laporan praktikum hematologi 3

20
LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI “HITUNG JENIS LEUKOSIT” I. Tujuan Tujuan Umum Untuk dapat mengetahui cara menghitung jenis-jenis leukosit Tujuan Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan hitung jenis leukosit dengan baik dan benar 2. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis leukosit II. Metode Diff count III. Prinsip Apusan darah diamati dengan mikroskop binokuler pada pembesaran objektif 100x dengan penambahan oil imersi.Diff count dilakukan pada counting area dimana eritrosit menyebar merata.Bentuk-bentuk leukosit dihitung hingga 100 sel. IV. Dasar teori Pengertian darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang merupakan bagian terpenting dalam sistem transport. Dalam keadaan fisiologis, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa

Upload: angga

Post on 08-Jul-2016

958 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

laporan hematologi

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

“HITUNG JENIS LEUKOSIT”

I. Tujuan

Tujuan Umum

Untuk dapat mengetahui cara menghitung jenis-jenis leukosit

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat melakukan hitung jenis leukosit dengan baik dan benar

2. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis leukosit

II. Metode

Diff count

III. Prinsip

Apusan darah diamati dengan mikroskop binokuler pada pembesaran objektif 100x

dengan penambahan oil imersi.Diff count dilakukan pada counting area dimana

eritrosit menyebar merata.Bentuk-bentuk leukosit dihitung hingga 100 sel.

IV. Dasar teori

Pengertian darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang merupakan bagian terpenting

dalam sistem transport. Dalam keadaan fisiologis, darah selalu ada dalam pembuluh darah

sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa oksigen(oksigen carrier),

mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemeostasis. Darah terdiri atas

dua komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang sebagian

besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkan butir darah (blood corpuscles)

terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit. Darah dapat dibuat menjadi preparat apus dengan

metode supra vital yaitu suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau jaringan yang

hidup. Sel-sel darah yang hidup dapat mengisap zat-zat warna yang konsentrasinya sesuai

dan akan berdifusi ke dalam sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai granula

pada sel bernukleus polimorf.( Yulli,2013 ).

Pemeriksaan hapusan darah

Hapusan darah tepi adalah tindakan diagnostik yang digunakan dalam evaluasi dan

diagnosis berbagai kondisi medis, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Blood Smear. Ini

adalah tindakan standar jika dokter menduga ada penyakit atau infeksi, Hapusan darah tepi

biasanya digunakan sebagai tes diagnostik pertama yang dilakukan.Pada hapusan darah tepi,

teknisi laboratorium akan memeriksa tiga komponen utama darah Trombosit,Sel darah putih dan

Sel darah merah.( Anonim,2014 ). Tujuan pemeriksaan sediaan hapusan darah tepi antara lain

menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya

parasit seperti malaria, tripanasoma, mikrofilaria dan lain sebagainya. Sediaan hapusan yang

dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil yang baik .

Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari kapiler atau vena, yang

dihapuskan pada kaca obyek. Pada keadaan tertentu dapat pula digunakan darah EDTA.Kriteria

preparat yang baik :

Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga masih ada tempat

untuk pemberian label.

Dilihat dari granula ,penebalannya nampak berangsur-angsur menipis dari kepala ke arah

ekor.

Ujung atau ekornya tidak berbentuk bendera robek.

Tidak berulang-ulang karena bekas lemak ada di atas kaca benda.

Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu.

Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) atau tidak terlalu tipis

(karena sudut penggeseran yang sangat besar).

Pewarnaan yang baik.( yulli,2013 ).

Leukosit dan diff count leukosit

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi

untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan

tubuh. Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah

berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.Hasil pemeriksaan ini

dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh, terutama

penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit,

dan limfosit.

NEUTROFIL

Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan

merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.Peningkatan jumlah neutrofil biasanya

pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut (radang usus

buntu), dan Iain-Iain.Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia,

anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.

EOSINOFIL

Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi

(terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai

normal dalam tubuh: 1 – 4%.Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi

parasit, kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada

kejadian shock, stres, dan luka bakar.

BASOFIL

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah

leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan

lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%.Peningkatan basofil terdapat pada proses

inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.Penurunan basofil terjadi

pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan

LIMFOSIT

Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi.

Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit.Peningkatan limfosit terdapat pada leukemia

limfositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.Penurunan limfosit terjadi pada

penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.

MONOSIT

Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar

dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan

limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit.Peningkatan

monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-

Iain.Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

( Anonim,2012 ).

V. Nilai Rujukan

Basophil Eosinophil Stab Segmen Limfosit Monosit

0-1% 1-4% 2-5% 36-66% 22-40% 4-8%

VI. Alat dan Bahan

a. Alat

Mikroskop binokuler merk Olympus

b. Bahan

Preparat hapusan darah

Oil imersi

Tissue lensa

VII. Cara kerja

1. Alat dan bahan disiapkan

2. Mikroskop disetting

3. Preparat diletakkan di meja mikroskop

4. Lensa objektif diarahkan ke pembesaran 10X untuk mencari lapang pandang

5. Preparat ditetesi oil imersi,lalu pembesaran lensa objektif diubah ke 100X

6. Di amati sediaan hapusan darah,dicari daerah counting area

7. Penghitungan jenis leukosit dlakukan pada counting area dengan penghitungan

sebanyak 100 sel leukosit,meliputi basophil,eosinophil,neutrophil ( stab dan

segmen ),limfosit serta monosit

8. Hasl diff count dinyatakan dalam %

VIII. Hasil pengamatan

a. Preparat 1

Kode preparat : 319

Nama : Maarten Ruijgrok

Hasil :

Basofil Eosinophil Stab Segment Limfosit Monosit

0% 0% 35% 53% 9% 3%

b. Preparat 2

Kode preparat : 319

Nama : Maarten Ruijgrok

Hasil :

Basofil Eosinophil Stab Segment Limfosit Monosit

0% 0% 22% 61 % 13% 4%

GAMBAR KETERANGAN

EOSINOFIL

LIMFOSIT

N. BATANG / STAB

NEUTROFIL SEGMEN

LIMFOSIT

IX. Pembahasan

Hitung jenis leukosit adalah nilai komponen-komponen sel yang menyusun sel darah

putih,meliputi penilaian terhadap sel basophil,eosinophil,neutrophil batang,neutrophil

segment,limfosit dan monosit.Hitung jenis leukosit ini hanya digunakan untuk menunjukkan

jumlah relative dari masing-masing jenis sel.Identifikasi dan penghitungan jens leukosit ini

dilakukan ± 100 sel dan dinyatakan dalam bentuk % ( Sianny,dkk.2015 ) ,sebab jumlah tersebut

sudah cukup untuk mewakili seperti apa kondisi sel leukosit dalam darah.

Pada praktikum hitung jenis leukosit ini,praktikan telah melakukan differensial counting

terhadap sediaan hapusan darah dari pasien atas nama Maarten Ruijgrok ( kode : 319 ).Pada

pemeriksaan ini,digunakan metode indirect preparat yaitu pemeriksaan dengan menggunakan

sediaan hapusan darah yang sudah ada sebelumnya.Sesuai dengan prosedur kerja,praktikkan

mengamati preparat pada pembesaran lensa objektif 10X,karena lensa objektif pembesaran ini

adalah lensa yang paling cocok dan baik untuk mencari lapang pandang sediaan.Setelah

didapatkan lapang pandang,praktikan meneteskan satu tetes oil imersi agar saat pengamatan

lensa objektif 100X,penglihatan praktikan tidak terganggu akibat pembiasan dan mencegah

tergoresnya lensa objektif dan sediaan( Wayan Merta,dkk.2014 ).Kemudian praktikam

mengubah perbesaran lensa objektif ke-100X tujuannya agar lapang pandang yang diamati dapat

lebih jelas terlihat.Pengamatan dilakukan pada counting area.Counting area ini merupakan

daerah pada hapusan yang kondisi sel-sel darahnya ( terutama eritrosit ) tersebar merata dan

LIMFOSIT

tidak berhimpitan atau bertumpuk satu sama lainnya,biasanya area ini terletak pada ekor sediaan

yang tipis.Setelah dilakukan penghitungan 100 sel leukosit sebanyak 2 kali percobaan,praktikan

mendapatkan hasil sebagai berikut

a. Neutrofil

Neutrofil yang ditemukan pada lapang pandang 100X ini memiliki bentuk yang beragam,seperti

neutrofil stab yang bentuknya seperti huruf C dan tapal kuda serta bergranula yang tesebar

merata.kemudian bentuk neutrofil segment yang bentuknya bersegment-segment.Pada

pengamatan 1 dan 2 ini,jumlah neutrofil stab mengalami peningkatan masing-masing 35% dan

22% dari nilai normalnya yaitu 2-5% sementara untuk neutrofil segment didapat jumlah masing-

masing 53% dan 61% yang masih berada pada nilai normal ( 36-66% ).Peningkatan neutrofil ini

biasa disebut neutrofilia.Neutrofilia sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri,inflamasi

bowel disease,rheumartoid arthritis,vakulitis,keganasan,pemberian kortikosteroid dan

splenektomi.

b. Limfosit

Pada pengamatan,limfosit ini merupakan sel leukosit yang memiliki inti sel berwarna

keunguan.Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,ukuran inti sel limfosit ini hampir sama

dengan eritrosit matur sehingga sering digunakan sebagai pembanding.Pada pengamatan

limfosit,didapat nilai masing-masing 9% dan 13%,jumlah ini jauh dibawah nilai normal yakni

22-40%.Penurunan jumlah limfosit dijumpai pada kanker, leukemia, hiperfungsi adrenokortikal,

agranulositosis, anemia aplastik, sklerosis multiple, gagal ginjal, sindrom nefrotik, SLE.

c. Monosit

Monosit ini bentuknya lebih besar dari sel limfosit ,intinya memiliki bentuk yang beragam serta

memiliki granula yang sangat halus sehingga sulit dilihat.Pada pengamatan ini,didapatkan

jumlah monosit masing-masing 3% dan 4%.Jumlah ini masih dikatakan berada pada rentang

nilai normal yaitu 3-4%.

d. Basofil

Di pengamatan ini,tidak didapatkan sel basophil yang memang sangat sulit dan jarang ditemukan

pada darah.Biasanya penemuan sel basophil ini mengindikasikan seseorang terinfeksi keganasan

yang biasanya disebut Basofilia.

e. Eosinophil

Pengamatan eosinophil pada sediaan ini,tidak ditemukan sel eosinophil.Jika dibandingkan

dengan nilai rujukan ( 1-4% ),tidak adanya eosinophil ini masing digolongkan normal karena

tidak terlalu jauh dengan nilai rujukannya.

Perbandingan hasil pengamatan 1 dan 2 memiliki perbedaan jumlah pada beberapa jenis sel

leukositnya yaitu pada sel neutrofil,limfosit dan monositnya.Hal ini bisa disebabkan oleh

kesalahan paralaks ( human error) yaitu kurangnya kemampuan praktikkan dalam membedakan

jenis-jenis sel leukosit,morfologi sediaan yang kurang baik dan kesalahan teknis lainnya.Namun

jika kedua hasil ini dibandingkan dengan hasil pemeriksaan otomatis menggunakan alat,hasil ini

masih dikatakan mendekati hasil alat sehingga tidak teralu menjauhi hasil alat.

X. Simpulan

Berdasarkan praktikum,dapat disimpulkan bahwa probandus atas nama Maarten Ruijgrok

( kode sampel 319 ) memiliki nilai neutrofil stab yang melebihi nilai normal ( 35% dan 22% )

dan limfosit yang kurang dari nilai normal( 9% dan 13% ).

Daftar Pustaka

Anonim.2014.Nilai Normal Leukosit Sel Darah Putih.[online].Available :

https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/nilai-normal-leukosit-sel-darah-

putih/ . [ diakses pada 27 Mei 2016 : 11.30 wita ]

Anonym.2012.Apusan Darah Tepi.[online].Available:

https://www.docdoc.com/id/id/info/condition/apus-darah-tepi [ diakses pada 27 Mei

2016 : 11.15 wita ]

Herawati, Sianny. 2015. Penuntun Praktikum Hematologi. Denpasar: Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Denpasar

Ridwan.2012.Darah dan Bagian-Bagiannya .[online ].Available :

https://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-darah-dan-bagiannya/ [ diakses

pada 5 Mei 2016 : 11.05 wita ]

Yully.2013.Hitung jenis Leukosit Differential Count dan Evaluasi Hapsan Darah Tepi.

[online].Available : https://yullyanalis.wordpress.com/2013/06/28/hitung-jenis-leukosit-

differential-count-dan-evaluasi-hapusan-darah-tepi-hdt/ [ diakses pada 27 Mei 2016 : 11.05

wita ]

Denpasar,30 Mei 2016

Praktikan

I Gede Angga Mardika

P07134014029

Lembar Pengesahan

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

( Dr. dr. Sianny Herawati, Sp.PK ) ( Rini Riowati, B.Sc )

Pembimbing III Pembimbing IV

( I Ketut Adi Santika, A.Md. AK ) ( Luh Putu Rinawati, S.Si )

Pembimbing V

( Kadek Aryadi Hartawiguna ,Amd.AK. )

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI

“HITUNG JENIS LEUKOSIT”

OLEH :

I GEDE ANGGA MARDIKA

P07134014029

SEMESTER IV

T.A. 2015/2016