malakah klp vi
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
1/25
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ASKEP ANAK
DENGAN HIDROSEFALUS DAN KEJANG tepat pada waktunya.
Makalahyang kami buat dapat diselesaikan dengan baik, semoga dapat
memberikan manfaat dan informasi yang lebih bagi para pembaca serta dapat
mengantarkan kamimeraih kesuksesan serta pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih
luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari cara penulisan
maupun isi dari makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari
pembaca demi perbaikan makalah kedepannya.
Makassar, 5 September 2013
Penyusun
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
2/25
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................1
DAFTAR ISI ................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3
1.1Latar Belakang .....41.2Rumusan Masalah ................4BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................7
2.1Definisi Hidrochefalus dan Kejang pada Anak.........72.2Etiologi Hidrochefalus dan Kejang pada Anak .72.3Klasifikasi Hidrochefalus dan Kejang pada Anak ....92.4Patofisiologi Hidrochefalus dan Kejangpada Anak..132.5Manifestasi Klinis Hidrochefalus dan Kejangpada Anak.152.6Penatalaksanaan Hidrochefalus dan Kejangpada Anak182.7Askep Hidrochefalus dan Kejangpada Anak...19BAB III PENUTUP 20
REFERENSI ...................................................................................................22
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
3/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Hidrosefalus adalah penumpukan CSS sehingga menekan jaringan otak. Jumlah
cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan intrakranial
sangat tinggi. Hidrosefalus sering menyebabkan distosia persalinan. Apabila
hidrosefalus berlanjut setelah lahir dan tetap hidup akan menjadi masalah pediatrisosial.
Pasien hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada anak
yang mengalami hidrosefalus ada kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan
neurologis berupa gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan resiko
terjadi dekubitus.
Sedangkan kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di
ruang gawat darurat. Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun setidaknya pernah
mengalami sekali kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya
gangguan neurologis. Keadaan tersebut merupakan keadaan darurat. Kejang mungkin
sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau
merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung menjadi status epileptikus.
Karena itu di makalah kali ini, kami akan coba membahas cara mencegah dan
menanggulangi masalah hidrosefalus dan kejang yang sering terjadi pada anak
tersebut.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
4/25
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep tentang Hydrochepalus dan kejang yang seing terjadi padaanak?
2. Bagaimana patofisiologi dari Hydrochefalus dan kejang yang sering terjadi padaanak tersebut ?
3. Bagaimana Asuhan Keperawatan Hydrochepalus dan kejang ?
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
5/25
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
HidrosefalusAdalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun
gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi
sehingga terjadi pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis
(Darto Suharso,2009). Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan
tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
(Darsono, 2005:209). Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara
produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder,
sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut
menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-
ubun (DeVito EE et al, 2007:328).Hidrocephalus itu merupakan suatu keadaan
patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS)
dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi sehingga terdapat
pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS (Ngastiyah,2005).
KejangKejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten
dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau
otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron
otak. 1,3 Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau
kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal di atas 38C)
yang disebabkan oleh suatu proses ektra kranium ( Ilmu Kesehatan Anak FKUI847). Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures ( 1980 ), kejang demam
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
6/25
adalah bangkitan kejang yang berhubungan dengan demam tanpa diketahui
penyebabnya, biasanya terjadi pada bayi atau anak antara umur 3 bulan s/d 5
tahun.( Kapita Selekta Kedokteran, jilid 2,2000, hal. 434. )
Menurut Wegman ( 1939) dan Millichap ( 1959 ), kejang demam adalah bangkitan
kejang yang terjadi pada umur tertentu yang diakibatkan oleh suhu tubuh yang
tinggi dengan peningkatan suhu yang cepat.(Ilmu Kesehatn Anak, Jilid 2, 1985,
hal. 847).
2.2 Etiologi
HidrochefalusHydrosephalus dapat disebabkan oleh kelebihan atau tidak cukupnya
penyerapan CSF pada otak atau obstruksi yang muncul mengganggu sirkulasi CSF
di sistim ventrikuler. Kondisi diatas pada bayi dikuti oleh pembesaran kepala.
Obstruksi pada lintasan yang sempit (Framina Monro, Aquaductus Sylvius,
Foramina Mengindie dan luschka ) pada ventrikuler menyebabkan hidrocephalus
yang disebutNoncomunicating(Internal Hidricephalus). Obstruksi biasanya terjadi
pada ductus silvius di antara ventrikel ke III dan IV yang diakibatkan
perkembangan yang salah, infeksi atau tumor sehingga CSF tidak dapat
bersirkulasi dari sistim ventrikuler ke sirkulasi sub arahcnoid dimana secara
normal akan diserap ke dalam pembuluh darah sehingga menyebabkan ventrikel
lateral dan ke III membesar dan terjadi kenaikan ICP. Tipe lain dari hidrocephalus
disebut Communicating (Eksternal Hidrocephalus) dmana sirkulasi cairan dari
sistim ventrikuler ke ruang subarahcnoid tidak terhalangi, ini mungkin disebabkan
karena kesalahan absorbsi cairan oleh sirkulasi vena. Tipe hidrocephalus terlihat
bersamasama dengan malformasi cerebrospinalsebelumnya.
Kejang.a) Menurut Lennox-Buchthal, 1971 : kepekaan kejang demam diturunkan
oleh gen yang dominan.
b) Menurut Millichap, 1968 : kelainan neurologis yang terjadi pada anakantara umur 6 bulan s/d 4 tahun.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
7/25
c) Menurut Wegman, 1939 dan Millichap, 1959 : suhu tubuh yang tinggidengan peningkatan yang cepat dan bergantung pada umur tertentu.
d) Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, 1980 : penyebabnyatidak diketahui.
e) Kebanyakan demam disebabkan penyakit infeksi diluar susunan saraf pusatseperti tonsilitis, ISPA, otitis media akut, pneumonia, bronkhitis,
gastroenteritis dan infeksi saluran kemih ( KSK FKUI, jilid 2 ; 435 ).
2.3 Klasifikasi.
Hidrochefalus.Klasifikasi hidrosefalus bergantung pada faktor yang berkaitan dengannya,
berdasarkan :
Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan
hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus).
Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita.
Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik. Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non
komunikans.
Berdasarkan letak obstruksi CSS ( Cairan Serbrospinal ) hidrosefalus pada bayi dan
anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu :
Hydrocephalus komunikanApabila obstruksinya terdapat pada rongga subaracnoid, sehingga terdapat
aliran bebas CSS dalam sistem ventrikel sampai ke tempat sumbatan. Jenis ini
tidak terdapat obstruksi pada aliran CSS tetapi villus arachnoid untuk
mengabsorbsi CSS terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau
malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan
karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya
hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala
gejala peningkatan ICP).
Hydrocephalus non komunikan
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
8/25
Apabila obstruksinya terdapat terdapat didalam sistem ventrikel sehingga
menghambat aliran bebas dari CSS. Biasanya gangguan yang terjadi pada
hidrosefalus kongenital adalah pada sistem vertikal sehingga terjadi bentuk
hidrosefalus non komunikan.Biasanya diakibatkan obstruksi dalam sistem
ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSS. Kondisi tersebut sering
dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi
congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping
lesion) ataupun bekas luka. Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari
obstruksi lesi pada sistem ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas
luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis
sutura yang berfungsi atau pada anakanak dibawah usia 1218 bulan dengan
tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tandatanda dan gejalagejala
kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak-anak yang garis suturanya tidak
bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
Hidrocephalus Bertekan Normal ( Normal Pressure Hidrocephalus )Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi
jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya
normal, gejala gejala dan tanda tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic
gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala,
hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus
(Kelompok umur 60 70 tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan
tersebut.
Kejang.A.Demam kejang diklasifikasikan menjadi dua golongan ( Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2 ; 434 ), yaitu:
1. Kejang demam sederhana.
Kejang demam yang berlangsung kurang dari 15 menit.
2. Kejang demam Kompleks.
Kejang demam yang berlangsung lebih dari 15 menit dan terjadi lebih dari
satu kali dalam 24 jam, biasanya mempunyai riwayat kelainan neurologi /
riwayat kejang demam / kejang tanpa demam dalam keluarga.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
9/25
B. Menurut Livingston ( 1945, 1963 ) membuat kriteria (IKA FKUI,vol 2 ; 849 ),
yaitu:
1. Kejang demam sederhana.
2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam.
Kriteria kejang demam sederhana:
1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun.
2. Kejang beralngsung tidak lebih dari 15 menit.
3. Kejang bersifat umum.
4. Kejang timbul 16 jam pertama setelah demam.
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan setelah kejang normal.
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya satu minggu setelah suhu normal
tidak menunjukan kelainan.
7. Frekuensi bangkitan kejang dalam satu tahun tidak melebihi 4 kali.
2.4 Pastofisiologi.
Hidrochefalus.
Jika terdapat obstruksi pada sistem ventrikuler atau pada ruangan sub
arachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler
mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan
mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat
pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami
pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat
merupakan proses yang tibatiba/akut dan dapat juga selektif tergantung pada
kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi
dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi
peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan
mengembang dan terasa tegang pada perabaan. Stenosisaquaductal (Penyakit
keluarga/keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel
laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu
penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
10/25
pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol
memenuhi sebagian besar ruang dibawah.
Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang
terpisahpisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan pembesaran
pada sistim ventrikel. CT scan dapat menggambarkan sistim ventrikuler dengan
penebalan jaringan dan adnya massa pada ruangan Occuptional.
Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe
communicatingdapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan
atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup
maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.
Kejang.
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten
dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau
otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron
otak. 1,3 Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau
kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihankesadaran.2Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik
yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel
neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut
diduga disebabkan oleh; 1] kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron
untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan; 2] berkurangnya inhibisi oleh
neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau 3] meningkatnya eksitasi
sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang
berulang. 3,4,5 Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang
berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak
sempurna.
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu :
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
11/25
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonatusMeliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital
dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan
pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama
kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah
frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang,
sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena
di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003).
2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanakPembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi
hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum
gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua
tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala.
Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala
lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal.
Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya
yaitu:
1. Fontanel anterior yang sangat tegang.2. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.3. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.4. Fenomena matahari tenggelam (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan
kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala
gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi).
(Darsono, 2005:213).
Kejang.1. Kejang didahului dengan kenaikan suhu tubuh yang tinggi dan cepat.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
12/25
2. Sifat kejang biasanya kejang klonik, tonik-klonik bilateral.3. Umumnya kejang berhenti sendiri.4. Setelah kejang klien di ikuti fase tidur dan bila sadar kembali tanpa
menunjukan kelainan neurologis.
5. Serangan terjadi pada 24 jam pertama sewaktu demam.6. Kejang bersifat umum.7. Bangkitan kejang dalam satu tahun kejang tidak melebihi empat kali.8. Terjadi pada anak usia kurang dari lima tahun rata-rata terjadi pada usia enam
bulan sampai dengan empat tahun.
2.6 Penatalaksanaan .
Hidrochefalus.
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori live saving and live
sustaining yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan
dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan
dan kematian sehingga prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
o Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalisdengan tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid
(diamox) yang menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
o Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengantempat absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid.
Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:
Drainase ventrikule-peritoneal
Drainase Lombo-Peritoneal
Drainase ventrikulo-Pleural
Drainase ventrikule-Uretrostomi
Drainase ke dalamanterium mastoid
Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung
melalui kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan
pengaliran cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
13/25
dianggap terbaik namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan
harus diwaspadai terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.
Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah
diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah
kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang
pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka
rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut
dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat
dari luar.
Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan
jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.Ada 2 macam terapi pintas /
shunting :
Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara.
Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus tekanan
normal.
Internal
1. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain : Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen) Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus. Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
2. Lumbo Peritoneal Shunt CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum
dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Teknik Shunting:
Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis ataukornu frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.
Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukananalisis.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
14/25
Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletakproksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter)
maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz).
Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.
Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atriumkanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray ujung
distal setinggi 6/7).
Ventriculo-Peritneal Shunt Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.
Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak, memungkinkan
tidak diperlukan adanya revisi walaupun badan anak tumbuh memanjang.
Komplikasi yang sering terjadi pada shunting: infeksi, hematom subdural,
obstruksi, keadaan CSS yang rendah, ascites akibat CSS,
kraniosinostosis.
Kejang.a. Atasi kejang secepatnya dengan pemberian diazepam rectal sebanyak 0,4 0,6
mg/kgBB atau injeksi intravena 0,3 mg/kgBB.
b. Longgarkan pakaian yang ketat dan atur posisi tubuh untuk mempertahankankefektipan jalan nafas serta jga bersihan jalan nafas jangan sampai timbul
aspirasi.
c. Berikan kompres dingin atau alkohol untuk memepercepat penurunan suhutubuh.
d. Berikan oksigen untuk menghindari hipoksiae. Obsevasi tanda-tanda vital.
2.7 Asuhan Keperawatan
Hidrosefalus
1. Pengkajiana. Anamnesa
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
15/25
Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,pendidikan, pekerjaan, alamat
Riwayat Penyakit / keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelahapatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan
perifer.
Riwayat Penyakit dahulu :a. Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
b. Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahirc. Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
Riwayat penyakit keluargaPengkaji an persistem
1. B1 ( Breath ) : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas2. B2 ( Blood ) : Pucat, peningkatan systole tekanan darah,
penurunan nadi
3. B3 ( Brain ) : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjoldan mengkilat, pembesaran kepala, perubahan pupil, penglihatan
ganda, kontruksi penglihatan perifer, strabismus ( juling ), tidak
dapat melihat keatas sunset eyes , kejang
4. B4 ( Bladder ) : Oliguria5. B5 ( Bowel ) : Mual, muntah, malas makan6. B6 ( Bone ) : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot
ekstrimitas
Observasi tandatanda vital
1. Peningkatan systole tekanan darah2. Penurunan nadi / bradikardia3. Peningkatan frekuensi pernapasan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Intervensi Rasional
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
16/25
1. Potensial
komplikasi
peningkatan
tekanan intrakranial
berhubungan
dengan akumulasi
cairan
serebrospinal.
Observasi ketat tanda-tanda peningkatanTIK (Nyeri kepala, muntah, lethargi,
lelah, apatis, perubahan personalitas,
ketegangan dari sutura cranial dapat
terlihat pada anak berumur 10 tahun,
penglihatan ganda, kontruksi penglihatan
perifer strabismus, Perubahan pupil)
Pantau terus tingkat kesadaran anak
Pantau terus adanya perubahan TTV
Berkolaborasi dengan dokter untukmelakukan pembedahan, untuk
mengurangi peningkatan
Kaji pengalaman nyeri pada anak, mintaanak menunjukkan area yang sakit dan
menentukan peringkat nyeri dengan
skala nyeri 0-5 (0 = tidak nyeri, 5 = nyeri
sekali)
Bantu anak mengatasi nyeri sepertidengan memberikan pujian kepada anak
untuk ketahanan dan memperlihatkan
bahwa nyeri telah ditangani dengan baik.
Untuk mengetahui secara dinipeningkatan TIK
Penurunan kesadaran menandakakanadanya peningkatan TIK
Untuk mengetahui kondisi aliran darahdan aliran oksigen ke otak
Dengan dilakukan pembedahan,diharapkan cairan cerebrospinal
berkurang, sehingga TIK menurun,
tidak terjadi penekanan pada lobus
oksipitalis dan tidak terjadi
pembesaran pada kepala
Membantu dalam mengevaluasi rasanyeri.
Pujian yang diberikan akanmeningkatkan kepercayaan diri anak
untuk mengatasi nyeri dan kontinuitas
anak untuk terus berusaha menangani
nyerinya dengan baik.
2. Gangguan persepsi
sensori
berhubungan
dengan penekanan
lobus oksipitalis
karena
meningkatnya TIK
Mempertahankan visus agar tidak terjadipenurunan visus yang lebih para
a) Membantu ADL pasienb) Membantu orientasi tempATc) Berikan tempat yang nyaman
dan aman ( pencahayaan terang,
bed plang dll dipasang agar tidak
cedera )
Ketidakmampuan dalampenglihatan tidak bertambah parah,
klien tidak mengalami disorientasi
tempat, Klien merasa nyaman dan
aman
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
17/25
Membantu pasien untuk mengenalisesuatu dengan kondisi penglihatan yang
terganggu
Klien tidak banyak bergantung padaorang lain
3. Kurang
pengetahuan orang
tua berhubungan
dengan penyakit
yang di derita oleh
anaknya
Beri kesempatan orang tua untukmengekspresikan kesedihannya
Beri kesempatan orang tua untukbertanya mengenai kondisi anaknya
Jelaskan tentang kondisi penderita,prosedur, terapi dan prognosanya.
Ulangi penjelasan tersebut bila perludengan contoh bila keluarga belum
mengerti
Keluarga dapat mengemukakanperasaannya sehinnga perasaan
orang tua dapat lebih lega
Pengetahuan orang tua bertambahmengenai penyakit yang di derita
oleh anaknya sehinnga kecemasan
orang tua dapat berkurang
Pengetahuan kelurga bertambah dandapat mempersiapkan keluarga
dalam merawat klien post operasi
Keluarga dapat menerima seluruhinformasi agar tidak menimbulkan
salah persepsi
4. Resiko
ketidakefektifan
pola nafas yang
berhubungandengan penurunan
refleks batuk
Posisikan klien posisi semifowler
Pemberian oksigen
Observasi pola dan frekuensi napas
Auskultasi suara napas
Klien merasa nyaman dan tidakmerasa sesak napas
Suplai oksigen klien dapattercukupi sehingga klien tidakmengalami hipoksia
Untuk mengetahui ada tidaknyaketidakefektifan pola napas
Untuk mengetahui adanya kelainansuara
5. Gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan
berhubungan
pembesaran kepala
Memberikan diet nutrisi untukpertumbuhan ( asuh )
Memberikan stimulasi atau rangsanganuntuk perkembangan kepada anak ( asah
)
Memberikan kasih sayang ( asih )
Mempertahankan berat badan agartetap stabil
Agar perkembangan klien tetapoptimal
Memenuhi kebutuhan psikologis6. Resiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
pemasangan
Pantau tanda-tanda infeksi( letargi, nafsumakan menurun, ketidakstabilan,
perubahan warna kulit )
Lakukan rawat luka Pantau asupan nutrisi
Mengetahui penyebab terjadinya infeksi
Mencegah timbulnya ifeksi Asupan nutrisi dapat membantu
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
18/25
Kejang1. Pengkajian
drain/shunt
Kolaborasi dalam pemberian antibiotikmenyembuhkan luka
Antibiotik dapat mencegahtimbulnya infeksi
7. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
yang berhubungan
dengan muntah
sekunder akibat
kompresi serebral
dan iritabilitas.
Pertahankan kebersihan mulut denganbaik sebelum dan sesudah mengunyah
makanan.
Tawarkan makanan porsi kecil tetapisering untuk mengurangi perasaan
tegang pada lambung
Atur agar mendapatkan nutrien yangberprotein/ kalori yang disajikan pada
saat individu ingin makan
Timbang berat badan pasien saat iabangun dari tidur dan setelah berkemih
pertama.
Konsultasikan dengan ahli gizi mengenaikebutuhan kalori harian yang realistis
dan adekuat.
Mulut yang tidak bersih dapatmempengaruhi rasa makanan dan
meninbulkan mual
Makan dalam porsi kecil tetapisering dapat mengurangi beban
saluran pencernaan. Saluran
pencernaan ini dapat mengalami
gangguan akibat hidrocefalus
Agar asupan nutrisi dan kalori klienadeakuat
Menimbang berat badan saat barubangun dan setelah berkemih untuk
mengetahui berat badan mula-mula
sebelum mendapatkan nutrient
Konsultasi ini dilakukan agar klienmendapatkan nutrisi sesuai indikasi
dan kebutuhan kalorinya.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
19/25
Riwayat penyakit juga memegang peranan penting untuk
mengidentifikasi faktor pencetus kejang untuk pengobservasian sehingga bisa
meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh kejang.
a) Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus /kekuatan otot. Gerakan involunter
b) Sirkulasi : peningkatan nadi, sianosis, tanda vital tidak normal atau depresidengan penurunan nadi dan pernafasan
c) Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengankeadaan dan atau penanganan, peka rangsangan.
d) Eliminasi : inkontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung kemihdan tonus spinkter
e) Makanan / cairan : sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yangberhubungan dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak / gigi
f) Neurosensor : aktivitas kejang berulang, riwayat truma kepala dan infeksiserebra
g) Riwayat jatuh / trauma
2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a) Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan kesadaran,kehilangan koordinasi otot.
b) Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakanneoromuskular
c) Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuhd) Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatane) Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi
IntervensiDiagnosa 1 :Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan
kesadaran, kehilangan koordinasi otot.
Tujuan : Cidera / trauma tidak terjadi
Kriteria hasil : Faktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan
pengobatan, meningkatkan keamanan lingkungan
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
20/25
Intervensi
a) Kaji dengan keluarga berbagai stimulus pencetus kejang. Observasikeadaan umum, sebelum, selama, dan sesudah kejang. Catat tipe dari
aktivitas kejang dan beberapa kali terjadi. Lakukan penilaian
neurology, tanda-tanda vital setelah kejang. Lindungi klien dari
trauma atau kejang.
b) Berikan kenyamanan bagi klien. Kolaborasi dengan dokter dalampemberian therapi anti compulsan
Diagnosa 2 : Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d
kerusakan neuromuskular
Tujuan: Inefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi
Kriteria hasil : Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler,
sekresi mukosa tidak ada, RR dalam batas normal
Intervensi
a) Observasi tanda-tanda vital, atur posisi tidur klien fowler atau semifowler.
b) Lakukan penghisapan lendir, kolaborasi dengan dokter dalampemberian therapi
Diagnosa3 : Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan: Aktivitas kejang tidak berulang
Kriteria hasil : Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal
Intervensi
a) Kaji factor pencetus kejang.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
21/25
b) Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien. Observasitanda-tanda vital.
c) Lindungi anak dari trauma. Berikan kompres dingin pda daerah dahidan ketiak.
Diagnosa 4 : Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi,
penurunan kekuatan
Tujuan : Kerusakan mobilisasi fisik teratasi
Kriteria hasil : Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan
klien teratasi
Intervensi
a) Kaji tingkat mobilisasi klien.b) Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien.c) Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan.d) Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien.e)
Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien.
Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil : Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang
demam, keluarga klien tidak bertanya lagi tentang
penyakit, perawatan dan kondisi klien.
Intervensi
a) Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.b) Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien.c) Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam
melalui penkes.
d)
Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belumdimengerti.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
22/25
e) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien.
Evaluasi1. Cidera / trauma tidak terjadi2. Inefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi3. Aktivitas kejang tidak berulang4. Kerusakan mobilisasi fisik teratasi5. Pengetahuan keluarga meningkat
BAB III
PENUTUP
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
23/25
A. KesimpulanHidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra
kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS.
Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada sistem
ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan serebral selama
produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid.
Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial
menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi
dalam dua bagian yaitu :
Hidrochepalus komunikan Hidrochepalus non-komunikan Hidrochepalus bertekanan normal
Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara pasti dan
kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada masing-masingrumah sakit.
Penanganan kejang pada anak dimulai dengan memastikan adanya kejang.
Kejang dapat berhenti sendiri, atau memerlukan pengobatan sat kejang. Tatalaksana
kejang yang adekuat dibutuhkan untuk mencegah kejang menjadi status konvulsivus.
Setelah kejang teratasi dilakukan anamnesis, pemeriksaan klinis neurologis, dan
pemeriksaan penunjang sesuai indikasi untuk mencari penyebab kejang.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Lynda Juall, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperwatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
24/25
Lumbantobing SM, 1989, Penatalaksanaan Mutakhir Kejang Pada Anak, Gaya Baru,
Jakarta
Schweich PJ, Zempsky WT. Selected topic in emergency medicine. Dalam: McMilan JA,
DeAngelis CD, Feigen RD, Warshaw JB, Ed. Oskis pediatrics. Philadelphia: Lippincot
Williams & Wilkins, 1999, h, 566-89.
-
7/29/2019 Malakah Klp VI
25/25