askep-lp-dm 1

55
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS A. Pengertian Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia atau suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan difesiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat ( Brunner dan Suddarth ). Pengertian lain dari diabetes melitus yaitu berupa gangguan metabolisme karbohidrat,yang disebabkan kekurangan insulin relatif atau absolut yang dapat timbul pada berbagai usia dengan gejala, hyperglikemmia, glikosuria, poliuria, polidipsi, polipagi, kelemahan umum, dan penurunan berat badan. B. Etiologi Penyebab diabetes melitus belum diketahui pasti tapi umumnya diketahui kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang peranan. Diabetes mellitus dapat dibedakan atas dua yaitu : 1. Diabetes type I (Insulin Depedent Diabetes Melitus/IDDM ) tergantung insulin dapat disebabkan

Upload: indahpermatasari

Post on 18-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fggfs

TRANSCRIPT

Page 1: Askep-LP-DM 1

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

A. Pengertian

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia atau suatu penyakit

kronis yang menimbulkan gangguan multisistem dan mempunyai karakteristik

hyperglikemia yang disebabkan difesiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak

adekuat ( Brunner dan Suddarth ).

Pengertian lain dari diabetes melitus yaitu berupa gangguan metabolisme

karbohidrat,yang disebabkan kekurangan insulin relatif atau absolut yang dapat

timbul pada berbagai usia dengan gejala, hyperglikemmia, glikosuria, poliuria,

polidipsi, polipagi, kelemahan umum, dan penurunan berat badan.

B. Etiologi

Penyebab diabetes melitus belum diketahui pasti tapi umumnya diketahui

kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang peranan.

Diabetes mellitus dapat dibedakan atas dua yaitu :

1. Diabetes type I (Insulin Depedent Diabetes Melitus/IDDM ) tergantung

insulin dapat disebabkan karena faktor genetik, imunologi dan mungkin

lingkungan misalnya infeksi virus.

Faktor genetik, penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1

itu sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik

kearah terjadinya diabetes type 1.

Faktor immunologi, pada diabetes type 1 terdapat bukti adanya

suatu proses respon autoimun.

Faktor lingkungan, virus ataau vaksin menurut hasil penelitian

dapat memicu destruksi sel beta atau dapat memicu proses autoimun yang

dapat menimbulkan destruksi sel beta.

Page 2: Askep-LP-DM 1

2. Diabetes type II (Non Insulin Depedent Diabetes Melitus /NIDDM) yaitu

tidak tergantung insulin. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan penting

dalam proses terjadinya resistensi insulin.

C. Faktor Resiko

Yang menjadi faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses

terjadinya diabetes melitus yaitu:

Usia ( Resistensi insulin cendrung meningkat pada usia 65 tahun ).

Obesitas.

Riwayat keluarga.

Kelainan pankreas.

Kelompok etnik ( belum ada pendapat yang pasti ).

D. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM

(Lihat pada lampiran)

E. Manifestasi Klinik

1. Gejala utama adalah akibat tingginya kadar gula darah (hyperglikemia )

antara lain poliuria, polidipsi, polipagi.

2. Kelainan kulit yaitu gatal-gatal.

3. Kelainan ginekologis misalnya keputihan.

4. Kesemutaan, rasa gatal.

5. Kelemahan tubuh.

6. Luka yang tidak sembuh.

7. Infeksi saluran kemih.

8. Penurunan berat badan.

F. Diagnosa Keperawatan

Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan polyuria dan

dehydrasi.

Gangguan pola napas berhubungan dengan asidosis metabolik.

Page 3: Askep-LP-DM 1

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik,

penurunan intake oral.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi

metabolik dan kelemahan fisik.

Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan diuretik

osmotik.

Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/

insulin, hilangnya konduksi nervus system.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan kurangnya

informasi yang diperoleh.

G. Intervensi Keperawatan

1. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan polyuria dan dehydrasi.

Tujuan : Kebutuhan cairan elektrolit terpenuhi.

Intervensi :

- Kaji intensitas muntah dan pengeluaran urine yang berlebihan.

Rasional: Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total.

Bila terjadi infeksi akan ditemukan adanya demam dan

hipermetabolik yang meningkatkan intensitas IWL.

- Monitor tanda-tanda vital.

Rasional: Hipovolemia dimanifestasikan dengan hipotensi dan takikardia.

- Kaji pola pernapasan kusmaul, kualitasnya dan napas bau aseton.

Rasional: Paru-paru akan mengeluarkan asam karbonaat sebagai akibat

ketoasidosis. Napas bau aseton sebagai akibat pemecahan

asam acetoasetik sehingga akan menyebabkan pernapasan

kusmaul.

- Monitor intake dan out put cairan. Timbang BB secara teratur.

Rasional: Memperkirakan kebutuhan kebutuhan cairan tubuh, kerja

ginjal dan efektifitas pengobatan. Penurunan BB menunjukan

adanya pengeluaran cairan yang berlebihan.

Page 4: Askep-LP-DM 1

- Pertahankan asupan cairan 2500 ml/hari dalam batas toleransi jantung.

Rasional: Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi.

- Obervasi kemungkinan adanya perubahan tingkat kesadaran.

Rasional: Perubahan status mental klien sebagai akibat peningkatan atau

penurunan kadar glukosa, gangguan elektrolit, asidosis,

pernurunan perfusi serebral dan hipoksia.

- Pasang urin bag/kateter.

Rasional: Memfasilitasi pengukuran out put secara akurat (terutama

pada klien yang mengalami retensi urine/inkontinen).

- Monitor pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit.

Rasional: Hasil pemeriksaan akan menunjukan tingkat hydrasi. Bila

terjadi peningkatan menunjukan gangguan diuresis osmotik.

- Monitor BUN dan kalium

Rasional: Peningkatan BUN menunjukan adanya peningkatan pemecahan

sel akibat dehydrasi dan hiperkalemia terjadi sebagai respon

terhadap asidosis.

2. Gangguan pola napas berhubungan dengan asidosis metabolik.

Tujuan : Klien dapat menunjukan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat

pada jaringan serta tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh

paru, yang ditandai dengan klien bebas dari gejala distress

pernapasan seperti kusmaul.

Intervensi :

- Monitor kualitas dan irama pernapasan.

Rasional : Jalan napas yang kolaps dapat menurunkan jumlah alveoli

yang berfungsi, secara negative mempengaruhi pertujaran gas.

- Berikan posisi semi fowler.

Rasional : Menurunkan konsumsi atau kebutuhan oksigen dan

mempermudah pernapasan yang meningkatkan kenyamanan

fisiologi dan psikologi.

Page 5: Askep-LP-DM 1

- Anjurkan kepada klien untuk istirahat yang cukup.

Rasional : Istirahat akan membantu respon klien terhadap aktivitas dan

kemampuan berpartisipasi dalam perawatan.

- Ajarkan klien untuk bernapas efektif.

Rasional : Meminimalkan fungsi paru dan jantung serta memudahkan

aliran oksigen.

- Berikan oksigen jika ada indikasi.

Rasional : Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat

memperbaiki atau menurunkan hipoksemia jaringan.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik, penurunan

intake oral.

Tujuan : Klien akan mempertahankan intake makanan dan minuman yang

adekuat untuk mepertahankan berat badan dalam rangka

pertumbuhan, dengan criteria hasil porsi makan dihabiskan, BB

meningkat atau dipertahankan.

Intervensi :

- Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.

Rasional: Merupakan indikator terhadap asupan makanan yang adekuat.

- Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan

makanan yang dapat dihabiskan.

Rasional : mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari

kebutuhan terapeutik.

- Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen.

Rasional : Hiperglikemia dan gangguan keseimbangaan cairan elektrolit

dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung.

- Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan dan elektrolit dengan

segera jika klien dapat mentoleransinya melalui pemberian cairan oral.

Rasional : Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika klien sadar

dan fungsi ganstrointestinalnya baik.

Page 6: Askep-LP-DM 1

- Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan kultural/etnik.

Rasional : Menghindari kelelahan saat makan, meminimalkan anoreksia

dan mual serta untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi klien.

- Libatkan keluarga pada perencanaan makanan sesuai indikasi.

Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatan keluarga dalam perawatan

klien dan memberikan informasi untuk memahami kebutuhan

nutrisi pasien.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik

dan kelemahan fisik.

Tujuan : Klien menunjukan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi

dalam melakukan aktivitas secara mandiri.

Intervensi :

- Kaji tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas.

Rasional: Menerapkan kemam-puan klien dalam memenuhi kebutuhan-

nya dan memudahkan intervensi selanjutnya.

- Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas klien sehari-hari.

Rasional: Memungkinkan keluarga terlibat secara aktif dalam pemenuhan

ADL klien.

- Observasi TTV.

Rasional: Untuk mengetahui keadaan klien secara umum.

- Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien.

Rasional: Membantu memenuhi aktivitas klien dengan menggunakan

energi minimal.

- Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai

dengan yang dapat ditoleransi.

Rasional: Meningkatkan kepercayaan diri yang positif sesuai tingkat

aktivitas yang ditoleransi klien.

Page 7: Askep-LP-DM 1

5. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan peningkatan diuretik osmotik.

Tujuan : Klien dapat beristirahat dan tidur sesuai dengan kebutuhan secara

teratur.

Intervensi :

- Kaji kebiasaan tidur dan perubahan yang terjadi.

Rasional: Mengidentifikasi dan menentukan intervensi yang tepat.

- Ciptakan tempat tidur yang nyaman dan beberapa barang pribadi klien

seperti bantal guling.

Rasional: Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologi –

psikologis.

- Ciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengurangi kebisingan dan

lampu yang terlalu terang

Rasional: Memberikan situasi yang kondusif untuk tidur/istirahat.

- Atur klien dalam posisi yang nyaman dan bantu dalam mengubah posisi.

Rasional: Pengubahan posisi akan mengubah area tekanan dan mening-

katkan kenyamanan dalam beristirahat.

- Hindari mengganggu klien bila mungkin (misalnya; membangunkan untuk

obat dan terapi)

Rasional: Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar dan klien

mungkin tidak dapat tidur setelah di bangunkan.

6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa/

insulin, hilangnya konduksi nervus system.

Tujuan : Tidak terjadi perubahan sensori persepsi.

Intervensi :

- Pantau tanda-tanda vital dan status mental

Rasional: Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal seperti

suhu yang meningkat dapat mempengaruhi status mental.

- Kaji respon sensori terhadap rabah/sentuhan, panas/dingin, tajam/tumpul

dan catat perubahan yang terjadi.

Page 8: Askep-LP-DM 1

Rasional: Informasi yang didapat melalui pengkajian penting untuk

mengetahui tingkat kegawatan dan kerusakan otak

- Kaji persepsi pasien dan kemampuan berorientasi terhadap orang, tempat

dan waktu.

Rasional: Mmembantu memberikan intervensi selanjutnya.

- Memberikan stimulus yang berarti seperti mengajak bicara dan berikan

sentuhan.

Rasional: Untuk merangsang kembali kemampuan persepsi sensori.

- Bicaralah dengan pasien secara tenang dan lembut.

Rasional: Membantu pasien berkomunikasi semaksimal mungkin.

- Berikan keamanan pasien pada sisis tempat tidur dan bantu latihan jalan.

Rasional: Buruknya keseimbangan dapat meningkatkan resiko terjadinya

injuri

7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan kurangnya

informasi yang diperoleh.

Tujuan : Klien dan orang tua tidak menunjukkan kecemasan, ditandai dengan

anak dapat berespon terhadap prosedur pengobatan, orang tua akan

mengekspresikan perasaaannya karena memiliki anak dengan

kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki

keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam

keberhasilan pengobatan.

Intervensi :

- Jelaskan prosedur dengan cermat sesuai dengan tingkat pemahaman klien.

Rasional : Untuk menurunkan rasa takut atau cemas terhadap hal-hal

yang tidek diketahuinya.

- Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, seperti menolak dan marah.

Biarkan klien/keluarga mengetahui ini sebagai reaksi normal.

Page 9: Askep-LP-DM 1

Rasional : Perasaan yang tidak diekspresikan dapat menimbulkan

kekacauan internal dan meningkatkan kecemasan.

- Dorong keluarga untuk menganggap klien seperti sebelumnya

Rasional : Meyakinkan klien dan keluarga bahwa perannya di dalam

keluarga tidak berubah.

- Berikan informasi kepada klien dan keluarga yang jelas tentang kondisinya

Rasional : Menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit anaknya

sehingga dapat meminmalkan kecemasannya.

- Berikan beberapa cara pada klien untuk melibatkannya dalam prosedur,

misalnya memegang suatu alat, seperti balutan.

Rasional : Untuk meningkatkan rasa kontrol, mendorong kerja sama dan

mendukung keterampilan koping klien.

- Kaji tingkat pengetahuan klien/keluarga dan keinginannya untuk belajar.

Rasional : Mengidentifikasi secara verbal tingkat pemahaman

klien/keluarga serta kesalahpahaman dan memberikan

penjelasan.

H. Komplikasi

Komplikasi yang biasanya menyertai atau yang timbul pada penyakit

diabetes antara lain :

1. Kelebihan cairan, edema pulmoner, gagal jantung kongestif.

2. Hipokalemia

3. Hiperglikemia dan ketoasidosis

4. Hipoglikemia

5. Edema serebri

6. Komplikasi jangka panjang misalnya penyakit arteri koroner, penyakit

serebro vaskuler, retinopaty diabetik, nefropaty, neuroipaty, penyakit vasculer

perifer (luka dan ganggren).

Page 10: Askep-LP-DM 1

I. Penatalaksanaan

Ada lima (5) komponen dalam penatalaksanaan diabetes melitus yaitu :

1. Diet

Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan

diabetes mielitus.

- Penentuan gizi, hitung persentase, Relatief Body Weigth.

- Jika kerja berat atau latihan berat maka jumlah kalori bertambah.

- Untuk klien DM pekerja biasa:

1) Kurus; < 90% : BB x 40-60 kal/hr.

2) Normal; 90-110% : BB x 30 kal/hr.

3) Gemuk; > 110% : BB x 20 kal/hr.

- Komposisi diet

1) Lemak 20%

2) Protein 20%

3) Karbohidrat 60%

2. Latihan atau Olahraga

Menimbulkan penurunan kadar gula darah yang disebabkan oleh tingginya

penggunaan glukosa didarah perifer dan mengurangi faktor resiko

kardiovaskuler. Tidak berlaku bagi klien dengan kadar gula darah tinggi.

3. Pemantauan Glukosa

4. Terapi atau Obat-obatan

Pengobatan dengan oral, hipoglikemik agent yaitu bagi klien yang belum

pernah mendapat terapi insulin, ibu atau klien yang tidak hamil, pasien gemuk

dan pasien yang berusia >40 tahun. Pengobatan dengan injeksi insulin 2

x/hari atau bahkan lebih sering lagi dalam sehari.

5. Pendidikan dan Pertimbangan Perawatan di Rumah

Diabetes merupakan penyakit kronis yang memerlukan perilaku penanganan

mandiri yang khusus seumur hidup, sehingga harus belajar keterampilan

untuk merawat diri sendiri setiap hari. Pasien diabetes juga harus memiliki

Page 11: Askep-LP-DM 1

perilaku prepentif dalam gaya hidupnya untuk mencegah komplikasi sehingga

memerlukan pendidikan atau informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Askep-LP-DM 1

1. Price Wilson, 1995, Pathofisiologi II Edisi 4, EGC, Jakarta.

2. Brunner & Suddart, 2001, Keperawatn Medikal Bedah Edisi 8, Vol. II, EGC, Jakarta.

3. Corwin Elisabeth J., 2000, Pathofisiologi, EGC, Jakarta.

4. Doenges, Moorhouse & Geisser, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. J

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Page 13: Askep-LP-DM 1

DI RUANG PERAWATAN BAJI ADA II

RSU. LABUANG BAJI

TANGGAL 8 – 13 AGUSTUS 2005

A. Data Demografi

1. Identitas klien

Nama : Ny.” J “

Umur : 55 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Glora masa No. 21

Agama : Islam

Suku/bangsa : Makassar / Indonesia

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang

Status perkawinan : Kawin

Tanggal masuk : 19 Juli 2005

Tanggal pengkajian : 08 Agustus 2005

Diagnosa medik : Diabetes melitus

No. medikal record : 00231

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. F

Umur : 25 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Glora Masa No. 21

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Hubungan dengan klien : Anak kandung klien

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama : Luka pada tumit kaki kanan.

Page 14: Askep-LP-DM 1

2. Riwayat keluhan utama :

Klien masuk rumah sakit tanggal 19 juli 2005 dengan keluhan luka pada tumit

kaki kanan. Keadaan ini dialami sejak lima hari yang lalu (tanggal 14 juli 2005).

Luka tersebut disebabkan karena tertusuk benda tajam yang tidak diketahui.

Daerah tusukan dirasakan sakit, bengkak, bernanah, dan berbau busuk. Rasa sakit

tersebut dirasakan hilang timbul, dan keadaan ini menyebabkan klien tidak dapat

beraktifitas dengan baik. Menurut klien rasa sakit biasanya bertambah saat ia

melakukan aktifitas dan berkurang bila klien beristirahat.

3. Riwayat kesehatan masa lalu :

Klien mengatakan pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama.

Klien sudah lupa kapan ia dirawat, Klien telah menderita penyakit DM selama 16

tahun. Klien tidak alergi terhadap makanan maupun obat - obatan, klien tidak

pernah menderita penyakit kronik lainnya.

4. Riwayat kesehatan sekarang :

Klien mengalami luka pada kaki kanan.klien tidak menderita penyakit yang lain

selain luka pada kakinya.

5. Riwayat kesehatan keluarga :

Genogram tiga generasi.

G I

G II

G III

Keterangan gambar :

: Laki-laki X : Meninggal

XX

XX

X X

XX

? ? X ? ?X 624851 42 3945

Page 15: Askep-LP-DM 1

: Perempuan : Tinggal serumah

: Klien : Garis keturunan

? : Tidak diketahui : Ikatan perkawinan

Klien tinggal serumah dengan suami dan anak-anaknya.

Tidak ada keluarga klien yang menderita penyakit yang sama.

G I dan G II meninggal karena faktor usia.

C. Keadaan Kesehatan Umum

Pada saat dikaji kilen tampak lemah, klien tampak dalam keadaan sadar penuh

(Compos Mentis/GCS = 15). Dari pengukuran GCS diperoleh hasil sebagai

berikut; respon membuka mata nilainya 4 (membuka mata spontan), respon

motorik nilainya 6 (mengikuti perintah), dan respon verbal nilainya 5 (orientasi

baik). Klien tidak dapat melakukan aktifitas sebagaimana biasanya.

Tanda – tanda vital : TD = 120/90 mmHg

P = 20 kali/mnt.

N = 100 kali /mnt.

S = 36,2 ° C

D. Pemeriksaan Fisik

1. Kulit

Inspeksi : Warna kulit sawo matang, integritas kulit baik, tidak tampak

adanya kelainan pada kulit, serta massa atau benjolan.

Palpasi : Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan dan massa pada kulit.

2. Kepala

Inspeksi : Bentuk kepala bulat, keadaan rambut bersih, warna rambut hitam,

penyebaran rambut merata dan tidak mudah tercabut, kulit kepala

bersih, tidak berketombe.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan.

3. Wajah

Page 16: Askep-LP-DM 1

Inspeksi : Bentuk wajah bulat, simetris kiri dan kanan, tidak tampak

gerakan abnormal.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan.

4. Mata

Inspeksi : Kelopak mata simetris kiri dan kanan, pertumbuhan bulu mata

merata, sklera tidak ikterus, konjungtiva anemi, tidak ada

nistagmus, tidak terdapat tanda-tanda peradangan pada mata,

gerakan bola mata kesegala arah.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan.

5. Telinga

Inspeksi : Aurikula simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya cairan atau

serumen dari liang telinga, tidak tampak adanya tanda-tanda

radang, tidak menggunakan alat bantu dengar.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan.

6. Hidung dan Sinus

Inspeksi : Posisi hidung simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya sekret,

tidak ada tanda-tanda radang, tidak ada septum deviasi.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan.

7. Mulut dan Farings

Inspeksi : Bibir tidak pucat, lidah dan gigi tampak bersih, tidak terdapat

tanda-tanda radang, posisi ovula terletak ditengah, tidak ada

kesulitan menelan, tidak terdapat labiopalatozkisis, struktur gigi

berdasarkan rumus; 2 1 2 3 3 2 1 2

2 1 2 3 3 2 1 2

8. Leher

Page 17: Askep-LP-DM 1

Inspeksi : Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar thyoroid dan limfe,

tidak nampak peningkatan tekanan vena jugularis.

Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid dan limfe, tidak

teraba peningkatan tekanaan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan.

9. Dada dan Paru-paru

Inspeksi : Bentuk dada normal chest, gerakan dada mengikuti gerakan

napas, pengembangan dada simetris kiri dan kanan, frekuensi

pernapasan 20 kali/menit.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan.

Auskultasi : Terdengar bunyi napas vesikuler, tidak terdengar adanya bunyi

napas tambahan.

Perkusi : Terdengar bunyi sonor pada ics 1-III kiri dan ics 1-VI kanan,

batas paru hepar pada ics VI kanan, batas jantung pada ics III.

10. Abdomen

Inspeksi : Abdomen nampak datar, simetris kiri dan kanan, gerakan

abdomen mengikuti gerakan napas, warna kulit sama dengan

daerah disekitarnya.

Auskultasi : Peristaltik usus 20 kali/menit.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adaanya massa/benjolan.

Perkusi : Terdengar bunyi timpani.

11. Genitalia

Menurut klien tidak ada kelainan sehingga tidak dikaji.

12. Ekstremitas

a) Ekstremitas atas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada atrofi otot, tidak ada

keterbatasan gerak, klien dapat menggerakan kedua

tangannya secara aktif.

b) Ekstremitas bawah : Tampak luka pada tumit sebelah kanan berukuran ±

3 x 4 cm yang sedikit tertutupi jaringan mati, dorsal

pedis nampak bengkak dan kehitaman.

Page 18: Askep-LP-DM 1

13. Status Neurologis

a Tingkat kesadaran : Komposmentis (GCS : 15)

Respon membuka mata; 4 (membuka secara spontan)

Respon motorik; 6 (mengikuti perintah)

Respon verbal; 5 (orientasi baik)

b Koordinasi : Baik

c Memory : Klien mampu mengingat peristiwa masa lalu

dengan baik.

d Orientasi : Tidak ada gangguan orientasi waktu, orang

dan tempat

e Sensasi : Klien dapat membedakan suhu dingin dan

panas.

E. Pola Kegiatan Sehari – hari

Kebiasaan Sebelum Sakit Setelah Sakit

Nutrisi- Pola Makan- Frekuensi- Menu Makan- Makanan Pantang- Jumlah Minum- Nafsu Makan

Eliminasi- BAB : Frekuensi

WarnaKonsistensi

- BAK : FrekuensiWarna BauJumlah

Istirahat tidur- Tidur Malam- Tidur Siang- Kesulitan

Tidak teratur2 atau 3 kali/hariNasi, lauk, sayur-± 2 liter/hariBaik

1 kali/hariKuningLunak

6 – 8 kali/hariKuningAmoniakTidak diukur

21.30 s/d 05.0015.00 s/d 16.00Tidak ada

Teratur3 kali/hariNasi, lauk, sayur-1 - 1,5 liter/hariBaik

1 kali/hariKuningLunak

8 kali/hariKuningAmoniakTidak diukur

23.30 s/d 04.30Tidak teraturAda, sering BAK

Page 19: Askep-LP-DM 1

Personal Hygiene- Mandi- Gosok Gigi- Mencuci Rambut- Pakaian

Olahraga dan Aktivitas- Jenis Olahraga- Pola Olahraga- Frekuensi

2 kali/hari2 kali/hari2 –3 kali/mingguDiganti setelah mandi

---

2 kali/hr dgn waslap1 kali/hr dgn pasta gigiTidak pernahDiganti 1 kali/hari

---

F. Pola Interaksi Sosial

Orang terdekat dengan klien adalah suami dan anaknya, klien mudah dan cepat

akrab dengan perawat, dokter dan orang-orang disekitarnya, dan setiap masalah

yang ada dikeluarga klien selalu diselesaikan dengan musyawarah.

G. Keadaan Psikologis Selama Sakit

Keadaan Psikologis

1) Gambaran diri

Menurut klien saat ini ia merasa ia tidak dibutuhkan didalam keluarga

dan masyarakat, karena ia tidak dapat beraktivitas. Keadaan ini

membuat ia malu dan merasa tersisih dari pergaulan.

2) Ideal diri

Klien mengatakan meskipun ia tidak dapat melakukan aktivitas sendiri,

tetapi ia tetap berharap bahwa keluarganya akan melibatkannya dalam

setiap kegiatan dalam keluarga. Klien yakin bahwa dengan kondisinya

ia dapat membantu keluarganya.

3) Citra tubuh

Menurut klien ia merasa malu dengan kondisi yang dialaminya

sehingga ia tidak dapat melaksanakan perannya.

4) Harga diri

Page 20: Askep-LP-DM 1

Menurut klien ia merasa kurang puas dengan keadaan yang dialaminya.

Kadang ia merasa disisihkan dalam lingkungan dimana ia tinggal, juga

di dalam keluarganya karena ia tidak dapat melaksanakan aktivitasnya

setiap hari.

5) Peran diri

Selama sakit klien tidak dapat melaksanakan perannya sebagai ibu dan

isteri bagi anak-anak dan suaminya. Meskipun demikian klien

mengharapkan agar ia dapat dilibatkan dalam melakukan aktivitas

dalam keluarganya.

Interaksi

Klien kurang mengerti tentang penyakit DM, klien mengatakan kurang tahu

tentang penyakit yang dialaminya, dan sering bertanya tentang penyakitnya.

H. Pengobatan Dan Perawatan

1. Pengobatan : Infus NaCl 0,9 % 20 tetes/menit

Metronidazole 500 mg 3 x 1 / 1-1-1

Ceproflaxacine 500 mg 2 x 1 / 1-0-1

Neurobion 1 amp/drips

Acirapid 12-12 10

2. Perawatan : - Diet DM 1500 kalori.

- Rawat luka setiap pagi dan sore.

- Kontrol gula darah puasa setiap pagi.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tidak ada pemeriksaan diagnostik/penunjang yang dilakukan.

LAPORAN PENDAHULUAN

AKTIVITAS DAN EXERCISE

Page 21: Askep-LP-DM 1

Aktivitas dan exercise adalah suatu toleransi seseorang terhadap aktivitas

atau kegiatan yang memerlukan tenaga dan dipengaruhi oleh rasa nyeri, kekuatan

fisik dimana dalam melakukan aktivitas memerlukan suatu latihan. Oleh karena itu

kita membutuhkan energi yang lebih banyak.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan exercise yaitu sebagai

berikut :

a. Gaya hidup

seseorang

b. Proses cedera

atau penyakit

c. Kebudayaan

d. Tingkat energi

individu

e. Usia dan status

perkembangan

f. Keadaan emosi

g. Gangguan fisik

misalnya nyeri

Indikator yang digunakan untuk mengukur toleransi aktivitas :

Heart Rate (nadi radialis)

Irama jantung

Kekuatan denyut nadi

Tekanan darah

Pernapasan meliputi kedalaman dan kecepatan

Status emosional

Latihan dan exercise mempunyai tujuan :

1. Memperbaiki, mempertahankan/meningkatkan kekuatan otot

2. Mempertahankan dan meningkatkan kekuatan sendi

Page 22: Askep-LP-DM 1

3. Mempertahankan dan menimbulkan pertumbuhan tulang melalui sternum

fisik

4. Meningkatkan fungsi dan sistem tubuh yang kaku.

Macam-macam latihan/exercise :

a. Latihan aktif

Energi yang diperlukan klien untuk menggerakan bagian tubuh dihasilkan

oleh klien sendiri (tanpa bantuan).

b. Latihan pasif

Energi yang diperlukan untuk menggerakan bagian tubuh berasal dari

penolong atau perawat yang memberikan latihan.

c. Latihan aktif dan bantuan

Pasien melakukan latihan sendiri dengan sedikit bantuan dari perawat ataupun

keluarga.

Efek latihan fisik pada tubuh :

1. Sistem otot rangka

Mempertahankan knou otot dan kekuatan otot

2. Sistem kardiovaskuler

Sirkulasi darah meningkat saat latihan dilakukan, dan meningkatnya sirkulasi

darah ini akan meningkatkan pembuatan hasil nutrisi kejaringan dan oksigen

dan juga akan meningkatkan sisa metabolisme sel. Pergerakan otot pada

ekstremitas akan membantu mendorong darah kembali kejantung.

3. Metabolisme

Latihan menyebabkan peningkatan metabolisme rate , energi yang diperlukan

untuk fungsi otot, dan juga akan merangsang napsu makan.

4. Sistem pernapasan

Irama ventilasi dan kedalaman akan meningkat dengan latihan. Tubuh

membutuhkan lebih banyak oksigen untuk berespon terhadap peningkatan

metabolisme.

5. Sistem perkemihan

Page 23: Askep-LP-DM 1

Latihan meningkatkan fungsi sistem perkemihan dengan meningkatnya aliran

darah dan dari ginjal sehingga pembuangan sisa metabolisme lebih efektif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddart, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2, EGC, Jakarta.

2. Doenges E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

3. Skach, 1996, Penuntun Terapi Medis Edisi 18, EGC, Jakarta.

Page 24: Askep-LP-DM 1

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny. “J”

DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT

Defenisi :

Istirahat adalah kondisi dimana tubuh berada dalam status aktifitas yang

rendah yang memberikan kesempatan untuk tubuh memperbaiki sel-sel

tubuh yang rusak.

Tidur adalah kondisi tidak sadar yang mana individu dapat menggunakaan

sensori atau stimuli yang sesuai. Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis

manusia (Guyton, 1986).

Tidur disebabkan oleh menurunnya aktifitas dan mempermudah meningkatnya

karbondioksida dan oksigen relatif akan menjadi berkurang (tidak adekuat)

sehingga menyebabkan orang mengantuk.

Tujuan istirahat dan tidur :

1) Mempercepat relaksasi otot daan mengurangi ketegangan otot dan sendi.

2) Melepaskan lelah.

3) Memberikan kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru.

4) Menambaah kesegaran dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan.

5) Mengurangi stres, cemas, dan membantu seseorang memperoleh energi

untuk konsentrasi, pertahanan, dan memelihara aktifitas sehari-hari.

6) Untuk pemenuhan istirahat dan tidur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola istirahat dan tidur :

- Immobilisasi

- Nyeri

- Kecemasan

- Takut, depresi

- Stress

Page 25: Askep-LP-DM 1

Tanda-tanda pasien mengalami gangguan pola tidur dan istirahat :

a. Pasien kelihatan lelah

b. Gelisah

c. Kadang mata kelihatan merah dan kelopak mata bengkak

d. Konjungtiva merah dan mata terasa perih

e. Meningkatnya kegelisahan

f. Gangguan persepsi

g. Pasien kelihatan bingung

h. Timbul perubahan perilaku dan kepribadian

i. Terjadi gangguan koordinasi

j. Cara bicara serta informasi yang dibicarakan tidan sesuai dengan

keadaannya.

Penatalaksanaan :

a. Libatkan klien dalam membuat jadwal tidur.

b. Memberikan obat-obat analgetik sesuai dengan program terapi.

c. Menjelaskan dan memberikan suport pada klien agar tidak takut dan cemas.

d. Memasang kelambu.

e. Meredupkan atau memadamkan lampu.

Kebutuhan istirahat dan tidur menurut usia :

a. Bayi dan anak kecil

Dalam kesehariannya (24 jam) bayi menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk tidur yaitu sekitar 16-20 jam/hari.

b. Anak sekolah

Setelah anak mencapai usia sekolah kebutuhan tidurnya berkurang menjadi

10-11 jam/hari dan tidur REMnya hanya 1/6 dari waktu tidurnya.

Kebanyakan anak-anak pada usia ini sulit tidur karena stimulasi aktifitas

pada siang harinya.

c. Remaja/adolesents

Page 26: Askep-LP-DM 1

Pada usia ini kebutuhan tidurnya menurun secara kontinu (bertahap). Pada

usia ini kebutuhan tidur berkisar antara 8-9 jm dengan 1/5-nya adalah tidur

REM. Pada usia ini juga kehidupannya dipenuhi dengan kegiatan sekolah

dan aktifitas sosial lainnya.

d. Dewasa

Pada usia ini individu memerlukan waktu tidur sekitar 7-8 jam yang

mengandung 4-6 jam siklus tidur sempurna, dan 1/5-nya adalah tidur REM.

Tidak ada perbedaan yang esensial antara laki-laki dan perempuan.

e. Usia lanjut

Pada usia ini, individu akan mengalami pengurangan pada tahap 3, tahap 4

dan tidur REM-nya hanya 1/5 – 18 %. Pada usia ini umumnya mengalami

kesulitan dalam tidurnya.

Page 27: Askep-LP-DM 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Muh. Yusuf, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia.

2. Price, 2001, Pathofisiologi Edisi 4, EGC, Jakarta.

3. Tarwoto dan Wartonah, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika.

DATA FOKUS

Nama : Ny. “J”

No. Med. Rec : 00231

Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Page 28: Askep-LP-DM 1

Data Subyektif Data ObyektifKlien mengatakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga.

Klien mengatakan terdapat luka terbuka pada tumit kaki kanan.

- Dalam beraktivitas klien dibantu oleh keluarganya.

- Klien tampak lemah- TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/mnt S : 36 ºC P : 18 x/mnt

- Tampak luka terbuka pada tumit kaki kanan.

ANALISA DATA

Nama : Ny. “J”

No. Med. Rec : 00231

Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Data Etiologi MasalahDS :- Klien mengatakan ia

selalu dibantu oleh ke-luarganya dalam melaku-kukan aktivitas.

- Klien mengatakan ter- dapat luka terbuka pada tumit kaki kanannya.

DO :- Klien tampak dibantu o/

keluarga dlm beraktivitas.- Tampak luka terbuka

pada tumit kaki kanan.- Klien tampak lemah- TTV :

TD : 120/80 mmHgN : 80 x/mntS : 36 ºCP : 18 x/mnt

Metabolisme lemak & protein terganggu

Penurunan simpanan kalori

Daya tahan tubuh menurun

Mempengaruhi sistem muskuloskeletal

Kelemahan kondisi fisik

Intoleransi aktivitas

Gangguan pemenuhan ADL

Gangguan pemenuhan ADL

Page 29: Askep-LP-DM 1

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. “J”

No. Med. Rec : 00231

Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

Gangguan pemenuhan ADL

berhubungan dengan kele-

mahan kondisi fisik.

8 Agustus 2005 -

RENCANA TINDAKAN

Nama : Ny. “J”No. Med. Rec : 00231Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

NDx dan Data Tujuan Intervensi RasionalGangguan peme-nuhan ADL ber-hubungan dengan kelemahan kon-disi fisik, ditandai dengan :DS :- Klien

mengatakan ia selalu dibantu oleh keluarganya dalam melakukan aktivitas.

ADL dapat terpenuhi de-ngan kriteria :- Klien dapat

melakukan aktivitas sehari-hari secara man-diri.

- Keadaan umum klien baik.

1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam ber-aktivitas.

2. Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas klien sehari-hari.

3. Observasi TTV.

Menerapkan kemam-puan klien dalam memenuhi kebutuhan-nya dan memudahkan intervensi selanjutnya.

Memungkinkan kelu-arga terlibat secara aktif dalam peme-nuhan ADL klien.

Untuk mengetahui keadaan klien secara umum

Page 30: Askep-LP-DM 1

- Klien mengatakan terdapat luka terbuka pada tumit kaki kanannya.

DO :- Klien tampak

dibantu oleh keluarga dalam beraktivitas.

- Tampak luka terbuka pada tumit kaki kanan.

- Klien tampak lemah

- TTV : TD : 120/80 mmHgN : 80 x/mntS : 36 ºCP : 18 x/mnt

4. Dekatkan alat-alat yang di-butuhkan klien.

5. Tingkatkan partisipasi klien dalam melaku-kan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat di-toleransi.

Membantu memenuhi aktivitas klien dengan menggunakan energi minimal.

Meningkatkan keper-cayaan diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang ditole-ransi klien.

CATATAN TINDAKAN

Nama : Ny. “J”No. Med. Rec : 00231Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Hari/tgl NDx Jam Implementasi dan HasilRabu, 10 Agustus 2005

Kamis, 11 Agustus

1

1

09.00

09.15

09.45

1. Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas.Hasil : Klien beraktivitas dibantu keluarga.

2. Mendekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien seperti tempat air minum, gelas, sendok, tissue.Hasil : Klien dapat mengambil sendiri alat-

alat yang ada didekatkan tanpa dibantu keluarga.

3. Melibatkan keluarga dalam membantu aktivitas sehari-hari klien.

Page 31: Askep-LP-DM 1

2005 Hasil : Keluarga membantu klien mandi, BAB dan BAK.

1. Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam beraktivitas.Hasil : Aktivitas klien masih dibantu oleh keluarganya.

2. Melibatkan keluarga dalam membantu aktivitas sehari-hari klien.Hasil : Keluarga membantu klien untuk mandi, BAB, dan BAK.

3. Meningkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat ditoleransi.Hasil : Klien dapat makan sendiri tanpa bantuan.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. “J”No. Med. Rec : 00231Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Hari/tgl NDx Jam Evaluasi Rabu,

10 Agustus

2005

Kamis,

11 Agustus

2005

1

1

09.00

09.15

09.45

S : Klien mengatakan dalam melakukan

aktivitas sehari-hari masih dibantu oleh

keluarga.

O : - Klien mandi dengan bantuan keluarga

- Klien BAB dan BAK dengan bantuan

keluarga.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjut intervensi

S : Klien mengatakan aktivitas sehari-harinya

masih dibantu oleh keluarga.

O : Klien mandi, BAB, dan BAK dibantu

Page 32: Askep-LP-DM 1

oleh keluarga

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjut intervensi

DATA FOKUS

Nama : Ny. “J”

No. Med. Rec : 00231

Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Data Subyektif Data Obyektif

- Klien mengatakan sering terjaga

pada malam hari.

- Klien mengatakan merasa jantung-

nya berdebar-debar.

- Klien mengatakan sering terbangun

Untuk BAK.

- Klien mengatakan waktu tidur

malamnya antara pkl. 23.30 s/d pkl.

04.30, sedangkan tidur siang tidak

teratur.

- Klien tampak lemah

- Konjungtiva tampak pucat

- TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 100 x/mnt

S : 36,2 ºC

P : 20 x/mnt

- Waktu tidur klien :

Malam; pkl. 23.30 - pkl. 04.30

Siang; tidak teratur.

ANALISA DATA

Nama : Ny. “J”

Page 33: Askep-LP-DM 1

No. Med. Rec : 00231

Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Data Etiologi Masalah

DS :- Klien mengatakan sering

terjaga pada malam hari.- Klien mengatakan merasa

jantung-nya berdebar-debar.

- Klien mengatakan sering terbangun untuk BAK

- Klien mengatakan waktu tidur malamnya antara pkl. 23.30 – 04.30, se-dangkan siang tidak ter-atur.

DO :- Klien tampak lemah- Konjungtiva tampak

pucat- TTV:TD : 120/80 mmHg

N : 100 x/mntS : 36,2 ºCP : 20 x/mnt

- Waktu tidur klienMalam; pkl. 23.30 - pkl. 04.30 Siang; tidak teratur.

Insulin berkurang

Hiperglikemia

Diuretik osmotik meningkat

Nocturia

RAS pada formasio retikulkaris teraktivasi

Klien sering terjaga

Gangguan kebutuhan istirahat tidur

Gangguan kebutuhan

istirahat tidur

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. “J”

No. Med. Rec : 00231

Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Page 34: Askep-LP-DM 1

Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi

Gangguan kebutuhan

istirahat tidur berhubungan

dengan peningkatan diuretik

osmotik.

8 Agustus 2005 -

RENCANA TINDAKAN

Nama : Ny. “J”No. Med. Rec : 00231Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

NDx dan Data Tujuan Intervensi RasionalGangguan kebutuhan istirahat tidur berhubu-ngan dengan pening-katan diuretik osmo-tik, yang ditandai dengan :DS :- Klien mengatakan

sering terjaga pada malam hari.

- Klien mengatakan merasa jantung-nya berdebar-debar.

- Klien mengatakan sering terbangun untuk BAK.

- Klien mengatakan waktu tidur malam-nya antara pkl. 23.30 – 04.30, se-dangkan siang tidak teratur.

DO :- Klien tampak

lemah

Kebutuhan istirahat tidur dapat terpe-nuhi dengan kriteria hasil :- Keadaan

umum klien membaik.

- Konjungtiva merah muda.

- Waktu tidur klien teratur.

1. Kaji kebiasaan tidur dan per-ubahan yang terjadi.

2. Ciptakan tem-pat tidur yang nyaman dan beberapa barang pribadi klien seperti bantal guling.

3. Ciptakan ling-kungan yang kondusif de-ngan mengu-rangi kebisi-ngan dan lam-pu yang terlalu terang.

4. Atur klien da-lam posisi yang nyaman dan

Mengidentifikasi dan menentukan intervensi yang tepat.

Meningkatkan kenya-manan tidur serta dukungan fisiologi - psikologis.

Memberikan situasi yang kondusif untuk tidur/istirahat.

Pengubahan posisi akan mengubah area tekanan dan mening-

Page 35: Askep-LP-DM 1

- Konjungtiva tampak pucat

- TTV:TD:120/80mmHgN : 100 x/mntS : 36,2 ºP : 20 x/mnt

- Waktu tidur klien malam; pkl. 23.30 - pkl. 04.30 dan siang; tidak teratur.

bantu dalam mengubah posisi.

5. Hindari meng-ganggu klien bila mungkin (mis; memba-ngunkan untuk obat dan terapi)

katkan kenyamanan dalam beristirahat.

Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar dan klien mungkin tidak dapat tidur setelah di bangunkan.

CATATAN TINDAKAN

Nama : Ny. “J”No. Med. Rec : 00231Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Hari/tgl NDx Jam Implementasi dan HasilSelasa, 11 Agustus 2005

1 20.30 1. Mengkaji kebiasaan tidur klien dan perubahan yang terjadi selama sakit.Hasil: Waktu tidur klien antara 5-6

jam/hr, tidak teratur dan sering terbangun di malam hari.

2. Menciptakan tempat tidur yang nyaman dan beberapa barang pribadi klien seperti bantal guling.Hasil: Tempat tidur klien bersih dan rapi.

3. Menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengurangi kebisingan dan lampu yang terang.Hasil: Klien lebih mudah tidur dan

meningkatkan kenyamanan tidur.4. Mengatur klien dalam posisi yang nyaman

dan membantu dalam mengubah posisi.Hasil: Klien merasa nyaman dan lebih

mudah tidur.5. Menghindari mengganggu klien bila

memungkinkan.Hasil: Waktu tidur klien masih berkisar 5

– 6 jam/hr.

Page 36: Askep-LP-DM 1

Rabu, 12 Agustus 2005

Kamis, 13 Agustus 2005

1

1

20.00

20.00

1. Mengkaji kebiasaan tidur klien dan perubahan yang terjadi selama sakit.Hasil: Waktu tidur klien antara 5-6

jam/hr, tidak teratur dan sering terbangun di malam hari.

2. Menciptakan tempat tidur yang nyaman dan beberapa barang pribadi klien seperti bantal guling.Hasil: Tempat tidur klien bersih dan rapi.

3. Menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengurangi kebisingan dan lampu yang terang.Hasil: Klien lebih mudah tidur dan meningkatkan kenyamanan tidur.

4. Mengatur klien dalam posisi yang nyaman dan membantu dalam mengubah posisi.Hasil: Klien merasa nyaman dan lebih

mudah tidur.5. Menghindari mengganggu klien bila

memungkinkan.Hasil: Waktu tidur klien masih berkisar 5

– 6 jam/hr.

1. Mengkaji kebiasaan tidur klien dan perubahan yang terjadi selama sakit.Hasil: Waktu tidur klien antara 5-6

jam/hr, tidak teratur dan sering terbangun di malam hari.

2. Menciptakan tempat tidur yang nyaman dan beberapa barang pribadi klien seperti bantal guling.Hasil: Tempat tidur klien bersih dan rapi.

3. Menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengurangi kebisingan dan lampu yang terang.Hasil: Klien lebih mudah tidur dan meningkatkan kenyamanan tidur.

4. Mengatur klien dalam posisi yang nyaman dan membantu dalam mengubah posisi.Hasil: Klien merasa nyaman dan lebih

mudah tidur.5. Menghindari mengganggu klien bila

memungkinkan.Hasil: Waktu tidur klien masih berkisar 5

Page 37: Askep-LP-DM 1

Jumat, 14 Agustus 2005

1 20.30

– 6 jam/hr.

1. Mengkaji kebiasaan tidur klien dan perubahan yang terjadi selama sakit.Hasil: Waktu tidur klien antara 5-6

jam/hr, tidak teratur dan sering terbangun di malam hari.

2. Menciptakan tempat tidur yang nyaman dan beberapa barang pribadi klien seperti bantal guling.Hasil: Tempat tidur klien bersih dan rapi.

3. Menciptakan lingkungan yang kondusif dengan mengurangi kebisingan dan lampu yang terang.Hasil: Klien lebih mudah tidur dan meningkatkan kenyamanan tidur.

4. Mengatur klien dalam posisi yang nyaman dan membantu dalam mengubah posisi.Hasil: Klien merasa nyaman dan lebih

mudah tidur.5. Menghindari mengganggu klien bila

memungkinkan.Hasil: Waktu tidur klien masih berkisar 5

– 6 jam/hr.

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Ny. “J”No. Med. Rec : 00231Ruangan : Baji Ada II RSU. Labuang Baji

Hari/tgl NDx Jam Evaluasi Selasa, 12 Agustus 2005

Rabu,

1

1

08.00

07.30

S : Klien mengatakan dapat tidur dengan nyaman meskipun sering terjaga pada malam hari.

O : - Waktu tidur klien antara 5-6 jam/hr- Klien sering terbangun pada malam

hari.A : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan dapat tidur dengan

Page 38: Askep-LP-DM 1

13 Agustus 2005

Kamis, 14 Agustus 2005

Jumat,15 Agustus2005

1

1

07.15

07.00

nyaman meskipun sering terjaga pada malam hari.

O : - Waktu tidur klien antara 5-6 jam/hr- Klien sering terbangun pada malam

hari.A : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan dapat tidur dengan nyaman meskipun sering terjaga pada malam hari.

O : - Waktu tidur klien antara 5-6 jam/hr- Klien sering terbangun pada malam

hari.A : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan dapat tidur dengan nyaman meskipun sering terjaga pada malam hari.

O : - Waktu tidur klien antara 5-6 jam/hr- Klien sering terbangun pada malam

hari.A : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi