laporan antropometri - isi

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropometri tenaga kerja merupakan pola dasar di dalam membuat rancang bangun suatu alat kerja. Apabila kita ingin membuat suatu alat kerja yang ergonomis yang dapat dipakai dengan aman, nyaman, sehat dan mudah oleh para pemakainya, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui ukuran tubuh pemakainya. Ukuran tubuh ini bisa kita dapatkan dengan cara mengukur tenaga kerja pada posisi diam (statis). Dengan aplikasi data antropometri tenaga kerja yang baku dalam pembuatan sarana kerja, diharapkan sarana kerja yang dipakai akan sesuai dengan keadaan fisik dari tenaga kerja yang dipakai akan sesuai dengan keadaan fisik dari tenaga kerja sehingga efisien, nyaman, dan dapat dicapai produktivitas yang tinggi. Adanya keluhan pegal-pegal atau mudah lelah tenaga kerja dapat disebabkan karena sarana kerja seperti meja dan kursi tidak sesuai dengan antropometri. Untuk menilai kesesuaian antara antropometri dengan sarana kerja maka selain data antropometri juga diperlukan ukuran-ukuran sarana 1

Upload: adrastha

Post on 28-Jun-2015

1.756 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropometri tenaga kerja merupakan pola dasar di dalam membuat

rancang bangun suatu alat kerja. Apabila kita ingin membuat suatu alat kerja

yang ergonomis yang dapat dipakai dengan aman, nyaman, sehat dan mudah

oleh para pemakainya, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui ukuran

tubuh pemakainya. Ukuran tubuh ini bisa kita dapatkan dengan cara

mengukur tenaga kerja pada posisi diam (statis).

Dengan aplikasi data antropometri tenaga kerja yang baku dalam

pembuatan sarana kerja, diharapkan sarana kerja yang dipakai akan sesuai

dengan keadaan fisik dari tenaga kerja yang dipakai akan sesuai dengan

keadaan fisik dari tenaga kerja sehingga efisien, nyaman, dan dapat dicapai

produktivitas yang tinggi.

Adanya keluhan pegal-pegal atau mudah lelah tenaga kerja dapat

disebabkan karena sarana kerja seperti meja dan kursi tidak sesuai dengan

antropometri. Untuk menilai kesesuaian antara antropometri dengan sarana

kerja maka selain data antropometri juga diperlukan ukuran-ukuran sarana

kerja. Agar dicapai efisiensi dan kenyamanan seharusnya data yang didapat

dari antropometri dapat dijadikan dasar untuk perancangan sarana kerja.

B. Tujuan Percobaan

1. Untuk mendapatkan data antropometri tenaga kerja.

2. Mendapatkan data ukuran-ukuran meja dan kursi kerja di Balai besar K3

Makassar

1

Page 2: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

C. Manfaat Percobaan

1. Dengan adanya peralatan yang ergonomis, maka beban tambah dari

penggunaan alat yang tidak serasi dapat dikurangi, sehingga produktivitas

tenaga ekrja yang tinggi dapat dicapai.

2. Mengurangi tingkat kelelahan dari tenaga kerja.

3. Bagi pengusaha dapat membuat peralatan kerja yang disesuaikan dengan

ukuran antropometri tenaga kerja.

4. Dapat menilai kesesuaian antropometri dengan ukuran sarana kerja

5. Dapat digunakan untuk perbaikan sarana kerja

2

Page 3: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan,

lingkar lengan atas, dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa, 2002).

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis

kelamin, lingkungan di dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada kehamilan

tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis, serta faktor

lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi). Pengaruh

lingkungan, terutama gizi, lebih penting ketimbang latar belakang genetis atau

faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran tubuh tertentu

dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi (Arisman, 2004).

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari

berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini

biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti

lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2002).

Parameter yang dianjurkan oleh WHO untuk diukur pada survei dapat

dilihat pada tabel di bawah ini (Arisman, 2004) :

Usia Pengamatan di lapangan Pengamatan lebih rinci

0-1 thn Berat dan panjang badan. Panjang batang badan; lingkar

kepala dan dada; diameter krista

iliaka, lipat kulit dada, triseps,

dan sub-skapula.

1-5 thn Berat dan panjang badan

(sampai 3 tahun), tinggi badan

Panjang batang badan (3 tahun),

tinggi duduk (di atas 3 tahun),

3

Page 4: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

(di atas 3 tahun), lipat kulit

biseps dan triseps, lingkar

lengan.

lingkar kepala dan dada (inspirasi

setengah), diameter bikristal, lipat

kulit dada dan sub-skapula,

lingkar betis, rontgen postero-

anterior tangan dan kaki.

5-20 thn Berat dan tinggi badan, lipat

kulit triseps.

Tinggi duduk, diameter bikristal,

diameter biakromial, lipat kulit di

tempat lain, lingkar lengan dan

betis, rontgen postero-anterior

tangan dan kaki.

> 20 thn Berat dan tinggi badan, lipat

kulit triseps.

Lipat kulit di tempat lain, lingkar

lengan dan betis.

Pengukuran antropometri yang paling mudah dan paling sering

dihubungkan dengan komposisi tubuh, setelah berat badan, adalah pengukuran

body mass indeks (BMI) atau diindonesiakan menjadi indeks massa tubuh (IMT).

Dengan pengukuran ini hanya bisa dikategorikan kurus, normal, dan gemuk. Di

bawah ini diberikan tabel dari kategori dari BMI yang digunakan di Indonesia

untuk menentukan keadaan seseorang (Hadju, 2005) :

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0- <18,5

Normal 18,5-22,9

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan 23-24,9

Kelebihan berat badan tingkat moderat >25,0-29,9

Kelebihan berat badan tingkat berat >30,0

4

Page 5: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

Sebelum menguraikan tentang keunggulan ada baiknya mengenal apa

yang mendasari penggunaan antropometri. Beberapa syarat yang mendasari

penggunaan antropometri adalah (Supariasa, 2002) :

a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas,

mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri di rumah.

b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.

Contohnya, apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada

anak-balita, maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan

alat yang rumit. Berbeda dengan pengukuran status gizi dengan metode

biokimia, apabila terjadi kesalahan maka harus mempersiapkan alat dan bahan

terlebih dahulu yang relatif mahal dan rumit.

c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga

oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

d. Biaya relatif murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-

bahan lainnya.

e. Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut off points)

dan baku rujukan yang sudah pasti.

f. Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara menggunakan

antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,

khususnya untuk penapisan (screening) status gizi. Hal ini dikarenakan

antropometri, diakui kebenarannya secara ilmiah.

BAB III

5

Page 6: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat

Antropometer set

Meteran gulung/meteran tukang kayu

Penggaris segitiga

Kursi tanpa sandaran dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm untuk laki-laki dan

35 x 35 x 35 cm untuk wanita

Timbangan badan

B. Metode

Metode yang digunakan Antropometri Statis yang meliputi ukuran tubuh

pada sikap statis. Yang diukur pada sikap statis adalah posisi berdiri dan posisi

duduk.

C. Prosedur Kerja

Antropometri :

a. Posisi Berdiri

1. Tinggi Badan; diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas

kaki dalam keadaan berdiri tegak dan kepala menempel di tembok.

2. Tinggi Bahu; diukur dari bahu yang paling tinggi sampai alas kaki

dalam keadaan berdiri tegak.

3. Tinggi Siku; diukur dari siku lengan yang berada dalam posisi vertikal

sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.

4. Tinggi Pinggul; diukur dari tulang pinggul kiri sampai pinggul yang

paling atas sampai alas kaki dalam keadaan berdiri tegak.

5. Lebar nahu; diukur dari bagian lengan atas kiri sampai bagian luar

lengan atas kanan dan diambul yang paling lebar.

6. Lebar pinggul; diukur dari pinggul kiri sampai pinggul kanan dan

diambil yang paling lebar.

6

Page 7: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

7. Panjang lengan; diukur dari ketiak sampai ujung jari yang paling

panjang.

8. Panjang lengan atas; diukur dari ketiak sampai siku.

9. Panjang lengan bawah; diukur dari siku sampai ujung jari tengah

sebagai jari yang paling panjang.

10. Jangakauan Atas; diukur dari titik tengah pegangan teratas sampai alas

kaki dalam keadaan berdiri.

11. Panjang Depa; diukur dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari

tengah kanan atau diambil jari yang paling panjang.

b. Posisi Duduk

1. Tinggi Duduk; diukur dari bagian kepala yang paling atas sampai alas

duduk dalam posisi sikap duduk tegak.

2. Tinggi Siku Duduk; diukur dari siku sampai alas duduk dalam posisi

sikap duduk tegak.

3. Tinggi Pinggul Duduk; diukur dari tulang pinggul sampai alas kaki

dalam posisi sikap duduk tegak.

4. Tinggi Lutut Duduk; diukur dari lutut sampai alas kaki dalam posisi

sikap duduk tegak.

5. Panjang Tungkai Atas; diukur dari lutut sampai garis vertikal yang

melalui punggung dan pinggang pada posisi sikap duduk tegak.

6. Panjang Tungkai Bawah; diukur dari lipatan lutut belakang sampai

alas kaki dalam sikap duduk dengan betis pada kedudukan vertikal.

Pengukuran Sarana Kerja :

7

Page 8: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

1. Tempat Duduk

a. Tinggi Tempat Duduk; diukur dari lantai sampai pada permukaan atas

bagian tempat duduk.

b. Panjang Alas Duduk; diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan

depan sandar duduk dengan permukaan atas alas duduk.

c. Lebar Tempat Duduk; diukur pada garis tengah alas duduk melintang.

d. Sandaran Pinggang; diukur dari bagian bawah sandaran pinggang

sampai bagian atas.

e. Sandaran Tangan;

Jarak antara sandaran tangan: diukur dari tepi dalam sandaran

tangan yang satu sampai tepi dalam sandaran tangan yang lain.

Tinggi sandaran tangan: diukur dari permukaan alas duduk

sampai bagian atas sandaran tangan.

Panjang sandaran tangan: diukur dari bagian belakang sampai

bagian depan sandaran tangan.

2. Meja Kerja

a. Tinggi Meja Kerja; diukur dari lantai sampai permukaan daun meja.

b. Tebal Daun Meja; diukur dari bagian bawah sampai permukaan atas.

c. Permukaan Meja; dinyatakan rata atau tidak rata da nmenyilaukan atau

tidak.

d. Lebar Meja; diukur dari bagian pekerja ke arah depan daun meja.

8

Page 9: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Dimensi Posisi Duduk

N

oNAMA

DIMENSI POSISI DUDUK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 Dedi 8671,

560,2

28,

410,5 9,5 39 48,2 36,5 37 35 30

17,

515

30,

342 16

13,

515,5 7,5

22,

66,5 120

2 Syawal 98,878,

162 24 13,5 10 42 50,5 45 40 37 30 16 15 35 48 16,5

13,

520 7,5 26 7,5 126,2

3 Syavirah 82 70 5523,

210,5 44 46,1 40 30 25,6 25,5

15,

415 33 36,3 15,4

10,

516 6,3

23,

15,4 110,2

4 Nuning 80 65 4918,

510,5

45,

548 39,2

35,

530,8 30

15,

314,1

31,

343,5 15,2

10,

717,5 5,1

23,

55,2 103,2

5 Indah 88,276,

957 26 12,5

44,

949 41,9

35,

130,1 30,4

15,

615,4 31 41,2 15,4

10,

817,1 5,2 24 5,2 104

6 Hajriani 76,9 66 54,2 9,8 10 44 47 38,5 36 30 2815,

515,3 28 41 15,4

10,

715 5,4

22,

55,4 105,2

9

Page 10: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

2. Dimensi Posisi Berdiri

No NAMADIMENSI POSISI BERDIRI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Dedi Indrawan 156 145 129 101 86,5 69,3 56 70,1 70,3 60,8 158,5 83,3 190,5

2 Syawal K.S. Putra 172 159,2 142 110,2 94,6 73,1 62,7 79,5 79,6 71,2 177,6 89,3 209

3 Syavirah elvikar 155,4 144,6 128,5 100,2 75 71 57,6 75 71 59 150,7 74 185

4 Nuning Irnawulan 154,3 144,5 125,6 99,5 73,4 63,6 55,7 75,5 71,9 61 162 84 187,3

5 Indah Fahdiana 162,6 150,9 133,6 104,3 73,4 73,2 60,4 76 71 61 162 88 195,4

6 Hajriani 152 141,2 128 98 84 61,6 59,2 61,1 67,2 62,5 151,5 75,1 184,5

C. Sarana Kerja

TEMPAT DUDUK (Cm) MEJA (Cm)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

43,1 43,5 46,7 54 18 41,1 74,5 2,9 Rata/tidak 60,6

10

Page 11: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

silau

11

Page 12: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

Keterangan Tabel Dimensi Posisi berdiri:

1 : tinggi tempat duduk 7 : tinggi meja

2 : panjang alas duduk 8 : tebal daun meja

3 : lebar tempat duduk 9 : permukaan meja

4 : jarak antara tepi sandaran tangan 10 : lebar meja

5 : tinggi sandaran tangan

6 : panjang sandaran tangan

Keterangan Tabel Dimensi Posisi Duduk:

1 : tinggi duduk 13 : tebal dada

2 : tinggi mata 14 : tebal perut

3 : tinggi bahu 15 : panjang bahu siku

4 : tinggi siku 16 : panjang siku ujung jari

5 : tebal paha 17 : panjang kepala

6 : panjang belakang lutut 18 : lebar kepala

7 : tinggi lutut duduk 19 : panjang telapak tangan

8 : tinggi lipatan lutut 20 : lebar telapak tangan

9 : lebar bahu delto 21 : panjang telapak kaki

10 : lebar bahu akrom 22 : lebar telapak kaki

11 : lebar pinggul 23 : jangkauan vertikal

12 : tebal dada

Keterangan Tabel Dimensi Posisi berdiri:

1 : tinggi badan 8 : jangkauan horis

2 : tinggi mata 9 : panjang bahu ujung tengah

3 : tinggi bahu 10 : panjang bahu kepalan tangan

4 : tinggi siku 11 : rentangan horis

5 : tebal pangkal paha 12 : panjang horis siku

6 : tinggi buku jari 13 : jangkauan vertikal

7 : tinggi ujung jari

12

Page 13: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengukuran meja dan tempat duduk di Balai besar K3

Makassar diperoleh data sebagai berikut :

tinggi tempat duduk : 43,1 cm

panjang alas duduk : 43,5 cm

lebar tempat duduk : 46,7 cm

jarak antara tepi sandaran tangan : 54 cm

tinggi sandaran tangan : 18 cm

panjang sandaran tangan : 41,1 cm

tinggi meja : 74,5 cm

tebal daun meja : 2,9 cm

permukaan meja : Rata/tidak silau

lebar meja : 60,6 cm

Sedangkan ukuran baku untuk meja dan kursi yang ergonomis adalah

sebagai berikut :

tinggi tempat duduk : 40 – 48 cm

panjang alas duduk : 40 cm

lebar tempat duduk : 40 – 48 cm

jarak antara tepi sandaran tangan : 42 – 46 cm

tinggi sandaran tangan : 20 cm

panjang sandaran tangan : 21 cm

tinggi meja : Setinggi siku dan disesuaikan dengan sikap kerja

tebal daun meja : Untuk kebebasan kaki

permukaan meja : Rata/tidak silau

lebar meja : 80 cm

Jika dibandingkan antara hasil pengukuran meja dan kursi yang berada

dibalai Besar K3 Makassar dengan ukuran baku meja dan kursi yang ergonomis

maka dapat dikatakan bahwa meja dan kursi kerja Balai K3 Makassar sudah

mendekati ergonomis namun belum dapat dikatakan ergonomis sepenuhhnya,

13

Page 14: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

karena masih terdapat perbedaan ukuran misalnya pada jarak antara tepi sandaran

tangan (54 cm) yang semestinya 42-46 cm, tinggi sandaran tangan (18 cm) yang

semestinya 20 cm, dan lebar meja (60,6 cm) yang semstinya 80 cm.

14

Page 15: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jika dibandingkan antara hasil pengukuran meja dan kursi yang berada

dibalai Besar K3 Makassar dengan ukuran baku meja dan kursi yang ergonomis

maka dapat dikatakan bahwa meja dan kursi kerja Balai K3 Makassar sudah

mendekati ergonomis namun belum dapat dikatakan ergonomis sepenuhhnya,

karena masih terdapat perbedaan ukuran misalnya pada jarak antara tepi sandaran

tangan (54 cm) yang semestinya 42-46 cm, tinggi sandaran tangan (18 cm) yang

semestinya 20 cm, dan lebar meja (60,6 cm) yang semstinya 80 cm.

B. Saran

Agar Balai Besar K3 Makassar mempertimbangkan untuk penyediaan

peralatan kantor khususnya Kursi dan meja yang ergonomis untuk menunjang

produktivitas dari karyawan.

15

Page 16: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

DAFTAR PUSTAKA

Asfian, P. 2011. Buku Panduan Praktikum Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3). Balai Laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Makassar. Makassar.

http://www.wikipedia.com. Akses tanggal 9 Januari 2011.

16

Page 17: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

17

Page 18: LAPORAN ANTROPOMETRI - Isi

18