laporan pendahuluan pneumonia

Download Laporan Pendahuluan Pneumonia

If you can't read please download the document

Upload: yopi-juliantara

Post on 31-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

silahkan di download kalau mau itu juga

TRANSCRIPT

PANDUAN PENYUSUNANLAPORAN PENDAHULUANKASUS (MASALAH UTAMA) : PneumoniaDefinisiMenurut Hudak (1998) dalam Asih & Effendy (2004), Pneumonia adalah suatu proses inflamasi dimana kompartemen alveolar terisi oleh eksudat. Pneumonia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi pada klien lanjut usia.Menurut Corwin (2001), Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah, penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikroorganisme. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.EtiologiMenurut Corwin(2001), Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia steptrokokus.Bakteri staphylococcus aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus grup A yang juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas aeroginosa.Pneumonia lain disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang relative sering dijumpai yang disebabkan oleh suatu organisme yang berdasarkan beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan virus.Tanda dan GejalaBatuk + sputumNyeri dadaDemam Kesulitan bernapas (napas pendek) Patofisiologi + PathwayBakteriPneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.VirusDisebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.JamurInfeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.ProtozoaMenimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)Manifestasi KlinisKesulitan dan sakit pada saat pernafasanNyeri pleuritikNafas dangkal dan mendengkurTakipneaBunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasiMengecil, kemudian menjadi hilangKrekels, ronki, egofoniGerakan dada tidak simetrisMenggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, deliriumDiaforesisAnoreksiaMalaiseBatuk kental, produktifSputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat9. Gelisah10. CyanosisArea sirkumoralDasar kuku kebiruan11. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut matiPatologiMenurut Asih & Effendy (2004),Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti reflex batuk, kliens mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan, pathogen yang masuk ke dalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping yang merusak.Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa mikroorganisme merusak membrane mukosa bronchial dan membrane alveolokapiler. Inflamasi dan edema menyebabkan sel-sel acini dan bronkiales terminalisterisi oleh debris infeksius dan eksudat, yang menyebabkan abnormalitas ventilasi-perfusi. Jika pneumonia disebabkan oleh staphilococcuc atau bakteri gram-negatif dapat terjadi juga nekrosis parenkim paru.Pada pneumonia pneumokokus, organism S. pneumonia meransang respons inflamasi, dan eksudat inflamsi menyebabkan edema alveolar, yang selanjutnya mengarah pada perubahan-perubahan lain . sedangkan pada pneumonia viral disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan self-limited tetapi dapat membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri dengan memberikan suatu lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel bersilia, yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian bawah. Pemeriksaan penunjang LaboratoriumPeningkatan sel darah putih (leukositosis) umumnya didapatkan sebagai tanda adanya infeksi oleh bakteri. kadar sel darah putih yang normal atau rendah dapat menandakan infeksi terjadi akibat virus, atau pada infeksi yang sudah berat sehingga kemampuan tubuh menjadi menurun. Kondisi ini pula dapat terjadi pada penderita dengan gangguan sistem pertahanan tubuh (penderita AIDS, pengguna steroid jangka panjang), dan juga pada orang tua. Pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui seberapa berat perjalanan penyakit dan kondisi penderita saat itu.Pemeriksaan perkembang biakan bakteri (kultur bakteri) perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti bakteri yang berkembang sehingga penggunaan antibiotika dapat diberikan lebih tepat. Pengambilan bahan untuk kultur dapat berasal dari sputum, darah, aspirasi sekret, aspirasi jarum transtorakal, atau bronkoskopi.PencitraanGambaran x-ray dapat ditemukan gambaran bercakan keras (infiltrat) pada segmen apikal lobus bawah atau di daerah tengah paru, diperkirakan akibat aspirasi kuman di saluran pencernaan. Infiltrat di lobus atas sering disebabkan olehKlebsiella sp, tuberkulosis atau amiloidosis. Infiltrasi pada lobus bawah dapat disebabkan olehStaphylococcussp. ,Gambaran lesi kista (seperti bola) dengan gambaran cairan-udara (air-fluidlevel) curiga suatu abses (bisul) dalam paru, yang disebabkan oleh infeksi anaerob, gram negatif atau amiloidosis. Terkumpulnya cairan pada rongga pleura (efusi) sering diakibatkan oleh infeksiS. pneumoniae,dapat juga disebabkan oleh kuman anaerob (S. pyogenes, E.colidanStaphyllococcus sp). Pada kasus-kasus ini diperlukan pengamatan yang ketat dan pemeriksaan x-ray dada berulang untuk melihat perkembangan dari penyakit.DiagnosisPneumonia / (Radang Paru)Diagnosis Banding1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan kapasitas pembawa oksigendarah.3. Resiko tinggi terhadap infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatanpertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun), penyakit kronis, malnutrisi.4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhanoksigen.5. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.6. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatankebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.7. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairanberlebihan, penurunan masukan oral.PrognosisPrognosis perseorangan tergantung dari jenis radang paru-paru, perawatan yang cocok, komplikasi lainnya, dan kesehatan orang tersebut.PenatalaksanaanMenurut Meldawati (2009), Penatalaksaan untuk pneumonia tergantung pada penyebab sesuai dengan yang ditemukan oleh pemeriksaan sputum Pengobatan dan mencakup, antara lain:Antibiotik, terutama untuk pneumonia bakterialis pneumonia lain juga dapat diobati dengan antibiotic untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunderIstrahatHidrasi untuk membantu melancarkan sekresiTekhnik-tekhnik bernafas dalam untuk menningktakan ventilasi alveolus dan mengurang resiko atelektasis.Juga diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang diidentifikasi dari biakan sputum.KomplikasiEfusi pleura.Empiema.Abses Paru.Pneumotoraks.Gagal napas.SepsisPROSES KEPERAWATAN PENGKAJIANBiodata identitasRiwayat kesehatan sekarang, dulu, keluargaa.Aktivitas / Istirahat Gejala : Kelemahan, kelelahan dan insomnia Tanda : Letargi, Penurunan toleransi terhadap aktivitasb. SirkulasiGejala : Riwayat adanya/ GJK kronikTanda : Takikardia penampilan kemerahan atau cepatc. Integritas egoGejala : Banyaknya stressor, masalah finansiald.Makanan/cairanGejala : Kehilangan nafsu makan mual/muntah dan adanya riwayat DMTanda: Distensi Abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan tugor kulit buruk danpenampilan kakeksia (malnutrisi)e.NeurosorGejala : Sakit kepala daerah frontal (Influenza)Tanda : perubahan mental (bingung, samnolen)f.Nyeri/KenyamananGejala :Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk, nyeri dada substernal(Influenza), mialgia dan artalgia.Tanda : Melindungi area yang sakit (penderita biasanya tidur pada sisi yang sakit untuk mengatasi pergerakan )g. PernafasanGejala : Riwayat adanya / ISK Kronis, PPOM, merokok sigaret. Takipnea, dispnea, progresif,pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.Tanda : Sputum; merah muda, berkarat, purulen.Perkusi : pekak diatas area yang konsolidasiPramitus : Taktil dan vocal terhadap meningkat konsilidasi gesekan triksi pleuraBunyi nafas : Menurun atau tidak ada diatas area terlibat, nafas bronchialWarna : Pucat/sianosis bibir/kukuh. KeamananGejala : Riwayat gangguan system imun, misal SLE, AIDS, penggunaan steroid atau khemoterapi,Insitusinalisai, ketikmampuan umum demam.Tanda : Berkeringat menggigil berulang, gemetarKemerahan mungkin pada kasus rubeola, Variselai.Penyuluhan/pembelajaranGejala : riwayat mengalami pembedahan; penggunaan alcohol kronis Pertimbangan DRGmenunjukan rerata lama dirawat : 6,8 hariANALISA DATADIAGNOSA KEPERAWATANNODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN DAN HASIL KRETERIAINTERVENSIRASIONAL1Bersihan jalan nafas, tidak efektif b/d inflamasi trakebronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.Nyeri pleurtik, penurungan energy, kelemahan.Ditandai dengan:Perubahan frekuensi, kedalaman pernafasan.Bunyi nafas tak normal, penggunaan otot aksesori.Dispnea, sionosis.Batuk, efektif atau tak apektif, dengan/ tanpa pruduksi sputum.- mengidentifikasi / menunjukkan prilaku mencapai bersihan jalan nafas.- menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tak ada dispnea, sianosisMandiriKaji frekuensi/ kedalaman pernafasan dan gerakan dada.Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran udara dan bunyi nafas adventisius. Mis, krekles, mengiBantu pasien latihan nafas sering. Tunjukkan atau bantu pasien mempelajari melakukan batuk mis, menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.Penghisapan sesuai indikasiBerikan cairan sedikitnya 2500 ml/hr (kecuali kontra indikasi). Tawarkan air hangat, dari pada dinginKolaborasiBantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisiotrafi lain, mis. Spirometer insentif, IPPB, tiupan botol, perkusi, drainase postural. Lakukan tindakan diantara waktu makan dan batasan cairan bila mungkin.Berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesic.Berikan cairan tambahan, mis, IV, oksigen humudifikasi, dan ruangan humidifikasi.Awasi seri sinar x dada, GDA, nadi, oksimetri. ( Rujuk ke DK: pertukaran gas, dangguan, 167)Bantu bronkoskopi/ torasentesis bila diindikasikanPenurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi nafas bronchial (normal bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekles, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, secret kental, dan spasme jalan nafas/ obstruksi.Nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru- paru / jalan nafas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas paten. Penekanan menurunkan ketidak nyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat.Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melkukan karena batuk tak efetif atau menurun tingkan kesadaran.Cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan secretMemudahkan pengencaran dan pembangunan secret. Drainase postural tidak efektif pada pneumonia intertisial atau menyebabkan eksudat alveolar/kerusakan. Koordinasi pengobatan/ jadwal dan memasukkan oral menurunkan muntah karena batuk, pengeluaran sputum.Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengen mobilisasi secret. Analgesic diberikan untuk memperbaiki batuk dengan neburunkan ketidak nyamanan tetapi harus digunakan secara hati- hati, karena da[pat menurunkan upya batuk/ menekan pernafasanCairan diperlukan untuk menggatikan kehilangan (termasuk yang tak nampak) dan mobilisasikan secret.Mengevaluasi kemajuan dan efek proses penyakit dan memudahkan pilihan terapi yang di perlukan.Kadang- kadang diperlukan untuk membuang perlengketan mukosa, mengeluarkan sekresi parulen, dan / atau mencegah atelektasis.2Kerusakan Pertukaran gas, b/d perubahan membrane alveolar kapiler (efek inflamasi).Gangguan kapasitas pembawa oksigen darah (demam, perpindahan kurva oksihemoglobin)Gannguan pengiriman oksigen (hipoventilasi)Ditandai dengan:Dispnea, sianosisTakikardiaGelisah perubahan mentalHipoksia-menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distress pernafasan.-berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi .MandiriKaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifeir (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral).Kaji status mental.Awasi frekuensi jantung/ irama.Awasi suhu tubuh, sesuai indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil, mis, selimut tanmbahan/ menghilangkannya, suhu ruangan nyaman, kompres hangat atau dingin.Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktifitas senggang.Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah/ perasaan. Jawab pertayaan dengan jujur. Kunjungi dengan sering, atau pertemuan/ kunjungan oleh orang terdekat/ pengunjung sesuai indikasi.Observasi penyimpanan kondisi, catat hipotensi, banyaknya jumlah sputum merah muda/ berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.Siapkan untuk/ pemindahan ke unit perawatan kritis bila diindikasikan.KolaborasiBerikan terapi oksigen dengan benar, mis., dengan nasal porong, masker, masker penturi.Manifestasi distress pernafasan tergantung pada / indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.Sianosis kuku menunjukkan vasokontriksi atau respons tubuhterhadapo demam/ menggigil. Namun seanosis daun telinga, membrane mukosa, dan kulit sekitar mulut (membrane hangat) menunjukkan hipoksemia sistemik.Gelisah, mudah terangsang, dan somnolen dapat menunjukkan hiposemia/ penurunan oksigenasi terserebral.Takikardia biasanya ada sebagai akibat demam/ dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia.Demam tinggi (Umum pada pneumonia bacterial dan influenza) sangat meningkatkan kebutuhan metabolic dan kebutuhan oksigendan mengganggu oksigenasi seluler.Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan / konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi (rujuk pada DK: bersihkan jalan nafas, tak efektif. Hal 166)Ansietas adalah manifestasi ,masalah psikologi sesuai dengan renpon fisilogi terhadap hiposia. Pemberian keyakinan dan meningkatkan rasa aman dapat menurunkan komponen psikologis, sehingga menurunkan kebutuhanoksigen dan efek merugikan dari respon psikologis.Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan interfensi medis segera.Intibasi dan ventilasi mekanik mungkin diperlukan pada kejadian kegagalan pernafasan.Tujuan terapi oksigen adalah untuk mempertahankan PaO2diatas 60 mm hg. Oksigen diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasienMengevaluasi proses penyakit dan memudahkan terapi paru.3Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi b/d ketidak ada kekuatan pertahankan utama (penurunan kerja silia, perlengketan secret pernapasan).Tidak adekuat pertahanan skunder (adanya infeksi, penekanan imun) penyakit kronis, malnutrisi.Ditandai dengan:Tidak dapat diterapkan; tanda- tanda dan gejala gejala membuat diagnose actual.- mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa konflikasi.-menidentifikasi intervensi untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi.MandiriPantau tanda vital dengan ketat, khususnya selama awal terapi.Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekresi (mis. Meningkatkan pengeluaran dari pada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau secret.Tunjukkan/ dorong teknik mencuci tangan yang baik.Ubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik.Batasi pengunjungan sesuai indiukasiLakukan isolasi pencegahan sesuai individual.Dorong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktifitas sedang. Tindakan masukan nutrisi adekuat.Awasi keefetifan terapi antimicrobial.Selidiki perubahan tiba- tiba/ penyimpanan kondisi, seperti peningkatan nyeri dada, bunyi jantung ekstra, gangguan sensori, berulangnya demam, perubahan karaktristik sputumKolaborasiBerikan antimicrobial sesuindikasi dengan hasil kultur sputum/ darah, mis, pinisillin, eritromisin, tetrasiklin, amikain, sefalosporin; amantadinSelama waktu ini, potensial komplikasi (hipotensi/syok) dapat terjadi.Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikelarkan dengan cara ,aman. Perubahan karaktristik sputum menunjukkan perbaikan pneumonia atau terjadinya infeksi skunder.Efektif berarti menurunkan penyebaran / tambahan infeksiMeningkatkan pengeluaran, pembersihan infeksi.Menurunkan pemajanan terhadap pathogen infeksi lain.Tergantu pada tipe infeksi, respon terhadap anti biotic, kesehatan umum pasien, dan terjadinya konflikasi, teknik isolasi mungkin diperlukan untuk mencegah penyebaran/ melindungi pasien dari proses infeksi lain.Memudahkan proses penyembuhan dan meningkatkan tahanan alamia.Tanda perbaikan kondisi haus terjadi dalam 24 28 jam.Penyembuhan melambat atau peningkatan beratnya gejala diduga tahanan terhadap anti biotic atau infeksi skunder. Konflikasi mempengaruhi beberapa atau smua system organ termasuk abses paru/ empiema, bakteremia, perikarditis/ endokarditis, meningitis/ ensefalitis, dan super infeksi.Obat ini digunakan untuk membunuh kebanyakan microbial pneumonia. Kombinasi antiviral dan anti jamur mungkin digunakan bila pneumonia di akibatkan oleh organism campuran4Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan antara suplei dan kebutuhan sendiriKelemahan umum.Kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidak nyamanan, betuk berlebihan, dan dispnea.Ditandai dengan:-Laporan verbal kelemahan, kelelahan, keletihan.-dispnea karena kerja, takisknea.-takikardia sebagai respon terhadap aktifitas- terjadinya / memburuknya pucat/ sianosis-melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tranda vital dalam rentang normalMandiriEvaluasi respon pasien terhadap aktifitas. Catatan laporan dispnea, peningkatan kelemahan /kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktifitasBerikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajmen stress dan pengalih yang tepat.Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktifitas dan istirahatBantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan/ atau tidur.Bantu aktifitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktifitas selama fase penyembuhanMenetapkan kemampuan/kebutuhan pasien memudahkan pemilihan interfensi.Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat.Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metamolik, menghemat energy untuk penyembuhan. Pembatasan aktifitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktifitas dan perbaikan kegagalan pernafsan.Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur di kursi atau menunduk kedepan meja atau bantal.Meminimalkan kelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen5Nyeri Akutb/d inflamasi parenkim paru.Reaksi seluler terhadap sirkulasi toksinBatuk menetap.Ditandai dengan:-Nyeri dada pleuritik- sakit kepala, otot atau nyeri sendi-melindungi area yang sakit.- prilaku distraksi, gelisah-menyatakan nyeri hilang / terkontrol- menunjukkan rilaks, istirahat atau tidur, dan peningkatan aktifitas dengan tepat.MandiriTentukan karaktristik nyeri, mis, tajam, konstan, ditusuk. Selidiki perubahan karakter/ lokasi/ intsnsitas nyari.Pantau tanda vitalBerikan tindakan nyaman, mis, pijatan punggung, perubahan posisi, music tenang/ perbincangan, relaksasi/ latihan nafasTawarkan pembersihan mulut dengan sering.Anjurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batiuk (rujuk ke DK: bersihkan jalan nafas, tak efektif, hal 166).KolaborasiBerikan analgesic dan antitusif sesuai indikasi.nyeri dada, biasanya ada dalam beberapa derajat pada pneumonia, juga dapat timbul konplikasi pneumonia seperti perikarditis dan endokarditisPerubahan frekuensi jantung atau TD menujunkkan bahwa pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihatTindakan non-analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidak nyamanan dan memperbesar efek terapi analgesic.Pernafasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membrane mukosa, potensial ketidak nyamanan umum.Alat utnuk mengontrol ketidaknyamanan dada sementara meningkatkan kefektifan upya batuk.Obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non-pruduktif/paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan kenyaman/ istirahat umum.6Resiko tinggi kurangnya nutrisi dari kebutuhan tubuh terhadap factor resiko meliputi:-Peningkatan kebutuhan metabolic skunder terhadap demam dan proses infeksi.-Anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri, baud an rasa sputum, dan pengobatan aerosol-distensi abdomen/gas yang berhubungan dengan menelan udara selama episode dispnea.Ditandai dengan:Tidak dapat diterpakan : adanya tanda-tanda dan gejala- gejala membuat diagnose actual.-menunjukkan peningkatan nafsu makan.-mempertahankan atau meningkatkan berat badan.MandiriIdentifikasi factor yang menimbulkan mual/muntah. Mis,sptum banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri.Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, setelah tindakan aerosol dan drainase postural, dan sebelum makan.Jadwalkan pengobatan pernafasan sidikitnya 1 jam sebelum makan.Auskultasi bunyi usus. Observasi/ palfasi distensi abdomen.Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering (roti panggan. krekers) dan/atau makan yang menarik untuk pasien.Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.Pilihan intervensi tergantung pada penyebab masalahMenghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan iniBunyi usus mungkin menurun / tak ada bila proses infeksi berat/mamanjang. Distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara untuk menunjukkan pengaruh toksin bakteri pada saluran GI.Tindakan ini dapat meningktkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali.Adanya kondisi kronis (seperti PPOM atau alkoholisme) atau keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrusi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, dan/ atau lambatnya respons terhadap terapi7Resiko tinggi Kekurangan volume cairan terhadap factor kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, nafas mulut/ hiperventilasi, muntah).Penurunan masukan oralDitandai dengan:Tidak dapat diterapkan : adanya tanda-tanda dan gejala- gejala membuat diagnose actualMenunjukkan keseimbangan cairan dibuktikan dengan parameter individual yang tepat, mis, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil.MandiriKaji perubahan tanda vital, contoh peningkatan suhu/ demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik.Kaji turgor kulit, kjelembaban membrane mukosa (bibir,lidah).Catat laporan mual/ muntahPantau masukan dan keluaran, catat warna, karakter urin. Hitung keseimbangan cairan. Waspadai kehilangan yang tak tanpak. Ukur berat badan sesuai indikasiTekankan cairan sedikitnya 2500 ml/hr atau sesuai kondisi individual.KolaborasiBeri obat sesuai indikasi mis, antipiretik, antiemetic.Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluanPeningkatan suhu atau memanjangnya demam meningktkan laju metabolic dan kehilangan cairan melalui epvorasi, TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan kekurangan cairan sistemik.Indicator langsung keadekuatan volume cairan, meskipun membrane mukosa mulut mungkin kering karena nafas mulut dan oksigen tambahanAdanya gejala ini menurunkan masukan oralMemberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian.Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan resiko dehidrasi.Berguna menurunkan kehilangan cairanPada adanya penurunan masukan/ banyak kehilangan, penggunaan parental dapat memperbaiki/ mencegah kekurangan8Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar, mengenai kondisi dan kebutuhan tind) b/d kurang terpajanKesalahan intepretasiKurang mengingatDitandai dengan:Permintaan informasiPernyataan kesalahan konsepKegagalan memperbaiki/ berulang.-menyatakan pemahaman kondisi, proses penyakit dan pengobatan.-melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatanMandiriKaji fungsi normal paru, patologi kondisiDiskusikan ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan kesembuhan. Identifikasi perawatan diri dan kebutuhan/ sumber pemeliharaan rumahBerikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbalTekankan pentingnya melajutkan batukl efektif/ latihan pernafsanTekankan perlunya melanjutkjan terapi antiobiotik selama priode yang di anjurkanBuat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahtraan mis, istirahat dan aktifitas seimbang, diet baik, menhindadri kerumunan selama musim pilek/flu dan orang yang mengalami infeksi saluran nafas atas.Takankan pentingnya melanjutkan evaluasi medic dan vaksin /. Imunisasi dengan tepatIdentifikasi tanda/gejala yang memerlukan pelaporan pemberi perawatan kesehatan, mis, peningkatan dipnea, nyri dada, ke;lemahan memanjang, kehilangan berat badan, demam/ ,menggigil, menetapnya batu produktif, perubahan mentalMeningkatkan pemahaman situasi yang ada dan penting menghubungkannya dengan program pengobatan.Informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan. Gejala permafasan mungkin lambat untuk membaik, dan kelemahan, kelelahan dapat menetap selama riode yang panjang. Factor ini dapat brhubungan depresi dan kebutuhan berbagai bentuk dukungan dan bantuan.Kelemahan dan depresi dapat mempangaruhi kemampuan untuk mengasimilasi/ mengikuti program medic.Selam awal 6-8 minggu setela pulang, pasiean beresiko besar untuk kambuh dari pneumonia.Penghentian dini antibiotic dapat mengakibatkan iritasi mukosa bronkus, dan maenghambat makropag alveolar, mempengaruhi pertahanan alamia/imunitas, membatasi terpajan pada pathogen.Dapat mencegah kambuhnya pneumonia dan/ atau komplikasi yang berhubungan.Upaya evaluasi dan interfensib tepat waktu dapat mencegah/ meminimalkan komlikasi.DAFTAR PUSTAKAAmerican thoracic society. Guidelines for management of adults with community-acquired pneumonia. Diagnosis, assessment of severity, antimicrobial therapy, and prevention. Am J Respir Crit.Care Med 2001; 163: 1730-54.Doenges, Marilynn, E. dkk. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, 2000. EGC, Jakarta.Mutaqqin Arif (2008)(1998) dalam Asih & Effendy (2004)Corwin (2001)Asih & Effendy (2004),