laporan pendahuluan ckd

17
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN CRONIK KIDNEY DISEASE (CKD) I. PENGERTIAN Cronik Kidney Disease (CKD) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible (Mansjoer, 2000). Gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal yang tidak dapat pulih, ditandasi dengan penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap akhir dan kematian. Penyebab paling umum dari gagal ginjal kronik meliputi glomerulonefritis, pielonefritis, hipoplasia, congenital, penyakit ginjal polisiklik, diabetes, hipertensi, system lupus, sindrom al port dan aminoblosis (Tucher, 1999). Gagal ginjaLl kronik adalah gangguan fungsional uang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia dan retensi urea serta sampah nitrogen lain dalam darah. (Smeltzer, 2002) Jadi dapat disimpulkan gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi

Upload: nita-sari

Post on 18-Jul-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ckd

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Ckd

LAPORAN PENDAHULUANPADA PASIEN DENGAN CRONIK KIDNEY DISEASE

(CKD)

I. PENGERTIAN

Cronik Kidney Disease (CKD) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat

persisten dan irreversible (Mansjoer, 2000).

Gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal yang tidak dapat pulih, ditandasi

dengan penurunan fungsi ginjal progresif, mengarah pada penyakit ginjal tahap akhir

dan kematian. Penyebab paling umum dari gagal ginjal kronik meliputi

glomerulonefritis, pielonefritis, hipoplasia, congenital, penyakit ginjal polisiklik,

diabetes, hipertensi, system lupus, sindrom al port dan aminoblosis (Tucher, 1999).

Gagal ginjaLl kronik adalah gangguan fungsional uang progresif dan irreversible

dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia dan retensi urea serta

sampah nitrogen lain dalam darah. (Smeltzer, 2002)

Jadi dapat disimpulkan gagal ginjal kronik adalah penyakit ginjal yang ditandai

dengan penurunan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversinel sehingga

tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

sehingga terjadi uremia yang bisa mengarah kepada penyakit ginjal tahap akhir yang

disebabkan oleh berbagai penyebab.

II. ETIOLOGI

Penyebab gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritis, kencing manis, penyakit

pembuluh darah, ginjal kistik (adanya gelembung berisi cairan pada ginjal), penyakit

jaringan ikat, karena obat, hipertensi dan lain-lain

Page 2: Laporan Pendahuluan Ckd

III. TANDA DAN GEJALA

A. Uremia

B. Proteinuria

C. Edema

D. Menurunnya output urine

E. Meningkatnya bun dan creatinine

F. Tidak mau makan (anoreksia)

G. Fatique (keletihan dan kelemahan)

IV. PATOFISIOLOGI

Fungsional menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya

dieksresikan kedalam urine tertimbun dalam darah, terjadi uremia dan mempengaruhi

setiap system tubuh. Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari

penurunan junlah glomerulus yang berfungsi dan menyebabkan penurunan klirens

dan substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal.

Penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) dapat dideteksi dengan menempatkan

urine 24 jam untuk pemeriksaan klirens kreastinine.Menurunnya filtrasi glomerulus

(akibat dari tidak berfungsinya glomerulus). Klirens kreatinine akan menurun dan

kadar kreatinine akan serum akan meningkat . Kreatinine serum merupakan indikator

yang paling sensitive dari fungsi renal karena substansi ini diproduksi secara konstan

oleh tubuh. BUN tidak hanya dipengaruhi oleh penyakit renal tetepi juga oleh

masukan protein dalam diet, katabolisme dan jaringan dan luka (RBC) dan medikasi

seperti steroid.

Retensicairan dan natrium, ginjal tidak mampu untuk

mengkonsentrasikan/mengencerkan urine secara normal pada penyakit ginjal tahap

akhir, respon ginjal yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit

sehari-hari tidak terjadi. Pasien sering menahan cairan dan natrium, meningkatnya

risiko terjadi9nya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi. Hipertensi juga

dapat terjadi akibat aktivitas aksis renin angiostensin dan kerjasama keduanya dan

Page 3: Laporan Pendahuluan Ckd

meningkatan eksresi aldosteron. Pasien lain mempunyai kecenderunganm untuk

kehilangan garam, mencetuskan risiko hipertensi dan hipovolemi, episode muntah

dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium yang semakin memperburuk status

uremik.

Asidosis, dengan semakin berkembangnya penyakit renal terjadi asidosis

metabolik sering dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+)

yang belebihan. Penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus

ginjal untuk mensekresikan amonia dan mengabsorbsi natrium bicarbonat. Penurunan

sekresi fosfat dan asam organik lai juga terjadi.

Amonia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,

memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecendrungan untuk

mengalami perdarahan akibat status anemia pasien, terutama dari saluran

gastrointestinal, eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi distensi, keletihan,

angina, dan sesak nafas.

Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat. Abnormalitas utama yang lain pada CKD

adalah gangguan metabolisme kalsium dan posfat, kadar kalsium dan fosfat.Kadar

kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik, jika salah satunya

meningkat maka yang lainnya menurun.Dengan menurunnya filtrasi glomerulus

ginjal terdapat peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar serum

kalsium, mengakibatkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid.Namun

demikian pada gagal ginjal tubuh tidak berespon secara normal terhadap peningkatan

sekresi parathormon dan akibatnya,kalsium ditulang menurun menyebabkan

perubahan pada tulang (penyakit tulang uremik/osteo distropi renal). Selain itu

metabolik aktif vitamin D (1,25 dihidrokolekalsitriol) yang secara normal dibuat

ginjal menurun seiring dengan berkembangnya gagal ginjal.

Page 4: Laporan Pendahuluan Ckd

Skema Patofisiologi

Glomerulonefritis kronik, obstruksi dan infeksi

Fungsi ginjal menurun

Produksi fungsi glomerulus serum p fungsieritropoetin serum Ca tubulus

anemia retensi bersihan osteodistropi retensi asamair &Na kreatinin

kelemahan nyeri/ngilu asidosis metabolikotot azotemia

(BUN&kreatinin) pernafasan kusmaul

uremia

hipertensi edema kardiomiopati lama hidup uremik anemia jaringan SDM dlm darah

beban jantung koagulasi pruritus edema Fe GI perifer gatal

CHF perdarahan metabolismeGgn integritas bakteri

Edema kulit risiko thp cederaparu

Mual,muntahanoreksia

nyeri dada risiko perdarahansesak saluran cerna

perubahan anemia

pola nafas

kelemahan otot

intoleransi aktifitas

Intoleransiaktifitas Ggn pola nafas

Ggn integritas kulit Risiko thp cedera

Kelebihan Vol cairan Risiko kerusakan

Integritas kulit

Perubahan nutrisiKurang darikebutuhan

Perubahan Pola nafas

Intoleransi aktifitas

Nyeri/ngilu

Page 5: Laporan Pendahuluan Ckd

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium, yang menunjukkan gangguan fungsi sinjal

(hiperkalemia, hiponatremia, asidosis metabolik, hipokalsemia, anemia dan

azotemia)

B. Pemeriksaan BUN dan kreatinine

C. Sean renal

D. Biopsi ginjal

E. Osmolalitas serum

F. Pielogram ginjal

G. Arteriogram ginjal

H. Sistouretrogram berkemih

I. Ultrasonografi ginjal

VI. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Makan/minum

Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anoreksia, nyeri ulu hati,

mual/muntah, rasa metalik tak sedap padsa mulut (pernafasan amonia)

Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir), perubahan

turgor kulit/kelembaban, edema, ulserasi, perdarahan gusi/lidah,

penurunan oto, penurunan lemak, subkutan, penampilan tidak

bertenaga.

2. Eliminasi

Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria (gagal tahap lanjut), abdomen

kembung, diare/konstipasi

Tanda : perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat,

berawan, oliguria dapat menjadi anuria.

3. Gerak/aktivitas/istirahat

Page 6: Laporan Pendahuluan Ckd

Gejala : kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, seperti insomnia,

gelisah serta somnolen

Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan gerak

4. Rasa nyaman

Gejala : nyeri pingghul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk saat

malam hari)

Tanda : perilaku berhati-hati, gelisah

5. Bernafas

Gejala : nafas pendek, dispnea, noktural proksimal, batuk dengan atau tanpa

sputum kental dan banyak

Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan freku\ensi/kedalaman (pernafasan

kusmaul), batuk produktif dengan sputum merah, mudah encer

(edema paru)

6. Keamanan

Gejala : kulit gatal, ada/berulangnya infeksi

Tanda :pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekiae, area ekimosis pada

kulit, fraktur tulang, defisit fosfat, kalsium (klasifikasi metatasik)pad

kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi

7. Interaksi sosial

Gejala : kesulitan menentukan kondisi contoh tidak mampu bekerja,

mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.

8. Pengetahuan/pembelajaran

Gejala : riwayat DM keluarga, penyakit polikistik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan b/d penurunan haluaran urine, diet berlebihan dan

retensi air dan natrium]

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual, muntah,

pembatasan diet, dan perubahan membrane mukosa mulut

Page 7: Laporan Pendahuluan Ckd

3. Intoleransi aktifitas b/d tidak adekuatnya oksigenasi jaringan, anemia, nutrisi,

tidak adekuat, kesulitan istirahat dan tidur

4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang proses penyakit gagal ginjal

5. Risiko perubahan integritas jaringan kulit b/d immobilisasi, uremia, kerapuhan

kapiler dan organ

6. Risiko tinggi terhadapcedera b/d penekanaan

produksi/sekresi eritropoetin,peningkatan kerapuhan kapiler

C. PERENCANAAN

1. Diagnosa 1

Tujuan : setelah diberikan askep selama 2x 24 jam diharapkan klien

mengalami keseimbangan volume cairan dengan kriteria:

- Masukan seimbang dengan haluaran

- Tidak memperlihatkan adanya edema perifer dan sakral

- Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala

dehidrasi

Intervensi :

- Kaji status cairan, timbang BB harian,

keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit dan adanya

edema, tekanan darah, denyut dan irama nadi

- Batasi masukan cairan

- Identifikasi sumber potensi cairan : medikasi

dan cairan yang digunakan untuk pemgobatan (oral dan intravena),

makanan

- Jelakan pada pasien dan keluarga rasional

pembatasan cairan

- Pantau kreatinine dan BUN serum

2. Diagnosa 2

Page 8: Laporan Pendahuluan Ckd

Tujuan : setelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapkan klien tidak

mengalami masalah dengan nutrisi, dengan kriterta :

- Tidak terjadi penurunan berat badan

- Masukan oral adekuat

Intervansi :

- Kaji status nutrisi : perubahan BB, Pengukuran antopometri,

nilai laboratorium (elektrolit, serum, BUN, kreatinin, protein dan

kadar besi).

- Kaji pola diet nutrisi protein

- Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi

- Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas

diet.

- Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai-nilai

biologis tinggi : telor, daging, produk susu.

3. Diagnosa 3

Tujuan : Setelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapkan klien tidak

mengalami intoleransi aktivitas dengan kriteria :

- ADL tidak dibantu

- Dapat memenuhi kebutuhan dengan mandiri

- Tidak ada tanda-tanda hipoksia

Intervensi :

- Kaji faktor yang menimbulkan keletihan

- Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang

dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi.

- Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

4. Diagnosa 4

Tujuan : Setelah diberikan askep selama 2x30 menit diharapkan klien tidak

mengalami kurang pengetahuan dengan kriteria :

- Klien mengerti tentang penyakitnya

Page 9: Laporan Pendahuluan Ckd

- Klien mengerti apa yang harus dilakukan

- Klien mengerti dan mau mengikuti prosedur

pengobatan

Intervensi :

- Kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal,

konsekuensinya dan penanganannya

- Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai

dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk

memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan

yang mempengaruhi hidupnya

- Sediakan informasi baik tertulis maupun lisan dengan tepat

5. Diagnosa 5

Tujuan : setelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapkan klien tidak

mengalami kerusakan inegritas kulit dengan kriteria :

- Kulit tidak kemerahan

- Luka tidak terdapat pus

Intervensi :

- Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, dan vaskuler

- Ubah posisi setiap 2 jam

- Pertahankan tirah baring bebas lipatan

- Pantau tanda-tanda vital

- Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik

- Kaji luas terjadinya infeksi

6. Diagnosa 6

Tujuan : setelah diberikan askep selama 2x24 jam diharapkan cedera tidak

terjadi dengan kriteria :

- Klien dapat beraktifitas dengan baik

Page 10: Laporan Pendahuluan Ckd

- Klien tidak gelisah

Intervensi :

- Perhatikan keluhan peningkatan kelelahan, kelemahan

- Awasi tingkat kesadaran dan perilaku

- Evaluasi respon trhadap aktivitas, kemapuan untuk melakukan tugas

- Beri pengaman tempat tidur dan awasi gerak motorik pasien

D. PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan prinsip-prinsip keperawatan yang perlu diperhatikan pada

pasien CKD adalah :

1. Terapi perawatan

Seperti membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, beri makan sedikit tapi

sering, membatasi cairan yang masuk.

2. Observasi keperawatan

Observasi TTV, kelebihan cairan dan tingkat kesadaran sert tanda-tanda infeksi

3. Pendidikan kesehatan

Penjelasan tentang diet, perawatan serta pengobatan yang diberikan.

4. Tindakan kolaboratif

Pemberian obat, gizi dan fisiotherapi

E. EVALUASI

Menurut Tucker (1998), smiltzuer (200), tanda-tanda yang dapat dievaluasi untuk

mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah diberikan

adalah :

1. Pasien menunjukkkan tanda-tanda masukan dan haluaran seimbang, BB stabil,

bunyi nafas dan jantung normal, elektrolit dalam batas normal.

2. Pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat dibuktikan dengan BB

dalam batas normal sesuai umur, tinggi, postur tubuh.Kadar albumin, protein

total, hb, Ht serum dan fe dalam batas normal.

3. Pasien mendemonstrasikan peningkatan aktifitas yang dapat ditolerir

Page 11: Laporan Pendahuluan Ckd

4. Pasien dan orang terdekat dapat mengungkapkan mengerti tentang gagal ginjal,

batasan diet cairan dan rencana kontrol, mengidentifikasi cara untuk menurunkan

risiko lebih lanjut dari kerusakan ginjal, infeksi dan perdarahan

5. Kulit hangat, kering dan utuh, turgor kulit baik

6. Cedera tidak terjadi

DAFTAR PUSTAKA

- Carpenito, L J (2001) Buku Saku Keperawtan. Edisi 8. EGC. Jakarta

- Corwin. E J. (2001) Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakatra

- Doenges. M E (2000) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien . Edisi 3. EGC, Jakarta