5. isi laporan

Upload: aswin-renaldy

Post on 18-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bakteriologis pada air

TRANSCRIPT

31

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAir merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh setiap biota, tumbuhan, hewan, maupun manusia. Manusia sebagai makhluk hayati dan budaya, memerlukan air untuk kehidupan sehari-hari. Air diperlukan untuk mengangkut zat makanan dari organ tubuh satu ke organ tubuh yang lain, mengatur suhu tubuh, dan proses metabolisme maupun fungsi lainnya. Jumlah air pada tubuh manusia rata-rata 65% dari berat badannya, jumlah ini tergantung dari kondisi dan besar tubuh seseorang (Daud, 2007).Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air di Indonesia meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan berbahaya bagi semua makhluk hidup yang tergantung pada sumber daya air (Effendi, 2003).

Sumber air yang kerap kali digunakan masyarakat, tidak terlepas dari adanya gangguan pencemaran air karena melihat kondisi geografis, yang sumber airnya cenderung dekat dengan septic tank dan selokan pembuangan limbah cair. Salah satu sumber air bersih yang digunakan masyarakat adalah air sumur gali.1

Air sumur gali yang sering digunakan masyarakat khususnya pondok 27 jalan sahabat, memiliki potensi pencemaran air karena letak sumur galinya berdekatan dengan selokan pembuangan limbah cair dari beberapa rumah, terlebih lagi karena tidak adanya pemasangan istalasi pemasangan air limbah maka aliran pembuangan limbah cairnya dapat dengan mudah meresap masuk pada air permukaan.Sebagai suatu pengalihan, masyarakat kerap kali mencari berbagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat sering kali memanfaatkan sumber air permukaan seperti air sumur gali, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, sampai buang air besar. Namun, begitu banyak mikrooganisme berbahaya termasuk bakteri golongan Coliform seperti Escherichia coli di dalam air, yang apabila masuk ke tubuh akan sangat mempengaruhi kualitas kesehatan. Minimnya pengetahuan masyarakat awam tentang bahaya bakteri seperti Escherichia coli, mengakibatkan kurangnya kesadaran untuk mendeteksi dan mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap bakteri tersebut (Santoso, 2008).Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat berbagai dampak yang ditimbulkan, diantaranya, data angka kesakitan penyakit diare pada tahun 2008 di Provinsi Gorontalo mencapai 3,79% per 1.000 penduduk, sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo tahun 2008, penyakit diare terendah sebesar 14,78% per 1.000 penduduk. Jumlah diare pada balita di Kabupaten Boalemo mencapai 5.407 jiwa dan diare pada balita yang ditangani sebanyak 695 jiwa dengan presentase 38,59%. Data angka kesakitan diare di wilayah puskesmas Paguyaman Kabupaten Boalemo tahun 2008 ditemukan sebanyak 141 penderita dengan umur kurang dari 1 tahun sampai lebih dari 5 tahun (Boekoesoe, 2010).Adanya pencemaran air yang disebabkan dari beberapa sumber pencemar, mengakibatkan kualitas air menjadi menurun. Oleh karena itu perlu adanya pemeriksaan bakteriologis pada sumber air khususnya sumur gali. Salah satu dikatakannya air mengalami pencemaran jika terdapat bakteri yang jumlahnya melebihi dari syarat air bersih yang telah ditetapkan pemerintah.B. Tujuan Percobaan1. Untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform pada air sumur gali di Pondok 27 Jalan Sahabat.2. Untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform pada air sumur gali di Pondok 27 Jalan Sahabat.C. Prinsip Percobaan1. Untuk menghindari kontaminasi, peralatan harus disterilkan sebelum digunakan.2. Sebelum dan sesudah mengambil sampel air dari botol, pipet harus diplumbir terlebih dahulu.3. Harus menggunakan pakaian yang bersih selama melakukan percobaan.4. Agar tidak terjadi kontaminasi, sumber-sumber yang potensial menjadi kontaminan harus diidentifikasi dan sedapat mungkin dihindari.5. Rentang waktu pada saat pengambilan sampel hingga dilakukan percobaan tidak boleh lebih dari 1 x 24 jam.6. Saat melakukan pemindahan sampel ke dalam tabung peragihan, tidak boleh jauh dari pembakar bunsen.7. Pencampuran antara sampel dengan media (kaldu lactosa dan cairan BGLB) harus terjadi dengan sempurna.8. Jika dalam waktu 2 x 24 jam terdapat gelembung gas dalam tabung, tes dinyatakan positif. Sebaliknya bila tidak ditemukan gelembung gas maka tes dikatakan negatif.

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tentang Air BersihAir bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif (Permenkes RI No. 416 tahun 1990).Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia karena diperlukan antara lain untuk rumah tangga, industri dan pertanian dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu harus diperhatikan kualitas dan kuantitas. Kualitas air mudah diperoleh karena adanya siklus hidrologi yaitu siklus alamiah yang memungkinkan tersedianya air permukaan dan air laut. Namun pertumbuhan penduduk dan kegiatan manusia jelas menyebabkan pencemaran air sehingga kualitasnya sulit diperoleh (Sutrisno, 2001).

Air adalah semua air di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang dapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, telaga, waduk, dan muara, sehingga air sangat penting (PP. No. 82 Tahun 2001).5

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Klasifikasi mutu air menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu :1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengaliri pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Penggolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut (PP No. 20 tahun 1990) :1. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu2. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum3. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikan dan peternakan4. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.Air bersih yang memenuhi syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran, sedangkan air minum harus memenuhi standar yaitu persyaratan fisik, kimia dan biologis, karena air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Escherichia coli merupakan indikator pencemaran air. Hal yang menyebabkan menurunnya kualitas air sumur gali diantaranya jumlah Escherichia coli pada air sumur diluar ambang batas maksimum (Boekoesoe, 2010).B. Tinjauan Umum Tentang Air Sumur GaliPada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan siklus hidrologi (Hydrologie cycle). Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologi. Berdasarkan siklus hidrologi, sumber air dapat diklasifikasikan menjadi air hujan, air permukaan, air tanah, dan mata air (Ernawati, 2012).Sumur gali merupakan bangunan penyadap air atau pengumpul air tanah dengan cara menggali yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai salah satu sumber air bersih dengan ke dalam sumur bervariasi antara 5 20 m dari permukaan tanah dan ini tergantung pada kedudukan muka air tanah setempat serta morfologi daerah (Ernawati, 2012).Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan air tanah dangkal dari zona tidak jenuh, oleh karena itu dengan mudah terkontaminasi melalui rembesan, sehingga berpotensi mengalami penurunan kualitas air. Dikhawatirkan akan terjadi penurunan kualitas air sumur akibat sanitasi yang buruk, seperti adanya rembesan air limbah rumah tangga, limbah kimia, laundry dan lainnya. Kontaminasi paling umum adalah karena limpasan air dari sarana pembuangan kotoran manusia atau hewan, yang berasal dari septic tank yang kurang permanen (Marwati, 2010).Menurut Ditjen PPM dan PLP (1995), Kualitas fisik sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan bagi penyediaan air bersih adalah;1. Syarat lokasi pembuatan sumur :a. Untuk menghindari pencemaran langsung harus memperhatikan jarak antara sumur dengan lubang sampah dan dengan lubang galian untuk air limbah, jaraknya adalah 10 m dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah tempat-tempat sumber pencemaran.b. Dibuat di tempat yang ada airnya di dalam tanah.c. Jangan dibuat di tanah yang rendah yang mungkin terendam bila terjadi banjir atau hujan. 2. Syarat konstruksi :a. Dinding sumur 3 m kedalamannya dari permukaan tanah dan dibuat dari tembok yang tidak tembus air agar tidak terjadi rembesan.b. Lantai harus kedap air dengan lebar minimal 1 meter dan miring agar air mudah mengalir ke saluran air limbah.c. Diatas tanah dibuat tembok (bibir sumur) yang kedap air minimal 80 cm untuk mencegah pengotoran dari permukaan dan untuk keselamatan si pemakai.d. Jika pengambilan air dengan timba, sebaiknya selalu digantung dan tidak diletakkan di lantai sumur.e. Saluran pembuangan air limbah di sekitar sumur dibuat dari tembok kedap air yang panjangnya minimal 10 m atau dibuat lubang dengan menggali tanah sepanjang 10 m atau lebih.C. Tinjauan Umum Tentang Bakteri ColiformColiform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Coliform sebagai suatu kelompok bakteri yang dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, aerobic dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 C.Adanya bakteri Coliform di dalam makanan/minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri Coliform dapat dibedakan menjadi 2 kelompok diantaranya (Fardiaz, 1993) : 1. Coliform fecal Kelompok bakteri Coliform fecal ini diantarnya Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia. Jadi, adanya Escherichia coli pada air menunjukkan bahwa air tersebut pernah terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karena itu, standar air minum mensyaratkan bakteri Escherichia coli harus nol dalam 100 ml. 2. Coliform non-fecal Pada kelompok Coliform non-fecal diantaranya, Enterobacter Aerogenes. Bakteri ini biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanaman yang telah mati. Bakteri Coliform merupakan jenis bakteri yang berasal dari saluran pencernaan manusia (terdapat pada tinja) dan paling tinggi tingkat ketahanan hidupnya dibandingkan jenis bakteri lainnya. Apabila bakteri Coliform ditemukan dalam jumlah besar pada air, menandakan bahwa air tersebut mengalami pencemaran. Bakteri Coliform berbentuk batang, ada yang bersifat aerob maupun anaerob, tidak membentuk spora, bersifat gram negatif, dan mampu meragikan lactosa dengan membentuk gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu 35 oC (Ane, 2014).Bakteri Coliform adalah Escherichia coli merupakan salah satu bakteri yang hidup secara normal dalam kotoran manusia maupun hewan, oleh karena itu disebut juga Coliform fecal. Escherichia coli adalah kelompok Coliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi lactosa dan dapat memproduksi asam dan gas pada suhu 37C maupun suhu 44.5 + 0.5C dalam waktu 48 jam. Escherichia coli adalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora (Fardiaz, 1992).Pada praktiknya, tidak ada organisme atau kelompok organisme yang memenuhi kriteria, bagaimanapun, banyak dari mereka yang terpenuhi dari kelompok Coliform. Selama hampir seabad kelompok ini menjadi asas atau prinsip yang telah ditetapkan untuk kualitas sanitasi dari air. Beberapa organisme lain juga memenuhi kriteria tersebut dan digunakan luas untuk menyediakan informasi tambahan pada beberapa keadaan, terutama fecal streptococci dan clostridium perfringens. Di eropa Drinking Water Directive atau pedoman air minum mengkhususkan standar jumlah total dari fecal coliform, fecal streptococci, sulphite-reducing clostridia dan total jumlah bakteri yang dapat hidup pada suhu 22C dan 37C (Gleeson, 2007).

Secara umum bakteri menurut Fardiaz (1992) bahwa bakteri dapat dibedakan dalam tiga bentuk dasar yaitu : a. Bentuk bulat atau kokus (jamak kaki) b. Bentuk batang atau basillus (jamak basil) c. Bentuk spiral. Bentuk-bentuk bakteri di atas mempunyai ukuran bervariasi dan berukuran sangat kecil yang umumnya dapat dilihat menggunakan mikroskop, yaitu dari tergantung dari spesiesnya (Fardiaz, 1992).Persyaratan mikrobiologi Escherichia coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri Escherichia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi terjadinya kontaminasi tinja manusia. Adanya Escherichia coli menunjukkan suatu tanda praktek sanitasi yang tidak baik karena Escherichia coli bisa berpindah dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan, air, susu dan produk-produk lainnya. Escherichia coli yang terdapat pada makanan atau minuman yang masuk ke tubuh manusia dapat menyebabkan gejala seperti kholera, disentri, gastroenteritis, diare dan berbagai penyakit saluran pencernaan lainnya (Nurwanto, 2007).Berdasarkan ketetapan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliform yang diperbolehkan pada air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml, sedangkan pada air perpipaan adalah maksimum 10 MPN/100 ml.D. Tinjauan Umum Tentang Media PertumbuhanMedium pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium untuk menyusun komponen sel dirinya. pembuatan medium pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan aseptis untuk menghindari kontaminasi pada medium. Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar yang pembentuknya, yaitu (Bapelkes Cikarang, 2012):1. Medium kompleksMedium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak) berbagai jenis jaringan tumbuhan /daging /ragi yang kaya akan polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral. 2. Medium yang tersusun dari bahan kimia tertentuMedium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi tertentu. Bahan kimia yang digunakan berasal dari :a. Sumber C : glukosa, dekstrosa, dan sukrosab. Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, dan ureac. Sumber P : KH2PO4d. Sumber vitamine. Sumber mineral : Fe, Mn, dan S

Adapun media pertumbuhan pada pemeriksaan bakteriologis air adalah sebagai berikut :1) Media LactosaLactosa adalah karbohidrat yang hanya terdapat dalam susu. Laktosa dibutuhkan oleh beberapa spesies bakteri. Beberapa bakteri ada yang mampu memfermentasi lactosa dan beberapa lactosa. Fermentasi laktosa menghasilkan asam (Nuryanto, 2011). 2) Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni Coliform yang bereaksi dengan BGLB. merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Larutan BGLB terbuat dari (Purbowarsito, 2011):a) Peptone 10 g b) Laktosa 10 gc) Oxgall 20 gd) Brilliant green 0,0133 ge) Akuades 1 liter

E. Tinjauan Umum Tentang Most probable Numbers (MPN)Metoda MPN adalah metoda untuk menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statisitik.Pengujian air untuk pemeriksaan bakteriologis air dilakukan dalam beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut (Ane, 2014):1. Uji Perkiraan (Presumptive Test)Uji perkiraan merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui apakah sampel air mengandung bakteri. Jika terbentuk gelembung pada tabung peragian (tabung media laktose) setelah inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 35 oC, terdapat indikasi bahwa sampel air mengandung bakteri jenis Coliform. Untuk lebih memastikan bahwa yang terdapat pada sampel air adalah bakteri coliform, perlu dilakukan uji penegasan ke dalam media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Jika dalam media tersebut terbentuk gas, sampel air benar-benar positif mengandung bakteri Coliform.2. Uji Penegasan (Confirmed Test)Uji penegasan merupakan uji lanjutan dari uji perkiraan pada tabung media laktosa yang positif mengandung gelembung. Pada uji penegasan, digunakan media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Jika dalam media tersebut terbentuk gas setelah inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 35 oC, sampel air benar-benar positif mengandung bakteri Coliform. Untuk mendapatkan kemantapan hasil analisis, perlu dilanjutkan ke uji pelengkap.3. Uji Pelengkap (Completed Test)Uji pelengkap merupakan uji terakhir yang dijadikan indikator untuk membuktikan adanya kontaminasi tinja manusia pada sampel air. Pada uji ini, dilakukan analisis bakteri Coliform tinja (bakteri fecal) melalui perhitungan Most Probable Number (MPN). MPN ditentukan dengan mencocokkan tabel Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam MPN Coliform/100 ml air.Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Hastomo, 2010).Hasil analisa metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan tabel MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau Jumlah Perkiraan Terdekat, yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang mengandung bakteri Coliform ) dan negatif (yang tidak mengandung bakteri Coliform ) dari kedua tahap tes. Angka MPN tersebut mempunyai arti statistik dengan derajat kepercayaan (level of significancy) 95 % (Nuria, 2009).a. Apabila hasil tabung yang positif terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada tabel MPN, maka jumlah bakteri Escherichia coli dan Coliform dihitung menggunakan tabel MPN.b. Apabila hasil tabung yang positif tidak terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada tabel MPN maka jumlah bakteri E. coli dan Coliform dihitung dengan rumus :Jumlah bakteri ( JPT/ 100 ml ) = Keterangan :A : Jumlah tabung yang positifB : Volume (ml) sampel dalam tabung yang negatifC : Volume (ml) sampel dalam semua tabung17

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. Alata. Botol sampel1 buahb. Pipet ukur1 buahc. Bulp1 buahd. Pembakar Bunsen1 buahe. Rak tabung reaksi1 buahf. Tabung reaksi9 buahg. Tabung Durham9 buahh. Inkubator1 uniti. Autoclave1 unitj. Wire loop (Ose)1 buahk. Alat timbangan 1 buahl. Korek api1 buah2. Bahana. Sampel air sumur galisecukupnyab. Lactosa pekat6 ml/tabungc. Lactosa encer10 ml/tabung

d. Larutan Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB)6 ml/tabung18

e. Kertas labelsecukupnyaf. Tisusecukupnyag. Alcoholsecukupnyah. Alcohol Swabssecukupnyai. Hand sanitizersecukupnyaj. KapassecukupnyaB. Waktu dan Tempat Pengambilan Sampel1. Waktu: Rabu, 12 Maret 2014, Pukul 10.30 WITA2. Tempat: Sumur Gali di Pondok 27 Jalan Sahabat.C. Prosedur Kerja1. Cara Pengambilan Sampel a. Tangan dibersihkan dengan menggunakan hand sanitizer.b. Tali dan kertas penutup botol sampel dilepas dari botol sampel c. Setelah itu, ikat botol dengan tali, buka penutup botol sampel kemudian celupkan botol sampel ke dalam sumur sampai kedalaman 20 cm. d. Angkat botol sampel keluar dari air, kemudian keluarkan air sampel dari dalam botol hingga air yang tersisa sebanyak 3/4 botol sampel. Sebelum mengambil air sampel, terlebih dahulu botol sampel dicuci menggunakan air sampel tujuannya agar menghomogenkan botol sampel.e. Tutup kembali botol sampel yang telah diisi, kemudian bungkus kembali dengan kertas penutup dan ikat.2. Proses Pemeriksaan Bakteri Coliform a. Uji Perkiraan1) Tangan danmeja tempat kerja disterilkan dengan menggunakan alkohol.2) Pembakar bunsen dinyalakan.3) Disiapkan 9 tabung media laktosa yang berisi tabung durham, dengan perbandingan 3:10 ml, 3:1 ml, dan 3:0,1 ml.4) Penutup botol sampel dibuka dan mulut botol sampel diplumbir.5) Pipet ukur dan mulut tabung media lactosa diplumbir setiap memindahkan sampel air.6) Dengan menggunakan pipet ukur, sampel air dipindahkan ke dalam tabung media lactosa sesuai dengan kadar perbandingan.7) Masing-masing tabung dihomogenkan agar sampel air dan kaldu lactosa bercampur rata, diusahakan sampel air jangan sampai menyentuh kapas penyumbat.8) Masing-masing tabung diletakkan pada rak tabung dan kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan temperatur 35oC selama 2 x 24 jam.9) Setelah 2 x 24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati, tabung durham yang memiliki gelembung dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan uji penegasan..b. Uji Penegasan1) Tangan dan tempat kerja disterilkan dengan menggunakan alkohol.2) Sampel dikeluarkan dari inkubator.3) Setiap sampel di dalam tabung durham diamati, tabung yang tidak mengandung gelembung gas dipisahkan, sedangkan tabung yang mengandung gelembung gas diambil untuk uji penegasan.4) Disiapkan tabung yang berisi Brilliant Green Lactose Bile Broth(BGLB).5) Pembakar bunsen dinyalakan.6) Disiapkan ose.7) Sebelum digunakan, terlebih dahulu ose diplumbir. Jika ose terlalu panas maka didinginkan sebelum dicelupkan kedalam tabung. Tujuannya agar bakteri yang ada pada sampel tidak mati karena panas. Kemudian ose dicelupkan ke dalam sampel sebanyak 2 kali, lalu dicelupkan lagi ke tabung yang berisi BGLB. Sebelum ose dicelupkan maka tabung BGLB diplumbir terlebih dahulu. Begitupun sesudah dicelupkan, mulut tabung diplumbir kembali dan ditutup dengan kapas. Selama memindahkan sampel, ose dan tabung BGLB tidak boleh jauh dari pembakar bunsen.8) Tabung yang berisi BGLB kemudian dihomogenkan.9) Setelah semua tabung BGLB berisi sampel yang positif mengandungColiform,selanjutnya diletakkan pada rak tabung dan dimasukkan ke inkubator dengan suhu 35oCselama 2 x 24 jam.10) Setelah 2 x 24 jam, tabung dikeluarkan dari inkubator dan diamati, tabung durham yang memiliki gelembung dinyatakan positif dan dilanjutkan dengan perhitungan jumlah bakteri.

22

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. HasilBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium Terpadu FKM Universitas Hasanuddin, maka diperoleh hasil pemeriksaan bakteriologis pada sampel air sumur gali Pondok 27 Jalan Sahabat sebagai berikut :Tabel 1Hasil Pemeriksaan Bakteriologis pada Air Sumur GaliDi Pondok 27 Jalan Sahabat

Nama Tabung Uji perkiraanUji penegasan

Tabung 10 ml : IIIIII+++---

Tabung 1 ml : IIIIII+++---

Tabung 0,1 ml : IIIIII+++-++

Sumber : Data Primer, 2014Ket : + (positif mengandung bakteri golongon coli) - (negatif mengandung bakteri golongon coli)

23

Pemeriksaan bakteriologis pada air sumur gali Pondok 27 Jalan Sahabat dilakukan dengan metode MPN, didapatkan hasil, bahwa terdapat 2 tabung reaksi yang positif memiliki gelembung gas pada tabung durham, yaitu dua tabung yang berisi laktosa encer 0,1 ml, selanjutnya menentukan nilai MPN dengan melihat kombinasi dari tabel MPN 9 tabung, namun karena melihat kedua tabung tersebut tidak terdapat nilai pada tabel kombinasi MPN, maka untuk menghitung jumlah MPNnya dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :Jumlah bakteri ( JPT/ 100 ml ) = = = = JPT = 6,02 / 100 mlJadi jumlah bakteri Coliform dalam 100 ml air adalah 6,02 MPN.B. PembahasanPengambilan air sampel dilakukan dengan terlebih dahulu, tangan disterilkan menggunakan Alcohol, tujuannya agar botol sampel tidak terkontaminasi dengan bakteri-bakteri lain. Selanjutnya tali dan kertas penutup botol sampel dilepas, kemudian ikat botol sampel dengan tali, buka penutup botol dan celupkan botol ke dalam sumur sampai kedalaman 20 cm.Setelah botol terisi, angkat botol sampel keluar dari air, kemudian keluarkan sedikit air sampel jika botol sampel penuh, hingga yang tersisa sebanyak 3/4 air sampel. Hal ini dilakukan agar terdapat sisa ruang di dalam botol sampel sehingga dapat mencampur sampel sebelum diperiksa. Tetapi, sebelum mengambil air sampel, terlebih dahulu botol sampel dicuci menggunakan air sampel, yang tujuannnya agar menghomogenkan air sampel.Selanjutnya, tutup kembali botol sampel yang telah diisi, kemudian bungkus kembali dengan kertas penutup dan ikat. Karena ingin melakukan pemeriksaan biologis, dimana aktivitas mikrobiologis dapat berlangsung di dalam sampel, maka sampel harus diperiksa segera setelah sampel diambil, sedapat mungkin 1 jam setelah pengambilan sampel. Jika tidak memungkinkan, sampel boleh disimpan lebih lama akan tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam. (Ane, 2014).1. Uji PerkiraanUji perkiraan ini dilakukan dengan menyiapkan tabung rekasi sebanyak 9 buah dengan perbandingan ( 3 : 3 : 3) dengan memiliki posi 3 10 ml, 3 1 ml, 3 0,1 ml, kemudian tabung durham dimasukkan ke masing-masing tabung reaksi sebanyak 1 buah. Tabung durham dimasukkan ke dalam tabung reaksi berfungsi untuk melihat adanya gelembung setelah diinkubasi selama 2 24 jam. Selanjutnya masukkan media lactosa pekat 6 ml ke dalam 3 tabung reaksi dan lactosa encer 10 ml ke dalam 6 tabung reaksi. Kemudian masing-masing tabung diberikan label sebagai penanda sampel.Selanjutnya, sebanyak 10 ml air sampel dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang sebelumnya telah diisi dengan lactosa. Untuk 6 tabung reaksi yang telah diisi dengan lactosa encer, masing-masing dimasukkan 1 ml air sampel pada 3 tabung reaksi dan 0,1 ml air sampel pada 3 tabung terakhir menggunakan pipet ukur. Sesuai dengan prinsip kerja, sebelum dan setelah pipet ukur digunakan, maka terlebih dahulu harus diplumbir dengan pembakaran Bunsen. Demikian pula dengan 9 tabung reaksi, sebelum dan setelah diisi dengan air sampel, harus diplumbir dengan menggunakan pembakaran bunsen pada bagian mulut tabung. Hal ini dilakukan berfungsi untuk menghindari terjadinya kontaminasi baik dari udara, peralatan praktikum, maupun dari praktikan sendiri.Kemudian setiap tabung reaksi yang telah diisi air sampel, harus dihomogenkan agar air sampel dan larutan dapat bercampur sehingga proses peragian lactosa dapat berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selanjutnya, masukkan tabung reaksi ke inkubator selama 2 24 jam pada suhu 35 C. Suhu tersebut digunakan karena bakteri golongan Coliform dapat meragikan lactosa dengan cepat pada suhu 35 C.Setelah diinkubasikan selama 2 x 24 jam dan di dalam tabung durham terlihat adanya gelembung gas, maka tabung tersebut dinyatakan positif mengandung bakteri sehingga dilanjutkan dengan uji penegasan. Namun tabung yang tidak terdapat gelembung gas, tidak dilajutkan lagi pada uji penegasan karena sudah dipastikan bahwa tabung tersebut tidak mengandung bakteri.Berdasarkan uji perkiraan, ditemukan bahwa, dari 9 tabung reaksi tersebut menghasilkan gas pada tabung durham. Ini berarti bahwa semua tabung reaksi tersebut positif mengandung bakteri, namun belum dapat dipastikan, apakah gas yang terbentuk berasal dari bakteri golongan Coliform atau berasal dari bakteri lain. Untuk memastikan hal tersebut, maka pemeriksaan bakteri ini harus dilanjutkan ke uji penegasan.2. Uji PenegasanSetelah diinkubasikan selama 2 x 24 jam, sampel dikeluarkan dari inkubator dan dilihat pada setiap tabung yang menghasilkan gas, dalam tabung durham. Tabung yang menghasilkan gas dipisahkan ke rak tabung lain. Selajutnya, dengan menggunakan ose, diambil dua tetes air dari tabung yang positif ke dalam tabung reaksi yang berisi media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Namun sebelum dan sesudah cairan sampel dipindahkan, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi pada ose dan bibir tabung reaksi yang positif maupun pada tabung reaksi yang berisi cairan Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) dengan cara diplumbir menggunakan pembakar bunsen.Pemakaian BGLB berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan flora mikroba yang tidak diharapkan. Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni Coliform yang bereaksi dengan BGLB. E. coli merupakan bakteri fermentasi dan seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang memfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda.Sampel yang positif dan telah dicampur ke dalam media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) lalu dihomogenkan, sehingga BGLB ini dapat berfungsi dengan maksimal untuk membunuh bakteri yang bukan golongan Coliform. Selanjutnya tabung diinkubasikan kembali selama 2 x 24 jam dengan suhu 35C. suhu tersebut digunakan karena suhu 35C merupakan suhu minimal yang dibutuhkan bakteri untuk hidup.Setelah diinkubasikan selama 2 x 24, tabung yang positif terdapat gelembung gas, di catat pada tabel. Hasil menunjukkan bahwa, pada air sumur gali Pondok 27 Jalan Sahabat mengandung 6,02 MPN bakteri Escherichia coli, yang artinya dalam 100 ml air terdapat 6,02 MPN bakteri Escherichia coli. Jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air bersih untuk bakteri Coliform total termasuk Escherichia coli adalah 50/100 ml air, maka air sumur gali Pondok 27 Jalan Sahabat masih memenuhi syarat kalayakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terlebih sebagai sumber air minum.Pemeriksaan ini hanya mengidentifikasi jenis E. coli sehingga tidak menutup kemungkinan air sumur gali tersebut tercemar oleh jenis bakteri lain, sebagaimana menurut Suprihatin, 2004, bakteri Escherichia coli merupakan kelompok bakteri Coliform, semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri Coliform semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri patogen lainnya yang biasa hidup dalam kotoran manusia yang dapat menyebabkan penyakit (Boekoesoe, 2010).Walaupun bakteri Coliform berasal dan berada di dalam sistem lambung manusia, ternyata peranan jenis-jenisnya di bidang penyakit dan keracunan semakin menonjol. Sebagai contoh dengan ditemukannya ETEC (Enterotoksin Escherichia coli), yang merupakan salah satu penyebab diare berat pada beberapa kasus hanya berlangsung 1- 3 hari saja. Beberapa dari kita sudah terbiasa dengan kehadiran Coliform sehingga bagi tubuh kehadirannya sudah tidak lagi merupakan barang asing yang membahayakan. Lain halnya bagi mereka yang biasa minum air segar yang bebas bakteri Coliform, maka dalam waktu singkat, akan merasakan mules pada perut atau langsung mencret bahkan muntah-muntah (Suriawiria, 1996)

29

BAB VPENUTUPA. Kesimpulan1. Berdasarkan proses pemeriksaan bakteriologis air sumur gali di Pondok 27 Jalan Sahabat dalam tahap uji perkiraan dan uji penegasan, menunjukkan bahwa terdapat bakteri golongan coli pada air sumur gali tersebut.2. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan rumus JPT, maka didapatkan total bakteri Coliform yang terkandung pada air sumur gali di Pondok 27 Jalan Sahabat adalah 6, 025 MPN/100ml. Berdasarkan ketetapanPermenkes No.416/Menkes/PER/IX/1990 bahwa total Coliform yang diperbolehkan pada air bukan perpipaan adalah 50 MPN/100ml. hal ini berarti air sumur gali di Pondok 27 Jalan Sahabat masih berada dibawah standar yang telah ditetapkan dan layak untuk digunakan.B. Saran1. Dalam melakukan percobaan, untuk mendapatkan hasil yang akurat maka dibutuhkan ketelitian, ketepatan dan penguasaan materi oleh Mahasiswa.2. Bagi masyarakat, jika ingin membuat sumur gali sebaiknya memperhatikan letak sumur yang akan dibangun dan usahakan agar jauh dari sumber pencemar yang dapat mencemari air.3. Bagi pemerintah, sebaiknya tetap memantau kondisi air permukan, agar dapat terhindar dari pencemaran.

30

4. Bagi asisten laboratorim, sebaiknya membuat buku pedoman penulisan laporan praktikum agar lebih mempermudah mahasiswa.