan (Mn) antara lain pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, adanya bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda pada tanaman serealia, serta terjadi split seed pada tanaman lupin. Selain itu juga diperlihatkan adanya bintik nekrotik pada daun tanaman yang terserang. Hal ini ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun, sedangkan tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau (Kasno, 2009). Pada dasarnya Mn dibutuhkan dalam jumlah sedikit,apabila kelebihan unsur hara ini maka dapat menghambat proses sintesa klorofil.

2.2.12 Defisiensi dan Toksisitas Unsur Molibden (Mo)Menurut tulisan dari Setio Budi Wiharto (09417/PN) dari UGM Jogjakarta, gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan. Apabila Kelebihan Mo dapat mengganggu proses fisiologi tanaman.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan Defisiensi merupakan kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Dari tiap unsur memiliki fungsi dan kegunaan tersendiri dan tidak bisa digantikan dengan unsur yang lain dalam memenuhi kebutuhan tanaman. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun.Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran. Pada tiap unsur kenampakan dari tanaman yang menunjukkan toksisitas maupun defisiensi memiliki ciri yang berbeda-beda dan terkadang memang hampir mirip kenampakannya. Dengan begitu ketika mengetahui ciri kenampakan toksisitas dan defisiensi pada tumbuhan kita dapat memperbaikinnya.3.2 SaranPerlu adanya analisis lanjutan dan analisa lab bila ingin mengetahui secara presisi adanya defisiensi maupun keracunan pada tanaman sehingga dapat dilakukan tindakan responsif terhadap kondisi tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Babaeian, Mahdi, Issa Piri, Abolfazi, Tavassoll, Yaser Esmaeillian and Hossein Gholami. 2011. Effect of water stress and micronutrients (Fe, Zn and Mn) on chlorophyll fluorescence, leaf chlorophyll content and sunflower nutrient uptake in Sistan region. African Journal of Agricultural Research, 6 (15) : 3526-3531Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. 2006. Mengenal Penyakit Non Infeksius : Kekurangan (Defisiensi) Hara Mikro Pada Tanaman Jeruk. Tulung-Junrejo. BatuBalai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2010. Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman Jagung. Nusa Tenggara Barat Deisy dkk. 2010. Uji Toksisitas Oli Bekas Terhadap Tanaman Kacang Hijau. Yogyakarta : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan.J. Hort. 2012. Penentuan Status Hara Nitrogen pada Bibit Duku. 22(1):29-36,Kalay, Martin. 2008. Efek Aplikasi Jamur Parasit Nemaoda G. Rostochiensis terhadap Tinggi dan Berat Kering Tajuk serta Serapan P dan K Tanaman Kentang. Agrikultura, 19 (3) : 198-202Kasno, Antonius. 2009. Respon Tanaman Jagung terhadap Pemupukan Fosfor pada Typic Dystrudepts. Tanah Tropical, 14 (2) : 111-118Kuswandi. 2005. Pengapuran Tanah Pertanian. Yogyakarta : KanisisusMarschner, H. 1986. Mineral Nutrition in Higher Plants Academic Press Inc, London Ltd. 195-268 ; 391-407 pPortela, E., Carlos, C.P., dan Jose, L. 2010. Magnesium Deficiency in Chestnut Groves: The Influence of Soil Manganese. Journal of Plant Nutrition. 33 (10): 452-460.Rai, I.N. 2002. Diagnosis defisiensi dan toksisitas hara mineral pada tanaman. http://rudyct.tripod.com/sem2-012/I-nyoman-rai.htm.14p