laporan praktikum hematologi 3
DESCRIPTION
laporan hematologiTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI
“HITUNG JENIS LEUKOSIT”
I. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui cara menghitung jenis-jenis leukosit
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan hitung jenis leukosit dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis leukosit
II. Metode
Diff count
III. Prinsip
Apusan darah diamati dengan mikroskop binokuler pada pembesaran objektif 100x
dengan penambahan oil imersi.Diff count dilakukan pada counting area dimana
eritrosit menyebar merata.Bentuk-bentuk leukosit dihitung hingga 100 sel.
IV. Dasar teori
Pengertian darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang merupakan bagian terpenting
dalam sistem transport. Dalam keadaan fisiologis, darah selalu ada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa oksigen(oksigen carrier),
mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemeostasis. Darah terdiri atas
dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian
besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkan butir darah (blood corpuscles)
terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Darah dapat dibuat menjadi preparat apus dengan
metode supra vital yaitu suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang
hidup. Sel-sel darah yang hidup dapat mengisap zat-zat warna yang konsentrasinya sesuai
dan akan berdifusi ke dalam sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai granula
pada sel bernukleus polimorf.( Yulli,2013 ).
Pemeriksaan hapusan darah
Hapusan darah tepi adalah tindakan diagnostik yang digunakan dalam evaluasi dan
diagnosis berbagai kondisi medis, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Blood Smear. Ini
adalah tindakan standar jika dokter menduga ada penyakit atau infeksi, Hapusan darah tepi
biasanya digunakan sebagai tes diagnostik pertama yang dilakukan.Pada hapusan darah tepi,
teknisi laboratorium akan memeriksa tiga komponen utama darah Trombosit,Sel darah putih dan
Sel darah merah.( Anonim,2014 ). Tujuan pemeriksaan sediaan hapusan darah tepi antara lain
menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya
parasit seperti malaria, tripanasoma, mikrofilaria dan lain sebagainya. Sediaan hapusan yang
dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang baik .
Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari kapiler atau vena, yang
dihapuskan pada kaca obyek. Pada keadaan tertentu dapat pula digunakan darah EDTA.Kriteria
preparat yang baik :
Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih ada tempat
untuk pemberian label.
Dilihat dari granula ,penebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari kepala ke arah
ekor.
Ujung atau ekornya tidak berbentuk bendera robek.
Tidak berulang-ulang karena bekas lemak ada di atas kaca benda.
Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu.
Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) atau tidak terlalu tipis
(karena sudut penggeseran yang sangat besar).
Pewarnaan yang baik.( yulli,2013 ).
Leukosit dan diff count leukosit
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah
berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.Hasil pemeriksaan ini
dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh, terutama
penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit,
dan limfosit.
NEUTROFIL
Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan
merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.Peningkatan jumlah neutrofil biasanya
pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut (radang usus
buntu), dan Iain-Iain.Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia,
anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.
EOSINOFIL
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi
(terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai
normal dalam tubuh: 1 – 4%.Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi
parasit, kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada
kejadian shock, stres, dan luka bakar.
BASOFIL
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah
leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan
lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%.Peningkatan basofil terdapat pada proses
inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.Penurunan basofil terjadi
pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan
LIMFOSIT
Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi.
Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit.Peningkatan limfosit terdapat pada leukemia
limfositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.Penurunan limfosit terjadi pada
penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.
MONOSIT
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar
dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan
limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit.Peningkatan
monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-
Iain.Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
( Anonim,2012 ).
V. Nilai Rujukan
Basophil Eosinophil Stab Segmen Limfosit Monosit
0-1% 1-4% 2-5% 36-66% 22-40% 4-8%
VI. Alat dan Bahan
a. Alat
Mikroskop binokuler merk Olympus
b. Bahan
Preparat hapusan darah
Oil imersi
Tissue lensa
VII. Cara kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Mikroskop disetting
3. Preparat diletakkan di meja mikroskop
4. Lensa objektif diarahkan ke pembesaran 10X untuk mencari lapang pandang
5. Preparat ditetesi oil imersi,lalu pembesaran lensa objektif diubah ke 100X
6. Di amati sediaan hapusan darah,dicari daerah counting area
7. Penghitungan jenis leukosit dlakukan pada counting area dengan penghitungan
sebanyak 100 sel leukosit,meliputi basophil,eosinophil,neutrophil ( stab dan
segmen ),limfosit serta monosit
8. Hasl diff count dinyatakan dalam %
VIII. Hasil pengamatan
a. Preparat 1
Kode preparat : 319
Nama : Maarten Ruijgrok
Hasil :
Basofil Eosinophil Stab Segment Limfosit Monosit
0% 0% 35% 53% 9% 3%
b. Preparat 2
Kode preparat : 319
Nama : Maarten Ruijgrok
Hasil :
Basofil Eosinophil Stab Segment Limfosit Monosit
0% 0% 22% 61 % 13% 4%
GAMBAR KETERANGAN
IX. Pembahasan
Hitung jenis leukosit adalah nilai komponen-komponen sel yang menyusun sel darah
putih,meliputi penilaian terhadap sel basophil,eosinophil,neutrophil batang,neutrophil
segment,limfosit dan monosit.Hitung jenis leukosit ini hanya digunakan untuk menunjukkan
jumlah relative dari masing-masing jenis sel.Identifikasi dan penghitungan jens leukosit ini
dilakukan ± 100 sel dan dinyatakan dalam bentuk % ( Sianny,dkk.2015 ) ,sebab jumlah tersebut
sudah cukup untuk mewakili seperti apa kondisi sel leukosit dalam darah.
Pada praktikum hitung jenis leukosit ini,praktikan telah melakukan differensial counting
terhadap sediaan hapusan darah dari pasien atas nama Maarten Ruijgrok ( kode : 319 ).Pada
pemeriksaan ini,digunakan metode indirect preparat yaitu pemeriksaan dengan menggunakan
sediaan hapusan darah yang sudah ada sebelumnya.Sesuai dengan prosedur kerja,praktikkan
mengamati preparat pada pembesaran lensa objektif 10X,karena lensa objektif pembesaran ini
adalah lensa yang paling cocok dan baik untuk mencari lapang pandang sediaan.Setelah
didapatkan lapang pandang,praktikan meneteskan satu tetes oil imersi agar saat pengamatan
lensa objektif 100X,penglihatan praktikan tidak terganggu akibat pembiasan dan mencegah
tergoresnya lensa objektif dan sediaan( Wayan Merta,dkk.2014 ).Kemudian praktikam
mengubah perbesaran lensa objektif ke-100X tujuannya agar lapang pandang yang diamati dapat
lebih jelas terlihat.Pengamatan dilakukan pada counting area.Counting area ini merupakan
daerah pada hapusan yang kondisi sel-sel darahnya ( terutama eritrosit ) tersebar merata dan
LIMFOSIT
tidak berhimpitan atau bertumpuk satu sama lainnya,biasanya area ini terletak pada ekor sediaan
yang tipis.Setelah dilakukan penghitungan 100 sel leukosit sebanyak 2 kali percobaan,praktikan
mendapatkan hasil sebagai berikut
a. Neutrofil
Neutrofil yang ditemukan pada lapang pandang 100X ini memiliki bentuk yang beragam,seperti
neutrofil stab yang bentuknya seperti huruf C dan tapal kuda serta bergranula yang tesebar
merata.kemudian bentuk neutrofil segment yang bentuknya bersegment-segment.Pada
pengamatan 1 dan 2 ini,jumlah neutrofil stab mengalami peningkatan masing-masing 35% dan
22% dari nilai normalnya yaitu 2-5% sementara untuk neutrofil segment didapat jumlah masing-
masing 53% dan 61% yang masih berada pada nilai normal ( 36-66% ).Peningkatan neutrofil ini
biasa disebut neutrofilia.Neutrofilia sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri,inflamasi
bowel disease,rheumartoid arthritis,vakulitis,keganasan,pemberian kortikosteroid dan
splenektomi.
b. Limfosit
Pada pengamatan,limfosit ini merupakan sel leukosit yang memiliki inti sel berwarna
keunguan.Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,ukuran inti sel limfosit ini hampir sama
dengan eritrosit matur sehingga sering digunakan sebagai pembanding.Pada pengamatan
limfosit,didapat nilai masing-masing 9% dan 13%,jumlah ini jauh dibawah nilai normal yakni
22-40%.Penurunan jumlah limfosit dijumpai pada kanker, leukemia, hiperfungsi adrenokortikal,
agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom nefrotik, SLE.
c. Monosit
Monosit ini bentuknya lebih besar dari sel limfosit ,intinya memiliki bentuk yang beragam serta
memiliki granula yang sangat halus sehingga sulit dilihat.Pada pengamatan ini,didapatkan
jumlah monosit masing-masing 3% dan 4%.Jumlah ini masih dikatakan berada pada rentang
nilai normal yaitu 3-4%.
d. Basofil
Di pengamatan ini,tidak didapatkan sel basophil yang memang sangat sulit dan jarang ditemukan
pada darah.Biasanya penemuan sel basophil ini mengindikasikan seseorang terinfeksi keganasan
yang biasanya disebut Basofilia.
e. Eosinophil
Pengamatan eosinophil pada sediaan ini,tidak ditemukan sel eosinophil.Jika dibandingkan
dengan nilai rujukan ( 1-4% ),tidak adanya eosinophil ini masing digolongkan normal karena
tidak terlalu jauh dengan nilai rujukannya.
Perbandingan hasil pengamatan 1 dan 2 memiliki perbedaan jumlah pada beberapa jenis sel
leukositnya yaitu pada sel neutrofil,limfosit dan monositnya.Hal ini bisa disebabkan oleh
kesalahan paralaks ( human error) yaitu kurangnya kemampuan praktikkan dalam membedakan
jenis-jenis sel leukosit,morfologi sediaan yang kurang baik dan kesalahan teknis lainnya.Namun
jika kedua hasil ini dibandingkan dengan hasil pemeriksaan otomatis menggunakan alat,hasil ini
masih dikatakan mendekati hasil alat sehingga tidak teralu menjauhi hasil alat.
X. Simpulan
Berdasarkan praktikum,dapat disimpulkan bahwa probandus atas nama Maarten Ruijgrok
( kode sampel 319 ) memiliki nilai neutrofil stab yang melebihi nilai normal ( 35% dan 22% )
dan limfosit yang kurang dari nilai normal( 9% dan 13% ).
Daftar Pustaka
Anonim.2014.Nilai Normal Leukosit Sel Darah Putih.[online].Available :
https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/nilai-normal-leukosit-sel-darah-
putih/ . [ diakses pada 27 Mei 2016 : 11.30 wita ]
Anonym.2012.Apusan Darah Tepi.[online].Available:
https://www.docdoc.com/id/id/info/condition/apus-darah-tepi [ diakses pada 27 Mei
2016 : 11.15 wita ]
Herawati, Sianny. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Denpasar: Jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Denpasar
Ridwan.2012.Darah dan Bagian-Bagiannya .[online ].Available :
https://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-darah-dan-bagiannya/ [ diakses
pada 5 Mei 2016 : 11.05 wita ]
Yully.2013.Hitung jenis Leukosit Differential Count dan Evaluasi Hapsan Darah Tepi.
[online].Available : https://yullyanalis.wordpress.com/2013/06/28/hitung-jenis-leukosit-
differential-count-dan-evaluasi-hapusan-darah-tepi-hdt/ [ diakses pada 27 Mei 2016 : 11.05
wita ]
Denpasar,30 Mei 2016
Praktikan
I Gede Angga Mardika
P07134014029
Lembar Pengesahan
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
( Dr. dr. Sianny Herawati, Sp.PK ) ( Rini Riowati, B.Sc )
Pembimbing III Pembimbing IV
( I Ketut Adi Santika, A.Md. AK ) ( Luh Putu Rinawati, S.Si )
Pembimbing V
( Kadek Aryadi Hartawiguna ,Amd.AK. )
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI
“HITUNG JENIS LEUKOSIT”
OLEH :
I GEDE ANGGA MARDIKA
P07134014029
SEMESTER IV
T.A. 2015/2016