laporan pengukuran gas - isi

55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udara merupakan zat yang penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-benda yang panas, dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia. Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam- macam gas.. komposisi normal udara terdiri atas noitrogen78,1%, oksigen 20,93%, dan karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya merupakan gas argon, neon, kripton, xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-tumbuhan. Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik dan kendaraan bermotor. Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami pencemaran oleh kehidupan dalam kegiatan manusia serta proses alam lainnya. Dalam batas-batas tertentu, alam mampu membersihkan udara dengan cara membentuk suatu keseimbangan ekosistem yang disebut removal mechanism. Proses yang terjadi 69

Upload: adrastha

Post on 28-Jun-2015

855 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Udara merupakan zat yang penting setelah air dalam memberikan

kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga

berfungsi sebagai alat penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin benda-

benda yang panas, dan dapat menjadi media penyebaran penyakit pada

manusia.

Udara merupakan campuran mekanis dari bermacam-macam gas..

komposisi normal udara terdiri atas noitrogen78,1%, oksigen 20,93%, dan

karbondioksida 0,03%, sementara selebihnya merupakan gas argon, neon,

kripton, xenon, dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri,

spora, dan sisa tumbuh-tumbuhan.

Masalah pengotoran udara sudah lama menjadi masalah kesehatan pada

masyarakat, terutama di negara-negara industri yang banyak memiliki pabrik

dan kendaraan bermotor. Sebenarnya udara sendiri cenderung mengalami

pencemaran oleh kehidupan dalam kegiatan manusia serta proses alam

lainnya. Dalam batas-batas tertentu, alam mampu membersihkan udara

dengan cara membentuk suatu keseimbangan ekosistem yang disebut removal

mechanism. Proses yang terjadi dapat berupa pergerakan udara, hujan, sinar

matahari, dan fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Pada suatu keadaan ketika

pencemaran yang terjadi melabihi kemampuan alam untuk membersihkan

dirinya sendiri, pencemaran itu akan membahayakan kesehatan manusia dan

memberikan dampak yang luas terhadap fauna, flora, dan terhadap ekosistem

yang ada.

69

Page 2: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji kadar amoniak (NH3) di

udara dengan memakai metode Nessler menggunalan alat spektrofotometer.

C. Prinsip Dasar Percobaan

NH3 diserap oleh larutan absorbing reagen asam sulfat encer atau asam

borat. Agar NH3 dapat ditentukan, reaksikan dengan pereaksi Nessler (Hgl2 dan

Kl) kemudian intensitas warna yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer

pada panjang gelombang 460 nm.

70

Page 3: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,

kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan

kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami

maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi

suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat

alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat

langsung dan lokal, regional, maupun global.

Sumber Pencemaran Udara

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar

sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan

langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah

contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari

pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk

dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon

dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara

sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan

rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi

udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global,

perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

Kegiatan manusia

Transportasi

Industri

Pembangkit listrik

71

Page 4: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai

jenis bahan bakar)

Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami

Gunung berapi

Rawa-rawa

Kebakaran hutan

Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain

Transportasi amonia

Kebocoran tangki klor

Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir

sampah

Uap pelarut organik

1. Zat-Zat Pencemar Udara

Karbon monoksida

Karbon monoksida, rumus kimia C O , adalah gas yang tak berwarna, tak

berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen

berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan

kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa

karbon, sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida

terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran.

Karbon dioksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api berwarna biru,

menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia bersifat racun, CO memainkan

peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan prekursor

banyak senyawa karbon.

Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di

atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam

lahar gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi.

Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari

72

Page 5: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung berapi

tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun

ke tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas

tersebut.

Karbon monoksida memiliki efek radiative forcing secara tidak langsung

dengan menaikkan konsentrasi metana dan ozon troposfer melalui reaksi

kimia dengan konstituen atmosfer lainnya (misalnya radikal hidroksil OH-)

yang sebenarnya akan melenyapkan metana dan ozon. Dengan proses alami

di atmosfer, karbon monoksida pada akhirnya akan teroksidasi menjadi

karbon dioksida. Konsentrasi karbon monoksida memiliki jangka waktu

pendek di atmosfer.

CO antropogenik dari emisi automobil dan industri memberikan kontribusi

pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Di daerah perkotaan, karbon

monoksida, bersama dengan aldehida, bereaksi secara fotokimia,

meghasilkan radikal peroksi. Radikal peroksi bereaksi dengan nitrogen

oksida dan meningkatkan rasio NO2 terhadap NO, sehingga mengurangi

jumlah NO yang tersedia untuk bereaksi dengan ozon. Karbon monoksida

juga merupakan konstituen dari asap rokok.

Oksida nitrogen

Nitrogen monooksida (NO), juga disebut nitrogen oksida atau nitrat

oksida (nitric oxide) adalah suatu gas tak berwarna, tanpa oksigen larut di

dalam air; pada kondisi seperti ini nitrogen oksida sangat stabil. Di udara,

nitrogen oksida cepat bereaksi dengan oksigen membentuk NO2, suatu gas

berwarna yang dapat memicu kerusakan jaringan. Pada konsentrasi yang

sangat rendah, nitrogen oksida relatif stabil, walaupun ada oksige. Di alam

terbuka, nitrogen oksida terbentuk dengan memanaskan udara pada suhu

tinggi seperti dalam mesin mobil dan waktu terjadinya petir. Dalam hal ini,

nitrogen dan oksigen yang ada di udara akan bereaksi membentuk nitrogen

oksida.

73

Page 6: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Pada saat petir nitrogen oksida dapat berubah menjadi NO2; nitrogen

oksida dan NO2 akan terbawa ke tanah dan menjadi pupuk alami. Akan

tetapi di daerah perkotaan nitrogen oksida dan NO2 merupakan oksida

nitrogen yang terdapat dalam knalpot mobil dan berperan dalam

pembentukan kabut fotokimia (photochemical smog); jadi dua puluh tahun

yang lalu gas nitrogen oksida masih dianggap sebagai polutan atau

pencemar udara. Tetapi pada tahun 1987 diketahui bahwa sel mammalia

memproduksi nitrogen oksida, dan satu tahun kemudian diketahui bahwa sel

berkomunikasi sesamanya dengan nitrogen oksida. Nitrogen oksida

terbentuk dalam tubuh yang berfungsi secara fisiologis, sehingga pada

tahun 1992, nitrogen oksida oleh para ahli dikategorikan sebagai "molecule

of the year".

Nitrogen oksida adalah suatu radikal bebas (memiliki satu elektron

yang belum berpasangan) sehingga sangat reaktif. Obat antiangina nitrat

organik sebagai vasodilator, sekarang diketahui ternyata bekerja dengan

melepaskan nitrogen oksida. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa

nitrogen oksida bukan saja hanya sebagai vasodilator dan bronkhodilator

tetapi juga berperan dalam sistim kekebalan dan sistim saraf. Nitrogen

oksida berfungsi sebagai messenger biologis yang penting dalam berbagai

fungsi biologis sebagai neurotransmitter, pembekuan darah, pengendalian

tekanan darah, dan pada kemampuan sistim imunitas untuk membunuh sel-

sel tumor dan parasit intraseluler. Tetapi produksi yang berlebihan pada

kondisi tertentu dapat menimbulkan keadaan patologis

Oksida sulfur

Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas

SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau

sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat

reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk

membentuk asam sulfas atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah

bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan,

74

Page 7: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi

gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium

baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.

Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas

SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2

berbau sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat

sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara

untuk membentuk asam sulfas atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif,

mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan

kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya.

Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia

(tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm.emisi-

gas-so2

Hanya sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfer merupakan

hasil dari aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2 . Sebanyak

dua pertiga dari jumlah sulfur di atmosfer berasal dari sumber-sumber alam

seperti volcano, dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.

CFC

Chlorofluorocarbon, yaitu suatu senyawa kimia yang mengikis

lapisan ozon. CFC itu cloroflorocarbon. Salah satu emisi yang ada di alam.

Kita pasti tau CO, CO2, SO2, H2S, CS2 dan CFC. CO2 dan CFC tidak

beracun, sedangkan yang lain semuanya beracun. Namun yang berbahaya

secara global justru yang tidak beracun. CFC merusak lapisan ozon perisai

yang ditempatkan Tuhan di angkasa untuk melindungi bumi dari sengatan

fraksi ultra violet yang berbahaya dari photon (sinar matahari). CFC (chlor,

fluor, carbon), adalah "nama dagang' yang dalam refrigeration engineering

(elemen pendingin pada kulkas) lebih dikenal dengan sebutan FREON.

Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah

kloroflorokarbon (CFC) buatan manusia yang meningkatkan kadar

75

Page 8: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

penipisan ozon menyebabkan kemerosotan berangsur-angsur dalam tingkat

ozon global.

CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira

banyaknya, dalam kulkas, bahan dorong dalam penyembur, pembuatan busa

dan bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.

Masa hidup CFC berarti 1 molekul yang dibebaskan hari ini bisa ada

50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.

Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke

dalam stratosfer (10 – 50 km). Di atas lapisan ozon utama, pertengahan julat

ketinggian 20 – 25 km, kurang sinar UV diserap oleh ozon. Molekul CFC

terurai setelah bercampur dengan UV, dan membebaskan atom klorin. Atom

klorin ini juga berupaya untuk memusnahkan ozon dan menghasilkan

lubang ozon.

Hidrokarbon

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang

terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon

memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan

rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari

hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom

karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih

terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan

sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6.

Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

Ozon

Ozon terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan

manusia. Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya

ultraviolet dengan atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada

ketinggian 50 kilometer.

76

Page 9: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Ozon amat mengkakis dan dipercayai sebagai bahan beracun dan bahan

cemar biasa. Ozon mempunyai bau yang tajam, menusuk hidung. Ozon juga

terbentuk pada kadar rendah dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan

oleh tenaga tinggi seperti radiasi eletromagnetik.

UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerusakan genetik.

Peningkatan tingkat uv juga mempunyai dampak kurang baik terhadap

sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan,

tumbuhan dan tanaman. Penyerapan sinar UV berbahaya oleh ozon

stratosfer amat penting untuk semua kehidupan di bumi.

Ozon di muka bumi terbentuk oleh sinar ultraviolet yang menguraikan

molekul O3 membentuk unsur oksigen. Unsur oksigen ini bergabung dengan

molekul yang tidak terurai dan membentuk O3. Kadangkala unsur oksigen

akan bergabung dengan N2 untuk membentuk nitrogen oksida; yang apabila

bercampur dengan cahaya mampu membentuk ozon.

Ozon adalah salah satu gas yang membentuk atmosfer. Molekul oksigen

(O2) yang dengannya kita bernafas membentuk hampir 20% atmosfer.

Pembentukan ozon (O3), molekul triatom oksigen kurang banyak dalam

atmosfer di mana kandungannya hanya 1/3.000.000 gas atmosfer.

UV dikaitkan dengan pembentukan kanker kulit dan kerouakan genetik.

Peningkatan tingkat UV juga mempunyai dampak kurang baik terhadap

sistem imunisasi hewan, organisme akuatik dalam rantai makanan,

tumbuhan dan tanaman.

Penyerapan sinaran UV berbahaya oleh ozon stratosfer amat penting untuk

semua hidupan di bumi.

Kegunaan ozon

Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan

cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman.

Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar.

Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:

mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),

77

Page 10: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit,

dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna),

membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu

penapis menghilangkan besi dan arsenik),

mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),

membantu mewarnakan plastik, menentukan ketahanan getah.

Volatile Organic Compounds

volatile organic compounds (VOC) atau senyawa organik yang mudah

menguap. Sesuai dengan namanya, senyawa ini mudah menguap di udara

bebas. Dengan sifatnya ini, maka orang-orang yang dalam kesehariannya

berkutat dengan zat kimia ini memiliki risiko keterpajanan yang sangat

tinggi. Apalagi zat pelarut yang digunakan sebagai pelarut dalam banyak

industri manufaktur sebagian besar menggunakan VOC, misalnya benzena

dan toluena, yang oleh Environmental Protection Agency (EPA) dalam

golongan 2B (possible human carcinogenic).

VOC sangat luas digunakan untuk memampatkan gas dalam aerosol

pewangi ruangan yang biasa dipakai manusia. Selain itu, di dalam rumah

juga masih banyak lagi benda yang di dalamnya menggunakan VOC

sebagai pelarut. Untuk mengukur kadar VOC di lingkungan dapat

digunakan teknik bioconcentration factor yang dilakukan dengan

menghitung kadar VOC di dedaunan. Setelah proses penilaian risiko

dilakukan, hal selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah pengendalian

VOC. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah mengetahui kapan VOC

berisiko terhadap manusia.

Partikulat

Partikulat Matter (PM)

Partikel debu dalam emisi gas buang terdiri dari bermacam-macam

komponen. Bukan hanya berbentuk padatan tapi juga berbentuk cairan yang

mengendap dalam partikel debu. Pada proses pembakaran debu terbentuk 78

Page 11: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

dari pemecahan unsur hidrokarbon dan proses oksidasi setelahnya. Dalam

debu tersebut terkandung debu sendiri dan beberapa kandungan metal

oksida. Dalam proses ekspansi selanjutnya di atmosfir, kandungan metal

dan debu tersebut membentuk partikulat. Beberapa unsur kandungan

partikulat adalah karbon, SOF (Soluble Organic Fraction), debu, SO4, dan

H2O. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap

hitam tebal, tetapi yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus

sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Diketahui juga bahwa

di beberapa kota besar di dunia perubahan menjadi partikel sulfat di

atmosfir banyak disebabkan karena proses oksida oleh molekul sulfur.

B. Dampak Pencemaran Udara

Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh

melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh

bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di

saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas

dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem

peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi

saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan

gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai

toksik dan karsinogenik.

Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang

berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya

hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah

dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

1. ISPA (Infeksi saluran nafas atas)

Infeksi saluran nafas atas dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai

ISPA (Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah

79

Page 12: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan, hidung,

sinus, faring, atau laring.

Tanda dan gejalaYang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia),

beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.

Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan

adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah, rhinitis,

sinusitis, faringitis, tosilitis dan laryngitis.

Terapi

Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik

walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh

dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian

antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan

hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian

antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial,

pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan

dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari.

Namun pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut dengan gejala dahak dan

ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan keharusan

karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg terlibat.

2. Bronkitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh

sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,

bronkitis bisa bersifat serius.

Penyebab

Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang

menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)

80

Page 13: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita

penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa

merupakan akibat dari:

Sinusitis kronis

Bronkiektasis

Alergi

Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

Berbagai jenis debu

Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin,

hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin

Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida

Tembakau dan rokok lainnya.

3. Asma

Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami

penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang

menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.

Penyebab

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon

terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi

saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,

seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan

jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena

adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini

akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi)

dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga

supaya dapat bernafas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga

bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast

di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang

81

Page 14: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan

lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast

mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka

kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang

terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.

Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau

berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu

dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita

asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan

penyempitan saluran udara.

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi

dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,

nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman

dapat menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer.

Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan

membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam

ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan

Merusak tanaman

Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga

mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon,

dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang

82

Page 15: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam

lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub

Perubahan iklim regional dan global

Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan

pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari

matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi

secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat

sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih

cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan

ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter

dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh

Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk

hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat

kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon,

sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara

yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain diketahui

bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat

berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik),

Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik),

Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu

lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat

berdasarkan pantauan lapangan [1].

83

Page 16: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Kategori RentangKarbon

monoksida (CO)Nitrogen (NO2) Ozon (O3)

Sulfur dioksida

(SO2)Partikulat

Baik 0-50 Tidak ada efek Sedikit berbau

Luka pada

Beberapa

spesies

tumbuhan akibat

kombinasi

dengan SO2

(Selama 4 Jam)

Luka pada

Beberapa

spesies

tumbuhan

akibat

kombinasi

dengan O3

(Selama 4 Jam)

Tidak ada efek

Sedang 51 - 100

Perubahan kimia

darah tapi tidak

terdeteksi

Berbau

Luka pada

Beberapa

spesies

tumbuhan

Luka pada

Beberapa

spesies

tumbuhan

Terjadi penurunan pada

jarak pandang

Tidak Sehat101 -

199

Peningkatan pada

kardiovaskular

pada perokok

yang sakit

jantung

Bau dan

kehilangan

warna.

Peningkatan

reaktivitas

pembuluh

tenggorokan

pada penderita

asma

Penurunan

kemampuan

pada atlit yang

berlatih keras

Bau,

Meningkatnya

kerusakan

tanaman

Jarak pandang turun dan

terjadi pengotoran debu

di mana-mana

Sangat Tidak Sehat 200-299

Meningkatnya

kardiovaskular

pada orang bukan

perokok yang

berpenyakit

Jantung, dan

akan tampak

beberapa

kelemahan yang

terlihat secara

nyata

Meningkatnya

sensitivitas

pasien yang

berpenyakit

asma dan

bronchitis

Olah raga

ringan

mengakibatkan

pengaruh

parnafasan pada

pasien yang

berpenyaklt

paru-paru kronis

Meningkatnya

sensitivitas

pada pasien

berpenyakit

asma dan

bronchitis

Meningkatnya

sensitivitas pada pasien

berpenyakit asma dan

bronchitis

Berbahaya300 -

lebihTingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

Sumber: Bapedal [1]

84

Page 17: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Pencemar Sumber Keterangan

Karbon monoksida (CO)Buangan kendaraan bermotor; beberapa

proses industriStandar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)

Sulfur dioksida (S02) Panas dan fasilitas pembangkit listrik Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)

Partikulat MatterBuangan kendaraan bermotor; beberapa

proses industri

Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun;

150 ug/m3

Nitrogen dioksida (N02)Buangan kendaraan bermotor; panas

dan fasilitas

Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm)

selama 1 jam

Ozon (03) Terbentuk di atmosfirStandar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm)

selama 1 jam

Sumber: Bapedal [2]

Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan

oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun

mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori

baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada

tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun)

dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3].

Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan

tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi

darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru

pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat

menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.

85

Page 18: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Pompa vakum

Impinger

Flowmeter

Ppet

Gelas ukur

Gelas beaker

Tabung reaksi

Timbangan analitik

Spektrofotometer

2. Bahan

Hgl2

Kl

NH3

Absorbant SO2

Aquadest

Asam sulfat opekat (H2SO4 Conc)

Natrium hidroksida (NaOH)

Ammonuium chloride (NH4Cl)

1. Prosedur Kerja

1. Reagen

Larutan absorban NH3 (0,005 N H2SO4)

a. Pipet 13 mL larutan H2SO4 conc (Sg. 1,84) dilarutkan dengan

aquadest dalam labu volumetrik 1000 mL.

86

Page 19: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

b. Pipet 10 mL larutan (a) dilarutkan dengan aquadest dalam labu

volumetrik 1000 mL.

Larutan Nessler

a. Timbang 13 gr potasium iodida (KI) dijadikan 25 mL dengan

aquadest.

b. Tambah larutan jenuh HgCl2 dingin sambill diaduk, biarkan

beberapa menit.

c. Saring, tambah potasium hidroksida (55 gr KOH) dalam 150 ml

aquadest, biarkan beberapa lama hingga karbonat mengendap

sampai 1 malam

d. Encerkan menjadi 250 mL, aduk dan tambahkan larutan jenuh

HgCl2 tetes demi tetes sambil diaduk.

Larutan standar amoniak (NH3)

a. Timbang 3.1471 gr NH4Cl dengan aquadest dalam labu ukur

metric 1000 mL.

b. Pipet 1 mL larutan (a) dijadikan 1000 mL dalam labu ukur

volumetrik (larutan ini mengandung 10 mg NH3/mL).

3. Pengambilan Contoh Udara

Ambil 10 ml larutan absorbant diisi pada milgent impinger.

Hubungkan milgent impinger dengan vacum pump.

Atur flow meter dengan kecepatan 20 l/menit,

Lama sampling 30 menit.

4. Analisa Sampel

Cek pH larutan sampel agar 7,4 dengan penambahan asam

(H2SO4) dan basa (NaOH).

Pipet larutan sampel 10 ml, masukkan dalam tabung reaksi.

Siapkan larutan standar.

87

Page 20: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

a. Sediakan 4 buah tabung reaksi isi masing-masing tabung

dengan 0 (sebagai blanko) serta 1, 3, dan 5 ml (sebagai

standar).

b. Masing-masing tabung dijadikan 10 ml volume dan

absorbennya.

Semua tabung reaksi, baik blanko, standar dan sampel

ditambahkan dengan 0,5 ml larutan Nessler.

Tabung reaksi ditutup, kocok, dan simpan pada tempat gelap

selama 20 menit.

Baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 460 nm.

5. Perhitungan

Hasil analisis Vsampel T2

ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---

Flowrate x waktu Vanalisis T1

88

Page 21: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara luar ruangan balai K3 Makassar

diperoleh hasil sebagai berikut:

Standar 1 = 0,006

Standar 3 = 0,018

Standar 5 = 0,022

Sampel = 0,017

Perhitungan

Hasil analisis Vsampel T2

ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---

Flowrate x waktu Vanalisis T1

Diketahui : T2 = 30ᵒC + 273 K = 300 K

T1 = 298 K

Flowrate = 2 L/menit

Waktu = 30 menit

1 ml ≈ 10 µg

2 ml ≈ 20 µg

Penyelesaian:

ppm= 20 µg

2L

menitx30 menit

x10 ml10 ml

+ 303 K298 K

ppm=20 µg60 L

x1 x1,02

= 0,34 µg/L x 1000

= 339,99

= 340 mg/m3

89

Page 22: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

B. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara

luar ruangan balai K3 Makassar diperoleh hasil perhitungan sebesar 340 mg/m3.

Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut lebih dari nilai ambang batas (NAB)

tentang batas aman kadar NH3 di udara yaitu sebesar 17 mg/m3. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil pengukuran meyatakan bahwa kadar NH3 luar ruangan balai K3

melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan.

90

Page 23: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara luar ruangan balai K3 Makassar

diperoleh hasil perhitungan sebesar 340 mg/m3. Hal ini menunjukkan bahwa

angka tersebut lebih dari nilai ambang batas (NAB) tentang batas aman kadar

NH3 di udara yaitu sebesar 17 mg/m3.

B. Saran

Pelayanan terhadap mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas

Haluoleo selama pelaksanaan praktikum sudah baik, hanya perlu dipertahankan

dan lebih ditingkatkan lagi dalam rangka optimalisasi pelayanan terhadap

masyarakat yang lebih luas dan untuk mengembangkan sumber daya manusia

yang lebih berkualitas.

91

Page 24: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org (Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)

http://keslingmks.wordpress.com(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)

http://www.pdpersi.co.id(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)

http://dimasmis.blogspot.com(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)

http://www.himapa.web.id(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)

http://www.suarapembaruan.com(Dikutip pada Tanggal 26 November 2009)

http://one.indoskripsi.com(Dikutip pada Tanggal 13 Januari 2011)

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Presentasi Data ISPU - Januari 2002 hingga Desembar 2002.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 2002, Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang.

92

Page 25: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam

lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau

oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut

polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat

menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida

dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih

tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila: (1) Jumlahnya melebihi

jumlah normal; (2) Berada pada waktu yang tidak tepat; (3) Berada pada

tempat yang tidak tepat.

Udara merupakan campuran berbagai macam gas dan partikel yang

menyelimuti bumi. Manusia tidak akan bisa hidup di ruangan yang tidak

memliki udara. Manusia juga tidak akan bisa hidup di dalam ruangan

walaupun ruangan tersebut berisi udara jika komposisi penyusun udaranya

tidak tepat atau ada bahan berbahaya yang terlarut di dalam udara. Saat ini

kehidupan manusia ditopang oleh komposisi udara yang terdiri dari nitrogen

(N2) sebesar 78,8% (volume udara kering), Oksigen (O2) 20,94%, Argon

(Ar) 0,93%, Karbon Dioksida (CO2) 0,03%, serta Neon (Ne) dan uap air

(H2O) sebesar 0,02%. Selain gas-gas tersebut yang keberadaannya ditopang

secara alamiah oleh alam, ada juga berbagai gas dan partikel yang dihasilkan

oleh aktivitas manusia dan alam.

93

Page 26: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Keadaan normal ini akan terganggu jika ada bahan lain yang dimasukkan

ke dalam udara atau adanya perubahan komposisi penyusun udara secara

drastis. Jika keadaan tersebut terjadi maka dapat dikatakan telah terjadi

pencemaran udara. Dalam Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Nomor 2 tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

disebutkan bahwa definisi pencemaran udara adalah masuknya atau

dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien

oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambien tidak dapat memenuhi

fungsinya. Sebenarnya penyebab terjadinya tidak hanya kegiatan manusia.

Alam juga dapat ikut andil menimbulkan pencemaran udara saat aktivitasnya

mengganggu komposisi penyusun udara dalam keadaan normal sehingga

mengganggu stabilitas penyusun ekologis. Sebagai contoh adalah kejadian

gunung meletus yang mengakibatkan matinya vegetasi disekitar gunung akibat

produksi berlebihan gas belerang dan metana oleh aktivitas vulkanis gunung

berapi. Akan tetapi, aktivitas manusia memang perlu mendapat perhatian lebih

jika melihat kondisi lingkungan saat ini.

Aktivitas manusia selalu ditujukan pada terwujudnya peningkatan

kualitas hidup mereka. Hanya saja yang patut disayangkan seringkali manusia

tidak memperhatikan dampak lingkungan yang diakibatkan aktivitasnya.

Akibat dari lemahnya pertimbangan dampak lingkungan di antaranya adalah

polusi udara. Di alam ini banyak sekali zat pencemar udara, baik itu bahan

biologis, fisik, dan kimiawi. Bahan biologis dikhawatirkan membawa efek

bahaya bagi manusia karena sifat patogennya. Bahan fisik disebut berbahaya

karena bisa menimbulkan kerusakan fisiologis tubuh. Misalnya, berkurangnya

pendengaran manusia akibat bising. Sementara itu, bahan kimia dikhawatirkan

menimbulkan efek negatif karena sifat toksiknya. Sifat toksik dari bahan kimia

ini seringkali tidak menimbulkan sign dan symptom. Rata-rata akibat yang

ditimbulkan bersifat kronis. Oleh karena itu, penelitian terhadap sifat toksik

bahan kimia harus terus dilakukan mengingat kehidupan manusia tidak bisa

lepas dari bahan kimia.

94

Page 27: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menguji kadar sulfur dioksida

(SO2) di udara dengan memakai metode Pararosanilin menggunakan alat

spektrofotometer.

C. Prinsip Dasar Percobaan

SO2 di udara diserap oleh larutan Potassium atau Sodium Tetra Chloro

Mercurate (TCM) akan membentuk senyawa kompleks Dochloro Sulfit Merkurat.

Senyawa kompleks yang terbentuk ini tahan terhadap oksidasi oleh oksigen.

Selanjutnya ini direaksikan dengan asam untuk menghancurkan nitrit yang

terbentuk dari Oksida nitrogen. Kemudian direaksikan dengan Pararosanilin dan

Formaldehyde yang akan membentuk senyawa kompleks Pararosanilin Methyl

Sulfonat yang berwarna merah ungu, warna yang terjadi diukur dengan

spektrofotometer dengan panjang gelombang 560 nm.

95

Page 28: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu parameter pencemar udara adalah sulfur dioksida. Berikut

bahasan mengenai zat pencemar SO2.

A. Sifat fisika dan kimia

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen

sulfur untuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur

trioksida (SO3), dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida

mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara,

sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.

Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan

kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi

oleh jumlah oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah

besar. Jumlah SO3 yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.

Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi

sebagai berikut :

S + O2 < --------- > SO2

2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3

SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air

sangat rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam

jumlah cukup, SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam

sulfat (H2SO4 ) dengan reaksi sebagai berikut :

SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4

Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4

Tetapi jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari

emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari

mekanisme lainnya.

Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3

(Kemudian menjadi H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2

96

Page 29: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah

air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah

bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari atau

kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin

dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.

B. Sumber dan distribusi

Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil

kegiatan manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan

manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari

sumber-sumber alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida.

Masalah yang ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah

ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal

distribusinya yang tidak merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.

Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya lebih tersebar

merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber

pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan

sebagainya Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti

pemurnian petroleum, industri asam sulfat, industri peleburan baja dan

sebagainya.

Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan

Sox. Hal ini disebabkan adanya elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida

misalnya tembaga ( CUFeS2 dan CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal

(PbS). Kebanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara

untuk mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur

merupakan kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih

mudah untuk menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya

dari produk logam akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai

produk samping dalam industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

97

Page 30: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

C. Dampak Terhadap Kesehatan

Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,

kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama

polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar

5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada

kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama

terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem

pernafasan kadiovaskular.

Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak

dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang

berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :

Konsentrasi ( ppm) Pengaruh

3 – 5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya

8 – 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi

tenggorokan

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk

20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi

dalam waktu lama

50 – 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat

(30 menit)

400 – 500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

98

Page 31: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

D. Pengendalian

Beberapa tindakan pendendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Pencegahan Sumber Bergerak

a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap berfungsi baik

b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala

c. Memasang filter pada knalpot

d. Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.

2. Sumber Tidak Bergerak

a. Memasang scruber pada cerobong asap.

b. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara

berkala.

c. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar Sulfur

rendah.

d. Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.

3. Pencegahan pada Manusia

Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu

(365mg/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka

untuk mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya :

a. Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.

b. Mengurangi aktifitas diluar rumah.

99

Page 32: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Pompa vakum

Impinger

Flowmeter

Pipet

Gelas ukur

Gelas beaker

Tabung reaksi

Timbangan analitik

Spektrofotometer

2. Bahan

Sodium tetrachloromercurate

Mercury chloride

Sodium chloride

Asam sulfamat

Asam klorida

Aquadest

Sodium metabisulfit

Formaldehyde 35%

B. Prosedur Kerja

1. Reagensia

Larutan absorban SO2

Timbang 27,2 gram HgCl2 dan 11,7 gram NaCl dijadikan 1 liter

dengan aquadest.

Larutan pararosanilin 0,04%

100

Page 33: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

a. Timbang 0,2 gram pararosanilin hydrocloride dijadikan 100 ml

aquadest.

b. Pipet 20 ml larutan (a) tambah 6 ml HCl Conc dibiarkan 5 menit

kemudian dijadikan 100 ml dengan aquadest.

Formaldehyda 0,2% (HCHO) 35%

Pipet 1,2 ml formaldehyda 35% dilarutkan dalam 250 ml aquadest

Larutan standar sulfit

a. Timbang ,64 gram Na2S2O5 dijadikan 1 liter dengan aquadest.

b. Pipet larutan (a) 1 ml dijadikan 100 ml larutan, larutan absorban

mengandung 1,5 ml SO2/ml.

2. Pengambilan Sampel

Pipet 10 ml larutan absorban dimasukkand alam midget impinger.

Hubungkan midget impu=inger dengna pompa vakum.

Hidupkan pompa dan atur flowmeter supaya 2 l/menit.

Lama sampling minimum 30 menit.

3. Analisa Sampel

Apabila larutan sampel terdapat endapan maka harus disaring atau

disentrifus terlebih dahulu.

Cek volume larutan sampel sehingga 10 ml dengan penambahan

larutan absorben.

Siapkan larutan standar yang mengandung 0, 1, 2, 3, dan 4 ml SO2.

Sediakan 4 buah tabung reaksi diisi dengan larutan standar yang

mengandung seperti tersebut di atas.

Jadikan masing-masing tabung menjadi 10 ml dengan larutan

absorban.

Pipet sejumlah larutan sampel, masukkan dalam tabung reaksi.

Semua tabung baik berisi larutan standar maupun berisi sampel

ditambah 0,5 ml larutan 0,05% pararosanilin hydrochloridide dan

0,5 ml larutan formaldehyde 0,2%.

101

Page 34: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Tutup masing-masing tabung dan kocok, simpan di tempat yang

geglap lebih kurang 20 menit.

Baca pada spectrofotometer dengan panajang gelombang 560 nm.

4. Perhitungan

Hasil analisis Vsampel T2

ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---

Flowrate x waktu Vanalisis T1

102

Page 35: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil pengukuran kadar SO2 di udara luar ruangan balai K3 Makassar

diperoleh hasil sebagai berikut:

Standar 1 = 0,058

Standar 2 = 0,075

Standar 3 = 0,314

Standar 4 = 0,403

Sampel = 0,065

103

Page 36: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

Perhitungan

Hasil analisis Vsampel T2

ppm NH3 = --------------------- x ----------- x ---

Flowrate x waktu Vanalisis T1

Diketahui : T2 = 30ᵒC + 273 K = 300 K

T1 = 298 K

Flowrate = 2 L/menit

Waktu = 30 menit

Penyelesaian:

ppm=

0,0650,058

x1 ml x1,5 µl /ml

2L

menitx 30 menit

x10 ml10 ml

+303 K298 K

ppm=1,2 x1ml x 1,5 ml/ml60 L

x1 x1,02

= 0,028 µL/L x 1,02

= 28,56 mg/m3

B. Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran kadar NH3 di udara

luar ruangan balai K3 Makassar diperoleh hasil perhitungan sebesar 28,56 mg/m3.

Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut tidak melebihi nilai ambang batas

(NAB) tentang batas aman kadar SO2 di udara yaitu sebesar 360 mg/m3. Oleh

karena itu, berdasarkan hasil pengukuran meyatakan bahwa kadar SO2 luar

ruangan balai K3 tidak melebihi niali ambang batas yang ditetapkan.

104

Page 37: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengukuran kadar SO2 di udara luar ruangan balai K3

Makassar diperoleh hasil perhitungan sebesar 28,56 mg/m3. Hal ini

menunjukkan bahwa angka tersebut tidak melebihi nilai ambang batas (NAB)

tentang batas aman kadar NH3 di udara yaitu sebesar 360 mg/m3.

B. Saran

Pelayanan terhadap mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas

Haluoleo selama pelaksanaan praktikum sudah baik, hanya perlu

dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi dalam rangka optimalisasi

pelayanan terhadap masyarakat yang lebih luas dan untuk mengembangkan

sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

105

Page 38: LAPORAN PENGUKURAN GAS - Isi

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta.

106