referat hubungan ckd dengan pjk

Upload: thedarkwithin

Post on 05-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    1/29

    REFERAT

    HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT CHRONIC 

    KIDNEY DISEASE  DENGAN CORONARY HEART 

    DISEASE

    Disusun oleh :Diporapdwijoyo Sinoputro

    11-2014-333

    e!"i!"in# :dr$ Adhantoro Rahadyan% Sp$ &

    'EA()TERAA( '*)()' )*+, E(A')T DA*A+RSA, DR$ES(A.A( A(TAR)'SA

    ,()/ERS)TAS 'R)STE( 'R)DA .AA(A

    BAB 1

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    2/29

    PENDAHULUAN

    Penyakit jantung koroner/ Coronary Heart Disease (CHD) adalah suatu penyakit

     jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses

    aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. Manifestasi klinik PJ yang

    klasik adalah angina pektoris. !ngina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana

    didapatkan sakit dada yang timbul pada "aktu melakukan akti#itas karena adanya

    iskemik miokard. Hal ini menunjukkan bah"a telah terjadi $ %&' penyempitan arteri

    koronaria. !ngina pektoris  dapat munul sebagai angina pektoris stabil (!P) dan

    keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner 

    akut (!).*

    PJ merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi

    masalah baik di negara maju maupun negara berkembang. Hasil sur#ei yang dilakukan

    Departemen esehatan +, menyatakan bah"a pre#alensi PJ di ,ndonesia dari tahun ke

    tahun terus meningkat. -ahkan sekarang dapat dipastikan keenderungan penyebab

    kematian di ,ndonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardio#askular (antara

    lain PJ) dan degeneratif.* 

    Penyakit ginjal kronis (CD) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia

     publik. Hal ini diakui sebagai kondisi umum yang berhubungan dengan peningkatan

    risiko penyakit kardio#askular dan gagal ginjal kronis (C+). Di !merika erikat ada

    meningkatnya insiden dan pre#alensi gagal ginjal dengan hasil yang buruk dan biaya

    tinggi. Pada referat ini penulis ingin menoba untuk menjelaskan hubungan dari kedua

     penyakit ini dimana setelah menelusuri dan membaa beberapa literatur penulis

    menemukan bah"a ternyata terdapat hubungan antara dua penyakit ini. emoga referat

    ini dapat membantu menambah "a"asan pembaa mengenai hubungan kedua penyakit

    CD dan CHD ini.

    BAB 2

    PEMBAHASAN

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    3/29

    1 Definisi

    Penyakit jantung koroner (PJ) adalah penyakit jantung akibat penyempitan atau

     penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat

    menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.

    Dalam kondisi lebih parah kemampuan jantung dalam memompa darah dapat hilang.01

    Menurut 2H3 penyakit jantung koroner adalah gangguan pada miokardium karena

    ketidakseimbangan antara aliran darah koroner dengan kebutuhan oksigen miokardium

    sebagai akibat adanya perubahan pada sirkulasi koroner yang dapat bersifat akut

    (mendadak) maupun kronik (menahun).01

    2 Klasifikasi

    Penyakit jantung koroner dapat terdiri dari4

    a. !ngina pektoris stabil (!P)

    indroma klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada rahang

     bahu punggung ataupun lengan yang biasanya oleh kerja fisik atau stres

    emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau dengan obat

    nitrogliserin.*5

     b. indroma oroner !kut (!)

    indroma klinik yang mempunyai dasar patofisiologi yaitu berupa

    adanya erosi fisur atau robeknya plak arterosklerosis sehingga

    menyebabkan trombosis intra#askular yang menimbulkan

    ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard.*56

    7ang termasuk ! adalah 4

    !ngina pektoris tidak stabil (8!P unstable angina petoris) yaitu4

    a. Pasien dengan angina yang masih baru dalam 9 bulan dimana angina

    ukup berat dan frekuensi ukup sering lebih dari 0 kali per hari.

     b. Pasien dengan angina yang bertambah berat sebelumnya angina

    stabil lalu serangan angina munul lebih sering dan lebih lama ( $9&

    menit) dan lebih sakit dadanya sedangkan faktor presipitasi makin

    ringan

    . Pasien dengan serangan angina pada "aktu istirahat*6

    Menurut pedoman  American College of Cardiology (!CC) dan

     American Heart Association (!H!) perbedaan angina tak stabil dan

    infark tanpa ele#asi segmen : (;:

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    4/29

    miokardium sehingga adanya petanda kerusakan miokardium dapat

    diperiksa. Diagnosis angina tak stabil bila pasien mempunyai keluhan

    iskemi sedangkan tak ada kenaikan troponin maupun C=M-

    dengan ataupun tanpa perubahan untuk iskemi seperti adanya

    depresi segmen : ataupun ele#asi sebentar atau adannya gelombang

    : yang negatif.%

    d. ,nfark miokard akut (,M!) yaitu

     ;yeri angina yang umunya lebih berat dan lebih lama (0& menit atau

    lebih). ,M! bisa berupa ;on : ele#asi infark miokard (;:

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    5/29

    enaikan kadar kolestrol berbanding lurus dengan peningkatan

    terjadinya serangan PJ. Peningkatan ?D? (?o" Density ?ipoprotein)

    dan penurunan HD? (High Density ?ipoprotein) merupakan faktor resiko

    yang penting pada PJ. etika terjadi kadar ?D? yang tinggi ?D? dapat

    terakumulasi pada subendotel dan mengalami modifikasi yang pada

    akhirnya akan menyebabkan kerusakan tunika intima dan menginisiasi

    terbentuknya plak aterosklerosis.6

    • Merokok 

    @at=Aat toksik dalam rokok yang masuk ke peredaran darah akan

    menyebabkan penyempitan pembuluh darah. +aun nikotin dari rokok 

    akan menyebabkan darah menjadi kental sehingga mendorong perepatan

     pembekuan darah. Platelet dan fibrinogen meningkat sehingga se"aktu=

    "aktu dapat menyebabkan terjadinya trombosis pada pembuluh koroner 

    yang sudah menyempit. elain itu rokok dapat meningkatkan oksidasi

    ?D? menurunkan kadar HD? menyebabkan kerusakan endotel akibat

    stres oksidatif dalam kandungan rokok. ;ikotin dalam asap rokok dapat

    menstimulasi akti#itas saraf simpatis sehingga terjadi #asokonstriksi

     pembuluh darah.6

    • Diabetes Melitus

    Pada pasien diabetes terbentuknya plak aterosklerosis dietuskan oleh

    disfungsi endotel terganggunya akti#itas antifibrinolitik serta

    meningkatnya fagositosis ?D? oleh makrofag.6

    • 3besitas dan kurang akiti#itas fisik 

    3besitas dapat meningkatkan beban jantung ini berhubungan dengan

    PJ terutama karena pengaruhnya pada tekanan darah kadar kolestrol

    darah dan juga diabetes. Melakukan akti#itas fisik atau olah raga seara

    teratur dapat menurunkan berat badan sehingga lemak tubuh berkurang

    serta seara bersamaan mengendalikan kadar kolesterol dan tekanan

    darah akti#itas fisik dapat meningkatkan sensiti#itas insulin serta

    merangsang pengeluaran ;3.6

    • tres

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    6/29

    tres dapat memiu pengeluaran hormon adrenalin dan katekolamin yang

    tinggi yang dapat membuat spasme arteri koroner sehingga suplai darah

    ke otot jantung terganggu.

    aktor risiko yang dapat diubah meliputi 40156

    • 8mur 

    emakin bertambahnya usia semakin tinggi risiko PJ dan pada aumumnya

    dimulai pada usia 1& tahun ke atas. Menurut data yang dilaporkan !merian

    Heart !ssoiation * dari B "anita berusia 15=6& tahun menderita PJ dan *

    dari 0 "anita berusia diatas 6& tahun menderita PJ.

    • Jenis kelamin

    Jenis kelamin laki=laki lebih berisiko terkena PJ dibandingkan dengan

    "anita. :etapi pada "anita yang sudah menopause risiko PJ meningkat dan

    hampir tidak didapatkan perbedaan dengan laki=laki. Hal ini berhubungan

    dengan penurunan kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam

    melindungi pembuluh darah dari kerusakan yang memiu terjadinya

    aterosklerosis.

    • >enetik 

    +i"ayat penyakit jantung di dalam keluarga pada usia di ba"ah 55 tahun

    merupakan salah satu faktor risiko yang perlu dipertimbangkan.

    4 Patogenesis Pe!ent"kan Plak Arterosklerosis

    Disfungsi endotel merupakan proses primer terjadinya arterosklerosis yang

    dapat disebabkan baik karena bahan kimia maupun stress hemodinamik akan

    menyebabkan terjadinya disfungsi endotel. !kibat terjadinya disfungsi

    endotel maka akan menyebabkan (*) rusaknya peran endotel sebagai

     permeability barier  (9) melepaskan sitokin inflamasi (0) meningkatkan

     produksi molekul adhesi yang merekrut leukosit (1) mengganggu pelepasan

    substansi #asoaktif ( prostasiklin ;3) dan (5) mengganggu antitrombus.

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    7/29

    Disfungsi endotelium menyebabkan endotel tidak lagi memiliki barier 

    yang dapat menghambat masuknya lipoprotein ke dalam pembuluh darah

    arteri. Peningkatan permeabilitas dari endotel membuat ?D? masuk ke

    intimaselanjutnya ?D? akan terakomodasi di ruang subendotel dengan

     berikatan dengan matriks ekstraseluler yaitu proteoglikan. ?D? tersebut akan

    dioksidasi oleh +3 ( Reactive Oxygen Species) dan  pro enzym  yang

    dihasilkan oleh makrofag dan sel otot pembuluh darah sehingga menjadi

    m?D? (modified ?D?). m?D? ini akan merangsang rekrutmen dari leukosit

    ke ruang sub intima (terutama monosit dan limfosit :) melalui 9 ara yaitu

    (*) ekspresi ?!M ( leukoyte adhesion moleule) pada pada permukaan

    endotel non adhesi (9) signal kemoatraktan MCP * ,? interferon

    induible protein E *&). 6

    Masuknya monosit ke dalam ruang sub intima monosit berdiferensiasi

    menjadi makrofag dan memakan m?D? melalui reseptor  scavenger (pada

    makrofag) dan membentuk sel busa ( foam cell ). el busa menghasilkan

     beberapa faktor yang dapat merekrut sel otot. ebagai ontoh sel busa

    menghasilkan  platelet derived growth factor ( PD>) yang menyebabkan

    terjadinya migrasi sel otot dari internal elasti lamina ke ruang sub intima

    tempat dimana sel otot bereplikasi. el busa juga melepaskan sitokin dan

    faktor pertumbuhan seperti :; F ,?=* ibroblast growth factor  dan :> G

    yang akan menstimulasi sel otot berproliferasi dan menghasilkan protein

    matriks ekstraseluler (kolagen dan elastin) dan lebih lanjut menetuskan

     pelepasan sitokin yang mendorong dan mempertahankan inflamasi pada lesi.

    !danya sel otot yang menghasilkan kolagen akan membentuk  fibro!s cap"

    Pembentukan  fibro!s cap dan deposisi matriks ekstraseluler ini sebenarnya

    merupakan proses sintesis dan degradasi yang saling bergantian yaitu dimana

    (*) sintesis yaitu sel otot merangsang kolagen melalui :> G dan PD> dan

    (9) degradasi yaitu := lymphoyte deri#ed ytokine ,; E menghambat

    sintesis kolagen dan lebih lanjut sitokin akan merangsang sel busa untuk 

    menghasilkan MMP (matriI metalloproteinase) yang akan melemahkan

     fibro!s cap  sehingga mudah ruptur. Proses sintesis dan degrasi ini terus

     berlanjut tanpa menyebabkan gejala. ematian dari sel otot dan sel busa baik 

    karena stimulasi inflamasi yang berlebihan maupun karena apoptosis

    menyebabkan lemak dan debris seluler membentuk lipid core. 8kuran dari

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    8/29

    lipid ore memiliki peranan biomekanikal untuk stabilnya plak. elain itu

    deposisi dan distribusi  fibro!s cap  merupakan hal yang penting dalam

    intergritas plak jika fibrous ap tebal maka plak tersebut akan jarang ruptur 

    yang sering kita sebut plak stabil tetapi apabila  fibro!s cap  tipis akan

    enderung menyebabkan ruptur dari plak. 6

    :erjadinya ruptur menyebabkan akti#asi adhesi dan agregasi platelet

    dan menyebabkan akti#asi terbentuknya trombus.etelah berhubungan

    dengan darah faktor jaringan berinteraksi dengan faktor ,,a untuk memulai

    kaskade reaksi enAimatik yang menghasilkan pembentukan trombin dan

    fibrin. ebagai reaksi terhadap gangguan faal endotel terjadi agregasi pletelet

    dan pletelet melepaskan isi granulasi sehingga memiu agregasi yang lebih

    luas #asokonstriksi dan pembentukan trombus. aktor sistemik dan inflamasi

    ikut berperan dalam perubahan terjadinya hemostase dan koagulasi dan

     berperan dalam memulai trombosis yang intermiten pada angina tak stabil.

    :erjadinya #asokonstriksi juga mempunyai peran penting pada angina tak 

    stabil. Diperkirakan adanya disfungsi endotel dan bahan #asoaktif yang

    diproduksi oleh platelet berperan dalam perubahan dalam tonus pembuluh

    darah dan meenyebabkan spasme. pasme yang terlokalisir seperti pada

    angina printAmetal juga dapat menyebabkan angina tak stabil. !danya spasme

    seringkali terjadi pada plak yang tak stabil dan mempunyai peran dalam

     pembentukan trombus. -ila trombus menutup pembuluh darah *&&' akan

    terjadi infark dengan ele#asi segmen : sedangkan bila trombus tidak 

    menyumbat *&&' dan hanya menimbulkan stenosis yang berat akan terjadi

    angina tak stabil. 6%

    !danya penyumbatan dari pembuluh darah koroner akan menyebabkan

    terjadinya iskemi miokardial dimana akan (*) meningkatkan respon simpatis

    sehingga menyebabkan diaforesis peningkatan tekanan darah dan nadi (9)

    disfungsi otot papillary sehingga menyebabkan mitral regurgitasi (0)

     penurunan compliance diastol yang akan menyebabkan suara jantung 1 dan

    menyebabkan kongesti pulmoner sehingga timbul rales (1) penurunan fungsi

    sistolik yang menyebabkan dys#inetic apical imp!lse. 6

    # D$A%N&S$S PEN'AK$( )AN(UN% K&R&NER 

    ?angkah pertama dalam pengelolaan PJ ialah penetapan diagnosis pasti.

    Diagnosis yang tepat amat penting karena bila diagnosis PJ telah dibuat di

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    9/29

    dalamnya terkandung pengertian bah"a penderitanya mempunyai kemungkinan

    akan dapat mengalami infark atau kematian mendadak. Diagnosis yang salah selalu

    mempunyai konsekuensi buruk terhadap kualitas hidup penderita. Pada orang=orang

    muda pembatasan kegiatan jasmani yang tidak pada tempatnya mungkin akan

    dinasihatkan. elain itu kesempatan mereka untuk mendapat pekerjaan mungkin

    akan berkurang. -ila hal ini terjadi pada orang=orang tua maka mereka mungkin

    harus mengalami pensiun yang terlalu dini harus berulang kali di ra"at di rumah

    sakit atau harus makan obat=obatan yang potensial toksin untuk jangka "aktu lama

    :abel * memperlihatkan ara=ara diagnostik PJ yang terpenting baik 

    yang saat ini ada atau yang di masa yang akan datang potensial akan mempunyai

     peranan besar. Dokter harus memilih pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan

    terhadap penderita untuk menapai ketepatan diagnostik yang maksimal dengan

    resiko dan biaya yang seminimal mungkin.

    :abel *. Cara=ara Diagnostik Penyakit Jantung oroner 

    No Diagnostik Pen*akit )ant"ng Koroner

    * !namnesis4 ;yeri dada iskemik identifikasi faktor penetus dan

    atau faktor resiko. ifat nyeri dada yang spesifik angina sebagai

     berikut4

    a. ?okasi4 substermal retrostermal dan prekordial.

     b. ifat nyeri4 rasa sakit seperti ditekan rasa terbakar ditindih

     benda berat seperti ditusuk rasa diperas dan dipelintir.

    . Penjalaran ke4 leher lengan kiri mandibula gigi

     punggung/interskapula dan dapat juga ke lengan kanan.

    d. ;yeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat.

    e. aktor penetus 4 latihan fisik stress emosi udara dingin dan

    sesudah makan

    f. >ejala yang menyertai 4 mual muntah sulit bernafas keringat

    dingin.

    g. Hati=hati pada pasien diabetes mellitus kerap pasien tidak 

    mengeluh nyeri dada akibat neuropati diabetik.

    -erikut perbedaan nyeri dada jantung dan non=jantung

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    10/29

    Pada 8!P   Cresendo angina !ngina Pektoris tabil

    Deresendo

    !ngina pada "anita dan pria4a. 2anita4 Paling sering angina (terkadang pasien hanya bilang

    sesak padahal maksudnya nyeri dada)

     b. Pria4 Paling sering langsung mioard infark   banyak yang

    sudden death

    9 Pemeriksaan isik  

    :ujuan dari pemeriksaan fisik adalah untuk mengidentifikasi faktor 

     penetus dan kondisi lain sebagai konsekuensi dari PJ. Hipertensi

    tak terkontrol takikardi anemis tirotoksikosis stenosis aorta berat

    (bising sistolik) dan kondisi lain seperti penyakit paru. Dapat juga

    ditemukan retinopati hipertensi/diabetik.

    eadaan disfungsi #entrikel kiri/tanda=tanda gagal jantung

    (hipotensi murmur dan gallop 0) menunjukkan prognosis yang

     buruk. !danya bruit di karotis atau penyakit #askuler perifer 

    menunjukkan bah"a pasien memiliki kemungkinan juga penderita

     penyakit jantung koroner (PJ).

    0 ?aboratorium4 leukositosis/normal anemia gula darah

    tinggi/normal dislipidemia >3: meningkat jika ek enAim

     jantung maka meningkat

    ambar )

    3: 6= jam 06=1 jam 1=B6 jam

    ?DH 91 jam 1=%9 jam %=*& hari

    :roponin :

    :roponin ,

    0 jam

    0 jam

    *9=91 jam

    *9=91 jam

    %=*& hari

    %=*1 hari1 oto Dada4 ardiomegali aortosklerosis edema paru

    5 Pemeriksaan Jantung ;on=in#asif 

    a.

    !kut oroner indrom4

    - :

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    11/29

    Iskemia Injury Infark

    !ngina Pektoris tabil iskemia dapat kembali normal "aktu

    nyeri hilang.

    : depresi : ele#asi L patologis

    : in#erted simetris !M,

      3M,

     b. 8ji ?atihan Jasmani ($readmill )

    . 8ji ?atihan Jasmani ombinasi Penitraan4

    - 8ji ?atih Jasmani

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    12/29

    10

    + %AMBARAN EK% PADA PEN'AK$( )AN(UN% K&R&NER

    atu dari tiga komponen penting dalam diagnosis penyakit jantung koroner 

    utamanya sindrom koroner akut adalah . ombinasi ri"ayat penyakit yang

    khas dan peningkatan kadar enAim jantung lebih dapat diandalkan daripada

    dalam diagnosis infark miokard. memiliki tingkat akurasi prediktif positif 

    sekitar &'.

    *. egmen : dan >elombang : pada ,skemia Miokard

    ,skemia miokard akan memperlambat proses repolarisasi sehingga pada

    dijumpai perubahan segmen : (depresi) dan gelombang : (in#ersi)

    tergantung beratnya iskemia serta "aktu pengambilan . pesifitas

     perubahan segmen : pada iskemia tergantung morfologinya. Diduga iskemia

     jika depresi segmen : lebih dari &5mm (setengah kotak keil) diba"ah garis

    besline (garis isoelektris) dan &&1 detik dari   point . Pada treadmill  test positif 

    iskemia jika terdapat depresi segmen : sebesar *mm.%

    >ambar *. ariasi segmen : (depresi) pada iskemia

    9. Perubahan/

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    13/29

    >ambar 9. Pola perubahan pada ,M! dengan : ele#asi

    0. Perubahan pada ,nfark Miokard ?ama (3M,)

    ,nfark miokard terjadi jika aliran arah ke otot jantung terhenti atau tiba=tiba

    menurun sehingga sel otot jantung mati. el infark yang tidak berfungsi tersebut

    tidak mempunyai respon stimulus listrik sehingga arah arus yang menuju daerah

    infark akan meninggalkan daerah yang nekrosis tersebut dan pada

    memberikan gambaran defleksi negatif berupa gelombang L patologis dengan

    syarat durasi gelombang L lebih dari &&1 detik dan dalamnya harus minimal

    sepertiga tinggi gelombang + pada kompleks L+ yang sama.%

    >ambar 0. (!) sandapan ,, normal dengan progresi normal #ektor listrik 

    (tanda panah) dan kompleks L+ dimulai dengan gelombang L

    septal yang keil. (-) Perubahan sandapan ,, pada infark 

    lama4 arah arus meninggalkan daerah infark (tanda panah) dan

    memperlihatkan gambaran defleksi negatif berupa gelombang L

     patologis pada

    1. onsep +esiprokal

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    14/29

    Pada sandapan dengan arah berla"anan dari daerah injuri menunjukkan

    gambaran depresi segmen : dan disebut perubahan resiprokal (mirror image).

    Perubahan ini dijumpai pada dinding jantung berla"anan dengan lokasi infark 

    (%5' dijumpai pada infark inferior dan 0&' pada infark anterior). Perubahan ini

    terjadi hanya sebentar dia"al infark dan jika ada berarti dugaan kuat suatu infark 

    akut.%

    >ambar 1. onsep +esiprokal

    5. ?okalisasi ,nfark -erdasarkan ?okasi ?etak Perubahan

    :abel 9. ?okalisasi infark berdasarkan

    ?okasi ?ead / andapan Perubahan

    !nterior *=1 : ele#asi >elombang L

    !nteroseptal *=0 : ele#asi >elombang L

    !nterior elombang L

    Posterior *=9 : depresi >elombang + tinggi

    ?ateral , a#? 5=6 : ele#asi >elombang L

    ,nferior ,, ,,, a# : ele#asi >elombang L

    entrikel kanan 1+=5+ : ele#asi >elombang L

    , %agal %in-al Kronik . /0roni Kine* Disease /KD

    a5 Definisi

    Penyakit >agal >injal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal

    mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali

    dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh menjaga keseimbangan

    airan dan Aat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau

     produksi urine. >agal ginjal terjadi ketika ginjal sebagian atau sepenuhnya

    kehilangan kemampuan mereka untuk menyaring air dan limbah dari darah.

    Penyakit ginjal kronis (CD) adalah kondisi yang ditandai oleh

    hilangnya fungsi ginjal seara bertahap dari "aktu ke "aktu atau penurunan

    lambat dan progresif fungsi ginjal. ,ni biasanya akibat komplikasi dari yang lain

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    15/29

    kondisi medis yang serius. :idak seperti gagal ginjal akut yang terjadi dengan

    epat dan tiba=tiba gagal ginjal kronis terjadi seara bertahap = selama minggu

     bulan atau tahun = sebagai ginjal perlahan berhenti bekerja yang mengarah ke

    stadium akhir penyakit ginjal (+ normal atau meningkat ($ B&

    m?/min/*.%0 m 9) 

    • :ahap 94 penurunan ringan pada >+ (6&=B m?/min/*.%0 m 9) 

    • :ahap 04 penurunan moderat >+ (0&=5B m?/min/*.%0 m 9) 

    • :ahap 14 Penurunan berat pada >+ (*5=9B m?/min/*.%0 m 9) 

    •  Tahap 5: Kegagalan ginjal (GFR

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    16/29

    yang minimal sejak dini. etika >+ turun di ba"ah *& m?/min/*.%0 m 9

    (normal N *&& m?/min/*.%0 m 9) tingkat mereka meningkat dengan epat dan

     biasanya berhubungan dengan manifestasi sistemik (uremia). 8rea dan kreatinin

    tidak kontributor utama dengan gejala uremik mereka adalah penanda untuk Aat

    lain (sebagian belum didefinisikan dengan baik) yang menyebabkan gejala.

    Meskipun keseimbangan >+ ;a dan air berkurang tetap terjaga dengan

    ekskresi fraksional peningkatan ;a dan respon normal terhadap rasa haus.

    Dengan demikian konsentrasi plasma ;a biasanya normal dan hiper#olemia

     jarang terjadi keuali asupan ;a atau air sangat dibatasi atau berlebihan. >agal

     jantung dapat terjadi dari ;a dan kelebihan air terutama pada pasien dengan

    adangan jantung menurun. elainan Ca fosfat hormon paratiroid (P:H)

    #itamin metabolisme D dan osteodistrofi ginjal dapat terjadi. Produksi ginjal

     penurunan alitriol kontribusi untuk hipokalsemia. Penurunan ekskresi ginjal

    hasil fosfat dalam hiperfosfatemia. Hiperparatiroidisme sekunder adalah umum

    dan dapat mengembangkan pada gagal ginjal sebelum kelainan pada Ca atau

    konsentrasi fosfat terjadi. 8ntuk alasan ini pemantauan P:H pada pasien

    dengan CD moderat bahkan sebelum hyperphosphatemia terjadi telah

    direkomendasikan. 3steodistrofi ginjal (mineralisasi tulang abnormal akibat

    hiperparatiroidisme defisiensi alitriol fosfat serum atau rendah atau normal

    serum Ca) biasanya mengambil bentuk meningkatnya turno#er tulang karena

     penyakit hyperparathyroid tulang (osteitis fibrosa) tetapi juga dapat melibatkan

     pergantian tulang menurun karena tulang adinamik penyakit (dengan penekanan

     paratiroid meningkat) atau osteomalaia. ekurangan alitriol dapat

    menyebabkan osteopenia atau osteomalaia.

    !sidosis sedang (plasma HC3 0  isi *5 sampai 9& mmol / ?) dan anemia

    merupakan karakteristik. !nemia CD adalah normokromik normositik=

    dengan Ht 9& sampai 0&' (05 hingga 5&' pada pasien dengan penyakit ginjal

     polikistik). Hal ini biasanya disebabkan oleh produksi eritropoietin kekurangan

    karena penurunan massa ginjal fungsional.

    aktor=faktor selain proses penyakit yang mendasari dan hipertensi glomerulus

    yang dapat menyebabkan edera ginjal progresif meliputi4

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    17/29

    • istemik hipertensi

    • Penghinaan akut dari nephrotoIins atau penurunan perfusi

    • Proteinuria

    • Peningkatan ginjal ammoniagenesis dengan edera interstisial

    • Hiperlipidemia

    • Hyperphosphatemia dengan deposisi kalsium fosfat

    • Penurunan kadar oksida nitrat

    • Merokok

    • :idak terkontrol diabetes

    7 H"!"ngan antara 6en*akit /KD engan 6en*akit /HD

    751 Disli6ieia Paa Pen*akit %in-al KronisDislipidemia sering terjadi pada pasien=pasien dengan gagal ginjal bahkan jauh

    sebelum menjadi gagal ginjal tahap akhir sehingga dislipidemia mungkin berperan

    dalam perkembangan gagal ginjal namun hal ini masih kontro#ersi. Masih belum jelas

    apakah dislipidemia yang menyebabkan gagal ginjal atau apakah kerusakan ginjal dan

     proteinuria yang menyebabkan dislipidemia. Dislipidemia berhubungan dengan

     penyakit kardio#askular pada pasien=pasien dengan dan tanpa diabetes mellitus dan

    sering berhubungan dengan nefropati diabetik. adar lipid yang tidak normal berperan

    dalam terjadinya penyakit aterosklerosis mikro dan makro#askular. Pasien yang

    a"alnya dengan fungsi ginjal yang normal dengan hiperlipidemia umumnya tidak 

     berkembang menjadi insufisiensi ginjal karena glomerulus yang normal memiliki

    mekanisme untuk menegah penumpukan lipoprotein. ;amun gangguan ginjal yang

    telah ada sebelumnya dengan adanya gangguan fungsi mesangial merupakan suatu

    keadaan yang menyebabkan terjadinya penumpukan lipoprotein di glomerulus ginjal.B

    Hiperlipidemia umum terjadi pada pasien=pasien dengan penyakit ginjal. Jenis

    lipid dan lipoprotein yang tidak normal pada penyakit ginjal ber#ariasi termasuk 

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    18/29

    hipertrigliseridemia hiperkolesterolemia dan peningkatan ?D? dengan HD? yang

    rendah normal atau meningkat. -eberapa studi obser#asi dan prospektif menunjukkan

     bah"a HD? yang rendah merupakan salah satu penentu penilaian terhadap penurunan

    fungsi ginjal. uatu studi komunitas menunjukkan adanya hubungan antara laju filtrasi

    glomerulus (>+) dan penyakit kardio#askular aterosklerosis pada pasien=pasien

    dengan kreatinin serum $ *6 mg/dl (pada pria) dan *1 mg/dl (pada "anita) dengan

     peningkatan kreatinin &0 mg/dl dalam 0 tahun dimana nilai resiko relati#e (++) dari

     pasien=pasien tersebut yaitu *1 untuk trigliserida ** untuk total kolesterol **6

    untuk lipoprotein(a) **0 untuk ?D? dan &% untuk HD?.B

    Pada pasien dengan mikroalbuminuria dan hipertensi esensial yang umumnya

     berhubungan dengan penyakit ginjal kronik terjadi peningkatan kadar ?D? trigliserida

    apolipoprotein - (apo -) lipoprotein (a) dan penurunan HD?. ?ipoprotein dinilai dari

    komposisi apolipoprotein. -eberapa studi tentang pengukuran kadar apolipoprotein

    menunjukkan bah"a penyakit ginjal tahap a"al dan lanjut mempengaruhi perubahan

    karakteristik pada metabolisme lipoprotein profil plasma apolipoprotein dan apo -.

    ?ipoprotein yang mengandung apo=- ditemukan dalam ?D? ,D? dan ?D?. !da

     beberapa tipe lipoprotein yang mengandung apo=- yang ditandai oleh komposisi

    spesifik dari apolipoprotein minor (apo Capo

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    19/29

     pada pasien

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    20/29

    hipoalbuminemia yang akan meningkatkan 0=hydroIy=0=methylglutary Co! redutase

    yang disertai dengan hiperkolesterolemia. adar HD? rendah yang disertai dengan

    kematangan HD?=0 yang rendah dan tingginya tingkat kolesterol HD?=9 ini disebabkan

    oleh kurangnya leithin=holesterol ayltransferase sekunder karena enAim ini terbuang

    melalui urin. +usaknya klirens kilomikron dan ?D? telah munul sebagai faktor 

    dominan untuk tingginya konsentrasi trigliserid serum. ?ipoprotein lipase adalah enAim

    yang berfungsi dalkam lipolisis dari kilomikron dan ?D. ?P? mengikat heparan sulfat

     proteoglikans dalam permukaan sel endotelium. Dalam keadaan proteinuria yang

    disebabkan oleh ginjal ditemukan turunnya regulasi protein ?P? dan kerja enAimati.

    752 Mekanise interaksi antara 6en*akit gin-al an isli6ieia

    -eberapa hipotesis menganggap adanya hubungan antara ekskresi albumin urin

     penyakit ginjal dan abnormalitas lipid. Penyakit ginjal dapat meningkatkan kadar lipid

    dan keadaan abnormal lipid berhubungan dengan penyakit ginjal ini dapat menyebabkan

    komplikasi pada kardio#askular. Pada pasien=pasien dengan penyakit ginjal

     peningkatan total kolesterol ?D? dan lipoprotein (a) dapat terjadi seara sekunder 

    karena kehilangan protein dari urin. -ahkan penyakit ginjal tahap a"al dapat

    menyebabkan perubahan=perubahan pada lipoprotein yang bersifat aterogenik. ,D?

    yang meningkat pada penyakit ginjal bersifat aterogenik karena ukurannya dan

    kemampuan untuk penetrasi arterial intima.elain hal diatas keadaan lipid yang

    abnormal juga dapat berperan pada kerusakan ginjal. Dengan adanya penyakit ginjal

    lipoprotein dapat berperan dalam terjadinya kerusakan ginjal melalui suatu ara yang

    sama dengan pengaruhnya terhadap aterosklerosis. emungkinan hal ini didukung oleh

     beberapa penelitian yang menunjukkan bah"a fungsi ginjal yang membaik dengan

     pemberian obat=obat yang menurunkan kadar lipid. Data eksperimental mendukung

    hipotesis bah"a dislipidemia berperan pada kerusakan glomerulus dan interstitial

     parenkim ginjal. el=sel glomerulus mesangial dan sel otot polos pembuluh darah

    memiliki kesamaan yaitu bah"a akumulasi lipid di dalam sel mesangial analog dengan

     proses aterosklerotik pada sel otot polos dapat menyebabkan glomerulosklerosis. ?D?

    menyebabkan monosit berikatan dengan sel endotel dan ikatan ini merupakan faktor 

     penting pada proses inflamasi glomerular.B

    7535 Li6i 6aa Pasien Heoialisis

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    21/29

    Dialisis sangat efektif untuk mengurangi gejala uremik dan tampilan klinis

    dari toksisitas uremik. Mulainya terapi pengganti ginjal dapat mempengaruhi

    karakteristik dari dislipidemia pada pasien dengan gagal ginjal tahap akhir.9 Pasien=

     pasien hemodialisis biasanya tmengalami peningkatan konsentrasi trigliserida

    menurunnya kadar HD? dan peningkatan konsentrasi lipoprotein(a) dan ?D? yang

    teroksidasi. ;ilai kolesterol total dan ?D? dalam batas normal atau berkurang pada

     pasien=pasien ini dimana lipoprotein yang mengandung apolipoprotein - biasanya

    didominasi partikel ?D? yang keil.0Patofisiologi mekanisme yang mendasari

     perubahan metabolisme lipoprotein pada pasien hemodialisis umumnya sama dengan

    indi#idu gagal ginjal sebelum dialisis. ;amun prosedur dialisis dapat menghasilkan

    gangguan tambahan terhadap homeostasis lipid seperti peningkatan keepatan

    katabolisme dari apolipoprotein !,. Meskipun efek netral dialisis terhadap profil

    lipid dialisis tertentu mempengaruhi metabolism lipoprotein dan memodifikasi

    tampilan dislipidemia pada pasien=pasien hemodialisis. -eberapa penelitian

    menunjukkan penggunaan membran high)fl!x polys!lfone  atau cell!lose triacetate

    menurunkan kadar trigliserida serum juga meningkatkan apolipoprotein !, dan HD?

    dibandingkan dengan membran low)fl!x. elain itu tipe dialisat dapat juga

    memperngaruhi kadar lipoprotein pada pasien hemodialisis dimana penggunaan

    dialisat bikarbonat dapat menyebabkan peningkatan kadar HD? dibandingkan

    menggunakan dialisat asetat.B

      aktor lain yang dapat mempengaruhi metabolism lipoprotein pada pasien

    hemodialisis adalah penggunaan berulang heparin sebagai antikoagulan. Heparin

    membebaskan lipoprotein lipase dari permukaan endotel sehingga penggunaan kronik 

    dapat menghasilkan kekurangan lipoprotein lipase dan terjadi gangguan terhadap

    katabolisme lipoprotein yang kaya akan trigliserida. ;amun hal ini masih kontro#ersi

    karena beberapa studi yang menguji penggunaan heparin pada pasien hemodialisis yang

    menginduksi dislipidemia menyatakan hasil yang berla"anan. Penelitian terakhir 

    menyatakan bah"a penggunaan pengikat fosfat ( phosphate binder ) yaitu  sevelamer 

    hydrochloride  menurunkan konsentrasi kolesterol total dan apolipoprotein - seara

    signifikan pada pasien hemodialisis

    754 (a0a6 a8al Pen*akit %in-al Kronik an 6engar"0n*a 6aa

    kario9ask"lar

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    22/29

    !"al terjadinya penyakit ginjal kronis berhubungan dengan peningkatan

    kejadian berhubungan dengan penyakit kardio#askular. Pasien=pasien dengan P> 

    kemungkinan mendapat tiga tipe penyakit kardio#askular yaitu aterosklerosis

    arteriosklerosis dan kardiomiopati bila dibandingkan dengan indi#idu dengan fungsi

    ginjal yang normal pada usia dan jenis kelamin yang sama. Penyakit aterosklerosis pada

     pasien P> berbeda dengan populasi dengan aterosklerosis umumnya. Pada kedua grup

    aterosklerosis ditandai oleh adanya plak. ;amun pada pasien=pasien P> dengan

    dialisis aterosklerosis diperburuk oleh meningkatnya frekuensi lesi kalsifikasi

     peningkataan ketebalan dinding pembuluh darah medial dan kalsifikasi yang

    mempengaruhi pembuluh darah berukuran sedang dan besar.

    elain yang disebutkan di atas pasien P> memiliki pre#alensi yang tinggi

    akan terjadinya arterosklerosis dan remodelling   dari arteri besar.  Remodelling arteri=

    arteri besar ini disebabkan oleh kombinasi faktor=faktor seperti  overload tekanan yang

    menyebabkan hipertrofi dinding dan peningkatan rasio  tebal dinding pembuluh darah

    dengan lumen yang menyebabkan o#erload aliran. Juga terjadi peningkatan diameter 

    arteri dan tebal dinding dengan penurunan compliance arteri seperti yang ditentukan

    oleh aortic p!lse wave velocity dan  pengukuran impedance.

    Proses=proses #askular ini bersama=sama menghasilkan hilangnya daya compliance

    dinding pembuluh darah penurunan  compliance aorta dan  peningkatan tekanan nadi

    dan faktor=faktor ini merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kardio#askular.

    Hilangnya compliance  sering berhubungan dengan peningkatan tekanan darah sistolik 

    dan tekanan nadi yang menghasilkan hipertrofi #entrikel kiri (?H) penurunan fungsi

    adangan arteri koroner dan menyebabkan menurunnya adangan mikrosirkulasi

    mikrokardial. 

    ebuah penelitian menemukan perbedaan menolok antara morfologi plak koroner 

    ketika membandingkan pasen uremi dan kontrol. Pada pasen uremi terdapat plak dengan

    tingkat kalsifikasi tinggi dan empat kali lebih sering ditemukan pada pasien uremi

    daripada kontrol (gambar 1). Dari analisis sinar O diketahui bah"a pada plak yang

    terkalsifikasi mengandung kristal hidroksiapatit dan kalsium=fosfat tapi bukan kristal

    kalsium oksalat. ,ni mendukung kesimpulan dari analisis %&B6 pasien=pasien dialisis

     bah"a hiper=fosfatemia merupakan prediktor independen untuk seluruh kematian dan

    terutama kematian yang disebabkan oleh penyakit koroner.%

     -eratnya kalsifikasi pada

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    23/29

     plak juga menjelaskan mengapa sering terjadi reoklusi setelah tindakan  perc!taneo!s

    transl!minal  coronary angioplasty (P:C!).

    Pada pasen

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    24/29

    menarik dilihat bah"a terjadi perepatan pertumbuhan plak pada tikus yang hanya

    dilakukan uninefrektomi .Disimpulkan bah"a pertama plak arterosklerotik tumbuh

    lebih epat pada kondisi uremia dan kedua proses ini munul sangat dini pada penyakit

    ginjal.Pendapat ini juga didukung oleh sebuah studi yang melakukan obser#asi

    angiografi pada pasen=pasen

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    25/29

      Diabetes mellitus terutama DM tipe 9 seara umum menyebabkan penyakit

    ginjal kronik antara 1&=15' pasien dialisis di !merika erikat menderita diabetes

    mellitus. !danya DM merupakan faktor resiko terjadinya penyakit kardio#askular.

    ombinasi diabetes dan P> kemungkinan memperburuk penyakit kardio#askular 

     pada pasien=pasien dengan terapi pengganti ginjal dan transplantasi ginjal. ontrol

    glikemik yang optimal penting untuk menegah onset  penyakit aterosklerosis dan untuk 

    menegah perkembangan aterosklerosis pada pasien=pasien dengan diabetes mellitus

    dan P>.

    5 Disli6ieia

    elama perkembangan P> terjadi dislipidemia yang ditandai dengan

    akumulasi dari sebagian partikel metabolism trigliserida yang dikarenakan abnormalitas

    kadar lipoprotein lipase ataupun fungsinya yang menghasilkan hipertrigliseridemia dan

    seara signifikan menurunkan kadar HD?.

    :52 Faktor risiko non traisional 6aa 6asien;6asien 6en*akit gin-al kronik<

    -eberapa faktor resiko non tradisional seperti kadar C=reati#e protein

    lipoprotein (a) homoystein dan fibrinogen berhubungan dengan peningkatan resiko

     penyakit kardio#askular pada populasi umumnya. -eberapa studi memperlihatkan

    hubungan antara peningkatan C=reati#e protein lipoprotein (a) fibrinogen dan

    homosistein dengan peningkatan mortalitas pada pasien=pasien dialisis.

    :53 Faktor resiko Ureia *ang !er0"!"ngan engan 6en*akit kario9ask"lar

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    26/29

    >ambar 6. Patogenesis gagal ginjal kronik dan penyakit kardio#askular.

    :545 Hi6ertrofi =entrikel Kiri Left =entrile H*6ertro60* ata" Peningkatan

    L=M$ Left =entrile Mass $ne>

    ?H terjadi pada $ &' pasien=pasien dialisis. Diasumsikan bah"a ?H

     berkembang sejak a"al P> dan memburuk seara bertahap bersama dengan

     perkembangan P>. Pada pasien P> tahap akhir hipertensi juga sebagai penyebab

    ?H namun perubahan struktural #entrikel kiri dan fibrosis miokard dapat

    disebabkan oleh faktor nonhemodinamik seperti peningkatan kadar angiotensin ,,

    hormon paratiroid endotelin dan aldosteron dan peningkatan akti#itas sistem syaraf 

    simpatis dengan peningkatan kadar katekolamin

     plasma.

    Hipertrofi #entikel kiri (?H) merupakan salah satu faktor risiko terbesar 

    kematian dan kejadian kardio#askular baik pada populasi umum maupun dengan

     penyakit jantung. Paoletti et al menunjukkan bah"a pekembangan ?H berhubungandengan peningkatan risiko kematian mendadak karena jantung. Peningkatan massa

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    27/29

    #entrikel kiri berhubungan dengan kondisi=kondisi patologi seperti obesitas hipertensi

    dan adanya mekanisme adaptasi jantung yang menyebabkan peningkatan pompa

     jantung. Hipertrofi #entrikel kiri ini umum terjadi pada pasien=pasien dengan gagal

    ginjal tahap akhir yaitu dengan angka pre#alensi %&=& ' oleh karena itu pengukuran

    massa #entrikel kiri dapat dipakai untuk menilai keluaran klinis pada pasien=pasien

    gagal ginjal tahap akhir.

    Penanganan anemia kontrol #olume dan penggunaan !C

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    28/29

    sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh menjaga

    keseimbangan airan dan Aat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau

     produksi urine.

    Morbiditas dan mortalitas penyakit kardio#askuler pada pasen=pasen dengan

    CD sangat tinggi. Pada tinjauan pustaka ini telah diajukan bukti eksperimental tentang

    terjadinya aterogenesis pada pasien gagal ginjal. Proses ini sudah berlangsung sejak 

    a"al terjadinya kelainan ginjal. Dengan demikian seharusnya penegahan aterosklerosis

    dapat dilakukan lebih dini.elain faktor risiko tradisional untuk PJ faktor resiko baru

    yang berhubungan dengan uremia telah ditemukan salah satunya adalah

    hiperfosfatemia. Mediator=mediator inflamasi yang memegang peran penting dalam

     proses aterosklerosis menjadi lebih aktif dengan adanya toksin uremi seperti

    homosistein !>

  • 8/16/2019 REFERAt Hubungan Ckd Dengan PJK

    29/29

    0.?illy ?..Pathophysiology of Heart Disease 4 ! Collaborati#e Projet of 

    Medial tudents and aulty.