laporan pbl klp.6 b 03

31
LAPORAN PBL KELOMPOK SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GERIATRI MODUL 1 GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI OLEH : KELOMPOK 6 B Marilyn 110206050 Zulham F.D 110206052 Ita purwanti 110206054 Nurul Indra K 110206056 Awaluddin Salam 110206058 Pratiwi Amiruddin 110206060 Dian Novera N 110206062 Muthiah Alibas 110206064 Nur Hidayatullah 110206066 Muthmainnah Sahir 110206068 A.Uci Febrianti 110206070

Upload: fahri-dwi-permana

Post on 27-Jun-2015

878 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

LAPORAN PBL KELOMPOK

SISTEM TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GERIATRI

MODUL 1

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

OLEH :

KELOMPOK 6 B

Marilyn 110206050 Zulham F.D 110206052 Ita purwanti 110206054 Nurul Indra K 110206056 Awaluddin Salam 110206058 Pratiwi Amiruddin 110206060 Dian Novera N 110206062 Muthiah Alibas 110206064 Nur Hidayatullah 110206066 Muthmainnah Sahir 110206068 A.Uci Febrianti 110206070 Halidah Amriyati 110206072 Nurlaela 110206074

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2009

Page 2: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

SKENARIO : GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BAYI

A, anak laki-laki umur 11 tahun, BB 6000 gram, PB 70 cm dibawa

oleh ibunya karena batuk pilek. Bayi lahir di bidan dengan berat lahir 2,6 kg, panjang

badan 50 cm, lingkar kepala 32 cm, tidak langsung menangis, setelah 5 menit baru

menangis lemah. Penimbangan 3 bulan terakhir berturut-turut beratnya stabil 6000

gram, lingkar kepala 39 cm, saat ini anak Sehari-hari makan nasi, sayur, lauk pauk

tempe, kadang telur. Mulai umur 3 bulan sudah diberi susu formula, pisang, bubur

bayi karena bayi sering menangis. Imunisasi BCG 2 bulan, polio 5x terakhir waktu

PIN, hepatitis B umur 40 hari dan 3 bulan, DPT umur 4 bulan dan 6 bulan. Bayi

sudah bisa tengkurap bolak balik, belum bisa duduk dan berdiri sendiri. Bayi

mengoceh kadang-kadang, tangan belum bisa memegang kerincingan. Ibu tidak

pernah melihat anak memasukkan benda ke dalam mulutnya da tidak pernah

mengajak main “cilukbaa…”. Jendela kamar sering ditutup, takut bayinya masuk

angin, lubang angin selalu ditutup kertas karena nyamuk sering masuk. Mainan yang

ada di rumah : kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga. Ibu tak banyak bicara.

KLARIFIKASI ISTILAH

Imunisasi è memberikan kekebalan baik aktif maupun pasif, sehingga anak

tidak dapat terkena penyakit

BCG (Bacillus Calmette-Guerrin) è imunisasi untuk kekebalan bakteri TB

PIN (Pekan Imunisasi Nasional) èPekan dimana setiap balita termasuk bayi

baru lahir yang bertempat tinggal di Indonesia diimunisasi dengan vaksin

polio,tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

DPT (Difteri Pertusis Tetanus) è imunisasi kombinasi dengan vaksin

kombinasi antigen toksoid dan antibodi kuman yang diamtikan,diberikan 3

kali semenjak umur bayi 2 bulan dengan interval 4-8 minggu

Page 3: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

POLIO èimunisasi yang digunakan untuk mencegah poliomyelitis yang

dapat menyebabakan kelumpuhan pada anak. Dengan frekuensi 4 kali

pemberian pada umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu.

Susu formula èformulasi dari susu sapi dan kedelai yang diolah sedemikian

rupa sehingga menyerupai ASI

KATA/KALIMAT KUNCI

Anak laki-laki, 11 bulan

KU : Batuk pilek

Lahir : BB 2,6 kg, PB 50 cm, LK 32 cm, menangis ketika lahir nanti setelah 5

menit

Pemeriksaan 3 bulan terakhir : stabil 6000 gram, LK 39 cm

Sehari-hari makan nasi, sayur, lauk pauk tempe, kadang telur

Sejak usia 3 bulan, konsumsi susu formula, pisang, bubur bayi, sering

menangis

Riwayat imunisasi : BCG 2 bulan, Polio 5x terakhir waktu PIN, hepatitis B

umur 40 hari & 3 bulan, DPT umur 4 bulan dan 6 bulan

Bayi mengoceh kadang-kadang, tangan belum bisa memegang kerincingan

Ibu tidak pernah melihat bayi memasukkan benda ke mulutnya

Ibu tidak pernah mengajak bayi bermain ‘cilukbaaaa..!!’

Jendela kamar selalu ditutup, takut bayi masuk angin.

Lubang angin pintu ditutup dengan kertas karena nyamuk sering masuk

Mainan bayi : kerincingan, boneka, sepeda roda tiga

Ibu tak banyak bicara

Page 4: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

ANALISIS INFORMASI

Keadaan fisik lahir

BB 2,6 kg : N (2500-4000 gr)

PB 50 cm : N (49-51 cm)

LK 32 cm : < nilai N (33-35 cm)

Menangis lahir setelah 5 menit : tanda asfiksia (> 20 detik)

Keadaan fisik 3 bulan terakhir- sekarang (11 bulan)

BB stabil 6000 gr : tidak normal

LK 39 cm : kurang dari batasan normal (N : > 40 cm)

Riwayat Diet

3 bulan susu formula : kurang baik

MP : baik

11 bulan diet makanan padat : kurang baik

Riwayat Imunisasi

BCG 1x : kurang

Polio 5x : berlebih

Hepatitis B 2x : kurang

DPT 2x : kurang

Campak (-) : kurang

Belum bisa memegang kerincingan : buruk

Belum bisa memasukkan benda ke mulut : buruk

Ibu kurang memberi stimlulasi dini ke bayi : buruk

Kamar bayi tertutup : sirkulasi udara lembab -> buruk

Mainan bayi ( kerincingan&boneka = cocok, sepeda roda tiga = tidak cocok)

Page 5: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

PERTANYAAN PENTING

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?

2. Bagaimana tahap-tahap normal tumbuh kembang anak < 1 tahun?

3. Sebutkan jenis-jenis imunisasi yang diberikan pada anak umur 0-12 bulan ?

4. Apa pengaruh keluhan utama anak dengan proses tumbuh kembangnya?

5. Apa hubungan tumbuh kembang anak pada skenario dengan kondisi lingkungan,

orang tua dan mainannya?

5. Bagaimana status gizi pada anak dalam skenario?

6. Bagaimana analisis kelainan tumbuh kembang anak pada skenario ?

JAWABAN PERTANYAAN

1.Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

INTERNAL(Ras,keluarga,

umur,jenis kelamin,genetik,Kromosom.

EKSTERNAL(gizi,mekanik,zat kimia,

endokrin,infeksi,imun,riwayat kelahiran,dll)

Page 6: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

A. FAKTOR GENETIK

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel

telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan

B. FAKTOR LINGKUNGAN

1) Lingkungan Pranatal

Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang

hamil, lebih sering menghasilkan bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah) atau lahir mati.

Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan

pada bayi yang dilahirkan.

Toksin/ zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.

Misalnya obat-obatan anti kanker dsb dapat menyebabkan kelainan bawaan.

Endokrin

Hormone-hormon yang mungkin berperan dalam pertumbuhan janin adalah

somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.

Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan

kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.

Infeksi

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH>

Stress

Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang

janin antara lain: cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.

Imunitas

Page 7: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Rhesus ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis atau

lahir mati.

Anoksia Embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,

menyebabkan BBLR (Berat badan Lahir Rendah)

2) Lingkungan Post-natal

Lingkungan biologis

Ras/ suku bangsa

Pertubuhan somatic juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa.

Jenis kelamin

Dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan.

Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak

mudah sakit dan mudah terjadi kekurangan gizi.

Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana

kebutuhan anak berbeda dengan dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan

juga untuk pertumbuhan, diman dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga.

Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan

kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada

tumbuh kembang anak.

Kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-

penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.

Faktor fisik

Cuaca, musim dan keadaan geografis suatu daerah

Page 8: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Musim kemarau yang panjang/ adanya bencana alam, dapat berdampak pada

tumbuh kembang anak, antara lain : akibat gagalnya panen, sehngga banyak

anak yang kekurangan gizi.

Sanitasi

Sanitasi lingkungan memiliki peranan penting yang cukup dominan dalam

penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh

kembangnya.

Keadaan rumah

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak

membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan

penghuninya.

Faktor psikososial

Stimulasi

Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan anak yang kurang/ tidak mendapat stimulus.

Stress

Stress pada anak akan berpengaruh pada anak berpengaruh pada tumbuh

kembangnya.

Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan

kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya.

Kualitas interaksi anak dan orang tua

Interaksi timbale balik antara anak dan orang tua, akan menimbulkan keakraban

dalam keluarga.

Faktor keluarga

Pekerjaan dan pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak karena

orang tua akan menyediakan segala kebutuhan anak.

Pendidikan orang tua.

Page 9: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak.

Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup

akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih saying yang diterima

anak.

Stabilitas rumah tangga

Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan

dengan mereka yang kurang harmonis.

Kepribadian orang tua

Kepribadian orang tua yang terbuka tentunya berpengaruh berbeda tehadap

tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang yang

kepribadiannya tertutup.

2.Tahap-tahap tumbuh kembang anak :

LAHIR-3 BULAN

- Belajar angkat kepala & mengikuti objek

- Tersenyum

- Bereaksi dengan suara

- Mengenal pengasuhnya

- Mengoceh spontan

3-6 BULAN

Mengangkat kepala 90 derajat & mengangkat dada dengan bertopang dagu

Belajar meraih benda disekitarnya

Menaruh benda di mulutnya

Memperluas lapangan pandang

Tertawa

6-9 BULAN

Page 10: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurap bolak balik

Merangkak meraih benda, mendekati seseorang

Memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain

Memegang benda kecil dengan ibu jari & telunjuk

Bergembira melempar suatu benda

Mengenal wajah keluarga, takut dengan orang asing

Berpartisipasi dalam gerak tepuk tangan

9-12 BULAN

Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dituntun

Menirukan suara

Mengulang bunyi yang didengar

Belajar satu atau dua kata

Mengerti perintah/larangan yang sederhana

Berpartisipasi dalam permainan

BERAT BADAN

Penambahan berat badan bayi pada tahun pertama berkisar antara:

•700 – 1000 gr/bln pd triwulan I

•500 – 600 gr/bln pd triwulan II

•350 – 450 gr/bln pd triwulan III

•250 – 350 gr/bln pd triwulan IV

PANJANG BADAN

Penambahan panjang badan bayi pada tahun pertama berkisar antara:

Trimester I : 2,8 – 4,4 cm / bulan

Trimester II : 1,9 – 2,6 cm / bulan

Trimester III : 1,3 – 1,6 cm / bulan

Trimester IV : 1,2 – 1,3 cm / bulan

LINGKAR KEPALA

Penambahan ukuran lingkar kepala bayi pada tahun pertama berkisar antara:

Page 11: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

• 0 - 3 bln = 2 cm/bln

• 4 - 6 bln = 1 cm/bln

• 6 – 12 bln = 0,5 cm/bln

3.Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun

BCG

HEPATITIS B

POLIO

DPT

CAMPAK

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif

adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan

dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya

adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan

sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya

adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka

kecelakaan.

Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi

tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama

masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.

JENIS IMUNISASI

Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan

imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk

rejan (pertusis), polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B.Sedangkan

imunisasi terhadap penyakit lain seperti gondongan (mumps), campak Jerman

(rubella), tifus, radang selaput otak (meningitis) Hib, hepatitis A,cacar air (chicken

Page 12: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan.Berikut ini penjelasan

mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak:

1. Vaksin BCG

Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena

terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat

menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi),kelenjar

getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yangterberat). Pemberian

imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang barulahir sampai usia 12 bulan,

tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum,bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini

cukup diberikan satu kali saja.Bila pemberian imunisasi ini "berhasil," maka setelah

beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan

meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan

dipaha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita

demam.

2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)

Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam

tinggi dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan

cepat meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman

difteri dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabutsaraf. Racun dari

kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang,mengakibatkan kejang dan

kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukupparah bila menyerang anak balita,

bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.Di Indonesia vaksin terhadap

difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal

khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar

DPT diberikan 3 kali, yaitu sejakbayi berumur 2 bulan dengan selang waktu

penyuntikan minimal selama 4minggu. Suntikan pertama tidak memberikan

perlindungan apa-apa, itu sebabnya

Page 13: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada

usia 1 _ - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ke-3.

Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat

kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang

terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama

1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang

menderita kejang demam kompleks.

3. Vaksin Polio

Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak

mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5

hari.Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan

adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut.Di

beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio.Imunisasi

dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya

diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan

dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan

dengan imunisasi ulang DPT.

4. Vaksin Campak (Morbili, Measles)

Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya

bercak-bercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk,atau

pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka,tubuh, dan

anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang

dalam waktu 7-10 hari.Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah

menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh

komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau

radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari

ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi

Page 14: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

mencapai 6 bulan.Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan. Biasanya

tidak terdapatreaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau

sedikitbercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat

suntikan.

5. Vaksin Hepatitis B

Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan

jarum suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa

bayi dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat

menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan)

hati dan kanker hati di kemudian hari.Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali

dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang

waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun

setelah pemberian imunisasi dasar.

6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)

Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondonga

sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius seperti

radang otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita) dan

dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat

membahayakan karena dapat merusak janin dalam kandungan pada masa kehamilan

muda. Imunisasi MMR diberikan satu kali setelah anak berumur 15 bulan. Imunisasi

ulang dilakukan setelah anak berusia 12 tahun.

7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid

Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus

tidak berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit

yang khas adalah demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai

dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu,dan

Page 15: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

kadang-kadang disertai sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid, yaitu

vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan

sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun.Vaksin oral diberikan pada

anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri dari 3 kapsul yang

diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.

8. Vaksin Radang

Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib) Penyakit ini berbahaya

dan paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan.Radang selaput otak Hib sering

mengakibatkan cacat saraf atau kematian. DiIndonesia telah beredar 2 jenis vaksin

Hib, yaitu ActHIB buatan Perancis dan PedvaxHIB buatan USA.PedvaxHIB:

Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia 2-14 bulan dengan selang waktu 2 bulan.

Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12 bulan, maka imunisasi ulangan

harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan kedua. Untuk anak yang baru

mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15 bulan, maka imunisasi cukup

diberikan satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada usia 2-6

bulan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12

bulan setelah imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka

cukup diberikan satu kali tanpa ulangan.

9. Vaksin Hepatitis A

Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit

ini jarang menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam,

mual, lesu, mata dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh. Biasanya

akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix

diberikan 2 kali dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6 bulan

setelah suntikan pertama.

10. Vaksin Cacar Air (Varicella)

Page 16: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya

khas, mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk

gelembung berisi air dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini

mula-mula muncul di daerah perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke

muka, kepala dan anggota badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang

kulit, radang paru (pneumonia), radang otak (encephalitis), atau varicella kongenital

bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda. Harga vaksin (Varillix) masih

mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak berusia di atas 12 tahun

yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu kemudian.

Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib

1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)

2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2

3 bulan : DPT-2, OPV-3

4 bulan : DPT-3, OPV-4

7 bulan : Hepatitis B-3

9 bulan : Campak

Rekomendasi ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode 2004*(*revisi September

2003)

Page 17: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

vaksinumur pemberian imunisasi

Bulan tahunLhr 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 2 3 5 6 10 12

Program pengembangan imunisasi (PPI, diwajibkan)BCG 1Hepatitis B

1 2 3

Polio 0 1 2 3 4 5DPT 1 2 3 4 5 6 dT

atau TT

Campak 1 2program pengembangan imunisasi non PPI (non PPI, diwajibkan)Hib 1 2 3 4MMR 1 2Tifoid Ulangan tiap tiga

tahunHepatitis A

Diberikan 2 kali,interval 6-12 bln

Varisela 1

4.Hubungan keluhan dengn tumbuh kembang bayi pada skenario

Keluhan batuk pilek pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas yang

menurun yang dapat disebabkan oleh faktor gizi atau keadaan tempat tinggal

(hyeginis). Butuh anamnesis untuk mengetahui lebih lanjut tentang keluhan utama.

Bayi ketika lahir mengalami suatu asfiksia neonatorum karena tidak menangis

spontan. Keadaan asfiksia ini bisa memberikan gangguan pada sel-sel otak yang akan

mengarah pada sekuele otak sebagai gejala sisanya. Tentunya ini bergantung pada

derajad asfiksianya. Derajad ini ditentukan berdasarkan skor Apgar.

Tabel skor apgar:

Page 18: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Tanda 0 1 2

A:

warna/appearance

Biru/ pucat Tbh kemerahan,

anggt gerak biru

Slrh tbh kemerahan

P: pulse - < 100/m ≥ 100/m

G: grimace - Gerak otot muka

sedikit

Batuk/bersin

A: activity/tonus

otot

lumpuh Sedang, fleksi sdkt

anggt gerak

Baik, gerakan aktif

R: respiration - Lambat tidak

teratur

Baik menangis kuat

Tabel derajad asfiksia:

Derajad asfiksia SA pH

Tidak asfiksia ≥ 7 > 7,2

Asfiksia ringan sedang 4-6 7,1-7,2

Asfiksia berat ≤ 3 < 7,1

Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan

resusitasi dan dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit ke lima.

Untuk kasus ini, kita tidak bisa menentukan derajad asfiksianya karena

kekurangan data yang mendukung.

Keadaan asfiksia bisa menyebabkan suatu retardasi mental pada

perkembangan bayi selanjutnya. Begitu pula dengan keadaan mikrosefali yang juga

bisa menyebabkan adanya suatu retardasi mental. Tetapi diagnosis pasti ini nanti

setelah pasien tersebut mendapatkan tes IQ dengan hasil kurang dari 70.

5.Hubungan tumbuh kembang anak dengan factor lingkungan,orang

tua,dan mainannya

Page 19: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

FAKTOR LINGKUNGAN

Keluhan batuk pilek pada anak dapat dipengaruhi oleh faktor imunitas yang

menurun yang dapat disebabkan oleh faktor gizi atau keadaan tempat tinggal

(hyeginis). Butuh anamnesis untuk mengetahui lebih lanjut tentang keluhan utama

FAKTOR ORANG TUA

Ibu yang tak banyak bicara berpengaruh besar pada masa-masa bayi

bertumbuh dan berkembang karena melalui orang terdekatlah si bayi mendapat

stimulasi dini untuk kebutuhan tumbuh kembangnya. Jadi sangat dibutuhkan peran si

ibu dan juga pengetahuan si ibu bagaimana merawat bayi dengan benar.

FAKTOR ALAT PERMAINAN

Kerincingan, cocok sebagai salah satu alat yang dapat menstimulasi pendengaran

si bayi agar bayi mendapat rangsangan suara. Disamping itu niat bayi untuk

meraih kerincingan tersebut juga baik untuk melatih refleks bayi

Boneka, sangat baik untuk mengajarkan bagaimana berbgaia macam bentuk serta

warna yang bervariasi. Hal ini dapar menunjangan kemampuan bayi untuk

membedakan benda yang satu dengan yang lain dengan pemahaman bentuk serta

warna

Sepeda roda tiga, kurang cocok untuk anak usia bayi karena lebih bertujuan untuk

melatih bakat anak. Untuk usia bayi (11 bulan) sebainya digunaka baby walker

untuk melatih gerak berjalan si bayi

6.PENENTUAN SATUS GIZI ANAK

Dapat diketahui dengan cara antropometri dengan mengukur beberapa hal yaitu:

- BB (Berat Badan)

- TB (Tinggi Badan)

- LK (Linkar Kepala)

- LLA (Lingkar Lengan Atas)

Page 20: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

GROWTH CHART

ANALISIS MASALAH PADA SKENARIO

Page 21: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

INFORMASI TAMBAHAN

Antibodi ibu disamping memberikan perlindungan pada bayi terhadap

berbagai infeksi atau toksinnya ,dapat pula mengurangi respon terhadap

antigen.misalnya antibodi anti-campak asal ibu yang ada dalam kadar cukup pada

bayi sampai usia 1 tahun akan mengahalangi respon bayi tersebut terhadap

vaksin.Maka vaksinasi campak sekarang dianjurkan diberikan kepada bayi usia 15

bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Si anak mengalami sangat keterlambatan tumbuh kembang

Bisa oleh karena riwayat kelahiran, diet,serta kurangnya stimulasi yang diperoleh dari lingkungan

Sebaiknya si ibu mempunyai pengetahuan bagaimana merawatanak dengan baik, yakni dengan ASAH, ASIH, ASUH

Yang terpenting sekarang adalah bagaimana anak diberi pembelajaran,

Serta si ibu dapat cepat memahami kelainan2 yang terjadi pada anak

Page 22: LAPORAN PBL KLP.6 B 03

Baratawidjaja,Karnen Garna.2006.Imunologi Dasar Edisi Ke 7 Cetakan ke

5.Jakarta:FK UI.

Narendra,Moersintowati B,et all.2002.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi

Pertama.Jakarta: IDAI,Sagung Seto.

Soetjiningsih,dr.SpAK.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC.

www.google.com