asuhan keperawatan gout arthritis

36
asuhan keperawatan Gout Arthritis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi asam urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki- laki. Dikatakan bahwa kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita. Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi. Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap

Upload: yunuseka

Post on 01-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

asuhan keperawatan Gout Arthritis

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam

plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi

asam urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun

wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan bahwa

kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki

sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita.

Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi.

Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak

nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri

dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu

tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk

beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan.

Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan

mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan

mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang

dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu

Page 2: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi. Salah satu cara untuk

menurunkan nyeri pada pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan kompres

dingin pada area nyeri. Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri dengan

kompres dingin dilakukan dengan cara yang aman.

1.2  TUJUAN PENULISAN

Mahasiswa mampu mengerti dan memahami :

1.      Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

2.      Proses Keperawatan Pasien gout artritis yang meliputi :

a.       Definisi

b.      Etiologi

c.       Klasifikasi

d.      Manifestasi Klinik

e.       Pathofisiologi

f.       Komplikasi

g.      Pemeriksaan Diagnostik

h.      Penatalaksanaan Medis

i.        Proses Keperawatan

j.        Discharge Planning

1.3  METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan adalah :

STUDI KEPUSTAKAAN yaitu dengan mempelajari berbagai sumber berupa buku-buku

yang membahas tentang penyakit Gout Arthritis sesuai dengan judul karya tulis ini.

Page 3: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

1.4  SISTEMATIKA PENULISAN

Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

A.    Latar Belakang

B.     Tujuan Penulisan

C.     Metode Penulisan

D.    Sistematika Penulisan

Bab II Tinjauan Pustaka

Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal

Bab III Pembahasan

A.    Kasus Dan Kata Kunci

B.     ASKEP ARTHRITIS GOUT

Bab IV Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1  ANATOMI DAN FISIOLOGI (Sendi)

Sistem alat gerak dapat di bagi menjadi :

         Alat gerak pasif (yang di gerakkan)

         Alat gerak aktif (yang menggerakkan)

Alat gerak pasif terdiri dari tulang, alat gerak pasif terdiri dari otot, dengan pusat gerakan

berada pada persendian (artikulus).

1.      Osteologi (tulang)

Tulang akan mendapatkan aliran darah (membawa makanan) dan mendapat

serabut saraf (perasaan nyeri), dan tulang akan bertumbuh sesuai dengan usia.

Fungsi tulang :

  Melindungi alat-alat dalam (organ yang berada di dalam rongga dada, abdomen, pelvis,

dan cranium).

  Tempat melekatnya otot.

Page 5: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

  Sebagai alat gerak pasif.

  Member bentuk pada tubuh manusia.

  Sebagai tempat membuat sel darah merah.

  Sebagai tempat menyimpan mineral (kalsium, pospor)

2.      Arthrologi (persendian)

Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah), yang saling

berhubungan membentuk artikulus, memungkinkan manusia dapat berdiri dan duduk

dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya.

Atas dasar struktur dan fungsi artikulus dibagi menjadi :

  Synarthrosis

Diantara kedua ujung tulang yang membentuk artikular terdapat suatu jaringan, terdiri

dari :

1)      Syndesmosis, jaringan penghubung adalah jaringan ikat.

2)      Synchendrosis, jaringan penghubungdan diaphyse sebelum penulangan selesai atau

symphysis osseum pubis pada usia dewasa.

3)      Synostosis, jaringan penghubung ialah tulang, misalnya diantara os ilium, os pubis, dan

os ischium pada usia dewasa.

  Diarthrosis

Ujung-ujung tulang yang membentuk artikulus bebas, tidak ada jaringan di antaranya,

mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

         Salah satu ujung tulang membentuk caput artikular dan ujung tulang lain membentuk

cavitas glenoidas.

         Kedua ujung tulang di bungkus oleh capsula artikularis.

Page 6: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

         Alat-alat khusus meliputi : labrum artikular, discus dan meniscus artikularis, bursa

mukosa, dan ligamentum.

Berdasarkan strukturnya sendi di bedakan atas :

  Fibrosa : sendi yang tidak memiliki tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang

lainnya di hubungkan dengan jaringan penyambung fibrosa, missal ; sutura pada tulang

tengkorak, tulang fibia dan fibula distal.

  Kartilago ; sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, di

sokong oleh ligament dan hanyab sedikit bergerak. Missal ; sendi-sendi kosto kondral,

simfisis pubis dan tulang panggul.

  Sendi synovial : sendi tubuh yang dapat di gerakkan, serta memiliki rongga sendi dan

permukaan sendi yang di lapisi tulang rawan hialin terdiri atas ;

1)      Ball dan socket joint (bahu dan pinggul) membuat pergerakan ke segala arah.

2)      Hinge joints (siku) membuat pergerakan fleksi dan ekstensi.

3)      Lutu seringkali di klasifikasikan sebagai hinge joint, tetapi berputar sebaik fleksi dan

ekstensi.

4)      Pergerakan yang luwes dan lembut di pergelangan tangan di kenal biaxial joints.

5)      Pivot joints hanya berotasi di daerah radio- ulnar.

3.      Myologi (otot)

Otot skelet dikendalikan oleh system saraf pusat dan perifer. Dibagi dalam tiga

kelomp[ok yaitu :

1)      Otot rangka (lurik), diliputi ileh kapsul jarangan ikat.

2)      Otot visceral (polos), terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan

pembuluh darah.

Page 7: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

3)      Otot jantung, ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar control atau diluar

keinginan.

4.      Struktur pendukung lain dalam musculoskeletal

1)      Ligament, sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal dan merupakan akhir dari suatu otot

dan berfungsi mengikat suatu tulang.

2)      Tendon, suatu perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot dan

berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya

pada pergelangan tangan dan tumit.

3)      Fasia, suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung

dibawah kulit sebagai fasia superficial jaringan penyambung fibrosa yang membungkus

otot, saraf dan pembuluh darah.

4)      Bursae, suatu kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan diatas bagian

yang bergerak.

BAB 3

Page 8: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

PEMBAHASAN

3.1  PERTANYAAN

1.         Jelaskan definisi dari ARTHRITIS GOUT !

2           Jelaskan etiologi dari ARTHRITIS GOUT !

3           Jelaskan klasifikasi dari ARTHRITIS GOUT !

4           Jelaskan patofisiologi dari ARTHRITIS GOUT !

5           Jelaskan manifestasi klinis dari ARTHRITIS GOUT !

6           Komplikasi apa saja yang dapat timbul dari ARTHRITIS GOUT ?

7           Bagaimana penatalaksanaan medik pada penderita ARTHRITIS GOUT?

8           Sebutkan pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan penunjang dari kasus ARTHRITIS

GOUT !

9           Bagaimana konsep asuhan keperawatan dari kasus di atas (pengkajian, perencanaan,

intervensi, dan diagnosa)!

3.1.2        JAWABAN PERTANYAAN

Jawaban pertanyaan dibahas pada Pembahasan “ 3.1” !

Page 9: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

3.2 ARTHRITIS GOUT

3.2.1 KONSEP MEDIK PADA PASIEN ARTHRITIS GOUT

1.      DEFENISI ARTHRITIS GOUT

Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis

konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya

penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout

merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik

pada metabolisme purin (hiperurisemia) Brunner dan Suddarth, 2012).

Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme

purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam

urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat,

pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan

kaya purin.

Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah

penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam

sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.

2.      ETIOLOGI

Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout

primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan

ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum

diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor

Page 10: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan

meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya

pengeluaran asam urat dari tubuh.

Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan dengan

kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia), kadar

trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya

serangan akut.

Gejala arthritis gout disebabkan oleh reaksi inflamasi terhadap pembentukan Kristal

monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk

golongan kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam

urat yaitu hiperurisemia.. hiperurisemia pada penyakit ini terjadi karena:

1.      Pembentukan asam urat yang berlebihan;

a.       Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah.

b.      Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena

penyakit lain seperti leukemia.

2.      Kurangnya pengeluran asam urat melalui ginjal;

a.       Gout primer renal, terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang

sehat. Penyebabnya tidak diketahui.

b.      Gout sekunder renal, disebkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis

kronik atau gagal ginjal kronik.

3.      Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin (kerang-kerangan, jerohan, udang,

cumi, kerang, kepiting, ikan teri)

4.      Penyakit kulit (psoriasis)

Page 11: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

5.      Kadar trigliserida yang tinggi

6.      Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-

benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.

Factor predisposisi :

  usia

  genetik

Factor prespitasi :

  obesitas

  obat-obatan

  alkohol

  Stress emosional

3.      KLASIFIKASI

3 klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:

1.      Stadium artritis gout akut

Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan

tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat

menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga

tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Pada

serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau

hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa

minggu.

Page 12: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin,

kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan

peningkatan asam urat.

2.      Stadium interkritikal

Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.

Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun,

ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka

waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis

gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan

penyakit gout.

Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi

sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap

berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan

interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.

3.      Stadium artritis gout menahun (kronik)

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi

bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan

terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai

tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan

deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada

sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran

kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.

Page 13: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan

menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari

kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di

dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak

diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang

menyerupai kapur.

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:

1.      Gout primer

Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan, penurunan

ekskresi asam urat melalui ginjal.

2.      Gout sekunder

Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.

a.       Obat-obatan

Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat parkinson),

asam nikotinat,ethambutol.

b.      Penyakit lain

Insufisiensi ginjal: gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim hiperusemia.

Pada gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan meningkat sampai

kretinie clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang

berperan. Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati karena keracunan timbal

menahun, hiperusemia umumnya telah dapat diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal

yang minimal.

Page 14: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

4.      MANIFESTASI KLINIK

Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal. Daerah khas

yang sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut

podagra.

Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan

dan denyut jantung yang cepat,.sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan

gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).

Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout

menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan

didapat deposisi yang progresif kristal urat.

Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat

(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut

menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang

dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

5.      KOMPLIKASI

a.       Penyakit ginjal

b.      Batu ginjal (endapan kristal)

c.       Hipertensi

6.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.      Pemeriksaan serum asam urat

Page 15: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah (

>6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita 7mg

%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi asam

urat atau gangguan ekskresi.

Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah kadar

asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil

pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada pasien-

pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang cepat yang

mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam urat dalam

darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0 sampai 7,0

mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda. Angka leukosit, menunjukkan

peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode

asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.

2.      Eusinofil Sedimen Rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

3.      Urine specimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam

urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di dalam

urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar

kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan

peningkatan serum asam urat.

Page 16: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet selama

waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan

urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

4.      Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal aspirasi

dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis

definitive gout..

5.      USG

Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia dan

penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.

7.      PENATALAKSANAAN

a.      Penatalaksanaan

a)      Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari makanan

tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk roti manis.

Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).

b)      Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic, aspirin,

dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.

c)           Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).

d)     Tirah baring

Merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah serangan menghilang.

Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

b.Penatalaksanaan medik

Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:

Page 17: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

a)      Kolkisin

Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-muntah.

Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat kemotaksis

sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare hilang.

Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.

b)      OAINS

OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg

setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya jika

terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi terhadap OAINS

(obat anti inflamasi non steroid).

c)      Kortikosteroid

Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif,

contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat diberikan

secara intravena (metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-60 mg/hari).

d)     Analgesik

Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis

rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.

3.2.2        ASUHAN KEPERAWATAN

1.      PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan. Untuk

itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga dapat

memberi arah terhadap

Page 18: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

1.    Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :

         Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang digunakan,

status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register,

tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.

Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang

mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien,

perawat dapat menggunakan metode PQRST.

  Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan.

  Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk.

  Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi di sendi

yang mengalami masalah.

  Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala

pengukuran 0-4.

  Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada malam hari

atau siang hari.

         Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup awitan

gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa lama

pemakaian obat analgesic, alopurinol

         Riwayat penyakit dahulu

Page 19: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout.

Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawqat dengan masalah

yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat diuretic.

         Riwayat penyakit keluarga

Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama dengan

klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat

yang berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.

         Riwayat psikososial

Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien dalam

keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan individu

dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan

adanya sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan

akan program pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat terhadap

sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm keluarga akibat adanya nyri dan hambatan

mobilitas fisik emberikan respon terhadap konsep diri yang maldaptif.

2.      Pengkajian Berdasarkan Pola

a.       Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan

         Keluhan utama nyeri pada pada sendi

         Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.

         Riwayat penyakit Gout pada keluarga

         Obat utntuk mengatasi adanya gejala

b.      Pola nutrisi dan metabolic

         Peningkatan berat badan

Page 20: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

         Peningkatan suhu tubuh

         Diet

c.       Pola aktifitas dan Latihan

         Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena

d.      Pola presepsi dan konsep diri

         Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan

         Presepsi diri dalam melakukan mobilitas

3.      Pemeriksaaan fisik

  B1 (Breathing)

Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan

rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.

Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan

Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara

ronki atau mengi.

  B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan

pusing karena nyeri.

  B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentias

>kepala dan wajah : ada sianosis

>mata : sclera biasanya tidak ikterik

>leher : biasanya JVP dalam batas normal

Page 21: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

  B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem

perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke gijal berupa

pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada

sistem ini

  B5 (bawel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji

frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi,

konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri

lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan

anti hiperurisemia

  B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan

>Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong klien

mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya).

Nyrin biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.

Beberapa ferakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebuh dibandingkan dengan

gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu

pergelangan sendi secara perlahan membesar

>feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak

>Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.

2.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.

Page 22: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

3.      Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

3.      INTERVENSI

1.      DP : Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik

HYD : Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.

a.       Kaji nyeri pasien menggunakan metode PQRST

R/ Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi

b.      Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.

R/ Untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan mendistribusikan kembali

tekanan pada bagian tubuh

c.       Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, seperti pemijatan,

mengatur posisi, dan teknik relaksasi.

R/ Membantu pasien mwmfokuskan pada subjek pengurangan nyeri

d.      Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya menggunakan sepatu yang sempit dan

terantuk benda yang keras

R/ Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri

e.       Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi

R/ untuk mengurangi nyeri yang adekuat

2.      DP : Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur

HYD : Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

a.       Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika memungkinkan

R/Tindakan ini mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

Page 23: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

b.      Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada pasien tirah baring

R/Tindakan ini mencegah kerusakan kulit dengan mengurangi tekanan

c.       Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

R/untuk mandeteksi perkembangan klien

d.      Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien

R/kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik

e.       Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM

R/Untuk membantu persiapan pemulangan pasien

3.      DP : Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi

HYD : pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang diajarkan.

a.       Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan

R/Mengetahui respond an kemampuan kognitif pasien dalam menerima informasi

b.      Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping

R/Tindakan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap

pengobatan yang teratur

c.       Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan

R/mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk

ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan

d.      Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.

Page 24: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

R/memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari terjadinya serangan

berulang

e.       Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat

R/meningkatkan penyembuhan.

4. DISCHARGE PLANNING

Selama dirawat di Rumah Sakit, pasien sudah dipersiapkan untuk perawatan

dirumah. Beberapa informasi penyuluhan pendidikan yang harus sudah

dipersiapkan/diberikan pada keluarga pasien ini adalah:

a. Pengertian dari penyakit Arthritis gout.

b. Penjelasan tentang penyebab penyakit.

c. Memanifestasi klinik yang dapat ditanggulangi/diketahui oleh keluarga.

d. Penjelasan tentang penatalaksanaan yang dapat keluarga lakukan.

e. Klien dan keluarga dapat pergi ke Rumah Sakit/Puskesmas terdekat apabila ada gejala

yang memberatkan penyakitnya.

f. Keluarga harus mendorong/memberikan dukungan pada pasien dalam menaati program

pemulihan kesehatan.

g. Anjurkan pasien untuk diet rendah purin

BAB 4

PENUTUP

Page 25: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

A.    KESIMPULAN

Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-

kristal monosodium urate dalam sendi yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan

nyeri pada sendi. Adapun faktor predisposisi yaitu gen dan usia, faktor presipitasi yaitu

obat-obatan, stres dll.

Penyakit Arthirtis gout dapat disembuhkan bila penanganannya cepat dan

tepat. Anjurkan pasien diet rendah purin.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Asuhan Keperawatan Gout Arthritis

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi

8. Volume 3. Jakarta : EGC.

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta :

Salemba Medika.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima. Jakarta :

Yarsif Watampone.