hemoroid dan nutrisi

24
HEMOROID Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari flexus hemoroidalis. Di bawah atau di luar linea dentate pelebaran vena yang berada dibawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna. Sedangkan diatas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada dibawah mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna. Biasanya struktur anatomis anal canal masih normal. KLASIFIKASI Hemoroid dibagi menjadi 2 berdasarkan letak pelebaran vena. Hemoroid interna dapat dibagi berdasarkan gambaran klinis atas: a. Derajat I : Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop. b. Derajat II : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri kedalam anus secara spontan c. Derajat III : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus dengan bantuan dorongan jari d. Derajat IV : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk mengalami thrombosis dan infrak.

Upload: wiky-lie

Post on 14-Feb-2015

70 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hemoroid nutrisi

TRANSCRIPT

Page 1: HEMOROID Dan Nutrisi

HEMOROID

Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah

anus yang berasal dari flexus hemoroidalis. Di bawah atau di luar linea dentate

pelebaran vena yang berada dibawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna.

Sedangkan diatas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada dibawah

mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna. Biasanya struktur anatomis anal canal

masih normal.

KLASIFIKASI

Hemoroid dibagi menjadi 2 berdasarkan letak pelebaran vena. Hemoroid

interna dapat dibagi berdasarkan gambaran klinis atas:

a. Derajat I : Bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar

kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop.

b. Derajat II : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau

masuk sendiri kedalam anus secara spontan

c. Derajat III : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam

anus dengan bantuan dorongan jari

d. Derajat IV : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung untuk

mengalami thrombosis dan infrak.

Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut

berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan

hematoma, walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat

nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang

terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

Hemoroid interna merupakan varises dari v. hemoroidalis superior dan

media, sedangkan hemoroid eksterna dari v. hemoroidalis inferior. Ada pula yang

disebut dengan tipe campuran antara hemoroid interna dan eksterna

Page 2: HEMOROID Dan Nutrisi

Gambar 3.2.

Hemoroid interna dan eksterna

EPIDEMIOLOGI

Hemoroid yang menimbulkan gejala terdapat pada 4% populasi, dan dapat

terjadi pada segala usia, namun tertinggi pada kelompok usia 46-65 tahun. Wanita

lebih sering menderita hemoroid dikarenakan faktor kehamilan, namun bila faktor

kehamilan disingkirkan, maka tidak ada perbedaan jumlah. Sepertiga dari penduduk

Amerika Serikat (2002) pada kelompok usia tersebut memiliki mengalami penyakit

hemoroid dengan simptom, dan membutuhkan penanganan medis. Pada usia diatas 50

tahun, di Amerika Serikat (2009) 30% memiliki gejala perdarahan dari anus tanpa

nyeri, perasaan tidak nyaman dan gatal pada daerah anus, yang merupakan gejala

paling umum dari hemoroid interna

ETIOLOGI

Penyebab utama dari hemoroid adalah keadaan peningkatan tekanan pada

daerah anorektal berulang atau lama, yang menyebabkan peregangan vena lalu

mengakibatkan bendungan. Lebih dari 40% kasus diakibatkan oleh konstipasi lama

dan feses yang keras. Selain itu terdapat beberapa penyakit yang memiliki hemoroid

sebagai penyerta, antara lain inflammatory bowel disease, kolitis ulseratif, dan

penyakit Chron.

Page 3: HEMOROID Dan Nutrisi

FAKTOR RESIKO

1. Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus

hemoroidalis kurang mendapat sokongan dari otot dan fascia sekitarnya.

2. Umur : pada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot

sfingter menjadi tipis dan atonis.

3. Keturunan : dinding pembuluh darah lemah dan tipis

4. Pekerjaan : orang yang harus berdiri , duduk lama, atau harus mengangkat

barang berat mempunyai predisposisi untuk hemoroid.

5. Mekanis : semua keadaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan intra

abdomen, misalnya penderita hipertrofi prostat, konstipasi menahun dan sering

mengejan pada waktu defekasi.

6. Endokrin : pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus oleh

karena ada sekresi hormone relaksin.

7. Keadaan khusus: bendungan (hipertensi) pada peredaran darah portal,

misalnya pada penderita sirosis hepatis

8. Pola makan : makanan rendah serat dan kurangnya asupan air.

PATOFISIOLOGI

Jaringan hemoroid normal dapat ditemukan di bagian distal dari rektum

dalam kanalis analis. Jaringan ini terdiri dari jaringan ikat dan vaskularisasi yang

biasanya terdapat di bagian anterolateral dan posterolateral kanan, juga di bagian

lateral kiri.

Patofisiologi secara singkat pada penjelasan faktor resiko. Penyebab utama

merupakan konsistensi feses yang keras dan konstipasi, sehingga dibutuhkan

mengedan saat defekasi. Peningkatan tekanan intra abdomen akibat mengedan yang

menekan daerah anorektal terlalu sering dan lama atau kebiasaan mengangkat benda

berat, akan mengganggu aliran balik vena, selanjutnya akan menyebabkan vena pada

pleksus hemoroidalis berdilatasi dan menonjol ke dalam lumen ataupun kulit luar

anus. Gangguan aliran darah vena juga terjadi akibat pengaruh gravitasi seperti pada

orang yang duduk terlalu lama di toilet dan pekerjaan yang memposisikan tubuh

untuk duduk lama.

Page 4: HEMOROID Dan Nutrisi

Pada kehamilan, diproduksinya hormon relaksin, memberikan pengaruh

pada vena untuk berdilatasi, dan penekan uterus pada rektum juga mengakibatkan

dibutuhkannya mengedan pada saat defekasi. Pada saat kelahiran, dapat terjadi

perlukaan dan tekanan besar pada pembuluh darah rektum, sehingga nantinya akan

mengakibatkan hemoroid.

Hemoroid interna merupakan pelebaran vena di atas linea dentata yang tidak

dipersarafi oleh saraf somatik, sehingga tidak menyebabkan nyeri, sehingga hanya

dirasakan oleh pasien sebagai perasaan tidak nyaman. Terjadi perdarahan merupakan

keluhan yang paling sering dilaporkan, dan prolaps hingga ke bagian luar anus.

Daerah prolaps menjadi tempat penumpukan iritan (salah satunya akibat

mukus/lendir), sehingga dapat menimbulkan gatal (priritus ani). Perdarahan yang khas

adalah perdarahan yang terpisah dari feses, tidak tercampur dan sering disertai dengan

lendir. Lendir (mukus) berasal dari sel goblet yang banyak terdapat pada mukosa

rektum yang berfungsi sebagai pelumas. Terdapat lendir atau bercak feses pada

pakaian dalam dapat menjadi salah satu tanda prolaps yang menetap. Apabila prolaps

kian jauh dan terjepit oleh kompleks otot sfingter, maka dapat terjadi inkarserasi, lalu

mengalami stranggulasi bahkan nekrosis. Apabila terjadi stranggulasi dan nekrosis,

maka akan menyebabkan rasa nyeri. Pada keadaan khusus namun jarang terjadi, dapat

terjadi trombosis akut, dan rasa nyeri dirasakan hebat.

Hemoroid eksterna menyebabkan nyeri karena strukturnya yang diinervasi

oleh saraf somatik, terutama pada keadaan akut trombosis. Hal ini terjadi akibat

penekanan saraf oleh bekuan darah dan edema. Nyeri akan terasa menghilang selama

7-14 hari, saat bekuan darah juga mengalami resolusi. Namun resolusi tidak diikuti

dengan perbaikan kulit, sehingga terdapat kulit yang “berlebih” atau yang umum

disebut dengan skin tag. Lalu dapat terjadi trombosis berulang, dan biasanya terdapat

pada tempat yang sama (vena pada daerah tersebut telah mengalami perubahan dari

kejadian sebelumnya, sehingga mudah terjadi trombosis) dan terjadi perdarahan.

Selain itu, skin tag akan menyebabkan masalah higienitas, dapat terjadi gatal ataupun

keluhan yang lain.

Page 5: HEMOROID Dan Nutrisi

MANIFESTASI KLINIS

Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau “wasir” tanpa ada

hubungannya dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang

sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid

eksterna yang mengalami trombosis.

Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna

akibat trauma oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan

tidak tercampur dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau kertas

pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet

menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat

menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi

pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang

lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk

kembali ke dalam anus.

Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami

prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan

terdapatnya faeces pada pakaian dalam merupakn ciri hemoroid yang mengalami

prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal

sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan

rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan

udem dan radang.

DIAGNOSIS

Dari anamnesis untuk hemoroid interna dapat didapatkan keluhan rasa tidak

nyaman, gatal dan terdapatnya darah merah segar yang terpisah dari feses pada saat

defekasi, dapat berupa garis pada feses, ataupun bercak pada tissue toilet, dan jarang

sekali didapatkan keluhan nyeri. Derajat hemoroid didapatkan dari penjelasan apakah

ada benjolan yang dapat masuk sendiri, perlu didorong jari, atau bahkan tidak dapat

masuk sama sekali. Pada hemoroid eksterna rasa nyeri lebih umum dikeluhkan karena

struktur kulit yang peka terhadap rangsang nyeri. Ditanyakan pula tentang riwayat

kebiasaan, seperti mengejan, konstipasi, makanan rendah serat, kurang asupan air

Page 6: HEMOROID Dan Nutrisi

putih, kehamilan, riwayat penyakit yang mungkin diderita yang berkaitan dengan

hemoroid, seperti sirosis hepatis.

Pemeriksaan fisik melalui inspeksi dapat ditemukan tonjolan lunak pada

anus pada hemoroid eksterna, dan juga pada hemoroid interna yang mengalami

prolaps Pada hemoroid yang mengalami trombosis, maka warna tonjolan terlihat ungu

kebiruan, tampak tegang, dan ukuran garis tengah biasanya beberap milimeter hingga

1-2 cm. Hemoroid interna yang prolaps tidak terlalu jauh, maka pasien diminta

mengedan, maka akan terlihat masa hemoroid yang diliputi mukus.

Palpasi, pada palpasi dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Rectal

Toucher (RT). Perhatikan nyeri yang ditimbulkan pada saat disentuh, fissura ani, lalu

lebih dalam untuk merasakan massa atau luka pada kanalis analis dan

mengidentifikasinya untuk membantu menyingkirkan diagnosis banding. Pada

pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab

tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid

dapat diraba apabila sangat besar terutama pada arah jam 3, 7, dan 11, yaitu lateral

kiri, anterolateral dan posterolateral kanan. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput

lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar

yang lebar.

Pemeriksaan tambahan mempergunakan alat tambahan seperti anoskopi dan

proktosigmoidoskopi. Bahkan dapat diperlukan pemeriksaan endoskopi apabila ada

kecurigaan perdarahan berasal dari saluran cerna bagian atas. Dengan anoskopi dapat

dilihat hemoroid interna. Penderita dalam posisi litotomi. Anaskopi dengan

penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan

penderita disuruh bernafas panjang. Benjolan hemoroid akan menonjol pada ujung

anaskop. Bila perlu penderita disuruh mengejan supaya benjolan dapat kelihatan

sebesar-besarnya. Pada anoskopi dapat dilihat warna selaput lendir yang merah

meradang atau perdarahan, banyaknya benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.

Pemeriksaan proktosigmoidoskopi perlu dilakukan untuk memastikan bahwa

keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang

lebih tinggi (rektum/sigmoid), karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja

atau tanda yang menyertai.

Pemeriksaan penunjang lain antara lain pemeriksaan darah lengkap

untuk mengetahui kemungkinan anemia sekunder, dan pemeriksaan feses untuk

mendeteksi darah samar.

Page 7: HEMOROID Dan Nutrisi

PENATALAKSANAAN

Terapi medika mentosa dapat diberikan pelunak feses, seperti psyllium.

Edukasi dan terapi pelunak feses berespon sangat baik pada hemoroid derajat I dan II.

Untuk mengurangi simptom dapat dilakukan berendam dengan air hangat selam

kurang lebih 10 menit.

Tersedia beberapa jenis medikamentosa yang dapat membantu para penderita

hemoroid, jenis obat-obatan ini dapat membantu untuk meringankan gejala dari

pasien, antara lain:

a. Anestesi lokal

Dapat mengurangi rasa sakit, rasa terbakar dan gatal. Pemakaian terbatas

pada area perianal dan kanalis analis bawah. Hati-hati pada pemakaian

karena dapat menyebabkan reaksi alergi, sehingga apabila keluhan

memberat, segera hentikan. Jenis yang dapat diberikan antara lain:

Benzokain 5-20%, Benzyl alkohol 5-20%, Dibucain 0,25-1%

(Nupercainol), dan Lidocaine 2-5%

b. Vasokonstriktor

Jenis yang digunakan adalah vasokonstriktor dengan epinefrin.

Diaplikasikan pada anus, lalu membuat pembuluh darah mengecil dan

mengurangi edema. Contoh: Efedrin sulfat 0,1-1,25%, phenylephrine

0,25% (Medicone supp, Rectacaine), Epinefrin 0,005-0,01%

c. Protektan

Menciptakan barrier pada kulit yang mengalami lesi sehingga dapat

mengurangi iritasi, rasa sakit dan gatal. Beberapa jenis yang sering

digunakan: gel alumunium hidroksida, gliserin, kaolin, lanolin, petrolatum

putih, dan calamine dengan konsentrasi maksimal 25%

d. Astringent

Memebantu membuat koagulasi protein pada kulit yang teriritasi, sehingga

memicu pengeringan yang akan mengurangi gatal dan rasa sakit. Contoh

yang sering digunakan: Calamine 5-25%, witch hazel 10-50% dan zinc

oksida 5-25%

e. Antiseptik

Dapat membantu membunuh bakteri dan mikroorganisme lain, sehingga

akan menghindarkan infeksi yang akan memperburuk keadaan. Dapat

Page 8: HEMOROID Dan Nutrisi

digunakan pilihan seperti asam borat, phenol, resolsinol, hydrastis, dan

cetylpyridinum chloride.

f. Keratolitik

Membantu disintegrasi dari permukaan luar kulit sehingga obat lain dapat

terserap lebih baik. Keratolitik yang sering digunakan: Alumunium

hidroksi alantoin (alcloxa) 0,2-2% dan resorsinol 1-3%

g. Kortikosteroid

Dapat mengurangi radang namun pemakaian dibatasi hanya menggunakan

dosis kecil, dengan jangka waktu maksimal selama 2 minggu.

Kegagalan terapi melalui edukasi dan medika mentosa merupakan indikasi

untuk dilakukan tindakan mekanis, namun sangat jarang dibutuhkan tindakan khusus

pada hemoroid derajat II.

Tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Ligasi elastik

Gambar

Ligasi “rubber band”

Dilakukan pada hemoroid derajat I atau II yang sangat efektif untuk

mencegah perdarahan dan prolaps. Ligasi (teknik Baron) dilakukan pada 1-2

cm di atas linea dentata. Jaringan dijepit atau dihisap ke dalam tabung ligator

khusus, lalu gelang karet didorong dari ligator pada basal jaringan pleksus

hemoroidalis dengan rapat. Selanjutnya jaringan akan iskemi, nekrosis,

terlepas, dan meninggalkan jaringan parut yang dapat mencegah prolaps

ataupun perdarahan selanjutnya. Pengikatan hanya dilakukan pada satu

pleksus, dan dapat diulang pada 2-4 minggu berikutnya. Dapat dilakukan

pengikatan 3 pleksus sekaligus namun harus dengan anestesi lokal. Jaringan

akan nekrosis dan lepas dalam waktu 7-10 hari, perdarahan dapat timbul,

Page 9: HEMOROID Dan Nutrisi

namun sedikit, dikarenakan mungkin terjadi perdarahan, maka sebaiknya

hindari pemberian OAINS dan asetosal.

Hindari meletakkan karet pada zona transisi (mukokutan) karena

innervasi yang kaya, sehingga dapat menyebabkan nyeri, juga tidak

meletakkan karet pada m.sphincter interna secara dalam, karena spasme berat

dapat terjadi dan mengakibatkan retensi urin.

Sepsis dapat terjadi, biasanya terjadi pada pasien immunokompromais,

pasien dengan abnormalitas lantai panggul, dan ligasi yang tebal. Komplikasi

menjadi mengancam nyawa apabila ada nyeri hebat, demam, dan retensi urin

dalam selang waktu 12 jam setelah tindakan. Retensi urin terjadi pada 1%

kasus ligasi tunggal, dan 10-20% pada ligasi multiple. Pasien harus dirawat,

diberikan antibiotik intravena spektrum luas dan pengangkatan ligasi.

b. Fotokoagulasi (IRC= Infra Red Coagulation)

Mempergunakan panas untuk melakukan proses nekrosis dan fibrosis.

Hasil yang diperoleh sama dengan ligasi, namun dioakai hanya untuk area

kecil, untuk area besar, diperlukan tatalaksana lain.

c. Sklerosis

Fenol 5% dicampur dengan minyak almon digunakan untuk teknik

sklerosis, dilakukan untuk menghentikan perdarahan pada hemoroid derajat I

dan II. Dengan jarum spinal, cairan diinjeksi ke bagian submukosa dari

pleksus hemoroidalis untuk menimbulkan bleb mukosa. Komplikasi yang

dapat timbul antara lain reaksi alergi, infeksi, dan prostatitis.

d. Cryosurgery dan Direct Current Coagulation

Dilakukan koagulasi dengan pemekuan menggunakan cairan nitrogen

ataupun karbon dioksida. Setiap tempat dilakukan selama 10 menit. Namun

para ahli banyak yang tidak melakukan karena tidak dapat menentukan

kedalaman pembekuan dan pasien sering mengeluhkan BAB banyak dengan

dengan cairan seropurulen dengan bau tidak enak.

Page 10: HEMOROID Dan Nutrisi

e. Eksisional Hemoroidektomi

Dibatasi dilakukan pada hemoroid derajat III dan IV yang tidak dapat

diberikan terapi rawat jalan, hemoroid tipe gabungan yang melibatkan

komponen anoderm sehingga tak mungkin di ligasi, hemoroid dengan

trombosis akut, inkarserasi, dan ancaman gangren. Pasien dengan terapi

antikoagulan juga sebaiknya dilakukan hemoroidektomi daripada ligasi,

karena ancaman perdarahan saat jaringan nekrotik lepas. Prinsipnya adalah

eksisi hanya pada jaringan yang berlebihan. Teknik dapat bermacam-macam,

antara lain dengan laser, scalpel, gunting ataupun cauter.

Komplikasi 10-50% dapat terjadi retensi urin, kejadian ini dapat

dengan cara meminimalisir jumlah cairan IV yang masuk selama operasi. Hal

lain yang mungkin timbul adalah nyeri, perdarahan, infeksi, impaksi feses, dan

cedera sfingter. Untuk itu pasien diberikan analgetik yang sesuai dan hindari

mengejan. Perdarahan yang banyak harus diatasi dengan visualisasi, kauter

ataupun penjahitan dengan anestesi (biasanya digunakan anestesi spinal

ataupun epidural). Stenosis anal menjadi komplikasi jangka panjang akibat

insisi sirkumferensial pada anoderm dan linea dentata.

Trombosis akut dan inkarserasi dari hemoroid tipe gabungan dapat

ditatalaksana dengan bedrest, pelunak feses dengan atau tanpa

hemoroidektomi, dan injeksi lokal anestesi untuk mengurangi edema pada

rektum.

Hemoroidektomi konvensional saat ini dikenal 3 tipe:

1. Teknik Milligan – Morgan (Open hemorrhoidectomy)

Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Teknik

ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun 1973.

Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan

hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang jahitan transfiksi

catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk mencegah

pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.

Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu

incisi elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar

pleksus hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari

jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila

diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena

Page 11: HEMOROID Dan Nutrisi

dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka mukosa

dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.

Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu

waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika

mukosa rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil

terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.

2. Teknik Whitehead

Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu

dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari

submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu.

Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

3. Teknik Langenbeck.

Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem.

Lakukan jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0.

Kemudian eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan

jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering digunakan

karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan

jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.

Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam karena sfingter

ani harus benar-benar lumpuh.

4. Teknik Ferguson (Close hemorrhoidectomy)

Dilakukan pengangkatan semua piles primer seperti padda teknik Millian

Morgan, namun semua luka dijahit lengkap.

f. Eksisi hemoroid eksterna yang mengalami trombosis

Pasien dengan trombosis akut dari hemoroid eksterna dapat ditindak

lanjuti dengan eksisi pada jaringan yang mengalami trombosis. Dilakukan

dengan anestesi lokal dan biasanya luka dibiarkan terbuka.

g. Bedah Stapler

Mula-mula jaringan hemoroid yang prolaps didorong ke atas dengan

alat yang dinamakan dilator, kemudian dijahitkan ke tunika mukosa dinding

anus. Kemudian alat stapler dimasukkan ke dalam dilator. Dari stapler

dikeluarkan sebuah gelang dari titanium diselipkan dalam jahitan dan

Page 12: HEMOROID Dan Nutrisi

ditanamkan di bagian atas saluran anus untuk mengokohkan posisi jaringan

hemoroid tersebut. Bagian jaringan hemoroid yang berlebih masuk ke dalam

stapler. Dengan memutar sekrup yang terdapat pada ujung alat, maka alat akan

memotong jaringan yang berlebih secara otomatis. Dengan terpotongnya

jaringan hemoroid maka suplai darah ke jaringan tersebut terhenti sehingga

jaringan hemoroid mengempis dengan sendirinya.

Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis,

tidak mengganggu fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena

tindakan dilakukan di luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar

20 – 45 menit, pasien pulih lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit

semakin singkat.

Meskipun jarang, tindakan PPH memiliki resiko yaitu :

1. Jika terlalu banyak jaringan otot yang ikut terbuang, akan

mengakibatkan kerusakan dinding rektum.

2. Jika m. sfinter ani internus tertarik, dapat menyebabkan disfungsi baik

dalam jangka waktu pendek maupun jangka panjang

3. Seperti pada operasi dengan teknik lain, infeksi pada pelvis juga

pernah dilaporkan

4. PPH bisa saja gagal pada hemoroid yang terlalu besar karena sulit

untuk memperoleh jalan masuk ke saluran anus dan kalaupun bisa

masuk, jaringan mungkin terlalu tebal untuk masuk ke dalam stapler.

KOMPLIKASI

Perdarahan akut pada umumnya jarang , hanya terjadi apabila yang pecah

adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik

pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan

maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis

dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang

diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis,

sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat

rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat

masuk lagi (inkarserata/terjepit) akan mudah terjadi gangren, hilangnya jaringan, serta

infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.

Page 13: HEMOROID Dan Nutrisi

PENCEGAHAN

Pencegahan dilakukan dengan meminimalisir penyebab utama, yaitu

konstipasi dan defekasi yang keras. Sehingga diperlukan diet tinggi serat, meminum

air putih paling sedikit 8 gelas per hari, hindari duduk di toilet terlalu lama, ataupun

lakukan gerakan lain disela-sela pekerjaan dalam posisi duduk lama, dan langsung

melakukan proses defekasi segera saat rangsangan mulai muncul.

PROGNOSIS

1. Ad vitam: bonam

2. Ad functionam: dubia ad bonam

3. Ad sanasionam: dubia ad bonam

Prognosis didasarkan bahwa hampir seluruh kasus hemoroid tidak

mengancam keselamatan, sedangkan fungsi dan kekambuhan bergantung dari edukasi

dan tindakan oleh ahli yang sebagian besar memberi hasil yang baik.

PENANGANAN GIZI

Defekasi yang lama, baik karena konstipasi atau diare akan mengakibatkan

terjadinya hemoroid. Oleh karena itu, tujuan utama terapi hemoroid adalah

meminimalisir mengerasnya feses dan mengurangi mengejan saat defekasi. Ini

biasanya dapat dicapai dengan menambah jumlah cairan dan serat pada makanan

sehari-hari. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat tidak larut sebanyak 25-30

gram per hari

Tujuan diet serat tinggi adalah untuk memberi makanan sesuai dengan

kebutuhan gizi sehingga dapat  merangsang peristaltik usus agar defekasi dapat

berjalan normal sehingga dapat mencegah obstipasi, hemoroid, dan diverticulosis.

Syarat-syarat diet serat tinggi adalah energi cukup sesuai dengan umur, gender, dan

aktivitas. Karbohidrat, protein, dan lemak cukup. Vitamin dan mineral tinggi terutama

vitamin B untuk membantu memperkuat saluran otot cerna. Cairan tinggi untuk

memperlancar defekasi. Pemberian minum sebelum makan akan membantu

merangsang peristaltik usus.

Page 14: HEMOROID Dan Nutrisi

Serat biasanya di klasifikasikan ke dalam dua kategori, antara lain :

1. Serat yang tidak larut dalam air

Jenis serat ini menunjang gerakan makanan melalui sistem pencernaan dan

meningkatkan curah feses, sehingga dapat bermanfaat bagi mereka yang serih

mengalami sembelit atau buang air besar dengan tidak teratur. Tepung

gandum utuh, kacang-kacangan, dan banyak sayuran lain merupakan sumber

yang baik dari serat ini.

2. Serat yang larur dalam air

Jenis serat ini dapat membentuk materi seperti gel. Jenis serat ini juga dapat

membantu menurunkan kolesterol darah dan kadar glukosa. Serat larut air

dapat di temukan dalam gandum, kacang polong, kacang, apel, buah jeruk, dan

wortel.

Diet tinggi serat memiliki banyak manfaat seperti di kutip dari Mayoclinic,

antara lain:

1. Menormalkan gerakan usus

2. Membantu menjaga kesehatan usus

3. Menurunkan kadar kolesterol darah

4. Membantu mengontrol kadar gula darah

5. Membatu dalam penurunan berat badan

Kebutuhan serat pada seseorang dapat di bagi berdasarkan usia dan jenis

kelamin, antara lain:

1. Pria dengan usia kurang dari 50 tahun membutuhkan asupan serat kurang lebih

38 gram

2. Pria dengan usia kurang dari 50 tahun membutuhkan asupan serat kurang lebih

30 gram

3. Wanita dengan usia kurang dari 50 tahun membutuhkan asupan serat kurang

lebih 25 gram

4. Wanita dengan usia lebih dari 50 tahun membutuhkan asupan serat kurang

lebih 21 gram

DIET TINGGI SERAT

Page 15: HEMOROID Dan Nutrisi

Tujuan diet

Tujuan diet serat tinggi adalah untuk memberi makanan sesuai kebutuhan

gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi

berjalan normal.

   Syarat Diet

·         Syarat-syarat Diet Serat Tinggi adalah :

·         Energi cukup sesuai dengan umur, gender dan aktivitas

·         Protein cukup, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total

·         Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total

·         Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total

·         Vitamin dan mineral tinggi, terutama vitamin B untuk memelihara

kekuatan otot saluran cerna

·         Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter untuk membantu memperlancar defekasi.

Pemberian minum sebelum makan akan membantu merangsang peristaltik

usus

·         Serat tinggi, yaitu 30-50 g/hari terutama serat tidak larut air yang berasal

dari beras tumbuk, beras merah, roti whole wheat, sayuran dan buah

Bahan Makanan Yang Dianjurkan

1. Beras tumbuk, beras ketan hitam, havermuth, bulgur, cantel, sorgum,

singkong

2. Kacang-kacangan : kacang hijau, kacang kedelai, kacang tolo

3. Sayuran mentah terutama yang menimbulkan gas ; kol, kembang kol, sawi

hijau, daun singkong, nangka muda

4. Buah-buahan segar terutama yang dimakan dengan kulitnya

5. Makanan dalam bentuk digoreng atau diberi santan atau makanan lain yang

menggunakan minyak

6. Gula dan susu