dorothea e. orem klp vi
TRANSCRIPT
DOROTHEA E. OREM“SELF CARE DEFICIT THEORY OF NURSING”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Sains Keperawatan
Dosen Pembimbing : Salbiah, S.Kp, M.Kep.
Penyusun : Kelompok VI
Doortua Butar-Butar (127046002)Martalina Limbong (127046004)Erika Emnina Sembiring (127046006)Safrina Edayani (127046008)Siti Arafah J. Harahap (127046010)Neneng Astuti (127046012)Mompang Tua Parlagutan (127046014)
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN, 2013
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul makalah ini adalah:
“Dorothea E. Orem: Self Care Deficit Theory of Nursing”.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Ibu Salbiah,
S.Kp, M.Kep., dan semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis menyadari atas kekurangan kemampuan
penulis dalam pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan
besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar
makalah ini selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat
bagi semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.
Medan, 07 Januari 2013
Penyusun,
Kelompok
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi
klien, antara lain degan menggunakan model-model keperawatan dalam proses
keperawatan. Dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan
sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan
situasi klien yang spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang
variable-variable utama yang mempengaruhi situasi klien.
Teori self care Orem ini dapat digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan dan membantu hubungan antara perawat-klien dengan
lingkungannya yang berdampak pada status kesehatan serta kebutuhan akan
keperawatan. Sejalan dengan teori self care yang bentuk stimulusnya berasal
dari ketidakmampuan individu dalam melakukan perawatan diri, maka
aplikasi teori self care tersebut adalah bagaimana melakukan tahap-tahap
asuhan keperawatan yang didasarkan pada bentuk kerangka pikir model
koseptual Orem dalam memberikan bantuan ketidakmampuan kepada individu
atau keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dengan tujuan utamanya
adalah bagaimana memandirikan individu atau keluarga dalam melakukan
aktivitas hidup sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar sesuai tingkat
ketidakmampuan klien. Inilah yang menjadi alasan penulis membahas
konseptual model Dorothea E.Orem.
Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk menyajikan konsep dan
aplikasi kasus berdasarkan teori self-care deficit Dorothea E. Orem. Banyak
teori yang telah diperkenalkan oleh para ahli keperawatan. Salah satunya
adalah model konsep keperawatan yang dikembangkan oleh Dorothea E.
Orem. Teori yang diperkenalkannya adalah teori self-care deficit yang yang
2
terdiri dari teori self-care dan theory of nusing system. Model konsep yang
diperkenalkan oleh Orem tersebut menekankan bahwa setiap individu
mempunyai kemampuan untuk merawat dirinya sendiri dan anggota
keluarganya. Peran perawat adalah membantu individu dan self-care agency
untuk mampu memenuhi kebutuhan self-care bila individu jatuh pada kondisi
sakit atau mengalami keterbatasan aktivitas yang memerlukan pertolongan.
B. Tujuan Penulisan
Setelah mengikuti diskusi seminar mata kuliah sains keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami konsep dasar teori Dorothea
E. Orem: Self Care Deficit Theory of Nursing, serta mampu memahami
aplikasi teori tersebut dalam praktik klinik keperawatan.
3
BAB II
KONSEP DASAR TEORI DOROTHEA E. OREM “SELF CARE DEFICIT THEORY OF NURSING”
(1914-Present)
A. Latar Belakang Personal Dorothea E. Orem
Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di
Baltimore, Maryland. Orem adalah anak terakhir dari dua
bersaudara. Dorothea E. Orem memulai karir
keperawatannya sejak terdaftar sebagai siswa di Providence
di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun 1930. Lulus-
Master tahun 1939 pendidikan keperawatan. Tahun 1945 bekerja di
Universitas Katolik di Amerika sebagai asisten direktur.
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat,
perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai
konsultan (1970). Tahun 1958-1959 sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan berpartisipasi pada
proyek pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem
dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan Universitas
Katolik di Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas. Tahun
1968 membentuk kelompok konferensi perkembangan keperawatan, yang
menghasilkan kerja sama tentang perawatan dan disiplin keperawatan. Tahun
1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Tahun 1980 mendapat gelar
penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang teori
keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang
perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of
Pratice tahun 1971). Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi
tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok dan masyarakat.
Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang tiga teori, yaitu:
Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di
Savannah, USA. Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan
4
telah kehilangan seorang ahli dan dianggap sebagai orang terpenting serta
memiliki wawasan yang sangat luas di bidang keperawatan. Dalam bidang
keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari Amerika, Dorothea
E. Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang
mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan.
B. Self-Care Ceficit Theory of Nursing Dorothea E. Orem
Self-Care Deficit Theory of Nursing yang dikembangkan oleh
Dorothea Orem terdiri dari tiga teori umum yang saling berkaitan, yaitu :
1. The Theory of Self-Care
Untuk memahami tentang teori perawatan diri, perlu dipahami
terlebih dahulu mengenai konsep dasar perawatan diri (self-care),
kemampuan perawatan diri (self-care agency), faktor yang mempengaruhi
perawatan diri (basic conditioning factors), dan terapi kebutuhan
perawatan diri (therapeutic self-care demand).
Perawatan diri (self-care) adalah pelaksanan aktivitas individu
yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam mempertahankan
hidup, kesehatan dan kesejahteraan. Jika perawatan diri dapat dilakukan
dengan efektif, maka dapat membantu individu dalam mengembangkan
potensi dirinya. (Orem, 1991)
Kemampuan perawatan diri (self-care agency) adalah kemampuan
individu untuk terlibat dalam proses perawatan diri. Kemampuan ini
berkaitan dengan faktor pengkondisian perawatan diri.
Faktor yang mempengaruhi perawatan diri (basic conditioning
factor) yang terdiri dari faktor usia, jenis kelamin, status kesehatan,
orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan, kebiasaan keluarga,
pola hidup, faktor lingkungan dan keadaan ekonomi.
Terapi kebutuhan perawatan diri (therapeutic self-care demand),
yaitu tindakan yang dilakukan sebagai bantuan untuk memenuhi syarat
perawatan diri.
5
Teori self-care tidak terlepas dari syarat perawatan diri (self-care
requisites), yaitu aspek yang menentukan tingkat pemenuhan perawatan
diri. Self-care requisites terdiri dari tiga kategori;
a. Universal self-care requisites
Aspek universal ini berhubungan dengan proses hidup atau kebutuhan
dasar manusia, yaitu :
1) Pemeliharaan kebutuhan udara/oksigen,
2) Pemeliharaan kebutuhan air,
3) Pemeliharaan kebutuhan makanan,
4) Perawatan proses eliminasi dan ekskresi,
5) Pemeliharaan keseimbangan aktivitas dan istirahat,
6) Pemeliharaan keseimbangan privasi dan interaksi sosial,
7) Pencegahan resiko yang mengancam kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan,
8) Peningkatan kesehatan dan pengembangan potensi dalam
hubungan social.
b. Developmental self-care
requisites
Berbeda dengan universal self-care requisites, developmental self-care
requisites terbentuk oleh adanya:
1) Perbekalan kondisi yang meningkatkan pengembangan,
2) Keterlibatan dalam pengembangan diri,
3) Pengembangan pencegahan dari efek yang mengancam kehidupan.
Pengembangan aspek perawatan diri berhubungan dengan pola hidup
individu yang dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya.
c. Health deviation self-care
requisites
Perawatan diri berkaitan dengan penyimpangan kesehatan.
Timbul akibat adanya gangguan kesehatan dan penyakit. Hal ini
menyebabkan perubahan kemampuan individu dalam proses perawatan
diri.
6
7
2. The Theory of Self-Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori keperawatan Orem. Teori ini
mengambarkan kapan keperawatan dibutuhkan. Keperawatan diperlukan
ketika individu tidak mampu atau mengalami keterbatasan dalam
memenuhi syarat perawatan diri yang efektif. Keperawatan diberikan jika
tingkat kemampuan perawatan diri lebih rendah dibandingkan dengan
kebutuhan perawatan diri atau kemampuan perawatan diri seimbang
dengan kebutuhan namun hubungan deficit dapat terjadi selanjutnya akibat
penurunan kemampuan, peningkatan kualitas dan kuantitas kebutuhan atau
keduanya.
Penjelasan gambar :
Ketika ada kebutuhan untuk merawat diri sendiri dan individu
mampu memenuhi permintaan itu, perawatan diri adalah mungkin.
Jika, di sisi lain, tuntutan lebih besar dari kapasitas individu atau
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan itu, mak akan terjadi
ketidakseimbangan dan hal ini disebut dengan “defisit perawatan
diri”.
Teori self care deficit diterapkan bila anak belum dewasa,
kebutuhan melebihi kemampuan perawatan, kemampuan sebanding
dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang akan datang,
kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam
proses penyelesaian masalah, orem memiliki metode untuk proses tersebut
diantaranya; bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi support baik secara fisik atau psikologis, meningkatkan
pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan
atau memberi pendidikan pada orang lain.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima
perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya dan
memiliki berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam mencapai taraf
kesehatannya. Perawatan yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan; yaitu ketergantungan total atau parsial. Defisit perawatan diri
menjelaskan hubungan antara kemampuan seseorang dalam
bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri.
Sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan mengalami
penurunan/defisit perawatan diri.
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila
seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti
stress fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun
pada orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu
dan lebih memberikan self care theraupetic. Nursing agency
menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu
dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan
asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan
kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan
yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi
klien.
3. The Theory of Nursing System
Nursing system adalah bagian dari pertimbangan praktek
keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan koordinasi untuk
mencapai kebutuhan perawatan diri (self-care demand) pasiennya dan
untuk melindungi dan mengontrol latihan/pengembangan dari kemampuan
perawatan diri pasien (self-care agency).
10
Orem (1991) mengidentifikasi tiga klasifikasi dari sistem
keperawatan berdasarkan kemampuan pasien dalam mencapai syarat
pemenuhan perawatan diri.
a. Wholly Compensatory System
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh merupakan
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan kompensasi penuh
kepada pasien disebabkan karena ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri.
Sistem penyeimbang keperawatan menyeluruh dibutuhkan
ketika perawat harus menjadi peringan bagi ketidakmampuan total
seorang pasien dalam hubungan kegiatan merawat yang membutuhkan
tindakan penyembuhan dan manipulasi. Perawat mengambil alih
pemenuhan kebutuhan self caresecara menyeluruh kepada pasien yang
tidak mampu, misal: pada pasien koma atau pasien bayi.
b. Partly Compensatory System
Sistem penyeimbang sebagian yaitu sistem keperawatan dalam
memberikan perawatan diri kepada pasien secara sebagian saja dan
ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Perawat mengambil alih beberapa aktifitas yang tidak dapat
dilakukan oleh pasien dalam memenuhi kebutuhan self care-nya,
dijalankan pada saat perawat dan pasien menjalankan intervensi
perawatan atau tindakan lain yang melibatkan tugas manipulatif atau
penyembuhan, misal: pasien usia lanjut, pasien stroke dengan
kelumpuhan.
c. Supportive-Educative
System
Sistem yang mendukung/mendidik yaitu tindakan keperawatan
yang bertujuan untuk memberikan dukungan dan pendidikan agar
pasien mampu melakukan perawatan mandiri. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan atau penjelasan untuk memotivasi
melakukan self care, tetapi yang melakukan self care adalah pasien
sendiri, misal: mengajarkan pasien merawat lukannya, mengajarkan
11
bagaimana menyuntik insulin. Diperlukan pada situasi dimana pasien
harus belajar untuk menjalankan ketentuan yang dibutuhkan secara
eksternal atau internal yang ditujukan oleh therapeutic self
care, namun tidak dapat melakukan tanpa bantuan. Metode bantuan
diantaranya: tindakan, panduan, pelajaran, dukungan dan memberikan
lingkungan yang membangun.
Figure 2.2. Basic nursing systems. (From Orem, D.E.[2001]. Nursing:
Concepts of practice [6th ed., p. 351]. St. Louis: Mosby.)
C. Konsep Metaparadigma Dorothea E. Orem
1. Manusia (Person)
Manusia merupakan makhluk yang berbeda dari makhluk hidup
lainnya, hal ini disebabkan oleh kapasitasnya dalam: 1) Mencerminkan
12
keadaan diri dan lingkungannya, 2) Menandakan pengalaman mereka, 3)
Memakai simbol yang mereka ciptakan (ide dan kata-kata) dalam berfikir,
komunikasi dan dalam memperjuangkan sesuatu yang menguntungkan diri
mereka dan orang lain (Orem,1991, hal. 180).
Gabungan dari fisiologi tubuh manusia termasuk aspek fisik,
mental, hubungan antarmanusia dan aspek social. Orem mempercayai
bahwa individu memiliki kecenderungan untuk belajar dan berkembang.
Faktor yang mempengaruhi kecenderungan belajar termasuk umur,
kapasitas mental, budaya, social dan status emosional dari individu. Jika
seseorang tidak dapat mempelajari langkah perawatan diri, yang lainnya
harus dapat merawat dan membuktikannya.
2. Kesehatan (Health)
Orem mendefinisikan tentang kesehatan sebagai status fisik,
mental dan kehidupan sosial, tidak hanya mengenai kelemahan fisik atau
penyakit. Dia menyatakan bahwa, “Fisik, mental, hubungan interpersonal
dan hubungan sosial merupakan aspek dari kesehatan yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari individu”. Orem juga mempersembahkan
dasar kesehatan pada konsep perawatan diri preventif. Perawatan
kesehatan termasuk peningkatan dan pemeliharaan dari kesehatan
(primary prevention), perawatan dari penyakit/luka (secondary
prevention), dan komplikasi dari pencegahan (tertiary prevention).
3. Lingkungan (Environment)
Kondisi lingkungan dibagi dua, yaitu lingkungan eksternal fisik
dan lingkungan psikososial. Pengembangan lingkungan dilakukan dengan
meningkatkan pengembangan individu melalui motivasi untuk
membangun tujuan yang tepat dan mengatur perilaku untuk meraih tujuan
tersebut. Lingkungan dapat berpengaruh positif maupun negative terhadap
kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
4. Keperawatan (Nursing)
Menurut Orem, keperawatan adalah jenis pelayanan kesehatan
spesifik yang berdasarkan pada nilai. Pada komunitas, orang menganggap
keperawatan sebagai pelayanan yang penting dan diperlukan.
13
Orem menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan konsep keperawatan antara lain, seni dan kebijaksanaan keperawatan,
keperawatan sebagai layanan, fungsi teori keperawatan dan teknologi
keperawatan.
D. Proses Keperawatan menurut Teori Dorothea E. Orem
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama yang
digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya
dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap
proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari
praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan
persepsi, mendisain sistem keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi
dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan.
Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan
merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa
keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan fakta tentang pasien
termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan
keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001). Orem
menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan merupakan dasar
tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan tindakan keperawatan
dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan minat keluarga serta
bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan keperawatan yang
dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan
data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status
kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang,
14
persepsi pasien/individu berkaitan dengan kesehatan dirinya sendiri, tujuan
kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan
status kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data
dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam area masing-masing, yaitu:
Universal self-care requisites, developmental requisites dan health-
deviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain data-
data tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan
menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan
therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien
mempunyai self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care
demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu
dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah untuk
melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan
apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang
akan datang.
2. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap
ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran perawat dalam
melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi therapeutic self-
care demand, dan mengatur latihan self-care agency, melindungi dan
membantu self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan
cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan
dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan
klien berinteraksi.
15
3. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan
Di dalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan
mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien,
dapat melakukan perencanaan dan kontrol, dan tahap ini mengatur sistem
keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan
kemampuan akan self-care. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
membatu, menuntun, mengarahkan, menstimulus minat, mendukung,
meregulasi, mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga
sistem perawatan dapat berjalan dengan optimal.
Perbandingan antara proses keperawatan Orem dengan proses
keperawatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Proses Keperawatan Proses Keperawatan Orem1. Pengkajian
2. - Diagnosis dan resep; menentukan mengapa
keperawatan diperlukan. menganalisis dan menafsirkan-melakukan penilaian mengenai perawatan
- Desain dari sistem keperawatan dan rencana untuk pengiriman perawatan
- Produksi dan pengelolaan sistem keperawatan
Langkah – 1 Pengumpulan data di enam area:1. Status kesehatan seseorang2. Persepsi dokter tentang status
kesehatan seseorang3. Persepsi individu tentang status
kesehatannya4. Tujuan kesehatan dalam konteks
sejarah hidup, gaya hidup, dan status kesehatan5. Kebutuhan untuk perawatan diri6. Kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri2. Diagnosa
Keperawatan dan Perencanaan beserta Rasional
Langkah ke – 2 :- Perawat mendesain sistem yang
menyeimbangkan secara keseluruhan atau sebagian, atau suportif-edukatif.
- Membawa sebuah organisasi yang baik dari komponen perawatan diri pasien terapi 'tuntutan
- Pemilihan kombinasi cara untuk membantu yang lebih efektif dan efisien dalam menyeimbangkan/ mengatasi defisit perawatan diri pada pasien
16
3. Implementasi dan Evaluasi
Langkah ke – 3 :- Perawat membantu pasien atau keluarga dalam
hal perawatan diri untuk mencapai kesehatan dan dijelaskan dan hasil kesehatan yang terkait. mengumpulkan bukti-bukti dalam hasil evaluasi terhadap hasil yang dicapai ditentukan dalam desain sistem keperawatan
- Tindakan diarahkan oleh komponen etiologi diagnosis keperawatan
- Evaluasi
E. Kekuatan dan Kelemahan Teori Dorothea E. Orem
a. Kekuatan
1) Menyediakan dasar yang komprehensif untuk praktik keperawatan
2) Memiliki utilitas untuk keperawatan profesional di bidang kurikulum
keperawatan keperawatan praktik, administrasi keperawatan
pendidikan, dan penelitian keperawatan
3) Menentukan saat keperawatan diperlukan
4) Pendekatan perawatan diri nya adalah kontemporer dengan konsep
promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
b. Kelemahan/Keterbatasan
1) Dalam teori sistem secara umum, sistem dipandang sebagai satu
kesatuan, sementara Orem mendefinisikan sistem sebagai suatu
keseluruhan, hal.
2) Kesehatan sering dipandang sebagai sesuatu yang dinamis dan selalu
berubah.
3) Teorinya berorientasi pada penyakit .
17
BAB III
STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
Ny. X Umur 50 tahun, status janda, suku melayu, agama Islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, riwayat pendidikan tidak tamat SD, suami sudah
7 tahun yang lalu meninggal dunia, Ny. X tinggal dengan anak laki-lakinya
yang kebetulan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga sementara anak laki-
lakinya Ny. X adalah seorang karyawan swasta salah satu perusahaan. Saat ini
Ny. X dirawat di Ruang K Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Y, sudah 4
hari Ny. X di rawat di ruang tersebut, menantunya dengan setia dan sabar
menjaga ibunya dengan diagnosa Angina Pectoris.
Kondisi saat masuk kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/100
mmHg, nadi 88 kali / menit, nafas 30 kali / menit, suhu 36,50 C, TB, 156 cm
dan BB 45 kg, klien mengeluh nyeri pada dada sebelah kiri, nyeri sangat
hebat, klien tampak meringis, berkeringat dingin, klien terpasang kateter urin,
dan oksigen 3 liter/menit, obat oral cedocard 3 x 1, antasida 3 x 1, dulcalax 1
x 1, terpasang infus RL 20 tetes/menit, klien dianjurkan bedrest ditempat tidur,
ruang ICCU pada saat itu penuh sehingga klien di rawat di ruang penyakit
dalam.
Kondisi pada hari itu (hari ke empat) klien sudah menunjukan banyak
perubahan seperti nyeri berkurang, tekanan darah 130/80 mmHg, masih
terpasang oksigen kanul 2 liter/menit, terpasang infus RL 20 tetes/menit, pada
saat ini Ny. X tidak dianjurkan untuk melakukan aktivitas yang berat, untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, buang air besar harus dibantu
oleh perawat sedangkan makan atau minum klien dibantu keluarga.
B. Pembahasan
Penerapan asuhan keperawatan teori self care Orem pada Ny. X
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
18
1. Pengkajian
Bila mengacu pada teori self care, maka hal-hal yang perlu dikaji
adalah faktor personal, universal self care, development self care, health
deviation, medical problem and plan dan self care deficit, dan data yang
dapat dikumpulkan dari kasus Ny. X, adalah sebagai berikut:
a. Faktor personal: usia 50 tahun, suku melayu, WNI,
agama Islam, janda, pekerjaan ibu rumah tangga, tinggi badan 156 cm
dan berat badan 45 kg.
b. Universal self care requisites: Ny. X mengeluh nyeri
pada dada sebelah kiri, nafas sesak dengan frekuensi 30 kali/menit,
berkeringat dingin, wajah tampak meringis, tekanan darah 140/100
mmHg, nadi 88 kali/menit, terpasang oksigen 3 liter/menit, terpasang
infus RL 20 tetes/menit, mandi dan BAB di bantu oleh perawat dan
keluarga.
c. Development self care requisites: Ny X seorang janda
dan tinggal dengan anak laki-lakinya, keterbatasan melakukan
aktivitas karena mengalami nyeri pada dada sebelah kiri akibat angina
pectoris, membutuhkan bantuan sepenuhnya / total, membutuhkan
latihan melakukan aktivitas ringan yang tidak memberatkan kerja
jantung.
d. Health Deviation self care requisites: Aktual gangguan
sistem kardiovaskuler dan tidak dapat melakukan aktivitas berat.
e. Medical problem and plan: diagnosa medik adalah Agina
Pectoris.
f. Perencanaan: istirahat, berikan Oksigen 2 liter/menit,
Monitor TTV (tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu), Monitor
hasil EKG, membantu dalam pemenuhan kebutuhan ADL,
mengajarkan pasien dan keluarga secara bertahap tentang perawatan
Ny X, relaksasi dengan tarik nafas dalam pada saat nyeri muncul.
g. Self Care Deficit: ketergantungan pasien dengan
keluarga dan perawat karena kondisi penyakit sehingga pasien tidak
19
mampu dalam memenuhi self care dan aktivitas lain terutama aktivitas
berat.
2. Diagnosa Keperawatan, Perencanaan dan Rasional
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data beberapa diagnosa
keperawatan yang dapat ditegakkan pada Ny. X adalah :
a. Tidak efetifnya pola nafas
b. Nyeri akut
c. Self care deficit
d. Intoleransi aktivitas
Perencanaan perawatan yang dapat diberikan pada Ny. X yaitu;
menyusun tujuan, intervensi dan rasionalisasi sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul.
Dignosa keperawatan : Tidak efektifnya pola nafas
Tujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,
pola nafas klien efektif dengan criteria: frekuensi nafas 16 – 20 x/m, irama
nafas reguler, tidak terpasang O2.
INTERVENSI RASIONAL1. Berikan
oksigen sesuai dengan program2. Monitor jumlah
pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan, batuk, bunyi paru, tanda vital, warna kulit dan AGD
3. Laksanakan program pengobatan
4. Posisi pasien fowler
5. Bantu dalam terapi inhalasi
6. Alat-alat emergensi disiapkan dalam kondisi baik
7. Pendidikan kesehatan : perubahan gaya hidup, menghindari alergen, tehnik bernafas, tehnik relaksasi
1. Mempertahankan oksigen arteri
2. Mengetahui status pernafasan
3. Meningkatkan pernafasan
4. Meningkatkan pengembangan paru
5. Membantu mengeluarkan sekret
6. Kemungkinan terjadi kesulitan bernafas yang akut
7. Perlu adaptasi baru dengan kondisi Sekarang
20
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah
disusun pada perencanaan berdasarkan 6 area yang dikemukan Orem.
5. Evaluasi
a. Jalan nafas efektif
b. Nyeri hilang
c. Mampu melakukan perawatan diri
d. Ny. X dapat melakukan aktivitas
BAB IV
PENUTUP
Konseptual model self care yang dikembangkan oleh Dorothea E. Orem
merupakan salah satu model yang menekankan pada kemampuan individu untuk
memenuhi kebutuhan self care secara mandiri dan selama masih memungkinkan
dan menekankan supaya individu menjadi self care agent bagi dirinya sendiri.
Dimana manusia merupakan kesatuan unit fungsional yang menjalankan fungsi
biologisnya, sedangkan sehat-kesehatan merupakan kondisi seseorang dapat
memenuhi kebutuhan self care-nya dan kondisi sehat akan mudah dicapai.
Apabila individu mempunyai kemampuan dan kesadaran yang tinggi dalam
merawat dirinya sendiri dan mengoptimalkan kesehatannya, serta memodifikasi
lingkungan yang dapat menunjang dalam aktivitas sehari-hari maka individu
tersebut akan berada dalam kondisi sehat.
Peran keperawatan dalam kondisi ketidakmampuan dalam melakukan self
care ditekankan kepada proses bagaimana memberi bantuan dan membimbing,
memfasilitasi dan memotivasi individu untuk memenuhi kebutuhan self care-nya
dengan membantu aktivitasnya. Bila individu gagal memenuhi kebutuhan self
care-nya, pada kondisi ini perawat bertindak sebagai self care agent bagi individu
tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R., & Tomey, A.M. (2006). Nursing theory: utilization and application. Third edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
Bridge, J., Cabell, S., and Herring, B. (2010). Dorothea Orem’s Self-Care Deficit Theory. http://www.docstoc.com/docs/68100230/Dorothea-Orem-s-Self-Care-Deficit-Theory.
Goerge, B. Julia. 1995. Nursing Theories The base for Professional Nursing Practice. Fourth Edition. United State of America: Appleton and Lange Norwalk Connecticut.
Hartweg, D.L. (1991). Dorothea Orem: self-care deficit theory. Newbury Park, California: Sage Publications, Inc.
Parker, M.E. (1990). Nursing theories in practice. New York: National League for Nursing.
Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition. St. Louis: Mosby Elsevier, Inc.
http://oremselfcaredeficittheory.blogspot.com/p/self-care-deficit-theory.html
http://currentnursing.com/nursing_theory/self_care_deficit_theory.html
22