bab iii btpang laporan kelompok 27-1

10

Click here to load reader

Upload: yasinta-apriliyani-p

Post on 09-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

budidaya

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

III. METODE

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini, sebagai berikut:

1) Alat pengolah tanah

(cangkul)

2) Tali rafia

3) Ajir (bambu)

4) Gunting

5) Mistar

6) Amplop

7) Kertas

8) Pensil

9) Kantong plastik

10) Parang/arit

11) Leaf area meter

12) Oven

13) Embrat

14) Tong air (penampung)

15) Timbangan

16) Sprayer punggung

17) Ember

18) Tegal

19) Tugal

20) Golok

21) Spidol permanen

22) Label

Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan ini, sebagai berikut:

1) Media tanam berupa lahan (kebun percobaan petak)

2) Pupuk anorganik (urea, TSP/SP-36, KCl) dan pupuk kompos

3) Air

4) Benih tanaman pangan (jagung, kacang tanah dan kedelai)

5) Furadan 3-G

6) Pestisida (insektisida dan fungisida)

3.2 Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan di

Laboratorium Fakultas Pertanian (Agroekoteknologi) selama satu semester (tiga

bulan) dimulai bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei 2016.

3.3 Cara Kerja

a) Setiap kelompok praktikum (4 orang), menyiapkan media tanam berupa

lahan (petakan) dengan ukuran 2,0 m x 2,0 m (4 m2).

Page 2: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

b) Pada setiap petak dibuat lubang tanam dengan kedalaman 3-5 cm dan jarak

tanam 30 cm x 20 cm (dan atau 75 cm x 40 cm).

c) Setiap petak ditanami benih tanaman dengan jumlah tiga butir per lubang

tanam (kacang-kacangan) atau dua butir per lubang tanam (jagung).

d) Pada umur tanaman tujuh hari setelah tanam (7 HST) dilakukan

penjarangan dengan cara membiarkan satu tanaman tumbuh per lubang

tanam yang diupayakan tumbuh seragam dengan tanaman pada lubang

tanaman yang lainnya dan tanaman yang terafkir (tidak akan digunakan)

dipotong menggunakan gunting. Diupayakan setiap petak berisi tanaman

yang seragam untuk selanjutnya dipelihara.

e) Tanaman pada setiap petak tersebut dipelihara dengan diberi perlakuan

sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

f) Penempatan perlakuan ditetapkan dan diatur sebagaimana disajikan pada

tata letak percobaan (Lampiran 2). Untuk kelompok 27 (petak 5) mendapat

perlakuan tumpang sari (jagung+kacang tanah) + urea 50 kg/ha + TSP 75

kg/ha+ KCl 75 kg/ha.

g) Setiap anggota dari masing-masing kelompok bertanggung jawab penuh

terhadap percobaannya dan melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang

ditentukan (lampiran 3) mulai dari persiapan sampai panen dan

penyerahan laporan.

Page 3: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman

No.Tanama

n Sampel

Tinggi Tanaman (HST) (cm) (Jagung/Kacang)30/03

06/0413/04

14 21 28 35 42 49 Saat

Pane

n

1 29/16,2 11/20 8/23,5 Mati/30 Mati/30,5 Mati/41

2 20,5/14,3 6/9 0/24,5 Mati/30 Mati/40,5 Mati/44,2

3 16,5/18,8 9/19 0/20,5 Mati/26 Mati/35,2 Mati/42,5

4 16,1/16,4 0/17 0/22,5 Mati/36,2 Mati/36,2 Mati/45

5 21,8/17,8 19,8/21 20/25 23,9/37 23,9/37 34,3/37,5

Rata-rata 20,78/16,7

9,16/17,2

5,6/23,

2

4,7

8/31,84

4,78/

35,88

6,86/42,0

4

Tabel 2. Data Pengamatan Jumlah Daun Tanaman

No. Tanaman

Sampel

Jumlah Daun (Jagung/Kacang)30/03

06/04

14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84

1 5/5 0/6 0/11 0/15 0/16 0/9

2 4/4 0/6 0/14 0/13 0/10 0/9

3 3/5 2/4 0/11 0/13 0/8 0/10

4 3/5 Mati/2 0/11 0/12 0/6 0/12

5 5/5 2/10 2/18 4/16 4/20 5/11

Rata-rata 4/4,8 0.4/5,6 0,4/13 0,8/13,

8

0,8/12 1/10,2

Page 4: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

Tabel 3. Data Pengamatan Luas Daun Tanaman

No. Tanaman

Sampel

Luas Daun (cm2) (Jagung/Kacang)

28 35 42 49 56 63 70 77 84

1 8 7,8 8,4 9

2 11,34 12 7,6 8,2

3 12,5 7,35 8,9 9,5

4 13,5 12,15 12,5 13,1

5 5,25 16,5 14 14,6

Tabel 4. Data Pengamatan Bobot Basah Tanaman Jagung

No. Tanaman

Sampel

Luas Daun (cm2) (Jagung/Kacang)

28 35 42 49 56 63 70 77 84

1 8 7,8 8,4 9

2 11,34 12 7,6 8,2

3 12,5 7,35 8,9 9,5

4 13,5 12,15 12,5 13,1

5 5,25 16,5 14 14,6

Nomor tanaman

sampel

Bobot Basah Tanaman (gr)

Akar Batang Daun

5 0,76 4,7 3,9

Rata-rata 0,76 4,7 3,9

Tabel 5. Data Pengamatan Bobot Kering Tanaman Jagung

Nomor tanaman

sampel

Bobot Kering Tanaman (gr)

Akar Batang Daun

5 0,3 0,7 0,9

Rata-rata 0,3 0,7 0,9

Page 5: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

Tabel 6. Data Pengamatan Jumlah Polong per Tanaman Kacang Tanah

Nomor tanaman

sampel

Banyaknya Polong

Jumlah PolongPolong isi Polong hampa

1 2 4 6

2 23 15 38

3 21 11 32

4 20 15 35

5 4 8 12

Rata-rata 14 10,6 24,6

Tabel 7. Data Pengamatan Jumlah Biji per Tanaman Kacang Tanah

Nomor tanaman sampel Jumlah Biji per Tanaman

1 8

2 38

3 32

4 35

5 12

Rata-rata 25

Tabel 8. Data Pengamatan Bobot Basah Tanaman Kacang Tanah

No. Tanaman Sampel Bobot Basah Tanaman (gr)

1 123,2

2 169,4

3 139,7

4 144,5

5 168,9

Rata-rata 149,14

Tabel 9. Data Pengamatan Bobot Kering Tanaman Kacang Tanah

No. Tanaman Sampel Bobot Kering Tanaman (gr)

1 29,4

2 49,2

Page 6: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

3 36,9

4 30,1

5 49,1

Rata-rata 38,94

4.2 Pembahasan

Pada tabel 1 terlihat tinggi tanaman jagung berkurang, tanaman jagung

(Zea mays) mengalami pertumbuhan namun terkena serangan hama yaitu belalang

(Valanga nigricornis)yang memakan daun dan sebagian batang tanaman hingga

tanaman jagung tersebut mati. Pada budidaya dengan tumpang sari jagung dengan

kacang tanah ini tidak disertai dengan pengelolaan hama terpadu, sehingga

membuat tanaman mudah terkena serangan hama terutama Valanga nigricornis.

Pada sampel tanaman jagung, hanya sampel 5 saja yang tidak mati dan bisa

diamati tinggi tanaman jagung sampel 5 meningkat. Berbeda dengan jagung (Zea

mays), kacang tanah (Arachis hypogaea) menunjukkan pertumbuhan yang terlihat

jelas dengan meningkatnya tinggi tanaman kacang tanah tersebut. Kacang tanah

juga dapat bertahan dari serangan hama dan juga lingkungan yang kering. Hal ini

disebabkan perapatan jarak tanam kacang tanah 35 cm x 25 cm yang ditanam

setiap lubang tanamnya 3 benih kacang tanah dan dibiarkan tumbuh. Eliminasi

dilakukan pada tanaman yang terkena serangan penyakit, maka pada petak 5 tidak

dilakukan eliminasi karena tidak ada yang terkena penyakit. Hal ini juga membuat

kelembaban tanah pada area tanam kacang tanah menjadi terjaga dan

mempertahankan kehidupan kacang tanah itu sendiri.

Pada tabel 2 menunjukan jumlah daun dari tiap minggu. Daun jagung

merupakan daun tunggal sedangkan daun kacang tanah adalah daun majemuk.

Menghitung jumlah daun pada tanaman yang berdaun majemuk masih banyak

yang keliru. Anak daun tidak dianggap sebagai daun melainkan bagian dari daun

itu sendiri. Jumlah anak daun kacang tanah berkisar 4 hingga 6.

Dilihat dari tabel 3 menunjukan luas dari tiap daun yang muncul pada

setiap minggu. Luas daun tidak konstan karena daun yang baru bisa akan lebih

kecil dibanding daun sebelumnya. Daun juga akan menjadi lebih besar minggu

berikutnya. Luas daun ini dipengaruhi oleh unsur hara yang didapat terutama

Page 7: Bab III Btpang Laporan Kelompok 27-1

unsur Nitrogen yang berpengaruh pada pembentukan klorofil daun kacang tanah

tersebut. Daun yang lebih tua yaitu berada paling bawah juga akan menunjukan

daun yang lebih luas dibandingkan daun di atasnya.

Tidak dapat dijelaskan pada tabel 4 dan 5, dikarenakan tidak ada

pembanding. Sampel tanaman jagung hanya satu sehingga data yang didapatpun

hanya satu jenis. Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa kacang tanah sampel 1 dan 5

membentuk sedikit polong. Hal ini diduga karena tidak masuknya polong muda ke

dalam tanah dan tidak tertutup oleh tanah. Pembumbunan sudah dilakukan,

kemungkinan tanah menjadi erosi karena air hujan yang menyebabkan polong

yang sudah tertutup tanah kembali terbuka dan membuat polong berhenti

berkembang dan kering. Pada satu polong kacang tanah biasanya berisi 2 hingga 4

biji, dapat dilihat pada tabel 7 jumlah biji terbanyak dihasilkan oleh sampel 2 dari

jumlah polong 23 (lihat tabel 6).

Kandungan air pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea) berkisar

lebih kurang 4 kali lipat dari berat tanaman itu sendiri yaitu bobot kering tanaman

tersebut. Tanaman kacang tanah memerlukan air yang banyak terutama pada fase

kritisnya yaitu pada saat munculnya bunga. Ketersediaan air yang cukup ini

membuat kemungkinan rontoknya bunga menjadi kecil. Hal ini berpengaruh pada

keberhasilan pembentukan polong agar tidak kering hingga mencapai tanah dan

polong dapat berkembang penuh. Kurangnya laju transpirasi juga membuat

kandungan air pada tanaman menjadi tetap banyak.