lp pneumonia

12
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA DEPARTEMEN KEPERWATAN ANAK DI RUMAH SAKIT dr. SAIFUL ANWAR MALANG DI SUSUN OLEH: Asyroqal Bahri Anwar Olongne 201420461011059 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Upload: bahrinanik

Post on 12-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LP peneumonia

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Pneumonia

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA

DEPARTEMEN KEPERWATAN ANAKDI RUMAH SAKIT dr. SAIFUL ANWAR MALANG

DI SUSUN OLEH:

Asyroqal Bahri Anwar Olongne

201420461011059

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: Lp Pneumonia

LEMBAR PEGESAHAN

Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini dibut dalam rangka

PRAKTIK PROFESI Ners mahasiswa S1 keperawatan Universitas

Muhammadiyah Malang di Ruang 7A RSUD dr. Saiful Anwar Malang mulai

tanggal 13 Juli sampai 19 Juli 2015.

Malang, Juli 2015

Nama Mahasiswa (Ners Muda)

ASYROQAL BAHRI ANWAR O.

201420461011059

Mengetahui

Pembimbing Institusi

Pembimbing Lahan

Page 3: Lp Pneumonia

(……………………..) (……………………….)

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN UROLITHIASIS

A. DEFINISI

Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat

(Misnadiarly, 2008). Pneumonia dalah infeksi akut pada jaringan paru-paru (alveoli). (Devi

Indriasari, 2009). Pneumonia adalah penyakit yang menyebabkan konsolidasi pada parenkim

paru (Valentina L. Brashers, 2007). Pneumonia dalah inflamasi atau infeksi pada parenkim

pulmo (Irman Somantri, 2007)

B. ETIOLOGI

Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti :

1. Virus pernapasan yang paling sering lazim yaitu micoplasma pneumonia yang terjadi pada

usia beberapa tahun pertama dan anak sekolah dan anak yang lebih tua.

2. Bakteri Streptococcus pneumoniae, S.pyogenes, dan Staphylococcus aureus yang lazim

terjadi pada anak normal.

3. Haemophilus influenzae tipe b menyebabkan pneumonia bakteri pada anak muda, dan

kondisi akan jauh berkurang dengan penggunaan vaksin efek rutin.

4. Virus penyebab pneumonia yang paling lazim adalah virus sinsitial pernapasan,

parainfluenzae, influenzae dan adenovirus.

5. Virus non respirasik, bakteri enterik gram negatif, mikobakteria, coxiella, pneumocytis

carinii dan sejumlah jamur.

6. Aspirasi makanan, kerosen (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.

C. KLASIFIKASI

Pneumonia digolongkan berdasarkan anatomi:

1. Pneumonia lobaris à radang paru-paru yang mengenai sebagian besar/seluruh lobus paru-

paru.

2. Pneumonia lobularis (bronchopneumonia) à radang pada paru-paru yang mengenai

satu/beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrate.

Page 4: Lp Pneumonia

3. Pneumonia interstitialis (bronkhiolitis) à radang pada dinding alveoli (interstitium) dan

peribronkhial dan jaringan interlobular.

Pneumonia infeksius berdasarkan etiologi:

1. Bakteria : Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus,

Streptococcus aureus. Hemophilus influenzae, Bacillus Friedlander, Mycobacterium

tuberculosis.

2. Virus: Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalik.

3. Mycoplasma pneumoniae

4. Jamur : Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Blastomyces dermatitides,

Coccidioides immitis, Aspergillus species, Candida albicans.

5. Aspirasi : makanan, kerosen (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.

6. Pneumonia hipostatik.

D. CARA PENULARAN

neumonia ditularkan melalui percikan air ludah. Air ludah bisa berasal dari anak atau orang

dewasa sehat yang membawa organisme penyebab pneumonia itu dalam saluran pernafasan

mereka. Bisa juga tertular dari lendir hidung atau tenggorokan orang yang sedang sakit. Penular

biasanya lebih sering dari dari orang serumah, teman sepermainan, atau teman di sekolah. Faktor

risiko penularan makin besar ketika bayi atau balita menderita kekurangan gizi dan tidak

mendapatkan ASI. Disamping itu tidak mendapatkan imunisasi, kurang vitamin A, bayi terpapar

asap rokok, asap dapur dan polusi lingkungan juga meningkatkan faktor risiko menderita

pneumonia. Bayi dan balita bisa dilindungi dari pneumonia lewat imunisasi DPT, campak dan

pneumokokus.

E. MANIFESATSI KLINIS DAN KLASIFIKAS

Menurut Misnadiarly 2008, tanda dan gejala pneumonia secara umum dapat dibagi menjadi:

1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel,

gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.

2. Gejala umum : demam, sesak napas, nadi berdenyut lebih cepat, dan dahak berwarna

kehijauan seperti karet

3. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat

bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus

melemah, suara napas melemah, dam ronki

4. Tanda efusi pleura atau empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi,

perkusi pekak, fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas

Page 5: Lp Pneumonia

batas cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila efusi

bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus (iritasi

meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas, nyeri abdomen (kadang

terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia lobus kanan bawah).

5. Tanda infeksi ekstrapulmona

Page 6: Lp Pneumonia

F. PATOFISIOLOGI

Defisiensi pengetahuan

Defisiensi pengetahuan

Page 7: Lp Pneumonia

G. KOMPLIKASI

Bila tidak ditangani secara tepat maka kemungkinan akan terjadi komplikasi sebagai berikut :

1. Otitis media akut (OMA) à terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan

masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah

dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan

timbul efusi.

2. Efusi pleura.

3. Emfisema.

4. Meningitis.

5. Abses otak.

6. Endokarditis.

7. Osteomielitis.

H. PEMERIKSAAN

FOKUS PENGKAJIAN

1. Riwayat penyakit : Demam, batuk, pilek, anoreksia, badan lemah/tidak bergairah, riwayat

penyakit pernapasan, pengobatan yang dilakukan di rumah dan penyakit yang menyertai.

2. Tanda fisik : Demam, dyspneu, tachipneu, menggunakan otot pernafasan tambahan, faring

hiperemis, pembesaran tonsil, sakit menelan.

3. Faktor perkembangan : umum , tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme

koping, kemampuan mengerti tindakan yang dilakukan.

4. Pengetahuan pasien/ keluarga : pengalaman terkena penyakit pernafasan, pengetahuan

tentang penyakit pernafasan dan tindakan yang dilakukan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara

pemeriksaan fisik. Pada bronchopneumonia bercak – bercak infiltrat didapatkan pada satu

atau beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsosolidasi pada satu atau

beberapa lobus. Pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa

lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi pada satu atau beberapa

lobus. Foto rongent dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, abses paru,

perikarditis dll.

Page 8: Lp Pneumonia

2. Pemeriksaan laboratorium

Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000/mm3 dengan

pergeseran ke kiri. Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan dan 30% dari

darah. Urine biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria ringan karena suhu

yang naik dan sedikit torak hialin.

I. PENATALAKSANAAN

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal

itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya :

1. Penicillin G: untuk infeksi pneumonia staphylococcus.

2. Amantadine, rimantadine: untuk infeksi pneumonia virus

3. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin: untuk infeksi pneumonia mikroplasma.

4. Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-tanda.

5. Pemberian oksigen jika terjadi hipoksemia.

6. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang cukup

J. MASALAH KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan napas tidak efektif kemungkinan b.d inflamasi

trakeabranchial, pembentukan edema, peningkatan produksi

sputum

2. Gangguan pertukaran gas kemungkinan b.d perubahan membran

alveolar-kapiler

3. Hipertermi kemungkinan b.d. proses infeksi

4. Resiko Infeksi kemungkinan b.d. ketidakadekuatan pertahanan

utama ( penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernafasan),

tidak adekuatnya pertahanan sekunder, penyakit kronis

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan kemungkinan

b.d. peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam

dan proses infeksi

6. Resiko kekurangan volume cairan kemungkinan b.d. intake

cairan oral tidak adekuat, kehilangan cairan aktif

7. Intoleransi aktifitas kemungkinan b.d. ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum.

(NANDA Internasional 2012-2014 & Aplikasi NANDA NIC NOC 2013)

Page 9: Lp Pneumonia
Page 10: Lp Pneumonia

DAFTAR PUSTAKA

- Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan & Manajemen

Edisi 2. Jakarta : EGC

- Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Internasional Diagnosa Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC

- Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter A-Z Deteksi, Obati dan Cegah

Penyakit. Yogyakarta : Pustaka Grhatama

- Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Balita, Orang

Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer : Jakarta

- Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta :

Media Action Publishing

- Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika