diare
DESCRIPTION
KESEHATANTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “A” DENGAN GANGGUAN
SISTEM GASTROINTESTINAL : GASTROENTERITIS DI INSTALASI
RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG 2012
DISUSUN OLEH:
1. AFRIANSI 6. REFFYA GUSMITA
2. DWI CAROLINE 7. SANDI
3. ETTY RISKI ELVANIA 8. SEPTIANA
4. JUPRIANSYAH 9. SRI MARYATI
5. LINDO PANDUWINATA
PEMBIMBING AKADEMIK : NS. ALI HAROKAN, S.KEP
PEMBIMBING KLINIK : NS. DESI RUKIYATI, S.KEP
KALSUMIATI, S.KEP
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti
seminar Praktik Klinik Keperawatan di RS Muhammadiyah Palembang dan sebagai
syarat menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Anak mahasiswa program
akademik semester VI Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada
Palembang.
6. Afriansi 6. Reffya Gusmita
7. Dwi Caroline 7. Sandi
8. Etty Riski Elvania 8. Septiana
9. Jupriansyah 9. Sri Maryati
10. Lindo Panduwinata
Judul :Asuhan Keperawatan pada klien An “A“ dengan gangguan sistem
Gastrointestinal; Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap Anak Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang tahun 2012.
Palembang, 11 April 2012
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
Stik Bina Husada RS Muhammadiyah
Palembang
Jurusan Ilmu Keperawatan
Ns. Ali Harokan, S.Kep Ns. Desi Rukiyati, S.Kep
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Teriring rasa syukur kehadirat Allah Swt. Karena atas rahmat dan hidayah-
Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil seminar
Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien An “A“ dengan
gangguan sistem Gastrointestinal; Gastroenteritis di Instalasi Rawat Inap Anak
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2012”.
Dalam penyusunan laporan ini penulis melibatkan beberapa pihak yang
berperan dalam memberikan dukungan baik moril maupun materil. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
berperan dalam pembuatan laporan hasil seminar ini.
Penulis menyadari, walaupun segala usaha telah penulis lakukan namun
dengan terwujudnya laporan ini belumlah dapat dikatakan sempurna, tetapi perlu
mendapat perbaikan lagi. Untuk itu penulis sangan mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Palembang, April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................ 2
1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................... 2
1.3 Pembimbing Pelaksanaan Praktikum......................................................... 3
1.4 Evaluasi Pelaksanaan Praktikum................................................................ 3
1.5 Manfaat....................................................................................................... 3
1.5.1 Bagi Mahasiswa............................................................................. 3
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan............................................................... 4
1.5.3 Bagi Rumah Sakit.......................................................................... 4
1.6 Metode Penulisan ....................................................................................... 4
1.7 Tekhnik Pengumpulan data ....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN RUMAH SAKIT
2.1 Sejarah Rumah Sakit................................................................................... 6
2.2 Visi, Misi, dan Motto.................................................................................. 6
BAB III TINJAUAN TEORITIS
3.1 Definisi....................................................................................................... 8
3.2 Anatomi fisiologi ....................................................................................... 9
3.3 Etiologi....................................................................................................... 10
3.4 Patofisiologi................................................................................................ 11
3.5 Manifestasi Klinis....................................................................................... 12
3.6 Pemeriksaan diagnostik.............................................................................. 13
3.7 Penatalaksanaan medis............................................................................... 13
3.8 Komplikasi.................................................................................................. 16
3.9 Patoflow...................................................................................................... 17
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Konsep keperawatan................................................................................... 18
4.2 Pengkajian................................................................................................... 18
4.3 Diagnosa keperawatan................................................................................ 20
4.4 Intervensi dan rasional................................................................................ 20
BAB V TINJAUAN KASUS
5.1 Pengkajian................................................................................................... 24
5.2 Analisa Data................................................................................................ 31
5.3 Intervensi Keperawatan.............................................................................. 35
5.4 Implementasi dan Respon........................................................................... 38
5.5 Evaluasi/ Catatan Perkembangan............................................................... 41
BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 43
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan................................................................................................. 45
7.2 Saran........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah diare atau gastroenteritis merupakan masalah yang sering terjadi di
Indonesia, bahkan bisa mengakibatkan kematian khususnya pada anak anak dan
balita. Sudah selayaknya semua sector wajib untuk memperhatikan masalah ini.
Penyakit gastroenteritis biasanya terjadi karena kurangnya sanitasi lingkungan,
pola hidup dan makanan. Penderita gastroenteritis yang terlalu lama dapat
menyebabkan dehidrasi berat dan akhirnya menyebabkan kematian.
Tindakan pemberian oralit atau air tajin adalah tindakan awal pada pasien
gastroenteritis selama diare. Penderita harus tetap diberi minum untuk mencegah
terjadi dehidrasi dan mengakibatkan kejang. Untuk itu bila diare terjadi lebih dari
lima kali, babnya air, ampas, bau busuk, langsung dibawa ke puskesmas atau rumah
sakit terdekat.
Tindakan yang harus diambil apabila ada penderita diare
1. Promotif
Tindakan memotivasi kepada ibu penderita untuk tetap memberi oralit
atau asi selama terjadi diare.
2. Preventif
Keluarga penderita dianjurkan untuk menjaga kebersihan, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat penderita diare, bila ada anak yang minum
susu , botol susu harus dicuci bersih dulu lalu direbus dengan air mendidih
untuk membunuh kuman – kumannya.
3. Kolaboratif
Tindakan untuk menganjurkan agar penderita dirawat di rumah sakit.
Bila penderita sudah dirawat di rumah sakit tim perawat akan
berkolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat – obatan.
4. Rehabilitatif
Tindakan pencegahan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi lagi
diare.
Berdasarkan data di atas, maka penulis merasa penting untuk memperdalam
tentang proses penyakit diare dan cara perawatan diare di rumah, masyarakat dan di
rumah sakit.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan anak pada klien
dengan Gastroenteritis yang mengalami perubahan fisiologis dengan atau tanpa
gangguan struktur pada berbagai sistem tubuh dengan mengaplikasikan ilmu
keperawatan, medis dan berbagai ilmu terapan lain yang terkait.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melakukan pengkajian pada klien An. A dengan
gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di Instalasi rawat
inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang
2. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien
An. A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di
Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang
3. Dapat melakukan tindakan keperawatan pada klien An.
A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di
Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang
4. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada klien An.
A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis di
Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang
5. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
klien An. A dengan gangguan sistem Gastrointestinal pada Gastroenteritis
di Instalasi rawat inap anak rumah sakit Muhammadiyah Palembang. Dan
membahas kesenjangan pelaksanaan Asuhan Keperawatan dengan cara
membandingkan teori dengan pelaksanaan dilapangan dan mencari
alternatif pemecahan masalah.
1.3 Pembimbing pelaksanaan seminar
Adapun pembimbing seminar klinik keperawatan Anak terdiri dari
pembimbing akademik PSIK STIK Bina Husada dan pembimbing Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang, Adalah sebagai Berikut :
1. Ns. Ali Harokan S.kep
2. Ns. Desi Rukiyati, S.kep
3. Kalsumiati, S.Kep
1.4 Evaluasi pelaksanaan Praktikum
Adapun evaluasi yang dilakukan setelah dilaksanakannya seminar
keperawatan anak, adalah sebagai berikut :
1. Responsi
2. Laporan individu
3. Laporan kelompok
4. Presentasi kelompok
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Mahasiswa
1. Sebagai persyaratan menyelesaikan Mata Kuliah Keperawatan Anak Pada
Program Akademik.
2. Untuk mendapatkan gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan
Keperawatan Anak pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal
pada Gastroenteritis
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan
Menerapkan teori secara terpadu untuk praktikum dan akan berguna
untuk perbaikan dalam sumbangan pemikiran dalam memberikan Asuhan
Keperawatan kepada klien sehingga meningkatkan mutu pendidikan.
1.5.3 Bagi Rumah Sakit
Dapat memberikan informasi dan meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan terutama pada klien dengan gangguan sistem Gastrointestinal
pada Gastroeneteritis.
1.6 Metode Penulisan
Metode penulisan dalam pengumpulan data pada penyusunan Asuhan
Keperawatan ini adalah metode deskriptif yakni suatu metode penulisan yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan
secara objektif dan nyata.
1.7 Tehnik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Untuk memperoleh data, penulis melakukan tanya jawab langsung
dengan klien, keluarga, perawat yang ada diruangan, wawancara dilakukan
dengan cepat dan tepat dalam keperawatan anak
2. Observasi
Dilakukan dengan pengamatan dan pengkajian secara langsung serta
berkesinambungan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan
klien.
3. Pemeriksaan Fisik
Untuk memperoleh data praktikum juga melakukan pemeriksaan dan
pengukuran langsung mengenai masalah yang ada pada klien.
4. Tinjauan Literatur
Metode ini digunakan untuk mencari, mempelajari, menganalisa dan
mengumpulkan bahan-bahan dari buku ilmiah, majalah bahan kuliah serta
catatan lain yang dibutuhkan dan berkaitan dengan penulisan ini.
5. Dokumentasi pelaksanaan Tindakan Dilakukan dengan cara
mendokumentasikan implementasi keperawatan anak dan evaluasi segera
setelah diakukan tindakan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN RUMAH SAKIT
2.1 Sejarah perkembangan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah amal usaha persyarikatan
muhammadiyah yang diresmikan tanggal 10 dzulhijjah 1417 H/ 18 april 1997 oleh
Gubernur Provinsi Sumatera Selatan ( Papak H. Ramli Hasan Basri) bersama dengan
ketua PP Muhammadiyah (bapak Prof. DR. Amien Rais) merupakan satu satunya
amal usaha dibawah langsung pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) SumSel
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang didirikan di palembang Sumatera
Selatan dengan komitmen menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas dari staf
berdedikasi dan profesional dengan menggunakan teknologi terkini dan fasilitas
berstandar tinggi bagi masyarakat.
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang secara kesinambungan berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat
melalui peningkatan fasilitas dan sarana prasarana dengan penggunaan teknologi
terbaru serta peningkatan kompetensi tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat
serta staff atau karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
2.2 Visi
Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang yaitu : “Terwujudnya Rumah
Sakit yang Profesional, Modern, Terkemuka dan islami sehingga menjadi Rahmatan
Lil’alamin bagi masyarakat’
Misi:
1. Mewujudkan citra sebagai Rumah Sakit islami kebanggan
Muhammadiyah yang berfungsi sebagai wahana ibadah dan beperan aktif
sebagai madia dakwah persyarikatan dalam bidang kesehatan.
2. Menjadi pusat persemaian kader Muhammadiyah dalam bidang
kesehatan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional, modern, islami
kepada masyarakat.
Motto
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Yaitu : “Pelayanan sebagai
ibadah dan dakwah.
BAB III
TINJAUAN TEORITIS
3.1 Definisi
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah
yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009)
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dab
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
pula bercampur lendir dan darah atau darah saja. (Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit,
2002 ).
Diare adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau beresiko
mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak berbentuk. (Lynda Juall
Carpenito, 2001).
Jenis diare antara lain :
1) Menurut perjalanan penyakit
Akut : jika < 1 minggu
Berkepanjangan : antara 7 – 14 hari
Kronis : > 14 hari, disebabkan oleh non infeksi
Persisten : > 14 hari, disebabkan oleh infeksi
2) Menurut patofisiologi
Gangguan absorbsi
Gangguan sekresi
Gangguan osmotik
3) Menurut penyebab
Infeksi
Konstitusi
Malabsorbsi
4) Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga
disertai dengan penyakit lain. Seperti : demam, gangguan gizi dan penyakit
lainnya.
3.2 Anatomi dan fisiologi
Saluran gastrointestinal yang berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung
dan usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior
terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang
dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi) menjadi distensi
bila makanan melewatinya.
Bagian sisa dari saluran gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal.
Lambung ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh,
tepat di bawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi
dengan kapasitas kira-kira ± 1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat bagian
anatomis, kardia, fundus, korpus dan pilorus.
Usus halus adalah segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang
jumlah panjangnya kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan
absorbsi, usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum,
bagian tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus
halus dan usus besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum
pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus
ke dalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada tempat
ini terdapat apendiks veriformis.
Usus besar terdiri dari segmen asenden pada sisi kanan abdomen, segmen
transversum yang memanjang dari abdomen atas kanan ke kiri dan segmen desenden
pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya mengabsorbsi air dan elektrolit yang
sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian ujung dari usus besar terdiri dua bagian.
Kolon sigmoid dan rektum kolon sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang
sudah dehidrasi sampai defekasi berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml air
perhari sedangkan usus halus mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas absorbsi usus
besar adalah 2000 ml perhari. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya adalah karena
adanya kiriman yang berlebihan dari ileum maka akan terjadi diare. Rektum berlanjut
pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk baik
sfingter internal dan eksternal.
3.3 Etiologi
Etiologi dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral, yaitu infeksi pada saluran pencernaan dan merupakan
penyebab utama diare pada anak, meliputi :
1). Infeksi Bakteri : E.Coli, Salmonella, Shigella SPP, Vibrio Cholera
2). Infeksi Virus : Enterovirus, Protozoa, Adenovirus
3). Infeksi Jamur : Protozoa, Candida SPP, Entamoeba Histolityca
b) Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti OMA, broncopneumonia, tonsilofaringitis.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Obat-obatan : zat besi, antibiotika
4. Post pembedahan usus
5. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
6. Faktor psikologis
3.4 Patofisiologi
Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.
Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan meningkat pada
usia anak – anak. Mukosa usus pada anak kecil lebih permeabel dari pada anak yang
lebih dewasa. Karena pada anak kecil dengan peningkatan osmolalitas menimbulkan
diare, banyak cairan dan elektrolit akan hilang pada anak yang lebih dewasa. Diare
dapat disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk pada mukosa epitel,
berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus serta melepaskan
enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi cairan dan
elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim Adenilsiklase
dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang menyebabkan peningkatan
sekresi air dan elektrolit. Proses ini disebut diare sekretorik. Pada proses invasi dan
pengrusakan mukosa usus.
Pada pemeriksaan histology, bakteri dapat menyebabkan ulserasi superficial
pada usus dan dapat berkembang biak di sel epitel. Sedangkan bila bakteri menembus
dinding usus melalui plague peyeri di ileum maka akan diikuti dengan multiplikasi
organisme intraselular dan organisme mencapai sirkulasi sistematik.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
1. Gangguan osmotic:
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi:
Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus:
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare
3.5 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang biasa timbul pada penderita gastroenteritis adalah :
1. Suhu tubuh meningkat
2. Nyeri perut, distensi abdomen, mual dan muntah
3. Feses cair dan warna kuning kehijauan
4. Mata cekung, ubun-ubun cekung, air mata kering, mengantuk
5. Nadi cepat dan lemah atau tidak teraba
6. Pernafasan dalam dan cepat
7. Turgor kulit kering, membran mukosa kering, jari-jari sianosis
8. Dehidrasi
Penentuan derajat dehidrasi menurut WHO
a. Dehidrasi ringan
- Diare : bab kurang dari 4 kali sehari
- Muntah sedikit, rasa haus normal
- Denyut nadi normal, atau meningkat
- Membran mukosa kering
- Berat badan turun : anak 3 % dan bayi 5 %
- Tekanan darah dalam batas normal
- Turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
- Kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%
- Mengantuk dan lesu
- Pucat eksremitas dingin
- Diare 4-10 kali sehari
- Muntah beberapi kali
- Mata cekung, mulut/ lidah kering
- Turgor kulit tidak elastis
- Nafas dan denyut nadi agak cepat
- Ubun-ubun cekung
c. Dehidrasi berat
- Sangat mengantuk, lemah
- Diare lebih dari 10 kali sehari
- Sering muntah
- Air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering
- Elastis kulit sangat lambat
- Nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung
- Berat badan turun : anak 9% dan bayi 15%
3.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan feses, makroskopis dan mikroskopis : ditemukan kuman spesifik, bila
perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan resistensi
2. Pemeriksaan darah : leukositosis 13.000-22.000/mm3
3. Analisa gas darah : base excess rendah
4. Pemeriksaan serum elektrolit : natrium dan kalium menurun
3.7 Penatalaksanaan Medis
Prinsip utama penanganan Gastroenteritis adalah :
Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
Mengembalikan fungsi normal system pencernaan
Mencegah penyebaran infeksi pada orang yang kontak dengan anak diare.
1. Dasar pengobatan diare adalah :
Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan cairan per usia
Dietetik ( cara pemberian makanan)
Obat-obatan : antidiare, antispasmolitik, antibiotika, antipiretik
Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, anak diberi rehidrasi oral
seperti Pedialyte, Ricelyte, atau Lytren untuk bayi dan anak yang masih kecil.
Gatorade diberikan untuk anak yang lebih besar. Minuman yang mengandung
karbonat dan gula sebaiknya tidak diberikan karena fermentasi gula dalam
saluran pencernaan dapat menyebabkan peningkatan gas, distensi abdomen,
dan meningkatkan frekuensi diare.
Untuk dehidrasi berat, rehidrasi dengan pemberian cairan intravena
yang sesuai untuk mengkoreksi ketidakseimbangan yang spesifik. Anak
dipuasakan untuk mengistirahatkan usus. Bila dehidrasi sudah teratasi dan
diare sudah berjurang, anak dapat mulai makan bertahap.
Bila diare disebabkan oleh bakteri/ parasit, maka terapi antibiotika
diberikan. Absorbent seperti Donnagel dan Kaopectate dapat merubah bentuk
tinja, tetapi tidak dapat menurunkan jumlah kehilangan cairan.
Pemberian cairan.
Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita
dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang
perlu diperhatikan :
a. Memberikan asi.
b. Memberikan bahan makanan yang
mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang
bersih.
c. Obat-obatan.
Racecordil adalah Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak
menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi,
tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak
kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan.
Loperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara
emeperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot
sirkuler dan longitudinal usus.
Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal
terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja
lokal pada saluran pencernaan.
Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik
berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi
barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus.
Keterangan:
Pemberian cairan,pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a. cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang,cairan diberikan
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na,Hco,Kal dan
Glukosa,untuk Diare akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi
ringan,atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/I dapat dibuat sendiri
(mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula
dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b. Cairan parenteral
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung
dari berat badan atau ringannya dehidrasi,yang diperhitungkan kehilangan
cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
3.8 Komplikasi
Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat
terjadi berbagai macam komplikasi, seperti :
1. Renjatan hipovolemik
Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar, maka
jantung akan bekerja lebih cepat.
2. Hipokalemia
Kalium rendah < 3,5, keletihan otot, kembung. Ileus paralatik terjadi
karena kurangnya total kalium tubuh.
3. Kejang dan malnutrisi energi protein
Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol kehilangan air sama
dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik
selama diare.
3.9 Patoflow Kontaminasi makanan &
minuman
Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus ke
saluran gastrointestinal
masuk & lolos ke barier HCL menuju duodenumBakteri berkembang
biak
Produksi enzim muicinase
Lapisan permukaan sel epitel cair
Bakteri menembus membran
Produksi cAMP dan merangsang sekresi
cairan di kripta vili
Vol. cairan di lumen usus
Hipermotilitas usus
Ketidakmampuan menyerap cairan
Frekuensi BAB & mengeluarkan
elektrolit tubuh
Ggn. Keseimbangan cairan tubuh
& elektrolit
Peregangan gaster
Merangsang saraf
gaster
hipothalamus
nausea
Regurgitasi
HCL
Vomitus
Ggn. Kebutuhan nutrisi
kurang
Ketidakmampuan
mengontrol BAB
Kelembapan glutealis
Resti kerusakan
integritas kulit
Cairan terdorong ke kolon
Frekuensi BAB meningkat siang dan sewaktu-waktu
Perubahan Pola istirahat; tidur
Hipertermi
Ansietas
Meningkatnya jumlah leukosit
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI KOLELITIASIS
4.1 Konsep keperawatan
Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
4.2 Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku/ bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Identitas penanggung jawab: nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
2. Riwayat keperawatan.
Awalan serangan : ,gelisah,suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare.
Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air
dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi
ubun-ubun besar cekung,tonus dan turgor kulit berkurang,selaput lendir
mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi
encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi
keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan
pengobatan anak,setelah menyadari penyakit anaknya,mereka akan bereaksi
dengan marah dan merasa bersalah.
5. Kebutuhan dasar.
Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan
penurunan berat badan pasien.
Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen
yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen.
6. Pemerikasaan fisik.
a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran
composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan
lemah,pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan
bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi
sehingga berat badan menurun.
d. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
4.3 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan
dengan mual dan muntah
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
iritasi,frekwensi BAB yang berlebihan.
4.4 Rencana/ Intervensi Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan output cairan yang berlebihan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawan selama 3 x 24 jam
diharapkan keseimbangan cairan pasien kembali normal.
Kriteria hasil :
Intake dan output seimbang
Diare berhenti
Turgor kulit baik
Tidak mual dan muntah
Mukosa bibir lembab
Kadar elektrolit dalam batasan normal :
* Natrium = 3,5 –5,5 mEq/l
*Kalium = 135-145 mEq/l
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada penderita.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. Catat frekuensi, jumlah dan konsistensi faces yang keluar.
R : memudahkan membuat asuhan keperawatan secara tepat untuk
intervensi selanjutnya.
3. Anjurkan penderita untuk minum banyak (sedikit-sedikit sering).
R : untuk mengganti caiaran yang hilang.
4. Kolaborasai dengan tim dokter dalam pemberian obat dan infus.
R : terapi yang tepat dan cepat dapat mempercepat kesembuhan dan
mencegah komplikasi secara dini.
5. Monitoring tanda-tanda dehidrasi.
R : mendeteksi secara dini tanda-tanda dehidrasi.
6. Anjurkan penderita untuk tidak makan makanan yang merangsang
timbulnya diare.
R : untuk mencegah diare lebih lama lagi.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan
mual dan muntah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan kebutuhan nutrisi tubuh pasien dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
Intake nutrisi yang adekuat.
Mual, muntah tidak ada.
Klien dapat menghabiskan porsi makan yang disajikan.
Hb dalam batas normal = 12-17 gr%
Klien tidak terlihat anemis
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
R : memudahkan kerja sama antara perawat dan klien.
2. Kaji tingkat nutrisi klien.
R : untuk mengetahui keadaan nutrisi klien.
3. Beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
R : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
4. Hitung BB.
R: untuk mengetahui apakah ada penurunan berat badan selama
perawatan.
5. Kolaborasi dengan tim medis (kokter) dalam pemberian terapi.
R: untuk mengetahui jenis obat yang dapat diberikan.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi
BAB yang berlebihan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan gangguan integritas kulit dapat teratasi.
Kriteria hasil:
Integritas kulit kembali normal.
iritasi tidak ada.
tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi:
4. Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
R: membantu dalam melakukan intervensi selanjutnya
5. Kaji integritas kulit
R: untuk mengetahui tingkat kerusakan kulit akibat sering terpapar feses
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antipungi dan
antibiotik sesuai indikasi.
R: membantu mencegah terjadinya infeksi dan kerusakan integritas kulit
BAB V
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “A” DENGAN GANGGUAN
SISTEM GASTROINTESTINAL: GASTROENTERITIS DI INSTALASI
RAWAT INAP ANAK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH
PALEMBANG 2012
5.1. Pengkajian
Tanggal masuk : 30 Maret 2012 Tanggal pengkajian : 31 Maret 2012
Pukul : 13.00 WIB Pukul : 14.00 WIB
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. “A”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 1 4/12 tahun
TTL : 17 November 2010
BB : 10 kg
Alamat : Jl. Kemas Ridho, Lr Karya Bakti
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Anak ke : 2 (dua)
Diagnosa : Gastroenteritis sedang
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. S
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kemas Ridho, Lr Karya Bakti
Hubungan dengan pasien : Ibu
C. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan BAB cair 6x sehari disertai lendir sejak 3 hari lalu
Riwayat kehamilan dan kelahiran
a) Prenatal : Ibu klien tidak pernah memeriksakan kandungannya selama
kehamilan.
b) Intranatal : Ibu klien melahirkan di bidan secara normal, dengan
kehamilan 9 bulan 3 hari.
c) Postnatal : Bayi lahir selamat dengan berat 3 kg, panjang 42 cm dan
lingkar kepala 40 cm.
Alasan berobat ke R.S Muhammadiyah Palembang
Sejak 3 hari lalu ibu klien mengatakan anaknya BAB cair 6x sehari,
kemudian ibu klien membawa klien ke IGD R.S Muhammadiyah Palembang.
Penanganan selama dirumah
Selama dirumah klien hanya diberi air putih dan ASI, lalu ibu klien membawa
ke PUSKESMAS terdekat, tapi tidak ada perubahan.
Riwayat Kesehatan Lampau
Klien belum pernah menderita penyakit yang seperti ini sebelumnya
Klien belum pernah dirawat di R.S
Klien tidak mempunyai alergi obat
Imunisasi
a. Dasar : Lengkap
Jenis :BCG, DPT, POLIO, HEPATITIS, CAMPAK
b. Ulangan : Lengkap
Jenis : Hepatitis I, II, III dan DPT I, II, III
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Didalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita oleh klien.
Genogram
Keterangan :
: Ayah
: Ibu
: klien (laki-laki)
: Kakak laki-laki klien
E. Riwayat Sosial
Yang mengasuh : Orang Tua
Hubungan dengan anggota keluarga : Anak Kandung
Hubungan dengan teman sebaya : Baik
Lingkungan rumah : Baik
F. Kebutuhan dasar
Sebelum dirawat di R.S
1. Pola nutrisi:
o Makanan yang disukai : Klien menyukai makanan yang manis
o Selera makan : Baik
o Alat makan yang dipakai : Sendok, piring
o Pola makan/ hari : 3 kali/ hari
o Porsi makan : 1 porsi kecil nasi biasa
2. Pola istirahat
o Kebiasaan sebelum tidur : Minum ASI
o Tidur siang : Tiap hari selama 3-4 jam /hari
3. Mandi : 2 kali / hari
4. Aktivitas bermain : Baik
5. Eliminasi : Normal, dengan bantuan kelurga
Setelah dirawat di R.S
1. Pola nutrisi :
o Makanan yang disukai : Klien menyukai makanan manis
o Selera makan : Baik
o Alat makan yang dipakai : Sendok, piring
o Pola makan / hari : 3 kali/ hari
o Porsi makan : 1 porsi nasi bubur
2. Pola Istirahat :
o Kebiasaan sebelum tidur : Minum ASI
o Tidur siang : Tiap hari 2 – 3 Jam / hari
3. Mandi : 2 kali / hari (di lap air hangat)
4. Aktivitas bermain : Baik
5. Eliminasi : BAK ± 8x /hari, BAB ± 6x /hari
dengan karakteristik cair dan berlendir
G. Keadaan kesehatan saat ini:
o Diagnosa medis : Gastroenteritis sedang
o No. RM : 06.01.34
o Tanggal MRS : 30 maret 2012
o Tindakan operasi : Tidak ada
o Status cairan : Kurang cairan
o Obat-obatan : Zinkid 1x1 tablet/hari, Dhavit sirup 1x1 cth,
Oralit. Furosemid 1x10 mg, M. Prednisolon 3x3/4tab, IVFD RL gtt
20x/menit
o Aktivitas : Terbatas
o Tindakan kolaborasi : Pemberian oralit
o Hasil laboratorium : Hematologi
Tanggal : 30 maret 2012
Jenis Periksa
Hematologi
Metode Hasil
pemeriksaan
Normal
Hemoglobin Automated Cell
Counted
8,4 L: 13,2-17,3 g/dL
P: 11,7-15,5g/dL
Leukosit Automated Cell
Counted
24.300 4000-11.000/cmm
Difcount Automated Cell
Counted
0/0/1/32/65/2 1-2/0-1/3-5/54-
62/25-33/3-7
o Hasil rontgen : tidak ada
o Data tambahan : tidak ada
H. Pengkajian fisik
Data klinis: BB: 10 Kg. kesadaran: CM, GCS: M: 6, V: 5, E: 4, Suhu: 37,3 oC,
nadi: 120x/menit, RR: 32x/menit
1. Kesan umum : Tampak lemah, muka pucat, BAB cair ± 6x/hari, muntah
3x /hari.
2. Kulit/ suhu : Pucat/ akral dingin
3. Kepala : Simetris, rambut hitam
4. Mata : Jernih, konjungtiva: anemis, sklera: putih
5. Telinga : Simetris
6. Hidung : Simetris
7. Mulut : Bibir kering
8. Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
9. Leher : Simetris
10. Dada : Bentuk simetris
Paru-paru, RR: 32 x/menit, pernapasan: lambat, perkusi : Sonor
Jantung, Inspeksi: LUB DUB, palpasi: normal, perkusi : Redup
11. Abdomen : Bentuk: kembung, mual (+), muntah (+) 1x
12. Genetalia dan anus : penis: normal, skrotum & testis: normal
13. Ekstremitas
Regio Superior Inferior
Warna -/- -/-
Edema -/- -/-
Luka -/- -/-
Tremor -/- -/-
Clubbing -/- -/-
Sensibilitas +/+ +/+
Spastik -/- -/-
Flacids -/- -/-
Parese -/- -/-
ROM -/- -/-
Lain-lain -/- -/-
Prioritas Masalah
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kerusakan integritas kulit
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan meningkatnya frekuensi BAB cair.
2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhberhubuingan dengan
mual dan muntah.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, karena frekwensi BAB
yang berlebihan.
5.2 Analisa data
Nama : An “A” Diagnosa keperawatan: GE
Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record : 060134
Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2012
No Data Senjang Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS:
- Ibu os
mengatakan anaknya
mencret ± 6x /hari
DO:
- KU lemah dan pucat
- Akral dingin
- TTV :
T: 37,3 oC
N:120 x/menit
RR: 32x/menit
Intake: 100cc
Output: BAB cair
6x/hari
BB: 10 kg
IVFD RL gtt
20x/menit (makro)
Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektolit
Kontaminasi makanan
& minuman
Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus
ke saluran gastrointestinal
masuk & lolos ke barier HCL
menuju duodenum
Bakteri berkembang biak
Produksi enzim muicinase
Lapisan permukaan sel epitel cair
Bakteri menembus membran
Produksi cAMP dan merangsang
sekresi cairan di kripta vili
Vol. cairan di lumen usus
Hipermotilitas usus
Ketidakmampuan menyerap cairan
Frekuensi BAB & mengeluarkan
elektrolit tubuh
Ggn. Keseimbangan cairan
tubuh & elektrolit
2 DS:
- Ibu OS mengatakan
anaknya ada muntah
1x
DO:
- KU lemah
- Tampak bedrest
- Mual (+)
- Muntah 3x
- TTV :
T: 37,3 oC
N:120 x/menit
RR: 32x/menit
Intake: 100cc
Output: BAB cair
6x
BB: 10kg
Perubahan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Kontaminasi makanan
& minuman
Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus
ke saluran gastrointestinal
masuk & lolos ke barier HCL
menuju duodenum
Bakteri berkembang biak
Produksi enzim muicinase
Lapisan permukaan sel epitel cair
Bakteri menembus membran
Produksi cAMP dan merangsang
sekresi cairan di kripta vili
Vol. cairan di lumen usus
Hipermotilitas usus
Peregangan gaster
Merangsang saraf gaster
hipothalamus
nausea
Regurgitasi
HCLVomitus
Ggn. Kebutuhan nutrisi
kurang
Regurgitasi
HCL
Ggn. Kebutuhan nutrisi
kurang
Vomitus
3. DS:
- Ibu OS mengatakan
anaknya merasa tidak
nyaman
DO:
- Tampak basah dan
kemerahan pada
bagian glutealis
- TTV :
T: 37,3 oC
N:120 x/menit
RR: 32x/menit
Intake: 100cc
Output: BAB cair
6x
kerusakan
integritas kulitKontaminasi makanan
& minuman
Invasi E.Coli, toksin & Rotavirus
ke saluran gastrointestinal
masuk & lolos ke barier HCL
menuju duodenum
Bakteri berkembang biak
Produksi enzim muicinase
Lapisan permukaan sel epitel cair
Bakteri menembus membran
Produksi cAMP dan merangsang
sekresi cairan di kripta vili
Vol. cairan di lumen usus
Hipermotilitas usus
Ketidakmampuan menyerap cairan
Frekuensi BAB & mengeluarkan
elektrolit tubuh
Ketidakmampuan
mengontrol BAB
Kelembapan glutealis
Resti kerusakan
integritas kulit
5.3 Rencana Keperawatan
Nama : An “A” Diagnosa keperawatan: GE
Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record : 060134
Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2012
No Diagnosa Keperawatan Jam Tujuan (SMART) Rencana Rasionalisasi
1. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan
meningkatnya frekuensi BAB
DS:
- Ibu os mengatakan anaknya
mencret ± 6x /hari
DO:
- KU lemah dan pucat
- OS BAB cair ± 6x /hari
- IVFD terpasang
- TTV :
- T: 37,3 oC, N:120 x/menit
- RR: 32x/menit
- Intake: 100cc
- BB: 10 kg
- BAB cair: 6x
13.15
WIB
setelah dilakukan
tindakan keperawatan 1 x
24 jam cairan dan
elektrolit diharapkan
terpenuhi. Dengan
kriteria hasil :
Turgor kulit kembali
baik
Tidak terjadi
dehidrasi
Mukosa mulut dan
bibir lembab
KU membaik
Diare berkurang dan
konsistensi feses
melembek
Intake OS meningkat
1. Observasi Vital Sign klien
2. Catat frekuensi, jumlah dan
konsistensi feces yang keluar.
3. Monitoring tanda-tanda
dehidrasi.
4. Anjurkan ibu pasien untuk
memberikan oralit setiap kali
anaknya BAB
5. Anjurkan ibu pasien untuk
tidak makan makanan yang
merangsang timbulnya diare.
6. Kolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian obat dan
infus
1. Memudahkan dalam
menegakkan intervensi
2. Memudahkan membuat
asuhan keperawatan secara
tepat untuk intervensi
selanjutnya.
3. Mendeteksi secara dini
tanda-tanda dehidrasi.
4. Untuk mengganti cairan
yang hilang.
5. untuk mencegah diare lebih
lama lagi.
6. terapi yang tepat dan cepat
dapat mempercepat
kesembuhan dan mencegah
komplikasi secara dini.
2. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang 13.15 setelah dilakukan 1. Lakukan pendekatan pada 1. memudahkan kerja sama
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah
DS:
- Ibu OS mengatakan anaknya ada
muntah 1x /hari
DO:
- KU lemah
- Tampak bedrest
- TTV :
- T: 37,3 oC
- N:120 x/menit
- RR: 32x/menit
- Intake: 100cc
- Output: BAB cair 6x
WIB tindakan keperawatan 2 x
24 jam nutrisi OS
diharapkan dapat
terpenuhi.
Dengan kriteria hasil :
-Nutrisi klien terpenuhi
sesuai diet yang
dianjurkan
- Intake nutrisi klien klien
meningkat
-Tidak terjadi mual,
muntah setelah makan
klien dan keluarga.
2. Kaji tingkat nutrisi klien.
3. Beri makanan dalam porsi
kecil tetapi sering.
4. timbang BB setiap pagi.
5. Kolaborasi dengan tim medis
(dokter) dalam pemberian terapi.
antara perawat dan klien.
2. untuk mengetahui keadaan
nutrisi klien.
3. untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuh.
4. untuk mengetahui apakah ada
penurunan berat badan
selama perawatan.
5. untuk mengetahui jenis obat
yang dapat diberikan.
3. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan iritasi,
frekwensi BAB yang berlebihan
DS:
- Ibu OS mengatakan anaknya
merasa tidak nyaman
DO:
- Tampak basah dan kemerahan
pada bagian glutealis
- TTV :
13.15
WIB
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam
diharapkan integritas
kulit dapat kembali
normal.
Kriteria hasil:
- Tidak ada iritasi pada
kulit klien
- Integritas kulit
1. Observasi bokong dan
perineum dari infeksi.
2. Kaji integritas kulit
3.Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian terapi
antibiotik sesuai indikasi.
1. membantu dalam melakukan
intervensi selanjutnya
2. untuk mengetahui tingkat
kerusakan kulit akibat sering
terpapar feses
3. membantu mencegah
terjadinya infeksi dan
kerusakan integritas kulit
T: 37,3 oC
N:120 x/menit
RR: 32x/menit
Intake: 100cc
kembali normal.
- tanda-tanda infeksi
tidak ada
5.4 Implementasi Keperawatan
Nama : An “A” Diagnosa keperawatan: GE
Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record : 060134
Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Sabtu, 31 Maret 2012
No Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Respon
1 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan meningkatnya frekuensi BAB cair
DS :
Ibu os mengatakan anaknya mencret ± 6x
/hari
DO:
- KU lemah dan pucat
- OS BAB cair
- IVFD terpasang
- TTV :
T: 37,3 oC, N:120 x/menit
RR: 32x/menit
Intake: 100cc
Output: BAB cair 6x
BB: 10 kg
14.00
WIB
1. Melakukan pendekatan pada penderita.
2. Mencatat frekuensi, jumlah dan konsistensi
feces yang keluar.
3. Menganjurkan ibu os untuk memberikan
minum banyak dan oralit setiap kali setelah
os BAB cair(sedikit-sedikit namun sering).
4. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian obat dan infus.
5. Memonitoring tanda-tanda dehidrasi.
6. Menganjurkan ibu os untuk tidak makan
makanan yang merangsang timbulnya diare.
- klien Nampak takut, mudah
menangis
- frekuensi BAB bertambah 5x, jumlah
cair yang banyak
- Ibu os kooperatif
- frekwensi BAB masih sering
- Klien dehidrasi
- ibu os kooperatif
2 Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
DS:
- Ibu OS mengatakan anaknya ada muntah
1x, makan dan minum sedikit
DO:
- KU lemah
- Tampak bedrest
TTV :
- T: 37,3 oC
- N:120 x/menit
- RR: 32x/menit
- Intake: 100cc
14.00
WIB
1. Melakukan pendekatan pada klien dan
keluarga.
2. mengkaji tingkat nutrisi klien.
3. Menganjurkan ibu os memberi makanan
dalam porsi kecil tetapi sering.
4. Menimbang BB os setiap pagi hari.
5. Berkolaborasi dengan tim medis (dokter)
dalam pemberian obat anti emetic
- Klien masih tampak takut dan
mudah menangis, keluarga
kooperatif
- Nutrisi klien kurang
- Ibu os kooperatif
- BB 10 kg
- Frekwensi vomitus berkurang
3. kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan
DS:
- Ibu OS mengatakan anaknya merasa tidak
nyaman
DO:
- Tampak basah dan kemerahan pada bagian
glutealis
- TTV :
14.00
WIB
1. Mengobservasi bokong dan perineum dari
infeksi.
2. Mengkaji integritas kulit
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi.
- Regio glutealis os tampak basah
dan kemerahan
- Integritas kulit kurang baik
- Resiko infeksi berkurang
T: 37,3 oC
N:120 x/menit
RR: 32x/menit
Intake: 100cc
5.5 Catatan Perkembangan
Nama : An “A” Diagnosa medis: GE
Jenis kelamin : laki-laki No. Med. Record: 060134
Ruang : 3B2/ Bed 2 Hari/ Tanggal : Minggu,1-4-12
No. Nomor diagnosa Jam Evaluasi
1. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan meningkatnya
frekuensi BAB cair
15.00
WIB
S: ibu os mengatakan anaknya sering
mencret 3x/hari
O: - KU os lemah dan pucat
- tampak bedrest
- T: 36,5 oC
- N:134 x/menit
- RR: 36x/menit
- Intake: 300cc
- Output: BAB cair 3x
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
2. Perubahan kebutuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
mual dan muntah.
15.00
WIB
S: ibu os mengatakan anaknya masih 1x
muntah, dan minum oralitnya sedikit
O: - KU os lemah dan pucat
- Tampak sekitar 50 cc oralit yang
diminum
- Tampak bedrest
- T: 36,5 oC
- N:134 x/menit, RR: 36x/menit
- Intake: 300cc, Output: BAB cair 3x
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
3. Kerusakan integritas
kulit berhubungan
dengan iritasi, frekwensi
BAB yang berlebihan
15.00
WIB
S: ibu os mengatakan anaknya merasa tidak
nyaman pada bagian bokong
O: - KU os lemah
- tampak basah dan kemerahan pada
region glutealis
- integritas kulit kurang baik
- resiko infeksi berkurang
A: Masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
BAB VI
PEMBAHASAN
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan pada klien An “A” dengan gangguan
sistem pencernaan berhubungan dengan Gastroenteritis di instalasi rawat inap Zaal
Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 30 Maret 2012.
6.1 Pengkajian
Saat pengkajian pada An ”A” tidak mendapat kesulitan karena informasi juga
didapat dari keluarga klien dimana informasi didapatkan langsung melalui
wawancara, observasi, tindakan medis dan keperawatan.
6.2 Diagnosa Keperawatan
Secara konsep tedapat tiga diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada
klien yang mengalami gastroenteritis yaitu :
1. Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya
frekuensi BAB cair.
2. Perubahan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubuingan dengan mual dan muntah.
3. Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan iritasi, karena frekwensi BAB yang berlebihan.
6.3 Implementasi Keperawatan
Pada tahap perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa
keperawatan yang muncul pada An “A” disesuaikan dengan kondisi, situasi dan
kemampuan klien serta disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia
diruangan.
6.4 Evaluasi
Evalusi tidakan yang telah diberikan. Jika keadaan pasien mulai membaik.
Hentikan tindakan. Sebaliknya, jika keadaan pasien memburuk, intervensi harus
mengalami perubahan.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahsan dalam makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
pada klien An. “A” dengan gangguan sistem pencernaan, Gastroenteritis” di instalasi
rawat inap zaal anak Rumah Sakit Muhammadiyah dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Diare disebabkan karena ketidaknormalan absorbsi air dan elektrolit.
Transport air dan elektrolit ini terjadi di dalam sistem pencernaan meningkat pada
usia anak – anak. Diare dapat disebabkan karena proses patologik. Organisme masuk
pada mukosa epitel, berkembang biak pada usus dan menempel pada mukosa usus
serta melepaskan enterotoksin yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas absorbsi
cairan dan elektrolit. Interaksi antara toksin dan epitel, usus menstimulasi enzim
Adenilsiklase dalam membrane sel dan mengubah cyclic AMP yang menyebabkan
peningkatan sekresi air dan elektrolit.
7.2 Saran
Untuk Rumah Sakit
Dengan adanya askep diharapkan bisa membantu dalam melaksanaka asuhan
keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan menjadi lebih baik terutama di
Instalasi Rawat Anak di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Untuk Institusi Pendidikan
Dengan adanya makalah ini insitusi pendidikan dapat menjadikan pedoman
dalam pemberian pembelajaran kepada mahasiswa.
Untuk Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjadikan pedoman
dalam pembuatan dan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku 1,
Ed.4, EGC, Jakarta
Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition, Clarinda
company, USA.
Brunner dan Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 2,
Volume 1, EGC, Jakarta
Carpenito, I.J, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Monica Ester, SKP, Edisi 8,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Doengoes, ME, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, Jakarta
Hardja Saputra, 2002, Daftar Obat di Indonesia, Edisi 10, Grafidian Medipress
Kim, M.J, dkk, 2003, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 5, EGC, Jakarta