hubungan gambaran klinis, elektroensefalogram dan …
TRANSCRIPT
LAPORAN
PENELITIAN TERAPAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
HUBUNGAN GAMBARAN KLINIS, ELEKTROENSEFALOGRAM DAN
TERAPI AWAL DENGAN LUARAN PENDERITA EPILEPSI PADA ANAK
DI RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A, M.Kes.
(Ketua/NIDN 0005058102/SINTA ID 6162374)
Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, M.Kes., AIFO
(Anggota/NIDN 0021027105/SINTA ID 6124856)
dr. Dewi Nur Fiana, Sp.KFR
(Anggota/NIDN 0021028301/SINTA ID 6676904)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
Scanned by TapScanner
1. Judul Penelitian : Hubungan Gambaran Klinis, Elektroensefalogram dan Terapi Awal
Dengan Luaran Penderita Epilepsi Pada Anak Di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung
2. Tim Penelitian
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi
Asal
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
1 dr. Roro Rukmi WP , M.Kes., Sp.A Ketua Kesehatan Anak FK Unila 2
2
3
Dr. dr. Khairun Nisa B, M.Kes.,
AIFO
dr. Dewi Nur Fiana, Sp.KFR
Anggota 1
Anggota 2
Fisiologi
Kedokteran
Rehabilitasi
Medik
FK Unila
FK Unila
2
2
3. Objek Penelitian : Gambaran Klinis, Elektroensefalogram dan Terapi
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : April 2021
Berakhir : Oktober 2021
5. Usulan Biaya : Rp. 25.000.000
6. Lokasi Penelitian : RSUD Abdul Moeloek
7. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu terhadap masyarakat
Penelitian ini merupakan penerapan bidang Ilmu Kesehatan Anak. Penelitian ini
merupakan penelitian yang sangat mendasar mengenai karakteristik suatu penyakit tidak
menular yaitu epilepsi pada usia anak.
8. Jurnal ilmiah penelitian yang menjadi sasaran untuk penerima hibah : Jurnal Pediatrica
Indonesiana tahun 2022.
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………………………………
Halaman Pengesahan………………………………………………………………………….
Identitas dan Uraian Umum …………………………………………………………………..
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………...
Daftar Tabel …………………………………………………………………………………..
Daftar Gambar…………………………………………………………………………………
Ringkasan……………………………………………………………………………………...
Bab 1. Pendahuluan……………………………………………………………………………
Bab 2. Tinjauan Pustaka……………………………………………………………………….
Bab 3. Metode…………………………………………………………………………………
Bab 4. Luaran dan Target Capaian…………………………………………………………….
Bab 5. Rencana Anggaran Biaya………………………………………………………………
Bab 6. Jadwal…………………………………………………………………………………..
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….
Lampiran……………………………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi Tipe Kejang Epilepsi……………………………………….
Tabel 2. Definisi Operasional……………………………………………………
Tabel 3. Luaran dan Target Capaian …………………………………...............
Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya …………………………………...................
Tabel 5. Rencana Jadwal Kegiatan …………………………………..................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Road Map Penelitian……………………………………………………….
Gambar 2. Alur Penelitian ……………………………………………………………..
RINGKASAN
Latar Belakang : Epilepsi merupakan salah satu penyakit tidak menular masih sering terjadi
di usia anak. Penyakit ini memiliki rentang klinis yang luas sehingga memerlukan tatalaksana
yang tepat sehingga meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Karakteristik klinis serta hasil
elektroensefalogram menentukan tatalksana anak dengan epilepsi
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran klinis, elektroensefalogram
dan terapi serta hubungannya dengan luaran pasien.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan case control
pada anak yang didiagnosis epilepsi yang berobat di RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung
periode Januari 2019 – Februari 2021 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
ditetapkan dengan metode adalah total sampling. Data terdiri dari data primer dan sekunder.
Data primer diambil dengan instrument kuesioner yang telah divalidasi, dengan cara diisi
melalui wawancara melalui telepon dipandu dengan kuesioner yang sudah dibagikan dengan
format google form. Data sekunder berasal dari rekam medik. Analisis data terdiri dari analasis
univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square atau krusskal-wallis dengan sistem
komputerisasi.
Luaran : Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan luaran berupa publikasi di jurnal
terindeks scopus, menjadi invited speaker dalam seminar ilmiah nasional yang diselenggarakan
oleh kolegium Ilmu Kesehatan Anak di Indonesia, menghasilkan Hak Kekayaan Intelektual
serta disusunnya sebuah draft chapter book.
Kata kunci : anak, epilepsi, karakteristik, elektroensefalogram
BAB I
LATAR BELAKANG
Epilepsi adalah sebuah penyakit kronis tidak menular yang terjadi pada otak yang
diderita hampir 50 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini memiliki karakteristik yaitu
kejang berulang, yang akan mengarah pada pergerakan yang tidak disadari yang
melibatkan beberapa bagian dari tubuh atau seluruh tubuh yang terkadang diikuti dengan
kehilangan kesadaran dan kontrol terhadap fungsi pencernaan dan kandung kemih.1
Epilepsi merupakan salah satu penyebab terbanyak morbiditas di bidang saraf
anak, yang menimbulkan berbagai permasalahan antara lain kesulitan belajar, gangguan
tumbuh-kembang, dan menentukan kualitas hidup anak. Insidens epilepsi pada anak
dilaporkan dari berbagai negara dengan variasi yang luas, sekitar 4-6 per 1000 anak,
tergantung pada desain penelitian dan kelompok umur populasi. Kasus epilepsi di
Indonesia terdapat paling sedikit 700.000-1.400.000 dengan pertambahan sebesar 70.000
kasus baru setiap tahun dan diperkirakan 40%-50% terjadi pada anak-anak. Sebagian besar
epilepsi bersifat idiopatik, tetapi sering juga disertai gangguan neurologi seperti retardasi
mental, palsi serebral, dan sebagainya yang disebabkan kelainan pada susunan saraf pusat.2
Elektroensefalografi banyak dipakai dalam menegakkan diagnosis epilepsi karena
tidak memerlukan pembedahan pada otak dan dapat memberikan informasi lokasi atau
fokus kejang khususnya pada kasus-kasus kejang fokal.3 Sebagai penunjang diagnosis,
Elektroensefalografi (EEG) berguna dalam mendiagnosis kejang dan berbagai sindrom
epilepsi anak yang memiliki implikasi terapi yang signifikan. EEG berperan dalam
penghentian terapi dan monitoring obat. Akan tetapi, EEG juga memiliki keterbatasan
tersendiri yaitu dapat memberikan gambaran normal pada anak epilepsi dan gambaran
abnormal pada yang normal.4
Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung merupakan rumah sakit rujukan
di Provinsi Lampung. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, terdapat 75 anak
dengan epilepsi sejak tahun 2019 – 2020. Pasien tersebut dilakukan pemeriksaan EEG saat
awal diagnosis dan sebelum terapi dihentikan. Penelitian mengenai gambaran klinis,
gambaran EEG dan terapi terhadap luaran penderita epilepsi pada anak dilakukan di rumah
sakit tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai gambaran klinia,
gambaran EEG dan terapi terhadap luaran penderita pada anak dengan epilepsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Epilepsi adalah sebuah penyakit kronis tidak menular yang terjadi pada otak
yang diderita hampir 50 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini memiliki karakteristik
yaitu kejang berulang, yang akan mengarah pada pergerakan yang tidak disadari yang
melibatkan beberapa bagian dari tubuh atau seluruh tubuh yang terkadang diikuti dengan
kehilangan kesadaran dan kontrol terhadap fungsi pencernaan dan kandung kemih.1
Kejadian kejang pada epilepsi terjadi karena adanya pelepasan muatan listrik
yang berlebihan pada sel otak. Bagian lain pada otak juga bisa menjadi tempat untuk
terjadinya pelepasan tersebut. Kejang dapat bervariasi dari penyimpangan singkat atau
sentakan otot hingga kejang yang parah dan berkepanjangan. Kejang juga dapat bervariasi
dalam frekuensinya yaitu kurang dari 1 kali per tahun sampai beberapa kali dalam sehari.1
Klasifikasi epilepsi menurut International League Against Epilepsi (ILAE)
2017, sebagai berikut5:
Sumber: (ILAE, 2017)
Tabel 1. Klasifikasi Tipe Kejang Epilepsi
No Klasifikasi Tipe Kejang Epilepsi
1. Kejang Fokal • Kesadaran baik
• Kesadaran terganggu
• Fokal ke bilateral tonik klonik
• Motorik
Otomatisasi
Atonik
Klonik
Spasme epileptik
Hiperkinetik
Myoklonik
Tonik
• Non motorik
Otonomik
Perubahan perilaku
Kognitif
Emosional
Sensorik
2. Kejang Umum • Motorik
Tonik Klonik
Klonik
Tonik
Myoklonik
Myoklonik-tonik-
klonik
Myoklonik-atonik
Atonik
Spasme epileptik
• Non motorik
Tipikal
Atipikal
Myoklonik
Myoklonia kelopak
mata
3. Kejang tidak
diketahui
Tidak terklasifikasi • Motorik
Tonik klonik
Spasme epileptik
• Non motorik
Perubahan perilaku
Diagnosis epilepsi dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan neurologis, serta pemeriksaan penunjang dengan menggunakan EEG.
Pemeriksaan EEG dapat dijadikan pemeriksaan yang untuk menegakkan diagnosis
epilepsi, tetapi tidak sepenuhnya mendukung ataupun menyingkirkan diagnosis epilepsi,
kurang lebih 5% pasien tanpa epilepsi mempunyai kelainan EEG berupa aktivitas
epilepsi pada rekaman EEG, dan hanya 50% pasien dengan epilepsi memiliki aktivitas
epileptiform pada rekaman EEG pertamanya dan memberikan informasi berkaitan
dengan sindrom epilepsi, serta digunakan untuk menentukan lokasi atau fokus kejang
khususnya pada kasus-kasus kejang fokal. Prosedur standar yang digunakan pada
pemeriksaan EEG adalah rekaman EEG sleep deprivation, pada kondisi hiperventilasi
dan stimulasi fotik, dimana ketiga prosedur tersebut dapat mendeteksi aktivitas
epileptiform. Selain ketiga prosedur standar diatas dikenal pula rekaman Video-EEG dan
ambulatory EEG, yang dapat memperlihatkan aktivitas elektrik pada otak selama kejang
berlangsung.3
Setiap elektroda Elektroensefalografi (EEG) merefleksikan perbedaan potensial
listrik antara dua titik di otak. Bentuk gelombang yang tergambar pada EEG merefleksikan
potensial pasca sinaps yang sinkron dari sejumlah neuron sejauh beberapa sentimeter
persegi dari permukaan korteks dibawah elektroda berada.6 Sistem elektroda 10-20
mungkin adekuat untuk sebagian besar pasien, bahkan, untuk rawat jalan atau video EEG
pemantauan jangka panjang. Sistem standar penempatan elektroda 10-20 diterima secara
international dan memberikan cakupan permukaan kulit kepala yang memadai untuk
mayoritas kasus.7 Hasil rekaman EEG dikatakan abnormal apabila terdapat asimetri irama
dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua hemisfer otak atau salah satu di
bagian hemisfer otak, irama gelombang yang tidak teratur, irama gelombang yang lebih
lambat dibanding seharusnya misalnya gelombang delta, dan adanya gelombang
epileptiform misalnya gelombang tajam, gelombang paku, paku ombak, paku majemuk
dan gelombang lambat yang timbul paroksismal.8 Sekitar 30% dari Elektroensefalografi
(EEG) diperoleh untuk dievaluasi kejang awal abnormal. Selanjutnya, sebuah EEG yang
abnormal dan etiologi yang teridentifikasi berhubungan dengan peningkatan risiko
kekambuhan kejang. Lebih khusus lagi, temuan abnormal dari pelepasan epileptiform
umum atau fokal berhubungan dengan risiko kekambuhan kejang sekitar dua kali lebih
besar.9
Hasil EEG dapat membantu menentukan tipe dan jenis epilepsi sehingga
penentuan jenis anti epilepsi lebih tepat dan menentukan prognosis.10 Temuan pada EEG
berkontribusi pada diagnosis multiaksial pada epilepsi yaitu fokal atau umum, simtomatik
atau idiopatik, atau bagian dari sindrom tertentu.11 Rekaman EEG dikatakan abnormal
apabila terdapat asimetri irama dan gelombang pada daerah yang sama di kedua hemisfer
otak, irama gelombang yang tidak teratur, atau irama gelombang yang lebih lambat dari
seharusnya.8,12
Pasien anak dengan epilepsi
Science Research
- Prevalensi penderita
epilepsi pada anak
- Karakteristik penderita
epilepsi pada anak
- Faktor risiko epilepsi pada
anak
- Faktor prognostik epilepsi
pada anak
- Faktor yang
mempengaruhi epilepsi
pada anak
- Tatalaksana epilepsi pada
anak
- Luaran epilepsi pada anak
- Komorbid pada epilepsi
pada anak
- Pemeriksaan penunjang
epilepsi pada anak
2021 - 2023 2023 - 2025
Teknologi Produk
- Teknik pemeriksaan
EEG yang ideal
sebagai salah satu
pemeriksaan
penunjang untuk
diagnosis dan
monitoring terapi
- Monitor dan evaluasi
terapi dengan
pemeriksaan
laboratorium tertentu
yang spesifik pada
anal dengan epilepsi
- Tatalaksana
medikamentosa yang
sesuai dengan fenotip
dan genotip penderita
yang bersifat
individual
- Tatalaksana diet
ketogenik pada anak
dengan epilepsi
- Obat antiepilepsi yang
bersifat individual
sesuai fenotip dan
genotip
- Formula diet
ketogenik
- Kuesioner baku untuk
memprediksi
prognosis enak
dengan epilepsi
- Alat diagnostik baru
2025-2045
Gambar 1 . Road Map Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan desain case control untuk menganalisis hubungan gambaran klinis,
gambaran eeg dan terapi awal terhadap luaran penderita (epilepsi terkontrol dan tidak
terkontrol).
Penelitian ini akan dilakukan pada pasien anak yang didiagnosis epilepsi yang
berobat rutin di RSUD Abdoel Moeloek periode Januari 2019 – Februari 2021 dengan data
primer dari kuesioner dan data sekunder dari rekam medis dan hasil EEG. Kriteria inklusi
responden dalam penelitian ini adalah 1) usia responden 0 bulan – 17 tahun 11 bulan, 2)
diagnosis epilepsi ditegakkan oleh seorang dokter spesialis anak di RSUD Abdul Moeloek
Provinsi Lampung, 3) berobat rutin di poli rawat jalan bagian anak RSUD Abdul Moleoek
Provinsi Lampung, 4) bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan.
Pasien yang drop out atau meninggal saat penelitian dilakukan, data rekam medis tidak
lengkap, akan dieksklusikan dalam penelitian ini
Kuesioner yang diberikan untuk mendapatkan data akan divalidasi terlebih
dahulu. Kuesioner akan diberikan melalui google form kepada responden setelah
responden memberikan informed consent. Pengisian kuesioner dengan wawancara melalui
telepon. Data sekunder dari rekam medis (berupa diagnosis dan tatalaksana epilepsi), serta
hasil EEG.
Setelah didapatkan data, maka akan dilakukan pengolahan baik analisis
univariat maupun bivariat. Univariat berupa distribusi frekuensi dan bivariat untuk
menganalisis hubungan gambaran klinis, gambaran EEG dan terapi awal dengan luaran
penderita dengan uji chi-square atau krusskall wallis.
Tabel 2. Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Cara
Ukur
Alat
Ukur
Hasil Skala
Variabel
Terikat
1. Luaran Epilepsi Epilepsi terkontrol adalah
epilepsi yang telah bebas
kejang minimal selama 6
bulan (Mangunatmadja et
al., 2019).
Epilepsi tidak terkontrol
adalah epilepsi yang masih
terjadi setelah 6 bulan
terapi (Istiana, Sucipto, &
Mangunatmadja. 2012).
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = Epilepsi
tidak
terkontrol
1 = Epilepsi
terkontrol
Kategorik
(Ordinal)
Variabel
Bebas
1 Gambaran Awal
EEG
Elektroensefalografi (EEG)
merupakan suatu tes yang
dilakukan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dari
otak untuk mendeteksi
adanya kelainan dari otak.
Hasil rekaman EEG
dikatakan tidak normal
apabila terdapat gelombang
epileptiform misalnya
gelombang tajam,
gelombang paku, paku
ombak, paku majemuk dan
gelombang lambat yang
timbul paroksimal (Hahn,
2012).
Hasil
EEG
Rekam
medis
0 = Tidak ada
gelombang
epileptiform
1 = ada
gelombang
epileptiform
Kategorik
(nominal)
Variabel Bebas
2. Gambaran Awal
EEG
Elektroensefalografi (EEG)
merupakan suatu tes yang
dilakukan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dari
otak untuk mendeteksi
adanya kelainan dari otak.
Hasil rekaman EEG
dikatakan tidak normal
apabila terdapat gelombang
epileptiform misalnya
gelombang tajam,
gelombang paku, paku
ombak, paku majemuk dan
gelombang lambat yang
timbul paroksimal (Hahn,
2012).
Hasil
EEG
Rekam
medis
0 = Tidak ada
gelombang
epileptiform
1 = ada
gelombang
epileptiform
Kategorik
(nominal)
3. Onset kejang Usia saat pasien pertama
kali mengalami kejang
(Istiana, Sucipto, &
Mangunatmadja. 2012;
Mangunatmadja et al.,
2019).
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = < 1 tahun
1 = > 1 tahun
Kategorik
(nominal
4. Jenis Kelamin Jenis kelamin penderita Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = laki-laki
1 = perempuan
Kategorik
(nominal
5. Riwayat
epilepsi
keluarga
Ada/tidaknya riwayat
epilepsi pada orang tua dan
atau saudara kandung
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = tidak ada
1 = ada
Kategorik
(nominal
6. Frekuensi
Kejang Awal
Frekuensi kejang merpakan
kejang adalah kejang yang
terjadi sebelum terapi dan
dihitung dalam banyaknya
kejang per hari
Mangunatmadja et al.,
2019).
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
1 = <5 kali/hari
1 = >5 kali/hari
Kategorik
(Ordinal)
7. Jenis kejang Tipe kejang merupakan
bentuk kejang secara klinis.
Kejang umum adalah kejang
terjadi pada seluruh bagian
tubuh dan kesadaran
penderita umumnya
menurun. Kejang fokal
adalah kejang terjadi pada
satu sisi atau satu bagian
tubuh dan kesadaran
penderita umumnya masih
baik. (Rudolph, Hoffman, &
Rudolph, 2007; Istiana,
Sucipto, & Mangunatmadja.
2012). Selain itu juga jenis
kejang dibedakan
berdasarkan gerakan saat
terjadi kejang.
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = Umum
1 = Fokal
0 = tonik
1 = klonik
3 = tonikklonik
4 = absan
Kategorik
(Ordinal)
8. Jenis epilepsi 0 = bukan sindrom
1 = sindrom
Kategorik
(nominal
9. Keterlambatan
Perkembangan
Keterlambatan
perkembangan terjadi bila
seorang anak tidak
mencapai perkembangan
milestone dibandingkan
dengan anak yang sama
rentang usianya,
diperhatikan dari motorik
(Choo et al., 2019).
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = Ada
1 = Tidak Ada
Kategorik
(nominal
10. Terapi Obat
Antiepilepsi
sebelumnya
Terapi obat antiepilepsi
adalah pengobatan utama
dan menekan kejang tanpa
memperbaiki proses
neuropatologis yang
mendasarinya (Chen et al.,
2018).
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = tidak ada
1 = ada
Kategorik
(Ordinal)
11. Defisit
Neurologis
Defisit neuorologis meliputi
kelainan fungsi neurologis,
mikrosefal, makrosefal,
gambaran dismorfik, dan
kelainan refleks neurologis
& gangguan perkembangan,
serebral palsi, retardasi
mental, gangguan
pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas dan gangguan
belajar (Triono & Herini,
2016).
Telaah
rekam
medis
Rekam
medis
0 = Ada
1 = Tidak
Kategorik
(Ordinall)
Perencanaan
Studi pendahuluan --> indikator luaran : data awal
Penyusunan proposal--> indikator luaran : proposal
Penanggung jawab :Ketua dan anggota Peneliti
Persiapan
Ethical clearance --> indikator luaran : diterbitkan ethical cleraamce
Izin penelitian --> indikator luaran : diterbitkan izin penelitian
Penanggung jawab : Anggota Peneliti
Pelaksanaan dan Pelaporan
• Pengambilan data, analisis data
• Penyusunan laporan dan presentasi hasil penelitian
• Penanggung jawab : ketua dan anggota peneliti
Gambar 2. Alur Penelitian
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Pada penelitian ini diharapkan dapat mencapai luaran dan target capaian sebagaimana
tertera pada tabel berikut:
Tabel 3. Luaran dan Target Capaian
No Jenis luaran Indikator capaian
TS1 TS+1 TS+2
Luaran wajib
1 Publikasi ilmiah di
jurnal/proseding nasional
terakreditasi
Submitted
(Jurnal
terindex
scopus :
Pediatrica
Indonesiana)
2 Publikasi pada media
massa
3 Invited speaker dalam
temu ilmiah
Seminar
ilmiah Ikatan
Dokter Anak
Indonesia
Luaran Tambahan
1 Visiting lecturer Tidak ada
2 Publikasi di jurnal
internasional
Tidak ada
3 Jasa, rekayasa sosial,
metode atau system,
produk/barang
4 Inovasi baru TTG
5 Hak kekayaan intelektual Submitted Accepted
6 Buku ber ISBN
Draft
BAB V
HASIL PENELITIAN
Tabel 4. Karakteristik Responden Penelitian
Variabel F % Mean ± SD Median
(min – max)
Usia (bulan) 66,14 ± 46,39 65 (0 – 171)
Jenis kelamin
Laki-laki 17 58,6
Perempuan 12 41,4
Riwayat epilepsi
Ayah 0 0
Ibu 0 0
Kakak 0 0
Adik 0 0
Saudara 0 0
Tidak ada 29 100
Riwayat kejang
Ayah 3 10,3
Ibu 1 3,4
Kakak 1 3,4
Adik 0 0
Saudara 1 3,4
Tidak ada 24 82,8
ANC
Tidak 2 6,9
Ya 27 93,1
Frek. ANC 8,07 ± 2,75 9 (0 – 12)
Tempat ANC
Bidan 8 27,6
Dokter spesialis 15 51,7
Bidan & spesialis 6 20,7
Riw. Penyakit kehamilan
Tidak 26 89,7
Ya 3 10,3
Penyakit yang diderita
Hipertensi 1 3,4
Asma dan hemorrhoid 1 3,4
Ab iminens 1 3,4
Tidak ada 26 89,7
Pengobatan
Antihipertensi 1 3,4
Antibiotik dan penguat 1 3,4
Tidak ada 27 93,1
Tempat persalinan
Rumah 2 6,9
Puskesmas 2 6,9
Variabel F % Mean ± SD Median
(min – max)
Rumah sakit 12 41,4
Rumah bersalin 13 44,8
Penolong persalinan
Bidan 17 58,6
Dokter spesialis 11 37,9
Dukun bersalin 1 3,4
Asfiksia
Tidak 24 82,8
Ya 5 17,2
Derajat keparahan
Ringan 1 20,0
Sedang 1 20,0
Berat 2 40,0
Tidak tahu 1 20,0
Diagnosis penyakit
HE 1 20,0
Asfiksia 1 20,0
Aspirasi mekonium 1 20,0
Prematur, microchepaly 1 20,0
Tidak tahu 1 20,0
Dirujuk 3 60,0
RSIA Belleza 1 33,3
RSAM 2 66,7
Alat bantu napas
CPAP 2 40,0
Ventilator 1 20,0
Tidak tahu 2 40,0
Ggn. Pernapasan anak
Tidak 25 86,2
Ya 4 13,8
Derajat keparahan
Ringan 1 25,0
Sedang 1 25,0
Berat 2 50,0
Diagnosis
HIE 1 25,0
Asfiksia 1 25,0
Aspirasi mekonium 1 25,0
Tidak tahu 1 25,0
Dirujuk 5 17,2
RSIA Belleza 1 25,0
RSAM 2 50,0
RS Urip 1 25,0
Alat bantu napas
CPAP 2 40,0
Ventilator 1 20,0
Tidak tahu 2 40,0
Riw. penyakit kuning
Variabel F % Mean ± SD Median
(min – max)
Tidak 22 75,9
Ya 7 24,1
Derajat keparahan
Ringan 2 28,6
Sedang 3 42,9
Berat 1 14,3
Tidak tahu 1 14,3
Diagnosis penyakit
Anemia 1 14,3
Hiperbilirubinemia 2 28,6
Tidak tahu 4 57,1
Dirujuk 2 28,6
RSAM 2 100
Riw. penyakit lain 5 17,2
Jenis penyakit
Thypus 1 20,0
Microsefali 1 20,0
TB 1 20,0
Bronkitis 1 20,0
Kombinasi 1 20,0
Usia saat kejang
≤ 1 tahun 15 51,7
> 1 tahun 14 48,3
Sebelum pengobatan
Frekuensi kejang
≤ 5x 18 62,1
> 5x 11 37,9
Kejang
Seluruh tubuh 16 55,2
Fokal 12 41,4
Kaku 18 62,1
Kelojotan 9 31,0
Mata berkedip 11 37,9
Bengong 10 34,5
Durasi
≤ 5 mnt 22 75,9
> 5 mnt 7 24,1
Pemicu kejang
Demam 8 27,6
Dehidrasi 1 3,4
Kelelahan 2 6,9
Tidak makan 1 3,4
Tidak ada 17 58,6
Setelah pengobatan
Frekuensi kejang
Tidak pernah 9 31,0
≤ 5 mnt 11 37,9
> 5 mnt 9 31,0
Variabel F % Mean ± SD Median
(min – max)
Kejang
Seluruh tubuh 9 31,0
Fokal 11 37,9
Kaku 9 31,0
Kelojotan 3 10,3
Mata berkedip 5 17,2
Bengong 7 24,1
Durasi kejang
Tidak pernah 7 24,1
≤ 5 mnt 18 62,1
> 5 mnt 4 13,8
Pemicu kejang
Demam 5 17,2
Kelelahan 3 10,3
Suara 2 6,9
Tidak ada 19 65,5
EEG 1
Tidak epilepsi 4 13,8
Epilepsi 13 44,8
Tidak tahu 12 41,4
EEG 2
Tidak epilepsi 3 30,0
Epilepsi 4 40,0
Gelombang lainnya 3 30,0
EEG 3
Tidak epilepsi 1 25,0
Epilepsi 1 25,0
Gelombang lainnya 2 50,0
Usia saat epilepsi
≤ 1 tahun 10 34,5
> 1 tahun 19 65,5
Usia saat pengobatan
≤ 1 tahun 9 31,0
> 1 tahun 20 69,0
Obat epilepsi
Asam valproat 23 79,3
Fenobarbital 1 3,4
Fenitoin 1 3,4
Kombinasi 4 13,8
Perubahan epilepsi
Tidak ada 15 51,7
Naik dosis 14 48,3
CT Scan 9 31,0
Normal 1 11,1
HIE 1 11,1
Atrofi cerebri 1 11,1
Hidrosefalus 1 11,1
Kombinasi 1 11,1
Variabel F % Mean ± SD Median
(min – max)
Tidak tahu 4 44,4
MRI 6 20,7
Normal 2 33,3
Suspect HIE 1 16,7
Contusio 1 16,7
Tidak tahu 2 33,3
Diagnosis penyakit lain 4 13,8
Microsefali 1 25,0
HIV 1 25,0
CP 1 25,0
Kombinasi 1 25,0
Tabel 5. Faktor yang berhubungan dengan luaran penderita epilepsi
Variabel
Luaran Epilepsi
p Tidak
terkontrol
(n = 15)
Terkontrol
(n = 14)
Jenis kelamin
Laki-laki 10 (66,7) 7 (50) 0,362
Perempuan 5 (33,3) 7 (50)
Riwayat epilepsi
Ayah 0 (0) 0 (0) –
Ibu 0 (0) 0 (0) –
Kakak 0 (0) 0 (0) –
Adik 0 (0) 0 (0) –
Tidak ada 15 (100) 14 (100) –
Riwayat kejang
Ayah 3 (20) 0 (0) 0,125
Ibu 0 (0) 1 (7,1) 0,483
Kakak 0 (0) 1 (7,1) 0,483
Adik 0 (0) 0 (0) –
Tidak ada 12 (80) 12 (85,7) 0,535
Penyakit selama kehamilan
Tidak 14 (93,3) 12 (85,7) 0,473
Ya 1 (6,7) 2 (14,3)
Asfiksia
Tidak 12 (80) 12 (85,7) 0,535
Ya 3 (20) 2 (14,3)
Ggn. pernapasan anak
Tidak 13 (86,7) 12 (85,7) 0,674
Ya 2 (13,3) 2 (14,3)
Riw. penyakit kuning
Tidak 11 (73,3) 11 (78,6) 0,542
Ya 4 (26,7) 3 (21,4)
Riw. penyakit lain
Tidak 13 (86,7) 11 (78,6) 0,465
Ya 2 (13,3) 3 (21,4)
EEG 1
Tidak ada gelombang epilepsi 2 (13,3) 2 (14,3) 0,369
Epilepsi 5 (33,3) 8 (6,3)
Gelombang lainnya 8 (53,3) 4 (28,6)
Usia saat epilepsi
≤ 1 tahun 6 (40) 4 (28,6) 0,400
> 1 tahun 9 (60) 10 (71,4)
Usia saat pengobatan
≤ 1 tahun 5 (33,3) 4 (28,6) 0,550
> 1 tahun 10 (66,7) 10 (71,4)
Obat epilepsi
Asam valproat 13 (86,7) 10 (71,4) 0,339
Fenobarbital 1 (6,7) 0 (0)
Fenitoin 0 (0) 1 (7,1)
Kombinasi 1 (6,7) 3 (21,4)
BAB VI
PEMBAHASAN
Epilepsi merupakan suatu keadaan yag ditandai adanya bangkitan yang terjadi secara berulang
akibat terganggunya fungsi otak yang disebabkan oleh muatan listrik yang abnormal pada
neuron-neuron otak.13 Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai
etiologic dan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik
neuron otak secara berlebihan dan paroksismal.14
Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi yaitu kejang fokal (parsial) dan kejang umum.
Kejang fokal terjadi karena adanya lesi pada suatu bagian dari korteks serebri, di mana pada
kelainan ini dapat disertai penurunan kesadaran. Pada kejang umum, lesi mencakup area luas
dari korteks serebri dan biasanya mengenai kedua hemisfer otak.15
Pada penelitian ini, rerata usia pasien epilepsi periode Januari 2019-Februari 2021 di RSUD
Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah 66,14 ± 46,39 bulan. Penelitian yang sama
dilakukan pada 65 sampel penelitian di RSUP Dr. M Djamil Padang tahun 2018, di mana
didapatkan frekuensi tertinggi pada usia 0-5 tahun.16 Hal ini sesuai dengan insiden epilepsi
yang lebih tinggi terdapat pada usia bayi dan anak-anak. Epilepsi pada anak usia dini
tergantung pada fisiologis yang belum matang dalam homeostasis ion dan karakteristik
perkembangan lainnya.17
Penelitian ini menunjukkan jenis kelamin laki-laki yang paling banyak menderita epilepsi,
yaitu sebanyak 17 pasien (58,6%), dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
12 pasien (41,4%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
di RSUP Sanglah Denpasar Bali pada tahun 2011 yang menunjukkan kasus penderita epilepsi
lebih banyak terdapat pada jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 157 pasien (56,9%).2 Secara
genetik dan fisiologis, aktivitas otak dan transfer impuls antar sinaps ditemukan lebih cepat
pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan jenis kelamin perempuan. Hal tersebut dinilai
menjadi penyebab laki-laki memiliki risiko lebih untuk terkena epilepsi dibandingkan
perempuan.18 Secara statistik, pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan (p
value 0,362) pada jenis kelamin terhadap kejadian epilepsi di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung periode Januari 2019 – Februari 2021.
Riwayat epilepsi pada orang tua dan saudara kandung tidak ditemukan pada penelitian ini.
Sedangkan, riwayat kejang keluarga ditemukan sebanyak 6 pasien (20,7%). Secara rinci yaitu
sebanyak 3 pasien (10,3%) pada ayah, 1 pasien (3,4%) pada ibu, 1 pasien (3,4%) pada kakak,
1 pasien (3,4%) pada saudara kandung lain. Hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2018 di
RSUP Dr. M. Djamil Padang, didapatkan bahwa anak yang menderita epilepsi tidak memiliki
riwayat epilepsi dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 62 orang (95,4%)
tidak memiliki riwayat epilepsi pada keluarga.16
Berdasarkan teori, riwayat epilepsi pada keluarga bukan menjadi penyebab langsung terjadinya
epilepsi melainkan menjadi faktor risiko yang lebih tinggi.19 Faktor antenatal seperti
preeklampsia-eklampsia, kelainan perinatal seperti asfiksia, bayi biru, bayi tidak bernapas
spontan, kelainan pada ketuban ibu, BBLR dan prematuritas, serta faktor pascanatal seperti
kejang demam dan trauma kepala juga menjadi faktor risiko terjadinya epilepsi pada anak.19,20
Pada penelitian ini, sebanyak 5 pasien (17,2 %) mengalami asfiksia yang terdiri dari 1 pasien
(20%) derajat ringan, 1 pasien (20%) derajat sedang, 2 pasien (40%) derajat berat dan sisanya
tidak diketahui. Sebanyak 3 pasien (60%) harus menggunakan alat bantu napas, yaitu 2 pasien
menggunakan CPAP dan 1 pasien menggunakan ventilator. Sebuah penelitian yang dilakukan
di Poliklinik Kesehatan Anak RS Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2006, didapatkan faktor
risiko asfiksia pada 10 pasien (23,8%).20 Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa asfiksia
bermakna sebagai faktor risiko epilepsi.24 Asfiksia dapat menimbulkan lesi pada hipokampus
yang nantinya akan menjadi fokus epileptogen. Hipoksia iskemik ensefalopati akibat asfiksia
berakibat kelainan neuropatologis berupa gangguan saraf yang tidak progresif seperti kejang,
retardasi mental, gangguan psikomotor dan kelainan motor.20
Selain itu, terdapat 4 pasien (13,8%) mengalami gangguan napas pada anak lainnya dengan
derajat masing-masing 1 pasien (25%) derajat ringan, 1 pasien (25%) derajat sedang dan
sisanya 2 pasien (50%) derajat berat. Sebanyak 3 pasien (75%) menggunakan alat bantu napas
berupa CPAP sebanyak 2 orang dan ventilator sebanyak 1 orang. Riwayat penyakit lain yang
diteliti yaitu riwayat penyakit kuning yang ditemukan pada 7 pasien (24,1%). Sebanyak 2
pasien (28,6%) mengalami derajat ringan, 3 pasien (42,9%) dengan derajar sedang dan 1 pasien
(14,3%) dengan derajat berat.
Semua responden pasien anak dengan epilepsi yang menjadi subjek penelitian telah dilakukan
elektroensefalogram (EEG) dan beberapa diantaranya menjalani EEG evaluasi kedua dan
ketiga. Hasil EEG pertama menunjukkan sebanyak 13 orang (44,8%) memiliki gelombang
epileptiform, 4 orang (13,8%) tidak memiliki gelombang epileptiform dan sisanya sebanyak
12 orang (41,4%) tidak diketahui hasilnya. Kemudian, sebanyak 10 orang (34,5%) menjalani
EEG kedua dengan hasil yaitu 4 orang (40%) memiliki gelombang epileptiform, 3 orang (30%)
tidak memiliki gelombang epileptiform dan sisanya 3 orang (30%) tidak diketahui hasilnya.
Evaluasi Sebanyak 4 orang kemudian melaporkan evaluasi EEG ketiga dengan hasil 1 orang
(25%) memiliki gelombang epileptiform, 1 orang (25%) tidak memiliki gelombang
epileptiform dan 2 orang (50%) sisanya tidak diketahui hasilnya.
Hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya di
RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2017 yang menunjukkan sebanyak 44 orang (36%)
memiliki gambaran EEG berupa gelombang tajam dan paku.17 Penelitian lainnya yang
dilakukan pada pasien penderita epilepsi di bangsal anak RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2018 menunjukkan sebanyak 30 orang (46,2%) memiliki gambaran EEG pada gelombang
sharp wave dan spike dan 23 orang (35,4%) dengan gelombang tajam.16
Epilepsi merupakan gangguan otak yang terjadi akibat ketidaknormalan kerja sementara pada
sebagian atau seluruh hemisfer otak karena cetusan listrik pada neuron yang dapat
menunjukkan gelombang abnormal dalam pemeriksaan EEG. Gambaran epileptiform
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti usia, jenis epilepsi dan tipe kejang. Pengaruh tipe
kejang pada kejadian gelombang epileptiform menunjukkan bahwa kejang umum lebih banyak
menimbulkan gelombang epileptiform daripada kejang fokal.20
Selanjutnya, pada variabel usia terdiagnosis epilepsi dan usia pasien mendapatkan terapi obat
antiepilepsi masing-masing dibagi menjadi dua yaitu ≤1 tahun dan >1 tahun. Sebanyak 10
orang (34,5%) didiagnosis epilepsi pada usia ≤1 tahun dan 19 orang (65,5%) lainnya
didiagnosis epilepsi pada usia >1 tahun. Sedangkan, sebanyak 9 orang (31%) mendapatka
terapi obat antiepilepsi pada usia ≤1 tahun dan 20 orang (69%) sisanya mendapatkan terapi
pada usia >1 tahun. Penelitian sebelumnya yang dilakukan ada pasien epilepsi di Departemen
Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar tahun 2016 menunjukkan usia terdiagnosis
epilepsi yaitu sebanyak 44 orang (53,7%) pada usia <1 tahun, 36 orang (43,9%) pada usia 1-5
tahun dan 2 orang (2,4%) pada usia >5 tahun.2
Terapi obat antiepilesi yang didapatkan pada pasien anak dengan epilepsi di RSUD Dr Hi.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode Januari 2019-Februari 2021 yaitu sebanyak 23
orang (79,3%) mendapatkan terapi asam valproate, 1 orang (3,4%) mendapatkan terapi
fenobarbital, 1 orang (3,4%) mendapatkan terapi fenitoin, sedangkan 1 orang (3,4%) lainnya
mendapatkan terapi kombinasi. Selama evaluasi pengobatan, sebanyak 14 orang (48,3%)
mendapatkan penambahan dosis obat, sedangkan 15 orang (51,7%) tidak mendapatkan
perubahan pengobatan. Hasil penelitian yang didapatkan didukung oleh hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo pada tahun 2016 yang menyebutkan obat
terbanyak yang digunakan sebagai terapi epilepsi adalah asam valproate pada 92 orang
(89,3%).19
Asam valproate dan fenobarbital merupakan obat antiepilepsi lini pertama yang digunakan
pada tatalaksana epilepsi. Kedua oba ini bekerja dengan menjaga keseimbangan antara eksitasi
dan inhibisi potensi antara eksitasi dan inhibisi potensi post sinaptik. Beberapa penelitian
menunjukkan peningkatan kadar GABA di otak setelah pemberian asam valproate lewat
peningkatan asam glutamate dekarboksilasi, yaitu suatu enzim yang berperan dalam sisntesis
GABA. Pada konsentrasi yang tinggi, asam valproate akan menghambat GABA transaminase
di otak sehingga penguraian GABA terhambat.16
Bentuk kejang pada pasien anak dengan epilepsi dinilai menjadi dua kurun waktu, yaitu
sebelum dan setelah mendapatkan pengobatan. Sebelum mendapat pengobatan, frekuensi
pasien kejang ≤5x adalah sebanyak 18 orang (62,1%) dan 11 orang (37,9%) lainnya mengalami
kejang >5x. Bentuk kejang yang dilaporkan adalah sebanyak 16 orang dengan kejang seluruh
tubuh, 12 orang kejang fokal, 18 orang kejang kaku, 9 orang kejang kelojotan, 11 orang kejang
mata berkedip dan 10 orang dengan absans. Durasi kejang ≤5 menit dilaporkan oleh 22 orang
(75,9%) responden, sedangkan durasi kejang >5 menit dilaporkan oleh 5 orang (24,1%)
responden.
Evaluasi frekuensi, bentuk dan durasi kejang juga dinilai setelah pasien mendapatkan
pengobatan. Setelah mendapat pengobatan, frekuensi pasien tidak kejang sebanyak 9 orang
(31%), kejang ≤5x sebanyak 11 orang (37,9%) dan kejang >5x sebanyak 9 orang (31%).
Bentuk kejang yang dilaporkan adalah sebanyak 9 orang dengan kejang seluruh tubuh, 11
orang kejang fokal, 9 orang kejang kaku, 3 orang kejang kelojotan, 5 orang kejang mata
berkedip dan 7 orang dengan absans. Durasi kejang ≤5 menit dilaporkan oleh 18 orang (62,1%)
responden, sedangkan durasi kejang >5 menit dilaporkan oleh 4 orang (13,8%) responden.
Beberapa pasien menjalani pemeriksaan penunjang lain selain EEG, yaitu CT Scan dan MRI.
Sebanyak 9 orang (31%) menjalani pemeriksaan CT Scan kepala dan didapatkan hasil normal
pada 1 orang (11,1%), HIE pada 1 orang (11,1%), atrofi cerebri pada 1 orang (11,1%),
hidrosefalus pada 1 orang (11,1%), campuran pada 1 orang (11,1%) dan 4 orang (44,4%)
sisanya tidak diketahui. Kemudian, terdapat 6 orang (20,7%) menjalani pemeriksaan MRI
kepala dengan hasil normal 2 orang (33,3%), HIE 1 orang (16,7%), kontusio serebri 1 orang
(16,7%), sedangkan 2 orang (33,3%) lainnya tidak diketahui. Pada penelitian yang dilakukan
pada 276 pasien di RSUP Sanglah pada 2007-2010, sebanyak 113 pasien (40,9%) menjalani
pemeriksaan CT Scan kepala dengan hasil abnormal ditemukan pada 58 pasien (21,0%).2
Pemeriksaan pencitraan yang dapa dilakukan pada pasien epilepsi adalah foto polos kepala, CT
Scan, MRI dan PET. Pemeriksaan seperti CT Scan dan /atau MRI dilakukan biasanya pada
kasus epilepsi dengan defisit neurologis. Pemeriksaan tersebut dapat mendeteksi beberapa
kelainan struktur pada otak. Penelitian lain menunjukka hasil CT Scan kepala abnormal apda
7%-24% kasus, sedangkan MRI kepala abnormal ditemukan pada 50% epilepsi fokal atau
parsial.23,24
BAB VII
JADWAL PENELITIAN
Tabel 6. Jadwal Penelitian
No Jenis
kegiatan
Bulan
ke
1 2 3 4 5 6
1 Studi
Pendahuluan
2 Penyusunan
Proposal
3 Pelaksanaan
4 Laporan
Penelitian
5 Submit
artikel
ilmiah ke
jurnal
nasional
terakreditasi
/
internasional
terakreditasi
7 Penyerahan
laporan
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Epilepsi Fact Sheet. 2019. Diunduh dari: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/epilepsi. [Diakses tanggal 3 Desember 2020]
2. Suwarba IG. Insidens dan Karakteristik Klinis Epilepsi pada Anak. Sari Pediatri.
2011;13(2): 123-7.
3. Vera R, Dewi MAR, Nursiah. Sindrom Epilepsi pada Anak. MKS. 2014;(1);72-76
4. Permana YN, Putranti AH, Setiawan H. Faktor-faktor yang memengaruhi gambaran
elektroensefalografi interiktal anak yang menderita epilepsi. Sari Pediatri.
2020;22(1):13-7.
5. Scheffer IE, et al. ILAE classification of the epilepsies: Position paper of the ILAE
Commission for Classification and Terminology. Epilepsia.2017; 58 (4):512-21
6. Sadleir LG & Scheffer IE. Optimizing electroencephalographic studies for epilepsi
diagnosis in children with new-onset seizures. Archives of neurology.
2010;67(11):1345-9.
7. Mecarelli O. Electrode Placement Systems and Montages. Dalam: Mecarelli O, editor.
Clinical electroencephalography. Roma : Springer;2019.p.35-52
8. Hahn JS. Neonatal and pediatric electroencephalography. Dalam: Aminoff MJ editor.
Aminoff ’s electrodiagnosis in clinical neurology. Edisi ke-6. London :
Saunders;2012.p.85–128.
9. Langer J. Workup of new-onset seizures. Dalam: Goodkin HP & Miller JW, editors.
Epilepsi. Neurology in practice. USA: University of Virginia.2014.p.61-66.
10. Gilbert DL, Gartside PS. Factors affecting the yield of pediatric EEG in clinical
practice. Clin Pediatr. 2002;42:25-32
11. Takashi T. Activation methods. Dalam: Niedermeyer E, Da Silva FL, editors.
Electroencephalography: basic principles, clinical applications, and related fields.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. 2005.p. 281-98
12. Eli S, Jacob G, Sarit A, Aharon. The complementary of sleep deprivation on EEG. Eur
J Paediatr Neurol.2010;12: 308-12
13. Fisher RS. A practical clinical definition of epilepsi. ILAE Official Report. 2014;447.
14. Yolanda NGA, Sareharto TP, Istiadi H. Faktor-faktor yang berpengaruh pada kejadian
epilepsi intraktabel anak di RSUP Dr Kariadi Semarang. Jurnal Kedokteran
Diponegoro. 2019;8(1):378-89.
15. Setiaji A. Pengaruh penyulihan tentang penyakit epilepsi anak terhadap pengetahuan
masyarakat umum [skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro;
2014.
16. Khairin K, Zeffira L, Malik R. Karakteristik penderita epilepsi di Bangsal Anak RSUP
Dr. M Djamil Padang tahun 2018. Heme. 2020; 2(2):17-26.
17. Wahab A. Difficulties in treatment and management of epilepsi and challenges in new
drug development. Pharmaceuticals. 2010;3(7):2090-110.
18. Singh A, Trevick S. The epidemiology of global epilepsi. Neurologic Clinics.
2016;34(4):837-47.
19. Andrianti PT, Gunawan PI, Hoesin F. Profil epilepsi anak dan keberhasilan
pengobatannya di RSUD Dr. Soetomo tahun 2013. Sari Pediatri. 2016;18(1):34.
20. Raharjo TB. Faktor-faktor risiko epilepsi pada anak di bawah usia 6 tahun [tesis].
Semarang: Program Pendidikan Dokter Spesialis I Ilmu Penyakit Saraf Universitas
Diponegoro; 2007.
21. Ponnusamy S. Gambaran elektroensefalografi pada pasien epilepsi di Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik September 2016-september 2017 [skripsi]. Medan:
Fakulas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2017.
22. Umma HA. Hubungan efek terapi fenobarbital terhadap gambara elektrokardiogram
pada anak dengan epilepsi [tesis]. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret; 2014.
23. Wright NB. Imaging in epilepsi: a paediatric perspective. Br J Radiol. 2001;74:575-89.
24. Gaillar WD, Chiron C, Cross JH, Harvey S, Kuzniecky R. Guidelines for imaging
infants and children with recent onset epilepsi. Epilepsia. 2009;50:2147-53.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Profil Sinta
Ketua peneliti
ID SINTA 6162374
Anggota 1
ID SINTA 6124856
Anggota 2
ID SINTA 6676904
Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup
1. Ketua Peneliti
1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Roro Rukmi WP, M.Kes., Sp.A
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Penata
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19810505 200604 2 002
5 NIDN 0005058102
6 Tempat dan Tanggal Lahir Telukbetung, 5 Mei 1981
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 082186669390
9 Alamat Kantor Jl. Prof. Soemantri Brodjonegoro No. 1 BDL
10 Nomor Telepon/Faks 0721-7691197
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1=...orang S2=...orang S3=...orang
12 Mata Kuliah yg Diampu Ilmu Kesehatan Anak
2. Riwayat Pendidikan
S1 S2 Sp1 Nama Perguruan Tinggi Universitas Islam
Sultan Agung
Semarang
Universitas
Diponegoro
Semarang
Universitas
Diponegoro
Semarang
Bidang Ilmu Pendidikan Dokter Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Ilmu Kesehatan
Anak Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2008-2010 2012-2016
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Hubungan Paritas 4
atau Lebih dengan
Perdarahan pos
partum di RSUD
dr. H. Abdul
Moeloek Bandar
Lampung
Teori
Interaksionisme
Simbolik pada
Perilaku Seksual
Menikah Mahasiswa
di Bandar Lampung
Faktor yang
memepengaruhi
luaran penderita
LLA risiko tinggi
di RSUP dr.
Kariadi Semarang
Nama
Pembimbing/Promotor
dr. Muslih, Sp.OG Drg. Zahroh
Shaluhiyah, Ph.D
Dr. BAmbang
Sudarmanto,
Sp.A(K), Dr. drg.
Henry Swtiawan,
M.Sc.
3. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta
Rp)
1 2006 Persepsi Penderita TBC Paru Dewasa
Berkaitan Dengan Penyakit TBC dan
Pelayanan Pengobatan di RSUAM
Bandar Lampung.
DIPA UNILA 3.000.000,-
2 2008 Hubungan Tingkat Pendapatan dan Pola
Asuh terhadap status gizi anak baduta di
Lampung (studi kasus di pesisir pantai
kota Bandar Lampung)
DIPA UNILA 3.000.000
3 2017 Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan
Luaran Penderita Diare AKut di Bangsal
Anak RS Abdul Moeloek Bandar
Lampung
DIPA UNILA 20.000.000
4 2018 Gambaran Cakupan Imunisasi Balita di
Kota Bandar Lampung dan Faktor yang
Mempengaruhi
DIPA UNILA 20.000.000
5 2019 Determinan Genetik Dan Stadium Klinis
Anak Dengan Hiv-Aids Di Rs Abdul
Moeloek Bandar Lampung
DIPA UNILA 15.000.000
6 2019 Pengaruh Shared Medical Appointments
(SMAS) Terhadap Kualitas Hidup Anak
dengan Hiv-Aids
DIPA UNILA 35.000.000
7 2020 Profil klinis pasien anak dengan covid-19 dan
pengetahuan orang tua tentang covid-19 di
RSUD Abdul Moeloek
DIPA UNILA 25.000.000
8 2020 Terapi Antiretroviral dan profil laboratorium
anak dengan hiv/aids di rsud abdul moeloek
lampung
DIPA UNILA 20.000.000
4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2007 Penyuluhan tentang diare di Kelurahan Way
Kandis Kecamatan Tanjung Seneng
Mandiri 1000000
2 2007 Penyuluhan Kesehatan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat sebagai upaya pencegahan flu
burung pada kader kesehatan puskesmas
Kemiling Bandar Lampung
DIPA FK 1500000
3 2008 Tenaga Medis Bakti Sosial Layanan
Kesehatan di Desa Fajar Baru Kecamatan Jati
Agung Lampung Selatan. Anggota Pelaksana.
2008
MANDIRI 1000000
4 2008 Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
Kader Posyandu Mengenai Masalah Gizi di
Kecamatan Panjang Bandar Lampung. Ketua
Pelaksana. 2008
DIPA FK 1500000
5 2011 Promosi kesehatan melalui kunjungan rumah
dengan prioritas masalah PHBS
Mandiri 1000000
6 2017 Narasumber siaran Radio tentang Gangguan
Perkembangan Bahasa pada Anak
Mandiri 1000000
7 2017 Narasumber seminar tumbuh kembang pada
anak
Mandiri 2000000
8 2017 Narasumber seminar aplikasi kurva WHO
dalam deteksi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak
Mandiri 2000000
9 2017 Narasumber siaran televisi TVRI Lampung
tentang Vaksinasi pada Anak
Mandiri 1000000
10 2017 Juri Regional Medical Olimpiade Sumatera
Blok Gastroenterohepatologi
FK Unila -
11 2017 Edukasi dan Pengelolaan Tanaman
Jamu/Herbal Sebagai Tanaman Obat untuk
Peningkatan Kesehatan Keluarga pada Ibu-
ibu PKK di Bangun Rejo, Lampung Tengah
DIPA FK Unila
7500000
12 2018 Narasumber siaran TVRI Lampung tentang
Kejang pada Anak
Mandiri -
13 2018 Narasumber siaran TVRI Lampung tentang
Pengenalan Puasa pada Anak
Mandiri -
14 2018 Narasumber siaran TVRI Lampung tentang
kampaye imunisasi MR
Mandiri -
15 2019 Narasumber siaran TVRI Lampung tentang
HIV-AIDS pada Anak
Mandiri -
16 2019 Narasumber siaran TV Swasta Lampung
tentang Pencegahan DBD pada Anak
Mandiri -
17 2019 Narasumber siaran Radio SAI Lampung
tentang Penularan HIV-AIDS pada Anak
Mandiri -
18 2020 Narasuber siaran Radio SAI Lampung tentang
Penyakit Jantung Bawaan pada Anak
Mandiri -
19 2020 Narasumber Webinar Awam Mekartalk01
Imunisasi pada Anak di Masa Pandemi Covid-
19
Mandiri -
20 2020 Narasumber Webinar Mekartalk02 Aspek
Klinis dan Sosial Covid-19 pada Anak dan
Dewasa
Mandiri -
5. Publikasi Artikel Ilmiah dalam jurnal dalam 5 tahun terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomer/
Tahun
1 Diagnosis dan penatalaksanaan diare persisten
dengan gizi buruk dan anemia
JIMKI Vol 6 No 2
tahun 2018
2 The effect of treadmill treatment on oxidative
stress markers and endogenous antioxidant
status in obesity mice
Open access
Macedonian journal
of medical sciencies
Vol 6 No 10
tahun 2018
3 Faktor risiko terjadinya Asma Bronkial pada
pasien dengan asma bronkial dan pasien tanpa
asma bronkial di poli anak rawat jalan RSUD
dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung
Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan FK UNILA
Vol 1 No 1
tahun 2016
4 Hipertensi Portal pada Anak Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan FK UNILA
Vol 1 No 1
tahun 2017
5 Hematological parameters and remission
induction of childhood acute lympholastic
leukemia
Pediatrica Indonesiana Vol 58 No 2
tahun 2018
6 Factors associated with jospital stay among
children with acute diarrhea in abdul moeloek
hospital
Advance Science
Letters
Vol 24 No 9
tahun 2018
7 Perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan
pengalaman trhadap penggunaan obat generic
pada mahasiswa kedokteran dan non
kedokteran di Universitas Lampung
Jurnal Majority Vol 7 No 2
tahun 2018
8 Sindrom Patau Jurnal Majority Vol 7 No 2
tahun 2018
9 Diagnosis dan tatalaksana enuresis pediatri Jurnal Majority Vol 7 No 2
tahun 2018
10 Penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat sebagai upaya pencegahan
infeksi flu burung pada kader kesehatan
puskesmas kemiling kota Bandar Lampung
Jurnal Pengabdian
Masyarakat (JPM)
Ruwa JUrai
Vol 3 No 1
tahun 2017
11 Efek Binaural Beats terhadap Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD)
Jurnal Majority Vol 7 No 1
tahun 2017
12 Nebulisasi NaCl 3% lebih efektif daripada
NaCl 0,9% pada Bronkiolitis Akut
Jurnal Majority Vol 6 No 3
tahuin 2017
13 Hubungan persepsi terhadap kesehatan
reproduksi dan seksualitas, PMS, HIV-AIDS
dengan perilaku seksual siswa di MAN I
Bandar Lampung
JRK Vol 3 No 6
tahun 2015
14 Diagnosis dan penatalaksanaan nefritis lupus JIMKI Vol 5 No2
tahuin 2018
15 Asam valproate dapat menghambat
pertumbuhan pada pasien epilepsi anak
JIMKI Vol 6 No 1
tahun 2018
19 Penyakit Jantung Rematik pada Anak J Medula Vol 7 No 2
tahun 2017
20 Karakteristik stimulasi ibu dan perkembangan
motoric halus anak usia 0-3 tahun di kelurahan
penegahan raya kecamatan kedaton Bandar
lampung
Majority Vol 7 no 2 tahun
2018
21 Overload cairan pada anak dengan nefritis lupus Juke Vol 2 No 2
tahun 2018
22 Penyuluhan Imunisasi Guna Meningkatkan
Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita di Desa
Fajar BAru Kecamatan Jati Agung Lampung
Selatan
Prosiding Seminar
hasil-hasil pengabdian
kepada masyarakat
Tahun 2018
23 The effect of treadmill treatment on oxidative stress
markers and endogenous antioxidant status in
obesity mice
Open Access
Macedonian Journal of
Medical Sciences
Vol 6 No 10
Tahun 2018
Susantiningsih, T., Perdani, R.R.W., Berawi, K.,
Hadi, S.
24 Bayi usia 28 hari dengan bronkopneumonia J Agromedicine Unila Vol 5 N0 2 tahun
2018
25 Peningkatan Status Gizi dan Kesehatan Anak Balita
Melalui Peningkatan Perilaku Sehat Ibu di
Bangunrejo Lampung Tengah
Jurnal Sakai Sambayan Vol 3 No 1 tahun 2019
26 Decreasing Zinc Levels in Stunting Toddlers in
Lampung Province, Indonesia
Biomedical and
Pharmacology Journal
Vol 12 No 1
tahun 2019
6. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation) dalam 5 tahun terakhir
No Nama Temu ilmiah /Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 PIT IKA 6 Clinical manifestation
differences between allergic
and infection
caused chronic recurrent cough
in children
Solo, 2013
2 PIT IKA 8 The Effect of Total Parenteral
Nutrition (TPN) on Gaining
weight in Neonates
Makassar, 2016
3 2nd ICGH Faktor-faktor yang
berhubungan dengan luaran
penderita diare akut pada anak
di bangsal rawat inap RSUD
Abdul Moeloek
FKUI, 2017
4 1st BIPU Factors associated with
induction remission in
childhood high risk acute
lymphoblastic leukemia
Bangkok, 2017
5 International conferece on
agromedicine
Potensi Kombinasi Terapi
Topikal Royal Jelly dan
Mesenkimal Stem Sel Sebagai
Modalitas Terapi Ulkus Kaki
Diabetes
FK Unila, 2018
6 Semnas Hasil-hasil pengabdian
pada masyarakat
Penyuluhan kesehatan tentang
imunisasi guna meningkatkan
pengetahuan ibu balita di desa
fajar baru lampung selatan
Bukit Randu, 2018
7 PIT IKA ke-10
7. Karya Buku dalam 5 tahun terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Penerbit
1 Leukemia
Limpfoblastik Akut
pada Anak
2017 50 Pusaka Panasea
Yogyakarta
2 Pemeriksaan fisik
sesuai tahap
perkembangan anak
2018 81 Graha Ilmu
3 Model Social
Justice Assessment
dalam
Pembentukan
Peraturan di
Daerah
209 Aura
4 Neurologi Anak
8. Perolehan HKI dalam 10 tahun terakhir
No Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1 Leukemia limfoblastik akut pada
anak
2018 Buku 000124173
9. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10
Tahun Terakhir
No Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat Penerapan Respon
Masyarakat
- - - -
10. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1 Piagam Penghargaan sebagai
penulis pada JIMKI
BAPIN ISMKI 2018
2 Penghargaan atas kelulusandan
gelar yang diperoleh
FK Unila 2018
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya
Bandar Lampung, 4 Maret 2021
dr. Roro Rukmi Windi Perdani, Sp.A., M.Kes.
Anggota Peneliti
Anggota 1
1. Identitas Diri 1.1 Nama Lengkap
[jenis kelamin]
Dr. dr. Khairun Nisa Berawi, M.Kes., AIFO
1.2 Jabatan
Fungsional
Lektor
1.3 NIP[NIDN] 197402262001122002 [0021027105]
1.4 Tempat dan
Tanggal Lahir
Bandar Lampung, 26 Pebuari 1974
1.5 Alamat Rumah Jl. Imam Bonjol No. 105/163, Bandar Lampung 35157
1.6 Nomor 081379020029
1.7 Alamat e-mail [email protected]
1.8 Alamat Kantor Fakultas Kedokteran , Universitas Lampung. Jl. S. Brojonegoro No. 1.
Bandar Lampung 35145
1.9 Jumlah
bimbingan
yang telah
diluluskan
S1= 150; S2= - ; S3= - orang
1.10 Mata Kuliah
yang diampu 1. Ekofisiologi Manusia dan Kesehatan (S2 MIL)
2. Kajian Obat Tradisional Adaptif Lingkungan Tropika (S2
MIL)
3. Gizi Seimbang dan Pendayagunaan Ekologis Lokal (S2
MIL)
4. Ilmu Faal (S1 Fakultas Kedokteran)
5. Sport Medicine (S1 Fakultas Kedokteran)
6. Biomedik dan Biomolekuler (S1 Fakultas Kedokteran)
7. Riset (S1 Fakultas Kedokteran)
1.11 Organisasi
profesi yang
diikuti
1. Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Lampung, Mulai Tahun
2015. Status: Anggota
2. Ikatan Dokter Indonesia Kota Bandar Lampung, Mulai
Tahun 1999. Status: Anggota
3. Ikatan Alumni FK Unsri (YAFKU) Lampung, Mulai
Tahun 2015, Status; Anggota
2. Riwayat Pendidikan
a. Program:
S1 S2 S3
b.Nama PT Universitas Sriwijaya Universitas Padjadjaran Universitas Andalas
c. Bidang Ilmu Kedokteran Umum Biomedik Doktoral Biomedik
d.Tahun Masuk 1992 2007 2012
e. Tahun lulus 1999 2008 2018
f. Judul
Skripsi/Tesis/Diser
tasi
- Pengaruh ekstrak wortel
dan jeruk terhadap
kadar MDA plasma
mencit (Mus musculus)
setelah melakukan
aktifitas latihan
intensitas berat
Hubungan antara
polimorfisme gen
PPARA L162V
(rs1800206) dengan
dislipidemia aterogenik
pada obesitas sentral
g.Nama
Pembimbing/Promotor
- - Prof. DR. A. Purba,
Mkes., AIFO
- DR. Setiawan, Med.,
Mkes.
- Prof. dr. Nur
Indrawati Lipoeto,
MSC, PhD
- Dr. dr. Irza Wahid,
Sp.PD. (K)HOM
- Prof. Dr. Sc. Agr.
Jamsari, M.P
3. Pengalaman Penelitian (5 Tahun Terakhir) No. Tahun
Pelaksanaan
Judul Penelitian Sumber
Dana/Skema
Jumlah Dana
[A] [B] [C] [D] [E]
1 2018-2019 Ekspresi Gen PPARA akibat
Gangguan Metabolik pada
Balita Stunting di Provinsi
Lampung
DIPA Unggulan
FK Unila
Rp 40 Juta
2 2017-2018 Pengaruh Obesitas Sentral
terhadap Dislipidemia dan
Diabetes Melitus Sebagai
Pemicu Sindroma Metabolik
DIPA FK Unila Rp 25 juta
3 2017-2018 Kajian Bidang Kesehatan untuk
menurunkan mortalitas bayi
dan ibu di Kabupaten
Tanggamus
Balitbangda,
APBD Provinsi
Lampung
Rp 120. Juta
4 2016-2017 Perbandingan gambaran
dislipidemia antara obesitas
general dengan obesitas sentral
DIPA FK Unila Rp 25 Juta
sebagai prediktor atherogenik
di lingkungan Universitas
Lampung
5 2016-2017 Produksi Campuran Herbal
untuk Menurunkan Kadar Gula
Darah Penderita Diabetes
Melitus
DRPM
Dikti/Skema
Penelitian Hibah
Bersaing
Rp.50 Juta
6 2015-2016 Pengaruh pemberian ekstrak
daun salam terhadap kadar
MDA plasma dan profil lipid
tikus putih jantan galur
Sprague dawley yang diberi
diet tinggi lemak
DIPA FK Unila Rp 50 Juta
7 2014-2015 Perbedaan pengaruh antara
pemberian ekstrak klorofil
daun suji dengan ekstrak kulit
pisang kepok terhadap kadar
malondealdehyde plasma pada
tikus galur sprague dawley
yang diberi diet tinggi lemak
DIPA FK Unila Rp 50 Juta
4. Publikasi Dalam Jurnal Ilmiah (5 Tahun Terakhir) No. Tahun
Publikasi
Judul Penelitian Paper Nama jurnal Volume
(Nomer):
Halaman
Kategori:
[a] Nasional
[b] Nas.
Terakreditasi
[c] Internasional
[d] Int.
Terindeks
[A] [B] [C] [D] [E] [F]
1 2018 The effect of treadmill
treatment on oxidative stress
markers and endogenous
antioxidant status in obesity
mice
Susantiningsih, T., Perdani,
R.R.W., Berawi, K., Hadi, S.
Open Access
Macedonian
Journal of
Medical
Sciences
The Effect of
Treadmill
Treatment on
Oxidative Stress
Markers and
Endogenous
Antioxidant
Status in
Obesity Mice.
Open access
Macedonian
journal of
medical
sciences, 6(10),
[d] terindeks Scopus
1803-1808.
doi:10.3889/oa
mjms.2018.397
1. 2018 The Effect of Giving Extract
Etanol of Kepok Banana Peel
(Musa Acuminata) Toward
Total Cholesterol Level on Male
Mice (Mus Musculus L.) Strain
Deutschland-Denken-Yoken
(Ddy) Obese.
Biomedical
Pharmacology
Journal
Biomed
Pharmacol J
2018;11(2).
Available from:
http://biomedph
armajournal.org/
?p=20447
[d] terindeks Scopus
2. 2018 Dyslipidemia Incidents
Between General Obesity and
Central Obesity of Employees
with Obesity at Universitas
Lampung.
Biomedical
Pharmacology
Journal
Biomed
Pharmacol J
2018;11(1).
Available from:
http://biomedph
armajournal.org/
?p=18729
[d] terindeks Scopus
3. 2017 Effectiveness of Antidiabetic
Activity Extract Herbal Mixture
of Soursop Leaves (Annona
Muricata), Bay Leaves
(Syzygium Polyanthum) and
Pegagan Leaves (Centella
Asiatica).
Biomedical
Pharmacology
Journal
Biomed
Pharmacol J
2017;10(3).
Available from:
http://biomedph
armajournal.org/
?p=16428
[d] terindeks Scopus
4. 2017 Perbandingan Mean Arterial
Pressure (MAP) Antara
Obesitas General dengan
Obesitas Sentral pada Pegawai
Laki laki Dewasa di
Lingkungan Universitas
Lampung
Jurnal
Kelitbang-
Inovasi
Pembangunan
JURNAL
KELITBANG -
Inovasi
Pembangunan -
Volume 5
Nomor 1 - April
Tahun 2017
[a] Nasional
5. 2017 Aktivasi Jalur Protein Kinase C
(PKC) oleh Epigallocatechin-3-
Gallate (EGCG) dalam Teh
Hijau sebagai Pencegahan
terhadap Alzheimer’s Disease
MEDULLA -
Medical
Profession
Journal Of
Universitas
Lampung
Volume 7
Nomor 2 -
November 2017
[a] Nasional
6. 2016 Manajemen Kasus Herpes
Zoster yang Beresiko Tinggi
Neuralgia Paska Herpetik
MEDULA -
Medical Medical
Journal of
Lampung
University
Volume 6
Nomor 1 -
Desember
Tahun 2016
[a] Nasional
5. Publikasi Dalam Prosiding (5 Tahun Terakhir) No. Tahun
Publikasi
Judul Penelitian Paper Judul
Seminar
Tempat
Seminar
dan Wakti
Kategori:
[a] Nasional
[b] Internasional
[d] Int.
Terindeks
[A] [B] [C] [D] [E] [F]
1. 2018 Characteristics Of Central
Obesity Subjects With
Atherogenic Dysiplidermia in
Lampung Province,
Indonesia
Proceeding 21
International
Symphosium On
Moleculular
Medicine
Bangkok,
Thailand
Hotel Tawan,
Bangkok,
Thailand, Mei
2018
[b] Internasional
2. 2016 Comparison Effectivenes of
Antioxidant Activity Extract
Herbal Mixture of Soursop
Leaf (Anona muricata), Bay
Leaf (Syzgium Polynthum)
and Pegagan Leaf (Centella
Asiantica)
International
Wildlife
Symposium
2016 (Basic
science)
Gedung
Rektorat Lantai
5 R. parallel 1
session 2
(jadwal
terlampir)
[b] Internasional
3. 2016 Penurunan Kadar Kolesterol
Total Darah Sebagai Resiko
Dislipidemia Pada Lansia
yang Mengikuti Senam
Jantung Sehat
PEPKI
(pertemuan dan
Expo
Pendidikan
Kedokteran
Indonesia)
Gedung D FK
Unila
[b] Nasional
6. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat (5 Tahun Terakhir) No. Tahun Pelaksanaan Judul Pengabdian Sumber
Dana/Skema
Jumlah Dana
[A] [B] [C] [D] [E]
1 2018-2019 Peningkatan Status Gizi
dan Kesehatan Anak
Balita Melalui
Peningkatan Perilaku
Sehat Ibu Untuk
mencegah Stunting Pada
Balita di Kecamatan
Bangunrejo Kabupaten
Lampung Tengah
DIPA FK Unila Rp 10 Juta
2. 2017-2018 Edukasi dan
Pengelolaan Jamu
/Herbal sebagai tanaman
obat untuk Peningkatan
Kesehatan Keluarga
pada ibu ibu PKK di
Kecamatan Bangun
Rejo, Kabupaten
Lampung Tengah,
Lampung
DIPA FK Unila Rp 7 Juta
3. 2015-2016 Penyuluhan dan
pelatihan Brain Gym
untuk meningkatkan
Kecerdasan anak pada
Guru-guru TK Arraudah
di
Bandarlampung
DIPA FK Unila Rp 5 Juta
4. 2015-2016 Sosialisasi Pustu Herbal
dalam Pengembanan
Tanaman Obat dan
Herbal sebagai Fungsi
Proteksi dan Promotif
bagi Kesehatan Pada
Asosiasi Pengobat
Tradisional di Bandar
Lampung
DIPA BLU Unila Rp. 12,5 Juta
5. 2014-2015 Pelatihan Managemen
Penyakit Degeneratif
pada anggota
Paguyuban Korem 43
GATAM Lampung
DIPA FK Unila Rp. 3 Juta
6. 2014-2015 Peningkatan
Pengetahuan dan
Ketrampilan
Managemen Obesitas
bagi Kesehatan pada
Ibu-ibu Dharma Wanita
Persatuan Universitas
Lampung
DIPA BLU Unila Rp. 6 Juta
7. Pengalaman Publikasi Dalam Jurnal Pengabdian (5 Tahun Terakhir) No. Tahun
Publika
si
Judul Penelitian Paper Nama jurnal Volume
(Nomer):
Halaman
Kategori:
[a] Nasional
[b] Nas.
Terakreditasi
[A] [B] [C] [D] [E] [F]
1. 2016 Penyuluhan Kesehatan tentang
SADARI pemeriksaan payudara
sendiri di kecamatan Kalianda
Jurnal Ruwa
Jurai
2016 [a] Nasional
2. 2016 Penyuluhan Kesehatan tentang
SADARI pemeriksaan payudara
sendiri di SMA Negeri 1
Kalianda
Jurnal Ruwa
Jurai
2016 [a] Nasional
8. Konferensi/Seminar/Workshop/Simposium (5 Tahun Terakhir) No. Tahun
Judul Panitia/Peserta/Narasumb
er
[A] [B] [C] [D]
1. 2018 21 International Symphosium On Moleculular
Medicine Bangkok, Thailand
Narasumber
2. 2017 Surabaya Internasional Physiology Seminar (SIPS)
26th Indonesia Physiology Society (IAIFI) Annual
Meeting
Narasumber
3. 2017 3rd International Wildlife Symposium "Conserving
Sumatran Wildlife Heritage for Sustainable
Lifelihood"
Narasumber
4. 2016 International Wildlife Symposium 2016 (Basic
science
Narasumber
9. Pengalaman Mendapatkan Haki (5 Tahun Terakhir) No. Tahun Judul /Tema HAKI Jenis HAKI Status (Terdaftar/Nomro
P/ID Granted)**
[A] [B] [C] [D] [E]
1. 2018 Obesitas Buku Status: Granted
No.ID: 000110245
No Pendaftaran :
EC00201814951
2 2018 Sport Medicine Buku Status: Granted
No.ID: 000110263
No Pendaftaran :
EC00201815012
10. Pengalaman Dalam Pembuatan Kebijakan Publik (5 Tahun Terakhir) No. Tahun Tema Tempat Penerapan
[A] [B] [C] [D]
1. 2015-2018 Anggota Dewan Riset Bidang Kesehatan Daerah Provinsi
Lampung Masa Bhakti 2015-2018
FGD Penyusunan
Rekomendasi
Kebijakan dan Buku
Bunga Rampai
berkaitan dengan
Pembangunan
Wilayah
2. 2018 Tenaga Ahli Penyusunan Raperda Walikota Metro
Provinsi Lampung Tahun 2018 dalam Penyusunan
Raperda Penyakit Menular dan Tidak menular dan
Raperda Narkoba
Kota Metro Provinsi
Lampung
11. Pengalaman Sebagai Mitra Bestari Dari Jurnal Ilmiah Internasional Dan Atau Jurnal
Ilmiah Nasional Dan Atau Sebagai Pengelola Jurnal Ilmiah Akan Memberikan Nilai
Tambah
No. Tahun Nama Jurnal Volume/
Nomor
Institusi
Penerbit
Mitra
Bestari/Pengelola
1 2018-
2019
Jurnal Internasional
Scopus “Open
Access
Macedonian
Journal of Medical
Sciences
”
2018-2019
Scientific
Foundation
SPIROSKI,
Skopje,
Republic of
Macedonia
Reviewer
2 2018-
2019
Biomedical and
Pharmacology
Journal 2018-2019
Oriental
Scientific
Publishing
Company
Reviewer
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah Penelitian Pasca Sarjana Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 4 Maret 2021
Dr. dr. Khairun Nisa, MKes., AIFO
Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Dewi Nur Fiana, S.Ked, Sp.U
2 JenisKelamin Perempuan
BidangKeahlian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 198302212010122002
5 NIDN 0021028301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bandar Lampung, 21 Februari 1983
7 E-mail [email protected]
8 Alamat Rumah Jln. Abdi Negara no. 54 Telukbetung, Bandar
Lampung
9 Nomor Telepon/HP 08975742024
10 Alamat Kantor Jalan Prof. SoemantriBrojonegoro No.1, Bandar
Lampung
11 Nomor Telepon/Fax (0721) 7691197
12. Lulusan yang telah dihasilkan S1= 900 orang ; S2= - orang;
S3= - orang;
13 Mata Kuliah / Blok yg diampu Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Perguruan Tinggi Universitas
Padjadjaran
Universitas
Padjadjaran
-
Bidang Ilmu Kedokteran Umum Ilmu Kedokteran
Fisik dan
Rehabilitasi
-
Tahun Masuk-lulus 2002-2009 2014-2019 -
Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi Efek Toksisitas
Akut Ekstrak Air
Daun Mengkudu
Efek Pemberian
Latihan
Tersupervisi
Rehabilitasi
Jantung Fase II
Terhadap
Kekuatan Otot
Ekstremitas Bawah
dan Kapasitas
Fungsional Pada
Pasien Paska
Bedah Pintas
Arteri Koroner
-
Nama Pembimbing Dr. dr. Jhons
Fatriyadi, M.Sc
dr. Sunaryo B.
Sastradimaja,
SpKFR
dr. Badai Bhatara
Tiksnadi, SpJP
-
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (bukan skripsi, tesis, maupun
disertasi)
No Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber*) Jml (Juta Rp
)
1 2014 Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata L.) terhadap Gambaran
Histopatologi Jaringan Paru Tikus Putih
Betina yang Diinduksi Karsinogen 7, 12
Dimethylbenz [
Mandiri 10
2 2014 Efek Protektif Ekstrak Etanol Daun
Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)
Steenis) Terhadap Gambaran
Histopatologi Hati Tikus Putih yang
Diinduksi oleh Etanol
Mandiri 10
3 2014 EFFECT OF ORAL ROUTE RHIZOME
TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza
Roxb.) ON LIVER DAMAGE OF
WHITE MALE RATS (Rattus
norvegicus) Sprague dawley STRAIN
INDUCED BY ASPIRIN
Mandiri 10
4 2014 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) Sebagai Pencegah Kerusakan
Mukosa Lambung
Mandiri 10
5 2014 Pengaruh Senam Aerobik terhadap Kadar
Glukosa Darah Puasa pada Peserta Senam
Aerobik di Pusat Kebugaran Sonia
Bandar Lampung
Mandiri 20
6 2014 Kualitas hidup pada pasien Akne Vulgaris
di RSUD DR. H. Abdul Moeloek
Lampung
Mandiri 10
7 2014 CHARACTERISTIC OF CARSINOMA
MAMMAE AT RSUD DR. H. ABDUL
MOELOEK BANDAR LAMPUNG
2010-2012
Mandiri
8 2014 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 40%
Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap Gambaran Histopatologis Hepar
Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur
Sprague dawley yang Diinduksi
Rifampisin
Mandiri
9. 2014 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 40%
Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.)
terhadap Gambaran Histopatologis Hepar
Mandiri
dan Ginjal Tikus Putih (Rattus
Norvegicus) Galur Sprague dawley yang
Diinduksi Rifampisin
10 2014 Pengaruh pemberian ekstrak etanol 40%
kulit manggis (garcina mangostana l.)
terhadap gambaran histopatologi ginjal
tikus putih yang diinduksi rifampisin
Mandiri
11 2014 Effect of Decreasing Total Cholesterol
Level as A Responce to Aerobic Exercise
at Aerobic and Fitness Center Sonia
Bandar Lampung
Mandiri
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 TahunTerakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber*) Jml (Juta
Rp )
1
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Penulis Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol No Hal Thn
Tingkat
Nasional/
Internasional
1 Tiwuk
Susantiningsih,
DN Fiana, N
Carolia
Pengaruh Pemberian
Ekstrak Daun Sirsak
(Annona muricata
L.) terhadap
Gambaran
Histopatologi
Jaringan Paru Tikus
Putih Betina yang
Diinduksi
Karsinogen 7, 12
Dimethylbenz [
Jurnal
Majority
III 3 09-
17
2014 Nasional
2 Ucha Clarinta,
DN Fiana
Efek Protektif
Ekstrak Etanol Daun
Binahong (Anredera
Cordifolia (Tenore)
Steenis) Terhadap
Gambaran
Histopatologi Hati
Tikus Putih yang
Diinduksi oleh
Etanol
Jurnal
Majority
III 2 164-
172-
2014 Nasional
3 Sirait RRU,
Windarti I,
Fiana DN
EFFECT OF ORAL
ROUTE RHIZOME
TEMULAWAK
(Curcuma
xanthorriza Roxb.)
ON LIVER
DAMAGE OF
WHITE MALE
RATS (Rattus
norvegicus) Sprague
dawley STRAIN
INDUCED BY
ASPIRIN
Jurnal
Majority
III 4 129-
137
2014 Nasional
4 Gina Sonia
Bintari, Indri
Windarti,
Dewi Nur
Fiana
Temulawak
(Curcuma
xanthorrhiza Roxb)
Sebagai Pencegah
Kerusakan Mukosa
Lambung
Jurnal
Majority
III 5 77-
84
2014 Nasional
5 Anindia Putri,
Khairunnisa
Berawi, Dewi
Nur Fiana
Pengaruh Senam
Aerobik terhadap
Kadar Glukosa
Darah Puasa pada
Peserta Senam
Aerobik di Pusat
Kebugaran Sonia
Bandar Lampung
Jurnal
Majority
III 5 36-
43
2014 Nasional
6 RA Yandi, HT
Sibero, DN
Fiana
Kualitas hidup pada
pasien Akne
Vulgaris di RSUD
DR. H. Abdul
Moeloek Lampung
Jurnal
Majority
III 5 139-
145
2014 Nasional
7 Vicki
Lusbiyanti
Utami,
Muhartono
Muhartono,
Dewi Nur
Fiana, Tri
Umiana Soleha
CHARACTERISTIC
OF CARSINOMA
MAMMAE AT
RSUD DR. H.
ABDUL
MOELOEK
BANDAR
LAMPUNG 2010-
2012
Jurnal
Kesehatan
dan
Agromedicine
I 1 1-7 2014 Nasional
9 Dewi Nur
Fiana
Pengaruh Pemberian
Ekstrak Etanol 40%
Kulit Manggis
(Garcinia
Jurnal
Majority
III 2 64-
73
2014 Nasional
mangostana L.)
terhadap Gambaran
Histopatologis Hepar
dan Ginjal Tikus
Putih (Rattus
Norvegicus) Galur
Sprague dawley
yang Diinduksi
Rifampisin
10 Dewi Nur
Fiana
Pengaruh pemberian
ekstrak etanol 40%
kulit manggis
(garcina mangostana
l.) terhadap
gambaran
histopatologi ginjal
tikus putih yang
diinduksi rifampisin
Nasional
11 Faraztya
Purnama Sari,
Khairunnisa
Berawi, DN
Fiana, TU
Soleha
Effect of Decreasing
Total Cholesterol
Level as A Responce
to Aerobic Exercise
at Aerobic and
Fitness Center Sonia
Bandar Lampung
Jurnal
Majority
III 2 83-
90
2014 Nasional
12 Dewi Nur
Fiana
Peningkatan
Pengetahuan
mengenai
Pentingnya Deteksi
Dini Kanker
Payudara dengan
Melakukan
Pemeriksaan
Payudara Sendiri
(Sadari) pada Ibu-
Ibu PKK di
Kelurahan Way
Halim Permai
Jurnal
Pengabdian
Kepada
Masyarakat
I 1 67-
70
2015 Nasional
13 Dewi Nur
Fiana, Sunaryo
B
Sastradimaja,
Badai Bhatara
Tiksnadi
The Differences
requency of Lower
Extremities Muscle
Strength and
Functional Capacity
on the difference
Supervised Exercise
Frequency in Post
Jurnal
IndoPMR
VI 1 34-
41
2017 Nasional
Cardiac Bypass
Graft Surgery
14 DN Fiana, SB
Sastradimaja,
DM Sari
Home Based
Programs on
Promoting Return to
Work in The Phase
II of Cardiac
Rehabilitation After
Coronary Artery
Bypass Graft
Indonesian
Journal of
Physical
Medicine &
Rehabilitation
V 45-
50
2018 Nasional
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama PertemuanIlmiah / Seminar Judul Artikel lIlmiah Waktu dan
Tempat
1 The 15th Asian Spinal Cord
Network (ASCoN XV)
A Cross Sectional Study on
Frequency Exercise in Cardiac
Rehabilitation Post Coronary
Artery Baypas Graft Based on
Patient Preference.
Jakarta,27
oktober
2016
Lampiran 2. Hasil Olah data dengan sistem komputerisasi
Summarize
Frequencies
Frequency Table
Case Summaries
29 29
66.14 8.07
46.393 2.751
65.00 9.00
0 0
171 12
N
Mean
Std. Deviation
Median
Minimum
Maximum
Usia (bulan)
Frekuensi
pemeriksaan
kehamilan
Jenis kelamin
17 58.6 58.6 58.6
12 41.4 41.4 100.0
29 100.0 100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat epilepsi pada ayah
29 100.0 100.0 100.0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat epilepsi pada ibu
29 100.0 100.0 100.0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat epilepsi pada kakak
29 100.0 100.0 100.0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat epilepsi pada adik
29 100.0 100.0 100.0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saudara riwayat epilepsi
29 100.0 100.0 100.0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak ada riw. epilepsi
29 100.0 100.0 100.0YaValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat kejang pada ayah
26 89.7 89.7 89.7
3 10.3 10.3 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat kejang pada ibu
28 96.6 96.6 96.6
1 3.4 3.4 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat kejang pada kakak
28 96.6 96.6 96.6
1 3.4 3.4 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat kejang pada adik
29 100.0 100.0 100.0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Saudara riwayat kejang
28 96.6 96.6 96.6
1 3.4 3.4 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tidak ada riw. kejang
5 17.2 17.2 17.2
24 82.8 82.8 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pemeriksaan rutin selama kehamilan
2 6.9 6.9 6.9
27 93.1 93.1 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tempat pemeriksaan kehamilan
8 27.6 27.6 27.6
15 51.7 51.7 79.3
6 20.7 20.7 100.0
29 100.0 100.0
Bidan
Dokter spes ialis
Bidan dan
dokter spes ialis
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riwayat penyakit selama kehamilan
26 89.7 89.7 89.7
3 10.3 10.3 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Penyakit yang diderita
1 3.4 3.4 3.4
1 3.4 3.4 6.9
1 3.4 3.4 10.3
26 89.7 89.7 100.0
29 100.0 100.0
Hipertens i
Asma dan hemorrhoid
ab im inens
Tidak ada
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pengobatan yang diberikan
1 3.4 3.4 3.4
1 3.4 3.4 6.9
27 93.1 93.1 100.0
29 100.0 100.0
Antihipertensi
Antibiotik, penguat
kandungan
Tidak ada
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tempat persalinan
2 6.9 6.9 6.9
2 6.9 6.9 13.8
12 41.4 41.4 55.2
13 44.8 44.8 100.0
29 100.0 100.0
Rumah
Puskesmas
Rumah sakit
Rumah bersalin
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Penolong persalinan
17 58.6 58.6 58.6
11 37.9 37.9 96.6
1 3.4 3.4 100.0
29 100.0 100.0
Bidan
Dokter spes ialis
Dukun bersalin
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Asfiksia
24 82.8 82.8 82.8
5 17.2 17.2 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Derajat keparahan
1 3.4 20.0 20.0
1 3.4 20.0 40.0
2 6.9 40.0 80.0
1 3.4 20.0 100.0
5 17.2 100.0
24 82.8
29 100.0
Ringan
Sedang
Berat
Tidak tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Diagnosis penyakit
1 3.4 20.0 20.0
1 3.4 20.0 40.0
1 3.4 20.0 60.0
1 3.4 20.0 80.0
1 3.4 20.0 100.0
5 17.2 100.0
24 82.8
29 100.0
HIE
Asfiks ia
Aspiras i mekonium
Permatur dan
microchepaly
Tidak tahu
Total
Valid
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Gangguan napas dirujuk
2 6.9 40.0 40.0
3 10.3 60.0 100.0
5 17.2 100.0
24 82.8
29 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tempat rujukan
1 3.4 33.3 33.3
2 6.9 66.7 100.0
3 10.3 100.0
26 89.7
29 100.0
RSIA Belleza
RSAM
Total
Val id
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Val id Percent
Cumulative
Percent
Alat bantu napas
2 6.9 40.0 40.0
1 3.4 20.0 60.0
2 6.9 40.0 100.0
5 17.2 100.0
24 82.8
29 100.0
CPAP
Ventilator
Tidak tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Gangguan pernapasan pada anak
25 86.2 86.2 86.2
4 13.8 13.8 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Derajat keparahan
1 3.4 25.0 25.0
1 3.4 25.0 50.0
2 6.9 50.0 100.0
4 13.8 100.0
25 86.2
29 100.0
Ringan
Sedang
Berat
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Diagnosis penyakit
1 3.4 25.0 25.0
1 3.4 25.0 50.0
1 3.4 25.0 75.0
1 3.4 25.0 100.0
4 13.8 100.0
25 86.2
29 100.0
HIE
Asf iksia
Aspirasi mekonium
Tidak tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Gangguan pernapasan dirujuk
5 17.2 100.0 100.0
24 82.8
29 100.0
YaValid
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tempat rujukan
1 3.4 25.0 25.0
2 6.9 50.0 75.0
1 3.4 25.0 100.0
4 13.8 100.0
25 86.2
29 100.0
RSIA Belleza
RSAM
RS Urip
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Alat bantu napas
2 6.9 40.0 40.0
1 3.4 20.0 60.0
2 6.9 40.0 100.0
5 17.2 100.0
24 82.8
29 100.0
CPAP
Ventilator
Tidak tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riw. penyakit kuning
22 75.9 75.9 75.9
7 24.1 24.1 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Derajat keparahan
2 6.9 28.6 28.6
3 10.3 42.9 71.4
1 3.4 14.3 85.7
1 3.4 14.3 100.0
7 24.1 100.0
22 75.9
29 100.0
Ringan
Sedang
Berat
Tidak tahu
Total
Valid
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Diagnosis penyakit
1 3.4 14.3 14.3
2 6.9 28.6 42.9
4 13.8 57.1 100.0
7 24.1 100.0
22 75.9
29 100.0
Anemia
Hiperbilirubinemia
Tidak tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Penyakit kuning dirujuj
5 17.2 71.4 71.4
2 6.9 28.6 100.0
7 24.1 100.0
22 75.9
29 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Tempat rujukan
2 6.9 100.0 100.0
27 93.1
29 100.0
RSAMValid
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Riw. penyakit lain
24 82.8 82.8 82.8
5 17.2 17.2 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Jenis penyakit
1 3.4 20.0 20.0
1 3.4 20.0 40.0
1 3.4 20.0 60.0
1 3.4 20.0 80.0
1 3.4 20.0 100.0
5 17.2 100.0
24 82.8
29 100.0
Thypus
Microsefali
TB
Bronkitis
Kombinas i
Total
Valid
Sys temMis sing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Usia saat kejang
15 51.7 51.7 51.7
14 48.3 48.3 100.0
29 100.0 100.0
<= 1 tahun
> 1 tahun
Total
Val id
Frequency Percent Val id Percent
Cumulative
Percent
Frekuensi kejang sebelum pengobatan
18 62.1 62.1 62.1
11 37.9 37.9 100.0
29 100.0 100.0
<= 5x
> 5x
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang seluruh tubuh
13 44.8 44.8 44.8
16 55.2 55.2 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang fokal
17 58.6 58.6 58.6
12 41.4 41.4 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang kaku
11 37.9 37.9 37.9
18 62.1 62.1 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang kelojotan
20 69.0 69.0 69.0
9 31.0 31.0 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang mata berkedip
18 62.1 62.1 62.1
11 37.9 37.9 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang bengong
19 65.5 65.5 65.5
10 34.5 34.5 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Durasi kejang
22 75.9 75.9 75.9
7 24.1 24.1 100.0
29 100.0 100.0
<= 5 mnt
> 5 mnt
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pemicu kejang
8 27.6 27.6 27.6
1 3.4 3.4 31.0
2 6.9 6.9 37.9
1 3.4 3.4 41.4
17 58.6 58.6 100.0
29 100.0 100.0
Demam
Dehidrasi
Kelelahan
Tidak makan
Tidak ada
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Frekuensi kejang setelah pengobatan
9 31.0 31.0 31.0
11 37.9 37.9 69.0
9 31.0 31.0 100.0
29 100.0 100.0
Tidak pernah
<= 5 mnt
> 5 mnt
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang seluruh tubuh
20 69.0 69.0 69.0
9 31.0 31.0 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang fokal
18 62.1 62.1 62.1
11 37.9 37.9 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang kaku
20 69.0 69.0 69.0
9 31.0 31.0 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang kelojotan
26 89.7 89.7 89.7
3 10.3 10.3 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang mata berkedip
24 82.8 82.8 82.8
5 17.2 17.2 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kejang bengong
22 75.9 75.9 75.9
7 24.1 24.1 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Durasi kejang
7 24.1 24.1 24.1
18 62.1 62.1 86.2
4 13.8 13.8 100.0
29 100.0 100.0
Tidak pernah
<= 5 mnt
> 5 mnt
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pemicu kejang
5 17.2 17.2 17.2
3 10.3 10.3 27.6
2 6.9 6.9 34.5
19 65.5 65.5 100.0
29 100.0 100.0
Demam
Kelelahan
Suara
Tidak ada
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
EEG 1
4 13.8 13.8 13.8
13 44.8 44.8 58.6
12 41.4 41.4 100.0
29 100.0 100.0
Tdk epileps i
Epi leps i
Tdk tahu
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
EEG 2
3 10.3 30.0 30.0
4 13.8 40.0 70.0
3 10.3 30.0 100.0
10 34.5 100.0
19 65.5
29 100.0
Tdk epilepsi
Epilepsi
Tdk tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
EEG 3
1 3.4 25.0 25.0
1 3.4 25.0 50.0
2 6.9 50.0 100.0
4 13.8 100.0
25 86.2
29 100.0
Tdk epilepsi
Epilepsi
Tdk tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Usia saat epilepsi
10 34.5 34.5 34.5
19 65.5 65.5 100.0
29 100.0 100.0
<= 1 tahun
> 1 tahun
Total
Val id
Frequency Percent Val id Percent
Cumulative
Percent
Usia saat pengobatan epilepsi
9 31.0 31.0 31.0
20 69.0 69.0 100.0
29 100.0 100.0
<= 1 tahun
> 1 tahun
Total
Val id
Frequency Percent Val id Percent
Cumulative
Percent
Obat epilepsi
23 79.3 79.3 79.3
1 3.4 3.4 82.8
1 3.4 3.4 86.2
4 13.8 13.8 100.0
29 100.0 100.0
Asam valproat
Fenobarbital
Fenitoin
Kombinas i
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Perubahan epilepsi
15 51.7 51.7 51.7
14 48.3 48.3 100.0
29 100.0 100.0
Tidak ada
Ada
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
CT Scan
20 69.0 69.0 69.0
9 31.0 31.0 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Hasil CT Scan
1 3.4 11.1 11.1
1 3.4 11.1 22.2
1 3.4 11.1 33.3
1 3.4 11.1 44.4
1 3.4 11.1 55.6
4 13.8 44.4 100.0
9 31.0 100.0
20 69.0
29 100.0
Normal
HIE
Atrofi cerebri
Hidrosefalus
Kombinas i
Tidak tahu
Total
Val id
Sys temMissing
Total
Frequency Percent Val id Percent
Cumulative
Percent
MRI
23 79.3 79.3 79.3
6 20.7 20.7 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Hasil MRI
2 6.9 33.3 33.3
1 3.4 16.7 50.0
1 3.4 16.7 66.7
2 6.9 33.3 100.0
6 20.7 100.0
23 79.3
29 100.0
Normal
Suspect HIE
Contusio
Tidak tahu
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Diagnosis penyakit lain
25 86.2 86.2 86.2
4 13.8 13.8 100.0
29 100.0 100.0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Jenis penyakit
1 3.4 25.0 25.0
1 3.4 25.0 50.0
1 3.4 25.0 75.0
1 3.4 25.0 100.0
4 13.8 100.0
25 86.2
29 100.0
Microsefali
HIV
CP
Kombinasi
Total
Valid
SystemMissing
Total
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Crosstabs
Jenis kelamin * Perubahan epilepsi
Crosstab
10 7 17
8.8 8.2 17.0
66.7% 50.0% 58.6%
5 7 12
6.2 5.8 12.0
33.3% 50.0% 41.4%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Laki-laki
Perempuan
Jenis kelamin
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.829b 1 .362
.284 1 .594
.833 1 .362
.462 .297
.801 1 .371
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.
79.
b.
Riwayat epilepsi pada ayah * Perubahan epilepsi
Riwayat epilepsi pada ibu * Perubahan epilepsi
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
TidakRiwayat epi leps i
pada ayah
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Riw ayat epilepsi pada ayah is a constant.
a.
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
TidakRiwayat epi leps i pada ibu
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Riw ayat epilepsi pada ibu is a constant.
a.
Riwayat epilepsi pada kakak * Perubahan epilepsi
Riwayat epilepsi pada adik * Perubahan epilepsi
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
TidakRiwayat epi leps i
pada kakak
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Riw ayat epilepsi pada kakak is a constant.
a.
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
TidakRiwayat epi leps i
pada adik
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Saudara riwayat epilepsi * Perubahan epilepsi
Tidak ada riw. epilepsi * Perubahan epilepsi
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Riw ayat epilepsi pada adik is a constant.
a.
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
TidakSaudara riwayat epi leps i
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Saudara riw ayat epilepsi is a constant.
a.
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
YaTidak ada riw. epilepsi
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Riwayat kejang pada ayah * Perubahan epilepsi
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Tidak ada riw . epilepsi is a constant.
a.
Crosstab
12 14 26
13.4 12.6 26.0
80.0% 100.0% 89.7%
3 0 3
1.6 1.4 3.0
20.0% .0% 10.3%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Tidak
Ya
Riwayat kejang
pada ayah
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
3.123b 1 .077
1.339 1 .247
4.278 1 .039
.224 .125
3.015 1 .082
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
45.
b.
Riwayat kejang pada ibu * Perubahan epilepsi
Crosstab
15 13 28
14.5 13.5 28.0
100.0% 92.9% 96.6%
0 1 1
.5 .5 1.0
.0% 7.1% 3.4%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Tidak
Ya
Riwayat kejang
pada ibu
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
1.110b 1 .292
.001 1 .972
1.495 1 .221
.483 .483
1.071 1 .301
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
48.
b.
Riwayat kejang pada kakak * Perubahan epilepsi
Crosstab
15 13 28
14.5 13.5 28.0
100.0% 92.9% 96.6%
0 1 1
.5 .5 1.0
.0% 7.1% 3.4%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epi leps i
Tidak
Ya
Riwayat kejang
pada kakak
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
1.110b 1 .292
.001 1 .972
1.495 1 .221
.483 .483
1.071 1 .301
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
48.
b.
Riwayat kejang pada adik * Perubahan epilepsi
Crosstab
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
TidakRiwayat kejang pada adik
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.a
29
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
Value
No statistics are computed because
Riw ayat kejang pada adik is a constant.
a.
Saudara riwayat kejang * Perubahan epilepsi
Crosstab
15 13 28
14.5 13.5 28.0
100.0% 92.9% 96.6%
0 1 1
.5 .5 1.0
.0% 7.1% 3.4%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tidak
Ya
Saudara riwayat
kejang
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
1.110b 1 .292
.001 1 .972
1.495 1 .221
.483 .483
1.071 1 .301
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .
48.
b.
Tidak ada riw. kejang * Perubahan epilepsi
Crosstab
3 2 5
2.6 2.4 5.0
20.0% 14.3% 17.2%
12 12 24
12.4 11.6 24.0
80.0% 85.7% 82.8%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tidak
Ya
Tidak ada riw.
kejang
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Chi-Square Tests
.166b 1 .684
.000 1 1.000
.167 1 .683
1.000 .535
.160 1 .689
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
41.
b.
Riwayat penyakit selama kehamilan * Perubahan epilepsi
Crosstab
14 12 26
13.4 12.6 26.0
93.3% 85.7% 89.7%
1 2 3
1.6 1.4 3.0
6.7% 14.3% 10.3%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tidak
Ya
Riwayat penyakit s elama
kehamilan
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.453b 1 .501
.004 1 .950
.459 1 .498
.598 .473
.438 1 .508
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
45.
b.
Asfiksia * Perubahan epilepsi
Crosstab
12 12 24
12.4 11.6 24.0
80.0% 85.7% 82.8%
3 2 5
2.6 2.4 5.0
20.0% 14.3% 17.2%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tidak
Ya
Asfiks ia
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
.166b 1 .684
.000 1 1.000
.167 1 .683
1.000 .535
.160 1 .689
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
41.
b.
Gangguan pernapasan pada anak * Perubahan epilepsi
Crosstab
13 12 25
12.9 12.1 25.0
86.7% 85.7% 86.2%
2 2 4
2.1 1.9 4.0
13.3% 14.3% 13.8%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epilepsi
Count
Expected Count
% within Perubahan
epilepsi
Count
Expected Count
% within Perubahan
epilepsi
Tidak
Ya
Gangguan pernapasan
pada anak
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Chi-Square Tests
.006b 1 .941
.000 1 1.000
.006 1 .941
1.000 .674
.005 1 .942
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.
93.
b.
Riw. penyakit kuning * Perubahan epilepsi
Crosstab
11 11 22
11.4 10.6 22.0
73.3% 78.6% 75.9%
4 3 7
3.6 3.4 7.0
26.7% 21.4% 24.1%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tidak
Ya
Riw. penyakit
kuning
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Chi-Square Tests
.109b 1 .742
.000 1 1.000
.109 1 .741
1.000 .542
.105 1 .746
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.
38.
b.
Riw. penyakit lain * Perubahan epilepsi
Crosstab
13 11 24
12.4 11.6 24.0
86.7% 78.6% 82.8%
2 3 5
2.6 2.4 5.0
13.3% 21.4% 17.2%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tidak
Ya
Riw. penyakit
lain
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Chi-Square Tests
.333b 1 .564
.007 1 .932
.334 1 .563
.651 .465
.321 1 .571
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.
41.
b.
EEG 1 * Perubahan epilepsi
Crosstab
2 2 4
2.1 1.9 4.0
13.3% 14.3% 13.8%
5 8 13
6.7 6.3 13.0
33.3% 57.1% 44.8%
8 4 12
6.2 5.8 12.0
53.3% 28.6% 41.4%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Tdk epi leps i
Epi leps i
Tdk tahu
EEG
1
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
1.994a 2 .369
2.023 2 .364
.972 1 .324
29
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.93.
a.
Usia saat epilepsi * Perubahan epilepsi
Crosstab
6 4 10
5.2 4.8 10.0
40.0% 28.6% 34.5%
9 10 19
9.8 9.2 19.0
60.0% 71.4% 65.5%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epilepsi
Count
Expected Count
% within Perubahan
epilepsi
Count
Expected Count
% within Perubahan
epilepsi
<= 1 tahun
> 1 tahun
Usia s aat
epilepsi
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Chi-Square Tests
.419b 1 .518
.066 1 .798
.421 1 .516
.700 .400
.404 1 .525
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.
83.
b.
Usia saat pengobatan epilepsi * Perubahan epilepsi
Crosstab
5 4 9
4.7 4.3 9.0
33.3% 28.6% 31.0%
10 10 20
10.3 9.7 20.0
66.7% 71.4% 69.0%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
<= 1 tahun
> 1 tahun
Usia saat pengobatan
epileps i
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epileps i
Total
Chi-Square Tests
.077b 1 .782
.000 1 1.000
.077 1 .782
1.000 .550
.074 1 .785
29
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Tes t
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(2-s ided)
Exact Sig.
(1-s ided)
Computed only for a 2x2 tablea.
2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.
34.
b.
Obat epilepsi * Perubahan epilepsi
Crosstab
13 10 23
11.9 11.1 23.0
86.7% 71.4% 79.3%
1 0 1
.5 .5 1.0
6.7% .0% 3.4%
0 1 1
.5 .5 1.0
.0% 7.1% 3.4%
1 3 4
2.1 1.9 4.0
6.7% 21.4% 13.8%
15 14 29
15.0 14.0 29.0
100.0% 100.0% 100.0%
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Count
Expected Count
% within Perubahan
epileps i
Asam valproat
Fenobarbital
Fenitoin
Kombinas i
Obat
epileps i
Total
Tidak ada Ada
Perubahan epilepsi
Total
Chi-Square Tests
3.361a 3 .339
4.177 3 .243
1.643 1 .200
29
Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio
Linear-by-Linear
Association
N of Val id Cases
Value df
Asymp. Sig.
(2-s ided)
6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .48.
a.
Lampiran 3. Luaran Penelitian Presentasi Poster di KONIKA Medan 2021
Lampiran 4.
Informed consent dengan G-form
Kuesioner penelitian