efusi pleura

14
PENGKAJIAN UMUM EFUSI PLAURA Dosen Pengampu : Bejo Danang Kelompok 2 1. Indra H 2. Wisnuu Aji 3. Saiful 4. Suistia Rini 5. Rizki Noorfian 6. Anah Nur Aliyah 7. Siti Nur’aeni 8. Lutfi 9. Alfiani S1 KEPERAWATAN STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

Upload: sulistia-rini

Post on 07-Jan-2017

151 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efusi pleura

PENGKAJIAN UMUM

EFUSI PLAURA

Dosen Pengampu : Bejo Danang

Kelompok 2

1. Indra H2. Wisnuu Aji3. Saiful 4. Suistia Rini5. Rizki Noorfian6. Anah Nur Aliyah7. Siti Nur’aeni8. Lutfi9. Alfiani

S1 KEPERAWATAN

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2015

Page 2: Efusi pleura

PEMBAHASAN

A. Pengertian Efusi Pleura

Efusi pleura adalah suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh cairan ( terjadi

penumpukkan cairan dalam rongga pleura).Efusi dapat berupa cairan jernih, yang

mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus.

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam

kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat

atau cairan eksudat ( Pedoman Diagnosis danTerapi / UPF ilmu penyakit paru, 1994, 111).

Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleura, proses penyakit primer

jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa

cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau

pus (Baughman C Diane, 2000)

Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara

permukaan viseral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya

merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural

mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang

memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne,

2002).

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga

pleura. (Price C Sylvia, 1995)

Pleura merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis yang

melapisi rongga dada (pleura parietalis) dan menyelubungi paru (pleura visceralis).

B. ETIOLOGI

Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.

Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis. Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit

Page 3: Efusi pleura

neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :

1. Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik2. Penurunan tekanan osmotic koloid darah3. Peningkatan tekanan negative intrapleural4. Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

Neoplasma, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik. Kardiovaskuler, seperti gagal jantung kongestif, embolus pulmonary dan perikarditis. Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites, abses dan sindrom Meigs. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, mikobakterial dan parasit. Trauma Penyebab lain seperti lupus eritematosus sistemik, rematoid arthritis, sindroms

nefrotik dan uremia

C. PENGKAJIAN

1. Data Subjektif

a. Identitas Pasien

Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,

alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status

pendidikan dan pekerjaan pasien.

Terdiri dari: nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Keluhan Utama

Keluhan utama merupakan keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien.

Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari

pertolongan atau berobat ke rumah sakit.

Biasanya pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak

nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam

dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.

c. Keluhan Tambahan

Sesak nafas pada saat aktivitas

Nyeri dada +/-

Batuk berdahak dengan bercak darah sejak 1 bulan yang lalu

Nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Menceritakan perjalanan penyakit pasien saat ini sehingga di bawa ke rumah

sakit.

Page 4: Efusi pleura

Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tandatanda

seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan menurun

dan sebagainya. 

Misalnya :

Pasien datang ke Poli Paru RS Pendidikan Unila dengan keluhan sesak nafas

sejak 3 hari yang lalu. Sesak nafas dirasakan hilang timbul.Pasien mengeluh

sesak nafas jika pasien melakukan aktivitas. Pasien juga mengeluh nyeri dada di

sebelah kanan dan batuk-batuk yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.Pasien

batuk dengan mengeluarkan sputum berwarna putih disertai bercak darah. Nafsu

makan pasien sejak 1 bulan yang lalu menurun. Pasien pernah melakukan

pengobatan dengan seorang dokter umum dirumah sakit swasta di Bandar

Lampung dan mendapatkan 4 macam obat,tetapi pasienn tidak dapat mengingat

jenis obat yang telah diberikan.

e. Riwayat Penyakit Dahulu

Membahas tentang riwayat penyakit dahulu yang pernah diderita klien

berhubungan dengan yang diderita pasien saat ini.

Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC paru,

pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk

mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.

Misalnya : pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya.

f. Riwayat Penyakit Keluarga

Membahas tentang riwayat penyakit yang mungkin diderita oleh anggota

keluarga pasien yang disinyalir sebagai penyebab penyakit pasien sekarang.

Contohnya: kanker paru, TBC, dll.

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakitpenyakit

yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru dan

lain sebagainya

Misalnya : Dikeluarga manapun dilingkungan pasien tidak ada yang menderita keluhan yang sama.

g. Riwayat Psikososial

Bahasan ini meliputi perasaan pasien terhadap sakitnya, bagaimana cara

mengatasinya serta bagaimana respon pasien terhadap tindakan pengobatan yang

dilakukan terhadap dirinya.

Page 5: Efusi pleura

h.   Pengkajian Pola Fungsional

a) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Adanya tindakan medis danperawatan di rumah sakit mempengaruhi

perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi

yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan.

Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alcohol dan

penggunaan obat-obatan bias menjadi faktor predisposisi timbulnya penyakit.

b) Pola nutrisi dan metabolisme

Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan

pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi

pasien.  Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama

MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan

akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen. Peningkatan

metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit. pasien dengan effusi pleura

keadaan umumnya lemah.

c) Pola eliminasi

Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan defekasi

sebelum dan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien

akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat

pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot

tractus degestivus.

d) Pola aktivitas dan latihan

Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi

Pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.

Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya nyeri

dada.

Untuk memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh

perawat dan keluarganya.

e) Pola tidur dan istirahat

Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh

terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat

Selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang

tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang mondar-mandir,

berisik dan lain sebagainya.

Page 6: Efusi pleura

f) Pola hubungan dan peran Akibat dari sakitnya

Secara langsung pasien akan mengalami perubahan peran, misalkan pasien

seorang ibu rumah tangga, pasien tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai

seorang ibu yang harus mengasuh anaknya, mengurus suaminya. Disamping itu,

peran pasien di masyarakatpun juga mengalami perubahan dan semua itu

mempengaruhi hubungan interpersonal pasien.

g) Pola persepsi dan konsep diri

Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah. Pasien yang tadinya sehat,

tiba-tiba mengalami sakit, sesak nafas, nyeri dada. Sebagai seorang awam,

pasien mungkin akan beranggapan bahwa penyakitnya adalah penyakit

berbahaya dan mematikan. Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan

gambaran positif terhadap dirinya.

h) Pola sensori dan kognitif

Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan, demikian juga

dengan proses berpikirnya

i) Pola reproduksi seksual

Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks intercourse akan

terganggu untuk sementara waktu karena pasien berada di rumah sakit dan

kondisi fisiknya masih lemah.

j) Pola penanggulangan stress

Bagi pasien yang belum mengetahui proses penyakitnya akan mengalami

stress dan mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat dan dokter yang

merawatnya atau orang yang mungkin dianggap lebih tahu mengenai

penyakitnya.

k) Pola tata nilai dan kepercayaan

Sebagai seorang beragama pasien akan lebih mendekatkan dirinya kepada

Tuhan dan menganggap bahwa penyakitnya ini adalah suatu cobaan dari Tuhan.

2. Data Objektif

1. Pemeriksaan Penunjang

a. Rontgen dada

Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.

b. CT scan dada

Page 7: Efusi pleura

CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa

menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor

c. USGdadaUSG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang

jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.

d. Torakosentesis

Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan

melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui

torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan

diantara sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).

e. Biopsi

Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka

dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk

dianalisa.

Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan

menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.

f. Bronkoskopi

Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan

yang terkumpul.

g. Analisa cairan pleura

Efusi pleura didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan

di konfirmasi dengan foto thoraks. Dengan foto thoraks posisi lateral decubitus

dapat diketahui adanya cairan dalam rongga pleura sebanyak paling sedikit 50

ml, sedangkan dengan posisi AP atau PA paling tidak cairan dalam rongga

pleura sebanyak 300 ml. Pada foto thoraks posisi AP atau PA ditemukan

adanya sudut costophreicus yang tidak tajam. Bila efusi pleura telah

didiagnosis, penyebabnya harus diketahui, kemudian cairan pleura diambil

dengan jarum, tindakan ini disebut thorakosentesis. Setelah didapatkan cairan

efusi dilakukan pemeriksaan seperti:

a.Komposisi kimia seperti protein, laktat dehidrogenase (LDH), albumin,

amylase, pH, dan glucose

b.Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui

kemungkinan terjadi infeksi bakteri

c.Pemeriksaan hitung sel

Page 8: Efusi pleura

h. Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan

Langkah selanjutnya dalam evaluasi cairan pleura adalah untuk

membedakan apakan cairan tersebut merupakan cairan transudat atau eksudat.

Efusi pleura transudatif disebabkan oleh faktor sistemik yang mengubah

keseimbangan antara pembentukan dan penyerapan cairan pleura. Misalnya

pada keadaan gagal jantung kiri, emboli paru, sirosis hepatis. Sedangkan efusi

pleura eksudatif disebabkan oleh faktor lokal yang mempengaruhi

pembentukan dan penyerapan cairan pleura. Efusi pleura eksudatif biasanya

ditemukan pada Tuberkulosis paru, pneumonia bakteri, infeksi virus, dan

keganasan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Efusi pleural adalah adanya sejumlah besar cairan yang abnormal dalam ruang antara

pleural viseralis dan parietalis. Bergantung pada cairan tersebut, efusi dapat berupa

transudat(Gagal jantung, sirosis hepatis dan ascites) atau eksudat (infeksi dan neoplasma) ;

2 jenis ini penyebab dan strategi tata laksana yang berbeda. Efusi pleura yang disebabkan

Page 9: Efusi pleura

oleh infeksi paru disebut infeksi infeksi parapneumonik. Penyebab efusi pleura yang

sering terjadi di negara maju adalah CHF, keganasan, pneumonia bakterialis, dan emboli

paru. Di Negara berkembang, penyebab paling sering adalah tuberculosis.

Pasien dapat datang dengan berbagai keluhan, termasuk nafas pendek, nyeri dada,

atau nyeri bahu. Pemeriksaan fisik dapat normal pada seorang pasien dengan efusi kecil.

Efusi yang lebih besar dapat menyebabkan penurunan bunyi nafas, pekak pada perfusi,

atau friction rub pleura.

B. Saran

Efusi pleura merupakan penyakit komplikasi yang sering muncul pada penderita

penyakit paru primer, dengan demikian segera tangani penyakit primer paru agar efusi

yang terjadi tidak terlalu lama menginfeksi pleura.

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/diskl/103/jtptunimus-gdl-asuhankepe-5141-2-babii.pdf

http://www.renpra.com

http://dokumen.tips/documents/case55721065497959fc0b8d19ed.html

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-asuhankepe-5141-2-babii.pdf

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35519-Kep%20Respirasi-Askep%20Efusi

%20Pleura.html#popup