appendicitis crs

8
CASE REPORT SESSION APENDISITIS Disusun oleh : Kiki Budiani C11 04 0283 Nita Theresia Reyne C11 04 0284 Khairul Iqaan Luqman C11 04 4717 Stephan David C11 04 0238 Mariani Indriati C11 04 0241 Pembimbing : Dr. H. Warsita Dana Wikarta, SpB Stase di RS Cibabat 22 – 24 Januari 2007 BAGIAN BEDAH

Upload: ttaufiq0505

Post on 11-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

Page 1: Appendicitis CRS

CASE REPORT SESSION

APENDISITIS

Disusun oleh :

Kiki Budiani C11 04 0283

Nita Theresia Reyne C11 04 0284

Khairul Iqaan Luqman C11 04 4717

Stephan David C11 04 0238

Mariani Indriati C11 04 0241

Pembimbing :

Dr. H. Warsita Dana Wikarta, SpB

Stase di RS Cibabat

22 – 24 Januari 2007

BAGIAN BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNPAD

RUMAH SAKIT Dr HASAN SADIKIN

BANDUNG

Page 2: Appendicitis CRS

2007

KETERANGAN UMUM

Nama : An. R.S.

Umur : 10 th

Alamat : Kp. Rawa Pojok, RT 01/06, Bandung

Pendidikan : SD

No. Rekam Medis : 433057-07

Tgl MRS : 21 Januari 2007 (UGD RS Cibabat)

Tgl Pemeriksaan : 22 Januari 2007

ANAMNESA

Keluhan utama: Nyeri perut kanan bawah

Anamesa khusus:

Sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit, penderita

merasa nyeri pada perut kanan bawah, nyeri dirasakan terus

menerus sepanjang hari, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk

dan menyebar ke seluruh perut dan terasa nyeri bila ditekan,

nyeri terutama dirasakan setelah beraktivitas, dan banyak

bergerak. Keluhan tidak berkurang bila makan, buang air besar,

buang air kecil, ataupun bergerak ke arah tertentu.Keluhan

disertai demam sejak tiga hari SMRS, keluhan disertai sulit BAB,

keluhan tidak disertai mual, dan muntah, keluhan tidak disertai

adanya benjolan didaerah perut. Keluhan disertai nyeri bila BAK.

Sejak satu tahun sampai dua hari sebelum masuk rumah

sakit penderita merasa ada keluhan nyeri di perut kanan bawah,

yang hilang timbul. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan

menyebar ke seluruh perut, nyeri tekan diakui. Keluhan

dirasakan sejak lahir disangkal, keluhan disertai penurunan berat

badan disangkal, keluhan diawali benturan didaerah perut

Page 3: Appendicitis CRS

disangkal, keluhan maag dan sakit kuning sebelumnya disangkal,

keluhan buang air besar diare ataupun disertai darah disangkal.

Penderita selama satu tahun, berobat ke puskesmas dan

dikatakan nyeri otot tanpa diberikan pengobatan Atas

keluhannya tersebut satu hari SMRS oleh mantri penderita

dirujuk ke RS Cibabat.

PEMERIKSAAN FISIK

KU: Tampak sakit sedang

K : CM

T: 120/70 RR: 104x/ menit R: 28X/M S: subfebris (?)

Status Generalis

Kepala : Konjungtiva tidak anemis

Sklera tidak ikterik

Leher : JVP tidak meningkat

KGB tidak teraba

Thorak : Bentuk dan gerak simetrrs

Paru : VBS ki=ka

Crackles (-), Wheezing (-)

Jantung: S1, S2 (N), S3 (-), S4 (-) Murmur (-)

Abdomen: Lihat Status Lokalis

Extremitas : Sianosis (-), Edema (-)

Turgor cukup

Capilary refill < 2 detik

Status Lokalis

Abdomen : Datar lembut

NT (+)

Bising usus (-)

Pemeriksaan Fisik Tanggal 21 Januari 2007

Page 4: Appendicitis CRS

Kesadaran : CM (GCS 15)

T: 110/80 mmHg RR: 100 x/mnt R: 24 x/mntS: 38°C

Status Generalis d.b.n.

Status Lokalis : Abdomen: McBurney Sign (+)

CVA Pain +/-

NT (+)

DM (+)

Genitalia : Nyeri berkemih (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21 Januari 2007 (UGD)

Hb : 12 gr/dL

Leuko : 20.600/mm3

Trombo :353.000/mm3

Ht : 36 %

Urine : pH : 6

Warna : Kuning jernih

BJ : 1,025

Bilirubin : (-)

Glukosa : (-)

Protein : (-)

Sedimen Eritrosit : 6 – 8 per LPB

Sedimen Leukosit : 1 – 2 per LPB

Sedimen Epitel : 0 – 1 per LPB

Sedimen Kristal : (-)

Penatalaksanaan di UGD : Ceftriaxone 1 x 1 gr

- Rantin 2 x 1 ampul

- Metronidazol 3 x 200 mg

- Pasang kateter

Page 5: Appendicitis CRS

- Dipuasakan

- Rencana Apendektomi

USULAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan histologi jaringan apendiks post apendektomi

DIAGNOSA KERJA

Peritonitis Diffuse e.c. Appendicitis Perforasi Post Appendectomy

D.O. :Ditemukan apendiks retrocaecal, panjang 8 cm, Ø 1 cm,

Gangrenous perforasi ⅓ tengah, Pus ± 200 cc

PENATALAKSANAAN

Umum : - Bed Rest

- Puasa sehingga BU (+) Normal

- GV POD III

Khusus : - Ceftriaxone 1 x 1 gr

- Rantin 2 x 1 ampul

- Kaltrofen supp 2 x 1

- Metronidazol 3 x 200 mg (7 mg/kgBB)

PROGNOSA

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

PEMBAHASAN

1. Mengapa penderita di diagnosa sebagai peritonitis

difus e.c apendiks perforasi?

Page 6: Appendicitis CRS

2. Apa indikasi operasi pada pasien ini?

3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?

1. Mengapa penderita di diagnosa sebagai peritonitis

difus e.c apendiks perforasi?

Pada pasien ini ditemukan :

Dari anamnesis

- nyeri perut kanan bawah → nyeri menyebar ke

seluruh perut → nyeri bila beraktivitas

- panas badan yang tidak terlalu tinggi tiga hari

sebelum masuk rumah sakit

- tidak dapat BAB

Dari pemeriksaan fisik

Tanggal 21 Januari 2007

Kesadaran : CM (GCS 15)

T: 110/80 mmHg RR: 100 x/mnt R: 24 x/mntS:

38°C

Status Generalis d.b.n.

Status Lokalis : Abdomen: McBurney Sign (+)

CVA Pain +/-

NT (+)

DM (+)

Genitalia : Nyeri berkemih (+)

Dari pemeriksaan penunjang

- lekositosis

2. Apa indikasi operasi pada pasien ini?

Terapi pada apendisitis dengan komplikasi peritonitis adalah

apendektomi per laparotomi. Semua keadaan akut abdomen

memerlukan tindakan pembedahan untuk mengatasi

Page 7: Appendicitis CRS

penyebabnya. Perlu dilakukan laparotomi dengan insisi yang

panjang supaya dapat dilakukan pencucian dari pus maupun

pengeluaran fibrin secara adekuat. Selain itu dapat dilakukan

juga pembersihan kantung nanah secara mudah dan baik.

3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?

Prognosis pada penderita ini quo ad vitam : ad bonam, karena

pada penderita ini tidak ada kelainan yang mengancam jiwa

sedangkan quo ad functionam : ad bonam karena fungsi

apendiks belum diketahui secara pasti sehingga apendektomi

tidak menimbulkan masalah