isi-laporan k3m

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Di dunia, sebesar 6 juta anak meninggal tiap tahunnya kerana diare, dimana sebahagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang (Parashar, 2003). Berdasarkan laporan WHO, kematian di negara berkembang diperkirakan sudah menurun dari 4,6 juta kematian pada tahun 1982 menjadi 2,5 juta kematian pada tahun 2003 (WHO, 2003). Di Indonesia, angka kematian diare juga telah menurun tajam. Berdasarkan data hasil survey rumah tangga, kematian kerana diare diperkirakan menurun dari 40% pada tahun 1972 hingga 24,9% pada tahun 1980, 16% tahun 1985 hingga 7,4% tahun 1996 dari semua kasus kematian. Walaupun angka kematian kerana diare telah menurun, angka kesakitan kerana diare tetap tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, dilaporkan tiap anak mengalami diare sebanyak 1 – 2 episode per tahun (DepKes, 2003). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002 – 2003, prevalensi diare pada anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun di Indonesia adalah : laki-laki 10,8% dan perempuan 11,2%. Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6 – 11 bulan (19,4%), 12 – 23 bulan (14,8%), dan 24 – 35 bulan (12,0%), (Biro Pusat Statistik, 2003) Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari ke tahun ke tahun. Hasil survey subdit diare angka kesakitan diare semua umur tahun 200 adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Secara 1

Upload: komang-adhi-amertajaya

Post on 24-Jun-2015

547 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi-Laporan K3M

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,

terutama pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Di dunia, sebesar 6 juta anak meninggal tiap

tahunnya kerana diare, dimana sebahagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang

(Parashar, 2003). Berdasarkan laporan WHO, kematian di negara berkembang diperkirakan sudah

menurun dari 4,6 juta kematian pada tahun 1982 menjadi 2,5 juta kematian pada tahun 2003

(WHO, 2003). Di Indonesia, angka kematian diare juga telah menurun tajam. Berdasarkan data

hasil survey rumah tangga, kematian kerana diare diperkirakan menurun dari 40% pada tahun 1972

hingga 24,9% pada tahun 1980, 16% tahun 1985 hingga 7,4% tahun 1996 dari semua kasus

kematian.

Walaupun angka kematian kerana diare telah menurun, angka kesakitan kerana diare tetap

tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia, dilaporkan tiap anak

mengalami diare sebanyak 1 – 2 episode per tahun (DepKes, 2003). Berdasarkan Survei

Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002 – 2003, prevalensi diare pada anak-anak dengan usia

kurang dari 5 tahun di Indonesia adalah : laki-laki 10,8% dan perempuan 11,2%. Berdasarkan

umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6 – 11 bulan (19,4%), 12 – 23 bulan (14,8%), dan 24 –

35 bulan (12,0%), (Biro Pusat Statistik, 2003)

Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari ke tahun ke tahun.

Hasil survey subdit diare angka kesakitan diare semua umur tahun 200 adalah 301/1000 penduduk,

tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Secara

proporsional diare pada golongan balita adalah 55%. Kematian diare pada balita 75,3/100.000

balita, dan untuk semua umur 23,2/100.000 penduduk (Hasil SKRT 2001).

Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare diantaranya kuman

melalui kontaminasi makanan atau minuman yang tercemar tinja dan lainnya yaitu faktor dari

Penjmu/host sendiri juga faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama lintas

program/sektor terkait serta partisifasi aktif masyarakat, sehingga angka diare bisa ditekan.

.

1

Page 2: Isi-Laporan K3M

B. Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat dan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat.

Kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat (K3M) merupakan sarana bagi mahasiswa

kedokteran tingkat profesi Fakultas Kedokteran UGM untuk menerapkan dasar-dasar ilmu

biomedik, klinik, perilaku dan epidemiologi secara langsung di masyarakat. Kegiatan K3M

dilaksanakan secara terintegrasi dari berbagai program studi di Fakultas Kedokteran UGM yaitu

program studi pendidikan dokter, program studi ilmu keperawatan, dan program studi gizi

kesehatan. Pelaksanaan K3M berlangsung selama 6 minggu di daerah yang ditunjuk dengan

harapan dapat membantu meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat di tempat terkait.

Pada K3M periode Mei – Juni 2009, mahasiswa dibagi ke beberapa daerah dan kami

mendapat tugas di Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap. Kegiatan kami di Kecamatan

Binangun mengikuti wilayah kerja Puskesmas Binangun. Tetapi setelah melalui pengamatan

beberapa minggu ditambah dengan berbagai pertimbangan, kami memutuskan untuk memilih Desa

Pasuruhan sebagai wilayah kerja khusus kami.

Fokus yang menajdi perhatian kami adalah peningkatan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap penyakit diare. Upaya yang kami lakukan pertama kali adalah pendekatan

terhadap masyarakat di lokasi lewat acara RT, pertemuan ibu-ibu PKK, yasinan dan pertemuan

warga lainnya. Dalam tiap-tiap pertemuan itu kami melakukan penyuluhan tentang penyakit diare

meliputi pengertian diare, gejala klinis, penyebab diare, cara penularan, cara penanganan awal,

dan anjuran untuk di rujuk ke pelayanan kesehatan. Mengutamakan pentingnya kebersihan diri dan

lingkungan. Bagi warga yang sudah terkena diare kami membagikan kaporit ke warga penderita

diare tersebut untuk di masukkan ke sumurnya secara merata, juga diberikan kaporit kepada 4

sumur di sekitar warga penderita diare tersebut. Khusus untuk penderita yang terkena diare dan

meninggal, kami melakukan pembagian kaporit ke 20 sumur di sekitar penderita diare yang sudah

meninggal. Pembagian oralit untuk warga yang ada di lingkungan berisiko tinggi terkena diare.

Penyuluhan secara menyeluruh juga kami sampaikan ke kader-kader di desa pasuruhan,

harapannya agar para kader bisa memberi contoh yang benar ke warga tentang pengenalan diare

dan penanganan awal.

C. Demografi Wilayah

1. Kabupaten Cilacap

Kabupaten Cilacap terletak di Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Cilacap terletak

di antara 1084’30” BT - 10930’30” BT dan 730’ LS - 745’20” LS dengan luas wilayah 225.361 Ha

termasuk Pulau Nusakambangan seluas 11.511 Ha dan terbagi dalam 24 kecamatan.

2

Page 3: Isi-Laporan K3M

Batas wilayah Kabupaten Cilacap sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Ciamis (Propinsi Jawa Barat)

Sebelah Timur : Kabupaten Kebumen

(Sumber: Profil Kabupaten Cilacap tahun 2008)

2. Kecamatan Binangun

Wilayah kerja Puskesmas Binangun merupakan dataran rendah sampai berombak dan

berjarak tempuh kurang lebih 50 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Cilacap dengan waktu

tempuh sekitar 1 jam ke arah Timur.

Kecamatan Binangun berada pada ujung Timur Kabupaten Cilacap, dengan batas-batas

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Kroya

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kecamatan Adipala

Sebelah Timur : Kecamatan Nusawungu

(Sumber: Data Monografi Kecamatan Binangun tahun 2008)

3. Puskesmas Binangun

Puskesmas Binangun terletak di Desa Binangun, Kecamatan Binangun, Kabupaten

Cilacap. Luas bangunan Puskesmas Binangun yaitu 593.3 m2. Puskesmas Binangun memiliki lima

puskesmas pembantu (pustu), yaitu pustu Kemojing, pustu Pagubugan, pustu Sidayu, pustu Jati,

dan pustu Bangkal.

Sumber daya Manusia (SDM) Puskesmas Binangun yang ada pada tahun 2009, adalah:

Dokter Umum : 1 orang

Analis : 1 orang

Bidan Puskesmas : 4 orang

Bidan Desa : 20 orang

Perawat : 8 orang

Petugas Sanitasi : 2 orang

Perawat Gigi : 1 orang

Petugas Administrasi dan TU : 7 orang

Petugas Kebersihan : 2 orang

Sopir : 1 orang

3

Page 4: Isi-Laporan K3M

Sarana/fasilitas kesehatan yang terdapat dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas

Binangun meliputi:

Puskesmas Induk : 1 unit

Puskesmas Pembantu : 5 unit

Puskesmas Keliling : 1 unit

UGD : 1 unit

Polindes : 3 unit

Bidan Praktek Swasta : 28 orang

Dokter Praktek Swasta : 3 orang

Perawat Praktek Swasta : 0 orang

Posyandu : 84 unit

Kader : 420 orang

(Sumber: Data Sekunder Puskesmas Binangun 2009)

4. Desa Pasuruhan

Desa Pasuruhan terletak di Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa

Tengah. Luas wilayah Desa Pasuruhan sekitar 471.200 Ha. Batas wilayah kelurahan adalah seperti

berikut:

1) Sebelah Utara : Desa Banjarwaru dan Desa Kemojing

2) Sebelah Timur : Desa Pesawahan

3) Sebelah Selatan : Desa Sidaurip dan Desa Pagubungan

4) Sebelah Barat : Desa Alangamba

(Sumber : Data Monografi Desa Pasuruhan Tahun 2008)

Desa Pasuruhan terletak pada ketinggian 6 m dari permukaan air laut. Curah hujan dalam 1

tahun adalah 1237 Mm.

Adapun data kependudukan Desa Pasuruhan adalah:

Kepala Keluarga : 1.273 KK

Jumlah Laki-laki : 2.068 orang

Jumlah Perempuan : 2.563 orang

Jumlah Penduduk : 4.631 orang

(Sumber: Data Monografi Desa Pasuruhan tahun 2008)

4

Page 5: Isi-Laporan K3M

Tabel 1. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Pasuruhan

Kecamatan Binangun

Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 58 1.78%

TNI/POLRI 14 0.43%

Swasta 108 3.32%

Pedagang/Wiraswasta 206 6.34%

Petani 1031 31.74%

Pertukangan 83 2.55%

Buruh Tani 1575 48.49%

Pensiunan 19 0.58%

Purnawirawan 1 0.03%

Jasa 18 0.55%

Pengrajin 115 3.54%

Sopir 20 0.61%

Jumlah 3248 100%

(Sumber: Data Monografi Desa Pasuruhan Tahun 2008)

Berdasarkan tabel distribusi di atas, tercatat mata pencarian paling banyak terdapat pada

kelompok buruh tani sebanyak 1575 orang (48.49%). Mata pencaharian yang paling sedikit

terdapat pada kelompok TNI/POLRI sebanyak 14 orang (0.43%).

5

Page 6: Isi-Laporan K3M

Tabel 2. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Pasuruhan

Kecamatan Binangun

Jenis Lulusan Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Pendidikan

Umum

TK

SD

SLTP

SLTA

Akademi (D1-D3)

Sarjana (S1-S3)

Tidak Sekolah/Tidak Tamat

Sekolah

48

2821

940

795

52

27

0

1.02%

60.24%

20.07%

16.98%

1.11%

0.58%

0%

Pendidikan

Khusus

Pondok pesantren

Madrasah

Pendidikan keagamaan

Sekolah luar biasa

0

0

0

0

0

0

0

0

Jumlah 4683 100 %

(Sumber: Data Monografi Desa Pasuruhan Tahun 2008)

Berdasarkan tabel distribusi di atas, tercatat tingkat pendidikan tertinggi penduduk di Desa

Pasuruhan yang terbanyak terdapat pada kelompok Pendidikan Umum SD sebanyak 2.821 orang

(60.24%). Tingkat pendidikan yang paling sedikit terdapat pada kelompok sarjana sebanyak 27

orang (0.58%).

6

Page 7: Isi-Laporan K3M

Tabel 3. Distribusi penduduk menurut peringkat umur di Desa Pasuruhan Kecamatan

Binangun.

Kelompok Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

00 – 04 348 7.51%

05 – 09 360 7.77%

10 – 14 361 7.80%

15 – 19 356 7.69%

20 – 24 360 7.77%

25 – 29 374 8.08%

30 – 34 376 8.10%

35 – 39 352 7.61%

40 – 44 347 7.49%

45 – 49 352 7.61%

50 – 54 353 7.62%

55 – 59 343 7.41%

> 60 349 7.54%

Jumlah 4631 100%

(Sumber: Data Monografi Desa Pasuruhan Tahun 2008)

Berdasarkan tabel distribusi di atas, kelompok umur yang paling banyak adalah kelompok

umur 30 - 34 sebanyak 376 orang (8.10%). Kelompok umur yang paling sedikit adalah kelompok

umur 55 – 59 sebanyak 343 orang (7.41%).

Tabel 4. Distribusi air bersih penduduk di Desa Pasuruhan Kecamatan Binangun.

Jenis Sumber Pengairan Jumlah

Sumur Gali 720

Sumur pompa

PAM

7

Page 8: Isi-Laporan K3M

(Sumber: Data Monografi Desa Pasuruhan Tahun 2008)

Berdasarkan tabel distribusi di atas, Desa Pasuruhan dengan jumlah KK sebanyak 1.273

KK harus bergantung pada 720 buah sumur gali untuk mendapatkan air bersih.

D. Masalah Kesehatan di Komunitas

1. Masalah Kesehatan di Tingkat Kabupaten Cilacap

Dari Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2007 diketahui bahwa telah

ditetapkan beberapa permasalahan utama kesehatan masyarakat di Kabupaten Cilacap yang harus

diberikan perhatian lebih banyak dibandingkan permasalahan kesehatan yang lain.

a. Diare

Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama

pada balita. Kasus diare di Kabupaten Cilacap pada tahun 2007 sebanyak 5869 kasus (35.04%).

Dari seluruh penderita diare pada balita 100% telah ditngani. Rasio penderita diare mencapai 9.68

per 1000 penduduk, atau sebanyak 16.751 kasus yang ditemukan dan dilaporkan Puskesmas dan

Kader.

b. TB Paru

Penyakit Tuberculosis di Indonesia termasuk penyumbang penderita TB Paru terbesar ke

tiga di dunia dan TB Paru merupakan penyebab kematian ke tiga.

Tahun 2007 ditemukan 503 penderit Positif dan Case Detection Rate (CDR)/ Angka

Penemuan Penderita 27.60%. Ini menunjukkan masih banyaknya penderita TB Paru di masyarakat

yang belum ditemukan. Penderita TB Paru sebagian besar (83.9%) atau sebanyak 422 kasus

adalah kelompok usia produktif (SPTP 2007)sehingga akan sangat berpengaruh kepada kondisi

sosial ekonomi jika tidak ditangani secara optimal.

c. Pneumonia

Kejadian Pneumonia balita tahun 2007 ditemukan sebanyak 599 kasus, mengalami

penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 602 kasus. Namun demikian target

cakupan penemuan kasus Pneumonia ini cukup tinggi yaitu 99.50%.

d. Malaria

Vektor penyakit malaria yang berperan di Kabupaten Cilacap adalah Anopheles sundaicus

yang mempunyai Breeding Places pada perairan, bekas tambak atau sawah, yang terlantar dan

8

Page 9: Isi-Laporan K3M

terinfiltrasi air laut. Penyakit Malaria termasuk klinis, ditemukan 3.421 kasus, terjadi penurunan

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5.314 kasus.

e. Demam Berdarah Dengue

Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun 2007 sebesar 14.56/100.000 penduduk

atau sejumlah 252 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai

19.87/100.000 penduduk, atau sejumlah 342 kasus, terjadi penurunan. Sedangkan Angka

Kematian/ CFR sebesar 1.19%. Seluruh kematian ini disebabkan karena keterlambatan

pertolongan dan adanya komplikasi dengan penyakit lain.

2. Masalah Kesehatan di Tingkat Kecamatan Binangun

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari puskesmas, diperoleh daftar masalah

kesehatan masyarakat di tingkat Kecamatan Binangun sebagai berikut:

Tabel 6. Daftar Sepuluh Masalah Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Binangun dari Januari

2009 hingga April 2009.

No Penyakit Jumlah Kasus

1. Influenza 1099

2. Bronchitis 864

3. Rematik 383

4. Gastritis 310

5. Infeksi Kulit 264

6. Hipertensi 237

7. Diare 223

8. Asma Bronkial 170

9. Alergi 152

10. Tb Paru BTA (+) 82

(Sumber: Data Sekunder Puskesmas Binangun Januari 2009 - April 2009)

9

Page 10: Isi-Laporan K3M

3. Masalah Kesehatan di Tingkat Desa Pasuruhan

Berdasarkan dari Rapid Assessment yang telah dilakukan di Desa Pasuruhan, diperolehi

daftar masalah kesehatan masyarakat di tingkat Kelurahan Desa Pasuruhan sebagai berikut:

Tabel 7. Daftar Sepuluh Masalah Kesehatan di Tingkat Desa Pasuruhan.

No Penyakit Jumlah Kasus

1. Rematik 45

2. ISPA 42

3. Gastritis 38

4. Gigi dan Mulut 30

5. Anemia 24

6. Diare 22

7. Penyakit Kulit 18

8. Alergi 12

9. Hipertensi 11

10. Asma 6

4. Masalah Kesehatan Prioritas

Berdasarkan daftar masalah kesehatan masyarakat yang telah diketahui, maka dapat

ditentukan prioritas dan tingkat kepentingan dari masalah kesehatan yang ada. Penentuan prioritas

masalah kesehatan adalah dengan cara pemberian skor pada masing-masing masalah kesehatan,

dimana masalah kesehatan yang memiliki skor tertinggi adalah masalah kesehatan prioritas yang

akan diintervensi.

10

Page 11: Isi-Laporan K3M

Tabel 8. Daftar Permasalahan Kesehatan Berdasarkan Prioritas di Desa Pasuruhan.

No Masalah Kesehatan Kriteria Prioritas Rangking

M Sc T U F Sp Jumlah Prioritas

1 Rematik 10 5 6 1 1 8 31 V

2 ISPA 9 10 7 6 7 7 46 II

3 Gastritis 8 6 8 4 6 4 36 IV

4 Gigi dan Mulut 7 7 2 3 8 1 28 VII

5 Anemia 6 2 1 7 2 3 21 X

6 Diare 5 9 10 10 10 10 54 I*

7 Penyakit Kulit 4 8 4 2 5 2 25 VIII

8 Alergi 3 3 5 8 4 6 29 VI

9 Hipertensi 2 4 9 5 9 9 38 III

10 Asma 1 1 3 9 3 5 22 IX

(*): Menjadi prioritas utama

Magnitude (M)

Faktor Magnitude ditentukan dari besar beban masalah kesehatan di komunitas yang

ditandai oleh insidensi penyakit per kurun waktu tertentu. Rematik merupakan masalah terbesar

warga masyarakat Desa Pasuruhan.

Scope (Sc)

Scope ditentukan dari besarnya tingkat penularan suatu penyakit terhadap masyarakat

sekitar. Dalam hal ini, ISPA memiliki nilai paling tinggi

Trend (T)

Nilai Trend tertinggi pada diare, karena terjadi kecenderungan penyakit insidensi penyakit

selama beberapa bulan terakhir. Semakin banyak masyarakat yang mengalami diare terutama

pada kelompok usia balita.

11

Page 12: Isi-Laporan K3M

Urgensi (U)

Urgensi dinilai dari tingkat morbiditas yang ditimbulkan penyakit tersebut. Dalam hal ini,

diare memiliki nilai paling tinggi.

Feasibility (F)

Berdasarkan aspek sumber daya, waktu, teknologi, dan metode, diare merupakan masalah

yang memiliki feasibility paling tinggi karena berkaitan dengan pola hidup yang bersih dan sehat.

Jika kita dapat mengubah pola hidup mereka, maka angka kejadian diare dapat ditekan.

Support (Sp)

Dukungan paling besar dari masyarakat muncul terhadap masalah diare. Hal ini

disebabkan banyaknya anak-anak yang tiba-tiba terkena diare akhir-akhir ini.

12

Page 13: Isi-Laporan K3M

BAB II

IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO

A. Kepentingan Permasalahan

Diare merupakan gangguan kesehatan yang sering ditemui di masyarakat. Diare dapat

menular ataupun tidak menular, sesuai dengan penyebabnya. Pada masyarakat, diare sering

ditemui ditularkan dari satu penderita ke penderita lainnya. Diare sering kurang mendapat perhatian

oleh karena diare sangat sering terjadi di masyarakat dan penanganannya relatif mudah. Namun

tidak berarti bahwa pemahaman masyarakat mengenai diare dan penangannya telah adekuat.

Pernyataan ini didukung dengan kecenderungan diare terjadi berulang.

Kosek dkk. mengutarakan bahwa angka mortalitas akibat diare telah berkurang (terutama

pada bayi berusia di bawah 1 tahun), namun justru terdapat peningkatan angka morbiditas diare.

Guerrant dkk. turut mendukung pernyataan Kosek dkk. dengan menyatakan bahwa angka DALYs

(Disability Adjusted Life Years) untuk diare semakin meningkat dibandingkan dengan tingkat yang

selama ini diduga. Angka morbiditas akibat diare bahkan dapat mengungguli angka mortalitas diare

itu sendiri, terutama pada anak-anak di masa kanak-kanak awal. Hal ini menunjukkan bahwa diare

belum dapat teratasi dengan adekuat.

B. Rumusan Permasalahan

1. Bagaimanakah kejadian diare pada masyarakat Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan,

Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah?

2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada masyarakat

Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kejadian diare dan beberapa faktor risiko diare pada masyarakat Dusun

Pasuruhan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah dan

melakukan intervensi terhadap beberapa faktor risiko yang ada.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara diare dengan usia.

b. Mengetahui hubungan antara diare dengan sistem toilet.

c. Mengetahui hubungan antara diare dengan sumber air untuk konsumsi.

d.Mengetahui hubungan antara diare dengan kebiasaan jajan.

13

Page 14: Isi-Laporan K3M

e. Mengetahui hubungan antara diare dengan pekerjaan.

f. Mengetahui hubungan antara diare dengan kebiasaan mencuci tangan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dengan mengkonfirmasi faktor-faktor

risiko yang ada pada masyarakat Dusun Pasuruhan Desa Pasuruhan Kecamatan Binangun

Kabupaten Cilacap. Dengan demikian diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu upaya

penurunan tingkat kejadian atau tingkat penularan diare dengan memodifikasi faktor-faktor risiko

pada masyarakat yang dapat diubah (modifiable factors).

E. Kajian Literatur

1. Definisi

Diare didefinisikan sebagai buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Namun,

konsistensi dari feces lebih penting dari frekuensi buang air besar. Orang yang buang air besar

padat lebih dari tiga kali sehari tidak bisa disebut diare. Begitu pula pada bayi yang menerima ASI

eksklusif juga sering buang air besar berbentuk pasta dan itu tidak pula disebut diare.

2. Epidemiologi

Pada tahun 1995, diare akut karena infeksi menjadi penyebab kematian lebih dari 3 juta

penduduk dunia. Kematian karena diare akut dinegara berkembang terjadi terutama pada anak-

anak berusia kurang dari 5 tahun dimana dua pertiga diantaranya tinggal didaerah /lingkungan yang

buruk, kumuh dan padat dengan system pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat,

keterbatasan air bersih dalam jumlah maupun distribusinya, kurangnya sumber bahan makanan

disertai cara penyimpanan yang tidak memenuhi syarat, tingkat pendidikan yang rendah serta

kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Patofisiologi

Hal yang perlu diperhatkan pada keadaan diare karena infeksi adalah factor kausa (agent)

factor penjamu (host). Faktor kausa yang perlu diperhatikan adalah: daya lekat, daya penetrasi

terhadap sel mukosa, dan kemampuan memproduksi toksin. Faktor penjamu yang perlu

diperhatikan adalah : keasaman lambung, motilitas usus, dan imunitas.

Diare sekretorik (watery diarhea) disebabkan oleh Bakteri non-invasif (enterotoksigenik).

Contoh bakteri non-invasi yaitu : V.Cholera non 01, V.Cholera 01, V.Cholera 0139, V.Cholera eltor,

Enterotoxigenic E. Coli (ETEC), C. perfringens, Staph. aureus, Bacillus cereus, Aeromonas spp.

Bakteri-bakteri tersebut mengeluarkan toksin dan terikat pada mukosa usus halus setelah 15-30

14

Page 15: Isi-Laporan K3M

menit, lalu ini menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenine dinukleotida pada dinding sel

usus sehingga meningkatkan kadar adenosine 3,5-siklik monofosfat (cAMP) dalam sel yang

menyebabkan sekresi aktif anion klorida kedalam lumen usus, lalu diikuti oleh air, ion bikarbonat,

Natrium, dan Kalium.

Diare inflammatory ditandai dengan kerusakan dan kematian enterosit, dengan peradangan

minimal sampai berat, disertai gangguan absorbsi dan sekresi. Bakteri enteroinvasif berkoloni, lalu

terjadi perlekatan bakteri ke sel epitel, lalu terjadi invasi kedalam sel epitel, lalu terjadi pelepasan

sitokin (IL-1, TNFa) dan kemokin (IL-8). IL-8 adalah molekul kemotaktik yang akan mengaktifkan

system fagositosis setempat dan merangsang sel-sel fagositosis lainnya ke lamina propria. Apabila

IL-8 sudah ada dalam konsentrasi yang cukup dilumen usus, maka neutrofil akan bergerak

menembus epitel dan membentuk abses kripta, dan melepaskan berbagai mediator seperti

prostaglandin, leukotrien, PAF, dan hydrogen peroksida dari sel fagosit akan merangsang sekresi

usus oleh enterosit, dan aktifitas saraf usus.

Jika infeksi mikroorganisme begitu kompleks, misalnya disertai infeksi cacing tambang

(nematoda), maka diare yang terjadi terutama karena reaksi anafilaksis usus. Infeksi cacing akan

menyebabkan enteritis inflamatori yang ringan disertai pelepasan antibody IgE dan IgG untuk

melawan cacing. Selama terjadinya infeksi atau reinfeksi, akibat reaksi silang reseptor antibody IgE

atau IgG di mast sel, akan terjadi pelepasan mediator inflamasi yang hebat seperti histamine,

adenosine, prostaglandine, dan leukotrin. Dan selanjutnya terjadi reaksi anafilaksis di usus yang

diikuti reaksi peradangan (inflamasi), lalu terjadi proses sekresi yang hebat disertai kontraksi otot

usus untuk mengeluarkan nematode dari usus.

4. Klasifikasi

Diare pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan onset dan durasi terjadinya. Menurut

onsetnya diare dibedakan menjadi tiga yaitu diare akut, diare persisten, dan diare kronis. Diare akut

adalah diare yang terjadi kurang dari dua minggu. Diare persisten adalah diare yang terjadi dengan

durasi 2-4 minggu, sedangkan diare kronis adalah diare yang terjadi selama lebih dari empat

minggu.

Secara garis besar, diare diklasifikasikan berdasarkan tipe klinisnya menjadi:

a. Diare akut berair (termasuk kolera) dengan karakteristik bertahan selama beberapa jam

hingga beberapa hari. Tipe diare ini menimbulkan bahaya dehidrasi dan bisa

menimbulkan kehilangan berat badan. Diare tipe ini umumnya disebabkan oleh virus,

yaitu sebesar 60% kasus (rotavirus, enterovirus) , bakteri usus seperti E. Coli

(Enterotoxigenic E. Coli); Vibrio cholerae; Non-typhi Salmonella; Yersinia

enterocolitica), dan parasit (Giardia lamblia).

15

Page 16: Isi-Laporan K3M

b. Diare akut berdarah yang sering disebut disentri dengan karakteristik bahaya utama

yaitu rusaknya mukosa usus, sepsis dan malnutrisi. Komplikasi lain seperti dehidrasi

bisa terjadi. Diare yang disertai darah disebabkan oleh bakteri, seperti Shigella (pada

50% kasus) atau Campylobacter jejuni, Enteroinvasive E. Coli, Enterohemorrhagic E.

Coli, atau parasit (Amoebiasis).

c. Diare persisten merupakan diare yang bertahan selama 2-4 minggu. Bahaya utama

malnutrisi, infeksi non-intestinal serta dehidrasi dapat pula terjadi.

Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor), bahaya utamanya adalah

infeksi sistemik yang berat, dehidrasi, gagal jantung, defisiensi vitamin dan mineral.

5. Faktor Risiko

Penularan diare adalah melalui jalur fecal – oral, dengan kontak langsung (direct) maupun

tak langsung (indirect). Kebersihan adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam

pencegahan transmisi mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare. Tingkat pendidikan

dihubungkan dengan pengetahuan mengenai sifat penyebaran diare dan kesadaran untuk

mencegah penularannya dengan menjaga kebersihan secara adekuat. Baik itu kebersihan pribadi

yang dapat dicapai dengan mencuci tangan maupun kebersihan lingkungan dengan menjaga

kebersihan jamban dan kebersihan sumber air bersih.

6. Gejala Klinis

Gejala klinis diare adalah buang air besar yang sifatnya cair, setidaknya sebanyak tiga kali

dalam sehari.

Diare akut karena infeksi bakteri yang memproduksi toksin yang menyebabkan diare

sekretorik memiliki gejala klinis yaitu : mual, muntah, dengan atau tanpa demam yang umumnya

ringan, dengan atau tanpa kejang (nyeri) perut, feces lembek atau cair. Diare sekretorik yang

berlangsung beberapa waktu tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan

syok hipovolemik dan atau asidosis metabolik dan selanjutnya bisa menyebabkan kematian.

Diare karena infeksi bakteri invasive (diare inflamatory) memiliki gejala klinis : mual,

muntah, demam tinggi, nyeri perut, tenesmus, diare disertai lender dan atau darah.

Diare dapat berakibat dehidrasi. Berikut adalah gejala klinis dari dehidrasi.

16

Page 17: Isi-Laporan K3M

Tabel 9. Tanda dan Gejala pada Derajat Dehidrasi

Tanda dan Gejala Derajat Gejala Dehidrasi

Tidak ada/ Ringan Sedang Berat

Kondisi umum

Balita

Haus, sadar, gelisah Lemas, mengantuk Lunglai, dingin,

ekstremitas kebiruan,

dapat juga komatose

Kondisi umum

Anak

Haus, sadar, gelisah Gelisah, pusing

postural

Nampak takut,

dingin,ekstremitas

sianotik, kram otot

Kualitas Pulsasi Radial normal lemah Sangat lemah, sulit

dipalpasi

Kualitas Respirasi normal dalam Dalam, cepat

Elastisitas Kulit Cubitan kembali

normal dengan segera

Cubitan kembali

normal perlahan

Cubitan kembali

normal lama (>2 detik)

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air Mata ada Tidak ada Tidak ada

Membran Mukosa Lembab kering Sangat kering

Keluaran Urin

(laporan orang tua)

normal berkurang Tidak ada dalam

beberapa jam

(Sumber: Dehydration/ Oral Rehydration Clinical Practice Guidelines, Maret 2005. Barbara Bush

Children’s Hospital.)

7. Diagnosis

Diagnosis diare ditegakkan dengan menggunakan kriteria dari WHO Clinical Guidelines

untuk diare akut. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar dengan konsistensi encer atau

cair lebih dari tiga kali dalam sehari, atau volume feses lebih dari 200 gram dalam sehari. Beberapa

gejala fisik yang menyertai diare diantaranya :

17

Page 18: Isi-Laporan K3M

a. Dehidrasi.

Dehidrasi merupakan penyebab utama mortalitas pada penderita diare. Tanda dehidrasi

diantaranya letargi, penurunan kesadaran, mata cekung, membran mukosa kering, penurunan

produksi aira mata, turgor kulit buruk dan pemanjangan waktu pengisian kapiler.

b. Malnutrisi dan gangguan perkembangan.

Diare menyebabkan malabsorpsi karbohidrat, lemak, dan protein pada usus. Hal ini akan

mengarah pada terjadinya pengurangan massa otot dan lemak serta menimbulkan edema perifer.

c. Nyeri perut.

Nyeri perut non-spesifik dan tidak meningkat dengan palpasi dalam pada perut.

d. Borborygmi

Peningkatan yang signifikan dari gerakan peristaltik yang bisa diraba maupun didengarkan.

e. Eritema perianal

Terdapat kemerahan pada kulit disekitar anus yang menandakan inflamasi, disebabkan

oleh peningkatan frekuensi buang air besar.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare terdiri dari :

a. Rehidrasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan

akurat yaitu :

1. Jenis cairan

Bisa dipilih RL, NaCl isotonic ditambah Na-Bikarbonat 7,5% pada setiap 1 liter

infuse NaCl isotonic.

2. Jumlah cairan

Pada prinsipnya jumlah cairan yang diberikan adalah sama dengan jumlah cairan

yang dikeluarkan.

- BD Plasma : BD Plasma – 1,025 x BB x 4 ml

0,001

- Metode Daldiyono

3. Cara pemberian cairan

Cara pemberian cairan bisa lewat oral dan intravena. Untuk pemberian per oral

diberikan larutan oralit yang komposisinya berkisar antara 29 g glukosa, 3,5 g

NaCl, 2,5 g Na-Bikarbonat, dan 1,5 g KCl setiap liter.

18

Page 19: Isi-Laporan K3M

4. Jadwal pemberian cairan

Untuk jadwal rehidrasi inisial yang dihitung dengan rumus BD Plasma atau system skor

daldiyono diberikan dalam waktu 2 jam. Rehidrasi diharapkan lengkap pada akhir jam

ke-3.

b. Terapi simptomatik

Pemberian terapi simptomatik harus hati-hati. Antimotilitas seperti loperamid akan

memperburuk diare yang disebabkan oleh bakteri enteroinvasiv karena akan memperpanjang

waktu kontak antara bakteri dengan epitel usus. Kalau memang dibutuhkan sebaiknya dalam

waktu yang singkat (1-2 hari saja). Juga pada pemberian antiemetik, misalnya metoklopramid

dapat memberikan kejang pada anak dan remaja akibat rangsangan ekstrapiramidal. Pada

penderita diare mungkin dapat disertai keadaan lactose intolerance, oleh karena itu untuk

sementara hindari makanan mengandung susu. Makanan pedas dan mengandung lemak dapat

memperburuk diare.

c. Terapi definitive

Terapi antibiotic empiris bisa dipertimbangan untuk diberikan bila:

1. pasien memiliki tanda dan gejala diare bakterial seperti demam, feses berdarah dan

adanya leukosit fekal atau gumpalan darah pada feces.

2. untuk mengurangi ekskresi fekal dan kontaminasi lingkungan oleh agen yang sangat

infeksius seperti Shigella.

3. untuk diare persisten atau yang mengancam nyawa seperti kolera.

4. untuk traveler’s diarrhea dalam rangka mempercepat resolusi pada individu yang

mempunyai aktivitas tinggi seperti politikus, pemain musik.

5. untuk orang yang memiliki kondisi immunocompromised. Oral fluoroquinolones

diberikan 2 kali sehari selama 3-5 hari.

Terapi definitive diberikan berdasarkan organisme penyebab, diantaranya :

a) Kolera eltor :

Tetrasiklin 4x500 mg/hari selama 3 hari. Atau Cotrimoksazole dosis awal 2x3 tab,

lalu 2x2 tab selama 6 hari. Atau Kloramfenikol, 4x500 mg/hari selama 7 hari.

19

Page 20: Isi-Laporan K3M

b) S.Aureus :

Kloramfenikol 4x500 mg/hari

c) Salmonellosis :

Ampisillin 4x1 g/hari. Atau Cotrimoksazole 2x2 tab. Ciprofloksasin 2x500 mg

selama 3-5 hari.

d) Shigellosis :

Ampisillin 4x1 g/hari selama 5 hari. Atau Kloramfenikol 4x500 mg/hari selama 5

hari. Telah dilaporkan ada Shigella yang resisten terhadap penicillin.

e) H.Jejuni :

Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari.

f) Amoebiasis :

Metronidazole 4x500 mg/hari selama 3 hari. atau tetrasiklin 4x500 mg/hari

selama 10 hari.

g) Giardiasis :

Klorokuin 3x100 mg/hari selama 5 hari. Atau Metronidazole 3x250 mg/hari

selama 7 hari.

h) Balantidiasis :

Tetrasiklin 3x500 mg/hari selama 10 hari.

i) Kandidiasis :

Nystatin 3x500.000 unit selama 10 hari.

d. Terapi suportif

Probiotik : telah diketahui bahwa menjaga mikroflora normal dari saluran cerna adalah

penting untuk menjaga kesehatan. Mikroflora pada saluran cerna normal memiliki resistensi

terhadap proliferasi pathogen, walaupun mekanismenya hingga kini masih diteliti. Probiotik

mengandung bakteri yang membantu rekolonisasi dari flora normal usus. Keuntungan probiotik

yang lain adalah bisa mengurangi penggunaan antibiotic, ditoleransi baik oleh tubuh serta tingkat

resistensinya yang rendah. Probiotik bisa bermanfaat untuk perawatan diare pada anak, traveler’s

diarrhea, diare C. difficile dan diare terkait antibiotic. Organisme yang diteliti secara intensif sebagai

probiotik diantaranya Saccharomyces boulardii, Lactobacillus rhamnosus GG, Lactobacillus

acidophilus, dan Enterococcus faecium strain SF68. Probiotik diberikan dalam bentuk serbuk

terselaput lipid atau dalam bentuk susu terfermentasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum

menjadikan probiotik sebagai rekomendasi definit dalam penatalaksanaan diare.

20

Page 21: Isi-Laporan K3M

Tabel 10. Algoritme Tata Laksana Diare Infektif

21

Penampakan Polymorphs Tidak nampak polymorphs

Pemeriksaan apusan feces segera dilanjutkan dengan

kultur

Kemungkinan kultur :

ShigellaCampylobacterE. coli

Kemungkinan kultur:

SalmonellaE. coliC. difficile

Terapi SimptomatikKausa non-infeksi?Rujuk ke RSCairan oralPertimbangkan pemberian terapi antimicrobial oral

Tanpa Tanda Sistemik Dengan tanda sistemik

Demam > 39°CDiare berdarah >2 mingguDehidrasi

Kultur feces tidak diperlukan

Kondisi Khusus :

KLB keracunan makanan

Travelling Pengguna antibiotik baru Rectal intercourse Immunocompromised Ingesti makanan mentah

(seafood)

Pemeriksaan kultur feces

dan mikroskopi. Konsul

microbiologist untuk terapi

Ditemukan Parasit

Terapi spesifik untuk parasit :

Nematoda Cestoda Trematoda

Tata Laksana

Diare Infektif

Sumber: Oxford Handbook of Clinical Medicine, 2007

Page 22: Isi-Laporan K3M

Prinsip tatalaksana penderita diare adalah :

1. Mencegah teradinya dehidrasi

Salah satu komplikasi diare adalah dehidrasi. Pencegahannya yaitu dengan pemberian

minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air sup, air

teh.

2. Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak) penderita harus dibawa ke pelayanan

kesehatan secepanya. Rehidrasi oral yaitu dengan oralit, sedangkan bila terjadi dehidrasi

berat maka harus diberian RL intravena.

3. Pemberian makanan/ASI

Pemberian ASI/makanan selama penderita mengalami diare bertujuan agar penderita

(terutama anak) tetap kuat dan tumbuh sera mencegah brkurangnya berat badan.

4. Pemberian zinc

Zinc merupakan saah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Lebih dari 90 macam

enzim dalam tubuh memerlukan zinc sebagai kofaktornya, termasuk enzim superoksida

dismutase (Linder, 1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal bebas

superoksida sehingga kadarnya dalam tubuh berkurang. Pada proses inflamasi, kadar

radikal ebas superoksida meningkat, sehingga dapat merusak berbagai jaringan, termasuk

jaringan epitel dalam usus (Cousins et al, 2006). Zinc juga berefek dalam menghambat

enzim INOS (Inducible Nitric Oxyde Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat

selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam

epitelisasi dinding usus yng mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama ejadian

diare.

Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan

diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan

kekambuhan diare pada 3 bulan berikutnya (Black, 2003). Penelitian di Indonesia

menunjukkan bahwa zinc mempunyai efek protektif terhadap diare dan menurunkan

kekambuha diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot studi menunjukkan bahwa zinc

mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67% (Hidayat, 1998; Scenario, 2007). Berdasaran

bukti ini, semua anak yang diare harus diberi zinc.

22

Page 23: Isi-Laporan K3M

Dosis pemberian zinc untuk anak dibawah 6 bulan diberikan 10 mg (1/2 tablet) zinc

perhari, sedangkan untuk anak 6 bulan atau lebih diberikan 20 mg (1 tablet zinc).

Pemerian zinc diteruskan sampai 10 hari, walaupun diare sudah membaik. Hal ini

dimaksudkan untuk mencegah kejadian diare selanjutnya selama 3 bulan kedepan.

Cara pemberian tablet zinc yaitu : Pada bayi larutkan tablet zinc dngan sedikit air matang

atau ASI atau oralit. Pada anak yang lebih besar tablet zinc bisa dikunyah atau dilarutkan.

Apabila sekitar setengah jam anak muntah, setelah pemberian tablet zinc berikan lagi tablet

zinc dengan cara memberikan potongan lebih kecil dan diberikan beberapa kali hingga satu

dosis penuh.

5. Mengobati masalah lain

Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan

pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.

6. Edukasi

Pemberian edukasi kepada orang tua anak (Pengasuh) untuk segera membawa anaknya

kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita gejala

sebagai berikut :

- Buang air besar cair lebih sering

- Muntah berulang-ulang

- Rasa haus yang nyata

- Makan atau minum sedikt

- Demam

- Tinja berdarah

23

Page 24: Isi-Laporan K3M

Prosedur tatalaksana diare yaitu :

a. Menilai derajat dehidrasi

Penilaian A B C

1. Lihat :

- Keadaan umum

- Mata

- Rasa haus

Baik, sadar

Normal

Minum biasa, tidak haus

Gelisah, rewel

Cekung

Haus, ingin minum banyak

Lesu, lunglai atau tidak sadar

Sangat cekung dan kering

Malas minum atau tidak bisa minum

2. Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat

3. Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan/sedang

Dehdrasi berat

b. Menentukan rencana pengobatan

Berdasarkan hasil penilaian derajat dehidrasi, maka bisa dipilih :

- Rencana terapi A untuk penderita diare tanpa dehidrasi

- Rencana terapi B unuk penderita diare dengan dehidras ringan/sedang

- Rencana teapi C untuk penderita diare dengan dehidrasi berat

24

Page 25: Isi-Laporan K3M

F. Kerangka Teori

Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Diare infeksius mudah ditularkan melalui

kontak langsung maupun tidak langsung. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat

penularan diare dari kesadaran akan perilaku/ gaya hidup yang dapat mengkoreksi faktor-faktor

yang berperan langsung maupun tidak langsung sebagai penyebar dari agen-agen penyebab diare.

Faktor-faktor tersebut adalah faktor yang dapat dikontrol (modifiable factors) sehingga

modifikasinya dapat mengubah hasil akhir dari tingkat penularan diare.

Faktor-faktor tersebut seperti kebiasaan mencuci tangan, sistem jamban (lurus, leher

angsa), sumber air, dan kebiasaan jajan pada keluarga.

G. Kerangka Konseptual

Tidak diteliti

Diteliti

H. Hipotesis

a. Hubungan bermakna antara kejadian diare dengan usia.

b. Hubungan kejadian diare dengan tingkat pendidikan.

c. Hubungan kejadian diare dengan sumber air.

d. Hubungan kejadian diare dengan mencuci tangan.

e. Hubungan kejadian diare dengan sistem toilet.

f. Hubungan kejadian diare dengan pekerjaan.

g. Hubungan kejadian diare dengan kebiasaan jajan.

25

DIARE

Usia

Tingkat Pendidikan Higienitas

Sumber Air

Mencuci Tangan

Sistem Toilet

Pekerjaan

Kebiasaan Jajan

Status Ekonomi

Sisi Geografis

Pelayanan Kesehatan

Page 26: Isi-Laporan K3M

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional, non-eksperimental. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah cross-sectional.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun,

Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Waktu penelitian diadakan pada tanggal 9 Juni 2009

hingga 20 Juni 2009.

3. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah suku Jawa yang hidup dengan suasana pedesaan, dengan

tingkat ekonomi menengah ke bawah yang tinggal di Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan,

Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah.

4. Kriteria Sampel Penelitian

Sampel diambil dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

a. Penduduk tetap Dusun Pasuruhan (RT 14/ 15/ 16/ 17) Desa Pasuruhan Kecamatan

Binangun atau minimal telah berdomisili selama 12 bulan.

b. Salah satu anggota keluarga pernah menderita diare akut dalam 12 bulan terakhir.

c. Berusia 1 bulan hingga 80 tahun.

d. Pria maupun wanita.

Sampel dibatasi dengan kriteria eksklusi sebagai berikut:

a. Penduduk tidak tetap, ataupun tamu/ perantau yang kurang dari 12 bulan berdomisili di

Dusun Pasuruhan Desa Pasuruhan Kecamatan Binangun.

b. Penderita diare dengan lama sakit 2 minggu atau lebih.

c. Penderita diare dengan riwayat kemoterapi.

d. Penderita yang mengalami diare setelah pulang bepergian dari luar Dusun Pasuruhan

Desa Pasuruhan Kecamatan Binangun.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple cluster sampling yang dipadukan

dengan simple random sampling. Yaitu tiap RT diambil sampel sebanyak 25 orang yang pernah

menderita diare dalam 12 bulan terakhir.

26

Page 27: Isi-Laporan K3M

5. Besar sampel

Banyaknya sampel yang dibutuhkan oleh penelitian ini ditentukan dengan rumus

Lameshow, yaitu adalah:

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal

Z = koefisien keterandalan (derajat kepercayaan = 1.96)

P = proporsi subyek pada penelitian sebelumnya (diambil 0.5 jika belum pernah

dilakukan penelitian sebelumnya)

Q = 1 – P

d = tingkat kesalahan 10%

Dari rumus tersebut besar sampel yang akan diambil adalah 97 orang.

6. Variabel Penelitian

Variabel penelitian dependen pada penelitian ini adalah diare.

Variabel penelitian independen pada penelitian ini adalah usia, pekerjaan dan faktor resiko

penularan diare, yaitu perilaku/ gaya hidup penduduk dusun Pasuruhan sebagai berikut: mencuci

tangan, sistem toilet, sumber air, dan kebiasaan jajan (makanan/ minuman) di luar rumah.

7. Definisi Operasional

Diare : Buang air besar dengan konsistensi cair sebanyak minimal 3 kali dalam sehari,

atau volume feses lebih dari 200 gram dalam sehari.

Usia : Masa hidup dihitung dari tahun kelahiran.

Pekerjaan : Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh penghidupan.

Mencuci tangan : Kegiatan membersihkan tangan dengan air atau cairan atau bahan yang bersifat

sebagai pembersih ringan yang aman bagi kulit manusia.

Sistem toilet : Sistem pembuangan pada jamban. Misal: leher angsa.

27

Page 28: Isi-Laporan K3M

Sumber air : Sumber utama air bersih suatu rumah tangga. Misal: air sumur, air PDAM, air

galon.

Jajan : Konsumsi makanan atau minuman yang dibeli di luar pengolahan rumah

tangganya sendiri.

8. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Kuesioner mengenai diare yang dihubungkan dengan perilaku kebersihan penduduk

dusun Pasuruhan.

b. Meteran bangunan

c. Kamera digital

9. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan mendatangi rumah penduduk Dusun Pasuruhan satu per satu.

Setiap RT diambil 24 - 25 rumah sebagai sampel yang mewakili RT tersebut. Kuesioner akan diisi

oleh tim K3M yang mewawancarai tuan rumah dan menilai poin-poin observasional dari kuesioner.

Poin-poin yang butuh data objektif seperti jarak dalam satuan meter akan diukur dengan meteran

bangunan.

9. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap persiapan

1. melakukan screening awal untuk mengetahui prioritas masalah kesehatan pada

tokoh masyarakat dan kader kesehatan di dusun pasuruhan

2. menentukan prioritas masalah berdasarkan scoring hasil screening awal yang telah

dilakukan.

3. menyiapkan segala instrumen penelitian berupa kuisioner

b. Tahap pelaksanaan

1. mendatangi rumah penduduk yang telah dipilih dan melakukan observasi terhadap

faktor resiko yang mendukung kejadian diare.

2. melaksanakan pengumpulan data tentang perilaku hidup bersih melalui pengisian

kuisioner dan wawancara.

28

Page 29: Isi-Laporan K3M

10. Manajemen dan Analisis Data

Manajemen dan analisis data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap :

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui penelusuran dokumen, observasi lingkungan, penyebaran

kuisioner dan wawancara

b. Editing data

Proses ini dilakukan untuk melihat dan memastikan apakah semua data telah tersedia

sehingga terhindar dari kekurangan

c. Koding

Data setelah diteliti tahap berikutnya adalah pemberian kode pada jawaban di tepi

lembar jawaban

d. Entry data

Setelah dilakukan koding dilakukan entri data

e. Tabulasi data

Setelah proses entri dilakukan tabulasi data dalam bentuk master table agar mudah

dibaca dan dipahami

f. Analisis data

Untuk menguji hubungan antara variable independen dan variable dependen dilakukan

uji chi square (χ2)

11. Keterbatasan Penelitian

a.

12. Hasil dan Pembahasan

Penilitina ini merupakan penlitian deskriptif analitik. Populasi pada penelitian ini adalah

warga Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap, Jawa

Tengah. Sedangkan Sampel penelitian ini adalah warga dusun Pasuruhan, Desa pasuruhan yang

berusia 1 sampai 80 tahun. Sampel didapatkan dari kegiatan home visit door to door secara

random dari tanggal 10 Juni 2009 sampai dengan 12 Juni 2009. Kemudian didapatkan subjek

penelitian sebanyak 135 orang.

a. Karakteristik dasar subjek penelitian

Table Karakteristik Dasar Subjek Penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, dan

tingkat pendidikan

No Karakteristik Frekuensi Persentase

29

Page 30: Isi-Laporan K3M

1

2

3

Jenis Kelamin

- Pria

- Wanita

Usia

- Balita

- Anak-anak

- Remaja

- Dewasa

- Prelansia

- Lansia

Pendidikan

- Tidak Sekolah

- Sekolah

-

56

79

9

21

21

45

36

3

9

126

41,5

58,5

6,7

15,6

15,6

33,3

26,7

2.2

6,7

93,3

BAB III

TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

A. Rencana dan Program Kerja

Masalah kesehatan prioritas yang telah ditentukan pada warga Dusun Pasuruhan, Desa

Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap adalah diare akut. Dari masalah kesehatan

tersebut kemudian dikembangkan suatu rencana dan program untuk intervensi. Berikut ini

dipaparkan rencana dan program kerja kegiatan Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat Dusun

Pasuruhan, Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.

30

Page 31: Isi-Laporan K3M

Tabel. Rencana dan Program Kerja K3M Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan, Kecamatan

Binangun, Kabupaten Cilacap.

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Sasaran Indikator

Keberhasilan

1. Menyebar kuesioner

penilaian diare

Home Visit

10-12 Juni 2009

Jam 14.00-selesai

Dusun

Pasuruhan

Jumlah warga

dengan diare (+)

2. Penilaian langsung

tingkat pencemaran

sumur

Home Visit

10-12 Juni 2009

Jam 09.00-selesai

Dusun

Pasuruhan

Jumlah sumur

yang tercemar

3. Menyebar kuesioner

pengetahuan tentang

diare

Home Visit

10-12 Juni 2009

Jam 14.00-selesai

Dusun

Pasuruhan

Pengetahuan

warga tentang

diare

4. Pemberian kaporit Home Visit

9-12 Juni 2009

Jam 10.00-selesai

Dusun

Pasuruhan &

Dusun

Sibarong

5. Penyuluhan ”Diare :

Penanganan &

Pencegahannya”

Aula Balai Desa

Pasuruhan

22 Juni 2009

Jam 09.00-selesai

Kader

Kesehatan

Desa

Pasuruhan

Jumlah kader

yang hadir

6. Pemberian oralit kepada

warga Dusun Pasuruhan

terutama yang

mempunyai balita

Aula Balai Desa

Pasuruhan

22 Juni 2009

Jam 12.00

Kader

Kesehatan

Dusun

Pasuruhan

Jumlah oralit yang

dibagi

31

Page 32: Isi-Laporan K3M

7. Pengambilan sampel air

sumur warga

Sumur warga RT 14, RT

15 Dusun Pasuruhan

16 Juni 2009

Jam 07.00-selesai

Warga

Dusun

Pasuruhan

Hasil Pemeriksaan

Bakteri (+)

B. Pelaksanaan dan Pemantauan

Tabel. Pelaksanaan dan Pemantauan Program Kerja K3M Dusun Pasuruhan, Desa Pasuruhan,

Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap.

No Kegiatan Pelaksanaan dan Pemantauan

1. Menyebar kuesioner

penilaian diare

Waktu : 10-12 Juni 2009

Jam 14.00 hingga selesai

Kegiatan : Pengisian kuesioner penilaian diare untuk

mengetahui diagnosis (+) diare akut pada warga, sikap

dan perilaku warga mengenai diare

Proses pengambilan data dilakukan secara door-to-door

dengan mendatangi rumah warga dan mewawancara

secara langsung.

Jumlah responden :

2. Penilaian langsung tingkat

pencemaran sumur

Waktu : 10-12 Juni 2009

Jam 09.00 hingga selesai

Kegiatan : Pengisian formulir inspeksi sarana air bersih

untuk menilai tingkat pencemaran sumur warga

Proses pengambilan data dilakukan dengan melihat dan

menilai langsung sumur warga

Jumlah responden :

3. Menyebar kuesioner

pengetahuan tentang diare

Waktu : 10-12 Juni 2009

Jam 14.00 hingga selesai

Kegiatan : Pengisian kuesioner untuk mengukur tingkat

pengetahuan warga tentang diare

Proses pengambilan data dilakukan secara door-to-door

dengan mendatangi rumah warga dan mewawancara

32

Page 33: Isi-Laporan K3M

secara langsung.

Jumlah responden :

4. Pemberian kaporit Waktu : 9-12 Juni 2009

Jam 10.00 hingga selesai

Kegiatan : Penerangan cara memasukkan kaporit

pemberian kaporit untuk dimasukkan ke dalam sumur

warga

Proses pembagian kaporit diberikan kepada sumur warga

yang positif menderita diare akut

Jumlah responden : 10 rumah

5. Pengambilan sampel air

sumur warga

Waktu : 16 Juni 2009

Sumur warga RT 14 dan RT 15 Dusun Pasuruhan

Kegiatan : Pengambilan sampel air sumur untuk diperiksa

apakah ada kandungan bakteri pada sumber air

Proses pengambilan air dilakukan dengan memilih sumur

warga yang menderita diare dan sampling diambil secara

steril.

Jumlah responden : 2 orang

6. Penyuluhan ”Diare :

Penanganan &

Pencegahannya”

Waktu : 22 Juni 2009

Jam 09.00 hingga selesai

Kegiatan : Memberikan penyuluhan tentang penanganan

dan pencegahan diare

Kehadiran : 18 orang kader kesehatan

7. Pemberian oralit kepada

warga Dusun Pasuruhan

terutama yang mempunyai

balita

Waktu : 22 Juni 2009

Jam 12.00

Kegiatan : Memberikan oralit untuk warga Dusun

Pasuruhan terutama yang mempunyai balita dan sedang

menderita diare

Jumlah responden :

C. Kegiatan Lain K3M

Tabel . Kegiatan Mahasiswa K3M di Wilayah Kerja Puskesmas Binangun dan Kecamatan

Binangun

33

Page 34: Isi-Laporan K3M

No. Kegiatan Pelaksanaan dan Pemantauan

1. Penyuluhan & Sosialisasi

Flu Burung di Balai Desa

Kemojing

Waktu : 20 Mei 2009

Jam 09.00 hingga 12.00 WIB

Kegiatan : Penyuluhan tentang flu burung kepada

warga Desa Kemojing

Jumlah warga : 50 orang

2. Mengikuti kegiatan

Posyandu Lansia di Desa

Bangkal

Waktu : 22 Mei 2009

Jam 09.00 hingga selesai

Kegiatan : Penyuluhan Diabetes Mellitus, periksa

tekanan darah dan Senam Lansia

Jumah warga : 20 orang

3. Mengikuti kegiatan Ibu-ibu

PKK serta penyuluhan

Hepatitis A di Desa Jepara

Wetan

Waktu : 25 Mei 2009

Jam 14.00 sampai 16.00

Kegiatan : Penyuluhan tentang Hepatitis A

Jumlah warga : 20 orang

4. Penyuluhan Dana Sehat

Materi tentang

Penyimpanan & Handling

Obat, Interaksi Obat

Waktu : 27 Mei 2009

Jam 10.00 hingga 12.00

Kegiatan : Penyuluhan tentang Cara Penyimpanan

Obat dan Handling Obat dengan Benar, Interaksi Obat

dengan obat yang lain dan zat-zat yang lain.

Jumlah warga : 15 orang

5. Konsultasi Kesehatan dan

pengambilan tekanan

darah warga RT 14 Dusun

Pasuruhan

Waktu : 30 Mei 2009

Jam 20.00 hingga selesai

Kegiatan : Penyuluhan Hipertensi, Konsultasi

Kesehatan dan pengambilan tekanan darah warga

Jumlah warga : 30 orang

6. Mengikuti Kegiatan Ibu-ibu

PKK RT 17 di Dusun

Pasuruhan

Waktu : 31 Mei 2009

Jam 14.00 hingga selesai

Kegiatan : Penyuluhan Diabetes Mellitus, Konsultasi

Kesehatan dan pengambilan tekanan darah warga

Jumlah warga : 30 orang

7. Konsultasi Kesehatan dan

pengambilan tekanan

Waktu : 7 Juni 2009

Jam 20.00 hingga selesai

34

Page 35: Isi-Laporan K3M

darah warga RT 15 Dusun

Pasuruhan

Kegiatan : Penyuluhan Diare, Konsultasi Kesehatan dan

pengambilan tekanan darah warga

Jumlah warga : 30 orang

8. Mengikuti Posyandu Balita

dan penyuluhan Diare

pada ibu-ibu di Dusun

Pasuruhan

Waktu : 17 Juni 2009

Jam 09.00 hingga selesai

Kegiatan : Penimbangan balita, pemeriksaan kesehatan

warga serta penyuluhan tentang diare pada ibu-ibu

Jumlah warga : 15 orang

9. Lomba Kesehatan Praktis

Dasar Tingkat SD Se-

Kecamatan Binangun

Waktu : 18 Juni 2009

Jam 09.00 hingga selesai

Kegiatan : Mengadakan lomba untuk siswa-siswa SD

tentang Kesehatan Dasar dan memasukkan

implementasi Basic Life Support pada kejadian yang

sering terjadi di SD

Jumlah partisipan : 180 orang

10. Mengikuti Posyandu

Lansia dan penyuluhan

Perubahan pada Penuaan

pada lansia di Desa

Bangkal

Waktu : 20 Juni 2009

Jam 10.00 hingga 12.00

Kegiatan : Pengambilan tekanan darah, senam lansia

dan penyuluhan tentang Perubahan pada Penuaan

pada warga lansia

Jumah warga : 20 orang

35