bab i

28
BAB I PENDAHULUAN Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Dalam pergaulan sehari – hari antara kita sesama Manusia, agar hubungan ini berjalan dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulllah SAW yang sering kita sebut dengan Sifat terpuji atau akhlak terpuji (Akhlak Mahmudah). Didalam diri manusia juga ada yang namanya nafsu yang selalu mendorong jiwa pada hal yang negative dan perbuatan yang jelek. Disadari atau tidak nafsu ini, adalah semacam energy negatif yang terus memicu pada arah yang keji dan tidak diridhai oleh Allah SWT yang sering kita sebut dengan sifat atau akhlak tercela (Akhlak Mazmumah). [Type text] Page 1

Upload: ilham-syahbani

Post on 28-Sep-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Quran dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat.Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk.Dalam pergaulan sehari hari antara kita sesama Manusia, agar hubungan ini berjalan dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Quran dan sunnah Rasulllah SAW yang sering kita sebut dengan Sifat terpuji atau akhlak terpuji (Akhlak Mahmudah).

Didalam diri manusia juga ada yang namanya nafsu yang selalu mendorong jiwa pada hal yang negative dan perbuatan yang jelek. Disadari atau tidak nafsu ini, adalah semacam energy negatif yang terus memicu pada arah yang keji dan tidak diridhai oleh Allah SWT yang sering kita sebut dengan sifat atau akhlak tercela (Akhlak Mazmumah).

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Akhlak Mahmudah (Terpuji)Akhlakberasal dari bahasa Arab akhlaqyang merupakan bentuk jamak dari khuluq, atau akhlak juga berartibudi pekerti, tabiaat, watak.Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut: Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan. Menurut Abdul Karim Zaidan,nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang dapat menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan perbuatan tersebut.2.2 Macam-Macam Akhlak MahmudahBanyak sikap atau prbuatan yang trmasuk kategori sifat terpuji, berikut ini penulis uraikan beberapa di antaranya:a. Tawaqal

1. Pengertian Tawaqal.

Menurutetimologi, lafal tawakal berasal dari bahasa arab yg artinya bersandar. Menurutterminologi, tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah melakukan usaha secara maksimal. Seseorang yg berusaha secara maksimal untuk mencapai suatu keinginan atau cita-cita ,setelah itu dia menerima dengan ikhlas dan berserah diri kepada Allah atas hasil yg akan dia dapatkan, orang ini disebut bertawakal.Orang yg bertawakal ,maka ia termasuk orang yg berakhlakmuliaPengertian Tawakkal menurut para ahli dan ulama yaitu :

a) Imam al-GhazliTawakkal adalah menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tentram.b) Hamka

Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan atau perkara ikhtiar dan usaha kepada Allah swt karena kita lemah dan tak berdaya.

c) Hamzah Yaqub

Tawakkal adalah mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu rencana, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan, berserah diri kepada-Nya pada waktu menghadapi kesukaran.

d) Menurut Imam Ahmad bin HambalTawakkal merupakan aktivitas hati, artinya tawakkal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi:2004. Hal337)

e) Ibnu Qoyim al-JauziTawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala kecukupan bagi dirinya, dengan tetap melaksanakan sebab-sebab (baca ; faktor-faktor yang mengarakhkannya pada sesuatu yang dicarinya) serta usaha keras untuk dapat memperolehnya. (Al-Jauzi/ Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya bidalail minal Kitab was Sunnah, 1975 : 254)

Adapun menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah menyerahkan diri kepada Allah swt setelah berusaha keras dan berikhtiar serta bekerja sesuai dengan kemampuan dan mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.Jadi dapat di simpulkan pengertian tawakkal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha keras, dan menunggu hasilnya.

2. Ciri-ciri Tawaqal

a) Mujahadah ( semangat yang kuat )Sebagai seorang mukmin dan muslim dianjurkan untukmemiliki akhlak yang baik.Salah satunya tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang tentram, tenang, dan damai. Tawakkal bukan hanya sekedar merasakan segala perkara kepada Allah, tetapi diawali dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan hasilnya kepada Allah SWT.Diantara ciri orang yangbertawakkalialah memiliki semangat yang kuat. Mempunyai semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang dianjurkan oleh Islam.Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orangyanglebih bagus dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang lemah semangatnya, tidak mau bekerja keras danmengerjakan atau mencari pekerjaan yang berfaedah. Sepantasnyalah setiap orang untuk meningkatkanilmu,budi pekerti, serta kemasyarakatan dan perekonomiannya.

b) BersyukurCiri lain orang yang bertawakkal ialah ia senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Apabila ia sukses ataupun berhasil dalam segala urusan ataupun ia mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan ia tak luput untuk senantiasabersyukur kepada Allah, karena ia menyadari dan meyakini bahwa semua yang ia dapatkan itu adalah takdir Allah dan kehendak-Nya.Dengan bersyukur pula ia akan selalu merasa puas, senang dan bahagia.Seperti dalam firman Allah: Bersyukurlah kepada-Ku niscaya akan aku tambah nikmatnya, tapi jika tidak bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih c) BersabarCiri orang yang bertawakkal selanjutnya ialah selalu bersabar. Sebagai orang mukmin yang bertawakkal kepada Allah ia akan bersabar, baik dalam proses maupun dalam proses maupun dalam hasil. Karena dengan inilah ia akan bahagia dan tenangatas apa yang di terimanya. Rosulullah. dalam buku 1100 hadits terpilih (1991:274) karanganDr. Muhammad Faiz Almath , Rosulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut: Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang terkena ujian dan cobaan dia bersabar.( HR. Ahmad dan Abu dawud)

d) Intropeksi Diri(Muhasabah)Orang yang bertawakkal salah satu sikapnyaialah intropeksi diri. Dimana ia akan intropeksi diri apabila ia kurang sukses daam menjalankan sesuatu ia tidak membuat dirinya drop, melainnkan ia selalu intropeksi pada diri, dapat dikatakan muhasabah. Senantiasa mengoreksi apa yang telah dilakukannya. Setelah itu ia akan berusaha menghindari faktor penyebab suatu kegagalan tersebut serta senantiasa memberikan yang terbaik pada dirinya.

3. Keutamaan TawaqalAdapunkeutamaan bagiseorang muslim yang memiliki sifat bertawakal diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Mendapatkan Cinta dari Allah SWT, Allah berfirman dalam Al-Quran:

Artinya:(Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, Karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan[240], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.( QS. Ali-Imran 3:153)b) Tawakal dapat mencegah adzab Allah SWT.

c) Dicukupkan rizkinya dan merasakan ketenangan, sesuai firman Allah SWT berikut :

Artinya:Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(QS. Ath-Thalaq: 3)d) Dikuatkan iman dan dijauhkan dari setan.e) Jiwa,harta,anak,dan keluarga senantiasa terjaga.

b. Jujur1. Pengertian JujurJujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Ada pula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi kalau tidak, maka dikatakan dusta. Dalam bahasa Arab, Jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Menurut, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar, memberikan sesuatu yang benar atau sesuai dengan kenyataan2. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Seorang yang berbuat riya tidaklah dikatakan sebagai orang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Begitu pula orang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya.2. Bentuk-Bentuk KejujuranAdabeberapa bentuk kejujuran yang sudah semestinya dimiliki oleh setiap muslim, yaitu:a) Kejujuran lisan (shidqu al lisan)Kejujuran lisan yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realita yang terjadi, menepati sumpah atau janji, kecuali untuk kemashlahatan yang dibenarkan oleh syariat seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa atau menyenangkan istri, dan semisalnya. Rasulullah saw. Bersabda yang artinya: Jaminlah kepadaku enam perkara dari diri kalian, niscaya aku menjamin bagi kalian surga: jujurlah jika berbicara, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika kalian dipercaya, jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan kalian, dan tahanlah tangan kalian. (HR Hakim)b) Kejujuran niat dan kemauan (shidqu an niyyah wa al iradah)Yang dimaksud dengan kejujuran niat dan kemauan adalah motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam semua kondisi adalah dalam rangka menunaikan hukum Allah Taala dan ingin mencapai ridhaNya. Dalam hal ini Rasul saw. Bersabda yang berarti: Barang siapa menginginkan syahid dengan penuh kejujuran maka dia akan dikaruninya, meski tidak mendapatkannya. (HR Muslim)c) Kejujuran tekad dan amal PerbuatanJujur dalam tekad dan amal berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridhai oleh Allah Swt. dan melaksanakannya secara kontinyu. Allah Swt. Berfirman.

Artinya: Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (QS. Al Ahzab: 23)3. Ayat Al-Quran Tentang Sikap Jujur dalam Perkataan dan PerbuatanAyat ke 1:

Artinya: Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS. An-Nahl: 91)Ayat ke 2:

Artinya: Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah Hanya menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. (QS. An-Nahl: 92)4. Keutamaan JujurNabi menganjurkan umatnya untuk selalu jujur karena kejujuran merupakan mukadimah akhlak mulia yang akan mengarahkan pemiliknya kepada akhlak tersebut. Terdapat beberapa keutamaan jujur, diantaranya:

a) Menentramkan hati. Rasulullah SAW bersabda: Jujur itu merupakan ketentraman hati.b) Membawa berkah. Rasulullah SAW bersabda: Dua orang yang jual beli itu boleh pilih-pilih selama belum berpisah. Jika dua-duanya jujur dan terus terang, mereka akan diberkahi dalam jual belinya. Dan jika dua-duanya bohong dan menyembunyikan, hilanglah berkah jual beli mereka.c) Meraih kedudukan yang syahid. Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa yang meminta syahid kepada Allah dengan sungguh-sungguh (jujur), maka Allah akan menaikkannya ke tempat para syuhada meskipun mati di tempat tidurnya.d) Mendapat keselamatan. Dusta juga dalam hal-hal tertentu diperbolehkan, jika jujur ketika itu bisa menimbulkan kekacauan. Jujur dalam kehidupan sehari-hari; merupakan anjuran dari Allah dan Rasulnya. Banyak ayat Al Qur'an menerangkan kedudukan orang-orang jujur antara lain: QS. Ali Imran (3): 15-17, An Nisa' (4): 69, Al Maidah (5): 119. Begitu juga secara gamblang Rasulullah menyatakan dengan sabdanya: "Wajib atas kalian untuk jujur, sebab jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke sorga, begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya. Sebaliknya, janganlah berdusta, sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membewa ke neraka, seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya, sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta" (HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas'ud).

Realisasi dari kejujuran itu membutuhkan kerja keras. Terkadang pada kondisi tertentu dia dapat berbuat jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain mengetahuinya. Kejujuran senantiasa mendatangkan berkah, sebagaimana disitir dalam hadist yang diriwayatkan dari Hakim bin Hizam dari Nabi, beliau bersabda, Penjual dan pembeli diberi kesempatan berfikir selagi mereka belum berpisah. Seandainya mereka jujur serta membuat penjelasan mengenai barang yang diperjualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Sebaliknya, jika mereka menipu dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang diperjualbelikan, maka akan terhapus keberkahannya.Tidaklah kita dapati seorang yang jujur, melainkan orang lain senang dengannya, memujinya. Baik teman maupun lawan merasa tentram dengannya. Berbeda dengan pendusta. Temannya sendiripun tidak merasa aman, apalagi musuh atau lawannya.Alangkah indahnya ucapan seorang yang jujur, dan alangkah buruknya perkataan seorang pendusta.Orang yang jujur akan mendapat kebahagiaan sebagai ganjarannya, baik di dunia maupun diakhirat. Kebahagiaan di dunia diantaranya: a) Dipercaya orang, sehingga dengan dipercayanya oleh orang mudah untuk mendapat amanah baik harta, tahta maupun amanah lainnya.

b) Dengan kejujuran hidup tidak akan banyak mendapat masalah, karena dengan kejujuran semua pekerjaan dan kepercayaan akan terjamin.

c) Mudah untuk mendapatkan kepercayaan lagi dari berbagai kalangan, baik dari teman, orang tua maupun masyarakat.

Adapun kebahagiaan di akhirat diantaranya adalah:

a) Surga yang telah disediakan bagi orang yang jujur.

b) Pemeriksaan di alam kubur oleh Malaikat Munkar dan Nakir akan lancar, karena tidak banyak masalah di alam dunia. 2.3 Pengertian Akhlak Mazmumah (Tercela)Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya)2.4 Macam-Macam Akhlak MazmudahBanyak sikap atau perbuatan yang trmasuk kategori sifat tercela, berikut ini penulis uraikan beberapa di antaranya:

a. Dendam1. Pengertian DendamDendam dalam bahasa Arab disebut juga denganAl-Hiqdu. Menurut Al-Gazali dalam bukunya Ihya Ulumud Din jilid III, dijelaskan bahwaHiqduatau dendam berawal dari sifat pemarah. Sifat marah (gadab) itu terus dipelihara dan tidak segra diobati dengan memaafkan, maka akan menjadi dendam terhadap orang yang menyakiti kita.Pengertian dendam secara istilah adalah perasaan ingin membalas karena sakit hati yag timbul sebab permusuhan, dan selalu mencari kesempatan untuk melampiaskan sakit hatinya agar lawannya mendapat celaka, barulah ia merasa puas.Rasulullah juga memberikan teladan tentang perilaku pemaaf, bukan dendam. Misalnya, perlakuan orang Thaif terhadap rasulullah para sahabatnya yang telah mengusirnya, bahkan melemparinya dengan batu. Ketika malaikat menawari Rasulullah untuk menghancurkan kaum itu Rasulullah justru berdoa :

Artinya:Ya Allah, berilah petunjuk atas kaumku karena sesungguhnya mereka itu belum mengetahui.Kisah diatas memberikan gambaran , bahwa akhlak yang pantas dimilki oleh kaum beriman bukanlah sifat dendam dan sombong, tetapi adalah sifat terpuji diantaranya memaafkan kesalahan orang lain.Allah berfirman

Artinya: jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.(Qs.Al-Araf : 199)2. Ciri-ciri sifat dendama) Tujuan hidupnya membinasakan orang yang menjadi lawannya.b) Perbuatan yang dilakukannya selalu bertujuan mengalahkan lawannya.c) Tidak merasa puas bila lawannya belum mendapatkan kekalahan.d) Hobi menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalas dikemudian hari.e) Tidak mau memaafkan kesalahan orang lain.f) Selalu menjelek-jelekkan orang lain dan membuka aib orang lain.

3. Bahaya sifat dendama) Perbuatan yang dibenci oleh Allah

( Artinya:Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar).(HR.Muslim)b) Hilangnya ketenangan jiwa, jiwanya akan selalu bergemuruh oleh perasaan yang tidak nyamanc) Menghindar bila bertemu dengan orang yang dibenciPadahal Allah menciptakan manusia dimuka bumi bukan untuk bermusuh-musuhan dan saling dendam, melainkan agar saling kenal-menganal, saling menghormati dengan sesama.Firman Allah:

Artinya: Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan manjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.(al-Hujurat :13)d) Selalu marah ketika mendengar kebaikan orang yang dibenci.e) Dikucilkan dalam pergaulanb. Dengki1. Pengertian Dengki

Dengki adalah rasa tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain dan menginginkan nikmat yang ada pada orang lain itu hilang.

Menurut Imam Al-Ghazali, dengki itu ada tiga macam: Pertama menginginkan agar kenikmatan orang lain itu hilang dan digantikan kepadanya. Kedua, menginginkan agar kenikmatan orang lain itu hilang sekalipun ia tidak dapat menggantikannya, baik kerana merasa mustahil dirinya akan dapat menggantikannya atau memang kurang senang memperolehinya atau sebab lain. Asal orang itu jatuh, ia gembira. Ini lebih jahat daripada dengki yang pertama. Ketiga, tidak ingin kalau kenikmatan orang lain itu hilang tetapi ia benci kalau orang itu mendapat kenikmatan lebih daripada kenikmatan yang dimilikinya.

Hasud atau Dengki merupakan sikap bathin keadaan hati, atau rasa tidak senang, benci dan antipati terhadap orang lain yang mendapatkan kesenangan, nikmat, memiliki kelebihan darinya. Sikap ini sebaiknya kita hindari sebab dapat mendatangkan bencana yang sangat dahsyat. Seseorang yang dengki terhadap orang lain akan merasa senang jika orang lain mendapatkan kemalangan atau kesengsaraan.2. Dalil-Dalil Tentang Sifat Dengki

Firman Allahsurat Ali-Imran ayat 120:

jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan

surat Al Falaq ayat 5:

Aku berlindung dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki .

Sifat dengki itu mendatangkan kemurkaan Allah. Ia boleh membinasakan diri seseorang dan amalannya. Sebagaimana Rasulullah bersabda: Takutlah kamu semua akan sifat dengki sebab sesungguhnya dengki itu memakan segala kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. (H.R. Abu Daud)

Rasulullah saw bersabda bahwa Allah SWT berfirman kepada Musa bin Imran (as):"Wahai putra Imran, jangan sekali-kali kamu dengki pada manusia karena karunia yang Aku berikan kepada mereka. Jangan memandang mereka dengan pandangan amarah pada mereka. Jangan kamu ikuti prasangka dengki. Sesungguhnya orang yang dengki berarti jengkel pada nikmat-Ku dan menggugat pembagian karunia-Ku yang Aku tetapkan di antara hamba-hamba-Ku. Siapa yang demikian, Aku putuskan hubungan dengannya dan dia telah memutuskan hubungan dengan-Ku." (Arbana hadtsan: hadis ke 5, hlm 106)3. Contoh-Contoh Sifat Dengki

Kedengkian orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam yang seorang anak yatim tapi kemudian dipilih Allah untuk menerima wahyuNya. Kedengkian mereka itu dilukiskan Allah Taala dalam firmanNya, yang artinya: Dan mereka berkata: Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini? (QS. Az Zukhruf: 31) Maksudnya, orang-orang kafir Quraisy itu tidak keberatan mengikuti Muhammad, andai saja beliau itu keturunan orang besar, tidak dari anak yatim atau orang biasa.4. Dampak Negatif Sifat DengkiSetiap perbuatan buruk pasti berdampak negatif. Adapun dampak perbuatan dengki antara lain sebagai berikut:a) Bagi pelaku sendirib) Merusak pahala amal baik yang telah dilakukan sebelumnya.c) Menyiksa batinnya sendiri karenasemakin banyak orang yang mendapatkan kesenangan semakin gusar hatinya.d) Tercela dalam pandangan Allah maupun sesama manusia.e) Bagi orang lainf) Dengki yang dilakukan terhadap seseorang akan menimbulkan kekecewaan. Hati yang kecewa sehinggamempengaruhi raut wajah, sehingga hal itu akan mengganggu hubungan persaudaraan.

5. Akibat Sifat Dengki

Al-Faqih as-Samarqandi, seorang ulama yang bijak berkata, ""Lima hukuman akan sampai kepada pendengki sebelum kedengkiannya sampai kepada korbannya: a) Kesusahan yang tidak kunjung berakhir.

b) Musibah yang dia tidak akan memperoleh ganjaran pahalanya.

c) Celaan dan aib yang tidak terpuji.

d) Kemurkaan Allah SWT.

e) Tertutup baginya pintu taufik (restu Allah).

6. Sebab-Sebab Sifat Dengki

Rasa dengki pada dasarnya tidak timbul kecuali karena kecintaan kepada dunia. Dan dengki biasanya banyak terjadi di antara orang-orang terdekat; antar keluarga, antarteman sejawat, antar tetangga dan orang-orang yang berde-katan lainnya. Sebab rasa dengki itu timbul karena saling berebut pada satu tujuan. Dan itu tak akan terjadi pada orang-orang yang saling berjauhan, karena pada keduanya tidak ada ikatan sama sekali.Adapun orang yang mencintai akhirat, yang mencintai untuk mengetahui Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan kerajaanNya di langit maupun di bumi maka mereka tidak akan dengki kepada orang yang mengetahui hal yang sama. Bahkan sebaliknya, mereka malah mencintai bahkan bergembira terhadap orang-orang yang mengetahuiNya. Karena maksud mereka adalah mengetahui Allah dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisiNya. Dan karena itu, tidak ada kedengkian di antara mereka.Adapun sebab-sebab dengki antara lain:a) Kecintaan kepada dunia yang mengakibatkan dengki antar sesama disebabkan oleh banyak hal.

Di antaranya karena permusuhan. Ini adalah penyebab kedengkian yang paling parah. Ia tidak suka orang lain menerima nikmat, karena dia adalah musuhnya. Diusahakanlah agar jangan ada kebajikan pada orang tersebut. Bila musuhnya itu mendapat nikmat, hatinya menjadi sakit karena bertentangan dengan tujuannya. Permusuhan itu tidak saja terjadi antara orang yang sama kedudukannya, tetapi juga bisa terjadi antara atasan dan bawahannya. Sehingga sang bawahan misalnya, selalu berusaha menggoyang kekuasaan atasannya.b) taazzuz (merasa paling mulia).

Ia keberatan bila ada orang lain melebihi dirinya. Ia takut apabila koleganya mendapatkan kekuasaan, pengetahuan atau harta yang bisa mengungguli dirinya.c) takabbur atau sombong.

Ia memandang remeh orang lain dan karena itu ia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut apabila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk kepadanya. merasa taajub dan heran terhadap kehebatan dirinya. Hal ini sebagaimana yang biasa terjadi pada umat-umat terdahulu saat menerima dakwah dari rasul Allah. Mereka heran manusia yang sama dengan dirinya, bahkan yang lebih rendah kedudukan sosialnya, lalu menyandang pangkat kerasulan, karena itu mereka mendengki-nya dan berusaha menghilangkan pangkat kenabian tersebut sehingga mereka berkata: Adakah Allah mengutus manusia sebagai rasul? (QS. Al-Muminun: 34). Allah Taala menjawab keheranan mereka dengan firmanNya, yang artinya: Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu ? (QS. Al Araaf: 63)\

d) takut mendapat saingan.

Bila seseorang menginginkan atau mencintai sesuatu maka ia khawatir kalau mendapat saingan dari orang lain, sehingga tidak terkabullah apa yang ia inginkan. Karena itu setiap kelebihan yang ada pada orang lain selalu ia tutup-tutupi. Bila tidak, dan persaingan terjadi secara sportif, ia takut kalau dirinya tersaingi dan kalah. Dalam hal ini bisa kita misalkan dengan apa yang terjadi antardua wanita yang memperebutkan seorang calon suami, atau sebaliknya. Atau sesama murid di hadapan gurunya, seorang alim dengan alim lainnya untuk mendapatkan pengikut yang lebih banyak dari lainnya, dan sebagainya.e) ambisi memimpin (hubbur riyasah).

Hubbur riyasah dengan hubbul jah (senang pangkat/kedudukan) adalah saling berkaitan. Ia tidak menoleh kepada kelemahan dirinya, seakan-akan dirinya tak ada tolok bandingnya. Jika ada orang di pojok dunia ingin menandingi-nya, tentu itu menyakitkan hatinya, ia akan mendengkinya dan menginginkan lebih baik orang itu mati saja, atau paling tidak hilang pengaruhnya.f) kikir dalam hal kebaikan terhadap sesama hamba Allah.

Ia gembira jika disampaikan khabar pada-nya bahwa si fulan tidak berhasil dalam usahanya. Sebaliknya ia merasa sedih jika diberitakan, si fulan berhasil mencapai kesuksesan yang dicarinya. Orang sema-cam ini senang bila orang lain terbelakang dari dirinya, seakan-akan orang lain itu mengambil dari milik dan simpanannya. Ia ingin meskipun nikmat itu tidak jatuh padanya, agar ia tidak jatuh pada orang lain. Ia tidak saja kikir dengan hartanya sendiri, tetapi kikir dengan harta orang lain. Ia tidak rela Allah memberi nikmat kepada orang lain. Dan inilah sebab kedengkian yang banyak terjadi.

7. Cara Menghindari Dari Sifat Dengki

a) Berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Taala dari kejahatan orang yang hasad, dan membentengi diri dengan Allah Subhanahu Wa Taalab) Bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Taala dengan menjalankan peritah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nyac) Mengosongkan diri dari sibuk dan memikirkan orang yang hasad kepda dirinya. Setiap kali terbetik di benak, ia menepisnya dan memikirkan sesuatu yang lebih bermanfaat. Ia melihat bahwa diantara siksaan batin yang besar adalah sibuk memikirkan musuh.d) Bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Taala dari segala dosae) Yang paling berat adalah memadamkan api yang hasad dan dzalim serta menyakitinya, dengan berbuat baik kepada nya.

8. Faedah Bersihnya Hati Dari Sifat Dengki

a) Dicintai oleh banyak orangJangan kalian saling membenci, jangan kalian saling hasad, dan jangan kalian saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Muslim)b) Mendapatkan surga dari AllahDiriwayatkan dari anas bin malik radhiyallahuanhu dia berkata : Dahulu kami duduk-duduk di sisi Nabi Shallallahualaihi wa sallam, lalu beliau Nabi Shallallahualaihi wa sallam bersabda Sekarang akan muncul kepada kalian dari jalan ini, seorang lelaki dari penghuni surga.BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANDalam islam akhlak merupakan hal yang sangat diperhatikan, sehingga dalam islma akhlak terbagi atas dua akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai , disenangi oleh Allah swt bahakn dianjurkan dan diwajibkan. Akhlak tercela adalah akhlak yang dilarang dan diharamkan oleh Allah swt. Akhlak terpuji dan akhlak tercela begitu banyak, tetapi pada intinya niatkan hati kita hanya untuk beribadah kepada Allah swt.DAFTAR PUSTAKA

Al-Aziz, Moh. Saifulloh. 2002.Fiqih Islam Lengkap Pedoman Hukum Ibadah Umat Islam Dengan Berbagai Permasalahannya. Surabaya: Terbit terang.

Asy-Syarawi, Mutawalli. 2000.Dosa Dosa Besar. Jakarta: Gema Insane Press.Jalhum, Ibrahim. 2003.Pelita As-Sunnah Petunjuk Jalan Bagi Kaum Muslimin.Bandung. Pustaka Setia

Iman Abdul Mukmin Saaduddin.Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim.Bandung:Rosdakarya.2006Smith, Margaret.2001.MistikusIslam, Ujaran-Ujaran dan Karyanya. Surabaya: Risalah Gusti.

Mustofa. 1997.Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia

Nata, Abuddin. 2010.Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers

Nasution, Lahmudin.Akhlak Mahmudah Kepada Diri Sendiri.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 1. 2004Ritonga, A. Rahman.Berbuat baik kepada Diri Sendiri.Surabaya: Amalia.2005Sirojd, Said Aqil. 2006. TasawufSebagai Kritik Sosial, mengedepankan Islam Sebagai Inpirasi Bukan Aspirasi.Jakarta: Mizan Pustaka.

Tabrani, A. Rusyan.Pendidikan Budi Pekerti.Jakarta:Inti Media Cipta Nusantara. 2006 Iman Abdul Mukmin Saaduddin, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim, Rosdakarya, 2006, hal, 181

2 A. Tabrani Rusyan, Pendidikan Budi Pekerti, Inti Media Cipta Nusantara, 2006, hal. 25

Iman Abdul Mukmin Saaduddi, op.cit. Hal. 190

A. Tabrani Rusyan, Op. Cit. Hal. 28

[Type text]Page 2