bab i

28
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau kondisi abnormal. Mekanismenya adalah stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban

Upload: opimadridista

Post on 23-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

huuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmmm

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan

penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan

sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf

tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf

pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui

berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang

diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal

menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga

tubuh tetap seimbang. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi

kondisi yang tidak seimbang atau kondisi abnormal.

Mekanismenya adalah stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan

dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat.

Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor dan diteruskan

menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls

diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui

sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem

saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem

saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa

jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi

oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan

yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik adalah

otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom adalah otot polos, otot jantung dan

kelenjar sebasea.

Page 2: BAB I

2

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan anatomi medulla spinalis !

2. Jelaskan Anatomi dan fisiologi system saraf perifer !

3. Jelaskan mekanisme gerak volunter dan involunter !

4. Jelaskan mekanisme neurotransmitter !

5. Jelaskan mekanisme potensial aksi !

Page 3: BAB I

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SKENARIO

LUMPUH

Seorang pasien laki – laki 18 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan

sepeda motor. Saat masuk ke IGD pasien masih kaget karena baru kecelakaan dan

berkeringat dingin dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan didapatkan pemeriksaan

pasien masih dalam kondisi sadar tetapi pasien tidak dapat menggerakkan kedua tungkai

sama sekali dan tidak merasakan sensai mdikulit dikedua tungkai. Pemeriksaan reflek

KPR dan APR menurun dan reflek patologis meningkat.

Teminologi

1. Reflek adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute

lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter misalnya denyut jantung,

pernapasan, aktivasi pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya

sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut merupakan kerja refleks.

2. Reflek KPR ( kne pees reflek ) adalah bagian dari reflek berupa reflek kontraksi otot

sekitar patella sehingga kaki akan terlihat menendang.

3. Reflek APR tungkai difleksikan pada sendi lutut

4. Reflek Patologis adalah reflek yang tidak normal akibat gangguan system saraf.

5. Lumpuh adalah kerusakan saraf dimana kondisinya tidak dapat menggerakkan tubuh/

sebagian tubuh.

2.2. PEMBAHASAN

2.2.1 Anatomi medulla spinalis

Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat, terletak di

dalam canalis vertebralis dan merupakan lanjutan dari medulla oblongata dan

ujung caudalnya membentuk conus medullaris. Panjangnya pada pria sekitar

45 cm dan wanita 42-43 cm. segmen upper cervical & thoracal berbentuk

silindris dan segmen lower cervical & lumbal berbentuk oval. Berawal dari

Page 4: BAB I

4

dasar otak (atlas/V.C1), berakhir setinggi L1-L2 (conus medullaris), ke bawah

melanjutkan diri sebagai fillum terminale. Di bawah Conus medullaris

terbentuk anyaman akar saraf (saraf tepi) menyerupai ekor kuda (cauda

equina). Setiap pasangan saraf keluar melalui Intervertebral foramina. Saraf

Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen

spinal dan CSF. Saraf spinal berjumlah 31 pasang yaitu : 8 pasang saraf

servikal, 12 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sakral,

dan 1 pasang saraf koksigeal.

gambar 1 : medulla spinalis

gambar 2 : segmen medulla spinalis

A. MENINGEN

Meningen terdiri atas tiga lapis yaitu: Duramater, arachnoid dan piamater.

Duramater merupakan lapisan yang kuat berupa jaringan fibrosa, Bersatu dengan

filum terminale. Arachnoid berupa lapisan tipis dan transparan serta piamater

yang melekat pada erat pada otak dan medulla spinalis. Rongga antara duramater

dan dinding canalis vertebralis disebut dengan epidural yang merupakan area yang

Page 5: BAB I

5

mengandung banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan

arachnoid disebut dengan subdural yang berisi cairan limfe. Sub dural tidak

mengandung CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan

Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah

dan akar akar saraf.

gambar 3 : meningen

B. POTONGAN MELINTANG MEDULLA SPINALIS

Pada potongan melintang terlihat substansia grisea atau gray matter (abu-

abu) dan substansi alba atau white matter (putih). Bagian central membentuk huruf

H (Gray Matter) dan dikelilingi oleh White Matter. 2 bagian medulla spinalis

dipisahkan oleh septum medianus (dorsal/posterior) dan fissura medianus

(ventral/anterior). Sulcus dorsolateral (posterior) adalah pintu masuk akar saraf

posterior (sensorik) dan sulcus ventrolateral (anterolateral) adalah pintu keluar

akar saraf ventral (motorik) . 3 area white matter: funikulus posterior, funikulus

lateralis, funikulus anterio .

a. Substansia grisea (gray matter )

1) Cornu Anterior (anterior horn cell/ AHC) berisi akar saraf motorik.

2) Cornu Intermediolateral terbatas pada regio thoracal dan upper lumbal.

3) Cornu Posterior (posterior horn cell/ PHC) berisi akar saraf sensorik

4) Canalis Centralis terletak di tengah substansia abu-abu, membagi medulla spinalis

menjadi 2 daerah commisura grisea anterior & Posterior

b. Substansia alba (White matter)

Page 6: BAB I

6

1) Berisi serabut-serabut sensorik, motorik dan otonom

2) Terdiri dari tiga area funikulus, yaitu

a) anterior (berisi fasikulus descending/motorik)

b) lateral (berisi fasikulus decsending & ascending)

c) posterior (berisi fasikulus ascending/sensorik)

3) Tiap funikulus terdiri dari satu atau lebih traktus atau funikulus

gambar 4 : potongan melintang medulla spinalis

gambar 5 : Warna Biru = Tractus Ascending (sensory) dan Warna Merah = Tractus descending (motorik)

Page 7: BAB I

7

C. CAIRAN SEREBRO SPINAL

Cairan Serebro Spinal merupakan Cairan bening hasil ultrafiltrasi dari

pembuluh darah di kapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan

seimbangan antara produksi dan reabsorpsi oleh pembuluh darah. CSF

mengandung air, protein dalam jumlah kecil, oksigen dan karbondioksida,

Na,K,Ca,Mg,Cl, glukosa, Sel darah putih dalam jumlah kecil, dan material organik

lain

D. PERAN MEDULA SPINALIS

Jalur penjalaran impuls saraf dari dan ke otak

Jalur utama yang menghubungkan otak dan system saraf tepi

Pusat reflex utama

E. REFLEKS SPINAL

Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus

internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh.

Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks

yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau

visceral.(1,2,4)

F. VASKULARISASI MEDULLA SPINALIS

Medulla spinalis mendapatkan pendarahan dari tiga arteri kecil yang

berjalan longitudinal, yaitu dua buah arteri spinalis posterior dan sebuah arteria

spinalis anterior. Arteria spinalis posterior, yang dicabangkan langsung atau tidak

langsung dari anteria vertebralis, berjalan turun sepanjang sisi medulla spinalis,

dekat tempat perlekatan radix posterior nervi spinalis. Arteria spinalis anterior,

yang berasal dari arteri vertebralis bergabung membentuk satu arteri, dan berjalan

ke bawah di dalam fissura mediana anterior.

Arteria spinalis anterior dan posterior dibantu oleh arteria radiculares yang

masuk canalis vertebralis melalui foramen intervertebrale. Vena-vena medulla

spinalis bermuara ke dalam plexus venosus vertebralis internus.

2.2.2 Anatomi dan fisiologi system saraf perifer

Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf

otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah dan

kelenjar. Berikut adalah penjabarannya.

Page 8: BAB I

8

A. Susunan Saraf Somatik

Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai

perananspesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar dan serat lintang.

1. Saraf Kranial

Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar

meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang

disebut foramina ( tunggal , foramen). Terdapat 12 pasang saraf

kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.

Saraf-saraf tersebut adalah Olfaktorius (I), Optikus (II),

Okulomotorious (III), Troklearis (IV), Trigeminus (V), Abdusen

(VI) , Fasialis (VII), Festibulokoklear (VIII), Glosofaringeus (IX),

Fagus (X), Aksesorious (XI), Hipoglosus (XII). Saraf kranial (I )

(II)dan (VIII) merupakan saraf sensorik murni .

Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang

keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan

reseptor dan efektor untuk daerah kepala. 12saraf kepala meliputi :

a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan

VIII.

b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI,

XI, dan XII

c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu

saraf nomor V, VII, IXdan X.

Page 9: BAB I

9

Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar

dariotak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak,

berhubunganerat dengan otot pancaindra mata, telinga, hidung,

lidah, dan kulit. Di dalamkepala ada dua saraf kranial. Beberapa di antara

serabut campuran gabungansaraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada

yang terdiri dari saraf motorik sajaatau hanya sensorik saja

(misalnya alat-alat indra). Saraf kepala terdiri dari:

a. Nervus Olfaktorius

Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan

aroma(bau-bauan) dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang

keluar dariotak di bawah dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian

saraf ini melalui lubang yang ada di dalam tulang tapis akan menuju

rongga hidungselanjutnya menuju sel-sel pancaindra.

b. Nervus Optikus

Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa

rangsanganpenglihatan ke otak. Serabut mata yang serabut-serabut

sarafnya keluardari bukit IV dan pusat-pusat di dekat serabut-serabut

tersebut, memilikitangkai otak dan membentuk saluran optik dan

bertemu di tangkai hipofisisserta membentang sebagai saraf mata,

serabut tersebut tidak semuanyabersilang. Sebagian serabut saraf

terletak di sebelah sisi serabut yang berasal dari saluran optik. Oleh

Page 10: BAB I

10

sebab itu serabur saraf yang datang darisebelah kanan retina tiap-tiap

mata terdapat di dalam optik kanan begitupula sebaliknya retina kiri

tiap-tiap mata terdapat di sebelah kiri.

c. Nervus Okulomotoris

Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital

(ototpenggerak bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-

serabut saraf otonom (parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar

dari sebelah tangkaiotak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi

mengangkat kelopak mataatas, selain itu mempersarafi otot miring

atas mata dan otot lurus sisi mata.

d. Nervus Troklearis

Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar

matayang pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata

dan saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk mata menuju

orbital miring atas.

e. Nervus Trigeminus

Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai

tigabuah cabang. Fungsinya sebagai saraf kembar, saraf ini

merupakan saraf otak besar yang mempunyai dua buah akar saraf

besar yang mengandungserabut saraf penggerak. Pada ujung tulang

belakang yang terkecilmengandung serabut saraf penggerak. Di

ujung tulang karang bagianperasa membentuk sebuah ganglion yang

dinamakan simpul saraf serta meninggalkan rongga tengkorak.

1. Nervus Oftalmikus:

Page 11: BAB I

11

Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagiandepan kelopak

mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata.

2. Nervus Maksilaris:

Sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibiratas, palatum,

batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris.

3. Nervus Mandibularis:

Sifatnya majemuk (sensoris motoris). Serabut-serabut

motorisnya mensarafi otot-otot pengunyah. Serabut-

serabutsensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal,

dan dagu.Serabut rongga mulut dan lidah dapat membawa

rangsangan citrarasake otak.

f. Nervus Abdusen

 Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya

sebagaisaraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah

bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika. Sesudah

sampai dilekuk mata lalu menuju ke otot lurus sisi mata.

g. Nervus Fasialis

Sifatnya majemuk (Sensoris dan motoris), serabut-

serabutmotorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir

rongga mulut. Didalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf

otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya

sebagai mimik wajah dan   menghantarkan rasa pengecap. Saraf ini

keluar di sebelah belakang danberiiringan dan saraf pendengar.

h. Nervus Auditorius (Vestibulokoklear)

Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa

Page 12: BAB I

12

rangsangandari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya

sebagai saraf pendengar. Saraf ini mempunyai dua buah kumpulan

serabut saraf yaiturumah keong (koklea), disebut akar tengah adalah

saraf utnuk mendengardan pintu halaman (vestibulum), disebut akar

tengah adalah saraf utnuk keseimbangan.

i. Nervus Glosofaringeus

Sifatnya majemuk (sensoris motoris), ia mensarafi faring,

tonsil,lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citrarasa ke otak.

Di dalamnya mengandung saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai

saraf lidah tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang

belakang dan karang.Terdapat dua buah simpul saraf yang di atas

sekali dinamakan ganglion jugularis atai gaglion atas dan yang di

bawah dinamakan ganglionpetrosum atau ganglion bawah. Saraf ini

(saraf lidah tekak) berhubungandengan nervus-nervus fasialis dan

saraf simpatis ranting 11 utnuk faringdan tekak.

j. Nervus Vagus

Sifatnya majemuk, mengandung serabut-serabut saraf

motorik,sensorik dan parasimpatis faring, laring paru-paru, esofagus,

gasterintestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam

abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini

keluar dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah

tekak.

Page 13: BAB I

13

k. Nervus Asesorius

Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus

sternokleidomastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai

saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang berasal dari otak

dan bagain yang berasal dari sumsum tulang belakang.

l. Nervus Hipoglosus

Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya

sebagaisaraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung,

akhirnyabersatu dan melewati lubang yang terdapat di sisi foramen

oksipital. Saraf ini juga memberikan ranting-ranting pada otot yang

melekat pada tulanglidah dan otot lidah.

Page 14: BAB I

2.2.3 Mekanisme gerak refleks

Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi

secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali

tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu

reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor

perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan

ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme

pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar.

Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.

Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai

berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf

sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks

posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls

menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang

belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu medula spinalis. Sel

saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui

serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang

oleh impuls saraf motorik.

Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan

refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja

yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh

manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah

respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar

kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan

lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem

saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan.

Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya

kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan

adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat

terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi

terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem

saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme.

14

Page 15: BAB I

Secara singkat refleks terjadi diawali dengan penerimaan impuls di

organ sensori (kulit). Kemudian serabut-serabut saraf sensori menghantarkan

impuls menuju sel dalam ganglion radiks posterior, dan selanjutnya serabut

sel meneruskan impuls menuju substansi kelabu pada kornu posterior

medulla spinalis. Kemudian serabut saraf penghubung menghantarkan

impuls dari kornu posterior menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf

motorik dalam kornu anterior medulla spinalis yang menerima dan

mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik. Organ motorik

yang melaksanakan gerakan karena telah dirangsang oleh impuls saraf

motorik (gerak refleks).

Impuls ganglion radix posterior cornu posterior medulla spinalis

interneuron cornu anterior sel saraf motorik organ motoric. (2,4)

gambar 6

15

Page 16: BAB I

2.2.4 Mekanisme kerja neurotransmitter

Semua neurotransmiter dilepaskan dari ujung-ujung saraf ketika impuls

saraf (potensial aksi) dibangkitkan potensial aksi menimbulkan influks ion

calcium, yang menyebabkan vesikel-vesikel sinaptik bergabung dengan

membrane prasinaptik. Selanjutnya, neurotransmiter dikeluarkan ke celah

sinaptik, neurotransmiter mencapai sasarannya dengan meningkatkan atau

menurunkan potensial istirahat pada membran pascasinaptik untuk waktu yang

singkat.

Protein reseptor pada membrane pascasinaptik mengikat zat-zat

transmitter dan segera melakukan penyesuaian dengan membuka saluran ion,

membangkitkan excitatory postsynaptic potential (IPSP). Eksitasi cepat

terlihat dengan asetilkolin (nikotinik) dan L-glutamat, atau inhibisi

menggunakan GABA. Protein reseptor lain mengikat transmiter dan

mengaktifkan system penerima kedua, biasanya melalui sebuah transduser

molekuler, protein-G. Reseptor-reseptor ini memiliki periode laten yang lama.

Lamanya reaksi dapat berlangsung beberapa menit atau lebih. Asetilkolin

(muskarinik), serotonin, histamine, dan adenosine merupakan contoh

transmiter tipe ini, yang sering disebut sebagai neuromodulator.

Efek eksitasi atau inhibisi pada membrane pascasinaptik neuron

tergantung pada jumlah respons pascasinaptik pada tempat sinaps yang

berbeda. Jika efek keseluruhannya adalah depolarisasi, neuron akan

terstimulasi dan potensial aksi akan dibangkitkan pada segmen inisial akson

dan impuls saraf dihantarkan sepanjang akson. Sebaliknya, jika efek

keseluruhannya adalah hiperpolarisasi, neuron akan diinhibisi dan tidak ada

impuls saraf yang timbul.(1,2)

2.2.5 Mekanisme kerja neuromuscular junction

Neuromuscular junction adalah tempat dalam tubuh tempat akson dari

saraf motorik bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak

yang memerintahkan otot untuk berkontraksi atau berrelaksasi.

Potensial aksi masuk ke serabut otot  melalui sinapsis antara serabut

saraf dan otot (neuromuscular junction). Di dalam synaptic knob terdapat

16

Page 17: BAB I

synaptic vesicles yang mengandung asetilcolin sebagai neurotransmitter. Pada

saat ada sinyal dari otak untuk berkontraksi, vesicles berisi neurotransmitter

melebur ke membran synaptic melepas asetilcolin. Asetilcolin berdifusi

melewati synaptic cleft dan diterima oleh molekul reseptornya yang berupa

channel ion Na+ dalam membran sel serabut otot. Kombinasi keduanya

membuka channel Na+ dan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran

sel terhadap ion Na+ dan menghasilkan influx Na+ dalam inisiasi serabut saraf

pada potensial aksi serabut otot. Asetilcolin yang telah mempolarisasi serabut

otot dan menghasilkan potensial aksi kemudian merambatkan potensial aksi

tersebut hingga ke dalam tubula transversal. Di dalam sel otot, potensial aksi

menginisiasi terlepasnya Ca2+ dari retikulum sarkoplasmik ke dalam

sitoplasma. Ca2+ memulai peluncuran filamen dengan memicu pengikatan

miosisn ke aktin. Ototpun berkontraksi. Asetilcolin kemudian dilepas ke

synaptic cleft dan serabut otot dan dihancurkan dengan bantuan enzim

asetilcolineterase. Enzim ini menghancurkan struktur satu aksi potensi dalam

sel saraf.(3)

17

Page 18: BAB I

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Sistem saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan otonom Susunan saraf

somatik teridir dari 12 saraf kranial dan 31 saraf spinal Saraf Kranial terdiri dari : Saraf

Kranial : ( Nervus Olfaktorius, Nervus Optikus, Nervus Okulomotoris, Nervus Troklearis,

Nervus Trigeminus, Nervus Abdusen, Nervus Fasialis, Nervus Auditorius (Vestibulokoklear),

Nervus Glosofaringeus, Nervus Vagus, Nervus Asesorius, dan Nervus Hipoglosus ). Saraf

spinal terdiri dari : ( 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf torakal, 5 pasang saraf lumbal, 5

pasang saraf lumbal dan 1 pasang saraf koksigis ).

Semua neurotransmiter dilepaskan dari ujung-ujung saraf ketika impuls saraf

(potensial aksi) dibangkitkan potensial aksi menimbulkan influks ion calcium, yang

menyebabkan vesikel-vesikel sinaptik bergabung dengan membrane prasinaptik. Selanjutnya,

neurotransmiter dikeluarkan ke celah sinaptik, neurotransmiter mencapai sasarannya dengan

meningkatkan atau menurunkan potensial istirahat pada membran pascasinaptik untuk waktu

yang singkat.

Neuromuscular junction adalah tempat dalam tubuh tempat akson dari saraf motorik

bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak yang memerintahkan otot untuk

berkontraksi atau berrelaksasi.

18

Page 19: BAB I

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Arthur. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi 3,

Jakarta : EGC

2. Moore, Keith L. 2013. Essential Clinical Anatomy. Jakarta : Hipokrates

3. Sloane, Ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

4. Laurralee Sherwood. .2001. Fisiologi Manusia. Edisi 2, Jakarta : EGC.

5. Syaifuddin. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC, 2006

19