gambaran klinis pneumonia pada anak

Upload: adika-perdana

Post on 03-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    1/13

    GAMBARAN KLINIS PNEUMONIA PADA ANAK DI RSUD RADEN MATTAHER

    JAMBI

    Upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan

    mengidentifikasi gambaran klinis secara dini sebelum terjadi keadaan yang lebih berat dan

    risiko tinggi kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran klinis

    pneumonia yang banyak terjadi pada anak di RSUD Raden Mattaher. Penelitian ini bersifat

    kuantitatif dengan rancangan observasional. Sampel didapatkan dari rekam medis anak yang

    telah didiagnosis pneumonia dan mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden

    Mattaher periode Juli 2011 Juli 2012. Didapatkan 114 sampel dari 179 kasus pneumonia

    yang ada pada periode waktu tersebut mengalami gambaran klinis berupa kesulitan bernapas

    atau napas cepat (99,1%), batuk (99,1%), demam dengan suhu 38o - < 39o C (46,5%), nafsu

    makan menurun (71,1%), ronkhi (100%), retraksi (14%), sianosis (2,6%), napas cuping

    hidung (7%), penurunan kesadaran (3,5%). Pasien pneumonia anak banyak terjadi pada

    kelompok usia 29 hari sampai < 1 tahun (53,5%) dan perbandingan antara laki-laki dan

    perempuan adalah 1,28:1. Sebagian besar pasien pneumonia yang dirawat memiliki gambaran

    klinis berupa kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o - < 39o,

    nafsu makan menurun dan ronkhi.

    Kata kunci : gambaran klinis; anak; pneumonia

    Pneumonia adalah penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian balita

    di dunia dan berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di Indonesia tahun 2007,

    pneumonia adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.1,2 Proses radang akut

    pada jaringan paru akibat infeksi mikroorganisme yang terjadi pada pneumonia,

    menyebabkan gangguan pernapasan.1-3 Umumnya, mikroorganisme mencapai paru melalui

    inhalasi atau aspirasi.4,5,6 Penyebab paling sering yaitu Streptococcus pneumonia dan Hib

    (Haemophilus influenzae type b).4

    Anak yang menderita pneumonia, alveoli berisi pus dan cairan yang mengakibatkan

    nyeri ketika benapas dan tubuh kekurangan oksigen.4 Pneumonia yang terjadi pada anak,

    menunjukkan berbagai gejala seperti kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam,

    dingin atau hipotermia, nafsu makan menurun, serta ronkhi. Ketika pneumonia akut terjadi,

    anak akan mengalami tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, dimana dada akan

    tertarik ke dalam atau retraksi selama menarik napas. Pada bayi dapat mengalami kesulitan

    makan atau minum bahkan dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang.3,7 Salah satu

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    2/13

    upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan

    mengidentifikasi temuan klinis ini sebagai dasar untuk memprediksi anak-anak yang

    mengalami pneumonia dengan risiko tinggi kematian, Oleh karena itu, dipandang perlu

    melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran klinis pneumonia pada anak yang

    terjadi di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012.

    Metode

    Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan observasional. Analisis hasil penelitian

    berupa penelitian deskriptif berdasarkan pengumpulan data yang diambil dari rekam medis

    milik pasien pneumonia anak yang mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden

    Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Data rekam medis selama periode

    waktu tersebut terdapat 2475 anak yang menjalani rawat inap di bangsal anak RSUD Raden

    Mattaher, 179 anak diantaranya menderita pneumonia, usia mulai dari 29 hari hingga < 14

    tahun dan sebanyak 114 yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Sebanyak 34 di antaranya

    dieksklusi dan tidak diambil datanya karena mengalami penyakit lain selain pneumonia serta

    31 karena data tidak lengkap (Tabel 1).

    Data yang dikumpulkan mengenai gejala klinis pneumonia adalah kesulitan bernapas

    atau napas cepat, batuk, demam, capillary refill time memanjang, nafsu makan menurun,

    ronkhi, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam / retraksi, sianosis, napas cuping hidung

    dan penurunan kesadaran.

    Gambar 1. Jumlah pasien penelitian

    Tabel 1. Kriteria eksklusi

    Pasien Rawat Inap

    (n=2475)

    Sampel Penelitian

    (n=114)

    Data Tidak Lengkap

    (n=31)

    Pasien Pneumonia

    n=179

    Pneumonia dengan

    penyakit penyerta

    (n=34)

    Eksklusi

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    3/13

    Kriteria Eksklusi n

    Data tidak lengkap 31

    Tuberkulosis 15

    Penyakit Neurologi Akut 10

    Penyakit Jantung 4Anemia 1

    Down Syndrome 2

    Immunocompromised 1

    Penyakit keganasan 1

    Data kemudian dimasukkan ke dalam program SPSS 11.5 dan dianalisis. Data dianalisis

    menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan bentuk distribusi frekuensi besarnya

    proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    4/13

    Hasil dan Pembahasan

    Pengambilan subjek untuk kasus pneumonia selama periode waktu Juli 2011 Juli 2012

    tertera pada Gambar 1.

    Angka kejadian pneumonia di bangsal anak RSUD Raden Mattaher pada periode Juli

    2011 Juli 2012 masih tergolong tinggi yaitu sebesar 7,23% (179 kasus) dari jumlah kasus

    penyakit yang terjadi pada periode waktu tersebut(2.475 kasus penyakit). Temuan penulis

    dari laporan setiap bulan di bangsal anak RSUD Raden Mattaher menunjukkan bahwa

    pneumonia selalu masuk ke dalam 10 penyakit terbesar di bangsal anak dalam 3 tahun

    terakhir.

    Gambaran klinis kesulitan bernapas atau napas cepat terjadi pada hampir semua pasien

    pneumonia pada anak (Tabel 2). Kesulitan bernapas atau napas cepat merupakan suatu gejala

    utama dari gangguan sistem pernapasan. Penelitian yang dilakukan oleh Neuman 8 dkk.

    menunjukkan hasil yang berbeda, pasien pneumonia pada anak yang mengalami kesulitan

    bernapas yaitu sebesar 47%. Hal ini dapat disebabkan faktor orang tua yang cepat membawa

    anak ke sarana kesehatan saat timbul gejala awal dan langsung terdiagnosa pneumonia

    dengan pemeriksaan fisis serta pemeriksaan radiologi sebelum timbul gejala kesulitan

    bernapas yang berat.8

    Hampir semua pasien pneumonia pada anak juga mengalami batuk (Tabel 2). Hasil

    penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Childrens Hospital Boston

    oleh Neuman8 dkk. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa 91% anak yang menderita

    pneumonia datang dengan keluhan batuk.8 Selain kesulitan bernapas, batuk juga merupakan

    gejala utama pneumonia dan tanda distress pernapasan.1,4,6,9

    Demam dengan suhu 38o - < 39 o C terjadi pada sebagian besar anak yang menderita

    pneumonia (Tabel 2). Penelitian yang dilakukan oleh Anggrek10 dkk. terdapat 51% anak yang

    menderita pneumonia memiliki suhu antara 38oC

    39,4o C. Mikroorganisme penyebab

    pneumonia pada anak dapat berbeda-beda. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri

    umumnya memberikan gambaran klinis berupa demam tinggi (> 39oC) sedangkan pneumonia

    akibat virus sering menimbulkan demam ringan (< 39o C).11,12

    Data mengenai capillary refill time tidak dapatkan (Tabel 2), karena tidak tercantum

    pada rekam medis anak. Pemeriksaan capillary refill time salah satu pemeriksaan yang sangat

    sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama, selain itu perlu dilaporkan dalam rekam

    medis pasien untuk mengetahui keadaan hipoksia berat.13

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    5/13

    Nafsu makan menurun terjadi pada sebagian besar pneumonia anak (Tabel 2). Hal ini

    disebabkan anak kesulitan menelan makanan atau menetek pada bayi karena adanya kesulitan

    bernapas akibat pneumonia. Gambaran klinis ini termasuk salah satu alasan untuk dilakukan

    perawatan di rumah sakit agar pasien tidak kekurangan asupan cairan dan nutrisi.1,9

    Ronkhi merupakan gambaran klinis pneumonia yang terjadi pada semua anak dalam

    penelitian ini (Tabel 2). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Amarudin14 yang

    mendapatkan 100% anak penderita pneumonia memiliki temuan klinis berupa ronkhi.14

    Ronkhi merupakan temuan klinis yang sering ditemukan pada pemeriksaan auskultasi anak

    yang menderita pneumonia.1,9,11

    Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau retraksi, napas cuping hidung,

    sianosis dan penurunan kesadaran termasuk keadaan yang menunjukkan pneumonia berat.

    Pneumonia menyebabkan kerja pernapasan bertambah sehingga sebagai kompensasi akan

    terlihat napas cuping hidung maupun retraksi untuk mencukupi kebutuhan oksigen.10

    Sianosis dan penurunan kesadaran penting dideteksi karena merupakan keadaan yang

    menunjukkan terjadinya hipoksemia.15,16 Gambaran klinis berupa retraksi, napas cuping

    hidung, sianosis dan penurunan kesadaran (Tabel 2) terjadi pada sebagian kecil sampel

    penelitian. Hal ini dapat disebabkan orang tua cepat membawa anak dengan pneumonia ke

    sarana kesehatan sebelum terjadi keadaan lebih berat dan faktor tenaga kesehatan yang cepat

    dan tepat dalam memberikan terapi pada awal gejala sehingga tidak menimbulkan gejala

    yang lebih berat.

    Tabel 2. Gambaran klinis pneumonia

    Variabel n (%)

    Kesulitan bernapas atau napas cepat 113 (99,1)

    Batuk 113 (99,1)

    Demam

    Tidak ada demam

    (< 38 o C) 42 (36,8)

    Ada demam

    (38o - < 39o C)53 (46,5)

    Demam tinggi

    (> 39o C)19 (16,7)

    Capillary refill time memanjang Not available

    Nafsu makan menurun 81 (71,1)

    Ronkhi 114 (100)

    Tarikan dinding dada bagian bawah

    ke dalam atau retraksi

    16 (14)

    Sianosis 3(2,6)

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    6/13

    Napas cuping hidung 8(7)

    Penurunan kesadaran 4(3,5)

    Simpulan

    Gambaran klinis pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal anak RSUD Raden Mattaher

    Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Kejadian pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal

    anak RSUD Raden Mattaher Jambi masih tinggi. Gambaran klinis yang banyak ditemukan

    yaitu kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o - < 39o, nafsu

    makan menurun dan ronkhi.

    Referensi

    1. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). IDAI pada peringatan world pneumonia day 2010(online). 2010 (diakses 12 Mar 2012). Diunduh dari: URL:

    http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539

    2. Weber M, F Handy, M Said, CB Kartasasmita, Kusbiyantoro. Pneumonia balita. Dalam:Pangribowo S, A Tryadi, IS Indah, editor. Buletin jendela epidemiologi. Jakarta:

    Kementrian Kesehatan RI; 2010. 1-22.

    3. Setiawati L, MS Makmuri, AS Retno. Pneumonia (online). (diakses 20 Juni 2012).Diunduh dari: URL: http://www.pediatrik.com/isi03.php?page

    4. WHO (World Health Organization). Pneumonia (online). 2011 (diakses 12 Mar 2012).Diunduh dari: URL:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/

    5. Purniti PS, IB Subanada, IK Kari, BMP Arhana, IS Iswari, NMA Tarini. Surveilanpneumokokus dan dampak pneumonia pada anak balita. Sari Pediatri (serial online) Feb 5

    2011 (diakses 12 Mar 2012); 12(5):(6 layar).6. Opstapchuk M, DM Roberts, R Haddy. Community-acquired pneumonia in infants and

    children. Am Fam Physician (serial online) 2004 (diakses 1 Apr 2012); 70:(10 layar).

    7. Supriyatno B, BS Darmawan, K Yangtjik, CB Kartasasmita, D Wasatoro, R Naning et al.Pneumonia. Dalam: Poesponegoro HD, SR Hadinegoro, D Firmanda, B Tridjaja, AH

    Pudjiadi, MS Kosim et al., editor. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Edisi ke-1.

    Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2004. 352-4

    8. Neuman MI, MC Monuteaux, KJ Scully, RG Bachur. Prediction of pneumonia in apediatric emergency departement. Pediatrics (serial online) Jul 11 2011 (diakses 12 Mar

    2012); 128(2):(10 layar).

    9. Setyanto DB, AU Suardi, L Setiawati, R Triasih, FF Yani. Pneumonia. Dalam: PudjiadiAH, B Hegar, S Handryastuti, NS Idris, EP Gandaputra, ED Harmoniati, editor. Pedoman

    pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan

    Dokter Anak Indonesia; 2010. 250-55

    10.Anggrek K, AL Runtunuwu, A Wahani, L Margaretha. Faktor risiko kejadian distresspernapasan pada anak dengan pneumonia. Sari Pediatri (serial online) Apr 6 2008

    (diakses 12 Mar 2012); 9(6):(7 layar).

    11.Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe NN, B Supriyatno, DB Setyanto, editor. Buku ajarrespirologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. 350-60.

    12.Subanada IB, NPS Purniti. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia bakteripada anak. Sari Pediatri (serial online) Okt 3 2010 (diakses 12 Mar 2012); 12(3):(6 layar).

    13.Way C, D Crawford, J Gray, K Bagstaff, F Smith. Standards for assessing, measuring andmonitoring vital signs in infants, children and young people. London: Royal College of

    Nursing; 2011. 5-8.

    http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539
  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    7/13

    14.Amarudin. Karakteristik klinis dan demografis pada penderita pneumonia di bagian anakRSUD Raden Mattaher Jambi periode November 2010 Januari 2011. Jambi: program

    sarjana kedokteran Universitas Jambi, 2011; 18-24.

    15.Supartha M, PS Purniti, R Naning, IB Subanada. Clinical predictors of hypoxemia in 1-5year old children with pneumonia. Paediatr Indones (serial online) Nov 2010 (diakses 12

    Mar 2012); 50(6):(6 layar).16.Gunawijaya E, IM Widia. Clinical predictors of hypoxemia in pneumonia. Paediatr

    Indones (serial online) Sep-Okt 2003 (diakses 7 Juni 2012); 43(9-10):(7 layar).

    GAMBARAN KLINIS PNEUMONIA PADA ANAK DI RSUD RADEN MATTAHER

    JAMBI

    Upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan

    mengidentifikasi gambaran klinis secara dini sebelum terjadi keadaan yang lebih berat dan

    risiko tinggi kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran klinis

    pneumonia yang banyak terjadi pada anak di RSUD Raden Mattaher. Penelitian ini bersifat

    kuantitatif dengan rancangan observasional. Sampel didapatkan dari rekam medis anak yang

    telah didiagnosis pneumonia dan mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden

    Mattaher periode Juli 2011 Juli 2012. Didapatkan 114 sampel dari 179 kasus pneumonia

    yang ada pada periode waktu tersebut mengalami gambaran klinis berupa kesulitan bernapas

    atau napas cepat (99,1%), batuk (99,1%), demam dengan suhu 38o - < 39o C (46,5%), nafsu

    makan menurun (71,1%), ronkhi (100%), retraksi (14%), sianosis (2,6%), napas cuping

    hidung (7%), penurunan kesadaran (3,5%). Pasien pneumonia anak banyak terjadi pada

    kelompok usia 29 hari sampai < 1 tahun (53,5%) dan perbandingan antara laki-laki dan

    perempuan adalah 1,28:1. Sebagian besar pasien pneumonia yang dirawat memiliki gambaran

    klinis berupa kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o - < 39o,

    nafsu makan menurun dan ronkhi.

    Kata kunci : gambaran klinis; anak; pneumonia

    Pneumonia adalah penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian balita

    di dunia dan berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di Indonesia tahun 2007,

    pneumonia adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.1,2 Proses radang akut

    pada jaringan paru akibat infeksi mikroorganisme yang terjadi pada pneumonia,

    menyebabkan gangguan pernapasan.1-3 Umumnya, mikroorganisme mencapai paru melalui

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    8/13

    inhalasi atau aspirasi.4,5,6 Penyebab paling sering yaitu Streptococcus pneumonia dan Hib

    (Haemophilus influenzae type b).4

    Anak yang menderita pneumonia, alveoli berisi pus dan cairan yang mengakibatkan

    nyeri ketika benapas dan tubuh kekurangan oksigen.4 Pneumonia yang terjadi pada anak,

    menunjukkan berbagai gejala seperti kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam,

    dingin atau hipotermia, nafsu makan menurun, serta ronkhi. Ketika pneumonia akut terjadi,

    anak akan mengalami tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, dimana dada akan

    tertarik ke dalam atau retraksi selama menarik napas. Pada bayi dapat mengalami kesulitan

    makan atau minum bahkan dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang.3,7 Salah satu

    upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan

    mengidentifikasi temuan klinis ini sebagai dasar untuk memprediksi anak-anak yang

    mengalami pneumonia dengan risiko tinggi kematian, Oleh karena itu, dipandang perlu

    melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran klinis pneumonia pada anak yang

    terjadi di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012.

    Metode

    Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan observasional. Analisis hasil penelitian

    berupa penelitian deskriptif berdasarkan pengumpulan data yang diambil dari rekam medis

    milik pasien pneumonia anak yang mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden

    Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Data rekam medis selama periode

    waktu tersebut terdapat 2475 anak yang menjalani rawat inap di bangsal anak RSUD Raden

    Mattaher, 179 anak diantaranya menderita pneumonia, usia mulai dari 29 hari hingga < 14

    tahun dan sebanyak 114 yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Sebanyak 34 di antaranya

    dieksklusi dan tidak diambil datanya karena mengalami penyakit lain selain pneumonia serta

    31 karena data tidak lengkap (Tabel 1).

    Data yang dikumpulkan mengenai gejala klinis pneumonia adalah kesulitan bernapas

    atau napas cepat, batuk, demam, capillary refill time memanjang, nafsu makan menurun,

    ronkhi, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam / retraksi, sianosis, napas cuping hidung

    dan penurunan kesadaran.

    Gambar 1. Jumlah pasien penelitian

    Pasien Rawat Inap

    (n=2475)

    Pasien Pneumonia

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    9/13

    Tabel 1. Kriteria eksklusi

    Kriteria Eksklusi n

    Data tidak lengkap 31

    Tuberkulosis 15

    Penyakit Neurologi Akut 10

    Penyakit Jantung 4

    Anemia 1

    Down Syndrome 2

    Immunocompromised 1

    Penyakit keganasan 1

    Data kemudian dimasukkan ke dalam program SPSS 11.5 dan dianalisis. Data dianalisis

    menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan bentuk distribusi frekuensi besarnya

    proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    10/13

    Hasil dan Pembahasan

    Pengambilan subjek untuk kasus pneumonia selama periode waktu Juli 2011 Juli 2012 tertera

    pada Gambar 1.

    Angka kejadian pneumonia di bangsal anak RSUD Raden Mattaher pada periode Juli 2011

    Juli 2012 masih tergolong tinggi yaitu sebesar 7,23% (179 kasus) dari jumlah kasus penyakit

    yang terjadi pada periode waktu tersebut(2.475 kasus penyakit). Temuan penulis dari laporan

    setiap bulan di bangsal anak RSUD Raden Mattaher menunjukkan bahwa pneumonia selalu

    masuk ke dalam 10 penyakit terbesar di bangsal anak dalam 3 tahun terakhir.

    Gambaran klinis kesulitan bernapas atau napas cepat terjadi pada hampir semua pasien

    pneumonia pada anak (Tabel 2). Kesulitan bernapas atau napas cepat merupakan suatu gejala

    utama dari gangguan sistem pernapasan. Penelitian yang dilakukan oleh Neuman8 dkk.

    menunjukkan hasil yang berbeda, pasien pneumonia pada anak yang mengalami kesulitan

    bernapas yaitu sebesar 47%. Hal ini dapat disebabkan faktor orang tua yang cepat membawa

    anak ke sarana kesehatan saat timbul gejala awal dan langsung terdiagnosa pneumonia dengan

    pemeriksaan fisis serta pemeriksaan radiologi sebelum timbul gejala kesulitan bernapas yang

    berat.8

    Hampir semua pasien pneumonia pada anak juga mengalami batuk (Tabel 2). Hasil

    penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Childrens Hospital Boston oleh

    Neuman8

    dkk. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa 91% anak yang menderita pneumonia

    datang dengan keluhan batuk.8

    Selain kesulitan bernapas, batuk juga merupakan gejala utama

    pneumonia dan tanda distress pernapasan.1,4,6,9

    Demam dengan suhu 38o

    - < 39o

    C terjadi pada sebagian besar anak yang menderita

    pneumonia (Tabel 2). Penelitian yang dilakukan oleh Anggrek10

    dkk. terdapat 51% anak yang

    menderita pneumonia memiliki suhu antara 38oC 39,4

    oC. Mikroorganisme penyebab

    pneumonia pada anak dapat berbeda-beda. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri umumnya

    memberikan gambaran klinis berupa demam tinggi (> 39oC) sedangkan pneumonia akibat virus

    sering menimbulkan demam ringan (< 39o

    C).11,12

    Data mengenai capillary refill time tidak dapatkan (Tabel 2), karena tidak tercantum pada

    rekam medis anak. Pemeriksaan capillary refill time salah satu pemeriksaan yang sangat

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    11/13

    sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama, selain itu perlu dilaporkan dalam rekam

    medis pasien untuk mengetahui keadaan hipoksia berat.13

    Nafsu makan menurun terjadi pada sebagian besar pneumonia anak (Tabel 2). Hal ini

    disebabkan anak kesulitan menelan makanan atau menetek pada bayi karena adanya kesulitan

    bernapas akibat pneumonia. Gambaran klinis ini termasuk salah satu alasan untuk dilakukan

    perawatan di rumah sakit agar pasien tidak kekurangan asupan cairan dan nutrisi.1,9

    Ronkhi merupakan gambaran klinis pneumonia yang terjadi pada semua anak dalam

    penelitian ini (Tabel 2). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Amarudin14

    yang

    mendapatkan 100% anak penderita pneumonia memiliki temuan klinis berupa ronkhi.14

    Ronkhi

    merupakan temuan klinis yang sering ditemukan pada pemeriksaan auskultasi anak yang

    menderita pneumonia.1,9,11

    Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau retraksi, napas cuping hidung, sianosis

    dan penurunan kesadaran termasuk keadaan yang menunjukkan pneumonia berat. Pneumonia

    menyebabkan kerja pernapasan bertambah sehingga sebagai kompensasi akan terlihat napas

    cuping hidung maupun retraksi untuk mencukupi kebutuhan oksigen.10

    Sianosis dan penurunan kesadaran penting dideteksi karena merupakan keadaan yang

    menunjukkan terjadinya hipoksemia.15,16

    Gambaran klinis berupa retraksi, napas cuping hidung,

    sianosis dan penurunan kesadaran (Tabel 2) terjadi pada sebagian kecil sampel penelitian. Hal ini

    dapat disebabkan orang tua cepat membawa anak dengan pneumonia ke sarana kesehatan

    sebelum terjadi keadaan lebih berat dan faktor tenaga kesehatan yang cepat dan tepat dalam

    memberikan terapi pada awal gejala sehingga tidak menimbulkan gejala yang lebih berat.

    Tabel 2. Gambaran klinis pneumonia

    Variabel n (%)

    Kesulitan bernapas atau napas cepat 113 (99,1)

    Batuk 113 (99,1)

    Demam

    Tidak ada demam

    (< 38oC) 42 (36,8)

    Ada demam

    (38o

    - < 39o

    C)53 (46,5)

    Demam tinggi

    (> 39o

    C)19 (16,7)

    Capillary refill time memanjang Not available

  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    12/13

    Nafsu makan menurun 81 (71,1)

    Ronkhi 114 (100)

    Tarikan dinding dada bagian bawah

    ke dalam atau retraksi16 (14)

    Sianosis 3(2,6)

    Napas cuping hidung 8(7)

    Penurunan kesadaran 4(3,5)

    Simpulan

    Gambaran klinis pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal anak RSUD Raden Mattaher

    Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Kejadian pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal

    anak RSUD Raden Mattaher Jambi masih tinggi. Gambaran klinis yang banyak ditemukan yaitu

    kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o

    - < 39o, nafsu makan

    menurun dan ronkhi.

    Referensi

    17.IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). IDAI pada peringatan world pneumonia day 2010(online). 2010 (diakses 12 Mar 2012). Diunduh dari: URL:

    http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=20101115153918.Weber M, F Handy, M Said, CB Kartasasmita, Kusbiyantoro. Pneumonia balita. Dalam:

    Pangribowo S, A Tryadi, IS Indah, editor. Buletin jendela epidemiologi. Jakarta: Kementrian

    Kesehatan RI; 2010. 1-22.

    19.Setiawati L, MS Makmuri, AS Retno. Pneumonia (online). (diakses 20 Juni 2012). Diunduhdari: URL: http://www.pediatrik.com/isi03.php?page20.WHO (World Health Organization). Pneumonia (online). 2011 (diakses 12 Mar 2012).Diunduh dari: URL:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/

    21.Purniti PS, IB Subanada, IK Kari, BMP Arhana, IS Iswari, NMA Tarini. Surveilanpneumokokus dan dampak pneumonia pada anak balita. Sari Pediatri (serial online) Feb 5

    2011 (diakses 12 Mar 2012); 12(5):(6 layar).

    22.Opstapchuk M, DM Roberts, R Haddy. Community-acquired pneumonia in infants andchildren. Am Fam Physician (serial online) 2004 (diakses 1 Apr 2012); 70:(10 layar).

    23.Supriyatno B, BS Darmawan, K Yangtjik, CB Kartasasmita, D Wasatoro, R Naning et al.Pneumonia. Dalam: Poesponegoro HD, SR Hadinegoro, D Firmanda, B Tridjaja, AH

    Pudjiadi, MS Kosim et al., editor. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Edisi ke-1.Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2004. 352-4

    24.Neuman MI, MC Monuteaux, KJ Scully, RG Bachur. Prediction of pneumonia in a pediatricemergency departement. Pediatrics (serial online) Jul 11 2011 (diakses 12 Mar 2012);128(2):(10 layar).

    25.Setyanto DB, AU Suardi, L Setiawati, R Triasih, FF Yani. Pneumonia. Dalam: Pudjiadi AH,B Hegar, S Handryastuti, NS Idris, EP Gandaputra, ED Harmoniati, editor. Pedoman

    pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pengurus Pusat IkatanDokter Anak Indonesia; 2010. 250-55

    http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539
  • 7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak

    13/13

    26.Anggrek K, AL Runtunuwu, A Wahani, L Margaretha. Faktor risiko kejadian distresspernapasan pada anak dengan pneumonia. Sari Pediatri (serial online) Apr 6 2008 (diakses 12

    Mar 2012); 9(6):(7 layar).27.Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe NN, B Supriyatno, DB Setyanto, editor. Buku ajar

    respirologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. 350-60.

    28.Subanada IB, NPS Purniti. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia bakteri padaanak. Sari Pediatri (serial online) Okt 3 2010 (diakses 12 Mar 2012); 12(3):(6 layar).

    29.Way C, D Crawford, J Gray, K Bagstaff, F Smith. Standards for assessing, measuring andmonitoring vital signs in infants, children and young people. London: Royal College of

    Nursing; 2011. 5-8.30.Amarudin. Karakteristik klinis dan demografis pada penderita pneumonia di bagian anak

    RSUD Raden Mattaher Jambi periode November 2010 Januari 2011. Jambi: program

    sarjana kedokteran Universitas Jambi, 2011; 18-24.

    31.Supartha M, PS Purniti, R Naning, IB Subanada. Clinical predictors of hypoxemia in 1-5year old children with pneumonia. Paediatr Indones (serial online) Nov 2010 (diakses 12 Mar

    2012); 50(6):(6 layar).

    32.Gunawijaya E, IM Widia. Clinical predictors of hypoxemia in pneumonia. Paediatr Indones(serial online) Sep-Okt 2003 (diakses 7 Juni 2012); 43(9-10):(7 layar).