klp 2 sistem neurologi

63
Sistem neuroBEHAVIOR KELOMPOK II SUFIANA T. 12.1101.027 INDAH RATNA SARI 12.1101.009 LIBERATA SERMATAN 12.1101.017 ROSIDA RUSE 12.1101.002 RISKA AMIR 12.1101.035 SUHARDI 12.1101.041 MUHAMMAD RUSTAN 12.1101.057 IQRA NURUL ARSITA 12.1101.047 AGUSTINA 10.1101.385 NURHALIMAH 11.1101.027 ULFIAH 11.1101.059 MIDUN 11.1101.022 YULITA 11.1101.060 TAUFIK H. 11.1101.049

Upload: ranie28

Post on 21-Jul-2015

138 views

Category:

Healthcare


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Klp 2 sistem neurologi

Sistem neuroBEHAVIOR

KELOMPOK IISUFIANA T. 12.1101.027

INDAH RATNA SARI 12.1101.009

LIBERATA SERMATAN 12.1101.017

ROSIDA RUSE 12.1101.002

RISKA AMIR

12.1101.035

SUHARDI 12.1101.041

MUHAMMAD RUSTAN 12.1101.057

IQRA NURUL ARSITA 12.1101.047

AGUSTINA 10.1101.385

NURHALIMAH 11.1101.027

ULFIAH 11.1101.059

MIDUN 11.1101.022

YULITA 11.1101.060

TAUFIK H. 11.1101.049

Page 2: Klp 2 sistem neurologi

KASUS I

Page 3: Klp 2 sistem neurologi

1. Proses terjadinya nyeri pada kasus diatas

Jawab :

Terjadinya nyeri akibat cedera kepala primer dan

sekunder menyebabkan kerusakan pada saraf otak

dan terjadinya laserasi dimana ADO menurun

sehingga suplai nutrisi ke otak menurun maka

terjadilah perubahan metabilisme anaerob dan darah

dalam jaringan berkurang(Hipoksia) menyebabkan

edema pada jaringan otak sehingga terjadi

peningkatan Tekanan intra kranial dan

menyebabkan NYERI pada kepala

Page 4: Klp 2 sistem neurologi

2. Hubungan nyeri kepala dengan pusing bahkan mual

muntah

Jawab :

- Akibat dari cedera kepala menyebabkan

peningkatan

tekanan intra kranial menyebabkan nyeri dan dapat

merangsang pusat muntah (medula oblungata) dan

juga merangsang sistem saraf Vagus di lambung

untuk memberikan refleks sehingga menyebabkan

mual dan muntah

- Nyeri pada kepala akibat tekan an intrakarnial

meningkat derjadi penurunan ADO dapat juga

menyebabkan pusing karena memburuknya

aliran darah pada arteri yang bertugas mengirim

O2 dan unsur-unsur lainnya ke otak

Page 5: Klp 2 sistem neurologi

3. Hubungan posisi kepala dengan proses

terjadinya nyeri, pusing bahkan mual muntah

jawab :

posisi kepala yang baik dapat memberikan

kenyamanan pada klien dan tidak

memberikan tekanan pada klien sehingga

dapat membantu melancarkan

Page 6: Klp 2 sistem neurologi

4. Hubungan tekanan darah meningkat pada

kasus di atas

Jawab :

pada kasus tersebut, klien mengalami

penurunan kesadaran akibat aliran darah dan

suplai O2 yang kurang ke

otak sehingga jantung dipaksa untuk bekerja

semaksimal mungkin untuk memenuhi suplai O2

ke otak dan jaringan tubuh lainnya. Akibat dari

kerja jantung yang cepat itulah makanya

tekanan darah juga meningkat

Page 7: Klp 2 sistem neurologi

5. Pemeriksaan fisik pada kasus diatas berdasarkan keluhan yang

dirasakan

Jawab :

TTV

Tingkat kesadaran dengan glas gow coma scale

Ada tidaknya cedera luar yang terlihat

Tanda neorologis fokal seperti pola aktivitas motorik dan fungsi

batang otak sesuai gejala muntah yang diakui pasien

6. Hubungan pemberian posisi kepala 45 C pada kasus diatas

• Dengan posisi 45 dapat meningkatkan aliran balik vena dari kepala,

sehingga mengurangi kongesti dan edema

/ resiko terjadinya peningkatan TIK.sehingga menyebabkan nyeri

kepala,mual muntah dan sesak.

• Memberi rasa nyaman bagi klien

• Mengurangi nyeri

• Membantu pernapasan pasien (memberikan kemudahan kepada klien

untuk bernapas)

Page 8: Klp 2 sistem neurologi

7. Tindakan emergensi apa yang dapat diberikan pada kasus diatas

Jawab :

• atur posisi pasien senyaman mungkin dan mencegah tertutupnya

jalan nafas

• pemberian O2

• pemberian Infus

• Penatalaksanaan saat awal trauma pada cedera kepala selain

dari factor mempertahankan fungsi ABC (airway, breathing,

circulation) dan menilai status neurologis (disability, exposure),

maka factor yang harus diperhitungkan pula adalah mengurangi

iskemia serebri yang terjadi. Keadaan ini dapat dibantu dengan

pemberian oksigen dan glukosa sekalipun pada otak yang

mengalami trauma relative memerlukan oksigen dan glukosa

yang lebih rendah.

Page 9: Klp 2 sistem neurologi

8. Manfaat pemberian O2 pada kasus diatas

Jawab :

Mengurangi hipoksemia, dimana dapat meningkatkan

vasodilatasi serebral, volume darah, dan menaikkan TIK. Serta

memenuhi kebutuhan O2 ke seluruh jaringan tubuh terutama

otak.

9. Hubungan pemberian terapi manitol pada kasus diatas

Jawab :

Manitol merupakan molekul gula manosa yang bersifat osmotic

diuretic dan manitol dipercaya hanya menurunkan kadar air di

otak tidak di jaringan lain.

Adapun indikasi pasien yang akan diberikan manitol adalah:

- Adanya tanda – tanda herniasi transtentorial /

perburukan keadaan neurologis

- Pada pasien dengan cedera kepala dengan hipotensi

berfungsi sebagai resusitasi cairan

Page 10: Klp 2 sistem neurologi

10.Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang di

jumpai pada kasus tersebut

Jawab :

- Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

kurangnya suplai O2

- Nyeri berhubungan dengan adanya trauma jaringan

- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan intake

11. Membuat perencanaan / implementasi / evaluasi &

dokumentasikan dengar benar

Jawab :

Page 11: Klp 2 sistem neurologi

Diagnosa 1 : resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

kurangnya suplai O2

Intervensi :

1. Kaji TTV

rasional : mengetahui keadaan umum dan standar untuk menetukan

intervensi berikutnya

2. Akultasi bunyi nasfas,frekuensi,irama, dan kedalaman pernapasan

Rasional : perubahan dapat menandakan luasnya keterlibatan otak

3. Berikan posisi yang senyaman mungkin

Rasional : memberikan rasa nyaman kepada klien dan memberikan

kemudahan klien dalam bernapas

4. Anjurkan klien batuk efektif dalam melakukan nafas dalam jika klien

sadar

rasional : mencegah ateloktosis

5. Kolaborasi dalam pemberian terapi O2

rasional : membantu pernapasan klien

Page 12: Klp 2 sistem neurologi

Diagnosa 2 : Nyeri berhubungan dengan adanya trauma jaringan

Intervensi :

1. Observasi dan catat keluhan lokasi nyeri dan efek yang ditimbulkan

oleh nyeri

rasional : membantu membedakan penyebab nyeri

dan memberikan informasi tentang kemajuan atau

perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan

kefektifan intervensi.

2. Pantau tanda-tanda vital

rasional : peningkatan nyeri akan meningkatkan TTV

3. Ajarkan klien untuk menggunakan tehnik relaksasi dan nafas dalam

atau teknik distraksi

rasional : membantu mengontrol dan mengalihkan nyeri,

memusatkan perhatian dan dapat meningkatkan koping

4. Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi

rasional : mengurangi nyeri

Page 13: Klp 2 sistem neurologi

Diagnosa 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan intake

Intervensi :

1. Observasi TTV dan keadaan umum klien

rasional : untuk mengetahui kesehatan aktual klien

2. Kaji keluhan mual, muntah dan nafsu makan klien

rasional : untuk mengetahui berat ringannya keluhan sebagai standar

untuk menentukan intervensi berikutnya yang tepat

3. Beri makan cair yang mudah di telan seperti bubur setelah klien sadar.

rasional : makanan yang mudah ditelan dapat mengurangi kerja lambung

4. Catat porsi makan yang di berikan atau di habiskan

rasional : untuk mengetahui berapa banyak nutrisi yang masuk

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi parental

rasional : untuk mencukupi intake yang kurang dan

mengurangi mual dan muntah

Page 14: Klp 2 sistem neurologi

Implementasi

1. mengkaji lokasi ketidaknyamanan nyeri

2. mengabsorvasi TTV

3. Melakukan tehnik relaksasi nafas dalam

evaluasi

1. bersihkan jalan nafas kembali efektif

2. nyeri klien teratasi

3. kelabuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan

tindakan

Page 15: Klp 2 sistem neurologi

KASUS II

Page 16: Klp 2 sistem neurologi

1. pemahaman tentang konsep fisiologis dari tumor otak

Jawab :

Sebuah tumor otak merupakan sebuah lesi yang

terletak pada intra kranial yang menempati ruang di

dalam tengkorak.Tumor-tumor selalu bertumbuh

sebagai sebua masa yang terbentuk bola tetapi juga

dapat tumbu menyebar masuk ke dalam

jaringan.Neuplasma terjadi akibat dari kompresi dan

infiltrasi jaringan.akibat perubahan fisik berfariasi,yang

menyebabkan beberapa atau semua kejadian

patofisiologis Sebagai berikut:

• Peningkatan tekanan intra kranial (TIK) dan edema

serebral

• Aktifitas kejang dan tanda-tanda neurologis vokal

• Hidrosefalus

• Gangguan hipofisis

Page 17: Klp 2 sistem neurologi

2.. hubungan tahanan perifer dengan peningkatan tekanan darah

Jawab :

Dimana tahanan pembuluh darah perifer adalah tahan

terhadap aliran darah yang di bentuk oleh tonus otot vaskuler dan

diameter pembuluh darah. Dimana semakin kecil lumen pembuluh

darah maka semakin besar tahanan vaskuler terhadap aliran

darah sehingga volume sirkulasi darah dalam system vaskuler

dapat mempengaruhi tekanan darah dimana apapbila volume

tumor darah meningkat maka tekanan pada dinding arteri akan

menjadi lebih besar sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

3. Pemahaman tentang nyeri kepala pada kasus di atas

jawab :

diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala

awal tumor otak adalah nyeri kepal. Sedangkan gejala lanjut ditemukan

70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai

berat dan berdenyut. Umumnya bertambah berat pada malam hari dan

pada saat bangun tidur pagi serta padakeadaan dimana terjadi

peningkatan tekanan tinggi intrakarnial. Adanya nyeri kepala dengan

psikometer asthenia perlu dicurigai tumor otak

Page 18: Klp 2 sistem neurologi

4. Proses muntah proyektil pada kasus timor kepala

Jawab :

Terdapat pada kasus 30% kasus dan umumnya menyertai

nyeri kepala lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior,

umumnya muntah bersifat progresif dan disertai dengan mual.

Muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pada pusat muntah pada

medulla oblongata akibat terjadinya peningkatan TIK. Muntah dapat

terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyekti

5. Hubungan antara nyeri kepala pada keadaan lelah

Jawab :

Pada awalnya, dipengaruhi adanya gangguan keseimbangan

antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral, karena

adanya pertumbuhan tumor secara replikasi maka kompensasi

penekanan pada vena-vena intracarnial maka mengakibatkan sakit

kepala. Dan pada aliran darah serebral massa jaringan otak

menurun. Maka suplai darah ke otak ikut jg menurun maka energi

berkurang akibat terjadi kelelahan

Page 19: Klp 2 sistem neurologi

6. Kaitan asam mefenamat dengan nyeri

Jawab :

Asam mefenamat termasuk obat pereda nyeri yang

digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal Antiinflammatory

Drugs). Obat ini digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa

nyeri di mana menghambat sintesa prostaklandin dengan

menghambat kerja enzim cycloozygenase (COX-1& COX-2 )

7. Proses terjadinya penglihatan kabur pada kasus di atas

Jawab :

Gangguan penglihatan (Papiledema) disebabkan oleh

statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla saraf

optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi, hal ini

mengisyaratkan peningkatan TIK. Menyertai papiledema dapat

terjadi ggn penglihatan, termasuk pembesaran bintik mata dan

amaurosis fugaks (saat dimana penglihatan berkurang)

Page 20: Klp 2 sistem neurologi

8. Proses terjadinya peningkatan tekanan darah menjadi normal

(120/80 mmhg)

Jawab :

9. Hubungan tekanan darah dengan peningkatan TIK

Jawab :

apabila tekanan intrakarnial meningkat maka aliran darah ke otak

menurun. Menurunnya aliran darah ke otak inilah yang menyebabkan

jantung untuk bekerja keras memenuhi kebutuhan suplai O2 ke otak. Dari

kerja jantung inilah yang menyebabkan tekanan darah meningkat.

10. Hubungan aktifitas rumah tangga dengan terjadinya tumor otak

Jawab :

Page 21: Klp 2 sistem neurologi

11. Pemeriksaan dignostik yang dilakukan

Jawab :

a. Arterigrafi atau ventricolugram,untukmendeteksi

kondisi patologi pada system ventricel dan siterna

b. CT-Scan dasar dalam menentukan dignosa

c. Radiogram, memberikan informasi yang sangat berharga

mengenai struktur penebalan dan klasifikasi posisi

kelenjar pinelal yang mengapur dan posisi selasorfika

d. elektroensefalogram (EEG) memberi informasi mengenai

pergeseran kandungan intra serebral

e. ekoensefe memberi informasi mengenai perubahan

neuron

f. sidik otak radio aktif, memperhatikan daerah-daerah

akumulasi abnormal dari zat radioaktif, tumor otak

mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang

menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif

Page 22: Klp 2 sistem neurologi

12. Merumuskan Diagnosa keperawatan yang di jumpai pada kasus

tersebut

jawab :

1. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual muntah

2. nyeri kepala berhubungan dengan pertumbuhan sel-sel

kanker

3. gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan aliran darah

ke otak

13. Menyusun perencanaan/ implementasi/ evaluasi asuhan

keperawatan pada kasus tersebut dan dokumentasikan dengan

benar

Jawab :

Page 23: Klp 2 sistem neurologi

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Setelah dilakukan askep …. jam perawat akan mengatasi dan atau mengurangi episode dari peningkatan TIK.

Page 24: Klp 2 sistem neurologi

KASUS III

Page 25: Klp 2 sistem neurologi

1. Coba anda jelaskan proses terjadinya pembesaran kepala pada os

jawab :

Ada tiga faktor yang menyebabkan hydrochepalus yaitu infeksi, perdarahan

dan neoplasma.

Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan dapat terjadi perlahan atau

progresif, menyebabkan ventrikel melebar, kemudian menekan jaringan otak

sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup

akan memungkinkan kepala bayi membesar. Gangguan itu menyebabkan

cairan tersebut bertambah banyak dan selanjutnya akan menekan jaringan otak

di sekitarnya khususnya pusat – pusat saraf yang vital.

Hydrochhepalus internal menyebabkan peningkatan tekanan intraventrikuler dan

pembesaran sistem ventrikuler. Mantel serebral ( meningen ) terengang dan

menipis. Sentrum oval talamus dan ganglia basal tertekan. Akson kortikospinal

tertekan dan teregang, serta mielinasinya terganggu. Giri hemisfer serebral

mendatar dan vaskular terenggang. Septum peludisum menjadi tipis, dan dasar

tengkorak rongga subarachnoid serta sisterna di luar hemisfer serebral

berdilatasi, umumnya dengan tidak mengindahkan jenis dari hydrochepalus.

Nekrosis subependimal serta edema akibat pendataran dan robeknya lapisan

ependimal serta pembesaran ruang extraseluler.

Secara klinis peninggian tekanan intraventrikuler, volume CSS, dan ukuran

ventrikel menimbulkan kelainan berikut : pembesaran kepala, penonjolan

fontanela separasi future, tanda sunset eye, scalp yang mengkilap, dilatasi vena

scalp, strabismus convergen/divergen, tangis yang high pitched, dan kegagalan

untuk berkembang.

Page 26: Klp 2 sistem neurologi

=2. Mengapa mata OS selalu melihat ke bawah

Jawab :

Mata OS yg selalu melihat kebawah dikenal dengan fenomena

“matahari terbenam” (sunset phenomena) Fenomena ini timbul

karena tekanan intrakranial yang tinggi dapat menekan tulang atap

orbita yang sangat tipis. Tulang atap orbita ini lantas menekan

pada bola mata sehingga bola-bola mata itu terputar ke bawah

(Huttenlocher, 1983). Dengan kedudukan mata demikian, banyak

putih sklera terlihat diantara limbus atas dari kornea dan tepi

kelopak mata atas.

3. coba anda jelaskan pemeriksaan fisik yang paling penting yang

ada hubungannya dengan kasus tersebut

Jawab :

Page 27: Klp 2 sistem neurologi

Pemeriksaan yang penting yaitu

KEPALA: tampak membesar,asimetris,berbenjol pada

bagian pariental dan frontal.ubun-ubun besar

menonjol,terbuka.sutura melebar,pada benjolan teraba

fluktuasi,perkusi: cracked potsign.di sebabkan karena keadaan

patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan

cerebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intrakranial

yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat

mengalirnya cairan serebro spinal dan merupakan hydrocphalus

yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan sehingga pada saat

lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil, terdesak oleh

banyaknya cairan dalam kepala dan tingginya tekanan

intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.

Page 28: Klp 2 sistem neurologi

4. Apakah ada gangguan nervus pada OS

Jawab :

Ada kelainan pada nervus III, IV dan VI berkaitan dengan

(pergerakkan bola mata) seperti tanda sunset,

5. Jelaskan apa itu refleks fisiologis dan patologis

Jawab :

Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai

refleks fisiologi. Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu

kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama

dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan,

kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak,

gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang

gangguan fungsi otonom.

Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks

yang seharusnya tidak terjadi atau refleks patologis

Page 29: Klp 2 sistem neurologi

6. Jelaskan cara pemeriksaanya

Jawab :

Reflek Fisiologis

1. Penentuan lokasi pengetukan yaitu tendon periosteum dan kulit

2. Anggota gerak yang akan dites harus dalam keadaan santai.

3. Dibandingkan dengan sisi lainnya dalam posisi yang simetris

Refleks Fisiologis Ekstremitas Atas

1. Refleks Bisep

a. Pasien duduk di lantai

b. Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit

pronasi, lengan diletakkan di atas lengan pemeriksa

Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa pada tendon m.biceps brachii, posisi

lengan setengah ditekuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada sendi

siku

Afferent : n.musculucutaneus (C 5-6); Efferent : idem

2. Refleks Trisep

a. Pasien duduk dengan rileks

b. Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa

c. Pukullah tendo trisep melalui fosa olekrani

Page 30: Klp 2 sistem neurologi

Stimulus : ketukan pada tendon otot triceps brachii, posisi lengan fleksi

pada sendi siku dan sedikit pronasi .Respon : ekstensi lengan bawah

disendi siku .

Afferent : n.radialis (C6-7-8); Efferent : idem

3. Reflesk Brakhioradialis

a. Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan refleks bisep

b. Pukullah tendo brakhioradialis pada radius distal dengan palu refleks

c. Respon: muncul terakan menyentak pada lengan

4. Refleks Periosteum radialis

a. Lengan bawah sedikit di fleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit

dipronasikan

b. Ketuk periosteum ujung distal os. Radialis

c. Respon: fleksi lengan bawah dan supinasi lengan

5. Refleks Periosteum ulnaris

a. Lengan bawah sedikit di fleksikan pada siku, sikap tangan antara

supinasi dan

pronasi

b.Ketukan pada periosteum os. Ulnaris

c. Respon: pronasi tangan

Page 31: Klp 2 sistem neurologi

Refleks Fisiologis Ekstremitas Bawah

1. Refleks Patela

a. Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai

b. Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang

tepat

c. Tangan pemeriksa memegang paha pasien

d. Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan yang

lain

e. Respon: pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep,

ekstensi tungkai bawah

Stimulus : ketukan pada tendon patella

Respon : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m.quadriceps femoris

Afferent : n.femoralis (L 2-3-4)

Efferent :idem

2. Refleks Kremaster

a. Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian medial

b. Respon: elevasi testis ipsilateral

Page 32: Klp 2 sistem neurologi

3. Reflesk Plantar

a. Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu refleks

b. Respon: plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari kaki

4. Refleks Gluteal

a. Bokong pasien digores dengan ujung tumpul palu refleks

b. Respon: kontraksi otot gluteus ipsilateral

5. Refleks Anal Eksterna

a. Kulit perianal digores dengan ujung tumpul palu refleks

Respon: kontraksi otot sfingter ani eksterna

Dan lain-lain ........

Page 33: Klp 2 sistem neurologi

7. Apa hubungan antara pemeriksaan penunjang laboratorium dengan

kasus tersebut

Jawab :

Pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyakit

yang diderita klien seperti CT scan dapat memastikan diagnosis

hidrosefalus dalam waktu yang relatif singkat (Harsono, 1996).

Pemeriksaan dengan CT scan ini dapat memperlihatkan susunan

ventrikel yang membesar secara simetris (Ngoerah, 1991). Dengan CT

scan ini sistem ventrikel dan seluruh isi intrakranial dapat tampak lebih

terperinci, serta dalam memperkirakan prognosa kasus tersebut di

masa depan. CT scan merupakan cara yang aman dan dapat

diandalkan untuk membedakan hidrosefalus dari penyakit lain yang

juga menyebabkan pembesaran kepala abnormal, serta untuk

identifikasi tempat obstruksi aliran CSS.

8. kelainan apa yang sering nampak pada pemeriksaan toraks untuk

kasus

di tersebut

Jawab :

pada pemeriksaan thorak tidak ada kelainan untuk kasus

hidrosefalus. Hanya saja pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat

adanya komplikasi

Page 34: Klp 2 sistem neurologi

9. Coba anda jelaskan hasil Ct-scen pada kasus tersebut

Jawab :

Pada hidrosefalus CT Scan smenunjukkan adanya

pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di

atas ventrikel lebih besar dari occipital horns pada anak yang besar.

Ventrikel IV sering ukurannya normal dan adanya penurunan

densitas oleh karena terjadi reabsorpsi transependimal dari CSS.

Sindrom Dandy-Walker Merupakan atresia congenital

Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus obtruktif

dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV, yang

dapat sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang

besar di daerah fosa pasterior.

10. Jelaskan pemberian terapi non operasi cepriakson pada kasus

tersebut

Jawab :

Page 35: Klp 2 sistem neurologi

Ceftriaxone adalah infeksi-infeksi berat dan yang

disebabkan oleh bakteri gram positif maupun gram

negatif yang resisten atau kebal terhadap antibiotika

lain :

• Infeksi saluran pernapasan

• Infeksi saluran kemih

• Infeksi gonore

• Sepsis

• Meningitis

• Infeksi tulang dan jaringan lunak

• Infeksi kulit

• CARA PENGGUNAAN

Injeksi intravena dan intramuskuler.

Page 36: Klp 2 sistem neurologi

11.Terapi tersebut termasuk jenis apa dan bagaimana proses kerjanya

dalam tubuh

Jawab :

Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai

spektrum luas dan waktu paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif

terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone

juga sangat stabil terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh

bakteri.

12.Jelaskan tindakan pemasangan VP Shunt pada kasus tersebut

1. TUJUAN TINDAKAN

· Untuk membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas

drainase.

· Untuk mengalirkan cairan yang diproduksi di dalam otak ke

dalam rongga perut untuk kemudian diserap ke dalam

pembuluh darah.

2. CARA KERJA

· Posisi kepala pasien supine dengan kepala diganjal dengan

bantal bulat (donat).

· Posisi sedikit head up (15† - 30†)

· Pasang body strapping (doek steril)

· Tim operasi melakukan scrubbing, gowning and gloving.

Page 37: Klp 2 sistem neurologi

· Desinfeksi area operasi

· Drapping area operasi

· Pasang sterile drapes (opsite)

· Pasang kauter bipolar, selang suction + canule suction.

· Injeksi dengan adrenalin 1:200000 pada lokasi insisi.

· Berikan mess 1 untuk insisi kulit subcutis

· Berikan mess 2 untuk insisi fat-galea-otot-periosteum.

· Rawat pendarahan dengan kauter bipolar, irigasi dengan larutan

NaCl

saat bipolar difungsikan, sambil dilakukan suction.

· Berikan respatorium untuk menyisihkan periousteum.

· Tutup luka insisi kepala sementara dengan kassa basah.

· Berikan mess 1 untuk insisi kulit abdomen bagian atas.

· Perdalam insisi sampai dengan fasia (sampai kelihatan fasia).

· Berikan spaner VP-Shunt untuk memasang ventrikel VP Shunt, dari

kepala-leher-abdomen keluar pada daerah insisi di abdomen.

· Ujung mandrin VP-Shunt diikat dengan benang Seide no 1.

· Tarik mandrin VP-Shunt ke atas (bagian insisi kepala).

· Berikan ventrikel VP-Shunt kemudian diikat dengan benang Seide

NO

yang sudah dimasukkan dalam soft tissue ( dibawah fat diatas fasia).

Page 38: Klp 2 sistem neurologi

· Seide no 1 ditarik ke bagian bawah (insisi pada abdomen)

ventrikel VP- Shunt sudah masuk dan terhubung dari kepala ke

abdomen.

· Pasang konektor VP-Shunt kemudian di spool dengan NaCl

sampai lancar tidak ada hambatan.

· Berikan bor set craniotomi untuk bor hole kemudian rawat

pendarahan.

· Berikan desector dan klem pean bengkok untuk ambil sisa

tulang.

· Berikan kauter bipolar untuk cess dura.

· Berikan speed mess untuk insisi dura.

· Berikan ventrikel katheter + mandrin dimasukkan ke dalam intra

cerebral sampai keluar cairan (hidrocephalus).

· Sambung ventrikel katheter dengan ventrikel VP-Shunt.

· Sambungan difiksasi.

· Tarik ventrikel VP-Shunt ke arah distal (abdomen).

· Pastikan aliran cairan pada ventrikel lancar.

· Berikan pinset anatomis 2 buah + gunting metzenbaum untuk

insisi peritonium ± 1 cm.

· Masukkan ventrikel VP Shunt kedalam peritoneum.

· Tutup luka insisi.

Page 39: Klp 2 sistem neurologi

· Berikan benang absorbable untuk jahit fasia, fat pada kepala dan

abdomen.

· Berikan jahitan benang non-absorbable untuk jahit kulit.

· Bersihkan luka dengan kassa basah kemudian keringkan.

· Beri sufratul-kassa-hipafic.

· Bereskan alat.

· Operasi selesai.

13. Apa diagnosis keperawatan yang dapat muncul pada kasus

diatas

Jawab :

1) Gangguan perfusi jaringan serebral b/d peningkatan

tekanan intrakranial.

2) Gangguan kebututhan nutrisi dan cairan berhubungan

dengan tidak adekuatnya intake makanan

3) Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penigkatan

tekanan intrakranial

Page 40: Klp 2 sistem neurologi

KASUS IV

Page 41: Klp 2 sistem neurologi

1. Apa jenis penyakit pada kasus tersebut

Jawab :

Jenis penyakit pada kasus diatas adalah meningitis bakterial .

diagnosa ini didasarkan pada 2 gejala dari trias meningitis yaitu demam

dan kaku kuduk, selain ini pada ppemeriksaan kultu darah ditemukan

bakteri meningokokus.

2. Bagaimana proses terjadinya kasus tersebut

Jawab :

Meningitis bakteri di mulai sebagai infeksi dari orofaring dan

diikuti septicemia yang menyebar ke meningen otak dan medula

spinalis bagian atas.faktor factor predisposisi mencakup infeksi jalan

nafas bagian atas otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan

hemoglobinopatis lain prosedur bedah saraf, trauma kepala dan

pengaruh imunologis.saluran vena yang melalui nasofaring posterior

telinga bagian tengah,dan saluran mastoid menuju otak dan dekat

saluran vena meningen , semuanya ini penghubung yang menyokong

perkembangan bakteri.

3. Mengapa bisa terjadi peningkatan suhu pada kasus tersebut

Peningkatan suhu terjadi akibat adanya infeksi yang disebabkan

oleh bakteri meningokokus.

Page 42: Klp 2 sistem neurologi

4. Bagaimana bisa terjadi peningkatan suhu pada kasus diatas

Jawab :

Proses terjadinya peningkatan suhu dimulai saat Organisme

masuk kedalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang didalam

menigen dan dibawah daerah kortex. Radang inilah yang menimbulkan

gejala demam .

5. Mengapa bisa terjadi kaku kuduk

Jawab :

Kaku kuduk terjadi akibat adanya iritasi menigen . kaku kuduk

diakibatkan oleh meregangnya otot-otot ekstensor tengluk karena

peningkatan tonus otot leher

6. Bagaimana proses terjadinya kaku kuduk pada kasus diatas

Jawab :

Proses terjadi kaku kuduk akibat radang menigen sehingga upaya

untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme oto

leher.

7. Apa itu fungsi lumbal

Jawab :

Fungsi lumbal adalah suatu tindakan medis yang dilakukan dengan

memasukkan jarum ke dalam ruang subarakhnoid untuk mengeluarkan

CSS yang bertujuan untuk diagnostik atau pengobatan.

Page 43: Klp 2 sistem neurologi

8. Bagaimana proses penatalaksanaannya

Jawab :

Proses palaksanaan fungsi lumbal:

Praprosedur

-Yakinkan pasein bahwa penusukan jarum kedalam tulang

belakangtidak akan menyebabkan nyeri.

-Periksa apakah sudah melakukan pengosongan usus besar atau

kandung kemih .

Praprosedur ( dilakukan oleh dokter )

-Posisi pasien adalah sebagai berikut :

-Pasien diletakan dengan miring dan punggung berhadapan dengan

dokter.

-Paha dan kaki difleksi sehingga banyak kemungkinan peningkatan

ruang antara prosesus spinosus dengan tulang belakang , sehingga

memudahkan jarum masuk keruang subrakhnoid

-Bantal kecil di tempatkan dibawah kepala pasien untuk

mempertahankan posisi tulang belakang dalam keadaan horizontal .

-Bantal diletakan diantara kaki untuk mencegah kaki bagian atas

memutar progresif .

Page 44: Klp 2 sistem neurologi

-Perawat boleh membantu pasien untuk mempertahankan

posisi untuk menghindari gerakan tiba- tiba , yang dapat

menyebabkan traumatik pada tusukan ( berdarah ).

- Pasien diinstrusikan untuk bernapas dengan normal karena

hiperventilasi dapat mengurangi peninggian tekanan

-Dokter memasukkan jarum ke ruangan subarakhnoid pada

ruang antara lumbal ke -3 dan -4 atau ke -4 dan -5

-Pascaprosedur

-Instruksikan pasien untuk berbaring 2-3 jam untuk

mensejajarkan fungsi jarum dural dan arakhnoid di dalam

meningen , untuk menurunkan kebocoran CSS

-Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menurunkan risiko

pusing setelah prosedur.

Page 45: Klp 2 sistem neurologi

9. Apa kegunaan anti biotic pada kasus diatas

Jawab :

Antibiotic digunakan untuk mengehentikan perkembangbiakan

bakteri yang melewati darah barier otak kedalam ruang subarakhnoid .

10.Apa diagnosa keperawatan yang dapat diberikan pada kasus diatas

jawab :

-Gangguan perfusi jaringan b.d peningkatan ICP/edema otak

-Hiperthermia b.d proses infeksi

-Gangguan orientasi b.d defisit neurologis

11.Intervensi apa yang dapat diberikan sesuai kasus diatas.

1.Gangguan perfusi jaringan b.d peningkatan ICP/edema otak

Intervensi :

- Kaji tingkat kesadaran, TTV, dan status neurologic.

-Ciptakan lingkungan tenang (cegah agitasi-peningkatan TIK).

Pertahankan tirah baring dengan posisi datar.

-Pantau sesuai indikasi setelah dilakukan punksi lumbal

Page 46: Klp 2 sistem neurologi

-Kaji adanya rigiditas nuksi, gemetar, kegelisahan yang meningkat,

peka rangsangan , dan adanya serangan kejang.

-Catat kejadian berhubngan status neurologis: Kejang, disorientasi.

2.Hiperthermia b.d proses infeksi dan edema cerebral

Intervensi :

1. Kaji TTV,

R/ untuk mengetahui perkembangan pasien.

2. Berikan Kompres hangat.

R/ untuk membantu penurunan suhu tubuh.

3. Monitor temperatur secara kontinue

R/ untuk memantau apakah ada kenaikan atau penurunan suhu

tubuh

klien.

4. Ganti baju kain bila basah

R/ untuk mengurangi resiko adanya iritasi pada kulit.

5. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai program

R/ untuk terapi pengobatan penurunan suhu tubuh.

Page 47: Klp 2 sistem neurologi

3. Gangguan orientasi b.d defisit neurologis

Intervensi :

1. Pantau status neorologi klien.

R/ untuk mengetahui status kesadaran klien.

2. Berikan motivasi pada klien bila klien sadar.

R/ untuk menguranggi stress atau ketidak nyamanan klien

3. Ikutkan keluarga pada setiap prosedur yang akan dilakukan.

R/ untuk kenyamanan klien dan mengurangi ketegangan.

4. Hindari perkataan yang menyinggung perasaan klien.

R/ untuk menghindari tingkat stress klien.

Page 48: Klp 2 sistem neurologi

KASUS V

Page 49: Klp 2 sistem neurologi

1. Apa jenis penyakit kasus tersebut diatas

Jawab :

Penyakit yang dialami adalah stroke

2. Bagaimana proses terjadinya penyakit kasus diatas

Jawab :

Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area

tertentu di otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor

seperti lokasi dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya

sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah

yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lmbat

atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan

dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum (hipoksia

karena gangguan paru dan jantung). Atherosklerotik

sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap ortak, thrombus

dapat berasal dari flak arterosklerotik , atau darah dapat beku pada

area yang stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi

turbulensi. Thrombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah

terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Thrombus

mengakibatkan ;

Page 50: Klp 2 sistem neurologi

1. Iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang

bersangkutan.

2. Edema dan kongesti disekitar area.

Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar

daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang dalam

beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari. Dengan

berkurangnya edema pasien mulai menunjukan perbaikan,CVA.

Karena thrombosis biasanya tidak fatal, jika tidak terjadi perdarahan

masif. Oklusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus

menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika terjadi

septik infeksi akan meluas pada dinding pembukluh darah maka akan

terjadi abses atau ensefalitis , atau jika sisa infeksi berada pada

pembuluh darah yang tersumbat menyebabkan dilatasi aneurisma

pembuluh darah. Hal iniakan me yebabkan perdarahan cerebral, jika

aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada otak lebih disebabkan

oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah..

Perdarahanintraserebral yang sangat luas akan menyebabkan

kematian dibandingkan dari keseluruhan penyakit cerebro vaskuler.

Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia cerebral.

Perubahan disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk

jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila anoksia lebih dari

10 menit.

Page 51: Klp 2 sistem neurologi

3. Mengapa bisa terjadi kelemahan pada sisi kiri klien

Jawab :

Kelemahan pada sisi kiri disebabnya karena adanya lesi (

pembuluh darah yang tersumbat ) pada daerah otak kanan ,

sehingga menyebabkan penurunan aliran darah ke otak sebelah

kiri maupun ekstermitas kiri, hipoperfusi menyebabkan

berkurangnya nutrisi maupun oksigen untuk menghidupi

jaringan otak maupun ekstermitas . hal inilah yang membuat

terjadinya kelemahan.

4. Mengapa lidah klien lebih jatuh keposisi kiri pada kasus diatas

Jawab :

Lidah klien lebih jatuh ke posisi kiri karena terjadi lesi pada

daerah otak kanan sehingga terjadi penurunan sulai darah pada

jaringan sebelah kiri termasuk pada lidah sehingga bagian kiri

lidah mengalami kelemahan / kelumpuhan.

Page 52: Klp 2 sistem neurologi

5. Pemeriksaan neurologis apa yang biasa dilakukan pada kasus

diatas

Jawab :

a. Fungsi serebral ( status mental, fungsi intelektual , daya pilar

, status emosional , persepsi )

b. Glasgow coma scale ( GCS )

c. Pemeriksaan saraf kranial

d. Pemeriksaan sistem motorik

e. Pemeriksaan refleks

f. Pemeriksaan sensorik

6. Coba anda klasifikasi kelemahan otot yang diderita oleh klien

tersebut

Jawab :

Klien mengalami kelemahan pada lengan kiri dan kelemahan

lebih ringan pada tungkai kiri . maka kelemahan otot pada klien

adalah ekstermitas kanan ( 5555 atas / 5555 bawah ) menunjukan

nilai normal sedang kan ekstermitas kiri atas / bawah ( 4444/3333 )

menunjukan dapat menggerakan otot dengan tahanan minimal.

Page 53: Klp 2 sistem neurologi

5555 4444

5555 3333

7. Jelaskan tingkat kesadaran pada kasus diatas , kemudian

tentukan GCSnya

Jawab :

Tingkat kesadaran pada pasien diatas adalah compos mentis ,

dimana belum terjadi gangguan kesadaran yang berat dengan

nilai GCSnya:

-E4 ( karena pasien sadar )

-M6 ( pasien sadar )

-V4 ( Bicaranya tidak jelas / kata-kata membigungkan

Maka GCSnya adalah E4,M6,V4 (14)

Page 54: Klp 2 sistem neurologi

8. Mengapa bisa terjadi nadi ireguler dan rekaman EKG bisa

terjadi fibrilasi atrium pada kasus diatas

Jawab :

Alasan Mengapa Fibrilasi Atrium Meningkatkan Risiko

Stroke yaitu Bekuan darah dalam jantung dapat menyebabkan

masalah karena sebagian atau semua bekuan dapat terlepas

dan melewati pembuluh darah utama menuju otak. Oleh

karena pembuluh darah yang sangat besar terpecah

bercabang-cabang dan diameternya semakin berkurang, pada

suatu ketika bekuan ataupun pecahan bekuan darah akan

relatif terlalu besar untuk dapat melanjutkan perjalanannya

lebih lanjut dan menghambat pembuluh darah yang

dilewatinya. Hal ini artinya area otak yang diperdarahi

pembuluh darah tersebut tidak dapat menerima oksigen dan

zat nutrisi lebih lanjut dibanding dengan keadaan normal,

menyebabkan sel saraf berhenti bekerja dan kemudian mati.

Page 55: Klp 2 sistem neurologi

Hal inilah yang terjadi pada suatu kejadian stroke – atau lebih jelasnya

stroke iskemik (yaitu stroke yang disebabkan terganggunya asupan

darah). Jika bekuan darah berukuran cukup besar, ia akan

menyumbat cabang pembuluh darah yang lebih besar yang

memperdarahi area otak yang lebih luas. Oleh karena itu, stroke yang

disebabkan terjadinya fibrilasi atrium dapat berakibat fatal, sehingga

pencegahannya amatlah penting.

9. Tentukan diagnosa keperawatan yang bisa muncul pada kasus diatas

Jawab :

a. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan hemiparesis

, kehilangan keseimbangan dan koordinasi , spastisitas, dan

cedera otak.

b. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan

kerusakan otak.

10. Implementasikan apa yang bisa diberikan.

Jawab :

DIAGNOSA

a. Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler,

kerusakan persepsi sensori, penurunan kekuatan otot

Page 56: Klp 2 sistem neurologi

Implementasi

Latihan : gerakan sendi (ROM)

- mengkaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas

fisik

- menjelaskan kepada klien dan keluarga manfaat latihan

- Kolaborasi dg fisioterapi utk program latihan

- mengkaji lokasi nyeri/ ketidaknyamanan selama latihan

- Jaga keamanan klien

- membantu klien utk mengoptimalkan gerak sendi pasif

maupun aktif.

- memberi reinforcement ppositif setipa kemajuan.

Terapi latihan : kontrol otot

- mengkaji kesiapan klien utk melakukan latihan

- mengevaluasi fungsi sensorik

- Kolaborasi dengan fisioterapi

- memberi reinforcement ppositif setipa kemajuan

Page 57: Klp 2 sistem neurologi

DIAGNOSA

b. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak

IMPLEMENTASI

Mendengar aktif:

- mengkaji kemampuan berkomunikasi

- menjelaskan tujuan interaksi

- Perhatikan tanda nonverbal klien

- Klarifikasi pesan bertanya dan feedback.

- Hindari barrier/ halangan komunikasi

Peningkatan komunikasi: Defisit bicara

- Libatkan keluarga utk memahami pesan klien

- Sediakan petunjuk sederhana

- Perhatikan bicara klien dg cermat

- Gunakan kata sederhana dan pendek

- Berdiri di depan klien saat bicara, gunakan isyarat tangan.

- Beri reinforcement positif

- Dorong keluarga utk selalu mengajak komunikasi denga

Page 58: Klp 2 sistem neurologi

KASUS VI

Page 59: Klp 2 sistem neurologi

1. Apa jenis penyakit anak tersebut berdasarkan kasus diatas

Jawab :

Jenis penyakit anak adalah epilepsi

2. Bagaimana proses terjadinya kasus tersebut

Jawab :

Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1°C akan

mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan

meningkatnya kebutuhan oksigen sebesar 20%. Pada seorang

anak usia 3 tahun, sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh

sirkulasi tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya

15%. Jadi kenaikan suhu tubuh pada seorang anak dapat

mengakibatkan adanya perubahan keseimbangan membran

neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion Kalium dan ion

Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas

muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini demikian besar

sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel

tetangga dengan perantaraan neurotransmiter sehingga

terjadilah kejang.

Page 60: Klp 2 sistem neurologi

3. Mengapa bisa terjadi kaku pada seluruh badan dan anggota

geraknya

Jawab :

karena pada pasien epilepsi terjadi kelainan fungsi otak

penyebabnya itu adalah kurangnya oksigen yang ada pada otak

sehingga aliran darah juga ikut terganggu dan metabolisme

tubuh juga terganggu sehingga menyebabkan energi kurang

jadi kaku . Atau di sebabkan karena adanya gangguan atau luka

pada otak besar (cerebrum) yang mengakibatkan wajah

ataupun alat gerak atas dan bawah terasa kaku, meskipun tidak

kehilangan kesadaran

4. Mengapa mulut bisa kaku dan mengeluarkan busa

Jawab :

nervus facial pada otot wajah mengalami peregangan akibat

serabut otot yang mengalami penyempitanaliran darah ke

wajah sehingga terjadi kekakuan. Kenapa mengeluarkan busa

karena saraf-saraf vagus tidak berfungsi, maka respon

resistensimeningkat maka terjadilah mengeluaran busa yang

berlebihan

Page 61: Klp 2 sistem neurologi

1. Letakkan anak ditempat yang aman dan pada

permukaan yang rata dan tidak di tempat yang tinggi,

misalnya di lantai atau kasur. Pindahkan semua

benda yang mungkin berbahaya atau dapat

menimbulkan luka dari sekitar anak.

2. Jika memungkinkan, miringkan anak sehingga cairan

atau air liur yang berbusa dapat mengalir keluar.

3. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak,

misalnya jari tangan, sendok, atau kayu yang dulu

biasa dilakukan untuk mencegah tergigitnya lidah,

karena justru benda-benda ini dapat patah atau

menyebabkan gigi anak patah sehingga dapat

mengganggu jalan nafas.

4. Jika memungkinkan, kendurkan pakaian anak yang

dirasa ketatuntuk memudahkan pernafasan.

Page 62: Klp 2 sistem neurologi

5. Jangan mengguncang-guncang atau berusaha

membangunkan anak atau menahan tubuh anak

yang kejang. Biarkan gerakan kejang berlangsung

apa adanya.

6. Sambil melakukan hal-hal diatas, upayakan meminta

bantuan.

7. Segera bawa anak ke dokter, puskesmas, atau

rumah sakit terdekat.

8. Catat lamanya kejang dan bagaimana gejala/apa

yang dialami anak selama kejang. Catatan ini penting

bagi dokter atau praktisi medis untuk menilai kejang

demam anak.

Page 63: Klp 2 sistem neurologi

TERIMAKASIH…