malakah klp vi

Upload: eni-nur-utami

Post on 14-Apr-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    1/25

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T karena atas berkat dan

    rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ASKEP ANAK

    DENGAN HIDROSEFALUS DAN KEJANG tepat pada waktunya.

    Makalahyang kami buat dapat diselesaikan dengan baik, semoga dapat

    memberikan manfaat dan informasi yang lebih bagi para pembaca serta dapat

    mengantarkan kamimeraih kesuksesan serta pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih

    luas lagi.

    Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari cara penulisan

    maupun isi dari makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari

    pembaca demi perbaikan makalah kedepannya.

    Makassar, 5 September 2013

    Penyusun

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    2/25

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................1

    DAFTAR ISI ................................................................................................ 2

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

    1.1Latar Belakang .....41.2Rumusan Masalah ................4BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................7

    2.1Definisi Hidrochefalus dan Kejang pada Anak.........72.2Etiologi Hidrochefalus dan Kejang pada Anak .72.3Klasifikasi Hidrochefalus dan Kejang pada Anak ....92.4Patofisiologi Hidrochefalus dan Kejangpada Anak..132.5Manifestasi Klinis Hidrochefalus dan Kejangpada Anak.152.6Penatalaksanaan Hidrochefalus dan Kejangpada Anak182.7Askep Hidrochefalus dan Kejangpada Anak...19BAB III PENUTUP 20

    REFERENSI ...................................................................................................22

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    3/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Hidrosefalus adalah penumpukan CSS sehingga menekan jaringan otak. Jumlah

    cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan intrakranial

    sangat tinggi. Hidrosefalus sering menyebabkan distosia persalinan. Apabila

    hidrosefalus berlanjut setelah lahir dan tetap hidup akan menjadi masalah pediatrisosial.

    Pasien hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada anak

    yang mengalami hidrosefalus ada kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan

    neurologis berupa gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan resiko

    terjadi dekubitus.

    Sedangkan kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di

    ruang gawat darurat. Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun setidaknya pernah

    mengalami sekali kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya

    gangguan neurologis. Keadaan tersebut merupakan keadaan darurat. Kejang mungkin

    sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau

    merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung menjadi status epileptikus.

    Karena itu di makalah kali ini, kami akan coba membahas cara mencegah dan

    menanggulangi masalah hidrosefalus dan kejang yang sering terjadi pada anak

    tersebut.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    4/25

    1.2Rumusan Masalah

    1. Bagaimana konsep tentang Hydrochepalus dan kejang yang seing terjadi padaanak?

    2. Bagaimana patofisiologi dari Hydrochefalus dan kejang yang sering terjadi padaanak tersebut ?

    3. Bagaimana Asuhan Keperawatan Hydrochepalus dan kejang ?

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    5/25

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    HidrosefalusAdalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya

    cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun

    gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi

    sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis

    (Darto Suharso,2009). Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang

    mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan

    tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel

    (Darsono, 2005:209). Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara

    produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder,

    sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut

    menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-

    ubun (DeVito EE et al, 2007:328).Hidrocephalus itu merupakan suatu keadaan

    patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS)

    dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat

    pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah,2005).

    KejangKejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten

    dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau

    otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron

    otak. 1,3 Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau

    kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran adalah

    bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal di atas 38C)

    yang disebabkan oleh suatu proses ektra kranium ( Ilmu Kesehatan Anak FKUI847). Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures ( 1980 ), kejang demam

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    6/25

    adalah bangkitan kejang yang berhubungan dengan demam tanpa diketahui

    penyebabnya, biasanya terjadi pada bayi atau anak antara umur 3 bulan s/d 5

    tahun.( Kapita Selekta Kedokteran, jilid 2,2000, hal. 434. )

    Menurut Wegman ( 1939) dan Millichap ( 1959 ), kejang demam adalah bangkitan

    kejang yang terjadi pada umur tertentu yang diakibatkan oleh suhu tubuh yang

    tinggi dengan peningkatan suhu yang cepat.(Ilmu Kesehatn Anak, Jilid 2, 1985,

    hal. 847).

    2.2 Etiologi

    HidrochefalusHydrosephalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau tidak cukupnya

    penyerapan CSF pada otak atau obstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi CSF

    di sistim ventrikuler. Kondisi diatas pada bayi dikuti oleh pembesaran kepala.

    Obstruksi pada lintasan yang sempit (Framina Monro, Aquaductus Sylvius,

    Foramina Mengindie dan luschka ) pada ventrikuler menyebabkan hidrocephalus

    yang disebutNoncomunicating(Internal Hidricephalus). Obstruksi biasanya terjadi

    pada ductus silvius di antara ventrikel ke III dan IV yang diakibatkan

    perkembangan yang salah, infeksi atau tumor sehingga CSF tidak dapat

    bersirkulasi dari sistim ventrikuler ke sirkulasi sub arahcnoid dimana secara

    normal akan diserap ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan ventrikel

    lateral dan ke III membesar dan terjadi kenaikan ICP. Tipe lain dari hidrocephalus

    disebut Communicating (Eksternal Hidrocephalus) dmana sirkulasi cairan dari

    sistim ventrikuler ke ruang subarahcnoid tidak terhalangi, ini mungkin disebabkan

    karena kesalahan absorbsi cairan oleh sirkulasi vena. Tipe hidrocephalus terlihat

    bersamasama dengan malformasi cerebrospinalsebelumnya.

    Kejang.a) Menurut Lennox-Buchthal, 1971 : kepekaan kejang demam diturunkan

    oleh gen yang dominan.

    b) Menurut Millichap, 1968 : kelainan neurologis yang terjadi pada anakantara umur 6 bulan s/d 4 tahun.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    7/25

    c) Menurut Wegman, 1939 dan Millichap, 1959 : suhu tubuh yang tinggidengan peningkatan yang cepat dan bergantung pada umur tertentu.

    d) Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, 1980 : penyebabnyatidak diketahui.

    e) Kebanyakan demam disebabkan penyakit infeksi diluar susunan saraf pusatseperti tonsilitis, ISPA, otitis media akut, pneumonia, bronkhitis,

    gastroenteritis dan infeksi saluran kemih ( KSK FKUI, jilid 2 ; 435 ).

    2.3 Klasifikasi.

    Hidrochefalus.Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya,

    berdasarkan :

    Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan

    hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus).

    Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.

    Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik. Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non

    komunikans.

    Berdasarkan letak obstruksi CSS ( Cairan Serbrospinal ) hidrosefalus pada bayi dan

    anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu :

    Hydrocephalus komunikanApabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat

    aliran bebas CSS dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan. Jenis ini

    tidak terdapat obstruksi pada aliran CSS tetapi villus arachnoid untuk

    mengabsorbsi CSS terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau

    malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan

    karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya

    hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala

    gejala peningkatan ICP).

    Hydrocephalus non komunikan

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    8/25

    Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga

    menghambat aliran bebas dari CSS. Biasanya gangguan yang terjadi pada

    hidrosefalus kongenital adalah pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk

    hidrosefalus non komunikan.Biasanya diakibatkan obstruksi dalam sistem

    ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSS. Kondisi tersebut sering

    dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi

    congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping

    lesion) ataupun bekas luka. Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari

    obstruksi lesi pada sistem ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas

    luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis

    sutura yang berfungsi atau pada anakanak dibawah usia 1218 bulan dengan

    tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tandatanda dan gejalagejala

    kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak-anak yang garis suturanya tidak

    bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.

    Hidrocephalus Bertekan Normal ( Normal Pressure Hidrocephalus )Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi

    jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya

    normal, gejala gejala dan tanda tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic

    gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala,

    hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus

    (Kelompok umur 60 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan

    tersebut.

    Kejang.A.Demam kejang diklasifikasikan menjadi dua golongan ( Kapita Selekta

    Kedokteran Jilid 2 ; 434 ), yaitu:

    1. Kejang demam sederhana.

    Kejang demam yang berlangsung kurang dari 15 menit.

    2. Kejang demam Kompleks.

    Kejang demam yang berlangsung lebih dari 15 menit dan terjadi lebih dari

    satu kali dalam 24 jam, biasanya mempunyai riwayat kelainan neurologi /

    riwayat kejang demam / kejang tanpa demam dalam keluarga.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    9/25

    B. Menurut Livingston ( 1945, 1963 ) membuat kriteria (IKA FKUI,vol 2 ; 849 ),

    yaitu:

    1. Kejang demam sederhana.

    2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam.

    Kriteria kejang demam sederhana:

    1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun.

    2. Kejang beralngsung tidak lebih dari 15 menit.

    3. Kejang bersifat umum.

    4. Kejang timbul 16 jam pertama setelah demam.

    5. Pemeriksaan saraf sebelum dan setelah kejang normal.

    6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya satu minggu setelah suhu normal

    tidak menunjukan kelainan.

    7. Frekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi 4 kali.

    2.4 Pastofisiologi.

    Hidrochefalus.

    Jika terdapat obstruksi pada sistem ventrikuler atau pada ruangan sub

    arachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler

    mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan

    mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat

    pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami

    pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat

    merupakan proses yang tibatiba/akut dan dapat juga selektif tergantung pada

    kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi

    dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi

    peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan

    mengembang dan terasa tegang pada perabaan. Stenosisaquaductal (Penyakit

    keluarga/keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel

    laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu

    penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).

    Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    10/25

    pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol

    memenuhi sebagian besar ruang dibawah.

    Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang

    terpisahpisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran

    pada sistim ventrikel. CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan

    penebalan jaringan dan adnya massa pada ruangan Occuptional.

    Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe

    communicatingdapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan

    atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup

    maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.

    Kejang.

    Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten

    dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau

    otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron

    otak. 1,3 Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau

    kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihankesadaran.2Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik

    yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel

    neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut

    diduga disebabkan oleh; 1] kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron

    untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan; 2] berkurangnya inhibisi oleh

    neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau 3] meningkatnya eksitasi

    sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang

    berulang. 3,4,5 Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang

    berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak

    sempurna.

    2.5 Manifestasi Klinis

    Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan,

    yaitu :

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    11/25

    1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatusMeliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital

    dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan

    pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama

    kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah

    frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang,

    sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena

    di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003).

    2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanakPembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi

    hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan

    penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum

    gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua

    tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala.

    Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala

    lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal.

    Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya

    yaitu:

    1. Fontanel anterior yang sangat tegang.2. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.3. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.4. Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomenon).

    Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar

    dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan

    kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala

    gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi).

    (Darsono, 2005:213).

    Kejang.1. Kejang didahului dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    12/25

    2. Sifat kejang biasanya kejang klonik, tonik-klonik bilateral.3. Umumnya kejang berhenti sendiri.4. Setelah kejang klien di ikuti fase tidur dan bila sadar kembali tanpa

    menunjukan kelainan neurologis.

    5. Serangan terjadi pada 24 jam pertama sewaktu demam.6. Kejang bersifat umum.7. Bangkitan kejang dalam satu tahun kejang tidak melebihi empat kali.8. Terjadi pada anak usia kurang dari lima tahun rata-rata terjadi pada usia enam

    bulan sampai dengan empat tahun.

    2.6 Penatalaksanaan .

    Hidrochefalus.

    Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori live saving and live

    sustaining yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan

    dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan

    dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:

    o Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalisdengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid

    (diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.

    o Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengantempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid.

    Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:

    Drainase ventrikule-peritoneal

    Drainase Lombo-Peritoneal

    Drainase ventrikulo-Pleural

    Drainase ventrikule-Uretrostomi

    Drainase ke dalamanterium mastoid

    Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung

    melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan

    pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    13/25

    dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan

    harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.

    Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah

    diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah

    kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang

    pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka

    rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut

    dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat

    dari luar.

    Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan

    jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.Ada 2 macam terapi pintas /

    shunting :

    Eksternal

    CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara.

    Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan

    normal.

    Internal

    1. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain : Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus. Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum

    2. Lumbo Peritoneal Shunt CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum

    dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.

    Teknik Shunting:

    Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis ataukornu frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.

    Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukananalisis.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    14/25

    Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletakproksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter)

    maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz).

    Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.

    Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atriumkanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray ujung

    distal setinggi 6/7).

    Ventriculo-Peritneal Shunt Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.

    Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan

    tidak diperlukan adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.

    Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural,

    obstruksi, keadaan CSS yang rendah, ascites akibat CSS,

    kraniosinostosis.

    Kejang.a. Atasi kejang secepatnya dengan pemberian diazepam rectal sebanyak 0,4 0,6

    mg/kgBB atau injeksi intravena 0,3 mg/kgBB.

    b. Longgarkan pakaian yang ketat dan atur posisi tubuh untuk mempertahankankefektipan jalan nafas serta jga bersihan jalan nafas jangan sampai timbul

    aspirasi.

    c. Berikan kompres dingin atau alkohol untuk memepercepat penurunan suhutubuh.

    d. Berikan oksigen untuk menghindari hipoksiae. Obsevasi tanda-tanda vital.

    2.7 Asuhan Keperawatan

    Hidrosefalus

    1. Pengkajiana. Anamnesa

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    15/25

    Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,pendidikan, pekerjaan, alamat

    Riwayat Penyakit / keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelahapatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan

    perifer.

    Riwayat Penyakit dahulu :a. Antrenatal : Perdarahan ketika hamil

    b. Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahirc. Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma

    Riwayat penyakit keluargaPengkaji an persistem

    1. B1 ( Breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas2. B2 ( Blood ) : Pucat, peningkatan systole tekanan darah,

    penurunan nadi

    3. B3 ( Brain ) : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjoldan mengkilat, pembesaran kepala, perubahan pupil, penglihatan

    ganda, kontruksi penglihatan perifer, strabismus ( juling ), tidak

    dapat melihat keatas sunset eyes , kejang

    4. B4 ( Bladder ) : Oliguria5. B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan6. B6 ( Bone ) : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot

    ekstrimitas

    Observasi tandatanda vital

    1. Peningkatan systole tekanan darah2. Penurunan nadi / bradikardia3. Peningkatan frekuensi pernapasan

    RENCANA KEPERAWATAN

    Diagnosa Intervensi Rasional

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    16/25

    1. Potensial

    komplikasi

    peningkatan

    tekanan intrakranial

    berhubungan

    dengan akumulasi

    cairan

    serebrospinal.

    Observasi ketat tanda-tanda peningkatanTIK (Nyeri kepala, muntah, lethargi,

    lelah, apatis, perubahan personalitas,

    ketegangan dari sutura cranial dapat

    terlihat pada anak berumur 10 tahun,

    penglihatan ganda, kontruksi penglihatan

    perifer strabismus, Perubahan pupil)

    Pantau terus tingkat kesadaran anak

    Pantau terus adanya perubahan TTV

    Berkolaborasi dengan dokter untukmelakukan pembedahan, untuk

    mengurangi peningkatan

    Kaji pengalaman nyeri pada anak, mintaanak menunjukkan area yang sakit dan

    menentukan peringkat nyeri dengan

    skala nyeri 0-5 (0 = tidak nyeri, 5 = nyeri

    sekali)

    Bantu anak mengatasi nyeri sepertidengan memberikan pujian kepada anak

    untuk ketahanan dan memperlihatkan

    bahwa nyeri telah ditangani dengan baik.

    Untuk mengetahui secara dinipeningkatan TIK

    Penurunan kesadaran menandakakanadanya peningkatan TIK

    Untuk mengetahui kondisi aliran darahdan aliran oksigen ke otak

    Dengan dilakukan pembedahan,diharapkan cairan cerebrospinal

    berkurang, sehingga TIK menurun,

    tidak terjadi penekanan pada lobus

    oksipitalis dan tidak terjadi

    pembesaran pada kepala

    Membantu dalam mengevaluasi rasanyeri.

    Pujian yang diberikan akanmeningkatkan kepercayaan diri anak

    untuk mengatasi nyeri dan kontinuitas

    anak untuk terus berusaha menangani

    nyerinya dengan baik.

    2. Gangguan persepsi

    sensori

    berhubungan

    dengan penekanan

    lobus oksipitalis

    karena

    meningkatnya TIK

    Mempertahankan visus agar tidak terjadipenurunan visus yang lebih para

    a) Membantu ADL pasienb) Membantu orientasi tempATc) Berikan tempat yang nyaman

    dan aman ( pencahayaan terang,

    bed plang dll dipasang agar tidak

    cedera )

    Ketidakmampuan dalampenglihatan tidak bertambah parah,

    klien tidak mengalami disorientasi

    tempat, Klien merasa nyaman dan

    aman

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    17/25

    Membantu pasien untuk mengenalisesuatu dengan kondisi penglihatan yang

    terganggu

    Klien tidak banyak bergantung padaorang lain

    3. Kurang

    pengetahuan orang

    tua berhubungan

    dengan penyakit

    yang di derita oleh

    anaknya

    Beri kesempatan orang tua untukmengekspresikan kesedihannya

    Beri kesempatan orang tua untukbertanya mengenai kondisi anaknya

    Jelaskan tentang kondisi penderita,prosedur, terapi dan prognosanya.

    Ulangi penjelasan tersebut bila perludengan contoh bila keluarga belum

    mengerti

    Keluarga dapat mengemukakanperasaannya sehinnga perasaan

    orang tua dapat lebih lega

    Pengetahuan orang tua bertambahmengenai penyakit yang di derita

    oleh anaknya sehinnga kecemasan

    orang tua dapat berkurang

    Pengetahuan kelurga bertambah dandapat mempersiapkan keluarga

    dalam merawat klien post operasi

    Keluarga dapat menerima seluruhinformasi agar tidak menimbulkan

    salah persepsi

    4. Resiko

    ketidakefektifan

    pola nafas yang

    berhubungandengan penurunan

    refleks batuk

    Posisikan klien posisi semifowler

    Pemberian oksigen

    Observasi pola dan frekuensi napas

    Auskultasi suara napas

    Klien merasa nyaman dan tidakmerasa sesak napas

    Suplai oksigen klien dapattercukupi sehingga klien tidakmengalami hipoksia

    Untuk mengetahui ada tidaknyaketidakefektifan pola napas

    Untuk mengetahui adanya kelainansuara

    5. Gangguan

    pertumbuhan dan

    perkembangan

    berhubungan

    pembesaran kepala

    Memberikan diet nutrisi untukpertumbuhan ( asuh )

    Memberikan stimulasi atau rangsanganuntuk perkembangan kepada anak ( asah

    )

    Memberikan kasih sayang ( asih )

    Mempertahankan berat badan agartetap stabil

    Agar perkembangan klien tetapoptimal

    Memenuhi kebutuhan psikologis6. Resiko tinggi

    infeksi

    berhubungan

    dengan

    pemasangan

    Pantau tanda-tanda infeksi( letargi, nafsumakan menurun, ketidakstabilan,

    perubahan warna kulit )

    Lakukan rawat luka Pantau asupan nutrisi

    Mengetahui penyebab terjadinya infeksi

    Mencegah timbulnya ifeksi Asupan nutrisi dapat membantu

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    18/25

    Kejang1. Pengkajian

    drain/shunt

    Kolaborasi dalam pemberian antibiotikmenyembuhkan luka

    Antibiotik dapat mencegahtimbulnya infeksi

    7. Ketidakseimbangan

    nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    yang berhubungan

    dengan muntah

    sekunder akibat

    kompresi serebral

    dan iritabilitas.

    Pertahankan kebersihan mulut denganbaik sebelum dan sesudah mengunyah

    makanan.

    Tawarkan makanan porsi kecil tetapisering untuk mengurangi perasaan

    tegang pada lambung

    Atur agar mendapatkan nutrien yangberprotein/ kalori yang disajikan pada

    saat individu ingin makan

    Timbang berat badan pasien saat iabangun dari tidur dan setelah berkemih

    pertama.

    Konsultasikan dengan ahli gizi mengenaikebutuhan kalori harian yang realistis

    dan adekuat.

    Mulut yang tidak bersih dapatmempengaruhi rasa makanan dan

    meninbulkan mual

    Makan dalam porsi kecil tetapisering dapat mengurangi beban

    saluran pencernaan. Saluran

    pencernaan ini dapat mengalami

    gangguan akibat hidrocefalus

    Agar asupan nutrisi dan kalori klienadeakuat

    Menimbang berat badan saat barubangun dan setelah berkemih untuk

    mengetahui berat badan mula-mula

    sebelum mendapatkan nutrient

    Konsultasi ini dilakukan agar klienmendapatkan nutrisi sesuai indikasi

    dan kebutuhan kalorinya.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    19/25

    Riwayat penyakit juga memegang peranan penting untuk

    mengidentifikasi faktor pencetus kejang untuk pengobservasian sehingga bisa

    meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh kejang.

    a) Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus /kekuatan otot. Gerakan involunter

    b) Sirkulasi : peningkatan nadi, sianosis, tanda vital tidak normal atau depresidengan penurunan nadi dan pernafasan

    c) Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengankeadaan dan atau penanganan, peka rangsangan.

    d) Eliminasi : inkontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung kemihdan tonus spinkter

    e) Makanan / cairan : sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yangberhubungan dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak / gigi

    f) Neurosensor : aktivitas kejang berulang, riwayat truma kepala dan infeksiserebra

    g) Riwayat jatuh / trauma

    2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

    a) Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan kesadaran,kehilangan koordinasi otot.

    b) Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakanneoromuskular

    c) Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuhd) Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatane) Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi

    IntervensiDiagnosa 1 :Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan

    kesadaran, kehilangan koordinasi otot.

    Tujuan : Cidera / trauma tidak terjadi

    Kriteria hasil : Faktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan

    pengobatan, meningkatkan keamanan lingkungan

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    20/25

    Intervensi

    a) Kaji dengan keluarga berbagai stimulus pencetus kejang. Observasikeadaan umum, sebelum, selama, dan sesudah kejang. Catat tipe dari

    aktivitas kejang dan beberapa kali terjadi. Lakukan penilaian

    neurology, tanda-tanda vital setelah kejang. Lindungi klien dari

    trauma atau kejang.

    b) Berikan kenyamanan bagi klien. Kolaborasi dengan dokter dalampemberian therapi anti compulsan

    Diagnosa 2 : Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d

    kerusakan neuromuskular

    Tujuan: Inefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi

    Kriteria hasil : Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler,

    sekresi mukosa tidak ada, RR dalam batas normal

    Intervensi

    a) Observasi tanda-tanda vital, atur posisi tidur klien fowler atau semifowler.

    b) Lakukan penghisapan lendir, kolaborasi dengan dokter dalampemberian therapi

    Diagnosa3 : Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh

    Tujuan: Aktivitas kejang tidak berulang

    Kriteria hasil : Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal

    Intervensi

    a) Kaji factor pencetus kejang.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    21/25

    b) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien. Observasitanda-tanda vital.

    c) Lindungi anak dari trauma. Berikan kompres dingin pda daerah dahidan ketiak.

    Diagnosa 4 : Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi,

    penurunan kekuatan

    Tujuan : Kerusakan mobilisasi fisik teratasi

    Kriteria hasil : Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan

    klien teratasi

    Intervensi

    a) Kaji tingkat mobilisasi klien.b) Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien.c) Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan.d) Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien.e)

    Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien.

    Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi

    Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat

    Kriteria hasil : Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang

    demam, keluarga klien tidak bertanya lagi tentang

    penyakit, perawatan dan kondisi klien.

    Intervensi

    a) Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.b) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien.c) Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam

    melalui penkes.

    d)

    Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belumdimengerti.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    22/25

    e) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien.

    Evaluasi1. Cidera / trauma tidak terjadi2. Inefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi3. Aktivitas kejang tidak berulang4. Kerusakan mobilisasi fisik teratasi5. Pengetahuan keluarga meningkat

    BAB III

    PENUTUP

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    23/25

    A. KesimpulanHidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan

    bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra

    kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.

    Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada sistem

    ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan serebral selama

    produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid.

    Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial

    menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor.

    Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi

    dalam dua bagian yaitu :

    Hidrochepalus komunikan Hidrochepalus non-komunikan Hidrochepalus bertekanan normal

    Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara pasti dan

    kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada masing-masingrumah sakit.

    Penanganan kejang pada anak dimulai dengan memastikan adanya kejang.

    Kejang dapat berhenti sendiri, atau memerlukan pengobatan sat kejang. Tatalaksana

    kejang yang adekuat dibutuhkan untuk mencegah kejang menjadi status konvulsivus.

    Setelah kejang teratasi dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis neurologis, dan

    pemeriksaan penunjang sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang.

    B. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    Capernito, Lynda Juall, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperwatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    24/25

    Lumbantobing SM, 1989, Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Gaya Baru,

    Jakarta

    Schweich PJ, Zempsky WT. Selected topic in emergency medicine. Dalam: McMilan JA,

    DeAngelis CD, Feigen RD, Warshaw JB, Ed. Oskis pediatrics. Philadelphia: Lippincot

    Williams & Wilkins, 1999, h, 566-89.

  • 7/29/2019 Malakah Klp VI

    25/25