referat (repaired)

Upload: muammar-rizki

Post on 02-Mar-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    1/48

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Penyakit Paru Obstruktif Kronis yang biasa disebut sebagai PPOK

    merupakan penyakit paru yang dapat dicegah dan ditanggulangi, ditandai oleh

    hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible bersifat progresif dan

    berhubungan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau

    berbahaya,disertai efek skstra paru yang berkontribusi terhadap derajat berat

    penyakit. Gejala utama Penyakit Paru Obstruktif Kronik adalah sesak napas

    memberat saat aktivitas , batuk dan produksi sputum.1

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik merupakan penyebab morbiditas dan

    kematian ke 4 terbesar di dunia. !O memprediksi pada tahun "#"# PPOK akan

    meningkat dari peringkat 1" menjadi peringkat $ penyakit terbanyak dan dari

    peringkat % menjadi peringkat & penyebab kematian di seluruh dunia.1

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik di 'ndonesia juga akan meningkat akibat

    faktor pendukungnya yaitu kebiasaan merokok yang masih merupakan perilaku

    yang sulit dihentikan disamping polusi udara dan lingkungan yang belum dapat

    dikendalikan dengan baik serta pertambahan usia harapan hidup masyarakat

    'ndonesia. !al ini mau tidak mau PPOK merupakan salah satu penyakit yang

    menjadi tantangan di masa yang akan datang. 1

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    1

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    2/48

    2.1 ANATOMI PARU

    (asing ) masing paru mempunyai ape* pulmonis yang tumpul menonjol

    ke atas ke dalam leher sekitar ",$ cm di atas clavicula dan basis pulmonis yang

    konkaf tempat terdapat diafragma. +erdapat juga facies costalis yang konveks oleh

    karena dinding thoraks yang konkaf dan facies mediastinalis yang konkaf

    merupakan cetakan pericardium. ekitar pertengahan facies mediastinalis terdapat

    hilum pulmonalis yaitu cekungan tempat bronkus, pembuluh darah dan saraf yang

    membentuk radi* pulmonis keluar dan masuk paru. -adi* pulmonis dibentuk oleh

    alatalat yang masuk dan keluar paru, yaitu bronchi, arterie dan vena pulmonalis,

    pembuluh limfatik, arterie dan vena bronchialis dan sarafsaraf."

    Pulmo de*ter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh fissura

    obli/ua dan fissura hori0ontalis. Pulmonis de*ter terbagi menjadi tiga lobus yaitu

    lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Pulmo sinister dibagi oleh fissura

    obli/ua dengan cara yang sama menjadi dua lobus, lobus superior dan lobus

    inferior. Pada pulmo sinister tidak terdapat fissura hori0ontalis."

    etiap bronchus lobaris sekunder2 berjalan ke lobus paru

    mempercabangkan bronchi segmentales tertier2 yang kemudian masuk ke

    segmenta bronchopulmonalia dan dikelilingi jaringan ikat. Pada saat bronchi

    mengecil, cartilago berbentuk 3 mulai dari trachea perlahanlahan diagnti dengan

    cartilago ireguler yang lebih kecil dan lebih sedikit jumlahnya. ronchi yang

    paling kecil membelah dua menjadi bronchioli. ronchioli membelah menjadi

    bronchioli terminales dan mempunyai kantongkantong yang dinamakan

    bronchiolus respiratorius, pertukaran udara terjadi disini. ronchiolus

    respiratorius berakhir dengan bercabang sebagai ductus alveolaris yang menuju

    pembuluhpembuluh berbentuk kantong dengan dinding yang tipis disebut saccus

    alveolaris. (asingmasing alveolus dikelilingi oleh jaringan kapiler padat.Pertukaran gas terjadi antara udara yang terdapat di dalam lumen alveoli, melalui

    dinding alveoli ke dalam darah yang ada didalam kapiler disekitarnya. "

    ronchi, jaringan ikat paru dan pleura visceralis menerima darah dari

    arteriae bronchiales yang merupakan cabang aorta descendens. 5lveoli menerima

    darah yang terdeoksigenasi dari cabangcabang terminal arteriae pulmonales.

    edangkan pembuluh limf paru berasal dari ple*us superficialis dan ple*us

    profundus, semua cairan limf paru meninggalkan hilum pulmonis mengalir ke

    nodi tracheobronchiales dan kemudian masuk ke dalam truncus lymphaticus

    2

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    3/48

    bronchomediastinalis. Pada radi* setiap paru terdapat ple*us pulmonalis yang

    terdiri atas serabut eferen dan aferen saraf otonom. Ple*us dibentuk dari cabang

    cabang truncus symphaticus dan menerima serabutserabut parasimpatis dari

    nervus vagus. "

    Gambar 1 . Anatomi Paru

    6ikutip dari &

    6ikutip dari 4

    2.2 ISIOLOGI PARU

    istem pernafasan melaksanakan pertukaran udara antara atmosfer dan

    paru melalui proses ventilasi. Pertukaran O". Pertukaran O"dan 7O"antara udara

    dalam paru dan darah dalam kapiler paru berlangsung melalui kantung udara atau

    alveolus yang sangat tipis. aluran pernapasan menghantarkan udara dari atmosfer

    ke bagian paru tempat pertukaran gas tersebut berlangsung. Paru terletak dalam di

    3

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    4/48

    dalam kompartemen toraks yang tertutup, yang volumenya dapat diubahubah

    oleh aktifitas kontraktil otototot pernafasan.$

    2.! DEINISI PPOK

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK2 adalah penyakit paru yang dapat

    dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan airan udara yang tidak sepenuhnya

    reversible , bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru

    terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya disertai efek ekstra paru

    yang berkontribusi terhadap derajat berat penyakit. Karakteristik hambatan aliran

    udara pada PPOK disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran napas kecil

    obstruksi bronkiolitis2 dan kerusakan parenkim emfisema2 yang bervariasi pada

    setiap individu. ronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK

    karena emfisema merupakan diagnosis patologi, bronkitis kronik merupakan

    diagnosis klinis. elain itu keduanya tidak selalu mencerminkan hambatan aliran

    udara dalam saluran napas.1

    Pada tahun "##8, The Global Initiative for Chronic Obstructive Lung

    Disease GOLD2 mendefinisikan PPOK sebagai gangguan aliran udara yang

    kronis dengan beberapa perubahan patologis pada baru disertai efek ekstra

    pulmonal dan berbagai komorbiditas yang dapat berpengaruh terhadap derajat

    beratnya penyakit.%

    2." EPIDEMIOLOGI

    6i 'ndonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada

    urvai Kesehatan -umah +angga K-+2 189% bronkitis kronik dan emfisema

    menduduki peringkat ke $ sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 1#

    penyebab kesakitan utama. K-+ 6epkes -' 188" menunjukkan angka

    kematian karena bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke % dari 1#

    penyebab tersering kematian di 'ndonesia.6ata menurut The Global Initiative for

    4

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    5/48

    Chronic Obstructive Lung Disease GOLD2 pada tahun "##4 memperlihatkan

    PPOK diderita tiga kali lebih banyak oleh :arga de:asa yang usianya lebih dari

    4# tahun. Paling tidak 1# persen dari orang de:asa yang usianya lebih dari 4#

    tahun kemungkinan menderita PPOK. 6ata baru itu memperlihatkan bah:a

    pengidap penyakit paruparu lebih dari tiga kali lipat dibandingkan perkiraan

    umum sebelumnya. 6ata yang disiarkan itu merupakan hasil a:al dari dua kajian

    internasional di ra0il, 7hili, 7hina, (eksiko, +urki dan 3ruguay.;

    Penemuan a:al itu memperlihatkan bah:a PPOK menjangkiti antara 1#

    sampai 1$ persen orang de:asa yang berusia di atas 4# tahun di negaranegara

    yang diteliti. tatistik sebelumnya yang disusun oleh !O2 memperkirakan

    bah:a kurang dari satu persen masyarakat yang berusia antara 4$ sampai %#

    tahun dan kurang dari empat persen masyarakat yang berusia %# tahun menderita

    PPOK. ;

    2.# KLASIIKASI PPOK

    +erdapat ketidaksesuaian antara nilai

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    6/48

    D$ra)at III

    PPOK B$rat

    Gejala sesak lebih berat, penurunan

    aktivitas , rasa lelah dan serangan

    eksaserbasi semakin sering dan berdampak

    pada kualitas hidup pasien

    K

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    7/48

    perokok pasif,

    bekas perokok,

    o 6erajat berat merokok dengan 'ndeks rinkman yaitu perkalian

    jumlah rata ratabatang rokok yang dihisap dalam sehari dikalikanlama merokok dalam tahun

    -ingan B # ) 188,

    edang B "## ) $88,

    erat B C %## . 1

    b. Polusi Uara

    5gar lebih mudah mengidentifikasi partikel penyebab, polusi udara terbagi

    menjadi B

    12 Polusi di dalam ruangan

    5sap rokok, asap kompor, kayu,serbuk gergaji,minyak tanah yang

    merupakan bahan bakar kompor menjadi penyebab tertinggi polusi di dalam

    ruangan . Kejadian polusi di dalam ruangan dari asap kompor dan pemanas

    ruangan dengan ventilasi kurang baik merupakan faktor resiko terpenting

    timbulnya PPOK . 1

    "2 Polusi di luar ruangan

    Gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan. +inggi nya polusi udara dapat

    menyebabkan gangguan jantung dan paru. 1

    &2 Polusi di tempat kerja ahan kimia,

    0at iritasi,gas beracun. 1

    42 !tres Oksiatif

    el paru dilindungi oleh o*ydative chalenge yang berkembang secara sistem

    en0imatik atau non en0imatik. Ketika keseimbangan antara oksidan dan

    antioksidan berubah bentuk, akan menimbulkan stres oksidatif. tres

    oksidatif tidak hanya menimbulkan efek kerusakan pada paru tapi juga

    menimbulkan aktifitas molekuler sebagai a:al inflamasi paru.1

    $2 Infeksi saluran napas ba"ah berulang

    7

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    8/48

    'nfeksi virus dan bakteri berperan dalam patogenesis dan progresifitas

    PPOK. Kolonisasi bakteri menyebabkan inflamasi jalan napas, berperan secara

    bermakna menimbulkan eksaserbasi.1

    #$ !osial %kono&i

    Pajanan polusi di dalam dan luar ruangan, pemukiman yang padat, nutrisi

    yang jelek,dan faktor lain yang berhubungan dengan status sosial ekonomi

    kemungkinan dapat menjelaskan hal ini.1

    '$ Tu&buh ke&bang Paru

    Pertumbuhan paru berhubungan dengan proses selama kehamilan, kelahiran,

    dan pajanan :aktu kecil.1

    ($ As&a

    Pada laporan the +ucson =pidemiological tudy didapatkan bah:a orang

    dengan asma 1" kali lebih tinggi resiko terkena PPOK daripada bukan asma

    meskipun telah berhenti merokok. Penelitian lain "#@ dari asma akan

    berkembang menjadi PPOKdengan ditemukannya obstruksi jalan napasireversible.1

    )$ Gen

    Daktor resiko genetik yang paling sering terjadi adalah kekurangan alpha 1

    antitrypsin sebagai inhibitor dari protease serin . ifat resesif ini jarang , paling

    sering dijumpai pada individu yang berasal dari =ropa 3tara.1

    2. PATOGENESIS PPOK

    eperti telah dijelaskan sebelumnya, bah:a faktor resiko utama dari PPOK

    ini adalah merokok. Komponenkomponen asap rokok ini merangsang perubahan

    perubahan pada selsel penghasil mukus bronkus dan silia. elain itu, silia yang

    melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. 9

    8

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    9/48

    Perubahanperubahan pada selsel penghasil mukus dan selsel silia ini

    mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus

    kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. (ukus

    berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan

    menjadi sangat purulen. +imbul peradangan yang menyebabkan edema dan

    pembengkakan jaringan.

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    10/48

    5da beberapa karakteristik inflamasi yang terjadi pada pasien PPOK,

    yakni B peningkatan jumlah neutrofil didalam lumen saluran nafas2, makrofag

    lumen saluran nafas, dinding saluran nafas, dan parenkim2, limfosit 76 9E

    dinding saluran nafas dan parenkim2. Fang mana hal ini dapat dibedakan dengan

    inflamasi yang terjadi pada penderita asma.11

    Ba*an 1. Pato*$n$&i& PPOK

    6ikutip dari %

    'nhalasi asap rokok dan partikel berbahaya lainnya menyebabkan

    inflamasi di saluran napas dan paru seperti yang terlihat pada pasien PPOK.

    -espon inflamasi abnormal ini menyebabkan kerusakan jaringan parenkim yang

    mengakibatkan emfisema dan mengganggu mekanisme pertahanan yang

    10

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    11/48

    mengakibatkan fibrosis saluran napas kecil. Perubahan patologis menyebabkan

    udara terperangkap dan keterbatasan aliran udara uang bersifat progresif.1

    2.0 PATOISIOLOGI

    aat ini telah diketahui dengan jelas tentang mekanisme patofisiologis

    yang mendasari PPOK sampai terjadinya gejala yang karakteristik. (isalnya

    penurunan D=

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    12/48

    saluran napas kecil akan menjadi hancur ketika penyakit menjadi lebih

    parah.

    !iperinflasi mengurangi kapasitas inspirasi seperti peningkatan

    kapasitas residual fungsional, khususnya selama latihan bila kelainan ini

    dikenal sebagai hiperinflasi dinamis2, yang terlihat sebagai dyspnea dan

    keterbatasan kapasitas latihan. !iperinflasi yang berkembang pada a:al

    penyakit merupakan mekanisme utamatimbulnyadyspneapada aktivitas.

    ronkodilator yang bekerja pada saluran napas perifer mengurangi

    perangkap udara, sehingga mengurangi volume paru residu dan gejala

    serta meeningkatkan dan kapasitas berolahraga.

    b. (ekanismePertukaran Gas

    Ketidak seimbangan pertukaran gas menyebabkan kelainan

    hipoksemia dan hypercapnia yang terjadi karena beberapa mekanisme.

    ecara umum, pertukaran gasakan memburuk selama penyakit

    berlangsung. +ingkat keparahan emfisema berkorelasi dengan PO" arteri

    dan tanda lain dari ketidakseimbanganventilasiperfusi 2.

    Obstruksi jalan napas perifer juga menghasilkan

    ketidakseimbangan , dan penggabungan dengan gangguan fungsi

    otot ventilasi pada penyakityang sudah parah akan mengurangi ventilasi,

    yang menyebabkan retensi karbon dioksida. Kelainan pada ventilasi

    alveolar dan berkurangnya pembuluh darah paru akan lebih memperburuk

    kelainan .

    c. !ipersekresi lendir

    !ipersekresi lendir, yang mengakibatkan batuk produktif kronis,

    adalah gambaran dari bronkitis kronis tidak selalu dikaitkan dengan

    keterbatasan aliran udara. ebaliknya, tidak semua pasien dengan PPOK

    memiliki gejala hipersekresi lendir. !al ini disebabkan karena metaplasiamukosa yang meningkatkan jumlah sel goblet dan membesarnya kelenjar

    submukosa sebagai respons terhadap iritasi kronis saluran napas oleh asap

    rokok atau agen berbahaya lainnya. eberapa mediator dan protease

    merangsang hipersekresi lendir melalui aktivasi reseptor faktor =GD-.

    d. !ipertensi Paru

    !ipertensi paru ringan sampai sedang mungkin terjadi pada PPOK

    akibat proses vasokonstriksi yang disebabkan hipoksia arteri kecil pada

    12

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    13/48

    paru yang kemudian mengakibatkan perubahan struktural yang meliputi

    hiperplasia intimal dan kemudian hipertrofi otot polos > hiperplasia.

    -espon inflamasi dalam pembuluh darah sama dengan yang

    terlihat di saluran udara dengan bukti terlihatnya disfungsi sel endotel.

    !ilangnya kapiler paru pada emfisema juga dapat menyebabkan

    peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru sehingga terjadi. pulmonary

    hypertension yang bersifat progresif dapat mengakibatkan hipertrofi

    ventrikel kanan dan akhirnya gagal jantung kanan cor pulmonale2.

    e. Gambaran 6ampak istemik

    6ari beberapa laporan penelitian, ternyata pasien PPOK

    memberikan pula beberapa gambaran dampak sistemik, khususnya pada

    pasien dengan penyakit berat, hal ini berdampak besar terhadap kualitas

    hidup dan penyakit penyerta.

    Kakeksia umumnya terlihat pada pasien dengan PPOK berat.

    6isebabkan karena hilangnya massa otot rangka dan kelemahan sebagai

    akibat dari apoptosisyang meningkat dan > atau tidak digunakannya otot

    otot tersebut.Pasien dengan PPOK juga mengalami peningkatan proses

    osteoporosis, depresi dan anemia kronis.

    Peningkatan konsentrasi mediator inflamasi, termasuk +HD 'I

    %, dan radikal bebas oksigendengan keturunannya, dapatbeberapa efek

    sistemik. Peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, berkorelasi dengan

    peningkatan protein 7reaktif 7-P2.

    erikut ini adalah gambar tentang POOK dengan berbagai

    penyakit yg bisa berkolerasi.

    13

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    14/48

    Gambar 4 POOK dengan berbagai penyakit yg bisa berkolerasi1

    f. =ksaserbasi

    =ksaserbasi merupakan amplifikasi lebih lanjut dari respon

    inflamasi dalam saluran napas pasien PPOK, dapat dipicu oleh infeksi

    bakteri atau virus atau oleh polusi lingkungan. (ekanisme inflamasi yang

    mengakibatkan eksaserbasi PPOK, masih banyak yang belum diketahui.

    6alam eksaserbasi ringan dan sedang terdapat peningkatan neutrophil,

    beberapa studi lainnya juga menemukan eosinofil dalam dahak dan

    dinding saluran napas. !al ini berkaitan dengan peningkatan konsentrasi

    mediator tertentu, termasuk +HD , I+4 dan 'I9, serta peningkatan

    biomarker stres oksidatif.

    Pada eksaserbasi beratmasih banyak hal yang belum jelas,

    meskipunsalah satu penelitian menunjukkan peningkatan neutrofil pada

    dinding saluran nafas dan peningkatan ekspresi kemokin. elama

    eksaserbasi terlihat peningkatan hiperinflasi dan terperangkapnya udara,

    dengan aliran ekspirasi berkurang, sehingga terjadi sesak napas yang

    meningkat. +erdapat juga memburuknya abnormalitas yang

    mengakibatkan hipoksemia berat.1

    14

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    15/48

    2. DIAGNOSIS

    5namnesis

    -i:ayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala

    pernapasan, -i:ayat terpajan 0at iritan yang bermakna di tempat kerja,

    -i:ayat penyakit emfisema pada keluarga,

    +erdapat faktor predisposisi pada masa bayi > anak misal berat badan

    lahir rendah I-2, infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap

    rokok dan polusi udara,

    atuk berulang dengan atau tanpa dahak,

    esak dengan atau tanpa bunyi mengi,

    Pemeriksaan Disik

    PPOK dini umumnya tidak ada kelainan.

    'nspeksi

    Pursed lips breathing adalah sikap seseorang yang bernapas

    dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. ikap ini

    terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi 7O"

    yang terjadi pada gagal napas 2,

    arrel chest diameter antero posterior dan transversal sebanding2,

    Penggunaan otot bantu napas,

    !ipertropi otot bantu napas,

    Pelebaran sela iga,

    ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis

    di leher dan edema tungkai,

    Penampilan pink puffer gambaran yang khas pada

    emfisema,pasien kurus,kulitkemerahan,dan pernapasan pursed lips

    breathing2 atau blue bloater gambaran khas pada bronkitis kronik ,

    pasien gemuk sianosis,terdapat edema tungkai dan ronki basahdi

    basal paru , sianosis sentral dan perifer,

    Palpasi

    Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar

    Perkusi

    Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil,letak

    diafragma rendah,hepar terdorong ke ba:ah

    5uskultasi

    uara napas vesikuker normal atau melemah,

    15

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    16/48

    +erdapat ronki dan atau mengi pada :aktu bernapas biasa atau

    pada ekspirasi paksa,

    =kspirasi memanjang,

    unyi jantung terdengar jauh1

    Gejala klinis lainB

    esak napas :hee0ing2

    -i:ayat :hee0ing tidak jarang ditemukan pada PPOK dan ini menunjukan

    komponen reversibel penyakitnya. ronkospasme bukan satunsatunya

    penyebab :hee0ing. hee0ing pada PPOK terjadi saat pengerahan tenaga

    e*ertion2 mungkin karena udara le:at saluran napas yang sempit oleh

    radang atau sikatrik,

    atuk 6arah

    isa dijumpai terutama :aktu eksaserbasi. 5sal darah diduga dari saluran

    napas yang radang dan khasnya Jbloo streake purulen sputu& ,

    5noreksia dan berat badan menurun

    Penurunan berat badan merupakan tanda progresif jelek.1#

    6iagnosis PPOK dipertimbangkan bila timbul tanda dan gejala seperti

    terlihat pada tabel 1.

    Tab$% 2 . In+i(ator (uni untu( m$n+ia*no&i& PPOK

    Gejala Keterangan

    S$&a( Progresif sesak bertambah berat seiring berjalannya:aktu2

    ertambah berat dengan aktivitas

    Persisten menetap sepanjang hari2

    Pasien mengeluh berupa J Perlu usaha untuk bernapas

    erat,sukar bernapas, terengah engah

    Batu( (roni( !ilang timbul dan mungkin tidak berdahak

    Batu( (roni(

    b$r+a/a(

    etiap batuk kronik berdahak mengindikasikan PPOK

    16

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    17/48

    Ri3a4at t$r5a)an

    'a(tor r$&i(o

    5sap rokok,debu,bahan kimia, di tempat kerja,asap dapur

    6ikutip dari 1

    Pertimbangkan PPOK dan lakukan uji spirometri jika salah satu indikator

    ini ada pada individu diatas usia 4# tahun. 'ndikator ini bukan merupakan

    diagnosis pasti tetapi keberadaan beberapa indikator kunci meningkatkan

    kemungkinan diagnosis PPOK. pirometri dilakukan untuk memastikan

    diagnosis PPOK.1

    Tab$% ! . S5irom$tri

    K%a&i'i(a&i

    P$n4a(it

    G$)a%a S5irom$tri

    Rin*an +idak ada gejala :aktu istirahat atau

    bila e*ercise

    +idak ada gejala :aktu istirahat tetapi

    gejala ringan pada latihan sedang

    misal B berjalan cepat, naik tangga2

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    18/48

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    19/48

    Hyperinfation

    Pada bronkitis kronis, foto thoraks memperlihatkan tubular shado: berupa

    bayangan garisgaris yang paralel keluar dari hilus menuju apeks paru dan

    corakan paru yang bertambah.

    Pada emfisema, foto thoraks menunjukkan adanya hiperinflasi dengan

    gambaran diafragma yang rendah dan datar, penciutan pembuluh darah pulmonal,

    dan penambahan cortakan ke distal.1#

    6ikutip dari 9

    b. Pemeriksaan khusus tidak rutin212 Daal paru

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    20/48

    (enilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral

    prednison atau metilprednisolon2 sebanyak $# mg per hari selama

    "minggu yaitu peningkatan

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    21/48

    o pirometer harus menghasilkan hardcopy > rekaman secara otomatis

    untuk mendeteksi kesalahan teknis atau untuk mengidentifikasi apakah

    uji sudah memenuhi syarat

    o Petugas yang melakukan uji spirometri perlu pelatihan untuk

    mendapatkan hasil yang efektif

    o 3saha maksimal pasien diperlukan dalam melaksanakan uji ini guna

    menghindari kesalahan diagnosis maupun manajemen. 1

    Kinerja

    Pemeriksaan spirometri harus dilakukan menggunakan teknik yang

    standar,

    :aktu yang dicapai,mungkin memerlukan :aktu lebih dari 1$

    detik pada penyakit berat,

    aik K

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    22/48

    3L' -OHKO6'I5+O- P565 PPOK

    Persiapan

    3ji harus dilakukan ketika pasien secara klinis stabil dan bebas dari

    infeksi pernapasan

    Pasien sebaiknya tidak menggunakan bronkodilator inhalasi kerja

    cepat % jam sebelum uji, bronkodilator kerja lama 1" jam sebelum uji,

    atau teofilin lepas lambat "4 jam sebelum uji. 1

    pirometri

    menjelang pagi

    6isertai atopi, rinitis atau eksim.

    22

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    23/48

    -i:ayat keluarga dengan asma

    ebagian besar keterbatasan aliran udara reversibel.

    Ga*a% )antun*

    (on*$&ti'

    5uskultasi terdengar ronki halus di bagian basal.

    Doto toraks tampak jantung membesar , edema paru.

    3ji faal paru menjunjukkan restriksi bukan obstruksi.

    Bron(i$(ta&i& putum produktif dan purulen .

    3mumnya terkait dengan infeksi bakteri.

    5uskultasi terdengar ronki kasar.

    Doto toraks > 7+ scan toraks menunjukkan pelebaran dan

    penebalan bronkus.

    Tub$r(u%o&i& Onset segala usia

    Doto toraks menunjukkan infiltrat.

    Konfirmasi mikrobiologi sputum +52

    Prevalens tuberkulosis tinggi di daerah endemis.Bron(io%iti&

    ob%it$ran&

    Onset pada usia muda bukan perokok

    (ungkin memiliki ri:ayat rematoid artritis atau pajanan

    asap.

    7+ can toraks pada ekspirasi menunjukkan daerah

    hipodens.

    Bron(io%iti& +i'u& Iebih banyak pada laki laki bukan perokok.

    !ampir semua menderita sinusitis kronik.

    Doto toraks dan !-7+ toraks menunjukkan nodul opak

    menyebar kecil di centrilobular dan gambaran

    hiperinflasi.

    Gejala gejala diatas ini sesuai karakteristik penyakit masing masing tetapi

    tidak terjadi pada setiap kasus. (isalnya seseorang yang tidak pernah merokok

    dapat menderita PPOK terutama di negara berkembang yang faktor resiko

    lainmungkin lebih penting daripada merokok2, asma dapat berkembang di usia

    de:asa bahkan pasien lanjut usia.1

    Penyakit lain yang bisa menjadi diagnosa banding PPOK adalah B

    OP+ indroma Obstruksi Pasca +uberculososis2

    Penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita

    pascatuberculosis dengan lesi paru yang minimal

    Pneumotoraks

    6ada cembung di tempat kelainan, perkusi hipersonor, auskultasi saluran

    napas melemah

    23

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    24/48

    Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misalB bronkiektasis,

    estro+e lung

    5sma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering

    ditemukan di 'ndonesia, karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena

    terapi dan prognosisnya berbeda. 1

    5dapun karakteristik dari 5sma, PPOK, dan OP+ pada tabel 4

    Tab$% #. P$rb$+aan A&ma7 PPOK7 +an SOPT

    6ikutip dari 1

    2.12 PENATALAKSANAAN

    +ujuan Penatalaksanaan PPOK meliputiB

    (encegah progresivitas penyakit

    (engurangi gejala

    (eningkatkan toleransi latihan

    (encegah dan mengobati komplikasi

    (encegah dan mengobati eksaserbasi berulang

    (encegah atau meminimalkan efek samping obat

    24

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    25/48

    (emperbaiki dan mencegah penurunan faal paru

    (eningkatkan kualitas hidup penderita

    (enurunkan angka kematian. 1

    +abel %. Penatalaksanaan menurut derajat PPOK di antaranya adalah B

    6=-5L5+ K5-5K+=-'+'K -=KO(=H65' P=HGO5+5H

    S$mua

    +$ra)at

    !indari faktor pencetus

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    26/48

    B$rat9 6engan atau tanpa

    gejala

    a. 5ntikoline

    rgik kerja lama

    sebagai terapi

    pemeliharaan

    b. I55

    c. imptomat

    ik

    ". -ehabilitasi

    $(&a&$rba&i

    b$ru%an*

    D$ra)at

    I,

    8PPOK

    &an*at

    b$rat9

    ,EP1 : K,P ;

    6

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    27/48

    Hutrisi

    -ehabilitasi. 1

    PPOK merupakanpenyakitparu kronik progresif dan nonreversibel,

    sehingga penatalaksanaan PPOK terbagi atas 12 penatalaksanaan pada keadaan

    stabil dan "2 penatalaksanaanpadaeksaserbasiakut.$

    =dukasi

    =dukasimerupakanhalpenting dalam pengelolaan jangka panjang pada

    PPOK stabil.=dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma.Karena

    PPOK adalah penyakit kronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi

    adalah menyesuaikan keterbatasan aktiviti dan mencegah kecepatan perburukan

    fungsi paru. erbedadenganasma yang masih bersifatr eversibel, menghindari

    pencetus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan

    dari asma.$

    +ujuan edukasi pada pasien PPOK B

    (engenal perjalanan penyakit dan pengobatan

    (elaksanakan pengobatan yang maksimal

    (encapai aktivitas optimal

    (eningkatkan kualitas hidup. $

    27

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    28/48

    =dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara

    berulang pada setiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi

    keluarganya. =dukasi dapat diberikan di poliklinik, ruang ra:at, bahkan di unit

    ga:at darurat ataupun di '73 dan di rumah. ecara intensif edukasi diberikan di

    klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karena memerlukan :aktu yang khusus

    dan memerlukan alat peraga. =dukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi

    kecemasan pasien PPOK, memberikan semangat hidup :alaupun dengan

    keterbatasan aktivitas. Penyesuaian aktiviti dan pola hidup merupakan salah satu

    cara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK. ahan dan cara pemberian

    edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit, tingkat pendidikan,

    lingkungan sosial, cultural dan kondisi ekonomi penderita.$

    ecara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah

    Pengetahuan dasar tentang PPOK

    Obatobatan, manfaat dan efek sampingnya

    7ara pencegahan perburukan penyakit

    (enghindari pencetus berhenti merokok2

    Penyesuaian aktivitas. $

    5gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakanditentukan skala prioriti bahan edukasi sebagai berikutB

    erhenti merokok

    6isampaikan pertama kali kepada penderita pada :aktu diagnosis PPOK

    ditegakkan

    Pengunaan obat ) obatan

    (acam obat dan jenisnya

    7ara penggunaannya yang benar oral, (6' atau nebuliser2

    28

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    29/48

    aktu penggunaan yang tepat rutin dengan selang:aku tertentu atau

    kalau perlu saja 2

    6osis obat yang tepat dan efek sampingnya

    Penggunaan oksigen

    Kapan oksigen harus digunakan

    erapa dosisnya

    (engetahui efek samping kelebihan dosis oksigen

    (engenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen

    Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya

    +anda eksaserbasi B

    atuk atau sesak bertambah

    putum bertambah

    putum berubah :arna

    (endeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi

    (enyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktivitas. ;

    =dukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima,

    langsung ke pokok permasalahan yang ditemukan pada :aktu itu. Pemberian

    edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu

    banyak pada setiap kali pertemuan. =dukasi merupakan hal penting dalam

    pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil, karena PPOK merupakan penyakit

    kronik progresif yang ireversibel.;

    +abel ;. Pemberian edukasi berdasar derajat penyakit B

    -ingan

    Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel

    (encegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara

    lain berhenti merokok

    egera berobat bila timbul gejala

    edang

    (enggunakan obat dengan tepat

    (engenal dan mengatasi eksaserbasi dini

    Program latihan fisik dan pernapasan

    erat

    'nformasi tentang komplikasi yang dapat terjadi

    Penyesuaian aktivitas dengan keterbatasan

    P$n**unaan o(&i*$n +i ruma/.#

    Obat ) Obatan

    12 ronkodilator

    29

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    30/48

    6iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan

    disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit lihat tabel "2. Pemilihan

    bentuk obat diutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan

    jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat

    slo" release2 atau obat berefek panjang long acting2.;

    (acam macam bronkodilator B

    a2 Golongan antikolinergik

    6igunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai

    bronkodilator juga mengurangi sekresi lendir maksimal 4 kali perhari2.

    b2 Golongan agonis beta ) "

    entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah

    penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. ebagai obat

    pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang.

    entuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak

    dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. entuk injeksi subkutan atau

    drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.

    c2 Kombinasi antikolinergik dan agonis beta ) "

    Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek

    bronkodilatasi, karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda.

    6isamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan

    mempermudah penderita.

    d2 Golongan *antin

    6alam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka

    panjang, terutama pada derajat sedang dan berat. entuk tablet biasa atau

    puyer untuk mengatasi sesak pelega napas2, bentuk suntikan bolus atau drip

    untuk mengatasi eksaserbasi akut. Penggunaan jangka panjang diperlukan

    pemeriksaan kadar aminofilin darah.;

    "2 5ntiinflamasi

    6igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi

    intravena, berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan

    metilprednisolon atau prednison. entuk inhalasi sebagai terapi jangka

    panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat

    30

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    31/48

    perbaikan

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    32/48

    6ikutip dari 9

    +erapi Oksigen

    32

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    33/48

    Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang

    menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan

    hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah

    kerusakan sel baik di otot maupun organ organ lainnya.;

    (anfaat oksigen B

    (engurangi sesak

    (emperbaiki aktivitas

    (engurangi hipertensi pulmonal

    (engurangi vasokonstriksi

    (engurangi hematokrit

    (emperbaiki fungsi neuropsikiatri

    (eningkatkan kualitas hidup

    'ndikasi

    Pao" ? %#mm!g atau at O" ? 8#@

    Pao" diantara $$ $8 mm!g atau at O" C 98@ disertai Kor Pulmonal,

    perubahan P pulmonal, !t C$$@ dan tanda tanda gagal jantung kanan,

    sleep apnea, penyakit paru lain

    (acam terapi oksigen B

    Pemberian oksigen jangka panjang

    Pemberian oksigen pada :aktu aktivitas

    Pemberian oksigen pada :aktu timbul sesak mendadak

    Pemberian oksigen secara intensif pada :aktu gagal napas

    +erapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit. +erapioksigen di rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan

    gagal napas kronik. edangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada PPOK

    eksaserbasi akut di unit ga:at darurat, ruang ra:at ataupun '73. Pemberian

    oksigen untuk penderita PPOK yang dira:at di rumah dibedakan B

    Pemberian oksigen jangka panjang Long Ter& O,+gen Therap+ N I+O+2

    Pemberian oksigen pada :aktu aktivitas

    Pemberian oksigen pada :aktu timbul sesak mendadak,

    33

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    34/48

    +erapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaan stabil

    terutama bila tidur atau sedang aktiviti, lama pemberian 1$ jam setiap hari,

    pemberian oksigen dengan nasal kanul 1 " I>mnt. +erapi oksigen pada :aktu

    tidur bertujuan mencegah hipoksemia yang sering terjadi bila penderita tidur.

    +erapi oksigen pada :aktu aktiviti bertujuan menghilangkan sesak napas dan

    meningkatkan kemampuan aktiviti. ebagai parameter digunakan analisis gas

    darah atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus mencapai saturasi oksigen di

    atas 8#@.$

    5lat bantu pemberian oksigen B

    Hasal kanul ungkup venturi

    - ungkup rebreathing

    ungkup nonrebreathing

    Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan

    kondisi analisis gas darah pada :aktu tersebut.;

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    35/48

    Continous positive air"a+ pressure 1CPAP$.$

    H'PP< bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus

    I+O+ > Iong +ern O*ygen +heraphy2 akan memberikan perbaikan yangsignifikan pada B

    5nalisis gas darah

    Kualiti dan kuantitas tidur

    Kualiti hidup 5nalisis gas darah. ;

    'ndikasi penggunaan H'PP

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    36/48

    (engatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akan

    mengatasi masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapat

    mengeluarkan 7O" yang terjadi akibat metabolisme karbohidrat. 6iperlukan

    keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila perlu

    nutrisi dapat diberikan secara terus menerus 1nocturnal feeings$ dengan pipa

    nasogaster.;

    Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah

    karbohidrat. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapat

    meningkatkan ventilasi semenit o,igen co&su&ption dan respons ventilasi

    terhadap hipoksia dan hiperkapni. +etapi pada PPOK dengan gagal napas

    kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan.;

    Gangguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK karena

    berkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari gangguan

    ventilasi. Gangguan elektrolit yang terjadi adalah B

    !ipofosfatemi

    !iperkalemi

    !ipokalsemi !ipomagnesemi.;

    Gangguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. 6ianjurkan pemberian

    nutrisi dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan :aktu pemberian

    yang lebih sering.;

    -ehabilitasi PPOK

    +ujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan danmemperbaiki kualiti hidup penderita PPOK Penderita yang dimasukkan ke dalam

    program rehabilitasi adalah mereka yang telah mendapatkan pengobatan optimal

    yang disertai B

    > imptom pernapasan berat

    > eberapa kali masuk ruang ga:at darurat Kualiti hidup yang menurun.;

    Program dilaksanakan di dalam maupun diluar rumah sakit oleh suatu tim

    multidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli gi0i, respiratori terapis dan psikolog.

    36

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    37/48

    Program rehabilitiasi terdiri dari & komponen yaitu B latihan fisis, psikososial dan

    latihan pernapasan.;

    P$nata%a(&anaan PPOK &tabi%

    Kriteria PPOK stabil adalah B

    +idak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik

    6apat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu hasil analisa gas

    darah menunjukkan

    P7O" ? 4$ mm!g dan PO" C %# mm!g

    6ahak jernih tidak ber:arna

    5ktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK hasil

    spirometri2

    Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan

    +idak ada penggunaan bronkodilator tambahan

    +ujuan penatalaksanaan pada keadaan stabil B

    (empertahankan fungsi paru

    (eningkatkan kualiti hidup

    (encegah eksaserbasi

    Penatalaksanaan PPOK stabil dilaksanakan di poliklinik sebagai evaluasi

    berkala atau dirumah untuk mempertahankan PPOK yang stabil dan mencegah

    eksaserbasi.$

    Ba*an 2 .A%*oritm$ 5$nan*anan PPOK

    37

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    38/48

    6ikutip dari 1

    38

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    39/48

    6ikutip dari 1

    P$nata%a(&anaan PPOK E(&a&$rba&i A(ut

    =ksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan

    dengan kondisi sebelumnya. =ksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor

    lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.$

    Gejala eksaserbasi B

    esak bertambah

    Produksi sputum meningkat Perubahan :arna sputum.;

    39

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    40/48

    =ksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga B

    +ipe eksaserbasi berat2, memiliki & gejala di atas

    +ipe '' eksaserbasi sedang2, memiliki " gejala di atas +ipe ''' eksaserbasi ringan2, memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi

    saluran napas atas lebih dari $ hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan

    batuk.$

    Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah untuk

    eksaserbasi yang ringan2 atau di rumah sakit untuk eksaserbasi sedang dan

    berat2 .Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderita

    yang telah diedukasi dengan cara B

    (enambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk

    bronkodilator yangdigunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuk

    nebuliser

    (enggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur

    (enambahkan mukolitik (enambahkan ekspektoran.;

    Ba*an !. A%*oritm$ 5$nata%a(&anaan PPOK $(&a$rba&i a(ut +i ruma/ +an

    5$%a4anan ($&$/atan5rim$r : Pu&($&ma&

    40

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    41/48

    6ikutip dari 1

    Ba*an ". A%*oritm$ P$nata%a(&anaan PPOK E(&a&$rba&i A(ut +i Ruma/

    Sa(it

    1

    26ikutip dari 1

    'ndikasi ra:at inap B

    =ksaserbasi sedang dan berat

    41

    Nilai berat gejala (kesadaran, frekuensi napas, pemeriksaan fisis)

    Analisis gas darah

    Foto thoraks

    1. Terapi oksigen2. Bronkoditor . Antibiotik

    - Agonis !2- "ntre#ena$ metil%antin, bolus dan drip

    &. 'ortikosteroid sistemik

    5. iuretik bila ada retensi airan

    *enganam ji+a (gagal napas akut) Tidak menganam ji+a

    uang ra+at"-

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    42/48

    +erdapat komplikasi

    'nfeksi saluran napas berat

    Gagal napas akut pada gagal napas kronik

    Gagal jantung kanan

    'ndikasi ra:at '73 B

    esak berat setelah penanganan adekuat di ruang ga:at darurat atau

    ruang ra:at.

    Kesadaran menurun, letargi, atau kelemahan otototot respirasi

    etelah pemberian oksigen tetapi terjadi hipoksemia atau

    perburukan PaO"C $# mm!g memerlukan ventilasi mekanik invasif atau

    non invasif2

    T$ra5i P$mb$+a/an

    ertujuan untuk

    (emperbaiki faal paru

    (emperbaiki mekanik paru

    (eningkatkan toleransi terhadap eksaserbasi

    (emperbaiki kualitas hidup.1

    Operasi paru yang dapat dilakukan yaitu B

    ulektomi

    edah reduksi volume paru - lung volume reduction surgery

    I

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    43/48

    (encegah perburukan PPOK

    erhenti merokok,

    > Gunakan obatobatan adekuat,

    (encegah eksaserbasi berulang .1

    2.1" Kom5%i(a&i

    Komplikasi PPOK dapat bermacammacam, diantaranyaB

    1. Gagal nafas

    5kibat obstruksi jalan nafas maka terjadilah ketidakmampuan paru

    paru untuk menghirup oksigen yang cukup dan mengeluarkan

    karbondioksida dari tubuh. 5kibatnya dapat mengganggu keseimbangan

    asam dan basal. Gagal nafas juga dapat terjadi selama eksaserbasi akut.11

    ". Polisitemia ekunder

    Polisitemia pada penderita PPOK terjadi karena tubuh berusaha untuk

    menyesuaikan terhadap penurunan jumlah oksigen di darah yaitu dengan

    meningkatkan produksi sel darah merah, yang mana sel darah merah

    berfungsi untuk mengangkut oksigen. !al ini mungkin dapat membantu

    untuk sementara :aktu, namun produksi berlebihan bisa menyebabkan

    darah menjadi kental, pada akhirnya bisa menyumbat pembuluh darah

    kecil. +anda dan gejala polisitemia sekunder adalah kelemahan, sakit

    kepala, kelelahan, napas pendek, gangguan penglihatan, :ajah kemerahan,

    kebingungan, tinnitus, dan rasa terbakar di tangan dan kaki.11

    &. 7or Pulmonale Gagal jantung Kanan2

    Pertukaran udara yang jelek pada penderita PPOK menyebabkan

    menurunnya jumlah oksigen di darah sehingga timbul refleks spasme

    percabanganpercabangan kecil arteri pulmonalis h+po,ic

    vasoconstriction2. Kesemuanya ini akan lebih meningkatkan tahanan

    perifer dalam paru. (aka ventrikel kanan harus bekerja lebih keras,

    sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kanan. ila sudah tidak mampu lagi

    mengkompensasi meningkatnya tahanan perifer intrapulmonal, maka akan

    terjadi kegagalan jantung kanan. +anda dan gejala gagal jantung kanan

    antara lain pembengkakan ekstemitas ba:ah yaitu kaki, dispneu, tidak

    mampu mentoleransi latihan, sianosis, meningkatnya vena leher.1#

    4. Pneumothoraks

    43

    http://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/polycythemia.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/corpulmonale.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/pneumothorax.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/corpulmonale.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/pneumothorax.htmhttp://copd.about.com/od/complicationsofcopd/a/polycythemia.htm
  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    44/48

    Pneumothoraks terjadi karena adanya lubang yang berkembang di

    paruparu, menyebabkan udara keluar menuju rongga antara paru dan

    dinding dada dan menyebabkan paruparu kolaps. Pada penderita PPOK

    terjadi peningkatan risiko untuk terjadinya perkembangan lubang secara

    spontan karena lemahnya struktur paru. +anda dan gejala pneumothoraks

    antara lain nyeri dada yang mendadak dan tajam, tambah parah apabila

    batuk atau bernafas dalam, dispneu, sesak. takikardi, dan sianosis.1#

    $. !ipertensi Pulmonal

    Hormalnya, darah yang mengalir melalui pembuluh darah paru

    mempunyai tahanan yang kecil, dan secara normal melebar untuk

    mengalirkan darah dari jantung ke paru untuk mengambil oksigen dan

    mengalirkannya ke seluruh tubuh. Pada hipertensi pulmonal, pembuluh

    darahnya konstriksi manjadi sempit dan tebal. !al tersebut menyebabkan

    sedikit darah yang mengalir di pembuluh darah, tekanan dalam pembuluh

    darah menjadi meningkat dan otot jantung bekerja keras untuk memompa

    darah. +anda dan gejala hipertensi pulmonal antara lain nafas pendek keika

    pertama kali beraktivitas dan bahkan :aktu istirahat, nyeri dada,

    kelemahan, kelelahan, pingsan, bengkak pada kaki.1#

    %. (alnutrisi(alnutrisi menjadi komplikasi PPOK yang dapat disebabkan karena

    dispneu, yang merupakan gejala utama PPOK membuat penderita sangat

    sulit untuk menyelesaikan makannya, dan penderita menjadi kehilangan

    nafsu makan. +anda dan gejala bisa bermacammacam mulai dari yang

    ringan sampai sangat berat. Gejala umum berupa kelelahan, pusing,

    penurunan berat badan, dan kelemahan sistem imun.1#

    ;. Penyakit paru tahap akhir

    aat gagal nafas terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit parutahap akhir, akan terjadi penurunan dengan lambat fungsi paru dan

    meningkatnya kadar karbondioksida dalam darah. (eningkatnya

    karbondioksida menyebankan efek narkotik pada pasien, sehingga pasien

    hilang kesadaran dan berhenti bernafas.1#

    2.1# Pro*no&i&

    44

    http://copd.about.com/od/copdglossarylo/g/malnutrition.htmhttp://copd.about.com/od/copdglossarylo/g/malnutrition.htm
  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    45/48

    6ubia, tergantung dari stage > derajat, penyakit paru komorbid, penyakit

    komorbid lain.%

    6alam menentukan prognosis PPOK ini, dapat digunakan O6= inde*

    untuk menentukan kemungkinan mortalitas dan morbiditas pasien. O6= ini

    adalah singkatan dariB ;

    Body mass inde*

    Obstruction D=

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    46/48

    o ((-7 1 N esak dalam berjalan sedikit menanjak N # poin

    o ((-7 " N sesak ketika berjalan dan harus berhenti karena

    kehabisan napas N 1 poin

    o ((-7 & N sesak ketika berjalan 1## m atau beberapa menit N "

    poin

    o ((-7 4 N tidak bisa keluar rumahM sesak napas terus menerus

    dalam pekerjaan seharihari N & poin

    =*ercise

    6ihitung dari jarak tempuh pasien dalam berjalan selama % menit

    o C &$# meter N # poin

    o "$# ) &48 meter N 1 poin

    o 1$#"48 meter N " poin

    o ? 148 meter N & poin

    erdasarkan skor diatas, angka harapan hidup dalam 4 tahun pasien sebagai

    berikutB

    #" points N 9#@

    &4 points N %;@

    $% points N $;@

    ;1# points N 19@

    46

  • 7/26/2019 Referat (Repaired)

    47/48

    BAB !

    KESIMPULAN

    Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK2, merupakan penyakit kronik

    yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara didalam saluran napas yang

    tidak sepenuhnya reversible. 5khirakhir ini penyakit ini semakin menarik

    untuk dibicarakan oleh karena prevalensi dan angka mortalitasnya yang terus

    meningkat. Penting bagi dokter umum untuk memahami penegakan diagnosis

    PPOK, yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik, serta didukung oleh

    pemeriksaan penunjang yang tepat.

    Penatalaksaan yang tepat pada PPOK meliputi beberapa program,

    yaitu evaluasi dan monitoring penyakit, mengurangi faktor resiko, tatalaksana

    PPOK yang stabil, dan tatalaksana PPOK dengan eksaserbasi. (anajemen

    utama untuk PPOK derajat ' dan '' antara lain dengan menghindari faktor

    resiko, mencegah progresivitas PPOK, dan penggunaan obatobatan untuk

    mengontrol gejala dari PPOK, sedangkan untuk PPOK derajat ''' dan '