gambaran klinis pneumonia pada anak
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
1/13
GAMBARAN KLINIS PNEUMONIA PADA ANAK DI RSUD RADEN MATTAHER
JAMBI
Upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi gambaran klinis secara dini sebelum terjadi keadaan yang lebih berat dan
risiko tinggi kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran klinis
pneumonia yang banyak terjadi pada anak di RSUD Raden Mattaher. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan rancangan observasional. Sampel didapatkan dari rekam medis anak yang
telah didiagnosis pneumonia dan mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden
Mattaher periode Juli 2011 Juli 2012. Didapatkan 114 sampel dari 179 kasus pneumonia
yang ada pada periode waktu tersebut mengalami gambaran klinis berupa kesulitan bernapas
atau napas cepat (99,1%), batuk (99,1%), demam dengan suhu 38o - < 39o C (46,5%), nafsu
makan menurun (71,1%), ronkhi (100%), retraksi (14%), sianosis (2,6%), napas cuping
hidung (7%), penurunan kesadaran (3,5%). Pasien pneumonia anak banyak terjadi pada
kelompok usia 29 hari sampai < 1 tahun (53,5%) dan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah 1,28:1. Sebagian besar pasien pneumonia yang dirawat memiliki gambaran
klinis berupa kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o - < 39o,
nafsu makan menurun dan ronkhi.
Kata kunci : gambaran klinis; anak; pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian balita
di dunia dan berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di Indonesia tahun 2007,
pneumonia adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.1,2 Proses radang akut
pada jaringan paru akibat infeksi mikroorganisme yang terjadi pada pneumonia,
menyebabkan gangguan pernapasan.1-3 Umumnya, mikroorganisme mencapai paru melalui
inhalasi atau aspirasi.4,5,6 Penyebab paling sering yaitu Streptococcus pneumonia dan Hib
(Haemophilus influenzae type b).4
Anak yang menderita pneumonia, alveoli berisi pus dan cairan yang mengakibatkan
nyeri ketika benapas dan tubuh kekurangan oksigen.4 Pneumonia yang terjadi pada anak,
menunjukkan berbagai gejala seperti kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam,
dingin atau hipotermia, nafsu makan menurun, serta ronkhi. Ketika pneumonia akut terjadi,
anak akan mengalami tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, dimana dada akan
tertarik ke dalam atau retraksi selama menarik napas. Pada bayi dapat mengalami kesulitan
makan atau minum bahkan dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang.3,7 Salah satu
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
2/13
upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi temuan klinis ini sebagai dasar untuk memprediksi anak-anak yang
mengalami pneumonia dengan risiko tinggi kematian, Oleh karena itu, dipandang perlu
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran klinis pneumonia pada anak yang
terjadi di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012.
Metode
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan observasional. Analisis hasil penelitian
berupa penelitian deskriptif berdasarkan pengumpulan data yang diambil dari rekam medis
milik pasien pneumonia anak yang mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden
Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Data rekam medis selama periode
waktu tersebut terdapat 2475 anak yang menjalani rawat inap di bangsal anak RSUD Raden
Mattaher, 179 anak diantaranya menderita pneumonia, usia mulai dari 29 hari hingga < 14
tahun dan sebanyak 114 yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Sebanyak 34 di antaranya
dieksklusi dan tidak diambil datanya karena mengalami penyakit lain selain pneumonia serta
31 karena data tidak lengkap (Tabel 1).
Data yang dikumpulkan mengenai gejala klinis pneumonia adalah kesulitan bernapas
atau napas cepat, batuk, demam, capillary refill time memanjang, nafsu makan menurun,
ronkhi, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam / retraksi, sianosis, napas cuping hidung
dan penurunan kesadaran.
Gambar 1. Jumlah pasien penelitian
Tabel 1. Kriteria eksklusi
Pasien Rawat Inap
(n=2475)
Sampel Penelitian
(n=114)
Data Tidak Lengkap
(n=31)
Pasien Pneumonia
n=179
Pneumonia dengan
penyakit penyerta
(n=34)
Eksklusi
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
3/13
Kriteria Eksklusi n
Data tidak lengkap 31
Tuberkulosis 15
Penyakit Neurologi Akut 10
Penyakit Jantung 4Anemia 1
Down Syndrome 2
Immunocompromised 1
Penyakit keganasan 1
Data kemudian dimasukkan ke dalam program SPSS 11.5 dan dianalisis. Data dianalisis
menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan bentuk distribusi frekuensi besarnya
proporsi masing-masing variabel yang diteliti.
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
4/13
Hasil dan Pembahasan
Pengambilan subjek untuk kasus pneumonia selama periode waktu Juli 2011 Juli 2012
tertera pada Gambar 1.
Angka kejadian pneumonia di bangsal anak RSUD Raden Mattaher pada periode Juli
2011 Juli 2012 masih tergolong tinggi yaitu sebesar 7,23% (179 kasus) dari jumlah kasus
penyakit yang terjadi pada periode waktu tersebut(2.475 kasus penyakit). Temuan penulis
dari laporan setiap bulan di bangsal anak RSUD Raden Mattaher menunjukkan bahwa
pneumonia selalu masuk ke dalam 10 penyakit terbesar di bangsal anak dalam 3 tahun
terakhir.
Gambaran klinis kesulitan bernapas atau napas cepat terjadi pada hampir semua pasien
pneumonia pada anak (Tabel 2). Kesulitan bernapas atau napas cepat merupakan suatu gejala
utama dari gangguan sistem pernapasan. Penelitian yang dilakukan oleh Neuman 8 dkk.
menunjukkan hasil yang berbeda, pasien pneumonia pada anak yang mengalami kesulitan
bernapas yaitu sebesar 47%. Hal ini dapat disebabkan faktor orang tua yang cepat membawa
anak ke sarana kesehatan saat timbul gejala awal dan langsung terdiagnosa pneumonia
dengan pemeriksaan fisis serta pemeriksaan radiologi sebelum timbul gejala kesulitan
bernapas yang berat.8
Hampir semua pasien pneumonia pada anak juga mengalami batuk (Tabel 2). Hasil
penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Childrens Hospital Boston
oleh Neuman8 dkk. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa 91% anak yang menderita
pneumonia datang dengan keluhan batuk.8 Selain kesulitan bernapas, batuk juga merupakan
gejala utama pneumonia dan tanda distress pernapasan.1,4,6,9
Demam dengan suhu 38o - < 39 o C terjadi pada sebagian besar anak yang menderita
pneumonia (Tabel 2). Penelitian yang dilakukan oleh Anggrek10 dkk. terdapat 51% anak yang
menderita pneumonia memiliki suhu antara 38oC
39,4o C. Mikroorganisme penyebab
pneumonia pada anak dapat berbeda-beda. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
umumnya memberikan gambaran klinis berupa demam tinggi (> 39oC) sedangkan pneumonia
akibat virus sering menimbulkan demam ringan (< 39o C).11,12
Data mengenai capillary refill time tidak dapatkan (Tabel 2), karena tidak tercantum
pada rekam medis anak. Pemeriksaan capillary refill time salah satu pemeriksaan yang sangat
sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama, selain itu perlu dilaporkan dalam rekam
medis pasien untuk mengetahui keadaan hipoksia berat.13
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
5/13
Nafsu makan menurun terjadi pada sebagian besar pneumonia anak (Tabel 2). Hal ini
disebabkan anak kesulitan menelan makanan atau menetek pada bayi karena adanya kesulitan
bernapas akibat pneumonia. Gambaran klinis ini termasuk salah satu alasan untuk dilakukan
perawatan di rumah sakit agar pasien tidak kekurangan asupan cairan dan nutrisi.1,9
Ronkhi merupakan gambaran klinis pneumonia yang terjadi pada semua anak dalam
penelitian ini (Tabel 2). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Amarudin14 yang
mendapatkan 100% anak penderita pneumonia memiliki temuan klinis berupa ronkhi.14
Ronkhi merupakan temuan klinis yang sering ditemukan pada pemeriksaan auskultasi anak
yang menderita pneumonia.1,9,11
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau retraksi, napas cuping hidung,
sianosis dan penurunan kesadaran termasuk keadaan yang menunjukkan pneumonia berat.
Pneumonia menyebabkan kerja pernapasan bertambah sehingga sebagai kompensasi akan
terlihat napas cuping hidung maupun retraksi untuk mencukupi kebutuhan oksigen.10
Sianosis dan penurunan kesadaran penting dideteksi karena merupakan keadaan yang
menunjukkan terjadinya hipoksemia.15,16 Gambaran klinis berupa retraksi, napas cuping
hidung, sianosis dan penurunan kesadaran (Tabel 2) terjadi pada sebagian kecil sampel
penelitian. Hal ini dapat disebabkan orang tua cepat membawa anak dengan pneumonia ke
sarana kesehatan sebelum terjadi keadaan lebih berat dan faktor tenaga kesehatan yang cepat
dan tepat dalam memberikan terapi pada awal gejala sehingga tidak menimbulkan gejala
yang lebih berat.
Tabel 2. Gambaran klinis pneumonia
Variabel n (%)
Kesulitan bernapas atau napas cepat 113 (99,1)
Batuk 113 (99,1)
Demam
Tidak ada demam
(< 38 o C) 42 (36,8)
Ada demam
(38o - < 39o C)53 (46,5)
Demam tinggi
(> 39o C)19 (16,7)
Capillary refill time memanjang Not available
Nafsu makan menurun 81 (71,1)
Ronkhi 114 (100)
Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam atau retraksi
16 (14)
Sianosis 3(2,6)
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
6/13
Napas cuping hidung 8(7)
Penurunan kesadaran 4(3,5)
Simpulan
Gambaran klinis pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal anak RSUD Raden Mattaher
Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Kejadian pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal
anak RSUD Raden Mattaher Jambi masih tinggi. Gambaran klinis yang banyak ditemukan
yaitu kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o - < 39o, nafsu
makan menurun dan ronkhi.
Referensi
1. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). IDAI pada peringatan world pneumonia day 2010(online). 2010 (diakses 12 Mar 2012). Diunduh dari: URL:
http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539
2. Weber M, F Handy, M Said, CB Kartasasmita, Kusbiyantoro. Pneumonia balita. Dalam:Pangribowo S, A Tryadi, IS Indah, editor. Buletin jendela epidemiologi. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2010. 1-22.
3. Setiawati L, MS Makmuri, AS Retno. Pneumonia (online). (diakses 20 Juni 2012).Diunduh dari: URL: http://www.pediatrik.com/isi03.php?page
4. WHO (World Health Organization). Pneumonia (online). 2011 (diakses 12 Mar 2012).Diunduh dari: URL:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/
5. Purniti PS, IB Subanada, IK Kari, BMP Arhana, IS Iswari, NMA Tarini. Surveilanpneumokokus dan dampak pneumonia pada anak balita. Sari Pediatri (serial online) Feb 5
2011 (diakses 12 Mar 2012); 12(5):(6 layar).6. Opstapchuk M, DM Roberts, R Haddy. Community-acquired pneumonia in infants and
children. Am Fam Physician (serial online) 2004 (diakses 1 Apr 2012); 70:(10 layar).
7. Supriyatno B, BS Darmawan, K Yangtjik, CB Kartasasmita, D Wasatoro, R Naning et al.Pneumonia. Dalam: Poesponegoro HD, SR Hadinegoro, D Firmanda, B Tridjaja, AH
Pudjiadi, MS Kosim et al., editor. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Edisi ke-1.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2004. 352-4
8. Neuman MI, MC Monuteaux, KJ Scully, RG Bachur. Prediction of pneumonia in apediatric emergency departement. Pediatrics (serial online) Jul 11 2011 (diakses 12 Mar
2012); 128(2):(10 layar).
9. Setyanto DB, AU Suardi, L Setiawati, R Triasih, FF Yani. Pneumonia. Dalam: PudjiadiAH, B Hegar, S Handryastuti, NS Idris, EP Gandaputra, ED Harmoniati, editor. Pedoman
pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan
Dokter Anak Indonesia; 2010. 250-55
10.Anggrek K, AL Runtunuwu, A Wahani, L Margaretha. Faktor risiko kejadian distresspernapasan pada anak dengan pneumonia. Sari Pediatri (serial online) Apr 6 2008
(diakses 12 Mar 2012); 9(6):(7 layar).
11.Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe NN, B Supriyatno, DB Setyanto, editor. Buku ajarrespirologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. 350-60.
12.Subanada IB, NPS Purniti. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia bakteripada anak. Sari Pediatri (serial online) Okt 3 2010 (diakses 12 Mar 2012); 12(3):(6 layar).
13.Way C, D Crawford, J Gray, K Bagstaff, F Smith. Standards for assessing, measuring andmonitoring vital signs in infants, children and young people. London: Royal College of
Nursing; 2011. 5-8.
http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539 -
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
7/13
14.Amarudin. Karakteristik klinis dan demografis pada penderita pneumonia di bagian anakRSUD Raden Mattaher Jambi periode November 2010 Januari 2011. Jambi: program
sarjana kedokteran Universitas Jambi, 2011; 18-24.
15.Supartha M, PS Purniti, R Naning, IB Subanada. Clinical predictors of hypoxemia in 1-5year old children with pneumonia. Paediatr Indones (serial online) Nov 2010 (diakses 12
Mar 2012); 50(6):(6 layar).16.Gunawijaya E, IM Widia. Clinical predictors of hypoxemia in pneumonia. Paediatr
Indones (serial online) Sep-Okt 2003 (diakses 7 Juni 2012); 43(9-10):(7 layar).
GAMBARAN KLINIS PNEUMONIA PADA ANAK DI RSUD RADEN MATTAHER
JAMBI
Upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi gambaran klinis secara dini sebelum terjadi keadaan yang lebih berat dan
risiko tinggi kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran klinis
pneumonia yang banyak terjadi pada anak di RSUD Raden Mattaher. Penelitian ini bersifat
kuantitatif dengan rancangan observasional. Sampel didapatkan dari rekam medis anak yang
telah didiagnosis pneumonia dan mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden
Mattaher periode Juli 2011 Juli 2012. Didapatkan 114 sampel dari 179 kasus pneumonia
yang ada pada periode waktu tersebut mengalami gambaran klinis berupa kesulitan bernapas
atau napas cepat (99,1%), batuk (99,1%), demam dengan suhu 38o - < 39o C (46,5%), nafsu
makan menurun (71,1%), ronkhi (100%), retraksi (14%), sianosis (2,6%), napas cuping
hidung (7%), penurunan kesadaran (3,5%). Pasien pneumonia anak banyak terjadi pada
kelompok usia 29 hari sampai < 1 tahun (53,5%) dan perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah 1,28:1. Sebagian besar pasien pneumonia yang dirawat memiliki gambaran
klinis berupa kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o - < 39o,
nafsu makan menurun dan ronkhi.
Kata kunci : gambaran klinis; anak; pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi menular yang merupakan penyebab utama kematian balita
di dunia dan berdasarkan hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di Indonesia tahun 2007,
pneumonia adalah penyebab kematian kedua pada balita setelah diare.1,2 Proses radang akut
pada jaringan paru akibat infeksi mikroorganisme yang terjadi pada pneumonia,
menyebabkan gangguan pernapasan.1-3 Umumnya, mikroorganisme mencapai paru melalui
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
8/13
inhalasi atau aspirasi.4,5,6 Penyebab paling sering yaitu Streptococcus pneumonia dan Hib
(Haemophilus influenzae type b).4
Anak yang menderita pneumonia, alveoli berisi pus dan cairan yang mengakibatkan
nyeri ketika benapas dan tubuh kekurangan oksigen.4 Pneumonia yang terjadi pada anak,
menunjukkan berbagai gejala seperti kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam,
dingin atau hipotermia, nafsu makan menurun, serta ronkhi. Ketika pneumonia akut terjadi,
anak akan mengalami tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, dimana dada akan
tertarik ke dalam atau retraksi selama menarik napas. Pada bayi dapat mengalami kesulitan
makan atau minum bahkan dapat mengalami penurunan kesadaran dan kejang.3,7 Salah satu
upaya pengendalian angka kematian akibat pneumonia pada anak, dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi temuan klinis ini sebagai dasar untuk memprediksi anak-anak yang
mengalami pneumonia dengan risiko tinggi kematian, Oleh karena itu, dipandang perlu
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran klinis pneumonia pada anak yang
terjadi di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012.
Metode
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan rancangan observasional. Analisis hasil penelitian
berupa penelitian deskriptif berdasarkan pengumpulan data yang diambil dari rekam medis
milik pasien pneumonia anak yang mendapatkan perawatan di bangsal anak RSUD Raden
Mattaher Provinsi Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Data rekam medis selama periode
waktu tersebut terdapat 2475 anak yang menjalani rawat inap di bangsal anak RSUD Raden
Mattaher, 179 anak diantaranya menderita pneumonia, usia mulai dari 29 hari hingga < 14
tahun dan sebanyak 114 yang dijadikan sampel pada penelitian ini. Sebanyak 34 di antaranya
dieksklusi dan tidak diambil datanya karena mengalami penyakit lain selain pneumonia serta
31 karena data tidak lengkap (Tabel 1).
Data yang dikumpulkan mengenai gejala klinis pneumonia adalah kesulitan bernapas
atau napas cepat, batuk, demam, capillary refill time memanjang, nafsu makan menurun,
ronkhi, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam / retraksi, sianosis, napas cuping hidung
dan penurunan kesadaran.
Gambar 1. Jumlah pasien penelitian
Pasien Rawat Inap
(n=2475)
Pasien Pneumonia
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
9/13
Tabel 1. Kriteria eksklusi
Kriteria Eksklusi n
Data tidak lengkap 31
Tuberkulosis 15
Penyakit Neurologi Akut 10
Penyakit Jantung 4
Anemia 1
Down Syndrome 2
Immunocompromised 1
Penyakit keganasan 1
Data kemudian dimasukkan ke dalam program SPSS 11.5 dan dianalisis. Data dianalisis
menggunakan analisis univariat untuk mendapatkan bentuk distribusi frekuensi besarnya
proporsi masing-masing variabel yang diteliti.
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
10/13
Hasil dan Pembahasan
Pengambilan subjek untuk kasus pneumonia selama periode waktu Juli 2011 Juli 2012 tertera
pada Gambar 1.
Angka kejadian pneumonia di bangsal anak RSUD Raden Mattaher pada periode Juli 2011
Juli 2012 masih tergolong tinggi yaitu sebesar 7,23% (179 kasus) dari jumlah kasus penyakit
yang terjadi pada periode waktu tersebut(2.475 kasus penyakit). Temuan penulis dari laporan
setiap bulan di bangsal anak RSUD Raden Mattaher menunjukkan bahwa pneumonia selalu
masuk ke dalam 10 penyakit terbesar di bangsal anak dalam 3 tahun terakhir.
Gambaran klinis kesulitan bernapas atau napas cepat terjadi pada hampir semua pasien
pneumonia pada anak (Tabel 2). Kesulitan bernapas atau napas cepat merupakan suatu gejala
utama dari gangguan sistem pernapasan. Penelitian yang dilakukan oleh Neuman8 dkk.
menunjukkan hasil yang berbeda, pasien pneumonia pada anak yang mengalami kesulitan
bernapas yaitu sebesar 47%. Hal ini dapat disebabkan faktor orang tua yang cepat membawa
anak ke sarana kesehatan saat timbul gejala awal dan langsung terdiagnosa pneumonia dengan
pemeriksaan fisis serta pemeriksaan radiologi sebelum timbul gejala kesulitan bernapas yang
berat.8
Hampir semua pasien pneumonia pada anak juga mengalami batuk (Tabel 2). Hasil
penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Childrens Hospital Boston oleh
Neuman8
dkk. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa 91% anak yang menderita pneumonia
datang dengan keluhan batuk.8
Selain kesulitan bernapas, batuk juga merupakan gejala utama
pneumonia dan tanda distress pernapasan.1,4,6,9
Demam dengan suhu 38o
- < 39o
C terjadi pada sebagian besar anak yang menderita
pneumonia (Tabel 2). Penelitian yang dilakukan oleh Anggrek10
dkk. terdapat 51% anak yang
menderita pneumonia memiliki suhu antara 38oC 39,4
oC. Mikroorganisme penyebab
pneumonia pada anak dapat berbeda-beda. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri umumnya
memberikan gambaran klinis berupa demam tinggi (> 39oC) sedangkan pneumonia akibat virus
sering menimbulkan demam ringan (< 39o
C).11,12
Data mengenai capillary refill time tidak dapatkan (Tabel 2), karena tidak tercantum pada
rekam medis anak. Pemeriksaan capillary refill time salah satu pemeriksaan yang sangat
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
11/13
sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama, selain itu perlu dilaporkan dalam rekam
medis pasien untuk mengetahui keadaan hipoksia berat.13
Nafsu makan menurun terjadi pada sebagian besar pneumonia anak (Tabel 2). Hal ini
disebabkan anak kesulitan menelan makanan atau menetek pada bayi karena adanya kesulitan
bernapas akibat pneumonia. Gambaran klinis ini termasuk salah satu alasan untuk dilakukan
perawatan di rumah sakit agar pasien tidak kekurangan asupan cairan dan nutrisi.1,9
Ronkhi merupakan gambaran klinis pneumonia yang terjadi pada semua anak dalam
penelitian ini (Tabel 2). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Amarudin14
yang
mendapatkan 100% anak penderita pneumonia memiliki temuan klinis berupa ronkhi.14
Ronkhi
merupakan temuan klinis yang sering ditemukan pada pemeriksaan auskultasi anak yang
menderita pneumonia.1,9,11
Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau retraksi, napas cuping hidung, sianosis
dan penurunan kesadaran termasuk keadaan yang menunjukkan pneumonia berat. Pneumonia
menyebabkan kerja pernapasan bertambah sehingga sebagai kompensasi akan terlihat napas
cuping hidung maupun retraksi untuk mencukupi kebutuhan oksigen.10
Sianosis dan penurunan kesadaran penting dideteksi karena merupakan keadaan yang
menunjukkan terjadinya hipoksemia.15,16
Gambaran klinis berupa retraksi, napas cuping hidung,
sianosis dan penurunan kesadaran (Tabel 2) terjadi pada sebagian kecil sampel penelitian. Hal ini
dapat disebabkan orang tua cepat membawa anak dengan pneumonia ke sarana kesehatan
sebelum terjadi keadaan lebih berat dan faktor tenaga kesehatan yang cepat dan tepat dalam
memberikan terapi pada awal gejala sehingga tidak menimbulkan gejala yang lebih berat.
Tabel 2. Gambaran klinis pneumonia
Variabel n (%)
Kesulitan bernapas atau napas cepat 113 (99,1)
Batuk 113 (99,1)
Demam
Tidak ada demam
(< 38oC) 42 (36,8)
Ada demam
(38o
- < 39o
C)53 (46,5)
Demam tinggi
(> 39o
C)19 (16,7)
Capillary refill time memanjang Not available
-
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
12/13
Nafsu makan menurun 81 (71,1)
Ronkhi 114 (100)
Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam atau retraksi16 (14)
Sianosis 3(2,6)
Napas cuping hidung 8(7)
Penurunan kesadaran 4(3,5)
Simpulan
Gambaran klinis pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal anak RSUD Raden Mattaher
Jambi periode Juli 2011 Juli 2012. Kejadian pneumonia pada anak yang dirawat di bangsal
anak RSUD Raden Mattaher Jambi masih tinggi. Gambaran klinis yang banyak ditemukan yaitu
kesulitan bernapas atau napas cepat, batuk, demam dengan suhu 38o
- < 39o, nafsu makan
menurun dan ronkhi.
Referensi
17.IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). IDAI pada peringatan world pneumonia day 2010(online). 2010 (diakses 12 Mar 2012). Diunduh dari: URL:
http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=20101115153918.Weber M, F Handy, M Said, CB Kartasasmita, Kusbiyantoro. Pneumonia balita. Dalam:
Pangribowo S, A Tryadi, IS Indah, editor. Buletin jendela epidemiologi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI; 2010. 1-22.
19.Setiawati L, MS Makmuri, AS Retno. Pneumonia (online). (diakses 20 Juni 2012). Diunduhdari: URL: http://www.pediatrik.com/isi03.php?page20.WHO (World Health Organization). Pneumonia (online). 2011 (diakses 12 Mar 2012).Diunduh dari: URL:http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/
21.Purniti PS, IB Subanada, IK Kari, BMP Arhana, IS Iswari, NMA Tarini. Surveilanpneumokokus dan dampak pneumonia pada anak balita. Sari Pediatri (serial online) Feb 5
2011 (diakses 12 Mar 2012); 12(5):(6 layar).
22.Opstapchuk M, DM Roberts, R Haddy. Community-acquired pneumonia in infants andchildren. Am Fam Physician (serial online) 2004 (diakses 1 Apr 2012); 70:(10 layar).
23.Supriyatno B, BS Darmawan, K Yangtjik, CB Kartasasmita, D Wasatoro, R Naning et al.Pneumonia. Dalam: Poesponegoro HD, SR Hadinegoro, D Firmanda, B Tridjaja, AH
Pudjiadi, MS Kosim et al., editor. Standar pelayanan medis kesehatan anak. Edisi ke-1.Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2004. 352-4
24.Neuman MI, MC Monuteaux, KJ Scully, RG Bachur. Prediction of pneumonia in a pediatricemergency departement. Pediatrics (serial online) Jul 11 2011 (diakses 12 Mar 2012);128(2):(10 layar).
25.Setyanto DB, AU Suardi, L Setiawati, R Triasih, FF Yani. Pneumonia. Dalam: Pudjiadi AH,B Hegar, S Handryastuti, NS Idris, EP Gandaputra, ED Harmoniati, editor. Pedoman
pelayanan medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Jakarta: Pengurus Pusat IkatanDokter Anak Indonesia; 2010. 250-55
http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.idai.or.id/kegiatanidai/artikel.asp?q=201011151539 -
7/28/2019 Gambaran Klinis Pneumonia Pada Anak
13/13
26.Anggrek K, AL Runtunuwu, A Wahani, L Margaretha. Faktor risiko kejadian distresspernapasan pada anak dengan pneumonia. Sari Pediatri (serial online) Apr 6 2008 (diakses 12
Mar 2012); 9(6):(7 layar).27.Said M. Pneumonia. Dalam: Rahajoe NN, B Supriyatno, DB Setyanto, editor. Buku ajar
respirologi anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. 350-60.
28.Subanada IB, NPS Purniti. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia bakteri padaanak. Sari Pediatri (serial online) Okt 3 2010 (diakses 12 Mar 2012); 12(3):(6 layar).
29.Way C, D Crawford, J Gray, K Bagstaff, F Smith. Standards for assessing, measuring andmonitoring vital signs in infants, children and young people. London: Royal College of
Nursing; 2011. 5-8.30.Amarudin. Karakteristik klinis dan demografis pada penderita pneumonia di bagian anak
RSUD Raden Mattaher Jambi periode November 2010 Januari 2011. Jambi: program
sarjana kedokteran Universitas Jambi, 2011; 18-24.
31.Supartha M, PS Purniti, R Naning, IB Subanada. Clinical predictors of hypoxemia in 1-5year old children with pneumonia. Paediatr Indones (serial online) Nov 2010 (diakses 12 Mar
2012); 50(6):(6 layar).
32.Gunawijaya E, IM Widia. Clinical predictors of hypoxemia in pneumonia. Paediatr Indones(serial online) Sep-Okt 2003 (diakses 7 Juni 2012); 43(9-10):(7 layar).