laporan praktikum struktur perkembangan tumbuhan ii (repaired).docx
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
Oleh :
Tia Apriani B1J009151Ratna Wahyuni Kurniasih B1J009167Y. Wahyu Mahendra B1J009194M. Andri Kurniawan B1J009161Rohiatul Jannah B1J009174Tochirun B1J009180
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERALSOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2010
LAPORAN PRAKTIKUM STRKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
Oleh :
Tia Apriani B1J009151Ratna Wahyuni Kurniasih B1J009167Y. Wahyu Mahendra B1J009194M. Andri Kurniawan B1J009161Rohiatul Jannah B1J009174Soffiana Noor B1J009185
Rombongan IVKelompok 4
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II di Fakultas Biologi
Universitas Jenderal SoedirmanPurwokerto
Diterima dan Disahkan
Purwokerto, Desember 2010
Asisten
Amelia WulandariB1J008014
Pengaruh Stress Garam 30 mM Terhadap Tanaman Cabai (Capcisum frustescens) dan Tanaman Jagung (Zea Mays)
Oleh :
Tia Apriani B1J009151Ratna Wahyuni Kurniasih B1J009167Y. Wahyu Mahendra B1J009194M. Andri Kurniawan B1J009161Rohiatul Jannah B1J009174Soffiana Noor B1J009185Rombongan : IVKelompok : 4Asisten : Amelia Wulandari
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERALSOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2010
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga laporan praktikum Struktur dan
Perkembangan Tumbuhan II terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan
ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan II di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
a) Dosen pengajar mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II Fakultas
Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
b) Seluruh asisten praktikum Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II yang telah
memberi bimbingan dan pengarahan selama praktikum maupun dalam penyusunan
laporan ini.
c) Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan praktikum dan penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Purwokerto, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................................ii
PRAKATA ..............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iv
Pengaruh Stress Garam 30 mM Terhadap Tanaman Cabai (Capcisum frutescens) dan
Tanaman Jagung (Zea Mays)
Halaman Judul
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan
II. Materi dan Metode
a. Alat dan Bahan
b. Cara Kerja
III. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
b. Pembahasan
IV. Kesimpulan
Daftar Referensi
Lampiran 1 jurnal full text
Lampiran data pengamatan
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Menurut Utama dan Pratiwi (2008), stres adalah faktor eksternal yang
menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan atau merusak tehadap mutu jika
tanaman atau bagian tanaman dihadapkan terhadap stress pada lama waktu dan
intensitas mencukupi. Stres merupakan suatu keadaan yang tidak normal dimana
tanaman mengalami suatu cekaman tertentu yang berasal dari luar tubuhnya yang
dapat berupa faktor biotik maupun abiotik. Praktikum ini membahas mengenai
perlakuan berbagai macam stres abiotik yang diberikan kepada tanaman kedelai dan
jagung. Perlakuan stres yang diberikan adalah stres cahaya normal, stres cahaya
40%, stres air normal, stres air 50%, stres garam normal, dan stres garam 75%.
Pengunaan jagung dan cabai pada praktikum kali ini dikarnakan jagung dan
cabai merupakan panganan yang mudah dicari, harga ekonomis, pemeliharaan
tanaman tidak sulit, mudah cara penanamannya, dan juga dapat mewakili tumbuhan
monokotil dan dikotil. Pada tanaman jagung praktikan dapat mengamati tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang tanaman, lebar daun pada masing-msing tingkatan
stress yang berbeda. Termaksud juga tanamn cabe dapat diamati dari tinggi tanaman,
lebar daun, panjang tanaman serta jumlah daun, serta praktikan dapat mengamati
kadar klorofilpada jagung dan cabai.
Dengan demikian “Stress” adalah gangguan, hambatan atau percepatan proses
metabolisme normal sehingga dipandang tidak menyenangkan atau suatu keadaan
negatif. Terjadinya kerusakan lebih lanjut ditentukan oleh tingkat tingginya stress,
waktu dari tanaman dihadapkan pada kondisi stress, dan tingkat resistansi dari
tanaman terhadap stress itu sendiri. Kerusakan stress secara tidak langsung
disebabkan oleh strain elastik jika diberikan waktu cukup maka dapat memproduksi
strain plastik secara tidak langsung. Kerusakan stress lainnya adalah sebagai akibat
rangsangan timbulnya stress kedua, yang dapat menyebabkan strain yang mengalami
kerusakan. Suhu tinggi dapat menginduksi desikasi atau pengeringan adalah sebagai
contoh kerusakan oleh stress kedua (suhu tinggi mengakibatkan peningkatan
evaporasi, sehingga mengakibatkan stress yang memulai terjadinya kerusakan).
Stress cahaya adalah dilakukan melalui auxin dan efek timbul karena
berkurangnya efektivitas auxin pada keadaan cahaya yang terik. Misalnya tumbuhan
yang tumbuh dalam keadaan gelap atau cahaya yang lemah akan mempunyai batang
yang panjang dengan ruas yang lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang
mendapat cahaya yang terang. Stres air adalah keadaan dimana tanaman mengalami
cekaman karena kekurangan air, dan hal ini dapat menghambat proses metabolisme
yang ada di dalam tubuh tanaman. Stres garam adalah keadaan dimana tanaman
mengalami cekaman karena kelebihan kadar garam, dan hal ini dapat menghambat
proses metabolisme yang ada di dalam tubuh tanaman.
b. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Memahami bahwa pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal (lingkungan).
2. Memahami bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim (cekaman) merupakan
kondisi yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.
3. Menentukkan besarnya kandungan garam dalam media tanam dimana
tanaman masih toleran untuk tumbuh.
4. Memahami struktur anatomi tanaman cabe rawit (Capcisum frutescens) dan
tanaman jagung (Zea mays).
5. Menjelaskan perubahan-perubahan struktur anatomi tanaman cabe rawit
(Capcisum frutescens) dan tanaman jagung (Zea mays) akibat cekaman garam
tinggi.
II. Materi dan Metode
a. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polibag, spektofotometer,
timbangan analitik, alat penumbuk (mortar dan pestel), kertas saring, kertas aluminium foil,
labu ukuran 5 ml dan 10 ml, tabung reaksi, kuvet, pipet tetes, penggaris, label, alat tulis,
karet gelang, microtom, oven, mikroskop stereo, kamera, dan magnetic stirrer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman jagung (Zea mays) dan
cabai (Capcisum frustecens), NaCl, ethanol PA, xilol, ethanol 96%, parafin, asam asetat
glasial formalin dan safranin.
b. Cara Kerja
1) Prosedur umum
Benih yang digunakan dipih, disemai dan kemudian ditanam dalam polybag ukuran 5
kg, sebanyak 3 tanaman/polybag. Pemupukan dan pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai
standard.
2) Pemaparan NaCl
Pembuatan larutan garam. Untuk mini project ini digunakan garam dapur. Garam
dapur (NaCl) yang dibutuhkan ditimbang dengan menggunakan rumus :
M= GMrx1000V
Dimana :
M = molaritas garam yang diinginkan
G = berat garam yang harus ditimbang
Mr = berat molekul NaCl
V = voleme larutan garam yang diinginkan
Ditimbang NaCl sebanyak ..... gr kemudian dilarutkan dengan air sampai dengan
voleme ...... ml dan diaduk hingga homogen.
Perlakuan NaCl diberikan ketika tanaman berumur 14 hari, sampai dengan tanaman
berumur 8 minggu, dengan dosis 1 liter/polibag. Pemberian NaCl dilakukan setiap dua hari,
sementara pengamatan dilakukan setiap 2 minggu sekali.
3) Pembuatan preparat anatomi
a) Melihat bentuk-bentuk sel pada tumbuhan
Preparat :
1. Penampang melintang dan membujur batang Capcisum frutescens (cabai).
2. Penampang melintang batang Zea Mays (jagung).
Buat irisan melintang dan membujur dari batang tanaman cabai rawit (Capcisum
frutescens) dan jagung (Zea Mays) yang telah diberi perlakuan. Untuk
menghindari timbulnya gelembung udara, bahan dan pisau silet dibasahi
ddengan alkohol atau air. Letakkan irisan di atas kaca benda dan ditetesi air,
kemudian ditutup dengan kaca penutup.
Amati preparat di bawah mikroskop, gambar beberapa bentuk sel dan beri
keterangan.
b) Mengamati bagian-bagian sel yang hidup, antara lain nukleus, sitoplasma, dan
kloroplas
Preparat :
1. Penampang melintang batang Capcisum frutescens L. (cabai)
2. Penampang melintang daun Zea Mays L.
Buat irisan melintang daun Capcisum frutescens L. Dan daun Zea Mays L.,
letakkan irisan di atas kaca benda, ditetesi air dan kemudian tutup dengan kaca
penutup.
Amati semua preparat di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40,
perhatikan bagian-bagian sel yang bersifat hidup yang dapat dilihat di bawah
mikroskop, kemudian gambar dan diberi keterangan. Bagian-bagian sel apa saja
yang dapat diamati?
c) Mengamati bagian-bagian sel yang mati (benda ergastik), antara lain kristal Ca-
oksalat dan amilum.
Preparat :
1. Ø L. Batang Capcisum frutescens L.
2. Amilum Zea Mays.
Buat irisan melintang dari batang Capcisum frutescens L. Setipis mungkin
dengan menggunakan silet. Letakkan irisan di atas kaca benda, tetesi air dan
tutup dengan kaca penutup.
Ambil masing-masing amilum yang akan dibuat prreparat, tusuk-tusuk dengan
menggunakan jarum preparat, letakkan cairan yang keluar (butir amilum) di atas
kaca benda dan tetesi air, kemudian dengan kaca penutup.
Amati semua preparat dengan perbesaran kuat, perhatikan bentuk kristal Ca-
oksalat, juga pada tipe amilumnya. Gambar masing-masing preparat dan beri
keterangan.
d) Mengamati bentuk-bentuk sel epidermis pada tumbuhan dan derivatnya, antara lain
stomata dan trikomata.
Preparat :
1. Ø membujur daun Capcisum frutescens L.
2. Ø membujur daun Zea Mays L.
Buat irisan membujur dari Capcisum frutescens L. dan Zea Mays L, setipis
mungkin dan letakkan irisan di atas kaca benda, kemudian ditetesi air dan tutup
dengan kaca penutup.
Amati semua preparat, perhatikan bentuk sel epidermisnya. Amati bentuk sel
penutup pada stoma, apa tipe stomanya? Perhatikan pula bentuk dan tipe
trikoma yang anda amati. Gambar dan beri keterangan selengkapnya.
e) Mengamati macam-macam jaringan dasar (parenkim), antara lain klorenkim.
Preparat :
1. Ø melintang batang Capcisum frutescens L.
2. Ø melintang daun Zea Mays L.
Buat irisan melintang dari batang Capcisum frutescens L. Dan daun Zea Mays L,
setipis mungkin dan letakkan irisan di atas kaca benda, kemudian ditetesi air dan
tutup dengan kaca penutup.
Amati bentuk dan susunan sel-sel parenkimnya dengan perbesaran kuat gambar
preparat dan beri keterangan.
f) Mengamati macam-macam dan tipe jaringan penguat pada tumbuhan (kolenkim dan
sklerenkim)
Preparat :
1. Ø melintang batang Capcisum frutescens L.
2. Ø melintang daun Zea Mays L.
Buat irisan melintang dari batang Capcisum frutescens L. Dan akar Zea Mays L,
setipis mungkin dan letakkan irisan di atas kaca benda, kemudian ditetesi air dan
tutup dengan kaca penutup.
Amati dan gambar preparat tersebut! Perhatikan letak, susunan dan tipe jaringan
penguat yang diamati.
g) Mengamati macam-macam susunan berkas pengankut pada tumbuhan
Preparat :
1. Ø melintang batang Capcisum frutescens L.
2. Ø melintang batang Zea Mays L.
Buat irisan melintang dari batang Capcisum frutescens L. Dan batang Zea Mays
L, letakkan irisan di atas kaca benda, kemudian ditetesi air dan tutup dengan
kaca penutup.
Amati dan gambar preparat tersebut! Perhatikan letak, susunan dan tipe jaringan
penguat yang diamati.
h) Mengamati struktur anatomi akar, batang dan daun.
Preparat :
1. Ø melintang akar Zea Mays L.
2. Ø melintang batang Zea Mays L.
3. Ø melintang daun Zea Mays L.
4. Ø melintang daun Capcisum frutescens L.
Buat irisan melintang dari organ-organ tumbuhan di atas, letakkan irisan di atas
kaca benda, kemudian ditetesi air dan tutup dengan kaca penutup.
Amati masing-masing organ-organ tumbuhan tersebut. Perhatikan susunan dan
letak setiap macam jaringan yang menyusun organ-organ tersebut. Gambar dan
tunjukkan bagian-bagian setiap organ secara lengkap dan jelas.
III. Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Analisis data dengan parameter tebal daun
HasilSumber Variasi
DB JK KT Fhit F0.05 F0.01
MP 1 1,242.56 1,242.56 0.05 7.71 21.20Galat (a) 4 105,296.81 26,324.20
Sub Total 5 106,539.37SP 5 62,830.70 12,566.14 2.21 2.71 4.10
MPxSP 5 54,225.81 10,845.16 1.91 2.71 4.10Galat (b) 20 113,711.69 5,685.58
Total 35 337,307.58
Analisis data dengan parameter tebal mesofil
Sumber Variasi
DB JK KT Fhit F0.05 F0.01
MP 1 14,448.04 14,448.04 0.59 7.71 21.20Galat (a) 4 97,690.78 24,422.70
Sub Total 5 112,138.82SP 5 30,698.29 6,139.66 1.36 2.71 4.10
MPxSP 5 28,736.97 5,747.39 1.27 2.71 4.10
Galat (b) 20 90,592.18 4,529.61Total 35 262,166.26
Analisis data dengan parameter panjang stomata
Sumber Variasi
DB JK KT Fhit F0.05 F0.01
MP 1 51.36 51.36 3.99 7.71 21.20Galat (a) 4 51.44 12.86
Sub Total 5 102.81SP 5 401.14 80.23 0.86 2.71 4.10
MPxSP 5 60.47 12.09 0.13 2.71 4.10Galat (b) 20 1,870.56 93.53
Total 35 2,434.97
Analisis data dengan parameter jumlah stomata
Sumber Variasi
DB JK KT Fhit F0.05 F0.01
MP 1 17.36 17.36 10.78 7.71 21.20Galat (a) 4 6.44 1.61
Sub Total 5 23.81SP 5 4.81 0.96 0.65 2.71 4.10
MPxSP 5 6.14 1.23 0.83 2.71 4.10Galat (b) 20 29.56 1.48
Total 35 64.31
B. Pembahasan
Stress merupakan hasil tekanan yang berasal dari luar. bagi tanaman stress dapat
berasal dari faktor biotik dan abiatik. tidak semua cekaman stress bagi tanaman adalah
sebuah hambatan. justru dari cekaman itu tanaman akan mulai berlatih untuk hidup.
Tanaman juga akan berjuang sehingga mereka memiliki toleransi di dalam tubuhnya.
Macam-macam stress yaitu stres suhu,stres cahaya, stress garam, stres air, stres radiasi,
stres bahan kimia dan stres angin, tekanan,bunyi dan lainnya. Stres garam termasuk stres
bahan kimia yang meliputi garam,ion-ion, gas, herbisida, insektisida dan lain sebagainya.
(Harjadi , S.S. dan S. Yahya, 1988).
Pengamatan terhadap stress garam 30 mM dengan parameter jumlah stomata
diperoleh hasil F hitung yaitu 0,83, F table 2,71 (0,05) ,dan F tabel 4,10 (0,01).
Pengamatan terhadap stress garam 30 mM dengan parameter tebal mesofil
tanaman diperoleh F hitung yaitu 1,27 dan F table 2,71 (0,05) dan 4,10 (0,01).
Pengamatan terhadap stress garam 30 mM dengan parameter panjang stomata
total diperoleh F hitung yaitu 0,13 dan F table 2,71 (0,05) dan 4,10 (0,01).
Pengamatan terhadap stress garam 30 mM dengan parameter tebal daun diperoleh
F hitung yaitu 1,91 dan F table 2,71 (0,05) dan 4,10 (0,01).
F hitung dari keempat parameter menunjukkan hasil yang tidak beda nyata ( tidak
berpengaruh ), karena F hitung < dari F tabel 0,05 < dari F tabel 0,01. Sedangkan pada
referensi yang telah kami baca menunjukan hasil parameter stress garam 30 mM
memperoleh hasil yang tidak beda nyata ( tidak berpengaruh ) terhadap kondisi tanaman
yang mengalami stress garam ( M H Bintoro, 1980).
Pada tahap pertama dari stress garam, garam diluar akar akan mengurangi
ketersediaan air bagi tumbuhan. Kemudian garam akan teresap dan terakumulasi sampai
dengan taraf yang meracuni dalam daun yang lebih tua. Dampak selanjutnya daun-daun
akan mengalami penuaan dini, sehingga akan mengurangi suplai asimilat ke daerah-daerah
pertumbuhan.
Pada taref salinitas sedang, hambatan stoma merupakan mekanisme yang paling
dominan, sementara mekanisme penghambatan non stomata terjadi pada taraf slinitas yang
tinggi. Pada taraf salinitas sedang atau tinggi, laju fotosintesis daun terhambat. Beberapa
stress lingkungan seperti kekeringan dan garam, dan penuaan daun akan mengurangi
konduktasi difusi CO2 kedalam stoma dan mesofil. Stress garam dan air nampaknya bekerja
melalui mekanisme yng sama. Telah diketahui bahwa dalam kondisi stress air, fotosintesis
seringkali dibatasi oleh rendahnya stoma dan mesofil akan berakibat pada penurunan
konsentrasi CO2, seperti yang terjadi pada tumbuhan jagung dan cabai. Penurunan
konduktasi terhadap difusi CO2 yang disebabkan oleh penutupan stomata merupakan
penebab utama terjadinya reduksi fotosintesis selama stress garam.
Terjadinya reduksi konduktansi mesofil seringkali dikaitkan dengan perubahan-
prubahan anatomi daun, yang nampaknya merupakan efek yang permanen, terutama ketika
terjadi perubahan ketebalan daun. Perubahan-prubahan anatomi mesofil merupakan
perubahan yang umum terjadi selama stress garam, dan daun yang terkena stress garam
biasanya ukurannya lebih tebal. Penebalan ini kemungkinan akan menurunkan konduktnasi
difusi CO2 dalam mesofil, terjadinya reduksi konduktivitas mesofil juga trejadi pada
tumbuhan kapas yang ditumbuhkan pada daerah yang terkena stress garam.
IV. KESIMPULAN
1. Stress garam terjadi akibat adanya konsentrasi garam-garam terlarut yang
berlebihan.
2. Macam-macam stress yaitu stres suhu,stres cahaya, stress garam, stres air, stres
radiasi, stres bahan kimia dan stres angin, tekanan,bunyi dan lainnya.
3. F hitung dari keempat parameter yang didapat menunjukkan hasil yang tidak beda
nyata ( tidak berpengaruh ), karena F hitung < dari F tabel 0,05 < dari F tabel 0,01.
Sedangkan pada referensi yang telah kami baca menunjukan hasil parameter stress
garam 30 mM memperoleh hasil yang tidak beda nyata ( tidak berpengaruh )
terhadap kondisi tanaman yang mengalami stress garam.
DAFTAR REFERENSI
Harjadi, S. S dan S, Yahya. 1988. Respon fisiologi tanaman.Universitas jenderal soedirman.
Purwokerto.
Lakitan, 1993. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
M. H. Bintoro. 1980. Pengaruh Penyiraman Larutan Garam Nacl Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Jagung. Volm XVIII. No 3.
Salisbury and Ross, 1992. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan tanaman.USU Digital
Library.