laporan kelompok gerontik edit

67
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugerahNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Keperawatan Gerontik ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny.U dengan Rematik di RT 10, Kelurahan Pardomuan, yang mana penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas aplikasi Kelompok Kepaniteraan Klinik di Lingkungan 2, RW 4, RT 10, Kelurahan Pardomuan yang dinas pada tanggal 16 Februari – 7 Maret 2015. Banyak rintangan dalam menyelesaikan tugas ini namun karena bimbingan dan pengarahanan dari dosen pembimbing Medan yaitu Rini Apriani S.Kep.Ners, M.Kep dan dosen pembimbing lapangan yaitu Yuliani, S.Kep. Ners, maka penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Walaupun demilikian laporan kasus ini belumlah sempurna dan dengan segala kerendahan hati penulis memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kedepan. Dan diakhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ataupun kata-kata yang kurang berkenan. Penulis

Upload: nurhayatisinaga

Post on 16-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugerahNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Keperawatan Gerontik ini dengan judul Asuhan Keperawatan Gerontik pada Ny.U dengan Rematik di RT 10, Kelurahan Pardomuan, yang mana penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas aplikasi Kelompok Kepaniteraan Klinik di Lingkungan 2, RW 4, RT 10, Kelurahan Pardomuan yang dinas pada tanggal 16 Februari 7 Maret 2015. Banyak rintangan dalam menyelesaikan tugas ini namun karena bimbingan dan pengarahanan dari dosen pembimbing Medan yaitu Rini Apriani S.Kep.Ners, M.Kep dan dosen pembimbing lapangan yaitu Yuliani, S.Kep. Ners, maka penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.Walaupun demilikian laporan kasus ini belumlah sempurna dan dengan segala kerendahan hati penulis memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kedepan. Dan diakhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ataupun kata-kata yang kurang berkenan.

Penulis

.Latar Belakang

Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh.Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut.Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).Pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki.Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui.Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian LansiaMasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara 65-75 tahun (Potter & Perry, 2005).Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004 dalam Psychologymania, 2013).

B. Proses MenuaProses menua merupakan suatu proses yang wajar, bersifat alami dan pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang (Nugroho, 2000).Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu (Stanley and Patricia, 2006).C. Teori Proses MenuaTeori proses menua menurut Potter dan Perry (2005) yaitu sebagai berikut : Teori Biologis 1. Teori radikal bebasRadikal bebas merupakan contoh produk sampah metabolisme yang dapat menyebabkan kerusakan apabila terjadi akumulasi. Normalnya radikal bebas akan dihancurkan oleh enzim pelindung, namun beberapa berhasil lolos dan berakumulasi di dalam organ tubuh. Radikal bebas yang terdapat di lingkungan seperti kendaraan bermotor, radiasi, sinar ultraviolet, mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen pada proses penuaan. Radikal bebas tidak mengandung DNA. Oleh karena itu, radikal bebas dapat menyebabkan gangguan genetik dan menghasilkan produk-produk limbah yang menumpuk di dalam inti dan sitoplasma. Ketika radikal bebas menyerang molekul, akan terjadi kerusakan membran sel; penuaan diperkirakan karena kerusakan sel akumulatif yang pada akhirnya mengganggu fungsi. Dukungan untuk teori radikal bebas ditemukan dalam lipofusin, bahan limbah berpigmen yang kaya lemak dan protein. Peran lipofusin pada penuaan mungkin kemampuannya untuk mengganggu transportasi sel dan replikasi DNA. Lipofusin, yang menyebabkan bintik-bintik penuaan, adalah dengan produk oksidasi dan oleh karena itu tampaknya terkait dengan radikal bebas.2. Teori cross-link Teori cross-link dan jaringan ikat menyatakan bahwa molekul kolagen dan elastin, komponen jaringan ikat, membentuk senyawa yang lama meningkatkan regiditas sel, cross-linkage diperkirakan akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara melokul-melokul yang normalnya terpisah (Ebersole & Hess, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).3. Teori imunologisTeori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam pertahanan terhadap organisme asing yang masuk ke dalam tubuh sehingga pada lamsia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker.perubahan sistem imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya keseimbangan dalam sel T intuk memproduksi antibodi dan kekebalan tubuh menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang terjadi merupakan pengalihan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu sendiri.

Teori Psikososial1. Teori Disengagement (Penarikan Diri)Teori ini menggambarkan penarikan diri oleh lansia dari peran masyarakat dan tanggung jawabnya. Lansia akan dikatakan bahagia apabila kontak sosial telah berkurang dan tanggungjawab telah diambil oleh generasi yang lebih muda. Manfaat dari pengurangan kontak sosial bagi lansia adalah agar dapat menyediakan eaktu untuk mengrefleksi kembali pencapaian yang telah dialami dan untuk menghadapi harapan yang belum dicapai.2. Teori AktivitasTeori ini berpendapat apabila seorang lansia menuju penuaan yang sukses maka ia harus tetap beraktivitas.kesempatan untuk turut berperan dengan cara yang penuh arti bagi kehidupan seseorang yang penting bagi dirinya adalah suatu komponen kesejahteraan yang penting bagi lansia. Penelitian menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup, dan aktivitas mental serta fisik yang berkesinambungan akan memelihara kesehatan sepanjang kehidupan.3. Teori KontinuitasTeori kontinuitas mencoba menjelaskan mengenai kemungkinan kelanjutan dari perilaku yang sering dilakukan klien pada usia dewasa. Perilaku hidup yang membahayakan kesehatan dapat berlangsung hingga usia lanjut dan akan semakin menurunkan kualitas hidup.

D. Tugas Perkembangan LansiaMenurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 tugas perkembangan keluarg yaitu: Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya. Memelihara hubungan yang suportif, intim dan memuaskan dengan pasangan hidupnya, keluarga, dan teman. Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status kesehatan dan ekonomi Menyiapkan pendapatan yang memadai Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif Memelihara kebersihan diri Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman Memelihara keterlibatan social, sipil dan politisi Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang meningkatkan status Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhkan Menemukan arti hidup setelah pension dan saat menghadapi penyakit diri dan pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi; menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam filosofi atau agama.

E. Batasan Lanjut UsiaMenurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam Psychologymania, 2013 batasan lanjut usia meliputi : Usia pertengahan (middle age) adalah kolompok usia 45-59 tahun. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

F. Pathway Proses Menua

Proses Menua

Fase 1 subklinikFase 3 klinikFase 2 transisi

Usia 35-45Penurunan hormon 25 %Usia 45 produksi hormonsudah berkuranghingga akhirnya berhentiUsia 25-35 Penurunan hormon(testosteron, growt hormon, estrogen)

Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres

Peningkatan radikal bebas

Kerusakan sel-seDNA(sel-sel tubuh)

Sistem dalam tubuh mulai terganggu spti : penglihatan menurun, rambut beruban, stamina & enegi berkurang, wanita (menopause),pria (andopause).

Penyakit degeneratif (DM, osteoporosis, hipertensi, penyakit jantung koroner)

G. Tanda dan GejalaTanda dan Gejala menurut Patricia Gonce Morton dkk, 2011 yaitu:1. Perubahan Organika) Jumlah jaringan ikat dan kolagen meningkat.b) Unsur seluler pada sistem saraf, otot, dan organ vital lainnya menghilang. c) Jumlah sel yang berfungsi normal menurun.d) Jumlah lemak meningkat.e) Penggunaan oksigen menurun.f) Selama istirahat, jumlah darah yang dipompakan menurun. g) Jumlah udara yang diekspirasi paru lebih sedikit.h) Ekskresi hormon menurun.i) Aktivitas sensorik dan persepsi menurunj) Penyerapan lemak, protein, dan karbohidrat menurun.k) Lumen arteri menebal

2. Sistem PersarafanTanda:a) Penurunan jumlah neuron dan peningkatan ukuran dan jumlah sel neuroglial.b) Penurunan syaraf dan serabut syaraf.c) Atrofi otak dan peningkatan ruang mati dalam kranimd) Penebalan leptomeninges di medulla spinalis.Gejala:a) Peningkatan risiko masalah neurologis; cedera serebrovaskuler, parkinsonismeb) Konduksi serabut saraf melintasi sinaps makin lambatc) Penurunan ingatan jangka-pendek derajad sedangd) Gangguan pola gaya berjalan; kaki dilebarkan, langkah pendek, dan menekukke depane) Peningkatan risiko hemoragi sebelum muncul gejala

3. Sistem Pendengaran. Tanda :a) Hilangnya neuron auditoriusb) Kehilangan pendengaran dari frekuensi tinggi ke frekuensi rendahc) Peningkatan serumend) Angiosklerosis telingaGejala a) Penurunan ketajaman pendengaran dan isolasi social (khususnya, penurunan kemampuan untuk mendengar konsonan)b) Sulit mendengar, khususnya bila ada suara latar belakang yang mengganggu, atau bila percakapan cepat.c) Impaksi serumen dapat menyebabkan kehilangan pendengaran4. Sistem PenglihatanTanda :a) Penurunan fungsi sel batang dan sel kerucut b) Penumpukan pigmen. c) Penurunan kecepatan gerakan mata. d) Atrofi otot silier.e) Peningkatan ukuran lensa dan penguningan lensaf) Penurunan sekresi air mata. Gejala :a) Penurunan ketajaman penglihatan,lapang penglihatan, dan adaptasi terhadap terang/gelapb) Peningkatan kepekaan terhadap cahaya yang menyilaukanc) Peningkatan insiden glaucomad) Gangguan persepsi kedalaman dengan peningkatan kejadian jatuhe) Kurang dapat membedakan warna biru, hijau,dan violetf) Peningkatan kekeringandan iritasi mata.

5. Sistem KardiovaskulerTanda :a) Atrofi serat otot yang melapisi endokardiumb) Aterosklerosis pembuluh darahc) Peningkatan tekanan darah sistolik. d) Penurunan komplian ventrikel kiri. e) Penurunan jumlah sel pacemakerf) Penurunan kepekaan terhadap baroreseptor.Gejala:a) Peningkatan tekanan darahb) Peningkatan penekanan pada kontraksi atrium dengan S4 terdengar c) Peningkatan aritmiad) Peningkatan resiko hipotensi pada perubahan posisie) Menuver valsava dapat menyebabkan penurunan tekanan darahf) Penurunan toleransi6. Sistem RespirasiTanda:a) Penurunan elastisitas jaringan paru. b) Kalsifikasi dinding dada. c) Atrofi silia. d) Penurunan kekuatan otot pernafasan. e) Penurunan tekanan parsial oksigen arteri (PaO2). Gejala:a) Penurunan efisiensi pertukaran ventilasib) Peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan atelektasisc) Peningkatan resiko aspirasid) Penurunan respons ventilasi terhadap hipoksia dan hiperkapniae) Peningkatan kepekaan terhadap narkotik

8.Sistem GastrointestinalTanda:a) Penurunan ukuran hati. b) Penurunan tonus otot pada usus. c) Pengosongan esophagus makin lambatd) Penurunan sekresi asam lambung. e) Atrofi lapisan mukosaGejala:a) Perubahan asupan akibat penurunan nafsu makanb) Ketidaknyamanan setelah makan karena jalannya makanan melambatc) Penurunan penyerapan kalsium dan besid) Peningkatan resiko konstipasi, spasme esophagus, dan penyakit divertikuler 9. Sistem Reproduksi Tanda:a) Atrofi dan fibrosis dinding serviks dan uterusb) Penurunan elastisitas vagina dan lubrikasic) Penurunan hormone dan oosit. d) Involusi jaringan kelenjar mamae. e) Poliferasi jaringan stroma dan glandularGejala : a) kekeringan vagina dan rasa terbakar dan nyeri saat koitusb) penurunan volume cairan semina dan kekuatan ejakulasic) penurunan elevasi testisd) hipertrofi prostate) jaringan ikat payudara digantikan dengan jaringan lemak, sehingga pemeriksaan payudara lebih mudah dilakukan

10.Sistem PerkemihanTanda:a) Penurunan masa ginjalb) Tidak ada glomerulusc) Penurunan jumlah nefron yang berfungsid) Perubahan dinding pembuluh darah kecile) Penurunan tonus otot kandung kemihGejala:a) Penurunan GFRb) Penurunan kemampuan penghematan natriumc) Peningkatan BUNd) Penurunan aliran darah ginjale) Penurunan kapasitas kandung kemih dan peningkatan urin residualf) Peningkatan urgensi10. Sistem EndokrinTanda:a) Penurunan testosterone, hormone pertumbuhan, insulin, androgen, aldosteron, hormone tiroidb) Penurunan termoregulasic) Penurunan respons demamd) Peningkatan nodularitas dan fibrosis pada tiroide) Penurunan laju metabolic basalGejala: a) Penurunan kemampuan untuk menoleransi stressor seperti pembedahanb) Penurunan berkeringat dan menggigil dan pengaturan suhuc) Penurunan respons insulin, toleransi glukosad) Penurunan kepekaan tubulus ginjal terhadap hormone antidiuretike) Penambahan berat badanf) Peningkatan insiden penyakit tiroid

11. Sistem Kulit Integumen Tanda:a) Hilangnya ketebalan dermis dan epidermisb) Pendataran papillac) Atrofi kelenjar keringatd) Penurunan vaskularisasie) Cross-link kolagenf) Tidak adanya lemak sub kutang) Penurunan melanosith) Penurunan poliferasi dan fibroblasGejala:a) Penipisan kulit dan rentan sekali robekb) Kekeringan dan pruritusc) Penurunan keringat dan kemampuan mengatur panas tubuhd) Peningkatan kerutan dan kelemahan kulite) Tidak adanya bantalan lemak yang melindungi tulang dan menyebabkan timbulnya nyerif) Penyembuhan luka makin lama12. Sistem Muskuloskletal Tanda:a) Penurunan massa ototb) Penurunan aktivitas myosin adenosine tripospatc) Perburukan dan kekeringan pada kartilago sendid) Penurunan massa tulang dan aktivitas osteoblastGejala:a) Penurunan kekuatan ototb) Penurunan densitas tulangc) Penurunan tinggi badand) Nyeri dan kekakuan pada sendie) Peningkatan risiko frakturf) Perubahan cara berjalan dan posturH. Pemeriksaan PenunjangMenurut Stanley dan Patricia, 2011 Pemeriksaan laboatorium rutin yang perlu diperiksa pada pasien lansia untuk mendeteki dini gangguan kesehatan yang sering dijumpai pada pasien lansia yang belum diketahui adanya gangguan / penyakit tertentu (penyakit degeneratif) yaitu :1. Pemerikasaan hematologi rutin2. Urin rutin 3. Glukosa 4. Profil lipid 5. Alkalin pospat6. Fungsi hati 7. Fungsi ginjal 8. Fungsi tiroid 9. Pemeriksaan feses rutin

I. PengkajianPerawat mengkaji perubahan pada perkembanga fisiologis, kognitif dan perilaku sosial pada lansia

a. Perubahan fisiologis Perubahan fisik penuaan normal yang perlu dikaji :Sistem Temuan Normal

IntegumenWarna kulit Pigmentasi berbintik/bernoda diarea yang terpajan sinar matahari, pucat meskipun tidak anemia

KelembabanKering, kondisi bersisik

Suhu Ekstremitas lebih dingin, penurunan perspirasi

TeksturPenurunan elastisitas, kerutan, kondisi berlipat, kendur

Distribusi lemakPenurunan jumlah lemak pada ekstremitas, peningkatan jumlah diabdomen

RambutPenipisan rambut

KukuPenurunan laju pertumbuhan

Kepala dan leherKepalaTulang nasal, wajah menajam, & angular

MataPenurunan ketajaman penglihatan, akomodasi, adaptasi dalam gelap, sensivitas terhadpa cahaya

telingaPenurunan menbedakan nada, berkurangnya reflek ringan, pendengaran kurang

Mulut, faringPenurunan pengecapan, aropi papilla ujung lateral lidah

leherKelenjar tiroid nodular

Thoraxs & paru-paruPeningkatan diameter antero-posterior, peningkatan rigitas dada, peningkatan RR dengan penurunan ekspansi paru, peningkatan resistensi jalan nafas

Sist jantung & vascularPeningkatan sistolik, perubahan DJJ saat istirahat, nadi perifer mudah dipalpasi, ekstremitas bawah dingin

PayudaraBerkurangnnya jaringan payudara, kondisi menggantung dan mengendur

Sist pencernaanPenurunan sekresi keljar saliva, peristatik, enzim digestif, konstppasi

Sist reproduksiwanitaPenurunan estrogen, ukuran uterus, atropi vagina

priaPenurunan testosteron, jumlah sperma, testis

Sist perkemihanPenurunan filtrasi renal, nokturia, penurunan kapasitas kandung kemih, inkontenensia

wanitaInkontenensia urgensi & stress, penurunan tonus otot perineal

priaSering berkemih & retensi urine.

Sist muskoloskeletalPenurunan masa & kekuatan otot, demineralisasi tulang, pemendekan fosa karena penyempitan rongga intravertebral, penurunan mobilitas sendi, rentang gerak

Sist neorologiPenurunan laju reflek, penurunan kemampuan berespon terhadap stimulus ganda, insomia, periode tidur singkat

Pengkajian status fungsional :Pengkajian status fungsional adalah suatu pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari hari secara mandiri.Indeks Katz adalah alat yang secara luas digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia dan penyakit kronis. Format ini menggambarkan tingkat fungsional klien dan mengukur efek tindakan yang diharapkan untuk memperbaiki fungsi. Indeks ini merentang kekuatan pelaksanaan dalam 6 fungsi : mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan. Tingkat Kemandirian Lansia :A : kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan mandiB :kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari hari, kecuali satu dari fungsi tambahanC :kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahanD :kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahanE :kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi tambahanF :kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecilG :Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

b. Perubahan KognitifKebanyakan trauma psikologis dan emosi pada masa lanisa muncul akibat kesalahan konsep karena lansia mengalami kerusakan kognitif. Akan tetapi perubahan struktur dan fisiologi yang terjadi pada otak selama penuaan tidak mempengaruhi kemampuan adaptif & fungsi secara nyata (ebersole &hess, 1994)Pengkajian status kognitif SPMSQ (short portable mental status quetionnaire)Digunakan untuk mendeteksi adanya dan tingkat kerusakan intelektual terdiri dari 10 hal yang menilai orientasi, memori dalam hubungan dengan kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemam[uan matematis. MMSE (mini mental state exam)Menguji aspek kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,perhatian dank kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan paliong tinggi adalaha 30, dengan nialu 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan leboh lanjut. Inventaris Depresi BecBerisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejal dan sikap yang behubungan dengan depresi. Setiap hal direntang dengan menggunakan skala 4 poin untuk menandakan intensitas gejalac. Perubahan psikososialLansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan.Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia. Pengkajian SosialHubungan lansia dengan keluarga memerankan peran sentral pada seluruh tingkatkesehatan dan kesejahteraan lansia. Alat skrining singkat yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi social lansia adalah APGAR Keluarga. Instrument disesuaikan untuk digunakan pada klien yang mempunyai hubungan social lebih intim dengan teman-temannya atau dengan keluarga. Nilai < 3 menandakan disfungsi keluarga sangat tinggi, nilai 4 6 disfungsi keluarga sedang.A : AdaptationP : PartnershipG :GrowthA :AffectionR : Resolve Keamanan RumahPerawat wajib mengobservasi lingkungan rumah lansia untuk menjamin tidak adanya bahaya yang akan menempatkan lansia pada resiko cidera. Faktor lingkungan yang harus diperhatikan : Penerangan adekuat di tangga, jalan masuk & pada malam hari Jalan bersih Pengaturan dapur dan kamar mandi tepat Alas kaki stabil dan anti slip Kain anti licin atau keset Pegangan kokoh pada tangga / kamar mandi

J. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin MunculDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Wilkinson, 2011 (Berdasarkan NANDA 2011) Defisit perawatan diri : berpakaian, makan, eliminasi Gangguan sensori persepsi (tipe penglihatan, pendengaran, taktil, olfaktori) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Defisit pengetahuan berhubungan dengan keterbetasan kognitif, salah interpretasi, kurang minat dalam belajar, kurang dapat mengingat, tidak familier dengan sumber informasi Resiko cedera Hambatan interaksi sosial Kerusakan memori

DAFTAR PUSTAKA

Patricia Gonce Morton et.al. (2011). Keperawatan Kritis: pendekatan asuhan holistic ed.8; alih bahasa, Nike Esty wahyuningsih. Jakarta: EGC Potter dan Perry. (2005). Fundamental keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.Psychologymania. (2012). Pengertian-lansia-lanjut-usia. Diakses pada hari Senin, 01 April, 2013. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-lanjut-usia.html Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.Wilkinson, Judith. (2011). Buku saku diagnosa keperawatan: diagnose NANDA, intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, ed.9. Alih bahasa, Esty Wahyuningsih; editor edisi bahasa Indonesia, Dwi Widiarti. Jakarta: EGC.

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMengingat proyeksi penduduk lansia pada tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,37 % penduduk Indonesia, maka keperawatan gerontik memiliki potensi kerja yang cukup besar di masa mendatang. Perawat perlu membudayakan kegiatan penelitian dan pemanfaatan hasil-hasilnya dalam praktik klinik keperawatan untuk mempersiapkan pelayanan yang prima. Praktik yang bersifat evidence-based harus dibuat sebagai bagian integral dari kebijakan organisatoris pelayanan kesehatan pada semua tingkatan agar langkah-langkah tersebut dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan tersebut. Budaya ilmiah juga dapat dimanfaatkan sebagai strategi akuntabilitas publik, justifikasi tindakan keperawatan, dan bahan pengambilan keputusan.Rematik ditemukan olehAmerican College of Rheumatologysebagai sekelompok kondisi heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Rematik merupakan penyakit degeneratif dan progresif yang mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Di seluruh dunia, Rematik (OA) diperkirakan menjadi penyebab utama keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27 juta penduduk amerika (Helmick et al, Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami Osteoartritis tercatat 8,1% dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia