pneumonia radio

35
REFERAT PNEUMONIA Pembimbing: dr. Diana Nainggolan, Sp.Rad Oleh: Aris Sudarwoko S.Ked 09700289 KEPANITERAAN KLINIK SMF RADIOLOGI RSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO 1

Upload: firnandusguntur

Post on 20-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Radiologi

TRANSCRIPT

REFERATPNEUMONIA

Pembimbing:dr. Diana Nainggolan, Sp.Rad

Oleh:Aris Sudarwoko S.Ked09700289

KEPANITERAAN KLINIK SMF RADIOLOGIRSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO2014DAFTAR ISI

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Paru 2.2 Fisiologi Paru 2.3 Histologi Paru 2.4 Definisi Pneumonia 2.5 Etiologi Pneumonia 2.6 Mekanisme Pertahanan Paru 2.7 Patogenesis Pneumonia 2.8 Patologi Pneumonia 2.9 Klasifikasi Pneumonia 2.10 Diagnosis Pneumonia 2.11 Foto Thorak BAB III KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sedang maju.Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza. Di Indonesia dari buku SEAMIC Health Statistic 2001, influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomer enam. Sedang dari hasil survei kesehatan rumah tangga Depkes 2001, penyakit infeksi saluran napas bagian bawah menempati urutan ke 2 sebagai penyebab kematian.Di RSUD Dr.Soetomo Surabaya, pneumonia komuniti menduduki peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun. Angka kematian pneumonia komuniti yang dirawat inap berkisar antara 20 35 %. Di SMF Paru RSUP Persahabatan 2001 infeksi juga merupakan penyakit paru utama, 58% diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan 11,6% diantaranya kasus nontuberkulosis, sedang pada penderita rawat inap 58,8% kasus infeksi dan 14,6% diantaranya infeksi nontuberkulosis.Di negara maju seperti Amerika, insiden pneumonia komuniti adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa, dan angka kematiannya adalah 15%.Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya. Di negara maju seperti Amerika, dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Mengingat pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pengobatan awal antibiotik harus diberikan secara empris.BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi ParuParu adalah organ pada sistem pernapasan ( respirasi ) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah ( sirkulasi ) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah. Paru terdiri dari organ-organ yang sangat kompleks. Bernapas terutama digerakkan oleh otot diafragma ( otot yang terletak antara dada dan perut ). Saat menghirup udara, otot diafragma akan mengerut, ruang yang menampung paru-paru akan meluas. Begitu pula sebaliknya, saat menghembuskan udara, diafragma akan mengembang dan paru-paru akan mengempis mengeluarkan udara.Akibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru-paru melalui trakhea dan tube bronchial atau bronchi, yang bercabang-cabang dan ujungnya merupakan alveoli, yakni kantung-kantung kecil yang dikelilingi kapiler yang berisi darah. Di sini oksigen dari udara berdifusi ke dalam darah dan kemudian dibawa oleh hemoglobin.Selama hidup paru kanan dan paru kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan sangat elastic. Jika rongga thoraks dibuka volume paru akan segera mengecil sampai 1/3 atau kurang. Paru-paru terletak di samping kanan dan kiri mediastinum. Paru satu dengan yang lain dipisahkan oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur lain di dalam mediastinum. Masing-masing paru berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis dan terdapat bebas di dalam cavitas pleuralis masing-masing hanya dilekatkan pada mediastinum oleh radix pulmonalis.

Setiap paru-paru memiliki :a) Apeks : tumpul, menonjol keatas ke dalam leher sekitar 2,5 cm di atas claviculab) Permukaan costo-vertebral : menempel pada bagian dalam dinding dadac) Permukaan mediastinal : menempel pada pericardium dan jantungd) Basis pulmonis : terletak pada diafragmaBatas-batas paru :a) Apeks : atas paru ( atas costae ) sampai dengan di atas claviculab) Atas : dari clavicula sampai dengan costae II depanc) Tengah : dari costae II sampai dengan costae IVd) Bawah :dari costae IV sampai dengan diafragma

A. Pulmo Dextra / Paru KananPulmo dextra sedikit lebih besar dari pulmo sinistra dan dibagi oleh fisura obliqua dan fissura horizontalis pulmonis dexter menjadi 3 lobus : lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Fissura oblique berjalan dari pinggir inferior ke atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan costalis sampai memotong pinggir posterior sekitar 6,25cm di bawah apex pulmonis. Fissura horizontalis berjalan horizontalmenyilang permukaan costalis setinggi cartilage costalis IV dan bertemu dengan fissure oblique pada linea axillaris media. Pulmo dextra mempunyai sepuluh segmen, yaitu limabuahsegmenpadalobussuperior,duabuahsegmenpadalobusmedial,dantigabuahsegmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini terbagi lagi menjadi belahan-belahanyang bernama lobules.Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisipembuluh darah, getah bening, dansaraf. Dalamtiap lobulesterdapat sebuahbronkeolus.Di dalam lobules, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiapduktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3mm.Segmen pulmo dextra :a. Lobus superior : Segmen apicale Segmen posterior Segmen anteriorb.Lobus medius : Segmen lateral Segmen medialc.Lobus inferior : Segmen apicobasal Segmen mediobasal Segmen anterobasal Segmen laterobasal Segmen posterobasalHilus pulmonalis dextra terdiri dari :a. A. Pulmonalis dextrab. Bronchus principales dextra ; bronchus lobaris superior, medius dan inferiorc. Vv. Pulmonalis dextrad. Nodule lymphoideus

B. Pulmo Sinistra / Paru KiriPulmo sinistra dibagi oleh fissure oblique dengan cara yang sama menjadi dua lobus : lobus superior dan lobus inferior. Pada pulmo sinistra tidak ada fissure horizontalis.Segmen pulmo sinistra :a. Lobus superior : Segmen apicoposterior Segmen anterior Segmen lingual superior Segmen lingual inferiorb. Lobus inferior : Segmen apicobasal Segmen antero medial basal Segmen laterobasal Segmen posterobasalHilus pulmo sinistra :a. A. Pulmonalis sinistrab. Bronchus principales sinistrac. Vv. Pumonalis sinistrad. Nodule lymphoideus

Pada pulmo sinistra terdapat incisuracardiacyang merupakan lengkung untuk jantung(cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena 2/3 jantung terletak dipulmo sinistra.

Gambar 1. Lobus Paru Dextra dan Sinistra

Gambar 2. Struktur Anatomi Paru, mulai dari lobus hingga segmennya

Gambar 3. Hilus Paru

Gambar 4. Gambaran Radiologi Paru Normal2.2 FisiologiParu-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-gelembung (gelembung hawa = alveoli). Gelembunggelembung alveoli ini terdiri dari sel-selepitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 mpada lapisaninilah terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dankanan).Paru-paru terletak pada rongga dada, datarannya menghadap ke tengah ronggadada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat hilus. Padamediastinum depan terletak jantung.Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernafasanmelaluiparu-paru atau pernapasan Externa, oksigen diambil melalui hidung dan mulut,padawaktu pernafasan, oksigen masuk melalui trakea dan bronchial ke alveoli, dan dapat erathubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen daridarah. Oksigen menembus membran ini dan di ambil oleh hemoglobin sel darah merah dandi bawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri kesemua bagian tubuh. Darahmeninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat inihemoglobinnya 95% jenuh oksigen.Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasanexterna:1.Ventilasipulmoner,ataugerakpernapasanyangmenukarudaradalamalveolidengan udara luar.2.Arusdarahmelaluiparu-paru3.Distribusiarusudaradanarusdarahsehinggajumlahtepatdarisetiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh4.Difusigasyangmenembusimembranepemisahalveolidankapiler.CO2lebihmudah berdifusi dari pada oksigen.Semua proses ini diatursehingga darah yang meninggalkan paru-parumenerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang diparu-paru membawa terlalu bayak CO2 dan terlampau sedikit O2, jumlah CO2itu tidak dapatdikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat

Pernapasandalamotakuntukmemperbesarkecepatandandalamnyapernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebihbanyak O2.

Pernapasan Jaringan atau Pernapasan InternaDarah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin),mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler , dimana darah bergerak sangat lambat.Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya, hasil buangan oksigenasi yaitu karbon dioksida.Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yangdisebabkan pernapasan externa dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan.Udara yang di hembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20% panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).

DayaMuatUdaraoleh Paru-paruBesar daya muat udara oleh paru-paruialah 4.500 ml sampai 5.000ml atau 4sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 mladalah udara pasang surut (tidal air) Yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luarpada pernapasan biasa dengan tenan. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-parupadapenarikannapasdanpengeluaran napaspalingkuatdisebutkapasitasvitalparu-paru.Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan seorangperempuan 3-4liter.Kapasitasitu berkurangpada penyakitparu-paru,pada peyakit jantung(yang menimbulkan kongesti paru) dan kelemahan ototpernapasan.

PleuraParu-paru dibungkus oeh selaput selaputyang bernama pleura.Pleura dibagi menjadi dua :a. Pleura viseral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsungmembungkus paru-paru.b. Pleura parietal, yaitu selaput paruyang melapisi bagian dalam dinding dada.Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Padakeadaan normal kavum pleura ini hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembangkempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki.Permukaannya (pleura),menghindarkan gesekanantaraparu-parudan dindingdadasewaktubernafas bergerak.Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegahkolap paru-paru.2.3 HistologiParu merupakan sepasang organ terletak di dalam rongga dada pada tiap-tiapsisi dari daerah pusat atau mediastinum, yang terisi jantung dan pembuluh darah besar, esophagus, bagian bawah trakea dan sisa-sisa kelenjar timus.Di mediastinum, trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan. Bronkus primer (utama) kanan bercabang lagi sebelum memasuki jaringan paru menjadi bronkus sekunder lobus atas dan lobus bawah. Bronkus lobus tengah kanan berasal dari bronkus lobus bawah yang terdapat dalam paru. Di dalam paru biasanya bronkus utama kiri bercabang menjadibronkuslobusatasdanbawah.Jadi,tigalobuskanandandualobuskiridiisiolehbronkus sekunder dan setiap bronkus lobaris bercabang lebih lanjut menjadi bronkus tertier, yang turut menyusunsegmen bronkopulmonar, dalam tiap paru terdapat sepuluh segmen.

BronkusSusunan bronkus ekstrapulmonar sangat mirip trakea dan hanya berbeda dalamgaris tengahnya yang lebih kecil. Pada bronkus utama, cincin tulang rawan juga tidaksempurna, celah pada bagian posterior ditempati oleh otot polos.Bronkus intrapulmonar tampak bulat dan tidak memperlihatkan bagian posterioryang rata seperti yang terlihat pada trakea atau bronkus ekstrapulmonar. Di bagianposteriortersebutterdiridarilempeng-lempengtulangrawanhialinyangbentuknyatidak beraturan dan sebagian melingkari lumen secara lengkap.

Lempeng tulang rawan hialin dikitari oleh jaringan ikat pada fibrosa yang mengandung banyak seratelastin. Sebelah dalam dari cincin tulang rawan dan jaringan ikat, terletak submukosayang tersusun dari jaringan ikat jarang dengan sejumlah sel limfosit serta di dalamnyaterdapat kelenjar campur mukoserosa dan kelenjar mukosa. Pada perbatasan antarasubmukosa dengan mukosa pemadatan jaringan elastin diperkuat oleh suatu selubungluar yang terdiri dari serat-serat otot polos.Lapisan terdalam adalah mukosa, tersusun oleh epitel lanjutan dan mirip epiteltrakea, dengan lamina basal yang jelas, disokong oleh lamina propria yang terdiri dariserat-serat retikular serta serat-serat elastin yang berjalan longitudinal. Epitel bronkusadalah epitel silindris bersilia, bersel goblet dan kurang tebal bila dibandingkandengan epitel bertingkat silindris bersilia yang melapisi bronkus besar.

Gambar 2. Bronkus

BronkiolusSuatu bronkiolus dianggap sebagai suatu saluran penghantar bergaris tengah 1mm atau kurang, terbenam di dalam sedikit jaringan ikat dan di kelilingi oleh jaringanpernapasan.Bronkiolusmempunyaiciritidakmengandungtulangrawan,kelenjar,dan kelenjar limfe, hanya terdapat adventisia tipis yang terdiri dari jaringan ikat.Lamina propria terutama tersusun oleh berkas otot polos yang cukup menyolokserta serat-serat elastis. Epitel yang membatasi bronkiolus besar merupakan epitelsilindris bersilia dengan sedikit sel goblet, dan pada bronkiolus kecil (kira-kira 0,3mm), sel goblet hilang dan sel bersilia merupakan sel kubis atau silindris rendah. Diantara sel-sel itu, tersebar sejumlah sel silindris berbentuk kubah, tak bersilia, bagianpuncaknya menonjol kedalam lumen,yang disebutsel bronkiolaratausel ClaraSel ini bersifat sebagai sel sekresi dengan retikulum bergranula di basal, suatu aparat Golgi di atas inti dan di dalam sitoplasma apikal terdapat granula-granula sekret sertaretikulum tak bergranula yang menyolok. Fungsi sel ini tidak diketahui, diduga ikutberperanterhadappembentukancairanbronkiolar,yangmengadungprotein,glikoprotein dan kolesterol. Sel-sel ini juga mngeluarkan sejumlah kecil surfaktanyang terdapat di dalam sekret bronkiolar.Di bronkiolus terminalis, epitelnya nampak mempunyai sel-sel bersilia di sana-sini di antara sel-sel kubis tidak bersilia. Di sepanjang bronkiolus, epitelnya jugamemiliki sejumlah sel sensorik (berbentuk sikat) dan sel neuroendokrin bergranulakecil.

Gambar 3. Bronkiolus TerminalisBronkiolus RespiratoriusBronkiolus respiratorius merupakan saluran pendek, bercabang-cabang,panjangnya1-4mm,biasanyabergaristengahkurangdari0,5mm berasaldaribronkiolusterminalis.Dindingbronkiolusrespiratoriusdiselingiolehkantung-kantung (alveoli) tempat terjadinya pertukaran gas. Jumlah alveoli meningkat danterletak lebih berdekatan dengan bercabangnya bronkiolus respiratorius.Bronkiolus respiratorius yang lebih besar dilapisi oleh epitel kubis bersilia yangakan menjadi epitel selapis kubis pada saluran yang lebih kecil dan dilanjutkandengan epitel selapis gepeng yang membatasi alveolus pada muara alveolus. Di luarlamina epitel, dindingnya disusun oleh anyaman berkas otot polos dan jaringan ikatfibroelastis.

Gambar 4. Bronkiolus Terminalis, Bronkiolus Respiratorius, AlveoliDuktus AlveolarisDuktus alveolaris adalah saluran berdinding tipis, berbentuk kerucut, dilapisioleh epitel selapis gepeng. Di luar epitel, dindingnya dibentuk oleh jaringanfibroelastis. Di sekeliling muara duktus alveolaris terdapat banyak alveolari tunggaldansakusalveolaris(sekelompok alveoli). Serat-serat otot polos nampak menyolokterutama pada muara alveoli dan sakus alveolaris.Duktus alveolaris bermuara ke dalamatria, yaitu suatu ruang tak teratur ataugelembung tempat alveoli dan sakus alveolaris bermuara.

Sakus AlveolarisSakus alveolaris adalah multikular, yaitu sekelompok alveoli yang bermuara kedalam suatu ruangan pusat sedikit lebih besar. Di seputar muara atria, saku alveolarisdan alveoli terdapat jala-jala penyokong terdiri dari serat-serat elastin dan serat-seratretikulin. Serat-serat elastin memungkinkan alveoli mengembang pada saat inspirasidan mengerut seperti kontraksi pada saat ekspirasi. Sedangkan serat retikulinmencegah pengembangan yang berlebihan serta mencegah kerusakan pada jaringanparu yang halus.

AlveoliAlveoli bentuknya polihedral atau heksagonal, tanpa satu dindingnya yangmemungkinkan difusi udara dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, atria atausakus alveolaris. Alveoli yang berdampingan dipisahkan olehseptum intreralveolaris.Masing-masing alveolus dilapisi epitel gepeng yang sangat halus tapi sempurna.Terdapat celah pada septum sehingga memungkinkan hubungan antara dua alveoliyang saling berdampingan disebutporus alveolaris. Septum interalveolaris dibungkuspadamasing-masingpermukaannyaolehepiteltipisyangmembatasialveolisertamengandung banyak pleksus kapiler di dalam kerangka jaringan ikat penyokongnya.Sel utama yang terletak di dalam septum interalveolarisada tiga jenis yaitu:a. Sel alveolar gepeng (tipe I) atau sel epitel permukaanSel ini membentuk suatu lapisan sangat tipis yang sempurna, membatasiseluruh ruangan alveoli. Inti sel gepeng dan sitoplasma sangat tipis dengan tebalkira-kira hanya 0,2 m dengan gelembung-gelembung mikropinositotik padapermukaanbasaldanapicaldansel-selberdampinganyangsalingberkaitanmelalui taut kedap(occluding junction)dan desmosom bercak(spot desmosome).b. Sel alveolar besar (tipe II) atau sel septaSel-sel ini tampak sendiri-sendiri atau sebagai kelompok-kelompok kecil diantara sel-sel epitel gepeng dan membentuk taut kedap. Bentuk selnya kubis danmenonjol ke dalam ruangan alveoli yang biasanya terletak di sudut dindingalveoli.

Dengan mikroskop cahaya, sel-sel ini dapat dikenali karena memiliki intiyang vesikular dan sitoplasma yang bervakuol. Pada mikroskop elektron, seltersebut tampak sebagai sel sekretoris dengan retikulum granular mitokondria,aparat golgi, mikrovili dari permukaan apical dan badan-badan multilamel atausitosom di sitoplasma bagian apikal. Sel ini mempunyai kemampuan mitosis danbeberapa sel anak dianggap dapatmenjadi sel tipeI. Jadi sel tipe II adalahsumberutama pembentukan sel baru yang melapisi alveoli.

c. Sel endotelSel ini membatasi kapiler di dalam septum interalveolaris dan mempunyaiinti gepeng gelap dengan sitoplasma tipis. Sel endotel mirip dengan sel epitelpermukaan,dandapatdibedakankarenaberhubungandenganronggapembuluhdarah yang berisi semua jenis sel daraheritrosit, granulosit, limfosit dan monosit.

Gambar 5. Sakus Alveolaris dan Alveoli

Gambar 6. Struktur Alveoli

2.4 Definisi Pneumonia Pneumonia adalah keradangan parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur, parasit ), bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat-obatan dan lain-lain. Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosistidak termasuk. Sedang keradangan paru yang disebabkan oleh penyebab non infeksi ( bahan kimia, radiasi, obat-obatan, dan lain-lain ) lazimnya disebut pneumonitis.

2.5 EtiologiPneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Data dari kepustakaan luar negri, pneumonia yang didapat di masyarakat ( community-acuired pneumonia atau pneumonia komuniti ) banyak disebabkan bakteri gram positif, sebaliknya pneumonia yang di dapat di rumah sakit ( hospital-acuired pneumonia atau pneumonia nosokomial ) banyak disebabkan bakteri gram negatif, sedang pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Meskipun demikian di Indonesia, akhir-akhir ini laporan dari beberapa ruma sakit menunjukkan bahwa kuman yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri gram negatif. 2.6 Mekanisme Pertahanan ParuDaya pertahanan paru sangat penting dalam menjelaskan terjadinya infeksi saluran nafas. Paru mempunyai mekanisme pertahanan untuk mencegah agar kuman tidak masuk ke dalam paru. Daya pertahanan paru ini terdiri dari beberapa mekanisme sebagai berikut :1. Mekanisme Pembersihan di Saluran Napas Penghantar2. Mekanisme pembersihan di Respiratory Exchange Airway3. Mekanisme Pembersihan di Saluran Udara Subglotik4. Mekanisme Pembersihan di Respiratory Gas Exchange Airway

2.7 PatogenesisDalam keadaan sehat, tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidak-seimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, maka mikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit.Resiko terjadinya infeksi pada paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk mencapai dan merusak permukaan epitel saluran nafas. Ada beberapa cara mikroorganisme untuk mencapai permukaan saluran nafas :1. Inokulasi langsung2. Penyebaran melalui pembuluh darah3. Inhalasi bahan aerosol4. Kolonisasi pada permukaan mukosa

Dari keempat cara diatas yang terbanyak adalah kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, infeksi mikroorganisme atipikal, infeksi mikobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 - 2,0 mm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi mikroorganisme pada saluran napas atas ( hidung, orofaring ) kemudian terjadi aspirasi ke saluran pernapasan bagian bawah dan terjadi inokulasi, maka hal ini merupakan awal dari permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur ( 50% ) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat ( drug abuse ).Pada pneumonia biasanya mikroorganisme masuk secara inhalasi atau aspirasi. Umumnya mikroorganisme yang terdapat di saluran nafas bagian atas sama dengan di saluran nafas bagian bawah, akan tetapi pada beberapa penelitian tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama.

2.8 Patologi Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema dari seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis dari eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk antibodi. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan lekosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri tersebut kemudian di fagositir. Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan terdapat 4 zona pada daerah parasitik tersebut yaitu :1. Zona luar : alveoli yang terisi dengan kuman dan cairan edema.2. Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari sel-sel PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah.3. Zona konsolidasi yang luas : daerah dimana terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah sel PMN yang banyak.4. Zona resolusi : daerah dimana terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, lekosit dan alveolar makrofag.

Daerah perifer dimana terdapat edema dan perdarahan disebut Red hepatization sedang daerah konsolidasi yang luas disebut Gray hepatization.

2.9 Klasifikasi Pneumonia

2.10 Diagnosis1. Gambaran klinisa. AnamnesisGambaran klinis biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat sampai > 40C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak nafas dan nyeri dada.b. Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernafas, pada palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi dapat terdengar suara nafas bronkovesikuler sampai bronkial, dapat disertai ronkhi basah halus yang kemudian menjadi ronkhi basah kasar pada stadium resolusi.

2. Pemeriksaan Penunjanga. Gambaran RadiologisFoto thorax (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan airbronchogram, penyebaran bronkogenik dan interstisial serta gambaran kavitas. Foto thorax saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumonia. Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumoniaesering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.

b. Pemeriksaan LaboratoriumPada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya > 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul dan pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20 25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia dan pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

2.11 PengobatanPengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaan, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu :1. Pneumonia yang berat dapat mengancam jiwa.2. Kuman patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia.3. Hasil pembiakan kuman memerlukan waktu maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris.

2.12 KomplikasiKomplikasi yang dapat terjadi :1. Efusi pleura2. Pneumothoraks3. Empiema

3.1 Klasifikasi Pneumonia 3.1.1Berdasarkan klinis dan epidemiologi 3.1.1.1 Pneumonia KomunitiPneumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat. Di dunia, pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan karena angka kematiannya yang tinggi.

3.1.1.2 Pneumonia Nosokomial ............................................................... 3.1.1.3 Pneumonia Aspirasi23