laporan pendahuluan sepsis neonatorum

Upload: nurul-uun-rahmalia

Post on 12-Oct-2015

757 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

keperwatan anak

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. SDENGAN DIAGNOSA MEDIS SEPSIS NEUNATORUMDI RUANG NICU RSUD WATESDisusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Anak I

Disusun Oleh :

1. Nurul Dian Rahmalia Ikawati (P07120112068)2. Palupi Fitri Kusumaningtyas(P07120112069)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2014

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. SDENGAN DIAGNOSA MEDIS SEPSIS NEUNATORUMDI RUANG NICU RSUD WATES Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan Anak I

Disusun Oleh : Kelompok XII

1. Nurul Dian Rahmalia I(P07120112068)2. Palupi Fitri K(P07120112069)

Tingkat 2 Reguler BTelah mendapatkan persetujuan pada tanggal Juli 2014Oleh : Pembimbing Lapangan,Pembimbing Pendidikan,

LAPORAN PENDAHULUANSEPSIS NEUNATORUM

A. DEFINISISepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. (Muscari, Mary E, 2005).Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan.(Bobak, 2005)Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. (Surasmi, Asrining, 2003).Sepsis Neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.(http://www.indonesiaindonesia.com/f/12912-sepsis-neonatorum)Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn E. 2000)Septisemia menunjukkan munculnya infeksi sistemik pada darah yang disebabkan oleh penggandaan mikroorganisme secara cepat dan zat-zat racunnya yang dapat mengakibatkan perubahan psikologis yang sangat besar.Pembagian Sepsis:1. Sepsis dini terjadi 7 hari pertama kehidupan.Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi. 2. Sepsis lanjutan/nosokomialyaitu terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir. Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.

B. ETIOLOGI1. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu menyebabkan sepsis.2. Zat-zat pathogen dapat berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Penyebab paling sering dari sepsis Escherichia Coli dan Streptococcus grup B (dengan angka kesakitan sekitar 50 70 %. (http://healthycaus.blogspot.com/2009/07/askep-bayi-sepsis.html) diikuti dengan malaria, sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus grup A, dan streptococcus viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes simpleks (tipe II) dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis.3. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.4. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan.Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :1. Perdarahan 2. Demam yang terjadi pada ibu 3. Infeksi pada uterus atau plasenta 4. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan) 5. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan) 6. Proses kelahiran yang lama dan sulit

C. PATOFISIOLOGISepsis dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik. Pelepasan endotoksin oleh bakteri menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan ambilan dan penggunaan oksigen, terhambatnya fungsi mitokondria, dan kekacauan metabolik yang progresif. Pada sepsis yang tiba-tiba dan berat, complement cascade menimbulkan banyak kematian dan kerusakan sel. Akibatnya adalah penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik, dan syok, yang mengakibatkan disseminated intravaskuler coagulation (DIC) dan kematian (Bobak, 2005)Faktor- factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari tiga kelompok, yaitu :1. Faktor Maternala. Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio- ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang dari 20 tahun atua lebih dari 30 tahunc. Kurangnya perawatan prenatal.d. Ketuban pecah dini (KPD)e. Prosedur selama persalinan.2. Faktor Neonatatala. Prematurius ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram), merupakan faktor resiko utama untuk sepsis neonatal. Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun, menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit.b. Defisiensi imun. Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.3. Faktor Lingkungana. Pada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bis menimbulkan resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas, sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.c. Kadang- kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran mikroorganisme yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan.d. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa cara yaitu :a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin. Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain virus rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de entre lain saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican dan gonorrea).c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial.

Pohon MasalahZat-zat patogen (bakteri,virus,jamur)

Rangsangan endo/eksotoksin

sistem imunologi

aktivasi magrofag sekresi berbagai Aktivasi komplemen& sitokinin& mediator neutrofil

disfungsi&kerusakan endotel

aktivasi sistem koagulasi&trombosit

Gangguan perfusi ke berbagai jaringan& disfungsi organ multiple

Sepsis

Pathway

D. MANIFESTASI KLINIS1. Umum : panas, hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum, letargi, sklerema2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung, merintih, sianosis.4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardia.5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun menonjol,high-pitched cry6. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.(Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008)Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembungGejala dari sepsis neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya: 1. Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar 2. Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang, opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun 3. Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau tungkai yang terkena 4. Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena teraba hangat5. Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah

E. KOMPLIKASI1. Meningitis2. Hipoglikemia, asidosis metabolik 3. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial 4. ikterus/kernikterus

F. PEMERIKSAAN PENUNJANGBila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara menyeluruh.Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan neutropemia dengan pergeseran ke kiri (imatur: total seri granolisik > 0,2). 1. Kultur darah dapat menunjukkan organisme penyebab.2. Analisis kultur urine dan cairan sebrospinal (CSS) dengan lumbal fungsi dapat mendeteksi organisme.3. DPL menunjukan peningkatan hitung sel darah putih (SDP) dengan peningkatan neutrofil immatur yang menyatakan adanya infeksi.4. Laju endah darah, dan protein reaktif-c (CRP) akan meningkat menandakan adanya inflamasi.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS1. Suportifa. Lakukan monitoring cairan elektrolit dan glukosab. Berikan koreksi jika terjadi hipovolemia, hipokalsemia dan hipoglikemiac. Bila terjadi SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretik Hormon) batasi cairand. Atasi syok, hipoksia, dan asidosis metabolic.e. Awasi adanya hiperbilirubinemiaf. Lakukan transfuse tukar bila perlug. Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisi enteral.

2. KausatifAntibiotic diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya digunakan golongan Penicilin seperti Ampicillin ditambah Aminoglikosida seperti Gentamicin. Pada sepsis nasokomial, antibiotic diberikan dengan mempertimbangkan flora di ruang perawatan, namun sebagai terapi inisial biasanya diberikan vankomisin dan aminoglikosida atau sefalosforin generasi ketiga. Setelah didaapt hasil biakan dan uji sistematis diberikan antibiotic yang sesuai. Tetapi dilakukan selama 10-14 hari, bila terjadi Meningitis, antibiotic diberikan selama 14-21 hari dengan dosis sesuai untuk Meningitis.

H. PENCEGAHAN1. Pada masa AntenatalPerawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin. Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.

2. Pada masa PersalinanPerawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.3. Pada masa pasca PersalinanRawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara steril.

I. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1. Identitas Pasien2. Riwayat Kesehatana. Riwayat Penyakit SekarangCara lahir, apgar score, jam lahir, kesadaranb. Riwayat PrenatalLama kehamilan, penyakit yang menyertai kehamilanc. Riwayat PersalinanCara persalinan, trauma persalinan3. Pemeriksaan Fisika. Keadaan Umum1) Kesadaran2) Vital sign3) Antropometrib. KepalaAdakah trauma persalinan, adanya caput, cepat hematan, tanda ponsep MataApakah ada Katarak congenital, blenorhoe, ikterik pada sclera, konjungtiva perdarahan dan anemis. Sistem GastrointestinalApakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah, distensi abdomen, stomatitis, kapan BAB pertama kali. Sistem PernapasanApakah ada kesulitan pernapasan, takipnea, bradipneo, teratur/tidak, bunyi napas Tali PusatPeriksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena) Sistem GenitourinariaApakah terdapat hipospadia, epispadia, testis, BAK pertama kali EkstremitasApakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi/postur, normal/abnormal.

MuskuloskletalTonus otot, kekuatan otot, apakah kaku, apakah lemah, simetris/asimetris KulitApakah ada pustule, abrasi, ruam dan ptekie.

B. PEMERIKSAAN SPESIFIK Apgar Score Frekuensi kardiovaskulerApakah ada takikardi, bradikardi, normal Sistem Neurologis Refleks moro: tidak ada, asimetris/hiperaktif Refleks menghisap: kuat, lemah Refleks menjejak: baik, buruk Koordinasi refleks menghisap dan menelan

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Sampel darah tali pusat Fenil ketonuria Hematokrit

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan system imun Hipertermi berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme penyakit Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan reduksi aliran darah. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler.

E. INTERVENSI KEPERAWATAN Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun Berikan isolasi/pantau pengunjung sesuai indikasi Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien Batasi penggunaan alat/prosedur invasive jika memungkinkan Gunakan sarung tangan/pakai kain steril pada waktu perawatan Buang balutan/bahan yang kotor dalam kantong ganda

1. Hipertermia berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat infeksi atau inflamasia.Kriteria Hasil1.Suhu tubuh berada dalam batas normal (Suhu normal 36,5o-37oC)2.Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus normal 100-180 x/menit, frekwensi napas neonatus normal 30-60x/menit)b.Intervensi dan RasionalINTERVENSIRASIONAL

1.Monitoring tanda-tanda vital setiap dua jam dan pantau warna kulitPerubahan tanda-tanda vital yang signifikan akan mempengaruhi proses regulasi ataupun metabolisme dalam tubuh.

2.Observasi adanya kejang dan dehidrasiHipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang yang akan semakin memperburuk kondisi pasien serta dapat menyebabkan pasien kehilangan banyak cairan secara evaporasi yang tidak diketahui jumlahnya dan dapat menyebabkan pasien masuk ke dalam kondisi dehidrasi.

3.Berikan kompres denga air hangat pada aksila, leher dan lipatan paha, hindari penggunaan alcohol untuk kompres.Kompres pada aksila, leher dan lipatan paha terdapat pembuluh-pembuluh dasar besar yang akan membantu menurunkan demam. Penggunaan alcohol tidak dilakukan karena akan menyebabkan penurunan dan peningkatan panas secara drastis.

Kolaborasi4.Berikan antipiretik sesuai kebutuhan jika panas tidak turun.Pemberian antipiretik juga diperlukan untuk menurunkan panas dengan segera.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat demama.Kriteria Hasil1.Suhu tubuh berada dalam batas normal (Suhu normal 36,5o-37oC)2.Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus normal 100-180 x/menit, frekwensi napas neonatus normal 30-60x/menit)3.Bayi mau menghabiskan ASI/PASI25 ml/6 jamb.Intervensi dan RasionalINTERVENSIRASIONAL

1.Monitoring tanda-tanda vital setiap dua jam dan pantau warna kulitPerubahan tanda-tanda vital yang signifikan akan mempengaruhi proses regulasi ataupun metabolisme dalam tubuh.

2.Observasi adanya hipertermi, kejang dan dehidrasi.Hipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang yang akan semakin memperburuk kondisi pasien serta dapat menyebabkan pasien kehilangan banyak cairan secara evaporasi yang tidak diketahui jumlahnya dan dapat menyebabkan pasien masuk ke dalam kondisi dehidrasi.

3.Berikan kompres hangat jika terjadi hipertermi, dan pertimbangkan untuk langkah kolaborasi dengan memberikan antipiretik.Kompres air hangat lebih cocok digunakan pada anak dibawah usia 1 tahun, untuk menjaga tubuh agar tidak terjadi hipotermi secara tiba-tiba. Hipertermi yang terlalu lama tidak baik untuk tubuh bayi oleh karena itu pemberian antipiretik diperlukan untuk segera menurunkan panas, misal dengan asetaminofen.

4.Berikan ASI/PASI sesuai jadwal dengan jumlah pemberian yang telah ditentukanPemberian ASI/PASI sesuai jadwal diperlukan untuk mencegah bayi dari kondisi lapar dan haus yang berlebih.

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan volume bersirkulasi akibat dehidrasia.Kriteria Hasil1.Tercapai keseimbangan ai dalam suang interselular dan ekstraselular2.Keadekuatan kontraksi otot untuk pergerakan3.Tingkat pengaliran darah melalui pembuluh kecil ekstermitas dan memelihara fungsi jaringanb.Intervensi dan RasionalINTERVENSIRASIONAL

1.perawatan sirkulasi (misalnya periksa nadi perifer,edema, pengisian perifer, warna, dan suhu ekstremitas)1. meningkatkan sirkulasi arteri dan vena

2.pantau perbedaan ketajaman/tumpul dan panas/dingin2.mengetahui sensasi perifer, kemungkinan parestesia

3.pantau status cairan3.mengetahui keseimbangan antara asupan dan haluaran

4. PK: Trombositopeniaa.TujuanPerawat akan menangandi dan mengurangi komplikasi penurunan trombosit.b.Intervensi dan RasionalINTERVENSIRASIONAL

1.Pantau JDL, hemoglobin, tes koagulasi dan jumlah trombositNilai ini membantu mengevaluasi respon klien terhadap pengobatan dan resiko terhadap pendarahan akibat dari sepsis.

2.Pantau tanda tau gejala pendarahan spontan atau perdarahan hebat : ptekie, ekimosis, hematoma spontan, perubahan tanda-tanda vital.Pemantauan secara konstan sangat dibutuhkan untuk menjamin deteksi dini adanya episode perdarahan

3.Pantau tanda perdarahan sisemik atau hipovolemia, seperti peningkatan frekuensi nadi, napas dan tekanan darah, perubahan status neurologisPerubahan pada oksigen sirkulasi akan mempengaruhi fungsi jantung, vascular dan fungsi neurologis

5. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan bayi malas minumKriteria hasil: Bayi tidak kehilangan berat badan, Bayi mampu mempertahankan/menunjukkan peningkatan berat badan

1. Berikan cairan parenteral sesuai terapi2. Ukur masukan dan haluaran

3. Timbang berat badan bayi setiap hari4. Berikan makanan melalui sonde sesuai terapi

5. Catat aktifitas bayi dan perilaku makan secara akurat6. Observasi koordinasi reflek menghisap/menelan

7. Berikan kebutuhan menghisap pada botol sesuai indikasi1. Mengurangi dehidrasi

2. Mencegah pengeluaran atau pemasukan cairan yang berlebihan3. Mengetahui perubahan berat badan yang signifikan4. Sonde sebagai pengganti agar pasien tidak kekurangan nutrisi5. Mengetahui perubahan yang lebih baik6. Refleks menelan yang baik membantu penyembuhan pasien7. Sebagai pengganti sementara agar bayi tidak dehidrasi

6. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi sehubungan dengan : kurangnya informasi tentang perawatan bayi.Kriteria hasil: Ibu mampu memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis bayi dgn mendemonstrasikan cara-cara merawat bayi1. Kaji pengetahuan klien ttg kebutuhan fisiologis bayi dan adaptasi dengan lingkungan baru spt : mempertahankan suhu tubuh, nutrisi. Berikan koreksi bila melakukan tin-dakan yang salah dgn cara mendiskusikan.2. Diskusikan ttg kondisi bayi dan reaktifity.

3. Berikan informasi keadaan yang umum terjadi pada bayi &ibu : pseudomensturasi, mamaebengkak,joundice,caputsucedaneum,cephalhematuoma dan milia.4. Berikan infaormasi ttg pola tidur normal dan cara meningkatkan tidur.5. Demonstrasikan cara menyusui, memegang bayi, mengganti popok dan perawatan talipusat.6. Berikan informasi ttg tanda-tanda emergensi pada bayi dan tempat-tempat yg harus di hubungi.1. Membantu ortu utk mengerti cara pemenuhan kebut. fisi-ologis bayi : mencegah hilangnya panas,pemenuhan nutrisi,kondisi sal kencing dan pencernaan.

2. untuk mengetahui prilaku bayi setelah 30 menit lahir, biasa-nya bayi tidur pulas ,kemudian bangun, muntah, regurgitasi & pengeluaran mekonium.3. Membantu ortu ttg variasi yg normal pada bayi utk mengu-rangi kecemasan.

4. Bayi normal biasanya me-merlukan waktu tidur 17 jam.5. Meningkatkan pengetahuan prinsip-prinsip perawatan bayi baru lahir.

6. utk mendeteksi dini adanya penyakit dan siapa yg harus dihubungi.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, LJ. 2000.Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi 6.Jakarta: EGC.Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. Jakarta : EGC.Doengoes, Marylin. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.Guntur H. 2007. Sepsis. In : Sudoyo, Aru (et all). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Mansjoer Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius. Jakarta: FKUI.Prawirohardjo, Sarwono. 2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Bina PustakaPrawirohardjo, Sarwono.2007.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.Jakarta: Bina PustakaPusdiknakes. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Depkes RI.Anonim. 2007. Sepsis. Akses internet dihttp://www.pediatrik.com/ilmiah_popular/20060220-1uyr3qilmiahpopular.docBukhori dan Prihatini. 2006. Diagnosis Sepsis Menggunakan Procalcitonin. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/IJCPML-12-3-06.pdf. Harianto, Agus. 2008. Sepsis Neonatorum. Akses internet dihttp://www.pediatrik.com/artikel/sepsis-neonatoriumNovriani, Erni. 2008. Sepsis Neonatorum. Akses Internet dihttp://cemolgadis-melayu.blogspot.com/2008/12/kepanak-sepsis.htmlVietha. 2008. Askep pada Sepsi Neonatorum. Akses internet dihttp://viethanurse.wordpress.com/2008/12/01/askep-pada-sepsis-neonatorum/