laporan pk hematologi 1 131610101074

12
LEMBAR KERJA MAHASISWA A. LAJU ENDAP DARAH Nama subjek : Danarwati Budiningrum Umur Subjek : 20 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hasil pemeriksaan: Dengan tinggi darah dalam tabung Westergren 165 mm didapatkan laju endap darah 24 mm/jam. Kesulitan: Kesulitan yang dialami adalah ketika tabung Westergren diletakkan pada rak Westergren ternyata posisinya kurang vertikal sehingga darah keluar. Tinggi darah yang semula 200 mm hanya menjadi 165 mm. Pembahasan: Laju endap darah (LED) disebut juga erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau sedimentation rate (sed rate) atau bezinking-snelheid der erythrocyten (BSE) adalah kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit di dalam tabung berisi darah yang telah diberi antikoagulan dalam waktu satu jam. Laju endap darah juga didefinisikan sebagai kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit dalam plasma. Hasil 1

Upload: danarwati-budiningrum

Post on 17-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

z

TRANSCRIPT

LEMBAR KERJA MAHASISWA A. LAJU ENDAP DARAHNama subjek: Danarwati BudiningrumUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaan:Dengan tinggi darah dalam tabung Westergren 165 mm didapatkan laju endap darah 24 mm/jam.

Kesulitan:Kesulitan yang dialami adalah ketika tabung Westergren diletakkan pada rak Westergren ternyata posisinya kurang vertikal sehingga darah keluar. Tinggi darah yang semula 200 mm hanya menjadi 165 mm.

Pembahasan:Laju endap darah (LED) disebut juga erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau sedimentation rate (sed rate) atau bezinking-snelheid der erythrocyten (BSE) adalah kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit di dalam tabung berisi darah yang telah diberi antikoagulan dalam waktu satu jam. Laju endap darah juga didefinisikan sebagai kecepatan pengendapan sel-sel eritrosit dalam plasma. Hasil pemeriksaan LED digunakan sebagai penanda non spesifik perjalanan penyakit, khususnya memantau proses inflamasi dan aktivitas penyakit akut. Peningkatan nilai LED menunjukkan suatu proses inflamasi dalam tubuh seseorang, baik inflamasi akut maupun kronis, atau adanya kerusakan jaringan. Hasil pemeriksaan LED walaupun tidak dapat digunakan sebagai penunjang di-agnosis etiologik, tetapi secara praktis masih rutin digunakan di klinik, karena selain prosedurnya sederhana dan mudah, juga ekonomis, praktis, dan dapat sebagai pemeriksaan point-of-care (dekat pasien), dan tetap mempunyai arti klinis yang penting.Banyak metode-metode pemeriksaan LED yang saat ini digunakan di klinik, baik metode secara manual maupun otomatis. Metode pemeriksaan LED manual yang lazim digunakan adalah metode Westergren, metode manual lainnya, yaitu metode Wintrobe dan Mikro-Sedimentasi Landau. Metode pemeriksaan LED otomatis, yaitu Zeta Sedimentation Ratio (ZSR), VES-MATIC, SEDIMAT Humaset dan masih banyak lagi lainnya yang telah digunakan di berbagai laboratorium klinik di berbagai belahan dunia. Walaupun demikian metode Westergren merupakan metode yang paling sering digunakan sebagian besar laboratorium, karena prosedurnya sederhana, ekonomis, dan hasil pemeriksaan dianggap masih memiliki akurasi tinggi.Pada praktikum ini, kami menggunakan metode Westergren. Metode Westergren menggunakan darah yang diencerkan (4 volume darah dan 1 volume PZ) dan dibiarkan mengendap di dalam tabung kaca terbuka dengan panjang 300 mm, diletakkan tegak lurus pada rak khusus. Interpretasi hasil pemeriksaan LED metode Westergren perlu waktu cukup lama yaitu 1 jam dan kadang diperlukan hasil LED setelah 2 jam. Harga normal laju endap darah untuk laki-laki adalah 2-13 mm/jam sedangkan untuk perempuan 2-20 mm/jam.Dari hasil pengamatan kami didapatkan laju endap darah subjek (perempuan) adalah 24 mm/jam. Angka ini merupakan 4 mm lebih besar dari harga normal. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Yang pertama bisa disebabkan karena posisi tabung yang kurang vertikal. Pengaruh suhu juga mampu membuat hasil penelitian LED kurang valid. Pengaruh suhu terhadap laju endap darah ini sudah dibuktikan di laboratorium Hematologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Depkes Makassar pada tahun 2010. Sebab yang ketiga mungkin karena tabung tidak terisi penuh sampai 200 mm sehingga hasilnya kurang akurat. Selain itu dapat juga berasal dari darah subjek sendiri dimana di dalam tubuhnya sedang terjadi peradangan sehingga laju endap darahnya lebih tinggi.

Darah sebelum mengendap

Darah setelah mengendap ( 1 jam )

B. HEMATOKRIT

Nama subjek: Danarwati BudiningrumUmur subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil Pemeriksaan:Pada pembacaan dengan hematocrit reader didapatkan kadar hematokrit sebesar 43%.

Kesulitan:Tidak ada kesulitan yang didapatkan.

Pembahasan:Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrositPemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan dilaboratorium berguna untuk membantu diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapiler. Pada praktikum ini digunakan metode mikro.Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan anti-koagulan dicentrifuge dalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volume kepadatan sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit Untuk pemeriksaan-pemeriksaan hematologi dan pemeriksaan lain yang menggunakan darah sebagai bahan pemeriksaan, pengambilan darah penderita (sampling) merupakan awal pemeriksaan yang harus dikerjakan dengan benar karena akan sangat menentukan hasil pemeriksaan. Pemeriksaan hematokrit dapat diukur dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler Darah kapiler digunakan bila jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit, sedangkan bila jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml lebih baik menggunakan darah vena.Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu : 1. Metode makrohematokritPada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. 2. Metode mikrohematokrit Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 12.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Harga normal untuk laki-laki adalah 45-47% dan untuk perempuan 40-42%, dengan rata-rata kesalahan metodik sebesar 2%.Pada praktikum ini, setelah dicentrifuge sampel kemudian diperiksa dengan menggunakan hematocrit reader dan didapatkan kadar hematokrit 43%. Angka ini menunjukkan bahwa kadar hematokrit pada sample normal.Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

Pengukuran hematokrit dengan hematocrit reader

C. HAPUSAN DARAH

Nama subjek: Danarwati BudiningrumUmur subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil Pemeriksaan:Pada pemeriksaan hapusan darah ini terdapat kesalahan saat membuat hapusan darah. Hapusan yang dibuat terlalu tebal sehingga normoblast menumpuk sehingga leukosit dan trombosit tidak dapat dihitung. Pada perbesaran objektif 100x, terlihat adanya monosit, basofil, limfosit, dan platelet.

Kesulitan: Kesulitan terjadi saat pembuatan hapusan darah yang menyebabkan hapusan darah terlalu tebal sehingga sulit diamati.

Pembahasan:Pemeriksaan hapusan darah merupakan salah satu teknik pemeriksaan darah dengan menggunakaan mikroskop. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah:1. Mengevaluasi morfologi sel-sel darah ( eritrosit, leukosit, trombosit)2. Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit3. Mengidentifikasi parasitPemeriksaan hapusan darah dilakukan dengan menggunakana darah vena sampel perempuan usia 20 tahun. Darah vena sampel diambil dengan menggunakan syringe dan disimpan dalam tabung yang telah diberikan antikoagulan. Setetes darah diambil dengan menggunakan syringe kemudian diletakkan pada 1 cm dari salah satu ujung object glass. Lalu gelas penghapus dipegang sedemikian rupa hingga membentuk sudut 30 terhadap gelas object dengan darah terletak dalam sudut. Gelas penghapus digerakkan ke arah darah lalu digeserkan lagi dengan arah yang berlawanan dengan gerakan pertama hingga didapatkan lapisan hapusan darah yang tipis. Lalu hapusan darah dikeringkan sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya krenasi sel eritrosit dan rouleoux sel leukosit. Hapusan darah yang sudah kering kemudian dicat dengan menggunakan cat giemsa yang sudah dicampur dengan buffer. Giemsa dan buffer kemudian diteteskan pada hapusan darah sampai seluruh permukaan hapusan darah tertutupi giemsa dan buffer. Tunggu hingga 20 menit kemudian dicuci dengan menggunakan air untuk mencuci catnya. Yang perlu diperhatikan pada saat pencucian jangan memiringkan object glass karena dapat menyebabkan terjadinya pengendapan metallic scum yang akan menyebabkan tidak terpenuhinya syarat penilaian hapusan darah yang baik. Setelah dicuci kemudian dikeringkan dengan mengangin-anginkannya di udara dan jangan mengeringkan dengan kertas saring maupun tissue. Setelah kering kemudian dinilai kualitas hapusan darahnya.Pada perbesaran objektif 10x nampak Normoblast yang menumpuk numpuk dikarenakan hapusan yang terlalu tebal. Pada perbesaran objektif 100x selain nampak adanya normoblast yang menumpuk juga terlihat adanya monosit, basofil, dan limfosit dan platelet. Akan tetapi jumlah leukosit dan trombosit tetap tidak dapat dihitung. Perbesaran objektif 10x Perbesaran objektif 100x

8