laporan pbl blok hpk 115
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PBL BLOK HPK 115
KAKU PADA OTOT
KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA:
1. Annisa Nurfitriyani Kurnia Putri 114170005
2. Audy Alfathan Nisa 114170006
3. Diana Dwi Cahyani 114170014
4. Mahatir Muhammad 114170037
5. M. Abror 114170041
6. Naufal Fadhil Mufid Lazuari 114170045
7. Rakhmansyah M 114170058
8. Sinta Denok 114170069
9. Tessa Restiani 114170075
10. Ully Tangziyah Fatmala 114170076
Tutor: dr. Ratih K
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2014
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................iii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iv
ISI..................................................................................................................................5
A. Skenario..........................................................................................................5
B. Klarifikasi Istilah (STEP 1)............................................................................5
C. Rumusan Daftar Masalah (STEP 2)................................................................5
D. Analisis Masalah (STEP 3).............................................................................6
E. Sistematika Masalah (STEP 4).......................................................................6
F. Sasaran Belajar (STEP 5)...............................................................................7
G. Belajar Mandiri (STEP 6)...............................................................................8
H. Penjelasan (STEP 7).......................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 (Kontraksi Otot)............................................................................................8
i
LEMBAR PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan PBL kali mengenai Kontraksi Otot pada bagian extremitas di
skenario Kaku pada Otot.
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga ke depannya dapat lebih baik dalam proses penyusunan dan
pembuatan.
Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
laporan PBL ini.
Cirebon, Desember 2014
Penulis
i
ISI
A. Skenario
Kaku pada OtotSeorang perempuan usia 25 tahun bercita-cita menjadi binaragawati melakukan latihan angkat beban. Dia melakukan latihan untuk membesarkan massa otot lengan biseps dan triceps. Oleh karena dia tidak melakukan pemanasan dengan baik, di tengah latihan dia merasakan otot lengannya kaku. Keesokan harinya dia melakukan konsultasi ke dokter ahli, dan dikatakan kontraksi ototnya masih normaltetapi ia perlu memperhatikan asupan kalsium dan di beri suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D.
B. Klarifikasi Istilah (STEP 1)
1. Binaragawati:a) Wanita yang memenuhi aktifitas olahraga berat
untuk membentuk tubuh agar masa otot menjadi hipertropi.
b) Wanita yang bertubuh ekstreme.2. Suplemen : Asupan tambahan yang di butuhkan
oleh tubuh.3. Kontraksi otot:Proses pengikatan aktin dan myosin
sehingga otot memendek.
4. Kaku : Rasa sakit / nyeri akibat aktivitas yang berlebihan.
i
5. Kalsium : Mineral penting yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh.
C. Rumusan Daftar Masalah (STEP 2)
1. Bagaimana mekanisme kontraksi otot?2. Apa fungsi dan peran kalsium dan vitamin D dalam
metabolism dan mineral tulang?3. Hormon yang mempengaruhi metabolism kalsium dalam
tulang dan otot?4. Apa penyebab kaku pada otot dan bagaimana
menanggulanginya?
D. Analisis Masalah (STEP 3)
1. Dari relaksasi kemudian berkontraksi.2. Fungsi dan peran,
a. Kalsium berfungsi untuk meneralisasi tulang membantu proses jembatan silang.
b. Vitamin D berfungsi untuk meningkatkan absorbsi.
3. Hormon yang mempengaruhi metabolisme kalsium dalam tulang dan otot:a. Hormon kalsitonin. b. Hormon paratiroid.c. Hormon insulin dan hormon estrogen.d. Hormon kalsitriol.
4. Kehabisan ATP (energi) untuk berkontraksi, dan terjadi penimbunan asam laktat dalam kalsium lebih dari normal.Cara menanggulanginya:a. Pemanasan sebelum berolahraga.
i
b. Merelaksasi dengan air hangat.c. Melakukan hal – hal ringan terlebih dahulu.
E. Sistematika Masalah (STEP 4)
1. Kontraksi otot:a. Saraf motorik membangkitkan potensial aksi
menyebabkan pelepasan asetil kolin kemudian terjadi depolarisasi di terminal endplate.
b. Berjalan ke tubulus T kemudianretikulum sarkoplasma terbuka dan melepas ion kalsium ke sitoplasma otot.
c. Terjadi pembukaan binding slide di filamen tipis.d. Terjadi jembatan silang antara aktin dan miosin.e. Hidrolisis ATP yang menjadi ADP + kemudian
energy di kepala miosin hingga terjadinya pembengkakan kepala miosin akibat miofilamen bergeser kepertengahan sarkomer. Sehingga sarkomer menghasilkan kontraksi otot.
2. Kalsium :a. Bersama fosfat berfungsi mineralisasi tulang.b. Menyatukan troponin dan tropomiosin.c. Membuka binding side.d. Mecegah osteoporosis.Vitamin D :a. Meningkatkan osteoid pada tulang.b. Mengontrol penyimpanan kalsium pada tulang.c. Meningkatkan adsorbsi.
3. Hormon paratiroid yaitu mengatur metabolisme Ca2+¿ ¿ dan PO3 dalam tubuh pada tulang itu mempertahankan / memperkuat tulang kedalam
i
plasma (efek jangka panjang) menurunkan resobsi tulang dengan menghambat aktifitas osteoklas (efek jangka panjang).
4. Kehabisan energi pada proses cross bridge.
F. Sasaran Belajar (STEP 5)
1. Bagaimana mekanisme kontraksi otot depolarisasi-repolarisasi?
2. Bagaimana hubungan kontraksi otot dengan persyarafan?
3. Bagaimana regulasi metabolisme tulang dan otot :a. Peran kalsium dalam otot : penyimpanan dan
penggunaannya pada waktu kontraksi.b. Peran kalsium dalam proses pembentukan
tulang : formasi dan reserpsi tulang, hubungannya dengan osteosit dan osteoklas, dan vitamin D.
c. Hormon yang mempengaruhi metabolisme kalsium dalam tulang dan otot dan cara kerjanya.
Kontraksi Otot
Mekanisme Regulasi Metabolism
Depolarisasi
Repolarisasi
Otot Tulang
Hormon Metabolisme Kalsium
i
G. Belajar Mandiri (STEP 6)
Belajar mandiri.
H. Penjelasan (STEP 7)
1.
Gambar 1 (Kontraksi Otot)
Sumber: Tortora, G. J dan B. Derrickson. Principles of Anatomy and Physiology.
Depolarisasi adalah penurunan beda potensial membran negatif, membran
menjadi hilang terpolarisasi dibandingkan dengan potensial istirahat. Selama
depolarisasi potensial membran bergerak mendekati 0 mV, menjadi kurang
negatif (sebagai contoh, perubahan dari -70 mV menjadi -60 mV). Muatan
yang dipisahkan lebih sedikit dibandingkan dengan potensial istirahat
(Sherwood:2014).
Mekanisme depolarisasi :
a. Membran lebih permeabel sehingga ion Na ekstrasel masuk ke intrasel.
i
b. Kenegatifan intrasel berkurang.
c. Penurunan beda potensial ekstrasel dan intrasel.
Depolarisasi membran dan repolarisasi membran, adalah dua tahap potensial
aksi. Potensial aksi timbul dalam dua stadium terpisah yang dinamai
depolarisasi membran dan repolarisasi membran. Bila permeabilitas membran
bagi ion natrium meningkat mendadak, banyak ion natrium yang terdapat
dalam konsentrasi sangat tinggi diluar serabut ini menyerbu kedalam, yang
membawa cukup banyak muatan positif kedalam untuk menyebabkan
hilangnya sama sekali potensial negatif istirahat yang normal dan biasanya
benar-benar cukup muatan untuk membentuk keadaan positif didalam serabut
ini kehilangan mendadak potensial negatif normal dalam serabut ini dinamai
depolarisasi potensial positif yang timbul sementara didalam serabut ini
dinamai depolarisasi. Potensial positif yang timbul sementara didalam serabut
ini dinamai potensial reversal (pembalikan) (Sherwood:2014).
Proses regeneratif umpan balik positif yang membuka pintu natrium untuk
menyebabkan depolarisasi. Kejadian awalnya menyebabkan potensial aksi
adalah peningkatan ringan permeabilitas membran bagi ion natrium yaitu
pembukaan sedikit pintu natrium bila pintu ini membuka sekalipun sedikit,
maka efek umpan balik positif segera dimulai yaitu dalam sejumlah cara yang
belum dipahami benar, gerakan awal ion natrium kedalam serabut ini memulai
siklus regeneratif yang membuka pintu ini lebih lebar lagi sampai
permeabilitas saluran natrium meningkat beberapa sepersepuluhribu detik
sekitar 5000 kali lipat. Efek ini dilukiskan oleh peningkatan mendadak dalam
kurva konduktan natrium (konduktan: permeabilitas X konsentrasi ion
natrium). Dalam sesaat ini, membran sekitar 20 sampai 30 kali permeabel
kalium bagi natrium karena hanya saluran natrium terbuka lebar selama
proses depolarisasi. Akibatnya sekarang jauh lebih banyak ion natrium yang
berdifusi kedalam serabut daripada ion kalium keluar yang membawa
perubahan positif kedalam dan meninggalkan anion negatif pada sisi luar.
i
Sehingga potensial didalam serabut berubah mendadak dari negatif menjadi
positif jadi, menyebabkan potensial pembalikan (Sherwood:2014).
2. Saraf dan otot adalah jaringan peka rangsang. Dua jenis sel, sel saraf dan sel
otot, mengalami perkembangan sedemikian sehingga dapat memanfaatkan
potensial membran inti. Kedua sel ini dapat mengalami perubahan cepat
sesaat pada potensial membrannya. Fluktusasi potensial ini berfungsi sebagai
sinyal listrik. Potensial membran konstan yang terdapat ketika sel saraf atau
otot tidak memperlihatkan perubahan cepat dalam potensialnya disebut
potensial istirahat (Sherwood:2014).
Sel saraf dan otot dianggap jaringan peka rangsang karena jika tereksitasi,
keduanya mengubah potensial istirahatnya untuk menghasilkan sinyal listrik
sel saraf, yang juga dikenal sebagai neuron, menggunakan sinyal. Sinyal
listrik ini untuk menerima, memproses, memulai, dan mengirimkan pesan.
Disel otot, sinyal listrik ini memicu kontraksi. Dengan demikian, sinyal listrik
sangat penting bagi berfungsinya sistem saraf dan semua otot
(Sherwood:2014).
Perangsangan serabut otot rangka oleh saraf. Dalam fungsi tubuh normal,
serabut-serabut otot rangka dirangsang oleh serabut-serabut saraf besar
bermielin. Serabut-serabut saraf ini melekat pada serabut-serabut otot rangka
dalam hubungan saraf otot (neuromuscular junction) yang terletak di
pertengahan otot, ketika potensial aksi sampai pada neuromuscular junction,
terjadi depolarisasi dari membran syaraf, menyebabkan dilepaskan
acethylcholin, kemudian akan terlihat pada motor endplate membrane.
Menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium yang menyebabkan terjadinya
ikatan aktin dan miosin yang akhirnya menyebabkan kontraksi otot, oleh
karena itu potensial aksi menyebar dari tengah serabut kearah kedua, sehingga
kotraksi hampir bersamaan terjadi diseluruh sarkomer otot. Saraf mempunyai
peran untuk mengirimkan informasi dari otak ke otot atau kelenjar yang
selanjutnya akan menghasilkan gerakan atau adaptasi tubuh terhadap tuntunan
i
lingkungan. Fungsi utama saraf adalah untuk mengirim informasi dari satu
tempat ke tempat lain dan mengilah informasi tersebut sehingga dapat
sesegera mungkin mengadakan reaksi. Untuk mengatur kegiatan tubuh untuk
kontraksi otot rangka di seluruh tubuh, kontraksi otot polos didalam organ
internal, dan sekresi kelenjar eksokrin. Perkembangan motorik sejajar dengan
perkembangan sistem saraf dan otot sehingga kemampuan motorik sangat
ditentukan oleh kematangan dalam mengintegrasikan fungsi sistem tubuh
terutama sistem saraf dan sistem pergerakan tubuh. Kematangan sistem saraf
dan otot sangat menentukan ketepatan dalam menyampaikan informasi dari
reseptor sensorik. Yang berasal dari mekano reseptor, termo reseptor, dan
kemo reseptor. Informasi tersebut akan diintergrasikan pada semua tingkat
saraf dan menyebabkan reaksi motorik yang tepat dan mulai dari medulla
spinalis sampai batang otak dan akhirnya terjadi gerakan yang kompleks.
Menurut tjalick (1991) hal yang paling penting dalam hubungannya antara
saraf dan otot adalah reseptor, pusat dan efektor. Menurut sumarmo dkk
(1982:34) terlaksananya kegiatan motorik pada manusia karena adanya sistem
otot yang melekat pada tulang dan saraf-saraf yang menginervasinya.
3. Regulasi metabolism tulang dan otot:
a. Peran kalsium dalam kontraksi otot
Kalsium berperan mengontrol kontraksi dan relaksasi otot rangka melalui
mekanisme alosterik yang diperantarai oleh TpC, TpI, TpT, tropomiosin,
dan F-aktin. Selain itu kalsium berperan sebagai penghubung antara
eksitasi dan kontraksi, yaitu saat serat otot mengalami eksitasi kalsium
menarik kompleks troponin-tropomiosin menjauhi posisinya yang
menyumbat sehingga jembatan silang miosin yang telah berenergi dapat
berikatan dengan molekul aktin.
b. Peran kasium dalam pembentukan tulang:
Tulang terdiri dari matriks organik keras dan diperkuat oleh timbunan
garam-garam kalsium (garam kristalin). Timbunan garam kristalin dalam
matriks terdiri atas kalsium dan fosfat (Guyton dan Hall:2014).
i
Selain itu tulang adalah suatu struktur dinamik yang mengalami siklus
remodeling terus menerus, berupa resorpsii yang diikuti oleh pengendapan
jaringan tulang.
Sel yang berperan dalam penyerapan dan pengendapan tulang adalah
osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berkaitan dengan resorpsi dan
osteoblas dengan pengendapan tulang. Selain itu osteoblas merupakan sel
penyusun osteosit. Osteoblas berperan mengontrol mineralisasi dengan
mengatur lewatnya ion kalsium dan fosfat melalui membrane
permukaannya (Robert K. Murray, dkk: 2013).
c. Hormon yang mempengaruhi metabolism kalsium dalam tulang dan otot:
1) Hormon paratiroid (PTH), berperan meningkatkan absorpsi kalsium
dan fosfat pada tulang. PTH dapan mengaktifkan pompa kalsium
dengan kuat, sehingga menyebabkan pemindahan garam-garam
kalsium fosfat dengan cepat dan Kristal tulang amorf yang terletak
dekat dengan sel. PTH dapat melakukan hal tersebut dengan cara
meningkatkan permeabilitas kalsium pada sisi cariran tulang dari
membrane osteositik (Guyton dan Hall:2014).
2) Hormon kalsitonin, berperan dalam menghambat osteoklas dan
menstimulasi osteoblas untuk membentuk tulang, dengan cara
kalsitonin dilepas untuk merespon konsentrasi kalsium darah yang
tinggi (Guyton dan Hall:2014).
3) Kalsitriol, berperan dalam pengangkutan kalsium dalam extrasel
bersama PTH. Kalsitriol merupakan molekul aktif pada vitamin D,
yang ikut berperan dalam metabolism absorpsi kalsium dalam tulang.
Hormon Kegunaannya dalam Mtabolisme Kalsium
Hormon paratiroid (PTH) a. Berperan meningkatkan absorpsi kalsium dan
fosfat pada tulang.
b. Dapan mengaktifkan pompa kalsium dengan kuat,
sehingga menyebabkan pemindahan garam-garam
i
kalsium fosfat dengan cepat dan Kristal tulang
amorf yang terletak dekat dengan sel (Guyton dan
Hall:2014).
Hormon kalsitonin a. Berperan dalam menghambat osteoklas.
b. Menstimulasi osteoblas untuk membentuk
tulang, dengan cara kalsitonin dilepas untuk
merespon konsentrasi kalsium darah yang tinggi
(Guyton dan Hall:2014).
Kalsitriol a. Berperan dalam pengangkutan kalsium dalam
extrasel bersama PTH.
b. Kalsitriol merupakan molekul aktif pada vitamin
D, yang ikut berperan dalam metabolism absorpsi
kalsium dalam tulang.
i
Interaksi antara PTH dan vitamin D dalam mengontrol kalsium plasma
Kelenjar paratiroid
Usus
TulangGinjal
Ca2+ plasma
Absrpsi Ca2+ di usus
Mobilisasi Ca2+ dari tulang
Reabsopsi Ca2+
tubuus ginjal
Ca2+ Plasma
Pengaktifan vitamin D
PTH
Ekskresi Ca2+ di urin
Mningkatkan kepekaan tulang terhadap PTH
i
DAFTAR PUSTAKA
Hall dan guyton. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Saunders: Singapore.
Murray, Robert. K, dkk. 2013. Biokimia Harper Edisi 27. EGC: Jakarta.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC: Jakarta.